pembuatan media pembelajaran berbasis flash pada …repository.unj.ac.id/474/1/jurnal.pdf ·...
TRANSCRIPT
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
FLASH PADA MATA PELAJARAN SISTEM
KOMPUTER DI KELAS XI SMK NEGERI 7 JAKARTA
TIMUR
Naskah Publikasi Jurnal
Diajukan oleh:
ARIS WIDODO
5235111824
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
[2015]
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA
MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER DI KELAS XI SMK
NEGERI 7 JAKARTA TIMUR
1 Aris Widodo,
2 Drs. Bachren Zaini, M.Pd,
3 Prof. Dr. Ivan Hanafi, M.Pd
1 Mahasiswa,
2 Dosen Pembimbing I,
3 Dosen Pembimbing II
Program Studi S 1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Universitas Negeri Jakarta 1 [email protected],
__________________________________________________________________________
Abstrak
Teknologi informasi kini menjadi mata uang berharga karena tanpanya kita akan hidup kembali dizaman dahulu
kala, akan tetapi teknologi informasi tidak terlepas dari elemen sistem komputer. Maka dari itu, kita harus
memahami dan mengerti dengan baik dan benar tentang elemen sistem komputer. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat suatu media pembelajaran yang berbasiskan flash mengenai elemen sistem komputer tingkat dasar
pada mata pelajaran sistem komputer di kelas XI SMK Negeri 7 Jakarta Timur sehingga dapat menarik minat
belajar siswa dan meningkatkan pemahaman lebih mendalam. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMK
Negeri 7 Jakarta Timur pada pada bulan Maret - September 2015. Dalam penelitian ini menggunakan metode
model pengembangan instruksional Hannafin dan Peck. Model ini mendesain pengajaran yang terdiri dari tiga
fase, yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain dan fase pengembangan atau implementasi. Penilaian dijalankan
dalam setiap fase. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: hasil uji kelayakan materi pembelajaran oleh ahli
materi mendapatkan penilaian sebesar 86,7%. Hasil uji kelayakan media pembelajaran oleh ahli media
mendapatkan penilaian sebesar 66,3% dan hasil uji coba media pembelajaran kepada siswa mendapatkan
penilaian sebesar 87,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis flash pada elemen
sistem komputer tingkat dasar untuk mata pelajaran Sistem Komputer kelas XI SMK Negeri 7 Jakarta Timur
layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Kata kunci : Media Pembelajaran, Elemen Sistem Komputer
__________________________________________________________________________
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang
semakin maju, menciptakan peradaban baru.
Ditandai dengan ketergantungan dan kebiasaan
manusia akan kebutuhan teknologi yang tidak bisa
dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya adalah penggunaan telepon genggam yang
tidak dapat dipungkiri lagi sebagai alat komunikasi
masa kini. Dengan adanya teknologi informasi
memudahkan, meringankan, dan mengefisienkan
pekerjaan manusia. Berbagai macam teknologi
informasi yang terus dikembangakan hingga saat ini
menjadikan teknologi informasi kini sebagai
kebutuhan primer. Terlebih lagi, teknologi informasi
kini menjadi mata uang berharga karena tanpanya
kita akan hidup kembali dizaman dahulu kala, akan
tetapi teknologi informasi tidak terlepas dari elemen
sistem komputer. Maka dari itu, kita harus
memahami dan mengerti dengan baik dan benar
tentang elemen sistem komputer. Dimulai dari orang
yang mengoperasikannya (brainware), perangkat
lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
Terlebih lagi, siswa sebagai orang terpelajar yang
dituntun harus memahami dan mengerti dengan baik
dan benar tentang elemen sistem komputer di era
yang semakin maju ini.
Elemen sistem komputer itu sendiri
mempunyai cakupan yang sangat luas. Bahkan tidak
jarang siswa menemukan beberapa dari elemen
tersebut yang tidak dipahami seperti, istilah
brainware, hardware, dan jenis-jenis software yang
sering digunakan oleh siswa setiap hari. Salah satu
contohnya adalah siswa mengenal brainware hanya
sebatas pemahaman tentang orang yang
mengoperasikan program yang telah ada (operator)
saja. Tetapi sebenarnya brainware meliputi empat
kategori, yakni: operator, programmer, analyst, dan
technician. Untuk memahami cakupan yang sangat
luas tersebut, maka siswa harus mengerti tingkatan
dasar elemen sistem komputer terlebih dahulu.
Tingkatan dasar itu, meliputi definisi, jenis, dan
manfaat. Dengan memahami dan mengerti tingkatan
dasar itu, maka siswa akan dapat lebih mudah untuk
mempelajari tingkat lanjutan yang lebih kompleks.
Diperkirakan jika siswa ingin mempelajarinya,
siswa terkendala dengan sulitnya mendapatkan
bahan pelajaran baik melalui buku cetak pelajaran
maupun materi pelajaran dari akses internet dan
kurang efektifnya bahan ajar yang tersedia. Bahan
ajar yang digunakan masih berupa materi yang
diberikan oleh guru melalui presentasi di depan
kelas, sehingga dianggap kurang tepat digunakan
sebagai pegangan utama siswa dalam proses belajar.
Permasalahan tersebut, mengakibatkan kurang
optimalnya hasil belajar siswa dan kurangnya
wawasan dan pemahaman siswa. Terlebih lagi, mata
pelajaran Sistem Komputer lebih memerlukan
pemahaman dari pada hafalan dan kebanyakan
siswa masih terjebak dalam menghafalkan materi
pelajaran sehingga daya tarik siswa menjadi
berkurang dalam mempelajari mata pelajaran Sistem
Komputer. Maka dari itu, media pembelajaran yang
baik sangat berperan penting untuk meningkatkan
daya tarik siswa dalam belajar sehingga diharapkan
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal
dan dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
Media pembelajaran berbasis flash sebagai salah
satu sarana pemanfaatan teknologi komputer yang
digunakan untuk mewujudkan pembelajaran yang
menarik dan memotivasi siswa dikarenakan unsur
multimedia yang ada pada software adobe flash
cukup lengkap.
Dari hasil pengamatan dan wawancara
beberapa siswa serta guru mata pelajaran Sistem
Komputer di SMK Negeri 7 Jakarta Timur diketahui
bahwa permasalahan yang dihadapi siswa untuk
mata pelajaran Sistem Komputer pada umumnya
adalah kurangnya motivasi belajar siswa, akibat
lebih dominannya metode pembelajaran ceramah,
sehingga siswa cenderung didorong untuk
menghafal. Akibat hal itu, pelajaran menjadi tidak
menarik dan membosankan yang pada akhirnya
siswa menjadi kurang memahami materi.
Permasalahan lainnya adalah media pembelajaran
yang digunakan kurang menarik, interaktif, dan
efektif. Terlihat dari kurangnya stimulus yang dapat
membantu dan memotivasi siswa untuk memahami
materi yang dimunculkan dalam media, diantaranya:
kurang adanya hubungan / interaksi manusia, kurang
menerapkan desain prinsip multimedia pembelajaran
dan kurang menerapkan model pengembangan
instruksional. Oleh karena kurangnya pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran Sistem Komputer
menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar siswa.
Hal ini didukung oleh nilai siswa dalam
pembelajaran Sistem Komputer yang tidak mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60,7%.
Selain itu, kurangnya fasilitas yang memadai
disekolah untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar dikarenakan, antara lain : sulitnya mencari
akses jaringan (Wifi) untuk berselancar di internet
untuk mencari materi pelajaran dan kurang
terawatnya laboratorium komputer yang
menyebabkan beberapa komputer tidak bisa
digunakan.
Penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan
pembuatan media pembelajaran Sistem Komputer
berbasis flash pada materi elemen sistem komputer
tingkat dasar di kelas XI SMK Negeri 7 Jakarta.
Media pembelajaran yang dihasilkan diharapkan
menjadi salah satu solusi permasalahan dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat
digunakan sebagai upaya meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar siswa dan pada akhirnya
diharapkan dapat menjadi media pembelajaran
komprehensif yang digunakan oleh guru dalam
proses kegiatan belajar.
2. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan salah satu
komponen komunikasi yang digunakan untuk
menyalurkan informasi atau pesan dari komunikator
menuju komunikan (Criticos dalam Daryanto, 2010:
4) dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola melalui kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional untuk memungkinkan
orang tersebut turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu dan membuatnya
belajar secara aktif yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono
dalam Syaiful Sagala, 2009: 62).
Media pembelajaran juga memiliki fungsi
sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa), memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
indera, mengatasi sikap pasif anak didik (Arief S.
Sadiman, R. Raharjo, Anung Haryono dan
Rahardjito, (2009: 17-18).
Adapun fungsi media pembelajaran dijabarkan
melalui gambar, sebagai berikut.
Sub-bab Dasar Teori
2.1. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media
Menggunakan media harus memperhatikan
prinsip pemilihan media terlebih dahulu. Prinsip-
prinsip dalam pemilihan media pembelajaran
menurut Brown et al, Gerlack dan Ely (dalam
Setyosari dan Sihkabuden, 2011: 82-85) adalah
sebagai berikut :
1. Kesesuaian
Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, karakteristik peserta didik dan materi
yang dipelajari, serta metode atau pengalaman
belajar yang diberikan kepada peserta didik. Yang
perlu diperhatikan di sini ialah bahwa tidak ada satu
mediapun yang bisa dan cocok untuk semua dan
materi pembelajaran serta karakteristik peserta didik.
Oleh karena itu, dalam melihat kesesuaian media,
faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan. Beberapa
hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata
keberhasilan menggunakan media dengan erat
kaitannya dengan metode pembelajaran dan isi
pesan serta karakteristik peserta didik. Untuk itu,
kesesuaian media dengan metode juga tidak dapat
diabaikan.
2. Kejelasan sajian
Beberapa jenis media dan sumber dirancang
mempertimbangkan ruang lingkup materi
pembelajaran, tanpa memperhatikan tingkat
kesulitan penyajiannya sama sekali. Ambil contoh,
beberapa buku teks yang dipakai di sekolah-sekolah
menggunakan kalimat-kalimat panjang dan istilah-
istilah baru yang mungkin belum pernal dikenal oelh
siswa yang duduk di kelas rendah. Hal ini akan
menyulitkan peserta didik dalam mempelajari dan
memahami materi yang disajikan. Mestinya
digunakan kalimat pendek, kosa kata umum yang
banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Kalau
perlu hurufnya berukuran lebih besar dan berwarna
dalam penyajiannya. Penilaian tentang kemudahan
sajian sebuah media sangat tergantung pada kondisi
dan sosio-kurtural siswa, serta pengalaman empirik
guru. Jadi, bisa berbeda antara satu sekolah dengan
sekolah ditempat lain.
3. Kemudahan Akses
Kemudahan akses menjadi salah satu prinsip
dalam pemilihan media pembelajaran. Jika sudah
tersedia, apakah media tersebut mudah diakses dan
dimanfaatkan oleh murid? Apakah perangkat
pendukungnya juga sudah tersedia. Misalnya, jika
kita ingin menggunakan media internet, perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran
untuk koneksi ke internet, adakah jaringan
teleponnya. Apakah juga didukung oleh infrastruktur
yang cukup. Akses juga menyangkut aspek
kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakan komputer yang terhubung ke internet?
Jangan hanya kepala sekolah dan guru-guru saja
yang boleh menggunakan internet. Tetapi juga
murid, bahkan mereka lebih penting untuk
memperoleh akses. Kemudian akses juga
berhubungan dengan lokasi dan kondisi media.
Beberapa laporan menunjukan penggunaan media
berupa benda sebenarnya adalah paling efektif
karena memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik.
4. Keterjangkauan
Keterjangkauan disini berkaitan dengan aspek
biaya (cost). Besar kecilnya biaya yang diperlukan
untuk mendapatkan media adalah salah satu faktor
yang perlu dipertimbangkan. Media yang
memerlukan biaya cukup besar mungkin sekolah
dan guru tidak mampu mengadakannya. Namun
biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat.
Sebab semakin banyak yang menggunakan, maka
unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
Mungkin saja modal awal cukup besar, akan tetapi
dalam jangka panjang mungkin menguntungkan.
5. Ketersediaan
Ketersediaan suatu media perlu
dipertimbangkan dalam memilih media. Pada saat
kita hendak mengajar dan dalam rancangan telah
disebutkan macam atau jenis media yang dipakai,
maka kita perlu mengecek ketersediaan media
tersebut. Apabila media tersebut ternyata tidak
tersedia, maka kita perlu melakukan media
pengganti. Misalnya, kita mestinya mengajar dengan
video untuk mengajarkan metamorphosis, tetapi
video tersebut tidak tersedia maka kita bisa
menggantikannya dengan media gambar atau foto.
6. Kualitas
Dalam pemilihan media pembelajaran, kualitas
media hendaklah diperhatikan. Sebaliknya,
dipilih media yang berkualitas tinggi. Misalnya
apabila kita memerlukan media video atau televisi,
maka bentuk tulisan atau bentuk visual lainnya dapat
dilihat dengan jelas, spesifikasi gambar dan suara
harus jelas, fokus dan ukuran gambar sesuai dengan
ruang kelas. Untuk memberikan pelajaran pelajaran
dikelas yang terdiri dari 40 orang berbeda dengan
kelas yang berisi 100 orang atau lebih.
7. Ada alternatif
Dalam pemilihan media, salah satu prinsip
yang juga penting diperhatikan adalah bahwa guru
tidak tergantung hanya pada media tertentu saja.
Artinya, andaikata media yang diharapkan tidak
diperoleh dengan alasan tidak tersedia atau sulit
dijangkau, maka gunakan media alternatif. Sebagai
tenaga pendidik profesional, guru perlu kreatif dan
inovatif dalam melakukan pemilihan dan pengadaan
media pembelajaran.
8. Interactivitas
Media yang baik adalah yang dapat memberikan
komunikasi dua arah secara interaktif. Semua
kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan
oleh guru tertentu saja memerlukan media yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Dewasa
ini, tersedia banyak jenis media interaktif di pasaran
seperti CD interaktif, dan lain-lain.
9. Organisasi
Pertimbangan lain yang juga tidak bisa
diabaikan adalah dukungan organisasi. Misalnya
apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan
mendukung? Bagaimana pengorganisasianya
Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut
pusat sumber belajar, tempat penyimpanan dan
sebagainya.
10. Kebaruan
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga
harus menjadi pertimbangan sebab media yang lebih
baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi
murid. Di samping itu, media yang lebih baru lebih
sesuai dengan kebutuhan stakeholder dilapangan
kerja. Misalnya, mahasiswa bidang industri atau ICT
akan lebih baik menggunakan media terbaru agar
sesuai dengan perkembangan di bidang tersebut.
Sehingga, ketika mereka menyelesaikan studinya
tidak asing lagi dengan berbagai peralatan terbaru
yang mungkin ditemui di dunia kerja.
11. Berorientasi siswa
Pemilihan media pembelajaran harus
berorientasi pada siswa. Artinya perlu
dipertimbangkan keuntungan dan kemudahan apa
yang akan diperoleh siswa dengan media tersebut.
Hal ini perlu diperhatikan mengingat dibeberapa
sekolah seringkali pemilihan media seperti buku
ditentukan oleh besarnya “komisi” yang dijanjikan
penerbit kepada guru atau sekolah. Jadi orientasinya
keuntungan yang diterima guru dan bukan siswa.
2.2. Kriteria Evaluasi Media
Menurut Walker dan Hess (dalam Azhar
Arsyad, 2002: 175-176) memberikan kriteria dalam
me-review media pembelajaran yang berdasarkan
kepada kualitas.
1. Kualitas isi dan tujuan
a. Ketepatan
b. Kepentingan
c. Kelengkapan
d. Keseimbangan
e. Minat atau perhatian
f. Keadilan
g. Kesesuaian dengan situasi siswa
2. Kualitas pembelajaran
a. Memberikan kesempatan belajar
b. Memberikan bantuan untuk belajar
c. Kualitas memotivasi
d. Fleksibilitas pembelajarannya
e. Kualitas sosial interaksi pembelajarannya
f. Kualitas tes dan penilaiannya
g. Dapat memberi dampak bagi siswa
h. Dapat membawa dampak bagi guru dan
pembelajarannya
3. Kualitas teknis
a. Keterbacaan
b. Mudah digunakan
c. Kualitas tampilan atau tayangan
d. Kualitas penayangan jawaban
e. Kualitas pengelolaan programnya
f. Kualitas pendokumentasiannya
2.3. Adobe Flash
Adobe Flash merupakan sebuah program yang
didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi
standar authoring tool professional yang digunakan
untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat
menarik untuk keperluan pembangunan situs web
yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan
kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang
handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan
untuk membangun dan memberikan efek animasi
pada website, CD Interaktif dan yang lainnya. Selain
itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat
animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi
pada situs web, tombol animasi, banner, menu
interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver
dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya
(SMAK Ipeka Sekolah Kristen, 2012: 1).
3. Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah
Model pengembangan instruksional Hannafin dan
Peck. Model ini mendesain pengajaran yang terdiri
dari tiga fase, yaitu fase analisis kebutuhan, fase
desain dan fase pengembangan atau implementasi.
Dalam model ini, penilaian dan pengulangan
perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini
adalah model desain pembelajaran berorientasi
produk. Gambar di berikut ini menunjukkan tiga
fase utama dalam model Hannafin dan Peck
(Supriatna dan Mulyadi, 2009: 18).
4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada pembuatan media
pembelajaran berbasis flash pada mata pelajaran
Sistem Komputer di kelas XI SMK Negeri 7 Jakarta
Timur mengadaptasi desain instruksional model
Hannafin dan Peck yang terdiri dari fase analisis
kebutuhan, fase desain dan fase pengembangan atau
implementasi. Didalam ketiga fase tersebut, terdapat
fase evaluasi pada tiap fasenya. Adapun penjelasan
model pengembangan instruksional Hannafin dan
peck (dalam Burhan Fauzi dan Kusrini, 2014: 49-53)
sebagai berikut :
5. Kriteria Penelitian
Dalam melakukan penilaian media
pembelajaran diperlukannya kriteria penilaian. Pada
penelitian ini, digunakan kriteria penilaian berupa
interprestasi skor pada skala likert. Dengan
menggunakan skala likert, peneliti dapat mengukur
sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala. Adapun kriteria
interprestasi skor sebagai berikut (Riduwan dan
Sunarti, 2010: 20-23) :
Skor Kualitas
0 % - 20 % Sangat Kurang
21 % - 40 % Kurang
41 % - 60 % Cukup
61 % - 80 % Baik
81 % - 100 % Sangat Baik
6. Hasil dan Analisis
Dalam penelitian pembuatan media
pembelajaran berbasis flash pada elemen sistem
komputer tingkat dasar pada mata pelajaran Sistem
Komputer di kelas XI SMK Negeri 7 Jakarta Timur
diperoleh data dan hasil penelitian yang dilakukan
pada semester 102 dan 103 tahun ajaran 2015-2016
pada bulan Maret 2015 sampai dengan September
2015. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan instruksional Hannafin dan Peck.
Model ini mendesain pengajaran yang terdiri dari
tiga fase, yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain
dan fase pengembangan atau implementasi.
Penilaian dilakukan pada setiap fase. Adapun
penjabarannya sebagai berikut :
1. Analisis Kebutuhan
Pada fase analisis kebutuhan ini, langkah awal
yang dilakukan adalah observasi. Tujuan dari
observasi itu sendiri, untuk mengetahui dan
memperoleh informasi permasalahan pada kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran Sistem Komputer
kelas XI. Observasi meliputi pengamatan,
wawancara guru dan siswa kelas XI terkait mata
pelajaran Sistem Komputer. Pada tahap ini
dilakukan wawancara berupa 12 pertanyaan kepada
17 dari 28 siswa kelas XI dan 9 pertanyaan kepada
guru mata pelajaran Sistem Komputer. Dikarenakan
adanya agenda wajib Praktek Kerja Lapangan (PKL)
maka sebanyak 11 siswa mengikuti agenda tersebut
selama 3 bulan dan tidak bisa mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, peneliti
hanya bisa mendapatkan data dari 17 siswa yang
tersisa yang belum mengikuti agenda PKL tersebut
dikarenakan belum mendapatkan perusahaan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Adapun data dan hasil
penelitian pada analisis kebutuhan pembelajaran
siswa dan guru pada mata pelajaran Sistem
Komputer kelas XI sebagai berikut :
1.1. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Siswa pada
Mata Pelajaran Sistem Komputer
Pada analisis kebutuhan siswa diketahui
sebanyak 17 dari 28 atau sekitar 60,7 % siswa,
menyatakan bahwa merupakan hal yang penting
dalam mengetahui dengan baik dan benar materi
pokok Elemen Sistem Komputer dan sebanyak 11
dari 28 atau sekitar 39,2 % siswa, menyatakan
bahwa kurang memahami dengan baik dan benar
mengenai materi pokok Elemen Sistem Komputer.
Adapun beberapa alasan tersebut, antara lain : siswa
terkendala dengan sulitnya mendapatkan bahan
pelajaran baik melalui buku cetak pelajaran maupun
materi pelajaran dari akses internet, materi Elemen
Sistem Komputer yang terlalu banyak, dan kurang
efektifnya bahan ajar yang tersedia. Bahan ajar yang
digunakan masih berupa materi yang diberikan oleh
guru melalui presentasi di depan kelas dan
menggunakan metode pembelajaran ceramah,
sehingga dianggap kurang tepat digunakan sebagai
pegangan utama siswa dalam proses belajar.
Menurut siswa, dalam melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) sebanyak 15 dari
28 atau sekitar 53,6 % siswa, menyatakan bahwa
lebih mudah memahami materi dengan fasilitas IT
(Multimedia) dari pada teks book dan sebanyak 17
dari 28 atau sekitar 60,7 % siswa, menyatakan
bahwa pernah menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia dan ingin menggunakan media
pembelajaran dalam mata pelajaran Sistem
Komputer untuk solusi permasalahan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
Adapun permasalahan kegiatan belajar
mengajar lainnya, sebanyak 12 dari 28 atau sekitar
42,9 % siswa, menyatakan bahwa fasilitas atau
sarana prasarana pendukung kegiatan belajar
mengajar kurang mendukung dan belum layak dan
baik. Adapun beberapa penjelasannya, antara lain :
kurangnya fasilitas Wifi untuk mencari materi
melalui internet, Beberapa LCD proyektor yang
bermasalah dan kurang berfungsinya beberapa
komputer untuk bisa digunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini,
berdasarkan teori prinsip pemilihan media yang
dikemukakan oleh Brown et al, Gerlack dan Ely
dalam Setyosari dan Sihkabuden bahwa kemudahan
akses menjadi salah satu prinsip dalam pemilihan
media pembelajaran. Jika sudah tersedia, maka
media tersebut harus mudah diakses dan
dimanfaatkan oleh murid. Pastikan juga perangkat
pendukungnya juga sudah tersedia. Pemilihan media
pembelajaran juga harus berorientasi pada siswa.
Artinya perlu dipertimbangkan keuntungan dan
kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan
media tersebut. Dengan pemaparan analisis
kebutuhan pembelajaran siswa diatas, maka media
pembelajaran menjadi salah satu solusi
permasalahan. Dengan adanya media pembelajaran
siswa dapat dengan mudah memperoleh materi
pelajaran, membantu siswa dalam memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam, meningkatkan
motivasi siswa, dan mempermudah siswa
memahami materi.
1.2. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Guru pada
Mata Pelajaran Sistem Komputer
Pada analisis kebutuhan guru diketahui bahwa
pemahaman dan pengetahuan siswa tentang materi
pokok Elemen Sistem Komputer sudah baik dan
mampu membedakan masing-masing Elemen Sistem
Komputer. Akan tetapi, guru mengeluhkan sarana
dan prasarana yang kurang mendukung proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa, dapat
dilihat dari sulit mendapatkan buku cetak mata
pelajaran, sulit mencari materi melalui internet, dan
belum adanya bahan ajar atau media yang lengkap.
Dengan adanya penggunaan media pembelajaran
berbasis multimedia, diharapkan siswa lebih tertarik
dan termotivasi untuk belajar. Dalam pembuatan
media pembelajaran ini, harus disesuaikan dengan
silabus Mata Pelajaran Sistem Komputer pada
kompetensi dasar perangkat eksternal / peripheral
pada materi pokok peripheral input (keyboard,
mouse, touchscreen,barcode reader, image scanner
dan webcam), peripheral output (monitor, LCD,
printer dan plotter), peripheral storage (external
hard drive, flash drive, disk drive, dan CD/DVD
ROM drive), peripheral input output (modem, NIC)
dan ditambahkan dengan materi software dan
brainware. Adapun hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat media pembelajaran berbasis
multimedia yang baik, antara lain : gambar yang
menarik, perlu adanya prinsip khusus untuk
membuat suatu media pembelajaran dan kandungan
isi yang sesuai dengan materi. Hal ini sesuai dengan
teori prinsip pemilihan media yang dikemukakan
oleh Brown et al, Gerlack dan Ely dalam Setyosari
dan Sihkabuden bahwa media yang dipilih harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik
peserta didik dan materi yang dipelajari, serta
metode atau pengalaman belajar yang diberikan
kepada peserta didik.
2. Desain Produk Media Pembelajaran
Pada fase desain ini, peneliti membuat
rancangan dalam pembuatan media pembelajaran
berbasis flash pada elemen sistem komputer tingkat
dasar pada mata pelajaran Sistem Komputer di kelas
XI SMK Negeri 7 Jakarta Timur. Dalam
pembuatannya, peneliti membuat dokumen
storyboard yang mengikuti urutan berdasarkan
materi pokok mengenai Elemen Sistem Komputer
tingkat dasar pada materi pokok mengenai elemen
sistem komputer tingkat dasar pada kompetensi
dasar Perangkat Eksternal / Peripheral tingkat dasar
pada silabus, antara lain : materi Hardware,
Software, dan Brainware. Materi Hardware meliputi
unit masukan (keyboard, mouse, scanner, barcode
reader, webcam, touch screen), unit keluaran
(monitor, lcd proyektor, printer, plotter), unit
penyimpanan (disket, eksternal harddisk, flash disk,
DVD ROM Drive), unit tambahan (NIC, modem).
Materi Software meliputi sistem operasi, program
alat bantu, program aplikasi (aplikasi pengolah kata,
angka, data, grafis, dan multimedia), bahasa
pemrograman. Materi Brainware meliputi operator,
programmer, analyst, dan technician pada silabus
dan media pembelajaran yang dibuat, disesuaikan
dengan data yang diperoleh dalam fase analisis
kebutuhan. Pada tahap awal, peneliti membuat
rancangan halaman pembuka. Pada halaman
pembuka ini, terdapat icon Elemen Sistem Komputer
(Hardware, Software, dan Brainware) dengan
diikuti penulisan judul media pembelajaran dan logo
Universitas Negeri Jakarta sebagai tempat
berasalnya peneliti dan logo SMK Negeri 7 Jakarta
Timur sebagai tempat penelitian media
pembelajaran. Pada tahap selanjutnya, dibuat icon
menu. Icon menu itu, terdiri dari enam sub menu
yaitu Home, Petunjuk, Materi, Evaluasi, Peringkat,
dan Referensi.
3. Pengembangan Produk Media Pembelajaran
Pada fase pengembangan ini, peneliti membuat
diagram alur (flowchart) sebagai proses urutan yang
menampilkan dan menghubungkan langkah demi
langkah (prosedur) pengendalian pada media
pembelajaran. Dokumen storyboard dijadikan
landasan bagi pembuatan diagram alur dalam
pembuatan media pembelajaran berbasis flash pada
elemen sistem komputer tingkat dasar pada mata
pelajaran Sistem Komputer di kelas XI SMK Negeri
7 Jakarta Timur. Pada Dokumen storyboard terdapat
halaman utama dan enam sub menu yaitu Home,
Petunjuk, Materi, Evaluasi, Peringkat, dan
Referensi.
Adapun hasil penelitian memberikan hasil
sebagai berikut :
Gambar 1. Tampilan Halaman Utama
Gambar 2. Tampilan Halaman Home
Gambar 3. Tampilan Halaman Petunjuk
Gambar 4. Tampilan Halaman Materi
Gambar 5. Tampilan Halaman Evaluasi
Gambar 6. Tampilan Halaman Peringkat
Gambar 7. Tampilan Halaman Referensi
Tabel 1. Hasil Uji Kelayakan Materi Pembelajaran
oleh Ahli Materi
Keterangan
Deskripsi
Urutan penyajian
disesuaikan dengan
silabus mata pelajaran
Sistem Komputer kelas
XI
Urutan materi yang
disampaikan relevan
dengan isi uraian
materi pokok silabus
Urutan penyajian
materi mulai dari yang
mudah hingga ke sukar
Materi yang disajikan
berurutan membahas
mulai dari yang mudah
menuju sukar
Materi relevan dengan
kebutuhan belajar
siswa
Materi yang
disampaikan
disesuaikan dengan
kompetensi dasar
pembelajaran
Materi yang disajikan
berupa rangkuman dan
intisari materi
Materi yang disajikan
berisi ide pokok isi
pembelajaran
Bahasa yang digunakan
bersifat komunikatif
Berupaya mengajak
siswa untuk terlibat
aktif dalam materi yang
dipaparkan
Menggunakan bahasa
yang mudah dipahami
Bahasa yang digunakan
tidak ambigu
(bermakna ganda), dan
sederhana
Terdapat latihan soal
yang dapat mengukur
kemampuan siswa
dalam menguasai
materi pokok tentang
elemen sistem
komputer
Adanya latihan soal
dari pembelajaran
materi yang dipelajari
sebelumnya mengenai
elemen sistem
komputer
Urutan penyajian soal
mulai dari yang mudah
hingga ke sukar
Soal yang disajikan
berurutan membahas
mulai dari yang mudah
menuju sukar
Perhitungan dari hasil pengujian materi
pembelajaran kepada tiga ahli materi didapatkan
skor 86,7 % dan dapat disimpulkan bahwa hasil uji
coba media pembelajaran siswa sangat baik.
Tabel 2. Hasil Uji Kelayakan Media Pembelajaran
oleh Ahli Media
Keterangan
Deskripsi
Skala
penilaian
1-5
Pengoperasian
mudah
dilakukan
Pengoperasian
bersahabat dengan
pengguna (user
friendly)
4
Penggunaan
button link
dapat berfungsi
dengan baik
Button link yang
ada dapat
digunakan sesuai
dengan operasi
perintah
seharusnya
3
Pengoperasian
mudah
dipelajari
Adanya
keterangan
tombol navigasi
yang simpel,
sederhana,
lengkap dan jelas
3
Adanya respon
terhadap
stimulus yang
diberikan oleh
siswa
Media
pembelajaran
dapat memberikan
umpan balik
secara langsung
3
Warna yang
digunakan
disesuaikan
dengan
keterpaduan
warna antar
Dengan
digunakannya
keterpaduan
warna antar
komponen
sehingga
3
komponen meningkatkan
daya tarik siswa
dalam
mempelajari
media
pembelajaran
Tampilan
halaman terlihat
rapi
Tampilan
halaman dibuat
dan disesuaikan
dengan prinsip
tata letak desain
(proporsi,
keseimbangan,
kontras, Irama,
dan unity)
4
Lay out
mempermudah
informasi
ditemukan
Informasi dapat
ditemukan dengan
mudah dengan
pembuatan desain
yang menarik,
efektif dan efisien
3
Gambar
mempermudah
penyampaian
materi
Gambar dapat
mendefinisikan
materi (objek)
dengan jelas
secara mendalam
dan terperinci
3
Kualitas gambar
yang digunakan
terlihat dengan
jelas
Gambar yang
ditampilkan
mudah untuk
dilihat dan tidak
samar
3
Penggunaan
gambar relevan
dengan materi
yang
disampaikan
Gambar
mendukung
terhadap materi
yang dipelajari
4
Ukuran gambar
proposional
disesuaikan
dengan
kebutuhan
Ukuran gambar
harus tepat dan
menarik visual
agar siswa merasa
nyaman dalam
menggunakan
media
pembelajaran
3
Suara terdengar
dengan jelas
Suara yang
didengar mudah
untuk didengar
dan tidak adanya
gangguan (noise)
3
Adanya musik
pengiring dalam
media
pembelajaran
Musik yang
digunakan berupa
musik instrumen
yang dapat
membuat siswa
nyaman dalam
menggunakan
media
pembelajaran dan
4
tidak
menggangu
konsentrasi
pnegguna
Bentuk tulisan
(font) yang
digunakan dapat
dibaca dengan
jelas dan formal
Bentuk tulisan
yang ditampilkan
mudah untuk
dibaca dan tidak
mengalami
kesulitan dalam
mengeja huruf
satu per satu
4
Ukuran tulisan
(size) yang
digunakan
disesuaikan
kebutuhan pada
setiap layout
Besar dan
kecilnya tulisan
dibuat dan
disesuaikan
dengan kondisi
tata letak layout.
3
Warna tulisan
yang digunakan
tidak mencolok,
nyaman
dipandang dan
adanya
keselarasan
warna tulisan
dengan warna
latar
(background)
Warna tulisan dan
warna latar harus
selaras agar dapat
mudah dilihat
oleh mata dan
mudah untuk
dapat dibaca.
Warna yang
digunakan tidak
mencolok dan
nyaman
dipandang agar
pengguna dapat
berkonsentrasi
dan memfokuskan
pada materi di
media
pembelajaran
3
Jumlah 53
Perhitungan = 53/80 x 100% = 66,3 %
Kesimpulan : uji kelayakan ahli media baik
Tabel 3. Hasil Uji Coba Media Pembelajaran Siswa
Keterangan Deskripsi
Siswa menjadi
mengerti dan
memahami materi mata
pelajaran Sistem
Komputer mengenai
elemen sistem
komputer
Setelah menggunakan
media pembelajaran
pemahaman siswa
memahami materi
pelajaran Sistem
Komputer mengenai
elemen sistem komputer
menjadi bertambah dan
lebih mendalam
Materi yang
disampaikan pada
media pembelajaran
diuraikan secara jelas
Materi yang disajikan
disesuaikan dengan
pengetahuan dan
kemampuan siswa
Siswa mudah
memahami bahasa pada
media pembelajaran
Bahasa yang digunakan
tidak ambigu (bermakna
ganda), dan sederhana
Siswa menjadi aktif
dan antusias dalam
Dalam menggunakan
media pembelajaran
mempelajari materi
pada media
pembelajaran
siswa menjadi
bersemangat untuk
mempelajarinya
Tampilan layout pada
media pembelajaran
menarik dan tidak
membosankan dalam
mempelajari materi
Dalam menggunakan
media pembelajaran
siswa merasa nyaman,
menikmati dan
mendapat kesenangan
belajar
Mempermudah
pemahaman dan belajar
siswa dalam
mempelajari mata
pelajaran Sistem
Komputer mengenai
elemen sistem
komputer
Dengan adanya media
pembelajaran siswa
menjadi lebih mudah
mendapat pengetahuan,
intisari materi dan tidak
merepotkan untuk
mencari kelengkapan
belajar
Meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam
mempelajari mata
pelajaran Sistem
Komputer mengenai
elemen sistem
komputer
Keinginan dan kehendak
belajar siswa menjadi
bertambah dengan
adanya media
pembelajaran
Media pembelajaran
mengatasi
permasalahan dan
kesulitan siswa dalam
kegiatan belajar
Siswa menjadi terbantu
dalam kegiatan belajar
dengan menggunakan
media pembelajaran
Pada pengujian media pembelajaran kepada
siswa terdapat dua aspek yaitu aspek penilaian pada
materi pelajaran dan media pembelajaran. Adapun
aspek penilaian materi pelajaran meliputi pada
indikator materi dan tata bahasa sedangkan pada
aspek penilaian media pembelajaran meliputi
interaksi manusia, design, dan kemanfaatan media.
Pengujian dilakukan dalam satu kelas kepada 17
siswa dari jumlah siswa 28 orang sedangkan sisanya
melakukan agenda wajib PKL di perusahaan dan
tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar
(KBM) di kelas. Perhitungan dari hasil pengujian
media pembelajaran kepada siswa didapatkan skor
87,5 % dan dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba
media pembelajaran siswa sangat baik.
7. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan data dan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa pembuatan media pembelajaran
berbasis flash pada elemen sistem komputer yang
meliputi kompetensi dasar Perangkat Eksternal /
Peripheral, antara lain : materi Hardware, Software,
dan Brainware. Materi Hardware meliputi unit
masukan (keyboard, mouse, scanner, barcode reader,
webcam, touch screen), unit keluaran (monitor, lcd
proyektor, printer, plotter), unit penyimpanan
(disket, eksternal harddisk, flash disk, DVD ROM
Drive), unit tambahan (NIC, modem). Materi
Software meliputi sistem operasi, program alat
bantu, program aplikasi (aplikasi pengolah kata,
angka, data, grafis, dan multimedia), bahasa
pemrograman. Materi Brainware meliputi operator,
programmer, analyst, dan technician pada tingkat
dasar mata pelajaran Sistem Komputer di kelas XI
SMK Negeri 7 Jakarta Timur sudah baik. Terlihat
dari berbagai macam indikator penilaian seperti:
materi yang relevan dengan kebuuthan siswa, tata
bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami,
adanya evaluasi berupa soal agar siswa dapat
mengetahui sejauh mana telah menguasai materi,
kemudahan penggunaan, adanya petunjuk
penggunaan, adanya interaktif (respon stimulus)
pada siswa, tampilan halaman yang rapi, menarik
dan tidak membosankan. Pada akhirnya menjadikan
siswa menjadi bersemangat (aktif dan antusias)
dalam mempelajari materi, mempermudah siswa
memahami materi, meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar dan mengatasi salah satu
permasalahan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Adapun hasil uji kelayakan materi
pembelajaran oleh ahli materi, hasil uji kelayakan
media pembelajaran oleh ahli media dan hasil uji
coba media pembelajaran kepada siswa
mendapatkan kriteria penilaian baik. Oleh karena
itu, media pembelajaran berbasis flash pada elemen
sistem komputer tingkat dasar pada mata pelajaran
Sistem Komputer di kelas XI SMK Negeri 7 Jakarta
Timur dapat dinyatakan layak untuk digunakan pada
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Sistem
Komputer pada materi pokok Elemen Sistem
Komputer kelas XI Semeter I.
Penelitian dikatakan selesai apabila telah
sampai tahap penilaian formatif pada metode model
pengembangan instruksional Hannafin dan Peck dan
sudah memenuhi semua tahapan atau alur pada
setiap fasenya serta lolos tahap pengujian materi,
media dan uji coba terbatas kepada siswa.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran
hal yang harus menjadi perhatian dan pengelolaan
yang baik antara lain: manajemen waktu, pembuatan
konsep, desain dan diagram alur yang baik serta
tingkat kemahiran yang baik dalam pengoperasian
perangkat lunak
8. Daftar Pustaka:
Arief S. Sadiman, R. Raharjo, Anung Haryono dan
Rahardjito, 2009, Media Pendidikan, Jakarta,
Rajawali Pers.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta :
Rajawali Pers.
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan
Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
(GP) Press.
Burhan Fauzi dan Kusrini. 2014.Pengembangan
Media Pembelajaran Multimedia Interaktif
pada Materi Pokok Teorema Pythagoras.
Mathe 3 : 49-53
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya
Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.
Riduwan dan Sunarti. 2010. Pengantar Statistika
Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
Pembelajaran, Bandung : Alfabeta
SMAK Ipeka Sekolah Kristen. 2012. Modul Adobe
Flash CS 3 Professional. Jakarta : SMAK
Ipeka Sekolah Kristen
Supriatna D dan Mulyadi M. 2009. Konsep Dasar
Desain Pembelajaran. Jakarta : Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan