pembelajaran konstruktivisme melaui komputer
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
1/7
PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME
MELAUI
KOMPUTER
(CaMPUTER BASED
/NSTRUCTION
)
UNTUK
MENGAKOMODASI
KERAGAMAN
KEMAMPUAN
SISWA
Guru bidang
studi
fisika
/
Dosen Pendidikan
Fisika
nneu..ieean,.A
t$ah
tlT,.'llff
N
syah
d
reker,ta
Pembelajaran
fisika di tanah air
mulai dari tingkat
dasar hingga
perguruan
tinggi terasa
kurang mengalami kemajuan
yang
cukup
berarti.
Hal
ini
jika
kita
lihat
dari segi
konten,
produk
maupun
prflses
l
pembelajarannya,
cenderung
stagnan.
Beragamnya
tingkat
kemampuan
siswa
merupakan
permasalahan
serius
yang
harus ditangani
oleh
seorang
guru
lapangan.
Umumnya
guru tidak
memperhatikan
hal-hal
semacam
itu,
guru
cenderung
memandang
mereka
itu sama.
Proses
pembelajaran
pun
cukup
dilakukan
dengan sekali
penyampaian
saja dan
perlakuan
itu
pun
sama
untuk
karakteristik
materi
yang
mudah
maupun susah,
konkret maupun
abstrak,
melibatkan
persamaan
matematis
maupun
tidak. Teori
pembelajaran
mengemukakan
bahwa
beragamnya tingkat
kemampuan
siswa
hendaknya diberikan
perlakuan
:,ang
berbeda
pula
tapi dapat
mengakomodasi
siswa
yang
berkemampuan
tinggi, sedang
dan
rendah.
Proses
pembelajaran
yang terjadi
di
lapangan
hanya untuk
mengakomodasi
mereka
saja
yang
berkemampuan
tinggi,
bagaimana
dengan
mereka
yang
berkemampuan
rendah?
Sebagian
besar
para
guru
fisika melakukan
proses
pembelajaran
secara
biasa-biasa
saja
(tradisional).
Ternyata
proses pembelajaran
fisika
yang
seperti
itu
berdampak
juga
pada
banyaknya
siswa
yang
tidak
bisa membedakan
antara
konsep
umum
dan
contoh
/ aplikasinya,
khususnya
pada
materi mekanika
dan kelistrikan*atau
elektromagnetik.
Memang, tidak
semua
pembelajaran
secara
tradisional,
itu tidak baik.
Untuk
kasus-kasus tertentu seperti
menghadapi
jumlah
siswa
yang
banyak,
dan
pembelajaran-pembelajaran sosial
cukup
efektif,
namun
sebatas
pada
menyampaikan
materi saja.
Selebihnya
tidak.
Pembelajaran
yang
demikian
itu, umumnya
melakukan
pemisahan-
pemisahan
terhadap
struktur
pengetahuan
dalam
berbagai
hal,
khususnya
perihal
kontennya.
Hal
terpenting
dalam
melakukan
pembelajaran
dengan
cara
apapun adalah
adanya
penerimaan
dari
siswa,
terutama
terhadap
kejelasan
struktur
pengetahuan/struktur
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
2/7
kontennya.
Terlebih-lebih
jika
pembelajarannya
bersifat mandiri.
Hal
ini tentunya
dapat
berpengaruh
terhadap
pemahaman
dan
pengingatan
ide-ide
pokok/sentral
dari
materi
subyek
yang
diajarkan.
Pembelajaran
yang
bagaimanakah
yang
bisa
mengatasi
permasalahan
seperti
ini?
Permasalahan*permasalahan
inilah
yang
harus dihadapi oleh
seorang
guru
yang
mungkin
akan
menjadi
beban
yang
harus
dipikul
oleh seorang
guru.
Permasalahan
seperti
ini
sudah
barang
tentu harus segera dicarikan
solusi atau
aternatif
penyelesaiannya. Beban tersebut
terlebih semakin bertambah
oleh banyai.nya
siswa
yang
harus diajar
dan adanya
tuntutan
ketercapaian
penguasaan
konsep/materi
yang
baik atau
ketuntasan
belajar ataupun
tuntutan lainnya
dari
pihak
sekolah
untuk
mencapai
suatu
standar
kelulusan/mutu
tertentu.
Hal-hal
semacam
inilah
yang
membuat
dilema
yang
memusingkan
dan
kadang
menjemukan bagi
seorang
guru,
selain
masalah*masalah
teknis
dalam
melakukan
pembelajar
di
dalam
kelas
(seperti
ketersediaan alat
peraga/media).
Jika
masalahnya
hanya
terjadi
dalam
satu
pokok
bahasan
atau satu sub
pokok
bahasan,
mungkin tidak
menjadi
suatu
permasalahan
bagi
seorang untuk
mengulang
pelajaran
atau
memperlambat
tempo.
Namun, apa
jadinya jika
masalah ini
terus
berkelanjutan..atau
guru
terlalu
terlarut
dalam
masalah
ini.
Apalagi
jika
terjadi
pada
beberapa
materi.
Disinilah
kesabaran
dan
ketelatenan
guru
dituntut
Menggagas
pembelajaran mandiri melalui komputer yang
konsturktivis
Landasan
pokok
dalam
membuat
suatu
pembelajaran
mandiri
yang
konstruktivis
adalah
pengakomodasian
keragaman kemampuan
siswa.
Dalam
suatu
pembelajaran
seorang
guru
hendaknya
memperhatikan
bahwa siswa
yang
berkemampuan
tinggi dengan
sekali
penyampaian
saja
sudah
dapat
memahami,
sedangkan
bagi
mereka
yang
berkemampuan
rendah harus dengan
beberapa
kali
pengulangan.
Salah
satu
usaha
yang
dapat
dilakukan
guru
untuk
membantu
siswa
dalam
mengatasi
dilema
tersebut
adalah
dengan
membuat
suatu
program
pembela)aran yang
sederhana
dengan berbantukan
komputer.
Kemajuan teknologi
informasi dan
komunikasi
memberikan
banyak
kemudahan
dalam kehidupan
manusia. Dewasa
ini,
kebijakan
pendayagunaan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
diarahkan
untuk
memecahkan
masalah
pendidikan
dan
pengembangan
Sumber
Daya Manusia
(SDM)
di lndonesia.
Sesuai
arah
kebijakan
tersebut,
program
pendayagunaan
teknologi
informasi dan
komunikasi
untuk
pendidikan.
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
3/7
Kita ketahui
bahwa
media
pembelajaran
merupakan
salah
satu
komponen
pendukung
keberhasilan
proses
belajar
mengajar. Komputer termasuk
salah
satu
media
pembelajaran.
Pengunaan
komputer dalam
pembelajaran
merupakan
aplikasi
teknologi
dalam
pendidikan.
Pada
dasarnya teknologi
dapat
menunjang
proses
pencapaian
tujuan
pendidikan.
Namun sementara
ini,
komputer sebagai
produk
teknologi
khususnya di
sekolah-sekolah
kurang dimanfaatkan secara
optimal,
hanya
sebatas
word
processing.
Kini
yang
perlu
diperhatikan
adalah
bagaimana
menjadikan
teknologi
(komputer)
dapat bermanfaat
bagi
kemajuan
pendidikan.
*
Pembelalaran
mandiri
melalui
komputer
yang
efektif cenderung
menggunakan
pendekatan
konstrutivisme,
belajar
tuntas
(master
learning)
dan
bermakna
yang
terprogram dengan
baik.
Salah
satu
dari
pembelajaran
sains,
yang
paling
banyak
digunakan
adalah teori
belajar
bermakna dari
Ausubel
(meaningful
verbal learning).
Ausubel
(1980)
dalam
Ratna
Wilis
Dahar
(1985),
mengemukakan
pentingnya
belajar
untuk
menemukan
kebermaknaan baru
apabila dihubungkan dengan
konsep-konsep
yang
sudah
ada
pada
struktur
kognitif sebelumnya. Siswa
tidak hanya
sekedar
menerima
sejumlah
konsep
tapi
juga
membelajarkan
aktivitas
berpikirnya,
tugas
seorang
guru
adalah
membantu
siswa untuk
memperoleh keterkaitan
pengeta$uan
antara
pemahamannya yang
baru terhadap
kerangka kognitif
yang
telah
dimilikinya.
Teori ini didukung
oleh
Winkel
(1996)
dalam Ratna Wilis Dahar
(1985).
Proses belajar
juga
harus
memperhatikan
pengalaman
spesifik dalam kehidupan
sehari*hari,
perlahan-lahan
dari
yang
konkrit
ke abstrak.
Ada
beberapa
hal
yang harus
diperhatikan
dalam membangun suatu
program
pem
bela
jaran
den
gan
men
g g
u nakan
komputer
d
ianta
ra nya :
1.
Bahan-bahan
yang
akan
dikaji
terbagi
dalam
bentuk
unit,
mulai dari
yang
sederhana
sampai
yang
kompleks.
2.
Bahan-bahan
yang
disajikan
kepada
peserta
didik
diorganisasikan
separa
perseorangan
dengan
menggunakan
berbagai
stimulus.
3.
Proses belajar
dilakukan oleh
peserta
didik
secara
bertahap
menurut kecepatan
masing-masing
dengan
melalui
unit-unit
pembelajaran
itu,
yang
kemudian
diberikan
tes
untuk menguji keberhasilannya.
4.
Jika
seseorang
peserta
didik
ternyata
belum
dapat
menguasai
unit
itu, maka
ia
dapat
mengulanginya sampai
dapat
menguasai
tujuan
unit
dengan
baik.
Fasilitas-fasilitas
yang
harus
disediakan
dalam
suatu
program pembelajaran
melalui
komputer adalah .
1.
Adanya
petunjuk
cara
pengopreasian
program
dan
penjelasan
tombol*tombol",
2.
Adanya
indeks/glosarium
terhadap
istilah-istilah asing
atau
key
concept.
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
4/7
3.
Adanya
fasilitas
kemudahan
untuk keluas
masuk
program
atau
loncat
dari suatu
menu
ke
menu lain. Kebermaknaan
belajar sains
bergantung
pada
hubungan
keterkaitan antar
elemen informasi
dalam
suatu
konsep
dengan konsep lain.
Pembelajaran
akan lebih
berhasil atau bermakna
bila memperhatikan
ranah-ranah
kognitif,
afektif, dan
psikomotor.
4.
Adanya fasilitas
peta
konsep.
Cara
penyajian
materi melalui
komputer yang
konstruktivis
dapat
dilak:kan
dengan
cara
sebagai
berikut:
ql
tl
al
=l
'
ol
-v.
I
frl
l
o-\
LATIHAN
MATERI
LAIN
Untuk menlaring
wawasan siswa
Yang
menggugah
perhatian
sjswa
Terhadap
pendapat
yang
telah
dikumukakannya
untuk
diverif
kasr
Yang mengarahkan
Memberikan
penguatan
terhadap
Konsep-konsep
yang
dimiliki
siswa
Secara
lebih
mendalam.
Menguji
kemampuan
pemahaman
Konsep
siswa
terhadap materr
Slswa melanjutkan ke
materi
yang
lainnya
1
Menjaring wawasan
siswa,
persepi
awal
yang
dimiliki
siswa
terhadap suatu
materi
dalam bentuk
pertanyaan
ataupun
gambar,
Pertanyaan
untuk
tahap
ini
sebaiknya
dilakukan dalam
bentuk
pertanyaan
yang
terbuka
dan
tidak
diberikan
pe;+:lain
benar atau salah. Hal ini
dimaksudkan untuk
tidak
langsung
menjustivikasi
presepsi
siswa terhadap suatu
konsep/materi.
Biarkan
siswa
memberikan
pendapatnya
masing-masing.
Menyajikan
pertanyaan-pertanyaan
yang
dapat
menggugah
pemikiran
siswa
terhadap
pendapat
yang
telah
dikumukakannya,
baik
setelah disajikan
stimulus
maupun
tidak.
Menyajikan
pertanyaan
tertutup
yang
bisa
mengarahkan
/
mengkonstruksi
konsep
siswa
dengan bentuk
pertanyaan
berupa
pilihan
ganda
(dua
option/
option
benar
dan
option
yang
salah) atau
isian terbatas.
Jawaban
yang
diberikan liswa
sebaiknya
diberikan feedback untuk
mengetahui
kebenaran
atau
kesalahan
mereka
dalam memilih
atau
memberikan
jawabannya
tersebut.
Dalam
mengkonstruksi
hubungan-hubungan
suatu
kajian,
siswa menyelesaikan
2.
3.
PERTANYAAN TERBUKA
PERTANYAAN TERTUTUP
PENGUATAN
KONSEP
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
5/7
masalah*masalah
sederhana
yang
akrab dengan
kehidupannya,
merefleksikannya
metoda
penyelesaian
yang
mereka
gunakan,
mengidentifikasi
prinsip-prinsip
dasar,
dan
mempresentasikannya
dalam
bentuk
yang
dapat
terlihat,
serta
pembentukan
peta
konsep.
4.
Memberikan/menyajikan
materi
yang
ingin
kita
sampaikan
dengan
berbagai
stimulus
(animasi,
gambar,
suara,
teks).
Stimulus
yang
disajikan
dapat
berupa
penyajian
fenomena.
Pengetahuan
diorganisasikan
dalam
berbagai
tingkatan,
mulai
dari
unit
yang
terkecil sampai
ruang lingkup lebih umum.
Pengetahuan
atau
pembelajaran
yang
diorganisasikan
berdasarkan konsep-konsep
pokok
biasanya
akan
menuntun
siswa
pada
langkah-
langkah atau tahapan-tahapan
dalam
menyelesaikan
suatu
permasalahan.
Sistem
penyajian (materi)
melalui
komputer
dapat
dilakukan
melalui berbagai
cara,
seperti
'.
hyperteks,
simulasi-demontrasi
ataupun
tutorial.
Tiap-tiap sistem
memiliki keistimewaan
masing-masing.
Sangat
menarik
jika
keunggulan
masing-masing
sistem tersebut digabungkan
ke dalam
satu
bentuk
model
yang
dapat
digunakan dalam
pembelajaran
sehingga
proses
belajar
mengajar
akan
lebih berkesan
dan bermakna.
5.
Pemberian
latihan untuk
menguji
penguasaan
konsep
siswa,
untuk
mengetahui
pemahaman
siswa
terhadap
materi
sebaiknya
dibuat
standar
ketuntasan
minimal
siswa
terhadap
konsep tersebut.
Hal ini dimaksudkan
jika
siswa
yang
telah tuntas
dapat
melanjutkarr
ke
materi
yang
lainnya, sedangkan
yang
belum dapat
kembali
ke
materi
sebelumnya.
Model
pembelajaran
komputer
Yang
mandiri
dan
konstruktif
diaktualisasikan
dalam
bentuk
model
hypermedia.
Model
pem
belajaran
hypermedia
dapat
dikembangkan
untuk
mengakomodasi
keberagaman
kemampuan siswa
dalam
memahami
materi
yang
disajikan.
File-file
hypermedia
terdiri
dari hyperlink-hyperlink
yang
dapat
menghubungkan
satu
file
dengan
file/informasi
terkait
lainnya.
Pengguna
bebas
memilih,
bergerak,
atau
menelusuri, dari satu dokumen
ke
dokumen
lain.
Model
pembelajaran
yang
berbasis
pada
komputer biasanya
dikemas
dalam
bentuk
bentuk
software
(compact
disk).
Model
didesain untuk
yang
dapat
digunakan
secara
individu
(mandiri
tanpa
bantuan
guru
sedikitpun) maupun berkelompok
di dalam
maupun diluar
kelas.
Tugas
guru
dalam
menyajikan fenomena/stimulus berupa
audio
visual seperti
animasi,
gambar,
tabel,
grafik,
pernyataan, penjelasan,
maupun
pertanyaan
dapat
diakomodasi
melalui model
ini.
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
6/7
Hasil
pengimplementasian model hypermedia
di
suatu sekolah
di kota
Bandung:
dapat
meningkatkan
kemampuan
siswa
pada
berbagai
label dan
jenis
konsep
yang
dikembangkan;
meningkatkan tingkat kemampuan
siswa
pada
tiap
kategori
kemampuan.
Model efektif
sekali
untuk
jenis
konsep abstrak
(meningkat
dua
kali
lebih besar dari
kelas
kontrol
yang
menggunakan
pembelajaran
real
experimen).
Science
for
all
dapat
tercapai
melalui
model hypermedia ini karena
model mampu
menciptakan
iklim belajar
yang
cocok
bagi siswa berkemampuan
tinggi
(fasf
learner),
sedang,
dan
rendah
(siow
learner) bahkan
dapat meningkatkan
klasifikasi
kategorinya.
Siswa
kategori
rendah dikelas
eksperimen
lebih tinggi
kemampuannya
dibanding
kelompok
sedang
di
kelas kontrol,
demikian
juga
pada
kategori siswa
berkemampuan
sedang,
lebih tinggi
dibanding
kelompok
kemampuan tinggi kelas
kontrol.
Kelebihan
lainnya
dari
model
pembelalaran
seperti
ini
adalah
mampu
meningkatkan
keterampilan
berpikir
kreatif
siswa dan
mampu membangun
pengetahuan
yang telah
dimiliki/konstruktivis;
mempertinggi
perhatian
mengenai
permasalahan;
merangsang
hasrat
dan
rasa ingin
tahu;
mengelompokkan
unsur-unsur
yang
tidak
relevan;
membuat
prediksi
dari
informasi
yang
terbatas;
mengetahui
hubungan
yang
jelas
antara
informasi
baru dengan karier di
masa depan;
mampu
menjelaskan
informasi
yang
diberikan;
mendorong minat siswa untuk
melakukan
eksperimen;
keterampilan
menerapkan
konsep; meramalkan; dan
mengklasifikasi; dan
penguasaan konsep
siswa
Kelemahan
model
ini adalah:
memerlukan
persiapan
yang
matang
dan cukup
lama dalam memilih pendekatan
dan
metode
yang akan
digunakan, analisis
materi,
perencanaan
pembelajaran
(penyajian
materi, bentuk
pertanyaan,
bentuk
demontrasi
atau eksperimen
dan
sistem
evaluasinya),
serta
design software
yang
menarik,
diperlukan
seorang
programer yang
mengerti
pemrograman,
materi, dan
pembelajaran
IPA
(dalam
hal
ini
guru
yang
juga
bisa
menguasai
software
pemrograman).
Secara
teknis
kesulitannya
adalah
dalam
mengoreksi
jawaban
siswa
yang
terlalu
panjang
atau
di
luar
perkiraan
programer.
k{
L,F,:
rnt
itr'
ir4i
rr ,
r'ri .rii4
: r*d
4:
J
iJ LJ 4 :,
&:,1
:x '
i::
-
7/25/2019 Pembelajaran Konstruktivisme Melaui Komputer
7/7
Daftar
referensi
:
American Association
of
Physics Teachers. 2000. From
Fragmented
Knowledge
to a
knowledge
Structure
Linking the
Domains
Mechanics
and
Electromagnci'sm,
Physic Education
Reseach.
American
Journal Physics Supplemen
Phys Educ Res,
Am.J.Phys Suppl,
Volume
68
Number
7
July
2000
Tersedia
h
ttp.
1/W],vw.la
n
df
.
g-o.
u kij o
u
rn a
I
s
Heinich, R. et al.
(1996).
lnstructional
Media
and Technology for
Learntng
New Jersey
:
Pretince
Hall. lnc.
Lawson, A.E.
(1980)
.
A
theory
of
teaching
for conceptual
understanding rattonal taught
and creativity.
Ohio
. ERIC
Clearinghouse for
Science,
Mathematics,
and
Environmental Education,
233-248.
Microsoft,
(2002).
Encarta
Encyclopedia
2002.
O
1993-2001
Microsoft
Corporation
[CD-ROOM]
Tersedia
:
fOktober
2003]
Melvin
L. Siberman,1996, Active
Learntng.
sfrafegies
to
Teach
Any
Subject,
Ally
&Bacon,
Simon &Schuster Company
Needham
Heights,
Massachusetts.
*
Ng Kim
Choy.
(1999).
[online].
Tersedia
:
http:// www.members.nbei.com/
mosandakan/
iip/teorikon.htm.
[23 Maret
2003]
Nasution,S. 1982. Didaktik
Asas-Asas Mengajar,
Jemmars, Bandung.
N.N.
(2003).
Komputer dalam
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Tersedia.
http
'.
ll
www.
g
eoc
ities.
com/wa n n oo
rmahzir a
[2
3
Ap ri I 2
00 3]
N.N.(2003). Multimedia/Hypermedta.
Tersedia .
http.//www.geoff@
eserver.
org
123
Pebruari
20041
Purbo,
Ono W. et al .
(2002).
Flash
Design & Animasi
Web
Mengimplementasikan
Flash
dalam
Membuat Anrmasi
Web
sehingga
Web Lebih
Propesional dan
lnteraktif. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Sunarno,
W.
(1998).
Model
Remediasi Miskonsepsi
Dinamika
dengan
menggunLXun
Animasi
Simulasi
dengan
Komputer. Desertasi
pada
lKlP
Bandung
:
tidak
diterbitkan.
Suwarna,
lwan
P.
(2005)
. Model
Pembelajaran Hypermedia
Listrik Dinamis
untuk
Meningkatkan Penguasaan
Konsep,
Keterampilan
Berpikir Kreatif
,
dan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis
pada
PPS UPI
Prodi
IPA-P.Fisika SL.
Bandung : Tidak diterbitkan.