pemeriksaan abo
DESCRIPTION
hemaTRANSCRIPT
Pemeriksaan ABO/Rh dengan Direct Antiglobulin Tes (DAT)pada Neonatus menggunakan ABO NEWBORN CARD Metode Gel
Wira, Rachmawati AM, Mansyur ArifBagian Ilmu Patologi Klinik FK-UH/RS.dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar
I. Pendahuluan
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran eritrosit. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh), di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai.1,2
A. Golongan darah sistem ABO
Golongan darah sistem ABO dan Rhesus ditemukan oleh seorang ahli
Patologi Amerika kelahiran Austria bernama Karl Landsteiner pada tahun
1900. Antigen utama dalam sistem ini disebut antigen A dan B dan antibodi
utama adalah anti-A dan anti-B. Gen yang menentukan ada tidaknya aktivitas
A atau B yang terdapat pada kromosom 9.1
Gambar 1. Interaksi Antigen dan antibodi pada Golongan darah ABO3
Antigen A dan B golongan darah berkembang secara baik sejak masa
awal janin sampai masa remaja. Disaat baru lahir, antigennya masih lemah
dibandingkan dengan masa dewasa. Secara normal, anti -A dan anti-B
1
amatlah lemah disaat lahir, dan antibody-antibodi ini mungkin tidak dapat
ditampilkan hingga bayi itu mencapai umur 3 bulan.3
B. Sistem golongan darah Rhesus (Rh)
Faktor Rh (antigen) dalam eritrosit dimiliki oleh sekitar 85%
penduduk kulit putih dan 93% penduduk Afrika-Amerika. Faktor ini
ditemukan dalam sel janin sejak enam minggu setelah konsepsi. Rhesus
positif adalah seseorang yang mempunyai Rh antigen pada eritrositnyanya,
sedangkan Rh negatif adalah seseorang yang tidak mempunyai Rh antigen
pada eritrositnya. Antigen tersebut dinamakan antigen-D dan merupakan
antigen yang berperan penting dalam transfusi. 3
Sistem golongan darah rhesus tidak seperti pada sistem ABO dimana
seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang
berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan
antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau
kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat
bila dibandingkan dengan sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian
darah Rhesus positif (D+) satu kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral
pada individu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-), sudah
dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah
ABO nya sama.4
Anti D merupakan antibodi imun tipe IgG. Imun antibodi IgG anti-D dapat
melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi janin, sehingga janin dapat menderita
penyakit hemolytic disease of the newborn (HDN)3. Pada saat ibu hamil
eritrosit janin dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah
ibu, yang dinamakan Feto maternal microtransfusion. Bila ibu tidak memiliki
antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin, maka ibu akan distimulasi
untuk membentuk imun antibodi.5 Imun antibodi tipe IgG tersebut dapat
melewati plasenta dan kemudian masuk kedalam peredaran darah janin,
2
sehingga sel-sel eritrosit janin akan diselimuti (coated) dengan antibodi
tersebut dan akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis. Salah satu pemeriksaan
yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis HDN dengan direct antiglobulin
Test (DAT).6
Direct antiglobulin Test adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi
antibodi atau komplemen yang menyelubungi (coated) sel darah merah invivo
dengan menggunakan AHG, terutama IgG dan C3d.6
II. Tujuan
Memeriksa Golongan darah ABO/Rh dan mengetahui apakah eritrosit
bayi di-coated antibodi dari ibu untuk mendeteksi terjadinya hemolitik disease
of newborn (HDN).
III. Metode Kerja
A. Pra analitik 7,8
1. Persiapan Sampel dan Bahan:
a. Sampel berupa darah lengkap (Whole blood) dengan
antikoagulan EDTA
b. Pisahkan sel darah merah dengan Plasma.
c. Biarkan larutan ID Diluent 2 Low Ionic Strength Solution
( LISS) pada suhu kamar.
2. Alat dan bahan:
Alat :
a. ID centrifus : Untuk memutar ID-DiaClon ABO/Rh for
Newborn card
3
Gambar 2. ID sentrifus7
b. ID- dispenser : Untuk memindahkan cairan diluent ke dalam
tabung dengan volume tertentu
Gambar 3. ID- dispenser7
c. Mikropipet 5 ul , 50 ul
d. Tabung Reaksi
4
Bahan :
a. ID-DiaClon ABO/Rh for Newborn card
Gambar 4. ID-DiaClon ABO/Rh for Newborn card 7
1. Terdiri dari monoclonal Anti A pada Tube A, Anti B
pada Tube B, Anti AB pada tube AB, dan Anti-D pada
tube DVI +.
2. Microtube kontrol sebagai kontrol negatif.
3. DAT mengandung serum human anti globulin dari
Rabbit anti-IgG dan monoclonal anti-C3d
b. ID Diluent 2 (LISS)
B. Analitik
Prinsip Tes
Cell typing : Sel direaksikan dgn anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D
yang ada di gel coloumn dengan material gel “Sephadex” ,
jika terjadi ikatan antigen antibodi akan terjadi aglutinasi.
a. Aglutinasi yang berukuran besar akan berada pada
permukaan gel.
b. Aglutinasi yang lebih kecil ukurannya akan
terperangkap di dalam gel
c. Sel yang tidak beraglutinasi akan langsung
mengendap di dasar
5
Anti A + RBC Antigen A Anti B + RBC Antigen BTerjadi Aglutinasi tidak terjadi aglutinasi.
Gambar 5. Prinsip kerja Metode Gel 8
DAT : Sel darah merah direaksikan dengan AHG untuk mengetahui
apakah ada antibodi dari ibu yang coated pada eritrosit secara
invivo.
Gambar 6. Prinsip kerja Direct antiglobulin Tes8
6
Cara Kerja
1. Siapkan ID-DiaClon ABO/Rh for Newborn card
2. Beri nama label pasien pada ID card
3. Buka penutup card (aluminium foil) dalam posisi tegak
4. Siapkan 1 buah tabung diisi dengan 5 uL sel darah merah
ditambah 500 ul larutan diluents 2 (LISS) untuk membuat suspensi
1 %.
5. Pipetkan 50 ul sel pasien suspensi 1% pada masing-masing
microtube Anti A, Anti B, Anti AB, anti D, Ctl dan DAT.
6. Biarkan pada 10 menit pada suhu kamar
7. Putar kartu dalam ID centrifus 1000 rpm selama 10 menit.
8. Dibaca reaksi secara makroskopis.
C. Pasca Analitik
Positif : Bentuk aglutinasi pada permukaan gel atau bentuk aglutinasi sel
menyebar pada gel.
Negatif : Sel padat didasar microtube
Gambar 7. Gambaran hasil pemeriksaaan dengan ID-DiaClon ABO/Rh
for Newborn card7
7
Tabel 1. Interpretasi hasil Forward/ sel grouping
ANTI –A ANTI –B ANTI –AB GOL. DARAH
+ - + A
- + + B
- - - O
+ + + AB
Tabel.2 Interpretasi hasil Rhesus/D
ANTI –D RHESUS
4+ Positif
3+ Positif
2+ D Weak
1+ D Weak
- Negatif
Hasil pemeriksaan 4+ dan 3+ menunjukkan reaksi aglutinasi yang
kuat sehingga dapat disebut Rh positif (D+), sedangkan 2+ dan 1+
menunjukkan sel darah merah yang membawa bentuk lemah dari antigen D
disebut D Weak (Du). Individu dengan Du ini tidak memproduksi antibodi
anti D setelah paparan antigen D, dan ditransfusi dengan Rhesus negatif.7,9
8
Tabel 3. Interpretasi hasil DAT
AHG Hasil
4+ Kemungkinan HDN
3+ Kemungkinan HDN
2+ Kemungkinan HDN
1+ Kemungkinan HDN
- Normal
Mikrotube kontrol (Ctl): harus menunjukkan reaksi negatif, bila
hasil reaksinya positif maka sampel darah pasien dicuci dengan salin dan
dibuat suspensi 1% dengan ID-Diluent 2, kemudian ulang pemeriksaan.
Gambar 8. Contoh hasil pemeriksaan7
Pada gambar 8 memperlihatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir yang
menunjukkan Golongan darah B/ Rhesus negative dengan DAT negatif.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Deshpande Alaka. Blood grouping and Cross Matching. In: Transfusion.State
blood transfusion council. Maharashtra.2003. page 30 – 33.
2. Porwit A, McCullough, Erber W. Immunohematology. In: Blood and Bone
Marrow Pathology. Churchill Livingstone Elsevier. Second Edition.2011. Page
601 – 604.
3. Saran K. Principles of Immunohematology. In: Transfusion Medicine Tehnical
Manual. Directorate general of health service ministry of heath and Family
welfane government of India. New Delhi. Second Edition. 2003. Page 48 – 55.
4. Sacher R. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil pemeriksaan Laboratorium.
Cetakan I. EGC. Jakarta.2004. 224-256
5. Tranggana Sunar, Hemolytic Disease of the Newborn (HD): dalam Buku Ajar
Hematologi- Anak. Edisi I.2009.Hal; 42-29.
6. Departemen Kesehatan RI. Serologi golongan Darah. Modul 3. Buku pedoman
Pelayanan Transfusi Darah. 2009.
7. Kit Insert. ID-Card “DiaClon ABO/Rh for newborns”. Dia Med-ID. Micro
Typing System.
8. Pakiding Herman. Tehnik Gel Tes dalam Pemeriksaan Serologi Golongan Darah.
Available from : www.pbs.org/wnet/redgold.Assessed On: September 2011.
9. Zamalek Nadjwa. Dasar-Dasar Transfusi Darah. Divisi Hematologi Klinik.
Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Bandung. 2011. Hal 29.
10