pembuatan media

36
pembuatan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Ratusan spesies mikroba menghuni bagian tubuh kita, seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Campuran mikroba tersebut dapat dipisahkan dengan tehnik isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk). B. Tujuan 1. Mempelajari sifat-sifat koloni pada media agar 2. Memahami cara mengisolasi suatu mikroba untuk mendapatkan biakan murni

Upload: unie-brezze

Post on 22-Jan-2016

504 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proses pembuatan media

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Media

pembuatan media

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau

mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur

dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam

laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk

suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan

jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada

kerusakan.

Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Ratusan spesies

mikroba menghuni bagian tubuh kita, seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit.

Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga

dihuni oleh beragam mikroorganisme. Campuran mikroba tersebut dapat dipisahkan

dengan tehnik isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari

biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari

satu sel induk).

B.   Tujuan

1.    Mempelajari sifat-sifat koloni pada media agar

2.    Memahami cara mengisolasi suatu mikroba untuk mendapatkan biakan murni

3.    Mempelajari sifat-sifat koloni jamur yang tumbuh pada media tauge agar dan

mengidentifikasikan jenis jamur yang tumbuh

4.    Mempelajari cara mendapatkan biakan murni dari biakan campuran (memisahkan satu

jenis mikroba)

Page 2: Pembuatan Media

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan

suatu substrat yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum

dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain

yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge,

kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk

senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan

dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media (Anonima 2011: 9).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa

molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,

pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan

juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O)

sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi

sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010: 8).

Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan

fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik,

yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu

medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium

yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu

medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonima 2011: 9).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat

hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara

dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi

dalam metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber

energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen,

serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula

Page 3: Pembuatan Media

ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo

2007: 61).

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai

untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat

pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan

perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik

untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya

menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme

pada media agar memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan dengan sesamanya

juga memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan berhimpun untuk

membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua

sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan mikroorganisme bisa disebut

berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonimb 2011: 1).  

Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan

menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau

dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua

sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni

yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau

paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah

suatu biakan yang murni (Pelczar 2008: 86).

Medium manusia dapat berupa: medium cair, yang biasa digunakan adalah air

kaldu.

Medium  kental,  dahulu kala  orang  lazim  menggunakan  kentang yang dipoto

ng-potong berupa silinder untuk medium-medium yang diperkaya dan medium kering.

Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya

bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serba kering. Dan yang terakhir

adalah medium sintetik yang berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu, yang

mengandung zat karbon dan nitrogen yang diperlukan oleh mikroba untuk melakukan

metabolisme (Dwidjoseputro 1991: 40).

Page 4: Pembuatan Media

Media setengah padat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat,

tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat

gerak kuman secara mikroskopik. Pada media mati juga dikenal dengan adanya media

sintetis. Media sintesis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan

yang telah diketahui secara terperinci. Media sintesis sering digunakan untuk

mempelajari sifat faali dan senyawa genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan

senyawa organik yang ditambahkan kedalam media sintetis harus murni. Dengan

demikian, media sistetis harganya menjadi cukup mahal (Waluyo 2007: 63).

Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah

kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri

adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-

sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya

mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat

yakni: medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia,

medium juga harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai,

medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak

ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan (Anonima 2011: 9).

Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi

oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam

media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan

nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik

yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat

bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang

berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan

kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik

yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;

- Suhu

- Cahaya

- Pengeringan (kelembaban)

- Keasaman (pH)

- Pengaruh O2 dari udara

Page 5: Pembuatan Media

- Pengaruh tekanan osmotik

- Pengaruh mikroorganisme disekitarnya

- Pengaruh zat kimia (desintektan0 terhadap mikroba

(Michael J. Pelczar, Jr. 2005, dasar-dasar Mikrobiologi)

Koloni bakteri memiliki beberapa ciri berdasarkan bentuk, tepian, dan elevasinya:

a. Berdasarkan bentuk, contohnya

- Bundar

- Bundar dengan tepian kerang

- Bundar dengan tepian timbul

- Keriput

- Tak beraturan dan menyebar

b. Berdasarkan tepian, contohnya :

- Licin

- Berombak

- Berlekuk

- Tak beraturan

- Siliat

c. Berdasarkan elevasi, contohnya :

- Datar

- Timbul

- Cembung

- Seperti tetesan

- Seperti tombol

(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium

yaitu :

a. Besar kecilnya koloni

b. Bentuk

c. Kenaikan permukaan

d. Halus kasarnya permukaan

e. Wajah permukaan

Page 6: Pembuatan Media

f. Warna

g. Kepekaan

Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan

tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi

koloni. (dr. Indan Entjang, 2003. Mikrobiologi dan Parsitologi).

Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada

makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna

putih à jika sudah ada sporaà terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga

macam morfologi hifa, yaitu :

a. Aseptat atau senosit

b. Septat dengan sel-sel uninukleat

c. Septat dengan sel-sel multinukleat

(Pelczar dan Chan, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi)

Nama jenis jamur yang sering ditemui

1. Penicillium : hijau kebiruan, susunan konidia seperti sapu

2. Aspergillus : hijau kebiruan dengan area kuning sulfur pada permukaannya

3. Verticillium : coklat merah muda, konidia berbentuk olips

4. Irichoderma : hijau, secara makroskopis menyerupai penicillium

5. Gliocladium : hijau kehitaman, tumbuh lebih cepat dari 1 dan 2

6. Hormodendrum : permukaan hijau muda sampai kelabu, permukaan bagian bawah

berwarna kelabu sampai hitam

7. Pleopora : permukaan sawo matang sampai hijau dengan permukaan belakang coklat

sampai hitam, memperlihatkan oskospora

8. Scopulariopsisi : coklat muda, konidia berdinding kasar

9. Paecilomyces : coklat kekuningan, konidia berbentuk elips

10. Alternaria : permukaan hitam dengan tepian kelabu, permukaan belakang berwarna

hitam

11. Helminthosporium : permukaan hitam dengan tepian kelabu

12. Pullularia : permukaan hitam, mengkilat, seperti kulit, berdinding tebal dengan spora

menguncup

Page 7: Pembuatan Media

13. Oospora : permukaan berwarna kulit hifa pecah menjadi sel-sel berbentuk persegi

panjang dan berdinding tipis.

(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)

Di alam bebad tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies

lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu

biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan tehnik-tehnik untuk mengisolasi.

Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya

terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk.

Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi

biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu :

1. Cara cawan gores

2. cara cawan tuang

3. Cara cawan sebar

(Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)

Page 8: Pembuatan Media

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a.    Bahan

         Ekstrak daging

         Pepton

         NaCl

         Aquades

         Agar

         PCA

         NB

         PDA

         EMB

         SSA

         NA

Page 9: Pembuatan Media

b.    Alat

Gambar alat Nama alat

Hot plate

Neraca

Batang pengaduk

Erlenmeyer

Beker glass

Autoklaf

Page 10: Pembuatan Media

Tabung reaksi

c.    Prosedur kerja

        NAa.    Semua bhan dicampur dalam erlenmeyer lalu dipanaskan hingga mendidih sambil

diaduk, kemudian sumbatlah erlenmeyer dengan kapas

b.    Ceklah pH-nya dengan kertas pH (pH ± 7,0)

c.    Sterilkan media dalam autoklaf selama 15menit pada suhu 121 OC

d.    Tuangkan media yang masih panas (suhu > 45 OC) kedalam petridish ( ± 15 ml) atau

tabung reaksi ( ± 5 ml). Kerjakan dalam ruang yang steriluntuk mencegah kontaminasi

e.    Sebaiknya pada saat menuang media : untuk membuka / menutup patridish / tabung

reaksi bertutup gunakan tangan kiri; untuk membuka/menutup erlenmeyer berisi media

steril gunakan tangan kanan. Lakukan didekat pembakaran (burner).

f.     Dinginkan tabung reaksi pada posisi tegak (agar tegak) atau posisi miring (agar miring)

        NBa.    Semua bahan dicampur dalam erlenmeyer lalu dipanaskan sampai mendidih sambil

diaduk. Keudia sumbatlah erlenmeyer dengan kapasb.    Ceklah pH-nya dengan kertas pH (pH-nya diukur sampai pH ± 7,0)c.    Sterilkan media dalam autoklaf selama 30 menit pada suhu 121 OC d.    Tuangkan dalam tabungtabung reaksi sebanyak ± 5 ml (1/2 bagian) simpan dalam

inkubator.

        EMB

a.    Siapkan alat dan bahan

b.    Timbang reagen 7,9 gr (sesuai dengan kebutuhan, berpedoman pada cara pembuatan

media yang tertera pada botol reagen

c.    Ukur pH aquadest 6,8±0,2. Jika pH masih di bawah ketentuan ( <5)>7) maka

tambahkan HCL.

d.    Bahan yang telah ditimbang dilarutkan di dalam aquadest 200ml lalu di aduk. Karena

tidak semua langsung larut maka digunakan waterbath untuk melarutkannya.

Page 11: Pembuatan Media

e.    Larutan yang telah larut kemudian disterilkan di dalam autoclave Selama 15 menit

setelah mencapai 121ºC

f.     Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dari autoclave dan dituang ke dalam 10 plate yang

telah disiapkan.

g.    Plate yang telah diisi media tadi disimpan sampai dingin dan padat.kemudian di simpan

dalam lemari Es

        SSAa.    Menyiapkan alat dan bahan

b.    Cara penimbangan

                                                        a)    Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume

yang akan dibuat berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent

                                                        b)    Pada botol reagent tertera 60 gram dalam 1 liter oleh karena pada

saat itu volume yang dibuat adalah 1000 ml, maka ditimbang 30 gram sebanyak 2 kali

dan dilarutkan masing-masing ke dalam 500 ml aquadest untuk mempermudah dalam

proses pelarutan

c.    Mengatur pH aquadest

                                                        a)    Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya SSA,

salah satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadestyang di

atur pH nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.

                                                        b)    pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,0±0,2, jika pH masih

dibawah ketentuan atau cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL

tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan

d.    Cara melarutkan SSA

                                                        a)    Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

1000 ml, sisa bahan yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas

dengan aquadest sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang

telah di atur sebelumnya sampai pada garis tanda 500 ml lalu di aduk

                                                        b)    Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya

digunakan waterbath. Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek

hingga tidak ada lagi butiran zat pada dinding tabung atau larutan.

Page 12: Pembuatan Media

                                                        c)    SSA tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat zat yang akan

rusak yakni sodium sitrate dan sodium thiosulphate.

e.    Menuang ke dalam plat

                                                        a)    Tuang ke dalam plat (petridish) yang telah di sterilkan, caranya

buka tutup petridish seminim mungkin untuk menghindari atau meminimalisasi

terjadinya kontaminan lalu tuang larutan hingga menutupi permukaan petridish, tapi

jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal

                                                        b)    Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin

dan padat. Setelah itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.

        PDA

a.    D i s i a p k a n a l a t d a n   b a h a n

b.    Media PDA d i t imbang sebanyak 3 ,9 g r  

c.    Ditambahkan aquadest sebanyak 100ml dan diaduk rata

d.    Dipanaskan h ingga   te rcampur ra ta

e.    500mg antibiotik digerus halus dan dimasukkan ke dalam media

f.     Media d is te r i l kan d i au toc lave se lama 1 jam

g.    Setelah disterilisasi media dituang ke dalam petridish

h.    Media ditunggu hingga dingin kemudian dibungkus dengan kertas

i.      Media d is impang  d i  da lam lemar i es

Page 13: Pembuatan Media

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

No. Jenis Media Cara Pembuatan Kegunaan

1.Media Agar dalam

cawan petri

Ditimbang media NA sebanyak 20 gr, kemudian dmasukkan dalam Erlenmeyer yang telah berisi aquades sebanyak 1 L lalu dipanaskan dengan hot plate sampai mendidih, dituangkan kedalam cawan petri yang sudah disterilkan selama 15 menit, ditunggu sampai padat, lalu dibungkus. media yang steril di autoklaf, yang tidak steril inkubator.

Untuk membiakkan bekteri pada medium datar sehingga dapat dilihat dengan jelas.

2. Media Agar Miring

Ditimbang media seperlunya, dimasukkan kedalam Erlenmeyer, lalu masukkan magnetik strirrer ditutup dengan alumunium, kemudian dipanaskan diatas hot plate sampai memdidih kemudian diangkat dan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5ml. setelah beku, dibungkus dengan kertas dan di sterilkan ke dalam autoklaf lalu tabung dimiringkan. PDA=39 gr.

Untuk membiakkan bakteri pada medium tegak dan miring dalam tabung reaksi.

3. Media Cair

Pembuatan media agar tegak sama dengan media agar media agar miring. Agar dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu dibungkus dengan kertas. Untuk media yang akan disterilkan dimasukkan autoklaf.

Untuk membiakkan bakteri pada medium tegak, inokulasinya digunakan dengan cara penusukkan.

Page 14: Pembuatan Media
Page 15: Pembuatan Media

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium Nutrient

Agar atau NA dan Potato Dextrose Agar atau PDA. Setiap medium memiliki fungsi

masing-masiing dalam menumbuhkan mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi

yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA

berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua

medium  tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis

nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

bakteri, sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar (2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat media

yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus

dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika

sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.

Pada proses pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA

menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama

pemasakan agar. Menurut Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai

alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama

sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu,

hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat

reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk

mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang

tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu

medium ke medium yang lainnya.

Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang

dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. Menurut Anonimb (2011: 1),

bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk

membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan.

Perbedaan antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien

penyusunnya. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong

Page 16: Pembuatan Media

kaldu sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang.

Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose Agar.

Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi

perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan

medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium

yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang

tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan

fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium

terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 59),

terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat

pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.

Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi

oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Menurut

Anonimb (2011: 1), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai

cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga

perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.

Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga

menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam

lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu

kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.

Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi

untuk pertumbuhannya. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan

mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan

(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme

memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun

komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme

menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok

besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang diperkaya, medium kering dan

media sinergik. Medium cair yang sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah

protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa

Page 17: Pembuatan Media

terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah

kandungan nutrisi media tersebut. Menurut Waluyo (2010: 134), berdasarkan bentuk

fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah

padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga

mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%

sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat

dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi

tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang

tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6

kelompok. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertama adalah media yang digunakan

untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan

mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan

media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga

media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang

pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan

kultur, media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi

bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi

tujuannya.

Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan

perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media

merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik. Menurut  Stanier (2011: 221), pada pembuatan media untuk berbagai

macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein

dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu

bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber

protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk

media pertumbuhan mikroba.

Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan

adalahmemahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau

bahan yangakan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai

Page 18: Pembuatan Media

komponen utamaprotoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel.

Pembuatan medium sebaiknyamenggunakan air suling. Air sadah umumnya

mengandung ion kalsium dan magnesium yangtinggi. Pada medium yang mengandung

pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas airsadah sudah dapat menyebabkan

terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat .Alat yang akan digunakan dalam

suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasiterlebih dahulu untuk membebaskan

semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi

merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yangteradapat pada

suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitupenggunaan

panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia(etilena

oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin).Memformulasikan

suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme

di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuanseperti jika yang ingin kita

membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya airsangat penting sebagai

komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien kedalam sel.

Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika.

Bahanagar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga

genusGelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100 0C dan akan cair

apabila kuranglebih 43oC. Agar merupakan media tumbuh yang ideal yang

diperkenalkan melalui metode bacteriaological.

Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia

organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien

diambil darilingkungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju

sel. Di selbeberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses

seluler. Bakteridalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya.

Bakteri yang tidak punyaakar harus berada pada permukaan larutan makanan yang

cair. Pertumbuhan bakteri berartimeningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang

menyusun). Apabila disusun 10 bakteridalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam

kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiapmilimeternya, maka terjadilah pertumbuhan

bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadidengan proses yang disebut dengan

pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru .Pertumbuhan

Page 19: Pembuatan Media

bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.Kebanyakan bakteri

tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibriochplerae yang dapat

hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan.

Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-400C.  pH

merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalampembuatan

medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk

dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi

tersebut.Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan

bahwa mediummasih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat

dan medium yangsteril juga menentukan .Pembuatan medium Nutrien Agar (NA)

menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g,peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal

pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum prosessterilisasi berwarna kuning, setelah

sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Padapembuatan medium NA ini

ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2.

Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan

alami(daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). Fungsi bahan yang digunakan

pada mediumNA :- Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik

dan senyawa karbon.- Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber

nutrisi- Agar : Untuk memadatkan medium NA.- Aquadest : Untuk melarutkan agar,

pepton, dan daging.

Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan medium semi sintetik.

Mediamerupakan tempat dimana tejadi perkembangan organisme. Organisme

menyerapkarbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah

bercampur. Halinilah yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong dadu,

agar karbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air sehngga

menjadikaldu. Semakin kecil permukaan, maka semakin besar daya osmosisnya.

 Syarat media yang baik adalah:

- Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik

- Mengandung oksigen tersedia yang dibutuhkan

- Mengandung kelembaban tertentu

Page 20: Pembuatan Media

- Ph media harus sesuai- Suhu media harus cocok 

- Media harus steril

- Media harus terlindung dari kontaminasiMedia biakan merupakan suatu zat yang

digunakan untuk menumbuhkan jasadrenik di laboraturium.

Page 21: Pembuatan Media

BAB VIIJAWAB PERTANYAAN

1.    Sebutkan klasifikasi macam-macam media yang saudara ketahui

Media dapat diklasifikasikan berdasarkan atas susunan kimia, konsistensi dan

fungsinya :

1.    Klasifikasikasi media berdasarkan susunan kimianya yakni

         Media anorganik, yaitu media yang tersusun atas bahan-bahan anorganik

         Media organik, yaitu media yang tersusun atas bahan-bahan organik

         Media sintestik, yaitu media yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti,

media ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan nutrisi mikroba.

         Media non sintetik (alami), media ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan untuk

mempelajari taksonomi mikroba.

2.    Klasifikasi media berdasarkan konssistennya yakni

         Media cair, yaitu media yang berbentuk cair

         Media padat, media yang berbentuk padat, media ini dapat berbentuk padat, media ini

dapat berbentuk media organik (alamiah) misalnya media wortel, kentang dll atau

media anorganik misalnya silika gel. Media dapat diperoleh juga dengan cara

menambahkan agar-agar  yang berasal dari ganggang/alga yang berfunsi sebagai

bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme,

dan dapat membeku pada suhu diata 450C. Media padat ini terbagi menjadi media agar

miring dan deep

         Media semi padat, dapat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat tetapi

yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak

kuman secara mikroskopik

3.    Klasifikasi media berdasarkan fungsinya

         Media diperkaya, yaitu media yang ditambah zat-zat tertentu misalnya serum, darah,

ekstrat tumbuhan dan lainnya, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba

heterotrof tertentu.

         Media selektif, yaitu media yang ditambahkan zat kimia tertentu yang bersifat selektif

untuk mencegah pertunbuhan mikroba lain, misalnya media yang mengandung kristal

Page 22: Pembuatan Media

violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa

mempengaruhi pertumbuhan gram negatif.

         Media diferensial, media yang ditambah regensia atau zat kimia tertentu yang

menyebabkan suatu mikroba memebentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan

tertentu sehingga dapat membedakan bakteri hemolitik dan non hemolitik.

         Media penguji, media dengan susunan asam-asam amino tertentu yang digunakan

untuk menguji vitamin-vitamin, asam-asam amino. Antibiotik dll.

         Media untuk perhitungan jumlah nmikroba, media spesifik yang digunakan untuk

menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya media untuk menghitung

jumlah bakteri, actinomicetes, dll

         Media khusus, media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan

kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.

2.    Terangkan fungsi masing-masing komponen media tersebut

Media umum: untuk pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme, misalnya media

potato-dextrose agar (jamur dan yeast), nutrient-broth (bakteria)

Media pengaya (enriched media): memberi lingkungan pertumbuhan sau jenis bakteria

agar tumbuh sangat cepat misalnya selenite-broth medium (Salmonella typhi)

Media selektif: hanya bisa ditumbuhi mikroorganisme tertentu saja, misalnya

Salmonella-Shigella agar.

Media diferensial/pembeda: untuk menentukan mikroorganisme tertentu, misalnya

media darah-agar untuk bakteri hemolitik, A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus

flavus & A. parasiticus.

Media penguji: untuk menguji senyawa tertentu dengan bantuan mikroorganisme,

misalnya untuk menguji vitamin, asam amino, antibiotik, residu pestisida, dll.

Media untuk penghitungan sel: media umum/diferensial/sintetik/semi-sintetik untuk

menumbuhkan mikroorganisme dan menghitung selnya.

3.    Sebutkan tujuan penggunaan media dasar / selektif diatas

Media selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang ditambah zat

kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain

Page 23: Pembuatan Media

sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal

violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa

mempengaruhi bakteri gram negatif.

Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media

tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan

mikroba yang diinginkan.

Page 24: Pembuatan Media

BAB VII

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

  Medium NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri, sedangkan medium PDA digunakan

untuk menumbuhkan jamur.

  Macam-macam media yang digunakan yaitu media datar/cawan petri, media tegak, dan

media agar miring.

  Medium yang telah disterilkan tidak ditumbuhi oleh mikroba karena kontaminan telah

hilang setelah sterilisasi.

  Medium yang tidak di sterilkan dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi yang

diakibatkan oleh mikroba yang terdapat di udara.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu faktor lingkungan dan faktor

suhu serta nutrisi di dalam medium

Page 25: Pembuatan Media

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/08/embuatan-media-agar-dan-sterilisasi-dan.html

http://id.scribd.com/doc/64902238/Laporan-Pembuatan-Media

http://iputh-biozone.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-mikrobiologi_06.html

http://id.scribd.com/doc/78713160/Pembuatan-Media-Potato-Dextrose-Agar

http://udfikafina.blogspot.com/2009/06/mikrobiologi.html

http://claracreaweal.wordpress.com/2012/01/08/laporan-praktikum-mikrobiologi/

http://rochem.wordpress.com/2011/03/11/media-mikrobiologi/

Latar Belakang

Salah satu keberhasilan dalam kegiatan mikrobiologi adalah isolat dapat ditumbuhkan pada media yang disediakan. Kemampuan mikroba untuk tumbuh dan berkembang pada media dipengaruhi beberapa hal diantaranya kesesuaian media dengan jenis mikroba yang akan ditumbuhkan, kecukupan nutrisi yang terkandung dalam media, suhu dan kelembaban lingkungan. Berdasarkan kebutuhan mikroba terhadap oksigen untuk hidup, maka media tumbuh dikelompokkan menjadi media anaerob dan aerob.

Media aerob merupakan media untuk menumbuh kembangkan mikroba yang bersifat aerob. Salah satu mikroorganisme yang sering ditumbuhkan pada media jenis ini adalah kapang. Komponen utama yang digunakan untuk pembuatan media ini adalah pati. Sumber pati yang utama yang sering digunakan adalah pati yang bersumber dari tanaman kentang.

Untuk menumbuhkan materi mikroorganisme pada keadaan anaerob maka perlu adanya pengosongan oksigen yang dilakukan dengan cara memasukan karbondioksida pada media. Media anaerobik mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan media aerobik. Media anaerobik lebih banyak digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat anaerobik karena memberikan lingkungan yang lebih memungkinkan untuk bakteri jenis tersebut untuk hidup.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar para praktikan dapat membuat media aerob dan anaerob serta memahami fungsi dari masing-masing bahan yang digunakan dalam proses pembuatan media.

MATERI DAN METODA

Media Aerob

Alat dan Bahan

Page 26: Pembuatan Media

Untuk membuat media aerob, peralatan yang digunakan antara lain panci, tabung reaksi, kapas, rak tabung, kompor, spoid, saringan dan baskom. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat media aerob adalah tauge, agar-agar dan aquadest.

Cara Kerja

Tauge ditimbang sebanyak 100 gram dan dimasak dengan aquadest sebanyak 500 ml selama 3 jam. Cek volume air dalam panci selama proses pemasakan jangan sampai berkurang dari volume awal, jika berkurang tambahkan lagi air sehingga volumenya menjadi sama dengan volume air pada awal pemasakan. Masak tauge hingga jernih. Setelah proses pemasakan selesai, saring tauge dan ambil supernatan sebanyak 100 ml. Sebanyak 1,5 gram agar-agar ditambahkan kedalam 100 ml supernatan tauge dan dicampur sampai homogen. Ambil 3 ml dari campuran agar-agar dan supernatan tauge dan dimasukan kedalam tabung reaksi, sumbat tabung reaksi menggunakan kapas. Media aerob siap dipakai untuk kegiatan selanjutnya.

Media Anaerob

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan untuk membuat media anaerob diantaranya botol scout, tabung reaksi, sumbat karet, isolasi plastik, pipet volumetrik dan aluminium foil. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam membuat media anaerob meliputi BHI powder 5,2 gram, glukosa 0,05 gram, Cellubiosa (CMC) 0,05 gram, pati 0,05 gram, cistein 0,05 gram, hemin 1% 0,05 gram, agar-agar 0,5 ml dan rezazurin 0,5 gram.

Cara Kerja

Semua bahan dimasukan ke dalam botol scout dan ditambah air sebanyak 100 ml, homogenkan larutan. Hitung pH larutan hingga pH-nya mendekati pH normal. Ambil 5 ml larutan dan dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu tutup dengan menggunakan aluminium foil. Panaskan larutan hingga warnanya berubah dari kuning-merah-kuning bening. Tutup dengan sumbat karet dan beri isolasi pada penutup tabung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang diperkaya, medium kering dan \ media sinergik. Medium cair yang sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan nutrisi media tersebut. Berdasarkan bentuk

Page 27: Pembuatan Media

fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

Sedangkan berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi tujuannya.

Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).

Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier, 2001). Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.

KESIMPULAN

Media yang dibuat harus disesuaikan dengan karakteristik dari jenis mikroba yang akan ditumbuhkan. Aspek lingkungan seperti suhu, pH, kecukupan nutrien media dan kontaminasi perlu dikondisikan dengan sebaik-baiknya agar mikroba yang ditumbuhkan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey

Page 28: Pembuatan Media