pembanngunan kawasan tepi air sungai cikapundung

16
PEMBANGUNAN KAWASAN TEPI AIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Kaum Marginal di Sepanjang Sungai Cikapundung Ryani Gunawan 25209001, Siti Aisyah Rahman 25209019, Komang Tria Prabawati 25209023 Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Sungai Cikapundung yang pernah menjadi urat kehidupan kota Bandung saat ini kondisinya telah berada di titik nadir. Pencemaran lingkungan terjadi dari hulu hingga ke hilirnya. Proyek ini adalah suatu gagasan baru untuk merehabilitasi KTAS Cikapundung dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, terutama bagi kaum marginal di tepi Sungai Cikapundung. Key words : Cikapundung, pencemaran lingkungan, rehabilitasi, kaum marginal FENOMENA KAWASAN TEPI AIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Pembangunan bantaran sungai yang mempersempit sungai Permukiman padat yang didominasi squatters Kualitas sungai yang semakin menurun karena pencemaran PERMASALAHAN Berdasarkan fenomena yang terjadi dapat disimpulkan permasalahan yang dihadapi KTAS Cikapundung: Daya tampung sungai yang menurun menyebabkan banjir dimusim hujan Kondisi permukiman yang padat dan kumuh, prasarana dan sarana tidak tertata dan tidak memadai Pembuangan limbah padat maupun cair ke badan air dan bantaran sungai di berbagai ruas sungai mencemari air dan menghambat aliran sungai Orientasi terhadap sungai masih menjadikan river back Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah akan kebersihan lingkungan OBJEKTIFITAS FENOMENA CIKAPUNDUNG PERMASALAHAN Karakteristik Cikapundung Fisik Non Fisik KONSEP & STRATEGI PENGEMBANGAN KTAS CIKAPUNDUNG : Rehabilitasi KTAS Cikapundung Meningkatkan kualitas sosial-ekonomi masyarakat marginal KTAS Cikapundung objektif Diagram 01. Objektifitas Proyek

Upload: komang-tria

Post on 19-Jun-2015

1.319 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

PEMBANGUNAN KAWASAN TEPI AIR SUNGAI

CIKAPUNDUNGDalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Kaum Marginal

di Sepanjang Sungai Cikapundung

Ryani Gunawan 25209001, Siti Aisyah Rahman 25209019, Komang Tria

Prabawati 25209023

Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Sungai Cikapundung yang pernah menjadi urat kehidupan kota Bandungsaat ini kondisinya telah berada di titik nadir. Pencemaran lingkunganterjadi dari hulu hingga ke hilirnya. Proyek ini adalah suatu gagasan baruuntuk merehabilitasi KTAS Cikapundung dengan menitikberatkan padapemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,terutama bagi kaum marginal di tepi Sungai Cikapundung.

Key words : Cikapundung, pencemaran lingkungan, rehabilitasi,kaum marginal

FENOMENA KAWASAN TEPI AIR SUNGAI

CIKAPUNDUNG

Pembangunan bantaran sungai yang mempersempit sungai

Permukiman padat yang didominasi squatters

Kualitas sungai yang semakin menurun karena pencemaran

PERMASALAHAN

Berdasarkan fenomena yang terjadi dapat disimpulkan permasalahan

yang dihadapi KTAS Cikapundung:

Daya tampung sungai yang menurun menyebabkan banjir

dimusim hujan

Kondisi permukiman yang padat dan kumuh, prasarana dan

sarana tidak tertata dan tidak memadai

Pembuangan limbah padat maupun cair ke badan air dan

bantaran sungai di berbagai ruas sungai mencemari air dan

menghambat aliran sungai

Orientasi terhadap sungai masih menjadikan river back

Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah akan kebersihan

lingkungan

OBJEKTIFITAS

CN Fisik

Non Fisik

FENOMENA

IKAPUNDUNG

PERMASALAHA

KarakteristikCikapundung

g

f

KONSEP & STRATEGI PENGEMBANGAN

KTAS CIKAPUNDUNG :

Rehabilitasi KTAS Cikapundung

Meningkatkan kualitas sosial-ekonomi

masyarakat marginal KTAS Cikapundun

objekti

Diagram 01. Objektifitas Proyek

Page 2: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

ANALISIS TAPAK

LEGENDA

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Perumahan Informal

Perumahan Formal

Komersial perdagangan

Pendidikan

U

Lokasi pengembangan dibatasi oleh Jalan

Siliwangi dan Pajajaran. Kondisi topografi

sungai tertinggi berada pada titik Jalan

Siliwangi dan menurun sampai ahirnya datar

pada titik Jalan Pajajaran.

