pembelajaran seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas...
TRANSCRIPT
i
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS DENGAN MEMANFAATKAN LOGAM BEKAS
SEBAGAI MEDIA BERKARYA SISWA KELAS X TKR CSMK BHAKTI PRADJA ADIWERNA
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa
Oleh Ubaidilah Fajar Hikmatiar
2401411030 Pendidikan Seni Rupa
JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2017
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya :
Nama : Ubaidilah Fajar Hikmatiar
NIM : 2401411030
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Bahasa dan Seni
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Semarang, Maret 2017
Yang membuat pernyataan
Ubaidilah Fajar Hikmatiar
NIM 2401411030
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Upaya sadar diri akan pentingnya lingkungan hidup agar tetap lestari, dapat
dimulai dengan langkah kecil, memanfaatkan barang bekas untuk pembelajaran
seni” (Ubaidilah Fajar).
PERSEMBAHAN
Orang tua saya Bapak Ratno, dan Ibu Siti Julekha
tercinta yang telah memberikan motivasi,
bimbingan serta doa yang tulus dan ikhlas dalam
setiap waktu.
v
PRAKATA
Tiada kata terindah selain kata syukur Alhamdulillah penulis panjatkan, karena
dapat melalui segala proses penyusunan skripsi ini, baik mulai proses bimbingan,
penelitian, maupun penulisan, skripsi yang berjudul “Pembelajaran Seni Grafis
dengan Memanfaatkan Logam Bekas sebagai Media berkarya Siswa Kelas X TKR
C SMK BP Adiwerna” ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Atas bimbingan dan bantuan beberapa pihak tersebut,
penulis patut menyampaikan ucapan terima kasih dengan segala kerendahan hati
dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu,
terlaksananya penulisan skripsi ini.
Peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dengan segala kerendahan hati
kepada dosen pembimbing yaitu, Dr. Triyanto, M.A., yang senantiasa sabar dalam
membimbing, mengarahkan dan memberikan saran terhadap penulisan skripsi
saya. Kemudian kepada dosen pembimbing kedua yaitu Syafii, M.Pd., yang telah
membimbing, dengan penuh ketulusan .
Selanjutnya, ucapan terima kasih juga kepada Prof. Dr. Fathur Rokhman,
M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan
untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang khususnya Jurusan Seni
Rupa Fakultas Bahasa dan Seni dan memberikan kemudahan dalam perkuliahan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum,
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan kemudahan dalam urusan
perizinan penelitian sehingga selama proses penelitian berjalan sesuai yang
diharapkan penulis. Kepada Mujiono, S.Pd., M.Pd Ketua Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah membantu
kelancaran administrasi dan perkuliahan.
Kemudian kepada Dosen Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat tentang seni rupa selama kuliah, terimakasih penulis
vi
sampaikan atas peran dan jasa pengabdiannya yang tulus. Ucapan terimaksih tak
lupa penulis sampaikan kepada Bapak Erfan Suparmono, S.Pd, MA, selaku Kepala
Sekolah SMK BP Adiwerna, Tegal yang telah memberi kemudahan kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat melaksanakan
proses penelitian dengan lancar.
Kemudian keepada Ibu Agustin Dwi Arini, guru seni budaya SMK BP
Adiwerna, Tegal yang telah membantu penulis dalam pengambilan data yang
dibutuhkan penulis selama proses penelitian, ucapan terimaksih penulis alamatkan
kepada beliau. Serta untuk siswa-siswi kelas X TKR C SMK BP Adiwerna yang
menjadi subjek penelitian serta telah membantu dan meluangkan waktunya untuk
pengambilan data dalam penelitian, penulis mengucapkan terimakasih atas kerja
samanya.
Tidak lupa, kepada teman-teman mahasiswa Jurusan Seni Rupa yang telah
banyak membantu baik selama perkuliahan sehari-hari maupun selama proses
penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak, Ibu, serta adiku terimakasih
penulis sampaikan atas segala dorongan dan semangat untuk menyelesaikan studi
dan skripsi ini.
Semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan semua pihak tersebut mendapatkan
limpahan rahmat dari Allah SWT dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-
putusnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.
Semarang, Maret 2017
Penulis,
Ubaidilah Fajar Hikmatiar
2401411030
vii
SARI
Hikmatiar, Ubaidilah. 2016. Pembelajaran Seni Grafis dengan Memanfaatkan Logam Bekas sebagai Media Berkarya Siswa Kelas X TKR C di SMK BP Adiwerna. Skripsi, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I : Dr. Triyanto, M.A., Pembimbing II : Syafii, M.Pd.
Kata Kunci : Pembelajaran, Seni Grafis, Logam bekas, Media berkarya,
Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan pembelajaran seni grafis dengan
memanfaatkan logam bekas di kelas X TKR C SMK BP Adiwerna, (2)
menganalisis hasil karya seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas dilihat dari
aspek esteis serta unsur-unsur visualnya di kelas X TKR C SMK BP Adiwerna, dan
(3) menganalisis faktor determinan yang menjadi pendukung dan penghambat
pembelajaran seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas di kelas X TKR C
SMK BP Adiwerna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
dilaksanakan melalui pengamatan terkendali. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian yang pertama, proses
pelaksanaan pembelajaran seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas sebagai
media berkarya sebagai berikut; pada pertemuan pertama, peneliti memberi
pengetahuan tentang pengertian seni grafis, macam teknik seni grafis, dan prosedur
berkarya seni grafis memanfaatkan logam bekas dengan teknik cetak tinggi.
Pertemuan kedua yaitu berkarya seni grafis memanfaatkan logam bekas dengan
teknik cetak tinggi (cap). Kedua, hasil karya siswa dalam seni grafis dengan
memanfaatkan logam bekas pada kelas X TKR C SMK BP Adiwerna pada
pengamatan terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2 menunjukkan nilai
peningkatan rata-rata. Hal ini ditandai dengan hasil nilai rata-rata pada pengamatan
terkendali 1 adalah 77,18 dan pengamatan terkendali 2 mengalami peningkatan
mencapai 81,5. Ketiga, Faktor pendukung dari pembelajaran tersebut antara lain
bahan yang mudah didapat dan teknik pembuatanya sederhana, tersedianya media
pembelajaran serta antusias yang tinggi dari para siswa dalam berkarya seni grafis.
Faktor penghambat dalam pembelajaran berkarya seni grafis antara lain kurangnya
kepercayaan diri siswa dalam berkarya, lemahnya pengembangan gagasan siswa
serta kondisi pembelajaran yang kurang kondusif. Saran yang diberikan peneliti:
(1) pendidik hendaknya variatif dalam hal mengajar, pemanfaatkan logam bekas
sebagai media berkarya dapat menjadi alternatif pembelajaran seni grafis (2)
pendidik hendaknya menggunakan peralatan pendukung seperti kain lap sebagai
alas sehingga kondisi kelas tidak kotor dan lebih terkendali. (3) pendidik dapat
memanfaatkan logam bekas sebagai media dalam berkarya seni lain.
viii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PENGESAHAN ................................................................................................. ii
PERNYATAAN ................................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................................ v
SARI .................................................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Konsep Pembelajaran ................................................................................ 7
2.1.1 Komponen-komponen Pembelajaran ...................................................... 8
2.1.1.1 Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 8
2.1.1.2 Materi ..................................................................................................... 10
2.1.1.3 Media Pembelajaran ............................................................................... 10
2.1.1.4 Metode Pembelajaran ............................................................................ 13
2.1.1.5 Sumber Belajar ....................................................................................... 13
2.1.1.6 Evaluasi Pembelajaran ........................................................................... 14
2.2 Determinan Pembelajaran ....................................................................... 16
2.2.1 Faktor Internal atau Faktor Individual ..................................................... 16
2.2.2 Faktor Eksternal atau Faktor Sosial .......................................................... 17
2.3 Pembelajaran Seni Rupa .......................................................................... 18
2.4 Prinsip-prinsip Rupa ................................................................................ 21
2.5 Pembelajaran Seni Grafis ......................................................................... 22
2.5.1 Seni Grafis ................................................................................................ 22
2.5.2 Jenis Seni Grafis ....................................................................................... 24
2.5.2.1 Cetak Tinggi (Relief Print) .................................................................... 24
2.5.2.2 Cetak Dalam (Intaglio Print) ................................................................. 25
2.5.2.3 Cetak Datar (Planography Print) .......................................................... 25
2.5.2.3 Cetak Tembus (Stencil Print) ................................................................ 25
2.5.3 Media Berkarya Seni Grafis ...................................................................... 26
2.5.4 Prosedur Berkarya seni Grafis .................................................................. 27
ix
2.6 Logam Bekas sebagai Acuan Cetak Berkaya Seni Grafis ...................... 28
2.6.1 Barang Bekas ............................................................................................. 28
2.6.2 Logam Bekas sebagai Acuan Cetak dalam Berkarya Seni Grafis ............ 30
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 32
3.2 Desain Penelitian ........................................................................................... 33
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................. 34
3.3.1 Pengamatan Terfokus I ................................................................................ 34
3.3.1.1 Perencanaan ............................................................................................. 34
3.3.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................................ 34
3.3.1.3 Evaluasi dan Rekomendasi ...................................................................... 35
3.3.3 Pengamatan Terfokus II ............................................................................... 36
3.3.2.1 Perencanaan ............................................................................................. 36
3.3.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................................ 37
3.3.2.3 Evaluasi dan Rekomendasi (Hasil) ........................................................... 37
3.4 Lokasi dan Sasaran Penelitian ..................................................................... 38
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 39
3.5.1 Teknik Nontes ............................................................................................. 39
3.5.1.1 Teknik Observasi ..................................................................................... 39
3.5.1.2 Teknik Wawancara .................................................................................. 39
3.5.1.3 Teknik Dokumentasi ................................................................................ 40
3.5.2 Teknik Tes ................................................................................................... 40
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 41
3.6.1 Reduksi Data ................................................................................................ 42
3.6.2 Penyajian Data ............................................................................................. 42
3.6.3 Verifikasi (Penarikan Simpulan) .................................................................. 43
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 44
4.1.1 Kondisi Fisik SMK BP Adiwerna................................................................ 44
4.1.2 Sarana dan Prasarana SMK BP Adiwerna ................................................... 52
4.1.2.1 Fasilitas Sekolah ....................................................................................... 52
4.1.2.1.1 Ruang Kepala Sekolah ........................................................................... 52
4.1.2.1.2 Ruang Guru ............................................................................................ 53
4.1.2.1.3 Ruang Tata Usaha .................................................................................. 54
4.1.2.1.4 Ruang Kelas ........................................................................................... 55
4.1.2.1.5 Ruang Perpustakaan............................................................................... 55
4.1.2.1.6 Lapangan Olahraga ................................................................................ 56
4.1.2.1.7 Laboratorium IPA .................................................................................. 57
4.1.2.1.8 Laboratorium dan Bengkel Jurusan ....................................................... 57
4.1.2.1.9 Ruang Lain............................................................................................. 59
4.1.2.1.10 Tempat Parkir....................................................................................... 60
4.1.2.2 Keadaan Sekolah dan Lingkungannya...................................................... 63
4.1.2.3 Penggunaan Sekolah ................................................................................. 65
4.1.3 Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi SMK BP Adiwerna .................... 66
x
4.1.4 Keadaan Siswa SMK BP Adiwerna ............................................................. 69
4.1.4.1 Subjek Penelitian Berkarya Grafis Teknik Cap dengan Memanfaatkan
Logam Bekas ........................................................................................... 70
4.1.5 Pembelajaran Seni Rupa Secara Umum di SMK BP Adiwerna ................. 72
4.2 Pembelajaran Siswa dalam Berkarya Grafis di Kelas X TKR C SMK BP Adiwerna ..................................................................................... 76
4.2.1 Pengamatan Terkendali 1 ............................................................................. 77
4.2.1.1 Perencanaan dalam Pengamatan Proses 1................................................ 78
4.2.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pengamatan Proses I ........................... 81
4.2.1.2.1 Pertemuan Pertama ................................................................................ 82
4.2.1.2.1 Pertemuan Kedua ................................................................................... 86
4.2.1.3 Evaluasi dan Rekomendasi dalam Pengamatan Proses 1 ......................... 90
4.2.1.3.1 Evaluasi .................................................................................................. 90
4.2.1.3.2 Rekomendasi ........................................................................................ 94
4.2.2 Pengamatan Terkendali 2 ........................................................................... 95
4.2.2.1 Perencanaan dalam Pengamatan Proses II ............................................. 98
4.2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pengamatan Proses II........................ 98
4.2.1.2.1 Pertemuan Pertama .............................................................................. 98
4.2.2.3 Evaluasi dan Rekomendasi dalam Pengamatan Proses II....................... 103
4.2.2.3.1 Evaluasi ................................................................................................ 103
4.2.2.3.2 Rekomendasi ........................................................................................ 105
4.2.3 Perbandingan Hasil Pengamatan Proses 1 dan Hasil Pengamatan
Proses 2 ..................................................................................................... 106
4.3 Hasil Siswa dalam Berkarya Seni Grafis Cetak Tinggi dengan Memanfaatkan Logam bekas ................................................................... 119
4.3.1 Analisis Hasil Karya Siswa dalam Pengamatan Proses 1 .......................... 138
4.3.1.1 Kategori Sangat Baik .............................................................................. 139
4.3.1.2 Kategori Baik .......................................................................................... 141
4.3.1.3 Kategori Cukup ...................................................................................... 144
4.3.2 Analisis Hasil Karya Siswa dalam Pengamatan Proses 2 .......................... 147
4.3.2.1 Kategori Sangat Baik .............................................................................. 147
4.3.2.2 Kategori Baik .......................................................................................... 149
4.4 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat pada Pembelajaran Seni Grafis Cetak Tinggi dengan Memanfaatkan Logam Bekas
Di Kelas X TKR C SMK BP Adiwerna .................................................. 152
4.4.1 Faktor Pendukung ...................................................................................... 152
4.4.1.1 Faktor Internal ......................................................................................... 152
4.4.1.1.1 Antusias Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran ................................. 152
4.4.1.1.2 Kesungguhan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran .......................... 153
4.4.1.2 Faktor Eksternal ..................................................................................... 153
4.4.1.2.1 Ketersediaan Media Pembelajaran ....................................................... 153
4.4.1.2.2 Kondisi Sarana dan Prasarana Pembelajaran ....................................... 154
4.4.1.2.2 Lingkungan Sekolah yang Tenang ...................................................... 154
4.4.2 Faktor Penghambat ................................................................................... 155
4.4.2.1 Faktor Internal ........................................................................................ 155
4.4.2.1.1 Lemahnya Pengembangan Gagasan Siswa ......................................... 155
xi
4.4.2.1.2 Kurangnya Rasa Percaya Diri Siswa .................................................. 156
4.4.2.2 Faktor Eksternal ..................................................................................... 157
4.4.2.2.1 Kondisi Pembelajaran yang Kurang Kondusif .................................. 157
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan .................................................................................................... 158
5.2 Saran ........................................................................................................... 160
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 162
LAMPIRAN ..................................................................................................... 165
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sarana SMK BP Adiwerna.............................................................. 61
Tabel 4.2 Prasarana SMK BP Adiwerna ......................................................... 62
Tabel 4.3 Daftar Tenaga Pendidik SMK BP Adiwerna ................................. 67
Tabel 4.4 Jumlah Siswa (4 tahun terakhir)...................................................... 69
Tabel 4.5 Data Jumlah Siswa tiap Kelas tahun ajaran 2015/2016 .................. 69
Tabel 4.6 Daftar Siswa Kelas X TKR C SMK BP Adiwerna 2015/2016....... 71
Tabel 4.7 Penilaian hasil karya seni grafis cetak tinggi dengan
memanfaatkan logam bekas sebagai media berkarya siswa
pada pengamatan proses 1. ............................................................. 93
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Karya siswa berdasarkan kategori nilai pada
pengamatan terkendali 1 ................................................................. 93
Tabel 4.9 Matriks hasil karya siswa pada pengamatan terkendali 1 ............... 94
Tabel 4.10 Penilaian hasil karya seni grafis cetak tinggi dengan
memanfaatkan logam bekas sebagai media berkarya siswa
pada pengamatan proses 2 ......................................................... 113
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Karya siswa berdasarkan kategori nilai
pada pengamatan terkendali 2 ..................................................... 113
Tabel 4.12 Matriks hasil karya siswa pada pengamatan terkendali 2 ...........114
Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Siswa pada pengamatan terkendali
1 dan 2 ......................................................................................... 125
Tabel 4.14 Matriks Perbandingan Hasil Karya Siswa Terkendali 1 dan 2…126
Tabel 4.15 Hasil evaluasi berkarya seni grafis cetak tinggi kelas X
TKR C pengamatan terkendali 1 dan 2 ...................................... 136
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1. Alur penelitian eksploratif ............................................................ 33
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Seni Grafis Cetak Tinggi ............................................... 31
Gambar 4.1 Gerbang depan SMK BP Adiwerna ............................................ 45
Gambar 4.2 Kabupaten Tegal dalam Peta Jawa Tengah ................................. 46
Gambar 4.3 Kecamatan Adiwerna dalam peta Kabupaten Tegal ................... 46
Gambar 4.4 Desa Adiwena, dalam peta Kabupaten Tegal .............................. 47
Gambar 4.5 Lokasi penelitian dalam Google Maps lokasi SMK BP
Adiwerna..................................................................................... 47
Gambar 4.6 Wawancara dengan Kepala sekolah SMK BP Adiwerna............ 48
Gambar 4.7 Gedung Serbaguna ...................................................................... 50
Gambar 4.8 Denah Sekolah SMK BP Adiwerna ............................................ 51
Gambar 4.9 Ruang Kepala Sekolah SMK BP Adiwerna ................................ 53
Gambar 4.10 Ruang Guru SMP SMK BP Adiwerna ...................................... 53
Gambar 4.11 Ruang Tata Usaha SMK BP Adiwerna ..................................... 54
Gambar 4.12 Ruang Kelas .............................................................................. 55
Gambar 4.13 Ruang Perpustakaan .................................................................. 56
Gambar 4.14 Lapangan Basket dan Futsal ...................................................... 56
Gambar 4.15 Lapangan Utama ........................................................................ 56
Gambar 4.16 Laboratorium IPA ...................................................................... 57
Gambar 4.17 Bengkel TSM ............................................................................ 58
Gambar 4.18 Bengkel TKR ............................................................................. 58
Gambar 4.19 Laboratorium TKJ ..................................................................... 58
Gambar 4.20 Laboratorium Akutansi.............................................................. 58
Gambar 4.21 Tempat Parkir ............................................................................ 60
Gambar 4.22 Taman Sekolah .......................................................................... 63
Gambar 4.23 Kegiatan Intrakulikuler Jurusan TKR ....................................... 66
Gambar 4.24 Kegiatan Intrakulikuler Jurusan TKJ ........................................ 66
Gambar 4.25 Kegiatan Ekstrakulikuler ........................................................... 66
Gambar 4.26 Wawancara dengan Guru Seni Budaya .................................... 73
Gambar 4.27 Guru Memberikan Pembelajaran Seni Rupa ............................. 74
Gambar 4.28 Alat dan Bahan dalam Berkarya seni Grafis ............................. 80
Gambar 4.29 Suasana saat kegiatan awal pembelajaran ................................. 83
Gambar 4.30 Peneliti menjelaskan materi ....................................................... 84
Gambar 4.31 Siswa sedang mengerjakan soal pengetahuan ........................... 85
Gambar 4.32 Peneliti memberikan apersepsi untuk menarik antusias
siswa ......................................................................................... 87
Gambar 4.33 Suasana saat kegiatan Tanya jawab………………………….108
Gambar 4.34 Peneliti membagikan Cat…………………………………….108
Gambar 4.35 Siswa sedang melakukan proses pengecapan dengan limbah
logam .....................................................................................109
Gambar 4.36 Siswa sedang melakukan proses pengecapan dengan
logam bekas ............................................................................ 109
Gambar 4.37 Guru membimbing siswa……………………………………. 110
xv
Gambar 4.38 Peneliti membimbing siswa………………………………….110
Gambar 4.39 Karya grafis siswa kategori sangat baik .................................140
Gambar 4.40 Analisis karya grafis dalam bentuk infografis........................142
Gambar 4.41 Karya grafis siswa kategori baik .............................................142
Gambar 4.42 Analisis karya grafis dalam bentuk infografis........................145
Gambar 4.43 Karya grafis siswa kategori cukup ..........................................145
Gambar 4.44 Analisis karya grafis dalam bentuk infografis........................147
Gambar 4.45 Karya grafis siswa kategori sangat baik ..................................148
Gambar 4.46 Analisis karya grafis dalam bentuk infografis........................149
Gambar 4.47 Karya grafis siswa kategori baik .............................................150
Gambar 4.48 Analisis karya grafis dalam bentuk infografis........................151
Gambar 4.49 Wawancara dengan Siswa ....................................................... 156
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Penetapan Dosen Pembimbing ............................................166
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Observasi ..............................................167
Lampiran 3 Surat izin pelaksanaan penelitian................................................168
Lampiran 4 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ...........................169
Lampiran 5 RPP Pengamatan Terkendali 1 ..................................................170
Lampiran 6 RPP Pengamatan Terkendali 2 ..................................................183
Lampiran 7 Matriks Teknik Pengumpulan Data ........................................... 196
Lampiran 8 Instrumen Penelitian ..................................................................198
Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Siswa ............................................................202
Lampiran 10 Biodata Peneliti ........................................................................208
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya yang dilakukan manusia dalam rangka mencapai
kedewasaan, baik secara individual maupun budaya. Melalui proses pendidikan,
tujuan yang ingin diraih adalah menjadikan manusia mampu mengaktualisasikan
diri dan dapat menjadi warga masyarakat dari bangsanya (Rohidi, 1998: 4). Dalam
sistem pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), setiap sekolah
diberikan kewenangan untuk memberikan karakter pembelajaran sesuai dengan
kondisi sekolah masing-masing. Artinya, setiap sekolah dapat mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kompetensi daerah masing-masing. Pemberlakuan KTSP,
memungkinkan sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan keadaan dan
kebutuhan, kondisi dan kompetensi daerah, serta perkembangan global (PP No. 19
tahun 2005).
Pendidikan seni adalah sebuah cara atau strategi menanamkan pengetahuan
dan keterampilan dengan cara mengkondisikan anak atau siswa menjadi kreatif,
inovatif, dan mampu mengenali potensi dirinya secara khas (karakteristiknya) serta
memiliki sensitivitas terhadap berbagai perubahan sosial budaya dan lingkungan.
Pembelajaran seni rupa merupakan salah satu bagian Mata Pelajaran Seni Budaya.
Peran pembelajaran seni rupa adalah sebagai sarana pengembangan pengalaman
estetis siswa melalui bentuk kegiatan apresiasi dan kreasi. Dalam kegiatan apresiasi,
pengalaman estetis siswa dikembangkan melalui pengamatan, penghayatan dan
penghargaan, sedangkan dalam kegiatan kreasi, melalui kemampuan memanfaatkan
2
berbagai media seni (Syafi’i, 2006:12). Dalam berkarya seni, siswa diharapkan bisa
mengembangkan, menyalurkan dan meningkatkan kreativitas dalam menghasilkan
karya seni, melalui media dan cara tersendiri.
Dewasa ini, dalam pembelajaran seni rupa khususnya kegiatan kreasi, seni
grafis masih dikesampingkan daripada menggambar dan melukis. Seni grafis
menurut Rasjoyo (1994 : 10) adalah membuat gambar dua dimensi dengan alat cetak
(klise). Pembelajaran seni grafis masih belum mendapatkan porsi yang sesuai dalam
seni budaya di sekolah-sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Samurung (dalam
Rudyanto, 2011) yang menyatakan bahwa pembelajaran seni grafis jarang
diberikan, padahal kegiatan berkarya seni grafis merupakan hak bagi siswa dalam
pembelajaraan seni rupa, sehingga pembelajaran seni grafis dapat menjadikan siswa
memahami tentang seni grafis. Guru mata pelajaran seni budaya beranggapan
bahwa pembelajaran seni grafis memerlukan media yang beragam dan
membutuhkan waktu yang lama. Namun sebenarnya hal tersebut bukanlah suatu
yang menjadi masalah dalam berkreasi seni khususnya seni grafis, karena hal
tersebut bisa disiasati dengan menggunakan media alternatif yang lebih efisien baik
dari segi waktu maupun biaya.
Keberadaan logam bekas seperti potongan besi, mur, baut, jeruji, kaleng –
kaleng bekas dan sebagainya di sekitar rumah acapkali dirasakan mengganggu
kebersihan dan kenyamanan hidup, barang-barang tersebut biasanya hanya
tergeletak di gudang atau tempat sampah, atau dijual kepada pengepul rongsok.
Sifatnya yang sulit didaur ulang juga menjadi alasan masyarakat umum untuk
3
menjualnya kepada pengepul rongsok, padahal jika masyarakat memiliki kreativitas
lebih, barang-barang tersebut bisa diubah menjadi media untuk berkarya seni.
Menurut Hastyanto (2010) daerah Tegal memiliki julukan Jepangnya
Indonesia karena di daerah tersebut banyak industri mulai dari skala kecil hingga
skala besar. Industri pengolahan merupakan penyumbang 25,81 persen Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tegal, berada di peringkat kedua
setelah perdagangan,hotel dan restoran (28,64 persen). Tidak kurang dari 24 jenis
industri logam dapat dihasilkan pengrajin Tegal, seperti industri komponen dan
suku cadang alat berat, automotif, kapal dan kelautan, listrik, perbengkelan,
pertanian, dan sebagainya. Sedangkan pusat dari sentra industri khususnya logam
berada di daerah Adiwerna. SMK BP Adiwerna dipilih sebagai lokasi penelitian
dikarenakan ada berbagai pertimbangan, salah satunya yaitu karena sekolah ini
merupakan sekolah yang pada submata pelajaran seni rupa belum pernah diteliti
orang lain. SMK BP Adiwerna merupakan sekolah menengah kejuruan yang
memiliki berbagai Program Keahlian, antara lain Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan dan
Program Keahlian Akutansi. Meski ada banyak jumlah program keahlian,
namun dalam penelitian ini hanya satu program yang akan diteliti sebagai objek
utama yaitu program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
Pembelajaran seni grafis di SMK BP Adiwerna menurut pengamatan
peneliti belum pernah diajarkan karena memang terbatasnya media serta waktu
untuk membuat karya grafis . Untuk mengatasi hal tersebut, kiranya diperlukan
suatu pemanfaatan media yang bisa diaplikasikan untuk pembelajaran seni
4
grafis, dengan lebih merangsang kreativitas siswa untuk berkarya. Media yang
dapat digunakan adalah logam bekas. Berdasarkan pemilihan alat dan bahannya,
teknik cap menggunakan objek logam bekas merupakan salah satu teknik cetak
tinggi yang sederhana dan murah, karena logam bekas banyak tersedia di
lingkungan mereka. Pemanfaatan logam bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk
mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat
karya seni grafis, yang secara fungsional karya tesebut memiliki nilai hias.
Berdasarkan pemikiran yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian “Pembelajaran Seni Grafis dengan Memanfaatkan
Logam Bekas sebagai media berkarya pada Siswa Kelas X TKR C SMK BP
Adiwerna”. Adanya inovasi baru dengan media logam bekas dapat dijadikan
alternatif lain dalam berkarya grafis. Selain itu penggunaan media ini dapat
memberikan kontribusi serta pengalaman lebih terhadap kompetensi siswa dalam
berkarya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana pembelajaran seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas di
Kelas X TKR C SMK BP Adiwerna ?
1.2.2 Bagaimana hasil karya seni grafis dengan media logam bekas Kelas X TKR
C SMK BP Adiwerna ?
5
1.2.3 Apa sajakah faktor determinan yang menjadi pendukung dan penghambat
pembelajaran seni grafis dengan media logam bekas Kelas X TKR C SMK
BP Adiwerna ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Mendeskripsikan pembelajaran seni grafis dengan memanfaatkan logam
bekas di Kelas X TKR C SMK BP Adiwerna.
1.3.2 Menganalisis hasil karya seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas
dilihat dari aspek estetis serta unsur – unsur visualnya di Kelas X TKR C
SMK BP Adiwerna
1.3.3 Menganalisis faktor determinan yang menjadi pendukung dan penghambat
pembelajaran Seni grafis dengan media logam bekas Kelas X TKR C SMK
BP Adiwerna
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharap akan memberi manfaat pada khazanah keilmuan
seni rupa, khususnya dalam pengembangan pembelajaran keterampilan
mencetak bagi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Guru Seni Rupa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
pengembangan kreativitas berkarya seni grafis melalui pemanfaatan
logam bekas.
6
2. Bagi siswa, pemanfaatan logam bekas sebagai media berkarya seni grafis
diharapkan memberikan pengalaman belajar khususnya dalam kegiatan
kreasi dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pemilihan media pembelajaran kreasi.
7
BAB 2
LANDASAN TEORETIS
2.1 Konsep Pembelajaran
Gagne dan Berliner (dalam Ani dan Achmad, 2009:82) menyatakan bahwa belajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari
pengalaman. Hal ini senada dengan pernyataan Morgan (dalam Gunarso 1982:23)
yang merumuskan bahwa belajar sebagai perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku sebagai suatu akibat (hasil) dari pengalaman yang lalu. Sementara itu
Winkels (dalam Hardaningtyastuti 2007:9 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan,nilai dan sikap.
Berbicara tentang konsep pembelajaran, banyak sekali definisi yang
dikemukakan oleh para ahli yang memiliki perbedaan satu sama lain. Menurut
Syafi’i (2006:38) konsep pembelajaran digunakan karena dipandang lebih
memposisikan guru dan murid sebagai subjek, artinya keduanya memiliki peran
sama-sama penting. pembelajaran sebagai suatu sistem, terdiri atas bagian yang
lebih kecil atau komponen sistem. Sejumlah komponen tersebut yakni siswa,
guru, lingkungan, tujuan, materi, strategi, dan evaluasi
Briggs ( dalam Ani dan Achmad 2009:191) menyatakan Pembelajaran
adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik
sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Pendapat
lain yaitu Gagne ( dalam Ani dan Achmad 2009:192) menyatakan bahwa
8
pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang
dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Sedangkan dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20
dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Hal lain dikemukakan oleh
Knirk dan Gustafson (dalam Sobandi 2008:152) bahwa pembelajaran merupakan
suatu proses yang sistematis melalui tahapan rancangan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Pembelajaran berarti usaha guru untuk membentuk perilaku (peserta didik)
yang diharapkan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
terjadinya interaksi antara lingkungan dan murid (Ismiyanto, 2010:16).
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara guru memberikan kesempatan
kepada para murud untuk berpikir.
Berdasarkan beberapa pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang positif antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mempelajari suatu
kemampuan. Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen pembelajaran
sebagai bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
2.1.1. Komponen-komponen Pembelajaran
2.1.1.1. Tujuan Pembelajaran
9
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah
suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana
kegiatan itu dibawa (Djamarah dan Aswan, 2002: 48). Tujuan merupakan
komponen pembelajaran yang paling utama dalam proses belajar-mengajar. Tujuan
belajar dalam kegiatan belajar diperlukan untuk menentukan persyaratan belajar dan
kegiatan belajar-mengajar yang sesuai (Harjanto, 2006:82). Selain sebagai
persyaratan juga sebagai pedoman atau kriteria dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Tujuan belajar dapat dimaknai pula sebagai hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
tercapai oleh siswa.
Dalam rangka mencapai tujuan kurikuler lembaga menyelenggarakan
serangkaian kegiatan pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Masing-
masing kegiatan mengandung tujuan tertentu, yaitu suatu tuntutan agar subyek
belajar setelah mengikuti proses pembelajaran menguasai sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai isi proses pembelajaran tersebut.
Tujuan pembelajaran tersebut dikenal dengan nama tujuan pembelajaran umum atau
tujuan instruksional umum (TPU / TIU) dan tujuan pembelajaran khusus
(TPK/TIK). TPU adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu kesatuan kegiatan
pemebalajaran (Hasan, 1986). TPU baru mengemukakan secara umum (belum
begitu terinci) apa yang diharapkan dicapai subyek belajar setelah mengikuti
proses pembelajaran. Tujuan belajar dapat dimaknai pula sebagai hasil belajar yang
10
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
tercapai oleh siswa
2.1.1.2. Materi
Materi pembelajaran merupakan pesan yang perlu disampaikan oleh penyelenggara
pendidikan kepada peserta didik. Materi pembelajaran merupakan bentuk rinci atau
terurai dari pokok-pokok materi yang ditetapkan dalam kurikulum (Syafii 2006:31).
Materi pembelajaran atau bahan ajar menurut Garha (Sunaryo 2009:5) merupakan
pelajaran terkecil yang dapat disampaikan kepada anak-anak dalam satu kali
pertemuan. Pelajaran dapat dipilih dan diperoleh dari jenis-jenis kegiatan seni rupa,
yaitu melukis, mencetak, membentuk, dan mematung.
Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran
adalah pesan yang disampaikan kepada peserta didik dalam satu kali pertemuan.
Materi pelajaran dapat dipilih dan diperoleh dari jenis-jenis kegiatan seni rupa, yaitu
melukis, mencetak, membentuk, dan mematung. Dalam menjalankan materi
pelajaran guru memerlukan suatu cara untuk menyampaikan isi materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum yang disebut dengan metode
pembelajaran.
2.1.1.3 Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yang mengandung makna
pembuat (sumber) pesan dan penerima pesan. Menurut Iswidayati (2011: 1) media
mempunyai pengertian segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
11
pesan atau informasi kepada siswa serta dapat dimanfaatkan untuk memperjelas
materi atau mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak untuk dapat menimbulkan motivasi
belajar, serta membentuk interaksi yang lebih langsung antara siswa dan guru, siswa
dan lingkungannya dan dapat memacu siswauntuk dapat belajar sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
Menurut Iswidayati (2011: 10-11) selain bersifat efektif dan praktis, media
pembelajaran juga mempunyai kelebihan dalam beberapa hal diantaranya adalah:
(1) media pembelajaran dapat melampaui batas ruang kelas, mampu menggantikan
hal-hal yang tidak dapat dijangkau secara langsung ketika berada di dalam kelas,
(2) media pembelajaran dapat berinteraksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya, (3) media dapat menghasilkan keseragaman dalam pengamatan,
(4) media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis, (5)
media membangkitkan keinginan dan minat baru, (6) media membangkitkan
motivasi dan merangsang anak untuk belajar, (7) media memberikan pengalaman
yang integral/ menyeluruh dari yang kongkrit sampai dengan abstrak.
Sementara itu (dalam www.uaksena.com) disebutkan juga tentang fungsi
dan manfaat media pembelajaran menurut Levie dan Lentz khususnya media visual
adalah: (1) fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan, (2) fungsi afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa, (3)
fungsi kognitif yang memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4)
12
kompensatoris yaitu memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu
siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi.
Dari berbagai manfaat dan kelebihan media pembelajaran yang disebutkan
di atas dapat disimpulkan bahwa media sangat penting guna meningkatkan kualitas
pembelajaran itu sendiri. Efektivitas penggunaan media terhadap proses belajar
mengajar terjadi karena dalam proses penggunaannya siswa dilibatkan tidak hanya
dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat memperhatikan dan
menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan dalam pembelajaran
tersebut.
Media pembelajaran antara lain bisa berupa gambar, film, video,
papan tulis, televisi, komputer, LCD proyektor, dan lain-lain. Dalam
pembelajaran seni rupa, perlu dibedakan antara media pembelajaran dan alat
peraga. Alat peraga berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran, misalnya
seorang guru akan menyampaikan materi seni lukis, maka ketika guru akan
mendemonstrasikan membuat karya seni lukis, guru memerlukan alat peraga
berupa kertas, cat, kuas, air, dan sebagainya.
Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan materi
dan strategi pembelajaran. Media yang baik adalah media yang tepat sesuai dengan
karakteristik matari ajar dan karakteristik siswa. Baik/buruknya suatu media tidak
bergantung kepada canggih/tidaknya peralatan yang dipakai. Baik/buruknya media
diukur sampai sejauh mana media itu dapat menyalurkan informasi sehingga
informasi tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh si penerima informasi
(peserta didik).
13
2.1.1.4. Metode Pembelajaran
Metode adalah satu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu (Utomo, 2006: 58). Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 740) adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Dalam pemilihan dan penetapan metode pembelajaran diperlukan
berbagai pertimbangan, melalui seleksi kesesuaian dengan komponen-komponen
pembelajaran lainnya, terutama kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik pebelajar/siswa, selain itu perlu pula ditilik dari nilai strategis dan
keefektifan metode tersebut serta determinan-determinan lainnya (Ismiyanto,
2010).
2.1.1.5. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan tempat atau lingkungan sekitar, benda atau orang yang
mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik
untuk melakukan proses perubahan tingkah laku (Majid, 2005:170). Dengan
demikian, diketahui bahwa Sumber belajar merupakan tempat, benda dan orang
yang dapat menjadi pusat diperolehnya informasi bagi siswa.
Sumber belajar dapat digunakan oleh guru untuk membantu
mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar dan
pengayaan hasil belajar (Ismiyanto, 2010). Sumber belajar bukan hanya berupa
buku, namun dapat juga berupa manusia, lingkungan, benda, tumbuhan, dan
sebagainya.
14
Secara garis besar, terdapat dua jenis sumber belajar (Sudrajat, 2008) yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (Learning resources by design) yaitu
sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai
komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (Learning resources by utilization)
yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untukkeperluan
pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
2.1.1.6. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi merupakan kegiatan atau proses yang sistematik untuk menentukan nilai
bagi siswa yang telah mengalami proses pembelajaran (Syafii, 2010:3). Grounlund,
(dalam Syafii, 2010:3) dalam kondisi pembelajaran, evaluasi diartikan sebagai suatu
proses yang sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan pengajaran dicapai
oleh para siswa. Evaluasi dilaksanakan sebagai bentuk penilaian hasil belajar siswa.
Hasil evaluasi ini menjadi sebuah tolok ukur keberhasilan suatu pembelajaran,
sehingga dari hasil evaluasi inilah dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk
mencapai keberhasilan belajar siswa, dari mulai penetapan tujuan, pemilihan bahan
ajar, hingga menentukan metode yang digunakan untuk menyampaikan materi
kepada siswa baik secara teoritis maupun praktis, kegiatan apresiasi maupun kreasi.
Proses evaluasi memerlukan adanya alat untuk mengevaluasi. Alat evaluasi
dalam pengertian umum adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seorang evaluator untuk melakukan penilaian secara lebih efektif
15
dan efisien. Alat dapat juga disejajarkan dengan istilah instrumen. Oleh sebab itu
alat evaluasi juga dapat disebut sebagai instrumen.
Dalam mengumpulkan data guna evaluasi, dapat digunakan berbagai
instrumen. Dalam hal ini, instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi
pembelajaran seni rupa dapat berupa instumen tes dan nontes.
Instrumen tes berdasarkan substansinya yang diungkap dapat dibedakan
atas tes pengetahuan, apresiasi, dan tes keterampilan (Syafii, 2010: 18). Untuk
kegiatan kreasi atau keterampilan, teknik yang digunakan dapat menggunakan
teknik tes. Teknik tes diwujudkan dengan memberikan soal uraian yang berisi
perintah untuk berkarya seni sesuai bahan yang sedang diajarkan. Siswa dapat
mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk gambar atau
karya seni lain seperti lukisan, grafis, atau berkarya seni sesuai dengan materi yang
disamapaikan guru.
Sedangkan instrumen nontes dipakai sebagai teknik pendamping tes guna
memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan holistik tentang kompetensi
siswa yang akan diukur (Syafii, 2010: 17). Contohnya melalui pengamatan,
wawancara, angket, dan sebagainya.
Salah satu jenis teknik tes adalah tes penilaian produk. Penilaian produk
(Syafii 2010:32) adalah “penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk”. Penilaian produk meliputi tiga tahap penilaian, yaitu: (1) tahap persiapan,
berkenaan dengan penilaian kemampuan siswa dalam merencanakan,
mengembangkan ide, dan mendesain produk, (2) tahap pembuatan produk,
berkenaan dengan penilaian kemampuan siswa dalam menyeleksi dan
16
menggunakan bahan, alat, dan teknik, dan (3) tahap penilaian produk, berkenaan
dengan penilaian produk yang dihasilkan siswa sesuai kriteria yang ditetapkan.
2.2 Determinan Pembelajaran
Determinan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 259) adalah faktor
yang menentukan. Dalam hal ini, determinan pembelajaran merupakan faktor yang
menentukan berhasil tidaknya pembelajaran. Menurut Purwanto dalam Thobroni
(2015:28) berhasil atau tidaknya perubahan (dalam hal ini pembelajaran)
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan
sebagai berikut
2.2.1 Faktor Internal atau Faktor Individual
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan
dapat mempengaruhi proses belajar. Purwanto dalam Thobroni (2015) membagi
faktor ini meliputi hal-hal berikut.
a. Faktor kematangan atau pertumbuhan
Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau pertumbuhan organ-
organ manusia.
b. Faktor kecerdasan
Di samping faktor kematangan, berhasil tidaknya seseorang mempelajari
sesuatu dipengaruhi oleh faktor kecerdasan
c. Faktor Latihan
Semakin sering berlatih, maka kecakapan dan pengetahuan yang
dimilikimenjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.
17
d. Faktor motivasi
Seseorang tidak akan mau berusahamempelajari sesuatu dengan sebaik-
baiknya jika ia tidak mengetahui faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari
belajar
e. Faktor Pribadi
Setiap orang memiliki sifat kepribadian yang masing-masing
berbedadengan manusia lainnya. Sifat kepribadian tersebut turut
berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai. Termasuk ke Dallam sifat-
sifatkepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
2.2.1 Faktor Eksternal atau Faktor Sosial
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa dan
dapatmempengaruhi proses belajar siswa. Purwanto dalam Thobroni (2015)
membagi faktor eksternal atau sosial meliputi hal-hal sebagai berikut
a. Faktor keluarga
b. Faktor guru dan cara mengajarnya
Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki
guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada
peserta didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.
c. Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya berkaitan erat dengan ketersediaan alat-
alatpelajaranyang tersedia disekolah. Sekolah yang memiliki peralatan dan
perlengkapan yang diperlukan dalam belajar ditambah dengan guru yang
berkualitas akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa.
18
d. Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia
e. Faktor motivasi Sosial.
Motivasi social dapat berasal dari orangtua yangselalu mendorong anak
untuk rajin, ataupun motivasi bisa berasal dari oranglain misalnya teman-
temannya.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa determinan pembelajaran dapat
mendukung maupun menghambat pelaksanaan pembelajaran. Suatu pembelajaran
dapat berjalan dengan baik apabila faktor yang mempengaruhi pembelajaran ialah
faktor pendukung. Begitupun sebaliknya, suatu pembelajaran tidak dapat berjalan
dengan baik apabila faktor yang mempengaruhinya menghambat pembelajaran.
2.3 Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang telah dirancang guna
memudahkan siswa dalam proses belajar. Pembelajaran pada hakikatnya adalah
upaya membelajarkan seseorang baik secara individual dan/atau dalam kelompok,
agar dapat belajar, sehingga kemampuannya bertambah dan/atau memperoleh
kemampuan baru; berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, nilai-nilai dan
sebagainya (Ismiyanto, 2010:9). Demikian juga dalam dunia pendidikan seni
rupa. Menurut Linderman dalam Syafii (2006:12) bahwa “pendidikan seni rupa
sebagai pendidikan estetis dapat dilakukan dengan jalan memberikan
pengalaman perseptual, kultural, dan artistik”. Dalam belajar artistik terdapat
tiga aspek utama yakni kemampuan produktif, kritis, dan kultural (Eisner dalam
Syafii 2006:12). Ditinjau dari pendapat di atas maka secara ideal lingkup
19
pendidikan seni rupa di sekolah meliputi aspek pemahaman apresiasi seni
dan pengalaman kreatif.
Sedangkan seni atau kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia atau masyarakat terhadap nilai-nilai
keindahan (Rondhi dan Sumartono, 2002:4). Pendidikan Seni Rupa yang terlaksana
dalam bentuk kegiatan pembelajaran pada dasarnya meliputi pembelajaran teori,
apresiasi, dan keterampilan seni rupa (Salam, 2001:15).
Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk
memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan
siswa sendiri maupun orang lain. Pembelajaran seni rupa merupakan suatu sistem
yang terdiri atas kegiatan kreasi dan apresiasi. Keduanya merupakan bagian yang
sudah termaktub dalam kurikulum. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), kegiatan apresiasi dan kreasi tercantum di dalam bentuk
Standar Kompetensi (SK). Kegiatan apresiasi melatih kepekaan siswa dalam
menilai, memahami, dan menghayati karya seni. Sedang kegiatan pembelajaran
kreasi dirancang agar siswa berkembang sesuai tingkat kemampuan dan
kreativitasnya. Menurut Ismiyanto (2010:16-17) pembelajaran seni rupa adalah
bagian konteks penyelenggaraan pendidikan yang diperlukan dalam memandu
perancangan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) yang
kondusif dan efektif bagi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pendidikan seni rupa pada khususnya.
Dalam Ismiyanto (2010) disebutkan tentang pendekatan dalam pendidikan /
pembelajaran seni rupa yaitu “seni dalam pendidikan” (Art in Education) dan
20
“pendidikan melalui seni” (Education through Art). Pendekatan “seni dalam
pendidikan” sejalan dengan pandangan bahwa pendidikan adalah proses enkulturasi
(proses pembudayaan yang dilakukan dengan upaya mewariskan atau menanamkan
nilai-nilai dari generasi tua/sebelumnya kepada generasi berikutnya).
Orientasi pendidikan dalam pendekatan “seni dalam pendidikan“ adalah
pada penguasaan keterampilan. Metode pembelajarannya adalah latihan yang terus
menerus (drill), mencontoh, bahkan dikte. Kondisi tersebut dapat dijumpai dalam
kegiatan pembelajaran pada kursus, sanggar, pelatihan, dan sekolah-sekolah
kejuruan seni. Dengan demikian penguasaan keterampilan seni merupakan hal yang
penting, guru harus mempunyai kemampuan yang memadai pada bidang seni.
Selanjutnya yang ke-dua adalah pendekatan “pendidikan melalui seni“,
dalam (Ismiyanto : 2010) disebutkan menurut John Dewey (dalam Dorn,1994)
dijelaskan bahwa seni seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
bukan untuk kepentingan seni itu sendiri. Dengan kata lain, peran pendidikan seni
disini bukan sebagai upaya pengembangan atau pelestarian seni, melainkan sebagai
media pengembangan kepribadian.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni
rupa merupakan serangkaian kegiatan yang telah dirancang guna memudahkan
siswa dalam proses belajar berkesenirupaan. Kegiatan pembelajaran
berkesenirupaan tersebut meliputi pembelajaran teori, apresiasi, dan keterampilan
seni rupa. Proses belajar seni rupa yang berorientasi pada pendidikan dibagi menjadi
dua yakni Pendidikan melalui seni dan pendidikan dalam seni.
21
2.4 Prinsip-prinsip Rupa
Di dalam menyususn unsur-unsur seni rupa menjadi bentuk karya seni
melibatkan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
a. Prinsip Kesatuan
Kesatuan adalah prinsip yang menunjang bagaimana unsur-unsur dalam seni
rupa saling berpadu satu sama lain sehingga membentuk suatu komposisi
yang menarik dan indah. Menurut Sunaryo (2002:31) kesatuan (Unity)
merupakan prinsip pengorganisasian unsur rupa yang paling mendasar.
b. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan merupakan prinsip desain yang berkaitan dengan pengaturan
“bobot” akibat “gaya berat” dan letak bagian-bagian, sehingga susunan
dalam keadaan seimbang (Sunaryo, 2002:39).
c. Prinsip Keserasian
Keserasian merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan keselarasan
dan keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu
dengan yang lain, serta terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan
(Sunaryo, 2002:32).
d. Prinsip Irama
Irama adalah pengaturan unsur atau unsur rupa secara berulangan dan
berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan
gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya (Sunaryo,
2002:35). Perulangan tersebut dengan cara repetitif, alternatif, progresif,
dan flowing.
22
e. Prinsip Dominasi
Dominasi adalah pengaturan peran atau penonjolan bagian atas bagian
lainnya dalam suatu keseluruhan, peran yang menonjol pada bagian itu
menjadi pusat perhatian dan merupakan tekanan yang diutamakan (Sunaryo,
2002:36).
f. Prinsip Kesebandingan
Kesebandingan atau proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian
yang satu dengan bagian lain atau antara bagian dengan keseluruhan
(Rondhi dan Sumartono, 2002:35)
2.5 Pembelajaran Seni Grafis
2.5.1 Seni Grafis
Seni grafis atau dalam bahasa Inggris yaitu graphic arts berakar dari bahasa latin,
Grapichus yang berarti ada kaitannya dengan lukisan, gambar atau tulisan; dapat
juga berakar dari kata graphe yang berarti gambar tulisan; ataupun dari kata
graphein (Yunani) yang berarti menulis (rokhmat, 2009:15)
Dalam pengertian umum seni grafis adalah karya seni visual dua dimensi
yang diproses dengan teknik cetak. Lebih khusus lagi pengertian seni grafis adalah
sinonim dengan cetak-mencetak (Rokhmat, 2009:5). Sedangkan dalam
id.Wikipedia.org Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan
karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas Kecuali pada
teknik monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam
jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Hal ini senada dengan
pendapat Husnul (2010:26) tentang seni grafis yaitu suatu bidang seni rupa yang
23
bergerak pada bidang pencetakan, baik pencetakan yang berupa teknik manual,
maupun yang sudah digital. Dalam penerapannya seni grafis menggunakan klise
(Master Image) yang di dalamnya ada sebuah desain atau gambar untuk
direproduksi dengan berbagai macam proses cetak. Berdasarkan pengertian
tersebut seni grafis didefinisikan sebagai karya seni rupa dua dimensi yang
dihasilkan dari teknik cetak.
Ciri umum yang membedakan seni grafis dengan cabang seni yang lainnya
ialah sifat produktivitasnya, artinya dapat menghasilkan sejumlah karya dengan
menggunakan satu klise. Fungsi reproduksi inilah yang merupakan kelebihan seni
grafis apabila dibandingkan dengan jenis seni yang lainnya. Kegiatan cetak-
mencetak ini menurut Rokhmat (2009) dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok
yaitu untuk kepentingan jasa cetak (bisnis percetakan), karya seni, maupun sebagai
sarana/alat pendidikan.
Seni grafis sebagai alat pendidikan banyak dimanfaatkan oleh lembaga
pendidikan baik dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Pada lembaga pendidikan
tersebut telah memasukan seni grafis sebagai bagian dari kurikulumnya masing-
masing. Seni grafis dibelajarkan di pendidikan dasar dan menengah bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa di bidang seni. Melalui
pendidikan seni khususnya seni grafis sebagai media ekspresi dapat
mengembangkan kreativitas dan keterampilan. Siswa dapat dilatih berekspresi
melalui berkarya seni grafis denganteknik cetak yang sederhana. Di samping itu
mengenalkan kepada siswa bahwa kegiatan penciptaan sebuah karya seni dapat
dilakukan dengan teknik grafis atau cetak.
24
2.5.2 Jenis Seni Grafis
Dalam penerapannya seni grafis seni grafis meliputi semua karya seni dengan
gambaran orisinil apapun atau desain yang dibuat oleh seniman untuk direproduksi
dengan berbagai proses cetak. Berdasarkan tekniknya, (Rokhmat, 2009) seni grafis
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori: yakni relief print, intaglio print,
Planography print dan stencil print
2.5.2.1. Cetak Tinggi (Relief Print)
Menurut Tim Abdi Guru (2007:25), cetak tinggi adalah salah satu ragam karya seni
grafis yang proses pembuatannya melalui tahapan pembuatan cetakan dari bahan
yang dicukil sehingga permukaan menjadi tinggi dan rendah (relief). Bagian yang
tinggi ini dilumuri tinta cetak dengan alat rol kemudian dicetak pada lembaran
kertas sehingga membentuk gambar sesuai dengan cetakannya. Rokhmat (2009:17)
berpendapat, cetak tinggi yang berarti cetak timbul merupakan cetakan yang
menggunakan permukaan klisenya tidak rata yaitu tinggi rendah, pada bagian yang
tinggi tempat menempelnya tinta dan apabila dicetak bagian tersebut sebagai
penghasil gambar. Contoh cetak tinggi yaitu pada pembuatan cap atau stempel.
Berdasarkan cara pembuatan klisenya, menurut Rokhmat (2009:19) Cetak
tinggi dapat dibedakan menjadi tiga kategori di antaranya yaitu cap, cukil dan
kolagraf. Teknik Cap merupakan salah satu teknik dalam seni grafis yang
memanfaatkan tinggi rendahnya permukaan klise yang kemudian di capkan pada
bidang gambar. Selain dari bahan alam dapat pula menggunakan barang bekas
yaitu sampah logam. Kemudian Cukil kayu artinya pembuatan klise dengan cara
bahan atau papan dicukil atau ditoreh. Teknik cukil kayu dapat digolongkan
25
menjadi dua kategori (Rokhmat, 2009:18), yaitu : woodcut dan woodengraving.
Kolagraf artinya pembuatan klise dengan cara ditempel pada bidang klise.
Bahan yang digunakan beraneka ragam jenisnya, yang penting tinggi rendahnya
bahan tersebut harus disesuaikan.
2.5.2.2 Cetak Dalam (Intaglio Print)
Menurut Tim Abdi Guru (2007:26), cetak dalam adalah ragam seni grafis yang
dibuat dengan cetakan dari bahan plat aluminium yang ditoreh dengan alat tajam
sehingga membentuk goresan yang dalam. Tinta kemudian dituangkan pada
goresan dalam tersebut dan di atasnya diletakkan kertas yang sudah dibasahi air.
Tinta akan melekat pada kertas dan membentuk gambar sesuai dengan cetakan.
Rokhmat (2009:17) berpendapat, cetak dalam merupakan cetakan yang permukaan
klisenya tidak rata yaitu tinggi rendah, namun pada bagian yang rendah tempat
menempel tinta sehingga bila dicetakkan bagian tersebut sebagai penghasil
gambar. Teknik cetak dalam dapat menggunakan bahan aluminium, kertas, dan
tinta. Sedangkan alatnya dapat menggunakan paku atau besi runcing.
2.5.2.3 Cetak Datar (Planography Print)
Cetak datar adalah keadaan permukaan klise rata atau datar, namun ada bagian
yang menolak tinta dan ada bagian yang menerima tinta. Bagian yang menerima
tinta sebagai penghasil gambar.
2.5.2.4 Cetak Tembus (Stencil Print)
Cetak tembus adalah keadaan permukaan klise berlubang-lubang, dan lubang
tersebut merupakan tempat keluar tinta atau cat yang sekaligus sebagai penghasil
gambar.
26
2.5.3. Media Berkarya Seni Grafis
Menurut Sunaryo (2009:19) media ialah bahan dan alat, serta
perlengkapan yang biasa digunakan untuk memproduksi karya seni rupa,
termasuk cara menggunakannya. Dalam pembelajaran seni rupa, media
merupakan hal pokok dalam proses berkreativitas siswa Bahan dan alat sebagai
media dalam berkarya seni rupa memiliki berbagai jenis, dan masing masing
memiliki karakteristik tertentu. Tiap karakteristik bahan dan alat ini disesuaikan
dengan jenis karya yang akan dibuat. Menurut Rondhi (2002: 25) bahan adalah
material yang diolah atau diubah menjadi barang yang dapat berupa karya seni
dan barang lainnya. Bahan itu sendiri merupakan material yang bisa berasal dari
alam maupun olahan manusia. Dalam seni grafis bahan alam yang dapat
dijadikan sebagai media diantaranya; ranting, biji-bijian, dedaunan kering, dan
sebagainya. Sedangkan bahan olahan manusia bisa berupa logam bekas
diantaranya; kaleng bekas, mur, baut,jeruji, potongan plat dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis media
berkarya seni rupa beraneka ragam jika dipilah berdasarkan bahan, alat, dan teknik
yang digunakan. Berbagai bahan dan alat yang digunakan bisa merupakan bahan
dan alat yang ada di lingkungan sekitar dan alat praktis yang sudah tersedia di toko.
Teknik yang digunakan pun bervariasi, dan hendaknya disesuaikan dengan jenis
bahan dan alat yang digunakan. Karakteristik tiap media harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan jenis karya yang akan dibuat. Bahan, alat, dan teknik saling
berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan suatu karya yang maksimal.
27
2.5.4 Prosedur Berkarya Seni Grafis
Prinsip dasar seni grafis adalah memindahkan atau mereproduksi gambar yang ada
pada permukaan klise ke permukaan bidang cetak dengan ditekan. Menurut
Rokhmat (2009:28), unsur – unsur dalam proses cetak meliputi:
a. Desain Gambar
Desain gambar adalah rancangan gambar yang dipersiapkan untuk
dipindahkan pada bahan atau bidang klise
b. Master image atau klise
Klise terbuat dari bahan tertentu yaitu menyesuaikan teknik cetak yang
digunakan. Bahan klise antara lain bahan alami, papan kayu, hardboard,
platlogam dan sebagainya.
c. Printed image / Bahan yang dicetak
Bahan yang dicetak meliputi; kertas gambar,plastik, tekstil dan lain-lain
d. Medium / bahan pewarna
Sedangkan bahan pewarna dapat menggunakan tinta, cat atau bahan
pewarna lain.
e. Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses penciptaan seni
grafis sangat beragam bergantung pada teknik cetak yang akan digunakan.
Cara Mencetak dengan Teknik Cetak Tinggi (cap)
Alat dan Bahan
1. Cat Besi
2. Bahan limbah/sampah logam (baut, jeruji dan sebagainya yang sejenis)
28
3. Palet / wadah cat
4. kuas/sikat gigi bekas
5. Kertas A3
6. Tiner/Bensin
Langkah Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rancang dulu konsep yang akan dibuat, perhatikan pula karakteristik logam
3. Cat dituangkan di atas palet/wadah cat tempat
4. Tambahkan tiner/bensin, aduk hingga larut.
5. Sapukan kuas/sikat gigi pada logam yang telah dipilih, untuk logam yang
berukuran lebih kecil dapat langsung di celupkan ke cat.
6. Tempel/Capkan ke bidang kertas.
7. Ulangi kegiatan pencetakkan dengan menggunakan logam yang berbeda,
hingga sesuai dengan konsep yang direncanakan
2.6 Logam bekas sebagai Acuan Cetak Berkarya Seni Grafis
2.6.1 Barang Bekas
Dalam kehidupan sehari-hari, sampah/barang bekas telah menjadi pandangan biasa.
Hal ini tentu akan mengganggu kondisi lingkungan jika secara tidak sadar sampah
tersebut dibiarkan begitu saja. Padahal dari barang bekas yang ada salah satunya
dapat digunakan sebagai bahan yang dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Nilawati (2010: 1) menjelaskan, sampah/barang limbah adalah sisa material dari
suatu proses yang tidak diinginkan. Pada Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
(2008:137), ‘barang’ diartikan sebagai benda yang berwujud, sedangkan arti kata
29
‘bekas’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:157) adalah sisa habis
dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai. Jadi barang bekas bisa diartikan sebagai
benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannnya tidak sama seperti
benda yang baru. Barang bekas merupakan barang yang tidak digunakan lagi atau
barang yang fungsi utamanya sudah digunakan. Barang bekas atau biasa disebut
sampah biasanya langsung dibuang karena memang tidak berguna. Berdasarkan
sifatnya, sampah terdiri dari bahan kimia senyawa organik yaitu senyawa yang
dapat diurai oleh tanah, dan senyawa anorganik yaitu senyawa yang tidak dapat
diuarai oleh tanah. Sampah ini terdiri dari benda padat, cair, maupun gas. Kehadiran
limbah/sampah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah/sampah.
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah
Sampah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari mahluk hidup,
seperti kayu, ranting pohon, biji-bijian dan dedaunan kering, sedangkan sampah
anorganik merupakan sampah yang bukan berasal dari mahluk hidup, seperti plastik
dan logam.
Sampah anorganik berdasarkan id.wikipedia.org merupakan sampah yang
dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil
proses teknologi pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak
dapat diuraikan oleh alam, contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng, potongan-
potongan plat logam dan sebagainya. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
30
kehadiran limbah dapat berdampak negatif terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah bahan
yang tidak berguna/ buangan dari sisa proses produksi. Berdasrkan wujudnya
limbah dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. Sedangkan berdasarkan asalnya
limbah dibagi menjadi limbah organik dan anorganik. Limbah organik adalah
limbah yang dapat diurai oleh mikroorganisme, sedangkan limbah anorganik adalah
limbah yang tidak dapat diurai mikroorganisme.
2.6.2 Logam bekas sebagai Acuan Cetak dalam Berkarya Seni Grafis
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat dapat ditempa atau diubah
bentuk, penghantar panas dan listrik, keras (tahan terhadap goresan), kenyal (tahan
patah bila dibentang), kuat (tahan terhadap benturan), liat (dapat ditarik) dan titik
lebur tinggi (Rohyana dalam Choirudin 2015:18). Dalam kimia,
sebuah logam atau metal (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam. Metal adalah
salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan,
bersama dengan metaloid dan nonlogam (Wikipedia.org).
Seiring dengan perkembangan teknologi dalam proses industri logam,
penggunaan logam terus berkembang pesat dikarenakan potensinya..Saat ini logam
digunakan untuk tujuan dan fungsi yang tak terbatas. Namun demikian, sekarang
banyak logam yang sudah tidak dipakai dan hanya menjadi sampah/limbah. Logam
bekas dapat digunakan untuk acuan cetak berkarya seni grafis, selain banyak
tersedia di sekitar lingkungan, harganya juga relatif murah dibanding dengan media
31
yang lainnya. Logam bekas bisa berupa wadah minuman ringan, bekas kemasan
kue, rangka meja, besi rangka beton, mur bekas, baut bekas dan sebagainya.
Gambar 2.1. Ilustrasi seni grafis cetak tinggi
(Sumber: http://slideplayer.com/slide/10322938/)
Mencetak merupakan kegiatan seni rupa yang termasuk seni dua dimensi.
Proses cetak tinggi menggunakan acuan cetak yang akan menghasilkan gambar dari
bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol
itu akan menerima tinta. Acuan cetak tinggi itu serupa dengan panel ukiran atau
panel relief. Oleh sebab itu, cetak tinggi disebut juga cetak relief. Dalam hal ini,
acuan cetak tinggi dibuat dari bahan-bahan logam bekas yang telah dioleskan
tinta/cat kemudian dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan. Akhirnya tinta dari
acuan melekat pada kertas. Setelah logam bekas tersebut ditempelkan pada kertas
kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Berbagai macam logam bekas dapat dimanfaatkan dalam pembuatan seni
grafis asalkan ditata menjadi komposisi yang menarik atau unik. Seni grafis dapat
dikembangkan lebih bebas dan kreatif sebagai karya grafis yang tidak sekedar
tampil sebagai unsur artistik yang bersifat pendukung namun dapat dikembangkan
menjadi berbagai ide kreatif dengan tema yang menarik.
158
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan simpulan sebagai
berikut.
Pertama, perencanaan pembelajaran dirancang (didesain) sesuai dengan SK
dan KD sehingga tertuang dalam perencanaan pendidikan seni rupa di sekolah.
Penelitian ini berisi mengenai rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan,
diwujudkan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berisi mengenai
tujuan dari pembelajaran, indikator pembelajaran, materi yang akan diajarkan,
kegiatan pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilakukan dua kali yaitu setelah
pelaksanaan pengamatan terkendali 1 maka hasil dari pembelajaran akan dievaluasi
yang kemudian menentukan rekomendasi berdasarkan kekurangan pada
pengamatan terkendali 1. Untuk pengamatan terkendali 2 pelaksanaan pembelajaran
akan dirancang sesuai hasil evaluasi pada pengamatan terkendali 1.
Proses pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi menjelaskan tujuan
pembelajaran, mengkondisikan siswa, dan mempersiapkan alat dan bahan. Kegiatan
inti meliputi menjelaskan materi dan teknik berkarya,menunjukkan contoh karya
seni grafis, memberikan tugas terkait tentang teori seni grafis. Kegiatan penutup
yaitu pemberian tugas untuk mempersiapkan alat dan bahan untuk pertemuan
selanjutnya. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode ceramah, tanya
159
jawab, dan penugasan. Media pembelajaran yang digunakan papan tulis, contoh
hasil karya seni grafis, serta video tentang prosedur pembuatan karya seni grafis.
Pelaksanaan pembelajaran berkarya grafis dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
persiapan alat dan bahan, merancang komposisi karya yang akan dibuat, pemilihan
logam, pencampuran warna, serta penempelan logam pada bidang karya. Proses
tersebut dilaksanakan dalam pengamatan terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2.
Evaluasi berkarya seni grafis dengan memanfaatkan logam bekas dilakukan dengan
cara tes keterampilan. Dalam proses penilaian, peneliti mengamati aktivitas siswa
pada saat jalannya proses berkarya. Selain itu, evaluasi dilakukan berdasarkan aspek
persiapan media berkarya, pengembangan gagasan, penguasaan teknik,
pengkomposisian karya serta kerapian karya.
Kedua, hasil karya seni grafis yang telah dibuat oleh siswa dengan
menggunakan acuan cetak logam bekas pada pengamatan terkendali 1 dan
pengamatan terkendali 2 menunjukkan hasil nilai rata-rata baik. Hal ini ditandai
dengan hasil nilai rata-rata pada pengamatan terkendali 1 mencapai 77,18 dari 28
siswa, siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik berjumlah 1
orang, siswa kategori baik berjumlah 22 orang, siswa kategori cukup berjumlah 5
orang. sedangkan pada pengamatan terkendali 2 mengalami peningkatan dari 28
siswa nilai rata-rata mencapai 81,5 dengan 4 siswa yang mendapatkan kategori
sangat baik dan 24 siswa medapatkan kategori baik.
Ketiga, dalam proses pelaksanaan pembelajaran seni grafis dengan
menggunakan acuan cetak logam bekas, yang dilaksanakan pada pengamatan
terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2 terdapat beberapa faktor yang mendukung
160
dan faktor penghambat. Faktor pendukung dari pembelajaran tersebut antara lain
bahan yang mudah didapat dan teknik pembuatanya sederhana, tersedianya media
pembelajaran serta antusias yang tinggi dari para siswa dalam berkarya seni grafis.
Faktor penghambat dalam pembelajaran berkarya seni grafis dengan memanfaatkan
logam bekas antara lain kurangnya kepercayaan diri siswa dalam berkarya,
lemahnya pengembangan gagasan siswa serta kondisi pembelajaran yang kurang
kondusif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut.
Dalam pembelajaran berkarya seni grafis dengan memanfaatkan logam
bekas sebagai acuan cetak berkarya grafis, masih ada beberapa siswa yang kurang
percaya diri yang dikarenakan masih bingung menuangkan gagasan. Berkenaan
dengan hal ini disarankan agar pendidik memberikan motivasi dan memperbanyak
referensi kepada siswa agar siswa lebih percaya diri saat berkarya seni. Selain itu,
dalam proses berkarya seni grafis beberapa karya yang belum rapi karena
pengkomposisian logam yang tidak terlalu bagus, kemudian pemilihan logam yang
seadanya juga berpengaruh, disarankan logam dipilih sesuai dengan karakteristik
yang diinginkan. Selanjutnya dalam proses pewarnaan beberapa siswa masih
bingung untuk mamadukan warna-warna cat dan kurang percaya diri, disarankan
pendidik sering memberikan latihan-latihan atau tugas berkarya yang masih terkait
dengan proses mewarnai, sehingga siswa tidak ragu lagi dan percaya diri dalam
berkarya.
161
Dalam menggunakan logam bekas diperlukan peralatan yang memadai,
seperti cat, kuas, tinner sebagai pencampur cat, serta dibutuhkan juga ruang kelas
yang cukup luas agar siwa nyaman dalam berkarya seni grafis dengan
memanfaatkan logam bekas. Penggunaan media logam bekas tidak hanya terbatas
digunakan untuk pembelajaran berkarya seni grafis, namun juga dapat digunakan
sebgai media berkarya seperti seni patung, seni relief, dan seni kriya yang lainnya.
Selain pemanfaatan media berkarya, penggunaan media pembelajaran
menggunakan contoh gambar, referensi dari internet, ataupun video tentang
pembelajaran, dapat menarik siswa agar antusias dalam mengikuti pembelajaran.
162
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Chartarina Tri dan RC, Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Choirudin, Muhammad. 2010. Kerajinan Logam Kuningan UD. Duta Kharisma Sanjaya Bedono Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Seni Rupa Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Djamarah, Syaiful B dan Aswan Z. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Garha, Oto dan MD idris.1979. Pendidikan Kesenian Seni Rupa. Jakarta: Gramedia
Gunarso, Singgih D. 1982. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Hardaningtyastuti, Sri. 2007. Review, Kritik, dan Komentar: Strategi Pencapaian Kualitas Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Program Pascasarjana di Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Harjanto. 2006. Perencana Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hasan, S. Hamid. 1986. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
Husnul, Ade dan M. Ihsan Nugraha. 2010. Mengenal Seni Grafis. Jakarta: Horizon.
Hastyanto, Febrie. 2010. Tegal Jepangnya Indonesia. Artikel. https://hastiyanto.wordpress.com/2010/06/24/tegal-jepang-nya-indonesia/
Ismiyanto, PC. S. 2009. “GBPP – Silabus, RPP, dan Handout Mata KuliahPerencanaan Pembelajaran Seni Rupa”. Bahan Ajar. Semarang: UNNES.
----- 2003. Metode Penelitian. Semarang : FBS UNNES.
Iswidayati, Sri. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Seni Rupa. Bahan Ajar.
Jurusan Seni Rupa FBS UNNES.
Majid, A. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
163
Nasution, S. 2012. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nilawati, Sativa. 2010. Menyulap Sampah Menjadi Kerajinan Cantik. Jakarta:
Nobel Edumedia.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sekertariat Negara. Jakarta.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Rasjoyo. 1994. Pendidikan Seni Rupa untuk SMU kelas 1. Jakarta: Erlangga
Rohidi, T. R. 1998. Fungsi Seni Dalam Pendidikan Seni Rupa Serta Implikasinya Dalam Pengembangan Kebudayaan: dalam makalah seminar pengembangan
bahan ajar pendidikan seni rupa di pekalongan tanggal 30 April 1998.
Rokhmat, Nur. 2012. “Silabus & RPP Handout Media Pembelajaran Mata Kuliah Seni Grafis 1”. Bahan Ajar. Jurusan Seni Rupa FBS UNNES.
Rondhi, Moh dan Anton Sumartono. 2002. “Paparan Perkuliahan Mahasiswa: Tinjauan Seni Rupa I”. Bahan Ajar. Semarang: Unnes Press
Rudyanto, Eko. 2011. Pembelajaran Seni Grafis Cetak Saring pada Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Pati. Skripsi. Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang.
Salam, Sofyan. 2001. Pendekatan Ekspresi Diri, Disiplin dan Multikultular dalam Pendidikan Seni Rupa. Makalah disajikan dalam Seminar dan Lokakarya
Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah
Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudrajat, A. 2008. Sumber belajar untuk mengefektifkan pembelajaran siswa.
Artikel. http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, Aryo. 2002. “Nirmana 1”. Bahan Ajar. Semarang: Jurusan Seni Rupa
FBS UNNES.
Susanto, Mikke. 2012. Diksi Rupa; Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa.
Yogyakarta: DictiArt Lab.
164
Syafi’i. 2006. “Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa”. Bahan Ajar. Jurusan
Seni Rupa FBS UNNES.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media. Tim Pengembang Ilmu FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung:PT. IMPERIAL BHAKTI UTAMA.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekertariat Negara. Jakarta.
Utomo, K. B. 2006. “ Strategi Pembelajaran Seni Rupa”. Bahan Ajar.Semarang: Jurusan Seni Rupa FBS UNNES.
www://id.wikipedia.org/wiki/limbah
www.uaksena.com