pembuatan pola lilin.doc

Upload: fatkhur-rizqi

Post on 10-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

1. Pembuatan Pola Lilin

Yang diartikan dengan pola lilin atau wax-pattern ialah: suatu model dari retainer atau restorasi yang dibuat dari lilin yang kemudian direproduksi menjadi logam atau akrilik.5 Tujuan pembuatan pola lilin :5 Mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat, pas dan mempunyai adaptasi yang sempurna dengan preparasi.

Memperoleh bentuk anatomi.

Menghasilkan suatu coran (casting) yang merupakan reproduksi yang tepat (bentuk dan ukuran) dari pola lilin itu.

Mencapai hubungan yang tepat dengan gigi sebelahnya dan gigi lawan. Membuat pola lilin dapat dengan cara :5 Langsung (direct).

Tidak langsung (indirect).

Langsung - tidak langsung (direct indirect). Lilin pola

Lilin pola sebagai model di kedokteran gigi mempunyai sifat sanggup dibentuk dalam seadaan plastis pada suhu antara cair dan kaku.5Ada 2 macam tipe lilin pola yang biasa dipakai :5 Untuk cara langsung dipilih type 1 yang mempunyai sifat menjadi sangat plastis pada suhu sedikit lebih tinggi di atas suhu mulut, sehingga dapat memasuki sela-sela preparasi.

Untuk pola-pola indirect sebaiknya dipakai type II yang membeku keras pada suhu kamar.

Lilin pola yang baik harus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam American Dental Association Specification No. 4 for Dental Inlay casting wax, mengenai pemuaian, penciutan, flow elastisitas, dan plastisitas.5Selain dari sifat-sifat tersebut di atas, suatu lilin inlay harus :5 Mempunyai warna yang menyolok supaya dapat mudah terlihat di antara jaringan gigi dan gusi.

Bersifat kohesif jika dilunakan.

Dapat dipotong atau di ukir tanpa patah atau rempil.

Menguap habis jika dibakar/dipanasi suhu tertentu.Distorsi pola lilin disebabkan oleh:5 Perubahan-perubahan ukuran karena naik turunnya suhu.

Perbesaran tegangan (stress release atau relaxation) yang secara kodrat ada di dalam pola lilin, seperti : Pengisutan pada waktu pembekuan atau penurunan suhu.

Adanya hawa, gas atau air di dalam massa lilin yang mengisut/memuai, menarik atau mendorong lilin yang masih lunak akibat dari pengukiran, penambahan lilin cair, atau pengambilan kelebihan lilin dengan alat yang panas.

Flow atau mengalirnya lilin sebagai bahan amorph pada suhu kamar, lebih tinggi suhunya, lebih besar flownya, jadi juga lebih besar distorsinya.Sebagian dari distorsi dapat dicegah atau dikurangi dengan cara:5 Menggunakan lilin inlay yang memenuhi syarat A.D.A Specification No. 4 dan sesuai dengan teknik yang dipakai. (type I atau type II). Sedapat mungkin mencegah penambalan lilin cair pada pola atau mencairkan permukaan lilin setempat.

Melunakkan lilin dengan seksama sampai seluruh massa lilin menjadi lunak dengan cara memutar-mutar sebatang lilin di atas nyala api.

Menyimpan pola di tempat yang dingin, jika tidak mungkin dilakukan pemendaman dengan segera.

Memendam pola selekas mungkin setelah dikeluarkan radi mulut atau setelah jadi dibentuk pada die.

a. Pembentukan mahkota lilin untuk mahkota penuh menurut cara tidak langsung (indirect)

Sebagai pedoman dapat dipakai model penelitian (study model) yang menunjukkan dentuk gigi sebelum direparasi. Yang perlu diperhatikan ialah kecembungan permukaan bukal dan lingual, bentuk dan ukuran bonjolan-bonjolan (cusp) dan letaknya daerah kontak diproksimal.Pembentukan pola lilin pada die dapat dilakukan sebagai berikut :5 (Gambar 18 a, b, c, d, e)

Gambar 19. Pembentukan Pola Mahkota .