Masyarakat di daerah Jalan Siliwangi

memanfaatkan sungai sebagai mata

pencaharian untuk mencari ikan (keramba),

selain dari pada itu, masyarakat sekitar

hanya memanfaatkan sungai sebagai

pembuangan limbah rumah tangga

Sungai diapit oleh sebagian besar

permukiman informal dan sebagian kecil

permukiman formal

Aksesbilitas Cikapundung sangat sulit,

dikarenakan padatnya permukiman kawasan

sungai, dan tidak terdapat jalan sekunder

atupun lingkungan yang dapat difungsikan

sebagai mitigasi bencana.

Jasa

Industri

Fasilitas kesehatan

Page 3: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

CIWALK

STRENGTH OPPORTUNITY

Berpotensi menjadi area pariwisata. Berpotensi menjadi jalur transportasi. Dapat menjadi area Ruang Terbuka Hijau

di daerah bantaran sungai. Lokasi yang strategis. Adanya perangkat hukum yang

mendukung baik dalam pemanfaatanlahan maupun pelestarian kawasan

Menormalisasikan sungai Cikapundung. Pariwisata sungai. Meningkatkan kualitas kaum marginal di

sepanjang sungai Meningkatkan sense of belonging terhadap

sungai Cikapundung. Memanfaatkan limbah padat (tinja) dari

rumah-rumah untuk menjadi sumber biogas.

WEAKNESS THREAT Pencemaran sungai dari limbah rumah

tangga Pembangunan pada bantaran sungai Pendangkalan sungai. Tidak terdapat jalur evakuasi bencana

Budaya masyarakat yang terbiasamembuang langsung limbah domestik, airkotor dan sampah ke sungai.

Budaya masyarakat yang terbiasa tinggal dilanded houses.

Masyarakat tidak terbiasa menggunakanbiogas dari tinja manusia.

RTRW Kawasan Cikapundung

Legenda sesuai warna

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Perumahan Informal

Komersial perdagangan

Pendidikan

Jasa

Industri

Fasilitas kesehatan

Pemerintahan

U

Page 4: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Model Penataan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

REHABILITASI kawasan dengan memperbaiki sungai dan

lingkungan sekitar agar dapat berfungsi kembali sebagaimana

mestinya. Menjaga/melindungi KTAS Cikapundung dari

pencemaran.

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN FINANSIAL

MASYARAKAT dengan membuka lapangan pekerjaan

baru, meningkatkan aktivitas komersial, membangun sarana

infrastruktur yang menunjang aktivitas ekonomi masyarakat.

PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

dengan perbaikan permukiman yang dilakukan dengan

pemberdayaan masyarakat lokal dengan harapan masyarakat

mendapatkan keahlian, pendapatan yang lebih baik. Selain

itu masyarakat diberikan pendidikan/pelatihan dalam

kelompok masyarakat yang berhubungan dengan

pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan limbah.

TahP

I

N

I

PE

SosialisasiMasyarakat,

apan Perencanaanembangunan

Pembiayaan, RehabilitasiSungai, Pengadaan Lahan,

Relokasi, PengadaanPerumahan

EKONOM

Masyarakat yang

Mandiri Secara

Finansial

PERANCANGAN

PELAKSANAA

EKOLOG

SOSIAL-BUDAYA

SUSTAINABLE

DEVELOPMENT

RehabilitasiKawasan

Cikapundung

Peningkatan

Kualitas Hidup

Masyarakat

STRATEGI

MBANGUNAN

KTAS

Diagram 02. Konsep Perencanaan dan Perancangan

Page 5: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

TAHAPAN PERANCANGAN

1. Sosialisasi kepada Masyarakat

Dengan berdasar kepada pemikiran Pengelolaan Sumber Daya

Alam yang berkelanjutan, menurut US-Aid dan ESP

(Environmental Service Program) dapat berjalan dengan efektif

bila masyarakat sebagai “stakeholders” dilibatkan penuh, karena

merekalah yang sangat berkepentingan akan kelangsungan

kehidupan KTAS. Sosialisasi ini juga akan membantu perencana

dalam menampung aspirasi masyarakat terhadap perubahan

lingkungan mereka, lebih jauh, sosialisasi ini dapat:

Menjadi dasar perubahan perilaku melalui sekolah lapangan,

untuk menguatkan transfer of knowledge;

Penguatan lembaga masyarakat yang telah ada dengan

membentuk jaringan komunikasi melalui community

organisation;

Mendukung pengembangan pembiayaan dan sumber-sumber

potensial lainnya sebagai manifestasi dari social capital dan

kemampuan masyarakat mandiri;

Adapun Tahapan Sosialisasi ini adalah:

Urun rembuk dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk

menyebarluaskan usulan konsep perencanaan dan kebijakan

pemerintah, diharapkan dari para tokoh masyarakat setempat

partisipasi mereka untuk turut serta mengkampanyekan

gerakan ini,

Membuka depot ide dengan pendampingan dari LSM atau

mengikutsertakan mahasiswa dari institusi terkait

Sharing dan brainstorming ide pengembangan dengan analisis

lengkap terhadap keuntungan dan kerugian yang mungkin

timbul dari proyek ini,

Mengumumkan rencana aksi yang telah disetujui bersama

Pelaksanaan proyek dan kemajuannya dilaporkan secara

transparan, sehingga pelibatan masyarakat untuk turut serta

dalam pelakasanaan dan pengawasan proyek ini dapat

membangun rasa memiliki masyarakat terhadap lingkungannya

2. Tahapan Perencanaan Pembangunan

Usulan pelaksananaan proyek dibagi atas 3 fase (diagram tahapan

proyek terlampir), dengan pertimbangan:

Arah aliran air dari hulu ke hilir, sehingga penjernihan

dilakukan di batas hulu proyek (Jl.Siliwangi) yang

dialokasikan di Tahap I,

Keterbatasan dana yang harus diantisipasi, sehingga proyek ini

dirancang untuk dapat berkembang di tahap berikutnya dengan

pembiayaan berantai (chain financing project) dari tahap

proyek sebelumnya,

Diperlukan adanya pilot project yang dapat menjadi sarana

evaluasi proyek, dan sebagai alat kampanye gerakan ini kepada

masyarakat secara lebih luas,

Karakteristik kawasan yang lebih banyak multifungsi atau mix-

use, pembagian ini akan meringankan tiap fase untuk

dilaksanakan.

Page 6: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

TAHAPAN PELAKSANAAN

2

3

K

SUNGAI CIKAPUNDUNG

U

TAHAP I: Indikasi Kesuksesan terhadap Proses Perancangan

Rancangan Unggulan:

Rehabilitasi Air Sungai Cikapundung dengan Nanoteknologi,

Daya tarik pariwisata Kebun Binatang sebagai pusat pengembangan wisata alam,

Rancangan Pendukung:

Penataan permukiman

Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan usaha kerambah ikan

Hasil yang diharapkan:

Air sungai menjadi bersih dan sehat

Income bertambah dari pariwisata, transportasi, pajak dan sektor informal lain

TAHAP II: Kelanjutan Proyek untuk Peningkatan Hidup Kaum Marginal

Rancangan Unggulan:

Penataan permukiman berkontur yang secara efektif memanfaatkan potensi lingkungan

Penataan PKL dan sarana penyedia jasa lain sebagai sumber peningkatan pendapatan

masyarakat setempat

Rancangan Pendukung:

Open space, selain menjadi RTH dan titik aktivitas komunitas setempat juga menjadi simpul

bagi perpindahan moda seperti Stasiun Kereta Gantung dan Dermaga,

Kombinasi Talud Ekologi dan Talud Struktural serta Pembenahan Jaringan Utilitas

Hasil yang diharapkan:

Lingkungan permukiman menjadi sehat dan bersih

Income bertambah dari pariwisata, transportasi, pajak dan sektor informal lain

TAHAP III: Kelanjutan Proyek untuk Peningkatan Kualitas dan Kenyamanan Hunian

Rancangan Unggulan:

Pengadaan Rusun dan RTH, Fasum dan Fasos

Rancangan Pendukung:

Perbaikan sarana utilitas permukiman

Proyek penanaman pohon di RTH

Hasil yang diharapkan:

Permukiman tertata dengan rapi

Ruang Terbuka Hijau sebagai resapan dan paru-paru kota

TAHAP 1

TAHAP

TAHAP

JALAN LAYANG

CIWAL

Page 7: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

REHABILITASI SUNGAI

Untuk menghidupkan kembali fungsi sungai dan merehabilitasi

lingkungan di KTAS Cikapundung, tahapan pelaksanaannya adalah:

1. Menjernihkan Air Sungai dengan Metode Nanoteknologi,

Metode yang sangat murah dan hanya membutuhkan waktu

seminggu untuk menjernihkan air, bahan utama Titanium

Dioksida (TiO2) banyak tersedia di Indonesia dengan harga

miring sebagai material fotokatalis dan dengan bantuan sinar

matahari dekomposisi limbah dapat berlangsung secara sempurna

dan membebaskan air dari polutan organik. Metode ini telah

dikembangkan dan dibuktikan oleh Teknik Fisika – ITB.

(Abdullah, 2009).

2. Pengerukan Sungai

Sedimentasi yang membuat sungai menjadi dangkal perlu

dikeruk. Pengerukan juga akan mendukung upaya pengembangan

transportasi air. Dengan pengerukan pula, usaha kerambah ikan

yang menjadi mata pencaharian sebagian penduduk di KTAS

dapat lebih berkembang, produksi ikan dapat lebih terjamin

kualitas dan kuantitasnya.

3. Membuat Talud Struktural dan Talud Ekologikal

Talud Struktural

Dibuat di titik-titik rawan banjir sepanjang KTAS Cikapundung

seperti di RT.6 RW.18, Kel.Tamansari Kec. Bandung Wetan

pada Maret 2009 lalu (Pikiran Rakyat, 2009). Talud ini selain

menjadi penahan erosi juga menjadi jalur bagi Hovercraft,

kendaraan segala medan untuk inspeksi KTAS dan pertolongan

pertama evakuasi korban banjir.

Talud Ekologikal

Upaya pencegahan erosi dengan menyebarkan lahan hijau,

antara lain menggunakan vegetasi Vetiver, yang mampu

menumbuhkan akar 1 cm setiap harinya. Jenis rumput ini tidak

memerlukan perawatan intensif, dan efektif pada kemiringan

45o, tumbuh cepat seperti jaring dan mampu menembus jauh ke

dalam tanah sehingga terbukti mampu menahan erosi

permukaan dan menstabilkan lereng/talud (US-Aid, 2009).

4. Menata Jaringan Utilitas Terpadu

Merencanakan sistem utilitas terpadu di bawah tanah dengan

akses mudah untuk pemeliharaan, melingkupi Jaringan Air

bersih, Jaringan Air Kotor/Limbah Domestik Cair Rumah

Tangga dan Komersil, Sistem Drainase Air Hujan dan Air

Tampungan lain, Pengolahan Sampah, Listrik dan

Telekomunikasi.

Istimewa untuk Jalur Gas. Disposal padat Rumah Tangga dan

komersil (tinja), dialirkan khusus dengan memanfaatkan

gravitasi ke reaktor-reaktor biogas pada simpul-simpul yang

telah ditentukan untuk kemudian digunakan oleh sektor

komersial (terutama PKL yang telah direlokasi) sepanjang

KTAS.

5. Membuat Jalan Inspeksi KTAS

Selain untuk jalur inspeksi KTAS dan akses ke permukiman, jalur

ini juga dapat digunakan sebagai jalur alternatif yang membantu

mengatasi masalah kemacetan di sekitar Jl.Cihampelas dan Jl.

Tamansari. Manfaat lain yang tak kalah pentingnya, jalur ini

adalah lintasan utama pemadam kebakaran dan evakuasi

penduduk bila terjadi kebakaran yang tak terduga.

Page 8: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

STRATEGI PEMBIAYAAN

Strategi pembiayaan merupakan issue yang sangat penting untuk

direncanakan pada awal perencanaan. Strategi pembiayaan akan

menentukan konsep perancangan maupun pelaksanaan

pembangunan. Selain itu konsep keterjangkauan untuk perumahan

bagi kaum marginal juga erat kaitannya dengan strategi pembiayaan.

1. Strategi Alokasi Biaya Proyek

MBIA

PEMBANGUNANTAHAP I

2. Strategi Pembiay

Mekanisme Pembiayaan Perumahan

Sumber dana didapat dari Pemerintah, NGO, Investor dan tabungan

mandiri masyarakat. Tabungan ini didapat melalui pemotongan upah

pekerja pada proyek Cikapundung dengan besar potongan untuk

tabungan sebesar 20-30 % dari pendapatan.

a

Diagram 04 Strategi P

Permukiman

a

e

Pariwisat

Infrastruktur

RehabilitasiSungai

an Pengadaan Perumah

mbiayaan

Income

PEMBANGUNANTAHAP II

PEMBANGUNANTAHAP III

h

Diagram 0.3StrategiAlokasi Biaya Proyek

an

Diagr

STRATEGIINIMALISASI

YA PERUMAHAN

Membangunrumah secara

kolektif

am 06. Meka

Tenaga kerjamasyarakat

sekitar

Pemanfaatanteknologi lokal

Diagram 05. Keterjangkauan

SUMBERDANA

Pemerinta

Masyarakat

n

Investor

nisme Pembia

bantuan

Tabungan Mandiri30%

Pnjama

PEMBIAYAAN

Keterjangkauan

Mekanisme Pembiayaan

Income

yaan Perumahan

Page 9: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

PENGADAAN LAHAN

Perkembangan kota dengan segala fasilitasnya menyebabkan

semakin derasnya arus urbanisasi dan pembangunan, sedangkan di

sisi lain lahan jumlah lahan Kota Bandung tidak mengalami

penambahan. Dalam hal ini sudah jelas kaum marginal akan semakin

tergusur pada daerah pinggiran dan melakukan pembangunan pada

lahan yang tidak seharusnya dibangun.

Kepemilikan lahan yang diperoleh akibat penghunian yang terus-

menerus (adverse possession) dimungkinkan pada daerah ini, karena

masyarakat sepanjang sungai Cikapundung telah menghuni selama

lebih dari 20 tahun.

1. Pengadaan Lahan Proyek

2. Jaminan Hak Atas Lahan

Jaminan hak milik atas lahan / land secure tenure akan

mempengaruhi senses of belonging dari masyarakat terhadap hunian

dan lingkungannya, sehingga upaya negosiasi kepemilikan lahan

menjadi sangat penting dalam upaya pemeliharaan hasil

pembangunan/maintenance.

Strategi yang diterapkan adalah sertifikat pemilikan lahan secara

kolektif yang diberikan pemerintah pada setiap kelompok

permukiman. Strategi ini diterapkan untuk mengantisispasi

permasalahan pergantian hak milik akibat transaksi jual beli, selain

itu untuk menjaga tata guna lahan kawasan pengembangan hak milik

diberikan hanya dalam bentuk hak milik sewa berjangka waktu yang

diperpanjang dalam jangka waktu tertentu.

PENGADAANLAHAN

PembebasanLahan formal

Relokasi kawasaninformal

SERTIFIKATLAHAN

SECARAKOLEKTIF

Pemutihan LahanDalam BentukHak SewaBerjangka Waktu

n

Temporer Permanen

Diagram 07. Pengadaan Lahan Proyek

MencegahPerpindahan HakMilik

Mencegah alih fungsibangunan

Diagram 08. Strategi sertifikasi laha

Page 10: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

STRATEGI PENGADAAN PERUMAHAN

Proses pemindahan permukiman

Proses pemindahan permukiman melibatkan masyarakat

untuk mengurangi kecemasan masyarakat akan kehilangan

tempat tinggalnya dan faktor lain yang menyebabkan stress

pada penghuni.

Relokasi

Relokasi dilakukan d

terhadap kelompok per

memperhatikan aspek a

pada lahan kosong

pembangunan II.

Pembangunan Permukiman

Proses pembangunan melibatkan banyak pihak sehingga

selalu dilakukan tahapan musyawarah yang dihadiri multi

pihak dalam setiap pengambilan keputusan.

