pemeriksaan fisik pada abdomen

7
Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen Regio Abdomen Hipocondria Epigastrium Hipocondria Dextra sinistra Lumbalis umbilical Lumbalis Dextra sinistra Inguinal hipogastrica Inguinal Dextra sinistra Organ yang ada di : - Hipocondria dextra : Hepar dan Vesica Fellea - Epigastrium : Gaster, Hepar, Colon transversum - Hipocondria sinistra : Gaster, Hepar, Colon transversum - Lumbalis dextra : Colon ascendens - Umbilikal : Intestinum tenue dan colon transversum. - Lumbalis sinistra : Intestinum tenue, colon descendens. - Inguinal dextra : caecum, appendix vermiformis - Hipogastrica : Appendix vermiformis, intestinum tenue, vesica urinaria. - Inguinal sinistra : Intestinum tenue, colon descendens, colon sigmoideum. A. Inspeksi 1. Keadaan kulit a. jaringan parut b. striae : bentuk seperti goresan pada kulit berkaitan dengan kehamilan, obesitas, pertumbuhan cepat saat pubertas, dll. c. vena collateral : Terbentuknya vena2 baru akibat hipertensi vena porta.

Upload: r-erick-sebastian-cotto

Post on 08-Feb-2016

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

Regio Abdomen

Hipocondria Epigastrium Hipocondria Dextra sinistra

Lumbalis umbilical Lumbalis Dextra sinistra

Inguinal hipogastrica InguinalDextra sinistra

Organ yang ada di :

- Hipocondria dextra : Hepar dan Vesica Fellea- Epigastrium : Gaster, Hepar, Colon transversum- Hipocondria sinistra : Gaster, Hepar, Colon transversum- Lumbalis dextra : Colon ascendens- Umbilikal : Intestinum tenue dan colon transversum.- Lumbalis sinistra : Intestinum tenue, colon descendens.- Inguinal dextra : caecum, appendix vermiformis- Hipogastrica : Appendix vermiformis, intestinum tenue, vesica urinaria.- Inguinal sinistra : Intestinum tenue, colon descendens, colon sigmoideum.

A. Inspeksi

1. Keadaan kulit

a. jaringan parut

b. striae : bentuk seperti goresan pada kulit berkaitan dengan

kehamilan, obesitas, pertumbuhan cepat saat pubertas, dll.

c. vena collateral : Terbentuknya vena2 baru akibat hipertensi vena porta.

2. Umbilicus

a. Herniasi : menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang

normal melalui suatu defek congenital.

b. Peradangan

c. Caput medusa : Pelebaran vena di sekeliling umbilicus.

3. Kontur dan bentuk :

a. Simetris

Page 2: Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

b. Distensi abdomen : Perut tampak bmembuncit

c. Pembesaran organ : tentukan regio dan ukurannya

d. Massa : tentukan ukuran (diameter)

e. Acites : adanya cairan dalam rongga peritoneum

f. Darm contour : tampaknya lekukan-lekukan usus pada dinding abdomen.

g. Darm steifung : tampaknya peristaltic usus pada dinding abdomen.

h. Pulsasi : biasanya akibat aneurisma aorta. Pulsasi timbul di bagian

bawah dari garis proyeksi anterior dari ginjal pada abdomen.

B. Palpasi

Pasien diminta berbaring dengan lutut ditekuk. Tujuannya untuk membuat otot abdomen

menjadi rileks. Penekanan dengan keempat jari yang dirapatkan dan diekstensikan.

Yang perlu diperhatikan saat palpasi adalah :

1. Defans muscular : nyeri tekan dan ketegangan otot seluruh lapangan perut akibat

adanya rangsangan peritoneal. Biasanya pada kasus peritonitis.

2. Nyeri tekan : nyeri saat penekanan menandakan adanya peradangan di regio

tersebut.

3. Nyeri lepas : Nyeri yang timbul segera saat tekanan dilepaskan. Lebih nyeri

daripada saat ditekan.

4. Massa : tentukan regio, besar, kontur, konsistensi, mobilitas, nyeri.

5. Pembesaran organ: Tentukan regio ,besar, kontur, konsistensi dan nyeri.

C. Perkusi

Perkusi dilakukan dengan mengikuti arah mata angin (perkusi sistematis). Yang perlu

diperhatikan saat melakukan perkusi pada abdomen adalah suara yang timbul saat

perkusi. Beberapa jenis suara yang muncul saat perkusi :

Page 3: Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

1. Thympani : menandakan adanya organ berongga. Biasanya normal pada

pemeriksaan di rongga peritoneum. Contoh : lambung dan usus.

2. Hyperthympani : bunyi thympani yang lebih keras. Menandakan adanya retensi

udara atau gas di daerah tersebut. Contoh : Obstruksi usus.

3. Pekak : Menandakan adanya benda padat/ solid. Contoh : adanya tumor.

4. Redup : Menandakan adanya retensi cairan. Contoh : acites.

D. Auskultasi

1. Bising usus : normal bising usus : 3-6x / menit

a. Hiperaktif : intensitas dan frekuensi suara usus yang meningkat. Biasanya ada

obstruksi atau diare

- Borborygmi : suara seperti gemuruh yang dihasilkan oleh

pergerakan gas di dalam usus.

- Metallic sound : suara seperti gemericing koin. Akibat

resonansi obstruksi usus.

b. Hipoaktif : intensitas dan frekuensi usus yang lemah,

B.1. Pemeriksaan Hepar

1. Inspeksi : acites, pembesaran hepar (region hipocondria dextra)

2. Palpasi : Tangan kiri menekan pinggang kanan bawah pasien, jari tangan kanan

menekan perut di bagian terbawah costae kanan pasien .Raba tepi hepar,

normalnya tidak teraba., bila teraba tentukan kontur dan konsistensi serta

ukuran pembesarannya dalam satuan ukur centimeter. Bila tidak teraba

mungkin sirosis hepatis bila diikuti oleh adanya acites.

3. Perkusi : Tentukan pembesarannya. Ditandai dengan perubahan suara yang

harusnya tymphani menjadi pekak atau meredup akibat retensi cairan.

Tentukan juga batas paru-hepar yang ditandai dengan perubahan suara

dari sonor ke pekak.

4. Tes Undulasi : Melihat pergerakan cairan di abdomen. Penting pada pemeriksaan

acites. Tangan pasien atau partner di tempatkan vertical di tengah

Page 4: Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

abdomen pasien. Tangan kanan dan kiri pemeriksa ditempatkan di kedua

sisi abdomen pasien. Kemudian goyangkan salah satu sisi abdomen dan

rasakan pergerakan cairan di sisi yang lain/

5. Tes Shifting dullness : Perkusi dari bagian atas abdomen kemudian turun ke arah

bawah sisi abdomen. Dengarkan perubahan suara dari tymphani ke redup.

Konfirmasi lagi dengan memiringkan pasien ke arah kiri. Perkusi dari sisi

kanan abdomen yang lebih tinggi ke arah bawah, akan terdengar tymphani

dan sisi bagian bawah akan terdengar redup karena cairan pindah ke

bagian sisi bawah akibat gravitasi.

B.2. Pemeriksaan Limpa.

1. Inspeksi : pembesaran ? (jarang tampak)

2. Palpasi : Pemeriksaan dilakukan dengan menekan bagian abdomen menurut

garis schuffner dengan gerakan seperti menyendok. Garis schufner adalah garis

imajiner yang dimulai dari SIAS dextra (Spina Iliaca Anterior Posterior) ke

umbilicus hingga angulus costae sinistra. Rasakan ukuran, kontur, konsistensi dan

sensasi nyeri

B.3. Pemeriksaan ginjal

1. Pemeriksaan dengan metode balottemen. Pemeriksaan ginjal kanan dengan cara tangan

kiri pemeriksa mendorong pinggang belakang pasien ke atas dan tangan kanan

pemeriksa menekan perut pasien tepat di daerah lumbalis dextra. Untuk memeriksa

ginjal kiri dilakukan sebaliknya. Tentukan ukuran pembesaran, konsistensi, kontur,

dan sensasi nyeri.

2. Pemeriksaan nyeri ketok costovertebral. Untuk memeriksa adanya batu ureter.

Tangan kiri pemeriksa diletakkan sebagai alas di region inguinal posterior. Tangan

kanan pemeriksa kemudian memukul tepat di atas tangan kiri pemeriksa dengan

kekuatan seperlunya. Bila pasien merasakan nyeri saat di ketok berarti kemungkinan

ada batu ureter di tempat tersebut.

Page 5: Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen