pemberdayaan lansia melalui kegiatan …eprints.uny.ac.id/44410/1/miftachul...

295
PEMBERDAYAA DUSUN GATA g PROG JU U i AN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEA AK, WUKIRSARI, KECAMATAN CANG KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Miftachul Ummayyah NIM. 12102241023 GRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOL URUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2016 AGAMAAN DI GKRINGAN, LAH H

Upload: duongque

Post on 06-Feb-2018

288 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAANDUSUN GATAK,

g

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

i

PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAANDUSUN GATAK, WUKIRSARI, KECAMATAN CANGKRINGAN,

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OlehMiftachul UmmayyahNIM. 12102241023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

NOVEMBER 2016

PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DIN CANGKRINGAN,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAHJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Page 2: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat
Page 3: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat
Page 4: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat
Page 5: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

v

MOTTO

“Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh”

(Albert Einstein)

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib memiliki ilmu,

dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya

memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya

memiliki ilmu”

(HR. Turmudzi)

Page 6: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

vi

PERSEMBAHAN

Atas karunia Allah Subhanahuwa Ta’ala

Karya ini akan saya persembahkan untuk :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasihsayang,

dan selalu memanjatkan doa – doa yang mulia untuk keberhasilan penulis

dalam menyusun karya ini.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta tempat dimana saya

menimba ilmu.

3. Agama, Nusa, dan Bangsa.

Page 7: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

vii

PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DIDUSUN GATAK, WUKIRSARI, KECAMATAN CANGKRINGAN,

KABUPATEN SLEMANOleh

Miftachul UmmayyahNIM 12102241023

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Pemberdayaan lansiamelalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,Sleman. (2) Hasil pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak,Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman. (3) Faktor pendorong dan penghambatpemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari,Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Subjek penelitian ini adalah Ustadz/ustadzah, pengurus Masjid, dan para lansia.Objek penelitian ini adalah pemberdayaan lansia melalui kegaiatan keagamaan diDusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Pengumpulandata dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti merupakaninstrument utama dalam melakukan penelitian yang dibantu dengan pedomanobservasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakandalam analisis data adalah display data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.Teknik yang digunakan untuk keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasisumber dan triangulasi metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pemberdayaan lansia melaluikegiatan keagamaan, a) meliputi tiga kegiatan yaitu TPA, yasinan, dan kajian dengantotal lansia yang aktif yaitu sebanyak 37 orang. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitutahap persiapan, pembukaan, inti, dan penutup, b) metode yang digunakan adalahmetode ceramah, dan praktek, c) materi pemberdayaan lansia adalah cara membacaiqro’ dan Al-Quran, mengkaji ayat-ayat Al-Quran, membaca surat yasin, dan kajiankeagamaan, 2) hasil pemberdayaan lansia meliputi perubahan kognitif, perubahanperilaku, dan perubahan yang bersifat implementatif, 3) faktor pendorongpemberdayaan lansia yaitu: motivasi lansia yang tinggi, sarana dan prasarana yanglengkap, dan lingkungan masyarakat yang mendukung. Faktor penghambat yaitu:kondisi lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi fisik, jumlah Ustadz/ustadzahyang sedikit, dan keterbatasan waktu.

Kata kunci : pemberdayaan, lansia, kegiatan keagamaan

Page 8: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Lansia Melalui

Kegiatan Keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman ”.

Penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bimbingan, bantuan, motivasi dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan

mengucapkan terima kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah

memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya berjalan lancar.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kelancaran di

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Puji Yanti Fauziah, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah

berkenan mengarahkan dan membimbing penyusunan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan

memberikan ilmu pengetahuan.

5. Ustadz/ustadzah, pengurus, dan lansia yang terlibat dalam pemberdayaan

lansia di Dusun Gatak yang telah memberikan bimbingan dan informasi dalam

penelitian di lapangan.

6. Ibu dan bapakku yang senantiasa mendoakan, memotivasi dan mendukungku.

Page 9: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

ix

7. Sahabat-sahabatku tercinta Ela, Eka, Noni, Mbak Sely dan Riya yang telah

memberi masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsiku.

8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2012 yang

memberikan bantuan dan motivasi perjuangan meraih kesuksesan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu-persatu, yang telah

membantu dan mendukung penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga seluruh dukungan yang diberikan dapat

menjadi amal dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT dan semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama pemerhati Pendidikan

Luar Sekolah dan pendidikan masyarakat serta para pembaca umumnya. Amin.

Yogyakarta, November 2016

Penulis

Page 10: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENYATAAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 12

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ............................................................................................... 15

1. Lanjut Usia ........................................................................................... 15

a. Pengertian Lanjut Usia .................................................................... 15

b. Konsep Lansia ................................................................................. 17

c. Kebutuhan Lansia ............................................................................ 21

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Psikologi Lansia...................... 25

2. Pemberdayaan ..................................................................................... 28

Page 11: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

xi

a. Pengertian Pemberdayaan................................................................ 28

b. Konsep Pemberdayaan .................................................................... 30

3. Kegiatan Keagamaan ........................................................................... 38

a. Pengertian Kegiatan Keagamaan..................................................... 38

b. Macam-macam Kegiatan Keagamaan ............................................. 39

c. Tujuan Kegiatan Keagamaan .......................................................... 41

B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 41

C. Hubungan Antar Gejala.............................................................................. 46

D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 52

B. Setting Penelitian ....................................................................................... 53

C. Penentuan Informan dan Objek Penelitian................................................ 53

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 58

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 59

F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 61

G. Keabsahan Data.......................................................................................... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 64

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 64

2. Deskripsi Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan ......... 70

B. Data Hasil Penelitian.................................................................................. 71

1. Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan.......................... 71

2. Hasil Pemberdayaan Lansia ................................................................. 86

3. Faktor Pendorong dan Penghambat ..................................................... 91

C. Pembahasan................................................................................................ 96

1. Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan.......................... 96

2. Hasil Pemberdayaan Lansia ................................................................. 109

3. Faktor Pendorong dan Penghambat ..................................................... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan .......................................................................................... 121

Page 12: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

xii

2. Saran..................................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 124

LAMPIRAN.................................................................................................... 127

Page 13: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Perspektif Daya atau Kekuasaan....................................................... 29

Tabel 2. Bentuk-bentuk Pemberdayaan .......................................................... 35

Tabel 3. Penentuan Ustadz/ustadzah Sebagai Informan ................................. 55

Tabel 4. Penentuan Pengurus Masjid Sebagai Informan ................................ 56

Tabel 5. Penentuan Lansia Sebagai Informan................................................. 57

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2014................. 63

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2015................. 63

Tabel 8. Daftar Lansia TPA Iqro’ ................................................................... 66

Tabel 9. Daftar Lansia TPA Iqro’ ................................................................... 67

Tabel 10. Kelompok Lansia Berdasarkan Usia................................................ 68

Tabel 11. Kelompok Lansia Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................ 68

Tabel 12. Kelompok Lansia Berdasarkan Jenis Pekerjaan .............................. 69

Page 14: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Bagan Hubungan Antar Gejala ...................................................... 48

Gambar 2. Model Pemberdayaan Dusun Gatak............................................... 102

Page 15: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi .................................................................... 128

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ................................................................. 129

Lampiran 3. Pedoman Dokumentasi ............................................................... 135

Lampiran 4. Hasil Observasi........................................................................... 136

Lampiran 5. Catatan Wawancara .................................................................... 139

Lampiran 6. Analisis Data Wawancara (Ustadz/ustadzah)............................. 180

Lampiran 7. Analisis Data Wawancara (Pengurus) ........................................ 191

Lampiran 8. Analisis Data Wawancara (Lansia) ............................................ 203

Lampiran 9. Triangulasi Sumber..................................................................... 225

Lampiran 10. Triangulasi Matode.................................................................... 239

Lampiran 11. Catatan Lapangan ...................................................................... 247

Lampiran 12. Dokumentasi.............................................................................. 270

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian................................................................... 272

Page 16: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia merupakan suatu tahap perkembangan dimana seseorang berusia

telah 60 tahun keatas (UU RI tahun 1998 pasal 1 ayat 2). Pada usia tersebut

seseorang akan memasuki tahap perkembangan yang sangat berbeda dengan tahap

perkembangan sebelumnya di masa dewasa. Memasuki usia lanjut, lansia akan

mengalami penurunan dalam fungsi fisik atau kesehatan. Hal tersebut dikarenakan

adanya faktor biologis yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil

dan fase regresif. Dalam fase regresif lansia akan mengalami penurunan fungsi sel

tubuh karena sel tubuh lebih mempunyai fungsi pokok dan terus menerus

digunakan (Rita Eka, 2008:166).

Penurunan sel yang terjadi secara terus menurus akan menyebabkan terjadinya

perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada jaringan tubuh sehingga

mempengaruhi fungsi kemampuan fisik lansia. Penurunan fungsi tubuh pada

lansia dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain dikarenakan setiap

orang mempunyai perkembangan tubuh yang berbeda (Rita Eka, 2008:167).

Penurunan fungsi fisik membawa banyak perubahan bagi diri lansia. Pada lansia

yang mempunyai mental yang kuat dapat menghadapi penurunan fungsi fisik

dengan baik dan meningkatkan kualitas kesehatan melalui berbagai cara.

Seiring dengan menurunnya fungsi fisik lansia, perlu adanya dukungan dari

luar agar kebutuhan dan perkembangan lansia dapat terpenuhi serta dapat berjalan

dengan baik. Hal tersebut sangat diperlukan karena lansia tidak lagi produktif dan

Page 17: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

2

sudah mengalami penurunan kondisi fisik. Ketidak produktifan dan penurunan

kondisi fisik lansia memberikan efek kesulitan dalam melakukan beberapa

kegiatan dan juga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup lansia.

Pada usia lanjut para lansia sangat membutuhkan orang lain atau keluarga di

lingkungan sekitar untuk selalu mendampingi kehidupan lansia. Lansia yang

mempunyai hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar terutama keluarga,

dapat membawa kenyamanan dan kemudahan pada diri lansia (Siti Maryam,

2011:68). Peran lingkungan sekitar sangatlah penting, namun ada juga beberapa

masyarakat yang terganggu dengan adanya seseorang yang telah memasuki usia

lanjut. Bagi sebagian orang, usia lanjut identik dengan usia yang sangat

mengganggu dimana para lansia mempunyai banyak tuntutan dan keinginan.

Menurut Undang-undang RI No. 13 tahun 1998 Kesejahteraan Lanjut Usia

mengungkapkan bahwa “pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing dan

menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan

kesejahteraan sosial lanjut usia”. Pemerintah Indonesia dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, menyatakan

dalam bidang kesejahteraan sosial, sasaran yang ingin dicapai dalam periode

2015-2019 adalah meningkatnya akses dan kualitas hidup lansia. Hal-hal tersebut

membuktikan bahwa pemerintah telah memberikan perhatian khusus untuk para

lanjut usia, salah satunya yaitu penyediaan panti wreda. Usaha yang dibuat oleh

pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan lansia sudah dilaksanakan namun

dalam kenyataannya masih banyak lanjut usia yang belum bisa menikmati layanan

dari pemerintah tersebut.

Page 18: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

3

Keberadaan panti wreda merupakan wujud pelayanan dari pemerintah bagi

para lansia untuk dapat mewujudkan kesejahteraan lansia. Panti wreda

memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat berkumpul dengan seusianya,

diberikan pelayanan yang baik serta mendapatkan kesempatan untuk mengikuti

berbagai kegiatan untuk mengisi waktu kosong yang dimiliki lansia. Kegiatan

yang diberikan telah disesuakan dengan karakteristik lansia dan lansia juga

diberikan kesempatan untuk mengungkapkan keinginannya mengenai kegiatan

yang diinginkan. Menurut data dari Dinas Sosial Provinsi DIY menyebutkan

bahwa ada enam panti wreda yang melayani masyarakat terutama para lansia,

empat berada di Kota Yogyakarta, satu di Bantul dan satu lagi di Sleman. Jumlah

panti wreda yang ada belum menjangkau di semua kabupaten yang ada di

Yogyakarta seperti di Gunungkidul dan Kulonprogo.

Lansia yang tidak mendapatkan perlakuan baik dalam lingkungannya dan

merasa dideskriminasikan dapat memunculkan stres atau depresi pada lanisa.

Kondisi stres pada para lansia tersebut bisa diartikan dengan kondisi yang tak

seimbang atau adanya tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan. Stress

tersebut biasanya tercipta ketika lansia tersebut melihat ketidaksepadanan antara

keadaan dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan juga sosial yang erat

kaitannya dengan respon terhadap ancaman dan bahaya yang dihadapi pada lanjut

usia. Para lansia juga sangat rentan terhadap gangguan stres karena secara alamiah

mereka telah mengalami penurunan kemampuan dalam mempertahankan hidup,

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, fungsi badan, dan kejiwaan secara

Page 19: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

4

alami. Stress pada lansia merupakan permasalahan yang sering dialami oleh

lansia.

Menurut Fieldman dalam Fitri (2007:9) stress adalah suatu proses yang

menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun

membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,

emosional, kognitif dan perilaku. Dalam kondisi tertentu, stres dapat

menimbulkan dampak negatif pada kesehatan para lanjut usia seperti tekanan

darah tinggi, pusing, sedih, sulit berkonsentrasi, tidak bisa tidur seperti biasanya,

terlampau sensitif, depresi, dan lainnya. Keadaan lasia yang mengalami stress

membutuhkan penanganan khusus dari dokter.

Kondisi fisik yang sangat rentan terjadinya penyakit membutuhkan perawatan

dan kepedulian dari lingkungan sekitar terutama keluarga. Keluarga berperan

sebagai pihak yang memberikan motivasi atau arahan kepada lansia. Motivasi dan

arahan dari keluarga sangatlah penting karena pada dasarnya lansia ingin selalu

mendapat perhatian dari keuarga terdekatnya. Keluarga dapat memberikan arahan

bagi lansia untuk dapat hidup dengan baik dengan cara mengikuti kegiatan untuk

para lansia, cek kesehatan secara rutin, menjaga pola hidup sehat, dan lain

sebagainya.

Kegiatan bersama kelompok merupakan suatu yang sangat penting bagi lansia

karena pada dasarnya lansia yang pasif selain dapat memberikan dampak yang

negatif terhadap kesehatan lanisa juga dapat menyebabkan disleksia dini pada

lanisa. Demensia merupakan istilah umum untuk penurunan kognitif dan perilaku

yang disebabkan oleh penyebab fisiologis yang mempengaruhi aktivitas sehari-

Page 20: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

5

hari (Diane E. Papalia, 2015 : 242). Demensia dapat terjadi karena dipengaruhi

oleh kondisi fisik seorang lansia. Dalam sebuah penelitian longitudinal yang

dilakukan terhadap 678 biarawati di Roma menemukan bahwa demensia dapat

dilawan dengan pendidikan atau aktivitas kognitif. Sedangkan kenurunan kognitif

lebih memungkinkan menyerang orang-orang yang mempunyai kesehatan fisik

yang buruk.

Ancaman demensia dapat atasi jika kehidupan lansia diimbangi dengan pola

hidup sehat dan bekegiatan yang aktif. Pola hidup sehat dapat mencegah lansia

terkena penyakit dan kegiatan di komunitas maupun dilingkungan dapat membuat

otak lansia bekerja secara aktif untuk memproses banyak hal. Kondisi otak yang

terus-menerus digunakan untuk beraktifitas dan berfikir dapat mencegah lansia

terkena demensia dini. Melihat dari kehidupan lansia saat ini banyak yang belum

sadar akan hal tersebut dan masih banyak lansia yang pasih sehingga resiko

terkena demensia dini akan sangat besar. Banyak para lansia terutama yang hidup

di pedesaan tidak mengetahui akan pentingnya mengikuti berbagai kegiatan untuk

kebaikan kondisi fisik dan kesehatan lansia.

Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk

lima besar Negara dengan jumlah penduduk usia lanjut terbanyak di dunia yaitu

mencapai 18,1 juta jiwa atau 9.6 % dari jumlah penduduk. Pemerintah mencatat

Yogyakarta merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk lanjut usia (lansia)

tertinggi di Indonesia. Dari total penduduk di kota Yogyakarta diperkirakan,

lansia mencapai 13,4 persen pada 2015, meningkat 14,7 persen (2020), dan 19,5

persen (2030) (www.merdeka.com).

Page 21: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

6

Angka harapan hidup dan jumlah lansia yang terus meningkat perlu adanya

kepedulian dan perhatian untuk para lansia. Lansia cenderung membutuhkan

bantuan orang lain dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Lansia

mempunyai keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menunjang

kesejahteraan hidup lansia. Hal tersebut merupakan tanggung jawab diri lansia

sendiri dan keluarga terdekat, sedangkan pada kenyataannya tidak semua lansia

hidup bersama-sama dengan keluarganya. Kondisi tersebut menuntut beberapa

lansia untuk terus berjuang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara bekerja.

Kondisi fisik lansia yang telah mengalami penurunan merupakan suatu hal

yang menjadi salah satu penghambat bagi lansia untuk melakukan banyak

kegiatan yang bersifat memberatkan. Aktivitas yang berat tidak perlu dilakukan

oleh para lansia akan tetapi, lansia disarankan tetap aktif agar tetap sehat dan

produktif, namun pada kenyataannya tidak semua lansia bisa melakukan hal

tersebut. Para lansia kebanyakan merasa bahwa saat telah memasuki usia lanjut

maka hidup mereka akan segera berakhir dan hidup dijalani dengan hanya

menunggu takdir. peristiwa tersebut menunjukkan bahwa para lansia mempunyai

motivasi yang rendah untuk menjadikan diri mereka lebih aktif dan produktif di

usia lanjut.

Pada usia lanjut tentu telah mengalami dan mendapatkan berbagai pengalaman

dalam hidup mereka di berbagai bidang dan pada berbagai kondisi, hal tersebut

dapat menjadikan nilai tambah untuk diri lansia. Pengalaman hidup yang banyak

seharusnya menjadikan para lansia lebih termotivasi untuk mengikuti beberapa

kegiatan dengan lansia lain dan memberikan peran yang positif bagi diri sendiri

Page 22: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

7

dan lingkungan sekitar. Banyak potensi yang dimiliki oleh para lanjut usia akan

tetapi kesadaran yang dimiliki masih sangat kurang.

Kurangnya kesadaran para lansia akan potensi yang dimiliki menjadi pokok

utama dalam permasalah hidup lansia. Seharusnya potensi tersebut dapat

digunakan sebagai sarana untuk memberdayakan para lansia agar tetap dapat

berkarya dan berkegiatan positif. Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang

mendapat awalan ber- yang menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau

mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan.

Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya

atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan

terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris.

Menurut Kindervatter dalam buku Anwar (2007:77) pemberdayaan adalah

suatu proses pemberian kekuatan atau daya dalam bentuk pendidikan yang

bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepakaan warga belajar

terhadap perkembangan sosial, ekonomi dan politik, sehingga pada akhirnya dapat

memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukan dalam

masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa pemberdayaan

berarti memberikan kekuatan dan kebebasan kepada seseorang dalam bentuk

pendidikan. Dalam hal ini pemberdayaan lansia dapat diartikan bahwa proses

pemberian kekuatan dan kebebasan kepada lansia dalam bentuk pendidikan.

Pemberdayaan di bidang pendidikan dapat diartikan sebagai proses belajar

mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis yang dilaksanakan

secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif, guna

Page 23: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

8

mengembangkan daya dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan

masyarakat sehingga mampu melakukan transformasi sosial (Onni, 1996:74).

Pemberdayaan dalam bidang pendidikan sangat cocok bagi lansia dikarenakan

kondisi fisik lansia sudah mengalami penurunan dan juga lansia sudah memasuki

usia non produktif. Pemberdayaan lansia dibidang pendidikan dapat memberikan

perubahan pola pikir dan juga pola hidup lansia.

Lansia yang berdaya dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek dalam

kehidupan lansia seperti aspek kesehatan. Adanya lansia yang berdaya maka akan

mempunyai kegiatan yang rutin dilakukan dan dapat meningkatkan kesehatan

para lansia. Adanya interaksi dengan lingkungan dan juga sesama lansia akan

memberikan motivasi yang kuat bagi lansia untuk menjalani hidupanya dengan

aktif, tidak hanya hidup hanya menunggu takdir. Selain itu kegiatan yang

dilakukan lansia dengan sesamanya dapat menjadi salah satu penyalur hobi

mereka. Penyaluran hobi dapat menciptakan suasana hati yang gembira sehingga

dapat mempengaruhi kondisi psikis lansia menjadi lebih stabil.

Pemberdayaan lansia dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya

yaitu melalui kegiatan keagamaan. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan

berbagai cara dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pemberdayaan pada aspek

ekonomi, sosial, politik, dan juga pendidikan. Di usia lanjut lansia lebih

membutuhkan penguatan spirituan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Lansia

yang sudah mengalami kemunduran fisik mempunyai kebutuhan untuk

mendapatkan pendidikan keagamaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan

Page 24: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

9

memperoleh ketenangan jiwa di usia senja. Oleh karena itu pemberdayaan yang

lebih dibutuhkan oleh lansia adalah pemberdayaan melalui kegiatan keagamaan.

Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan merupakan suatu hal yang

sangat penting, karena lansia mempunyai kebutuhan spiritual untuk dipenuhi.

Kebutuhan spiritual dibutuhkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,

mendapatkan ketenangan jiwa, dan meningkatkan pengetahuan tentang

keagamaan sebagai bekal ketika tidak lagi hidup di dunia. Pemberdayaan lansia

dilakukan melalui kegiatan keagamaan dengan memberikan pengetahuan tentang

agama, siraman rohani, belajar mengaji dan juga mengkaji tentang kitab suci.

Kegiatan pemberdayaan maupun kegiatan keagamaan yang ada di masyarakat

pada umumnya belum mengkhususkan diri untuk para lansia. Sedangkan

karakteristik lansia dengan orang dewasa mempunyai perbedaan. Perbedaan

karakteristik lansia dan orang dewasa juga dapat mempengaruhi mudah atau

tidaknya lansia dalam menerima informasi sehingga diperlukan sebuah

perkumpulan atau komunitas khusus lansia. Pemberdayaan lansia yang ada dan

dilakukan melalui kegiatan keagamaan salah satunya adalah pemberdayaan lansia

di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangnkringan, Kabupaten Sleman.

Desa Wukirsari merupakan salah satu daerah yang mempunyai jumlah

penduduk lansia yang paling tinggi jika dibandingkan dengan Desa lain di

Kecamatan Cangkringan. Pada tahun 2015 jumlah lansia Desa Wukirsari yaitu

mencapai 1.259 sedangkan di Argomulyo hanya 937 jiwa, Glagaharjo 405 jiwa,

Kepuharjo 339 jiwa, dan Umbulharjo sebanyak 363 jiwa

(www.kependudukan.jogjaprov.go.id). Jumlah tersebut merupakan jumlah yang

Page 25: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

10

sangat banyak. Banyaknya lansia tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi

pemerintah desa setempat dan juga masyarakat untuk dapat memberikan

kesejahteraan untuk para lansia. Prakarsa untuk membuat program pemberdayaan

lansia di daerah dengan jumlah lansia yang tinggi merupakah langkah yang tepat.

Masyarakat bersama-sama untuk memberikan fasilitas bagi lansia agar dapat

berdaya meski usianya sudah lanjut.

Pemberdayaan lansia di Dusun Gatak dibentuk atas dasar musyawarah

pengurus Masjid dan warga Dusun Gatak untuk membuat suatu kegiatan bagi

lansia. Lansia yang ada di Dusun Gatak mayoritas aktif untuk berkegiatan di

sawah. Keadaaan lansia tersebut menggungah penduduk Desa untuk membuat

suatu kegiatan yang dapat memberdayakan kehidupan para lansia Dusun Gatak.

Selain prakarsa yang muncul dari pengurus Masjid dan juga warga, lansia di

Dusun Gatak sendiri mempunyai keinginan untuk mendalami pendidikan agama.

Di usia yang sudah lanjut, para lansia di Dusun Gatak menginginkan adanya

kegiatan keagamaan untuk meningkatkan kualitas keimanan lansia. Dengan

adanya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, maka lansia dapat terfasilitasi untuk

mendapatkan pendidikan keagamaan.

Pemberdayaan lansia yang ada di Dusun Gatak diisi dengan kegiatan

keagamaan berupa belajar membaca Al-Qur’an, yasinan rutin dan juga diisi

dengan ceramah keagamaan. Lansia yang ada di Dusun Gatak masih banyak yang

belum lancar dalam membaca Al-Qur’an maka dengan adanya pemberdayaan

lansia ini diharapkan lansia Dusun Gatak dapat membaca Al-Qur’an dengan

lancar. Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan tersebut diikuti oleh

Page 26: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

11

lansia perempuan dan laki-laki yang berasal dari Dusun Gatak dan dalam kegiatan

ini lansia tidak dipungut biaya. Kegiatan pemberdayaan ini diselenggarakan oleh

pihak Desa sehingga pengurus kegiatan ini juga berasal dari Dusun Gatak.

Pengurus yang berasal dari Dusun Gatak memberikan keleluasaan bagi para

lansia dalam mengemukakan pendapat mengenai kegiatan pemberdayaan tersebut.

Dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan yang diselenggarakan, para lansia

diberikan kewenangan untuk menyampaikan keinginan, kritik dan saran. Hal

tersebut buat agar terjalin komunikasi yang baik antara lansia dan juga pengurus

yang berasal dari Dusun Gatak. Keterbukaan informasi dan juga pengambilan

keputusan disuatu kelompok atau perkumpulan dapat memberikan rasa percaya

antar warga belajar dan juga pengurus sehingga tujuan dari pemberdayaan dapat

tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun

Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Penulis ingin

mengkaji tentang pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan tersebut.

B. Identifikasi masalah

Dari pemaparan gambaran di latar belakang dapat ditemukan berbagai

masalah diantaranya yaitu:

1. Lansia tipe pasrah banyak yang tidak terurus dikarenakan anggota keluarga

mereka pergi bekerja ke luar kota.

2. Menurunnya fungsi fisik pada lansia membawa depresi dan tindakan negatif

berupa perilaku emosional kepada lingkungan di sekitarnya.

Page 27: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

12

3. Psikologis lansia yang berbeda dengan orang-orang disekitarnya

mengakibatkan munculnya tindak diskriminasi pada lansia.

4. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 angka harapan hidup di

Yogyakarta semakin meningkat namun komunitas yang memberdayakan dan

melayani lansia masih sedikit.

5. Seiring dengan menurunnya fungsi fisik pada lansia, masih banyak lansia

yang kurang memperhatikan kesehatannya sehingga lebih mudah terserang

penyakit

6. Lansia mempunyai banyak pengalaman dalam hidup namun banyak yang

belum sadar akan potensi yang dimilik dan belum banyak komunitas yang

memberdayakan lanisa

7. Lansia Dusun Gatak, Wukirsari masih banyak yang belum lancar membaca

Al-Qur’an, sedangkan belum ada kegiatan yang memfasilitasi lansia dapat

belajar.

C. Pembatasan masalah

Dengan adanya berbagai masalah yang ada maka peneliti memfokuskan diri

pada perkumpulan lansia sebagai upaya memberdayaan lansia, dalam hal ini

adalah kegiatan keagamaan yang diselenggarakan Dusun Gatak, Wukirsari,

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman untuk memberdayakan lansia.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dapat diambil

rumusan masalah sebagai berikut:

Page 28: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

13

1. Bagaimana pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana hasil dari pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

3. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat yang dihadapi dalam

pemberdayaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di

Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman

2. Hasil dari pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman

3. Faktor pendorong dan penghambat pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan

manfaat secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Page 29: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

14

Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi atau masukan

bagi pengembang kesejahteraan terutama kesejahteraan lanjut usia dan

menambah kajian tentang pemberdayaan pada lansia melalui kegiatan

keagaaman.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan

bagi pihak yang menangani para lansia khususnya dalam memberikan ruang

dan perhatian kepada para lanjut usia. Dan bagi pihak lain penelitian ini juga

diharapkan dapat membantu menyajikan informasi untuk mengadakan

penelitian serupa.

Page 30: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

15

BAB IIKAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Lanjut Usia

a. Pengertian Lanjut Usia

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), seseorang disebut lanjut usia

(elderly) jika berumur 60-74 tahun. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad

Mohammad, Guru Besar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran usia 65

tahun keatas disebut masa lanjut usia atau senium. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani

(psikologi dari Universitas Indonesia), lanjut usia merupakan kelanjutan usia

dewasa antara usia 65 tahun hingga tutup usia. Menurut Yudrik (2011:253), usia

tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode

dimana seseoran telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu ynag leih

menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa lanjut usia

merupakan bagian dari suatu proses perkembangan yang akan dialami oleh semua

orang. Lanjut usia merupakan suatu tahap atau fase lanjut dari usia dewasa

dimana seseorang telah mempunyai kematangan fisik maupun psikologis yang

kemudian akan mengalami penurunan fungsi pada fase usia lanjut.

Menurut UU pasal 1 ayat (2), (3), (4) No.13 Tahun 1998 tentang Kesehatan

dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari

60 tahun. Sedangkan menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, lanjut usia

dikelompokkan menjadi tiga yaitu usia 70-75 tahun (young old), usia 75-80 tahun

Page 31: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

16

(old), usia lebih dari 80 tahun (very old). Kesimpulan dari pembagiaan umur

menurut beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah

berumur 65 tahun keatas (Nugroho, 2008:57).

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai

dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Ketika manusia mencapai usia

dewasa maka akan mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak.

Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi

tersebut dan memasuki fase selanjutnya yaitu usia lanjut yang kemudian mati

(Darmojo, 2004:23). Bagi beberapa orang fase tersebut dapat diterima dengan

mudah karena menurut beberapa orang fase tersebut merupakan suatu tahapan

hidup yang sudah pasti dilewati oleh seseorang, akan tetapi bagi sebagian orang

fase tersebut merupakan fase yang sulit. Fase dinama seseorang akan kehilangan

karir, mengalami banyak perubahan fisik dan morik, serta harus menjadi berbeda

di lingkungannya.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut

usia dimulai dari ketika seseorang memasuki usia 60 tahun. Selain itu lanjut usia

dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu young old, old, very old.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika memasuki usia lanjut seseorang akan

mengalami perubahan dalam fase yang berbeda disetiap pertambahan usia.

Perubahan yang akan dialami oleh lanjut usia berasal dari faktor usia yang

bertambah atau dengan kata lain akan terjadi penurunan fungsi fisik, motorik,

serta psikologis pada lanjut usia. Perubahan-perubahan tersebut membutuhkan

pengertian dari lingkungan sekitar untuk memahami karakteristik lansia.

Page 32: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

17

b. Konsep Lansia

Menurut Kedokteran Olahraga lanjut usia sangat tergantung pada kondisi

fisik individu. Jika seseorang baru berusia 50 tahun, namun secara fisik sudah

renta seperti penurunan massa otot, respons tubuh berkurang, seseorang

tersebut dapat dikategorikan sebagai golongan lanjut usia. Ada tiga tahapan

manula, yaitu umur 50-60 tahun, umur 61-70 tahun, dan 71 tahun keatas

(http://e-journal.uajy.ac.id/).

Berikut adalah ciri-ciri manula secara fisik adalah:

1) Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makinmeningkatnya usia, seperti kurangnya pendengaran dan jarakpandang.

2) Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerative3) Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi

adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiplepathology) misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit keriput,gigi rontok, tulang rapuh, dsb.

Menurut Yudrik (2011:246), masa usia lanjut mempunyai ciri-ciri yang

berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosial yaitu sebagai berikut: 1)

perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, 2) kekuatan fisik, 3)

perubahan dalam fungsi psikologis, 4) perubahan dalam sistem saraf, dan 5)

penampilan.

Berdasarkan ciri-ciri di atas dapat ditemukan bahwa secara fisik Lanjut

usia mengalami penurunan fungsi di beberapa bagian tubuh atau organ dalam.

Penurunan fungsi tersebut kemudian juga mempengaruhi kondisi kesehatan

lanisa dikarenakan beberapa organ tubuh sudah mengalami penurunan kinerja

terutama pada indra pendengaran dan indra penglihatan. Banyak lanjut usia

Page 33: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

18

mayoritas mengalami rabun dekat dan juga kesulitan dalam mendengarkan.

Selain itu beberapa lansia mendapatkan penyakit seperti diabetes, jantung dan

juga stroke sebagai akibat pola hidup yang kurang sehat di masa muda dahulu.

Sedangkan ciri-ciri lanjut usia secara psikososial dinyatakan krisis apabila

(http://digilib.unimus.ac.id/) :

1) Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan oranglain)

2) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatankarena berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun,setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidupdan lain-lain.

3) Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan(homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan /kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologisyang mendadak, misalnya bingung

4) Lansia telah mengalami berbagai pengalaman, baik yang mengenakkanmaupun tidak mengenakkan dan akan mempengaruhi afeknya sehari-hari. Kehidupan lansia satu dengan lansia yang lain terdapatkeragaman. Ada yang menikmati masa tua dengan bahagia dan tetapaktif.

Efek negatif dan efek positif pada lanjut usia cenderung mengalami

penurunan intensitasnya utama jika dibandingkan dengan usia muda dan

tengah baya. Hal ini dapat dipahami karena emosi orang tua lebih banyak

dikontrol daripada sebelumnya, sehingga terkesan tidak meledak-ledak seperti

ketika masih muda (http://repository.usu.ac.id/).

Berdasarkan pendapat di atas dapat simpulkan bahwa penggolongan

seseorang dalam lanjut usia tidak hanya dilihat berdasarkan usia, akan tetapi

juga dapat dilihat dari keadaan fisik dan psikologis. Seseorang akan

mengalami dampak dari usia lanjur disaat kegiatan yang dimiliki sangat

sedikit dan bahkan sangat berbeda dengan kegiatan yang dimiliki saat masih

Page 34: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

19

produktif. Jika aktifitas yang sering dilakukan tiba-tiba harus diberhentikan,

maka seseorang akan mengalami kejenuhan dalam menjadlani kehidupan

sehari-hari. Fisik yang dulunya melakukan berbagai aktivitas kini tidak

digunakan lagi. Hal tersebut juga mempengaruhi kondisi fisik lanjut usia

karena aktivitas fisik harus tetap dijaga agar fungsi fisik lanjut usia masih

dapat berfungsi dengan baik di usia lanjut.

Menjaga kondisi fisik sangat penting dilakukan secara rutin oleh lansia

mengingat setiap lansia mempunya tingkat kesehatan dan juga riwayat

penyakit masing-masing. Kondisi fisik setiap lansia tentu beraneka ragam

sama halnya dengan tipe lansia. Pada umumnya setiap orang mempunyai tipe

atau jenis sikap masing-masing.

Menurut Nugroho dalam Siti Maryam (2011:34), beberapa tipe pada lansia

bergantung pada karakter, pengalaman, lingkungan, kondisi fisik, mental,

sosial, dan ekonominya. Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tipe arif bijaksanaKaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri denganperubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiriMengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalammencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puasKonflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga sehinggamenjadi pemarah, tidak sabaran, mudah tersinggung sulit dilayani,pengkritik dan banyak menuntut.

d. Tipe pasrahMenerima dan menunggu nasib baik , mengikuti kegiatan agama danmelakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingungKaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,pasif dan acuh tak acuh.

Page 35: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

20

Berdasarkan tipe lansia tersebut dapat diketahui bahwa setiap lansia

memang mempunyai tipe masing-masing tergantung pada beberapa hal. Pada

tipe arif dan bijaksana lansia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

juga perkembangan zaman. Hal tersebut akan memudahkan diri lansia dan

juga lingkungannya dalam berinteraksi dan membentuk kenyamanan bersama.

Sedangkan pada tipe mandiri lansia akan lebih aktif dan selektif dalam

beberapa hal yang bertujuan untuk membantu atau memberi saran pada

lingkungan sekitar. Dalam lingkungan lansia akan banyak mengkritik atau

mengemukakan pendapat dikarenakan lansia mandiri mempunyai pemikiran

yang berkembang dan kritis. Lansia mandiri akan memandang setiap masalah

dari beberapa sudut pandang karena lansia tersebut menjadikan pengalam

sebagai pelajaran dalam hidupnya.

Kemandirian pada lansia yang dimiliki oleh lansia mandiri merupakan hal

yang baik untuk kehidupannya. Kemandirian yang dimiliki menjadikan lansia

tidak kehabisan tujuan dalam hidup walaupun usianya terus bertambah. Tipe

yang akan sedikit memberi dapak atau respon yang negatif dalam tingkungan

lansia adalah tipe lansia tidak pernah puas. Tipe lansia ini akan lebih

memberikan beban pada lingkungannya jika kondisi lingkungan yang ada

mempunyai kesangguapan dan juga kemampuan untuk memenuhi keinginan

lansia. Lansia yang tidak pernah puas akan mempunyai banyak keinginan dan

juga perilaku negatif jika keinginannya tidak terpenuhi. Lingkungan lansia ini

harus mempunyai kesabaran dan komunikasi yang baik dengan lansia tersebut.

Page 36: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

21

Tipe lansia selanjutnya adalah tipe pasrah yang menerima apapun keadaan

yang dihadapi oleh lansia tersebut. Tipe ini tidak begitu memberikan beban

pada lingkungan sekitarnya karena lansai masih mau mengikuti berbagai

aktifitas. Pada tipe ini lansia juga mudah berinteraksi dengan lingkungan akan

tetapi di sisi lain lansia tipe ini tidak banyak mempunyai perkembangan dalam

hidupnya disbanding dengan lansia tipe mandiri. Tipe yang terakhir adalah

tipe bingung. Lansia pada tipe bingung disebabkan karena secara psikologis

lansia belum siap menerima kenyataan hidup yang dihadapi. Lansia tipe ini

sangat membutuhkan pendampingan orang-orang terdekat agar kehidupan

lansia dapat berjalan dengan baik.

c. Kebutuhan Lansia

Lansia mempunyai banyak kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan ini dalam

sebuah model persamaan struktural disebut sebagai faktor dan menurut Hoyle

& Smith (1994) bersifat laten (latent variable) karena tidak dapat diketahui

kecuali dari variabel- variabel yang dapat dilihat (manifest/ observed

variable). Variabel yang diobservasi atau variabel amatan dari kebutuhan

lansia adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan seksual, kebutuhan religius,

kebutuhan akan kesehatan, kebutuhan aktivitas, kebutuhan sosial, kebutuhan

mandiri ekonomi dan kebutuhan psikologis (Darmojo, 2004:71).

Setiap manusia akan mempunyai kebutuhan- kebutuhan untuk memenuhi

hajat hidupnya tidak terkecuali lanjut usia. Kebutuhan dari lanjut usia memang

beragam dan pada kenyataannya kebutuhan lanjut usia satu dengan yang lain

akan berbeda. Kebutuhan adalah perbedaan antara kenyataan dan pemuasan,

Page 37: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

22

atau suatu perbedaan dengan standar yang diakui, atau sebagai perbedaan

antara situasi yang diinginkan individu dan situasi actual (http://file.upi.edu/).

Pada umumnya usia lanjut mempunyai berbagai kebutuhan yang harus

dipenuhi yaitu kebutuhan fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan spiritual

(https://kemsos.go.id/). Secara rinci dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:

1) Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik lanjut usia meliputi sandang pangan, papan, kesehatan

dan spiritual. Kebutuhan makan umumnya tiga kali sehari ada juga dua

kali. Makanan yang tidak keras, tidak asin dan tidak berlemak. Kebutuhan

sandang, dibutuhkan pakaian yang nyaman dipakai. Pilihan warna sesuai

dengan budaya setempat. Model yang sesuai dengan usia dan kebiasaan

mereka. Frekuensi pembeliannya umumnya setahun sekali sudah

mencukupi. Kebutuhan papan, secara umum membutuhkan rumah tinggal

yang nyaman. Tidak kena panas, hujan, dingin, angin, terlindungi dari

marabahaya dan dapat untuk melaksanakan kehidupan sehari hari, dekat

kamar kecil dan peralatan lansia secukupnya. Pelayanan kesehatan bagi

lanjut usia sangat vital. Obat obatan ringan sebaik nya selalu siap

didekatnya. Bila sakit segera diobati. Dibutuhkan fasilitas pelayanan

pengobatan rutin, murah, gratis dan mudah dijangkau.

Berdasarkan keterangan di atas, kebutuhan fisik lansia hampir sama

dengan kebutuhan seseorang pada umumnya akan tetapi kebutuhan fisik

lansia memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal makanan dan juga

kesehatan. Lansia lebih membutuhkan makanan yang mengandung gizi

Page 38: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

23

sesuai dengan kebutuhan fisiknya dan harus menghindari makanan yang

berlemak dan mengandung kadar gula tinggi. Selain itu kebutuhan fisik

lainnya adalah kesehatan. Kesehatan pada lansia lebih membutuhkan

perhatian karena lansia memasuki usia rawan penyakit dimana kondisi

tubuh lansia juga sudah mengalami penurunan.

2) Kebutuhan psikis

Kondisi lanjut usia yang rentan membutuhkan lingkungan yang

mengerti dan memahaminya. Lanjut usia membutuhkan teman yang sabar,

yang mengerti dan memahaminya. Mereka membutuhkan teman berbicara,

membutuhkan dikunjungi kerabat, sering disapa dan didengar nasehatnya.

Lansia juga butuh rekreasi, silaturahmi kepada kerabat dan masyarakat.

Bertambahnya usia seseorang akan memberikan perubahan pada

kebutuhan dirinya tidak terkecuali kebutuhan psikis. Pada usia lanjut

konsidi psikis seseorang akan menjadi seperti anak-anak. Dapat dikatakan

seperti itu dikarenakan pada usia lanjut seseorang telah mempunyai pola

piker yang berbeda dengan orang-orang di usia yang lebih muda. Pada

umumnya lansia memiliki keinginan yang sangat banyak dan juga diiringi

dengan kegemarannya dalam menceritakan banyak hal kepada orang lain.

Perilaku lansia tersebut tentu membutuhkan orang lain untuk memenuhi

keinginan lansia untuk menemaninya disetiap waktu dan berbagi cerita.

3) Kebutuhan sosial

Lanjut usia membutuhkan orang-orang dalam berelasi sosial. Terutama

kerabat, juga teman sebaya, sekelompok kegiatan dan masyarakat di

Page 39: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

24

lingkungannya, melalui kegiatan keagamaan, olahraga, arisan dan lain-

lain.

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap

orang karena sudah menjadi kodrat bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa

manusia lain. Seseorang berada di lingkungan tertentu dan menjalin

interaksi dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Kebutuhan tersebut

juga dimiliki oleh para lanjut usia. Di usianya yang terus bertambah,

lansia semakin membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya.

Lansia lebih membutuhkan perhatian dibandingkan kaum muda dan

orang dewasa.

4) Kebutuhan ekonomi

Bagi lansia yang tidak memiliki pendapatan tetap, membutuhkan

bantuan sumber keuangan terutama dari kerabatnya. Secara ekonomi

lanjut usia yang tidak potensial membutuhkan uang untuk biaya hidup.

Bagi lanjut usia yang masih produktif membutuhkan keterampilan, UEP

dan bantuan modal usaha sebagai penguatan usahanya.

5) Kebutuhan spiritual

Pada umumnya lansia mengisi waktu untuk lebih mendekatkan diri

kepada Tuhan atau beribadah. Melalui Ibadah lanjut usia mendapat

ketenangan jiwa, pencerahan dan kedamaian menghadapi hari tua. Mereka

sangat mendambakan ge.nerasi penerus yang sungguh-sungguh dalam

menjalani ibadah

Page 40: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

25

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan Lanjut

usia hampir sama dengan kebutuhan setiap orang pada umumnya.

Perbedaan yang dapat dilihat adalah dalam pemenuhan kebutuhan para

lanjut usia membutuhkan bantuan dari orang lain terutama orang-orang

terdekat atau kerabat. Pada umumnya kondisi fisik yang terus menurun

menyebabkan lansia menjadi bergantung pada orang lain. Hal tersebut

sangat terlihat pada saat Lansia sudah mengalami penurunan fisik atau

mengalami sakit seperti diabetes, stroke dan jantung.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Psikologi Lansia

Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia.

Faktor-faktor tersebut hendaknya disikapi secara bijak sehingga para lansia

dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Menurut Kuntjoro

(2007:54), faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi

kesehatan jiwa mereka yaitu penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan

potensi seksual, perubahan aspek psikososial, dan perubahan peran dalam

masyarakat.

1) Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi

adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology),

misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi

makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi

fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan

secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau

Page 41: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

26

kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat

menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

2) Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung,

gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai

operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan

kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat

tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.

3) Perubahan Aspek Psikososial

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses

belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga

menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara

fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat

bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Adanya penurunan kedua fungsi

tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang

berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Perubahan yang Berkaitan

Dengan Pekerjaan

Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun

tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau

jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,

Page 42: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

27

karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan,

kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah

orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya

seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.

4) Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat

Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak

fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan

kecacatan pada lansia. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak

mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup,

agar tidak merasa terasing atau diasingkan.

Menurut Santrock (2002:578), perubahan psikologis pada lansia sejalan

dengan perubahan secara fisiologis. Masalah psikologis ini pertama kali mengenai

sikap lansia terhadap kemunduran fisiknya (disengagement theory) yang berati

adanya penarikan diri dari masyarakat dan dari diri pribadinya satu sama lain.

Lansia dianggap terlalu lamban dengan daya reaksi yang lambat, kesigapan dan

kecepatan bertindak dan berfikir.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lansia mengalami

beberapa penurunan yaitu penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi

seksual, perubahan aspek psikososial, dan perubahan peran dalam masyarakat.

Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan lansia tampak berbeda dalam

lingkungannya. Lansia dipandang seseorang yang lambat dan banyak tuntutan,

serta mempunyai kepribadian yang berbeda dengan lingkungan sekitar sehingga

tidak jarang lansia mendapatkan perlakuakn deskriminasi.

Page 43: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

28

2. Pemberdayaan

a. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang

menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya

kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan atau kekuasaan. Pemberdayaan

artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau

mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan

terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris.

Dalam pendapat lain pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai

serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan atau mengoptimalkan

keberdayaan (dalam arti kemampuan dan atau keunggulan bersaing) kelompok

lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

kemiskinan (Totok, 2015:61).

Menurut Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono

(1998 :46) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan

adalah membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang

kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-

keputusannya dan tindakantidakanya.

Menurut Ife (2014:137), memandang daya atau kekuasaan dari empat

perspektif yaitu melalui perspektif pluralis, perspektif elite, perspektif

structural, dan perspektif post-structural. Secara ringkas dapat dilihat dari

table 1 di bawah ini:

Page 44: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

29

Tabel 1. Perspektif Daya atau Kekuasaan

Perspektif Pandangan AtasMasyarakat

Pandangan AtasKekuasaan

Pemberdayaan

Pluralis Kepentingan-kepentingan yangberkompetisi

Kapasitas untukbersaing denganberhasil,‘pemenang danpecundang’

Mengajarkanindividu ataukelompok carabersaing dalamlingkup ‘aturan’

Elite Terutamadikontrol oleh eliteyangmelanggengkandiri sendiri

Dilakukanterutama oleh paraelite melaluipemilikan dancontrol ataslembaga-lembagadominan

Bergabung danmemengaruhi elite,mengkonfrontasidan berupayamengubah elite

Struktural Berstrata sesuaidengan bentuk-bentuk opresistruktural: kelas,ras dan gender

Dilakukan olehkelompok-kelompokdominan melaluistruktur-strukturopresif

Pembebasan,perubahanstructuralmendasar,menantangstruktur-strukturopresif

Post-Struktural

Didefinisikanmelalui pengertianyangdikonsultasikan:pengertian-pengertian, bahasa,akumulasi dankontrolpengetahuan

Dilakukan melaluicontrol ataswacana, konstruksipengetahuan dll.

Perubahan warna,mengembangkanpemahamansubjektif yangbaru, memvalidasisuara-suara lain,membebaskanpendidikan

Sumber: Buku Community Developmen Jim Ife (2014:137)

Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa pemberdayaan merupakan

suatu pemberian daya atau kekuatan kepada diri seseorang. Pemberdayaan

dapat bermakna bermacam-macam dan dilakukan dengan berbagai cara

menurut kondisi masyarakat masing-masing. Menurut berbagai pendapat

dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan merupakan upaya pemberian

kekuatan kepada seseorang agar dapat melakukan suatu tindakan yang

Page 45: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

30

membawa perubahan bagi dirinya. Memberikan kekuatan bagi diri seseorang

untuk berani dalam mengembangkan diri dan menentukan nasibnya sendiri

melalui pendidikan maupun melalui hal lain.

Sementara Shardlow (1998 : 32) mengatakan bahwa pemberdayaan

membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk

masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Menurut Pranarka konsep

empowerment pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan

yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik di dalam

kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, baik dalam

bidang politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain (Sri Widayanti, 2012 :98)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

adalah suatu usaha menuju kebebasan dan untuk mencapai suatu kemajuan

dalam hidup. Adanya pemberdayaan memberikan keleluasaan terhadap

seseorang untuk mengembangakan diri sesuai dengan kehendak diri mereka

sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain.

b. Konsep Pemberdayaan

Menurut Onny (1996:72), pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses

belajar mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis yang

dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif,

guna mengembangkan potensi dan kemampuan dalam diri individu dan

kelompok masyarakat sehingga dapat melakukan transformasi sosial.

Page 46: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

31

Pemberdayaan merupakan suatu proses panjang menuju perubahan dan

tidak luput dari tujuan yang akan dicapat. Tujuan yang ingin dicapai dari

pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi

mandiri . kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, tindakan dan

mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut (Ambar, 2004:80).

Sedangkan pada pendapat lain Mardikanto (2015:111) menjelaskan bahwa

tujuan pemberdayaan meliputi beragam upaya perbaikan yaitu 1) perbaikan

pendidikan, 2) perbaikan aksesbilitas, 3) perbaikan tindakan, 4) perbaikan

kelembagaan, 5) perbaikan usaha, 6) perbaikan pendapatan, 7) perbaikan

lingkungan, 8) perbaikan kehidupan, dan 9) perbaikan masyarakat.

Tujuan pemberdayaan tersebut dapat tercapai apabila proses

pemberdayaan dilakukan secara berkelanjutan. Pemberdayaan yang dilakukan

secara berkelanjutan dapat membawa hasil nyata dan dapat dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat. Dalam proses pemberdayaan terdapat beberapa

aspek yang dapat diberdayakan. Suparjan dalam jurnal yang ditulis oleh

Sumarno berpendapat bahwa:

Ada tiga strategi pemberdayaan yang harus direalisasikan kepadamasyarakat untuk dapat di berdayakan diantaranya, pemberdayaan secarapolitis, sosial, dan ekonomi yang diharapkan dapat mengatasi danmembantu atau paling tidak meminimalisir dampak-dampak negatif dariagenda neoliberalisme sehingga upaya untuk mewujudkan pembangunanyang berkelanjutan dan pembangunan yang berorentasi pada masyarakatdapat terwujud, (Suparjan, 2007:186).

Berdasarkan pendapat di atas strategi pemberdayaan dapat direalisasikan

melalui tiga hal yaitu politis, sosial dan ekonomi. Strategi tersebut dipilih agar

upaya pemberdayaan segera dapat terwujud. Pemberdayaan yang dilakukan

Page 47: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

32

menggunakan strategi yang sudah dirancang dengan sistematis dapat

memberikan kemudahan kepada pihak yang akan diberdayakan.

Strategi pemberdayaan politik ditujukan agar masyarakat mempunyai

kesadaran kritis terhadap kebijakan yang ada sehingga dapat menyalurkan

aspirasi untuk kemajuan bersama. Sedangkan strategi pemberdayaan sosial

berkaitan dengan pemberian perlindungan sosial kepada masyarakat agar

terwujud masyarakat yang sejahtera. Selain itu strategi yang terakhir adalah

strategi pemberdayaan ekonomi. Permasalahan ekonomi di masyarakat sudah

menjadi hal yang pokok maka dari itu strategi ini memberikan solusi agar

masyarakat dapat berdaya, memiliki kekuatan untuk mandiri dibidang

ekonomi. Dalam upaya mewujudkan usaha tersebut pemberdayaan juga

membutuhkan pendekatan tertentu yang dapat membantu kelancaran

pemberian daya atau kekuatan kepada masyarakat.

Pendapat lain yang dinyatakan oleh Parsons dalam Mardikanto

(2015:160), menjelaskan bahwa pemberdayaan dapat dilakukan dengan

menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan mikro, mezzo, dan makro.

Pendekatan secara mikro yaitu pemberdayaan dilakukan secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, dan crisis intervention.

Sedangkan pendekatan secara mezzo merupakan pemberdayaan yang

dilakukan terhadap sekelompok klien. Berbeda dengan pendekatan secara

makro adalah pendekatan pemberdayaan yang diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luas.

Page 48: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

33

Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat

tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan

subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian,

maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut

(Sumodiningrat, Gunawan, 2002):

1) Upaya tersebut harus terarahUpaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan, denganprogram yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuaikebutuhannya.

2) Program melibatkan masyarakat secara langsungMengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapatujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengankehendakdan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selainitu, sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat denganpengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, danmempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.

3) Menggunakan pendekatan kelompokHal ini dikarenakan secara individu masyarakat miskin sulit dapatmemecahkan permasalahan yang dihadapinya. Selain itu lingkupbantuan menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secaraindividu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan dilihat daripenggunaan sumber daya juga lebih efisien.

Berdasarkan konsep pemberdayaan di atas dapat diketahui bahwa

pemberdayaan merupakan upaya yang dilakukan dengan melibatkan

masyarakat secara langsung. Program pemberdayaan harus terarah atau

mempunyai tujuan yang jelas untuk masyarakat tertentu dan menggunakan

pendekatan kelompok.

Berdasarkan pendapat Ambar (2004: 83), upaya pemberdayaan perlu

dilakukan menggunakan berbagai tahap agar pelaksanaannya dapat terukur

dan juga terlaksana secara sistematis. Tahap-tahap yang harus dilakukan

dalam proses pemberdayaan tersebut yaitu sebagai berikut:

Page 49: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

34

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadardan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikanketerampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalampembangunan.

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilansehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untukmengantarkan pada kemandirian.

Berdasarkan tahapan pemberdayaan di atas dapat diketahui bahwa proses

pemberdayaan berlangsung dalam beberapa tahap mulai dari tahap penyadaran,

tapah transformasi dan tahap peningkatan kemampuan intelektual. Tahap yang

ada harus dilakukan dengan sistematis dan juga berkelanjutan agar hasilnya dapat

maksimal. Adanya ketiga tahap tersebut akan menghasilkan pengetahuan,

kesadaran dan juga perubahan pola pikir dalam kehidupan individu. Perubahan-

perubahan tersebut dapat mengentaskan atau membebaskan diri seorang individu

dari keadaan buruk yang membelenggunya. Keterbukaan informasi dan juga

keterbukaan pada perkembangan akan membentuk individu yang berdaya.

Menurut Ife (2014:148), pemberdayaan terdiri dari beberapa bentuk dan juga

dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu melalui kebijakan dan perencanaan,

melalui aksi sosial dan politik, serta melalui pendidikan dan penyadaran-tahunan.

Page 50: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

35

Bentuk-bentuk pemberdayaan menurut Ife (2014:149), yaitu sebagai berikut:

Table 2. Bentuk-bentuk Pemberdayaan

Meningkatkankekuasaan dari

Kelompok-kelompokprimer yangdirugikan secarastructural

KELASkaum miskin penganggur pekerjaberpenghasilan rendah penerimajaminan sosialGENDERperempuanRAS/ETNISITASmasyarakat pribumi minoritas etnisdan kultural

Kelompok Lain yangDirugikan

Manula anak-anak dan kaum mudapenyandang cacat (fisik, mental danintelektual) homo dan lesbianterisolasi (secara geografis dan sosial)dsb.

Pribadi yangDirugikan

Dukacita, kehilangan, masalah-masalah pribadi dan keluarga

Atas pilihan pribadi danpeluang dalamkehidupan definisikebutuhan gagasanlembaga sumber dayakegiatan ekonomireproduksi

Melalui kebijakan danperencanaan aksisosial dan politikpendidikan

Sumber: Buku Community Development Jim Ife (2014:149)

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pemberdayaan sangat dibutuhkan

oleh golongan-golongan masyarakat tertentu seperti kaum miskin, perempuan

yang mengalami ketidakadilan gender, ras minoritas, manula dan juga anak-anak

penyandang cacat. Golongan tersebut membutuhkan pemberdayaan karena

dirugikan dan diabaikan secara struktural.

Pada golongan tersebut tidak mendapatkan keleluasaan dan juga kebebasan

dalam melakukan berbagai aktifitas untuk mendaya gunakan potensi yang

Page 51: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

36

dimiliki. Maka dari itu dibutuhkan suatu usaha untuk mengentaskan mereka dari

keadaan yang tidak menguntungkan tersebut melalui kegiatan pemberdayaan.

Pemberdayaan harus dilakukan atas kehendak diri sendiri dengan adanya

kesadaran pembebasan diri dan juga pengoptimalan potensi diri.

Pemberdayaan yang dilakukan atas dasar kehendak sendiri dapat

menumbuhkan semangat dan motivasi yang lebih. Adanya kesadaran untuk

memberdayakan diri sendiri dan melepaskan diri dari belenggu ketidak berdayaan

maka akan tecipta kesungguhan dalam melakukan usaha pemberdayaan. Hal

tersebut dapat mempermudah jalannya proses pemberdayaan. Selain itu

pemberdayaan yang dilakukan atas dasar kesadaran diri akan memberikan

dampak signifikan dibandingkan dengan menggunakan paksaan. Pemberdayaan

dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, seperti yang dikemukakan

oleh Friedman dalam buku Onny (1996:138) yaitu sebagai berikut:

Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara individual maupun kolektiff(kelompok). Tetapi karena proses ini merupakan wujud perubahan sosialyang menyangkut relasi atau hubungan antara lapisan sosial atau statushirarki lain yang dicirikan dengan adanya polarisasi ekonomi, makakemampuan individu “senasib” untuk saling berkumpul dalam suatukelompokcenderung dinilai sebagai bentuk pemberdayaan yang palingefektif. Di dalam kelompok terjadi suatu dialogical encounter yangmenumbuhkan dan memperkuat kesadaran dan solidaritas kelompok.Anggota kelompok menumbuhkan identitas seragam dan mengenalikepentingan kita bersama.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemberdayaan dapat

dilakukan secara individu maunpun kelompok. Pada pemberdayaan secara

kelompok dapat memberikan keuntungan lebih besar tau dampak lebih besar. Hal

tersebut disebabkan karena pemberdayaan secara kelompok akan menciptakan

interaksi dan juga diskusi antar anggota kelompok. Adanya interaksi dan juga

Page 52: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

37

diskusi akan menumbuhkan sikap kritis terhadap usaha pemberdayaan yang

sedang dilakukan. Adanya sikap tersebut memungkinkan adanya kontrol dari

kelompok itu sendiri. Kelompok tersebut dapat mengambil keputusan sendiri

terhadap perkembangan yang diinginkan dalam usaha memberdayakan diri.

Pelaksanaannya pemberdayaan membutuhkan metode khusus agar proses

pemberdayaan dapat berjalan efektif dan efisien. Menurut Mardikanto (2015:211),

pemilihan metode pemberdayaan harus selalu mempertimbangakan:

1) Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu

kegiatan/pekerjaan pokoknya,

2) Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin,

3) Lebih banyak menggunakan alat peraga.

Menurut Suparjan (2003:43), dalam implementasi pemberdayaan haruslah

dilihat beberapa aspek yaitu: 1) pemanfaatan jaringan sosial yang telah ada, 2)

melihat tingkat kohesivitas masyarakat, 3) menentkan premium mobile yang

nantinya akan menjadi agent of change pada dirinya sendiri dan sekitarnya.

Pemberdayaan adalah proses yang tidak dapat diukur secara matematis,

apalagi dengan sebuah pembatasan waktu dan dana. Indikator keberhasilan

pemberdayaan hanya dapat dilihat dengan adanya community awareness. Adanya

kesadaran komunitas diharapkan dapat mengubah pemberdayaan yang bersifat

penguasa menjadi bentuk kemitraan serta meminimalisir terbentuknya solidaritas

komunal pada masyarakat (Suparjan, 2003:44).

Page 53: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

38

3. Kegiatan Keagamaan

a. Pengertian Kegiatan Keagamaan

Secara etimotogis kegiatan keagamaan mempunyai berbagai kandungan

makna. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Indonesia kegiatan keagamaan berasal dari kata “giat” yang mendapat

awalan “ke” dan berakhiran “an” yang berarti aktifitas, usaha dan pekerjaan.

Maka kegiatan adalah aktifitas, usaha atau pekerjaan yang dilakukan seseorang

dalam rangka memenuhi kegiatannya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata

agama berarti suatu sistem, prinsip kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran

kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.

Kata keagamaan berasal dari kata dasar “agama” yang mendapatkan awalan

“ke” dan akhiran “an” yang mengandung arti dan pengertian banyak sekali.

Secara etimologi agama berasal dari kata Sanskrit, kata din dalam bahasa Arab

dan religi dalam bahasa Eropa (Harun, 1985:9). Dari kata Sanskrit agama tersusun

dari dua kata, “a”: tidak ada, “gam” : pergi, jadi agama tidak pergi, tetap ditempat,

diwarisi turun temurun. Sedangkan kata din dalam bahasa Arab mengandung arti

menguasai, menundukkan, patuh, balasan dan kebiasaaan. Dan religi dalam

bahasa Latin berarti mengumpulkan, membaca.

Berdasarkan pengertian secara etimologis kegiatan kegamaan dapat diartikan

sebagai suatu aktifitas yang dilakukan untuk mendapatkan tuntunan dari Tuhan

dengan cara tertentu yang sudah diwariskan secara turun temurun. Agama

menjadi suatu panutan bagi manusia dan terus menerus diingat serta dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 54: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

39

Sedangkan secara terminologis menurut T.G. Fraze dalam Aslan pengertian

agama adalah menyembah atau menghormati kekuatan yang lebih agung daripada

manusia yang dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan

jalannya perikehidupan manusia (Karlina, pdf). Pendapat lain dikemukakan oleh

Prof. K.H.M Taib Tohir Abdul Muin dalam Aslan, agama adalah suatu peraturan

Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal, memegang

peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup

dan kebahagiaan kelak di akhirat (Karlina, pdf).

Berdasarkan pengertian keagamaan secara terminologis dapat disimpulkan

bahwa aktifitas dalam rangka menyembah Tuhan dan mengikuti semua tuntunan

yang telah diberikan kepada umat manusia agar mempunyai akhlaq atau

kepribadian dan tingkah aku yang baik serta mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat.

b. Macam-macam kegiatan keagamaan

Berbagai macam kegiatan keagamaan diantaranya yaitu sebagai berikut:

1) Majelis taklim

Majelis taklim menurut KBBI adalah lembaga atau organisasi sebagai

wadah pengajian. Sedangkan kata taklim menurut KBBI adalah pengajian

agama (Islam) atau bisa juga sebagai pengajian. Pendapat lain mengartikan

Majelis ta’lim sebagai lembaga swadaya masyarakat murni, yang

dilahirkan, dikelola, dipelihara, dikembangkan, dan didukung oleh

anggotanya (digilib.uin.ac.id). Dapat disimpulkan bahwa majelis taklim

Page 55: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

40

adalah suatu lembaga atau organisasi yang di dalamnya terdapat kegiatan

pengajian, dakwah keagamaan dan berdoa bersama.

2) Pengajian

Pengajian adalah suatu kegiatan yang ada di masyarakat dimana terdapat

kegiatan membaca Al-Quran, wirid serta tahlil sebagai suatu kewajiban

kepada Tuhan. Pengajian yang ada di masyarakat pada umumnya

3) Peringatan Hari Besar

Kegiatan peringatan hari besar dilakukan oleh masyarakat secara rutin dan

telah diwariskan secara turun-temurun menggunakan cara yang berbeda-

beda anatra masyarakat daerah tertentu dengan daerah lain. Peringatan hari

besar biasa dilakukan dengan kegiatan pengajian, ceramah dan silaturahim

dengan sesama umat beragama.

Sedangkan menurut Kemendikbud (2010:13), menyebutkan contoh kegiatan

keagamaan adalah: 1) Mustabaqoh tilawatil Qu’an, 2) ceramah pengajian

mingguan, 3) peringatan hari besar, 4) kunjungan ke museum, ziarah ke makan

Islam, 5) seni kaligrafi, 6) penyelenggaraan shalat jumat, shalat tarawih, 7) cinta

alam.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kegamaan yang

ada di masyarakat sangat beragam dan sudah dilakukan secara rutin serta

diwariskan secara turun-temurun. Kegiatan keagamaan yang ada di masyarakat

dilakukan dengan cara-cara berbeda menurut etika atau adat yang ada di daerah

dimana masyarakat tinggal, namun esensi dari kegiatan tersebut tetap sama yaitu

beribadah kedapa Tuhan.

Page 56: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

41

c. Tujuan Kegiatan Keagamaan

M. Utsman (2002:10), mengemukakan bahwa untuk memperoleh derajat

ketaqwaan dan bukti dari keberimanan adalah dengan melakukan ibadah seperti

sholat, puasa, zakat, dan haji yang berfungsi sebagai pendidik pribadi manusia,

membersihkan jiwanya, mengajarkan banyak hal-hal terpuji dan bermanfaat yang

dapat membantu menanggung beban hidup serta membentuk kepribadian yang

harmonis dan sehat jiwanya.

Kegiatan keagamaan mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut:

1) Membina dan membangaun hubungan yang teratur dan serasi anataramanusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia denganlingkungan dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepadaTuhan.

2) Memberikan inspirasi, motivasi dan stimulasi agar masayarakat dapat aktifdalam berkegiatan dan berakhlaq mulia.

3) Menambah dan mendalami ilmu pengetahuan agama sebagai tuntunan didunia dan sebagai bekal di akhirat.

4) Menjalin silaturrahim antar sesama umat beragama.Berdasarkan tujuan kegiatan keagamaan di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan keagamaan dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban sebagai makhluk

tuhan dan juga dilakukan atas dasar kebutuhan diri. Kegiatan keagamaan tidak

hanya bermanfaat untuk diri sendiri akan tetapi juga membawa manfaat untuk

orang lain agar tidak hanya terjalin hubungan baik dengan Tuhan akan tetapi ada

hubungan baik juga dengan orang lain.

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Biastika Nur Hafida dengan judul “Pemberdayaan Lansia

Potensial Melalui Program Bantuan Sosial di Kelurahan Wirobrajan Kota

Yogyakarta” dari Fakultas Ilmu Sosial pada tahun 2014. Metode

Page 57: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

42

penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tentang upaya yang

dilakukan pemerintah dalam memberdayakan lansia potensial melalui

program bantuan sosial di Kelurahan Wirobrajan Kota Yogyakarta dan

mendiskripsikan factor pendukung dan hambatan dari upaya dari

pemberdayaan tersebut. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam dalam

meningkatkan kualitas kehidupan lansia potensial adalah dengan

melakukan upaya pelayanan keagamaan dan menal spiritual, uapaya

pelayanan kesehatan, upaya pelayanan kesempatan kerja, upaya pelayanan

pendidikan dan pelatihan, upaya pelayanan untuk mendapatkan

kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum,

upaya pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, serta

pemberian bantuan sosial.

Dalam pelaksanaan program tersebut terdapat faktor pendukung dan

penghambat. Faktor pendukung lansia potensial yaitu lansia mempunya

motivasi yang tinggi, fasilitas/sarana pemberdayaan ynag memadahi dan

peran aktif para kader atau pengurus dalam mendampingi pemberdayaan.

Faktor penghambatnya yaitu alokasi dana bantuan yang masih sangat

kurang, masih kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai kegitaan

lansia potensial dan hambatan dari dalam diri lansia sendiri yaitu

penuruanan daya tahan fisik.

Page 58: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

43

Peneliti memilih penelitian tersebut sebagai penelitian yang relevan

karena adanya kesamaan topik penelitian yaitu mengenai pemberdayaan

lansia. Namum perbedaan yang mendasar, bahwa penelitian yang peneliti

lakukan yaitu tentang pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di

Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Dalam penelitian ini akan mendiskribsikan tentang pelaksanaan

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan dan juga

mendiskribsikan mengenai hasil pemberdayaan yang dilakukan serta

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan lansia

tersebut.

2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang judul

“Studi Fenomenologi Kesejahteraan Subjektif Lansia di Paguyuban Wredo

Kudumo”, oleh Anichiatur Rohmah (Jurusan Pendidikan Sosiologi,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta). Dalam penelitian

ini ditemukan fenomena kunculnya kesepian pada lansia dikarenakan tidak

adanya kegiatan yang bermanfaat, keprihatinan, tidak berguna dalam

kehidupan sekarang dan merasakan sedih melihat keadaan dirinya dan

beban psikologis dengan lingkungannya. Sedangkan disisi lain ditemukan

Lansia yang mempunyai jiwa religious tinggi mempunyai motivasi yang

kuat untuk lepas dari keterpurukan dan mengikuti berbagai kegiatan yang

bersifat positif.

Diketahui juga keterpurukan lansia disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya : tidak adanya aktivitas yang sering dilakukan sehari-hari

Page 59: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

44

sehingga terjadi penurunan aktivitas fisik, kurangnya perhatian yang

diperoleh dari keluarga, ditingalkan oleh anak-anaknya karena dari diri

mereka sudah berkeluarga, beban psikologis yang diberika keluarga dan

ditinggalkan oleh orang-orang terkasih. Selain itu adanya permasalah yang

dialami oleh Lansia menyebabkan adanya kebutuhan-kebutuhan yang

harus dipenuhi. Kebutuhan lanisa khususnya yang mengikuti kegiatan di

Paguyuban tersebut adalah mendapatkan kebahagiaan psikologis dan

kebahagiaan itu dapat diperoleh dari kegiatan yang dilakukan bersama-

sama dalam paguyuban.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah kesamaan subjek dalam penelitian yaitu lansia. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam

penelitian ini membahas tentang fenomenologi kesejahteraan lansia di

paguyuban sedangkan pada penelitian ini membahas tentang

pemberdayaan lansia. Di dalamnya akan dibahas tentang kegiatan

pemberdayaan lansia melalui kegiatan kegamaan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

berjudul “Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengurangi Kemiskinan

Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Mandiri”,

oleh Syukron Munjazi (Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,

Konsentrasi Pengembangan Masyarakat, Fakultas Dakwah, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga). Penelitian ini merupakan penelitian Studi

Page 60: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

45

Kasus Implementasi di Kelurahan Demangan, Gondokusuman Kota

Yogyakarta.

Penelitian ini mendiskripsikan mengenai pemberdayaan masyarakat

yang dilakukan melalui kegiatan PNPM-Mandiri. Dalam penelitian ini

dapat diketahui bahwa usaha pemberdayaan dapat dilakukan untuk

pengentasakan kemiskinan. Pemberdayaan tersebut dapat diwujudkan

melalui program PNPM-Mandiri. Usaha pemberdayaan tersebut dilakukan

dengan membentuk usaha mandiri dan juga simpan pinjam dengan jumlah

anggota 640. Dalam jangka 2 tahun setelah adanya program tersebut

tingkat kemiskinan di daerah tersebut mengalami penurunan sebanyak

0.18%. Hal tersebut menunjukkan adanya pemberdayaan yang dilakukan

secara berkelanjutan akan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Peneliti memilih penelitian tersebut sebagai penelitian yang relevan

karena adanya kesamaan topic penelitian yaitu mengenai pemberdayaan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti

adalah peneliti meneliti tentang pemberdayaan lansia, akan tetapi peneliti

tersebut meneliti tentang pemberdayaan masyarakat. Selain itu peneliti

tersebut meneliti tentang pemberdayaan melalui program PBPM

sedangkan peneliti ini meneliti tentang pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini akan mendiskribsikan tentang

pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan dan juga

mendiskribsikan mengenai hasil pemberdayaan yang dilakukan serta

Page 61: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

46

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan lansia

tersebut.

C. Hubungan Antar Gejala

Kondisi lanjut usia yang ada di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan

Cangkriangan, Kabupaten Sleman mayoritas adalah petani dan yang lainnya

adalah mereka yang menganggur di rumah atau hanya sekedar menjaga cucu

di rumah. Para lanjut usia belum mempunyai kegiatan yang dapat membuat

mereka menjadi aktif. Seorang lanjut usia harus mempunyai kegiatan atau

aktifitas yang dilakukan secara rutin agar lansia tidak mengalami penurunan

fisik dan kognitif secara cepat. Menurut penelitian lansia akan cepat

mengalami stoke dan pikun ketika tidak lagi mempunyai aktifitas fisik

maupun non fisik yang dilakukan secara rutin. Oleh karena itu, diperlukan

suatu aktifitas atau kegiatan yang mewadahi para lansia untuk melakukan

kegiatan secara rutin agar tidak mengalami kejenuhan dan juga stress.

Para lansia membutuhkan suatu pemberdayaan, dimana pemberdayaan

merupakan suatu pembebasan diri untuk menentukan keputusan yang akan

diambil. Lansia yang berada di Dusun Gatak, Wukirsari mempunyai

ketertarikan yang besar dalam bidang keagamaan. Selain itu Lansia juga

mempunyai kebutuhan spiritual untuk dipenuhi, yaitu kebutuhan untuk

mendalami bidang keagamaan sebagai bekal ketika mereka akan berpulang

pada hakikat seorang makhluk ciptaan Tuhan. Berdasarkan keinginan dan

karakteristik dari Lansia maka dibutuhkan pemberdayaan berupa kegiatan

Page 62: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

47

keagamaan yang dilaksanakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan

Cangkriangan, Kabupaten Sleman.

Dengan demikian, perlu adanya sebuah wadah bagi lansia untuk

melakukan kegiatan, dan juga mengembangkan diri. Berdasarkan kebutuhan

dari para lansi, warga Dusun Gatak bermusyawarah untuk membuat kegiatan

untuk para lansia. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan. Pemberdayaan lansia tersebut diadakan satu

minggu sekali, dengan tujuan agar tidak memberatkan lansia yang sudah

mengalami penurunan fungsi fisik. Kegiatan tersebut berupa belajar membaca

Al-Qur’an, mengkaji ayat-ayat Al-Quran, mengkaji hadits dan juga ceramah

keagamaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji tentang

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari,

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Page 63: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

48

Secara ringkas, hubungan antar gejala dalam penelitian ini dapat

digambarkan seperti dalam gambar I:

Gambar I. Hubungan Antar Gejala

Analisis Kebutuhan:

Perlu adanya kegiatanpemberdayaan untuk lanjut usia

khususnya di Dusun Gatak,Wukirsari, Sleman

Analisis Masalah:Jumlah lansia yang sangat banyak,lansia belum mempunyai kegiatan

yang bersifat memberdayakan, banyaklansia yang belum bisa mengaji, danbelum ada yang memfasilitasi lansia

untuk dapat belajar

Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan

Lansia di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman

Page 64: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

49

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitaian yang diajukan adalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman untuk memberdayakan lansia:

a. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman?

b. Apa metode yang dipakai dalam penyampaian materi pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

c. Apa saja materi yang disampaikan dalam pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari,

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana hasil dari pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

a. Apa saja perubahan kognitif yang didapatkan dari pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

b. Apa saja perubahan perilaku yang didapatkan dari pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

Page 65: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

50

3. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat yang dihadapi dalam

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di

Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

a. Apa saja faktor pendorong yang dihadapi dalam pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

1) Bagaimana motivasi para lansia menjadi pendorong dalam

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

2) Bagaimana sarana dan prasarana menjadi pendorong dalam

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

b. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi dalam pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

1) Bagaimana lingkungan menjadi pendorong dalam pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

2) Bagaimana kondisi fisik lansia menjadi penghambat dalam

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

Page 66: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

51

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

3) Bagaimana sumber daya manusia menjadi penghambat dalam

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

3) Bagaimana keterbatasan waktu menjadi penghambat dalam

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman?

Page 67: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

52

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono

(2014:1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah, dimana peneliti sebagai

instrument utama, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.

Menurut Moleong (2012:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Berdasarkan pendapat di atas mengenai penelitian kualitatif maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan

secara mendalam mengenai suatu objek yang terlibat dalam penelitian serta

aktivitas sosial yang ada di lingkungan sekitar objek dan berbentuk deskriptif.

Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif agar dapat mendiskripsikan mengenai pemberdayaan lansia

Page 68: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

53

melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman.

B. Setting Penelitian

Latar penelitian ini adalah pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan

di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Tempat

penelitian ini adalah di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,

Kabupaten Sleman. Setting waktu penelitian ini dimulai dari bulan Mei sampai

dengan bulan Agustus 2016. Penelitian ini melibatkan Ustadz/ustadzah, pengurus

Masjid, dan lansia di Dusun Gatak, Wukirsari. Peneliti memilih Dusun Gatak,

Wukirsari sebagai latar penelitian dikarenakan daerah tersebut mempunyai jumlah

lansia paling tinggi dibandingkan dengan Desa lain di Kecamatan Cangkringan

yaitu mencapai 1.259 sedangkan di Argomulyo 937 jiwa, Glagaharjo 405 jiwa,

Kepuharjo hanya 339 jiwa, dan Umbulharjo sebanyak 363 jiwa

(www.kependudukan.jogjaprov.go.id). Jumlah lansia yang sangat banyak tersebut

menjadi pendorong bagi masyarakat sekitar untuk membuat suatu kegiatan yang

dapat memfasilitasi para lansia memperoleh pendidikan di usia lanjut yang masih

berjalan hingga saat ini. Oleh karena itu peneliti memilih Dusun Gatak sebagai

latar dari penelitian ini.

C. Penentuan Informan dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, penentuan informan dan objek penelitian berdasarkan

tujuan penelitian yang telah dibuat adalah mendiskripsikan kegiatan keagamaan

sebagai upaya pemberdayaan lansia Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan

Page 69: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

54

Cangkringan, Kabupaten Sleman. Secara rinci penentuan informan dan objek

penelitian sebagai berikut:

1. Penentuan Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah ustadz/ustadzah sebagai pengajar atau

narasumber dalam pemberdayaan lansia, pengurus Masjid, dan lansia sebagai

sasaran program keagamaan tersebut. Sumber data utama adalah

ustadz/ustadzah, sumber data ini digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai pemberdayaan lansia, metode yang digunakan dalam melaksanakan

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan, serta mengetahui materi

yang disampaikan dalam kegiatan serta respon dan pemahaan lansia saat

kegiatan berlangsung.

Cara menentukan informan penelitian dalam penelitian ini yaitu

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik

penentuan informan dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Dalam

penelitian ini peneliti membuat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh

Ustadz/ustadzah agar dapat menjadi informan yang dapat memberikan

informasi secara rinci dan valid. Beberapa kriteria dalam penentuan

Ustadz/ustadzah sebagai yaitu sebagai berikut:

1) Merupakan Ustadz/ustadzah yang aktif

2) Ikut berpartisipasi dalam perencanaan pemberdayaan lansia

3) Latar belakang pendidikan Ustadz/ustadzah minimal SMA

Page 70: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

55

Penentuan Ustadz/ustadzah sebagai informan secara rinci dapat dilihat

dalam tabel 3:

Tabel 3. Penentuan Ustadz/ustadzah Sebagai Informan

No. Nama L/P

Umur Status Mengikutiperencanaan

Pendidikanterakhir

MenenuhiKriteria

1. BI L 37 Aktif Mengikuti S1 Menenuhi

2. LI P 35 Aktif Mengikuti D3 Menenuhi

3. WN L 40 Aktif TidakMengikuti

S1 Tidakmenenuhi

4. YL P 36 Aktif TidakMengikuti

S1 Tidakmenenuhi

5. RN L 45 Aktif Mengikuti SMA Tidakmenenuhi

6. SR P 38 Tidakaktif

TidakMengikuti

SMA Tidakmenenuhi

Dari tabel 3 menunjukkan adanya dua Ustadz/ustadzah yang aktif, ikut

berpartisipasi dalam perencanaan pemberdayaa lansia, serta mempunyai latar

belakang tinggi. Oleh karena itu peneliti memilih BS dan LI sebagai informan

penelitian.

Selain Ustadz/ustadzah, penentuan pengurus Masjid sebagai informan juga

menggunakan teknik purposive sampling yaitu memilih informan dengan

mempertimbangkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria pengurus yang harus

dipenuhi yaitu sebagai berikut:

a) Merupakan pengurus yang aktif

b) Mengikuti proses perencanaan pemberdayaan lansia

c) Mempunyai waktu luang

Page 71: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

56

Tabel 4. Penentuan Pengurus Masjid Sebagai Informan

No.

Nama L/P

Jabatan Status Mengikutiperencanaan

Pekerjaan MempunyaiWaktuLuang

1. HJ L Ketua Aktif Mengikuti PNS Tidak

mempunyai

2. TH L Sekretaris Tidak

Aktif

Mengikuti Pegawai Tidak

mempunyai

3. MD L Bendahara Tidak

aktif

Mengikuti Petani Mempunyai

4. RW L Takmir Aktif Mengikuti Petani Mempunyai

5. AN L Humas Aktif Mengikuti Pegawai Mempunyai

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa pengurus yang memenuhi kriteria

menjadi informan adalah RW dan AN. Pengurus yang aktif, mengikuti proses

perencanaan serta mempunyai waktu luang dapat memberikan informasi

tentang pemberdayaan lansia di Dusun Gatak lebih detail. RW dan AN dipilih

untuk memperoleh informasi tentang proses pembentukan atau perencanaan,

dan latar belakang dibentuknya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak. RW dan

AN selaku pengurus yang ikut dalam pembertukan serta membantu jalannya

pemberdayaan. RW merupakan takmir Majid Al-Iman Dusun Gatak, dan AN

adalah pengurus Masjid di Dusun Gatak.

Selain itu informan dalam penelitian ini adalah lansia sebagai sasaran

program. Pemilihan lansia sebagai informan menggunakan teknik purposive

sampling. Lansia yang mengikuti pemberdayaan lansia ini berjumlah 37

orang. Dari 37 orang lansia tersebut akan dipilih lansia yang memenuhi

kriteria untuk menjadi informan penelitian.

Page 72: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

57

Kriteria untuk para lansia agar dapat menjadi informan yaitu sebagai

berikut:

1) Lansia aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pemberdayaan lansia

2) Mempunyai kondisi kesehatan yang baik

3) Dapat berkomunikasi dengan baik

Secara rinci penentuan lansia sebagai informan dapat dilihat dari tabel 5:

Tabel 5. Penentuan Lansia Sebagai Informan

No. Nama L/P Umur StatusKondisi

Kesehatan

Dapatberkomunikasi

dengan baik1. SY P 60 Aktif Sehat Bisa

2. SD P 61 Aktif Sehat Bisa

3. SM P 65 Aktif Sehat Bisa

4. WJ P 61 Aktif Sehat Bisa

Berdasarkan tabel 5 lansia yang dijadikan sebagai informan adalah lansia

yang aktif, sehat, serta dapat berkomunikasi dengan baik. Peneliti memilih

empat orang yang memenuhi kriteria yaitu SY, SD, SM, dan WJ. Dengan

pertimbangan tersebut peneliti dapat memperoleh informasi mengetahui

sejauh mana pemahaman, tanggapan dan hasil kegiatan yang didapatkan oleh

lansia dari kegiatan keagamaan yang telah diikuti.

2. Penentuan Objek Penelitian

Menurut Spradley dalam Sugiyono (2010: 297-298) penelitian kualitatif

tidak menggunakan istilah populasi, tetapi social situation atau situasi sosial

yang terdiri atas tiga elemen yaitu, tempat (place), pelaku (actors), dan

aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut,

Page 73: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

58

dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih

mendalam “apa yang terjadi” di dalamnya. Pada penelitian kualitatif, peneliti

memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada

orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka objek dari penelitian ini adalah

pemberdayaan lansia melalui kegaiatan keagamaan di Dusun Gatak,

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik pengumpulan data penelitian yang pertama yaitu dengan metode

observasi. Dalam tahap pertama ini akan dilakukan observasi atau survei

dimana informan penelitian berada. Obeservasi dilakukan untuk mengetahui

siatuasi dan kondisi informan penelitian yang sebenarnya. Peneliti mengamati

kegiatan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang ada di Dusun

Gatak. Peneliti mengamati gejala-gejala yang muncul selama kegiatan dan

juga saat lansia berada di rumah dengan dipandu oleh panduan observasi yang

telah disusun berdasarkan data atau informasi yang ingin didapatkan. Adanya

pengamatan yang jeli dari peneliti dapat ditemukan permasalahan yang

tampak atau muncul dari informan penelitian yaitu ustadz/ustadzah, pengurus

Masjid, dan para lansia.

2. Wawancara

Tahap kedua untuk mengumpulkan data yaitu dengan wawancara.

Wawancara dilakukan ustadz/ustadzah, pengurus Masjid, dan para lansia

Page 74: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

59

untuk memperoleh data yang sebenarnya. Peneliti akan mewawancarai tentang

pertanyaan-pertanyaan umum yang akan menjadi permulaan sebagai

gambaran umum lokasi, kemudian dilanjutkan tentang kegiatan keagamaan

yang berlangsung, metode, dan materi yang digunakan dalam kegiatan.

Kemudian peneliti akan lebih fokus pada permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian ini.

Wawancara akan menjadi sumber pengumpulan data yang valid jika

dilakukan secara sistematis dan menggunakan teknik komunikasi yang baik

sehingga informan penelitian dapat merasa nyaman dan terbuka dalam proses

wawancara yang sedang berlangsung. Komunikasi dan keakraban yang

dibangun dengan baik akan memudahkan peneliti dalam melakukan proses

penelitian dan akan lebih mudah dalam menemukan data dan permasalah yang

jelas dan valid.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sangat penting dan menjadi salah satu teknik pengumpulan

data karena dengan adanya dokumentasi dapat menjadi sebuah bukti bahwa

penelitian yang dilakukan benar adanya. Selain itu dokumentasi juga dapat

membantu mempermudah peneliti dalam menumukan ide-ide baru dalam

pemecahan masalah yang sebenarnya terjadi di lingkungan informan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 307) dalam penelitian kualitatif yang merupakan

instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti

merupakan instrumen utama selanjutnya dibantu oleh alat-alat pengumpul data

Page 75: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

60

yang lain seperti pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman

dokumentasi. Peneliti sebagai instrument itu sendiri berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, analisis data, dan membuat

kesimpulan dari temuan yang didapatkan. Berdasarkan pendapat tersebut maka

instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman

wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui fakta atau fenomena

yang ada dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak. Fakta atau fenomena tersebut dapat berupa

perilaku dari informan penelitian, proses pelaksanaan pemberdayaan, dan

respon kecil yang terlihat saat pelaksanaan pemberdayaan. Observasi

dilakukan langsung pada pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkriangan, Kabupaten

Sleman.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk

mengetahui informasi lebih mendalam mengenai pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan, hasil kegiatan, serta faktor pendorong dan penghambat

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkriangan,

Kabupaten Sleman.

Page 76: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

61

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan empat tahap analisis data meliputi proses

reduksi data, penyajian data, verivikasi data dan kesimpulan data.

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data ini adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok

dan memfokuskan diri pada hal-hal yang penting. Setelah mendapatkan fokus

pada hal-hal yang akan diteliti maka perlu dicari tema yang sesuai dengan

fokus masalah. Di lapangan peneliti akan memfokuskan diri pada

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan. Mencakup pelaksanaan

pemberdayaan, metode, materi kegiatan, hasil pemberdayaan lansia, faktor

pendorong, dan penghambat dan lain-lain yang berhubungan dengan fokus

penelitian. Lamanya waktu penelitian dan banyaknya informasi mengenai

informan penelitian tidak menutup kemungkinan wawasan pemikiran dari

peneliti akan semakin berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang

memiliki nilai temuan di lapangan.

2. Penyajian data (Data Display)

Setelah melakukan tahap reduksi data maka langkah selanjutnya dalah

penyajian data atau mendisplaykan data. Penyajian data dalam penelitian

kualitatif disajikan dalam bentuk diskriptif atau dalam bentuk uraian singkat,

bagan dan lain-lain. Dalam tahap reduksi data telah ditemukan fokus masalah

dan juga tema dari penelitian. Pada tahap ini temuan-temuan di lapangan akan

diuraikan dan disajaikan secara sistematis.

Page 77: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

62

Dalam penyajian data perlu dibuat suatu klasifikasi atau pengelompokan

data untuk memudahkan penelitian. Data yang telah dikelompokkan sesuai

dengan klasifikasinya masing-masing kemudian dianalisis secara mendalam.

Analisis tersebut dimaksudkan untuk menemukan hubungan atau korelasi

antar data yang ada. Berdasarkan data yang telah terkumpul dan telah

dianalisis selanjutnya dapat dikaterorikan kembali. Dari analisis dan

pengkategorian tersebut akan ditemukan fakta-fakta mengenai kebenaran atau

kevalidan data tersebut.

3. Kesimpulan data

Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menarik

kesimpulan dari data yang telah diperoleh. Kesimpulan dalam penelitian yang

diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas

(Sugiyono,2010: 345).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini menggunakan teknik

analisis data secara kualitatif yang bertujuan untuk menemukan data

mendalam tentang pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun

Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu

keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Keabsahan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi dapat

Page 78: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

63

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

dan berbagai waktu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber, dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan

triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan metode yang berbeda (Sugiyono, 2014: 127).

Dalam penelitian ini terdapat tiga sumber yaitu ustadz/ustadzah, pengurus

Masjid, dan lansia. Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek data yang

diperoleh dari ustadz/ustadzah, pengurus Masjid, dan lansia yang kemudian akan

diterik sebuah kesimpulan. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek hasil yang diperoleh dari

wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian ditarik sebuah kesimpulan.

Informasi yang diperoleh diusahakan dari narasumber yang benar-benar

mengetahui permasalahan dalam penelitian ini.

Page 79: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

64

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Wukirsari merupakan bagian dari wilayah Kecamatan

Cangkringan. Secara geografis Desa Wukirsari berada di 7038’01” Lintang

Selatan – 07040’20” Lintang Selatan dan 110025’58” Bujur Timur –

110027’540” Bujur Timur dengan luas wilayah 1.456 Ha. Desa Wukirsari

terdiri dari empat Kelurahan yaitu Sintoksari, Tanggalsari, Dawungsari

dan Tanjungsari. Kelurahan Tanjungsari terdiri dari lima Dusun yaitu

Dusun Tanjung, Brayut, Gatak, Cancangan, Bedoyo.

Desa Wukirsari memiliki struktur tanah yang subur dan mempunyai

sumber air yang sangat melimpah. Penduduk sekitar memanfaatkan alam

sebagai lahan untuk mencari penghidupan dan menjadikannya sebagai

mata pencaharian utama. Letak wilayah yang jauh dari kota tidak

menyebabkan kesulitan dalam mencukupi kebutuhan ekonomi. Menjadi

petani merupakan hal yang telah dipilih oleh masyarakat sekitar sebagai

pekerjaan. Desa Wukirsari berada di kaki Gunung Merapi sehingga

menjadi jalan utama bagi wisatawan. Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk mencari nafkah yaitu dengan membuka warung makan

kecil atau toko kelontong.

Page 80: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

65

Desa Wukirsari merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk

yang cukup banyak. Data jumlah penduduk Desa Wukirsari dapat dilihat

pada table berikut:

Tabel 6. Data Jumlah Penduduk Desa Wukirsari Berdasarkan KelompokUsia Periode Semester II Tahun 2014

Usia WukirsariL P L+P

0-14 tahun(Belum Produktif)

1822 1658 3.480

15-64 tahun(Produktif)

5.943 5.752 11.695

64 tahun ke atas(Tidak Produktif)

693 875 1.568

Jumlah 8.458 8.285 16.743Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Cangkringan, KabupatenSleman, Yogyakarta

Tabel 7. Data Jumlah Penduduk Desa Wukirsari Berdasarkan KelompokUsia Periode Semester I Tahun 2015

Usia WukirsariL P L+P

0-14 tahun(Belum Produktif)

1.150 1.159 2.309

15-64 tahun(Produktif)

3.517 3.583 7.100

64 tahun ke atas(Tidak Produktif)

582 677 1.259

Jumlah 5.249 5.419 10.668Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Cangkringan, KabupatenSleman, Yogyakarta

Jumlah penduduk Desa Wukirsari berdasarkan golongan usia dan

rentang produktif pada periode semester II tahun 2014 yaitu sebanyak

16.743 jiwa, terdiri dari 8.458 laki-laki dan 8.285 perempuan. Sedangkan

pada periode semester I tahun 2015 jumlah penduduk mengalami

penurunan menjadi 10.668 jiwa, terdiri dari 5.249 laki-laki dan 5.419

perempuan.

Page 81: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

66

Desa Wukirsari dibagi menjadi beberapa wilayah salah satunya yaitu

Dusun Gatak yang mempunyai program pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan. Jumlah lansia di Dusun Gatak yang mengikuti

pemberdayaan lansia yaitu sebagnyak 37 orang yang terbagi menjadi dua

kelompok yaitu lansia kelompok TPA Iqro’, dan lansia kelompok Al-

Quran. Secara rinci dapat dilihat dari tabel 8:

Tabel 8. Daftar Lansia TPA Iqro’

No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Jilid

1. SY P 60 SD Petani 6

2. SD P 61 SD Petani 5

3. PN P 60 SD Petani 4

4. WJ P 65 SD Petani 6

5. PI P 61 SD Petani 2

6. HJ P 84 Tidak tamat SD Tidak bekerja 2

7. HD P 72 Tidak tamat SD Tidak bekerja 2

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa ada tujuh orang lansia yang

masih berada di kelompok TPA Iqro’. Lima dari tujuh lansia tersebut

berusia 60-65 tahun, tamat SD, dan masih bekerja sebagai petani. Dari

lima orang lansia yang masih bekerja aktif tersebut hanya ada satu orang

yang masih iqro’ dua. Selain itu dua dari lansia yang berusia lebih dari 70

tahun sudah tidak bekerja, tidak tamat SD, dan masih berada di iqro’ dua.

Ada perbedaan antara lansia tamat SD usia 60-65 tahun yang masih

bekerja dengan lansia tidak tamat SD usia 70 tahun ke atas yang sudah

tidak bekerja yaitu tingkat kemampuan belajar dari lansia tersebut.

Page 82: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

67

Lansia yang ada di kelompok TPA Iqro’ lebih banyak dari kelompok

TPA Al-Quran yaitu sebanyak 30 orang lansia, dapat dilihat dari tabel 9:

Tabel 9. Daftar Lansia Kelompok TPA Al-Quran

No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan

1. SM P 60 SD Pedagang2. WR L 67 SD Petani3. NT L 70 Tidak Tamat SD Petani4. DM P 61 SD Petani5. RN P 61 SD Petani6. GN P 64 SD Petani7. ST P 60 SD Petani8. TR P 70 Tidak Tamat SD Tidak bekerja9. KN L 60 SD Petani10. GD L 63 Tidak Tamat SD Petani11. JD L 66 SD Tidak bekerja12. RL P 60 SD Tidak bekerja13. SW L 60 SD Petani14. JM P 62 SD Petani15. KR P 63 SD Petani16. MD L 63 SD Tidak bekerja17. TH P 60 SD Petani18. WN P 65 SD Petani19. YT P 61 SD Petani20. RB P 68 SD Tidak bekerja21. HN P 67 Tidak Tamat SD Petani22. PY P 61 Tidak Tamat SD Petani23. MS P 63 SD Petani24. TM L 61 SD Tidak bekerja25. EN P 60 SD Petani26. SB P 62 Tidak Tamat SD Petani27. FH P 62 SD Petani28. SR P 60 SD Petani29. TK P 69 SD Tidak bekerja30. UT P 61 SD Petani

Page 83: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

68

Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa terdapat 30 lansia yang mengikuti

TPA Al-Quran, hanya ada enam lansia yang tidak tamat SD serta tujuh

tidak bekerja. Berdasarkan tabel 8 dan tabel 9 maka dapat dirumuskan hal-

hal pada tabel 10:

Tabel 10. Kelompok Lansia Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Presentasi

1. 60-65 28 75.7%

2. 66-70 7 18.9%

3. 71 ke atas 2 5.4%

Dari tabel 10 menunjukkan bahwa lansia yang masih aktif dalam

mengikuti pemberdayaan lansia yaitu lansia yang berusia antar 60-65 yaitu

sebanyak 75.7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia mempengaruhi

frekuensi keaftifan seorang lansia dalam mengikuti kegiatan.

Tabel 11. Kelompok Lansia Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Presentasi

1. Tamat SD 29 78.4%

2. Tidak tamat SD 8 21.6%

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa lansia yang mengikuti

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak mayoritas adalah lansia yang tamat

SD yaitu sebanyak 78.4%. Tingkat pendidikan berpengaruh pada

kemampuan belajar para lansia dikarenakan lansia yang kesulitan

membaca atau mengingat-ingat huruf hijaiyah dapat membaca terjemahan

huruf abjad yang sudah ada. Sehingga jika lansia yang tidak tamat SD

Page 84: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

69

dapat mengalami kesulitan dalam belajar atau mengingat-ingat materi

yang telah disampaikan.

Tabel 12. Kelompok Lansia Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Presentasi

1. Petani 27 73%

2. Pedagang 1 2.7%

3. Tidak Bekerja 9 24.3%

Dari tabel 12 maka dapat diketahui bahwa sebagian besar lansia yang

mengikuti pemberdayaan lansia di Dusun Gatak bekerja sebagai petani

dengan presentasi sebanyak 73%. Sementara itu lansia tidak bekerja

sebanyak 24.3%, dan lansia yang bekerja sebagai pedagang sebanyak

2.7%.

Berdasarkan ketiga data di atas menunjukkan bahwa lansia yang

berusia 60-65, tamat SD, dan aktif bekerja lebih mempunyai semangat

belajar dan kemampuan belajar yang tebih tinggi. Bekerja pada usia lanjut

dapat menjadikan lansia mempunyai komunikasi dengan teman sesama

pekerjaan. Komukasi tersebut dapat menciptakan keakraban dan rasa

nyaman bagi lansia. Rasa nyaman dapat membuat lansia terhindar dari

stress diusia lanjut dan mempunyai semangat tinggi dalam menjalani

hidup.

Page 85: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

70

2. Deskripsi Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

a. Jenis Kegiatan yang Diselenggarakan

Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam pemberdayaan lansia

di Dusun Gatak yaitu:

1) Taman Pendidikan Al-Quran (TPA)

TPA merupakan kelompok masyarakat yang menyelenggarakan

pendidikan non formal dalam bidang keagamaan Islam, bertujuan

untuk memberikan pengajaran membaca Al-Quran beserta dasar-

dasar hukum atau tata cara membaca Al-Quran. TPA dapat diikuti

oleh semua orang dari kelompok usia manapun, tidak terkecuali

lansia.

2) Yasinan

Yaitu kegiatan kelompok masyarakat yang dilakukan dengan cara

membaca Surat Yasin bersama-sama dipimpin oleh seseorang yang

telah ditunjuk. Yasinan dapat diadakan pada hari yang telah

disepakati kelompok masyarakat tertentu, atau dapat dilaksanakan

untuk memenuhi hajat tertentu. Yasinan merupakan tradisi lama

yang telah dilaksanakan oleh masyarakat muslim di Indonesia

secara turun temurun dan menjadi pemererat tali silaturahim antar

umat muslim.

3) Kajian

Kajian merupakan kegiatan ceramah dan diskusi yang

diselenggarakan oleh kelompok tertentu dengan membahas

Page 86: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

71

berbagai hal dan permasalahan dipandang dari sudut pandang

agama dengan dipimpin oleh seorang narasumber. Tujuan dari

kegiatan kajian keagamaan ini adalah untuk memperluas wawasan

keagamaan.

B. Data Hasil Penelitian

1. Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

a. Latar Belakang Pembentukan Pemberdayaan

Hal yang melatarbelakangi dibentuknya pemberdayaan lansia yaitu

pengurus masjid sebagai perwakilan dari masyarakat menginginkan masjid

menjadi ramai, masyarakat dapat rajin berjamaah di masjid kemudian

dibentuklah kegiatan pemberdayaan. Seperti yang diungkapkan oleh RW

selaku takmir masjid Al-Iman Dusun Gatak:

“Waktu itu pas rapat pengurus masjid kan kami membicarakan tentanggimana ini kok masjidnya masih sepi. Kami akhirnya membuat kegiatanpengajian, untuk ibu-ibu muda sama lansia....” (CW.3.1, hal:150)

Diperkuat oleh pernyataan AN selaku perwakilan remaja masjid:

“….waktu ada pertemuan pengurus ada yang usul bagaimana kalaumengadakan kegiatan di masjid biar masjidnya rame gitu. Kan kebetulandisini memang belum ada kegiatan-kegiatan pengajian mbak terusakhirnya kami adakan ….” (CW.4.1, hal:156)

Bagi pengurus, keputusan untuk membuat pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan adalah terobosan yang cukup besar di Dusun Gatak.

Belajar diusia lanjut mempunyai kesulitan tersendiri dibandingkan diusia lain,

namun baik pengurus maupun para lansia merasa hal ini adalah tantangan.

RW mengungkapkan bahwa:

Page 87: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

72

“….dan ini kan juga kami mengadakan TPA, jarang –jarang lho mbak adaTPA lansia. Soalnya kan ngajari lansia beda sama kalau kita ngajar anakmuda, padahal kan lansia juga belum bisa mereka juga pengen bisa pengenbelajar” (CW.3.12, hal:153)

Diperkuat oleh pernyataan SD:

“Kulo pengene pengen ngaji pengen saget, beno tahunan tapi nggehmboten nopo-nopo seng penting usaha. Pun tuwo nek saget kan nggehsaget ngaji sitik-sitik mbak” (CW6.1, hal:164)Pemberdayaan lansia dilakukan melalui kegiatan keagamaan karena

banyak lansia di Dusun Gatak yang belum bisa membaca Al-Quran. Selain itu

para lansia juga mempunyai keinginan untuk memperdalami agama, seperti

yang dikatakan oleh salah seorang ustadzah yaitu LI,:

“Iya mbak mereka merasa terfasilitasi, dulu kan belum ada ngaji kayakgini mbak belum ada TPA dan saya rasa pemahaman tentang agama jugabelum banyak” (CW.4.12, hal:158)

Diperkuat dengan pendapat RW:

“….ternyata kebanyakan mereka belum bisa semua mbak. Dari 50 orangmungkin baru 15% yang bisa”(CW.3.3, hal:151)

Selain itu pendapat dari salah satu lansia yaitu SM mengatakan bahwa:

“Dereng nate kulo mbak, wong kulo niki mbiyen sekolahe ora onongajine. Kulo niku blas dereng saget moco Al-Quran mbak. Nung rongtaun sinau iqro niku nggeh urung iso-iso. Sagete lekas Al-Quran nggehcedak-cedak niki. Wong tuwo nek umpomo mung seminggu pisan lekmoco niku nek ora ono seng mulang lak yo tetep kangelan to” (CW.7.3,hal:171)

Selain itu yang menjadi latar belakang dibentuknya pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan adalah untuk mewujudkan Kampung Al-Quran.

Dusun Gatak telah mendapatkan julukan Kampung Al-Quran sejak tiga tahun

yang lalu. Masyarakat juga berkeinginan untuk mewujudkan julukan tersebut

dengan cara mengikuti kegiatan keagamaan. Diungkapkan oleh SY bahwa:

Page 88: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

73

“….Selain itu disini Desa kami yang sudah mendapat julukan KampungAl-Quran ini supaya bisa menjadi kampung Al-Quran yangsebenarnya”(CW.5.1, hal:161)

Diperkuat oleh pernyataan RW:

“…saya rasa ya sudah sesuai dengan kebutuhan mereka, apalagi disini kansudah mendapatkan julukan Kampung Al-Quran. Mosok Kampung Al-Quran warganya masih banyak yang belum bisa baca Al-Quran”(CW.3.4,hal:151)

Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa latar belakang dibentuknya

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan adalah pengurus

menginginkan warga menjadi rajin berjamaah di masjid agar masjid menjadi

ramai. Selain itu para lansia sendiri menginginkan adanya kegiatan

keagamaan, dikarenakan kebanyakan dari para lansia belum bisa membaca Al-

Quran. Selain itu memang di Dusun Gatak belum ada kegiatan keagamaan

yang dikhususkan bagi lansia, padahal jumlah lansia di Dusun tersebut sangat

banyak. Hal lain yang melatar belakangi dibentuknya pemberdayaan lansia

adalah julukan Dusun Gatak sebagai Kampung Al-Quran. Dusun Gatak telah

mendapat julukan kampung Al-Quran sejak tiga tahun yang lalu, baik

pengurus maupun lainsia ingin mewujudkan Kampung Al-Quran tersebut

secara nyata dengan cara meminimalisir jumlah masyarakat yang belum bisa

membaca Al-Quran. Oleh karena itu pengurus ingin memfasilitasi para lansia

dalam belajar melalui pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan.

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa latar belakang dibentuknya

pemberdayaan lansia adalah karena para lansia belum pernah mengikuti

kegiatan keagamaan seperti TPA, dan sebelumnya belum ada kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak.

Page 89: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

74

b. Pelaksanaan Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

Pemberdayaan lansia di Dusun Gatak dibentuk secara musyawarah olah

pengurus masjid dan perwakilan remaja. Pemberntukan tersebut tidak luput

dari proses perencanaan. Perencanaan kegiatan dilakukan secara bertahap dan

sederhana dari kumpulan ide-ide yang ada. Dijelaskan oleh RW selaku takmir

masjid:

“Kami pihak pengurus musyawarah waktu itu terus dipertemuanselanjutnya kami mulai koordinasi lebih lanjut dengan wakil remaja danbeberapa pihak lalu kami tawarkan kalau ada yang mau membantumengajar”(CW.3.3, hal:151)

Diungkapkan juga oleh AN bahwa:

“Kami perencanaannya ga mendetail sih mbak kan kami suga dananyasukarela, ustadnya ga dibayar, dan ga pakai konsumsi juga. Dana untukpelaksanaan kami ambilkan dari infaq masjid dan sosial mbak. Kamiwaktu itu dapet ide kemudian di rapat selanjutnya kami dapat pengajar dankesepakatan waktu sudah gitu aja” (CW.4.3, hal:157)

Pada umumnya masyarakat desa masih memegang tradisi atau kebiasaan

yang ada, seperti halnya gotong royong antar warga, musyawarah maupun

tradisi-tradisi adat. Masyarakat di Dusun Gatak masih mempertahankan

tradisi-tradisi tersebut. Banyak hal dilakukan untuk kebaikan bersama dan

secara suka rela begitu juga dengan pemberdayaan lansia. Pembentukan dibuat

secara musyawarah, ustadz/ustadzah yang mengajar juga menawarkan diri

secara suka rela.

Seperti yang diungkapkan oleh BI:

“Saya kan ikut pembetukan dulu itu, saya ditawari untuk ngajar yakemudian saya ikut berpartisipasi gitu mbak. Disini kan masih banyakyang belum bisa baca Al-Quran, itung-itung ikut membantulah”(CW.1.1,hal:140)

Page 90: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

75

Didukung oleh pernyataan RW:

“Yang ngajar ya dari kami warga kami sendiri, kan dulu ditawarkan siapayang mau sukarela ngajar ngaji dan tidak dibayar gitu mbak terusAlhamdulillah ada yang mau”(CW.3.6, hal:151)

Lansia tidak dilibatkan secara langsung dalam perencanaan pemberdayaan.

Perencanaan sengaja dibentuk terlebih dahulu oleh pengurus dan perwakilan

remaja, akan tetapi setelah pemberdayaan mulai berjalan para lansia dapat

berpartisipasi dalam pengampilan keputusan. Dapat dilihat dari penuturan AN:

“Kegiatan, tempat dan hari kami yang tentukan sih mbak tapi setelah bisaberjalan ya kami serahkan sama mereka yang menjalani mau bagaimana.Kami sebagai fasilitator sama, manut kan mereka juga sudah bisalah yamaksudnya kalau disuruh bikin keputusan sendiri”(CW.4.3, hal:157)

Diperkuat oleh pernyataan RW:

“Enggak sih mbak itu yang ikut musyawarah itu pengurus samaperwakilan remaja, warga ngikut aja gitu”(CW.3.4, hal:151)

Dalam pemberdayaan yang diselenggarakan bersifat umum untuk warga

Dusun Gatak. Kegiatan tersebut juga tidak mensyarakatkan apapun saat

perekrutan peserta pemberdayaan. Seperti yang dijelaskan oleh RW:

“Kami mengumumkan lewat pengeras suara masjid mbak, kami jugapengajian rutin tiap bulan. Biasa kalau di dusun gini kan gethok tularmbak, dari mulut kemulut gitu diomongin kalau ada kegiatan TPA danlain-lain”(CW.3.2, hal:151)

Didukung oleh pendapat AN:

“Kami mengumumkan di masjid kalau ada kegiatan-kegiatan gitu mbak,kan memang kalau disini pengumuman ya ngumuminnya lewat pengerassuara di masjid. Terus warga yang mau ikut tinggal dateng gitumbak”(CW.4.2, hal:156)

Beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan lansia

di Dusun Gatak terbentuk dari proses perencanaan. Perencanaan

pemberdayaan melibatkan pengurus masjid dan perwakilan ramaja.

Page 91: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

76

Perencanaan dilakukan selama beberapa tahap dengan menentukan jenis

kegiatan, tujuan, waktu, tempat dan biaya. Pemberdayaan ini dilakukan secara

bersama-sama dan menggunakan dana sukarela sehingga tidak memberatkan

para lansia.

Pemberdayaan lansia terdiri dari beberapa kegiatan keagamaan yaitu TPA,

yasinan, dan kajian yangn dilaksanakan rutin satu minggu sekali. Seperti yang

diungkapkan oleh salah ustadzah LI:

“Disini ada beberapa kegiatan mbak yang TPA itu ada dua, TPA Al-Quran setiap malam Minggu dan TPA iqro’ setiap malam Jumat. Adalagi yaitu kajian setiap malam Selasa dan yasinian setiap malam Jumatbada isya. Ada lagi pengajian setiap sebulan sekali kalau itu untukumum semua boleh ikut tidak hanya yang lansia” (CW.2.2, hal:144)

Didukung oleh pernyataan SD:

“TPA Iqro’ niku malem jumat bar magriban dugi isya’ kan dameljamaah, enten TPA kangge seng pun Al-quran niku malem minggunggeh sami bar maghrib dugi isya’, kajian kaleh Bu Yola niku malemselasa nggeh bar maghrib dugi isya’, enten maleh yasinan malem jumatbada isya’ kadang dugi jam sepuluh”. (CW.6.6, hal:167)

Sesuai dengan yang dikatakan oleh AN:

“Disini TPA yang iqro itu malem Jumat, kalau yang Al-Quran malemMinggu. Kajiannya malem Selasa, yasinan malem Jumat bada isya’”(CW.4.6, hal:174)

Sedangkan SD mengungkapkan:

“Nek seng TPA nggeh moco iqro’ mbak, nek kajian kaleh Bu YL nikukulo jarang mangkat terus nek yasinan ngoten nggeh mung moco yasinterus diisi lain-lain nek enten seng ajeng dirembug ngoten”. (CW.6.4,hal:167)

Setiap kegiatan mempunyai pengampu dan penanggung jawab sendiri-

sendiri, untuk TPA iqro’ diampu oleh ustadz BI dan ustadzah LI. TPA Al-Quran

diampu oleh ustadz WN, kajian oleh ustadzah YL, dan yasinan dibimbing oleh

Page 92: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

77

Pak Rakun. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TPA maupun di yasinan dan

kajian pada menggunakan empat tahap yaitu tahap persiapan, pembukaan, inti,

dan penutup. Dilihat dari penuturan RW:

“Tahap pelaksanaan pembelajarannya itu kan pertama persiapan tempat,terus pembukaan, baca doa, kemudian nanti ngaji, setelah itu penutup”(CW.3.5, hal:152)

Hal ini juga disampaikan oleh SY:

“Bar jamaah sholat maghrib niku nata meja buat TPA niku terus ngaji.Dibuka terus baca al-fatihah terus baca doa mau belajar terus ngaji satu-satu sma gurunya. Kalo satu orang lagi ngaji terus yang lain niku bacasendiri ngoten mbak. Bar niku pun, ditutup baca doa penutup majlis teruswangsul. Nek sing yasinan niku dibuka teru baca yasin, doa, terus istirahatlain-lain terus pun. Nek kajian kaleh bu YL nggeh sami tapi khusus yangperempuan”. (CW.5.8, hal:162)

Sedangkan LI mengatakan bahwa:

“Pembukaan mbak setelah itu baca doa mau belajar, kemudian mulaibelajarnya satu-satu sambil nunggu giliran mbah-mbahnya belajar sendiridulu. Kalau yang yasinan ya sama, dibuka dulu baca Al-Fatihah terus bacayasin terus ada sesi lain-lain untuk berdiskusi. Kalau kajian itu setelahdibuka, kami kasih materi dengan ceramah. Setelah selesai, mereka bolehtanya. Kalau udah selesai ditutup pakai doa penutup majlis”. (CW.2.7,hal:146)

Penuturan tersebut sejalan dengan penuturan SM:

“Kados wingi kino bar sholat maghrib njuk nata meja, mic, Al-Quran,tikar. Bar niku njuk dibuka karo Mas WN kui, soko mburi karo ono sengmbagekke snek. Bar dibuka kan moco doa bar kuwi diwarahi sikek karoMas WN cara mocone piye. Nek wes terus siji-siji kon moco nganggo micnek salah yo dibenerke. Bar kuwi nek Mas WN ora sibuk kyo wingi kaeiso diwoco artine, biasane sampe setengan sepuluh nek isya’ yo sholat sek.Nek karo Pak GL sak ayat kudu bener. Wes rampung ngaji njuk ditutupmoco doa, bar kwi ngresiki ngon terus do ngekke sosial sak ikhlasembak”. (CW.7.8, hal:172)

Didukung oleh keterangan dari WJ:

“Riyen awal masuk dites riyen diken maos iqro’ 1 saget nopo mboten.Nek pas TPAne niku pertamane dibukak terus baca doa ngoten terus dobaca kiambak-kiambak kaleh nunggu giliran nek pun nggeh ditutup. Pas

Page 93: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

78

ngaji kaleh gurune njuk mangkeh gurune nyatet teng buku prestasi niko,nggeh mung ngoten mbak. Nek yasinan niko radi benten, enten lain-lainesoale kan mboten teng masjid terus wektune kan mboten ketabrak isya’dadi saget tekan jam 21.30 kadang jam 22.00. Yasinan niko biasanedibukak kaleh Pak Rakun terus nggeh moco-moco dungo ngoten nikoterus moco yasin niku”. (CW.8.8, hal:212)

Jumlah lansia yang mengikuti pemberdayaan lansia ini adalah sebanyak 50

orang. Lansia tersebut terbagi dalam kelompok-kelompok yaitu kelompok

TPA iqro’ dan TPA Al-Quran. Dapat dilihat dari pernyataan AN:

“….waktu pertama pertemuan itu sampai sekitar 50 orang….” (CW.4.4,hal:157)

Sedangkan LI menuturkan :

“Kalau yang Al-Quran itu banyak mbak 30 lebih, kalau yang iqro’ itu yangaktif hanya tujuh, kajian itu jugabanyak mbak kebanyakan yang dateng ituyang dari Al-Quran sekitar 20 orang. Kalau yang yasinan 40 lebih mbakkan campur itu”. (CW.2.9, hal:146)

Diperkuat oleh pernyataan BS:

“Dulu waktu awal-awal itu banyak mbak. Sekarang TPA malem jumatyang aktif biasanya 7 kadang 5. Kalau yang Al-Quran itu juga banyakwong kalau buat snace aja sampe 40 katanya”. (CW.1.9, hal:142)

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

lansia di Dusun Gatak melakukan perencanaan program pemberdayaan secara

sederhana dan secara musyawarah yang melibatkan pengurus Masjid, serta

perwakilan remaja. Lansia tidak dilibatkan secara langsung dalam

perencanaan program pemberdayaan, akan tetapi lansia diberikan kebebasan

berpendapat maupun berpartisipasi saat pemberdayaan sudah berjalan.

Perekrutan pengajar atau ustadz/ustadzah dilakukan dengan cara mengajukan

diri secara suka rela dan tidak menerima imbalan sama sekali. Pemberdayaan

lansia di Dusun Gatak mencakup tiga kegiatan yaitu TPA, yasinan, dan kajian.

Page 94: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

79

TPA dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Al-Quran dan kelompok

iqro’. TPA Al-Quran dilaksanakan pada pukul 18.30 WIB atau bada maghrib

setiap hari Sabtu di Masjid Al-Iman. TPA iqro dilaksanakan pada pukul 18.30

WIB atau bada maghrib setiap hari Kamis di Masjid Al-Iman. Kegiatan

yasinan dilaksanakan pada pukul 19.30 WIB atau bada isya’ di hari Kamis

bertempat di rumah warga secara bergilir. Sedangkan kajian dilakukan pada

pukul 18.30 WIB atau bada maghrib setiap hari Senin. Jumlah lansia yang

mengikuti kegiatan ini adalah sebanyak 50 orang Tahap pelaksanaannya yaitu

terdiri dari tahap persiapan, pembukaan, inti, dan penutup.

Menurut hasil pengamatan, jumlah lansia yang mengikuti TPA Al-Quran

adalah sebanyak 30 orang, sedangkan TPA iqro’ sebanyak 7 orang. Yasinan,

dan kajian diikuti oleh lansia dari kedua kelompok tersebut, jadi total lansia

yang aktif dalam pemberdayaan ini yaitu sebanyak 37 orang.

c. Metode Pemberdayaan Lansia

Pemberdayaan yang menjadikan lanjut usia sebagai garapan utama

membutuhkan metode khusus dan penanganan yang lebih dibandingkan

dengan pemberdayaan dengan sasaran usia lain yang lebih muda. Metode yang

digunakan haruslah metode dapat mudah diterima dan diikuti oleh para lansia.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode ceramah, dan praktek.

Seperti yang dikatakan oleh ustadz BI:

“Ya TPA pembelajarannya pakai iqro’. Dulu kan juga sempat kerjasamadengan Fan Tahsin, tapi kan mereka belum bisa baca sama sekali mbakjadi agak kurang pas dengan itu ya terus cuma ngisi berapa kali gitu terusudah dilanjut iqro. Kalau kajian jelas kami menggunakan metode ceramahdalam penyampaiannya”. (CW.1.4, hal:141)

Page 95: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

80

Diperkuat oleh pernyataan AN:

“Pakai apa ya mbak kayaknya pakai iqro kalau yang TPA itu, yang mudahbuat menula yang ga muda lagi”. (CW.4.7, hal:157)

Sedangkan RW menyampaikan bahwa:

“Kami dulu nyoba pakai metode dari FAN Tahsin mbak tapi ada beberapakelompok tidak bisa mengikuti karena itu belajarnya cepet kan. Kalaumbah-mbah yang belum begitu tua gitu masih bisa mengikuti dan sekarangsudah Al-Quran. Tapi kalau yang 70 tahun keatas agak kesulitan akhirnyamereka pakai yang metode iqro”. (CW.3.7, hal:152)

Hal ini sesuai dengan penuturan LI:

“Pakai iqro mbak karena kami pikir itu lebih mudah. Kalau yang sudahAl-Quran itu dulunya mereka pakai metode yang berbeda jadi cepet bisa.Awalnya mau kami samakan pakai metode itu semua tapi yang dikelompok malem Jumat itu si mbah-mbahnya banyak yang sudah sepuhnanti malah tambah kesulitan”. (CW.2.4, hal:145)`

Dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan ustadz/ustadzah menggunkanan

media buku iqro’ Al-Quran, hadits, dan juga buku yasin disaat kegiatan

yasinan. Seperti yang diungkapkan oleh BS:

“Medianya ya pakai buku iqro’ itu mbak, kalo yasinan ya buku yasin.Kalau yang Al-Quran sama kajian itu kadang juga ustadnya pakai haditsbuat ngisi materinya”. (CW.1.5, hal:141)

Diperjelas oleh pernyataan LI:

“Kami hanya pakai iqro’ itu mbak jadi mbak-mbahnya itu nanti baca satu-satu kami yang koreksi. Kalau yang Al-Quran itu beda lagi mbak, karenasudah Al-Quran jadi mereka bacanya Cuma satu ayat per orang tapi nantisemua di ajarin dulu sama ustadnya. Yang yasinan itu ya cuma baca yasin.Kajian itu juga nanti ustadzahnya menyampaikan materi secara lisan gitunanti mbah-mbahnya bisa tanya”. (CW.2.5, hal:145)

Kelancaran dalam sebuat kegiatan didukung dengan adanya sarana dan

prasarana yang memadahi. Pelaksanaan pemberdayaan lansia di Dusun Gatak

juga tidak luput dari dukungan sarana dan prasarana yang ada. Sarana dan

Page 96: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

81

prasarana tersebut berupa ruangan masjid, meja, tikar, media pembelajaran,

microfone, dan juga almari. Hal ini disampaikan oleh AN:

“Di masjid sudah kami siapkan semua mbak, ada meja, tikar, iqro’, Al-Quran, ada lemari tempat kayak kertas absen itu, ada mic”. (CW. 4.8,hal:157)

Sedangkan BS menyampaikan:

“Tempatnya masjid itu, ada meja, papan tulis juga ada mbak tapi jarangdigunakan. Ada iqro’, Al-Quran, buku prestasi, lemari juga ada. Sarprasdapat dari takmir itu dana dari infaq”. (CW.1.6, hal:141)

Didukung oleh pernyataan LI:

“Di Masjid itu sudah ada meja, tikar, rak tempat iqro, kayak buku prestasiitu, Al-Quran, microfone. Sebenarnya di Masjid itu juga ada papantulismbak tapi tidak kami gunakan karena menurut kami lebih efektif kalaudiajarin pakai iqro’ langsung. Kalau yang Al-Quran juga ada snaknyamereka inisiatif iuran sendiri karena orangnya lebih banyak mbak”.(CW.2.6, hal:145)

Pemberdayaan yang mencakup berbagai kegiatan memberikan kesempatan

kepada lansia untuk dapat selalui aktif dan juga berkumpul dengan seusianya,

meskipun para lansia masih bekerja di sawah. Hal ini disampaikan oleh SY:

“Nek kulo mesti tak usahakke mangkat mbak. Wong nggeh mboten taulibur paling nek Ustade mboten saget, paling mung moco bareng-barengngoten. Soale kan wes gae snek mbak, nek ora yo ono Pak Rakun kae”(CW.7.5, hal:172)

Hal ini juga disampaikan oleh LI:

“Mereka termotivasi mbak wong hujan aja mereka tetep berangkat, kalaupas deres banget gitu bisanya mereka minta diganti malem Sabtu…”(CW.2.15, hal:148)

Sedangkan WI mengungkapkan bahwa:

“Mboten mesti mbak, nek nembe repot nggeh mboten. Kulo wingi mbotenmangkat pun rongjumat wong nembe enten keperluan 40 dinten tiangsepah” (CW.8.5, hal:176)

Sejalan dengan penuturan SD:

Page 97: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

82

“Geh sok-sok mboten mlampah kan kulo taseh kagungan mbah, dadoskulo ngurus mbahe kulo niku. Kan mbahe pun mboten saget nopo-nopokiambak, teng dalem nggeh entene mung kulo dados nggeh kulo sengngurus”. (CW.6.5, hal:167)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa metode

penyampaian pembelajaran yaitu dengan metode ceramah, dan praktek. Dalam

kegiatan kajian materi disampaikan dengan metode ceramah, sedangkan TPA

dan yasin dilakukan dengan metode praktek yaitu membaca secara langsung.

Media yang digunakan yaitu buku iqro’, Al-Quran, hadits, dan buku yasin.

Pelaksanaan kegiatan didukung oleh sarana dan prasarana yaitu ruangan

masjid, microfone, meja, tikar, papan tulis, iqro’, Al-Quran, dan almari.

Dari hasil pengamatan peneliti menemukan bahwa pemberdayaan lansia

dilakukan dengan metode kelompok, dimana dalam penyampaian

pembelajaran disampaikan menggunakan metode cerahan dan praktek. Kajian

disampaikan dengan metode ceramah, TPA Al-Quran menggunakan metode

praktek. Ustadz terlebih dahulu menuntun dan memberi petunjuk kepada para

lansia untuk membaca ayat tersebut dengan benar, lalu para lansia mengikuti.

Setelah diberikan petunjuk kemudian para lansia membaca dengan keras

menggunakan microfone satu orang satu ayat untuk dikoreksi kebenarannya

oleh ustadz yang mengajar.

d. Materi Pemberdayaan Lansia

Lansia yang sudah mengalami banyak penurunan kemampuan fisik

menjadikan pertimbangan tersendiri untuk pengurus dalam memilih materi.

Banyaknya kegiatan dan juga tingkat kesulitan mempengaruhi kelancaran

jalannya pemberdayaan, maka pengurus memilih tiga kegiatan khusus dalam

Page 98: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

83

pemberdayaan lansia ini yang masing-masing mempunyai materi berbeda.

Materi yang diberikan dalam pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak yaitu cara membaca iqro’, Al-Quran dan terjemah,

kajian, serta yasinan. Hal ini disampaikan oleh SM:

“TPA niku seng Al-Quran nggeh moco Quran mbak nggko diartikke karoMas WN, nek kajian Bu YL kwi bahas berita-berita seng anyar ngono kaebarang. Koyo wingi kae bahas LGBT aku ngeri banget krungune”.(CW.7.4, hal:172)

Didukung dengan penuturan SY:

“….kajian itu juga bisa tahu perkembangan informasi dan aturan-aturanyang ada di Al-Quran” (CW.5.11, hal:163)

Sedangkan RW mengungkapkan bahwa:

“….Kalaupun dibuatkan kegiatan yang macem-macem itu takutnya malahmemberatkan mbak soalnya kebanyakan dari mereka masih di sawah”(CW.3.9, hal:152)

Dikuatkan oleh pernyataan SD:

“….Wong nek geh ajeng diisi kathah-khatah wong pun do tuwo-tuwonggeh radi kangelan nek menurute kulo. Kan geh taseh sok do tengsawah”. (CW.6.7, hal:167)

Pemilihan materi tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan lansia,

walaupun saat penentuan materi lansia tidak dilibatkan secara langsung namun

berdasarkan pertimbangan dan musyawarah antar pengurus dan perwakilan

remaja materi tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

para lansia.

Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh SM:

“Pun sesuai niku mbak wong seng dereng saget nggeh katah. Pas awalTPA niko mangkat kathah mbak mbok wong 50 wae ono neng omahe MasRD niku nengo kok terus do jeleh. Seng bertahan nggeh kantun niko mingora wingi kae 20-30 mbak. Nek gawe snek 40 wongan”. (CW.7.7, hal:172)

Page 99: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

84

Diperjelas oleh WJ:

“Nggeh pun mbak, kan kathah seng dereng saget, nek wes tuwo ki lak yobutuh to mbak” (CW.8.7, hal:177)

Hal tersebut dikuatkan oleh Ustadz BS:

“Iya sudah, warga juga merindukan ada kegiatan keagamaan. Orang kalausudah sepuh-sepuh ya saya kira yang lebih dibutuhkan adalah lebihmendekatkan diri kepada Seng Kuasa. Ya menurut saya sudah paskegiatan ini”. (CW.1.3, hal:140)

Seperti yang diungkapkan oleh Ustadzah LI:

“Pada awal dulu dibentuknya itu banyak sekali yang ikut dan merekamemang belum bisa membaca Al-Quran jadi saya rasa materinya sudahsesuai dan juga kajian itu diisi dengan perkembangan berita terkini atau yayang lagi ngetren apa gitu mbak”. (CW.2.3, hal:144)

Saat pembelajaran, lansia mempunyai tinggat pemahaman dan

perkembangan yang berbeda-beda, oleh karena itu keaktifan lansia dalam

bertanya menjadi hal yang sangat penting. Lansia yang mengikuti

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak tidak segan-segan untuk bertanya

tentang materi yang kurang dipahami atau permasalahan yang sedang

dihadapi. Seperti yang diungkapkan oleh BS:

“Kalau tanya tentang materi ya pasti pernah mbak mereka tanya carabacanya gimana gitu. Kadang juga ada yang tanya masalah lain kayaksholat atau puasa gitu. Ya saya jawab mbak, saya malah seneng kalaumereka bertanya, artinya kan mereka juga tertarik untuk lebih banyaktahu”. (CW.1.10, hal:142)

Dikuatkan oleh pernyataan LI:

“Ya mereka kalau ga bisa ya tanya mbak, kalau huruf yang bunyinya agaksama gitu mereka mesti keliru jadi kadang waktu ketemu sama huruf itudiam dulu karena takut kebalik. pernah waktu itu kami belajar sambilmereka meme gabah di depan rumah”. (CW.2.10, hal:146)

Selain itu, WJ menjelaskan bahwa:

Page 100: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

85

Nggeh niku mbak. Mboten usah isen nek kados kulo ngeten. Kados MbakNH niku salah dibenerke, wedi nek kulo kan mboten. Nek mboten saget,seng bener niku pripun. Seng marai sero digetakko kulo mboten wedi. Nekora iso terus dinengke wae yo kapan leh iso? Diomongke mawon kalehMas BS seng mboten saget pundi ngoten”. (CW.8.18, hal:179)

Hal yang sama dikatakan oleh SD:

“Nggeh mbak nek kangelan ngoten kulo matur, nek mung meneng ngehkapan isane. Nek riyen-riyen nggeh nate isin tapi sak niki pun mboten. Sakniki nek mboten saget nggeh tangklet ngoten”. (CW.6.18, hal:169)

Selain lansia yang aktif dalam pembelajaran, lansia juga diberikan

kewenangan dan kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam pemberdayaan lansia di Dusun

Gatak. Seperti yang diungkapkan oleh SD:

“Geh nek enten seng ajeng dirembug geh kulo urun rembug, kados nekteng yasina ngoten niko kan dirembug bareng-bareng. Terus mangkehhasile nopo nek enten perubahan ngoten gari disanjangke kaleh gurunengoten” (CW.6.9, hal:167)

Dikuatkan oleh pernyataan WJ:

“Nggeh mbak, nek enten seng pengen diusulke nggeh ngomong kalehgurune ngoten mbak. Misale jawoh terus diganti malem sabtu ngoten”(CW.8.9, hal:177)

Didukung dengan penuturan SM:

“Mesti nek kuwi mbak, nek ono opo-opo mesti musyawarahke kabeh meluusul piye apike ngoten. Koyo pas pak GL lungo ra gelem mulang kae terusdo laporan to terus pie wong tuwo-tuwo ki? Nek ora ono seng do mimpintetep ra iso mlaku nek ora ono ustade ngono to. Terus akhire mas WN kiberjuang pie carane gen iso tetep berjalan kegiatanane, bar ono Mas WNkwi lagi gelem mbak” (CW.7.9, hal:173)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa materi yang

disampaikan dalam pemberdayaan lansia adalah cara membaca iqro’, Al-

Quran, mengkaji ayat-ayat Al-Quran, membaca surat yasin, dan kajian yang

membahas perkembangan terkini dipandang dari sudut pandang Islam. Lansia

Page 101: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

86

tidak dilibatkan dalam penentuan materi akan tetapi materi tersebut sudah

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan para lansia, serta lansia juga

dapat mengikuti kegiatan-kegiatan dalam pemberdayaan secara rutin. Saat

pembelajaran berlansung, para lansia juga menyampaikan kesulitan dalam

belajar kepada ustadz/ustadzah yang mengajar.

Dari hasil pengamatan peneliti memperoleh informasi bahwa ada lansia

yang tidak berangkat secara rutin. Lansia yang aktif rutin mengikuti

pemberdayaan tersebut sekitar 80%, dan 20% adalah lansia yang mengikuti

pemberdayaan lansia akan tetapi belum berangkat secara rutin. Saat

pembelajaran memang para lansia masih banyak yang lupa sehingga bertanya

kepada ustadz/ustadzah, akan tetapi ustadz/ustadzah meminta para lansia

untuk berusaha mengingat-ingat terlebih dahulu.

2. Hasil Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

Kegiatan TPA dapat memberikan hasil berupa pengetahuan dan

kemampuan lansia dalam membaca iqro’ sampai dengan Al-Quran.

Ustadz/ustadzah membimbing dan mengikuti perkembangan kemampuan

lansia saat pelaksanaan pembelajaran. Dapat dilihat dari penjelasan BS:

“Waktu ngaji kan kelihatan mbak. Kalau ada materi yang sudah lewat tapikok lupa, lha itu berarti mereka belum paham sepenuhnya mungkin baruditahap menghafal”. (CW.1.12, hal:142)

Selain itu ada penuturan lain dari LI:

“Kami pakai EBTA mbak, di halaman terakhir setiap jilid di iqro itu kanada EBTA. Nah kalau misal belum lulus itu ya belum naik jilid selanjutnyagitu”. (CW.2.12, hal:146)

Page 102: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

87

Lansia juga terbuka dalam menyampaikan kesulitan, kritik maupun saran

kepada ustadz/ustadzah dan juga pengurus. Keterbukaan tersebut

menumbuhkan interaksi yang baik antara lansia, pengurusa maupun

Ustadz/ustadzah. Hal ini diungkapkan oleh RW:

“Terbuka mbak mereka itu, kalau mau ada perubahan atau apa ya itumereka musyawarah nanti bilang ke kami. Kalau mereka ada kesulitanmereka juga tanya”. (CW.3.15, hal:154)

Hal yang sama diungkapkan oleh AN:

“Ya terbuka mbak disini kan masih apa ya istilahnya desa gitu lho mbakjadi sama tetangga disini mbasih bagus, gotong royongnya juga masihbagus. Sini biasa rembukan mbak sudah biasa menyampaikan keluhan danide tu”. (CW.4.15, hal:159)

Selama beberapa tahun mengikuti pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan yang diselenggarakan, lansia telah mendapatkan perubahan dalam

kemampuannya membaca iqro’ dan Al-Quran. Seperti yang disampaikan oleh

BS:

“Beberapa diantara mereka jadi sering jamaah di Masjid mbak saya seringketemu. Masjid sekarang jadi lumayan rame Alhamdulillah ya sedikit-sedikit ada kemajuan mbak”. (CW.1.13, hal:142)

Diperkuat oleh pernyataan LI:

“Kalau perubahan itu ya pelan-pelan ya mbak ga bisa dilihat secara cepat.Dulu di sini itu banyak yang pelihara anjing dan yang melihara itu malahyang muslim. Katanya anjing itu gedenya cepet jadi cepet bisa dijual gitumbak. Tapi sekarang sudah berkurang, ya memang masih ada tapi sudahberkurang. Kalau sedang ketemu ngaji bareng gitu suka saya srempetingitu kalau anjing itu najis. Dulu juga waktu saya masih awal pindah di sinikalau ada yang meninggal itu yang mensucikan dan mandiin itu PakRakun mbak. Baik yang peningal perempuan ataupun laki-laki semua yangmandiin Pak Rakun, kan harusnya yang boleh mandiin kan yangsemahromnya kan”. (CW.2.13, hal:147)

Sedangkan RW mengungkapkan bahwa:

Page 103: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

88

“Perubahannya yang jelas kegiatan keagamaan sekarang jadi banyak mbakdengan kata lain warga disini lansia pun juga masih belajar dan merekarajin. Mereka juga lebih sering jamaah di masjid sekarang kayak mbah HJitu subuh pun jamaah di Masjid lho itu mbak. Ya karena kegiatannyaadalah TPA mereka ya sedikit-sedikit bisalah iqro dan Al-Quran”.(CW.3.11, hal:153)

Didukung oleh pernyataan WJ:

“Kulo dados ngertos sekedik bab agama kados poso, kados sedekah niku.Senajan awake dewe wong ra duwe, tapi yo nek iso sedekah. Kulo riyenblas dereng saget ngaji sakniki pun iqro’ 6 nggeh Alhamdulillah alon-alon.Geh sekedik-sekedik mbuh ditompo nopo mboten seng penting pun usahalak ngoten”. (CW.8.12, hal:178)

Perubahan dan peningkatan kemampuan membaca iqro’, Al-Quran

maupun pengetahuan tentang agama yang didapat oleh lansia menjadi

cerminan bahwa para lansia merasa terfasilitasi dengan adanya pemberdayaan

lansia yang ada. Dapat dilihat dari pernyataan WJ:

“Kegiatan ini bermanfaat. Kemarin saya tanya pada Mas BS tentang puasakalau tidak sahur puasanya batal atau tidak. Setelah mendapat jawabansaya menjadi tidak ragu lagi, saya tahu dasarnya”. (CW.8.11, hal:187)

Hal yang sama diungkapkan oleh SD:

“Geh bermanfaat sanget mbak wong nek pun tuwo ngeten niki nopo malehseng perlu digolekki mbak lak nggeh sangu damel ngenjeng. Nek kulo sokajar moco surat pendek mbak”. (CW.6.11, hal:198)

Sedangkan AN menyampaikan:

“Iya mbak saya rasa terfasilitasi dulu kan ga ada kegiatan kayak gini.Kayak mbah saya itu, dulu kan mbahe tinggalnya masih di rumahnya sanakana da kegiatan ngajinya kan dekat sama pesantren terus pindah sini duluga ada ya pengen ngaji lagi katanya”. (CW.4.12, hal:158)

Lansia merasa terfasilitasi dan telah mendapatkan hasil berupa

meningkatnya kemampuan membaca iqro sampai dengan Al-Quran. Dengan

adanya hasil tersebut belum tentu pemberdayaan tersebut telah berjalan

dengan efektif dan efisien. Dipaparkan oleh BS:

Page 104: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

89

“Kalau dibilang sudah efektif dan efisien kok juga belum cukup saya rasa.Ya sudah tapi sedikit-sedikit soalnya dari pengajar juga kadang adakegitan penting jadi tidak bisa datang. Sedangkan pesertanya kan sudahlansia jadi juga agak special dibandingkan dengan yang lain” (CW.1.16,hal:142)

Ditegaskan oleh LI:

“Ya gimana ya mbak berhubung yang belajar itu simbah-simbah ya belumbisa efektif dan efisien. Misalkan kami ngajar sudah memberikanpermisalan juga tapi kalau mereka belum bisa nangkep kan otomatismereka belum bisa lanjut ke halaman berikutnya mbak. Kami juga yangngajar kan gantian, kalau misalkan saya ga bisa ya nanti ada Pak BSkadang ya yang lain, kalau memang semua tidak bisa ya sudah kanterpaksa mereka belajar sendiri mbak”. (CW.2.16, hal:148)

Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan dibutuhkan evaluasi untuk membuat

sebuah kemajuan dalam kegiatan yang akan datang. Pemberdayaan lansia

yang ada di Dusun Gatak khususnya pada kegiatan TPA, para ustadz/ustadzah

melakukan evaluasi pembelajaran menggunakan EBTA dalam iqro’. Berikut

penuturan BS:

“Tidak ada evaluas mbak, adanya ya pakai EBTA itu di iqro”. (CW.1.11,hal:141)

Hal yang saja juga dingkapkan oleh RW:

“Evaluasi kalau dari kami yang menyelenggarakan belum ada mbak palingsama yang ngajar itu kami kalau ada masalah apa atau mau diganti apanyagitu kami serahkan ke para lansia kok. Lansia pengennya gimana teruskami tinggal terima ngikut aja kan kegiatannya udah jalan”. (CW.3.10,hal:152)

Dipertegas oleh pernyataan AN:

“Dari kami pengurus tidak ada evaluasi mbak sejauh ini belum ada tu,mungkin diadakannya sama gurunya yang ngajar mbak kan kami sebataspenyelenggara nanti kalau ada laporan apa gitu kami baru bertindak”.(CW.4.10, hal:158)

Evaluasi pembelajaran yang hanya dilakukan menggunakan EBTA, tidak

menurunkan kualitas semangat belajar para lansia. Para lansia terus berusaha

Page 105: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

90

untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dalam pemberdayaan yang

diselenggarakan. Hal ini disampaikan oleh SM:

“Nggeh mbak terus niku. Wong mbiyen Pak GL wegah mulang kae waeterus dibingung do berjuang pokokke piye carane kudu ngajine ki tetepmlaku kok. Jaman saiki nek ora ngaji ki wes ra iso mbak” (CW.7.14,hal:174)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh SY:

“Nggeh mbak biarpun tidak sekolah tapi nek saget ngaji itu bisa sedikit-sedikitlah, sudah tua ngeten nggeh nopo maleh seng dipadosi mbak”(CW.5.14, hal:163)

Diungkapan oleh AN:

“Kelihatannya termotivasi mbak wong waktu ada masalah pengajarnya gamau datang mereka juga ikut ngurusin pokoknya kegiatan ini harus jalanterus gitu mbak” (CW.4.13, hal:158)

Pemberdayaan lansia yang memfasilitasi lansia dalam berkegiatan

merupakan hal yang diharapkan oleh lansia, kerena sebelumnya belum ada

kegiatan yang diperuntukkan bagi lansia. Lansia merasa lebih termotivasi

untuk melalukan kegiatan apabila dilakukan bersama-sama dengan banyak

teman seusia.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yaitu meningkatnya

kemampuan lansia dalam membaca iqro’ maupun Al-Quran, para lansia

menjadi rajin berjamaah di Masjid, bertambahnya wawasan keagamaan yang

dimiliki lansia, dan lansia terbuka dengan adanya perkembangan informasi

terbaru.

Page 106: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

91

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Pemberdayaan Lansia Melalui

Kegiatan Keagamaan

a. Faktor Pendorong

Dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor pendukung pemberdayaan

lansia melalui kegiatan keagamaan, seperti yang diungkapkan oleh BS:

“Pendukungnya salah satunya ada fasilitas. Terus dari mbah-mbahnya jugasemangat, mereka merasa butuh. Kalau di pengajarnya sendiri sebisamungkin meluangkan waktu malem Jumat. Kadang yang ngajar ada yngdiajar ga ada kadang sebaliknya” (CW.1.17, hal:143)

Selain itu LI juga mengatakan bahwa:

“Yang mendukung itu semangat dari si mbah-mbahnya itu mbak, merekasemangat sekali walaupun ya bisa dibilang banyak yang lupa atau salahgitu ya. Kalau yang masih umur itu 70 kebawah masih mending sekarangsudah ada yang iqro’ 6 tapi kalau yang 70 ke atas ya harus sabar mbak.Kadangan mereka semangat malah kami yang sibuk”. (CW.2.17, hal:148)

Sedangkan RW menyapaikan bahwa:

“Faktor pendorongnya itu warganya sendiri juga gampang digerakkanmereka semangat mbak walaupun awalnya itu banyak sekali tapi terus jadiseparonya ya kan sudah lumayan. Terus disini yang ngajar juga maumeluangkan waktu walaupun tidak dibayar itu lho mbak”. (CW.3.16hal:154)

Hal tersebut didukung oleh pernyataan SD:

“Pengen saget ngoten mbak wong nek dipikir wong urip pisan bondodonyo ra digowo nggeh to? Kulo nggeh pun iqro’ enem pun ajengrampung kan nggeh pengene cepet saget. Geh mugi-mugi lancar sagettumut rencange moco Al-Quran”. (CW.8.19, hal:179)

Sejalan dengan penuturan SM:

“Yo pengen iso wae mbak. Mbiyen arep sinau ngaji urung ono TPA, lhasaiki wes digawekke TPA lak yo kepenak garek mangkat mbak”.(CW.7.19, hal:174)

Page 107: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

92

Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor

pendukung yang membantu kelancaran berjalannya pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan, antara lain adalah:

1) Faktor sumber daya manusia

Adanya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak merupakan wujud dari

kepedulian seluruh warga terutama pengurus terhadap lansia. Pengurus

yang berusaha memfasilitasi lansia dengan kegiatan-kegiatan

keagamaan sesuai dengan kebutuhan lansia. Ustadz/ustadzah yang

suka rela mengajar, sabar, dan berkenan meluangkan waktu untuk

lansia di kegiatan TPA, kajian, maupun di kegiatan yasinan.

2) Faktor peserta didik

Faktor ini merupakan faktor yang penting dalam berjalannya proses

pemberdayaan lansia. Para lansia sebagai peserta didik mempunyai

semangat yang tinggi, walaupun para lansia mengalami beberapa

kesulitan belajar. Lansia di Dusun Gatak umumnya masih bekerja di

sawah, jika dilihat dari usia dan juga rutinitas tersebut sudah menyita

waktu dan tenaga akan tetapi para lansia masih mau meluangkan

waktu serta berusaha belajar.

3) Sarana dan prasarana

Lancarnya sebuah kegiatan pasti tidak luput dari sarana dan prasarana

pendukung kelancaran kegiatan hingga tercapainya tujuan yang

diharapkan. Dalam pemberdayaan ini sarana dan prasarana yang

disediakan oleh pengurus adalah berupa tempat dan kelengkapan

Page 108: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

93

pembelajaran. Sarana dan prasarana tersebut juga disediakan secara

gratis oleh pengurus diambilakan dari uang infaq dan sosial agar tidak

memberatkan para lansia.

4) Faktor lingkungan masyarakat

Lingkungan merupakan salah satu faktor pendukung pemberdayaan ini

dikarenakan lingkungan yang ada ikut membantu kelancaran kegiatan.

Warga masyarakat yang terbuka dengan adanya pemberdayaan

membantu memberikan dukungan kepada lansia. Dukungan tersebut

berbentuk respon yang baik dan juga membantu proses belajar para

lansia saat di rumah. Bersedia menyediakan tempat yang akan

digunakan sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan yasinan setiap

Kamis malam bada isya’.

b. Faktor Penghambat

Pemberdayaan yang dilaksanakan tidak hanya mempunyai faktor

pendukung, akan tetapi juga mempunyai faktor penghambat. Faktor

penghambat tersebut berasal dari diri lansia maupun dari luar diri lansia.

Seperti yang diungkapkan oleh LI:

“Penghambatnya mungkin waktu kami semua yang ngajar punyakesibukan kali ya mbak, kan kami biasanya gantian ngajarnya tapi kalaupas ga bisa semua ya mau tidak mau harus libur atau diundur malemSabtu. Terus Si mbah-mbahnya sering lupa jadi kami kan belum bisameluluskan halaman itu jadi diulang-ulang terus”. (CW.2.18, hal:148)

Sedangkan RW menjelaskan bahwa:

“….Terus masalah waktu mbak, yang ikut kan sudah tua, bekerja lagi kanya pasti sibuk ada waktu cuma malam itu saja pasti capek makannya kamiadakan seminggu sekali habis isya dimalam Jumat sama malem minggukalau yang TPA”. (CW.3.17, hal:154)

Page 109: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

94

Didukung dengan pernyataan AN yaitu:

“Kalau dilihat dari kondisinya usianya kan sudah lansia kan ya mbak jadiyang paling kelihatan kan fisik mereka sudah tidak sekuat kita. Jadi kalaubelajar dengan kondisi yang capek kan ya nangkepnya jadi susah dan lagimereka mungkin agak lupa-lupa gitu mbak kalau dari warganya”.(CW.4.19, hal:160)

Hal ini juga disampaikan oleh salah seorang lansia yaitu SD:

“Kadang sok kesel niku mbak dados kadang nggeh mboten mangkat. Nekenten ayat seng gandeng-gandeng dowo ngoten kulo sok lalai mocone”.(CW.6.21, hal:170)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

hambatan yang ada dalam pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan,

yaitu sebagai berikut:

1) Kondisi fisik lansia

Memasuki usia lanjut kondisi fisik lansia mengalami penurunan seperti

daya ingat, daya tangkap belajar, struktur gigi yang sudah tidak

lengkap, dan daya tahan tubuh. Dalam belajar lansia mudah lupa, dan

kesulitan dalam mengucapkan huruf dengan benar. Aktifitas yang

dimiliki lansia di pagi sampai dengan sore hari menjadikan lansia

merasa kelelahan dan dapat menghambat konsentrasi lansia dalam

belajar. Usia yang sudah berlanjut juga membuat lansia lebih lambat

mengikuti pembelajaran yang ada.

2) Faktor sumber daya manusia

Sumber daya manusia menjadi faktor pendorong dan juga dapat

menjadi faktor penghambat. Ustadz/ustadzah yang mengajar

mempunyai kesibukan masing-masing dengan pekerjaan yang dimiliki.

Page 110: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

95

Jumlah pengajar yang terbatas dan kesibukan yang dimiliki menjadi

hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Saat semua

Ustadz/ustadzah mempunyai kesibukan di luar maka pembelajar

terpaksa di ganti pada keesokan harinya atau bahkan diliburkan.

3) Keterbatasan waktu

Baik para lansia maupun Ustadz/ustadzah masing-masing mempunyai

kesibukan dipagi hari sampai sore hari. Waktu luang yang dimiliki

hanya malam hari, sedangkan di malam hari kondisi badan sudah lelah.

Waktu yang digunakan dalam pemberdayaan ini adalah bada maghrib

sampai dengan isya’ dan ada yang setelah isya’. TPA dilaksanakan

bada maghrib sampai dengan isya’ sedangkan lansia yang mengikuti

kegiatan ini sangat banyak, jadi pembelajaran belum bisa berjalan

efektif dan efisien

Page 111: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

96

C. Pembahasan

1. Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

a. Pelaksanaan

Pemberdayaan yang dilakukan di Dusun Gatak merupakan pemberdayaan

di bidang pendidikan yaitu melalui kegiatan kegamaan. Sesuai dengan

kebijakan Kementrian Sosial yang mengemukaan bahwa usia lanjut

mempunyai kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Kebutuhan spiritual

lansia diwujudkan dangan adanya pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan yaitu dibidang pendidikan. Berdasarkan pendapat Onny (1996:72),

pada hakikatnya proses pemberdayaan di bidang pendidikan merupakan

pendekatan holistik yang meliputi pemberdayaan sumber daya manusia,

sistem belajar mengajar, instruksi atau lembaga pendidikan dengan segala

sarana dan prasarana pendukungnya. Pemberdayaan yang diselenggarakan

tidak lepas dari proses perencanaan yang dilakukan bersama-sama antara

pengurus masjid dan perwakilan remaja.

Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan diselenggarakan oleh

pengurus Masjid Al-Iman Dusun Gatak. Proses perencanaan diawali dengan

musyawarah yang melibatkan pengurus Masjid dan perwakilan remaja.

Permusyawarahan tersebut membahas tentang permasalahan yang ada di

Dusun Gatak seperti halnya kondisi Masjid yang sepi akan kegiatan dan juga

jamaah yang hadir saat waktu sholat tiba. Ditambah lagi banyak lansia di

Dusun Gatak masih banyak yang belum bisa membaca Al-Quran, padahal

Dusun Gatak sendiri telah mendapat julukan sebagai Kampung Al-Quran.

Page 112: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

97

Proses perencanaan tersebut dilakukan secara musyawaran dan menghasilkan

keputusan untuk membuat pemberdayaan untuk para lansia yang dilakukan

melalui kegiatan keagamaan. Pengurus kemudian menentukan berbagai

macam kegiatan yang akan diadakan yaitu TPA, yasinan, dan kajian.

Penentuan kegiatan di dalam pemberdayaan tersebut didasarkan pada

kapasitas kemampuan pengurus dan juga lansia sebagai sasaran program.

Pengurus dan ustadz/ustadzah mempertimbangkan jenis kegiatan serta banyak

kegiatan yang diadakan, karena lansia di Dusun Gatak masih mempunyai

kegiatan di sawah disiang hari, sehingga pada waktu mengikuti kegiatan

pemberdayaan lansia dalam keadaan lelah. Selain itu pengurus dan

ustadz/ustadzah juga menghawatirkan kondisi fisik lansia yang mudah lelah,

sehingga kegiatan dalam pemberdayaan dibatasi hanya tiga kegiatan. Jika

terlalu banyak kegiatan ditakut akan memberatkan lansia, maka akhirnya

dibentuklah tiga kegiatan yaitu TPA, yasinan, dan kajian.

Pengurus dan juga perwakilan remaja memilih untuk mengadakan

kegiatan TPA, yasinan, dan kajian dengan berbagai pertimbangan. Tujuan

diadakannya kegiatan TPA adalah agar lansia yang belum bisa membaca Al-

Quran dapat belajar membaca Al-Quran, serta memahami kandungan dari

ayat-ayat Al-Quran. Adanya kegiatan yasinan diadakan di rumah-rumah

warga secara bergantian bertujuan untuk mempererat tali silarurahim antar

lansia. Pelaksanaan yasinan dilakukan di rumah-rumah warga juga bertujuan

untuk menciptakan ikatan sosial yang erat antar lansia, sehingga hasil dari

pemberdayaan ini tidak hanya berupa kognitif akan tetapi juga perubahan

Page 113: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

98

perilaku sosial lansia. Seperti halnya jika ada lansia yang sedang sakit, maka

para lansia yang mengikuti pemberdayaan lansia di Dusun Gakat menjenguk

lansia tersebut secara bersama-sama. Selain itu lansia juga saling memberikan

semangat untuk selalu mengikuti pemberdayaan lansia secara rutin.

Sedangkan kegiatan kajian bertujuan untuk memberikan wawasan keagamaan

kepada para lansia, dan juga menjadikan lansia terbuka dengan informasi serta

fenomena terbaru yang terjadi di masyarakat dilihat dari sudut pandang

agama.

Sesuai dengan pendapat Yudrik (2011:246) mengenai ciri-ciri lansia yang

berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosial yaitu sebagai berikut: 1)

perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, 2) kekuatan fisik, 3)

perubahan dalam fungsi psikologis, 4) perubahan dalam sistem saraf, dan 5)

penampilan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat diketahui bahwa keputusan

pengurus untuk membatasi kegiatan dengan alasan kondisi fisik lansia adalah

keputusan yang tepat. Lansia yang memasuki usia lanjut sudah mengalami

berbagai penurunan fisik.

Pada saat jenis kegiatan sudah ditentukan, pengurus menawarkan kepada

peserta musyawarah yang hadir untuk menjadi tenaga pengajar dengan suka

rela. Selain itu juga dibahas mengenai waktu, tempat serta biaya. Pada

awalnya kegiatan TPA dilakukan di Rumah Bapak Takmir Masjid, dan disana

ada 50 orang lansia yang mengikuti. Saat pertama kali diadakan

pemberdayaan tersebut pengurus merasa kualahan, dikarenakan jumlah lansia

yang hadir sebanyak 50 orang sedangkan ustadz/ustadzah yang ada hanya

Page 114: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

99

enam orang. Setelah pertemuan pertama selesai, para pengurus beserta

ustadz/ustadzah melakukan evaluasi dan koordinasi lebih lanjut. Evaluasi

tersebut menghasilkan keputusan yaitu membagi lansia kedalam beberapa

kelompok agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan, efektif,

dan efisien. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang dan diampu oleh satu

ustadz/ustdzah. Proses perencanaan dilakukan secara bertahap dan

bermusyawarah menjadikan terbentuknya program pemberdayaan yang sesuai

dengan kebutuhan saran program dan juga dapat berjalan efektif efisien.

Menurut Lawrence dalam Mardikanto (Burhanudin, 2008:47), menyatakan

bahwa perencanaan program pemberdayaan menyangkut perumusan tentang:

1) proses perencanaan program, 2) penulisan perencanaan program, 3) rencana

kegiatan, 4) pelaksanaan program kegiatan, dan 5) rencana evaluasi hasil

pelaksanaan program. Berdasarkan hasil penelitian, proses perencanaan yang

telah dilaksanakan di Dusun Gatak mencakup perencanaan program,

penulisan perencanaan, rencana kegiatan, dan pelaksanaan program.

Terdapat perbedaaan antara konsep Lawrence dengan perencanaan yang

telah dilaksanakan di Dusun Gatak, yaitu tahap perencanaan program

pemberdayaan di Dusun Gatak tidak mengadakan rencana evaluasi hasil

pelaksanaan program. Setelah terbentuk dan dapat berjalan pengurus maupun

pengajar atau ustadz/ustadzah tidak melakukan evaluasi hasil pelaksanaan

program, akan tetapi pengajar hanya melakukan evaluasi pembelajaran saja

yaitu menggunakan EBTA di bagian iqro’ pada kegiatan TPA.

Page 115: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

100

Pelaksanaan pemberdayaan lansia dilakukan secara rutin selama satu

minggu sekali yaitu: 1) TPA Al-Quran pada Sabtu malam, 2) TPA iqro’ pada

Kamis malam, 3) yasinan pada Kamis malam bada isya, dan 4) kajian pada

Senin malam. Pelaksanaan pemberdayaan dilakukan secara rutin agar tujuan

pemberdayaan dapat tercapai. Pemberdayaan yang dilakukan secara rutin dan

terus menerus akan dapat membentuk pola kebiasaan perilaku dan kebiasaan

melakukan aktifitas keagamaan. Melalui pembiasaan tersebut dapat mengubah

pola kebiasaan lansia sehari hari yaitu meningkatnya kualitas keagamaan yang

dimiliki oleh lansia. Hal tersebut merupakan salah satu tujuan pemberdayaan

lansia di Dusun Gatak. tujuan yang dapat terwujud apabila proses

pemberdayaan diikuti secara rutin atau terus menerus.

Pemberdayaan merupakan sebuah proses yang tidak dapat diukur secara

matematis menggunakan batasan waktu dan dana, dengan kata lain

pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Suparjan (2003:44), bahwa indikator keberhasilan

pemberdayaan hanya dapat dilihat dengan adanya community awareness, yaitu

kesadaran dari masyarakat.

Tahap pelaksanaan keempat kegiatan tersebut secara garis besar terdiri

dari tahap persiapan, pembukaan, inti, dan penutup. TPA Al-Quran terlebih

dahulu para lansia bersama-sama menata tempat. Setalah itu pembelajaran

dimulai dengan pembukaan, kemudian pada tahap inti Ustadz terlebih dahulu

menuntun dan memberi petunjuk kepada para lansia untuk membaca ayat

tersebut dengan benar, lalu para lansia mengikuti. Setelah diberikan petunjuk

Page 116: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

101

kemudian para lansia membaca dengan keras menggunakan microfone satu

orang satu ayat untuk dikoreksi kebenarannya oleh ustadz yang mengajar.

Setelah semua lansia sudah membaca Ustadz kemudia mengkaji arti dari ayat

yang telah dibaca. Berbeda dengan TPA iqro, pada TPA iqro’ para lansia

hanya membaca iqro yang juga dinilai oleh Ustadz/ustadzah tidak

mendapatkan pengkajian ayat.

Pada teori lain menurut Ambar (2004:83), menyebutkan bahwa

pemberdayaan dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap tersebut meliputi:

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku,

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, dan

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual.

Sesuai dengan pemberdayaan lansia di Dusun Gatak juga dilaksanakan

secara bertahap. Pemberdayaan dilakukan melalui kegiatan keagamanaan,

dimana melalui kegiatan keagamaan tersebut lansia menjadi mempunyai

kegiatan rutin yang diikuti. Dengan kata lain bahwa lansia mempunyai

kebiasaan baru baik saat megikuti kegiatan secara rutin maupun menjadi rajin

untuk berjamaah ke Masjid. Lansia juga belajar membaca Al-Quran serta

mengikuti kajian, dimana dalam kajian tersebut lansia diberikan wawasan

mengenai perkembangan berita terkini serta hukum Islam. Hal itu berarti ada

transformasi kemampuan berupa penambahan wawasan pengetahuan

keagamaan lansia yang berujung pada peningkatan kemampuan intelektual.

Pemberdayaan lansia dengan berbagai proses mulai dari perencanaan,

pelaksanaa, hingga evaluasi dapat membentuk suatu model pemberdayaan.

Page 117: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

102

Model pemberdayaan yang ada di Dusun Gatak dapat digambarkan dalam

gambar II:

Gambar II. Model Pemberdayaan Dusun Gatak

Pada bagan II menggambarkan model pemberdayaan yang ada di Dusun

Gatak diawali dengan tahap koordinasi yang dilakukan oleh pengurus Masjid,

perwakilan remaja, dan perwakilan dari masyarakat setempat yang mewakili

para lansia. Koordinasi dilakukan di Masjid membahas tentang awal akan

dibentuknya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak. Pada tahap planning

membahas tentang perencanaan pemberdayaan secara keseluruhan meliputi

jenis kegiatan, pengajar, frekuensi kegiatan, tempat, sarana prasarana, dan

juga anggaran biaya. Setelah planning selesai kemudian tahap pelaksanaan

lansia mengikuti pemberdayaan lansia yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu

TPA, yasinan, dan kajian. Adanya kegiatan-kegiatan tersebut kemudian

PengembanganKegiatan

Lansia

Koordinasi

Perencanaan

Pelaksanaan:

- TPA- Yasinan- Kajian

Pemanfaatan

Page 118: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

103

terbentuk suatu kegiatan yang bersiklus yaitu yasinan yang dilaksanakan di

rumah-rumah warga secara bergiliran. Hal tersebut bertujuan untuk

mempererat tali silaturahim antar lansia. Kegiatan-kegiatan dalam

pemberdayaan kemudian memberikan hasil yang positif bagi lansia yang dapat

dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

b. Metode Pemberdayaan Lansia

Penyelenggaraan pemberdayaan lansia dilaksanakan pada malam hari

yaitu saat para lansia mempunyai waktu luang untuk mengikuti kegiatan.

Pembelajaran juga dilaksanakan setelah maghrib sampai dengan isya’ dengan

kata lain waktu penyelenggaraan tidak begitu lama. Saat kegiatan

pembelajaran tidak menggunakan alat peraga karena pembelajaran yang

dilakukan adalah belajar membaca Al-Quran,kajian, dan yasinan.

Menurut Mardikanto (2015:211), pemilihan metode pemberdayaan harus

selalu mempertimbangkan tiga hal yaitu: 1) waktu penyelenggaraan yang tidak

terlalu mengganggu kegiatan/pekerjaan pokok lansia, 2) waktu

penyelenggaraan sesingkat mungkin, dan 3) lebih banyak menggunakan alat

peraga. Hal yang ditemukan di lapangan sesuai dengan dua poin dari teori

yang disampaikan oleh Mardikanto. Hal tersebut adalah waktu

penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan/pekerjaan pokok

lansia yaitu dilaksanakan pada malam hari. Waktu penyelenggaraan juga

dilakukan sesingkat mungkin yaitu dari jam 18.15-18.45 WIB. Sedangkan

untuk point ketiga yaitu lebih banyak menggunakan alat peraga tidak

diterapkan dalam pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, karena materi yang

Page 119: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

104

disampaikan tidak memerlukan alat peraga materi yang diberikan adalah cara

membaca iqro’ dan Al-Quran, membaca surat yasin, dan kajian.

Pemberdayaan lansia di Dusun Gatak dilakukan menggunakan metode

kelompok. Pelaksanaan kegiatan TPA dilakukan dengan cara membentuk

kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 10 orang. Pada awal

setelah terbentuknya pemberdayaan lansia, pelaksanaan kegiatan dilaksanakan

bersama-sama dengan semua lansia yaitu sebanyak 50 orang. Saat kegiatan

pembelajaran berlangsung terlihat bahwa pembelajaran belum dapat efektif

dan efisien dikarenakan para lansia membutuhkan bimbingan khusus, cara

lansa dalam belajar juga berbeda-beda. Setelah pengalaman pertama tersebut

kemudian ustadz/ustadzah dan juga pengurus memutuskan untuk membagi

lansia menjadi beberapa kelompok.

Kelompok yang sudah terbentuk kemudian diberikan satu ustadz/ustadzah

yang bertanggung jawab mengampu para lansia. Dengan adanya pembagian

kelompok tersebut memudahkan lansia maupun ustadz/ustadzah dalam

pembelajaran. Ustadz/ustadzah dapat memahani dan memantau perkembangan

lansia secara mendetail sehingga lansia dapat terbantu dengan mudah, karena

para lansia di Dusun Gatak masih belum bisa membaca Al-Quran dan juga

data ingan serta daya berfikir lansia sudah menurun. Penyampaian

pembelajaran harus disampaikan secara berulang-ulang.

Pemberdayanaan memang dapat dilakukan secara individu maupun

kelompok. Pemberdayaan yang dilakukan secara berkelompok dapat

membangun semangat dari para sasaran pemberdayaan dan menciptakan rasa

Page 120: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

105

saling mendukungan antar anggota kelompok. Pemberdayaan di Dusun Gatak

diselenggarakan secara berkelompok yaitu kelompok TPA iqro’, kelompok

TPA Al-Quran yang keduanya bersama-sama mengikuti kegiatan yasinan, dan

kajian. Pada awal pembentukan, pemberdayaan lansia dilakukan menjadi satu

kelompok. Pertemuan tersebut berjalan tidak efektif dan ustadz/ustadzah

merasa kualahan. Kemudian dibuatkan kelompok-kelompok kecil agar

pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Friedman tentang pemberdayaan yang dapat dilakukan

secara berkelompok, yaitu:

Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara individual maupun kolektif(kelompok). Tetapi karena proses ini merupakan wujud perubahan sosialyang menyangkut relasi atau hubungan antara lapisan sosial atau statushirarki lain yang dicirikan dengan adanya polarisasi ekonomi, makakemampuan individu “senasib” untuk saling berkumpul dalam suatukelompokcenderung dinilai sebagai bentuk pemberdayaan yang palingefektif. Di dalam kelompok terjadi suatu dialogical encounter yangmenumbuhkan dan memperkuat kesadaran dan solidaritas kelompok.Anggota kelompok menumbuhkan identitas seragam dan mengenalikepentingan kita bersama. (Onny, 1996:138)

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam pemberdayaan lansia di Dusun Gatak

dilakukan dengan pendampingan secara terus-menerus. Ustadz/ustadzah

memberikan arahan dan pendampingan disetiap kegiatan, sehingga lansia akan

lebih mudah menerima materi pemberdayaan. Proses pemberdayaan ini juga

tidak hanya melibatkan ustadz/ustadzah dan para lansia akan tetapi juga

melibatkan msyarakat sekitar. Masyarakat ikut membantu dalam perencanaan

pemberdayaan serta dukungan dalam penyelenggaraan pemberdayaan. Serta

kegiatan yang dilakukan menggunakan pendekatan secara kelompok sehingga

Page 121: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

106

dapat menumbuhkan rasa memiliki, saling mendukung, dan solidaritas dalam

kelompok.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kartasamita dalam Mardikanto

(2015:163) tentang tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam proses

pemberdayaan yaitu; 1) upaya harus terarah, 2) program harus melibatkan

masyarakat, dan 3) menggunakan pendekatan kelompok. Ketiga pendekatan

tersebut telah dilakukan dalam pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak.

Pemberdayaan lansia yang dilakukan secara kelompok dapat

menumbuhkan kesadaran dan solidaritas lansia dalam kelompok. Adanya

interaksi yang baik antar lansia dalam proses pemberdayaan dapat

membangun rasa saling memiliki sehingga dapat menjadi semangat tersendiri

bagi lansia untuk mengikuti pemberdayaan secara kelompok. Adanya rasa

saling memiliki juga menumbuhkan kepedulian antar sesama dan tidak lepas

juga dengan kepedulian pemberdayaan lansia yang diikuti. Lansia di Dusun

Gatak terbuka dengan masukan dan permasalaan yang ada. Para lansia biasa

berdiskusi jika terdapat suatu permasalahan berkaitan dengan pelaksanaan

pemberdayaan. Pengurus serta para Ustadz/ustadzah memberikan keleluasaan

bagi lansia untuk ikut memajukan pamberdayaan lansia di Dusun Gatak

melalui saran dan kritik yang ingin disampaikan. Lansia sebagai sasaran dalam

pemberdayaan perlu dilibatkan langsung dalam proses pemberdayaan tersebut.

Melibatkan lansia secara langsung dalam proses pemberdayaan merupakan

langkah yang tepat, dikarenakan lansia merupakan seseorang yang sudah

Page 122: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

107

melewati masa dewasa sehingga sudah mempunyai konsep diri, dapat

mengembangkan diri, dan juga mempunyai pengalaman. Lansia mempunyai

kebebasan untuk menentukan adapa yang ingin dilakukan untuk kebaikan

dirinya. Memberikan kebebasan bagi lansia untuk melakukan keinginan dan

memenuhi kebutuhan lansia juga merupakan pokok atau tujuan dari adanya

pemberdayaan lansia.

c. Materi Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

M. Utsman (2002:10), mengemukanakan bahwa untuk memperoleh derajat

ketaqwaan dan bukti dari keberimanan adalah dengan melakukan ibadah

seperti sholat, puasa, zakat, dan haji yang berfungsi sebagai pendidik pribadi

manusia, membersihkan jiwanya, mengajarkan banyak hal-hal terpuji dan

bermanfaat yang dapat membantu menanggung beban hidup serta membentuk

kepribadian yang harmonis dan sehat jiwanya.

Sedangkan menurut H. Alamsyah, manusia membutuhkan bimbingan dan

petunjuk yang benar-benar bernilai mutlak untuk kebahagiaan di dunia dan di

alam sesudah mati, sesuatu yang mutlak pula, yaitu Allah SWT. Melalui

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, lansia diberikan kesempatan untuk

meningkatkan pengetahuan keagamaan. Pendidikan keagamaan sangat

diperlukan oleh lansia sebagai bekal hidup dimasa yang akan datang.

Pemberdayaan lansia di Dusun Gakat meliputi beberapa kegiatan

diantaranya yaitu TPA, yasinan, dan kajian. Menurut Kemendikbud

(2010:13), menyebutkan contoh kegiatan keagamaan adalah: 1) Mustabaqoh

tilawatil Qu’an, 2) ceramah pengajian mingguan, 3) peringatan hari besar, 4)

Page 123: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

108

kunjungan ke museum, ziarah ke makan Islam, 5) seni kaligrafi, 6)

penyelenggaraan shalat jumat, shalat tarawih, 7) cinta alam.

Lansia di Dusun Gatak mayoritas belum bisa membaca Al-Quran dan

belum pernah mengikuti kegiatan kegamaan sebelumnya, saat masih muda

maupun ketika sudah lansia seperti sekarang. Menurut Zakiah Daradjat

(http://eprints.ums.ac.id/), bahwa kegiatan keagamaan seseorang dipengaruhi

oleh beberapa hal yaitu:

Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya. Seorang yangpada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, makapada masa dewasanya nanti ia akan merasa pentingnya agama dalamhidupnya. Lain halnya dengan orang yang waktu kecilnya mempunyaipengalaman agaman, misalnya kedua orangtuanya tahu tentang agama,ditambah pula pendidikan agamaan, secara sengaja di rumah, di sekolah,dan masyarakat. Maka orang-orang itu akan dengan sendirinyamempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama,terbiasa menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agamadan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup beragama.

Beberapa jenis kegiatan keagamaan yang diadakan di masyarakat pada

umumnya mempunyai kesamaan jenis, karena ada di beberapa daerah yang

memang sudah mempunyai tradisi kegiatan keagamaan yang dilakukan secara

turun temurun. Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun

Gatak dilakukan secara rutin satu minggu sekali. Kegiatan TPA dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok Al-Quran dan kelompok iqro’. TPA

Al-Quran dilaksanakan pada pukul 18.15 WIB – 18.45 WIB atau bada

maghrib sampai waktu isya’ setiap hari Sabtu di Masjid Al-Iman. TPA iqro

dilaksanakan pada pukul 18.15 WIB – 18.45 WIB setiap hari Kamis di Masjid

Al-Iman. Kegiatan yasinan dilaksanakan pada pukul 19.30 WIB – 21.00 di

Page 124: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

109

hari Kamis bertempat di rumah warga secara bergilir. Sedangkan kajian

dilakukan pada pukul 18.15 WIB – 18.45 WIB setiap hari Senin.

Materi yang disampaikan adalah cara membaca iqro’ dan Al-Quran,

dilanjutkan dengan mengkaji ayat Al-Quran yang telah dibaca. Pengkajian

ayat tersebut dilakukan oleh ustadz yang mengampu TPA Al-Quran.

Sedangkan pada kegiatan yasinan, lansia membaca surat Yasin bersama-sama.

Ada hal yang menarik dari kegiatan yasinan ini, para lansia melaksanakan

kegiatan tersebut di rumah-rumah lansia secara bergiliran. Menurut hasil

wawancara, hal tersebut dilakukan agar para lansia dapat saling bersilaturahim

antar lansia. Keadaan tersebut menunjukkan adanya interaksi yang terjalin

baik antar lansia, adanya kepedulian, dan rasa saling memiliki. Dalam

pemberdayaan ini juga dapat menumbuhkan hubungan sosial yang baik antar

lansia.

Pada kegiatan kajian, lansia diberikan materi tentang hukum agama.

Ustadzah menyampaikan materi tentang hukum agama dengan diberikan

contoh dari kehidupan sehari-hari atau peristiwa yang sedang terjadi di

mayarakat luas. Dari materi tersebut lansia dapat bertanya maupun

menyampaikan pendapatnya berhubungan dengan materi yang telah

disampaikan.

2. Hasil Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

Dalam pemberdayaan lansia di Dusun Gatak ustadz/ustadzah

mendampingi lansia secara terus menerus dalam kegiatan TPA, kajian,

maupun yasinan. Selain mendampingi ustadz/ustadzah juga memberikan

Page 125: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

110

arahan kepada lansia, sehingga ustadz/ustadzah mengetahui perubahan positif

dari para lansia sebelum dan sesudah mengikuti pemberdayaan lansia.

Perubahan tersebut merupakan hasil dari pemberdayaan yang telah diikuti

secara rutin.

Pendampingan yang dilakukan secara terus menerus disertai dengan

pengamatan perkembangan lansia telah sesuai pendapat Kartasasmitas, yaitu

untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan telah berhasil, perlu ada

pemantauan dan penetapan sasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur untuk

dibandingkan (Mardikanto, 2015:290).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hasil pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yaitu berupa perubahan kognitif, perubahan

perilaku, dan implementatif. Secara rinci yaitu sebagai berikut:

a. Perubahan kognitif

Perubahan kognitif yaitu perubahan berupa peningkatan pengetahuan dan

kemampuan lansia dalam membaca iqro’ maupun Al-Quran. Pada awal

dibentuknya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, terdapat 50 orang lansia

yang masih belum bisa membaca Al-Quran. Setelah mengikuti pemberdayaan

secara rutin sekarang para lansia sudah bisa membaca Al-Quran dan masih ada

yang masih iqro’. Jumlah lansia yang sudah bisa membaca Al-Quran yaitu

kurang lebih 30 orang, sedangkan lansia yang masih iqro’ ada tujuh orang.

Selain berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan lansia dalam

membaca iqro’ maupun Al-Quran, wawasan keagamaan yang dimiliki lansia

juga bertambah, dan lansia terbuka dengan adanya perkembangan informasi

Page 126: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

111

terbaru. Melalui kegiatan kajian lansia diberikan wawasan keagamaan mulai

dari hukum agama sampai dengan perkembangan terkini dipandang dari sudut

pandang Islam. Sebelum mengikuti kegitan-kegiatan pemberdayaan lansia di

Dusun Gatak, lansia hanya mempunyai rutinitas bekerja di sawah dan belum

terfasilitasi dengan pendidikan lansia. Adanya pemberdayaan ini lansia

diberikan wawasan keagamaan sehingga lansia dapat berwawasan keagamaan

sebagai bekal dalam kehidupan. Seperti yang dilakukan oleh beberapa lansia

yang bertanya mengenai permasalahan dan kebingungan lansia mengenai

hukum agama dalam hal puasa, dan sholat. Hal tersebut menandakan hasil dari

pemberdayaan lansia ini dapat diaplikasikan langsung dalam kehidupan

sehari-hari lansia.

Selain wawasan keagamaan mengenai hukum agama, lansia juga diberikan

pengetahuan tentang berita-berita perkembangan terkini. Dalam kajian lansia

diberikan pengetahuan dan pengertian permasalahan yang terjadi saat ini jika

dipandang dari sudut pansang hukum Islam. Hal tersebut bertujuan agar para

lansia juga terbuka dengan perkembangan terkini dan tidak merasa tabu.

Berbekal pengetahuan tersebut lansia juga dapat memperkaya pengetahuan

diri sendiri, dan juga dapat berbagi pengetahuan dengan cara menasehati

anggota keluarga dalam hal agama.

b. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku yaitu perubahan berupa tindakan yang dilakukan lansia

sebelum mengikuti pemberdayaan dan setelah mengikuti pemberdayaan.

Perubahan perilaku lansia setelah mengikuti pemberdayaan lansia yaitu

Page 127: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

112

sebelum mengikuti pemberdayaan lansia, para lansia jarang berjamaah di

Masjid, setelah mengikuti kegiatan-kegiatan dalam pemberdayaan menjadi

rajin berjamaah di Masjid. Salah satu dari tujuan dibentuknya pemberdayaan

lansia ini adalah membuat masyarakat khususnya lansia menjadi rajin

berjamaah di Masjid sehingga Masjid dapat ramai oleh jamaah. Dengan

adanya pemberdayaan ini kesadaran lansia semakin meningkat sehingga

sering mengikuti jamaah di Masjid.

Keberhasilan pemberdayaan berupa perilaku juga dapat dilihat dari

kemandirian para lansia. Pada saat Ustadz/ustadzah tidak dapat hadir secara

mendadak untuk mengajar dan mendampingi, para lansia tetap melaksanakan

kegiatan secara mandiri. Dalam kegiatan TPA, para lansia melakukan

pembelajaran secara mandiri yaitu dengan cara membaca iqro’ sendiri-sendiri,

dan membaca Al-Quran bersama-sama pada TPA Al-Quran, begitu juga pada

kegiatan yasinan.

c. Perubahan

Perubahan yang bersifat implementatif yaitu pengaplikasian hasil belajar

dari pemberdayaan lansia atau dengan kata lain menerapan hasil belajar dalam

kehidupan sehari-hari lansia. Perubahan tersebut adalah berkurangnya

keluarga lansia yang memelihara anjing. Sebelum ada pemberdayaan lansia,

masyarakat muslim di Dusun Gatak banyak yang memelihara anjing untuk

dijual. Menurut masyarakat, anjing lebih dapat tumbuh besar dengan cepat

sehingga tidak butuh waktu lama untuk kemudian menjual anjing-anjing

tersebut. Setelah adanya pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan,

Page 128: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

113

Ustadz/ustadzah memberikan pengertian dan penjelasan mengenai hukum

seorang muslim menyentuh anjing apalagi memelihara hewan tersebut. Seiring

berjalannya waktu, saat ini masyarakat muslim di Dusun Gatak khususnya

keluarga lansia yang memelihara anjing sudah berkurang.

Perubahan selanjutnya yaitu tatacara memandikan jenazah. Sebelum

diadakannya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, ketika ada masyarakat

yang meninggal perempuan maupun laki-laki yang memandikan jenazah

adalah Pak Rakun. Melalui pemberdayaan lansia ustadz/ustadzah memberikan

pengertian bahwa yang boleh memandikan jenazah adalah mahromnya.

Seiring berjalannya waktu kebiasaan masyarakat Dusun Gatak tersebut mulai

berubah. Hingga saat ini masyarakat sudah menerapkan aturan yang boleh

memandikan jenazah adalah orang yang semahromnya atau sesama laki-laki

jika jenazahnya laki-laki dan perempuan yang memandikan jenazah

perempuan.

Dick dan Reiser (dalam Sumarno, 2011:26), mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil

kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat jenis, yaitu: 1) pengetahun, 2)

keterampilan intelektual, 3) keterampilan motor, dan 4) sikap. Dalam hal ini

pembelajaran berlangsung dalam pemberdayaan dan siswa dalam teori

tersebut dapat diartikan sebagai lansia peserta pemberdayaan. Dalam

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak mempunyai hasil belajaran berupa

perubahan kognitif dari yang belum bisa membaca iqro’ dan Al-Quran,

menjadi bisa membaca. Keterampilan intelektual juga didapatkan oleh lansia

Page 129: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

114

berupa meningkatnya pengetahuan keagamaan.hasil belajar dari lansia.

Perubahan lain adalah perubahan perilaku dan perubahan yang bersifat

implementatif yang dapat merubah sikap dari lansia itu sendiri. Keterampilan

motorik dari teori Dick dan Reiser tidak ada dalam pemberdayaan lansia di

Dusun Gatak.

Hasil pemberdayaan dapat dilihat dari indikator keberhasilan

pemberdayaan. Dilihat dari jumlah lansia yang nyata tertarik mengikuti

pemberdayaan lansia mencapai 37 orang, hal ini menunjukkan keberhasilan

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak dilihat dari ketertarikan lansia.

Frekuensi kehadiran lansia dalam mengikuti setiap kegiatan dalam

pemberdayaan selalu tetapi, hanya ada beberapa lansia yang tidak masuk

karena ada kepentingan di rumah. Para lansia juga diberikan kemudahan

dalam menyampaikan ide maupun kritik dan saran mengenaik pemberdayaan

yang berlangsung. Pelaksanaan pemberdayaan lansia juga tidak meminta dana

dari para lansia, akan tetapi dari dana sosial masyarakat sehingga tidak

memberatkan para lansia. Ustadz/ustadzah juga selalui mendampingi para

lansia disetiap jalannya kegiatan sehingga lansia tidak merasa kesulitan dalam

belajar.

Menurut Soeharto (www.jurnal.unlam.ac.id), ada empat tingkatan

indikator keberdayaan yaitu:

a. Tingkat kesadaran dan keinginan untuk berubah (power to)b. Tingkat kemampuan meningkatkan kapasitas untuk memperoleh akses

(power within)c. Tingkat kemampuan menghadapi hambatan (power over)d. Tingkat kemampuan kerjasama dan solidaritas (power with)

Page 130: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

115

Berdasarkan pendapat di atas, pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak telah memenuhi keempat tingkatan indikator

tersebut. Pada tingkat kesadaran dan keinginan untuk berubah dapat dilihat

dari kenyataan bahwa lansia di Dusun Gatak dulu belum bisa membaca Al-

Quran dan belum mempunyai wawasan yang luar mengenai keagamaan.

Setelah diadakannya pemberdayaan lansia, para lansia ingin terlepas dari

ketidaktahuannya dibidang keagamaan. Lansia tetap mau belajar meskipun

sudah di usia renta, dan banyak mengalami kesulitan belajar karena merasa

butuh serta menyadari bahwa dirinya belum bisa.

Lansia di Dusun Gatak juga telah mencapai tingkat kemampuan

meningkatkan kapasitas untuk memperoleh akses (power within). Dapat

diketahui bahwa Ustadz/ustadzah yang mengisi kegiatan dalam pemberdayan

lansia di Dusun Gatak sangat terbatas. Pada awal dibentuknya pemberdayaan

lansia, sempat ada Ustadz yang tidak mau mengajar. Dengan adanya

permasalahan tersebut, para lansia kemudian bermusyawarah untuk

menemukan solusi. Para lansia ingin pemberdayaan lansia tetap berjalan, dan

tetap membutuhkan bimbingan dari para Ustadz/ustadzah.

Pada tingkat kemampuan menghadapi hambatan (power over), dan tingkat

kemampuan kerjasama serta solidaritas (power with) juga sudah dicapai oleh

lansia dalam mengikuti pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan.

Lansia yang mudah lupa dan juga mudah lelah tetap berusaha untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan dalam pemberdayaan lansia. Para lansia juga mempunyai

solidaritas yang tinggi dilihat dari kebiasaan para lansia yaitu jika ada lansia

Page 131: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

116

yang sakit para lansia bersama-sama datang untuk menjenguk dan saling

memberikan semangat.

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Pemberdayaan Lansia Melalui

Kegiatan Keagama

a. Faktor Pendorong

1) Faktor motivasi lansia

Faktor ini merupakan faktor yang penting dalam berjalannya proses

pemberdayaan lansia. Para lansia sebagai peserta didik mempunyai

semangat yang tinggi, walaupun para lansia mengalami beberapa kesulitan

belajar. Lansia di Dusun Gatak umumnya masih bekerja di sawah, jika

dilihat dari usia dan juga rutinitas tersebut sudah menyita waktu dan

tenaga akan tetapi para lansia masih mau meluangkan waktu serta

berusaha belajar.

2) Sarana dan prasarana

Lancarnya sebuah kegiatan pasti tidak luput dari sarana dan prasarana

pendukung kelancaran kegiatan hingga tercapainya tujuan yang

diharapkan. Dalam pemberdayaan ini sarana dan prasarana yang

disediakan oleh pengurus adalah berupa tempat dan kelengkapan

pembelajaran. Sarana dan prasarana tersebut juga disediakan secara gratis

oleh pengurus diambilakan dari uang infaq dan sosial agar tidak

memberatkan para lansia.

Page 132: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

117

3) Faktor lingkungan masyarakat

Lingkungan di Dusun Gatak mendukung adanya pemberdayaan, dan

juga ikut membantu kelancaran proses pemberdayaan. Warga masyarakat

yang terbuka dengan adanya pemberdayaan membantu memberikan

dukungan kepada lansia. Dukungan tersebut berbentuk respon yang baik

dan juga membantu proses belajar para lansia saat di rumah. Bersedia

menyediakan tempat yang akan digunakan sebagai tempat

dilaksanakannya kegiatan yasinan setiap Kamis malam bada isya’.

Lingkungan masyarakat menjadi pendukung bagi pemberdayaan

melalui kegiatan kegamaan. Sesuai dengan pendapat Mardikanto

(2013:206), kegiatan pemberdayaan akan lebih efisien jika diterapkan

hanya kepada beberapa warga masyarakat, terutama yang diakui oleh

lingkungannya sebagai “panutan” yang baik. Lingkungan membawa

pengaruh pada masyarakat yang mengikuti pemberdayaan, seperti halnya

pemberdayaan di Dusun Gatak.

b. Faktor Penghambat

1) Kondisi fisik lansia

Memasuki usia lanjut kondisi fisik lansia mengalami penurunan seperti

daya ingat, daya tangkap belajar, struktur gigi yang sudah tidak lengkap,

dan daya tahan tubuh. Dalam belajar lansia mudah lupa, dan kesulitan

dalam mengucapkan huruf dengan benar. Aktifitas yang dimiliki lansia di

pagi sampai dengan sore hari menjadikan lansia merasa kelelahan dan

dapat menghambat konsentrasi lansia dalam belajar. Usia yang sudah

Page 133: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

118

berlanjut juga membuat lansia lebih lambat mengikuti pembelajaran yang

ada.

Kondisi fisik dari lansia menjadi salah satu penghambat bagi

kelancaran pemberdayaan lansia di Dusun Gatak. Sesuai dengan teori dari

Santrock (2002:578), perubahan psikologis pada lansia sejalan dengan

perubahan secara fisiologis. Masalah psikologis ini pertama kali mengenai

sikap lansia terhadap kemunduran fisiknya (disengagement theory) yang

berati adanya penarikan diri dari masyarakat dan dari diri pribadinya satu

sama lain. Lansia dianggap terlalu lamban dengan daya reaksi yang

lambat, kesigapan dan kecepatan bertindak dan berfikir.

Lansia di Dusun Gatak sudah mengalami banyak perubahan berupa,

kemampuan motorik dapat dilihat dari gerak lansia yang berjalan pelan-

pelan. Perubahan kekuatan fisik lansia menjadikan kegiatan pemberdayaan

dibatasi, karena dengan fisik yang sudah menurun dapat menyebabkan

lansia mudah capek dan sakit. Perubahan psikologis lansia di Dusun Gatak

berupa penurunan daya ingat lansia sehingga ustadz/ustadzah harus belaku

mengingatkan lansia tentang materi pemberlajaran di minggu sebelumnya.

Perubahan dalam sistem saraf lansia juga menjadi penghambat

pelaksanaan pemberdayaan. Perubahan tersebut seperti perlambatan data

tangkap belajar lansia, sehingga ustatdz/ustadzah harus selalu

membimbing secara berlahan dan bertahap agar lansia mudah memahami

materi yang diberikan.

Page 134: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

119

Sesuai dengan pendapat Yudrik (2011:246), masa usia lanjut

mempunyai ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosial

yaitu sebagai berikut: 1) perubahan yang menyangkut kemampuan

motorik, 2) kekuatan fisik, 3) perubahan dalam fungsi psikologis, 4)

perubahan dalam sistem saraf, dan 5) penampilan. Diantara kelima ciri-ciri

tersebut yang menjadi faktor penghambat adalah perubahan yang

menyangkut kemampuan motorik, kukuatan fisik, perubahan dalam fungsi

psikologis, dan perubahan dalam sistem saraf lansia.

2) Faktor sumber daya manusia

Sumber daya manusia menjadi faktor pendorong dan juga dapat

menjadi faktor penghambat. Ustadz/ustadzah yang mengajar mempunyai

kesibukan masing-masing dengan pekerjaan yang dimiliki. Jumlah

pengajar yang terbatas dan kesibukan yang dimiliki menjadi hambatan

dalam pelaksanaan pembelajaran. Saat semua Ustadz/ustadzah mempunyai

kesibukan di luar maka pembelajar terpaksa diganti pada keesokan harinya

atau bahkan diliburkan.

Gardono dalam Onny (1996:142), berpendapat bahwa fungsi

pendamping sangat krusial dalam membina aktivitas kelompok.

Pendamping bertugas menyertai proses pembentukan dan penyelenggaraan

kelompok sebagai fasilitator (pemandu), komunikator (penghubung), dan

dinamisator (penggerak).

3) Keterbatasan waktu

Page 135: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

120

Baik para lansia maupun Ustadz/ustadzah masing-masing mempunyai

kesibukan dipagi hari sampai sore hari. Waktu luang yang dimiliki hanya

malam hari, sedangkan di malam hari kondisi badan sudah lelah. Waktu

yang digunakan dalam pemberdayaan ini adalah bada maghrib sampai

dengan isya’ dan ada yang setelah isya’. TPA dilaksanakan bada maghrib

sampai dengan isya’ sedangkan lansia yang mengikuti kegiatan ini sangat

banyak, jadi pembelajaran belum bisa berjalan efektif dan efisien.

Marikanto (2013:233) mengatakan bahwa hal dapat menjadikan

sumber permasalah baru adalah fasilitator yang kurang memahami saran

program, dan waktu pemberdayaan yang terbatas. Keterbatasan waktu

menjadi penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan karena waktu

kegiatan hanya dari pukul 18.15-18.45 WIB.

Page 136: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

121

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan baik

melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi yang didapatkan

berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan

a. Pemberdayaan lansia di Dusun Gatak mencakup tiga kegiatan yaitu

TPA, yasinan, dan kajian. TPA dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok Al-Quran dan kelompok iqro’. Jumlah lansia yang

mengikuti kegiatan ini adalah sebanyak 37 orang Tahap

pelaksanaannya yaitu terdiri dari tahap persiapan, pembukaan, inti, dan

penutup.

b. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan lansia di Dusun Gatak

adalah metode ceramah, dan praktek. Dalam kegiatan kajian materi

disampaikan dengan metode ceramah, sedangkan TPA dan yasin

dilakukan dengan metode praktek yaitu membaca secara langsung.

Media yang digunakan yaitu buku iqro’, Al-Quran, hadits, dan buku

yasin.

c. Materi yang disampaikan dalam pemberdayaan lansia adalah cara

membaca iqro’, Al-Quran, mengkaji ayat-ayat Al-Quran, membaca

Page 137: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

122

surat yasin, dan kajian yang membahas perkembangan terkini

dipandang dari sudut pandang Islam.

2. Pemberdayaan lansia yang diselenggarakan di Dusun Gatak memberikan

hasil yaitu meningkatnya kemampuan lansia dalam membaca iqro’ dan Al-

Quran, bertambahnya wawasan keagamaan yang dimiliki lansia, serta

lansia menjadi terbuka dengan adanya perkembangan informasi terbaru.

Selain itu para lansia juga menjadi rajin berjamaah di Masjid,

berkurangnya keluarga lansia yang memelihara anjing, penerapan hukum

agama tentang tatacara memandikan jenazah yang harus dilakukan oleh

mahromnya.

3. Faktor pendorong dalam pemberdayaan lansia di Dusun Gatak adalah:

motivasi lansia yang tinggi, sarana dan prasarana yang lengkap, dan

lingkungan masyarakat yang mendukung. Sedangkan faktor penghambat

dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia yaitu: kondisi lansia yang sudah

mengalami penurunan fungsi fisik, jumlah Ustadz/ustadzah yang sedikit,

dan keterbatasan waktu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan dari hasil penelitian, maka

peneliti memberikan saran-saran sebagai serikut:

1. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh pengurus Masjid sudah

lengkap, akan tetapi belum digunakan secara maksimal seperti whiteboard.

Saat pembelajaran ustadz/ustadzah dapat memanfaatkan whiteboard

tersebut untuk menerangkan materi yang disampaikan.

Page 138: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

123

2. Hasil yang telah didapat dari pemberdayaan lansia di Dusun Gatak sudah

dapat dirasakan langsung oleh para lansia, akan tetapi proses

pemberdayaan memerlukan pemantauan atau evaluasi rutin. Selama ini

evaluasi pembelajaran yang dilakukan hanya dengan menggunakan EBTA,

akan tetapi pada kegiatan lain belum ada evaluasi. Evaluasi dapat

dilakukan dengan cara memantau hasil kegiatan secara rutin dan

mengadakan diskusi dengan para lansia terkait dengan pemantauan hasil

tersebut, guna mendapatkan perbaikan untuk proses ke depannya.

3. Salah satu faktor penghambat dalam pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan di Dusun Gatak adalah faktor sumber daya manusia.

Dalam pemberdayaan ini hanya mempunyai lima orang ustadz/ustadzah

yang benar-benar rutin mengisi kegiatan. Ketika para ustadz/ustadzah

berhalangan, pembelajaran terpaksa diliburkan atau lansia belajar sendiri

padahal setiap kegiatan dalam pemberdayaan ini hanya dilaksanakan satu

minggu sekali. Berdasarkan keadaan tersebut perlu adanya perekrutan

ustadz/ustadzah lagi, semakin banyak yang mengajar maka lansia semakin

mudah dalam belajar secara rutin.

Page 139: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

124

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:PustakaPelajar

Ambar. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.Yogyakarta: GavaMedia

Anichiatur Rohmah. Studi Fenomenologi Kesejahteraan Subjektif Lansia diPaguyuban Wredo Kudumo. Skripsi SI. UNY

Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Alfabeta

Biastika Nur. 2014. Pemberdayaan Lansia potensial melalui program bantuansosial di kelurahan wirobrajan kota Yogyakarta. Skripsi SI . UNY

Burhanudin. 2008. Perencanaan Program Pemberdayaan Menuju PerubahanDalam Masyarakat. Jurnal Artikel. Fakultas Ekonomi Universitas Islam BatikSurakarta

E Diane. 2015. Menyelami Merkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika

Darmojo. 2004. Beberapa AspekGerontologi dan Pengantar Geriatrik. Jakarta:EGC

Dartanto. 2014. Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMiskin Perkotaan (PNPM-MP) Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinandi Kecamatan Nanggalo. Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Padang. Diakses melalui:http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/download/3740/2975 padaRabu , 7 September 2016 pukul 07.17

Fitri Fausiah, dkk. 2007. Psikologi Abnormal. Jakarta: UI-Press

Fredian Tonny. 2014. Pengembangan Masyarakat. Ed.I- Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia

Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Diakses dari:https://kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos. Pada 17 April 10.09

Ife Jim, Frank. 2014. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Page 140: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

125

Kesi Widjanti. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal. FakultasEkonomi Universitas Semarang diakses melalui. http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/202/189 pada Rabu, 7 September 2016 pukul06.50

Masalah Psikososial Pada Lanjut Usia. 2008. Diakses dari:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-ridlawatir-6596-5-daftarp-w.pdf, pada 19 Maret 2016 pukul 23.12

Miradj, Safri;, Sumarno. Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui ProsesPendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial DiKabupaten Halmahera Barat. Jurnal Pendidikan dan PemberdayaanMasyarakat, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 101 - 112, mar. 2014. ISSN 2477-2992.Available at:<http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/article/view/2360/1959>. Dateaccessed: 30 Maret. 2016

Miranda Nova. 2011. Preferensi Manula Terhadap Jenis Lampu, Studi Kasus diPanti Wreda Hanna Yogyakarta. Yogyakarta: jurnal

Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC

Onny Prijono. 1996. PEMBERDAYAAN, konsep, Kebijakan dan Implementasi.Jakarta: Centre of Stage and International Studies (CSIS)

Pengaruh Self-Esteem. 2010. Diakses dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19782/4/Chapter%20I.pdf. Pada 19 Maret 2016 pukul 21.45

Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan UpayaPeningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia

Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup. JilidII. Jakarta: Erlangga

Siti Maryam, dkk. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:Salemba Medika

Sri Widayanti. 2012. Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal pdf

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Page 141: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

126

Suharta, RB. Pendekatan Inklusif Dan Deliberatif Dalam PerencanaanPendidikan Kecakapan Hidup Dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin. JurnalPendidikan Luar Sekolah, [S.l.], v. 6, n. 11, oct. 2015. ISSN 0854-896X.Available at: <http://journal.uny.ac.id/index.php/diklus/article/view/5778/4992>. Date accessed: 07 September. 2016

Sumodiningrat. 2002. Memberdayakan Masyarakat. Jakarta: Perencana KencanaNusadwina

Sungkono, dkk. 2009. Majalah Ilmiah Pembelajaran. Jurusan Kurikulum danTeknologi Pendidikan. Yogyakarta

Suparjan, Hempri. 2003. Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan SampaiPemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media

Totok Mardikanto, dkk. 2015. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: A lfabeta

UU RI No. 13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lansia

Utami Munandar. 2001. Bunga Rampai PSIKOLOGI PERKEMBANGANPRIBADI dari bayi sampai lanjut usia. Jakarta: UI PRESS

Usman. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Wasisto. 1998. Pemberdayaan Aparatur Daerah. Bandung: Abdi Praja

Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia group

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: KENCANA

Page 142: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

127

LAMPIRAN

Page 143: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

128

Lampiran 1. Pedoman Observasi Penelitian

PEDOMAN OBSERVASI

Tgl. Observasi : ….

Pukul : ….

Tempat Observasi : ….

Aspek yang diamati Deskripsi

1. Lokasi Penelitian

a. Lokasi dan alamat

b. Keadaan lingkungan sekitar

2. Pelaksanaan pemberdayaan lansia

a. Pelaksanaan pemberdayaan

b. Metode dan strategi pemberdayaan

c. Materi pemberdayaan

3. Hasil pemberdayaan lansia melalui

kegiatan keagamaan

4. Faktor pendorong dan penghambat

pemberdayaan

a. Faktor pendorong pemberdayaan

b. Faktor penghambat pemberdayaan

Page 144: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

129

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

USTADZ/USTADZAH

I. IDENTITAS

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN

1. Apa latar belakang dibentuknya pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan?

2. Kapan pemberdayaan lansia melalui kegiatan tersebut diadakan?

3. Apakah menurut anda materi yang diberikan sudah sesuai dengan

kebutuhan para lansia?

4. Apa metode yang anda gunakan dalam menyampaikan materi

kegiatan?

5. Apa media pembelajaran yang anda gunakan saat kegiatan

berlangsung?

6. Apa sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan

pemberdayaan lansia?

7. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?

8. Apakah para lansia dapat menerima materi yang anda sampikan

dengan baik?

9. Berapa jumlah lansiayang mengikuti program pemberdayaan lansia

ini?

Page 145: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

130

10. Apakah para lansia pernah bertanya tentang materi atau permasalahan

yang dihadapi? Bagaimana tanggapan anda?

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. Apakah anda melakukan evaluasi pembelajaran dalam pelakasanaan

pemberdayaan lansia ini?

2. Bagaimana cara anda mengetahui tingkat pemahaman lansia terhadap

materi yang disampaikan?

3. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia saat sebelum dan sesudah

mengikuti kegiatan ini?

4. Apakah para lansia merasa terfasilitasi dengan adanya kegiatan

pemberdayaan lansia ini?

5. Apakah para lansia termotivasi mengikuti kegiatan tersebut?

Bagaimana anda memberikan motivasi?

6. Apakah menurut anda kegiatan ini sudah berjalan dengan efektif dan

efisien? Mengapa?

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. Apa saja faktor pendorong atau pendukukng dalam pelaksanaan

pembelajaran tersebut?

2. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran

tersebut?

3. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat pelaksanaan

pembelajaran tersebut?

Page 146: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

131

PEDOMAN WAWANCARA

PENGURUS

I. IDENTITAS

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN

1. Apa latar belakang dari penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan

lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak ini?

2. Bagaimana cara perekrutan warga belajar dalam pemberdayaan

lansiadi Dusun Gatak ini?

3. Bagaimana perencanaan pemberdayaan lansia diselenggarakan?

4. Apakah permberdayaan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan

lansia?

5. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?

6. Kapan pemberdayaan lansia melalui kegiatan tersebut diadakan?

7. Apa metode yang digunakan dalam menyampaikan materi

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan?

8. Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan

kegiatan pemberdayaan lansia tersebut?

9. Apakah ada tindak lanjut dari pemberdayaan lansia tersebut?

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. Apakah anda melakukan evaluasi dalam pelakasanaan pemberdayaan

lansia ini?

Page 147: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

132

2. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia saat sebelum dan sesudah

mengikuti pemberdayaan lansia ini?

3. Apakah lansia merasa terfasilitasi dengan adanya kegiatan

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak ini?

4. Apakah lansia termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan setelah

mengikuti kegiatan ini?

5. Bagaiamana interaksi antara lansia dengan pengurus kegiatan

pemberdayaan lansia ini?

6. Apakah lansia terbuka dalam menyampaikan pendapat atau kritik dan

saran?

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. Apa saja faktor pendorong dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia

ini?

2. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan

lansia ini?

3. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat pelaksanaan tersebut?

4. Apa sajakah faktor penghambat yang berasal dari para lansia saat

pelaksanaan pemberdayaan?

Page 148: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

133

PEDOMAN WAWANCARA

LANSIA

I. IDENTITAS

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

PekerjaanTerakhir :

Alamat :

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN

1. Apakah alasan anda mengikuti pemberdayaan lansia ini?

2. Apa metode penyampaian yang digunakan dalam kegiatan keagamaan

tersebut?

3. Pernahkan sebelumnya anda mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia?

4. Kegiatan apa saja yang ada dalam pemberdayaan lansia ini?

5. Apakah anda mengikuti kegiatan pemberdayaan ini secara rutin?

6. Kapan dan dimana diadakannya kegiatan pemberdayaan lansia

tersebut?

7. Apakah materi yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan

anda?

8. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?

9. Apakah anda terlibat dalam pengambilan keputusan terkait dengan

kegiatan yang akan diselenggarakan?

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. Apakah anda merasa mendapat penambahan ilmu tentang keagamaan

setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?

2. Apakah kegiatan pemberdayaan lansia yang anda ikuti dapat

bermanfaat bagi kehidupan anda? Berikan contoh.

Page 149: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

134

3. Apa saja perubahan yang anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan

pemberdayaan lansia ini?

4. Apakah anda menyalurkan ilmu yang anda dapat kepada orang lain?

5. Apakah anda termotivasi untuk terus belajar tentang keagamaan untuk

memupuk keimanan?

6. Bagaimana cara anda untuk mengaplikasikan hasil belajar dalam

kehidupan sehari-hari?

7. Bagaimana respon keluarga ketika anda mengikuti kegiatan

pemberdayaan lansia ini?

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. Apa saja kendala yang anda alami dalam memahami informasi yang

disampaikan saat kegiatan berlangsung?

2. Apakah anda mengkomunikasikan kesulitan anda kepada orang lain

dalam kegiatan tersebut?

3. Apa faktor pendorong dari diri anda untuk mengikuti kegiatan

pemberdayaan lansia ini?

4. Apa faktor pendorong dari luar diri anda untuk dapat mengikuti

kegiatan pemberdayaan lansia ini?

5. Apa sajakah faktor penghambat dalam diri anda untuk mengikuti

pemberdayaan lansia ini?

6. Bagaimana cara anda mengatasi penghambat tersebut?

7. Apa saja faktor penghambat dari luar diri anda untuk mengikuti

kegiatan pemberdayaan lansia ini?

8. Bagaimana cara anda mengatasi penghambat tersebut?

Page 150: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

135

Lampiran 3. Pedoman Dokumentasi

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Melalui Arsip Tertulis

a. Data kependudukan Desa Wukirsari Kecamatan Cangkrin

b. Presensi kegiatan keagamaan kelompok lansia Dusun Gatak, Desa

Wukirsari, Kecamatan Cangkringan

2. Melalui Foto

a. Gedung atau fisik tempat pelaksanaan pemberdayaan lansia di Dusun

Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan

b. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pemberdayaan lansia di

Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan

c. Pelaksanaan pemberdayaan melalui kegiatan keagamaan di Dusun

Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan

d. Keadaan masyarakat sekitar yang secara tidak langsung bersangkutan

dengan lansia Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan

Page 151: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

136

Lampiran 4. Hasil Observasi

HASIL OBSERVASI

Tgl. Observasi : 10 dan 12 Mei 2016

Pukul : 17.30-18.30

Tempat Observasi : Masjid Al-Iman

Aspek yang diamati Deskripsi

1. Lokasi Penelitian

a. Lokasi dan alamat Dusun Gatak/Cancangan, Wukirsari,

Cangkringan, Sleman

b. Keadaan lingkungan sekitar Lingkungan Desa yang tenang dan banyak

tumbuhan hujau khas pedesaan. Jarak rumah

warga satu dengan yang lain saling berdekatan.

Masjid berada di pinggir jalan raya yang

mudah diakses oleh warga.

2. Pelaksanaan pemberdayaan lansia

a. Pelaksanaan pemberdayaan Pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan meliputi kegiatan TPA, yasinan,

dan kajian. Kegiatan tersebut dilaksanakan

pada hari Kamis malam, Sabtu malam, dan

Senin malam. Jumlah lansia yang mengikuti

kegiatan tersebut yaitu sebanyak 37 orang

diantaranya 30 orang di TPA Al-Quran, dan 7

orang di TPA iqro’. Sarana dan prasarananya

adalah ruangan masjid, meja, mic, tikar, papan

tulis, buku prestasi, dan almari. Al-Quran.

Pelaksanaan TPA dan kajian berada di Masjid

Al-Iman sedangkan yasinan dilaksanakan di

rumah warga secara bergantian untuk

Page 152: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

137

menyambung tali silaturahim. Ustadz/ustadzah

yang mengajar yaitu Pak BS, Pak WN, Bu LI,

dan Bu YL, dibantu oleh Pak Rakun. Tahap

pembelajaran yang dilakukan adalah tahap

persiapan, pembukaan, inti, dan penutup.

b. Metode dan strategi

pemberdayaan

Pemberdayaan lansia di Dusun Gatak dilakukan

secara berkelompok dan metode yang

digunakan dalam pembelajaran adalah metode

iqro’ pada TPA iqro, sedangkan TPA Al-Quran

disampaikan menggunakan metode ceramah

dan praktek, yasinan dilaksanakan

menggunakan metode praktek, dan kajian

menggunakan metode ceramah. Media yang

digunakan adalah iqro’ dan. Strategi yang

dipakai adalah berpusat pada peserta didik. Saat

pembelajaran beberapa lansia bertanya kepada

ustadz/ustadzah mengenai kesulitan yang

dialami.

c. Materi pemberdayaan Materi yang disampaikan cara membaca iqro’

dan Al-Quran, membaca surat yasin, dan kajian

mengenai hukum agama Islam.

3. Hasil pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan

Hasil pemberdayaan melalui kegiatan

keagamaan ini adalah kemampuan para lansia

dalam membaca iqro’ dan Al-Quran, para

lansia mempunyai kegiatan yang diikuti secara

rutin, lansia menjadi rajin berjamaan di Masjid.

4. Faktor pendorong dan penghambat kegiatan

a. Faktor pendorong Yang menjadi faktor pendorong dalam

pemberdayaan lansia ini adalah fasilitas yang

Page 153: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

138

mendukung, lansia yang mempunyai semangat

tinggi dalam belajar, pengajar yang mau

meluangkan waktu dan sabar membimbing

lansia dalam belajar, lansia yang saling

memberikan semangat kepada lansia lain, dan

keluarga yang mendukung.

b. Faktor penghambat Hal yang menjadi faktor penghambat dalam

pemberdayaan lansia adalah waktu

pembelajaran yang terbatas, lansia yang sering

lupa, dan kondisi fisik yang menyebabkan

kesulitan mengucapkan kalimat dengan benar.

Page 154: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

139

Lampiran 5. Catatan Wawancara

CATATAN WAWANCARA 1

I. IDENTITAS

Nama : BS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 37 tahun

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : Guru TK

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Kami pengen warga banyak yang jamaah di masjid biar masjidnya

ramai, lalu kami bikin kegiatan pengajian untuk lansia itu Saya kan ikut

pembetukan dulu itu, saya ditawari untuk ngajar ya kemudian saya ikut

berpartisipasi gitu mbak. Disini kan masih banyak yang belum bisa baca

Al-Quran, itung-itung ikut membantulah”. (CW.1.1)

2. “Ada yasinan tapi campur semua ibu-ibu malem Senin paling. Yang iqro’

ada malem Minggu sama malem Jumat. Malem Selasa itu kajian sama Bu

YL”. (CW.1.2)

3. “Iya sudah, warga juga merindukan ada kegiatan keagamaan. Orang

kalau sudah sepuh-sepuh ya saya kira yang lebih dibutuhkan adalah lebih

Page 155: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

140

mendekatkan diri kepada Seng Kuasa ya ga? Ya menurut saya sudah pas

kegiatan ini”. (CW.1.3)

4. “Ya TPA pembelajarannya pakai metode iqro’. Dulu kan juga sempat

kerjasama dengan Fan Tahsin, tapi kan mereka belum bisa baca sama

sekali mbak jadi agak kurang pas dengan itu ya terus cuma ngisi berapa

kali gitu terus udah dilanjut iqro. Kalau kajian jelas kami menggunakan

metode ceramah dalam penyampaiannya”. (CW.1.4)

5. “Medianya ya pakai buku iqro’ itu mbak, kalo yasinan ya buku yasin.

Kalau yang Al-Quran sama kajian itu kadang juga ustadnya pakai hadits

buat ngisi materinya”. (CW.1.5)

6. “Tempatnya masjid itu, ada meja, papan tulis juga ada mbak tapi jarang

digunakan. Ada iqro’, al-quran, buku prestasi, lemari juga ada. Sarpras

dapat dari takmir itu dana dari infaq”. (CW.1.6)

7. “Tahapnya seperti biasa kokmbak ya waktu mulai itu baca doa mau

belajar terus abis itu ya langsung belajar urut satu-satu gitu kalau sudah

selesai terus membaca doa penutup majelis itu. Kegiatan yang dibuat

tidak banyak takutnya mereka yang kualahan kasihan”. (CW.1.7)

8. ”Ya ada yang langsung bisa ada yang tidak mbak. Ya itu kan sudah pada

tidak lengkap giginya jadi kalau ngucapin huruf itu belum bisa jelas”.

(CW.1.8)

Page 156: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

141

9. “Dulu waktu awal-awal itu banyak mbak. Sekarang TPA malem jumat

yang aktif biasanya 7 kadang 5. Kalau yang Al-Quran itu juga banyak

wong kalau biat snace aja sampe 40 katanya”. (CW.1.9)

10. “Kalau tanya tentang materi ya pasti pernah mbak mereka tanya cara

bacanya gimana gitu. Kadang juga ada yang tanya masalah lain kayak

sholat atau puasa gitu. Ya saya jawab mbak, saya malah seneng kalau

mereka bertanya, artinya kan mereka juga tertarik untuk lebih banyak

tahu”. (CW.1.10)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Tidak ada evaluas mbak, adanya ya pakai ebta itu di iqro”. (CW.1.11)

2. “Waktu ngaji kan kelihatan mbak. Kalau ada materi yang sudah lewat tapi

kok lupa, lha itu berarti mereka belum paham sepenuhnya mungkin baru

ditahap menghafal”. (CW.1.12)

3. “Beberapa diantara mereka jadi sering jamaah di Masjid mbak saya sering

ketemu. Masjid sekarang jadi lumayan rame Alhamdulillah ya sedikit-

sedikit ada kemajuan mbak”. (CW.1.13)

4. “Iya mbak, mereka sudah lama merindukan kegiatan-kegiatan seperti ini”.

(CW.1.14)

5. “Ya termotivasi mbak kalau yang ikut terus itu mereka saja kadang minta

ganti hari kalau misalkan pada ga bisa ya sudah tua juga mbak kan

Page 157: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

142

gampang capek. Cara memotivasinya biasanya saya ya tak bilangin kita

yang penting usaha mbah masalah bisanya kapan itu nanti dulu, kalau kita

usaha kan Allah pasti juga kasih kemudahan”. (CW.1.15)

6. “Kalau dibilang sudah efektif dan efisien kok juga belum cukup saya

rasa. Ya sudah tapi sedikit-sedikit soalnya dari pengajar juga kadang ada

kegitan penting jadi tidak bisa datang. Sedangkan pesertanya kan sudah

lansia jadi juga agak special dibandingkan dengan yang lain”. (CW.1.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Pendukungnya salah satunya ada fasilitas. Terus dari mbah-mbahnya

juga semangat, mereka merasa butuh. Kalau di pengajarnya sendiri sebisa

mungkin meluangkan waktu malem Jumat. Kadang yang ngajar ada yng

diajar ga ada kadang sebaliknya”. (CW.1.17

2. “Kadang kedua pengajar tidak bisa ngajar, tapi kadang ada juga sih teman

yang gantin ngajar”. (CW.1.18)

3. “Kalau pas ga ada yang ngajar ya kadang diganti hari atau mereka belajar

sendiri. Kami juga memberikan pengertian mbak misalkan gini, kalau

mereka jarang berangkat nanti pelajaran yang lain lupa lagi nanti jadi

tidak lanjut-lanjut gitu”. (CW.1.19)

Page 158: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

143

CATATAN WAWANCARA 2

I. IDENTITAS

Nama : Li

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 34 tahun

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : Guru

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Disini masih banyak yang belum bisa baca Al-Quran. Kalau saya itu dulu

sebelum pindah disini pernah juga ngisi pengajian di Desa saya mbak jadi

saya tahu rasanya manfaatnya. Kalau saya bisa walaupun cuman sedikit

kan lebih baik ilmu itu ditularkan kepada orang lain biar bisa bermanfaat

mbak”. (CW.2.1)

2. “Disini ada beberapa kegiatan mbak yang TPA itu ada dua, TPA Al-Quran

setiap malam Minggu dan TPA iqro’ setiap malam Jumat. Ada lagi yaitu

kajian setiap malam Selasa dan yasinian setiap malam Jumat bada isya.

Ada lagi pengajian setiap sebulan sekali kalau itu untuk umum semua

boleh ikut tidak hanya yang lansia”. (CW.2.2)

Page 159: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

144

3. “Pada awal dulu dibentuknya itu banyak sekali yang ikut dan mereka

memang belum bisa membaca Al-Quran jadi saya rasa materinya sudah

sesuai dan juga kajian itu diisi dengan perkembangan berita terkini atau ya

yang lagi ngetren apa gitu mbak”. (CW.2.3)

4. “Pakai metode iqro mbak karena kami pikir itu lebih mudah. Kalau yang

sudah Al-Quran itu dulunya mereka pakai metode yang berbeda jadi cepet

bisa. Awalnya mau kami samakan pakai metode itu semua tapi yang di

kelompok malem Jumat itu si mbah-mbahnya banyak yang sudah sepuh

banget kayak Mbah HR itu sudah 84 umurnya mbak nanti malah tambah

kesulitan”. (CW.2.4)

5. “Kami hanya pakai iqro’ itu mbak jadi mbak-mbahnya itu nanti baca satu-

satu kami yang koreksi. Kalau yang Al-Quran itu beda lagi mbak, karena

sudah Al-Quran jadi mereka bacanya Cuma satu ayat per orang tapi nanti

semua di ajarin dulu sama ustadnya. Yang yasinan itu ya cuma baca yasin.

Kajian itu juga nanti ustadzahnya menyampaikan materi secara lisan gitu

nantu mbah-mbahnya bisa tanya”. (CW.2.5)

6. “Di Masjid itu sudah ada meja, tikar, rak tempat iqro, kayak buku prestasi

itu, Al-Quran, microfone. Sebenarnya di Masjid itu juga ada papantulis

mbak tapi tidak kami gunakan karena menurut kami lebih efektif kalau

diajarin pakai iqro’ langsung. Kalau yang Al-Quran juga ada snaknya

Page 160: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

145

mereka inisiatif iuran sendiri karena orangnya lebih banyak mbak”.

(CW.2.6)

7. “Pembukaan mbak setelah itu baca doa mau belajar, kemudian mulai

belajarnya satu-satu sambil nunggu giliran mbah-mbahnya belajar sendiri

dulu. Kalau yang yasinan ya sama, dibuka dulu baca Al-Fatihah terus

baca yasin terus ada sesi lain-lain untuk berdiskusi. Kalau kajian itu

setelah dibuka, kami kasih materi dengan ceramah. Setelah selesai,

mereka boleh tanya. Kalau udah selesai ditutup pakai doa penutup mejlis”.

(CW.2.7)

8. “Ya ada yang langsung bisa nangkep apa yang kami maksud ada juga

yang lama mbak namanya juga sudah sepuh kan. Ada juga yang sudah

kami ulang-ulang itu tapi si mbahnya tetap belum bisa ya sudah kami

maklum mbak saya sampai bilang gini, nggeh pun mbah mboten nopo-

nopo Gusti Allah ngertos kok seng jenengan maksud kulo sampe gitu

mbak”. (CW.2.8)

9. “Kalau yang Al-Quran itu banyak mbak 30 lebih, kalau yang iqro’ itu

yang aktif hanya tujuh, kajian itu jugabanyak mbak kebanyakan yang

dateng itu yang dari Al-Quran sekitar 20 orang. Kalau yang yasinan 40

lebih mbak kan campur itu”. (CW.2.9)

10. “Ya mereka kalau ga bisa ya tanya mbak, kalau huruf yang bunyinya agak

sama gitu mereka mesti keliru jadi kadang waktu ketemu sama huruf itu

Page 161: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

146

diam dulu karena takut kebalik. pernah waktu itu kami belajar sambil

mereka meme gabah di depan rumah”. (CW.2.10)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Kalau evaluasi secara rutin kami belum ada mbak”. (CW.2.11)

2. “Kami pakai EBTA mbak, di halaman terakhir setiap jilid di iqro itu kan

ada EBTA. Nah kalau missal belum lulus itu ya belum naik jilid

selanjutnya gitu”. (CW.2.12)

3. “Kalau perubahan itu ya pelan-pelan ya mbak ga bisa dilihat secara cepat.

Dulu di sini itu banyak yang pelihara anjing dan yang melihara itu malah

yang muslim. Katanya anjing itu gedenya cepet jadi cepet bisa dijual gitu

mbak. Tapi sekarang sudah berkurang, ya memang masih ada tapi sudah

berkurang. Kalau sedang ketemu ngaji bareng gitu suka saya srempetin

gitu kalau anjing itu najis”. (CW.2.13)

4. “Iya mbak mereka merasa terfasilitasi, dulu kan belum ada ngaji kayak

gini mbak belum ada TPA dan saya rasa pemahaman tentang agama juga

belum banyak. Dulu waktu saya masih awal pindah di sini kalau ada yang

meninggal itu yang mensucikan dan mandiin itu Pak Rakun mbak. Baik

yang peningal perempuan ataupun laki-laki semua yang mandiin Pak

Rakun, kan harusnya ynag boleh mandiin kan yang semahromnya kan”.

(CW.2.14)

Page 162: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

147

5. “Mereka termotivasi mbak wong hujan aja mereka tetep berangkat, kalau

pas deres banget gitu bisanya mereka minta diganti malem Sabtu. Saya

ngasih motivasi biasanya dengan ya misalnya saya bilang kalau belajar

ngaji kit abaca satu ayat aja ada pahalanya lho gitu”. (CW.2.15)

6. “Ya gimana ya mbak berhubung yang belajar itu simbah-simbah ya

belum bisa efektif dan efisien. Misalkan kami ngajar sudah memberikan

permisalan juga tapi kalau mereka belum bisa nangkep kan otomatis

mereka belum bisa lanjut ke halam berikutnya mbak. Kami juga yang

ngajar kan gentian, kalau misalkan saya ga bisa ya nanti ada Pak BS

kadang ya yang lain, kalau memang semua tidka bisa ya sudah kan

terpaksa mereka belajar sendiri mbak”. (CW.2.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Yang mendukung itu semangat dari si mbah-mbahnya itu mbak, mereka

semangat sekali walaupun ya bisa dibilang banyak yang lupa atau salah

gitu ya. Kalau yang masih umur itu 70 kebawah masih mending sekarang

sudah ada yang iqro’ 6 tapi kalau yang 70 ke atas ya harus sabar mbak.

Kadangan mereka semangat malah kami yang sibuk”. (CW.2.17)

2. “Penghambatnya mungkin waktu kami semua yang ngajar punya

kesibukan kali ya mbak, kan kami biasanya gantian ngajarnya tapi kalau

pas ga bisa semua ya mau tidak mau harus libur atau diundur malem

Page 163: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

148

Sabtu. Terus si mbah-mbahnya sering lupa jadi kami kan belum bisa

meluluskan halaman itu jadi diulang-ulang terus”. (CW.2.18)

3. “Kalau masalah kesibukan ya kami berusaha ganti hari misal diganti

malam Sabtu gitu tapi kami menawarkan dulu sama si mbah-mbahnya

mau ga gitu mbak. Kan rumahnya juga deket-deket jadi enak

ngomongnya. Kalau masalah lupa nah itu agak sulit mbak, kami sudah

melakukan beberapa cara seperti membuat permisalan bentuknya kayak

hewan apa gitu. Terus waktu ngaji itu kadang saya belum buka buku

prestasinya itu si mbah-mbahnya sudah buka iqro’ dulu jadi saya kan

tahunya emang sampai situ, tapi ternyata halamannya salah kan jadi

ngulang lagi mbak”. (CW.2.19)

Page 164: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

149

CATATAN WAWANCARA 3

I. IDENTITAS

Nama : RW

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMK

Pekerjaan : Petani

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Waktu itu pas rapat pengurus masjid kan kami membicarakan tentang

gimana ini kok masjidnya masih sepi, masjid kami kan Alhamdulillah

dapet bantuan pembangunan mbak sekarang masih dalam taham

pembangunan juga terus kami ingin buat banyak kegiatan di masjid. Kami

akhirnya membuat kegiatan pengajian, nah pengajiannya itu ada untuk

ibu-ibu muda sama lansia kalau anak-anak kan memang sudah ada mbak.

Dengan maksud nantinya saat di pengajian kami juga mau ajak-ajak

supaya mereka mau rajin jamaah di masjid sukur-sukur ngajak

keluarganya gitu mbak. Setelah jalan kok banyak lansia yang ikut

Page 165: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

150

akhirnya ya sudah kami fasilitasi, mereka kan juga ingin belajar”.

(CW.3.1)

2. “Kami mengumumkan lewat pengeras suara masjid mbak, kami juga

pengajian rutin tiap bulan. Biasa kalau di dusun gini kan gethok tular

mbak, dari mulut kemulut gitu diomongin kalau ada kegiatan TPA dan

lain-lain”. (CW.3.2)

3. “Kami pihak pengurus musyawarah waktu itu terus dipertemuan

selanjutnya kami mulai koordinasi lebih lanjut dengan wakil remaja dan

beberapa pihak lalu kami tawarkan kalau ada yang mau membantu

mengajar. Ya terus ada Mas WN, Mas BS dan lail-lain itu mbak sampai

sekarang. Waktu diawal itu ustadnya ngasih tes iqro’ dulu untuk tahu

mereka bisanya nyampe mana dan ternyata kebanyakan mereka belum

bisa semua mbak. Dari 50 orang mungkin baru 15% yang bisa”. (CW.3.3)

4. “Disini memang waktu itu kegiatan keagamaan masih sedikit mbak dan

waktu dites itu ternyata masih banyak yang belum bisa baik yang ibu-ibu

muda maupun lansia. Jadi saya rasa ya sudah sesuai dengan kebutuhan

mereka, apalagi disini kan sudah mendapatkan julukan Kampung Al-

Quran. Mosok Kampung Al-Quran warganya masih banyak yang belum

bisa baca Al-Quran. Lama-kelamaan eh yang ibu-ibu muda itu macet

mbak sekarang tinggal yang lansia malahan”. (CW.3.4)

Page 166: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

151

5. “Tahap pelaksanaan pembelajarannya itu kan pertama persiapan tempat,

terus pembukaan, baca doa, kemudian nanti ngaji, setelah itu penutup”.

(CW.3.5)

6. “TPA itu malam Jumat sama malam Minggu, yasinan itu malem Jumat

bada isya, kajian itu malam Selasa di masjid”. (CW.3.6)

7. “Kami dulu nyoba pakai metode An-Nur mbak tapi ada beberapa

kelompok tidak bisa mengikuti karena itu belajarnya cepet kan. Kalau

mbah-mbah yang belum begitu tua gitu masih bisa mengikutu dan

sekarang sudah Al-Quran tapi kalau yang 70 tahun keatas agak kesulitan

akhirnya mereka pakai yang metode iqro”. (CW.3.7)

8. “Di masjid sudah tersedia semua mbak tikar, mica da, Al-Quran, iqro’,

lemari, papan tulis, meja itu sudah ada”. (CW.3.8)

9. “Tindak lanjutnya belum ada mbak karena kan ya perkembangannya itu

ya namanya lansia kan pelan-pelan mbak. Kalaupun dibuatkan kegiatan

yang macem-macem itu takutnya malah memberatkan mbak soalnya

kebanyakan dari mereka masih di sawah”. (CW.3.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Evaluasi kalau dari kami yang menyelenggarakan belum ada mbak

paling sama yang ngajar itu kami kalau ada masalah apa atau mau diganti

Page 167: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

152

apnya gitu kami serahkan ke warga kok. Warga pengennya gimana terus

kami tinggal terima ngikut aja kan kegiatannya udah jalan”. (CW.3.10)

2. “Perubahannya yang jelaskegiatan keagamaan sekarang jadi banyak

mbak dengan kata lain warga disini lansia pun juga masih belajar dan

mereka rajin. Mereka juga lebih sering jamaah di masjid sekarang kayak

mbah HJ itu subuh pun jamaah di masjid lho itu mbak. Ya karena

kegiatannya adalah TPA mereka ya sedikit-sedikit bisalah iqro dan Al-

Quran”. (CW.3.11)

3. “Ya terfasilitasi mbak kan dulu beluam ada kegiatan kayak gini tu dulu

adanya kan Cuma pengajian barenga-bareng yang satu bulan sekali itu.

Dan ini kan juga kami mengadakan TPA, jarang –jarang lho mbak ada

TPA lansia. Soalnya kan ngajari lansia beda sama kalau kita ngajar anak

muda, padahal kan lansia juga belum bisa mereka juga pengen bisa

pengen belajar”. (CW.3.12)

4. “Kalau menurut saya dari sekian kelompok yang dulu ada dan sekarang

tinggan dua kelompok itu, mereka yang masih berangkat itu termotivasi

mbak mereka semangat-semangat”. (CW.3.13)

5. “Kalau interaksi dengan pengurus itu, kan kami pengurus tidak turun

langsung dalam kegiatan itu ya mbak jadi ya interaksinya kalau

dibandingankan dengan ustadnya ya lebih akrab dengan ustadnya apa ya

Page 168: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

153

lebih dekat dengan ustadnyalah, kalau dengan kami kan tetangga jadi ya

bisa mbak kalau ketemu tanya gitu”. (CW.3.14)

6. “Terbuka mbak mereka itu, kalau mau ada perubahan atau apa ya itu

mereka musyawarah nanti bilang ke kami. Kalau mereka ada kesulitan

mereka juga tanya”. (CW.3.15)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Faktor pendorongnya itu warganya sendiri juga gampang digerakkan

mereka semangat mbak walaupun awalnya itu banyak sekali tapi terus jadi

separonya ya kan sudah lumayan. Terus disini yang ngajar juga mau

meluangkan waktu walaupun tidak dibayar itu lho mbak”. (CW.3.16)

2. “Kalau penghambat dari penyelenggaraan dulu ya berarti itu waktu

bentuknya? Dulu malah kami kualahan mbak karena banyak banget yang

ikut jadi kurang pengajarnya makannya kami bentuk kelompok-kelompok.

Terus masalah waktu mbak, yang ikut kan sudah lua, bekerja lagi kan ya

pasti sibuk ada waktu cuma malam itu saja pasti capek makannya kami

adakan seminggu sekali habis isya dimalam Jumat sma malem minggu

kalau yang TPA”. (CW.3.17)

3. “Kalau masalah pengajar kami bagi waktu bergiliran dan dibagi

kelompok-kelompok itu mbak jadi kalau ada yang ngajar itu enam orang

misalahnya satu orang pegang satu kelompok soalnya mereka kan mulai

dari awal mbak jadi harus dibentuk kelompok biasr yang ngajarin

Page 169: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

154

gampang. Kalau masalah waktu ya itu kami bikin seminggu sekali”.

(CW.3.18)

4. “Sudah tua mereka agak sulit menangkap apa yang kami sampaikan mbak

mungkin lebih tepatnya masalah mengingat. Mereka lupa-lupa mbak, udah

diajarkan kemarin tapi lupa lagi kan jadinya kami harus mengulang lagi”.

(CW.3.19)

Page 170: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

155

CATATAN WAWANCARA 4

I. IDENTITAS

Nama : AN

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 22 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Di Dusun kami ini warganya lumayan mbanyak dan Alhamdulillah

mudah digerakkan mbak. Nah waktu ada pertemuan pengurus ada yang

usul bagaimana kalau mengadakan kegiatan di masjid biar masjidnya

rame gitu. Kan kebetulan disini memang belum ada kegiatan-kegiatan

pengajian mbak terus akhirnya kami adakan TPA, kajian, yasinan.

Dikegiatan itu melibatkan ibu-ibu, lansia dan bapak-bapak tapi sampai

sekarang yang jalan malah yang lansia”. (CW.4.1)

2. “Kami mengumumkan di masjid kalau ada kegiatan-kegiatan gitu mbak,

kan memang kalau disini pengumuman ya ngumuminnya lewat pengeras

Page 171: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

156

suara di masjid. Terus warga yang mau ikut tinggal dating gitu mbak”.

(CW.4.2)

3. “Kami perencanaannya ga mendetail sih mbak kan kami suga dananya

sukarela, ustadnya ga dibayar, dan ga pakai konsumsi juga. Dana untuk

pelaksanaan kami ambilkan dari infaq masjid dan sosial mbak. Kami

waktu itu dapet ide kemudian di rapat selanjutnya kami dapat pengajar

dan kesepakatan waktu sudah gitu aja”. (CW.4.3)

4. “Menurut saya sudah sesuai mbak, disini belum ada kegiatan kemudian

kami mengadakan ini, warga juga banyak yang belum bisa baca Al-Quran

wong waktu pertama pertemuan itu sampai sekitar 50 orang lho mbak.

Karena itu kami memfasilitasi dengan kegiatan ini”. (CW.4.4)

5. “Pelaksanaannya itu kan ngangkatin meja dulu bareng-bareng terus

dibuka, baca doa, belajar, ditutup gitu aja mbak”. (CW.4.5)

6. “Disini TPA yang iqro itu malem Jumat, kalau yang Al-Quran malem

Minggu. Kajiannya malem Selas, yasinan malem Jumat bada isya’”.

(CW.4.6)

7. “Pakai apa ya mbak kayaknya pakai iqro kalau yang TPA itu, yang

mudah buat menula yang ga muda lagi”. (CW.4.7)

8. “Di masjid sudah kami siapkan semua mbak, ada meja, tikar, iqro’, Al-

Quran, ada lemati tempat kayak kertas absen itu, ada mic”. (CW.4.8)

Page 172: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

157

9. “Tindak lanjut belum ada mbak, ya ngaji-ngaji biasa gitu aja yang penting

warga tergerak jadi rajin, masjid juga ramai dengan kegiatan”. (CW.4.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Dari kami pengurus tidak ada evaluasi mbak sejauh ini belum ada tu,

mungkin diadakannya sama gurunya yang ngajar mbak kan kami sebatas

penyelenggara nanti kalau ada laporan apa gitu kami baru bertindak”.

(CW.4.10)

2. “Perubahan dari warga itu apa ya? Rumah saya kan dekat dengan masjid

mbak kalau waktunya jamaah itu banyak yang datang sekarang mbak

mbah saya juga sekarang jadi tambah rajin jaah terus, kalau magrib gitu

mbahe di masjid sampai isya baru pulang”. (CW.4.11)

3. “Iya mbak saya rasa terfasilitasi dulu kan ga ada kegiatan kayak gini.

Kayak mbah saya itu, dulu kan mbahe tinggalnya masih di rumahnya sana

kana da kegiatan ngajinya kan dekat sama pesantren terus pindah sini dulu

ga ada ya pengen ngaji lagi katanya”. (CW.4.12)

4. “Kelihatannya termotivasi mbak wong waktu ada masalah pengajarnya ga

mau datang mereka juga ikut ngurusin pokoknya kegiatan ini harus jalan

terus gitu mbak”. (CW.4.13)

Page 173: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

158

5. “Interaksi kami ya seperti biasa mbak, mereka kan tahu kalau saya yang

biasanya ngasih pengunuman dan saya juga ikut dikegiatan-kegiatan

besar. Mereka kalao ketemu saya suka tanya nanti ngaji ga gitu mbak”.

(CW.4.14)

6. “Ya terbuka mbak disini kan masih apa ya istilahnya desa gitu lho mbak

jadi sama tetangga disini mbasih bagus, gotong royongnya juga masih

bagus. Sini biasa rembukan mbak sudah biasa menyampaikan keluhan dan

ide tu”. (CW.4.15)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Pendorong pelaksanaannya karena kami mau meramaikan masjid itu kali

ya mbak, kami ingi warga kami juga rajin. Dusun kami ini juga dapet

julukan Kampung Al-Quran soalnya, jadi kami juga rasa-rasanya harus

pempertanggung jawabkan julukan itu gitu. Masak kampong Al-Quran

warganya masih banyak yang belum bisa baca Al-Quran. Warga kami

juga gampang digerakkan mbak dan juga terbuka jadi kami juga

semangat”. (CW.4.16)

2. “Penghambatnya itu pengajarnya sama waktu mbak. Berhubung yang

ngajar itu sedikit dan sibuk juga makannya kadang mereka juga ga bisa

datang. Dan masalah waktu kan warga juga selonya malam mbak dan

kalau malam kan pasti juga sudah capek lha itu tantangan kami disitu”.

(CW.4.17)

Page 174: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

159

3. “Ya pengajarnya gantian mbak kalau emang ga bisa semua ya ada yang

usul ganti hari biasanya, kepepetnya ya belajar sendiri mereka mbak.

Kalau masalah waktu itu udah ga bisa diapa-apain lagi kayaknya mbak ga

dipungkiri semua juga sudah sibuk. Ya kami pelan-pelan saja asalah bisa

berjalan terus”. (CW.4.18)

4. “Kalau dilihat dari kondisinya usianya kan sudah lansia kan ya mbak jadi

yang paling kelihatan kan fisik mereka sudah tidak sekuat kita. Jadi kalau

belajar dengan kondisi yang capek kan ya nangkepnya jadi susah dan lagi

mereka mungkin agak lupa-lupa gitu mbak kalau dari warganya”.

(CW.4.19)

Page 175: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

160

CATATAN WAWANCARA 5

I. IDENTITAS

Nama : SY

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 61 tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Terakhir : Buruh

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Pokoknya kepengen bisa. Kalo bisa itu ngajak sodara-sodara yang lain

biar bisa ngajari anak cucu gitu mbak. Jaman sekarang ini kan apa itu

jenenge mbak, teknologi. Nah niku kan semakin canggih mbak anak-anak

kan butuh dikandani dan dibekali nopo maleh masalah agama. Disini kan

dapet kampung Al-Quran itu mbak. Pengennya kalo ikut ngaji ngeten niki

biar bisa jadi kampong Al-Quran yang sebenarnya ngoten mbak.”

(CW.5.1)

2. “Wektu niku diumumke teng masjid kok mbak.” (CW. 5.2)

Page 176: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

161

3. “Dulu saya pernah ikut tapi nggeh belum bisa, terus saya ikut TPA niki

mau mendalami. Mendalami biar bisa betul mbak ininya cara bacanya

yang bener.” (CW. 5.3)

4. “Enten TPA malem jumat kaleh malem minggu. Yasinan malem jumat,

malem selasa kajian mbak.” (CW.5.4)

5. “Nggeh Alhamdulillah kula saget rutin, wong udan deres mawon kulo

mangkat mbak. Kadang nek mboten mangkat niku pas enten ewuh.”

(CW.5.5)

6. “TPA lansia itu malem jumat sama malem minggu mbak. Malem senen

wage sebulan sepindah nek niku satu Dusun. Kalau yasinan itu seminggu

sekali juga dinten minggu. Ada kegiatan kajian sama Bu YL niku malem

senin mbak.” (CW.5.6)

7. “Nggeh pun mbak, wong tuwo-tuwo mriki kan kathah seng dereng saget

mbak nyatane waktu diken TPA niku nggeh do mbaleni saking iqro’ 1

kok. Kajian niku nggeh sae niku mbak soale Bu Yola niku mbahas tentang

kehidupan sehari-hari.” (CW.5.7)

8. “Bar jamaah sholat maghrib niku nata meja buat TPA niku terus ngaji.

Dibuka terus baca al-fatihah terus baca doa mau belajar terus ngaji satu-

satu sma gurunya. Kalo satu orang lagi ngaji terus yang lain niku baca

sendiri ngoten mbak. Bar niku pun, ditutup baca doa penutup majlis terus

wangsul. Nek sing yasinan niku dibuka teru baca yasin, doa, terus istirahat

Page 177: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

162

lain-lain terus pun. Nek kajian kaleh bu YL nggeh sami tapi khusus yang

perempuan.” (CW.5.8)

9. “TPA Al-Quran kaleh Om WN, TPA Iqro’ kaleh Pak BS, nek kajian niku

bu YL, kadang bu LI sama pak rakun mbak.” (CW.5.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Iya mbak saya dulu belum bisa sekarang bisa. Saya juga seneng banyak

temennya.” (CW.5.10)

2. “Iya mbak bermanfaat sekali karena dulu saya belum tau car a baca iqro’

yang bener terus kajian itu juga bisa tahu perkembangan informasi terus

aturan-aturan yang ada di Al-Quran juga.” (CW.5.11)

3. “Saya ya sedikit-sedikit tahu car abaca iqro’ yang benar tajwid terus saya

kalo mau belajar sendiri di rumah juga jadi semangat.” (CW.5.12)

4. “Ya kalau bisa kalau kita tahu itu kan kita ngasih tahu ke orang lain

mbak. Tapi kalau saya paling ya nasehatin anak, cucu biar belajar agama

gitu mbak sebisa saya” (CW.5.13)

5. “Nggeh mbak biarpun tidak sekolah tapi nek saget ngaji itu bisa sedikit-

sedikitlah, sudah tua ngeten nggeh nopo maleh seng dipadosi mbak.”

(CW.5.14)

6. “Nek ngaji niku kan nggeh soal agama nggeh damel ibadah mbak.

Sekarang bisa tadarus sedikit-sedikit di rumah, kalau jadian itu bisa tahu

Page 178: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

163

permasalah perbaru terus mangkeh tahu penjelasane menurut Islam nggeh

ngoten mbak.” (CW.5.15)

7. “Saya disuruh suami saya mba. Saya itu nembe setahun mbk ikut TPA

ini, kelompok terakhir kulo niku. Soale kelompoke kulo bubar njuk kula

gabung kaleh seng malem jumat niku. saya .” (CW.5.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Kalau saya Alhamdulillah tidak ada mbak, paling kalau cara

mengucapkan huruf itu kan agak sulit kayak dho sma gho gitu mbak

menirukannya susah.” (CW.5.17)

2. “Nek sing teng yasinan niku musyawarah mba dados enten waktu sendiri,

mananya sesi lain-lain. Lha teng mriku mangkeh kadang dibahas nek

enten usulan nopo ngoten. Nek pas TPA nek kesulitan nggeh langsung

takon kaleh Pak BS.” (CW.5.18)

3. “Ya saya semangat gitu aja mbak, wong pun tuwo nggeh sitik-sitik ajeng

sinau ngoten. Kulo nggeh sok belajar teng griyo dewe ngoten niku.”

(CW.5.19)

4. “Saya dulu pernah berlajar iqro’ sedikit tapi carane niku benten mbak.

Mbiyen mboten enten tulisan-tulisan hurufe niku lho mba dadi angel.

Terus saya ikut TPA niku kan pake iqro’ yang ada keterangan petunjuk

latin di belakangnya itu mbak jadi saya mau belajar sendiri di rumah

Page 179: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

164

nggeh lumayan membantu. Suami saya kan ikut mbak, yo kadang

ngajakki.” (CW.5.20)

5. “Itu mbak kalau mau mengucapkan huruf dengan benar itu agak sulit,

kalau belajar sendiri gitu yo rumangsane sudah bener tapi setelah maju eh

ternyata salah semua.” (CW.5.21)

6. “Ya belajar terus mbak walaupun salah-salah terus ya biarin gitu haha.

Yang penting kan kita sudah berusaha.” (CW.5.22)

7. “Gak ada mbak, paling ya dulu itu mau ngaji tapi kelompoknya bubar,

tapi kan sekarang udah gabung sama kelompok lain.” (CW.5.23)

8. “Saya bilang sama Pak BS kalau saya gabung aja ke kelompok yang

malem Jumat gitu mbak.” (CW.5.24)

Page 180: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

165

CATATAN WAWANCARA 6

I. IDENTITAS

Nama : SD

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 64 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan Terakhir : Buruh

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Kulo pengene pengen ngaji pengen saget, beno tahunan tapi nggeh

mboten nopo-nopo seng penting usaha. Pun tuwo nek saget kan nggeh

saget ngaji sitik-sitik mbak.” (CW.6.1)

2. “Waktu niku pas maghriban terus diumumke nek ajeng enten TPA

kangge seng tuwo-tuwo ngoten. Kulo nderekke kentun seng malem jumat

niku. Lha riyen dereng karep, dadose kulo nderekke nggeh nembe-nembe

niki.” (CW.6.2)

3. “Dereng nate mbak. “Dereng nate mbak. Kulo geh saking nol mbak

wong dereng nate. Jaman mbiyen kan nek sekolah nggeh mung sekolah

Page 181: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

166

dereng kados jaman sak niki. Riyen mung apalah, nek a ba ta sa dereng

saget.” (CW.2.3)

4. “Nek seng TPA nggeh moco iqro’ mbak, nek kajian kaleh Bu YL niku

kulo jarang mangkat terus nek yasinan ngoten nggeh mung moco yasin

terus diisi lain-lain nek enten seng ajeng dirembug ngoten.” (CW.6.4)

5. “Geh sok-sok mboten mlampah kan kulo taseh kagungan mbah, dados

kulo ngurus mbahe kulo niku. Kan mbahe pun mboten saget nopo-nopo

kiambak dados nggeh kulo seng ngurus.” (CW.6.5)

6. “TPA Iqro’ niku malem jumat bar magriban dugi isya’ kan damel

jamaah, enten TPA kangge seng pun Al-quran niku malem minggu nggeh

sami bar maghrib dugi isya’, kajian kaleh Bu YL niku malem selasa

nggeh bar maghrib dugi isyua’, enten maleh yasinan malem jumat bada

isyak kadang dugi jam sepuluh”. (CW.6.6)

7. “Sampun mbak. Wong nek geh ajeng diisi kathah-khatah wong pun do

tuwo-tuwo nggeh radi kangelan nek menurute kulo. Kan geh taseh sok do

teng sawah.” (CW.6.7)

8. “Nopo nggeh mung bar sholat maghrib niko terus mulai berdoa. Terus

do moco kiambak-kiambak riyen kaleh nunggu giliran. Bar niku nek

mpun nggeh berdoa lanjut jamaah isya’ mbak. Nek kados seng kajian

niko nggeh sami, dibuka terus mirengke kajiane Bu YL terus nek ajeng

enteng seng ditagkletke mangkeh saget tangklet ngoten.” (CW.6.8)

Page 182: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

167

9. “Seng ngajar TPA biasane Pak BS kaleh Bu LI. Nek kadang geh Pak

Rakun nek riyen pas dereng sibuk enten Bu SR tapi wingi niko putrane

sek dawah dados dereng nate ngajar maleh. Nek seng Al-Quran seng

ngajar Pak WN. Nek seng kajian niku Bu YL.” (CW.6.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Nggeh mbak wong kulo riyen daring saget blas kok, sak niki

Alhamdulillah pun sitik-sitik.” (CW.6.10)

2. “Geh bermanfaat sanget mbak wong nek pun tuwo ngeten niki nopo

maleh seng perlu digolekki mbak lak nggeh sangu damel ngenjeng. Nek

kulo sok ajar moco surat pendek mbak.” (CW.6.11)

3. “Sakniki kulo pun saget iqro’ sitik-sitik mbak, pun ngertos moco yasin

nek pas nopo niko pas malem jumat wingi nuku lho? Pas tutup tahun niko.

Nggeh Alhamdulillah ngertos bab agomo sitik-sitik.” (CW.6.12)

4. “Geh seneng mbak kathah kancane saget sinau nggeh seneng, nek riyen

lak dereng enten ngaji ngeten niki. Enten tapi tebeh mriko mboten ngaji

iqro’ ngajine apalah doa-doa.” (CW.6.13)

5. “Geh mbak, kulo niku seneng nek kon ngaji damel sangu mbenjeng.”

(CW.6.14)

6. “Damel ngapalke surat-surat pendek dalem sholat niku mbak. Kadang

nek bar ngaji ngoten kan Bu LI nggeh sok ngandan-ngandani misale nek

Page 183: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

168

sholat jamaah niku pahalane luwih kathah timbang sholat kiambak ngoten,

kulo dados pengen sholat jamaah terus.” (CW.6.15)

7. “Nggeh sae mbak, riyen pas awal iqro’ niko kulo sok ken ngajari putu

kulo. Terus nek enten bab nopo seng dereng pahal kulo tanglet kaleh epe

kulo, tiyange lak nggeh sok ngaji teng pundi-pundi ngoten dados kulo sok

tangklet deknene.” (CW.6.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Nggeh nek dikandani cara mocone ngoten kadang kangelan seng nirokke

mbak, ilat tuwo nggeh ngeten niki. Kadang nek dimoco kiambak niku

rumangsane pun bener tapi bar ngaji kaleh gurune jebule salah kabeh haha

nggeh ngoten mbak sitik-sitik.” (CW.6.17)

2. “Nggeh mbak nek kangelan ngoten kulo matur, nek mung meneng ngeh

kapan isane. Nek riyen-riyen nggeh nate isin tapi sak niki pun mboten.

Sak niki nek mboten saget nggeh tangklet ngoten.” (CW.6.18)

3. “Kepeng saget geh mung ngoten mbak wong pun umur-umur sementen.

Wong kanca-kancane pun do saget, kulo nggeh kepengen saget.”

(CW.6.19)

4. “Bu LI kadang nggeh sok ajak-ajak ken TPA terus. Gurune kan nggeh

pun nglegakke mosok seng ajeng diwarahi malah do mboten mangkat lak

ngoten marang. Kadang kaleh koncone nggeh sok kangsenan mangkat yo

goten.” (CW.6.20)

Page 184: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

169

5. “Kadang sok kesel niku mbak dados kadang nggeh mboten mangkat. Nek

enten ayat seng gandeng-gandeng dowo ngoten kulo sok lalai mocone.”

(CW.6.21)

6. “Nggeh kulo alon-alon nek moco kaleh tak bolan-baleni mbak. Nek lali,

pas ngaji ngoten niko kulo tangklet kaleh Pak BS.” (CW.6.22)

7. “Nggeh niku wau ngurus mbah kulo, kadang nggeh udan nopo enten

acara ngoten. Nek enten kegiatan nopo ngoten nggeh sok libur. Wingi

niko seng ngajar nembe mboten enten seng ngajar dados nggeh libur,

belajar kiambak.” (CW.6.23)

8. “Nggeh nek ngurus mbah kulo ngoten kan pancen mboten saget ditinggal

nggeh pripun malem mbak. Nek pas udan ngoten niko sok diganti malem

sabtu ngajine. Nek mboten enten seng ngajar nggeh belajar kiambak

mbak, nek enten seng lali nggeh takon kancane, nek taseh mboten saget

nggeh nek ngaji sesokke ditangkletke kaleh gurune ngoten.” (CW.6.24)

Page 185: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

170

CATATAN WAWANCARA 7

I. IDENTITAS

Nama : SM

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 61 tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan Terakhir : Buka Warung

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Pengen iso mbak mbiyen sekolah tapi ora ono ngajine. Nek ngaji enek

kancane akeh ngene kan seneng mbak nggehan.” (CW.7.1)

2. “Diumumke teng Masjid kok niki mbak, diumumke nek enteng kegiatan

ngaji. Terus waktu yasinan juga diajak TPA gitu.” (CW.7.2)

3. “Dereng nate kulo mbak, wong kulo niki mbiyen sekolahe ora ono

ngajine. Kulo niku blas dereng saget moco Al-Quran mbak. Nung rong

taun sinau iqro niku nggeh urung iso-iso. Sagete lekas al-quan nggeh

cedak-cedak niki. Wong tuwo nek umpomo mung seminggu pisan lek

moco niku nek ora ono seng mulang lak yo tetep kangelan to.” (CW.7.3)

Page 186: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

171

4. “TPA niku, kajian Bu Yola malem Selasa, yasinan malem Jumat.”

(CW.7.4)

5. “Nek kulo mesti tak usahakke mangkat mbak. Wong nggeh mboten tau

libur paling nek Ustade mboten saget, paling mung moco bareng-bareng

ngoten. Soale kan wes gae snek mbak, nek ora yo ono Pak Rakun kae.”

(CW.7.5)

6. “TPA niku malem Jumat kaleh malem Minggu, enten yasinan malem

Jumat, kajian malem Selasa.” (CW.7.6)

7. “Pun sesuai niku mbak wong seng dereng saget nggeh katah. Pas awal

TPA niko mangkat kathah mbak mbok wong 50 wae ono neng omahe Mas

RD niku nengo kok terus do jeleh. Seng bertahan nggeh kantun niko ming

ora wingi kae 20-30 mbak. Nek gawe snek 40 wongan.” (CW.7.7)

8. “Kados wingi kino bar sholat maghrib njuk nata meja, mic, Al-Quran,

tikar. Bar niku njuk dibuka karo Mas WN kui, soko mburi karo ono seng

mbagekke snek. Bar dibuka kan moco doa bar kuwi diwarahi sikek karo

Mas WN cara mocone piye. Nek wes terus siji-siji kon moco nganggo mic

nek salah yo dibenerke. Bar kuwi nek Mas WN ora sibuk kyo wingi kae

iso diwoco artine, biasane sampe setengan sepuluh nek isya’ yo sholat sek.

Nek karo Pak GL sak ayat kudu bener. Wes rampung ngaji njuk ditutup

moco doa, bar kwi ngresiki ngon terus do ngekke sosial sak ikhlase

mbak.” (CW.7.8)

Page 187: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

172

9. “Nek TPA Al-Quran ki karo Mas WN, kadang Pak GL nek pas do sibuk

yo kadang Pak Rakun. Awale ki Mas RD karo bojone Mas RD nikuriyen

nggeh ngajar neng yo do nandur timun dadi do sayah.” (CW.7.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Nggeh nambah ilmune mbak nek kandani mbiyen ki kulo dereng saget

blas kok sakniki Alhamdulillah pun Al-Quran. Nek kajian bu YL brang

kan akeh seng dibahas mbak.” (CW.7.10)

2. “Bermanfaat banget mbak dadi ngerti hadits, artine Al-Quran senajan

urung kabeh. Nek jenenge ngaji ki lah yo ora ono luluse to. Ora mesti

awake dewe ngerti. Pengajian buYL khusus ibu-ibu do tak kon mangkat ki

do ra mangkat seng mangkat ki yo seng TPA tok kui. Seng nom-nom ki

nek iso iki mendalami ilmu agama barang gen iso ngandani anake. Nek

jaman saiki ora ngaji yo ngunu kwi mbak ngeri mbak nek kyo neng berita

ngunu kwi wae aku wedi dicritani bu YL.” (CW.7.11)

3. “Sak iki dadi ngerti berita-berita seng ngandani bu YL kae mbak, saiki

aku waspada anakku yo sok tak elekke tak kandan-kandani.” (CW.7.12)

4. “Anak kulo niku sok tak kandani nek wes kerjo ojo lali sholate. Nek neng

kota ki lak yo pergaulane medeni to mbak koyo seng ceritakke Bu YL kae

ngeri aku. Nek neng kono ki tak kon melu kajian-kajian lak ono to.”

(CW.7.13)

Page 188: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

173

5. “Nggeh mbak terus niku. Wong mbiyen Pak GL wegah mulang kae wae

terus dibingung do berjuang pokokke piye carane kudu ngajine ki tetep

mlaku kok. Jaman saiki nek ora ngaji ki wes ra iso mbak.” (CW.7.14)

6. “Nggeh dalem ngaji mbak mbiyen niku lak nek yasinan seng diwoco

latine udu arabe, saiki wes iso Al-Quran dadi seng diwoco arabe.”

(CW.7.15)

7. “Anak kulo ndukung mbak, wong anak kulo niku lak ngajar TPA cah

cilik-cilik niku nggehan.” (CW.7.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Leh moco kwi lho mbak lak ayate dowo-dowo to nek Al-Quran ki, sok

lali piye mau dowo banget ayate. Lha yo kui nek tuwo-tuwo kayo aku kui

tegese lakyo ora nganti lanyahe to. Nek koyo sak njenengan ngoten saget

nganti lanyah.” (CW.7.17)

2. “Nek teng TPA niku, Pak GL teliti banget mbak nek salah yo dibenerke

sampe bener, tapi yo kadang ustade do sibuk kwi mbak gandeng do duwe

kegiatan dewe-dewe to.” (CW.7.18)

3. “Yo pengen iso wae mbak. Mbiyen arep sinau ngaji urung ono TPA, lha

saiki wes digawekke TPA lak yo kepenak garek mangkat mbak.”

(CW.7.19)

4. “Mbiyen ki arep ngaji kangelan mbak, ndadak tekan adoh saiki lak ming

garek neng masjid. Ngaji ki lak penting to mbak.” (CW.7.20)

Page 189: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

174

5. “Nek koyo aku ki wes Al-Quran tapi yo rung lancar mbak, lha piye yo

nek neg omah hayo ra mesti sinau dewe wong kesibukan werno-werno

ngeten niki, neng omah wes mikir golek ekonomi mbak. Ra iso mbak,

paling nek moco delok-delok. Kene ki yo ra ono seng nganggur ki mbak

kayane do sibuk.” (CW.7.21)

6. “Yo wes piye mbak, seng penting TPA kuwi tak usahakke mangkat teruh

tak utamake pokokke. Nek urung iso yo pokokke mangkat terus nggko lak

yo diwarahi.” (CW.7.22)

7. “Seng ngajar koyo Pak WN, Bu YL, Pak BS kan tegese do sibuk to mbak

dadi kadang ngajine yo mung tekan isya urung dikaji artine wes kudu

rampung. Kadang ustade ra iso mangkat sibuk dadi ngaji dewe.”

(CW.7.23)

8. “Nek pas ngaji ora ono gurune y owes ngaji dewe-dewe mbak nek ora iso

yo takon kancane seng iso.” (CW.7.24)

Page 190: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

175

CATATAN WAWANCARA 8

I. IDENTITAS

Nama : WJ

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 62 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan Terakhir : Buruh

Alamat : Dusun Gatak

II. PERTANYAAN

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Kulo kepengen iso tenan. Kulo mboten sekolah, ming SD kulo deren tau

ngaji. Weruh kancane do iso ngaji njuk kulo pengen”. (CW.81)

2. “Geh niku nggeh takmire masjid niku seng nyanjangi”. (CW.8.2)

3. “Dereng nate kulo mbak”. (CW.8.3)

4. “TPA, kajian Bu Yola, yasinan niku. Mriki nggeh Kampung Al-Quran

riyen mbak”. (CW.8.4)

5. “Mboten mesti mbak, nek nembe repot nggeh mboten. Kulo wingi mboten

mangkat pun rongjumat wong nenmbe enten keperluan 40 dinten tiang

sepah”. (CW.8.5)

Page 191: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

176

6. “TPA niku malem jumat kaleh malem minggu. Nek sing malem jumat

niku seng kangge iqro’ nek malem Minggu niku kangge seng pun Al-

Quran. Kulo niku diken teng al-quran tapi kulo teseh dereng saget kulo

terus mboten purun. Kulo riyen tumut ping pinten ngoten terus pun. Lha

rencange pun lancar kulo taseh plegak-pleguk geh mulo tumut seng

kentun mawon. Yasinan niko malem jumat bada isyak, kajian Bu Yola

malem selasa”. (CW.8.6)

7. “Nggeh pun mbak, kan kathah seng dereng saget”. (CW.8.7)

8. “Riyen awal masuk dites riyen diken maos iqro’ 1 saget nopo mboten.

Nek pas TPAne niku pertamane dibukak terus baca doa ngoten terus do

baca kiambak-kiambak kaleh nunggu giliran nek pun nggeh ditutup. Pas

ngaji kaleh gurune njuk mangkeh gurune nyatet teng buku prestasi niko,

nggeh mung ngoten mbak. Nek yasinan niko radi benten, enten lain-laine

soale kan mboten teng masjid terus wektune kan mboten ketabrak isya’

dadi saget tekan jam 21.30 kadang jam 22.00. Yasinan niko biasane

dibukak kaleh Pak Rakun terus nggeh moco-moco dungo ngoten niko

terus moco yasin niku”. (CW.8.8)

9. “Geh wingi niko mbak lia nek sakniki pak basori”. (CW.8.9)

Page 192: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

177

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

1. “Nggeh mbak wong kulo niku nggeh katah seng mboten ngertos bab

agama. Kan amal seng mboten tau pedhot niku kan enten tiga, amal

jariyah, doa anak sholeh kaleh ilmu seng manfaat”. (CW.8.10)

2. “Nggeh bermanfaat mbak. Kados wingi niko kulo tangklet Mas Bashori

masalah poso nek mboten sahur niku turene batal nggeh nopo mboten

ngoten. Kulo kan sok mboten sahur nek poso niku, tapi nggeh tetep kuat

tetep nyambut gawe nek kulo mboten poso wah getun kulo malahan mbak.

Ngoten kan kulo dasos mantep, dados ngetos dasare”. (CW.8.11)

3. “Kulo dados ngetos sekedik bab agama kados poso, kados sedekah niku.

Senajan awake dewe wong ra duwe, tapi yo nek iso sedekah. Kulo riyen

blas dereng saget ngaji sakniki pun iqro’ 6 nggeh Alhamdulillah alon-

alon. Geh sekedik-sekedik mbuh ditompo nopo mboten seng penting pun

usaha lak ngoten”. (CW.8.12)

4. “Nggeh nek enteng seng dikandani nggeh dikandani, sok ngandani

anakke, senajan wes gedhe tapi kan wong tua tetep ngandani mbak”

(CW.8.13)

5. “Geh kulo pengen sinau terus mbak damel sangu”. (CW.8.14)

6. “Nek iqro’ geh damel moco Al-Quran, nek yasinan ngoten niko kulo sok

kirim dungo damel seng mboten enten. Nek niku mriki niki enten seng

Page 193: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

178

dislameti enten seng mboten, tapi kulo taseh sok yasinan nyameti seng

pun pejah. Kulo niku disanjangi wong tapi nggeh kemantepane kiambak-

kiambak”. (CW.8.15)

7. “Nek mriki wong ngomah niku nggeh monggo ngoten mboten patek do,

nggeh pokokke terserah ngoten. Kan ngaji niku nggeh apek kangge awake

dewe damel pedoman urip lak ngoten nggeh to”. (CW.8.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. “Kulo niku taseh sok salah teng cara mocone niku lak kudu bener mbak

nek kados ظkalehض ,غ kalehخ kudu jelas bedone”. (CW.8.17)

2. “Nggeh niku mbak. Mboten usah isen nek kados kulo ngeten. Kados

Mbak NH niku salah dibenerke, wedi nek kulo kan mboten. Nek mboten

saget, seng bener niku pripun. Seng marai sero digetakko kulo mboten

wedi. Nek ora iso terus dinengke wae yo kapan leh iso? Diomongke

mawon kaleh Mas BS seng mboten saget pundi ngoten”. (CW.8.18)

3. “Pengen saget ngoten mbak wong nek dipikir wong urip pisan bondo

donyo ra digowo nggeh to? Kulo nggeh pun iqro’ emen pun ajeng

rampung kan nggeh pengene cepet saget. Geh mugi-mugi lancar saget

tumut rencange moco Al-Quran”. (CW.8.19)

4. ”Riyen-riyen kulo dereng kagungan krenteg terus ngertos kanca-kancane

do iso terus kulo kepengen. Wong gurune nggeh pun nyanggupi ngajar”.

(CW.8.20)

Page 194: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

179

5. “Nek pas sayah ngoten niko bar nyambut damel ngoten niko mbak nopo

pas enten acara teng pundi ngoten”. (CW.8.21)

6. “Nggeh teng omah sinau kiambak ben nek pas ngaji niko saget lancar

terus saget katah ngajine”. (CW.8.22)

7. “Nopo nggeh mbak? Paling nek pas gurune mboten tindak niku kan

dadose belajar kiambak, nek belajar kiambak kan rumangsane bener tapi

nek salah kan nggeh mboten ngertos, mboten enten seng mbenerke”.

(CW.8.23)

8. “Kadang nggeh ganti malem Sabtu ngajine mbak. Nek ngoten niku

biasane sok do rembugan riyen terus diganti dinone damel gantine malem

Jumat”. (CW.8.24)

Page 195: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

180

Lampiran 6. Analisis Data Hasil Wawancara Ustadz/ustadzah

Analisis Data Hasil Wawancara Ustadz/Ustadzah

Pertanyaan1. Apa latar belakang dibentuknya kegiatan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan?

Narasumber Jawaban Reduksi Deskripsi

BS “Kami pengen warga banyak yangjamaah di masjid biar masjidnyaramai, lalu kami bikin kegiatanpengajian untuk lansia itu . Saya kanikut pembetukan dulu itu, sayaditawari untuk ngajar ya kemudiansaya ikut berpartisipasi gitu mbak.Disini kan masih banyak yangbelum bisa baca Al-Quran, itung-itung ikut membantulah”. (CW.1.1)

“Kami pengen warga banyak yangjamaah di masjid biar masjidnya ramai,lalu kami bikin kegiatan pengajianuntuk lansia itu. Saya kan ikutpembetukan dulu itu, saya ditawariuntuk ngajar ya kemudian saya ikutberpartisipasi gitu mbak. Disini kanmasih banyak yang belum bisa bacaAl-Quran, itung-itung ikutmembantulah” (CW.1.1)

Hal-hal yang melatarbelakangiustadz/ustadzah menjadi pengajaryaitu ingin berpartisipasi dalamkegiatan di Dusun, ingin ilmunyabermanfaat dengan mengajarkannyake orang lain.

LI “Disini masih banyak yang belumbisa baca Al-Quran. Kalau saya itudulu sebelum pindah disini pernahjuga ngisi pengajian di Desa sayambak jadi saya tahu rasanyamanfaatnya. Kalau saya bisawalaupun cuman sedikit kan lebihbaik ilmu itu ditularkan kepadaorang lain biar bisa bermanfaatmbak”. (CW.2.1)

“Disini masih banyak yang belum bisabaca Al-Quran Kalau saya itu dulusebelum pindah disini pernah juga ngisipengajian di Desa saya mbak jadi sayatahu rasanya manfaatnya. Kalau sayabisa walaupun cuman sedikit kan lebihbaik ilmu itu ditularkan kepada oranglain biar bisa bermanfaat mbak”(CW.2.1)

2. Kapan kegiatan pemberdayaan lansia tersebut diadakan?

BS “Ada yasinan tapi campur semuaibu-ibu malem Senin paling. Yangiqro’ ada malem Minggu samamalem Jumat. Malem Selasa itukajian sama Bu YL”. (CW.1.2)

“Ada yasinan tapi campur semua ibu-ibu malem Senin paling. Yang iqro’ada malem Minggu sama malem Jumat.Malem Selasa itu kajian sama Bu YL”.(CW.1.2)

Kegiatan pemberdayaan lansia yangada yaitu TPA Al-Quran setiapSabtu malam, TPA iqro’ Kamismalam, kajian setiap Senin malam,yasinan setiap Kamis malam bada

Page 196: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

181

LI “Disini ada beberapa kegiatan mbakyang TPA itu ada dua, TPA Al-Quran setiap malam Minggu danTPA iqro’ setiap malam Jumat. Adalagi yaitu kajian setiap malam Selasadan yasinian setiap malam Jumatbada isya. Ada lagi pengajian setiapsebulan sekali kalau itu untuk umumsemua boleh ikut tidak hanya yanglansia”. (CW.2.2)

“Disini ada beberapa kegiatan mbakyang TPA itu ada dua, TPA Al-Quransetiap malam Minggu dan TPA iqro’setiap malam Jumat. Ada lagi yaitukajian setiap malam Selasa danyasinian setiap malam Jumat bada isya.Ada lagi pengajian setiap sebulansekali kalau itu untuk umum semuaboleh ikut tidak hanya yang lansia”.(CW.2.2)

isya’ yang pesertanya adalahcampuran dari TPA Al-Quran danTPA iqro’, lansia juga bisamengikuti kegiatan pengajianbulanan yang terbuka untuk umum.

3. Apakah menurut anda materi yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan para lansia?

BS “Iya sudah, warga juga merindukanada kegiatan keagamaan. Orangkalau sudah sepuh-sepuh ya sayakira yang lebih dibutuhkan adalahlebih mendekatkan diri kepada SengKuasa ya ga? Ya menurut sayasudah pas kegiatan ini”. (CW.1.3)

“Iya sudah, warga juga merindukan adakegiatan keagamaan. Orang kalausudah sepuh-sepuh ya saya kira yanglebih dibutuhkan adalah lebihmendekatkan diri kepada Seng Kuasa.Ya menurut saya sudah pas kegiatanini”. (CW.1.3)

Menurut ustadz/ustadzah materiyang diberikan sudah sesuai dengankebutuhan para lanisa karena diusialanjut para lansia lebihmembutuhkan kegiatan keagamaanuntuk lebih mendekatkan diri kepadaTuhan, selain itu lansia di DusunGatak masih banyak yang belumbisa membaca Al-Quran, lansia jugadiberikan pengetahuan tentangperkembangan terkini agar tahuperkembangan yang sudah ada.

LI “Pada awal dulu dibentuknya itubanyak sekali yang ikut dan merekamemang belum bisa membaca Al-Quran jadi saya rasa materinyasudah sesuai dan juga kajian itu diisidengan perkembangan berita terkiniatau ya yang lagi ngetren apa gitumbak”. (CW.2.3)

“Pada awal dulu dibentuknya itubanyak sekali yang ikut dan merekamemang belum bisa membaca Al-Quran jadi saya rasa materinya sudahsesuai dan juga kajian itu diisi denganperkembangan berita terkini atau yayang lagi ngetren apa gitu mbak”.(CW.2.3)

4. Apa metode yang anda gunakan dalam menyampaikan materi kegiatan?

BS “Ya pakai metode iqro’ itu. Dulukan juga sempat kerjasama denganFan Tahsin itu, tapi kan merekabelum bisa baca sama sekali mbakjadi agak kurang pas dengan itu ya

“Ya TPA pembelajarannya pakaimetode iqro’. Dulu kan juga sempatkerjasama dengan Fan Tahsin, tapi kanmereka belum bisa baca sama sekalimbak jadi agak kurang pas dengan itu

Metode yang digunakan dalammenyampaikan materi adalahmetode iqro’, dulu pernahmenggunakan metode lain dari FanTahsin akan tetapi para lansia

Page 197: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

182

terus cuma ngisi berapa kali gituterus udah dilanjut iqro”. (CW.1.4)

ya terus cuma ngisi berapa kali gituterus udah dilanjut iqro. Kalau kajianjelas kami menggunakan metodeceramah dalam penyampaiannya”.(CW.1.4)

merasa kesulitan.

LI “Pakai metode iqro mbak karenakami pikir itu lebih mudah. Kalauyang sudah Al-Quran itu dulunyamereka pakai metode yang berbedajadi cepet bisa. Awalnya mau kamisamakan pakai metode itu semuatapi yang di kelompok malem Jumatitu si mbah-mbahnya banyak yangsudah sepuh banget kayak Mbah HRitu sudah 84 umurnya mbak nantimalah tambah kesulitan”. (CW.2.4)

“Pakai metode iqro mbak karena kamipikir itu lebih mudah. Kalau yangsudah Al-Quran itu dulunya merekapakai metode yang berbeda jadi cepetbisa. Awalnya mau kami samakanpakai metode itu semua tapi yang dikelompok malem Jumat itu si mbah-mbahnya banyak yang sudah sepuhnanti malah tambah kesulitan”.(CW.2.4)

5. Apa media pembelajaran yang anda gunakan saat kegiatan berlangsung?

BS “Medianya ya pakai buku iqro’ itumbak, kalo yasinan ya buku yasin.Kalau yang Al-Quran sama kajianitu kadang juga ustadnya pakaihadits buat ngisi materinya”.(CW.1.5)

“Medianya ya pakai buku iqro’ itumbak, kalo yasinan ya buku yasin.Kalau yang Al-Quran sama kajian itukadang juga ustadnya pakai hadits buatngisi materinya”. (CW.1.5)

Media yang digunakan adalah bukuiqro’, Al-Quran, hadits. Di TPAiqro’ lansia membaca iqro dandikoreksi oleh ustadz, di TPA Al-Quran ustadz terlebih dahulumemberikan contoh cara membacaayat tersebut diikuti oleh para lansia,lansia hanya membaca satu ayat danakan dikoreksi oleh ustadz. Dalamkegiatan yasinan lansia bersama-sama membaca surat yasin kemudiandilanjutkan dengan sesi lain-lain.Pada kajian ustadzah menyampaikanmateri dengan metode cerahamkemudian lansia boleh bertanya.

LI “Kami hanya pakai iqro’ itu mbakjadi mbak-mbahnya itu nanti bacasatu-satu kami yang koreksi. Kalauyang Al-Quran itu beda lagi mbak,karena sudah Al-Quran jadi merekabacanya Cuma satu ayat per orangtapi nanti semua di ajarin dulu samaustadnya. Yang yasinan itu ya cumabaca yasin. Kajian itu juga nantiustadzahnya menyampaikan materi

“Kami hanya pakai iqro’ itu mbak jadimbak-mbahnya itu nanti baca satu-satukami yang koreksi. Kalau yang Al-Quran itu beda lagi mbak, karena sudahAl-Quran jadi mereka bacanya Cumasatu ayat per orang tapi nanti semua diajarin dulu sama ustadnya. Yangyasinan itu ya cuma baca yasin. Kajianitu juga nanti ustadzahnyamenyampaikan materi secara lisan gitu

Page 198: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

183

secara lisan gitu nantu mbah-mbahnya bisa tanya”. (CW.2.5)

nantu mbah-mbahnya bisa tanya”.(CW.2.5)

6. Apa sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan lansia?

BS “Tempatnya masjid itu, ada meja,papan tulis juga ada mbak tapijarang digunakan. Ada iqro’, Al-Quran, buku prestasi, lemari jugaada. Sarpras dapat dari takmir itudana dari infaq”. (CW.1.6)

“Tempatnya masjid itu, ada meja,papan tulis juga ada mbak tapi jarangdigunakan. Ada iqro’, Al-Quran, bukuprestasi, lemari juga ada. Sarpras dapatdari takmir itu dana dari infaq”.(CW.1.6)

Sarana dan prasarana yangdigunakan dalam kegiatan yaituruangan masjid, meja, tikar, bukuiqro’, buku prestasi untuk mencatatathasil belajar, almari, Al-Quran, danmicrofone.

LI “Di Masjid itu sudah ada meja, tikar,rak tempat iqro, kayak buku prestasiitu, Al-Quran, microfone.Sebenarnya di Masjid itu juga adapapantulis mbak tapi tidak kamigunakan karena menurut kami lebihefektif kalau diajarin pakai iqro’langsung. Kalau yang Al-Quran jugaada snaknya mereka inisiatif iuransendiri karena orangnya lebihbanyak mbak”. (CW.2.6)

“Di Masjid itu sudah ada meja, tikar,rak tempat iqro, kayak buku prestasiitu, Al-Quran, microfone. Sebenarnyadi Masjid itu juga ada papantulis mbaktapi tidak kami gunakan karenamenurut kami lebih efektif kalaudiajarin pakai iqro’ langsung. Kalauyang Al-Quran juga ada snaknyamereka inisiatif iuran sendiri karenaorangnya lebih banyak mbak”.(CW.2.6)

7. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?

BS “Tahapnya seperti biasa kokmbak yawaktu mulai itu baca doa maubelajar terus abis itu ya langsungbelajar urut satu-satu gitu kalausudah selesai terus membaca doapenutup majelis itu. Kegiatan yangdibuat tidak banyak takutnya merekayang kualahan kasihan” (CW.1.7)

“Tahapnya seperti biasa kok mbak yawaktu mulai itu baca doa mau belajarterus abis itu ya langsung belajar urutsatu-satu gitu kalau sudah selesai terusmembaca doa penutup majelis itu.Kegiatan yang dibuat tidak banyaktakutnya mereka yang kualahankasihan” (CW.1.7)

Tahap pelaksanaan:- TPA: Pembukaan, baca doa

belajar, bembelajaran, penutup- Yasinan: Pembukaan, baca Al-

Fatihah, acara inti yaitumembaca yasin, lain-lai,penutup

- Kajian: Pembukaan,penyampaian materi, tanyajawab, penutup

LI “Pembukaan mbak setelah itu bacadoa mau belajar, kemudian mulaibelajarnya satu-satu sambil nunggu

“Pembukaan mbak setelah itu baca doamau belajar, kemudian mulaibelajarnya satu-satu sambil nunggu

Page 199: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

184

giliran mbah-mbahnya belajarsendiri dulu. Kalau yang yasinan yasama, dibuka dulu baca Al-Fatihahterus baca yasin terus ada sesi lain-lain untuk berdiskusi. Kalau kajianitu setelah dibuka, kami kasih materidengan ceramah. Setelah selesai,mereka boleh tanya. Kalau udahselesai ditutup pakai doa penutupmejlis”. (CW.2.7)

giliran mbah-mbahnya belajar sendiridulu. Kalau yang yasinan ya sama,dibuka dulu baca Al-Fatihah terus bacayasin terus ada sesi lain-lain untukberdiskusi. Kalau kajian itu setelahdibuka, kami kasih materi denganceramah. Setelah selesai, mereka bolehtanya. Kalau udah selesai ditutup pakaidoa penutup majlis”. (CW.2.7)

8. Apakah para lansia dapat menerima materi yang anda sampikan dengan baik?

BS ”Ya ada yang langsung bisa adayang tidak mbak. Ya itu kan sudahpada tidak lengkap giginya jadikalau ngucapin huruf itu belum bisajelas”. (CW.1.8)

”Ya ada yang langsung bisa ada yangtidak mbak. Ya itu kan sudah padatidak lengkap giginya jadi kalaungucapin huruf itu belum bisa jelas”.(CW.1.8)

Menurut ustadz/ustadzahkarakteristik para lansia berbeda-beda ada yang mudah menerimamateri ada yang agak sulitdikarenakan keadaan fisik yangsudah menurun, struktur gigi yangsudah berubah menyebabkankesulitan mengucapkan hurufdengan benar, kesulitan memahamiapa yang sudah disampaikan olehustadzah.

LI “Ya ada yang langsung bisa nangkepapa yang kami maksud ada jugayang lama mbak namanya jugasudah sepuh kan. Ada juga yangsudah kami ulang-ulang itu tapi simbahnya tetap belum bisa ya sudahkami maklum mbak saya sampaibilang gini, nggeh pun mbah mbotennopo-nopo Gusti Allah ngertos kokseng jenengan maksud kulo sampegitu mbak”. (CW.2.8)

“Ya ada yang langsung bisa nangkepapa yang kami maksud ada juga yanglama mbak namanya juga sudah sepuhkan. Ada juga yang sudah kami ulang-ulang itu tapi si mbahnya tetap belumbisa ya sudah kami maklum mbak sayasampai bilang gini, nggeh pun mbahmboten nopo-nopo Gusti Allah ngertoskok seng jenengan maksud kulo sampegitu mbak”. (CW.2.8)

9. Berapa jumlah lansi yang mengikuti program pemberdayaan lansia ini?

BS “Dulu waktu awal-awal itu banyakmbak. Sekarang TPA malem jumatyang aktif biasanya 7 kadang 5.Kalau yang Al-Quran itu juga

“Dulu waktu awal-awal itu banyakmbak. Sekarang TPA malem jumatyang aktif biasanya 7 kadang 5. Kalauyang Al-Quran itu juga banyak wong

Jumlah lansia yang mengikutikegiatan ini yaitu 5-7 orang untukTPA iqro’, sekitar 30 orang di TPAAl-Quran, untuk kegiatan kajian

Page 200: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

185

banyak wong kalau buat snace ajasampe 40 katanya”. (CW.1.9)

kalau buat snace aja sampe 40katanya”. (CW.1.9)

lansia ynag datang sekitar 20 orang,dan sekitar 40 orang di kegiatanyasinan.LI “Kalau yang Al-Quran itu banyak

mbak 30 lebih, kalau yang iqro’ ituyang aktif hanya tujuh, kajian itujugabanyak mbak kebanyakan yangdateng itu yang dari Al-Quransekitar 20 orang. Kalau yangyasinan 40 lebih mbak kan campuritu”. (CW.2.9)

“Kalau yang Al-Quran itu banyakmbak 30 lebih, kalau yang iqro’ ituyang aktif hanya tujuh, kajian itujugabanyak mbak kebanyakan yangdateng itu yang dari Al-Quran sekitar20 orang. Kalau yang yasinan 40 lebihmbak kan campur itu”. (CW.2.9)

10. Apakah para lansia pernah bertanya tentang materi atau permasalahan yang dihadapi? Bagaimana tanggapan anda?

BS “Kalau tanya tentang materi ya pastipernah mbak mereka tanya carabacanya gimana gitu. Kadang jugaada yang tanya masalah lain kayaksholat atau puasa gitu. Ya sayajawab mbak, saya malah senengkalau mereka bertanya, artinya kanmereka juga tertarik untuk lebihbanyak tahu”. (CW.1.10)

“Kalau tanya tentang materi ya pastipernah mbak mereka tanya carabacanya gimana gitu. Kadang juga adayang tanya masalah lain kayak sholatatau puasa gitu. Ya saya jawab mbak,saya malah seneng kalau merekabertanya, artinya kan mereka jugatertarik untuk lebih banyak tahu”.(CW.1.10)

Para lansia bertanya kepada ustadz/ustadzah ketika merasa kesulitandalam membaca iqro’ maupunmasalah agama dalam kehidupansehari-hari. Ustadz/ustadzah merasasenang jika ada lansia yang bertanyakarena hal tersebut menandakanadanya keingintahuan yang lebihdari lansia.

LI “Ya mereka kalau ga bisa ya tanyambak, kalau huruf yang bunyinyaagak sama gitu mereka mesti kelirujadi kadang waktu ketemu samahuruf itu diam dulu karena takutkebalik. pernah waktu itu kamibelajar sambil mereka meme gabahdi depan rumah”. (CW.1.10)

“Ya mereka kalau ga bisa ya tanyambak, kalau huruf yang bunyinya agaksama gitu mereka mesti keliru jadikadang waktu ketemu sama huruf itudiam dulu karena takut kebalik. pernahwaktu itu kami belajar sambil merekameme gabah di depan rumah”.(CW.2.10)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN1. Apakah anda melakukan evaluasi pembelajaran dalam pelakasanaan pemberdayaan lansia ini?BS “Tidak ada evaluas mbak, adanya ya

pakai ebta itu di iqro”. (CW.1.11)“Belum ada koordinasi rutin daritakmirnya soalnya yang ngurus samayang ngajar itu orang yang berbeda,

Belum ada evaluasi pembelajaran,para ustadz/ustadzah melakukanevaluasi pembelajaran menggunakan

Page 201: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

186

adanya ya pakai EBTA itu di iqro”.(CW.1.11)

EBTA di iqro’.

LI “Kalau evaluasi secara rutin kamibelum ada mbak”. (CW.2.11)

“Kalau evaluasi secara rutin kamibelum ada mbak”. (CW.2.11)

2. Bagaimana cara anda mengetahui tingkat pemahaman lansia terhadap materi yang disampaikan?

BS “Waktu ngaji kan kelihatan mbak.Kalau ada materi yang sudah lewattapi kok lupa, lha itu berarti merekabelum paham sepenuhnya mungkinbaru ditahap menghafal”. (CW.1.12)

“Waktu ngaji kan kelihatan mbak.Kalau ada materi yang sudah lewat tapikok lupa, lha itu berarti mereka belumpaham sepenuhnya mungkin baruditahap menghafal”. (CW.1.12)

Cara mengetahui tingkat pemahamanlansia yaitu dengan mencermatiperkembangan lansia saat mengajidan juga menggunakan EBTA. Jikapada halaman tersebut lansia masihkesulitan membaca maka belum bisalanjut ke halaman selanjutnya.

LI “Kami pakai EBTA mbak, dihalaman terakhir setiap jilid di iqroitu kana da EBTA. Nah kalau misalbelum lulus itu ya belum naik jilidselanjutnya gitu”. (CW.2.12)

“Kami pakai EBTA mbak, di halamanterakhir setiap jilid di iqro itu kana daEBTA. Nah kalau misal belum lulus ituya belum naik jilid selanjutnya gitu”.(CW.2.12)

3. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia saat sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan ini?

BS “Beberapa diantara mereka jadisering jamaah di Masjid mbak sayasering ketemu. Masjid sekarang jadilumayan rame Alhamdulillah yasedikit-sedikit ada kemajuan mbak”.(CW.1.13)

“Beberapa diantara mereka jadi seringjamaah di Masjid mbak saya seringketemu. Masjid sekarang jadi lumayanrame Alhamdulillah ya sedikit-sedikitada kemajuan mbak”. (CW.1.13)

Perubahan yang terjadi pada pesertasaat sebelum dan sesudah mengikutikegiatan yaitu beberapa lansiamenjadi rajin berjamaah, Masjidmenjadi ramai dengan kegiatan,berkurangnya keluarga lansia yangmemelihara anjing, dan adakebiasaan Dusun yang diubahberdasarkan peraturan agama yangbenar seperti saat memandikanjenazah.

LI “Kalau perubahan itu ya pelan-pelanya mbak ga bisa dilihat secara cepat.Dulu di sini itu banyak yang peliharaanjing dan yang melihara itu malahyang muslim. Katanya anjing itugedenya cepet jadi cepet bisa dijualgitu mbak. Tapi sekarang sudahberkurang, ya memang masih adatapi sudah berkurang. Kalau sedangketemu ngaji bareng gitu suka saya

“Kalau perubahan itu ya pelan-pelan yambak ga bisa dilihat secara cepat. Duludi sini itu banyak yang pelihara anjingdan yang melihara itu malah yangmuslim. Katanya anjing itu gedenyacepet jadi cepet bisa dijual gitu mbak.Tapi sekarang sudah berkurang, yamemang masih ada tapi sudahberkurang. Kalau sedang ketemu ngajibareng gitu suka saya srempetin gitu

Page 202: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

187

srempetin gitu kalau anjing itu najis.Dulu juga waktu saya masih awalpindah di sini kalau ada yangmeninggal itu yang mensucikan danmandiin itu Pak Rakun mbak. Baikyang peningal perempuan ataupunlaki-laki semua yang mandiin PakRakun, kan harusnya ynag bolehmandiin kan yang semahromnyakan”. (CW.2.13)

kalau anjing itu najis. Dulu juga waktusaya masih awal pindah di sini kalauada yang meninggal itu yangmensucikan dan mandiin itu Pak Rakunmbak. Baik yang peningal perempuanataupun laki-laki semua yang mandiinPak Rakun, kan harusnya yang bolehmandiin kan yang semahromnya kan”.(CW.2.13)

4. Apakah para lansia merasa terfasilitasi dengan adanya kegiatan pemberdayaan lansia ini?

BS “Iya mbak, mereka sudah lamamerindukan kegiatan-kegiatanseperti ini”. (CW.2.14)

“Iya mbak, mereka sudah lamamerindukan kegiatan-kegiatan sepertiini”. (CW.2.14)

Menurut ustadz/ustadzah para lansiamerasa terfasilitasi karena padaawalnya Dusun Gatak belum adakegiatan keagamaan lebih-lebihuntuk lansia.

LI “Iya mbak mereka merasaterfasilitasi, dulu kan belum adangaji kayak gini mbak belum adaTPA dan saya rasa pemahamantentang agama juga belum banyak”.(CW.2.14)

“Iya mbak mereka merasa terfasilitasi,dulu kan belum ada ngaji kayak ginimbak belum ada TPA dan saya rasapemahaman tentang agama juga belumbanyak”(CW.2.14)

5. Apakah para lansia termotivasi mengikuti kegiatan tersebut? Bagaimana cara anda memberikan motivasi?

BS “Ya termotivasi mbak kalau yangikut terus itu mereka saja kadangminta ganti hari kalau misalkan padaga bisa ya sudah tua juga mbak kangampang capek. Caramemotivasinya biasanya saya ya takbilangin kita yang penting usahambah masalah bisanya kapan itunanti dulu, kalau kita usaha kanAllah pasti juga kasih kemudahan”.(CW.1.15)

“Ya termotivasi mbak kalau yang ikutterus itu mereka kadang minta gantihari kalau misalkan pada ga bisa yasudah tua juga mbak kan gampangcapek. Cara memotivasinya biasanyasaya ya tak bilangin kita yang pentingusaha mbah masalah bisanya kapan itunanti dulu, kalau kita usaha kan Allahpasti juga kasih kemudahan”.(CW.1.15)

Para lansia termotivasi mengikutikegiatan ini, jika merekaberhalangan untuk datang merekabiasa meminta ganti hari untuk tetapbelajar, para ustadz/ustadzahmemotivasi dengan caramemberikan dorongan, dukunganserta dalil yang menyatakan adanyapahala yang berlimpah bagi orang-orang yang mau belajar.

Page 203: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

188

LI “Mereka termotivasi mbak wonghujan aja mereka tetep berangkat,kalau pas deres banget gitu bisanyamereka minta diganti malem Sabtu.Saya ngasih motivasi biasanyadengan ya misalnya saya bilangkalau belajar ngaji kita baca satuayat aja ada pahalanya lho gitu”.(CW.2.15)

“Mereka termotivasi mbak wong hujanaja mereka tetep berangkat, kalau pasderes banget gitu bisanya mereka mintadiganti malem Sabtu. Saya ngasihmotivasi biasanya dengan ya misalnyasaya bilang kalau belajar ngaji kitabaca satu ayat aja ada pahalanya lhogitu”. (CW.2.15)

6. Apakah menurut anda kegiatan ini sudah berjalan dengan efektif dan efisien? Mengapa?

BS “Kalau dibilang sudah efektif danefisien kok juga belum cukup sayarasa. Ya sudah tapi sedikit-sedikitsoalnya dari pengajar juga kadangada kegitan penting jadi tidak bisadatang. Sedangkan pesertanya kansudah lansia jadi juga agak specialdibandingkan dengan yang lain”(CW.1.16)

“Kalau dibilang sudah efektif danefisien kok juga belum cukup saya rasa.Ya sudah tapi sedikit-sedikit soalnyadari pengajar juga kadang ada kegitanpenting jadi tidak bisa datang.Sedangkan pesertanya kan sudah lansiajadi juga agak special dibandingkandengan yang lain” (CW.1.16)

Menurut ustadz/ustadzah kegiatanini belum bisa efektif dan efisiendikarenakan waktu TPA yangterbatas, kondisi lansia yangmengalami beberapa kesulitan danmudah lupa, serta ustadz/ustadzahyang mempunyai kesibukan.

LI “Ya gimana ya mbak berhubungyang belajar itu simbah-simbah yabelum bisa efektif dan efisien.Misalkan kami ngajar sudahmemberikan permisalan juga tapikalau mereka belum bisa nangkepkan otomatis mereka belum bisalanjut ke halaman berikutnya mbak.Kami juga yang ngajar kan gentian,kalau misalkan saya ga bisa ya nantiada Pak BS kadang ya yang lain,kalau memang semua tidak bisa yasudah kan terpaksa mereka belajarsendiri mbak”. (CW.2.16)

“Ya gimana ya mbak berhubung yangbelajar itu simbah-simbah ya belumbisa efektif dan efisien. Misalkan kamingajar sudah memberikan permisalanjuga tapi kalau mereka belum bisanangkep kan otomatis mereka belumbisa lanjut ke halaman berikutnyambak. Kami juga yang ngajar kangantian, kalau misalkan saya ga bisa yananti ada Pak BS kadang ya yang lain,kalau memang semua tidak bisa yasudah kan terpaksa mereka belajarsendiri mbak”. (CW.2.16)

Page 204: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

189

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT1. Apa saja faktor pendorong atau pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia tersebut?

BS “Pendukungnya salah satunya adafasilitas. Terus dari mbah-mbahnyajuga semangat, mereka merasabutuh. Kalau di pengajarnya sendirisebisa mungkin meluangkan waktumalem Jumat. Kadang yang ngajarada yng diajar ga ada kadangsebaliknya” (CW.1.17)

“Pendukungnya salah satunya adafasilitas. Terus dari mbah-mbahnyajuga semangat, mereka merasa butuh.Kalau di pengajarnya sendiri sebisamungkin meluangkan waktu malemJumat. Kadang yang ngajar ada yngdiajar ga ada kadang sebaliknya”(CW.1.17)

Faktor pendorong dalampelaksanaan pembelajaran adalahfasilitas yang mendukung, semangatdari para lansia, kesabaran dariustadz/ustadzah.

LI “Yang mendukung itu semangat darisi mbah-mbahnya itu mbak, merekasemangat sekali walaupun ya bisadibilang banyak yang lupa atau salahgitu ya. Kalau yang masih umur itu70 kebawah masih mendingsekarang sudah ada yang iqro’ 6 tapikalau yang 70 ke atas ya harus sabarmbak. Kadangan mereka semangatmalah kami yang sibuk”. (CW.2.17)

“Yang mendukung itu semangat dari simbah-mbahnya itu mbak, merekasemangat sekali walaupun ya bisadibilang banyak yang lupa atau salahgitu ya. Kalau yang masih umur itu 70kebawah masih mending sekarangsudah ada yang iqro’ 6 tapi kalau yang70 ke atas ya harus sabar mbak.Kadangan mereka semangat malahkami yang sibuk”. (CW.2.17)

2. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan tersebut?

BS “Kadang kedua pengajar tidak bisangajar, tapi kadang ada juga sihteman yang gantin ngajar”.(CW.1.18)

“Kadang kedua pengajar tidak bisangajar”. (CW.1.18)

Faktor penghambat dalampelaksanaan pembelajaran yaitu saatpengajar yang sibuk dan tidak adapengganti, para lansia yang seringlupa.LI “Penghambatnya mungkin waktu

kami semua yang ngajar punyakesibukan kali ya mbak, kan kamibiasanya gantian ngajarnya tapikalau pas ga bisa semua ya mautidak mau harus libur atau diundurmalem Sabtu. Terus si mbah-mbahnya sering lupa jadi kami kan

“Penghambatnya mungkin waktu kamisemua yang ngajar punya kesibukankali ya mbak, kan kami biasanyagantian ngajarnya tapi kalau pas ga bisasemua ya mau tidak mau harus liburatau diundur malem Sabtu. Terus simbah-mbahnya sering lupa jadi kamikan belum bisa meluluskan halaman itu

Page 205: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

190

belum bisa meluluskan halaman itujadi diulang-ulang terus”. (CW.2.18)

jadi diulang-ulang terus”. (CW.2.18)

3. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan tersebut?

BS “Kalau pas ga ada yang ngajar yakadang diganti hari atau merekabelajar sendiri. Kami jugamemberikan pengertian mbakmisalkan gini, kalau mereka jarangberangkat nanti pelajaran yang lainlupa lagi nanti jadi tidak lanjut-lanjut gitu”. (CW.1.19)

“Kalau pas ga ada yang ngajar yakadang diganti hari atau mereka belajarsendiri. Kami juga memberikanpengertian mbak misalkan gini, kalaumereka jarang berangkat nantipelajaran yang lain lupa lagi nanti jaditidak lanjut-lanjut gitu”. (CW.1.19)

Cara mengatasi faktor penghambatpelaksanaan pembelajaran yaitudengan cara bergantian ataumembuat jadwal mengajar,memberikan pengertian kepadalansia untuk terus belajar agar cepatbisa, memberi permisalan huruf iqro’dengan hewan agar mudah diingat,dan memantau perkembanganbelajar lansia menggunakan bukuprestasi.

LI “Kalau masalah kesibukan ya kamiberusaha ganti hari misal digantimalam Sabtu gitu tapi kamimenawarkan dulu sama si mbah-mbahnya mau ga gitu mbak. Kanrumahnya juga deket-deket jadi enakngomongnya. Kalau masalah lupanah itu agak sulit mbak, kami sudahmelakukan beberapa cara sepertimembuat permisalan bentuknyakayak hewan apa gitu. Terus waktungaji itu kadang saya belum bukabuku prestasinya itu si mbah-mbahnya sudah buka iqro’ dulu jadisaya kan tahunya emang sampai situ,tapi ternyata halamannya salah kanjadi ngulang lagi mbak” (CW.2.19)

“Kalau masalah kesibukan ya kamiberusaha ganti hari misal digantimalam Sabtu gitu tapi kamimenawarkan dulu sama si mbah-mbahnya mau ga gitu mbak. Kanrumahnya juga deket-deket jadi enakngomongnya. Kalau masalah lupa nahitu agak sulit mbak, kami sudahmelakukan beberapa cara sepertimembuat permisalan bentuknya kayakhewan apa gitu. Terus waktu ngaji itukadang saya belum buka bukuprestasinya itu si mbah-mbahnya sudahbuka iqro’ dulu jadi saya kan tahunyaemang sampai situ, tapi ternyatahalamannya salah kan jadi ngulang lagimbak” (CW.2.19)

Page 206: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

191

Lampiran 7. Analisis Data Hasil Wawancara Pengurus

Analisis Data Hasil Wawancara Pengurus

A. Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan KeagamaanPertanyaan1. Apa latar belakang dari penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak?

Narasumber Jawaban Reduksi DeskripsiRW “Waktu itu pas rapat pengurus masjid

kan kami membicarakan tentang gimanaini kok masjidnya masih sepi, masjidkami kan Alhamdulillah dapet bantuanpembangunan mbak sekarang masihdalam taham pembangunan juga teruskami ingin buat banyak kegiatan dimasjid. Kami akhirnya membuatkegiatan pengajian, nah pengajiannya ituada untuk ibu-ibu muda sama lansiakalau anak-anak kan memang sudah adambak. Dengan maksud nantinya saat dipengajian kami juga mau ajak-ajaksupaya mereka mau rajin jamaah dimasjid sukur-sukur ngajak keluarganyagitu mbak. Setelah jalan kok banyaklansia yang ikut akhirnya ya sudah kamifasilitasi, mereka kan juga ingin belajar”(CW3.1).

“Waktu itu pas rapat pengurus masjid kankami membicarakan tentang gimana inikok masjidnya masih sepi. Kami akhirnyamembuat kegiatan pengajian, nahpengajiannya itu ada untuk ibu-ibu mudasama lansia. Dengan maksud nantinya saatdi pengajian kami juga mau ajak-ajaksupaya mereka mau rajin jamaah di masjidsukur-sukur ngajak keluarganya gitu mbak.Setelah jalan kok banyak lansia yang ikutakhirnya ya sudah kami fasilitasi, merekakan juga ingin belajar” (CW3.1).

Pada awalnya penyelenggaramembuat kegiatan keagamaanuntuk meramaikan masjid denganberbagai kegiatan keagamaan agarwarga juga rajin berjamaah,kegiatan tersebut dibagi menjadidua kelompok yaitu ibu-ibu mudadan lansia. Kelompok yang masihberjalan adalah kelompok lansia,akhirnya pihak penyelenggaramemfasilitasi para lansia untukmengikuti kegiatan keagamaan.Penyelenggara juga membagi paralansia menjadi beberapa kelompokdengan ustadz/ustadzah yangsudah disiapkan.

AN “Di Dusun kami ini warganya lumayanbanyak dan Alhamdulillah mudah

“Di Dusun kami ini warganya lumayanbanyak dan Alhamdulillah mudah

Page 207: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

192

digerakkan mbak. Nah waktu adapertemuan pengurus ada yang usulbagaimana kalau mengadakan kegiatan dimasjid biar masjidnya rame gitu. Kankebetulan disini memang belum adakegiatan-kegiatan pengajian mbak terusakhirnya kami adakan TPA, kajian,yasinan. Dikegiatan itu melibatkan ibu-ibu, lansia dan bapak-bapak tapi sampaisekarang yang jalan malah yang lansia”(CW4.1)

digerakkan mbak. Nah waktu adapertemuan pengurus ada yang usulbagaimana kalau mengadakan kegiatan dimasjid biar masjidnya rame gitu. Kankebetulan disini memang belum adakegiatan-kegiatan pengajian mbak terusakhirnya kami adakan TPA, kajian,yasinan. Dikegiatan itu melibatkan ibu-ibu,lansia dan bapak-bapak tapi sampaisekarang yang jalan malah yanglansia”(CW4.1).

2. Bagaimana cara perekrutan warga belajar dalam pemberdayaan lansia Dusun Gatak ini?RW “Kami mengumumkan lewat pengeras

suara masjid mbak, kami juga pengajianrutin tiap bulan. Biasa kalau di dusun ginikan gethok tular mbak, dari mulutkemulut gitu diomongin kalau adakegiatan TPA dan lain-lain”. (CW.3.2)

“Kami mengumumkan lewat pengerassuara masjid mbak, kami jugamengumumkan dikegiatan pengajian rutintiap bulan. Biasa kalau di dusun gini kangethok tular mbak, dari mulut kemulut gitudiomongin kalau ada kegiatan TPA danlain-lain” (CW.3.2)

Cara perekrutan warga belajaryaitu dengan cara mengumumkanmelalui pengeras suara Masjid danjuga mengumumkan di kegiatan-kegiatan lain serta memberi tahudari mulut-kemulut. Setelahdiumumkan kemudian wargadatang di waktu dan tempat yangsudah ditetapkan.

AN “Kami mengumumkan di masjid kalauada kegiatan-kegiatan gitu mbak, kanmemang kalau disini pengumuman yangumuminnya lewat pengeras suara dimasjid. Terus warga yang mau ikuttinggal dateng gitu mbak” (CW.4.2).

“Kami mengumumkan di masjid kalau adakegiatan-kegiatan gitu mbak, kan memangkalau disini pengumuman yangumuminnya lewat pengeras suara dimasjid. Terus warga yang mau ikut tinggaldateng gitu mbak”(CW.4.2).

3. Bagaimana perencanaan kegiatan pemberdayaan lansia diselenggarakan?

RW “Kami pihak pengurus musyawarahwaktu itu terus dipertemuan selanjutnya

“Kami pihak pengurus musyawarah waktuitu terus dipertemuan selanjutnya kami

Perencanaan dari kegiatan inidiawali dengan musyawarah

Page 208: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

193

kami mulai koordinasi lebih lanjutdengan wakil remaja dan beberapa pihaklalu kami tawarkan kalau ada yang maumembantu mengajar. Ya terus ada MasWN, Mas BS dan lail-lain itu mbaksampai sekarang. Waktu diawal ituustadnya ngasih tes iqro’ dulu untuk tahumereka bisanya nyampe mana danternyata kebanyakan mereka belum bisasemua mbak. Dari 50 orang mungkinbaru 15% yang bisa”. (CW.3.3)

mulai koordinasi lebih lanjut dengan wakilremaja dan beberapa pihak lalu kamitawarkan kalau ada yang mau membantumengajar. Ya terus ada Mas WN, Mas BSdan lail-lain itu mbak sampai sekarang.Waktu diawal itu ustadnya ngasih tes iqro’dulu untuk tahu mereka bisanya nyampemana dan ternyata kebanyakan merekabelum bisa semua mbak. Dari 50 orangmungkin baru 15% yang bisa”(CW.3.3).

pengurus Masjid secara berkala.Para pengurus melakukankoordinasi lebih lanjut denganperwakilan remaja dan pihak laindalam membentuk kegiatan.Setelah ditentukan jenis kegiatandan juga pengajar, penyelenggaramerencanakan tempat kegiatan danjuga dana untuk sarana danprasarana yang akan digunakan.Dana yang digunakan diambil daridana sosial dan infaq masjid.Metode yang digunakanditentukan oleh pengajar, pengurustidak ikut menentukan.

AN “Kami perencanaannya ga mendetail sihmbak kan kami suga dananya sukarela,ustadnya ga dibayar, dan ga pakaikonsumsi juga. Dana untuk pelaksanaankami ambilkan dari infaq masjid dansosial mbak. Kami waktu itu dapet idekemudian di rapat selanjutnya kami dapatpengajar dan kesepakatan waktu sudahgitu aja”. (CW.4.3).

“Kami perencanaannya ga mendetail sihmbak kan kami suga dananya sukarela,ustadnya ga dibayar, dan ga pakaikonsumsi juga. Dana untuk pelaksanaankami ambilkan dari infaq masjid dan sosialmbak. Kami waktu itu dapet ide kemudiandi rapat selanjutnya kami dapat pengajardan kesepakatan waktu sudah gitu aja”(CW.4.3).

4. Apakah kegiatan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan lansia?

RW “Disini memang waktu itu kegiatankeagamaan masih sedikit mbak danwaktu dites itu ternyata masih banyakyang belum bisa baik yang ibu-ibu mudamaupun lansia. Jadi saya rasa ya sudahsesuai dengan kebutuhan mereka, apalagidisini kan sudah mendapatkan julukan

“Disini memang waktu itu kegiatankeagamaan masih sedikit mbak dan waktudites itu ternyata masih banyak yang belumbisa baik yang ibu-ibu muda maupunlansia. Jadi saya rasa ya sudah sesuaidengan kebutuhan mereka, apalagi disinikan sudah mendapatkan julukan Kampung

Menurut penyelenggara, kegiatanini sudah sesuai dengan kebutuhanwarga terutama lansia yang masihberjalan karena banyak lansia yangmasih belum bisa membaca Al-Quran dan ingin belajar, dan saatpertemuan awal lansia yang datang

Page 209: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

194

Kampung Al-Quran. Mosok KampungAl-Quran warganya masih banyak yangbelum bisa baca Al-Quran. Lama-kelamaan eh yang ibu-ibu muda itumacet mbak sekarang tinggal yang lansiamalahan”. (CW.3.4)

Al-Quran. Mosok Kampung Al-Quranwarganya masih banyak yang belum bisabaca Al-Quran. Lama-kelamaan eh yangibu-ibu muda itu macet mbak sekarangtinggal yang lansia malahan”(CW.3.4)

mencapai 50 orang hal tersebutmenandakan adanya antusiasmedan semangat dari para lansia.

AN “Menurut saya sudah sesuai mbak, disinibelum ada kegiatan kemudian kamimengadakan ini, warga juga banyak yangbelum bisa baca Al-Quran wong waktupertama pertemuan itu sampai sekitar 50orang lho mbak. Karena itu kamimemfasilitasi dengan kegiatan ini”.(CW.4.4)

“Menurut saya sudah sesuai mbak, disinibelum ada kegiatan kemudian kamimengadakan ini, warga juga banyak yangbelum bisa baca Al-Quran wong waktupertama pertemuan itu sampai sekitar 50orang lho mbak. Karena itu kamimemfasilitasi dengan kegiatan ini”.(CW.4.4)

5. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?

RW “Tahap pelaksanaan pembelajarannya itukan pertama persiapan tempat, teruspembukaan, baca doa, kemudian nantingaji, setelah itu penutup” (CW.3.5)

“Tahap pelaksanaan pembelajarannya itukan pertama persiapan tempat, teruspembukaan, baca doa, kemudian nantingaji, setelah itu penutup” (CW.3.5)

Tap pelaksanaan pembelajaannyayaitu pesriapan, pembukaan, intidan penutup.

AN “Pelaksanaannya itu kan ngangkatin mejadulu bareng-bareng terus dibuka, bacadoa, belajar, ditutup gitu aja mbak”(CW.4.5)

“Pelaksanaannya itu kan ngangkatin mejadulu bareng-bareng terus dibuka, baca doa,belajar, ditutup gitu aja mbak.” (CW.4.5)

6. Kapan pemberdayaan lansia melalui kegiatan tersebut diadakan?

RW “TPA itu malam Jumat sama malamMinggu, yasinan itu malem Jumat badaisya, kajian itu malam Selasa di masjid.

“TPA itu malam Jumat sama malamMinggu, yasinan itu malem Jumat badaisya, kajian itu malam Selasa di masjid”

Pengajar atau narasumberberasalah dari warga Dusun Gataksendiri dan direkrut secara suka

Page 210: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

195

(CW.3.6) (CW.3.6) rela.

AN “Disini TPA yang iqro itu malem Jumat,kalau yang Al-Quran malem Minggu.Kajiannya malem Selas, yasinan malemJumat bada isya’” (CW.4.6)

“Disini TPA yang iqro itu malem Jumat,kalau yang Al-Quran malem Minggu.Kajiannya malem Selas, yasinan malemJumat bada isya’” (CW.4.6)

7. Apa metode yang digunakan dalam menyampaikan materi kegiatan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan?

RW “Kami dulu nyoba pakai metode An-Nurmbak tapi ada beberapa kelompok tidakbisa mengikuti karena itu belajarnyacepet kan. Kalau mbah-mbah yang belumbegitu tua gitu masih bisa mengikutu dansekarang sudah Al-Quran tapi kalau yang70 tahun keatas agak kesulitan akhirnyamereka pakai yang metode iqro”.(CW.3.7)

“Kami dulu nyoba pakai metode FANTahsin mbak tapi ada beberapa kelompoktidak bisa mengikuti karena itu belajarnyacepet kan. Kalau mbah-mbah yang belumbegitu tua gitu masih bisa mengikuti dansekarang sudah Al-Quran tapi kalau yang70 tahun keatas agak kesulitan akhirnyamereka pakai yang metode iqro”. (CW.3.7)

Metode yang digunakan adalahmetode iqro’ akan tetapisebelumnya pernah menggunakanAn-Nur akan tetapi banyak lansiayang kesulitan dan belum bisamengikuti dan akhirnya sampaisekarang menggunakan metodeiqro.

AN “Pakai apa ya mbak kayaknya pakai iqrokalau yang TPA itu, yang mudah buatmenula yang ga muda lagi”. (CW.4.7)

“Pakai apa ya mbak kayaknya pakai iqrokalau yang TPA itu, yang mudah buatmenula yang ga muda lagi”. (CW.4.7)

8. Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan lansia tersebut?

RW “Di masjid sudah tersedia semua mbaktikar, mica da, Al-Quran, iqro’, lemari,papan tulis, meja itu sudah ada”.(CW.3.8)

“Di masjid sudah tersedia semua mbaktikar, mic ada, Al-Quran, iqro’, lemari,papan tulis, meja itu sudah ada”. (CW.3.8)

Sarana dan prasarana yangdigunakan dalam pelaksanaankegiatan pemberdayaan lansiayaitu tikar, microfone, Al-Quran,iqro’, lemari, papan tulis, danmeja.

AN “Di masjid sudah kami siapkan semuambak, ada meja, tikar, iqro’, Al-Quran,ada lemati tempat kayak kertas absen itu,ada mic”. (CW. 4.8)

“Di masjid sudah kami siapkan semuambak, ada meja, tikar, iqro’, Al-Quran, adalemari tempat kayak kertas absen itu, adamic”. (CW. 4.8)

Page 211: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

196

9. Apakah ada tindak lanjut dari program kegiatan pemberdayaan lansia tersebut?

RW “Tindak lanjutnya belum ada mbakkarena kan ya perkembangannya itu yanamanya lansia kan pelan-pelan mbak.Kalaupun dibuatkan kegiatan yangmacem-macem itu takutnya malahmemberatkan mbak soalnya kebanyakandari mereka masih di sawah”. (CW.3.9)

“Tindak lanjutnya belum ada mbak karenakan ya perkembangannya itu ya namanyalansia kan pelan-pelan mbak. Kalaupundibuatkan kegiatan yang macem-macem itutakutnya malah memberatkan mbaksoalnya kebanyakan dari mereka masih disawah”. (CW.3.9)

Belum ada tindak lanjut darikegiatan pemberdayaan lansia inikarena melihat dari kondisi lansiaDusun Gatak dan juga pengajaryang sama-sama mempunyaikesibukan ditakutkan lansia akanmerasa kelelahan dan kegiatanmenjadi tidak efektif.AN “Tindak lanjut belum ada mbak, ya ngaji-

ngaji biasa gitu aja yang penting wargatergerak jadi rajin, masjid juga ramaidengan kegiatan”. (CW.4.9)

“Tindak lanjut belum ada mbak, ya ngaji-ngaji biasa gitu aja yang penting wargatergerak jadi rajin, masjid juga ramaidengan kegiatan”. (CW.4.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAANPertanyaan1. Apakah anda melakukan evaluasi dalam pelakasanaan pemberdayaan lansia ini?RW “Evaluasi kalau dari kami yang

menyelenggarakan belum ada mbakpaling sama yang ngajar itu kami kalauada masalah apa atau mau diganti apanyagitu kami serahkan ke warga kok. Wargapengennya gimana terus kami tinggalterima ngikut aja kan kegiatannya udahjalan”. (CW.3.10)

“Evaluasi kalau dari kami yangmenyelenggarakan belum ada mbak palingsama yang ngajar itu kami kalau adamasalah apa atau mau diganti apanya gitukami serahkan ke para lansia kok. Lansiapengennya gimana terus kami tinggalterima ngikut aja kan kegiatannya udahjalan”. (CW.3.10)

Belum ada evaluasi pelaksanaankegiatan, evaluasi hanya dilakukanoleh pengajar. Pihak pengurusbertindak hanya saat mendapatlaporan dari lansia, masalahmekanisme pelaksanaan sudahdiserahkan keada para lansia danpengajar.

AN “Dari kami pengurus tidak ada evaluasimbak sejauh ini belum ada tu, mungkindiadakannya sama gurunya yang ngajarmbak kan kami sebatas penyelenggarananti kalau ada laporan apa gitu kami

“Dari kami pengurus tidak ada evaluasimbak sejauh ini belum ada tu, mungkindiadakannya sama gurunya yang ngajarmbak kan kami sebatas penyelenggarananti kalau ada laporan apa gitu kami baru

Page 212: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

197

baru bertindak”. (CW.4.10) bertindak”. (CW.4.10)

2. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia saat sebelum dan sesudah mengikuti pemberdayaan lansia ini?

RW “Perubahannya yang jelas kegiatankeagamaan sekarang jadi banyak mbakdengan kata lain warga disini lansia punjuga masih belajar dan mereka rajin.Mereka juga lebih sering jamaah dimasjid sekarang kayak mbah HJ itusubuh pun jamaah di masjid lho itumbak. Ya karena kegiatannya adalahTPA mereka ya sedikit-sedikit bisalahiqro dan Al-Quran”. (CW.3.11)

“Perubahannya yang jelas kegiatankeagamaan sekarang jadi banyak mbakdengan kata lain warga disini lansia punjuga masih belajar dan mereka rajin.Mereka juga lebih sering jamaah di masjidsekarang kayak mbah HJ itu subuh punjamaah di masjid lho itu mbak. Ya karenakegiatannya adalah TPA mereka ya sedikit-sedikit bisalah iqro dan Al-Quran”.(CW.3.11)

Perubahan yang terjadi pada lansiayaitu lansia menjadi rajin ke Majismengikuti kegiatan, rajinmengikuti jamaah, dan lansia bisamembaca iqro’ serta Al-Quran.

AN “Perubahan dari warga itu apa ya?Rumah saya kan dekat dengan masjidmbak kalau waktunya jamaah itu banyakyang datang sekarang mbak mbah sayajuga sekarang jadi tambah rajin jaahterus, kalau magrib gitu mbahe di masjidsampai isya baru pulang”. (CW.4.11)

“Perubahan dari warga itu apa ya? Rumahsaya kan dekat dengan masjid mbak kalauwaktunya jamaah itu banyak yang datangsekarang mbak mbah saya juga sekarangjadi tambah rajin jaah terus, kalau magribgitu mbahe di masjid sampai isya barupulang”. (CW.4.11)

3. Apakah lansia merasa terfasilitasi dengan adanya kegiatan pemberdayaan lansia di Dusun Gatak ini?

RW “Ya terfasilitasi mbak kan dulu beluamada kegiatan kayak gini tu dulu adanyakan cuma pengajian barenga-bareng yangsatu bulan sekali itu. Dan ini kan jugakami mengadakan TPA, jarang –jaranglho mbak ada TPA lansia. Soalnya kanngajari lansia beda sama kalau kita ngajar

“Ya terfasilitasi mbak kan dulu beluam adakegiatan kayak gini tu dulu adanya kancuma pengajian barenga-bareng yang satubulan sekali itu. Dan ini kan juga kamimengadakan TPA, jarang –jarang lho mbakada TPA lansia. Soalnya kan ngajari lansiabeda sama kalau kita ngajar anak muda,

Warga belajar merasa terfasilitasidengan adanya kegiatanpemberdayaan ini karena dulubelum ada kegiatan keagamaanuntuk lansia sedangkan lansia jugabelum bisa dan mempunyaikeinginan untuk belajar.

Page 213: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

198

anak muda, padahal kan lansia jugabelum bisa mereka juga pengen bisapengen belajar”(CW.3.12).

padahal kan lansia juga belum bisa merekajuga pengen bisa pengenbelajar”(CW.3.12).

AN “Iya mbak saya rasa terfasilitasi dulu kanga ada kegiatan kayak gini. Kayak mbahsaya itu, dulu kan mbahe tinggalnyamasih di rumahnya sana kana da kegiatanngajinya kan dekat sama pesantren teruspindah sini dulu ga ada ya pengen ngajilagi katanya”. (CW.4.12)

“Iya mbak saya rasa terfasilitasi dulu kanga ada kegiatan kayak gini. Kayak mbahsaya itu, dulu kan mbahe tinggalnya masihdi rumahnya sana kana da kegiatanngajinya kan dekat sama pesantren teruspindah sini dulu ga ada ya pengen ngajilagi katanya”. (CW.4.12)

4. Apakah para lansia termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan setelah mengikuti kegiatan ini?

RW “Kalau menurut saya dari sekiankelompok yang dulu ada dan sekarangtinggan dua kelompok itu, mereka yangmasih berangkat itu termotivasi mbakmereka semangat-semangat”. (CW.3.13)

“Kalau menurut saya dari sekian kelompokyang dulu ada dan sekarang tinggal duakelompok itu, mereka yang masihberangkat itu termotivasi mbak merekasemangat-semangat”. (CW.3.13)

Para lansia merasa termotivasidalam mengikuti kegiatan inidapat dilihat dari intensitaspembelajaran yang diikuti olehpara lanisa dan dapat dilihat jugadari partisapasi dari lansia saat adapengajar yang bermasalah.

AN “Kelihatannya termotivasi mbak wongwaktu ada masalah pengajarnya ga maudatang mereka juga ikut ngurusinpokoknya kegiatan ini harus jalan terusgitu mbak”. (CW.4.13)

“Kelihatannya termotivasi mbak wongwaktu ada masalah pengajarnya ga maudatang mereka juga ikut ngurusinpokoknya kegiatan ini harus jalan terusgitu mbak”. (CW.4.13)

5. Bagaiamana interaksi antara lansia dengan pengurus kegiatan pemberdayaan lansia tersebut?

RW “Kalau interaksi dengan pengurus itu,kan kami pengurus tidak turun langsungdalam kegiatan itu ya mbak jadi yainteraksinya kalau dibandingankandengan ustadnya ya lebih akrab dengan

“Kalau interaksi dengan pengurus itu, kankami pengurus tidak turun langsung dalamkegiatan itu ya mbak jadi ya interaksinyakalau dibandingankan dengan ustadnya yalebih akrab dengan ustadnya apa ya lebih

Interaksi penyelenggara denganlansia tidak seakrab jikadibandingkan dengan pengajar.Penyelenggara hanya sebatasfasilitator dan penyelenggara yang

Page 214: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

199

ustadnya apa ya lebih dekat denganustadnyalah, kalau dengan kami kantetangga jadi ya bisa mbak kalau ketemutanya gitu”. (CW.3.14)

dekat dengan ustadnyalah, kalau dengankami kan tetangga jadi ya bisa mbak kalauketemu tanya gitu”. (CW.3.14)

intens bertemu dengan para lansia.

AN “Interaksi kami ya seperti biasa mbak,mereka kan tahu kalau saya yangbiasanya ngasih pengunuman dan sayajuga ikut dikegiatan-kegiatan besar.Mereka kalao ketemu saya suka tanyananti ngaji ga gitu mbak”. (CW.4.14)

“Interaksi kami ya seperti biasa mbak,mereka kan tahu kalau saya yang biasanyangasih pengunuman dan saya juga ikutdikegiatan-kegiatan besar. Mereka kalaoketemu saya suka tanya nanti ngaji ga gitumbak”. (CW.4.14)

6. Apakah para lansia terbuka dalam menyampaikan pendapat atau kritik dan saran?

RW “Terbuka mbak mereka itu, kalau mauada perubahan atau apa ya itu merekamusyawarah nanti bilang ke kami. Kalaumereka ada kesulitan mereka juga tanya”.(CW.3.15)

“Terbuka mbak mereka itu, kalau mau adaperubahan atau apa ya itu merekamusyawarah nanti bilang ke kami. Kalaumereka ada kesulitan mereka juga tanya”.(CW.3.15)

Para lansia terbuka denganpenyelenggara dalammenyampaikan kritik, saranmaupun kesulitan yang dialama.Para lansia biasa melakukanmusyawarah dalam menentukanjalan keluar dari sebuah masalahyang mereka hadapi bersamadalam kegiatan pemberdayaan ini.

AN “Ya terbuka mbak disini kan masih apaya istilahnya desa gitu lho mbak jadisama tetangga disini mbasih bagus,gotong royongnya juga masih bagus. Sinibiasa rembukan mbak sudah biasamenyampaikan keluhan dan ide tu”.(CW.4.15)

“Ya terbuka mbak disini kan masih apa yaistilahnya desa gitu lho mbak jadi samatetangga disini mbasih bagus, gotongroyongnya juga masih bagus. Sini biasarembukan mbak sudah biasamenyampaikan keluhan dan ide tu”.(CW.4.15)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBATPertanyaan1. Apa saja faktor pendorong pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang anda selenggarakan?RW “Faktor pendorongnya itu warganya

sendiri juga gampang digerakkan mereka“Faktor pendorongnya itu warganya sendirijuga gampang digerakkan mereka

Faktor pendorong dari kegiatanpemberdayaan ini adalah semangat

Page 215: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

200

semangat mbak walaupun awalnya itubanyak sekali tapi terus jadi separonya yakan sudah lumayan. Terus disini yangngajar juga mau meluangkan waktuwalaupun tidak dibayar itu lho mbak”.(CW.3.16)

semangat mbak walaupun awalnya itubanyak sekali tapi terus jadi separonya yakan sudah lumayan. Terus disini yangngajar juga mau meluangkan waktuwalaupun tidak dibayar itu lho mbak”.(CW.3.16)

dari para lansia, pengajar yangmau meluangkan waktu untukmengajar dan juga mengajarsecara suka rela, mewujudkanKampung Al-Quran yangsebenarnya, serta keinginan wargabersama-sama untuk meramaikanmasjid.

AN “Pendorong pelaksanaannya karena kamimau meramaikan masjid itu kali yambak, kami ingi warga kami juga rajin.Dusun kami ini juga dapet julukanKampung Al-Quran soalnya, jadi kamijuga rasa-rasanya harus pempertanggungjawabkan julukan itu gitu. Masakkampong Al-Quran warganya masihbanyak yang belum bisa baca Al-Quran.Warga kami juga gampang digerakkanmbak dan juga terbuka jadi kami jugasemangat”. (CW.4.16)

“Pendorong pelaksanaannya karena kamimau meramaikan masjid itu kali ya mbak,kami ingi warga kami juga rajin. Dusunkami ini juga dapet julukan Kampung Al-Quran soalnya, jadi kami juga rasa-rasanyaharus pempertanggung jawabkan julukanitu gitu. Masak kampoeng Al-Quranwarganya masih banyak yang belum bisabaca Al-Quran. Warga kami juga gampangdigerakkan mbak dan juga terbuka jadikami juga semangat”. (CW.4.16)

2. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang anda selenggarakan?

RW “Kalau penghambat daripenyelenggaraan dulu ya berarti ituwaktu bentuknya? Dulu malah kamikualahan mbak karena banyak bangetyang ikut jadi kurang pengajarnyamakannya kami bentuk kelompok-kelompok. Terus masalah waktu mbak,yang ikut kan sudah lua, bekerja lagi kanya pasti sibuk ada waktu cuma malam itu

“Kalau penghambat dari penyelenggaraandulu ya berarti itu waktu bentuknya? Dulumalah kami kualahan mbak karena banyakbanget yang ikut jadi kurang pengajarnyamakannya kami bentuk kelompok-kelompok. Terus masalah waktu mbak,yang ikut kan sudah tua, bekerja lagi kanya pasti sibuk ada waktu cuma malam itusaja pasti capek makannya kami adakan

Faktor penghambat dalampelaksanaan adalah kurangnyapengajar karena banyak lansiayang mengikuti kegiatan, lansiayang hanya mempunyai waktuluang di malam hari dan sudahlelah dari bekerja.

Page 216: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

201

saja pasti capek makannya kami adakanseminggu sekali habis isya dimalamJumat sama malem minggu kalau yangTPA”. (CW.3.17)

seminggu sekali habis isya dimalam Jumatsama malem minggu kalau yang TPA”.(CW.3.17)

AN “Penghambatnya itu pengajarnya samawaktu mbak. Berhubung yang ngajar itusedikit dan sibuk juga makannya kadangmereka juga ga bisa datang. Dan masalahwaktu kan warga juga selonya malammbak dan kalau malam kan pasti jugasudah capek lha itu tantangan kamidisitu”. (CW.4.17)

“Penghambatnya itu pengajarnya samawaktu mbak. Berhubung yang ngajar itusedikit dan sibuk juga makannya kadangmereka juga ga bisa datang. Dan masalahwaktu kan warga juga selonya malammbak dan kalau malam kan pasti jugasudah capek lha itu tantangan kami disitu”.(CW.4.17)

3. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat pelaksanaan tersebut?

RW “Kalau masalah pengajar kami bagiwaktu bergiliran dan dibagi kelompok-kelompok itu mbak jadi kalau ada yangngajar itu enam orang misalahnya satuorang pegang satu kelompok soalnyamereka kan mulai dari awal mbak jadiharus dibentuk kelompok biasr yangngajarin gampang. Kalau masalah waktuya itu kami bikin seminggu sekali”.(CW.3.18)

“Kalau masalah pengajar kami bagi waktubergiliran dan dibagi kelompok-kelompokitu mbak jadi kalau ada yang ngajar ituenam orang misalahnya satu orang pegangsatu kelompok soalnya mereka kan mulaidari awal mbak jadi harus dibentukkelompok biasr yang ngajarin gampang.Kalau masalah waktu ya itu kami bikinseminggu sekali”. (CW.3.18)

Cara mengatasi faktor penghambatpelaksanaan yaitu denganmengatur jadwal pengajar dalamkelompok-kelopmpok lansia yangsudah dibentuk atau menggantiwaktu belajar dengan hari lain.

AN “Ya pengajarnya gantian mbak kalauemang ga bisa semua ya ada yang usulganti hari biasanya, kepepetnya yabelajar sendiri mereka mbak. Kalaumasalah waktu itu udah ga bisa diapa-

“Ya pengajarnya gantian mbak kalauemang ga bisa semua ya ada yang usulganti hari biasanya, kepepetnya ya belajarsendiri mereka mbak. Kalau masalahwaktu itu udah ga bisa diapa-apain lagi

Page 217: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

202

apain lagi kayaknya mbak ga dipungkirisemua juga sudah sibuk. Ya kami pelan-pelan saja asalah bisa berjalan terus”.(CW.4.18)

kayaknya mbak ga dipungkiri semua jugasudah sibuk. Ya kami pelan-pelan sajaasalah bisa berjalan terus”. (CW.4.18)

4. Apa sajakah faktor penghambat yang berasal dari para lansia saat pelaksanaan kegiatan?

RW “Sudah tua mereka agak sulit menangkapapa yang kami sampaikan mbak mungkinlebih tepatnya masalah mengingat.Mereka lupa-lupa mbak, udah diajarkankemarin tapi lupa lagi kan jadinya kamiharus mengulang lagi”.

“Sudah tua mereka agak sulit menangkapapa yang kami sampaikan mbak mungkinlebih tepatnya masalah mengingat. Merekalupa-lupa mbak, udah diajarkan kemarintapi lupa lagi kan jadinya kami harusmengulang lagi”.

Faktor penghambat yang bersaldari para lansia yaitu daya ingatlansia sudah menurun sehinggaharus mengulang halam tersebutberkali-kali, kesibukan lansiamenimbulkan rasa lelah saatbelajar sehingga mengurangikoonsentrasi.

AN “Kalau dilihat dari kondisinya usianyakan sudah lansia kan ya mbak jadi yangpaling kelihatan kan fisik mereka sudahtidak sekuat kita. Jadi kalau belajardengan kondisi yang capek kan yanangkepnya jadi susah dan lagi merekamungkin agak lupa-lupa gitu mbak kalaudari warganya”. (CW.4.19)

“Kalau dilihat dari kondisinya usianya kansudah lansia kan ya mbak jadi yang palingkelihatan kan fisik mereka sudah tidaksekuat kita. Jadi kalau belajar dengankondisi yang capek kan ya nangkepnya jadisusah dan lagi mereka mungkin agak lupa-lupa gitu mbak kalau dari warganya”.(CW.4.19)

Page 218: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

203

Lampiran 8. Analisis Data Hasil Wawancara Lansia

Analisis Data Wawancara Lansia

Pertanyaan1. Apakah alasan anda mengikuti pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan ini?

Narasumber Jawaban Reduksi DeskripsiSY “Pokoknya kepengen bisa. Kalo bisa itu

ngajak sodara-sodara yang lain biar bisangajari anak cucu gitu mbak. Jamansekarang ini kan apa itu jenenge mbak,teknologi. Nah niku kan semakin canggihmbak anak-anak kan butuh dikandani dandibekali nopo maleh masalah agama.Disini kan dapet kampung Al-Quran itumbak. Pengennya kalo ikut ngaji ngetenniki biar bisa jadi kampong Al-Quranyang sebenarnya ngoten mbak”.(CW.5.1.)

Alasan mengikuti kegiatan ini adalah inginbisa mengaji. Ilmu agama itu sangat pentingapalagi di jaman teknologi yang semakincanggih. Kalau tahu ilmu agama maka bisamenjadi contoh bagi anak cucu dan juga bisamemberikan arahan. Selain itu disini Desakami yang sudah mendapat julukan KampungAl-Quran ini supaya bisa menjadi kampongAl-Quran yang sebenarnya” (CW.5.1.)

Alasan para lansia mengikutikegiatan pemberdayaan melaluikegiatan keagamaan ini yaitumemasuki usia lanjut inginmendalami ilmu agama, dijaman teknologi yang semakincanggih ini dirasa perlumemberikan arahan dan bekalilmu agama kepada anak cucumaka dari itu perlu mempelajariilmu agama lebih dalam.

SD “Kulo pengene pengen ngaji pengensaget, beno tahunan tapi nggeh mbotennopo-nopo seng penting usaha. Pun tuwonek saget kan nggeh saget ngaji sitik-sitikmbak”. (CW6.1)

“Saya pengen bisa ngaji, walaupun bertahun-tahun tidak apa-apa yang penting usaha.Sudah tua kalau bisa ya bisa ngaji walaupunsedikit-sedikit” (CW6.1)

SM “Pengen iso mbak mbiyen sekolah tapiora ono ngajine. Nek ngaji enek kancaneakeh ngene kan seneng mbak nggehan”.(CW.7.1)

“Ingin bisa mbak, dulu di sekolah tidak adapelajaran mengaji. Kalau ngaji banyak temankan juga senang”(CW.7.1).

Page 219: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

204

WJ “Kulo kepengen iso tenan. Kulo mbotensekolah, ming SD kulo deren tau ngaji.Weruh kancane do iso ngaji njuk kulopengen”. (CW.8.1)

“Ingin benar-benar bisa mengaji. Saya tidaksekolah, hanya SD belum pernah ngaji. Lihattemannya bisa ngaji saya jadi pengen”.(CW.8.1)

2. Apa metode penyampaian yang digunakan dalam kegiatan keagamaan tersebut?SY “Nggeh ngagem iqro’ niku mbak terus

diwoco mangkeh nek salah njukdibenerke Pak BS. Tapi kadang Pak BSniku nek enten seng mboten saget ngotenken mikir riyen mboten langsungdibenerke diwarahi ngoten”. (CW.5.2)

“Metodenya pakai metode iqro’, kami disuruhbaca kalau salah nanti baru dibenarkan. Kalaudengan Pak BS, sebisa kami harus membacasendiri tanpa bantuan ustadnya kalau benar-benar tidak bisa baru diberi tahu”. (CW.5.2)

Informasi mengenai adanyakegiatan pemberdayaan lansiadidapatkan dari pengemumanyang disampaikan dari Masjidoleh Takmir masjid dan jugadiumumkan di kegiatanyasinan.SD “Nek TPA niku ngageme iqro’ niku

mbak, penak nek ngagem iqro’ kan entenlatine teng wingking dados saget belajarkiambak”. (CW.6.2)

“Kalau di TPA pakainya iqro’, kalau pakaiiqro’ dibelakangnya ada cara bacanya jadibisa untuk belajar sendiri”. (CW.6.2)

SM “Mbiyen ki kae ngajine modele koyoTPA model iqro’ seng pirang jamlangsung iso kae lho mbak. Neng lak doraiso, neng ustade ki sopo kae lali. Terusiqro’ sampe Al-Quran karo Mas WN kuimbak”. (CW.7.2)

“Dulu pakai metode beberapa jam bisamembaca kemudian para lansia tidak bisamengikuti. Kemudian pakai iqro’ dengan MasWN”. (CW.7.2)

WJ “Ngagem iqro’ niku mbak. Nek iqro’mburi niko lak enten tulisan latine, lhaniko dipadakke kaleh arabe ngoten dadossaget cepet”. (CW.8.2)

“Pakai metode iqro. Kalau pakai iqro’ bisacepat karena dibelakangnya ada carabacanya”. (CW.8.2)

3. Pernahkan sebelumnya anda mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagmaan?

SY “Dulu saya pernah ikut tapi nggeh belumbisa, terus saya ikut TPA niki mau

“Dulu saya pernah ikut tapi belum bisa,kemudian saya ikut TPA disini mau

Para lansia belum pernahmengikuti kegiatan

Page 220: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

205

mendalami. Mendalami biar bisa betulmbak ininya cara bacanya yang bener”.(CW.5.3)

mendalami agar bisa betul cara baca Al-Quran yang benar”. (CW.5.3)

pemberdayaan melalui kegiatankeagamaan yang memberikanpengajaran mulai dari dasar.Lansia yang pernah mengikutikegiatan mengaji akan tetapihanya menggunakan metodehafalan bukan belajar dasarmembaca Al-Quran atau iqro’,jadi hanya hafal surat atau doatertentu namun belum bisamembaca.

SD “Dereng nate mbak. Kulo geh saking nolmbak wong dereng nate. Jaman mbiyenkan nek sekolah nggeh mung sekolahdereng kados jaman sak niki. Riyenmung apalan, nek a ba ta sa derengsaget”. (CW.6.3)

“Belum pernah mengkuti kegiatan seperti ini.Dulu saat sekolah belum ada pelajaranmengaji. Dulu kalau ada mengaji itu tidakbelajar cara membaca iqro’ tapi hanya hafalansaja”. (CW.6.3)

SM “Dereng nate kulo mbak, wong kulo nikimbiyen sekolahe ora ono ngajine. Kuloniku blas dereng saget moco Al-Quranmbak. Nung rong taun sinau iqro nikunggeh urung iso-iso. Sagete lekas al-quannggeh cedak-cedak niki. Wong tuwo nekumpomo mung seminggu pisan lek moconiku nek ora ono seng mulang lak yotetep kangelan to”. (CW.7.3)

“Saya belum pernah mengikuti kegiatanseperti ini. Dulu sekolah tidak diajarkan caramengaji, jadi saya benar-benar belum bisamembaca Al-Quran. Saya disini waktu belajariqro’ dua tahun belum bisa-bisa. Kalau untuklansia yang belum bisa baca iqro’, kemudiantidak ada yang guru mengajar kan tetapkesulitan” (CW.7.3)

WJ “Dereng nate kulo mbak. Kulo nikumlebete pun gelombang dua niki sareng-sareng wingi niko”. (CW.8.3).

“Belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini.Mengikuti kegiatan ini sudah gelombangkedua”. (CW.8.3).

4. Kegiatan apa saja yang ada dalam pemberdayaan lansia ini?SY “Enten kegiatan TPA malem jumat kaleh

malem minggu. Yasinan malem jumat,malem selasa kajian mbak” (CW.5.4)

“Kegiatan yang ada adalah TPA kelompokMalam Jumat, TPA Malam Minggu, yasinan,dan kajian”. (CW.5.4)

Kegiatan yang ada dalampemberdayaan lansia di DusunGatak adalah TPA, kajian danyasinan, selain itu Dusun Gatakjuga menjadi Kampung Al-Quran yang menyediakan

SD “Nek seng TPA nggeh moco iqro’ mbak,nek kajian kaleh Bu YL niku kulo jarangmangkat terus nek yasinan ngoten nggeh

“Kalau yang TPA ya membaca iqro’ mbak,kalau kajian Bu YL saya jarang ikut, kalauyasinan ya baca yasin terus diisi dengan lain-

Page 221: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

206

mung moco yasin terus diisi lain-lain nekenten seng ajeng dirembug ngoten”.(CW.6.4)

lain kalau ada yang mau didiskusikan”.(CW.6.4)

kegiatan untuk masyarakat luaryang ingin mengkikuti berbagaikegiatan keagamaan. TPAdibagi menjadi dua kelompokyaitu TPA iqro’ dan Al-Quran.Ada lansia dari kelompok TPAiqro’ yang sudah memasukiiqro’ 6 disarankan untukmengikuti TPA Al-Quran,lanisa tersebut merasa minderatau kurang percaya diri karenamerasa belum lancar membacaAl-Quran.

SM “TPA niku seng Al-Quran nggeh mocoQuran mbak nggko diartikke karo MasWN, nek kajian Bu YL kwi bahas berita-berita seng anyar ngono kae barang.Koyo wingi kae bahas LGBT aku ngeribanget krungune”. (CW.7.4)

“TPA kalau yang Al-Quran ya baca Al-Quranterus dikaji artinya, kalau kajian sama Bu YLmembahas tentang berita terkini sepertiLGBT”. (CW.7.4)

WJ “TPA, kajian Bu YL, yasinan niku. Mrikinggeh Kampung Al-Quran riyen mbak.Kampung Al-Quran niku nggehngadakke kegiatan ngaji ngoten nikombak, riyen nate enten cah sakingsekolah ndeker kegiatan teng mrikinggeh isine ngaji teng masjid terus sereneteng omahe warga ngoten. Kulo nikudiken teng Al-Quran tapi kulo tesehdereng saget kulo terus mboten purun.Kulo riyen tumut ping pinten ngotenterus pun. Lha rencange pun lancar kulotaseh plegak-pleguk geh mulo tumut sengkentun mawon”. (CW.8.4)

“Kegiatan yang ada adalah TPA, kajian,yasinan. Disini juga merupakan Kampung Al-Quran yaitu, serangkaian kegiatan pengajianyang diadakan di Masjid dan menginap dirumah warga. Saya sudah disuruh ikut yangAl-Quran tapi saya masih belum bisa jadisaya tidak mau. Dulu pernah ikut beberapakali tapi terus berhenti dan kembali ke TPAiqro’ karena belum lancar, sedangkan yanglain sudah lancar”. (CW.8.4)

5. Apakah anda mengikuti kegiatan pemberdayaan ini secara rutin?SY “Nggeh Alhamdulillah kula saget rutin,

wong udan deres mawon kulo mangkatmbak. Kadang nek mboten mangkat nikupas enten ewuh”. (CW.5.5)

“Alhamdulillah saya bisa mengikuti kegiatanini secara rutin, hujan deras saja tetapberangkat. Saya tidak berangkat kalau dirumah sedang ada acara”. (CW.5.5)

Para lansia mengusahakanuntuk selalu berangkat mengaji,mereka tidak berangkat disaatada keperluan keluarga sepertihajatan, ada juga yang menjagaSD “Geh sok-sok mboten mlampah kan kulo “Kadang tidak berangkat karena saya

Page 222: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

207

taseh kagungan mbah, dados kulo ngurusmbahe kulo niku. Kan mbahe punmboten saget nopo-nopo kiambak, tengdalem nggeh entene mung kulo dadosnggeh kulo seng ngurus”. (CW.6.5)

merawat nenek yang sudah tidak bisa apa-apasendiri, di rumah juga hanya ada saya jadisaya yang merawat”. (CW.6.5)

neneknya, jika tidak ada ustadyang mengajar mereka belajarbersama-sama.

SM “Nek kulo mesti tak usahakke mangkatmbak. Wong nggeh mboten tau liburpaling nek Ustade mboten saget, palingmung moco bareng-bareng ngoten. Soalekan wes gae snek mbak, nek ora yo onoPak Rakun kae”. (CW.7.5)

“Kalau saya pasti mengusahakan berangkatmbak. TPA ini juga tidak pernah libur karenakami juga sudah membuat snack, kalaupuntidak ada Ustad yang mengajar kamimembaca Al-Quran bersama-sama”.(CW.7.5)

WJ “Mboten mesti mbak, nek nembe repotnggeh mboten. Kulo wingi mbotenmangkat pun rongjumat wong nembeenten keperluan 40 dinten tiang sepah”.(CW.8.5)

Tidak pasti, saya tidak berangkat kalausedang ada acara. Saya kemarin sudah duakali tidak berangkat karena ada hajatan”.(CW.8.5)

6. Kapan dan dimana diadakannya kegiatan pemberdayaan lansia tersebut?SY “TPA lansia itu malem jumat sama

malem minggu mbak. Malem senen wagesebulan sepindah nek niku satu Dusun.Kalau yasinan itu seminggu sekali jugadinten minggu. Ada kegiatan kajian samabu YL niku malem Selasa mbak”(CW.5.6)

“TPA lansia diadakan setiap hari Kamismalam dan Sabtu malam. Minggu malamwage setiap satu bulan sekali ada pengajianDusun. Yasinan diadakan setiap Minggumalam. Kajin setiap Senin Malam”. (CW.5.6)

Kegiatan pemberdayaan lansiadiadakan setiap hari Kamismalam untuk TPA iqro’, Sabtumalam untuk TPA A-Quran,Senin malam kajian, Kamismalam bada isya yasinan.

SD “TPA Iqro’ niku malem jumat barmagriban dugi isya’ kan damel jamaah,enten TPA kangge seng pun Al-quranniku malem minggu nggeh sami bar

“TPA iqro’ setiap Kamis malam, TPA Al-Quran setiap Sabtu malam, kajian setiapSenin malam, dan yasinan setiap Kamismalam bada isya”. (CW.6.6)

Page 223: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

208

maghrib dugi isya’, kajian kaleh Bu Yolaniku malem selasa nggeh bar maghribdugi isya’, enten maleh yasinan malemjumat bada isya’ kadang dugi jamsepuluh”. (CW.6.6)

SM “TPA niku malem Jumat kaleh malemMinggu, enten yasinan malem Jumat,kajian malem Selasa”. (CW.7.6)

“TPA setiap Kamis malam dan setiap Sabtumalam, yasinan setiap Kamis malam, dankajian setiap Senin malam”. (CW.7.6)

WJ “TPA niku malem jumat kaleh malemminggu. Nek sing malem jumat nikuseng kangge iqro’ nek malem Mingguniku kangge seng pun Al-Quran. Yasinanniko malem jumat bada isyak, kajian BuYL malem selasa. (CW.8.6)

“TPA setiap Kamis malam untuk iqro’ danSabtu malam untuk Al-Quran. Yasinan setiapKamis malam, dan kajian setiap Seninmalam”. (CW.8.6)

7. Apakah materi yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan anda?SY “Nggeh pun mbak, wong tuwo-tuwo

mriki kan kathah seng dereng saget mbaknyatane waktu diken TPA niku nggeh dombaleni saking iqro’ 1 kok. Kajian nikunggeh sae niku mbak soale Bu YL nikumbahas tentang kehidupan sehari-hari”.(CW.5.7)

“Banyak lansia yang belum bisa membaca Al-Quran, saat diadakan TPA banyak lansia yangdatang dan semua mulai dari iqro satu, jadisaya rasa materinya sudah sesuai. Kajian jugamembahas tentang permasalahan kehidupansehari-hari”. (CW.5.7)

Menurut para lansia materiyang disampaikan sudah sesuaidengan kebutuhan lansiadikarenakan banyak lansia yangbelum bisa membaca Al-Quran,karena merasa sudah tua jadimereka ingin mendalamiagama, jika ditambah denganmateri lain lansia akan merasakesulitan dikarenakan faktorusia dan mayoritas masihbekerja disawah.

SD “Sampun mbak. Wong nek geh ajengdiisi kathah-khatah wong pun do tuwo-tuwo nggeh radi kangelan nek menurutekulo. Kan geh taseh sok do teng sawah”.(CW.6.7)

“Materinya sudah sesuai dengan kebutuhan,kalaupun mau diisi banyak kegiatan lansiaakan mengalami kesulitan karena kebanyakanmasih bekerja”. (CW.6.7)

SM “Pun sesuai niku mbak wong seng dereng “Materi yang disampaikan sudah sesuai

Page 224: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

209

saget nggeh katah. Pas awal TPA nikomangkat kathah mbak mbok wong 50wae ono neng omahe Mas RD nikunengo kok terus do jeleh. Seng bertahannggeh kantun niko ming ora wingi kae20-30 mbak. Nek gawe snek 40wongan”. (CW.7.7)

dikarenakan banyak lansia yang masih belumbisa membaca Al-Quran. Waktu awalpembentukan ada 50 lansia yang mengikutikemudian sekarang tinggal 20-30 orang”.(CW.7.7)

WJ “Nggeh pun mbak, kan kathah sengdereng saget, nek wes tuwo ki lak yobutuh to mbak”. (CW.8.7)

“Sudah sesuai karena banyak lansia yangbelum bisa. Kalau sudah tua itu membutuhkankegiatan seperti ini” (CW.8.7)

8. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?SY “Bar jamaah sholat maghrib niku nata

meja buat TPA niku terus ngaji. Dibukaterus baca al-fatihah terus baca doa maubelajar terus ngaji satu-satu sma gurunya.Kalo satu orang lagi ngaji terus yang lainniku baca sendiri ngoten mbak. Bar nikupun, ditutup baca doa penutup majlisterus wangsul. Nek sing yasinan nikudibuka terus baca yasin, doa, terusistirahat lain-lain terus pun. Nek kajiankaleh bu YL nggeh sami tapi khususyang perempuan”. (CW.5.8)

“Sesudah jamaah sholat maghrib para lansiadan ustad mempersiapkan tempat denganmenata meja untuk TPA. Kemudianpembukaan dengan membaca doa, tahap intiyaitu belajar. Lansia melakukan tadarusdahulu sebelum nantinya mengaji denganustadnya. Setelah itu tahap penutup yaitudengan membaca doa penutup majlis. Samahalnya dengan kegiatan yasinan dan kajian,hanya saja ditambah dengan sesi istirahat danlain-lain”. (CW.5.8)

Pada awal pelaksanaan TPA,Ustad melakukan tes kepadalansia untuk mengetahui sejauhmana kemampuan yang sudahdimiliki. Pelaksanaan kegiatankeagamaan dilakukan denganempat tahap yaitu tahappersiapan, pembukaan, inti danpenutup. Pada kegiatan TPAAl-Quran tahap persiapan paralansia dan ustad mempersiapkanmeja, microfone, Al-Quran, dantikar. Dilanjutkan pembukaanmembaca doa kemudian ustadmemberi contoh cara membacapada ayat tersebut diikuti olehpara lansia. Setelah itu para

SD “Nopo nggeh mung bar sholat maghribniko terus mulai berdoa. Terus do mocokiambak-kiambak riyen kaleh nunggugiliran. Bar niku nek mpun nggeh berdoalanjut jamaah isya’ mbak. Nek kados

“Setelah sholat maghrib kemudian dimulaidengan doa kemudian lansia tadarus dahulusambil menunggu giliran. Setelah selesaimengaji kemudian ditutup dan dilanjutkandengan jamaah sholat isya. Saat kajian

Page 225: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

210

seng kajian niko nggeh sami, dibukaterus mirengke kajiane Bu YL terus nekajeng enteng seng ditagkletke mangkehsaget tangklet ngoten”. (CW.6.8)

pertama adalah pembukaan kemudianmendengarkan kajian, setelah itu sesi tanyajawab dan penutup”. (CW.6.8)

lanisa membaca satu orang satuayat menggunakan microfone,selanjutnya yaitu pengkajianayat dilanjutkan denganpenutup, merapikan tempat daniuran sosial. Perbedaan denganTPA iqro’ berada pada tahapinti yaitu lansia melakukantadarus sendiri sambilmenunggu giliran mengajidisimak oleh ustad, ustad jugamencatat hasil belajar di bukuprestasi setelah selesai kemudiaditutup dan merapikan tempat.Saat kajian dan yasinan terdapatsesi tanya jawab atau lain-lainsehingga lansia dapat bertanyatentang permasalahan yangdihadapi atau tetang topic yangsedang dikaji.

SM “Kados wingi kino bar sholat maghribnjuk nata meja, mic, Al-Quran, tikar. Barniku njuk dibuka karo Mas WN kui, sokomburi karo ono seng mbagekke snek. Bardibuka kan moco doa bar kuwi diwarahisikek karo Mas WN cara mocone piye.Nek wes terus siji-siji kon moco nganggomic nek salah yo dibenerke. Bar kuwinek Mas WN ora sibuk kyo wingi kae isodiwoco artine, biasane sampe setengansepuluh nek isya’ yo sholat sek. Nek karoPak GL sak ayat kudu bener. Wesrampung ngaji njuk ditutup moco doa,bar kwi ngresiki ngon terus do ngekkesosial sak ikhlase mbak”. (CW.7.8)

“Tahapannya adalah pelaksanaannya adalahpersiapan, pembukaan, acara inti, danpenutup. Persiapan tempat berupa menatameja, microfone, Al-Quran, dan tikar. Setelahitu dibuka oleh ustad dan ada yang bertugasmembagikan snack. Ustad memandu caramembaca yang benar diikuti oleh semualansia, setelah itu lansia membaca satu orangsatu ayat menggunakan mic. Jika masihmemiliki banyak waktu ustad akan mengkajiarti dari ayat-ayat tersebut. Setelah selesaiditutup dengan doa kemudian merapikantempat dan iuran sosial”. (CW.7.8)

WJ “Riyen awal masuk dites riyen dikenmaos iqro’ 1 saget nopo mboten. Nekpas TPAne niku pertamane dibukak terusbaca doa ngoten terus do baca kiambak-kiambak kaleh nunggu giliran nek punnggeh ditutup. Pas ngaji kaleh gurunenjuk mangkeh gurune nyatet teng bukuprestasi niko, nggeh mung ngoten mbak.Nek yasinan niko radi benten, enten lain-

“Awal masuk TPA dilakukan tes oleh ustaduntuk mengetahui tingkat pemahaman lanisa.Tahapan pelaksanaan kegiatan yang pertamayaitu pembukaan dengan doa kemudian kamitadarus sendiri-sendiri sambil menunggugiliran, setelah selesai kemudian ditutup.Guru juga mencatat hasil belajar di kartuprestasi. Kalau yasinan ada sesi lain-lain,karena dilaksanakan di rumah warga jadi ada

Page 226: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

211

laine soale kan mboten teng masjid teruswektune kan mboten ketabrak isya’ dadisaget tekan jam 21.30 kadang jam 22.00.Yasinan niko biasane dibukak kaleh PakRakun terus nggeh moco-moco dungongoten niko terus moco yasin niku”.(CW.8.8)

banyak waktu untuk berdiskusi”. (CW.8.8)

9. Apakah anda terlibat dalam pengambilan keputusan terkait dengan kegiatan yang akan diselenggarakan?SY “Nggeh nek enteng kesulitan ngoten

nggeh langsung matur kaleh seng ngajarlangusung mangkeh dirembuk barengngoten”. (CW.5.9)

“Kalau ada kesulitan langsung dibicarakandengan ustadnya nanti dimusyawarahkanbagaimana solusinya”. (CW.5.9)

Narasumber yang masih aktifmenyampaikan materi dalamkegiatan TPA iqro’ adalah PakBS dan Bu LI sedangkan TPAAl-Quran yaitu Pak WN, PakGL dan Pak Rakun dilakukansecara bergantian akan tetapiyang utama adalah Pak WN,kajian dinarasumberi oleh BuYL.

SD “Geh nek enten seng ajeng dirembug gehkulo urun rembug, kados nek teng yasinangoten niko kan dirembug bareng-bareng. Terus mangkeh hasile nopo nekenten perubahan ngoten gari disanjangkekaleh gurune ngoten”. (CW.6.9)

“Ya kalau ada yang akan dimusyawarahkansaya ikut berpartisipasi, seperti saat di yasinandisana juga musyawarah bersama. Hasilmusyawarah nanti diumumkan” (CW.6.9)

SM “Mesti nek kuwi mbak, nek ono opo-opomesti musyawarahke kabeh melu usulpiye apike ngoten. Koyo pas pak GLlungo ra gelem mulang kae terus dolaporan to terus pie wong tuwo-tuwo ki?Nek ora ono seng do mimpin tetep ra isomlaku nek ora ono ustade ngono to.Terus akhire mas WN ki berjuang piecarane gen iso tetep berjalankegiatanane, bar ono Mas WN kwi lagi

“Saya pasti tertibat dalam pengambilankeputusan karena setiap ada permasalahanpasti dimusyawarahkan dengan warga. Sepertisaat Pak GL tidak mau mengajar, kami jugabermusyawarah bagaimana baiknya. Kalaulansia disuruh mengaji sendiri tidak ada yangmengarahkan kan tidak bisa. Kemudianakhirnya Mas WN yang menggantikan PakGL untuk mengajar agar kegiatan tetapberjalan”. (CW.7.9)

Page 227: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

212

gelem mbak.” (CW.7.9)WJ “Nggeh mbak, nek enten seng pengen

diusulke nggeh ngomong kaleh gurunengoten mbak. Misale jawoh terus digantimalem sabtu ngoten”. (CW.8.9)

“Ya saya terlibat, kalau ada yang ingindiusulkan langsung saja disampaikan kepadaustadnya. Misalkan hujan kemudian TPAdiganti Jumat malam” (CW.8.9)

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAANPertanyaan

1. Apakah anda merasa mendapat penambahan ilmu tentang keagamaan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Iya mbak saya dulu belum bisa sekarang

bisa. Saya juga seneng banyaktemennya”. (CW.5.10)

“Iya mbak saya dulu belum bisa sekarangbisa. Saya juga senang banyak temannya”.(CW.5.10)

Para lansia merasa senang danmendapatkan tambahan ilmudari kegiatan keagamaan yangtelah diikuti, dari belum bisasama sekali kemudian sekarangsudah ada yang sampai Al-Quran, dan juga mendapatkaninformasi baru dari kajiandengan Bu YL.

SD “Nggeh mbak wong kulo riyen deringsaget blas kok, sak niki Alhamdulillahpun sitik-sitik”. (CW.6.10)

“Iya, dulu saya belum bisa sama sekalisekarang sudah bisa sedikit-sedikit”.(CW.6.10)

SM “Nggeh nambah ilmune mbak nekkandani mbiyen ki kulo dereng saget blaskok sakniki Alhamdulillah pun Al-Quran. Nek kajian bu YL brang kan akehseng dibahas mbak”. (CW.7.10)

“Iya mendapat tambahan ilmu, dulu sayabelum bisa tapi sekarang sudah Al-Quran.Kajian dengan Bu YL juga mendapatkanbanyak yang dibahas”. (CW.7.10)

WJ “Nggeh mbak wong kulo niku nggehkatah seng mboten ngertos bab agama.Kan amal seng mboten tau pedhot nikukan enten tiga, amal jariyah, doa anaksholeh kaleh ilmu seng manfaat”.(CW.8.10)

“Iya mbak, saya masih kurang dalampengetahuan tentang agama. Kan amal yangtidak putus itu ada tiga, amal jariyah, doaanak sholeh dan ilmu yang bermanfaat”.(CW.8.10)

2. Apakah kegiatan pemberdayaan lansia yang anda ikuti dapat bermanfaat bagi kehidupan anda? Berikan contoh.SY “Iya mbak bermanfaat sekali karena dulu “Iya mbak bermanfaat sekali karena dulu saya Lansia merasa bahwa kegiatan

Page 228: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

213

saya belum tau cara baca iqro’ yangbener terus kajian itu juga bisa tahuperkembangan informasi terus aturan-aturan yang ada di Al-Quran juga”.(CW.5.11)

belum tau cara baca iqro’ yang benarkemudian kajian itu juga bisa tahuperkembangan informasi dan aturan-aturanyang ada di Al-Quran”. (CW.5.11)

pemberdayaan lansia inibermanfaat bagi kehidupanmereka. Awalnya yang belumbisa membaca iqro’ sekarangsudah ada yang sampai bisa Al-Quran sehingga dapatdigunakan untuk menghafalsurat-surat pendek, mengetahuiperkembangan dan masalahterkini dan solusinyaberdasarkan Al-Quran danhadits, serta menemukanpermasalahan dalam kehidupansehari-hari dapat ditanyakankepada ustad yang mengajar.

SD “Geh bermanfaat sanget mbak wong nekpun tuwo ngeten niki nopo maleh sengperlu digolekki mbak lak nggeh sangudamel ngenjeng. Nek kulo sok ajar mocosurat pendek mbak”. (CW.6.11)

“Iya sangat bermanfaat, sudah tua seperti iniapa lagi yang perlu dicari untuk bekal besok.Saya juga kadang belajar membaca suratpendek”. (CW.6.11)

SM “Bermanfaat banget mbak dadi ngertihadits, artine Al-Quran senajan urungkabeh. Nek jenenge ngaji ki lah yo oraono luluse to. Ora mesti awake dewengerti. Pengajian buYL khusus ibu-ibudo tak kon mangkat ki do ra mangkatseng mangkat ki yo seng TPA tok kui.Seng nom-nom ki nek iso iki mendalamiilmu agama barang gen iso ngandanianake. Nek jaman saiki ora ngaji yongunu kwi mbak ngeri mbak nek kyoneng berita ngunu kwi wae aku wedidicritani bu YL” (CW.7.11)

“Bermanfaat sekali, jadi tahu tentang hadits,artinya Al-Quran walaupun belum semua.Saya itu menyuruh ibu-ibu muda untukmengikuti kajian Bu YL, tapi mereka tidakmau. Pikir saya mereka agar belajar tentangagama agar bisa menasehati anak-anaknya.Saya saja mendengarkan kajian dari bu YLjadi takut sendiri”. (CW.7.11)

WJ “Nggeh bermanfaat mbak. Kados winginiko kulo tangklet Mas BS masalah posonek mboten sahur niku turene batalnggeh nopo mboten ngoten. Kulo kansok mboten sahur nek poso niku, tapi

“Iya bermanfaat. Kemarin saya tanya padaMas BS tentang puasa kalau tidak sahurpuasanya batal atau tidak. Setelah mendapatjawaban saya menjadi tidak ragu lagi, sayatahu dasarnya”. (CW.8.11)

Page 229: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

214

nggeh tetep kuat tetep nyambut gawe nekkulo mboten poso wah getun kulomalahan mbak. Ngoten kan kulo dasosmantep, dados ngetos dasare”. (CW.8.11)

3. Apa saja perubahan yang anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Saya ya sedikit-sedikit tahu cara baca

iqro’ yang benar tajwid terus saya kalomau belajar sendiri di rumah juga jadisemangat”. (CW.5.12)

Saya sedikit-sedikit tahu cara baca iqro’ yangbenar, kalo mau belajar sendiri di rumah jugajadi semangat. (CW.5.12)

Perubahan yang didapatkanpara lansia dari kegiatan iniadalah meningkatnyapengetahuan tentang cara bacaiqro dan yasin, meningkatnyapengetahuan pengetahuantentang puasa dan sedekahsehingga dapat diterapkandalam kehidupan sehari-hariserta meningkatnya kesadaranakan belajar ilmu agama.

SD “Sakniki kulo pun saget iqro’ sitik-sitikmbak, pun ngertos moco yasin nek pasmalem jumat wingi nuku lho? Pas tutuptahun niko. Nggeh Alhamdulillah ngertosbab agomo sitik-sitik”. (CW.6.12)

“Saya sudah bisa baca iqro’ dan yasin waktumalam Jumat itu. Waktu tutup tahun itu. YaAlhamdulillah tahu tentang agama sedikit-sedikit”. (CW.6.12)

SM “Sak iki dadi ngerti berita-berita sengngandani bu YL kae mbak, saiki akuwaspada anakku yo sok tak elekke takkandan-kandani”. (CW.7.12)

“Saya jadi tahu berita terkini lewat Bu YL,sekarang saya jadi waspada dan memberi tahuanak saya”. (CW.7.12)

WJ “Kulo dados ngertos sekedik bab agamakados poso, kados sedekah niku. Senajanawake dewe wong ra duwe, tapi yo nekiso sedekah. Kulo riyen blas dereng sagetngaji sakniki pun iqro’ 6 nggehAlhamdulillah alon-alon. Geh sekedik-sekedik mbuh ditompo nopo mbotenseng penting pun usaha lak ngoten”.(CW.8.12)

“Saya jadi tahu masalah agama seperti puasa,sedekah. Walalupun orang tidak punya, tapikalau bisa ya sedekah. Dulu saya sama sekalibelum bisa baca iqro’ tapi sekarang sudahiqro’ 6. Sedikit-sedikit asal berusaha”.(CW.8.12)

4. Apakah anda menyalurkan ilmu yang anda dapat kepada orang lain? Mengapa dan bagaimana?

Page 230: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

215

SY “Ya kalau bisa kalau kita tahu itu kankita ngasih tahu ke orang lain mbak. Tapikalau saya paling ya nasehatin anak, cucubiar belajar agama gitu mbak sebisasaya”. (CW.5.13)

“Ya kalau bisa, kalau kita tahu sebaiknyamemberi tahu ke orang lain mbak. Tapi kalausaya paling ya menasehati anak, cucu agarbelajar agama”. (CW.5.13)

Para lansia menyalurkanilmunya dengan cara memberinasehat kepada anak, cucumereka mengenai agama. Paralansia mendapat wawasan darikegiatan keagamaan mengenaihukum agama dan jugaperkembangan permasalahanyang ada saat ini, hal tersebutmenumbuhkan kekhawatiranlanisa pada generasi muda yangsangat terbuka denganperkembangan teknologiinformasi sedangkanpengetahuan tentang agamamasih kurang.

SD “Kulo nek enten putu kulo niku nggehsok kulo kandan-kandani bab agama.Bocah jaman sakniki niku lak punngertos sembarang-barang to mbak ngajinggeh jarang ibune nggeh kerja. Kulosok ngandani nek wayahe maghrib ki balisholat ojo dolan terus sok kulo ngotenke.Nek dolan bocah niku pun mbotenngertos wayah”. (CW.6.13)

“Saya menasehati cucu saya tentang agama.Anak jaman sekarang sudah tahu banyak haltapi ngajinya jarang dan ibunya juga kerja.Saya sering memberi tahu kalau sudahmaghrib harus pulang sholat, jangan mainterus”. (CW.6.13)

SM “Anak kulo niku sok tak kandani nek weskerjo ojo lali sholate. Nek neng kota kilak yo pergaulane medeni to mbak koyoseng ceritakke Bu YL kae ngeri aku. Nekneng kono ki tak kon melu kajian-kajianlak ono to”. (CW.7.13)

“Saya menasehati anak saya kalu sudahbekerja jangan lupa sholat. Kalau di Kotapergaulannya menakutkan seperti yangdiceritakan Bu YL. Saya suruh dia ikut kajiankalau disana ada” (CW.7.13)

WJ “Nggeh nek enten seng dikandani nggehdikandani, sok ngandani anakke, senajanwes gedhe tapi kan wong tua tetepngandani mbak”. (CW.8.13)

“Ya saya nasehati anak saya mbak, walaupunsudah besar tapi kan orang tua tetap memberinasehat”. (CW.8.13)

5. Apakah anda termotivasi untuk terus belajar tentang keagamaan untuk memupuk keimanan?SY “Nggeh mbak biarpun tidak sekolah tapi

nek saget ngaji itu bisa sedikit-sedikitlah,sudah tua ngeten nggeh nopo maleh seng

“Iya mbak biarpun tidak sekolah tapi kalaubisa ngaji itu bisa sedikit-sedikitlah, sudah tuabegini apalagi yang mau dicari” (CW.5.14)

Para lansia termotivasi untukmemupuk keimanan dengancara belajar agama/ ngaji

Page 231: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

216

dipadosi mbak”. (CW.5.14) karena mereka merasa sudahtua membutuhkan bekal untukkehidupan sekanjutnya, danjuga adanya kekhawatiranlansia akan kehidupan saat ini.

SD “Geh mbak, kulo niku seneng nek konngaji damel sangu mbenjeng”. (CW.6.14)

“Iya mbak, saya senang kalau disuruh ngajiuntuk bekal kelak”. (CW.6.14)

SM “Nggeh mbak terus niku. Wong mbiyenPak GL wegah mulang kae wae terusdibingung do berjuang pokokke piyecarane kudu ngajine ki tetep mlaku kok.Jaman saiki nek ora ngaji ki wes ra isombak”. (CW.7.14)

“Iya mbak termotivasi. Dulu waktu Pak GLtidak mau mengajar saja pada bingung, kamiberjuang bagaimana caranya agar tetap bisamengaji. Jaman sekarang mengaji itu sangatpenting”. (CW.7.14)

WJ “Geh kulo pengen sinau terus mbakdamel sangu”. (CW.8.14)

“Iya saya ingin belajar terus untuk bekal”.(CW.8.14)

6. Bagaimana cara anda untuk mengaplikasikan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari?SY “Nek ngaji niku kan nggeh soal agama

nggeh damel ibadah mbak. Sekarang bisatadarus sedikit-sedikit di rumah, kalaukajian itu bisa tahu permasalah perbaruterus mangkeh tahu penjelasane menurutIslam nggeh ngoten mbak”. (CW.5.15)

“Ngaji itu kan masalah agama ya untukberibadah mbak. Sekarang bisa tadarussedikit-sedikit di rumah, kalau kajian itu bisatahu permasalah perbaru terus nanti tahupenjelasannya menurut Islam”. (CW.5.15)

Para lansia mempunyai carayang cenderung sama dalammengaplikasikan hasil belajaryaitu dengan caramenggunakannya untukmenghafal surat pendek, untukmembaca yasin dan jugameningkatakan kualitas ibadahseperti sholat berjamaah.

SD “Damel ngapalke surat-surat pendekdalem sholat niku mbak. Kadang nek barngaji ngoten kan Bu LI nggeh sokngandan-ngandani misale nek sholatjamaah niku pahalane luwih kathahtimbang sholat kiambak ngoten, kulodados pengen sholat jamaah terus”.(CW.6.15)

“Untuk menghafalkan surat-surat pendek untksholat. Bu LI pernah memberitahu kalausholat jamaah itu pahalanya lebih banyak darisholat sendiri, saya jadi ingin sholat jamaahterus”. (CW.6.15)

SM “Nggeh dalem ngaji mbak mbiyen nikulak nek yasinan seng diwoco latine udu

“Untuk mengaji mbak dulu kalau yasinan kanyang dibaca abjadnya bukan arabnya,

Page 232: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

217

arabe, saiki wes iso Al-Quran dadi sengdiwoco arabe”. (CW.7.15)

sekarang sudang bisa Al-Quran jadi yangdibaca arabnya”. (CW.7.15)

WJ “Nek iqro’ geh damel moco Al-Quran,nek yasinan ngoten niko kulo sok kirimdungo damel seng mboten enten. Nekniku mriki niki enten seng dislametienten seng mboten, tapi kulo taseh sokyasinan nyameti seng pun pejah. Kuloniku disanjangi wong tapi nggehkemantepane kiambak-kiambak”.(CW.8.15)

“Kalau iqro’ untuk membaca Al-Quran,membaca yasin untuk kirim doa. Disini adayang kirim doa ada yang tidak, kalau sayamasih pakai. Ya kepercayaannya masing-masing mbak”. (CW.8.15)

7. Bagaimana respon keluarga ketika anda mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Saya disuruh suami saya mbak. Saya itu

nembe setahun mbk ikut TPA ini,kelompok terakhir kulo niku. Soalekelompoke kulo bubar njuk kula gabungkaleh seng malem jumat niku”.(CW.5.16)

“Saya disuruh suami saya mbak. Saya barusetahun ikut TPA ini, saya ikut kelompokterakhir. Soale kelompok saya bubar terussaya gabung kelompok malem jumat”.(CW.5.16)

Respon keluarga para lansiayaitu mempersilahkan lansiamengikuti kegiatan tersebutbahkan ada disuruh olehsuaminya untuk mengikutikegitan tersebut, lansia jugamendapat dukungan darikeluarga dengan cara dibantuuntuk belajar saat di rumah.

SD “Nggeh sae mbak, riyen pas awal iqro’niko kulo sok ken ngajari putu kulo.Terus nek enten bab nopo seng derengpahal kulo tanglet kaleh epe kulo, tiyangelak nggeh sok ngaji teng pundi-pundingoten dados kulo sok tangklet deknene”.(CW.6.16)

“Responnya baik mbak, dulu waktu awaliqro’ saya diajari sama cucu saya. Kalau adabab yang saya belum paham saya tanya keadek ipar saya, dia kan sering pergi ngajikemana-mana jadi saya sering tanya dengandia”. (CW.6.16)

SM “Anak kulo ndukung mbak, wong anakkulo niku lak ngajar TPA cah cilik-cilikniku nggehan”. (CW.7.16)

“Anak saya mendukung mbak, anak saya kanikut mengajar TPA anak-anak”. (CW.7.16)

Page 233: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

218

WJ “Nek mriki wong ngomah niku nggehmonggo ngoten mboten patek do, nggehpokokke terserah ngoten. Kan ngaji nikunggeh apek kangge awake dewe damelpedoman urip lak ngoten nggeh to”.(CW.8.16)

“Disni orang rumah mempersilahkan, yapokoknya terserah gitu. Mengaji itu kan baikuntuk diri kita, untuk pedoman hidup”.(CW.8.16)

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBATPertanyaan

1. Apa saja kendala anda dalam memahami informasi yang disampaikan saat kegiatan berlangsung? Mengapa?SY “Kalau saya Alhamdulillah tidak ada

mbak, paling kalau cara mengucapkanhuruf itu kan agak sulit kayak dho smagho gitu mbak menirukannya susah”.(CW.5.17)

“Kalau saya Alhamdulillah tidak ada mbak,paling kalau cara mengucapkan huruf itu kanagak sulit kayak dho sma gho gitu mbakmenirukannya susah”. (CW.5.17)

Kendala yang dialami dalammemahami informasi yangdisampaikan adalah kesulitanmenirukan tahsin yangdiajarkan oleh ustaddikarenakan struktur gigi yangsudah tidak lengkap sehinggasulit mengucapkan bacaandengan benar, kesulitan dalammengingat cara membaca jikaada ayat yang panjang.

SD “Nggeh nek dikandani cara moconengoten kadang kangelan seng nirokkembak, ilat tuwo nggeh ngeten niki.Kadang nek dimoco kiambak nikurumangsane pun bener tapi bar ngajikaleh gurune jebule salah kabeh hahanggeh ngoten mbak sitik-sitik”.(CW.6.17)

“Ya kalau diberi tahu cara membacanyakadang kesulitan menirukan, lidah orangtuaya begini mbak. Kadang kalau dibaca sendirirasanya sudah benar tapi sama ustadnyaternyata masih salah”.(CW.6.17)

SM “Leh moco kwi lho mbak lak ayatedowo-dowo to nek Al-Quran ki, sok lalipiye mau dowo banget ayate. Lha yo kuinek tuwo-tuwo kayo aku kui tegese lakyoora nganti lanyahe to. Nek koyo saknjenengan ngoten saget nganti lanyah”.

“Cara membacanya itu mbak, kan kalau Al-Quran ayatnya panjang-panjang, kadang lupacara bacanya. Kalau sudah tua seperti sayakan tidak sampai benar-benar bisa. Kalauseperti anda kan masih bisa”. (CW.7.17)

Page 234: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

219

(CW.7.17)WJ “Kulo niku taseh sok salah teng cara

mocone niku lak kudu bener mbak nekkados ظkalehض ,غ kalehخ kudu jelasbedone”. (CW.8.17)

“Saya masih sering salah cara membacanyaseperti nda ض ,غkalehظ harus jelasbedanya”. (CW.8.17)

2. Apakah anda mengkomunikasikan kendala atau kesulitan anda kepada orang lain dalam kegiatan tersebutSY “Nek sing teng yasinan niku musyawarah

mba dados enten waktu sendiri, mananyasesi lain-lain. Lha teng mriku mangkehkadang dibahas nek enten usulan nopongoten. Nek pas TPA nek kesulitannggeh langsung takon kaleh Pak BS”.(CW.5.18)

“Kalau di yasinan itu musyawarah mbak jadiada waktunya sendiri, mananya sesi lain-lain.Kalau ada usulan nanti dibahas bersama.Kalau di TPA, kesulitan langsungdikomunikasikan dengan Pak BS”. (CW.5.18)

Dalam kegiatan yasinan paralansia mengemukakan kendalaataupun usulan secara langsungdalam sesi lain-lain didampingioleh ustad. Pada kegiatan TPA,para lansia menyampaikankendalanya secara langsungkepada ustad yang mengamputetapi ada yang masih malu dantakut untuk menyampaikannya.

SD “Nggeh mbak nek kangelan ngoten kulomatur, nek mung meneng ngeh kapanisane. Nek riyen-riyen nggeh nate isintapi sak niki pun mboten. Sak niki nekmboten saget nggeh tangklet ngoten”.(CW.6.18)

“Kalau ada kesulitan saya bilang, kalau cumadiam ya kapan bisanya. Kalau dulu pernahmalu kalau sekarang sudah tidak. Sekarangkalau tidak bisa ya langsung tanya”.(CW.6.18)

SM “Nek teng TPA niku, Pak GL telitibanget mbak nek salah yo dibenerkesampe bener, tapi yo kadang ustade dosibuk kwi mbak gandeng do duwekegiatan dewe-dewe to”. (CW.7.18)

“Kalau di TPA, Pak GL sangat teliti kalausalah ya dibenarkan sampai benar, tetapikadang ustadnya sibuk kan punya kesibukanmasing-masing”. (CW.7.18)

WJ “Nggeh niku mbak. Mboten usah isennek kados kulo ngeten. Kados Mbak NHniku salah dibenerke, wedi nek kulo kanmboten. Nek mboten saget, seng bener

“Iya mbak. Tidak usah malu seperti Mbak NHini salah kasih tahu yang benar malah takut.Kalau tidak bisa kan nanti dikasih tahu yangbenar. Kalau tidak tahu tanyakan saja kepada

Page 235: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

220

niku pripun. Seng marai sero digetakkokulo mboten wedi. Nek ora iso terusdinengke wae yo kapan leh iso?Diomongke mawon kaleh Mas BS sengmboten saget pundi ngoten”. (CW.8.18)

Mas BS”. (CW.8.18)

3. Apa faktor pendorong dari diri anda untuk mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Ya saya semangat gitu aja mbak, wong

pun tuwo nggeh sitik-sitik ajeng sinaungoten. Kulo nggeh sok belajar tenggriyo dewe ngoten niku”. (CW.5.19)

“Ya saya semangat gitu aja mbak, saya sudahtua ya kalau bisa sedikit-sedikit mau belajar.saya juga kadang belajar sendiri di rumah”(CW.5.19)

Faktor pendorong dari dalamdiri untuk mengikuti kegiatanpemberdayaan lansia melaluikegiatan keagamaan adalahfaktor usia, karena merasasudah tua dan membutuhkanpendalaman mengenai ilmuagama. Ketika dulu inginbelajar mengaji tetapi belumada fasilitas namun sekarangsudah ada fasilitas, merekamerasa sudah diberi jalankemudahan.

SD “Kepeng saget geh mung ngoten mbakwong pun umur-umur sementen. Wongkanca-kancane pun do saget, kulo nggehkepengen saget”. (CW.6.19)

“Ingin bisa karena sudah umur-umur sigini.Teman-teman yang lain sudah bisa, saya jugakepengen”. (CW.6.19)

SM “Yo pengen iso wae mbak. Mbiyen arepsinau ngaji urung ono TPA, lha saiki wesdigawekke TPA lak yo kepenak garekmangkat mbak”. (CW.7.19)

“Ingin bisa aja mbak. Dulu mau belajar ngajibelum ada TPA, sekarang sudah dibuatkanTPA kan sudah enak tinggal berangkat”.(CW.7.19)

WJ “Pengen saget ngoten mbak wong nekdipikir wong urip pisan bondo donyo radigowo nggeh to? Kulo nggeh pun iqro’enem pun ajeng rampung kan nggehpengene cepet saget. Geh mugi-mugilancar saget tumut rencange moco Al-Quran”. (CW.8.19)

“Ingin bisa mbak kalau dipikir hidup satu kaliharta dunia tidak dibawa ya kan? Saya jugasudah iqro’ enam sudah mau selesai ingincepat Al-Quran. Ya semoga lancar bisa ikuttemannya baca Al-Quran”. (CW.8.19)

4. Apa faktor pendorong dari luar diri anda untuk dapat mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Saya dulu pernah berlajar iqro’ sedikit

tapi carane niku benten mbak. Mbiyen“Saya dulu pernah berlajar iqro’ sedikit tapicaranya berbeda mbak. Dulu tidak ada

Faktor pendorong dari luar dirilansia yaitu metode dan sumber

Page 236: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

221

mboten enten tulisan-tulisan hurufe nikulho mba dadi angel. Terus saya ikut TPAniku kan pake iqro’ yang ada keteranganpetunjuk latin di belakangnya itu mbakjadi saya mau belajar sendiri di rumahnggeh lumayan membantu. Suami sayakan ikut mbak, yo kadang ngajakki”.(CW.5.20)

tulisan-tulisan hurufnya jadi sulit. Kemudiansaya ikut TPA kan pakai iqro’ yang adaketerangan petunjuk latin di belakangnya itujadi saya mau belajar sendiri di rumah yalumayan membantu. Suami saya juga ikutTPA, kadang juga mengajak saya berangkat”(CW.5.20)

belajar yang lebih mudah,tempat yang dekat, ustad yangselalu memotivasi, teman yangbisa diajak mengaji bersama,termotivasi melihat teman-teman lain yang sudah bisamembaca Al-Quran, sertaanggota keluarga yangmendukung untuk mengikutikegiatan tersebut.

SD “Bu LI kadang nggeh sok ajak-ajak kenTPA terus. Gurune kan nggeh punnglegakke mosok seng ajeng diwarahimalah do mboten mangkat lak ngotenbarang. Kadang kaleh koncone nggeh sokkangsenan mangkat yo goten”.(CW.6.20)

“Bu LI dangan suka mengajak ke TPA terus.Ustad yang lain kan sudah meluangkan waktumasak yang mau diajar tidak pada berangkat.Kadang juga suka janjian sama teman-temanmau berangkat bareng gitu”. (CW.6.20)

SM “Mbiyen ki arep ngaji kangelan mbak,ndadak tekan adoh saiki lak ming garekneng masjid. Ngaji ki lak penting tombak”. (CW.7.20)

“Dulu mau mengaji saja susah mbak, harussampai jauh tempatnya sekarang hanya perludatang ke masjid. Ngaji itu kan pentingmbak”. (CW.7.20)

WJ ”Riyen-riyen kulo dereng kagungankrenteg terus ngertos kanca-kancane doiso terus kulo kepengen. Wong gurunenggeh pun nyanggupi ngajar”. (CW.8.20)

“Dulu-dulu saya belum punya niatankemudian tahu teman-temannya sudah bisasaya jadi pengen. Ustadnya juga sudah maumengajar“.(CW.8.20)

5. Apa sajakah faktor penghambat dalam diri anda untuk mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Itu mbak kalau mau mengucapkan huruf

dengan benar itu agak sulit, kalau belajarsendiri gitu yo rumangsane sudah bener

“Kalau mau mengucapakan huruf denganbenar itu agak sulit, kalau belajar sendiri gituya rasanya sudah benar tapi setelah maju

Faktor penghambat dari dalamdiri para lansia yaitu kesulitandalam mengucapkan huruf

Page 237: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

222

tapi setelah maju eh ternyata salahsemua” (CW.5.21)

ternyata salah semua”. (CW.5.21) dengan benar, terlalu lelahbekerja sehingga tidakberangkat TPA, sering lupa,masih sibuk mencari nafkahjadi tidak bisa belajar sendiri dirumah secara rutin.

SD “Kadang sok kesel niku mbak dadoskadang nggeh mboten mangkat. Nekenten ayat seng gandeng-gandeng dowongoten kulo sok lalai mocone”.(CW.6.21)

“Kadang suka capek mbak jadi kadang yatidak berangkat. Kalau ada ayat yangsambung panjang saya kadang lupa carabacanya”. (CW.6.21)

SM “Nek koyo aku ki wes Al-Quran tapi yorung lancar mbak, lha piye yo nek negomah hayo ra mesti sinau dewe wongkesibukan werno-werno ngeten niki,neng omah wes mikir golek ekonomimbak. Ra iso mbak, paling nek mocodelok-delok. Kene ki yo ra ono sengnganggur ki mbak kayane do sibuk”.(CW.7.21)

“Saya ini sudah Al-Quran tapi ya belumlancar, ya gimana kalau di rumah belum tentubelajar karena kesibukannya macam-macamseperti ini, di rumah sudah mikir cari ekonomimbak. Tidak bisa mbak, paling membacasebentar. Disini tidak ada yang menganggurmbak sepertinya sibuk semua”. (CW.7.21)

WJ “Nek pas sayah ngoten niko bar nyambutdamel ngoten niko mbak nopo pas entenacara teng pundi ngotene kulo nggehmboten ngaji”. (CW.8.21)

“Kalau waktu capek habis bekerja atau waktusaya ada acara ya tidak brangkat”. (CW.8.21)

6. Bagaimana cara anda mengatasi penghambat tersebut?SY “Ya belajar terus mbak walaupun salah-

salah terus ya biarin gitu haha. Yangpenting kan kita sudah berusaha”.(CW.5.22)

“Ya belajar terus mbak walaupun salah-salahterus ya biarkan saja yang pentingkan sudahberusaha”. (CW.5.22)

Cara para lansia mengatasihambatan tersebut adalahdengan cara berusaha mengikutiTPA secara rutin, belajar sendiridi rumah secara rutin, dan kalauada kesulitan langsungdisampaikan kepada ustad yang

SD “Nggeh kulo alon-alon nek moco kalehtak bolan-baleni mbak. Nek lali, pas ngajingoten niko kulo tangklet kaleh Pak BS”.

“Ya saya pelan-pelan membacanya dandiulang-ulang. Kalau lupa,waktu ngaji sayatanyakan kepad Pak BS”. (CW.6.22)

Page 238: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

223

(CW.6.22) mengajar.SM “Yo wes piye mbak, seng penting TPA

kuwi tak usahakke mangkat teruh takutamake pokokke. Nek urung iso yopokokke mangkat terus nggko lak yodiwarahi”. (CW.7.22)

“Ya mau gimana lagi mbak, yang pentingsaya berusaha ikut TPA terus pokoknya sayautamakan. Kalau belum bisa pokoknyaberangkat terus saja nanti kan juga diajarin”.(CW.7.22)

WJ “Nggeh teng omah sinau kiambak bennek pas ngaji niko saget lancar terussaget katah ngajine”. (CW.7.22)

“Ya kalau di rumah belajar sendiri biar waktungaji bisa lancar terus bisa banyak”.(CW.8.22)

7. Apa saja faktor penghambat dari luar diri anda untuk mengikuti kegiatan pemberdayaan lansia ini?SY “Gak ada mbak, paling ya dulu itu mau

ngaji tapi kelompoknya bubar, tapi kansekarang udah gabung sama kelompoklain”. (CW.5.23)

“Tidak ada mbak, paling ya dulu itu maungaji tapi kelompoknya bubar, tapi kansekarang sudah gabung dengan kelompoklain”. (CW.5.23)

Penghambat yang berasal dariluar diri para lansia yaitu adabeberapa kelompok TPA yangbubar sehingga anggota yangtersisa harus bergabungkelompok lain, merawatanggota keluarga sehingga tidakbisa datang, ustad yang kadangsibuk dan tidak ada yangmenggantikan sedangkan paralansia kesulitan dalam bejarsendiri.

SD “Nggeh niku wau ngurus mbah kulo,kadang nggeh udan nopo enten acarangoten. Nek enten kegiatan nopo ngotennggeh sok libur. Wingi niko nembemboten enten seng ngajar dados nggehlibur, belajar kiambak”. (CW.6.23)

“Ya itu tadi merawat nenek saya, kadang yahujan atau ada acara. Kalau ada kegiatanseperti itu saya kadang libur. Kemarin itubaru tidak ada yang ngajar jadi ya libur,belajar sendiri”. (CW.6.23)

SM “Seng ngajar koyo Pak WN, Bu YL, PakBS kan tegese do sibuk to mbak dadikadang ngajine yo mung tekan isya urungdikaji artine wes kudu rampung. Kadangustade ra iso mangkat sibuk dadi ngajidewe”. (CW.7.23)

“Yang mengajar seperti koyo Pak WN, BuYL, Pak BS kan sibuk jadi kadang ngajinyahanya sampai isya, belum dikaji artinya sudahharus selesai. Kdang ustanya tidak bisa datangjadi ngaji sendiri”. (CW.7.23)

WJ “Nopo nggeh mbak? Paling nek pasgurune mboten tindak niku kan dadose

“Apa ya mbak? Paling waktu ustadnya tidakdatang kan jadinya belajar sendiri, kalau

Page 239: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

224

belajar kiambak, nek belajar kiambak kanrumangsane bener tapi nek salah kannggeh mboten ngertos, mboten entenseng mbenerke”. (CW.8.23)

belajar sendiri kan rasanya sudah benar kalausalah kan tidak tahu, tidak ada yangmembenarkan”. (CW.8.23)

8. Bagaimana cara anda mengatasi penghambat tersebut?SY “Saya bilang sama Pak BS kalau saya

gabung aja ke kelompok yang malemJumat gitu mbak”. (CW.5.24)

Saya bilang kepada Pak BS kalau sayagabung saja dengan kelompok yang Kamismalam gitu mbak. (CW.5.24)

Cara para lansia mengatasihambatan tersebut yaitu ketikatidak dapat kelompok lansiatersebutmengkomunikasikannya denganustad untuk bergabung dengankelompok lain, jika ustad tidakbisa datang mereka belajarsendiri dan saling memberi tahujika ada kesulitan yang dialami,para lansia bermusyawarah jikaada perubahan jadwal.

SD “Nggeh nek ngurus mbah kulo ngotenkan pancen mboten saget ditinggal nggehpripun maleh mbak. Nek pas udan ngotenniko sok diganti malem sabtu ngajine.Nek mboten enten seng ngajar nggehbelajar kiambak mbak, nek enten senglali nggeh takon kancane, nek tasehmboten saget nggeh nek ngaji sesokkeditangkletke kaleh gurune ngoten”.(CW.6.24)

“Nenek saya tidak bisa ditinggal jadi ya maugimana lagi. Kalau hujan ngajinya kadangdiganti Jumat malam. Kalau tidak ada yangngajar ya belajar sendiri mbak, kalau adayang lupa ya tanya temannya, kalau masihbelum bisa besok lagi kalau ketemu Pak BSbaru ditanyakan”. (CW.6.24)

SM “Nek pas ngaji ora ono gurune y owesngaji dewe-dewe mbak nek ora iso yotakon kancane seng iso” (CW.7.24)

“Saat tidak ada ustadnya ya ngaji sendiri-sendiri, kalau tidak bisa ya tanya temannya”.(CW.7.24)

WJ “Kadang nggeh ganti malem Sabtungajine mbak. Nek ngoten niku biasanesok do rembugan riyen terus digantidinone damel gantine malem Jumat”.(CW.8.24)

“Kadang ya ganti Jumat malam ngajinyambak. Kalau begitu kan biasanyanya padamusyawarah dulu mau diganti harinya sebagaiganti Kamis malam”. (CW.8.24)

Page 240: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

225

Lampiran 9. Triangulasi Sumber

TRIANGULASI SUMBER

A. PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN

1. Apa latar belakang dari penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak?

Penyelenggara “Waktu itu pas rapat pengurus masjid kan kami

membicarakan tentang gimana ini kok masjidnya masih

sepi. Kami akhirnya membuat kegiatan pengajian, nah

pengajiannya itu ada untuk ibu-ibu muda sama lansia.

Dengan maksud nantinya saat di pengajian kami juga

mau ajak-ajak supaya mereka mau rajin jamaah di

masjid sukur-sukur ngajak keluarganya”

Ustadz/ustadzah “Kami pengen warga banyak yang jamaah di masjid

biar masjidnya ramai , lalu kami bikin kegiatan

pengajian untuk lansia itu. Saya kan ikut pembetukan

dulu itu, saya ditawari untuk ngajar ya kemudian saya

ikut berpartisipasi gitu mbak”

Lansia “Disini banyak yang belum bisa membaca Al-Quran

mbak, awal kegiatannya dimulai saja semua mulai dari

iqro’ satu dites pada belum bisa”

Kesimpulan Latar belakang dibentuknya kegiatan pemberdayaan

lansia melalui kegiatan keagamaan adalah pengurus

Page 241: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

226

menginginkan warga menjadi rajin berjamaah di masjid

agar masjid menjadi ramai. Selain itu para lansia

menginginkan adanya kegiatan keagamaan,

dikarenakan kebanyakan dari para lansia belum bisa

membaca Al-Quran. Oleh karena itu pengurus ingin

memfasilitasi para lansia dalam belajar keagamaan

melalui pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan.

2. Bagaimana cara perekrutan warga belajar dalam pemberdayaan lansiadi

Dusun Gatak?

Penyelenggara “Kami mengumumkan di masjid kalau ada kegiatan-

kegiatan gitu mbak, terus warga yang mau ikut tinggal

dateng”

Ustadz/ustadzah “Kami umumkan melalui pengeras suara di masjid dan

juga dipertemuan-pertemuan lain. Waktu pertemuan

pertama kami tes dulu mereka bisa sampai mana dan

ternyata belum bisa semua merekanya”

Lansia “Diumumkan di Masjid kalau ada kegiatan mengaji.

Pengumuman juga disampaikan saat acara

perkumpulan”

Kesimpulan Perekrutan lansia diadakan dengan cara mengumumkan

dan mengundang lansia melalui pengeras suara Masjid

dan di kegiatan perkumpulan lain, di awal pertemuan

Page 242: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

227

para lansia dites terlebih dahulu.

3. Bagaimana perencanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan yang diselenggarakan?

Penyelenggara “Kami pihak pengurus musyawarah waktu itu terus

dipertemuan selanjutnya kami mulai koordinasi lebih

lanjut dengan wakil remaja dan beberapa pihak lalu

kami tawarkan kalau ada yang mau membantu

mengajar”

Ustadz/ustadzah “Pengurus musyawarah mbak bagaiamana caranya

meramaikan masjid, kahirnya dibuat kegiatan-kegiatan

dengan memberdayakan lansia”.

Lansia “Semua yang merencanakan itu pengurus mbak, kami

tinggal jalan”

Kesimpulan Perencanaan pemberdayaan lansia dilakukan oleh

pengurus masjid dan perwakilan remaja kemudian

dipilih pengajar, tempat, materi dan juga dana serta

kelengkapan untuk kegiatan-kegiatan yang ada di

pemberdayaan lansia.

4. Apakah pemberdayaan lansia tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan

lansia?

Penyelenggara “Disini memang waktu itu kegiatan keagamaan masih

sedikit mbak dan waktu dites itu ternyata masih banyak

yang belum bisa”

Page 243: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

228

Ustadz/ustadzah “Pada awal dulu dibentuknya itu banyak sekali yang ikut

dan mereka memang belum bisa membaca Al-Quran jadi

saya rasa materinya sudah sesuai Pada awal dulu

dibentuknya itu banyak sekali yang ikut dan mereka

memang belum bisa membaca Al-Quran jadi saya rasa

materinya sudah sesuai”

Lansia “Materi yang disampaikan sudah sesuai dikarenakan

banyak lansia yang masih belum bisa membaca Al-Quran.

Waktu awal pembentukan ada 50 lansia yang mengikuti”

Kesimpulan Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan sudah

sesuai dengan kebutuhan para lansia di Dusun Gatak

dikarenakan banyak lansia yang belum bisa membaca Al-

Quran dan juga ada keinginan dari para lansia sendiri.

5. Kapan pemberdayaan lansia melalui kegiatan tersebut diadakan?

Penyelenggara “Disini TPA yang iqro itu malem Jumat, kalau yang

Al-Quran malem Minggu. Kajiannya malem Selas,

yasinan malem Jumat bada isya’”

Ustadz/ustadzah “Disini ada beberapa kegiatan mbak yang TPA itu ada

dua, TPA Al-Quran setiap malam Minggu dan TPA

iqro’ setiap malam Jumat. Ada lagi yaitu kajian setiap

malam Selasa dan yasinian setiap malam Jumat bada

isya. Ada lagi pengajian setiap sebulan sekali kalau itu

untuk umum semua boleh ikut tidak hanya yang

Page 244: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

229

lansia”.

Lansia “TPA setiap Kamis malam untuk iqro’ dan Sabtu

malam untuk Al-Quran. Yasinan setiap Kamis malam,

dan kajian setiap Senin malam”.

Kesimpulan Pemberdayaan lansia melalui kegiatan dilaksanakan

pada Kamis malam untuk TPA Iqro’, Sabtu malam

untuk TPA Al-Quran, yasinan setiap Kamis malam

bada isya dan kajian setipan Selasa malam.

6. Apa metode yang anda gunakan dalam menyampaikan materi kegiatan?

Penyelenggara “Kami dulu nyoba pakai metode An-Nur mbak tapi

ada beberapa kelompok tidak bisa mengikuti, akhirnya

mereka pakai yang metode iqro”

Ustadz/ustadzah “Ya TPA pembelajarannya pakai metode iqro’. Dulu

kan juga sempat kerjasama dengan Fan Tahsin, tapi

kan mereka belum bisa baca sama sekali mbak jadi

agak kurang pas dengan itu ya terus cuma ngisi berapa

kali gitu terus udah dilanjut iqro. Kalau kajian jelas

kami menggunakan metode ceramah dalam

penyampaiannya”

Lansia “TPA memakai metode iqro’ dan kajian mendengarkan

materi dari Bu YL”

Kesimpulan Metode yang saat digunakan dalam TPA adalah

metode iqro’, sedangkan kajian menggunakan metode

Page 245: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

230

ceramah.

7. Apa sarana dan prasarana yang digunakan dalam pemberdayaan lansia?

Penyelenggara “Di masjid sudah tersedia semua mbak tikar, mic ada,

Al-Quran, iqro’, lemari, papan tulis, meja”

Ustadz/ustadzah “Di Masjid itu sudah ada meja, tikar, rak tempat iqro,

kayak buku prestasi itu, Al-Quran, microfone,

papantulis”

Lansia “Menggunakan meja, iqro, Al-Quran, mic, tikar, buku

prestasi”

Kesimpulan Sarana dan prasarana yang digunakan dalam

pemberdayaan lansia adalah ruangan masjid, tikar,

microfone, Al-Quran, iqro’, buku prestasi, almari,

papan tulis, meja, yasin.

8. Bagaimana tahap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?

Penyelenggara “Tahap pelaksanaan pembelajarannya itu kan pertama

persiapan tempat, terus pembukaan, baca doa,

kemudian nanti ngaji, setelah itu penutup”

Ustadz/ustadzah “Pembukaan, baca doa mau belajar, dan ditutup pakai

doa penutup mejlis. Kalau yang yasinan ya sama,

dibuka dulu baca Al-Fatihah terus baca yasin, sesi lain-

lain untuk berdiskusi. Kalau kajian itu setelah dibuka,

kami kasih materi dengan ceramah. Setelah selesai,

mereka boleh tanya, dan ditutup pakai doa penutup

Page 246: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

231

mejlis”

Lansia “Tahapannya adalah pelaksanaannya adalah. Persiapan

tempat berupa menata meja, microfone, Al-Quran, dan

tikar. Setelah itu dibuka oleh ustad dan ada yang

bertugas membagikan snack. Ustad memandu cara

membaca yang benar diikuti oleh semua lansia, setelah

itu lansia membaca satu orang satu ayat menggunakan

mic. Jika masih memiliki banyak waktu ustad akan

mengkaji arti dari ayat-ayat tersebut. Setelah selesai

ditutup dengan doa kemudian merapikan tempat dan

iuran sosial”

Kesimpulan Tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan di pemberdayaan

lansia secara garis besar adalah tahap persiapa,

pembukaan, inti, dan penutup. Terlebih dahulu

mempersiapkan tempat, kemudian dibuka oleh

ustadz/ustadzah dan memasuki acara inti yaitu belajar,

para lansia dapat bertanya tentang materi pembelajaran

setelah selesai ditutup dengan berdoa.

9. Berapa jumlah lansiayang mengikuti pemberdayaan lansia di Kelompok

ini?

Penyelenggara “Daftar hadir pertama pertemuan itu sampai sekitar 50

orang yang ikut”

Ustadz/ustadzah “TPA malem jumat yang aktif biasanya 7 kadang 5.

Page 247: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

232

Kalau yang Al-Quran itu banyak mbak 30 lebih,

yasinan 40 lebih mbak kan campur”

Lansia “Waktu awal pembentukan ada 50 lansia yang

mengikuti kemudian sekarang tinggal 20-30 orang”

Kesimpulan Jumlah lansia yang mengikuti pemberdayaan lansia

yaitu secara keseluruhan sebanyak 40 orang, 20-30

orang dari TPA Al-Quran dan 5-7 orang dari TPA

iqro’.

10. Apakah ada tindak lanjut dari pemberdayaan lansia tersebut?

Penyelenggara “Tindak lanjutnya belum ada mbak karena

perkembangannya kan pelan-pelan. Kalaupun

dibuatkan kegiatan yang macem-macem itu takutnya

malah memberatkan”

Ustadz/ustadzah “Tidak ada tindak lanjutnya mbak, sudah pada tua kan

kalau kebanyak kegiatan kasihan”

Lansia “Cuma ngaji-ngaji itu, itu aja dari dulu belum lancar-

lancar mbak”

Kesimpulan Belum ada tindak lanjut dari pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan yang sudah

diselenggarakan.

B. HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI

KEGIATAN KEAGAMAAN

Page 248: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

233

1. Apakah anda melakukan evaluasi pembelajaran dalam pelakasanaan

pemberdayaan lansia ini?

Penyelenggara “Dari kami pengurus tidak ada evaluasi, mungkin

diadakannya sama gurunya yang ngajar”

Ustadz/ustadzah “Tidak ada evaluas mbak, adanya ya pakai EBTA

itu di iqro”

Lansia “Evaluasinya dari EBTA itu kalau mau naik jilid

selanjutnya”

Kesimpulan Evaluasi hanya ada pada kegiatan TPA yaitu

Ustad/ustadzah melakukan evaluasi pembelajaran

menggunakan halaman EBTA.

2. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia saat sebelum dan sesudah

mengikuti kegiatan ini?

Penyelenggara “Perubahannya yang jelas kegiatan keagamaan

sekarang jadi banyak, mereka juga lebih sering

jamaah di masjid, lansia pun juga masih belajar dan

mereka rajin”

Ustadz/ustadzah “Beberapa diantara mereka jadi sering jamaah di

Masjid, dulu banyak warga muslim yang pelihara

anjing dan sekarang sudah berkurang”

Lansia “Sudah bisa baca iqro’ dan yasin, tahu berita terkini

lewat kajian, tahu masalah agama seperti puasa,

sedekah, jadi sering ke masjid”

Page 249: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

234

Kesimpulan Perubahan yang terjadi pada lansia saat sebelum

dan sesudah mengikuti beberapa kegiatan di

pemberdayaan lansia yaitu lansia menjadi semakin

rajin berjamaah di masjid, bisa membaca iqro’ dan

Al-Quran, berkurangnya keluarga lansia yang

memelihara anjing.

3. Apakah para lansia merasa terfasilitasi dengan adanya kegiatan

pemberdayaan lansia ini?

Penyelenggara “Ya terfasilitasi mbak kan dulu beluam ada kegiatan

kayak gini, lansia juga belum bisa mengaji, mereka

juga pengen bisa dan pengen belajar”

Ustadz/ustadzah “Mereka merasa terfasilitasi, dulu kan belum ada

ngaji kayak gini mbak belum ada TPA dan saya

rasa pemahaman tentang agama juga belum

banyak”

Lansia “Kami senang dengan adanya kegiatan-kegiatan ini,

dulu mau belajar ngaji itu susah apalagi kalau sudah

tua gini”

Kesimpulan Para lansia merasa terfasilitasi karena dulu di Dusun

Gatak belum ada pemberdayaan lansia dan lansia

dulu merasa kesulitan untuk belajar karena belum

ada yang menfasilitasi”

Page 250: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

235

4. Apakah para lansia termotivasi mengikuti kegiatan tersebut?

Penyelenggara “Mereka termotivasi mbak dari sekian kelompok

yang dulu ada dan sekarang tinggan dua kelompok

itu, mereka yang masih berangkat itu termotivasi

mbak mereka semangat-semangat”

Ustadz/ustadzah “Para lansia termotivasi mbak kalau yang ikut

terus itu mereka kadang minta ganti hari kalau

misalkan tidak bisa, hujan saja mereka tetep

berangkat”

Lansia “Saya pasti usahakan betul untuk berangkat,

ustadznya sudah mau mengajar kok masak yang

mau diajari tidak berangkat, kegiatannya kan

bermanfaat banget”

Kesimpulan Para lansia termotivasi mengikuti kegiatan dalam

pemberdayaan lansia karena mereka merasa butuh

dan juga ada banyak pihak yang mendukung

mereka.

5. Apakah para lansia terbuka dalam menyampaikan pendapat atau kritik

dan saran?

Penyelenggara “Terbuka mbak mereka itu, kalau mau ada

perubahan atau apa ya itu mereka musyawarah

nanti bilang ke kami”

Page 251: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

236

Ustadz/ustadzah “Mereka terbuka, suka tanya tentang materi tanya

cara bacanya gimana, kadang juga ada yang tanya

masalah sholat atau puasa”

Lansia “Kalau ada kesulitan saya bilang, kalau cuma diam

ya kapan bisanya, di kajian juga sering tanya

masalah yang saya alami, kalau di yasinan itu

musyawarah jadi ada waktunya sendiri”

Kesimpulan Para lansia terbuka dalam menyampaikan

pendapat, kesulitan, kritik maupun saran kepada

ustadz/ustadzah dan juga pengurus.

C. FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia

tersebut?

Penyelenggara “Faktor pendorongnya itu warganya sendiri juga

gampang digerakkan, Dusun kami ini juga

mendapat julukan Kampung Al-Quran jadi kami

merasa harus pempertanggung jawabkan julukan

itu”

Ustadz/ustadzah “Pendukungnya salah satunya ada fasilitas, dari

mbah-mbahnya juga semangat, mereka merasa

butuh”

Lansia “Keluarga saya mendukung mbak, karena sudah

Page 252: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

237

umur-umur sigini juga, teman-teman yang lain

sudah bisa, saya juga kepengen

Kesimpulan Faktor pendorong atau pendukung pelaksanaan

pemberdayaan lansia adalah fasilitas yang

lengkap, semangat dari lansia, motivasi dari

keluarga dan teman sesama lansia.

2. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan

tersebut?

Penyelenggara “Kurang pengajarnya, masalah waktu mereka

hanya mempunyai waktu luang di malam hari”

Ustadz/ustadzah “Kami semua yang ngajar punya kesibukan

penghambatnya masalah waktu, , mbah-mbahnya

sering lupa”

Lansia “Kalau diberi tahu cara membacanya kadang

kesulitan menirukan, kadang lupa cara bacanya”

Kesimpulan Faktor prnghambat pelaksanaan pemberdayaan

lansia yaitu keterbatasan pengajar, sedikitnya

waktu luang yang dimiliki baik lansia maupun

pengajarnya, lansia kesulitan menirukan bacaan

yang benar dan lansia sering lupa.

3. Bagaimana cara mengatasi faktor penghambat pelaksanaan

pemberdayaan tersebut?

Page 253: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

238

Penyelenggara “Pengajarnya gantian mbak kalau emang ga bisa

semua ya ada yang usul ganti hari biasanya,

kepepetnya ya belajar sendiri mereka”

Ustadz/ustadzah “Kalau pas ga ada yang ngajar ya kadang diganti

hari atau mereka belajar sendiri, masalah lupa itu

agak sulit, kami sudah melakukan beberapa cara

seperti membuat permisalan bentuknya seperti

hewan apa gitu”

Lansia “Ya saya pelan-pelan membacanya dan diulang-

ulang kalau lupa,waktu ngaji saya tanyakan”

Kesimpulan Cara mengatasi faktor penghambat pelasanaan

pemberdayaan lansia yaitu dengan cara membuat

jadwal mengajar dan saling bergantian,

memanfaatkan waktu belajar untuk bertanya

kesulitan yang dialami, mengganti hari jika dihari

tersebut tidak bisa, membuat permisalah hewan atau

bentuk lain untuk memudahkan lansia dalam

mengingat huruf.

Page 254: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

239

Lampiran 10. Triangulasi Metode

TRIANGULASI METODE

NO. ASPEK YANG

DITELITI

OBSERVASI WAWANCARA DOKUMENTASI KESIMPULAN

1. Pemberdayaan Lansia

Melalui Kegiatan

Keagamaan

Pemberdayaan lansia

melalui kegiatan

keagamaan meliputi

kegiatan TPA, yasinan,

dan kajian. Kegiatan

tersebut dilaksanakan

pada hari Kamis

malam, Sabtu malam,

dan Senin malam.

Jumlah lansia yang

Berdasarkan wawancara

yang dilakukan oleh

Peneliti kepada Subyek

Penelitian,

pemberdayaan lansia

melalui kegiatan

keagamaan diadakan

dengan latar belakang

yaitu berdasarkan

musyawarah pengurus

Foto, susunan

pengurus masjid

Al-Iman

Pemberdayaan lansia

melalui kegiatan

keagamaan dilatar

belakangi oleh

keinginan untuk

meramaikan masjid

dengan cara membuat

berbagai kegiatan

keagamaan.

Pemberdayaan

Page 255: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

240

mengikuti kegiatan

tersebut yaitu sebanyak

37 orang diantaranya 30

orang di TPA Al-

Quran, dan 7 orang di

TPA iqro’. Metode

yang digunakan dalam

pembelajaran adalah

metode iqro’ pada TPA

iqro, sedangkan TPA

Al-Quran disampaikan

menggunakan metode

ceramah dan praktek,

yasinan dilaksanakan

masjid beserta

perwakilan remaja

berniat untuk

meramaikan masjid

dengan berbagai

kegiatan agar warga

juga rajin berjamaah.

Pengurus kemudian

mengumpulkan warga

dan membentuk

kelompok sesuai usia

dan ternyata banyak

lansia yang tertarik

dengan kegiatan

dilaksanakan pada

Kamis malam, Sabtu

malam, dan Senin

malam. Jumlah lansia

yang mengikuti

pemberdayaan yaitu

sebanyak 50 orang

dengan lansia aktif

sebanyak 37 orang.

Metode yang

digunakan adalah

ceramah dan praktek.

Media yang digunakan

adalah iqro’ dan.

Page 256: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

241

menggunakan metode

praktek, dan kajian

menggunakan metode

ceramah. Media yang

digunakan adalah iqro’

dan. Sarana dan

prasarananya adalah

ruangan masjid, meja,

mic, tikar, papan tulis,

buku prestasi, dan

almari. Al-Quran.

Pelaksanaan TPA dan

kajian berada di Masjid

Al-Iman sedangkan

tersebut. Akhirnya

pengurus memfasilitasi

para lansia untuk

belajar dan

membuatkan beberapa

kegiatan yaitu TPA,

yasinan, dan kajian

yang dilaksanakan pada

Kamis malam, Sabtu

malam, dan Senin

malam. Total lansia

yang mengikuti

kegiatan pemberdayaan

ini yaitu sebanyak 50

Sarana dan

prasarananya adalah

ruangan masjid, meja,

mic, tikar, papan tulis,

buku prestasi, dan

almari.

Page 257: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

242

yasinan dilaksanakan di

rumah warga secara

bergantian untuk

menyambung tali

silaturahim.

Ustadz/ustadzah yang

mengajar yaitu Pak BS,

Pak WN, Bu LI, dan Bu

YL, dibantu oleh Pak

Rakun. Tahap

pembelajaran yang

dilakukan adalah tahap

persiapan, pembukaan,

inti, dan penutup.

orang. Pengajarnya

yaitu Pak BS, Pak WN,

Bu LI, dan Bu YL,

dibantu oleh Pak

Rakun.

Page 258: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

243

2. Hasil Pemberdayaan

Lansia Melalui

Kegiatan Keagamaan

Hasil pemberdayaan

melalui kegiatan

keagamaan ini adalah

kemampuan para lansia

dalam membaca iqro’

dan Al-Quran, para

lansia mempunyai

kegiatan yang diikuti

secara rutin, lansia

menjadi rajin berjamaan

di Masjid.

Berdasarkan wawancara

yang dilakukan oleh

Peneliti kepada Subyek

Penelitian, hasil

pemberdayaan lanisa

melalui kegiatan

keagamaan adalah

berkurangnya warga

muslim di Dusun Gatak

yang memelihara

anjing, bertambahnya

pengetahuan lansia

mengenai hukum

agama, para lansia yang

Foto Hasil Pemberdayaan

lansia melalui kegiatan

keagamaan yaitu

meningkatnya

kemampuan lansia

dalam membaca iqro’

dan Al-Quran,

bertambahnya

wawasan keagamaan

yang dimiliki oleh

lansia, lansia rajin

berjamaah di masjid,

lansia aktif dalam

mengikuti berbagai

Page 259: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

244

rajin berjamaan,

kemajuan dalam

membaca iqro’ dan Al-

Quran.

kegiatan.

3. Faktor Penghambat Hal yang menjadi

faktor penghambat

dalam pemberdayaan

lansia adalah waktu

pembelajaran yang

terbatas, lansia yang

sering lupa, dan kondisi

fisik yang

menyebabkan kesulitan

mengucapkan kalimat

Menurut subyek

penelitian yang menjadi

faktor penghambat

pelaksanaan

pemberdayaan lansia ini

adalah kurangnya

ustadz/ustadzah yang

mengajar, keterbatasan

waktu, dan lansia yang

sering lupa.

Foto Faktor penghambat

dalam pelaksanaan

pemberdayaan lansia

ini adalah waktu

pembelajaran yang

terbatas, lansia yang

sering lupa, dan

kondisi fisik yang

menyebabkan

kesulitan

Page 260: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

245

dengan benar. mengucapkan kalimat

dengan benar, dan

kerangnya tenaga

pengajar.

4. Faktor Pendorong Yang menjadi faktor

pendorong dalam

pemberdayaan lansia ini

adalah fasilitas yang

mendukung, lansia

yang mempunyai

semangat tinggi dalam

belajar, pengajar yang

mau meluangkan waktu

dan sabar membimbing

Menurut subyek

penelitian faktor

pendorong

pemberdayaan lansia ini

adalah lansia yang

mudah digerakkan,

fasilitas yang

memadahi, dan lansia

yang semangat.

Foto Faktor pendorong

dalam pemberdayaan

fasilitas yang

mendukung, lansia

yang mempunyai

semangat tinggi dalam

belajar, pengajar yang

mau meluangkan

waktu dan sabar

membimbing lansia

Page 261: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

246

lansia dalam belajar,

lansia yang saling

memberikan semangat

kepada lansia lain, dan

keluarga yang

mendukung.

dalam belajar, lansia

yang saling

memberikan semangat

kepada lansia lain, dan

keluarga yang

mendukung.

Page 262: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

247

Lampiran 11. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan 1

No : 01

Tanggal : 02 Mei 2016

Waktu : 16.00 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Ibu LI

Kegiatan : Observasi awal

Deskripsi

Pada hari Senin, 02 Mei 2016 peneliti melakukan observasi awal di rumah Ibu

LI salah satu tutor kegiatan keagamaan di Dusun Gatak. Ibu LI menyambut

dengan ramah kedatangan peneliti. Peneliti menyampaikan maksud dari

kedatangan peneliti ke rumah Ibu LI. Ibu LI memberitahu bahwa untuk perijinan

penelitian lebih baik disampaikan kepada Bapak BS sebagai pengelola. Ibu LI

kemudian memberikan nomer telfon Bapak BS untuk mengatur waktu pertemuan.

Ibu LI berkenan untuk menceritakan tentang kegiatan keagamaan yang ada di

Dusun Gatak. Kegiatan keagamaan tersebut salah satunya yaitu kegiatan

keagamaan untuk lansia. TPA Lansia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok lansia yang sudah Al-Qur’an dan kelompok lansia yang masih Iqro’.

TPA lansia yang sudah Al-Qur’an dilaksanakan pada hari sabtu malam ba’da

maghrib sampai waktu isya’ di Masjid Dusun Gatak. Ibu LI juga menceritakan

tentang latar belakang dari terbentuknya TPA Lansia dan kegiatan keagamaan lain

yang diadakan di Dusun Gatak. Kegiatan ini diadakan oleh Takmir Masjid

berdasarkan dari kebutuhan dan keinginan warga Dusun Gatak sendiri.

Page 263: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

248

Takmir memberikan kesempatan kepada semua warga Dusun Gatak yang

ingin mengikuti kegiatan keagamaan. Ibu LI juga mengungkapkan bahwa

kegiatan keagamaan diadakan di Masjid agar semakin banyak warga Dusun Gatak

yang berjamaah di Masjid dan dapat mempunyai kesadaran lebih akan wawasan

keagamaan. Setelah pembicaraan dilakukan, karena waktu sudah menunjukkan

waktu maghrib peneliti memutuskan untuk mengakhiri pertemuan kali ini. Peneliti

mengucapkan terimakasih, kemudian berpamitan.

Page 264: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

249

Catatan Lapangan 2

No. : 02

Tanggal : 04 Mei 2016

Waktu : 11.00 WIB - 12.00 WIB

Tempat : TK IT

Kegiatan : Observasi awal

Deskripsi

Pada hari Rabu, 04 Mei 2016 peneliti datang ke TK IT untuk bertemu dengn

Bapak BS untuk melakukan observasi awal. Saat peneliti meminta waktu kepada

Bapak BS untuk observasi awal beliau sangat sibuk, sehingga beliau menyuruh

peneliti untuk datang ke TK IT tempat beliau mengajar. Peneliti dipersilahkan

masuk ke ruang guru oleh salah seorang guru dan disuruh menunggu sebentar.

Setelah Bapak BS datang, peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud

dari kedatangan peneliti untuk melakukan penelitian di Dusun Gatak yaitu tentang

pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan. Bapak BS menyambut dengan

ramah kedatangan peneliti dan mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

Bapak BS menjelaskan bahwa di Dusun Gatak mempunyai banyak kegiatan

keagamaan. Kegiatan tersebut yaitu kegiatan TPA anak-anak, TPA lansia, TPA

ibu-ibu muda, pengajian yasinan dan pengajian senin paingan. Bapak BS juga

menceritakan tentang Dusun Gatak yang mempunyai julukan “Kampung Al-

Qur’an”. Bakap BS menyarankan peneliti untuk langsung mengamati kegiatan

secara langsung pada hari kamis saat kegiatan TPA berlangsung. Peneliti merasa

Page 265: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

250

sangat senang karena diberikan kemudahan dalam memperoleh data informasi

dari pemberdayaan lansia yang ada di Dusun Gatak.

Setelah berbincang cukup lama, peneliti sudah memperoleh izin untuk

pengamatan di Dusun Gatak kemudian peneliti mengucapkan banyak terimakasih.

peneliti pun segera berpamitan dikarenakan Bapak BS ada kegiatan lagi. Peneliti

juga meminta maaf karena sudah mengganggu waktu beliau serta minta maaf

apabila banyak kesalahan dalam bertanya, akhirnya penelitipun segera

berpamitan.

Page 266: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

251

Catatan Lapangan 3

No. : 03

Tanggal : 07 Mei 2016

Waktu : 17.00 WIB – 18.00 WIB

Tempat : Rumah Takmir Masjid

Kegiatan : Menyerahkan Surat Izin Penelitian

Deskripsi

Peneliti datang ke rumah takmir masjid yaitu Bapak RW dengan tujuan

menyerahkan surat izin penelitian. Peneliti datang sesuai dengan waktu yang telah

disepakati sebelumnya. Sampai disana peneliti menunggu sebentar karena Bapak

RW baru saja pulang dari sawah. Peneliti menyampaikan maksud dari kedatangan

peneliti kepada Bapak RW. Bapak RW menerima surat izin penelitian dan juga

mempersilahkan peneliti untuk melakukan penelitian di TPA lansia Dusun Gatak.

Peneliti kemudian menjelaskan alur penelitian dan juga kebutuhan peneliti dalam

penelitian ini kepada Bapak RW.

Bapak RW menyarankan kepada peneliti untuk melakukan wawancara

dimalam hari dikarenakan peserta TPA lansia mayoritas masih bekerja di sawah

dan baru pulang sore hari. Peneliti sangat senang dengan keterbukaan dan juga

saran dari Bapak RW. Setelah dirasa cukup peneliti mengucapkan terimakasih dan

segera berpamitan.

Page 267: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

252

Catatan Lapangan 4

No. : 04

Tanggal : 09 Mei 2016

Waktu : 17.00 WIB – 18.45 WIB

Tempat : Masjid Al-Iman

Kegiatan : Observasi

Deskripsi

Hari Senin, 09 Mei 2016 peneliti melakukan observasi di Masjid Al-Iman

Dusun Gatak. peneliti ingin melakukan observasi kegiaatan keagamaan yang

dilaksanakan pada hari itu yaitu kajian. Peleniti sampai di Masjid Dusun Gatak

pada pukul 17.00 WIB, seperti biasa sambil menunggu waktu kegiatan peneliti

mengamati lingkungan sekitar. Suasana Masjid sepi waktu itu dan hanya ada

beberapa warga yang berlalulalang pulang dari sawah. Pada observasi kali ini

peneliti tidak membuat janji terlebih dahulu dengan ustadz/ustadzah yang akan

mengajar pada malam itu.

Sampai tiba waktu maghrib para jamaah berbondong-bondong datang ke

Masjid, beberapa dari mereka adalah para lansia. Setelah berjamaah peneliti

menghampiri Bu YL dan memperkenalkan diri serta menyampaikan hajat

kedapatngan peneliti. Bu YL memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan

observasi. Kemudian Bu YL dan para lansia menata tempat untuk kajian. Ibu YL

membuka kegiatan dengan salam kemudian berdoa bersama dilanjutkan dengan

penyampaian materi kajian. Materi pada malam hari itu adalah kajian tentang

puasa. Ibu YL menjelaskan tentang hukum puasa Ramadhan dan syarat sah

Page 268: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

253

berpuasa Ramadhan. Setelah menyampaikan materi, Bu YL mempersilahkan

kepada para lansia untuk bertanya. Saat itu lansia yang hadir yaitu sebanyak 17

orang. Ada lansia yang bertanya tentang hukum puasa yang dilakukan tanpa sahur

terlebih dahulu. Bu YL kemudian menjelaskan hukum puasa tersebut.

Setelah melakukan pengamatan, adzan isya’ sudah berkumandang

kemudian Bu YL mencukupkan kajian pada hari ini. Peneliti kemudian bersama-

sama dengan para lansia mengikuti sholat isya’ berjamaan. Setelah jamaah selesai

peneliti berpamitan kepada Bu LY dan para lansia.

Page 269: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

254

Catatan Lapangan 5

No. : 05

Tanggal : 12 Mei 2016

Waktu : 17.30 WIB – 18.45 WIB

Tempat : Masjid Al-Iman

Kegiatan : Observasi

Deskripsi

Pada hari Selasa, 10 Mei 2016 peneliti datang ke Masjid Al-Iman Dusun

Gatak untuk melakukan observasi. Peneliti sampai di lokasi pukul 17.00 WIB

sambil mengamati keadaan lingkungan. Tiba waktu maghrib warga mulai

berbondong-bondong datang ke Masjid untuk berjamaah. Peneliti melihat para

lansia juga datang untuk berjamaah meskipun kondisi saat itu masih gerimis. Para

jamaah terbiasa dengan saling bersalaman meskipun dengan orang yang belum

dikenal.

Setelah jamaah selesai, ustadz BS bersama-sama menata meja untuk

kegiatan TPA. Saat itu yang datang di TPA iqro’ ada lima orang lansia. Setelah

mempersiapkan tempat kegiatan TPA segera dimulai. Ustadz BS membuka

kegiatan dan membimbing para lansia untuk bersama-sama membaca doa

sebelum belajar. Setelah berdoa kemudian lansia satu-satu mebaca iqro dengan

dinilai oleh ustadz BS. Ketika satu lansia sedang mengaji, lansia lain menunggu

sambil berlatih membaca halaman yang akan dibaca nanti dihadapan ustadz BS.

Pada hari itu ustadz yang datang hanya ustadz BS, dan kedua anaknya

yang masih kecil ikut ke Masjid. Saat TPA berlangsung anak-anak tersebut

Page 270: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

255

bermain di ruangan Masjid sehingga menjadi agak bising, akan tetapi terlihat para

lansia tidak terganggu dan masih dapat fokus dalam mengaji. Tidak lama

kemudian setelah para lansia mengaji satu persatu, ustadz BS mempersilahkan

peneliti untuk menyampaikan tujuan kedatangan peneliti. Peneliti

memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kedatangan di TPA lansia

tersebut yaitu untuk penelitian. Para lansia merasa senang dan memberikan ijin

untuk bekerjasama dan membantu dalam memberikan informasi.

Page 271: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

256

CATATAN LAPANGAN 6

No. : 06

Tanggal : 16 Mei 2016

Waktu : 16.30 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Ibu SM

Kegiatan : Wawancara dengan lansia

Deskripsi

Pada hari Senin tanggal 16 Mei 2016 pukul 16.30 peneliti mengunjungi rumah

Ibu SM. Peneliti mencari rumah Ibu SM dengan berpatokan kepada petunjuk yang

telah diberikan beberapa hari sebelum kegiatan wawancara. Peneliti sempat

bertanya kepada tetangga letak rumah Ibu SM. Setelah menemukan rumah Ibu

SM, peneliti disambut dengan ramah oleh Ibu SM, anak perempuannya dan juga

adik perempuan dari Ibu SM yang keluar dari dalam rumah. Penetili bersalaman

kemudian peneliti dipersilahkan duduk di ruang tamu. Sebagai pembuka

pembicaraan peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kedatangan

peneliti.

Ibu SM menyambut kedatangan peneliti dengan ramah dan berniat membatu

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti menanyakan

tentang pemberdayaan melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak. peneliti juga

menanyakan tentang hasil yang didapatkan dari kegiatan tersebut. Belum lama

berbincang Ibu SM memberikan minum dan makanan ringan. Ibu SM

mempersilahkan peneliti untuk menikmati minuman yang disediakan. Setelah itu

peneliti melanjutkan pertanyaan mengenai faktor pendorong dan faktor

Page 272: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

257

penghambat dari kegiatan. Ibu SM mengaku senang mengikuti kegiatan

keagamaan yang ada dan juga mendapatkan manfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Setelah peneliti merasa informasi yang dibutuhkan telah cukup, peneliti

berterimakasih dan minta maaf atas kekurangan dan kesalahan kemudian peneliti

berpamitan.

Page 273: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

258

Catatan Lapangan7

No. : 07

Tanggal : 19 Mei 2016

Waktu : 16.30 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Ibu SD

Kegiatan : Wawancara dengan lansia

Deskripsi

Pada hari Kamis, 19 Mei 2016 pukul 16.30 peneliti datang ke rumah Ibu SD.

Sore itu ibu SD sedang berada di warung dan sedang memotong sayuran untuk

dimasak lalu dijual. Saat itu Ibu SD sedang berada di rumah sendirian karena

anaknya sedang bekerja dan suaminya sudah meninggal. Ibu SD mempersilahkan

peneliti duduk, kemudian peneliti bersalaman dan membicarakan maksud dari

kedatangan peneliti. Ibu SD menyambut dengan ramah kedatangan peneliti serta

bersedia untuk membantu keperluan dari peneliti.

Peneliti menanyakan seputar kegiatan pemberdayaan lansia yang ada di Dusun

Gatak. Ibu SD menceritakan tentang beberapa kegiatan yang diadakan secara rutin

di Masjid Dusun Gatak. Ibu SD senang mengikuti kegiatan pemberdayaan

tersebut dan merasa bahwa kegiatan tersebut sangat penting untuk diadakan.

Sebagai seseorang yang sudah tidak lagi muda Ibu SD merasa perlu memupuk

pengetahuan tentang kegamaan. Selain itu Ibu SD juga menceritakan manfaat dari

kegiatan pemberdayaan tersebut. Ibu SD menceritakan kekhawatirannya tentang

pergaulan anak muda jaman sekarang dan dengan adanya pemberdayaan melalui

Page 274: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

259

kegiatan keagamaan ini Ibu SD dapat memperoleh banyak ilmu yang akan

diajarkan pada anak cucunya.

Ibu SD juga mengatakan bahwa tutor yang sekarang jugamenyenangkan

dibandingkan yang dulu. Tutor yang dulu metode belajar yang digunakan lebih

sulit dan kalau warga belajar tidak bisa saat maju setoran mengaji, tutor tersebut

agak marah dan tidak sabaran. Tutor tersebut kemudian jarang berangkat

mengajar dan sekarang digantikan oleh Tutor yang lain.

Setelah peneliti memperoleh informasi yang cukup, peneliti mengucapakan

terimakasih kepada Ibu SD. Peneliti berjabat tangan dengan Ibu SD kemudian

segera berpamitan untuk pulang.

Page 275: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

260

Catatan Lapangan 8

No. : 08

Tanggal : 22 Mei 2016

Waktu : 16.00 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Ibu SN

Kegiatan : Wawancara dengan lansia

Deskripsi

Pada hari Minggu, 22 Mei 2016 peneliti datang ke rumah Ibu SN untuk

melakukan wawancara. Hari itu Ibu SN pulang dari sawah agak cepat dan di

waktu sebelumnya peneliti juga sudah mengatur janji sehingga tidak

membutuhkan waktu yang lama untuk bertemu. Peneliti disambut gembira oleh

Ibu SN beserta keluarga dan mempersilahkan peneliti untuk masuk ke rumah.

peneliti bersalaman dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti. Ibu SN

bersedia membantu memberikan informasi berkaitan dengan tujuan peneliti.

Peneliti menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan

melalui kegiatan keagamaan yang ada di Dusun Gatak. selain itu peneliti juga

menanyakan tentang hasil Ibu SN dalam mengikuti kegiatan tersebut serta faktor

pendorong dan penghambat kegiatan tersebut. Ibu SN menjawab dengan baik

pertanyaan dari peneliti walaupun Ibu SN belum lama mengikuti kegiatan tersebut

yaitu selama satu tahundan juga kadang tidak berangkat. Ibu SN mengaku bahwa

hal tersebut dikarenakan Ibu SN merawat ibunya yang sudah berumur 93 tahun

dan sudah sakit.

Page 276: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

261

Lama pembicaraan antara peneliti dengan Ibu SN tidak terasa waktu maghrib

telah tiba. Kami kemudian sholat berjamaah bersama, namun suami dari Ibu SN

tidak ikut berjamaah melainkan sholat sendiri. Ibu SN mengaku bahwa memang

suaminya jarang mau diajak sholat jamaah, suaminya lebih sering memilih sholat

sendiri. Ibu SN sudah pernah beberapakali membujuk akan tetapi suaminya belum

mau untuk diajak berjamaah bersama. Setelah dirasa cukup, peneliti

berterimakasih kepada Ibu SN dan berpamitan untuk pulang.

Page 277: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

262

Catatan Lapangan 9

No. : 09

Tanggal : 25 Mei 2016

Waktu : 16.30 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Ibu PI

Kegiatan : Wawancara dengan lansia

Deskripsi

Hari Rabu, 25 Mei 2016 peneliti datang ke rumah Ibu PI yang berjarak ±100

dari Masjid Al-Iman Gatak. Saat peneliti tiba di rumah Ibu PI, peneliti sudah

ditunggu oleh Ibu PI beserta suami di depan rumah. Ibu PI hanya di rumah dengan

suaminya karena anak semata wayangnya tinggal bersama suaminya di Bantul.

Seperti biasa peneliti bertemu dengan warga belajar disore hari saat rutinitas di

sawah sudah selesai.

Peneliti bersalaman dengan Ibu PI yang kemudian dipersilahkan masuk ke

rumah. Peneliti menyampaikan tujuan kedatangan peneliti ke rumah Ibu PI. Ibu PI

bersedia untuk membantu peneliti untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan

pemberdayaan di Dusun Gatak. Peneliti kemudian menanyakan hal-hal yang

diperlukan dalam penelitian, beberapa yaitu mengenai kegiatan yang

diselenggarakan, hasil dari kegiatan dan faktor pendorong serta penghambat dari

kegiatan tersebut. Ibu PI mengaku belum bisa membaca Al-Qur’an, tapi beliau

terusaha untuk terus mengikuti kegitan tersebut walaupun membutuhkan waktu

lama untuk bisa. Ibu PI mengatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan

mudah diikuti dan juga tutornya ramah dan sabar.

Page 278: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

263

Setelah dirasa informasi yang didapatkan telah cukup, peneliti mengucapkan

banyak terimakasih kepada Ibu PI karena telah memberi asambutan yang baik

kepada peneliti, telah bersedia membantu memeberikan informasi kepada peneliti

mengenai pemberdayaan lansia di Dusun Gatak. Peneliti juga meminta maaf

apabila selama wawancara terdapat banyak kesalahan, peneliti bersalaman

kemudian berpamitan untuk pulang.

Page 279: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

264

Catatan Lapangan 10

No. : 10

Tanggal : 28 Mei 2016

Waktu : 16.30 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Ibu WJ

Kegiatan : Wawancara dengan lansia

Deskripsi

Hari Sabtu, 28 Mei 2016 peneliti datang ke rumah Ibu WJ yang berada tidak

jauh dari Masjid. Ibu WJ menyambut kedatangan peneliti dengan ramah dan

mempersilahkan masuk. Pada saat itu Ibu WJ berada di rumah dengan kedua

anaknya. Kedua anak dari Ibu WJ tidak ikut menyambut peneliti seperti yang

peneliti temuai dikeluarga lain. Tidak lama kemudian peneliti menyampaikan

maksud kedatangan peneliti ke rumah Ibu WJ. Ibu WJ menerima dengan senang

hati tujuan peneliti dan akan membantu memberikan informasi.

Peneliti kemudian mulai memberiakn beberapa pertanyaan terkait dengan

penelitian yaitu mengenai kegiatan pemberdayaan melalui kegiatan keagamaan,

hasil kegiatan dan faktor pendukung dan penghambat kegiatan. Ibu WJ sekarang

sudah iqro’ dan sudah diajak atau diminta untuk bergabung dengan kelompok

lansia yang sudah Al-Qur’an. Ibu WJ sudah pernah mencoba bergabung akan

tetapi, Ibu WJ merasa minder dan merasa belum bisa. Setelah hari itu Ibu WJ

kembali ikut kelompok yang iqro’ selain itu juga karena metode yang dipakai

sudah berbeda. Di kelompok iqro’ mengaji dilakukan dengan cara maju satu-

persatu dan dinilai, sedangakan kelompok Al-Qur’an tutor terlebih dahulu

Page 280: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

265

menuntun cara membacanya kemudian warga belajar satu-persatu membaca satu

ayat lantang menggunakan microfon dan tidak dinilai seperti di kelompok iqro’.

Setelah lama berbincang peneliti merasa informasi yang diperoleh sudah

cukup. Peneliti mengucapakan terimakasih kepas Ibu WJ, bersalaman lalu

berpamitan untuk pulang.

Page 281: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

266

Catatan Lapangan 11

No. : 11

Tanggal : 31 Mei 2016

Waktu : 16.00 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah Bapak RW

Kegiatan : Wawancara dengan takmir masjid

Deskripsi

Padah hari Selasa, tanggal 31 Mei 2016 peneliti datang ke rumah bapak

RW salah satu pengurus Masjid untuk melakukan wawancara. Rumah Bapak RW

berada di depan Masjid Al-Iman. Peneliti tiba di Masjid Al-Iman pukul 16.00

WIB dan menunggu Bapak RW pulang dari sawah. Pada pukul 16.30 WIB ketika

Bapak RW sudah pulang, peneliti datang ke rumah beliau. Peneliti dipersilahkan

masuk, peneliti kemudian menyampaikan maksud kedatang unuk melakukan

wawancara mengenai pemberdayaan yang ada di Dusun Gatak. bapak RW

bersedia untuk diwawancarai, dan bersedia untuk membantu untuk mendapatkan

informasi mengenai pemberdayaan yang diselenggarakan.

Peneliti menanyakan beberapa hal kepada Bapak RW mengenai latar

belakang dibentuknya pemberdayaan lansia, proses perencanaa, pelaksanaan

pemberdayaan, hasil pemberdayaan, dan faktor pendorong penghambat

pemberdayaan lansia di Dusun Gatak. Bapak RW sangat terbuka dan ramah dalam

penyambut peneliti. Jawaban yang diberikan kepada penelitipun sangat rinci dan

terbuka. Bapak RW mengatakan bahwa dulu di Dusun Gatak ini belum ada

kegiatan keagamaan, kemudian diadakan kegiatan yang sudah berjalan sekitar

Page 282: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

267

lima tahun ini. Pada tahun 2013 Dusun Gatak mendapatkan julukan Kampung Al-

Quran. Awalnya salah satu warga mendapatkan informasi bahwa ada lompo untuk

mendapatkan julukan kampong Al-Quran, kemudian Dusun Gatak mengikuti

lomba tersebut. Setelah beberapa proses dilewati akhirnya Dusun Gatak terpilih

menjadi Kampung Al-Quran.

Setelah lama bercerita mengenai pemberdayaan lansia, tidak terasa waktu

sudah memasuki waktu maghrib. Setelah informasi yang didapat terasa cukup,

peneliti menyampaikan rasa terimakasih kepad Bapak RW karena telah

memberikan informasi dan membatun peneliti dalam melakukan penelitian.

Peneliti juga meminta maaf apabila terdapat kesalahan ketika melakukan

wawancara, kemudian peneliti berpamitan.

Page 283: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

268

Catatan Lapangan 12

No. : 12

Tanggal : 01 Juni 2016

Waktu : 16.30 WIB – 17.30 WIB

Tempat : Rumah AN

Kegiatan : Wawancara dengan ketua remaja

Deskripsi

Pada hari Rabu, 01 Juni 2016 peneliti berkunjung ke rumah salah satu

pengurus Masjid yaitu AN untuk melakukan wawancara. Peneliti sebelumnya

telah mengatur jadwal pertemuan dengan sodara AN sehingga saat peneliti sampai

di rumahnya, sodara AN sudah siap. Rumah sodara AN berasa dekat dengan

Masjid dan neneknya yang berusia 84 tahun juga mengikuti pemberdayaan lansia

di Dusun Gatak.

Sampai disana peneliti dipersilahkan masuk ke rumah saudara AN, peneliti

bersalaman dan menyampaikan tujuan kedatangan peneliti. Saudara AN

menyambut dengan baik kedatangan peneliti, dan bersedia membantu untuk

mendapatkan informasi mengenai pemberdayaan lansia yang diadakan di Dusun

Gatak. Peneliti pun segera melakukan wawancara dengan saudara AN mengenai

pemberdayaan yang ada di Dusun Gatak, hasil pemberdayaan, serta faktor

pendorong dan penghambat pemberdayaan di Dusun Gatak.

Saudara AN merupakan salah satu perwakilan remaja yang mengikuti

pembentukan pemberdayaan lansia yang ada di Dusun Gatak, dan saudara AN

merupakan ketua remaja di Dusun Gatak. Saudara AN menyampaikan bahwa

Page 284: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

269

pemberdayaan di Dusun Gatak terdiri dari kegiatan TPA, kajian, dan yasinan.

Pemberdayaan lansia diikuti oleh 50 orang pada awalnya, akan tetapi seiring

berjalannya waktu semakin berkurang. Dulu ada lima kelompok sekarang ynag

berjalan hanya dua kelompok, satu kelompok iqro’ dan satu lagi kelopok Al-

Quran.

Setelah lama berbincang, peneliti merasa informasi yang diperoleh sudah

cukup. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara AN karena telah

bersedia membantu peneliti dan memberikan informasi terkait dengan kebutuhan

peneliti di lapangan. Peneliti juga minta maaf apabila selama berjalannya

wawancara, peneliti melakukan banyak kesalaha, kemudian penelitipun

berpamitan untuk pulang.

Page 285: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

270

Lampiran 12. Dokumentasi

FOTO KEGIATAN

Gambar 1. Suasana TPA Al-Quran

Gambar 2. Kondisi lansia yang sedang menyimak bacaan Al-Quran

Gambar 3. Suasana Pembukaan TPA Al-Quran

Page 286: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

271

Gambar 4. Suasana TPA Iqro’ yang diampu oleh Ustadz BS

Gambar 5. Ustadz WN yang sedang mengajar di TPA Al-Quran

Gambar 6. Suasana kegiatan Yasinan di rumah warga

Page 287: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat
Page 288: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

1. Deskripsi Pemberdayaan Lansia Melalui Kegiatan Keagamaan

a. Jenis Kegiatan yang Diselenggarakan

Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam pemberdayaan lansia

di Dusun Gatak yaitu:

1) Taman Pendidikan Al-Quran (TPA)

TPA merupakan kelompok masyarakat yang menyelenggarakan

pendidikan non formal dalam bidang keagamaan Islam, bertujuan

untuk memberikan pengajaran membaca Al-Quran beserta dasar-

dasar hukum atau tata cara membaca Al-Quran. TPA dapat diikuti

oleh semua orang dari kelompok usia manapun, tidak terkecuali

lansia.

2) Yasinan

Yaitu kegiatan kelompok masyarakat yang dilakukan dengan cara

membaca Surat Yasin bersama-sama dipimpin oleh seseorang yang

telah ditunjuk. Yasinan dapat diadakan pada hari yang telah

disepakati kelompok masyarakat tertentu, atau dapat dilaksanakan

untuk memenuhi hajat tertentu. Yasinan merupakan tradisi lama

yang telah dilaksanakan oleh masyarakat muslim di Indonesia

secara turun temurun dan menjadi pemererat tali silaturahim antar

umat muslim.

3) Kajian

Kajian merupakan kegiatan ceramah dan diskusi yang

diselenggarakan oleh kelompok tertentu dengan membahas

Page 289: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

berbagai hal dan permasalahan dipandang dari sudut pandang

agama dengan dipimpin oleh seorang narasumber. Tujuan dari

kegiatan kajian keagamaan ini adalah untuk memperluas wawasan

seorang muslim terhadap ilmu agama.

b. Daftar Lansia yang Mengikuti Pemberdayaan

Lansia yang mengikuti pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak yaitu sebanyak 37 orang yang terbagi menjadi

dua kelompok pada kegiatan TPA, yaitu TPA Iqro dan TPA Al-Quran.

Secara rinci dapat dilihat dari table 6 dan tabel 7:

Tabel 6. Daftar Lansia Iqro’

No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Jilid

1. SY P 60 SD Petani 6

2. SD P 61 SD Petani 5

3. PN P 60 SD Petani 4

4. WJ P 65 SD Petani 6

5. PI P 61 SD Petani 2

6. HJ P 84 Tidak tamat SD Tidak bekerja 2

7. HD P 72 Tidak tamat SD Tidak bekerja 2

Sumber:Wawancara dan Arsip

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa lansai yang mengikuti TPA

Iqro’ berjumlah tujuh orang dan semuanya adalah perempuan. Lima dari

tujuh orang yang ada masih bekerja sebagai petani, dan dua orang lansia

tidak bekerja karena kondisi fisik kedua lansia tersebut sudah tidak

Page 290: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

mendukung untuk dapat bekerja lagi. Para lansia tersebut berpendidikan

SD dan ada dua yang tidak tamat SD. Dapat disimpulkan bahwa lansia

yang mengikuti TPA Iqro’ mempunyai tingkat pendidikan paling tinggi

yaitu SD.

Tabel 7. Daftar Lansia TPA Al-Quran

No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan

1. SM P 60 SD Pedagang

2. WR L 67 SD Petani

3. NT L 70 Tidak Tamat SD Petani

4. DM P 61 SD Petani

5. RN P 61 SD Petani

6. GN P 64 SD Petani

7. ST P 60 SD Petani

8. TR P 70 Tidak Tamat SD Tidak bekerja

9. KN L 60 SD Petani

10. GD L 63 Tidak Tamat SD Petani

11. JD L 66 SD Tidak bekerja

12. RL P 60 SD Tidak bekerja

13. SW L 60 SD Petani

14. JM P 62 SD Petani

15. KR P 63 SD Petani

16. MD L 63 SD Tidak bekerja

Page 291: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

17. TH P 60 SD Petani

18. WN P 65 SD Petani

19. YT P 61 SD Petani

20. RB P 68 SD Tidak bekerja

21. HN P 67 Tidak Tamat SD Petani

22. PY P 61 Tidak Tamat SD Petani

23. MS P 63 SD Petani

24. TM L 61 SD Tidak bekerja

25. EN P 60 SD Petani

26. SB P 62 Tidak Tamat SD Petani

27. FH P 62 SD Petani

28. SR P 60 SD Petani

29. TK P 69 SD Tidak bekerja

30. UT P 61 SD Petani

Sumber:Wawancara dan Arsip

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa ada 30 orang yang mengikuti

TPA Al-Quran. Ada 24 orang berpendidikan terakhir SD, dan ada enam

orang tidak tamat SD. Mayoritas para lansia tersebut masih bekerja

sebagai petani dan ada yang bekerja sebagai pedang di toko kelontong,

serta ada enam lansia yang tidak bekerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa

lansia di TPA Al-Quran berpendidikan paling tinggi adalah tingkat SD

yang telah dimiliki oleh sebagian besar lansia di Dusun Gatak.

Page 292: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

c. Daftar Ustadz/ustadzah

Ustadz/ustadzah yang berpartisipasi dalam pemberdayaan lansia

melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak berjumlah enam orang.

Secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 8:

Tabel 8. Daftar Nama Ustadz/ustadzah

No. Nama L/P

Usia Pendidikanterakhir

Pekerjaan Status

1. BS L 37 S1 Guru TK Aktif

2. LI P 35 SMA Ibu rumah

tangga

Aktif

3. WN L 40 S1 Dosen Aktif

4. YL P 36 S1 Guru SD Aktif

5. RN L 45 SMA Petani Aktif

6. SR P 38 SMA Pegawai Tidak aktif

Sumber:Wawancara dan Arsip

Dari tabel 8 maka dapat disumpulkan bahwa Ustadz/ustadzah yang

menjadi narasumber dalam pemberdayaan lansia melalui kegiatan

keagamaan di Dusun Gatak terdiri dari enam orang. Tiga orang

berpendidikan terakhir S1 yaitu BS, WB, dan WN, sedangkan tiga orang

berpendidikan terakhir SMA. Lima orang ustadz/ustadzah aktif dalam

kegiatan sedangkan ada satu yang tidak aktif yaitu SR.

Page 293: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

261

Daftar Lansia Iqro’

No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Jilid

1. SY P 60 SD Petani 6

2. SD P 61 SD Petani 5

3. PN P 60 SD Petani 4

4. WJ P 65 SD Petani 6

5. PI P 61 SD Petani 2

6. HJ P 84 Tidak tamat SD Tidak bekerja 2

7. HD P 72 Tidak tamat SD Tidak bekerja 2

Page 294: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

262

Daftar Lansia TPA Al-Quran

No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan1. SM P 60 SD Pedagang2. WR L 67 SD Petani3. NT L 70 Tidak Tamat SD Petani4. DM P 61 SD Petani5. RN P 61 SD Petani6. GN P 64 SD Petani7. ST P 60 SD Petani8. TR P 70 Tidak Tamat SD Tidak bekerja9. KN L 60 SD Petani10. GD L 63 Tidak Tamat SD Petani11. JD L 66 SD Tidak bekerja12. RL P 60 SD Tidak bekerja13. SW L 60 SD Petani14. JM P 62 SD Petani15. KR P 63 SD Petani16. MD L 63 SD Tidak bekerja17. TH P 60 SD Petani18. WN P 65 SD Petani19. YT P 61 SD Petani20. RB P 68 SD Tidak bekerja21. HN P 67 Tidak Tamat SD Petani22. PY P 61 Tidak Tamat SD Petani23. MS P 63 SD Petani24. TM L 61 SD Tidak bekerja25. EN P 60 SD Petani26. SB P 62 Tidak Tamat SD Petani27. FH P 62 SD Petani28. SR P 60 SD Petani29. TK P 69 SD Tidak bekerja30. UT P 61 SD Petani

Page 295: PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KEGIATAN …eprints.uny.ac.id/44410/1/Miftachul Ummayyah_12102241023.pdf · pemberdayaan lansia yaitu: ... memberikan fisilitas kepada lansia agar dapat

263

Daftar Nama Ustadz/ustadzah

No. Nama L/

P

Usia Pendidikan

terakhir

Pekerjaan Status

1. BS L 37 S1 Guru TK Aktif

2. LI P 35 SMA Ibu rumah

tangga

Aktif

3. WN L 40 S1 Dosen Aktif

4. YL P 36 S1 Guru SD Aktif

5. RN L 45 SMA Petani Aktif

6. SR P 38 SMA Pegawai Tidak aktif