Internal organisasi masyarakat ini berfungsi sebagai

perwakilan dari masyarakat pada suatu kelompok

permukiman, sehingga dalam setiap langkah selalu

memperhatikan kondisi latar belakang masyarakat demi

tercapainya peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Membentukinternal

OrganisasiMasyarakat

PelaksanaanPembangunan

PengawasanKelompok KecilBerdasarkan

Daerah

PENGHUNI

mendukung

D

PenghuniSosialisa

Peng

Diagram 09. Proses Pemindahan Permukiman

engan tidak melakukan pemisahan

mukiman yang sudah terbentuk dan

ksesbilitas. Lokasi relokasi dibangun

yang terdapat pada tahapan

PertemuanMulti Pihak

Survei SegalaAspek

Masyarakat

Evaluasi

iagram 10.Alur Relokasi

Relokasisementara

PelaksanaanPembangunan

Relokasi

si

Kawasan Awal

Kawasan Baru

Bergantung Kepadaembangan Pembangunan

Diagram 11. Proses PelaksanaanPembangunan Permukiman

Relokasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Tanggal kepindahan,organisasi transpor,mengelola prosespemberian jatah,pembongkaran rumah,dll

Page 11: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung
Page 12: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

Kereta gantung sebagai alternatifTransportasi

Open Space di Bantaran Sungai

Hovercraft sebagai kendaraan pendukung

2

TAHAP

Penataan Permukiman lama dengan view ke arah sungai danmempertimbangkan topografi lahan yang berkontur

U

Page 13: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

]

PENGADAAN RUMAH SUSUN Fokus dari pembangunan tahap 3

ini lebih ditekankan pada 2 hal, pertama kepada penyediaan rumah

susun untuk buruh pabrik kina, kost mahasiswa maupun bagi warga

setempat yang direlokasi. Kedua, penyediaan ruang terbuka hijau

sebagai resapan dan paru-paru kota di kawasan ini karena tingkat

kepadatan yang sangat tinggi.

PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU, RTH juga

difungsikan sebagai taman dan ruang bersama untuk penghuni rusun.

RTH juga dilengkapi dengan sarana olah raga seperti lapangan basket

dan jogging track.

Rusun 5-6 lantai Rusun 5-6 lantaiRusun 3 lantai

RTH

RTH

Sungai Cikapundung

Rusun 5-6 lantai

Fasos dan Fasum

Rusun 3 lantai

TAHAP 3

U

Page 14: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

KESIMPULAN

Pembelajaran yang dapat diambil dalam proyek

pembangunan kawasan tepi air sungai Cikapundung ini

adalah :

Kawasan tepi air sungai Cikapundung bukanlah masalah

bagi kota Bandung melainkan potensi yang dapat digali

Masyarakat yang menempati kawasan Cikapundung

sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan

sehingga pembentukkan kelompok internal masyarakat

sangat diperlukan dalam proses perencanaan dan

perancangan pembangunan

Untuk memanfaatkan dana yang ada pembangunan

secara bertahap merupakan sebuah strategi yang tepat,

selain itu beban pembangunan secara sosial juga dapat

terbagi-bagi

Rehabilitasi sungai

Strategi pembiayaan dan pengelolaan dana harus

memperhatikan kondisi masyarakat marginal kawasan

cikapundung sehingga tepat sasaran.

Pemberian hak milik secara kolektif dengan sistem sewa

merupakan salah satu solusi pembangunan kampung

yang berkelanjutan

Perpindahan masyarakat/relokasi harus melibatkan

masyarakat dalam segala tahapan, agar tidak

menimbulkan konflik dan tidak merusak tatanan

masyarakat semula yang sudah ada

Dalam proses pelaksanaan pembangunan diperlukan

kontribusi masing-masing pihak seperti pemerintah,

masyarakat, NGO/LSM, dan pihak investor.

Kawasan pembangunan yang terdiri dari tiga tahapan

pembangunan memiliki karakteristik yang berbeda,

sehingga memerlukan strategi masing-masing untuk

menanggulangi permasalahan yang ada.

Page 15: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung

DAFTAR PUSTAKA

http://www.penataan ruang.net/detail_b.asp?id=93

UN Habitat.2008.Perumahan bagi kaum miskin di kota-kota Asia.

Vol 1-7

US-AID, 2009. Satu Kata Sejuta Manfaat. Pedoman Rehabilitasi

DAS Skala Kecil di Indonesia. BAPPENAS

Abdullah, Mikrajuddin. 2009. Menjadikan keterbatasan sebagai

pemicu kreavititas dan inovasi dalam riset nanosains di

Indonesia.ITB

Page 16: Pembanngunan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung