pemberdayaan peternak pada suku akit melalui pemanfaatan
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam
ISSN: 2085-8833 | Vol. 14 No.1April, 2020, pp. 11-21 http: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Menara/index
11
PemberdayaanPeternakPadaSukuAkitMelaluiPemanfaatanBahanBakuPakanLokalTepungBijiKaret
FermentasiSebagaiRansumPelletPuyuhPetelur
AnwarEfendiHarahap1,Oksana1,BakhendriSolfan1,IrsyadiSiradjuddin2
1FakultasPertaniandanPeternakanUniversitasIslamNegeriSultanSyarifKasimRiau
2FakultasSainsdanTeknologiUniversitasIslamNegeriAlauddinMakasar
email:[email protected]
AbstrakSukuAkitadalahsukuasliPulauRupatyangterbiasahidupberburudanmeramu.SukuAkitmerupakan salah satukomunitas adat terpencil (KAT)yangadadiProvinsiRiau.Pengabdian ini bertujuan memanfaatkan dan mengolah biji karet dengan teknologipellet sebagai pakan ternak ransum puyuh petelur sebagai usaha meningkatkankesejahteraan masyarakat. Metode pengabdian adalah metode Community BasedResearch(CBR)adalahmetodedimanamasyarakatturutandildalamprosespenelitiandanpengabdianini.Hasilmenunjukkanbahwakegiatanpengabdianmenghasilkan80–90 % umpan balik dari masyarakat, walaupun sebagian besar masyarakat memilikitingkat pendidikan yang rendah tetapi masihmudahmemahamimateri. Selanjutnyakonsumsiransumselamapemeliharaanpuyuhyaitu19,65–22,01%,berattelurpuyuh6,66 – 8,35% dan konversi ransum 2,36 – 3,43. Kesimpulan pengabdian ini adalahransumpellet fermentasihingga6% tepungbijikaretdapatdijadikansebagaipakanpuyuhpetelurdenganmodelpengabdiancommunitybasedresearch (CBR)memotivasipeternakdalammeningkatkanusahabeternakpuyuhsecaraberkelanjutanKataKunci:suku,akit,puyuh,peternak,bijikaretAbstractThe Akit tribe is the original tribe of Rupat Island who is used to living hunting andgathering. The Akit tribe is one of the remote indigenous communities (KAT) in RiauProvince. This service aims toutilize andprocess rubber seedswithpellet technologyasanimalfeedforlayingquailrationsasanefforttoimprovethewelfareofthecommunity.The servicemethod is theCommunityBasedResearch (CBR)method,which is amethodwherethecommunitytakespartinthisresearchandserviceprocess.Theresultsshowthatcommunityserviceactivitiesgenerate80-90%feedbackfromthecommunity,eventhoughmost people have low levels of education but still easily understand the material.Furthermore, therationconsumptionduringquailmaintenancewas19.65 -22.01%, theweight of quail eggs was 6.66 - 8.35% and the ration conversion was 2.36 - 3.43. Theconclusionofthisserviceisthatfermentedpelletrationupto6%ofrubberseedflourbeused as laying quail feed with the community based research (CBR) service model tomotivatebreederstoincreasetheirbusinessinraisingquailinasustainable
Keyword:Tribe,akit,quail,farmer,RubberSeed
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
12
PendahuluanSuku Akit adalah suku asli Pulau Rupat yang terletak di kabupaten Bengkalis
PovinsiRiau,sukuAkitterbiasahidupberburudanmeramu.SukuAkitmerupakansalahsatukomunitasadatterpencil(KAT)yangadadiprovinsiRiau.SalahsatudarikarakterKAT adalah pengetahuan dan data yang terbatas, wilayah yang sulit terjangkau danpemahaman adat yang kuat pada masyarakat adat. Berdasarkan Keppres nomor111/1999) tentang pembinaan kesejahteraan sosial komunitas Adat Terpencil danInpres No.3 Tahun 2010 tentang perlindungan Kelompok Marginal maka, KATmerupakankelompoksosialyangbersifatlokaldanterpencarsertakurangataubelumterlibatdalamjaringandanpelayanan,baiksecarasosial,ekonomimaupunpolitik.Dariberbagai literatur terungkap bahwa penyebab dasar kemiskinan pada KAT adalahmasalah struktural seperti kebijakan dan peraturan yang tidak berpihak padamasyarakat adat. Kondisi kemiskinan pada suku akit yang terletak di KabupatenBengkalis ternyata bertolak belakangdengan kondisi sumber daya alamyangdimilikisalahsatunyayangberasaldariperkebunankaret.Berdasarkandata tahun2010, luasareatanamankaretdidaerahini,baikituyangberasaldariperkebunanrakyatmaupunperusahaan perkebunan sebanyak 32.192 ha yang tersebar di seluruh kecamatandengan produksi 25.089 ton.Meskipun produksi karet di kabupaten Bengkalis besar,namun saat ini pengembangan industri hulu dan hilir karet dalam menopangperkembangan masyarakat belum ada. Produk yang dihasilkan hanya sebatas getahalam, padahal tanaman karet dapat menghasilkan limbah biji karet yang digunakansebagaibahanpakanternakunggasyaitupuyuhpetelur.
Adapun riset pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh Lasmawati (2011)bahwa tepung biji karet masih dapat diberikan sebagi ransum puyuh petelur hinggalevel8%.Pemanfaatantepungbijikaretsebagaibahanpakanmembutuhkansentuhanteknologi karena biji karet mempunyai keterbatasan untuk digunakan sebagai pakankarenamemilikikandunganHCN(Sianida).Olehkarenaitu,sebelumdiberikankepadapuyuh petelur sebagai pakan perlu dilakukan pengolahan melalui proses fermentasi.Selanjutnya untuk menjamin kualitas pakan puyuh petelur berbahan dasar biji karetyang terfermentasi tetap terjaga dan kontiniu maka dapat dilakukan dengan prosesmekanis yaitu dengan metode pelleting. Pakan – pakan dalam bentuk pellet yangdiproduksi secara mandiri diharapkan dapat memperbaiki industri pakan karenaindustripakan ternakmerupakan industrihuluyangmemegangperanan sangat vitaldalam pengambangan industri peternakan. Berdasarkan kondisi tersebut, kami telahmelaksanakankegiatanpemberdayaanmasyarakatpeternakpadasukuAkit(sukuaslipulau Rupat) berbasis penelitian menggunakan bahan pakan lokal yaitu tepung bijikaretMetode
Subjek kegiatan pengabdian adalah masyarakat terutama petani karet di DesaPulau Rupat Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis. Pengabdian ini diawali denganpembuatanpelletdananalisis fisikdilaksanakandi lokasikajian. AnalisaNutrisipelletdilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Pertanian danPeternakanUniversitasIslamNegeriSultanSyarifKasimRiau.Metodepengabdianyangdigunakanadalahpengabdianberbasispenelitian(CommunityBasedResearch)
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
13
KondisiSaatIniMasyarakatDampingan
Orang Akit atau orang Akik, adalah kelompok sosial yang berdiam di daerahPesisirRiautermasukdiKabupatenKarimun,ProvinsiKepulauanRiau.Sebutan“Akit”diberikan kepada masyarakat ini karena sebagian besar kegiatan hidup merekaberlangsung di atas rumah rakit. Dengan rakit tersebut mereka berpindah dari satutempatketempatlaindipantailautdanmuarasungai.Merekajugamembangunrumah-rumah sederhana di pinggir-pinggir pantai untuk dipergunakan ketika merekamengerjakankegiatandidaratyangmencobamenanamkanpengaruhnyadidaerahinitercatatmengalamibeberapaperlawanandariorangAkit.PasukanAkitdikenaldengansenjata tradisional berupa panah beracun dan sejenis senjata sumpit yang ditiup(Wikipedia,2012).
Mata pencaharian pokok orang Akit adalah menangkap ikan, mengumpulkanhasil hutan, berburu binatang, dan meramu sagu. Orang Akit tidak mengenal sistemperladangan secara menetap. Pengambilan hasil hutan yang ada di tepi-tepi pantaibiasanyadisesuaikandengan jumlahkebutuhan. Penangkapan ikan ataubinatang lautlainnyamerekalakukandengancarasederhana,misalnyadenganmemasangperangkapikan (bubu). Mengikuti penjelasan tokoh masyarakat dari suku Akit ( Ewa Bekuk )menceritakan diperkirakan pada abat 17 Masehi, ketika Sultan Siak Sri Indrapurabertahta sekelompok suku yang bermukim di sepanjang Sungai Mandau bermohonkepadaSultanagardiberi izindansekaligusdicarikantempatuntukpindahkedaerahbaru yangmereka idam-idamkan danmasihmasuk dalamwilayah kekuasaan Sultan,dengan alasan kehidupanmereka di sepanjang SungaiMandau sering di ganggu olehbinatang Buas dan ada kabar akan masuknya Belanda ke kawasan kerajaan Siak.Permohonan mereka di izinkan oleh Sultan dan mereka di suruh menghadap MegatAlang Dilaut sebagai penguasa laut yang berkedudukan di Bukitbatu untukmenyampaikankeinginanmereka.MegatAlangDilautmenunjukPulauBengkalisuntuktempattinggaldidaerahbaru(Ghofur,2014).
