pembelajaran matematika dengan menggunakan...

95

Upload: hoangnhu

Post on 09-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY

LESSON) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

MATEMATIKA SISWA

DISUSUN OLEH :

FARDIANSYAH103017027188

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian
Page 3: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian
Page 4: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian
Page 5: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian
Page 6: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian
Page 7: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian
Page 8: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

i

ABSTRAK

Fardiansyah “Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode

Penamuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar siswa (Penelitian

Tindakan Kelas di SMP Islam Plus Mardhotillah)”. Tujuan penelitian untuk

meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Tempat penelitian SMP Islam

Plus Mardhotillah, tahun pelaksanaan 2008, metode yang digunaka metode

penemuan terbimbing. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Latar belakang penelitian ini adalah kurang aktifnya siswa dalam proses

pembelajaran. Melihat sangat perlunya aktivitas belajar matematika siswa dalam

proses pembelajaran, maka diperlukan metode pembelajaran yang dapat

mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses pemebelajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Lesson). Metode penemuan terbimbing

adalah salah satu metode yang mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitina ini adalah

penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

yaitu siswa-siswi kelas VIII SMP Islam Plus Mardhotillah tahun ajaran

2008/2009. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Metode Penemuan

Terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini

terlihat dari meningkatnya skor aktivitas belajar matematika siswa melalui lembar

observasi, skor awal yang diperoleh siswa 11,67 meningkat menjadi 27,64

Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Metode Penemuan Terbimbing,

Aktivitas belajar

xi+; 15 tabel ; 9 gambar; 37 lampiran; 19 daftar acuan

Page 9: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

ii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحیمAlhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang

menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku

barsandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan. Shalawat dan

Salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta beserta seluruh keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do’a, dan

kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi

ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

sekaligus Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bpk Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd Dosen Pembimbing I yang penuh

kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.

5. Bpk Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing 2 yang penuh kesabaran

dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

7. Kepala Sekolah SMP Islam Plus Mardhatilah Jakarta, Bpk. Faturahman,

S.pd yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Islam

Plus Mardhatilah Jakarta, Ibu Feny Indriawati, S.Pd yang telah membantu

penulis melaksanakan penelitian di kelas VIII,

Page 10: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

iii

8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyediakan serta meberikan pinjaman literatur

yang dibutuhkan.

9. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Ibu Hj. Misni dan Bapak H.

Sumanta yang selalu penulis banggakan. Mereka tak henti-hentinya

mendo’akanku, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan

moril dan materil kepadaku. Hanya Allah SWT. yang dapat membalasnya,

semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

10. Teristimewa untuk keluargaku, Fachrurozi (abang), farhan, farida, fajriah

(ade), H. Toha (mamang), H. Haris (mamang) terimakasih atas doanya dan

dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal untuk

kalian.

11. Sahabat-sahabatku Zaenal terimakasih banyak atas bantuanya selama ini,

Ibul, Izal, Sukron, Anam, Munok, Asqol thanks bro untuk semangatnya, Lia,

Nubi, Aan, Lina dan Ria terima kasih doanya.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan

‘03, kelas A dan B yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih

kebersamaannya semoga persahabatan kita tetap abadi, sampai jumpa dalam

kesuksesan.

13. Teman-temanku bedoel, dindin, edy, fuad, cempeng thanks nyo atas

bantuanya dan doanya akhirnya gw bisa...

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-

mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan do’a yang telah diberikan

menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah

ilmu pengetahuan umumnya.

Jakarta, Januari 2010

PenulisFardiansyah

Page 11: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

iv

DAFTAR ISI

HALAMANABSTRAK ................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ..........................................................7

C. Pembatasan Fokus Penelitian.........................................................................7

D. Perumusan Masalah Penelitian ......................................................................8

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian.............................................................8

BABII KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

PERENCANAAN TINDAKAN ............................................................9

A. Kajian Teori....................................................................................................9

1. Pembelajaran Matematika..................................................................9

a.Pengertian Matematika.................................................................9

b. Belajar dan Pembelajaran Matematika......................................11

2. Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Lesson) .............13

a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing...............................13

b. Perencanaan Pelaksanaan Metode Penemuan Terbimbing .......18

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penemuan Terbimbing......19

3. Aktifitas Belajar Matematika .............................................................20

4. Hubungan Aktifitas Belajar Matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing ........................................................................................24

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................25

C. Pengajuan Konseptual Intervensi/Perencanaan Tindakan .............................26

D. Kerangka Berfikir...........................................................................................26

E. Hipotesis Penelitian Tindakan .......................................................................29

Page 12: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

v

HALAMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................30

B. Metode Penelitian Dan Desain Intervensi Tindakan......................................31

C. Subjek Penelitian............................................................................................33

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ..................................................33

E. Tahapan Perencanaan Kegiatan .....................................................................33

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan..................................................37

G. Data dan Sumber Data ...................................................................................37

H. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data.......................................................38

I. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................40

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi .......................40

K. Analisis Data dan Intervensi Hasil Data ........................................................40

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ..........................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................42

A. Deskripsi Data................................................................................................42

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................................69

C. Analisis Data ..................................................................................................70

D. Interpretasi Data .............................................................................................71

E. Pembahasan Temuan Penelitian.....................................................................73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................76

A. Kesimpulan ....................................................................................................76

B. Saran...............................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................78

LAMPIRAN – LAMPIRAN....................................................................................80

Page 13: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

vi

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 3.1 : Jadwal Kegitan Penelitian / Siklus...........................................................30

Tabel 3.2 : Pemberian Skor Pada Skala Likert ..........................................................40

Tabel 4.1 : Skor Awal Hasil Belajar Matematika Siswa............................................43

Tabel 4.2 : Rangkuman Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa.......................44

Tabel 4.3 : Skor Rata-Rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama

Pembelajaran Pada Siklus I......................................................................50

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus I..........................................51

Tabel 4.5 : Hasil Refleksi Pada Siklus I.....................................................................53

Tabel 4.6 : Skor rata-rata observasi aktivitas belajar matematika siswa selama

Pembelajaran Pada Siklus II ....................................................................57

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Nilai tes akhir siklus II ...........................................59

Tabel 4.8 : Hasil Refleksi Pada Siklus II ...................................................................60

Tabel 4.9 : Skor Rata-Rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama

Pembelajaran Pada Siklus III ...................................................................66

Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus III .....................................67

Tabel 4.11 : Hasil Refleksi Pada Siklus III ................................................................69

Tabel 4.12 : Skor Rata-Rata Lembar Observasi Aktivitas Belajar MatematikaSiswa .......................................................................................................71

Tabel 4.13 : Nilai Rata-Rata Hasil Tes Akhir Siklus .................................................72

Page 14: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

vii

DAFTAR GAMBARHALAMAN

Gambar 1 : Desain Penelitian Tindakan Kelas ..........................................................34

Gambar 2 : Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ...................................53

Gambar 3 : Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I .54

Gambar 4 : Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas Kelompok.....................................60

Gambar 5 : Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II 61

Gambar 6 : Aktivitas Siswa Untuk Bertanya Langsung ............................................68

Gambar 7 : Histogram Dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus

III 69

Gambar 8 : Diagram Batang Hasil Skor Rata-Rata Aktivitas Melalui Lembar

Observasi..................................................................................................73

Gambar 9 : Diagram Batang Hasil Skor Rata-Rata Tes Akhir Siklus .......................74

Page 15: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

viii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................80

Lampiran 2 LKS Metode Penemuan Terbimbing Pert 3 ..........................................98

Lampiran 3 Jawaban Latihan Soal Pert 3...................................................................100

Lampiran 4 LKS Metode Penemuan Terbimbing Pert 6 ..........................................101

Lampiran 5 Jawaban Latihan Soal Pert 6...................................................................102

Lampiran 6 LKS Metode Penemuan Terbimbing Pert 9 ..........................................103

Lampiran 7 Jawaban Latihan Soal Pert 9...................................................................104

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa .......................105

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru..........................................................................119

Lampiran 10 Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Matematika Siswa Sebelum Uji

Validitas ................................................................................................120

Lampiran 11 Angket Aktivitas Belajar Matematika Siswa Sebelum Uji Validitas ...121

Lampiran 12 Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Matematika Siswa Setelah Uji

Validitas ................................................................................................124

Lampiran 13 Angket Aktivitas Belajar Matematika Siswa Setelah Uji Validitas .....125

Lampiran 14 Lembar Wawawncara Guru Sebelum dan Sesudah Penelitian.............128

Lampiran 15 Kutipan Wawancara Guru Sebelum Penelitian ....................................129

Lampiran 16 Kutipan Wawancara Guru Setelah Penelitian ......................................131

Lampiran 17 Lembar Wawancara Siswa Sebelum dan Setelah Penelitian................133

Lampiran 18 Kutipan Wawancara Siswa Sebelum Penelitian...................................134

Lampiran 19 Kutipan Wawancara Siswa Setelah Penelitian .....................................135

Lampiran 20 Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I ..................................................................136

Lampiran 21 Tes Akhir Siklus 1 ................................................................................137

Lampiran 22 Jawaban Tes Akhir Siklus 1 .................................................................138

Lampiran 23 Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II.................................................................139

Lampiran 24 Tes Akhir Siklus 2 ................................................................................140

Lampiran 25 Jawaban Tes Akhir Siklus 2 .................................................................141

Lampiran 26 Kisi-kisi Tes Akhir Siklus III ...............................................................142

Lampiran 27 Tes Akhir Siklus 3 ................................................................................143

Lampiran 28 Jawaban Tes Akhir Siklus 3 .................................................................144

Lampiran 29 Kisi-kisi Ulangan BAB Lingkaran dan Garis Singgung .....................145

Lampiran 30 Soal-soal Ulangan BAB Lingkaran dan Garis Singgung .....................146

Page 16: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

ix

HALAMAN

Lampiran 31 Jawaban Soal-soal Ulangan BAB Lingkaran dan Garis Singgung ......147

Lampiran 32 Daftar Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa.............................148

Lampiran 33 Perhitungan Statistik Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa .....149

Lampiran 34 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus...............................................................150

Page 17: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

156

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Islam memandang manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam

keadaan fitrah. Allah SWT memberikan potensi jasmani dan rohani bagi manusia,

potensi yang terdapat didalam organ tubuh manusia disebut fisio psikis manusia,

berfungsi sebagai alat yang penting untuk melakukan kegiatan belajar.

Dalam sejarah kehidupan manusia, satu hal yang menjadi cita-cita manusia

yaitu menjadikan hidup ini lebih baik. Usaha perbaikan tersebut telah dilakukan

sejak manusia diciptakan, sebagai suatu keniscayaan dari kodratnya yang

memiliki akal dan hasrat untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Perubahan

dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung

dalam belajar. Banyak sekali bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia

melalui proses belajar, sehingga kualitas peradaban manusia berpulang kepada

apa dan bagaimana ia belajar.

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan salah satu masalah yang

cukup komplek dan masalah pokok pendidikan di Indonesia pada saat ini masih

berkisar pada soal pemerataan kesempatan, revolusi, kualitas, efektifitas, dan

efisiensi pendidikan sesuai dengan masalah pokok tersebut. Serta memperhatikan

tentang masa kini dan kecenderungan di masa depan, maka dalam rangka

meningkatkan sumber daya manusia untuk mengatasi persoalan dan menghadapi

itu perlu diciptakan pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat

mengembangkan potensi dan prestasi belajar siswa.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11

Artinya:

”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan

orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat”

Page 18: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

2

Pendidikan itu sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam

kehidupan. Sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun

bangsa dan negara. Perkembangan suatu bangsa banyak dipengaruhi dan

ditentukan oleh perkembangan pendidikan bangsa dan negara itu sendiri. Hal

tersebut mangandung implikasi bahwa masa depan bangsa dan negara dapat

diukur dari seberapa besar pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia,

oleh karena itu mau tidak mau, senang atau tidak senang, pendidikan harus

menjadi investasi masa depan yang utama karena sumber daya manusia

merupakan pusat bagi pembangunan secara keseluruhan.

Landasan pendidikan di Indonesia juga diatur dalam undang-undang

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentag Sistem Pendidikan Nasional,

diungkapkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmegembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual agama,pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Begitu pentingnya pendidikan bagi bangsa dan negara, maka pemerintah

merumuskan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang

dimaksud adalah ”tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan

baik formal, non formal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan

negara indonesia”.2

Undang-undang No. 20 tahun 2003 juga menjelaskan bahwa: ”Pendidikan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.”3 Langeveld dalam bukunya Beknpte Theore Tische

Paedagogiek mengungkapkan ”tujuan umum pendidikan adalah tujuan didalam

1 UU RI No 20 Th 2003, Sistem pendidikan nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), cet ke3, hal. 2

2 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT RemajaRosdakarya, 2003), cet ke 15, hal. 36

3 UU Sisdiknas, dalam http://www.jakarta teachers.com/821.html, 18 maret 2008, 20:45

Page 19: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

3

pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain”.4

Seorang cendikiawan muslim Cak Nur (2002) mengungkapkan bahwa: ”tujuan

utama pendidikan adalah pendidikan moral atau akhlak dan pengembangan

kecakapan atau keahlian.”5

Persoalan pendidikan bukan lagi hanya sekedar menyampaikan

pengetahuan (Transfer of knowledge), menyampaikan nilai atau hasil (Transfer of

value), dan menyampaikan kemampuan atau keahlian (Trasnfer of skill),

melainkan merupakan kegiatan intergratif yang mengembangkan suasana liberatif

(membebaskan) dan bukan memenjarakan, mengembangkan praksis (praktik dan

refleksi) serta pendidikan yang meluluskan manusia will in formed sadar IPTEK,

karena punya etika dan solidaritas. Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa

memperhatikan pengelola operasional pendidikan, diantaranya pemberdayaan

peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan lain, serta masyarakat yang menjadi

komponen penentu keberhasilan suatu program pendidikan dan merupakan

investasi SDM jangka panjang dan berlangsung sumur hidup.

Ilmu pengetahuan juga sangat berperan dalam mempertahankan kehidupan

umat manusia di tengah persaingan yang cukup ketat di kehidupan ini. Akibat

persaingan tersebut kenyataan tragis juga bisa terjadi, misalnya tidak sedikit orang

pintar yang menggunakan kepintarannya untuk mendesak bahkan menghancurkan

kehidupan orang lain. Kinerja akademik yang merupakan hasil belajar disamping

membawa manfaat juga membawa mudharat.

Sebagai menejer, guru atau pendidik dapat memenej kelas agar dapat

terlaksana proses belajar mengajar yang baik, bukan memenejemeni untuk

terjadinya prilaku baik, tetapi memenejemen kelas agar dapat terlaksananya

proses belajar mengajar yang baik, mencakup perencanaan untuk memfokuskan

pemikiran peserta didik, memfasilitasi diskusi, dan membentuk peserta didik

secara individual. Guru memenejemen kelas untuk mempromosikan belajar yang

lebih baik, yakni dengan meningkatkan kondisi belajar yang lebih baik, yang

mencakupi kesukaran dan aktivitas belajar, koperasi sekolah, kependidikan belajar

4 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan…, hal.205 Andreas Harefa, Sekolah Saja Tidak Pernah Cukup, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2002) hal. 74

Page 20: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

4

dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Dengan demikian,

sebagai hasilnya diharapkan guru atau pendidik memerlukan sedikit waktu untuk

memenejemeni perilaku mengerjakan tugas dan lebih banyak waktu untuk

berinteraksi dengan peserta didik, yakni menemukan ide, pertanyaan, dan

pemahaman.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 242

Artinya:

”Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayatnya (hukum-

hukumnya) supaya kamu memahaminya”

Guru sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses

belajar mengajar agar dapat tercapainya tujuan pengajaran yang telah dicanangkan

dan harus memiliki kemampuan serta kreativitas dalam menyesuaikan materi yang

diajarkan dengan model-model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk

lebih mengerti sekaligus berpikir kreatif, inovatif, dan aspiratif dalam menyikapi

masalah yang ada. Guru merupakan factor human kedua setelah peserta didik,

walaupun padangan dari paham teacher centred pada umumnya tidak diterima,

tetapi guru mempunyai peranan yang sangat penting didalam proses pendidikan,

karena tanpa guru pendidikan tidak mungkin dapat berlangsung. Peranan guru

dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana oleh Adam

Decey dalam Basic Principle of student Teaching dalam Usman, antara lain guru

sebagai “pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar,

partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan

konselor.”6

Guru yang professional dalam tugasnya adalah guru yang kinerjanya

dilandasi secara benar oleh pengetahuan dan kemahiran mengelola interaksi

pembelajaran, penguasaan bahan ajar, dan kelihaian mengukur proses belajar dan

hasil pembelajaran serta guru yang mahir mengelola interaksi pembelajaran

6 Mohammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), cet ke 22, h. 9

Page 21: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

5

inklusif menguasai dan mampu memilih bahan ajar yang tepat serta dapat

menerapkan berbagai model dan bentuk penilaian. Oleh karena itu, guru tidak

hanya sebagai seorang yang memberikan informasi dan mengemas mata pelajaran

peserta didik untuk dijadikan bahan ajar, akan tetapi harus lebih mendidik mereka

belajar hidup sebagai masyarakat yang hidup bersosialisasi dengan semangat

persaudaran, menjunjung tinggi martabat manusia, saling menghargai, kerjasama

dan peduli terhadap sesama. Tugas lain dari guru adalah membimbing peserta

didik yaitu untuk mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan,

kesanggupan, bakat, minat, serta aktif dan menciptakan situasi untuk pendidkan

yaitu suatu keadaan di mana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung

dengan baik dengan hasil yang memuaskan.

Matematika merupakan pelajaran yang selalu diajarkan di setiap jenjang

pendidikan. Karena pelajaran matematika merupakan syarat kelulusan siswa dan

matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari–hari untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi manusia. Pelajaran matematika juga merupakan

pelajaran yang dianggap penting oleh pemerintah, peserta didik menjadikan

pelajaran matematika suatu yang tidak menyenangkan. Matematika (ilmu pasti)

bagi anak-anak merupakan pada umumnya mata pelajaran yang tidak disenangi,

kalau bukan mata pelajaran yang dibenci.

Namun demikian, kita juga tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa

sampai sekarang masih banyak orang yang mengalami kesulitan dalam

mempelajari matematika. Bahkan tidak jarang matematika dianggap momok atau

hantu yang menakutkan, yang sebisa mungkin dihindari. Ketika mendengar kata

matematika serta merta yang muncul di pikiran indentik dengan kata sulit.

Pendidikan matematika juga mempunyai ciri-ciri khusus sehingga

pendidikan dan pengajarannya perlu ditangani secara khusus pula. Demikian pula

matematika sebagai proses yang aktif, dinamik dan generatif melalui kegiatan

matematika (doing math), matematika juga memberikan sumbangan yang penting

kepada siswa dalam pengembangan motivasi belajar, berpikir logis, sistematik,

kritis, cermat dan bersikap obyektif serta terbuka dalam menghadapi

permasalahan.

Page 22: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

6

Secara umum diberikannya pendidikan matematika di sekolah adalah

untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan

keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, dan kritis. Serta

mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola fikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan. Tujuan pendidikan matematika di sekolah lebih ditekankan pada

penataan nalar, dasar dan pembentukan sikap, serta ketrampilan dalam penerapan

matematika.

Pembelajaran akan berhasil jika diawali dengan membangun pemikiran

siswa, misalnya siswa diberikan permasalahan yang tidak asing lagi dalam

pemikirannya, artinya permasalahan yang diberikan pernah mereka alami,

sehingga siswa berupaya untuk mencari dan menemukan jawabannya berdasarkan

pada struktur pengetahuan telah mereka miliki sebelumnya. Pada umumnya

metode yang banyak digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab,

guru bertindak sebagai sumber informasi yang sangat dominan, interaksi yang

berlangsung sering kali membuat siswa merasa jenuh.

Pembelajaran matematika juga mempunyai beberapa metode yang dapat

dipilih untuk kegiatan belajar mengajar agar dapat berlangsung dengan baik.

Metode-metode yang banyak digunakan diantaranya adalah metode ceramah,

tanya jawab, diskusi, demontrasi, pemecahan masalah, penemuan, dan

sebagainya. Dari beberapa metode yang banyak digunakan dalam pembelajaran

matematika, pada dasarnya tidak ada metode yang mutlak bernilai tepat.

Pada perkembangan pendidikan dewasa ini, proses pembelajaran lebih

menekankan pada terciptanya suasana belajar yang interaktif dan komunikatif atau

dengan kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Salah satu metode yang

mengarah pada hal tersebut adalah metode penemuan. Metode penemuan dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu metode penemuan terbimbing dan metode

penemuan tidak terbimbing. Metode penemuan terbimbing adalah metode yang

lebih mengarahkan siswa untuk berfikir dan belajar, guru menjadi sumber

informasi bila dibutuhkan siswa, guru sebagai moderator, fasilitator, dan

Page 23: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

7

pembimbing. Metode seperti ini lebih dapat memuaskan keingintahuan pada diri

siswa sehingga keaktifan belajar siswa dapat meningkat, sedangkan metode

penemuan tidak terbimbing siswa harus menemukan prinsip pembelajaran sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka metode penemuan terbimbing bisa

menjadi salah satu alternatif pilihan yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat masalah dengan judul:

“Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Penemuan

Terbimbing (Guided Discovery Lesson) untuk Meningkatkan Aktivitas

Belajar Matematika Siswa”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari penjelasan uraian di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah

yang timbul, antara lain:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa?

2. Apakah metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa?

3. Bagaimana metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa?

4. Hambatan apa saja yang mungkin terjadi dalam pembelajaran

matematika dengan menggunkan metode penemuan terbimbing?

Fokus penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode

penemuan terbimbing.

C. Pembatasan Fokus Penelitian.

Fokus penelitian pada penelitian ini dibatasi, pembatasan fokus penelitian

sebagai berikut:

1. Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam kelas

atau dalam istilah proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar

dilakukan bila ada guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa kehadiran,

pembahasan materi, mendengarkan, mencatat, mengingat, adanya diskusi

antara guru dan siswa, berpikir.

Page 24: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

8

2. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas belajar siswa setelah

diberi pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

3. Metode penemuan terbimbing yang dimaksud membimbing dan lebih

mengarah kepada aktifnya siswa dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana di atas, maka

perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Apakah metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas

belajar matematika siswa?

2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan

metode penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran matematika?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .

1. Tujuan Penelitian.

1. Untuk mengetahui bagaimana metode penemuan terbimbing dapat

meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

2. Untuk mengetahui keaktifan belajar matematika siswa dengan metode

penemuan terbimbing.

3. Untuk mengetahui penerapan metode penemuan terbimbing dalam

proses pembelajaran matematika.

2. Manfaat Penelitian.

1. Dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2. Siswa lebih semangat merumuskan, menafsirkan, dan dapat

menyelesaikan model matematika.

3. Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

4. Siswa tidak merasa jenuh selama berlangsungnya proses pembelajaran

Page 25: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

156

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

PERENCANAAN TINDAKAN

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Perkataan matematika sangat erat hubungannya dengan kata

mathaein yang mempunyai arti belajar (berpikir). Banyak sekali pendapat

yang muncul tentang pengertian matematika, baik dipandang dari segi

ilmu pegetahuan atau maupun pengalaman masing-masing orang yang

berbeda. Berdasarkan etimologis, perkataan matematika mempunyai arti

“ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan benalar.”1 Hal ini dimaksudkan

bukan berarti ilmu lain yang diperoleh buka melalui penalaran, akan tetapi

dalam matematika lebih mengarah kepada aktivitas dalam dunia rasio

(penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan kepada hasil

observasi atau eksperimen disamping penalaran. Matematika terbentuk

sebagai hasil pemikiran manusia yang behubungan dengan ide, proses, dan

penalaran. Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,

pembuktian yang logis. Matematika itu adalah bahasa yang menggunakan

istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya

dengan simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada

mengenai bunyi. Ruseffendi menyatakan ”bahwa terdapat banyak anak

yang setelah belajar matematika bagian yang sederhana tidak

dipahaminya, bahkan banyak konsep yang dipahaminya secara keliru.”2

Banyak dari mereka menghafal bukan memahami konsepnya. Matematika

dianggap pelajaran yang membosankan dan membuat ruwet.

1 H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran MatematikaKotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 16

2 Lia Kurniawati, Dalam Algoritma Juranal Matematika dan Pendidikan Matematika,(Jakarta: Cemed, 2006), cet ke 1, hal.78

Page 26: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

10

Untuk mengenal matematika lebih dekat, lebih dulu kita mesti

mengetahui ciri-ciri atau mengenal sifat-sifatnya. Matematika itu

memiliki beberapa ciri-ciri penting. Pertama, memiliki obyek yang sangat

abstrak. Berbeda dengan ilmu pengetahuan lain, matematika merupakan

cabang ilmu yang spesifik. Matematika tidak mempelajari obyek-obyek

secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Subtansi

matematika adalah benda-benda pikir yang bersifat abstrak. Walaupun

pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap

benda-benda konkret (geometri), namun dalam perkembanganya

matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak. Obyek matematika

adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu berperan

dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu cirinya

adalah adanya alur penalaran yang logis. Kedua, memiliki pola pikir

deduktif dan konsisten. Matematika dikembangkan melalui deduksi dari

seperangkat anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai

kebenaranya dan dianggap saja benar.

Dalam matematika, anggapan-anggapan yang dianggap benar itu

dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan aksioma ini dapat

digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu pernyataan lain, dan

pernyataan ini disebut teorema. Dari aksioma dan teorema atau dari

teorema dan teorema kemudian dapat diturunkan teorema lain. Akhirnya

matematika merupakan kumpulan-kumpulan butir-butir pengetahuan benar

yang hanya terdiri atas dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema.

Andi Hakim Nasution mengungkapkan kalaulah ada pengetahuan yang

tampaknya benar, namun belum dapat dibuktikan, maka butir pengetahuan

itu belum dianggap kebenaran dan hanya berupa suatu takhayul yang

masih perlu dibuktikan. Dengan kata lain, kebenaran konsistensi

matematika adalah kebenaran dari suatu pernyataan tertentu yang

didasarkan pada kebenaran-kebenaran pernyataan terdahulu yang telah

diterima sebelumnya. Sehingga satu sama lain tidak mengalami

pertentangan.

Page 27: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

11

Matematika tumbuh dan berkembang karena ada proses berpikir,

oleh karena itu logika dasar dari terbentuknya matematika. Logika adalah

masa bayi dari matematika, sedangkan matematika adalah masa dewasa

dari logika. Pada awalnya cabang-cabang matematika yang pertama kali

ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung, aljabar dan geometri.

Setelah itu ditemukanlah ilmu kalkulus yang berfungsi sebagai tonggak

penopang terbentuknya cabang-cabang ilmu matematika baru yang lebih

kompleks, antara lain Statistika, Topologi, Aljabar (linier, abstrak,

himpunan), Geometri (linier dan sistem geometri), Analisis Vektor dan

lain-lain.

b. Belajar dan Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan

peradaban manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran,

manusia selalu memikirkan dan berusaha untuk menjadikan segala sesuatu

agar lebih mudah. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengetahui

apa yang menjadi permasalahan hidup dan mencari jalan keluar atas

permasalahan tersebut. Untuk dapat mengatasi permasalahan yang

dihadapinya manusia memerlukan suatu perubahan tingkah laku dalam

dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh berdasarkan

pemikiran dan pengalaman pribadi atau melalui interaksi sosial dengan

orang lain. Proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada

manusia itu disebut sebagai proses dari belajar.

Belajar pada manusia merupakan proses psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuannya, pemahamannya,

keterampilan, nilai yang relatif konstan/menetap. Dari berbagai sudut

pandang tentang pengertian belajar, hal yang paling mendasar adalah

adanya kesamaan pendapat tentang penggunaan istilah “berubah” dan

“tingkah laku”. Pada kesimpulanya belajar adalah “suatu proses usaha

yang dilakukan seeorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Page 28: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

12

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam

interaksi dengan lingkunganya.”3 Belajar pada hakekatnya dapat

dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik itu dilakukan disekolah secara

formal maupun dilakukan dialam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman

AM, yang mengganggap bahwa sekolah adalah salah satunya pusat

kegiatan belajar karena merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.

Proses yang terjadi pada lingkungan tertentu dinamakan

pembelajaran. Lingkungan tertentu yang dimaksud adalah lingkungan

yang didalamnya terdapat proses pembelajaran, seperti sekolah atau

lingkungan belajar di kelas. Titik fokus pembelajaran adalah bagaimana

membelajarkan siswa agar tujuan yang diinginkan tercapai. Sehingga

proses belajar merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Dalam kamus

besar Bahasa Indonesia kata pembelajaran diartikan sebagai proses, cara,

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dan dalam undang-undang

Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

disebutkan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”4.

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika berperan dalam upaya bagaimana menciptakan kegiatan

belajar siswa yang baik. Oleh karena itu pada hakikatnya pembelajaran

matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk

menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang siswa

melaksanakan kegiatan belajar matematika dan dalam proses tersebut

terjalin hubungan yang sinergis dan tak terpisahkan antara tiga unsur

pembelajaran yaitu: peserta didik, pendidik, dan sumber belajar.

Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk

berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Menurut Zurinal

dan Wahdi, pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan

secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi),

3 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2003), Cet ke 4, hal.2

4 UU Sisdiknas, dalam http://www.jakarta teachers.com/821.html, 18 maret 2008,20:45

Page 29: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

13

yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah

laku.

2. Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Lesson)

a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing

Metode penemuan (discovery method) awalnya dikembangkan

Jeromer Bruner dengan yang menyatakan “bahwa anak harus berperan

aktif di dalam kelas”5. Metode penemuan adalah cara menyampaikan

bahan ajar sedemikian sehingga proses belajar yang terjadi memungkinkan

siswa untuk menemukan hal baru baginya berdasarkan serentetan

pengalaman yang dimiliki. Metode ini merupakan metode yang

memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan

sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Biarkanlah siswa menemukan arti

bagi diri mereka sendiri dan memungkinkan mereka untuk mempelajari

konsep-konsep di dalam bahasa mereka sendiri. Hal-hal yang perlu

diperhatikan di dalam metode penemuan yaitu “adanya suatu kenaikan di

dalam potensi intelektual, ganjaran instrinsik lebih ditekankan dari pada

ekstrinsik, siswa yang mempelajari bagaimana menemukan berarti siswa

itu menguasai metode penemuan (discovery)”6.

Menurut Encyclopedia of Educational Research, “penemuan

merupakan suatu strategi yang unik dapat bentuk oleh guru dengan

berbagai cara”7, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan

memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sund berpendapat bahwa metode penemuan (discovery

lesson) adalah “proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan

suatu konsep atau sesuatu prinsip”8. Proses mental misalnya; mengamati,

5 Sumarmi, Strategi Belajar Mengajar Geografi, (Malang: Departemen PendidikanNasional UM Malang, 2002), h 23

6 Sumarmi, Strategi Belajar …, h 237 B.Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002),

Cet ke 2, hal.1928 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet ke 8 h.

20

Page 30: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

14

menggolongkan-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,

membuat kesimpulan, sedangkan konsep misalnya; bundar, segi tiga,

demokrasi, energi dan sebagai dan prinsip misalnya setiap logam bila

dipanaskan memuai.

Beberapa konsep dasar dalam metode penemuan adalah:

1. Ditinjau dari segi siswa yang belajar:

a. Terjadinya proses mental yang tinggi dari siswa sebab dari

aktivitas ini siswa mengasimilasikan konsep dan mengasimilasikan

prinsip

b. Problem solving

c. Self learning activities

d. Tangung jawab sendiri

2. Ditinjau dari guru yang mengajar

a. Guru sebagai pendiagnosis yang berusaha mengetahui

kebutuhan siswa dan kesiapan siswa

b. Guru sebagai fasilitator

1. Menyiapkan tugas atau problem yang dipecahkan oleh para

siswa

2. Memberikan klasifikasi-klasifikasi

3. Menyiapkan setting kelas

4. Menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan

5. Memberikan kesempatan pelaksanaan

6. Sumber informasi, jika diperlukan siswa

7. Membantu siswa agar dapat sendiri merumuskan

kesimpulan dan implikasi-implikasinya

c. Guru sebagai dinamisator:

1. Merangsang terjadinya interaksi

2. Merangsang hati siswa untuk lebih bergairah dalam

kegiatan-kegiatannya

3. Merangsang terjadinya self analysis

Page 31: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

15

3. Ditinjau dari derajat keterlibatan proses mental dan jenis tujuan

pengajaran yang ingin dicapai:

a. Ada guru yang menggunakan metode penemuan bebas yang

tidak terpimpin sama sekali

b. Ada guru yang tidak menggunakan metode penemuan yang

terpimpin

c. Ada guru yang menggunakan metode inquiri

Dalam menggunakan teknik discovery guru berusaha

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, “maka teknik

discovery memiliki keunggulan sebagai berikut:”9

1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,

memperbanyak kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam

proses kognitif atau pengenalan siswa

2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi,

individual, sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam

jiwa siswa tersebut

3. Dapat membangkitkan aktivitas belajar pada siswa

4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-

masing

5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat

6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan

pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri

7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru, guru hanya

sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan

Walaupun demikian baiknya teknik ini masih ada kelemahan yang perlu

diperhatikan ialah:

9 Roestiyah N.K, Strategi Belajar…, h. 20

Page 32: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

16

1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk

belajar dengan metode ini. Siswa harus berani dan berkeinginan

untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang

berhasil.

3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti

dengan teknik penemuan.

4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini

terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang

memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan

ketrampilan bagi siswa.

5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir

secara kreatif.

Konsep dasar metode penemuan di atas menjadi landasan

penggunaan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran

matematika. Sebagai suatu metode pembelajaran dari sekian banyak

metode pembelajaran yang ada, metode penemuan terbimbing

menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa jika

diperlukan. Dalam metode ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri,

menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum

berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Sampai seberapa

jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang

sedang dipelajari

Sund mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas-batas

tertentu adalah baik untuk kelas-kelas rendah. Dr. J. Richard dan

asistennya (2000) mencoba self learning siswa, sehingga “proses

pengajaran berpindah dari situasi teacher dominated learning (vertical) ke

situasi student dominated learning (horizontal)”10, dengan menggunakan

discovery yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui

10 B.Suryosubroto, Proses Belajar …, hal.193

Page 33: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

17

tukar pendapat dengan diskusi, tanya jawab, membaca sendiri dan

mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. “Salah satu bentuknya

adalah Guided Discovery Lesson.”11 Metode penemuan terbimbing adalah

proses asimilasi konsep dan prinsip yang dilakukan oleh siswa tidak lepas

dan bebas, tetapi masih berada dalam pengamatan dan bimbingna guru,

sehingga proses pembelajaran dapat terkendali dan terarah. “Untuk

kebanyakan situasi di dalam kelas, paling baik diterapkan pendekatan

penemuan terbimbing dimana guru memimpin murid-murid dengan

tahapan-tahapan yang benar.”12 Permulaan pembelajaran guru

memberikan wacana kepada siswa, lalu siswa dibiasakan untuk

menemukan sendiri informasi mengenai bahan pelajaran. Mereka tergerak

hatinya untuk menemukan sendiri informasi tersebut, sehingga suasana

kelas tidak kering dan tidak membosankan karena para siswa terlibat

dalam situasi yang aktif. Peranan guru dalam metode ini hanya sebatas

prepai objek, membantu kebutuhan-kebutuhan siswa dalam proses

penemuannya, serta menjadi sumber informasi apabila diperlukan siswa.

Dalam metode penemuan terbimbing, langkah yang ditempuh guru

adalah menyatakan masalah kemudian membimbing siswa untuk

menemukan penyelesain masalah itu dengan instruksi-instruksi seminimal

mungkin yang diberikan guru, sedangkan siswa mengikuti instruksi yang

sedikit itu, dan berusaha menemukan sendiri penyelesainya. Kesimpulan

yang dapat diambil untuk menentukan langkah-langkah yang harus

dilakukan siswa berdasarkan konsep dasar metode penemuan adalah:

1. Memahami masalah

2. Melihat pola yang terjadi dan membuat dugaan

3. Menguji dugaan tersebut

4. Menyatakan dalam bentuk umum13

11 B.Suryosubroto, Proses Belajar …, hal.19412 MAX A. Sobel dan Guan M. Maletsky, Mengajar Matematika, (Jakarta : Erlangga,

2004), Cet ke 3, hal. 1613 B.Suryosubroto, Proses Belajar …, hal.193

Page 34: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

18

Karakteristik metode ini terletak pada peran siswa dalam proses

pemahaman definisi dan teorema yang ditemukan sendiri, dan mengujinya,

serta peranan guru yang membantu kebutuhan siswa dan memberikan

latihan. Proses tersebut masih dapat berkembang sesuai kebutuhan-

kebutuhan dalam memberikan pemahaman kepada siswa pada

pembelajaran dalam kelas dan suasana didalam kelas tidak akan

membosankan tetapi akan terasa lebih menyenangkan, karena siswa

terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

b. Perencanaan dan Pelaksanan Metode Penemuan Terbimbing

Pada perencanaan metode penemuan terbimbing yang perlu

diperhatikan oleh guru adalah:

1. Indentifikasi kebutuhan siswa

2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep

dan generalisasi yang akan dipelajari

3. Seleksi bahan dan problem/tugas-tugas

4. Membantu memperjelas

- tugas / masalah yang dipelajari

- peranan masing-masing siswa

5. Mempersiapkan seting kelas dan alat-alat yang diperlukan

Untuk pelaksanaan metode penemuan terbimbing yang harus

diperhatikan guru adalah:

1. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan

dipecahkan dan tugas-tugas siswa

2. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan

3. Membantu siswa dengan informasi/data, jika diperlukan oleh siswa

4. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan

dan mengidenifikasi proses

5. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa

6. Memuji dan membesarkan siswa yang aktif dalam proses

penemuan

Page 35: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

19

7. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas

hasil penemuannya

c. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Penemuan Terbimbing

Beberapa kelebihan penemuan terbimbing adalah sebagai berikut:

1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia befikir dan

menggunakan kemampuannya untuk menemukan hasil belajar

2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri

proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini

akan lebih lama diingat

3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini

mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga minat

belajarnya meningkat.

4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode ini akan

lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks

5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri

Beberapa kelemahan metode penemuan terbimbing adalah:

1. Metode ini banyak menyita waktu.

2. Tidak setiap guru mempunyai kemampuan mengajar dengan cara

penemuan terbimbing

3. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan. Apabila

bimbingan guru tidak sesuai dengan kesiapan intelektual siswa, ini

dapat merusak struktur pengetahuannya. Juga bimbingan yang

terlalu banyak dapat mematikan inisiatifnya, jadi yang dilakukan

guru terhadap siswa yang tidak mampu melakukan penemuan

membimbing sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

4. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajar tiap topik.

5. Kelas yang banyak siswanya akan sangat merepotkan guru dalam

pengarahan belajar dengan metode penemuan.

Page 36: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

20

3. Aktivitas Belajar Matematika

Aktivitas dalam belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehari-

hari didalam kelas atau dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas

dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa.

Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar

itu adalah berbuat. Menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas belajar

adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dalam kegiatan belajar

kedua aktivitas itu harus saling berkaitan, kaitan antara keduanya akan

membuahkan aktivitas belajar yang optimal

Dari semua asas diktaktik dapat dikatakan aktivitas merupakan asas

yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan

atau bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar. Pada prinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak aktivitas.

Seperti yang terjadi di Indonesia kebanyakan sekolah tradisional hanya

memberlakukan siswanya dengan aktivitas mendengar dan mencatat. Mereka

menjadikan guru sebagai sentral dalam proses belajar mengajar dikelas,

sedangkan siswa bersifat pasif dan menerima begitu saja. Siswa diibaratkan

kertas putih, sedangkan guru adalah tintanya yang menulis apa saja yang

diinginkan, dengan begitu siswa tidak mempunyai tujuan dalam aktivitas

belajarnya. Oleh karena itu aktivitas belajar sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena ”hampir tidak pernah terjadi proses belajar mengajar

tanpa adanya keaktifan individu / siswa yang belajar, dan ada pula keaktifan

belajar kategori tinggi.”14 Aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas

sangatlah berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Dalam hal ini dapat diartikan sebagai contoh bahwa guru hanya

memberikan kail ikan sedangkan siswa yang memancing. Besar kecilnya ikan

yang di dapat tergantung dari aktivitas yang dilakukan. Kiasan ini sebenarnya

memiliki makna yang sangat penting dalam aktivitas belajar mengajar. Sebab

siswa harus aktif sendiri termasuk bagaimana strategi yang harus ditempuh

untuk mendapatkan ilmu atau nilai.

14 M. Dalyono, Psikologi Pendidkan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet ke 4 hal. 195

Page 37: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

21

Seperti yang telah dijelaskan aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang

bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek

harus selalu berkaitan, dengan begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas

dari tujuan belajar yang sebenarnya karena adanya aktivitas belajar, sebagai

contoh seseorang itu sedang belajar dengan membaca. Secara fisik kelihatan

bahwa orang itu sedang membaca menghadapi sebuah buku, secara pikiran

dan sikap mentalnya tertuju pada buku yang dibaca, ini menunjukan adanya

keserasian aktivitas, kalau sudah demikian belajar itu akan optimal.

Meskipun orang telah mempunyai tujuan dalam belajar serta telah

memilih set yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan

untuk mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi

dimanapun dan kapan saja dapat memberi kesempatan belajar kepada

seseorang. Situasi ini ikut menentukan set belajar yang dipilih. “Aktivitas

belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat,

memandang, mengingat, berfikir, latihan atau praktek, dan sebagainya”15.

Disamping itu, ada juga contoh aktivitas belajar yang lain seperti diskusi, hal

ini merupakan salah satu diantarannya yang harus sering dilakukan siswa

selain dari pada kehadiran di kelas. Mengingat aktivitas belajar tersebut

merupakan credit poin siswa dalam pencapaian nilai yang baik. “Beberapa

contoh aktivitas belajar”16:

1. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang

belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.

2. Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.

Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam

memandang itu matalah yang memegang peranan penting.

15 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h 3816 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…, h 38

Page 38: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

22

3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang

dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.

4. Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan

dari aktivitas belajar.

5. Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan

selama belajar di sekolah.

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat

atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan

datang.

7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak

termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.

8. Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus

metodologis dan sistematis.

9. Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa

seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan

perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang

mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.

10. Berfikir

Berfikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu

tentang hubungan antara sesuatu.

11. Latihan atau praktek

Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan.

Page 39: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

23

Paul B. Dierdrich (2007) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam

kegiatan siswa yang merupakan jenis-jenis aktivitas antara lain:17

1. Visual activities seperti : membaca, memperhatikan, menggambar,

mendemonstrasikan, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,

instrupsi,.

3. Listening activities seperti : mendengarkan urain, percakapan diskusi,

pidato.

4. Writing activities seperti : menulis cerita, karangan, laporan, tes,

angket, menyalin.

5. Drawing activities seperti : menggambar, membuat grafik, peta

diagram, pola.

6. Motor activities seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang.

7. Mental activities seperti : menanggap, mengingat, memcahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities seperti : manaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup.

Dari contoh-contoh dan jenis-jenis aktivitas yang sudah diuraikan di

atas, terdapat beberapa aktivitas belajar matematika dengan menggunakan

metode penemuan terbimbing yang mengarah kepada langkah-langkah yang

dilakukan siswa, antara lain:

1. Mental activities

2. Motor activities

3. Visual activities

4. Oral activities

17 Sardiman AM, Interaksi …, h 101

Page 40: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

24

4. Hubungan Aktivitas Belajar dengan Metode Penemuan Terbimbing

Hakikat pekerjaan mengajar bukanlah melakukan sesuatu bagi siswa,

tetapi lebih berupa menggerakan siswa melakukan hal-hal yang dimaksudkan

menjadi tujuan pendidikan. “Tugas utama seorang guru bukanlah

menerangkan hal-hal yang terdapat dalam buku-buku, tetapi mendorong,

memberikan inspirasi, memberikan motif-motif dan membimbing siswa dalam

usaha mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan”18

Metode penemuan terbimbing merupakan salah satu metode

pembelajaran yang bertujuan mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran, tetapi tidak lepas dari bimbingan yang diberikan guru untuk

mencapai tujuan yang diinginkan oleh siswa. “Dalam menggunakan metode

penemuan terbimbing peranan guru adalah menyatakan persoalan, kemudian

membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan

perintah-perintah atau dengan lembar kerja”19. Siswa mengikuti petunjuk dan

menemukan sendiri penyelesaiannya.

Dalam metode penemuan terbimbing terdapat langkah-langkah dan

aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa yaitu:

1. Memahami masalah

Untuk memahami masalah, aktivitas yang dilakukan siswa adalah

aktivitas mental.

2. Melihat pola yang terjadi dan membuat dugaan

Untuk melihat pola yang terjadi dan membuat dugaan aktivitas yang

dilakukan siswa adalah aktivitas motor, aktivitas mental, aktivitas

visual, aktivitas oral.

3. Menguji dugaan tersebut

Aktivitas yang dilakukan siswa untuk menguji dugaan tersebut yaitu

aktivitas visual, aktivitas mental, aktivitas motor.

4. Menyatakan dalam bentuk umum

18 H.C. Witherington, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999 ), cet ke 7, h85

19 Al. Krismanto dan Widyaiswara, Beberapa Teknik Model, dan Strategi DalamPembelajaran Matematika, ( Yogyakarta: 2003 ), h 4

Page 41: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

25

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam menyatakan dugaan tersebut

dalam bentuk umum yaitu aktivitas oral.

Aktivitas belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan siswa

di dalam kelas. Aktivitas akan terjadi bila adanya guru dan siswa, siswa akan

aktif dalam proses pembelajaran dengan bimbingan guru, dengan begitu siswa

akan dapat menemukan sesuatu yang baru bagi dirinya.

Dari uraian di atas, hubungan antara aktivitas belajar dengan metode

penemuan terbimbing tidak dapat dipisahkan, karena dengan metode penemuan

terbimbing guru membimbing siswa untuk lebih aktif mencapai tujuan yang

diinginkannya. Hal ini sangat erat hubungannya dengan konsep metode

penemuan terbimbing yang mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran dan mendapat bimbingan dari guru untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

B. Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang peningkatan aktivitas belajar

matematika siswa dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, penulis

mengutip beberapa penelitian yang relevan diantaranya:

1. Hasil penelitian oleh Iman Sukirman (2006) tentang Perbandingan Hasil

Belajar Matematika Antara Siswa yang Menggunakan Metode Penemuan

Terbimbing (Guided Discovery Lesson) dengan Siswa yang Menggunakan

Metode Ekspositori, penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Azhar BSD.

Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa yang menggunakan metode penemuan terbimbing dengan

metode ekspositori.

2. Hasil penelitian oleh Laksmy Rathmila (2007) tentang Pengaruh

Penggunaan Metode Discovery Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas

eksperimen yang menggunakan metode discovery terbimbing dengan kelas

kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Page 42: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

26

C. Pengajuan Konseptual Intervensi / Perencanaan Tindakan

Konsep atau pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lingkaran, materi matematika pada kelas VIII semester genap yang meliputi :

pengertian lingkaran, menentukan nilai phi, melukis lingkaran, menghitung

keliling dan luas lingkaran, menghitung panjang busur, luas juring, luas

tembereng, mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling, menentukan besar

sudut-sudut keliling. Pemilihan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan

aktivitas belajar matematika khususnya pada pokok bahasan lingkaran, karena

pokok bahasan tersebut masih menjadi materi matematika yang dianggap sulit dan

siswa membutuhkan contoh-contoh konkrit untuk meningkatkan pemahaman

tentang materi lingkaran.

Pengambilan konsep/pokok bahasan lingkaran ini juga disesuaikan dengan

metode penemuan terbimbing. Dalam proses pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing siswa diarahkan dan dibimbing untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Sehingga diharapkan proses pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

D. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran matematika merupakan proses yang mengarahkan

siswa untuk belajar aktif, agar pada diri siswa terjadi perubahan tingkah laku baik

dalam pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan, serta kritis dalam berfikir.

Keberhasilan proses pembelajaran matematika akan membentuk pola pikir dan

intuisi yang matang dalam berbagai hal yang mempengaruhi kemampuan siswa

berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan lingkungannya, yang kemudian

dapat mempengaruhi masa depannya.

Metode pembelajaran yang bisa mengarahkan siswa untuk aktif dalam

proses pembelajaran yaitu metode penemuan terbimbing. Metode penemuan

terbimbing adalah salah satu metode pembelajaran yang bertujuan agar siswa

aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan aktifnya siswa tidak lepas dari

bimbingan yang diberikan guru jika diperlukan.

Aktivitas belajar adalah kegiatan sehari yang dilakukan guru dan siswa

didalam kelas. Aktivitas dalam belajar sangat diperlukan karena dapat

Page 43: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

27

menciptakan suasana belajar menjadi tidak membosankan dan merupakan kredit

point siswa untuk mendapat nilai yang baik.

Skema kerangka berpikir

Proses pembelajaranmatematika

Metode penemuan terbimbing

Memahamimasalah

Melihat pola yang terjadidan membuat dugaan

Mengujidugaan

Menyatakan dalambentuk umum

Aktivitas Mental 1. AktivitasMotor

2. AktivitasMental

3. AktivitasVisual

4. AktivitasOral

1. AktivitasVisual

2. AktivitasMental

3. AktivitasMotor

Akivitas

O

r

a

l

Aktivitas Belajar

LKSMPT

Page 44: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

28

Proses pembelajaran matematika merupakan kegiatan yang mengarahkan

siswa untuk belajar aktif agar pada diri siswa terjadi perubahan tingka laku baik

dalam hal pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam berfikir. Untuk

mencapai suatu proses pembelajaran matematika yang baik, metode pembelajaran

merupakan salah satu unsur yang dapat menentukan tingkat keberhasilan proses

pembelajaran. Dalam pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan

perkembangan peserta didik baik dari segi umur, latar belakang, dan tingkat

kecerdasaan. Beberapa contoh metode pembelajaran matematika metode

ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, dan metode penemuan.

Salah satu metode pembelajaran matematika yang mengarahkan siswa

untuk aktif dalam proses pembelajaran matematika adalah metode penemuan.

Metode penemuan itu terbagi menjadi dua yaitu metode penemuan terbimbing dan

metode penemuan tidak terbimbing. Metode penemuan terbimbing merupakan

salah satu metode pembelajaran matematika yang lebih mengarahkan siswa

mendominasi proses pembelajaran, yang bertujuan agar siswa aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, melatih belajar sendiri, dan menemukan sendiri

konsep-konsep yang menjadi objek pembelajaran.

Peranan guru dalam metode penemuan terbimbing adalah membimbing

atau mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan

peranan guru dalam metode penemuan tidak terbimbing adalah guru tidak

membimbing siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan, namun metode

penemuan tidak terbimbing juga bertujuan agar siswa aktif dalam proses

pembelajaran.

Langkah-langkah dan aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing adalah

memahami masalah (aktivitas mental), melihat pola yang terjadi dan membuat

dugaan (aktivitas motor), menguji dugaan tersebut (aktivitas visual), menyatakan

dalam bentuk umum (oral activities), sehingga suasana yang terjadi di dalam

kelas dengan metode penemuan terbimbing akan lebih menarik dan tidak

membosankan dan siswa akan aktif untuk mendapatkan yang diinginkan.

Page 45: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

29

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dipaparkan di atas, metode

penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

Page 46: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

156

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Islam Plus Mardhotilah kelas

VIII, keseluruhan populasi siswa kelas VIII di SMP Islam Plus Mardhotilah

berjumlah 26 orang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran

2008/2009 berlangsung selama satu bulan.

Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian / Siklus

Siklus Hari / Tanggal Pembahasan

1

Senin, 2 Februari 2009 - Pengertian lingkaran- Unsur-unsur lingkaran- Bagian-bagian lingkaran

Kamis, 5 Februari 2009 - Menghitung keliling lingkarandan luas lingkaran

Jumat, 6 Februari 2009 - Menggunakan hubungan sudutpusat dan sudut keliling

2

Senin, 9 Februari 2009 - Hubungan panjang busur, luasjuring dan luas tembereng

Kamis, 5 Februari 2009 - Menghitung panjang garissinggung dan garis singgungpersekutuan

Jumat, 6 Februari 2009 - Menghitung panjang taliminimal

3Senin, 16 Februari 2009 - Lingkaran dalam segitigaKamis, 19 Februari 2009 - Lingkaran luar segitigaJumat, 20 Februari 2009 - Lingkaran singgung segitiga

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom

action research, yaitu “penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan

memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran,’1 mutu praktik yang

mengarahkan proses pembelajaran bisa lebih atau meningkat. “Penelitian

tindakan kelas ini adalah usaha guru untuk dapat mengorganisasikan kondisi

1 Suharsimi,dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.58.

Page 47: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

31

praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.”2

Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode penemuan tebimbing untuk meningkatkan aktifitas belajar

matematika siswa dengan pokok bahasan lingkaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga siklus, dimana tiap-tiap

siklus terdiri dari “empat tahapan penting dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:”3

1. Perencanaan (Planning)

Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.

Peneliti menyiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian

yang terdiri atas lembar soal-soal latihan, lembar tes formatif, lembar

angket aktifitas, lembar observasi dan lembar wawancara.

2. Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau isi rancangan, yaitu menggunakan

tindakan kelas.

3. Pengamatan (Observation)

Tahap ketiga yaitu selama tahap pelaksanaan peneliti

mengobservasi keaktifan dan respon siswa terhadap skenario

pembelajaran yang telah dibuat peneliti. Dengan menggunakan lembar

observasi.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, hasil yang didapat dari observasi dikumpulkan dan

dianalisa bersama oleh peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil

2 Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2005), Cet. 1, h. 13.

3 Suharsimi,dkk., Penelitian …, h.20.

Page 48: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

32

analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan

tindakan selanjutnya.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1

Desain Penelitian Tindakan KelasCatatan:

Apabila permasalahan belum terselesaikan dilanjutkan ke siklus selanjutnya

PermasalahanKurangnya aktivitasbelajar matematika

siswa

Perencanaan

tindakan 1

Pelaksanaan

tindakan 1

Observasi

tindakan 1

Refleksi 1

Refleksi 2

Permasalahan baruhasil

refleksi I

Perencanaan

tindakan 2

Pelaksanaan

tindakan 2

Observasi

tindakan 2

Permasalahan

baru hasil refleksi 2

Perencanaan

tindakan 3

Pelaksanaan

tindakan 3

Refleksi 3

Observasi

tindakan 3

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Page 49: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

33

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada objek yang menjadikan

sasaran penelitian ini, subjek penelitian ini adalah siswa SMP Islam Plus

Mardhotilah kelas VIII tahun ajaran 2008/2009.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana

kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,

melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan

hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu seorang guru, guru ini

adalah guru mata pelajaran matematika kelas VIII yang bertindak sebagai

observer (pengamat).

E. Tahapan Perencanaan Kegiatan

Tahap penelitian ini dimulai dengan kegiatan pendahuluan (tahap

prapenelitian) yang akan dilanjutkan dengan siklus 1, setelah melakukan analisis

dan refleksi pada siklus 1 penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan

seterusnya.

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut:

Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan

1) Wawancara dengan guru dan beberapa siswa.

2) Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.

3) Memberikan angket aktivitas belajar matematika kepada siswa.

4) Observasi skor awal belajar matematika siswa.

Tahapan Penelitian Siklus I

SIKLUS I

I. Tahap Perencanaana. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

b. Menyiapkan tempat kelas penelitian.

Page 50: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

34

c. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.

d. Menyiapkan LKSMPT

e. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

f. Menyiapkan soal tes formatif.

g. Menyiapkan soal tes akhir siklus I.

h. Menyiapkan alat dokumentasi.

II. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan LKSMPT

b. Penyampaian materi.

c. Siswa melakukan proses pembelajaran dengan metode penemuan

terbimbing.

d. Memberikan soal tes formatif.

e. Guru membimbing siswa untuk memahami, menganalisa, melihat pola,

menguji jawaban dan menyatakan masalah dalam proses pembelajaran.

f. Memberikan soal tes akhir siklus I.

g. Penilaian soal tes formatif dan tes akhir siklus.

h. Dokumentasi

III. Tahap Observasi

a. Peneliti dan observser mengobservasi proses pembelajaran siswa

b. Peneliti dan observser mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran

c. Mendokumentasikan kegiatan siswa

IV. Tahap Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I

yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya

Tahapan Penelitian Siklus II

SIKLUS II

I. Tahap Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan

ditambah hasil refleksi pada siklus I.

Page 51: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

35

b. Membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa setiap

kelompok, yang dipilih dengan mengurutkan nomor absen.

c. Menyiapkan tempat kelas penelitian

d. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.

e. Menyiapkan LKSMPT

f. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

g. Menyiapkan soal tes formatif.

h. Menyiapkan soal tes akhir siklus I.

i. Menyiapkan alat dokumentasi.

II. Tahap Pelaksanaan

a. Mempersilakan siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing

b. Memberikan LKSMPT

c. Penyampaian materi.

d. Memberikan soal tes formatif siswa.

e. Guru membimbing siswa untuk memahami, menganalisa, melihat pola,

menguji jawaban dan menyatakan masalah dalam proses pembelajaran.

f. Membahas soal tes akhir sklus I

g. Memberikan soal tes akhir siklus II.

h. Penilaian hasil tes formatif dan tes akhir siklus II.

i. Dokumentasi.

III. Tahap Observasi

a. Peneliti dan observer mengobservasi proses pembelajaran siswa

b. Peneliti dan observer mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran

c. Mendokumentasikan kegiatan siswa

IV. Tahap Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus II

yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.

Page 52: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

36

Tahapan Penelitian Siklus III

SIKLUS III

I. Tahap Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III dengan

dtambah hasil refleksi siklus II.

b. Membentuk kelompok, kelompok diperkecil menjadi 5 kelompok yang

terdiri dari 5-6 orang siswa setiap kelompok, yang dipilih berdasarkan

tingkat prestasi siswa.

c. Menyiapkan tempat kelas penelitian

d. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.

e. Menyiapkan LKSMPT

f. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

g. Menyiapkan angket aktivitas belajar matematika siswa.

h. Menyiapkan soal tes formatif.

i. Menyiapkan soal tes akhir siklus III.

j. Menyiapkan alat dokumentasi.

II. Tahap Pelaksanaan

a. Mempersilakan siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing

b. Memberikan LKSMPT

c. Penyampaian materi.

d. Memberikan tes formatif siswa.

e. Guru membimbing siswa untuk memahami, menganalisa, melihat pola,

menguji jawaban dan menyatakan masalah dalam proses pembelajaran.

f. Memberikan soal tes akhir siklus III.

g. Penilaian hasil tes formatif siswa dan tes akhir siklus III

h. Mewawancarai guru dan siswa.

i. Memberikan angket aktivitas belajar siswa

j. Dokumentasi.

III. Tahap Observasi

a. Peneliti dan observser mengobservasi proses pembelajaran siswa

Page 53: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

37

b. Peneliti dan observer mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran

c. Mendokumentasikan kegiatan siswa

IV. Tahap Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus III

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai yaitu meningkatkan aktifitas belajar matematika siswa kelas VIII SMP

Islam Plus Mardhotilah dengan menggunakan metode penemuan terbimbing

dalam pembelajarannya.

Berdasarkan analisis tersebut, ditentukan apakah siklus selanjutnya perlu

dilanjutkan atau tidak, sedangkan penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan

indikator keberhasilan sebagai berikut :

1). Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika

siswa menunjukkan bahwa siswa memiliki aktifitas yang baik

menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran dengan

skor rata-rata yang didapat siswa 27 (baik).

2). Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan, bahwa siswa

mendapat skor rata-rata 75.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif

1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, hasil wawancara

terhadap guru dan siswa, hasil angket aktifitas belajar matematika

siswa, hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).

2. Data kuantitatif: nilai tes akhir siklus dan nilai ulangan harian siswa.

Sumber data : sumber data dalam penelitian ini adalah guru,

siswa, pihak-pihak sekolah dan peneliti.

Page 54: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

38

H. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Instrumen Tes

Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap

akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran, tes ini

bertujuan untuk menganalisis ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi

yang telah diberikan pada ketiga siklus. Tes formatif ini berupa soal essay

sebanyak 5 soal, tes ini digunakan sebagai pendukungpeneliti untuk melakukan

penelitian.

2. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui apakah proses

pembelajaran terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi

di kelas, bagaiman aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran

berlangsung, serta untuk mengetahui kekurangan dalam proses

pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh guru matematika kelas VIII

di SMP Islam Plus Mardhotilah Jakarta. Lembar observasi ini

digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

b. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket skala

sikap model Likert, yang digunakan untuk mengetahui respon siswa

sebelum dan setelah mereka melaksanakan pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Angket ini

diberikan di awal dan di akhir dan angket ini sudah di validitasi oleh

dosen pembimbing

c. Lembar Wawancara

Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui

Page 55: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

39

gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai guru dan

siswa, siswa menyelesaikan soal tes tiap akhir siklus, memberikan angket aktifitas

belajar matematika pada siswa di awal dan di akhir siklus 3, melakukan observasi

ketika proses belajar mengajar berlangsung dan untuk melengkapi hasil penelitian

pengumpulan data juga dilakukan dengan memberikan angket persepsi siswa

terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing. Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru

kolaborator pada saat menganalisis data untuk membuat tindakan pada siklus

berikutnya.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan handal

dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, saturasi, dan member chek,

diantaranya:

1. Teknik triangulasi yaitu: menggali data dari sumber yang sama dengan

menggunakan cara yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang

aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa.

2. Teknik member chek yaitu: memeriksa kembali data-data yang telah

terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun

kelengkapannya dan mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah

terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu

pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul yaitu data

yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara, hasil skor angket aktifitas belajar,

Page 56: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

40

hasil observasi dan hasil tes siswa. Semua data di analisis dengan menggunakan

analisis deskriptif.

Untuk instrumen angket aktivitas, bentuk angket yang digunakan bersifat

langsung dan tertutup, angket diberikan kepada siswa dan langsung memilih

jawaban yang telah disediakan dalam item pernyataan. Adapun format respon

angket yang digunakan adalah model skala likert yang mempunyai 5 alternatif

pilihan jawaban, yakni:

1. Sangat setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Ragu-ragu (R)

4. Tidak setuju (TS)

5. Sangat tidak setuju (STS)

Untuk pemberian skor pada skala likert ini, jawaban diberi bobot dengan

nilai kuantitatif. Seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Pemberian Skor Pada Skala Likert

No Kategorisasi jawabanButir angket

Fositif Negatif

1 Sangat setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak setuju (TS) 2 4

5 Sangat tidak setuju (STS) 1 5

Untuk menganalisis setiap aspek aktivitas digunakan teknik analisis secara

deskriptif dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P =s

fx 100 %

Keterangan : P = persentase

f = frekuensi jawaban responden

s = jumlah responden

Page 57: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

41

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus 1) selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktifitas

belajar matematika maka akan di lanjuti pada siklus selanjutnya sebagai rencana

perbaikan pembelajaran.

Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini

telah berhasil menggunakan metode penemuan terbimbing dalam meningkatkan

aktifitas belajar matematika siswa. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi

aktifitas belajar matematika siswa, untuk itu masih diperlukan penelitian lebih

lanjut untuk menemukan faktor-faktor lain tersebut.

Page 58: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kegiatan Pendahuluan

1). Wawancara dengan guru dan beberapa siswa.

Wawancara dengan guru dilakukan, bertujuan untuk mengetahui

metode apa yang dipakai dalam proses pembelajaran matematika serta

untuk mengetahui apakah siswa aktif belajar matematika dengan

metode yang diberikan dan kendala atau kesulitan apa saja yang

dihadapi dalam mengajar matematika. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru sebelum penelitian, metode yang dipakai guru dalam

proses pembelajaran beraneka ragam, guru (kolabolator) ”saya sudah

mencoba beberapa metode dalam proses pembelajaran matematika

seperti metode ceramah, demonstrasi dan kelompok”. Ketika

ditanyakan apakah siswa aktif belajar matematika dengan metode yang

ibu diberikan, guru (kolabolator) ”kurang aktifnya siswa dalam proses

pembelajarn matematika, dikarenakan memang sekolah ini baru

berdiri” dan menurut guru (kolabolator) kesulitan yang dihadapi yaitu

”saya harus ekstra perhatian kepada siswa agar bias aktif dalam

proses pembelajaran”.

Wawancara dengan beberapa siswa dilakukan, bertujuan

tanggapan siswa terhadap pelajaran matematika dan tanggapan siswa

terhadap metode yang diberikan guru dalam mengajar matematika.

Hasil wawancara dengan beberapa siswa, banyak siswa yang tidak

senang dengan pelajaran matematika, ada yang memberikan tanggapan

”pelajaran matematika bikin saya pusing pak dan banyak rumusnya” ,

ada juga yang memberiakn tanggapan ”gurunya galak pak jadi saya

engga suka pelajaran matematika”. Ketika ditanya apakah kamu

megerti penjelasan guru dengan metode yang diberikan, beberapa

siswa memberikan tanggapan “kadang-kadang mengerti sih pak”, ada

juga siswa yang memberikan tanggapan “saya engga mengerti

penjelasan guru”. Hasil lembar wawancara dan kutipannya dapat

dilihat pada lampiran 14 (hal.128).

Page 59: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

43

2). Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal

aktivitas siswa selama proses pembelajaran sebelum peneliti

melakukan penelitian. Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran, didapat skor awal rata-rata observasi

aktivitas belajar matematika siswa sebagai berikut:

Tabel 4.1Skor Awal Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Sebelum Penelitian

Keterangan Skor RKeterangan Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan

8 – 14 = Kurang 20 – 26 = Baik14 – 20 = Cukup 26 – 32 = Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.1 di atas didapat bahwa skor awal aktivitas

belajar matematika siswa sebelum menggunakan metode penemuan

terbimbing rendah, dari semua siswa hanya mendapat skor rata- rata

11,67 dengan kategori aktivitas belajar matematika siswa kurang atau

rendah. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa dapat

dilihat pada lampiran 8 (hal. 105).

Pada tahap perencanaan siklus I, II dan III, yang menjadi target

peneliti adalah peneliti ingin mengetahui apakah aktivitas belajar

matematika siswa

No Dimensi Rata-Rata Keseluruhan

1 Mental Aktifitas 3,37

2 Motor aktifitas 2,8

3 Visual Aktivitas 2,73

4 Oral Aktifitas 2,77

Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan 11,67

Page 60: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

44

meningkat dengan metode penemuan terbimbing melalui lembar

observasi aktivitas belajar matematika siswa.

3). Memberikan angket aktivitas belajar matematika kepada siswa

Pemberian angket ini bertujuan untuk melihat sikap siswa

terhadap aktivitas belajar matematika sebelum dan setelah

menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil observasi awal

didapat skor awal sikap siswa terhadap aktivitas belajar matematika

sebelum menggunakan metode penemuan yaitu dengan skor rata-rata

64.5 dari seluruh siswa, jadi aktivitas belajar matematika siswa

sebelum menggunakan metode terbimbing tergolong rendah. Dari 20

item pertanyaan angket (valid) yang diberikan, banyak siswa yang

kurang aktif dalam mengingat masalah, hal ini diakibatkan karena

siswa males dalam mengingat masalah yang pernah dihadapi.

Pada tahap perencanaan siklus I, II dan III, yang menjadi target

peneliti adalah peneliti ingin mengetahui apakah aktivitas belajar

matematika siswa meningkat dengan metode penemuan terbimbing.

Lembar angket aktivitas belajar matematika siswa dapat dilihat pada

lampiran 13 (hal. 125).

4). Observasi skor awal hasil belajar matematika siswa.

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui nilai awal hasil

relajar matematika siswa sebelum menggunakan metode penemuan

terbimbing. Dari hasil observasi terhadap nilai awal hasil relajar

matematika siswa, didapat nilai awal hasil belajar matematika siswa

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Rangkuman Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa

Jumlah Siswa (N) 26

X 57,19

X Min 52

X Mak 77

SD 6,42

Page 61: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

45

Berdasarkan tabel 4.2 di atas didapat bahwa nilai awal hasil

belajar matematika siswa sebelum menggunakan metode penemuan

terbimbing rendah, dari semua siswa hanya mendapat skor rata- rata

57,19. Untuk perhitungan statistik nilai awal belajar matematika siswa

dapat dilihat pada lampiran 33 (hal. 151).

2. Tahapan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat sebagai acuan

peneliti untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dapat dilihat pada lampian 1 (hal.

80).

2) Menyiapkan tempat kelas penelitian.

Tempat penelitian yang disiapkan yaitu ruang kelas VIII SMP Islam

Plus Mardhotilah

3) Menyiapkan materi dan bahan ajar untuk setiap pertemuan.

Materi yang disiapkan yaitu lingkaran sebagai pokok bahasan dengan

sub pokok bahasannya adalah pada pertemuan pertama materi yang di

ajarkan yaitu: pengertian lingkaran, unsur-unsur lingkaran dan bagian-

bagian lingkaran, pada pertemuan kedua materi yang di ajarkan yaitu:

menghitung keliling dan luas lingkaran, pada pertemuan ketiga materi

yang di ajarkan yaitu: menggunakan hubungan sudut pusat dan sudut

keliling. Bahan ajar yang digunakan yaitu LKSMPT (Lembar Kerja

Siswa Metode Penemuan Terbimbing). Lembar Kerja Siswa Metode

Penemuan Terbimbing (LKSMPT) ini disiapkan sebagai bahan bacaan

siswa. LKSMPT dapat dilihat pada lampiran 2 (hal. 98).

4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

Lembar observasi disiapkan untuk mengamati aktivitas-aktivitas yang

dilakukan siswa dan guru selama proses pembelajaran. lembar

observasi siswa dan guru dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9 (hal. 105

dan 119).

5) Menyiapkan soal.

Soal-soal disiapkan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

materi yang diajarkan, soal-soal ini berbentuk uraian singkat.

Page 62: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

46

6) Menyiapkan soal tes akhir siklus I.

Soal-soal tes ini berbentuk tes tertulis sebanyak 5 soal, soal ini

disiapkan sebagai pendukung dari lembar observsi siswa untuk

mengetahui sejauhmana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Soal-soal ini dan jawabannya dapat dilihat pada lampiran 22 (hal.

138).

7) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan

pokok bahasan lingkaran, materi yang di ajarkan yaitu:

1) Pada pertemuan pertama materi yang di ajarkan yaitu pengertian

lingkaran, unsur-unsur lingkaran dan bagian-bagian lingkaran

2) Pada pertemuan kedua materi yang di ajarkan yaitu: menghitung

keliling dan luas lingkaran

3) Pada pertemuan ketiga materi yang di ajarkan yaitu: menggunakan

hubungan sudut pusat dan sudut keliling.

Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama / Senin, 2 Februari 2009

Kegiatan belajar matematika di kelas VIII pada hari senin 2

Februari 2009 dimulai pukul 07.40-09.00 WIB, guru matematika hadir

untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini. Sebelum

proses pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai, peneliti dan siswa

berdoa bersama, lalu peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan

maksud dan tujuan peneliti menggantikan guru matematika untuk beberapa

pertemuan, selain itu peneliti juga memperkenalkan metode penemuan

terbimbing yang digunakan peneliti untuk melakukan proses pembelajaran,

ketika peneliti sedang menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, ada siswa

yang bertanya “berapa lama Bapak menggantikan guru”, peneliti “insya

Allah 1 bulan atau sekitar 9 kali pertemuan, ada yang mau bertanya

lagi?”, siswa “tidak Pak..”. Setelah selesai menjelaskan maksud dan

tujuan peneliti, lalu peneliti mengabsen siswa, siswa yang tidak hadir pada

pertemuan pertama ada 1 siswa (tidak ada keterangan). Setelah selesai

Page 63: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

47

mengabsen penliti memberikan lembar observasi guru dan siswa kepada

observer.

Pada pertemuan pertama materi yang diberikan pengertian

lingkaran, unsur-unsur lingkaran dan bagian-bagian lingkaran. Lalu

peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa Metode Penemuan Terbimbing

(LKSMPT) sebagai bahan bacaan siswa, kemudian peneliti menjelaskan

materi yang ada pada LKSMPT yang sudah peneliti berikan. Ketika

peneliti menjelaskan materi yang diajarkan, masih banyak siswa yang

tidak memperhatikan penjelasan guru dan masih banyak yang mengobrol

dengan temannya, pada pertemuan ini belum ada siswa yang bertanya, hal

ini dikarenakan belum berani siswa bertanya langsung dengan guru dan

peneliti. Setelah selesai menjelaskan materi pada pertemuan pertama,

siswa menyelesaikan soal-soal yang ada pada LKSMPT dengan tipe dan

bentuk soal essay, untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

tentang bahan ajar yang dijelaskan peneliti. Ketika siswa sedang

menyelesaikan soal yang diberikan suasana kelas gaduh, hal ini

disebabkan karena masih ada siswa yang mundar-mandir melihat jawaban

temanya, tetapi ada juga siswa yang menyelesaikan dengan kemampuanya.

Selanjutnya peneliti dan guru berkeliling mengamati aktivitas siswa dan

membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-

soal latihan. Dari pengamatan guru dan peneliti masih banyak siswa yang

bergantung pada jawaban temannya

Pada pertemuan pertama ini salah satu kendala yang dihadapi

adalah kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, masih banyak

siswa yang menjawab soal masih bergantung pada temanya. Akan tetapi

dengan bimbingan dan arahan dari guru dan peneliti kendala tersebut dapat

diminimalisir. Diakhir pembelajaran, peneliti mengarahkan siswa agar

mempelajari materi menentukan rumus keliling dan luas lingkaran untuk

pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan kedua/ Jum’at, 5 Februari 2009

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua dimulai pada pukul

12.40-14.00. Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya kegiatan belajar

di awali dengan berdoa bersama dan peneliti mengabsen siswa, siswa yang

Page 64: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

48

tidak hadir pada pertemuan kedua ada 7 orang, lalu peneliti memberikan

lembar observasi guru dan siswa kepada observer. Materi yang diajarkan

menentukan rumus keliling dan luas lingkaran. Sebelum menjelaskan

materi yang ingin diajarkan, peneliti menanyakan kembali tentang materi

pada pertemuan 1”sudah mengerti atau belum”?, siswa “insya Allah Pak

mengerti…”. Seperti pertemuan sebelumnya peneliti membagikan

LKSMPT sebagai bahan bacaan siswa, setelah itu peneliti menjelaskan

materi yang ingin diajarkan, ketika peneliti sedang menjelaskan materi

masih ada siswa yang mengobrol pada temanya dan tidak memperhatikan

penjelasan peneliti, lalu peneliti bertanya “apakah sudah jelas materi yang

dijelaskan”?, sedikit sekali siswa yang berani bertanya, siswa “mengerti

pak…tapi engga semuannya hehe..”, hal ini dapat dimaklumi karena masih

banyak siswa yang belum berani atau biasa bertanya didepan umum.

Selanjutnya peneliti memberikan soal-soal yang ada pada LKSMPT

tentang menghitung keliling dan luas lingkaran untuk diselesaikan.

Kemudian peneliti dan observer bekeliling untuk mengetahui sejauh mana

aktivitas siswa dalam mengerjakan soal-soal dan membimbing siswa yang

kesulitan untuk menjawab soal yang diberikan. Pada pertemuan 2 ini

masih banyak siswa yang masih kesulitan untuk menyelesaikan soal

Pada pertemuan kedua ini hanya beberapa siswa yang menjawab

tanpa bantuan teman, tetapi masih banyak siswa yang masih bergantung

pada jawaban temannya. Dalam hal ini jelas bahwa interaksi antara guru

dan siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran agar siswa tidak

jenuh dan aktif dalam belajar matematika. Sebelum menutup pelajaran

peneliti mengarahkan siswa agar mempersiapkan diri untuk menghadapi

tes akhir siklus I.

3) Pertemuan ketiga / jum’at, 6 Februari 2009

Pada pertemuan ketiga proses pembelajaran dimulai pada pukul

09.40-11.00. Sebelum melakukan proses pembelajaran peneliti berdoa

bersama-sama, selesai berdoa peneliti mengabsen siswa, siswa yang tidak

hadir pada pertemuan ini ada 3 siswa, lalu peneliti memberikan lembar

observasi guru dan siswa kepada observer dan peneliti mempersiapkan

materi yang ingin di ajarkan. Materi yang di ajarkan pada peremuan

Page 65: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

49

ketiga ini yaitu: hubungan sudut pusat dan sudut keliling. Seperti

pertemuan sebelumnya peneliti menyampaikan materi, peneliti

memberikan LKSMPT untuk bahan bacaan siswa dan menanyakan materi

yang belum dimengerti pada pertemuan sebelumnya, peneliti “apa ada

yang belum dimengerti materi pada pertemuan sebelumnnya, kalau belum

ada yang di mengerti ditanyakan saja, karena hari ini kita akan

melakukan tes akhir siklus dan materinya yang sudah dijelaskan pada

pertemuan 1, 2 dan 3”. Pada pertemuan ini sudah terlihat siswa yang

berani untuk bertanya, siswa “pak..kalau mencari luas daerah yang

diarsir gimana caranya, soal yang nomor 5 pada pertemuan 2 itu loh

pak”, peneliti “dicari luas lingkaran terlebih dahulu, lalu dicari luas

lingkaran yang diarsir karena luas daerah yang diarsir ¼ lingkaran, maka

rumus luas lingkarannya dikali ¼, setelah itu luas lingkaran dikurang luas

lingkaran yang diarsir, sudah paham belum...?”, siswa “oh..begitu pak..”.

Setelah selesai menanyakan materi yang belum dimengerti, peneliti

menjelaskan materi pada pertemuan ini, ketika peneliti sedang

menjelaskan masih terlihat siswa yang mengobrol dengan temannya dan

tidak memperhatikan penjelasan peneliti. Selesaikan memberikan

penjelasan tentang materi yang diajarkan, peneliti menanyakan kembali

materi yang belum jelas, peneliti “sudah paham semua atau belum...?”,

siswa “insya allah mengerti pak...”, lalu siswa menyelesaikan soal-soal

yang ada pada LKSMPT dalam waktu 15 menit. Ketika siswa sedang

menyelsaikan soal peneliti dan observer berkeliling untuk membimbing

siswa yang kesulitan untuk menjawab soal. Pada pertemuan ini siswa yang

ketergantungan dengan jawaban temannya masih terlihat.

Pada pertemuan ketiga ini, dilaksanakan juga tes akhir siklus I.

Tes ini diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII untuk mengetahui

sampai mana siswa memahami materi pada siklus 1, soal-soal tes akhir

siklus 1 ini berupa soal essay yang berjumlah 5 soal dan berlangsung

selama 40 menit. Pada saat tes berlangsung ketergantungan siswa pada

temannya dalam menjawab soal masih sangat terlihat. Setelah itu peneliti

menutup pelajaran dengan mengarahkan siswa untuk mempelajari

pertemuan selanjutnya, lalu peneliti dan observer serta siswa berdoa

bersama.

Page 66: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

50

c. Tahap Observasi

Tahap observasi ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru

(observer) yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi

pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan

tentang aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I melalui lembar

observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3Skor Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Selama Pembelajaran Pada Siklus I

Keterangan Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan8 – 14 = Sangat Kurang14 – 20 = Kurang20 – 26 = Cukup26 – 32 = Baik

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa dari 4 dimensi aktivitas yang diamati

pada pertemuan 1, 2 dan 3 skor rata-rata aktivitas belajar matematika

siswa pada siklus I yaitu 17,01 dengan kategori aktivitas belajar siswa

pada tingkatan cukup. Dalam hal ini siswa belum menunjukkan aktivitas

belajar yang baik dalam belajar matematika. Dari hasil observasi terlihat

siswa belum mempunyai aktivitas motor atau siswa tidak aktif dalam

melakukan percobaan dan tidak berusaha untuk memecahkan masalah

No DimensiPertemuan Rata-Rata

Keseluruhan1 2 3

1 Mental Aktifitas 4,42 4,9 4,73 4,68

2 Motor aktifitas 1,96 3,7 4,43 3,37

3 Visual Aktivitas 2,53 5,25 4,91 4,23

4 Oral Aktifitas 4,45 4,75 4,99 4,73

Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan 17,01

Page 67: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

51

yang dihadapi. Ketika tes siklus I dilaksanakan hanya beberapa siswa yang

tampak tekun dalam menjawab soal dan beberapa siswa masih bergantung

pada teman dalam menjawab soal yang diberikan.

Gambar 2Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I

Pada pertemuan ketiga dilaksanakan tes akhir siklus I. Hasil tes

belajar matematika tersebut disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 1

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

30 – 38 1 4,35%39 – 47 1 4,35%48 – 56 2 8,7%57 – 65 12 52,17%66 – 74 19 82,60%75 - 84 23 100%

Keterangan:

Jumlah siswa = 23

Rata-rata = 65,30 Nilai tertinggi = 84

Nilai terendah = 30 SD = 9,8

Berdasarkan keterangan dan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi

bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 65,30 dengan frekuensi

relatifnya 52,17%. Meskipun nilai rata-rata kelas yang diperoleh > 60,0

akan tetapi belum mencapai skor rata-rata yang ingin dicapai yaitu 75,

untuk perhitungan statistik skor akhir siklus I dapat dilihat pada lampiran

35 (hal. 153). Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam histogram dan

poligon sebagai berikut

51

yang dihadapi. Ketika tes siklus I dilaksanakan hanya beberapa siswa yang

tampak tekun dalam menjawab soal dan beberapa siswa masih bergantung

pada teman dalam menjawab soal yang diberikan.

