pembelajaran jarak jauh berbasis web dalam …
TRANSCRIPT
1
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERBICARA BAGI SISWA KELAS XII DI AUSTRALIA
Ellis Reni Artyana
Abstrak
Pembelajaran jarak jauh BIPA dapat digunakan untuk memberi kesempatan lebih luas bagi
para siswa di Australia yang sedang mempelajari bahasa Indonesia, khususnya kelas XII.
Dengan demikian, mereka dapat melatih keterampilan berbahasa serta meningkatkan
pemahaman terhadap bahasa dan budaya di Indonesia. Akan tetapi keberadaan program
pembelajaran jarak jauh, khususnya yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan
berbicara, masih kurang. Pembelajaran jarak jauh berbasis web yang akan dipaparkan dalam
makalah ini menggunakan prinsip model pembelajaran campuran (blended learning).
Pembelajaran campuran yang dimaksud adalah penggabungan antara model pembelajaran
e-learning dengan model pembelajaran konvensional (face to face). Dalam interaksinya,
kegiatan pembelajaran e-learning ini dilakukan secara langsung (synchronous) atau tatap
muka antara siswa di Australia dan guru penutur asli yang ada di Indonesia. Materi yang
akan dipelajari telah tersedia di dalam website sehingga siswa dapat mengaksesnya
kapanpun dan di manapun. Tujuan pembelajaran jarak jauh ini adalah untuk membantu
pembelajaran keterampilan berbicara BIPA, khususnya bagi siswa kelas XII di Australia.
Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi-materi yang dipelajari siswa di sekolah,
sehingga dapat menjadi penguatan bagi pelajaran yang mereka terima sebelumnya. Selain
itu, pembelajaran jarak jauh ini memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
penutur asli bahasa Indonesia, baik dengan guru maupun dengan anggota forum diskusi
yang tersedia. Melalui pembelajaran ini, siswa-siswa di Australia juga dapat menerima
pengetahuan lintas budaya dari interaksi yang terjadi antara mereka dan penutur asli
bahasa Indonesia.
Kata kunci: pembelajaran jarak jauh, e-learning, BIPA, keterampilan berbicara
2
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Pendahuluan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah di
Australia. Bahasa ini menjadi salah satu pilihan dari beberapa bahasa lainnya yang termasuk
ke dalam mata pelajaran LOTE (Language Other Than English). Sekolah yang memilih bahasa
Indonesia sebagai bahasa asing dalam pelajaran LOTE memiliki kebijakan yang berbeda
mengenai di kelas berapa bahasa tersebut mulai diperkenalkan kepada siswa-siswanya. Bagi
sekolah tingkat menengah atas, pelajaran bahasa Indonesia akan menjadi salah satu mata
pelajaran yang akan diujikan kepada para siswa pemilihnya di masa ujian akhir.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif. Sebagai sebuah
keterampilan, kemampuan berbicara dapat dicapai dari tingginya intensitas pemakaian
bahasa yang dipelajari. Dalam konteks pembelajaran BIPA, kemampuan berbicara bahasa
Indonesia dapat dimiliki dengan cara banyak melakukan latihan, baik untuk melatih
pengucapan, penggunaan kosakata maupun tata bahasa yang tepat. Hal ini secara tidak
langsung menuntut pelaksana pembelajaran untuk dapat memberi kesempatan sebanyak-
banyaknya bagi siswa mereka agar dapat berlatih dengan baik.
Akan tetapi seringkali siswa tidak banyak memeroleh kesempatan untuk berlatih
lebih banyak. Hal tersebut bisa disebabkan oleh masih kurangnya waktu yang disediakan
untuk setiap pertemuan mata pelajaran bahasa Indonesia, atau kurangnya materi suplemen
untuk kegiatan berbicara. Di samping itu, selain di dalam kelas, siswa seringkali tidak
memiliki mitra belajar yang dapat membantunya melatih kemampuan berbicara bahasa
Indonesia.
Bagi kelas XII yang akan menghadapi ujian akhir pelajaran Bahasa Indonesia,
kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia ini akan menjadi lebih
tinggi. Untuk itulah diperlukan alternatif lain yang dapat membantu melatih keterampilan
mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran
jarak jauh dengan mitra belajar atau bahkan guru bahasa Indonesia.
Pembelajaran jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mengatasi perbedaan jarak, waktu, dan tempat dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
Karakteristik paling utama pembelajaran jarak jauh adalah pelaksanaannya dapat dilakukan
3
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
di tempat dan waktu yang berbeda. Hal inilah yang membedakan pembelajaran jarak jauh
dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan dapat
menjangkau siswa yang berada jauh dari guru atau lembaga penyelenggara tersebut.
Perkembangan dunia teknologi informatika turut memengaruhi dunia pendidikan,
khususnya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran berbasis teknologi informasi
dan komunikasi ini telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional
menjadi pola bermedia, di antaranya media komputer dengan internetnya yang kemudian
memunculkan e-learning (Munir, 2009). Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, e-learning
dapat dilakukan dengan berbasis web dan memanfaatkan fasilitas internet.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan salah satu bentuk program
pembelajaran jarak jauh bagi para siswa kelas XII di Australia. Program tersebut dirancang
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya dalam hal keterampilan
berbicara.
Pembelajaran Berbicara BIPA Kelas XII di Australia
Tentang Struktur Pelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah
di Australia. Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa pilihan dan merupakan bagian dari
mata pelajaran LOTE (Learning Other Than English). Pembelajaran bahasa asing, termasuk
bahasa Indonesia ini menekankan pada kemampuan serta keterampilan berbahasa asing
siswa-siswa di Australia. Dengan memiliki keterampilan berbahasa asing, para siswa kelak
dapat menggunakan keterampilannya tersebut dalam berbagai macam bidang yang
berkaitan dengan dunia kerja atau dunia hubungan internasional dengan bangsa-bangsa
lain.
Keempat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis, diajarkan oleh para guru sesuai dengan kurikulum yang telah disusun oleh masing-
masing negara bagian. Kurikulum tersebut diimplementasikan oleh tiap sekolah yang
mengajarkan bahasa asing kepada siswanya.
4
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Salah satu negara bagian yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing
adalah Victoria. Setiap sekolah memiliki kebijakan masing-masing mengenai di kelas berapa
bahasa Indonesia mulai diajarkan kepada siswanya. Pada jenjang pendidikan sekolah
menengah atas, bahasa Indonesia sebagai bagian dari mata pelajaran LOTE menjadi salah
satu pelajaran yang diujikan dalam ujian akhir.
Di kelas XII, Pembelajaran bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa asing lainnya,
dilakukan Selama 200 jam di dalam kelas. Pembelajaran ini terbagi menjadi empat unit,
mencakup seluruh pembelajaran empat keterampilan berbahasa. Masing-masing unit
memiliki beberapa target capaian yang harus dicapai oleh siswa melalui proses
pembelajaran di kelas. Setiap unit memiliki berdurasi selama 50 jam pelajaran. Tabel di
bawah ini memaparkan secara singkat mengenai keempat unit dan masing-masing target
capaian untuk pelajaran bahasa Indonesia yang terdapat dalam kurikulum di Victoria
(sumber: http://www.vcaa.vic.edu.au/).
Unit Outcome
1
1. On completion of this unit the student should be able to establish and
maintain a spoken or written exchange related to personal areas of
experience.
2. On completion of this unit the student should be able to listen to, read
and obtain information from spoken and written texts.
3. On completion of this unit the student should be able to produce a
personal response to a text focusing on real or imaginary experience.
2
1. On completion of this unit the student should be able to participate in a
spoken or written exchange related to making arrangements and
transactions.
2. On completion of this unit the student should be able to listen to, read
and extract and use information and ideas from spoken and written
text.
3. On completion of this unit the student should be able to give expression
to real or imaginary experience in spoken or written form.
5
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
3
1. On completion of this unit the student should be able to express ideas
through the production of original texts.
2. On completion of this unit the student should be able to analyse and
use information from spoken texts.
3. On completion of this unit the student should be able to exchange
information, opinions and experiences.
4
1. On completion of this unit the student should be able to analyse and
use information from written texts.
2. On completion of this unit the student should be able to respond
critically to spoken and written texts which reflect aspects of the
language and culture of Indonesian-speaking communities.
Selain memenuhi capaian dari setiap unit, setiap siswa yang memilih mata pelajaran
bahasa Indonesia harus mengikuti ujian VCE (Victorian Certificate of Education) yang juga
merupakan ujian akhir kelas XII. Ujian tersebut berupa ujian berbicara dan menulis. Ujian
berbicara terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berbentuk percakapan dan sesi kedua
berbentuk diskusi. Pada sesi percakapan, siswa akan ditanya oleh penguji mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan dirinya, keluarga, minat atau cita-cita. Pada sesi diksusi, siswa akan
mempresentasikan sebuah topik yang telah terlebih dahulu ia persiapkan. Siswa akan
menjelaskan tentang topik tersebut dibantu dengan media seperti gambar, foto, grafik, dll.
Selanjutnya penguji akan bertanya tentang beberapa hal yang berkaitan dengan topik
pilihan siswa. Pada sesi diskusi ini siswa diharapkan mampu memperluas penjelasannya
dengan didukung oleh argument atau opininya mengenai topik tersebut. Ujian menulis
terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama menulis tanggapan dari informasi yang disimak, sesi
kedua menulis tanggapan dari informasi yang dibaca, dan sesi ketiga adalah menulis dalam
bahasa Indonesia. Persentase jumlah perolehan nilai dari ujian berbicara dan menulis
sebesar 50%, sedangkan 50% lagi berasal dari ujian yang diselenggarakan di sekolah yang
mengacu pada capaian pada unit tiga dan empat.
6
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Sasaran capaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII adalah
peningkatan keterampilan berbahasa, khususnya berbicara dan menulis. Dua keterampilan
produktif ini menjadi fokus guru dalam proses pembelajaran di kelas. Sumber ajar diperoleh
dari buku pelajaran maupun sumber-sumber lainnya, seperti majalah, internet, acara
televisi, radio, dan sebagainya. Tema dan topik yang diajarkan kepada siswa di kelas XII
secara garis besar terbagi menjadi tiga tema besar. Tiga tema tersebut dibagi lagi menjadi
topik-topik yang lebih spesifik. Berikut adalah pembagian tema beserta topik-topik yang
termasuk di dalamnya.
Theme Topic
1. The Individual Personal world
Education and aspiration
Personal opinion and values
2. The Indonesian-
speaking
communities
Lifestyles
Visiting Indonesia
Customs and traditions
Arts and entertainment
Stories from the past
3. The changing
world
Social issues
Environmental issues
Australia and Indonesian relations
The world of work
Dengan mengacu pada pembagian topik di atas, guru menyusun materi ajar serta
merancang kegiatan pembelajaran untuk diberikan kepada para siswa. Umumnya, topik-
topik tersebut disuguhkan dalam bentuk teks. Bentuk teks yang digunakan beragam, di
antaranya berupa artikel, iklan, pengumuman, skrip wawancara, editorial. Kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia juga meliputi pengetahuan dan latihan mengenai tata
bahasa dan kosakata. Pembelajaran tata bahasa meliputi fonologi, morfologi dan sintaksis.
7
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Pengetahuan tata bahasa ini dapat disampaikan secara tersendiri maupun terintegrasi ke
dalam bentuk kegiatan membaca, menyimak, berbicara atau menulis.
Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Kelas XII
Thornbury (2005) menyebutkan bahwa secara umum keterampilan berbicara
meliputi proses penentuan gagasan, perumusan dan pengembangan gagasan, dan proses
mengujarkan (articulation) gagasan. Pada saat ketiga proses tersebut berlangsung maka
seorang penutur juga harus memiliki kemampuan untuk mengontrol proses ujarannya. Hal-
hal inilah yang perlu dikuasai oleh seseorang manakala berbicara, tak terkecuali oleh
penutur bahasa kedua.
Ketiga tahap proses berbicara tersebut harus didukung oleh pengetahuan tentang
tata bahasa, kosakata, serta pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang digunakan. Selain itu, hal
lainnya yang mesti diketahui oleh seorang penutur adalah pengetahuan mengenai genre,
wacana, pramatik, hingga pemahaman mengenai budaya dari masyarakat penutur asli
bahasa tersebut. Hal-hal tersebut akan menunjang seorang penutur dalam berinteraksi
melalui aktivitas berbicara.
Semua prasyarat untuk dapat menguasai keterampilan berbicara inilah yang juga
menjadi tujuan pengajaran bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia di Australia. Tujuan
pembelajaran bahasa asing ini adalah untuk dapat menjadikan siswa-siswa di Australia
menguasai keterampilan berbahasa Indonesia. Selain itu diharapkan para siswa memiliki
kecakapan dalam berkomunikasi didukung dengan pemahamannya terhadap budaya
Indonesia.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pelajaran bahasa Indonesia di kelas XII terdiri
atas empat unit yang di dalamnya terdapat target hasil (outcome) yang ingin dicapai. Setiap
unit memiliki penjabaran yang lebih luas mengenai target-target hasil untuk setiap
keterampilan berbahasa. Selain target hasil, masing-masing unit juga memiliki jenis-jenis
tugas atau kegiatan pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas. Masing-masing tugas
dirancang untuk menunjang tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
8
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Untuk keterampilan berbicara, tujuan atau target hasil proses belajar dicapai
melalui berbagai bentuk kegiatan pembelajaran berbicara. Dari tabel yang berisi ringkasan
mengenai target hasil dan jenis-jenis tugas tiap unit berikut ini, kita dapat melihat bentuk-
bentuk kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran berbicara di kelas XII.
Unit Outcomes Tasks
1 1. Establish and maintain a spoken or
written exchange related to
personal areas of experience.
Informal conversation or reply to
personal letter/fax/email.
2. listen to, read and obtain
information from spoken and
written texts.
a) Listen to spoken texts to obtain
information to complete notes,
charts or table in Indonesian or
English.
b) Read written texts to obtain
information to complete notes,
charts or tables in Indonesian or
English.
3. Produce a personal response to a
text focusing on real or imaginary
experience.
Oral presentation, or review, or
article.
2 1. Participate in a spoken or written
exchange related to making
arrangements and transactions.
a) Formal letter, or fax, or email.
b) Role-play .
c) Interview.
2. Listen to, read and extract and use
information and ideas from spoken
and written text.
a) Listen to spoken texts and
reorganize information and ideas
in a different text type.
b) Read to written texts and
reorganize information and ideas
9
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
in a different text type.
3. Give expression to real or
imaginary experience in spoken or
written form.
a) Journal entry.
b) Personal account.
c) Short story.
3 1. Express ideas through the
production of original texts.
A 250-word personal or imaginative
written piece.
2. Analyse and use information from
spoken texts.
A response to specific questions,
messages, or instructions, extracting
and using the information requested.
3. Exchange information, opinions
and experiences.
A three- to four-minutes role-play,
focusing and resolution of an issue.
4 1. Analyse and use information from
written texts.
A response to specific questions,
message or instructions, extracting
and using information requested.
2. Respond critically to spoken and
written texts which reflect aspects
of the language and culture of
Indonesian-speaking communities.
a) A 250-300 words informative,
persuasive, or evaluative written
response, for example report,
comparison and review.
b) A three to four minute interview
on an issue related to a texts
studied.
Dari tabel di atas kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk kegiatan berbicara di
antaranya presentasi lisan, wawancara, bermain peran (role-play), memberikan tanggapan
secara lisan mengenai topik atau isu tertentu yang disuguhkan berupa teks atau melalui
audio. Selain kegiatan-kegiatan itu masih terdapat kegiatan lain, misalnya berbentuk
percakapan dan diskusi. Dua kegiatan tersebut merupakan bentuk kegiatan berbicara yang
akan digunakan pada saat ujian akhir.
10
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Kendala-kendala yang Dihadapi
Dari laporan hasil penyelenggaraan ujian VCE pada tahun 2012, terdapat beberapa
catatan yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian para siswa
dalam menguasai keterampilan berbicara. Laporan ini mencatat terdapat beberapa
kesulitan atau kekurangan yang masih dimiliki para peserta ujian yang merupakan siswa-
siswa kelas XII. hal ini merupakan hasil pantauan dari pelaksanaan ujian lisan yang terdiri
atas dua sesi, yaitu sesi percakapan (conversation) dan sesi diskusi (discussion).
Secara umum, kebanyakan siswa menunjukan peforma yang baik pada sesi diskusi
daripada sesi percakapan. Hal ini bisa disebabkan karena siswa telah terlebih dahulu
mempersiapkan topik yang mereka pilih, didukung dengan sumber-sumber pendukung lain
serta prediks-prediksi tentang pertanyaan apa yang mungkin akan ditanyakan penguji
padanya. Akan tetapi beberapa siswa memilih topik yang terlalu spesifik dengan tidak
menyiapkan sumber-sumber pendukung. Hal ini mengakibatkan materi yang ia sampaikan
serta diskusi yang terjadi tidak cukup berkembang dan menyisakan banyak jatah durasi yang
ada. Beberapa siswa bahkan tak memilih topik yang berkaitan dengan Indonesia. Sementara
dalam study design yang berlaku disebutkan bahwa topik yang dipilih harus berkaitan
dengan Indonesia.
Justru pada sesi percakapan kebanyakan siswa tak dapat memperluas jawabannya.
Kebanyakan siswa tidak mendukung jawabannya dengan bukti-bukti yang relevan.
Ketidakmampuan memperluas jawaban ini disebabkan oleh keterbatasan kosakata yang
dimiliki oleh siswa. Siswa juga tak memiliki strategi yang memadai untuk bisa meralat atau
memperbaiki kesalahan yang ia lakukan selama berbicara dan menyampaikan gagasannya.
Pada sesi percakapan ini kebanyakan siswa juga masih kurang mampu menjawab secara
spontan, terutama pertanyaan-pertanyaan perluasan dari jawaban yang diberikan siswa
sebelumnya. pada sesi diskusi
Kesulitan yang dihadapi siswa sebagaimana yang disampaikan dalam laporan itu
mengindikasikan bahwa masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran berbicara.
Kekurangan itu bisa muncul akibat faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan, atau
11
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
berasal dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan proses kegiatan pembelajaran
keterampilan berbicara di kelas.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa misalnya yang berkaitan dengan rasa
percaya diri untuk berbicara. Selain itu ada juga kesulitan yang muncul akibat adanya
intervensi bahasa pertama manakala penutur mempelajari bahasa kedua merupakan hal-hal
yang membedakan proses penguasaan bahasa kedua dan bahasa pertama. Hal tersebut
dapat menjadi kendala bagi seseorang pada saat mempelajari bahasa kedua. Karenanya,
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahasa kedua berbeda dengan
pembelajaran bahasa pertama.
Selain faktor kepercayaan diri dan intervensi bahasa pertama, terdapat pula
beberapa faktor kendala lain yang sering dihadapi guru atau siswa dalam proses
pembelajaran bahasa asing. Faktor tersebut di antaranya adalah faktor motivasi siswa,
kurang tersedianya materi atau sumber ajar, masih kurangnya penguasaan guru terhadap
bahasa yang diajarkan, terbatasnya akses guru atau sekolah dalam memeroleh materi-
materi penunjang.
Kendala-kendala di atas cenderung lebih sering dihadapi dalam pembelajaran
bahasa asing yang diselenggarakan di luar lingkungan penutur asli bahasa sasaran. Faktor
motivasi siswa untuk mempelajari bahasa asing cenderung sulit terbangun karena tak
adanya tuntutan dari lingkungan untuk menggunakan bahasa tersebut. Guru akan lebih sulit
mencari materi-materi otentik yang dapat digunakan di kelas. Akses untuk menemukan
sumber-sumber ajar penunjang pun tidak mudah dimiliki. Selain itu, tidak semua guru
bahasa asing merupakan penutur asli bahasa tersebut, sehingga tetap saja ada pengetahuan
bahasa atau budaya yang tidak sepenuhnya dikuasai guru tersebut. Hal-hal demikian tak
jarang membuat pembelajaran bahasa asing menjadi suatu proses yang dianggap sulit,
khususnya oleh siswa.
Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia di Australia. Kendala yang
dihadapi umumnya sama. Faktor motivasi siswa menjadi kendala yang menjadi perhatian
khusus para guru. Demikian juga persoalan keterabatasan akses terhadap materi pelengkap.
Di satu sisi, guru terbantu dengan data atau sumber-sumber otentik yang diperoleh dari
12
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
internet (media sosial, media berita online, artikel, dll). Namun di sisi lain terkadang materi
otentik tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan pembelajar dalam
memahami kosakata, struktur, hingga konteks isi di dalamnya. Hal ini akan menjadi kendala
berikutnya jika guru kurang memiliki kompetensi untuk mengolah dan mengadaptasi materi
tersebut agar sesuai untuk digunakan di kelas. Hal penting lainnya yang masih sulit dipenuhi
juga adalah kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan penutur asli bahasa Indonesia.
Tidak semua guru merupakan penutur asli, sehingga guru tersebut atau guru merasa perlu
untuk menghadirkan seorang penutur asli ke dalam kelas agar siswa mereka dapat berlatih
berbicara dengan penutur tersebut.
Pembelajaran Jarak Jauh untuk Pembelajaran Berbicara BIPA Kelas XII
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web
Alokasi waktu yang digunakan di kelas tentu dapat menunjang proses siswa dalam
mempelajari dan menguasai keterampilan berbahasa Indonesia, khususnya berbicara. Selain
itu berbagai jenis kegiatan yang ditunjang oleh bahan ajar, media, dan sumber-sumber
materi lainnya bisa membantu siswa untuk meningkatkan keterampilannya tersebut. Selain
melalui kegiatan pembelajaran di kelas, salah satu kegiatan penunjang lain yang bisa
membantu siswa untuk belajar adalah dengan mengikuti program pembelajaran jarak jauh
berbasis web.
Pembelajaran jarak jauh dilakukan oleh dua pihak, yaitu guru dan siswa yang berada
di tempat berbeda. Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang menuntut
pengajar dan pembelajar untuk dapat berada di tempat dan waktu yang sama. Perbedaan
pembelajaran konvensional dan pembelajaran jarak jauh juga terletak pada bentuk interaksi
antara pengajar dan pembelajar, manajemen, teknologi, dan sebagainya (Munir, 2009).
Dengan bantuan teknologi informatika, komunikasi antara pengajar dan pembelajar dalam
pembelajaran jarak jauh terjadi secara dua arah dan dijembatani oleh media seperti
komputer, televisi, radio, telepon, internet, video dan sebagainya.
Pada umumnya tujuan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh adalah untuk
memberikan kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang karena berbagai
13
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
hambatan tidak dapat mengikuti pendidikan secara konvensional (Suciati, 2008). Tujuan
lainnya adalah untuk pemerataan kesempatan dan mengupayakan peningkatan mutu,
relevansi, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh adalah dengan mengadakan
e-learning berbasis web. Dengan menggunakan perangkat komputer dan memanfaatkan
fasilitas internet, guru dan siswa dapat terhubung satu sama lain kendati memiliki
keterbatasan berupa ruang atau tempat yang berbeda. Terdapat dua jenis kegiatan e-
learning, yaitu synchronous (langsung) dan asynchronous (tidak langsung). Pada e-learning
synchronous kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa berlangsung di
waktu yang bersamaan dan di tempat yang berbeda. Dalam kegiatan tersebut, terkadang
juga dilakukan pertemuan tatap muka (face to face) menggunakan fasilitas video call. Pada
e-learning asynchronous, guru dan siswa tidak perlu melakukan kegiatan pembelajaran di
waktu yang bersamaan. Siswa dapat mengakses sumber ajar dari situs yang disediakan dan
guru dapat memeriksa atau melakukan bimbingan kepada siswa di waktu yang berbeda.
Program pembelajaran jarak jauh berbasis web ini dapat dilaksanakan sebagai
kegiatan utama proses pendidikan atau sebagai kegiatan penunjang pembelajaran di
sekolah. Baik yang bersifat utama maupun penunjang memiliki prinsip-prinsip yang sama
dalam hal penyelenggaraannya. Terdapat beberapa prinsip pembelajaran jarak jauh, yaitu
kemandirian, keluwesan, mobilitas, dan efisiensi. Prinsip kemandirian berarti bahwa
pembelajaran jarak jauh dapat dipelajari secara mandiri (independent learning), tapi di satu
sisi dapat pula dilakukan secara berkelompok. Prinsip keluwesan maksudnya adalah pelajar
dapat fleksibel mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengakses sumber belajar serta
mengikuti ujian. Prinsip mobilitas berarti bahwa pembelajar tetap dapat mengikuti proses
pembelajaran kendati ia harus berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Selama ia masih
memiliki fasilitas internet di manapun ia berada, maka pembelajaran tetap dapat ia ikuti.
Prinsip efisiensi berarti memberdayakan berbagai macam sumber daya yang dapat
digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Melihat potensinya dalam hal mengatasi persoalan perbedaan tempat antara guru
dan siswa, pembelajaran jarak jauh memiliki prsopek yang cerah di masa yang akan datang.
14
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Prospek yang dimaksud adalah keberlangsungan pelaksanaannya yang akan semakin
menjadi tren seiring meningkatnya kebutuhan manusia dalam memeroleh pendidikan yang
berkualitas. Pembelajar saat ini dan di masa yang akan datang dapat memiliki kesempatan
yang sama dalam mengakses pendidikan yang berkualitas melalui pelaksanaan program
pembelajaran jarak jauh berbasis web.
Saat ini banyak universitas atau lembaga pendidikan yang sudah memiliki program
jarak jauh. Hal ini menyiratkan bahwa minat pembelajar untuk mengikuti program ini
semakin besar. Sebagai pelaksana program, setidaknya ada beberapa prinsip pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh yang mesti dipahami terlebih dahulu oleh penyelenggara (Munir,
2009), antara lain:
1. Tujuan yang jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk dapat mengubah perilaku
pembelajar.
2. Relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja atau lembaga
pendidikan.
3. Pengembangan program pembelajaran jarak jauh merupakan upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Pengembangan program pembelajaran jarak jauh harus mempertimbangkan
efisiensi pelaksanaan dan efektivitas produk prorgam.
5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat
mengikuti pendidikan formal.
6. Kemandirian, baik dalam hal pengelolaan, pembiayaan dan kegiatan belajar.
7. Keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata kuliah atau mata pelajaran
secara multidisipliner.
8. Adanya kesinambungan dalam hal memberikan bimbingan selama proses
pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa meraih hasil pembelajaran yang
optimal.
Prinsip-prinsip di atas menjadi dasar atau acuan bagi penyelenggara untuk dapat
mengukur sejauh mana sebuah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dapat menunjang
proses pendidikan di lembaganya. Dengan memerhatikan prinsip-prinsip tersebut,
15
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
penyelenggara dapat mengembangkan program dengan tidak keluar dari tujuan utama
dilaksanakannya program pembelajaran jarak jauh.
Selain sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran jarak jauh juga
merupakan sebuah ruang atau lingkungan belajar yang di dalamnya terdapat berbagai
fasilitas yang menyediakan banyak kesempatan bagi siswa untuk belajar. Sebagaimana
layaknya sebuah kelas atau sekolah virtual, sebuah program pembelajaran jarak jauh
menjadi ruang interaksi bagi siswa dengan guru atau dengan siswa lainnya untuk dapat
menerima informasi yang akan menambah pengetahuan mereka.
Beberapa unsur yang harus tersedia dalam sebuah program pembelajaran jarak jauh
di antaranya adalah:
1. Community web based distance learning; merupakan sebuah pusat kegiatan
bagi seluruh siswa peserta program. Dengan fasilitas ini, siswa dapat
memeroleh materi pembelajaran serta menemukan informasi yang dibutuhkan
untuk belajar.
2. Group community web based learning; merupakan grup atau kelompok yang
terdiri atas para siswa peserat program. Dalam komunitas ini siswa dapat
berinteraksi atau mendiskusikan topik-topik tertentu atau segala hal yang
berhubungan dengan materi pemebelajaran.
3. Personal administrative supporting system; merupakan fasilitas yang
memungkinkan siswa untuk dapat mengetahui satus pembelajar sebagai
peserta program, kemajuan hasil belajar, nilai tes, dan hal lainnya tentang siswa
tersebut.
4. General information; merupakan informasi umum yang dapat diakses oleh
seluruh siswa maupun pengunjung web yang belum terdaftar sebagai peserta
program.
5. Pendalaman materi dan ujian; merupakan kegiatan berupa pemberian tugas
atau latihan dari guru kepada siswa sebagai pendalaman materi atau persiapan
menjelang ujian. Selain itu juga kegiatan ini dapat berupa latihan ujian atau tes-
16
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
tes singkat yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil
belajar siswa.
6. Materi pembelajaran online dan sumber ajar penunjang; merupakan sumber
ajar lainnya yang dianggap dapat membantu siswa untuk menunjang sumber
ajar utama. Sumber bahan ajar tambahan ini dapat berasal dari berbagai web
lainnya.
7. Perpustakaan digital; merupakan fasilitas sebagaimana perpustakaan di sekolah.
dengan adanya perpustakaan ini siswa dapat mencari referensi bacaan,
gambar, video, dan lain-lain.
Unsur-unsur pembelajaran jarak jauh berbasis web tersebut harus selalu mendapat
pengawasan dari penyelenggara program agar dapat berfungsi secara maksimal.
Penyelenggara melalui tenaga admin pengelola web harus memastikan bahwa segala
fasilitas yang tersedia dalam setiap unsur itu dapat beroperasi dengan lancar sehingga dapat
diakses dengan mudah oleh siswa. Setiap unsur yang tersedia diharapkan dapat benar-
benar berhasil menunjang proses kegiatan belajar setiap siswa.
Kelas Online Bahasa Indonesia untuk Melatih Kemampuan Berbicara
Bahasa Kita: Apa dan Bagaimana?
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa kedudukan pembelajaran jarak
jauh bisa menjadi kegiatan utama maupun sebagai pelengkap atau penunjang pembelajaran
di sekolah. Sebagai pelengkap, program pembelajaran jarak jauh idealnya menyediakan hal-
hal yang belum terfasilitasi oleh sekolah. Tujuannya agar siswa memeroleh kesempatan
belajar yang lebih luas untuk belajar.
Bahasa Kita adalah sebuah kelas bahasa Indonesia online bagi penutur asing yang
dapat diakses melalui situs www.ellisartyana.com. Situs ini menggunakan aplikasi Moodle
(Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment). Kelas online yang terdapat
dalam program Bahasa Kita merupakan program pembelajaran jarak jauh berbasih web
bagi orang asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia. Dengan program ini pembelajar
17
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara online. Kegiatan pembelajaran berlangsung
baik secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
Sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaannya, program pembelajaran jarak jauh
harus relevan dengan kebutuhan siswa. Demikian halnya dengan program Bahasa Kita yang
penyusunan programnya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar di setiap tingkat
keterampilan. Materi yang diberikan mengacu pada silabus yang disusun pada setiap
levelnya.
Dalam program Bahasa Kita, pembelajar yang terdaftar akan memiliki akses untuk
dapat mengikuti setiap proses pembelajaran. Pengunjung yang tidak mendaftarkan diri
dalam program kelas online masih bisa memeroleh informasi-informasi umum seputar
pembelajaran bahasa Indonesia, akan tetapi dalam jumlah terbatas.
Pembelajar dapat mengunduh materi untuk dipelajari yang semuanya tersedia di
dalam website. Pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan kepada pembelajar meliputi
pembelajaran empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Pengetahuan bahasa seperti tata bahasa dan kosakata juga akan diajarkan dalam
program ini. Selain kegiatan pembelajaran, terdapat pula latihan-latihan atau tes di akhir
pembelajaran. Hasil latihan akan didiskusikan bersama guru, sehingga pembelajar dapat
dibimbing dan diberi penjelasan mengenai bagian-bagian yang dianggap masih kurang
dikuasai. Hasil tes di akhir proses pembelajaran akan menjadi acuan bagi pengajar maupun
pembelajar untuk melihat sejauh mana perubahan tingkat kemampuan siswa setelah
megikuti proses pembelajaran.
Selain kelas bahasa Indonesia online, program Bahasa Kita juga menyediakan
beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Berikut ini adalah program
dan fasilitas yang tersedia dalam program Bahasa Kita.
1. Kelas Bahasa Indonesia
Program ini merupakan kelas online bahasa Indonesia bagi penutur asing. Kelas
ini ditujukan bagi calon pembelajar yang ingin belajar bahasa Indonesia, tetapi memiliki
keterbatasan jarak dan waktu yang membuat mereka tidak dapat hadir dan mengikuti
18
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
kegiatan pembelajaran di kelas konvensional. Kelas ini hanya dapat diikuti oleh
pembelajar yang telah mendaftarkan diri terlebih dahulu.
Kegiatan belajar di kelas online ini meliputi pembelajaran keterampilan
menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain itu juga terdapat pembelajaran tata
bahasa dan kosakata yang terintegrasi ke dalam pembelajaran empat keterampilan
berbahasa tersebut. Mater dirancang secara tematik sesuai dengan tingkat
keterampilan pembelajar, di mulai dari tingkat semenjana (A1, A2), madya (B1, B2) dan
mahir (C1, C2).
Pembelajaran dilaksanakan secara langsung maupun tak langsung. Untuk
pembelajaran langsung, pembelajar dan pengajar akan melakukan pertemuan tatap
muka melalui fasilitas video call. Jadwal pertemuan akan ditentukan atas kesepakatan
antara pengajar dan pembelajar. Di luar jadwal tersebut, pembelajar dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak langsung. Artinya pembelajar dapat belajar
tanpa terikat waktu khusus. Namun, pembelajar tetap memeroleh bimbingan dari
pengajar, yaitu dengan menggunakan fasilitas e-mail.
2. Indonesia Kita
Indonesia Kita adalah kumpulan informasi tentang Indonesia. Informasi ini
bersifat umum, di antaranya mengenai budaya, tradisi, seni, sejarah, alam, tempat-
tempat di Indonesia, dan lain sebagainya.
Informasi-informasi yang tersedia ini dapat membantu siswa untuk mengetahui
hal-hal tentang Indonesia. Dengan demikian siswa tidak hanya memiliki keterampilan
berbahasa Indonesia, tetapi juga memiliki pengetahuan mengenai Indonesia dan
masyarakatnya.
3. Apa Kabar Indonesia?
Apa Kabar Indonesia adalah kumpulan berita-berita terkini di Indonesia. Berita
ini meliputi informasi seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia. Siswa dapat
mengetahui kabar-kabar terbaru tentang Indonesia melalui informasi yang tersedia.
19
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
4. Mari Diskusi!
Mari Diskusi adalah forum diskusi yang disediakan bagi para pembelajar.
Tujuannya adalah agar para pembelajar dapat berinteraksi satu sama lain. Topik diskusi
yang dibahas beragam dan akan berubah secara berkala, sehingga pembelajar dapat
berdiskusi dengan topik-topik yang berbeda.
Diskusi dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Interaksi yang
terjadi antar siswa selama berdiskusi dapat mengasah kemampuan bahasa Indonesia
mereka. selain itu juga dapat menambah wawasan tentang topik yang dibahas.
5. Teman Baruku
Teman Baru merupakan sebuah grup yang terdiri atas beberapa orang
Indonesia dari berbagai kalangan dan latar belakang bidang. Fungsinya adalah memberi
kesempatan bagi para pembelajar BIPA untuk dapat berkenalan dan berkomunikasi
dengan orang-orang Indonesia tersebut. Selain dapat mengasah keterampilan
berbahasa Indonesia, kesempatan ini juga dapat melatih kepercayaan diri pembelajar
dalam berkomunikasi dengan penutur asli bahasa Indonesia. Selain itu pembelajar
secara tidak langsung mendapat pengetahuan mengenai komunikasi lintas budaya
manakala komunikasi antara dirinya dan orang Indonesia tersebut berlangsung.
6. Mari Bermain!
Mari bermain adalah kumpulan permainan tentang bahasa Indonesia.
Permainan yang disediakan beragam dan tersedia dalam berbaga tingkat kesulitan.
7. Cari Kata
Cari kata merupakan kamus online yang dapat digunakan pembelajar untuk
mencari arti dari kosakata baru.
20
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
8. Kuis
Kuis ini berhubungan dengan bahasa atau pengetahuan umum mengenai Indonesia.
selain itu kuis ini juga dapat berupa pertanyaan yang meminta tanggapan dari para
pesertanya.
Kegiatan berbicara apa saja yang ada di Bahasa Kita?
Selain fasilitas yang telah disebutkan di atas, kelas online Bahasa Kita juga memiliki
program khusus yang diperuntukkan bagi siswa kelas XII, khususnya untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Kegiatan ini dirancang dengan mengacu pada study design mata
pelajaran bahasa Indonesia yang disusun oleh VCAA (Victorian Curriculum and Assessment
Authority). Penentuan kompetensi dasar dalam setiap rancangan pembelajaran di kelas
online ini disesuaikan dengan target hasil setiap unit dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Penentuan tema, topik dan sub-topik yang dipelajari dalam kelas berbicara ini juga
disesuaikan dengan tema dan topik yang tercantum dalam study design tersebut. Tujuannya
agar siswa mendapat penguatan materi atau referensi tambahan mengenai topik-topik
tersebut sehingga dapat menunjang pembelajaran siswa di kelas.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk kegiatan berbicara yang terdapat dalam program
kelas online Bahasa Kita.
1. Percakapan
Di dalam kegiatan percakapan ini tutor dan siswa akan membahas sebuah topik yang
disajikan dalam bentuk teks percakapan. Dari teks ini siswa dapat mengetahui fitur-fitur
bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan berbahasa Indonesia. Latar situasi
percakapan yang berbeda akan memunculkan fitur-fitur yang berbeda. Dengan
demikian siswa dapat belajar mengidentifikasi jenis percakapan tersebut, misalnya
apakah terjadi dalam situasi resmi atau tidak resmi.
Setelah siswa memahami bentuk percakapan yang disuguhkan, kegiatan selanjutnya
adalah bermain peran (role play). Siswa akan membuat percakapan baru sebagaimana
contoh yang diberikan, lalu bersama tutor mempraktikkan percakapan tersebut. Dalam
21
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
hal ini siswa dituntut untuk dapat menggunakan fitur-fitur bahasa dengan tepat sesuai
dengan latar percakapan yang ia susun.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara bertujuan untuk menggali informasi dari narasumber tentang
suatu hal yang ingin diketahui. Dalam kegiatan wawancara ini, siswa akan berlatih
melakukan kegiatan wawancara. Sebelumnya siswa akan dibimbing untuk menyusun
pertanyaan-pertanyaan wawancara. Selain itu siswa akan diajarkan untuk menggunakan
pilihan kata yang tepat ketika wawancara, khususnya yang berhubungan dengan
kesantunan saat bertanya kepada narasumber. Misalnya tentang penggunaan kata
sapaan yang tepat sesuai dengan narasumber yang diwawancarai. Selain itu juga siswa
diajarkan mengenai cara mengembangkan pertanyaan dari jawaban yang diperoleh,
sehingga dapat lebih banyak menggali informasi dari narasumber.
3. Diskusi
Kegiatan diskusi dimulai degan penentuan topik yang akan didiskusikan. Tutor akan
memberikan sebuah teks yang membahas sebuah isu atau persoalan berkaitan dengan
topik tersebut. Jenis teks yang diberikan beragam, misalnya berupa laporan, tulisan
reportase, artikel, atau esai. Setelah membaca dan menemukan informasi-informasi
penting dalam teks, siswa dan tutor akan mulai mendiskusikannya. Dalam kegiatan
diskusi siswa dituntut untuk menyampaikan pendapatnya mengenai persoalan yang
dibahas dalam teks. Dalam berpendapat, siswa dibimbing untuk dapat menyampaikanya
dengan kalimat dan cara yang benar. Setelah melakukan diskusi, siswa akan diminta
mencari sumber lain dalam bahasa Indonesia, yang juga berkaitan dengan topik diskusi.
Hal tersebut dapat menambah referensi siswa sekaligus menguatkan pemahamannya.
Selain itu siswa juga akan terlatih untuk dapat terbiasa menggunakan istilah-istilah
bidang yang menjadi topik yang dibahas.
4. Presentasi
22
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Tujuan kegiatan presentasi adalah agar siswa mampu menyampaikan dan menjelaskan
sesuatu dengan didukung oleh sumber informasi atau referensi yang ada. Dengan
demikian, sebelum melakukan prentasi siswa akan dibimbing untuk mengetahui apa
saja hal-hal yang sebaiknya disampaikan pada saat presentasi. Selanjutnya siswa
dibimbing untuk dapat menggunakan bahasa tepat digunakan pada saat melakukan
presentasi, dimulai dari memberi salam, menyapa audiens, menyampaikan materi
presentasi, mempersilakan audiens untuk bertanya, menjawab pertanyaan, hingga
menutup presentasi. Tutor juga akan berperan sebagai audiens yang akan bertanya
tentang materi presentasi yang disampaikan siswa. Dengan demikian siswa dapat
berlatih untuk menjelaskan lebih luas materi tersebut dan menguatkannya dengan
argumen-argumen yang relevan.
Selain keterampilan berbicara, materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran
berbicara di kelas online ini meliputi pengetahuan tata bahasa, kosakata dan cara
pelafalannya. Bimbingan yang diberikan oleh tutor dalam kelas online ini disampaikan
secara langsung (synchronous) berupa kelas tatap muka menggunakan fasilitas video call,
maupun secara tak langsung (asynchronous) menggunakan fasilitas email.
Baik pada saat pembelajaran secara langsung maupun tak langsung, siswa dapat
bertanya atau berdiskusi dengan tutor tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, misalnya mengenai kesulitan yang dihadapi. Hal tersebut dapat menjadi
informasi bagi tutor untuk mengetahui pada bagian mana siswa perlu mendapat penguatan
berupa bimbingan yang lebih intensif. Evaluasi hasil belajar juga dilakukan agar tutor dan
siswa dapat melihat sejauh mana kemajuan siswa dalam menguasai keterampilan berbicara.
23
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
Daftar Pustaka
Craven, Miles. 2008. Real; Listening and Speaking. USA: Cambridge.
Dudeney, Gavin dan Nicky Hockly. 2007. How to Teach English with Technology. England:
Pearson Longman.
Hardini, Tri Indri. 2004. Model Pembelajaran Jarak Jauh Bahasa Indonesia untuk
Pembelajaran Tingkat Awal Melalui Media Internet Berbasis Konsep Hipermedia
bagi Penutur Bahasa Perancis Frankofon. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Lamy, Marie-Noelle dan Regina Hampel. 2007. Online Communicating in Language Learning
and Teaching. New York: Palgrave Macmillan.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: Alfabeta.
Roberts, Timothy S. 2004. Online Collaborating Learning: Theory and Practice. UK, USA: Idea
Group.
Thorne, Kanye. 2003. Blended Learning: How to Integrate Online and Learning Traditional
Learning. London: Kogan Page.
Thornbury, Scott. 2005. How to teach speaking. Harlow, England: Longman.
Victorian Curriculum and Assessment Authority. Diperoleh pada 29 April 2014 dari:
www.vcaa.vic.edu.au.