pemeriksaan fisik & ekstremitas
TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah Suatu sistem untuk mengumpulkan data kesehatan klien yang diatur
berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki (head to toes) hal ini dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang actual.
TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Untuk memperoleh data dasar mengenai kemampuan fisiologis
2. Untuk mengetahui factor resiko yang mungkin timbul karena disfungsi organ
3. Untuk mengetahui perubahan actual pada fungsi normal
4. Menggambarkan status kesehatan klien
5. Mengidentifikasi masalah kesehatan
6. Mengetahui hasil dari pengobatan/therapy
URUTAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK
Secara umum : keadaan umum, TB,BB dan TTV
Kepala (rambut,kulit kepala, mata telinga, mulut)
Leher
Ekstremitas atas
Dada
Abdomen
Genital dan pelvis
Ekstremitas bawah
Teknik dalam melakukan pemeriksaan fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
INSPEKSI
Adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga
indra pendengaran dan penghidu
Penglihatan : mengobservasi kulit terhadap warna,laserasi,lesi,pola pernafasan dan
simetrisitas, bahasa tubuh pergerakan dan postur, penggunaan eksteremitas, ekspresi wajah,
keterbatasan fisik, dsb
Pendengaran : mendengarkan sifat batuk, integrasi sendi, nada suara, atau isi interaksi
dengan orang lain, dsb
Penghidu : mendeteksi adanya bau
PALPASI
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari
Jenis palpasi
Sentuhan : merasakan suatu pembekalan,mencatat suhu, kelembaban dan tekstur kulit
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, mengetahui posisi janin,
pembesaran organ dalam dan batas batas organ dalam, mencubut kulit untuk mengetahui
turgor.
Pemeriksaan dalam : mengetahui respon nyeri abnormal, mengetaui pembukaan jalan lahir
dan adanya masa pada anus.
PERKUSI
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu
untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada di bawahnya
Ada 2 jenis :
1. Menggunakan ujung jari : ketuk dada dengarkan bunyi yang menunjukan ada atau tidaknya
cairan atau masa
2. Menggunakan palu( Refleks Hammer ) : ketuk lutut dan amati ada/tidaknya reflex/gerakan
pada kaki bawah
AUSKULTASI
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop untuk
menggambarkan dan mengintepretasikan bunyi yang didengar
Contoh : bunyi jantung, paru, bising usus, denyut jantung janin, dsb.
POSISI DALAM PEMERIKSAAN FISIK
Duduk : kepala & leher, punggung, thorak posterior dan paru, torak anterior dan paru,
payudara, ketiak, jantung, TTV, ekstremitas atas
Terlentang : kepala & leher, torak anterior dan paru, payudara, ketiak, jantung, abdomen,
ekstremitas, denyut nadi.
Dorsal recumbent : abdomen dan genetalia
Litotomi : genelita wanita dan traktus genelita
Tengkurap : otot rangka
Posisi lutut-dada (knee-chest) : rectum
Rekumben lateral kiri : jantung
PEMERIKSAAN NORMAL DEVIASI DARI NORMAL
Pemeriksaan Umum
Periksa TTV nadi 69-100x/mnt (dws)
pernapasan 12-20x/mnt
(dws)
suhu 36-37,5c
tekanan darah
Diluar nilai batas normal
Observasi TB&BB
dihubungkan dengan usia,
gaya hidup & kesehatan
Berat badan ideal Obesitas atau sangat kurus
Observasi postur klien pada
saat berdiri, duduk &
berjalan
Relaks
Koordinasi gerakan
sesuai
Tegak lurus dgn panggul
dan bahu berada dlm
keselarasan
Kepala tertahan tegak
Postur yang abnormal
Gerakan tidak terkoordinasi
& tremor
Observasikebersihan diri Bersih, rapi & tidak bau Kotor,tidak rapi, bau
Inspeksi keadaan umum Tampak sehat Lemah, sakit berat
Inspeksi kulit ( sebaiknya
gunakan penchayaan yang
cukup): warna, tempratur,
lesi
Warna kulit (coklat,
kemerahan, kuning
langsat)
Area pigmentasi ringan
(tangan, bibir, & dasar
kuku)
Tidak ada lesi
Pucat, sianosis, hipertensi,
atau hipopigmentasi
Ada lesi
Kepala
Inpeksi rambut & kulit
kepala
Rambut terdistribusi
merata, tebal, bercahaya
Tidak ada lesi pda kulit
kepala, bersih
Kepala
Inspeksi mata & tes
pengelihatan
Sejajar, simetris, tdk ada
edema
Warna pupil hitam,
isokor (3-7mm), reflex
thp cahaya positif
Tdk ada nystagmus
Konjungtiva merah
muda
Mata tidak sejajar, tidak
simetris
Pupil anisokor, nystagmus
Pergerakan mata tdk
terkoordinasi
Kongjungtiva pucat
Inspeksi dan palpasi telinga
dan tes pendengaran
Warna kulit sama
dengan kulit wajah
Posisi simetris
Bersih, tidak ada
penumpukan serumen,
sianosis, pucat, sangat
merah
tidak simetris
serumen berlebih
(pengeluaran cairan
tidak berbau
Tidak ada lesi
Tidak ada inflamasi,
mastoid tidak nyeri, dan
tanpa nodul
Dapat mendengar
jamberdetak 1 – 2 inci
Test weber, rinne dan
schwabach positif
bernanah atau darah) dan
bau
ada lesi
ada inflamasi liang telinga,
mastoid nyeri dan terdapat
nodul
test weber, rinne, dan
schwabach negative
Inspeksi mulut, gigi &
mukosa
Sinus tidak nyeri
Mukosa lembab, warna
merah muda
Gigi & gusi (tdk ada
karies, lengkap, putih,
tdk ada inflamasi), tidak
bau
Tidak ada lesi
Lidah dapar Bergerak
bebas, uvula dan
palatum lunak, terangakt
saat kilen berkata “ah”
Mukosa kering & pecah –
pecah
Warna merah, pucat atau
sanosis
Gigi & gusi ( karies gigi,
kuning atau kehitaman,
tidak lengkap, ada
inflamasi)
Bau
Stomatis
Lidah bergerak terbatas,
uvula dan palatum gagal
terangkat.
Leher
Inspeksi leher Leher sistematis, tidak
ada kekakuan dan
massa, fleksi
kepala 450, ekstensi 500 ,
fleksi lateral kepala
400 ,rotasi lateral kepala
Tidak simetris, ada
kekakuan dan massa,
rentang gerak terbatas
Kelenjar tiroid terliahat saat
menelan
700
Palpasi & auskultasi
kelenjar parotis
Tidak teraba, jika
terpalpasi teraba kecil,
lembut, di tengah &
tidak nyeri
Auskultasi tidak ada
suara bruit
Menyimpang ke satu sisi,
pembesaran tiroid dan nyeri
tekan, teraba nodus limfe
Ada suara bruit
Inspeksi vena leher &
kelenjar getah bening
Tidak ada pembesaran
(distensi) vena jugularis &
pemebesaran nodus limfe
pada leher
Distensi vena jugularis,
pembesaran nodus limfatik
Ektremitas Atas
Inspeksi kulit & kuku Kuku halus, warna
merah muda
Jaringan kulit utuh
pengisian kapiler < 3 dtk
Cembung dan sudut
antara kuku – dasar
sekitar 1600
Kuku sangat tebal / tipis,
warna kuku pucat / sianosis
Jaringan kulit tidak utuh
Pengisian kapiler > 3 dtk
Terdapat lekukan – lekukan
(krn injury)
Kuku cendrung “ spoon
nail”
Sudut antara kuku dan
dasar kuku sekitar
1800 lebih
Evaluasi Range of Motion
(ROM)
Bergerak bebas tanpa
nyeri/spasme otot/sendi
bengkak/kontraktur
Bergerak terbatas bisa karena
nyeri, spasme otot
Kekuatan otot Terdapat kontraksi otot
Rentang gerak pemnuh
dengan melawan gaya
gravitasi
Kekuatan otot secara
bilateral simetris
terhadap tahanan tenaga
dorongan
Tidak ada gerakan tubuh
Tidak ada kontraksi otot
Tidak dapat melawan gaya
gravitasi
Refleks otot bisep Gerakan respon singkat
(tidak berlebihan/sangat
lambat)
Refleks berupa berupa
fleksi
Tidak ada respon refleks
Gerakan hypoaktif
(minimal activity) atau
hiperaktiv (sangat cepat)
Palpasi brachialis & radial
pulpasi
Irama teratur
Kekuatan denyut sama
dalam setiap denyutan
Denyutan terasa penuh
dan mudah dipalpasi
Frekuensi dalam batas
normal ( dewasa
100x/mnt )
Irama regular
Kekuatan setiap denyutan
tidak sama
Denyutan lemah
Frekuensi melebihi atau
kurang dari batas normal
Ekstermitas Bawah
Evaluasi Range of Motion
(ROM)
Bergerak bebas tanpa nyeri /
spasme otot / sendi
bengkak / kontraktur
Bergerak terbatas bisa karena
nyeri, spasme otot
Kekuatan otot Terdapat kontraksi otot
Rentang gerak pemnuh
Tidak ada gerakan tubuh
Tidak ada kontraksi otot
dengan melawan gaya
gravitasi
Kekuatan otot secara
bilateral simetris
terhadap tahanan tenaga
dorongan
Tidak dapat melawan gaya
gravitasi
Test refleks platela dan
plantar
Gerakan respon singkat
(tidak berlebihan/sangat
lamabat)
Refleks berupa ekstensi
dari tungkai bawah
(refleks patella)
Refleks berupa
penekukan ibu jari kaki
kebawah (refleks
plantar)
Tidak ada respon refleks
Gerakan hypoaktif
( minimal activity ) atau
hiperaktiv ( sangat cepat )
Dada ( depan & belakang)
Inspeksi & palpasi payudara Simetris, tidak ada
lesi/retraksi/lekukan,
kulit utuh, warna kulit
sama dengan daerah
sekitarnya, tidak ada
edema.
Aerola : normal
berbentuk bundar/oval,
warna merah muda
sampai coklat.
Putting : keluar, tidak
ada drainase (kecuali ibu
Asimetris, terdapat
lekukan/retraksi (akibat
tumor), hyperpigmentasi,
ada edema.
Putting : inverse/masuk ke
dalam (karena adanya
pertumbuhan tubuh di
bawah kulit)
Terdapat lesi kanker (keras,
terikat kuat, tidak nyeri,
berbentuk tidak teratur)
hamil), berwarna sama
dengan aerola.
Inspeksi & palpasi aksila Tidak ada pembesaran nodus
limfe/massa
Terdapat pembesaran nodus
limfatik, ada massa, terasa
nyeri
Inspeksi, palpasi &
auskultasi paru
Dada simetris, kulit
utuh, tidak ada nyeri
Ekspansi dada simetris
secara bilateral
Penggunaan otot
aksesoris minimal
Pernapasan normal
tenang
Frekuensi napas dalam
batas normal
(12-20x/menit)
Irama napas regular
Vocal fremitus simetris
secara bilateral
Bunyi napas vesikuler
dan bronkovesikuler
Pengembangan dada 3-5
cm
Gerakan dada simetris
Dada asimetris terdapat
nyeri
Penggunaan otot bantu
pernapasan secara
maksimal
Frekuensi sangat cepat atau
lambat
Irama ireguler
Bunyi napas tambahan
(ronchi, wheezing)
Tidak ada vocal fremitus
(pneumotorak)
Gangguan dalam
pengembangan dada
Palpasi & auskultasi jantung Tidak ada vibrasi/pulsasi
pada iga kedua, ketiga
dan empat
Terdengar suara jantung
1&2
Teraba pulsasi pada iga
kedua, ketiga, dan ke empat
(akibat murmur)
Terjadi pergeseran letak
PMI
Irama jantung regular
Frekuensi 60-100
denyut/menit (dewasa)
Bunyi jantung tambahan
(murmur, gallop)
Irama irregular
Frekuensi datanga
meningkat/menurun
Abdomen
Inspeksi, auskultasi, palpasi
& perkusi abdomen
Warna kulit sama
dengan bagian tubuh
yang lain
Kadang terdapat
strie/scar
Bentuk abdomen
simetris : flat, convek
(rounded), convace
(scapoid)
Umbilicus :
Datar/cekung, tidak ada
keluar cairan
Gerakan permukaan
abdomen simetris (pada
saat bernapas)
Bising usus terdengar
(5-35x/menit)
Hati : tidak ada
pembesaran, tidak nyeri
tekan, bunyi
pekak/dullness, batas
diantara celah interkostal
ke 5-7
Kulit terlihat tipis
(memegang) pada
edema/asites
Bentuk abdomen ditensi
(pembengkakan)
Umbilicus : keluar cairan,
menonjol
Gerakan permukaan
abdomen tidak simetris
Bunyi bising usus
(hypoavtive/hyperactive)
Kandung kemih teraba
(retensi urine)
Hati : ada pembesaran,
nyeri tekan
Ginjal : nyeri saat di
perkusi
Kandung kemih : tidak
teraba
Ginjal : tidak mengalami
nyeri saat di perkusi.
Genetalia
Inspeksi, palpasi organ
genetal wanita
Pertumbuhan rambut
membentuk segitiga
diatas perineum dan
sepanjang permukaan
medial paha
Kulit perineal sedikit
lebih gelap, halus dan
bersih
Membran tampak merah
muda dan lembab
Labia mayora
kering/lembab, simetris
Labia minora lebih tipis
dan salah satunya
berukuran lebih besar
Jaringan lunak tanpa
nyeri
Klitoris : lebar <1 cm
dan panjang 2 cm tidak
ada inflamasi, nyeri
Orifisium uretra : utuh
tanpa inflamasi
Meatus uretra : berwarna
merah muda, terletak
Tidak ada atau sedikit
sekali rambut (gangguan
hormone )
Kulit perineal terdapat
lesi/inflamasi
Membran terlihat sangat
merah klitoris mengalami
inflamasin(tumor)
Orifisium uretra& introitus
vagina : nyeri, inflamasi,
lesi.
Kelenjar bartolin : teraba
Kelenjar skene :
mengeluarkan cairan/rabas
dan nyeri
Serviks : malposisi ke
lateral (dapat
mengidentifikasi tumor),
ada laserasi, massa
Sekresi secret : berbau,
keruh
dianterior orifisium
Introitus vagina : tidak
ada nyeri, inflasi,
edema/lesi
Kelenjar bartholin :
tidak teraba
Kelenjar skene : tidak
ada pengeluaran (rabas0
dan nyeri
Serviks : berwarna
merah muda, halus,
bulat, berada pada garis
tengah tanpa lesi
Sekresi normal biasanya
encer, jernih, dan tidak
bau.
Pertumbuhan rambut di
daerah pubis sampai ke
simpisi pubis
Kulit penis utuh&bersih
Meatus uretra : ujung
gland penis
Gland penis : tidak ada
lesi&nyeri
Skrotum : tidak ada
lesi& edema
Testis : tidak nyeri
tekan, lembut & kenyal,
bebas nodul.
Tidak ada atau sedikit
sekali rambut (gangguan
hormone)
Kulit penis : lesi/ulkus
Meatus :
hypospadia/epispadia
Glan penis : nyeri tekan,
ulkus/lesi
Pembesaran salah satu
testis (karena kanker) ada
benjolan keras terdapat di
palpasi di bagian depan
atau samping testis.
Inspeksi rectum Kulit perianal utuh, tidak
ada benjolan,
ruam/inflamasi
Warna lebih gelap dari
jaringan sekitar
Spngter anus memiliki
tonus otot yang baik
Dinding rectum licin&
tidak nyeri
Kelenjar prostate (pria) :
tidak nyeri, ukuran 2,5-4
cm
Serviks (wanita)
Tidak nyeri, licin,
ukuran 2-3cm
Terdapat luka/inflamasi
Spingter anus melemah
(masalah neurology)
Dinding rectum nyeri tekan,
terdapat polip/massa/nodul
Palpasi prostate :
membesar, nyeri
Palpasi serviks : membesar,
terasa nyeri, terdapat
massa/nodul
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
Pemeriksaan Ekstremitas:
1. Pemeriksaan Reflek
2. Pemeriksaan keseimbangan
3. Pemeriksaan fungsi koordinasi
Pemeriksaan Fisik Pada Ekstremitas
1. Ekstermitas
1.1 Ekstermitas atas
Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus
kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak
dan tekanan.
1.2. Ekstermitas bawah
Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan tonus
kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,rasa ,gerak
dan tekanan.
A. PEMERIKSAAN REFLEK FISIOLOGIS
Refleks biasanya tidak terlalu singkat terjadinya pada klien yang lebih dewasa. Respon
repleks pada ekstremitas bawah berkurang sebelum ekstremitas-ekstremitas atas terpengaruh
(Seidel et al., 1991). Menimbulkan reaksi refleks memungkinkan perawat untuk mengkaji
integritas jalur-jalur sensori dan gerak dari lengkung repleks dan segmen batang spinal spesifik.
Pengujian refleks tidak berarti menentukan pungsi saraf pusat. Saat otot dan tendon di regangkan
selama pengujian refleks, implus-implus saraf merambat sepanjang jalur saraf aferen ke bagian
dorsal segmen batang spinal. Implus-implus bergerak ke saraf motor eferen dalam batang spinal.
Kemudian sebuah saraf motor mengirim implus kembali ke otot dan menyebabkan respon refleks
terjadi.
1. PEMERIKSAAN REFLEK OTOT BISEPS
Posisi pasien tidur terlentang dan siku kanan yang akan diperiksa, diletakan diatas perut
dalam posisi fleksi 60 derajat dan rileks.
Pemeriksa berdiri dan menghadap pada sisi kanan pasien
Carilah tendon biseps dengan meraba fossa kubiti, maka akan teraba keras bila siku
difleksikan
Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot biseps
Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan, diatas jari telunjuk
kiri pemeriksa
Terlihat gerakan fleksi pada siku akibat kontraksi otot biseps dan terasa tarikan tendon
otot biseps dibawah telunjuk pemeriksa
2. PEMERIKSAAN REFLEK OTOT TRISEPS
Posisi pasien tidur terlentang
Bila siku tangan kanan yang akan diperiksa, maka diletakan diatas perut dalam posisi
fleksi 90 derajat dan rileks.
Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien
Carilah tendon triseps 5 cm diatas siku (proksimal ujung olecranon)
Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot triseps
Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas jari telunjuk
kiri pemeriksa
Terlihat gerakan ektensi pada siku akibat kontraksi otot triseps dan terasa tarikan tendon
otot triseps dibawah telunjuk pemeriksa
3. PEMERIKSAAN REFLEK TENDON PATELA
Posisi pasien tidur terlentang atau duduk
Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien
Bila posisi pasien tidur terlentang, lutut pasien fleksi 60 derajat dan bila duduk lutut
fleksi 90 derajat
Tangan kiri pemeriksa menahan pada fossa poplitea
Carilah 2 cekungan pada lutut dibawah patela inferolateral/ inferomedial
Diantara 2 cekungan tersebut terdapat tendon patela yang terasa keras dan tegang
Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas tendon
patella
Terlihat gerakan ektensi pada lutut akibat kontraksi otot quadriseps femoris
4. PEMERIKSAAN REFLEK TENDON ACHILES
Pasien tidur terlentang atau duduk
Bila pasien tidur terlentang pemeriksa berdiri dan bila pasien duduk pemeriksa jongkok
disisi kiri pasien
Bila pasien tidur terlentang lutut fleksi 90 derajat dan disilangkan diatas kaki berlawanan,
bila pasien duduk kaki menggelantung bebas
Pergelangan kaki dorsofleksikan dan tangan kiri pemeriksa memegang/ menahan kaki
pasien
Carilah tendon achiles diantara 2 cekungan pada tumit yang terasa keras dan makin
tegang bila posisi kaki dorsofleksi
Ayunkan reflek hammer diatas tendon achiles
Terasa gerakan plantar fleksi kaki yang mendorong tangan kiri pemeriksa dan tampak
kontraksi otot gastrocnemius
5. PEMERIKSAAN REFLEK CREMASTER
a. Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian medial
b. Respon: elevasi testis ipsilateral
6. PEMERIKSAAN REFLEK PLANTAR
Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu reflex. Respon: plantar fleksi kaki dan
fleksi semua jari kaki
PEMERIKSAAN REFLEK PATOLOGIS
Hoffmann tromer
Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa. Kemudian ujung jari tangan pemeriksa yang
lain disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita. Reflek positif jika terjadi fleksi jari
yang lain dan adduksi ibu jari
Rasping
Gores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk
penderita. Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari pemeriksa. Jika reflek
ini ada maka penderita dapat membebaskan jari pemeriksa. Normal masih terdapat pada anak
kecil. Jika positif pada dewasa maka kemungkinan terdapat lesi di area premotorik cortex
Reflek palmomental
Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi muskulus mentali ipsilateral.
Reflek patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral
Reflek snouting
Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan reflek
menyusu. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu. Normal pada
bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral
Mayer reflek
Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal, secara halus normal akan timbul adduksi
dan aposisi dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di tractus pyramidalis
Reflek babinski
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang
normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka
akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau
membuka. Normal pada bayi masih ada.
Reflek oppenheim
Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua
jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski
Reflek gordon
Lakukan goresan/memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti
babinski
Reflek schaefer
Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti
babinski
Reflek caddock
Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke
depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.
Reflek rossolimo
Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid. Reflek akan terjadi fleksi jari-
jari kaki.
Reflek mendel-bacctrerew
Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.
Skala Gambaran Presentasi normal klasifikasi
5 Gerakan Aktif, dapat melawan
tahanan penuh100
Normal
4 Gerakan aktif, hanya dalam
menahan sebagai tahanan
75 Kelemahanringan
3 Gerakanaktif, dapat melawan
gravitasi
50 Cukup/kelemahansedang
2 Rentang gerak (ROM) pasif 25 Buruk
1 Hanya terdapat kontraksi otot 10 Sangatburuk
(kelemahanberat
0 Tidak dapat kontraksi otot 0 Paraliasis
Table 1.Skala kekuatan otot