pemeriksaan pasien.doc

3
III. Hasil Pemeriksaan A. Subjective Berdasarkan pemeriksaan subjective yang didapatkan dari anamnesa terhadap pasien, didapatkan kebiasaan waktu dan cara menggosok gigi yang salah yaitu menggosok gigi secara horizontal pada gigi depan dan vertical pada gigi belakang, selain itu pasien juga mengunyah pada salah satu sisi. Kebiasaan ini tentunya bisa jadi merupakan factor predisposisi yang menyebabkan secara klinis adanya resesi gingiva pada gigi anterior pasien dan plak yang menumpuk pada salah satu sisi dari gigi pasien. Cara dan waktu menyikat gigi yang salah juga bisa menyebabkan menumpuknya plak hingga kalkulus pada gigi pasien, khususnya gigi anterior di sisi lingual. Hal-hal inilah yang juga bisa memperparah kondisi mudah berdarah pada pasien pada saat menyikat pada gigi, bahkan hingga berdarah spontan pada gusinya. Anamnesa juga melibatkan riwayat kesehatan umum pasien, dimana pasien menceritakan pasien pernah opname karna sakit tipus saat di sekolah dasar. Namun, hal ini tidak berhubungan dengan keluhan utama pasien karena pasien mengatakan keluhan utama gusi berdarah di mulai sejak ia sekolah menengah. Jadi kami menyimpulkan sakit yang pernah di derita pasien bukan merupakan factor yang memperparah keluhan pasien.

Upload: medinadolpind

Post on 25-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemeriksaan pasien

TRANSCRIPT

III. Hasil PemeriksaanA. Subjective

Berdasarkan pemeriksaan subjective yang didapatkan dari anamnesa terhadap pasien, didapatkan kebiasaan waktu dan cara menggosok gigi yang salah yaitu menggosok gigi secara horizontal pada gigi depan dan vertical pada gigi belakang, selain itu pasien juga mengunyah pada salah satu sisi. Kebiasaan ini tentunya bisa jadi merupakan factor predisposisi yang menyebabkan secara klinis adanya resesi gingiva pada gigi anterior pasien dan plak yang menumpuk pada salah satu sisi dari gigi pasien. Cara dan waktu menyikat gigi yang salah juga bisa menyebabkan menumpuknya plak hingga kalkulus pada gigi pasien, khususnya gigi anterior di sisi lingual. Hal-hal inilah yang juga bisa memperparah kondisi mudah berdarah pada pasien pada saat menyikat pada gigi, bahkan hingga berdarah spontan pada gusinya.

Anamnesa juga melibatkan riwayat kesehatan umum pasien, dimana pasien menceritakan pasien pernah opname karna sakit tipus saat di sekolah dasar. Namun, hal ini tidak berhubungan dengan keluhan utama pasien karena pasien mengatakan keluhan utama gusi berdarah di mulai sejak ia sekolah menengah. Jadi kami menyimpulkan sakit yang pernah di derita pasien bukan merupakan factor yang memperparah keluhan pasien.

B. Objective

Pemeriksaan objective pasien dimulai dari pemeriksaan keadaan umum pasien, yaitu kondisi fisik serta tanda-tanda vital. Hasil pemeriksaan kondisi umum dan tanda vital pasien didapatkan hasil yang normal. Hanya saja tekanan darah pasien agak rendah, namun menurut kami, hal ini tidak berkaitan dengan keluhan yang dialami pasien.Setelah itu, dilakukan pemeriksaan ekstra oral dan di dapatkan hasil normal, dimana pasien tidak mengalami asimetri wajah, kelainan TMJ dan pembengkakan kelenjar limfe. Hal ini menunjukan tidak ada perluasan infeksi pada pasien.

Kemudian dilakukan pemeriksaan intra oral untuk mengetahui kondisi rongga mulut pasien. Dimulai dari pemeriksaan menggunakan indeks CPITN untuk mengetahui gambaran tingkat kondisi jaringan periodontal pasien. Dari pemeriksaan CPITN didapatkan hasil skor terbesar yaitu 3 pada sextan 5. Dimana indeks ini menunjukan selain adanya gusi berdarah dan kalkulus juga adanya pocket dangkal sedalam 4-5 mm. dari indeks ini kita juga bisa menentukan perawatan pada pasien yaitu, jika indeksnya 3 maka perawatan yang dibutuhkan adalah OHI (Oral Hygine Instruction) dan Calculus removal and scalling.