pembelajaranmatematika denganmetode silih tanya padamateri pokok lingkaran
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NUR CHOLISAH, http://ejournal.unesa.ac.idTRANSCRIPT
PEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANPEMBELAJARANMATEMATIKAMATEMATIKAMATEMATIKAMATEMATIKA DENGANDENGANDENGANDENGANMETODEMETODEMETODEMETODE SILIHSILIHSILIHSILIH TANYATANYATANYATANYAPADAPADAPADAPADAMATERIMATERIMATERIMATERI POKOKPOKOKPOKOKPOKOK LINGKARANLINGKARANLINGKARANLINGKARAN
NurNurNurNur CholisahCholisahCholisahCholisahMatematika, FMIPA, UNESA
Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) 8296427, 8290009 Ps. 304, 0318297677email : [email protected]
ABSTRAKABSTRAKABSTRAKABSTRAKMatematika merupakan pelajaran yang pada
umumnya tidak disukai oleh siswa. Sehingga dalamproses pembelajaran, siswa kurang terlibat aktif danmasih didominasi oleh guru. Oleh karena itu, perluditerapkan suatu metode yang melibatkan siswasecara aktif dalam pembelajaran, salah satunyayaitu metode silih tanya antar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikankemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,aktivitas siswa selama pembelajaran, hasil belajarserta respon siswa setelah pembelajaran denganmetode silih tanya. Rancangan penelitian yangdigunakan adalah one-shot case study dengansubyek penelitian adalah siswa kelas VIII-H MTsNegeri Bangkalan pada tahun ajaran 2011-2012 danguru.
Hasil analisis data menunjukkan bahwakemampuan guru dalam mengelola pembelajaranadalah baik dengan rata-rata keseluruhan 3,03.Aktivitas siswa yang paling dominan adalahmemperhatikan/mendengarkan penjelasan guru atausiswa lain, secara keseluruhan aktivitas siswatergolong aktif dengan persentase 63,09%. Hasilbelajar secara klasikal tidak tercapai denganpersentase ketuntasan siswa 45,45%. Respon siswaadalah positif dengan persentase 89,68%
KataKataKataKata kunci:kunci:kunci:kunci: pembelajaran matematika, metodesilih tanya.
1111 PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANMatematika sebagai salah satu
disiplin ilmu merupakan pengetahuan yangsangat diperlukan. Namun ironisnya masihbanyak siswa yang beranggapan bahwamatematika merupakan pelajaran yang sulitdipahami, bersifat abstrak, danmembosankan. Sehingga pada umumnyamatematika merupakan pelajaran yangtidak disukai oleh siswa. Anggapan-
anggapan siswa terhadap matematikatersebut berdampak pada hasil belajarsiswa yang kurang memuaskan. Indikasiini dapat ditunjukkan oleh prestasi belajarsiswa dan partisipasi siswa dalampembelajaran matematika yang masihrendah.
Proses pembelajaran yang masihsering kita temui adalah pembelajarankonvensional, dimana siswa kurang terlibatdi dalamnya. Dominasi guru dalampembelajaran menyebabkan siswacenderung menjadi pendengar pasif danmenunggu penyajian materi dari guru.Proses pembelajaran yang kurangmelibatkan siswa ini akan mengakibatkansiswa hanya menghafal saja. Padahalbelajar menghafal merupakan suatu latihanmengingat tanpa adanya pemahaman.
Hudojo (2003:83) berpendapatbahwa belajar matematika itu merupakanproses membangun atau mengkonstruksikonsep dan prinsip-prinsip matematika.Oleh karena itu, dalam pembelajarankonsep dan prinsip-prinsip matematikasiswa hendaknya dapat mengkonstruksipengetahuannya sendiri. Dengan demikian,guru perlu mengubah paradigmapembelajaran yang dianutnya daripembelajaran yang berpusat pada guru kearah pembelajaran yang berpusat padasiswa.
Pada pembelajaran yang berpusatpada siswa, guru diharapkan dapatmemfasilitasi siswa agar dapatmempelajari dan memahami konsep materidengan baik dan benar. Hal ini dicapaidengan melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran sehingga siswamembangun sendiri apa yang dipelajari,bukan hanya sekedar mengetahui. Nur(2004:3) mengungkapkan bahwa di dalamkelas yang terpusat pada siswa peran guruadalah membantu siswa menemukan fakta,konsep, atau prinsip bagi diri merekasendiri, bukan memberikan ceramah ataumengendalikan seluruh kegiatan kelas.Untuk itu, perlu diterapkan metodepembelajaran yang melibatkan siswasecara langsung dalam pembelajaran. Salahsatu metode yang dapat melibatkan peranaktif siswa dalam rangka memaksimalkankondisi belajar yaitu metode silih tanya.
Metode silih tanya yaitu suatumetode pembelajaran dimana terjadiinteraksi saling bertanya dan salingmenjawab dari pasangan mainnya. Dalampembelajaran, metode silih tanya memuatkarakteristik problem posing, kompetitif,kooperatif, dan permainan (As`ari, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, makadilakukan penelitian dengan menerapkanpembelajaran matematika dengan metodesilih tanya pada materi pokok lingkaran.
Tujuan penelitian ini adalahmendeskripsikan kemampuan guru dalammengelola pembelajaran, aktivitas siswaselama pembelajaran, hasil belajar sertarespon siswa setelah mengikutipembelajaran dengan metode silih tanya.
Manfaat yang diharapkan dari hasilpenelitian ini adalah menambah wawasanguru matematika tentang metodepembelajaran dalam proses belajarmengajar di kelas, memberikan informasikepada guru bagaimana menerapkanmetode silih tanya antar siswa padapembelajaran matematika, dan menjadiacuan untuk penelitian sejenis.
2222 KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA2.12.12.12.1 MetodeMetodeMetodeMetode SilihSilihSilihSilih TanyaTanyaTanyaTanya
Metode silih tanya didefinisikansebagai metode pembelajaran atau suatubentuk kegiatan siswa yang terjadi
interaksi saling bertanya (mengajukan soal)dan saling menjawab dari pasanganmainnya (Subanji, 1993:8). As`ari (2009)menjelaskan bahwa metode silih tanyamerupakan suatu bentuk metodepembelajaran yang memiliki empatkarakteristik yang meliputi problem posing,kompetitif, kooperatif, dan permainan.2.1.12.1.12.1.12.1.1 ProblemProblemProblemProblem PosingPosingPosingPosing
Problem posing adalah pembelajaranyang menekankan pada pengajuan soaloleh siswa. Menurut Siswono (2008:40-41),problem posing (pengajuan masalah)memiliki beberapa arti, yaitu:a) Pengajuan masalah (soal) adalah
perumusan soal sederhana atauperumusan ulang soal yang ada denganbeberapa perubahan agar lebihsederhana dan dapat dipahami. Hal initerjadi dalam pemecahan soal-soalyang rumit.
b) Pengajuan masalah adalah perumusansoal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkanatau alternatif soal yang relevan.
c) Pengajuan soal adalah perumusan soalatau pembentukan soal dari suatusituasi yang tersedia, baik dilakukansebelum, ketika atau setelah pemecahansoal/masalah.Pendekatan problem posing adalah
sebuah pendekatan pembelajaran dimanasiswa terlibat aktif dalam prosespenyusunan persoalan sebuah konsep dansiswa terlibat aktif dalam prosespenilaian/evaluasi (As`ari, 2003:43)
Beberapa manfaat problem posingmenurut Subanji (2007:3-4) antara lainsebagai berikut.1) Mempunyai pengaruh positif terhadap
kemampuan memecahkan masalah dansikap peserta didik terhadapmatematika.
2) Merupakan tugas kegiatan yangmengarah pada sikap kritis dan kreatif.
3) Membantu peserta didik dalammengembangkan keyakinan dankesukaan terhadap matematika.
4) Dapat mempromosikan semangatinkuiri dan membentuk pikiran yangberkembang dan fleksibel.
5) Mendorong peserta didik untuk dapatlebih bertanggung jawab dalambelajarnya.
6) Berguna untuk mengetahui kesalahanatau miskonsepsi peserta didik.
7) Mempertinggi kemampuan pemecahanmasalah peserta didik.
8) Menghilangkan kesan “keseraman” dan“kekunoan” dalam belajar matematika.
9) Mempersiapkan pola pikir atau kriteriaberfikir matematis dan berkorelasipositif dengan kemampuanmemecahkan masalah.Problem posing (pengajuan soal)
dalam metode silih tanya, siswa tidakhanya sekedar mengajukan soal, tetapisiswa dituntut untuk bisa mengerjakan soaltersebut.2.1.22.1.22.1.22.1.2 KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi
Dalam kehidupan nyata, manusiadituntut untuk kompetitif dalammenyelesaikan semua problem yangmuncul. Hampir di setiap lini kehidupandipenuhi dengan persaingan. Mulai darikehidupan bernegara, berniaga, bahkanhingga dalam dunia pendidikan. Olehkarena itu, dalam proses pembelajaran jugaperlu dikenalkan adanya kompetisi, danpeserta didik perlu dilatih untukberkompetisi menjadi yang terbaik.
Unsur kompetisi dalam metode silihtanya dapat dilihat dengan adanyapemberian skor oleh pembuat soal padajawaban masing-masing temannya.Pemberian skor tersebut dapat memotivasisiswa untuk dapat menyelesaikan soal yangdiberikan oleh pembuat soal dengansebaik-baiknya. Dengan kata lain, siswadituntut untuk belajar dan memahami
materi yang sedang dipelajari dengansebaik-baiknya.2.1.32.1.32.1.32.1.3 KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif
Kooperatif berasal dari bahasainggris yaitu cooperate yang berarti bekerjabersama-sama. Johnson (Isjoni, 2007:15)mengemukakan bahwa cooperanon meansworking together to accomplish sharedgoals, yaitu kooperatif mengandung artibekerja bersama dalam mencapai tujuanbersama. Dalam pembelajaran, kooperatifdiperlukan untuk mengoptimalkan belajarsiswa. Untuk itu, kemampuan bekerjasama(kooperatif) merupakan salah satukompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
Dalam belajar secara kooperatif,siswa dikelompokkan menjadi beberapakelompok yang diarahkan untukmempelajari dan memahami suatu materipelajaran yang telah ditentukan. Sehinggadalam kegiatannya, siswa dituntut untukmengutamakan kerjasama dalam kelompokuntuk mencapai tujuan pembelajaran.Lebih lanjut Johnson (Isjoni, 2007:15)mengungkapkan bahwa within cooperativeactivities individuals seek outcomes thatare beneficial to all other groups members,yaitu dalam kegiatan kooperatif, siswamencari hasil yang menguntungkan bagiseluruh anggota kelompok. Dengandemikian belajar secara kooperatif dapatdiartikan dengan pemanfaatan kelompokkecil untuk memaksimalkan belajar merekadan belajar anggota lainya dalam kelompokitu.
Kooperatif dalam metode silih tanyaditunjukkan dengan adanya kerjasamadalam kelompok ketika merefleksi kembalijawaban-jawaban mereka. Siswa akanberdiskusi untuk menemukan jawabanyang benar ketika pembuat soalmenemukan jawaban temannya yang tidaksama dengan kunci jawaban yang telahdibuat. Pembuat soal juga memberikanpenjelasan kepada teman bermainnya, bilaada jawaban temannya yang masih salah.
2.1.42.1.42.1.42.1.4 PermainanPermainanPermainanPermainanPelajaran matematika yang dianggap
sulit oleh kebanyakan siswa membuatsiswa tidak menyukai pelajaranmatematika. Untuk mengatasi hal tersebutguru hendaknya menggunakan strategi dantrik agar siswa merasa senang dalambelajar matematika. Salah satu cara yangdapat digunakan oleh guru adalahmenciptakan kondisi belajar yangmenyenangkan, yaitu dengan menciptakansuasana belajar sambil bermain. Denganadanya suasana bermain yangmenyenangkan diharapkan siswa tidakakan merasa bosan dan tertarik untukbelajar matematika. Dalam kondisibermain, anak merasakan enjoy di kelas,anak memandang kelas sebagai lingkunganyang mengasyikkan, meskipun sebenarnyamereka dituntut target untukmenyelesaikan materi pelajaran (Haikal,2010:37).
Unsur permainan dalam metode silihtanya dicerminkan dari kartu model yangdigunakan dalam aktivitas silih tanya.Kartu model merupakan lembar bantu yangdidalamnya memuat kartu soal, kartujawab, kartu kunci jawab, catatan waktu,dan kartu rekapitulasi. Penggunaan kartumodel tersebut diharapkan mampumenumbuhkan rasa senang siswa dalamproses pembelajaran.
Berikut merupakan contoh kartumodel dalam metode silih tanya.
Gambar 1. Kartu model
Kartu model yang digunakan tersebutakan lebih menimbulkan kesan pada siswabahwa mereka sedang melakukanpermainan matematika dikelas. Unsurpermainan juga terdapat dalam metodesilih tanya ketika siswa mengadakankesepakatan waktu yang dibutuhkan untukmengerjakan soal.2.22.22.22.2 Model-modelModel-modelModel-modelModel-model dalamdalamdalamdalamMetodeMetodeMetodeMetode SilihSilihSilihSilih
TanyaTanyaTanyaTanyaSubanji (2007:5-7) menjelaskan
bahwa dalam metode silih tanya terdapatmode-model, yaitu sebagai berikut:a.a.a.a. ModelModelModelModel KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi BiasaBiasaBiasaBiasa JenisJenisJenisJenis 1111
(MKB(MKB(MKB(MKB 1)1)1)1)Siswa diberi tugas rumah (PR) untuk
membuat soal dan pembahasannya untukmateri tertentu. Pada pertemuanselanjutnya, siswa dibentuk dalamkelompok masing-masing terdiri 3-4orang. Selanjutnya dilakukan aktivitassilih tanya. Guru merekap hasil yangdiperoleh oleh masing-masing anakdalam kelompok bermain. Selanjutnyadilakukan permainan putaran kedua, danseterusnya, sesuai dengan kesepakatan.b.b.b.b. ModelModelModelModel KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi BiasaBiasaBiasaBiasa JenisJenisJenisJenis 2222
(MKB(MKB(MKB(MKB 2)2)2)2)Model kedua ini pada dasarnya sama
dengan model pertama, hanya pembuatansoal tidak menjadi tugas rumah, tetapidilakukan pada saat pembelajaran, yaitusetelah guru menyampaikan materipelajaran. Sehingga siswa diberikesempatan beberapa menit untukmembuat soal.c.c.c.c. ModelModelModelModel KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi BerjenjangBerjenjangBerjenjangBerjenjang
Model kompetisi berjenjangmerupakan kelanjutan dari kompetisibiasa. Pada kompetisi berjenjang,kompetisi biasa disebut jenjang I.sedangkan jenjang II dimainkan olehpara pemenang dari kompetisi biasa.Jenjang III dimainkan oleh parapemenang dari jenjang kedua, dan
seterusnya sampai diperoleh satupemenang.d.d.d.d. ModelModelModelModel KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi KelompokKelompokKelompokKelompok JenisJenisJenisJenis
1111 (MKK(MKK(MKK(MKK 1)1)1)1)Siswa dalam satu kelas dibentuk
kelompok-kelompok dengan jumlah yangsama. Siswa diiminta membuat soal danjawabannya. Ditentukan 4 kelompokyang akan bermain, misal A, B, C, dan D.Selanjutnya aktivitas silih tanya.Aktivitas silih tanya putaran pertamadilakukan oleh seorang perwakilanmasing-masing anggota kelompok(misalnya A1, B1, C1, D1), putarankedua dilakukan oleh seorang perwakilanmasing-masing anggota kelompok, tetapibukan yang telah bermain, misalkan (A2,B2, C2, D2). Putaran permainandilakukan sebanyak anggota kelompok.e.e.e.e. ModelModelModelModel KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi KelompokKelompokKelompokKelompok JenisJenisJenisJenis
2222 (MKK(MKK(MKK(MKK 2)2)2)2)Siswa dibentuk dalam kelompok-
kelompok, misalkan A, B, C, dan D.Masing-masing kelompok membuat soaldan pembahasannya. Dilakukan aktivitastanya seperti aktivitas MKB, namun soalyang diberikan atas nama kelompok danpenyelesaian soal juga dilakukan secarakelompok.f.f.f.f. ModelModelModelModel KompetisiKompetisiKompetisiKompetisi GugurGugurGugurGugur BersemiBersemiBersemiBersemi
Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil. Diadakan aktivitas silihtanya antar kelompok seperti MKK 2.Kelompok yang kalah gugur, namunmasih dapat menantang kembalikelompok pemenang setelah melakukanpersiapan yang lebih matang.
Dalam penelitian ini, penelitimenggunakan metode silih tanya modelkompetisi biasa jenis 1 (MKB 1). Alasanpemilihan model kompetisi biasa jenis 1adalah karena model ini lebih sederhanauntuk diterapkan jika dibandingkan denganmodel-model silih tanya yang lainnya.Alasan lainnya adalah pembuatan soal
yang dijadikan sebagai tugas rumah,sehingga siswa dapat lebih memperdalampemahaman konsep materi yang dipelajari.
3333 METODEMETODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIANDalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-HMTs Negeri Bangkalan dan gurumatematika di kelas yang bersangkutan.Siswa kelas VIII-H terdiri dari 33 orangsiswa. Rancangan penelitian adalah “oneshot case study”. Penelitian dilakukan padatahun ajaran 2011-2012 semester 2, yaitupada tanggal 7, 8 dan 14 februari 2012.
Teknik-teknik yang digunakan untukmengumpulkan data adalah denganobservasi, tes, dan angket.
Observasi dilakukan untukmengamati kemampuan guru dalammengelola pembelajaran dan aktivitassiswa selama pembelajaran dengan metodesilih tanya. Pengamatan pengelolaanpembelajaran dilakukan denganmenggunakan lembar pengamatanpengelolaan pembelajaran yang mengacupada RPP. Sedangkan pengamatanaktivitas siswa dilakukan denganmenggunakan lembar pengamatan aktivitassiswa.
Tes digunakan untuk mengetahuihasil belajar siswa setelah pembelajaranmetode silih tanya. Instrumen yangdigunakan adalah lembar soal tes hasilbelajar. Tes berupa soal uraian yangdiberikan setelah siswa mengikutipembelajaran.
Angket digunakan dalam penelitianini untuk mengetahui respon siswaterhadap metode silih tanya. Instrumenyang digunakan adalah lembar angketrespon siswa. Angket yang digunakandalam penelitian ini adalah angket tertutup,yaitu angket yang jawabannya sudahdisediakan dan responden tinggalmemilihnya.
Dalam penelitian ini, data yangdiperoleh dikumpulkan dan dianalisis
secara deskriptif. Untuk mengolah hasilpengamatan dari pengelolaan pembelajaranoleh guru selama pembelajaran metodesilih tanya dilakukan dengan caramenghitung nilai rata-rata setiap indikator.Kemudian dianalisis menggunakan kriteriasebagai berikut:Nilai < 1,00 : Tidak baik1,00 ≤ Nilai < 2,00 : Kurang baik2,00 ≤ Nilai < 3,00 : Cukup baik3,00 ≤ Nilai < 4,00 : BaikNilai = 4,00 : Sangat baik
Untuk menganalisis data aktiviitassiswa digunakan rumus sebagai berikut.
%100×=siswaaktivitassemuaBanyaknyamunculyangsiswaaktivitasBanyaknyaSiswaAktivitas
kemudian menarik kesimpulan berdasarkanhasil perhitungan rumus di atas, yaitu siswadikatakan aktif apabila jumlah persentaseseluruh aktivitas siswa kategori ke-3, 4, 5,6 dan 7 ≥ 62,5%. Aktivitas siswa kategorike-3, 4, 5, 6 dan 7 yang terdapat padalembar pengamatan aktivitas siswamerupakan aktivitas siswa aktif.Sedangkan aktivitas siswa pasif meliputiaktivitas siswa kategori ke-1, 2, dan 8.
Tes yang dikerjakan siswa dianalisissecara deskriptif kuantitatif. Untuk hasilkuantitatif dianalisis kebenarannya sesuaikunci jawaban yang disediakan. Kemudianmenentukan ketuntasan siswa, yaitu siswasecara individu di anggap tuntas belajarbila siswa mencapai skor atau nilai ≥ 69.Sedangkan ketuntasan kelas dapat dihitungdengan cara:
%100xsiswaJumlah
belajartuntasyangsiswaJumlahkelasKetuntasan =
Siswa secara klasikal dianggap tuntasbelajar bila ketuntasan kelas mencapai 85%.
Untuk menganálisis data angketrespon siswa dihitung dengan caramenentukan persentase dari setiappernyataan. Data tersebut dihitung denganrumus sebagai berikut:
%100×∑
−∑=
meresponyangsiswaikeindikatortiappositifmeresponyangsiswaRs
Rs= Persentase respon siswaDari data respon yang diperoleh, responsiswa dikatakan positif jika persentaserespon siswa yang menjawab ya (yangmerespon positif) mencapai ≥ 75%.
4444 HASILHASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN4.14.14.14.1 DataDataDataData PengelolaanPengelolaanPengelolaanPengelolaan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran
Berikut data hasil pengamatankemampuan guru dalam mengelolapembelajaran dengan metode silih tanya.
Tabel 1. Data pengamatan pengelolaanpembelajaran
NoNoNoNo IndikatorIndikatorIndikatorIndikator yangyangyangyang diamatidiamatidiamatidiamati Rata-Rata-Rata-Rata-ratarataratarata KriteriaKriteriaKriteriaKriteria
I PendahuluanPendahuluanPendahuluanPendahuluan
3,25 BaikMengingatkan kembali materisebelumnyaMemotivasi siswa 2,75 Cukup baikMenyampaikan tujuan pembelajaran 3 Baik
II KegiatanKegiatanKegiatanKegiatan intiintiintiinti3,5 BaikMenjelaskan materi yang dipelajari
Mengorganisasikan siswa dalamkelompok belajar 2,75 Cukup baik
Memberikan fasilitas pelaksanaanaktivitas silih tanya seperti kartu model,kartu jawab, dan kartu rekap nilai 3
Baik
Menjelaskan aturan atau langkah-langkah aktivitas silih Tanya 2,75 Cukup baik
Memberikan penjelasan caramemberikan nilai (skor) 2,75 Cukup baik
Mendorong dan membimbing siswamelakukan aktivitas silih tanya 3,5 Baik
Mengawasi setiap kelompok secarabergiliran dan memberikan bantuanpada kelompok turnamen yangmengalami kesulitan 2,75
Cukup baik
Mengarahkan siswa untuk merekapsemua nilai yang diperoleh semua siswadalam satu kelompok 3,25
Baik
Meminta siswa mengumpulkan hasilrekap nilai, kartu soal, kartu jawab, dankunci jawab 3,25
Baik
Memberikan umpan balik terhadappekerjaan siswa 3 Baik
III PenutupPenutupPenutupPenutup
3 BaikMembimbing siswa membuatkesimpulanMemberikan PR 3,25 Baik
IV PengelolaanPengelolaanPengelolaanPengelolaan AlokasiAlokasiAlokasiAlokasi WaktuWaktuWaktuWaktu 2,75 Cukup baikV SuasanaSuasanaSuasanaSuasana KelasKelasKelasKelas
Berpusat pada Siswa 2,5 Cukup baikGuru Antusias 3,5 BaikSiswa Antusias 3 BaikRata-rataRata-rataRata-rataRata-rata seluruhseluruhseluruhseluruh indikatorindikatorindikatorindikator 3,033,033,033,03 BaikBaikBaikBaik
Berdasarkan data hasil pengamatanpada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwasecara keseluruhan kemampuan gurudalam mengelola pembelajaran denganmetode silih tanya memproleh skor rata-rata 3,03, yaitu dengan kriteria baik. Rata-rata skor terendah pada indikator “suasanakelas yang berpusat pada siswa”, yaitu 2,5dengan kriteria cukup baik. Hal inidisebabkan karena siswa telah terbiasapada pembelajaran yang berpusat padaguru.
4.24.24.24.2 DataDataDataData AktivitasAktivitasAktivitasAktivitas SiswaSiswaSiswaSiswaUntuk mengetahui persentase dan
rata-rata aktivitas siswa untuk setiapindikator selama dua kali pertemuan dapatdilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Data pengamatan aktivitas siswa
NoNoNoNo KategoriKategoriKategoriKategori PengamatanPengamatanPengamatanPengamatan Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata (%)(%)(%)(%)
1. Memperhatikan/mendengarkanpenjelasan guru atau siswa lain 27,34
2.Mengikuti instruksi guru untukmenempati meja-meja turnamenberdasarkan kelompok
6,25
3. Mengajukan soal kepada pasanganmainnya 6,25
4. Menyelesaikan soal yang diberikan 18,75
5. Mengoreksi dan menilai jawabandari pasangan mainnya 10,74
6. Berdiskusi dengan pasanganmainnya 10,35
7. Melakukan tanya jawab denganguru 17,00
8. Melakukan perilaku yang tidakrelevan 3,32
Jumlah seluruh aktivitas siswa (%) 36,91 63,09
Dari data aktivitas siswa tersebut,jumlah persentase seluruh aktivitas siswakategori ke-3, 4, 5, 6 dan 7 adalah sebesar63,09%, yaitu lebih besar dari 62,5%sehingga siswa dikatakan aktif. Sedangkanaktivitas siswa yang paling dominan adalahmemperhatikan/mendengarkan penjelasanguru atau siswa lain yaitu sebesar 27,34%.4.34.34.34.3 DataDataDataData HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar SiswaSiswaSiswaSiswa
Data hasil belajar siswa setelahmengikuti pmbelajaran dengan metodesilih tanya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Data hasil belajar siswa
NilaiNilaiNilaiNilai yangyangyangyangDiperolehDiperolehDiperolehDiperoleh JumlahJumlahJumlahJumlah SiswaSiswaSiswaSiswa KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
≥ 69 15 Orang Tuntas< 69 18 Orang Tidak Tuntas
Dari tabel 3 di atas dapat diketahuibahwa terdapat 15 orang siswa yang tuntasdan 18 siswa lainnya tidak tuntas, sehinggaketuntasan siswa secara klasikal mencapai45,45% atau kurang dari 85%, makaketuntasan belajar siswa secara klasikaltidak tercapai.4.44.44.44.4 DataDataDataData ResponResponResponRespon SiswaSiswaSiswaSiswa
Data angket respon siswa dapatdilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Data respon siswa
NoNoNoNo PernyataanPernyataanPernyataanPernyataan YaYaYaYa(%)(%)(%)(%)
TidakTidakTidakTidak(%)(%)(%)(%)
1. Saya selalu memperhatikan penjelasanyang diberikan guru dan teman saya 100 0
2.Tugas membuat soal danmenyelesaikannya dapat membantu sayauntuk lebih memahami materi lingkaran
90,9 9,1
3.Saya merasa tertantang untukmenyelesaikan soal yang diberikan olehteman saya
63,6 36,4
4. Saya selalu berusaha untuk mengerjakansoal yang diberikan dengan baik 90,9 9,1
5.Saya merasa termotivasi untukberkompetisi (bersaing) dengan pasanganmain saya dalam satu kelompok
84,8 15,2
6.Saya merasa bersemangat untukmengikuti jalannya permainan dalammetode silih tanya
84,8 15,2
7.Metode silih tanya membuat suasanapembelajaran matematika tidak tegangdan tidak menakutkan
93,9 6,1
8.Saya merasa senang setelah mengikutipembelajaran matematika dengan metodesilih tanya
97 3
9.Saya lebih menyukai pelajaranmatematika setelah mengikutipembelajaran dengan metode silih tanya
93,9 6,1
10. Saya berminat untuk mengikuti lagipembelajaran seperti ini 97 3
Rata-rataRata-rataRata-rataRata-rata KeseluruhanKeseluruhanKeseluruhanKeseluruhan 89,6889,6889,6889,68 10,3210,3210,3210,32
Dari data pada tabel 4 di atas dapatdiketahui bahwa secara keseluruhan89,68% siswa merespon positif terhadappembelajaran dengan metode silih tanya.Karena persentase respon siswa mencapai89,68%, maka respon siswa terhadappembelajaran dengan metode silih tanyaadalah positif.
5555 SIMPULANSIMPULANSIMPULANSIMPULAN DANDANDANDAN SARANSARANSARANSARAN5.15.15.15.1 SimpulanSimpulanSimpulanSimpulan
Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian dapat disimpulkan (1)kemampuan guru dalam mengelolapembelajaran matematika dengan metodesilih tanya pada materi pokok adalah baikdengan rata-rata keseluruhan 3,03, (2)aktivitas siswa selama mengikutipembelajaran matematika denganmenggunakan metode silih tanya padamateri pokok lingkaran adalah siswa dapatdikatakan aktif dalam mengikutipembelajaran dengan persentase 63,09, (3)hasil belajar siswa setelah mengikutipembelajaran matematika dengan metodesilih tanya pada materi pokok secaraklasikal tidak tercapai dengan persentaseketuntasan siswa sebesar 45,45%, dan (4)respon siswa terhadap pembelajaranmatematika dengan metode silih tanyapada materi pokok lingkaran adalah positifdengan persentase 89,68%.5.25.25.25.2 SaranSaranSaranSaran
Berdasarkan hasil yang diperolehdalam penelitian ini, penelitimengemukakan saran-saran yaitu: (1) gurumatematika disarankan untuk mencobamenerapkan metode silih tanya antar siswadikarenakan siswa memberikan responpositif terhadap penerapan pembelajaranmatematika dengan metode silih tanya, (2)untuk meningkatkan partisipasi dankeaktifan siswa, guru dianjurkan untukmelatih siswa dalam mengungkapkan idedan pendapatnya dengan melakukankegiatan tanya jawab, diskusi kelompok,ataupun diskusi kelas, dan (3) dalammerancang pembelajaran ini perlumenganalisis pengalokasian waktu terlebihdahulu agar kegiatan pembelajaran yangdilakukan dapat berlangsung secaraoptimal dan efisien.
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA[1] As’ari, Abdur Rahman (2009) Metode
Silih Tanya [Online]. Http://lian14-semangatpagi.blogspot.com/2009/01/metode-silih-tanya.html [diakses: 18 Okrober2011]
[2] As’ari, Abdur Rahman (2003)Pembelajaran Matematika denganPendekatan Problem Posing. PelangiPendidikan.
[3] Haikal, Mochammad (2010) ProgramPeningkatan Kualitas Seribu GuruSekolah Dasar, Model-modelPembelajaran Kreatif dan Inovatif[Online].Http://www.scribd.com/doc/30737149/MODEL2-PEMBELAJARAN-INOVATIF(diakses: 18 Oktober 2011)
[4] Hudojo, Herman (2003) PengembanganKurikulum dan Pembelajaran Matematika.Malang: Jurusan Matematika FMIPAUniversitas Negeri Malang.
[5] Isjoni (2007) Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.
[6] Nur, M. dan Wikandari P.R. (2004)Pengajaran Berpusat kepada Siswa danPendekatan Konstruktivis dalamPengajaran. Surabaya: Unesa-UniversityPress.
[7] Siswono, Tatag Y. E. (2008) ModelPembelajaran Matematika BerbasisPengajuan dan Pemecahan Masalah untukMeningkatkan Kemampuan BerpikirKreatif. Surabaya: Unesa University Press.
[8] Subanji (1993) Metode Silih TanyaBerbantuan Kartu Model sebagai SuatuAlternatif Pembelajaran Matematika diSMP Terbuka. Hasil penelitian. tidakdipublikasikan.
[9] Subanji (2007) Metode Silih TanyaBerbantuan Kartu Model sebagaiAlternatif Pembelajaran Inovatif danKreatif. Makalah disajikan dalamworkshop Model-model PembelajaranMatematika di SMA Negeri 1 Tuban.Tuban 12 Juni 2007.