Gambar 20. Pembuatan Pola Malam dengan Pembentukan Lapis Demi Lapis.

Dalam teknik langsung, penempatan saluran logam atau sprue dapat dilakukan di luar atau di dalam mulut. Sedikit lilin ditambahkan kepada pola di tempat di mana sprue akan dilekatkan, dengan demikian pada waktu sprue pin yang panas di tempatkan, lilin tambahan ini akan mengalir menghubungkan pola dengan sprue pin dan pola tidak terganggu.b. Pembuatan pola lilin secara langsung-tidak langsung (direct-indirect)

Dalam cara kerja ketiga yang merupakan paduan dari methoda langsung dan tidak langsung, dilakukan percobaan/checking di mulut dari pola lilin yang telah dibentuk pada model kerja (die).Gambar a

Pembuatan dinding dari pita matriks:

Model kerja pada artikulator

Pita matriks

Sambungan lipatan

Model / die yang telah diulas dengan bahan separasi

Gambar c

Buntuk oklusal disesuaikan dengan gigi

lawan pada artikulator

Gambar b

Pita dilepaskan dari dei

Lipatan yang dibuka

Jika terdapat kekurangan dapat

ditambah lilin cair

Gambar e

Pola lilin yang telah selesai dibentuk

permukaan lilin dengan dipoles dengan

kain kasar atau kapas basah.

Gambar d

Lilin diberi bentuk dan ukuran sesuai dengan

bentuk anatomi sebelum dipreperasi

Gambar a

Mencelupkan die yang telah diulas

dengan bahan pemisah ke dalam

lilin cair.

Gambar b

Pembubuhan lilin cair pada lapisan

lilin yang telah diperoleh dengan

cara celupan, sampai mencapai

ukuran anatomisin.

Gambar c

1. Lilin cair terpegang di

antara kedua ujung pincet

yang panas oleh daya

kapiler.

Gambar d

Pengukiran pola sampai

mencapai bentuk dan ukuran

Anatimis.

Gambar e

Pola mahkota untuk incisif

yang telah selesai dibentuk.

Gambar a

Cara pembuatan pola dengan pembentukan

lapis demi lapis

Gambar b

1. Permukaan lilin oklusal dilunakkan kemudian

artikulator ditutup sehingga gigi lawan yangtelah

terseparasi membentuk permukaan oklusal pola.

2. Pola lilin yang oklusalnya telah dibentuk dan

dipoles.

Gambar a

Preparasi mahkota untuk dibuat pola

lilin langsung.

Gambar b

Kedudukan pita matriks sebelum

diisi-lilin.

Gambar c

Dengan jari tangan lain segumpal lilin

lunak ditekan ke dalam ruangan

di antara pita dan preparasi.

Gambar a

Tabung cetak yang dibuat dari

pita matriks.

1. Lipatan sambungan

2. Pinggiran servikal disesuaikan

dengan bentuk gusi.

3. Pinggiran oklusal yang

dikurangi sampai tidak

tergigit oleh gigi lawan.

Gambar b

Bentuk oklusal setelah kelebihan

lilin dibuang.

Gambar c

Lipatan (tinners joint) dibuka

untuk melepaskan tabung

cetakan.

Gambar d

Pola lilin siap untuk dibentuk.

Gambar e

Kelebihan lilin dibuang dengan

alat yang sedikit panas atau

dengan cara mengeruk.

1. Jurusan gerak alat.

Gambar g

Pinggiran yang terbuka dapat

disentuh dengan alat yang

panas untuk menutupinya.

Gambar h

Pengrataan permukaan dilakukan

dengan menggosok alat yang licin

pada llilin.

Gambar I

Spue pin yang dilekatkan pada

pola lilin.

Gambar f

Pinggiran yang berlebihan

dipotong dengan pisau yang

tajam (pisau bedah)