Masyarakatmiskindipesisiryangjumlahnyamencapai7,8jutajiwatersebardi10 ribu desa pesisir yang sangat tertinggal, baik dari sekor ekonomi, pendidikan,maupun sektor yang lain. Hal ini menandakan bahwa paradigma untuk membangundaerahpesisirmasihrendahdidalammasyarakatkita.Faktasosialyangjugamewarnaikehidupanmasyarakatpesisir termasukkehidupansukuAkitdiTeluksitimbuladalahadanya struktur sosial yang sangat terikat dengan toke (tengkulak) atau dalam artiharfiahorangyangmempunyaimodal(Ghofur,2014).
Salah satu masalah yang timbul yang sangat nyata terjadi adalah, pendapatansuku akit secara perlahan akan mengalami penurunan. Kehidupan nelayan memangsangat rentan.Terlebih ketika mereka semata mata bergantung pada hasil tangkapanikan di laut.Ketika laut semakin sulit memberikan hasil yangmaksimal, maka hal inimerupakansalahsatuancamanbagikeberlangsungankehidupanekonomipadamasa-masa selanjutnya. Kehidupan yang semakin sulit itu ditandai dengan peningkatanjumlah alat tangkap yang semakin banyak tapi tidak diiringi dengan peningkatanproduksi hasil tangkapan (Ghofur, 2014). Rentannya kehidupan suku akit ini bukanhanya menyangkut aset kebendaan atau materi saja, akan tetapi ketidakmampuan
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
14
nelayan untuk mengelola keuangan mereka adalah salah satu pemicu masalahkemiskinansukuakit.Potretrumahtanggasukuakitbiasanyadiwarnaiolehpolagayahidupyangbelumsepenuhnyaberorientasipadamasadepan.KondisiDampinganYangDiharapkan Adapun kondisi dampingan yang diharapkan saat ini sebagai berikut: Kegiatanpengabdian ini diuapayakan dapat merubah kondisi perekonomian masyarakat sukuakit dengan merubah pola beternak puyuh petelur yang masih bersifat tradisionalmenjadi beternak sebagai usaha utama dengan mengoptimalisasi tepung biji karetfermentasi sebagai pakan pellet melalui penyusunan ransum sehingga peternak sukuakitmemilkikeinginanuntukbeternakpuyuhpetelurdenganskalabesar.StrategiPelaksaaanAdapanstrategipelaksanaanyangkamitawarkansebagaiberikut:
1. Melakukanpenelitianlanjutandengankelompokpeternakyangadadisukuakitpadakomuntasadatterpencil(KAT)PulauRupatBengkalismelaluipemanfaatantepung biji karet fermentasi berbentuk pellet sebagai pakan puyuh petelurhinggaleveldiatas8%.
2. Melakukanusahabeternakpuyuhpetelurdenganpemanfaatantepungbijikaretsekaligusmerubahsistembeternakpuyuhdanpengolahanpakansecaramodern
3. Pelatihan penyusunan ransum puyuh petelur sehingga model penyusunanransumsecaratradisionaldapatditinggalkan.
UntukpengambilanbahanbijikaretdipeolehdariPulauRupatKabupatenBengkalisProvinsiRiau.UntukpengujiankualitasfermentasidanNutrisi limbahbahanbijikaretdilaksanakandiLaboratoriumNutrisidanTeknologiPakansertaLaboratoriumPatologi,Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan SyarifKasim Riau. Selanjutnya untuk pengujian formulasi ransum dalam bentuk pelletterhadappuyuhpetelurdilaksanakanPulauRupatKabupatenBengkalisProvinsiRiau
Pengabdian yang dilakukan berbasis CBR (comuunity based research) padamasyarakat suku akit. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah analisadeskriptif.Adapuntotalpuyuhyangdigunakansebanyak120ekor.Adapunpemberianperlakuan tepung biji karet berbentuk pellet terhadap puyuh petelur adalah sebagaiberikut:
R1 :RansumPelletFermentasidengan0%TepungBijiKaretR2 :RansumPelletFermentasidengan2%TepungBijiKaretR3 :RansumPelletFermentasidengan4%TepungBijiKaretR4 :RansumPelletFermentasidengan6%TepungBijiKaret
Peubahyangakandiamatidalampengabdianberbasispengabdianiniadalah:1. Konsumsi ransum, dihitung dalam gram/ekor/hari. Konsumsi ransum dihitung
setiap hari dengan caramengurangkan jumlah ransum yang diberikan denganransumsisa.
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
15
2. Produksi telur henday dihitung denganmembandingkan produksi telur setiapharidenganjumlahburungpuyuhpadaharitersebutdikaliseratuspersen.
4. Konversi ransum dihitung dengan membandingkan jumlah ransum yangdikonsumsisetiapharidenganberatteluryangdihasilkanpadaharitersebut.
HasildanPembahasanUntuk mencapai lokasi pengabdian yang terdapat dipulau Rupat kabupaten
Bengkalis memiliki berbagai kesulitan. Kesulitan utama adalah masalah transportasidimanapemerataanpembangunantransportasiyangbelummeratayangmembutuhkanbiayayangmahal.UntuklebihjelasnyakondisilokasitimpengabdisaatmenujuLokasipengabdian
Gambar1.KondisiJalanMenujuLokasiPengabdian
Kondisijalaniniyangsangatrusakiniharusdilaluiolehtimpengabdiscarahati–hatikarenabisamenyebabkanterjatuh,selanjutnyajalaninitidakbisadilaluikendaraanroda 4 ataumobil, hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda 2 ataumotor. Selanjutnyamayoritas jalanmasihberupatanahdanbilakondisi jalandalamkeadaanbasahmakajalan tersebut hampir tidak dapat dilalui. Kegiatan Pengabdian kepada MasyarakatdilaksanakandipadasukuakityangterdapatdiPulauRupatmemperolehcukupumpanbalik atas pelaksanaan rencana pengabdian yang telah dibuat. Selanjutnya evaluasidenganumpanbalikhasilpelaksanaanbermanfaatdalamperumusan langkah-langkahperbaikan. Evaluasi pengabdian dapat dilaksanakan dengan cara terlebih dahulumenetapkan indikator indikator kinerja. Oleh sebab itu, indikator kinerja sebaliknyamerupakan besaran-besaran yang dapat diukur dengan relatif mudah dan murah.Pengukuran tingkat kinerja dalam evaluasi meliputi; pengukuran kinerja kegiatan,pengukuran kinerja program, dan pengukuran kinerja kebijakan. Kegiatan Pelatihanpengembangan peternakan pada suku akit yang terdapat di Pulau Rupat KabupatenBengkalismenghasilkan80– 90%umpanbalikdarimasyarakat,walaupun sebagianbesar masyarakat pada suku akit yang terdapat di Pulau Rupat memiliki tingkatpendidikanyangsangat rendah tetapimasihmudahmemahamimateripelatihanyangdisajikan oleh narasumber. Untuk lebih jelasnya kondisi awal masyarakat suku akitpulauRupatdapatdilihatpadaGambardibawahini.
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
16
Gambar2.KondisiMasyarakatSukuAkitpadaSaatPenyuluhan
Kegiatan pelatihan dimulai dengan presentasi narasumber yang berkaitandengan pemeliharaan, budidaya dan pembibitan ternak burung puyuh. Cakupanberbagai kegiatan untuk dapatmemberikan pemahaman pemeliharaan, budidaya danpembibitan ternak burung puyuh untukmeningkatkan pengetahuanmasyarakat sukuakit yang terdapat di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis tentang beternak puyuh .Berdasarkan analisis bahwa kegiatan pelatihan memiliki faktor – faktor pendukungantara lain kemauan dan kerja keras masyarakat suku akit untuk belajar bagaimanacara beternak dengan baik dengan konsep ipteks yang terbarukan, sifat kebersamaanmasyarakatsukuakituntukmengelolaunitusahabeternakpuyuhsertakoordinasiyangjelas antara masyarakat suku akit sehingga semua masyarakat suku akit mempunyairasamemilikiterhadapternakyangada.
Dari Faktor – faktor pendukung kegiatan pelatihan tersebut maka dampaklangsung yang dapat dirasakan masyarakat suku akit adalah menyediakan informasitentangpeluanginvestasidibidangusahabeternakpuyuhyangsangatpotensialuntukdikembangkanmengingatkebutuhanakantelurmeningkat.Menyediakaninformasidanpengetahuan untuk mengembangkan usaha beternak puyuh terutama di masyarakatsuku akit sedangkan dampak tidak langsung adalah model usaha beternak puyuhdengan manajemen pemeliharaan ternak yang efisien dan berkesinambungan. UntuklebihjelasnyakondisinarasumbermemberikanpenyuluhandapatdilihatpadaGambardibawahini
Gambar3.NarasumberSaatMemberikanMateriPenyuluhan
Kegiatan inimenjadipembuktiandan tolakukurbahwausahausahabeternakpuyuh dan pengembangannya bukan hanya sebagai usaha sambilan (tabungan)
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
17
melainkandapatdijadikan sebagai kegiatanutamauntukmemenuhi kebutuhanhidupsehari–haridengancatatanharusadakeseriusanantarasemuapihakbaik.UntuklebihjelasnyapembukaandanpemberianmateripengabdiantentangbeternakpuyuhdapatdilihatpadaGambar4dibawahini
Gambar4.NarasumberSaatMemberikanMateriPenyuluhan
Selanjutnya timpengabdi jugamemberikanpelatihanbeternakpuyuh langsung
terhadapanak-anaksukuakit.UntuklebihjelasnyadapatdilihatpadaGambardibawahini.
Gambar5.PelatihanPerkandanganPuyuhTerhadapAnak-AnakSukuAkit
KonsumsiRansumKonsumsiransumdapatdipengaruhiolehkualitasdankuantitasransum,umur,
aktifitasternak,palatabilitasransum,tingkatproduksidanpengelolaannyadapatdilihatpadaGambardibawahini
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
18
Gambar6.KonsumsiRansumPuyuhPetelurSelamaPengabdian
Pada Gambar menunjukkan bahwa konsumsi ransum pada perlakuan R4(22.01/gr/ekor/hari) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal inikemungkinan disebabkan kebutuhan energi belum terpenuhi secara maksimalwalaupunpadapenggunaanransumdengantepungbijikaretyangpalingtinggi.Jumlahmakanan yang dimakan tiap harinya cenderung berhubungan erat dengan kadarenerginya. Bila konsentrasi protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, makaransumyangmempunyaikonsentrasienergimetabolistinggiakanmenyediakanproteinyang kurang dalam tubuh unggas karena rendahnya jumlah makanan yang dimakan.Sebaliknya,bilakadarenergikurangmakaunggasakanmengkonsumsimakananuntukmendapatkanlebihbanyakenergi,akibatnyakemungkinanunggasakanmengkonsumsiprotein yang berlebihan (Tillman et al, 1989). Faktor utama yang mempengaruhikonsumsi ransum unggas adalah kandungan energi metabolisme dan unggas akanberhentimakanapabilakebutuhanenergi sudah terpenuhiwalaupun tembolokbelumpenuh. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Ali dkk., (2019)menghasilkannilaikonsumsiransumsebesar17.12-21.03gr/ekor/harimenggupadatingkatkepadatanyangberbedaKonversiRansum
KonversiRansumMenunjukkanTingkatEfisiensiPenggunaanRansum.KonversiRansum Adalah perbandingan jumlah ransum yang dikonsumsi pada satu minggudenganpertambahanbobotbadanpadamingguitudapatdilihatpadaGambardibawahini
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
19
Gambar7.KonversiRansumPuyuhPetelurSelamaPengabdian
Pada Gambarmenunjukkan bahwa konversi ransumpada perlakuan R4 (3.43)
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Angka konversi ransummenunjukkan tingkat penggunaan ransum dimana jika angka konversi semakin kecilmaka penggunaan ransum semakin efisien dan sebaliknya jika angka konversi besarmakapenggunaanransumtidakefisien.Angkakonversiransumdipengaruhiolehstraindan faktor lingkungan seperti seluruh pengaruh luar termasuk didalamnya faktormakananterutamanilaigizirendah(Lestari,1992).Konversiransumdipengaruhiolehfaktor-faktor seperti : umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaantemperaturdankeadaanunggas(Anggorodi,1995).
Semakinbaikmutupakansemakinkecilpulakonversipakannya.Baiktidaknyamutupakanditentukanseimbangtidaknyazat-zatgizidalampakanituyangdiperlukanolehburungpuyuh.Pakanyangkekurangansalahsatuunsurgiziakanmengakibatkanburungpuyuhmemakanpakannyasecaraberlebihanuntukmencukupikekuranganzatyang diperlukan tubuhnya.Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkandenganhasilpenelitian Herlinae dan Hermina, (2016) yang menyatakan konversi ransum denganpemberianprobiotikpadapertumbuhandanproduksitelurberkisar1.90-7.70BeratTelur
Berattelurmerupakansifatkualitatifyangdapatditurunkan.Jenispakan,jumlahpakan, lingkungankandangsertabesar tubuh induksangatmempengaruhiberat teluryangdihasilkan.UntuklebihjelasnyadapatdilihatpadaGambardibawahini
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
20
Gambar8.BeratTelurPuyuhSelamaPengabdianPada Gambar menunjukkan bahwa berat telur pada perlakuan R1 (8.35
gr/ekor/hari) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal lain yangmempengaruhiberat teluradalahmasabertelur.Produksipertamadarisuatuperiodebertelurmenghasilkanbobot teluryang lebih rendahdibanding telurberikutnyapadaperiode yang sama (Listiyowati dan Roospitasari, 2009). Hasil penelitian ini lebihrendahdibandingkandenganpenelitianWidododkk,(2019)denganberattelursebesar8.76 gr/ekor/hari dengan penggunaan probiotik Candida utilis pada ransum puyuhpetelur juga lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Novita dkk, (2019)menghasilkan bobot telur yang diberikan tepung biji karet hingga level 18 %menggunakanransumkomersilberikisar11.23-11.74gr/ekor/hari.Simpulan
Seluruh peserta pengabdian masyarakat pada Suku Akit mengikuti pelatihansecara serius dan semangat ditandai dengan banyak umpan balik atas kegiatanPengabdianMasyarakattersebut.Pengabdianinidiharapkanmenjadicikalbakalusahapeternakankolektifyangmandiridanberorientasibisnisprofitmelaluipendampingan,pengawalan,aplikasiteknologidaninformasi,transferilmupengetahuanReferensiAli.L,Syukri I.,Gubal.,&Saleh,E.J. (2019).Penampilan ProduksiTelurBurungPuyuh
Terhadap Tingkat Kepadatan yang Berbeda. Jambura Journal of Animal Science. 2(1): 8-12. https://doi:10.35900/jjas.v2i1.2346
Ghofur. (2004). Problematika Pembangunan Pulau Terluar dan PemberdyaanMasyarakatdikecamatanRupatUtara.MediaKomunikasiUmatBergama,Vol.6,No.1Januari-Juni2014.UINSuskaRiau
Herlinae & Yemima. (2016). Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan TerhadapPertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnixcoturnix japonica). JurnalIlmuHewaniTropika.5(2):95-100
Heriyanto M, (2012). Formulasi Kebijakan Pembangunan Pulau Terluar. UniversitasRiau
Listiyowati, E dan Roospitasari, K. (2009). Tatalaksana Budidaya Puyuh SecaraKomersial.PTPenebarSwadaya.Jakarta.
McDonald P, Henderson AR, Heron SJE. (1991). The Biochemistry of Silage. SecondEdition,Marlow:Chalcombe.
NRC(NationalResearchCouncil).(1977).NutrientRequirementofPoultry.USANovita. R., Herlina. B., & Permata. L. (2019). Level Pemberian Tepung Biji Karet
TerhadapproduksidanBobotTelurBurungPuyuh(CoturnixcoturnixJaponica).Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi. 1(2): 87 - 94. https://doi:10.31540/biosilampari.v1i2.248
Rasyaf,M.(2002).BahanMakananUnggasdiIndonesia.Kanisius.Yogyakarta
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 14 No. 1 Bulan April 2020, pp. 11-21
Anwar Efendi Harahap et al
Pemberdayaan Peternak Pada Suku Akit Melalui Pemanfaatan Bahan Baku Pakan Lokal Tepung Biji
Karet Fermentasi Sebagai Ransum Pellet Puyuh Petelur
21
Widodo. E., Sjofjan. O., & Roro. R.J A.G. (2019). Efek Probiotik Candida utilisPenampilanProduksiBurungPuyuhPetelur(Coturnixcoturnixjaponica). JurnalIlmilahFiliaCendikia.4(1):23-31.https://doi:10.32503/fillia.v4i1.414