Gambar 2Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I

Pada pertemuan ketiga dilaksanakan tes akhir siklus I. Hasil tes

belajar matematika tersebut disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 1

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

30 – 38 1 4,35%39 – 47 1 4,35%48 – 56 2 8,7%57 – 65 12 52,17%66 – 74 19 82,60%75 - 84 23 100%

Keterangan:

Jumlah siswa = 23

Rata-rata = 65,30 Nilai tertinggi = 84

Nilai terendah = 30 SD = 9,8

Berdasarkan keterangan dan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi

bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 65,30 dengan frekuensi

relatifnya 52,17%. Meskipun nilai rata-rata kelas yang diperoleh > 60,0

akan tetapi belum mencapai skor rata-rata yang ingin dicapai yaitu 75,

untuk perhitungan statistik skor akhir siklus I dapat dilihat pada lampiran

35 (hal. 153). Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam histogram dan

poligon sebagai berikut

51

yang dihadapi. Ketika tes siklus I dilaksanakan hanya beberapa siswa yang

tampak tekun dalam menjawab soal dan beberapa siswa masih bergantung

pada teman dalam menjawab soal yang diberikan.

Gambar 2Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I

Pada pertemuan ketiga dilaksanakan tes akhir siklus I. Hasil tes

belajar matematika tersebut disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 1

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

30 – 38 1 4,35%39 – 47 1 4,35%48 – 56 2 8,7%57 – 65 12 52,17%66 – 74 19 82,60%75 - 84 23 100%

Keterangan:

Jumlah siswa = 23

Rata-rata = 65,30 Nilai tertinggi = 84

Nilai terendah = 30 SD = 9,8

Berdasarkan keterangan dan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi

bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 65,30 dengan frekuensi

relatifnya 52,17%. Meskipun nilai rata-rata kelas yang diperoleh > 60,0

akan tetapi belum mencapai skor rata-rata yang ingin dicapai yaitu 75,

untuk perhitungan statistik skor akhir siklus I dapat dilihat pada lampiran

35 (hal. 153). Hasil tes akhir siklus I disajikan dalam histogram dan

poligon sebagai berikut

Page 68: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

52

1

y

Gambar 3

Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi

Hasil Tes Akhir Siklus I

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus diperoleh skor rata-rata

aktivitas belajar matematika siswa mencapai 17,01. Hasil Observasi ini

belum menunjukkan bahwa indikator aktivitas belajar matematika siswa

tercapai, yaitu dengan skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa

dapat mencapai 27. Adapun aspek aktivitas yang perlu ditingkatkan untuk

siklus selanjutnya adalah melakukan percobaan, karena sesuai data

observasi yang diperoleh pada siklus I tidak ada siswa yang aktif untuk

melakukan percobaan ketika siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi,

dan kurang aktifnya siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya

serta masih sedikit sekali siswa yang aktif untuk menguji jawaban dalam

menyelesaikan soal yang diberikan.

Untuk hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa

mencapai nilai rata-rata 65,30. Hasil tes akhir siklus ini menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan belum tercapai, dimana skor rata-rata tes

hasil belajar siswa yang ingin dicapai adalah 75. Adapun hal yang perlu

ditingkatkan adalah bimbingan peneliti dan Observer terhadap siswa yang

Frek

uens

i

30,5 38,5 47,5 56,5 65,5 74,5 84,5

x

Nilai

4

7

10

Page 69: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

53

hasil belajarnya masih rendah dan lebih perhatian mendampingi siswa saat

mengerjakan tugas atau soal latihan agar siswa bisa lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

Hasil refleksi pada siklus 1 disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Refleksi Pada Siklus 1

Kelebihan Kekurangan Solusi

Aktivitas siswa dalam

merumuskan masalah

kurang aktifnya siswa

dalam melihat pola

membuat kelompok dalam proses

pembelajaran yang terdiri dari 4-5

siswa setiap kelompok (6

kelmpok), yang dipilih menurut

nomor absen siswa.

Aktifnya siswa dalam

hal menyatakan maslah

kurang aktifnya siswa

dalam melakukan

percobaan

2. Tahapan Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat sebagai acuan

peneliti untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan.

Didalam RPP siklus II terdapat tambahan hasil refleksi siklus I

yaitu: dibentuknya 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa per

kelompok, yang dipilih dengan mengurutkan nomor absen siswa.

2) Menyiapkan tempat kelas penelitian.

Tempat penelitian yang disiapkan yaitu ruang kelas VIII SMP

Islam Plus Mardhotilah

3) Menyiapkan materi dan bahan ajar untuk setiap pertemuan.

Materi yang disiapkan yaitu lingkaran sebagai pokok bahasan

dengan sub pokok bahasannya adalah pada pertemuan ke-empat

materi yang di ajarkan menggunakan hubungan panjang busur, luas

juring dan luas tembereng dalam pemecahan masalah, pada

pertemuan ke-lima materi yang di ajarkan menghitung panjang

garis singgung dan panjang garis singung persekutuan, pada

petemuan ke-enam materi yang di ajarkan menghitung panjang tali

minimal. Bahan ajar yang digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa

Page 70: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

54

Metode Penemuan Terbimbing (LKSMPT), LKSMPT ini

disiapkan sebagai bahan bacaan siswa.

4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

Lembar observasi disiapkan pada siklus II untuk mengetahui

apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dan guru selama

proses pembelajaran meningkat.

5) Menyiapkan soal.

Soal-soal disiapkan untuk mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi yang diajarkan, soal-soal ini berbentuk uraian

singkat.

6) Menyiapkan soal tes akhir siklus II.

Soal-soal tes ini soal essay sebanyak 5 soal, soal ini disiapkan

sebagai pendukung dari lembar observsi siswa untuk mengetahui

sejauhmana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Soal-soal

dan jawaban tes akhir siklus II dapat dilihat pada lampiran 24 (hal.

140).

7) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dengan

pokok bahasan garis singgung:

1) Pada pertemuan ke-empat materi yang di ajarkan menggunakan

hubungan panjang busur, luas juring dan luas tembereng dalam

pemecahan masalah.

2) Pada pertemuan ke-lima materi yang di ajarkan menghitung

panjang garis singgung dan panjang garis singung persekutuan.

3) Pada petemuan ke-enam materi yang di ajarkan menghitung

panjang tali minimal.

Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan ke-empat / Senin, 9 Februari 2009

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ke-empat dimulai pada

pukul 07.40-09.00. Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti dan

siswa berdoa bersama lalu peneliti mengabsen siswa. Setelah selesai

mengabsen peneliti membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa

Page 71: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

55

setiap kelompoknya. Materi yang diajarkan adalah menggunakan

hubungan panjang busur, luas juring dan luas tembereng dalam

pemecahan masalah. Sebelum menjelaskan materi tersebut, peneliti

membahas PR yang diberikan dan menanyakan kembali tentang materi

yang belum dimengerti pada siklus I kepada siswa, peneliti “sebelum kita

masuk kemateri selanjutnya, apa yang belum paham materi pada siklus

1?”, siswa “tidak pak....”.

Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya sebelum menyampaikan

materi peneliti memberikan LKSMPT sebagai bahan bacaan siswa dan

memberikan lembar observasi guru dan siswa kepada observser.

Selanjutnya peneliti menyampaikan materi menggunakan hubungan

panjang busur, luas juring dan luas tembereng dalam pemecahan masalah.

Selesaikan menyampaikan materi peneliti menanyakan kepada siswa

tentang penjelasan yang belum dimengerti, hanya sebagian siswa yang

berani untuk bertanya. Selesai menjelasankan pertanyaan yang belum

dimengerti kepada siswa, peneliti memberikan soal untuk dikerjakan

secara berkelompok. Lalu peneliti dan observser keliling untuk

membimbing siswa atau kelompok yang kesulitan dalam menyelesaikan

soal, dengan bimbingan peneliti dan observser suasana kelas sedikit lebih

tenang dan dapat meminimalisir siswa yang mondar-mandir untuk melihat

jawaban kelompok yang lain. Dari hasil pengamatan observser dan

peneliti masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.

Setelah itu peneliti menutup pelajaran dengan mengarahkan siswa

mempelajari materi menghitung panjang garis singgung dan panjang garis

singung persekutuan sebagai materi pada pertemuan ke-lima.

2) Pertemuan ke-lima/ Kamis, 12 Februari 2009

Pertemuan ke-lima dimulai pada pukul 12.40-14.00. Sebelum

melakuakn proses pembelajaran, peneliti dan siswa berdoa bersama lalu

peneliti mengabsen siswa, siswa yang tidak hadir pada pertemuan ini ada 6

siswa. Materi yang di ajarkan yaitu menghitung panjang garis singgung

dan panjang garis singung persekutuan. Sebelum menjelaskan materi,

peneliti mempersilakan kepada siswa untuk duduk pada masing-masing

kelompoknya dan peneliti menanyakan materi yang belum difahami pada

Page 72: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

56

pertemuan sebelumnya, ketika peneliti bertanya tentang materi yang belum

dimengerti ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan, siswa “pak

saya nanya soal tes akhir siklus no 4, gimana caranya pak saya engga

ngerti…?”, peneliti menyuruh salah satu siswa siapa yang bisa

mengerjakannya, peneliti “coba kamu maju kedepan untuk mengerjakan

soal yang ditanya teman kamu”, siswa “engga pak saya engga bisa, si..S

aja pak”, dari interaksi peneliti dengan siswa belum ada yang berani untuk

maju kedepan menyelesaikan soal yang ditanya temannya, hal ini

dikarenakan mungkin siswa berani untuk mengerjakan soal dipapan tulis,

ada siswa yang peneliti suruh untuk mengerjakan soal didepan. Selesai

menjelaskan soal tes akhir siklus I yang belum dimengerti peneliti

memberikan LKSMPT pertemuan 5 sebagai bahan bacaan siswa, lalu

peneliti menyampaikan materi secara umum, karena peneliti sudah

mengarahkan siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan

sebelumnya. Setelah menyampaikan materi, peneliti menanyakan materi

yang belum difahami. Selanjutnya peneliti memberikan soal untuk

diselesaikan berkelompok, ketika siswa sedang menyelesaikan soal-soal

peneliti dan observser berkeliling untuk melihat aktivitas siswa dan

membimbing siswa atau kelompok yang kesulitan untuk menjawab soal

yang peneliti berikan. Pada pertemuan ini juga masih ada beberapa siswa

yang masih kurang aktif dalam kelompoknya dan dalam menyelesaikan

soal serta masih bergantung jawaban pada kelompoknya. Sebelum peneliti

menutup pelajaran, seperti pertemuan sebelumnya peneliti mengarahkan

siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya.

3) Pertemuan ke-enam / Jum’at, 13 Februari 2009

Pertemuan ke-enam dimulai pada pukul 09.40-11.00. Sebelum

melakukan proses pembelajaran, peneliti dan siswa berdoa bersama lalu

peneliti mengabsen siswa, siswa yang tidak hadir pada pertemuan ini ada 3

siswa, setelah itu peneliti menyuruh sisiwa untuk duduk dengan

kelompoknya masing-masing. Seperti pertemuan sebelumnya sebelum

menyampaikan materi peneliti menanyakan materi yang belum difahami

pada pertemuan sebelumnya, terlihat pada pertemuan ini siswa sudah

mulai berani untuk bertanya langsung, peneliti “apakah ada yang ingin

Page 73: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

57

ditanyakan untuk pertemuan sebelumnya, karena hari ini kita akan

melaksanakan tes akhir siklus 2, materinya, materi pada pertemuan 4, 5

dan 6” siswa”pak saya belum mengerti tentang materi pada pertemuan

kemaren..?”.

Pada pertemuan ke-enam ini juga dilaksanakan tes akhir siklus II.

Setelah itu, peneliti menyampaikan materi yang akan diajarkan, materi

yang diajarkan pada pertemuan ini yaitu: menghitung panjang tali

minimal. Peneliti menjelaskan materi secara umum, karena peneliti sudah

mengarahkan siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan ini. Setelah

selesai menjelaskan materi, peneliti memberikan soal yang ada di

LKSMPT selama 15 menit, lalu peneliti dan observer berkeliling untuk

membimbing siswa yang kesulitan untuk menjawab soal.

Soal tes akhri siklus II berupa soal essay sebanyak 5 soal dan

berlangsung selama 40 menit. Peneliti dan observer berkeliling untuk

melihat aktivitas siswa menyelesaikan tes akhir siklus. Setelah selesai

menjawab soal tes akhir siklus II, peneliti menutup pelajaran dengan

mengarahkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan

selanjutnya, lalu peneliti dan observer serta siswa berdoa bersama.

c. Tahap Observasi

Pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan sudah

cukup baik, pada pertemuan ke-lima dan ke-enam proses belajar berjalan

dengan tertib dan lancar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

meningkat dengan adanya arahan dan bimbingan peneliti dan observer.

Hasil pengamatan tentang aktivitas belajar matematika siswa pada

siklus II melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 74: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

58

Tabel 4.6

Skor Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Selama Pembelajaran Pada Siklus II

Keterangan Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan8 – 14 = Sangat Kurang14 – 20 = Kurang20 – 26 = Cukup26 – 32 = Baik

Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa dari 4 dimensi aktivitas yang diamati

melalui lembar observasi pada pertemuan 4, 5 dan 6 skor rat-rata aktivitas

belajar matematika siswa pada siklus II yaitu 25,24 dengan kategori

aktivitas belajar siswa pada tingkat cukup. Skor yang diperoleh mengalami

peningkatan dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran, namun siswa masi kurang aktif dalam hal

motor aktivitas dan oral aktivitas hal ini dapat dilihat dari kurang aktifnya

siswa untuk melihat pola dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan

tidak beraninya siswa untuk bertanya langsung terhadap materi yang

belum dipahaminya dan skor rata-rata yang diperoleh siswa belum

mencapai target yang diinginkan yaitu dengan skor rata-rata 27.

No DimensiPertemuan Rata-Rata

Keseluruhan4 5 6

1 Mental Aktifitas 6,57 6,38 6,64 6,5

2 Motor aktifitas 5,99 6,33 6,24 6,18

3 Visual Aktivitas 6,42 6,85 6,44 6,57

4 Oral Aktifitas 5,43 6,38 6,16 5,99

Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan 25,24

Page 75: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

59

Gambar 4Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas Kelompok

Pada pertemuan ke-enam ketika pelaksanaan tes akhir siklus II,

sebagian besar siswa tampak tekun dalam mengerjakan soal tes akhir

dibandingkan dengan siklus I. Ketergantungan siswa terhadap jawaban

teman dan mudah menyerah dalam menjawab soal mulai berkurang

dibandingkan dengan siklus I, namun masih terlihat beberapa siswa yang

masih kesulitan untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Hasil tes

tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 2

Keterangan:

Jumlah siswa = 25

Rata-rata = 71,2 Nilai tertinggi = 90

Nilai terendah = 40 SD = 9,6

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diperoleh informasi bahwa nilai rata-

rata kelas yang diperoleh sebesar 71,2. Meskipun nilai rata-rata kelas yang

diperoleh > 70 akan tetapi belum mencapai skor rata-rata dari jumlah

siswa yaitu 75. Untuk perhitungan statistik skor akhir siklus II dapat

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

40-47 1 4%48-55 2 8%56-63 5 20%64-71 15 60%72-79 20 80%80-90 25 100%

59

Gambar 4Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas Kelompok

Pada pertemuan ke-enam ketika pelaksanaan tes akhir siklus II,

sebagian besar siswa tampak tekun dalam mengerjakan soal tes akhir

dibandingkan dengan siklus I. Ketergantungan siswa terhadap jawaban

teman dan mudah menyerah dalam menjawab soal mulai berkurang

dibandingkan dengan siklus I, namun masih terlihat beberapa siswa yang

masih kesulitan untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Hasil tes

tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 2

Keterangan:

Jumlah siswa = 25

Rata-rata = 71,2 Nilai tertinggi = 90

Nilai terendah = 40 SD = 9,6

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diperoleh informasi bahwa nilai rata-

rata kelas yang diperoleh sebesar 71,2. Meskipun nilai rata-rata kelas yang

diperoleh > 70 akan tetapi belum mencapai skor rata-rata dari jumlah

siswa yaitu 75. Untuk perhitungan statistik skor akhir siklus II dapat

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

40-47 1 4%48-55 2 8%56-63 5 20%64-71 15 60%72-79 20 80%80-90 25 100%

59

Gambar 4Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas Kelompok

Pada pertemuan ke-enam ketika pelaksanaan tes akhir siklus II,

sebagian besar siswa tampak tekun dalam mengerjakan soal tes akhir

dibandingkan dengan siklus I. Ketergantungan siswa terhadap jawaban

teman dan mudah menyerah dalam menjawab soal mulai berkurang

dibandingkan dengan siklus I, namun masih terlihat beberapa siswa yang

masih kesulitan untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Hasil tes

tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 2

Keterangan:

Jumlah siswa = 25

Rata-rata = 71,2 Nilai tertinggi = 90

Nilai terendah = 40 SD = 9,6

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diperoleh informasi bahwa nilai rata-

rata kelas yang diperoleh sebesar 71,2. Meskipun nilai rata-rata kelas yang

diperoleh > 70 akan tetapi belum mencapai skor rata-rata dari jumlah

siswa yaitu 75. Untuk perhitungan statistik skor akhir siklus II dapat

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

40-47 1 4%48-55 2 8%56-63 5 20%64-71 15 60%72-79 20 80%80-90 25 100%

Page 76: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

60

10

7

3

1

dilihat pada lampiran 36 (hal. 154). Hasil tes akhir siklus II disajikan

dalam histogram dan poligon sebagai berikut:

Gambar 5

Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi

Hasil Tes Akhir Siklus II

Meskipun aktivitas belajar matematika siswa sudah mengalami

peningkatan yang cukup baik namun hasil belajar tes akhir siklus II belum

memberikan hasil yang maksimal. Target untuk mendapatkan skor rata-

rata dari jumlah siswa belum tercapai.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus diperoleh skor rata-rata

aktivitas belajar matematika siswa mencapai 25,24. Meskipun aktivitas

belajar matematika siswa meningkat pada siklus II namun hasil observasi

ini belum menunjukkan bahwa indikator aktivitas belajar matematika

siswa tercapai, yaitu dengan skor rata-rata aktivitas belajar matematika

siswa dapat mencapai 27 atau dikatakan aktivitas siswa baik. Adapun

aktivitas yang perlu diperbaiki yaitu aktivitas siswa dalam hal melihat pola

yang terjadi dan menyatakan masalah dalam benruk umum.

