Pemberdayaan MasyarakatSurvei kesehatan didaerah Belawan Bagandeli Permukiman Nelayan Lingkungan 4 Kepala Lingkungan: Kepala lingkungan 4 berumur 58 tahun mempunyai seorang istri dan tujuh orang anak diantaranya 2 laki-laki dan 5 perempuan, empat orang telah menikah anak yang paling kecil berumur 16 tahun kelas 2 SMA. Pekerjaan kepling sebelum menjadi kepling adalah nelayan, suku kepling adalah melayu agama islam, pendidikan anak-anaknya tamatan SMA. Berdasarkan keterangan dari kepala lingkungannya masyarakat dilingkungan 4 :Pekerjaan masyarakat asli dilingkungan 4 adalah nelayan. Suku dilingkungan 4 adalah melayu, mandailing, jawa dan batak karo, suku batak yang ada merupakan pendatang dari Tanjung Balai, Asahan dan satu profesi nelayan. Mayoritas suku adalah melayu dan beragama islam. Rata-rata masyarakat di Kelurahan Bagandeli terutama dilingkungan 4 sekarang merupakan tamatan SMA karena ada SMA yang dibangun disana dan ada SMA negeri yang tidak jauh dari kelurahan tersebut hanya sedikit yang dapat masuk ke Perguruan Tinggi. Beberapa anak nelayan yang sudah tamat akan bekerja sebagai buruh pabrik. Mata pencaharian kepala keluarga nelayan, buruh nelayan, sebagian bekerja di pabrik menjadi buruh pabrik. Sementara para ibu-ibu selain menjadi ibu rumah tangga juga merakit jaring untuk bapak-bapak, beberapa bahkan bekerja untuk membelah ikan asin. Para nelayan berangkat dari rumah sesudah sholat shubuh sekitar pukul 6 sampai sebelum ashar jam 4 sore. Tetapi ada beberapa nelayan bekerja dilaut 2-4 hari baru pulang. Pada hari Jumaat semua nelayan libur lalu melakukan kegiatan sosial yaitu gotong royong untuk membersihkan sampah yang ada dibawah rumah dan yang tertinggal ketika musim pasang tiba. Didalam Kelurahan Bagandeli ternyata ada pengolahan sampah menjadi kompos pada lingkungan 3. Air pasang musiman terjadi tujuh hari sekali setiap bulannya dan berlangsung selama 2 jam, jika musim barat air malamnya dalam dan ketika musim timur air siangnya dalam. Ketika pertama kali air naik lumayan bersih lalu kemudian membawa sampah, sampah yang dibawa bukan hanya sampah dari masyarakat disana namun juga sampah dari Kota Medan. Jika terjadi musim banjir sampah yang dibawa bukan hanya sampah anorganik bahkan sampah organik seperti bangkai babi dan anjing pernah ditemukan. Di Bagandeli jika terjadi hujan selama 2 bulan tidak akan mengakibatkan banjir, banjir terjadi jika air dilaut sedang pasang atau musim pasang tiba. Penyakit yang sering ditimbulkan adalah penyakit kulit berupa alergi dan gatal-gatal namun ada juga beberapa penyakit demam, diare dan kolera. Ketika terjadi musim badai dilaut ada yang meninggal karena tenggelam 8-10 jam. Para nelayan telah diwajibkan memakai APD ketika bekerja namun mereka tidak memakai karna lebih nyaman tidak memakai APD seperti baju pelampung. Air bersih sangat susah didapat , sumber air bersih yang ada dirumah penduduk adalah sumur bor dan PDAM yang terpasang 15 pipa. Namun terdapat masalah dipipa pipa bocor. Jamban yang ada adalah WC cemplung terdapat dibawah rumah mereka masing-masing walaupun setiap rumah tangga mempunyai kamar mandi sendiri dengan WC cemplung. Jika air sedang pasang maka feces tersebut hanyut. Imunisasi pada bayi dan balita yang dilakukan berjalan efektif setiap tanggal 17 setiap bulan dilakukan imunisasi semua di Posyandu yang terdapat dilingkungan 3. Masalah sosial yang pernah terjadi kemalingan masyarakat tersebut sangat meyakini bahwa kemalingan dilakukan oleh para pemuda yang suka memakai shabu-shabu. Begitu banyak pemuda yang memakai shabu-shabu dikarenakan shabu-shabu telah mendarah daging dan sangat sulit diatasi. Pada pemakaian pertama dan kedua para oknum yang memperjualkan memberi secara gratis. Kepling telah memberi peringatan namunkarena banyak pendatang jadi tidak terkontrol, dikampung Jaring Halus terdapat banyak pemuda pemakai shabu dikarenakan pergaulan maka pemuda dilingkungan 4 terikut untuk memakai shabu.