Untuk hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai

nilai rata-rata 71,2. Walaupun ada peningkatan untuk nilai tes akhir siklus

namun hasil tes akhir siklus II, belum menunjukkan bahwa indikator

40 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5 90x

y

Frek

uens

i

Interval Data

Page 77: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

61

keberhasilan tercapai, dimana skor rata-rata tes hasil belajar siswa yang

ingin dicapai adalah 75. Adapun aspek aktivitas yang perlu ditingkatkan

untuk siklus selanjutnya kurang aktifnya siswa dalam merumuskan

masalah dan interaksi guru dengan siswa yang masih kurang serta masih

kurang aktifnya siswa dalam bertanya kepada guru tentang materi yang

belum difahami.

Berdasakan hasil observasi pada siklus II yang terdiri dari 3

pertemuan, hasil yang di inginkan belum tercapai maka peneliti

memutuskan untuk melanjutkan pada siklus selanjutnya.

Hasil refleksi pada siklus 2 disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Refleksi Pada Siklus 2

Kelebihan Kekurangan Solusi

Aktifnya siswa dalam

melakukan percobaan

Kurang aktifnya siswa dalam

melihat pola

memperkecil kelompok

menjadi lima kelompok,

yang terdiri dari 5-6 siswa

setiap kelompok, yang

dipilih menurut

pengamatan peneliti dan

dibantu oleh guru bidan

studi

Aktifnya siswa dalam

hal menguji jawaban

Tidak beraninya siswa untuk

bertanya langsung

kurang aktifnya siswa dalam

merumuskan masalah

Kurangnya interaksi guru

dengan siswa

3. Tahapan Siklus III

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat sebagai acuan

peneliti untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan.

Terdapat tambahan pada RPP siklus III ini yaitu kelompok belajar

diperkecil menjadi 5 kelompok dengan 5-6 orang siswa setiap

kelompoknya.

2) Menyiapkan tempat kelas penelitian.

Tempat penelitian yang disiapkan yaitu ruang kelas VIII SMP

Islam Plus Mardhotilah

Page 78: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

62

3) Menyiapkan materi dan bahan ajar untuk setiap pertemuan.

Materi yang disiapkan yaitu lingkaran sebagai pokok bahasan

dengan sub pokok bahasannya adalah pada pertemuan ke-tujuh

materi yang di ajarkan lingkaran dalam segitiga, pada pertemuan

ke-delapan materi yang di ajarkan lingkaran luar segitiga, pada

petemuan ke-sembilan materi yang di ajarkan lingkaran singgung

segitiga. Bahan ajar yang diberikan yaitu Lembar Kerja Siswa

Metode Penemuan Terbimbing (LKSMPT) ini disiapkan sebagai

bahan bacaan siswa.

4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

Lembar observasi disiapkan pada siklus III untuk mengetahui

apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dan guru selama

proses pembelajaran lebih meningkat dari siklus II.

5) Menyiapkan soal.

Soal-soal disiapkan untuk mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi yang diajarkan, soal-soal ini berbentuk uraian

singkat.

6) Menyiapkan soal tes akhir siklus III

Soal-soal tes akhir siklus ini berupa soal essay sebanyak 5 soal,

soal ini disiapkan sebagai pendukung dari lembar observsi siswa

untuk mengetahui sejauhmana aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran. Soal-soal dan jawaban tes akhir siklus III dapat

dilihat pada lampiran 27 (hal.143).

7) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus III terdiri dari tiga kali pertemuan dengan

pokok bahasan lingkaran dan garis singgung:

1) Pada pertemuan ke-tujuh materi yang di ajarkan lingkaran dalam

segitiga.

2) Pada pertemuan ke-delapan materi yang di ajarkan lingkaran luar

segitiga

3) Pada petemuan ke-sembilan materi yang di ajarkan lingkaran

singgung segitiga.

Page 79: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

63

Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan ke-tujuh / Senin, 16 Februari 2009

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ke-tujuh dimulai pada

pukul 07.40-09.00. Sebelum proses pembelajaran dilakukan peneliti dan

siswa berdoa bersama dan peneliti mengabsen siswa, siswa yang tidak

hadir pada pertemuan ini ada 2 orang. Selesai berdoa dan mengabsen

peneliti membentuk kelompok baru yang sudah peneliti tentukan

berdasarkan tingkat prestasi siswa dan menyuruh siswa untuk duduk

dengan kelompoknya masing-masing. Materi yang diajarkan adalah

lingkaran dalam segitiga. Sebelum menjelaskan materi tersebut, peneliti

membahas soal-soal tes akhir siklus II dan menanyakan kembali tentang

materi yang belum dimengerti pada siklus II kepada siswa, pada

pertemuan ini sudah terlihat siswa berani untuk bertanya, tetapi masih ada

siswa yang belum berani untuk bertanya langsung, biasanya siswa yang

tidak berani untuk bertanya menyuruh temannya untuk bertanya langsung,

peneliti “ada yang ingin ditanyakan tentang soal-soal siklus II atau materi

yang belum dimengerti?”, siswa “nih..pak si D ingin bertanya”, peneliti

“iya kenapa D ada yang mau ditanyakan”, siswa D “engga pak bukan

saya dia tuh pak yang mau bertanya”.

Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, sebelum peneliti

menyampaikan materi peneliti memberikan LKSMPT sebagai bahan

bacaan siswa dan memberikan lembar observasi guru dan siswa kepada

observser. Selanjutnya peneliti mempersilahkan siswa untuk duduk

dengan kelompoknya masing-masing, lalu peneliti menyampaikan materi

lingkaran dalam segitiga, ketika peneliti sedang menjelaskan ada salah

seorang siswa yang bertanya “pak..saya belum mengerti bisa diulang

engga pak?”, pada pertemuan ini sudah terlihat aktifnya dalam proses

pembelajaran. Selesaikan menyampaikan materi, peneliti menanyakan

kembali kepada siswa tentang penjelasan yang belum dimengerti, pada

pertemuan ke-tujuh ini aktivitas siswa untuk bertanya meningkat, hal ini

disebabkan karena siswa sudah berani untuk bertanya didepan umum.

Selesai menanyakan penjelasan yang belum dimengerti kepada siswa,

peneliti memberikan soal. Ketika siswa sedang menyelesaikan soal yang

Page 80: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

64

diberikan suasana kelas tidak terlalu gaduh lagi seperti pertemuan-

pertemuan sebelumnya. Lalu peneliti dan observser keliling untuk

membimbing siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal, dengan

bimbingan peneliti dan observser aktivitas siswa untuk menjawab soal

yang diberikan meningkat, siswa menjawab dengan kemampuan yang

dimilliki, tetapi masih ada juga siswa yang ketergantungan jawaban

temannya. Setelah siswa selesai menjawab soal, peneliti menutup

pelajaran dengan mengarahkan siswa untuk mempelajari materi lingkaran

luar segitiga sebagai materi pada pertemuan ke-delapan.

2) Pertemuan ke-delapan / Kamis, 19 Februari 2009

Proses pembelajaran pada pertemuan ke-delapan dimulai pada

pukul 12.40-14.00. Seperi pertemuan sebelumnya, sebelum melakukan

proses pembelajaran peneliti berdoa bersama dan mengabsen siswa, siswa

yang tidak hadir pad pertemuan ini ada 3 orang. Setelah itu, peneliti

menyuruh siswa untuk duduk dengan kelompoknya masing-masing.

Materi yang di ajarkan yaitu lingkaran luar segitiga. Sebelum menjelaskan

materi, seperti biasa peneliti menanyakan materi yang belum difahami

pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran sudah lebih terlihat, sekarang siswa sudah tidak takut

untuk bertanya langsung. Setelah itu peneliti memberikan LKSMPT

pertemuan ke-delapan sebagai bahan bacaan siswa, lalu peneliti

menyampaikan materi secara umum, karena peneliti sudah mengarahkan

siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan ini. Setelah

menyampaikan materi, peneliti menanyakan materi yang belum difahami,

beberapa siswa berani bertanya tentang materi yang belum dimengerti,

namun masih ada beberapa siswa yang hanya diam, peneliti “apakah ada

yang belum mengerti terhadap materi yang sudah saya jelaskan?”, siswa

“saya pak, saya engga mengerti tentang mencari jari-jarinya”. Selesai

menjelaskan pertanyaan siswa, selanjutnya peneliti memberikan soal untuk

diselesaikan secara berkelompok, ketika siswa sedang menyelesaikan soal-

soal peneliti dan observser berkeliling untuk melihat aktivitas belajar

matematika siswa dan membimbing siswa atau kelompok yang kesulitan

Page 81: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

65

untuk menjawab soal yang peneliti berikan, ketika peneliti dan obsevser

keliling ada siswa atau kelompok yang bertanya “pak kesini deh saya mau

tanya...ini pak untuk menghiutng jari-jari lingkarannya gimana pak?”,

peneliti “dijumlahin dulu semuanya lalu di cari akarnay berapa”, siswa

“oh...begitu pak thank U pak”. Pada pertemuan ini siswa yang

bergantung jawaban pada temannya lebih sedikit, stelah siswa selesai

menyelesaikan soal yang diberikan, peneliti menutup pelajaran, seperti

pertemuan sebelumnya peneliti mengarahkan siswa untuk mempelajari

materi lingkaran singgung segitiga untuk pertemuan selanjutnya.

3) Pertemuan ke-sembilan / Jum’at, 20 Februari 2009

proses pembelajaran pada pertemuan ke-sembilan dimulai pada

pukul 09.40-11.00. Sebelum melakukan proses pembelajaran peneliti

berdoa bersama dan mengabsen siswa, siswa yang tidak hadir pada

pertemuan ini ada 1 siswa. Seperti pertemuan sebelumnya, sebelum

menyampaikan materi peneliti menyuruh siswa untuk duduk dengan

kelompoknya masing-masing dan menanyakan materi yang belum

difahami pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini pun terlihat

antusias siswa dan siswa tidak merasa malu dan takut untuk bertanya

langsung dengan guru atau peneliti, peneliti “apaka ada yang mau

ditanyakan untuk materi pada pertemuan ke 7 dan 8, karena hari ini kita

akan melaksanakan tes akhir siklus 3, materinya dari pertemuan 7, 8 dan

9?”, siswa “saya pak...saya masih bingung untuk mencari panjang sisi

sebuah segitiga, ituloh pak ada disoal no 3 pertemuan ke 7?”.

Pada pertemuan ke-sembilan ini juga dilaksanakan tes akhir siklus

III. Materi untuk siklus 3 yaitu materi yang sudah dijelaskan pada

pertemuan 7, 8 dan 9. Materi yang diajarkan pada pertemuan 9 yaitu:

lingkaran singgung segitiga. Sebelum peneliti menyampaikan materi,

seperti pertemuan sebelumnya peneliti memberikan LKSMPT pertemuan 9

sebagai bahan bacaan siswa. Peneliti menjelaskan materi secara umum,

karena peneliti sudah mengarahkan siswa untuk mempelajari materi pada

pertemuan ini. Sebelum peneliti menyuruh siswa untuk mengerjaka soal

yang ada pada LKSMPT peneliti menanyakan kepada siswa tentang materi

Page 82: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

66

yang belum dimengerti, peneliti “apakah ada yang ingin ditanyakan?”,

siswa “saya pak itu pak untuk mencari S nya gimana pak”, terlihat dari

interaksi peneliti dengan siswa, bahwa siswa sudah aktif dalam proses

pembelajarn dan siswa sudah berani untuk bertanya langsung dengan guru.

Setelah selesai menjelaskan materi yang ditanyakan, peneliti memberikan

soal yang ada di LKSMPT selama 15 menit, lalu peneliti dan observer

berkeliling untuk membimbing siswa yang kesulitan untuk menjawab soal.

Pada pertemuan ini juga dilaksanakan tes akhir siklus III. Soal tes

akhri siklus III berupa soal essay sebanyak 5 soal, waktu yang diberikan

untuk menyelesaikan tes akhir ini adalah 40 menit. Peneliti dan observer

berkeliling untuk melihat aktivitas siswa menyelesaikan tes akhir siklus.

Setelah selesai menjawab soal tes akhir siklus III peneliti menutup

pelajaran, sebelum peneliti menutup pelajaran peneliti memberikan

memanfaatkan waktu yang tersisa untuk memberika angket aktivitas

belajar matematika siswa untuk diisi, setelah siswa selesai mengisi angket

peneliti menutup pelajaran dan mengucapkan terima kasih kepada siswa

atas bantuannya selama peneliti melakukan penelitian disekolah ini.

c. Tahap Observasi

Proses pembelajaran pada siklus III ini sudah berjalan dengan baik,

kondisi kelas lebih kondusif dibandingkan siklus II, siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran dan dalam mengerjakan latihan soal yang ada

LKSMPT, dengan adanya bimbingan ekstra dari peneliti dan observer

siswa-siswa yang lambat memahami materi dapat mengikuti pelajaran

dengan baik karena siswa sudah berani bertanya langsung kepada peneliti

dan observer maupun bertanya dengan temannya serta dengan adanya

bimbingan ekstra dari peneliti dan observer.

Page 83: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

67

Hasil pengamatan tentang aktivitas siswa melalui lembar observasi

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.9Skor Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Selama Pembelajaran Pada Siklus III

Keterangan Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan8 – 14 = Sangat Kurang14 – 20 = Kurang20 – 26 = Cukup26 – 32 = Baik

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa dari 4 dimensi aktivitas yang diamati

melalui lembar observasi pada pertemuan 7, 8 dan 9 skor rata-rata aktivitas

belajar matematika siswa pada siklus III yaitu 27,64 dengan kategori

aktivitas belajar siswa pada tingkat baik. Skor yang diperoleh suda

mencapai target yang diinginkan yaitu dengan skor rata-rata 27. Pada siklus

III ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan

siklus-siklus sebelumnya, hal ini dapat terlihat sudah aktifnya siswa untuk

melihat pola yang terjadi dan terlihatnya siswa yang berani bertanya

langsung dengan peneliti atau observser.

No DimensiPertemuan Rata-Rata

Keseluruhan7 8 9

1 Mental Aktifitas 6,72 7,33 7,23 7,1

2 Motor aktifitas 6,28 7,17 7,04 6,83

3 Visual Aktivitas 6,28 7,38 7,24 6,97

4 Oral Aktifitas 6 6,96 7,27 6,74

Jumlah Skor Rata-Rata Keseluruhan 27,64

Page 84: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

68

Gambar 6Aktivitas Siswa untuk Bertanya Langsung

Pada pertemuan ke-sembilan ketika pelaksanaan tes akhir siklus

III, siswa tampak aktif dalam mengerjakan soal tes akhir. Ketergantungan

siswa terhadap teman dan mudah menyerah dalam menjawab soal tidak

tampak terlihat dan siswa dapat menyelesaikan soal tes tepat dengan waktu

yang telah ditentukan. Hasil tes tersebut disajikan dalam Tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus 3

Intervalfrekuensi

komulatif (fk)≤

f relatif komulatif(frk) ≤

55-60 1 3,84%61-66 3 11,53%67-72 3 11m53%73-78 7 26,92%79-84 23 88,46%85-90 26 100%

Keterangan:

Jumlah siswa = 26

Rata-rata = 75,69 Nilai tertinggi = 90

Nilai terendah = 55 SD = 6,7

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diperoleh informasi, bahwa nilai

rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 75,69. Nilai rata-rata yang diperoleh

sudah mencapai skor rata-rata yang dinginkan yaitu 75. Pada siklus tiga

ini indikator keberhasilan sudah tercapai, dimana siswa sudah mencapai

skor rata-rata yang dinginkan yaitu 75. Untuk perhitungan statistik skor

Page 85: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

69

16

4

2

akhir siklus III dapat dilihat pada lampiran 37 (hal. 155). Hasil tes akhir

siklus II disajikan dalam histogram dan poligon sebagai berikut:

Gambar 7

Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi

Hasil Tes Akhir Siklus III

d.. Tahap Refleksi

Pada siklus III ini kemampuan siswa dalam mamahami materi

pelajaran sudah sangat baik. Adanya perubahan selama pembelajaran pada

siklus III, pembelajaran berjalan lebih kondusif dan siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus

II. Seluruh siswa tekun dalam mengerjakan latihan sola yang diberikan,

dan siswa sudah lebih berani untuk bertanya apabila ada materi yang tidak

dimengerti.

Berdasarkan pengamatan melalui lembar observasi diperoleh, hasil

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus III sudah baik

dengan skor rata-rata 27,64 dan sudah mencapai kategori aktivitas belajar

matematika siswa baik dibandingkan dengan siklus II, siswa mendapatkan

skor rata-rata 25,24 dengan kategori aktivitas belajar matematika siswa

cukup. Hasil belajar melalui tes akhir siklus III sudah menunjukkan hasil

yang baik, rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan, pada siklus I

55 60,5 72,5 78,5 84,5 90

1

3

x

y

Page 86: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

70

nilai rata-rata yang diperoleh siswa 65.30 dan pada siklus II nilai rata-rata

yang diperoleh siswa 71,2 sedangkan pada siklus III nilai rata-rata yang

diperoleh siswa 75.69. Selain untuk melihat adanya peningkatan aktivitas

belajar matematika siswa, pada hari Kamis 26 Februari 2009 siswa kelas

VIII diberikan kembali angket aktivitas belajar matematika yang sudah

valid. Dari hasil perhitungan didapatkan rata-ratanya 76,3, dengan hasil ini

indikator keberhasilan sudah tercapai. Dengan adanya peningkatan

aktivitas belajar matematika siswa dan indikator keberhasilan sudah

tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus III sesuai dengan target

yang direncanakan.

Tabel 4.11

Hasil Refleksi Pada Siklus 3

No Kelebihan Kekurangan Solusi

1 Siswa aktif dalam

memahami masalah

kurang aktifnya siswa

dalam merumuskan

masalah

meembimbing

sesuai kemampuan

yang dimiliki siswa

untuk dapat

menyimpulkan

masalah yang

dihadapi agar siswa

bisa mengingat

masalah yang

pernah dihadapinya

2 Siswa aktif dalam

memecahkan

masalah

3 Siswa aktif dalam

merumuskan

masalah

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa belajar

matematika dalam penelitian ini yaitu lembar observasi aktivitas belajar

matematika siswa. Lembar observasi ini diberikan untuk mengetahui aktivitas

siswa dalam belajar matematika. Selain lembar aktivitas, dalam penelitian ini

menggunakan juga instrumen tes, angket dan wawancara sebagai pendukung

untuk mencari data-data yang ingin diperoleh. Untuk instrumen angket

aktivitas belajar matematika siswa sudah divaliditasi oleh dosen pembimbing.

Page 87: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

71

Dari 28 pernyataan, pernyataan yang valid sebanyak 20 pernyataan, kemudian

pada hari Kamis 26 Februari 2009 angket yang sudah valid disebarkan

kembali untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor aktivitas belajar

matematika.

Peneliti juga mewawancarai guru dan bebrapa siswa, wawancara

ini dilakukan sebelum penelitian dan setelah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode

penemuan terbimbing. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid

dan memiliki keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member chek. Dalam

melakukan member chek peneliti memerikas kembali data-data yang diperoleh

dari narasumber selama peneliti melakukan penelitian, sehingga data-data

yang diperoleh benar. Selain melakukan member chek, untuk mendapatkan

data yang absah dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamatan

terhadap aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan metode

penemuan terbimbing, yang bertujuan untuk menggali data dari sumber yang

sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Didalam melakukan

triangulasi peneliti tidak hanya bertanya atau berdiskusi dengan guru

kolabolator tentang hasil observasi yang diperoleh tetapi dengan guru-guru

yang lain. Peneliti juga membaca berulang-ulang data yang diperoleh dan

melakukan reduksi data, yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan

fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data atau informasi yang diperoleh

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

C. Analisis Data

Tahap analisis data terdiri dari analisi data pada saat dilapangan

dan data yang sudah terkumpul. Untuk data pada saat dilapangan diperoleh

dari berbagai sumber, sedangkan untuk data yang sudah terkumpul diperoleh

dari hasil lembar observasi, hasil angket, hasil tes siswa dan hasil wawancara.

Untuk data hasil lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa

diperoleh, skor awal rata-rata aktivitas siswa belajar matematika sebelum

menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran yaitu 11,67

dengan kategori aktivitas belajar matematika siswa sangat kurang sedangkan

pada siklus I skor rata-rata yang didapat siswa 17,01 dengan kategori aktivitas

belajar matematika pada siklus I kurang, pada siklus II skor rata-rata yang

Page 88: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

72

didapat siswa 25,24 dengan kategori aktivitas belajar matematika siswa cukup,

sedangkan pada siklus III skor rata-rata aktivitas belajar matematika yang

didapat siswa meningkat yaitu 27,64 dengan kategori aktivitas belajar

matematika siswa baik. Dari data yang diperoleh melalui lembar observasi,

menunjukan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan

menggunakan metode penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan data hasil angket, diperoleh skor awal rata-rata siswa

sebelum menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran

yaitu 64.5, sedangakan setelah menggunakan metode penemuan terbimbing

dalam pembelajaran siswa mendapatkan skor rata-rata 76,3, skor rata-rata ini

sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu dengan skor rata-rata 75, bahwa

siswa sudah berani untuk bertanya kepada guru apabila ada materi yang tidak

dimengerti. Untuk data hasil tes siswa, skor awal rata-rata siswa sebelum

menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran yaitu 57.19,

sedangkan pada siklus I nilai rata-rata yang didapat siswa 65,30, pada siklus II

skor rata-rata yang didapat siswa 71,2, sedangkan pada siklus III skor rata-rata

yang didapat siswa 75.69, skor rata-rata ini sudah mencapai indikator

keberhasilan yaitu dengan skor rata-rata 75. Berdasarkan data-data yang

diperoleh melalui hasil lembar observasi, hasil angket dan hasil tes

menunjukan bahwa ada peningkaan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

Selain dari hasil observasi, hail angket dan hail tes untuk

memperoleh data peneliti juga melakukan wawancara kepada guru dan

beberapa siswa, wawancara ini dilakukan sebelum penelitian dan setelah

penelitian. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing. Hasil wawancara kepada guru sebelum penelitian diperoleh

bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika kurang, walaupun

sudah diberikan perhatian yang ekstra, namun setelah dilakukan pembelajaran

dengan metode penemuan terbimbing guru tersebut berpendapat adanya

peningkatan aktivitas belajar siswa, sedangkan hasil wawancara kepada

beberapa siswa sebelum penelitian, salah satu siswa mengemukakan “saya

kurang aktif dalam belajar dengan metode yang digunakan”. Setelah

penelitian peneliti mewawancarai kembali untuk mengetahui respon siswa

Page 89: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

73

17,01 25,24 27,64Skor Rata-rata aktivitas siswa

terhadap metode penemuan terbimbing, siswa yang peneliti wawancarai

mengemukan seneng dengan metode penemuan terbimbing, karena bisa

mengeluarkan kemampuanya dalam menyelesaikan masalah dan bisa lebih

berani untuk bertanya apabila ada materi yang tidak dimengerti.

D. Interpretasi Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis data dipeorleh bahwa, pada siklus I dari

hasil pengamatan menunjukkan aktivitas belajar matematika siswa masih

rendah, namun pada siklus II dan siklus III aktivitas belajar matematika siswa

sudah meningkat. Ini menunjukan bahwa adanya pembelajaran dengan

menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas

belajar matematika siswa.

Tabel 4.12

Skor rata-rata

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika SiswaSiklus Rata-rata Kategori

I 17,01 Aktivitas kurang

II 25,24 Aktivitas cukup

III 27,64 Aktivitas baik

Gambar 8

Diagram Batang Hasil Skor Rata-rata Aktivitas

Melalui Lembar Observasi

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 90: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

74

65,3 71,2 75,69Skor Akhir Siklus

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar

siswa melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa pada siklus

I yaitu 17,01, sedangkan pada siklus II skor rata-rata aktivitas belajar

matematika siswa yaitu 25,24 dan pada siklus III skor rata-rata aktivitas

belajar matematika siswa yaitu 27,64. Ini menunjukan adanya peningkatan

aktivitas belajar matematika siswa. Ini menunjukan bahwa siswa sudah

menunjukan aktif dalam proses pembelajaran dengan diberinya tindakan

pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing.

Tabel 4.13

Nilai Rata-rata Hasil Tes Akhir Siklus

Siklus Nilai SD

I 65,3 9,8

II 71,2 9,6

III 75,69 6,7

Gambar 9

Diagram Batang Hasil Skor Rata-rata Tes Akhir Siklus

Berdasarkan tabel 4.13 hasil tes belajar matematika yang diperoleh

dari siklus 1, 2 dan 3 terlihat mengalami peningkatan yang cukup baik. Rata-

rata tes akhir siklus I sebesar 65,3 dan mengalami peningkatan berturut-turut

dari siklus II sampai siklus III yaitu 71,2 dan 75,69. Peningkatan rata-rata dari

siklus I ke siklus II sebesar 5,9 dan dari siklus II ke siklus III sebesar 4,49,

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 91: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

75

sedangkan dari hasil skor rata-rata angket aktivitas belajar matematika siswa

mendapat 76,3.

Jadi berdasarkan hasil lembar observasi yang didukung oleh hasil

angket dan hasil tes yang diberikan pada siswa, terlihat bahwa metode

penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

Hasil wawancara terhadap beberapa siswa yang diperoleh

informasi bahwa pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing

memberikan nuansa belajar yang baru bagi siswa, siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Seperti pernyataan yang dikatakan seorang siswa bahwa dia

senang belajar dengan metode penemuan terbimbing, siswa tersebut bisa

langsung bertanya kepada guru tanpa rasa malu dan takut.

E. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran dapat

meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

Metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran dapat

meningkatkan aktivitas siswa belajar matematika, karena memang prinsip

dari metode ini adalah membimbing dan mengarahkan siswa untuk aktif

dalam prose pembelajaran, siswa tidak hanya mendengar penjelasan guru

namun siswa juga aktif untuk bertanya dan dalam menyelesaikan soal

siswa tidak hanya mendengarkan bimbingan dari guru namun siswa ikut

juga untuk menemukan jawabanya.

Peningkatan aktivitas dilihat dari hasil skor rata-rata lembar

observasi, dari hasil lembar observasi diawal siklus siswa mendapat skoir

rata-rata 11,67, sedangkan diakhir siklus adanya peningkatan siswa

mendapat skor rata-rata 27,64.

2. Metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan

metode penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran maka hasil

belajar siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar

siswa terlihat dari hasil tes akhir siklus I, siklus II dan siklus III yang nilai

Page 92: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

76

rata-ratanya meningkat, pada siklus nilai rata-rata siswa 65,3, pada siklus

II nilai rata-rata yang diperoleh siswa 71,2, sedangkan pada siklus III nilai

rata yang diperoleh siswa 75,69, ini menunjukan adanya peningkatan nilai

rata-rata.

3. Penggunaan lembar kerja siswa metode penemuan terbimbing

(LKSMPT) dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengerjakan

tugas

Hal ini berdasarkan hasil pengamatan yaitu bahwa siswa sangat

menyukai LKSMPT yang diberikan guru karena memudahkan siswa

dalam mengerjakan tugas. Penggunaan LKSMPT juga sangat efektif dan

membantu guru untuk lebih banyak memanfaatkan waktu belajar.

4. Kaitan penggunaan metode penemuan terbimbing untuk

meningkatkan aktivitas dengan penggunaan metode terbimbing

untuk mengetahui perbandingan hasil belajar yang menggunakan

metode ekspositori

Penggunaan metode penemuan terbimbing yang peneliti lakukan

dalam proses pembelajaran dapat meningatkan aktivitas belajar

matematika siswa. Penggunaan metode penemuan terbimbing juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Iman

Sukirman yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa

antara Siswa yang Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dengan

Siswa yang Menggunakan Metode Ekspositori. Hasil penelitian adalah

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang

menggunakan metode penemuan terbimbing dengan metode ekspositori

Page 93: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

77

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian selama 3 siklus dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika, karena siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Di dalam menggunakan metode penemuan terbimbing

dalam proses pembelajaran guru hanya memberikan bimbingan yang

seminimal mungkin kepada siswa agar siswa bisa aktif dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2. Hasil belajar matematika siswa dengan metode penemuan terbimbing

meningkat, meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari aktifnya

siswa dalam memahami masalah yang dihadapinya dan memecahkan

masalahnya.

Page 94: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

78

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan sebagai akhir dari

skripsi ini, ada beberapa saran menggunakan metode penemuan

terbimbing dalam pembelajaran matematika:

1. Hendaknya guru dalam menggunakan metode penemuan terbimbing lebih

bisa membimbing dan mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran, agar siswa lebih konsentrasi pada bahan ajar.

2. Guru harus tahu kondisi awal siswa dalam menggunakan metode

penemuan terbimbing agar pengelolaan kelas dan aktivitas siswa bisa

berjalan dengan baik.

3. Untuk pemberian soal-soal latihan, sebaiknya guru memberikan cara

penyelesaian yang seminimal mungkin agar siswa lebih aktif untuk

menemukan solusinya sendiri.

Page 95: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21729/1/...penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action Research). Subjek penelitian

79

DAFTAR PUSTAKA

A. M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007)

Arikunto Suharsimi,dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT BumiAksara, 2006)

Dalyono M, Psikologi Pendidkan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet ke4

Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta,2002 ), cet 1

Harefa Andreas, Sekolah Saja Tidak Pernah Cukup, (Jakarta: GramediaPustaka Utama, 2002)

Krismanto Al dan Widyaiswara, Beberapa Teknik Model, dan StrategiDalam Pembelajaran Matematika, ( Yogyakarta: 2003 )

Kurniawati Lia, Dalam Algoritma Juranal Matematika dan PendidikanMatematika, (Jakarta: Cemed, 2006), cet ke 1

N.K Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2001), cet ke 8

Purwanto Ngalim M., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2003), cet ke 15

Sobel MAX A dan Guan M. Maletsky, Mengajar Matematika, (Jakarta :Erlangga, 2004), Cet ke 3

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003), Cet ke 4

Suherman Erman, et al. Common Text Book; Strategi PembelajaranMatematika Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003)

Sumarmi, Strategi Belajar Mengajar Geografi, (Malang: DepartemenPendidikan Nasional UM Malang, 2002)

Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PTRineka Cipta, 2002), Cet ke 2

Usman Mohammad Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2008), cet ke 22

UU RI No 20 Th 2003, Sistem pendidikan nasional, (Jakarta : SinarGrafika, 2006), cet ke 3