pemeriksaan penunjang

66
Pemeriksaan Penunjang Kelompok 3: Thoriqotil Haqqul M (102010101061) Relang Rizky (102010101084) Krisnha Dian A. (122010101022) Asyirah Mujahidah Fillah (122010101027) Erdito Muro Suyono (122010101030) Ayu Dwi Mufidah (122010101032) Sarah Daniswara (122010101050) Dzurrotul A. (122010101057)

Upload: thoriqotil-haqqul-mauludiyah

Post on 21-Jan-2016

117 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Kelompok 3:Thoriqotil Haqqul M (102010101061)Relang Rizky (102010101084)Krisnha Dian A. (122010101022)Asyirah Mujahidah Fillah (122010101027)Erdito Muro Suyono (122010101030)Ayu Dwi Mufidah (122010101032)Sarah Daniswara (122010101050)Dzurrotul A. (122010101057)

Page 2: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Sputum

Page 3: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Sputum

•Sputum : bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan ecpectoratorian (Dorland, 1992).

Page 4: Pemeriksaan Penunjang

Macam-macam Pemeriksaan

•Makroskopis •Mikroskopis

Page 5: Pemeriksaan Penunjang

Makroskopis

•Bau•Warna•Volume•Konsistensi•Unsur-unsur khusus

Page 6: Pemeriksaan Penunjang

Mikroskopis

Pewarna gram :Pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi

tentang jenis mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.

Kultur Sputum :Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi

organisme spesifik guna menegakkan diagnosis definitif. Sensitifitas :Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik

dengan mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum.

Page 7: Pemeriksaan Penunjang

Basil tahan asam (BTA) :Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan

adanya Mycobacterium tuberculosa, yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol asam

Sitologi :Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi

adanya keganasan (karsinoma) pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan trakheobronkhial; sehingga mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel malignan menunjukkan adanya karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya tumor atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.

Page 8: Pemeriksaan Penunjang

Tes Kuantitatif :Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam.

Pemeriksaan kualitatif harus sering dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus, atau bukan. Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan infeksi parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan wadah khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam. Jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.

Page 9: Pemeriksaan Penunjang

Cara Pemeriksaan Sputum • Perlengkapan :

1. Wadah spesimen steril dengan penutup,2. Sarung tangan disposable (bila membantu klien),3. Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan

air,4. Handuk kertas,5. Label yang berisi lengkap,6. Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap,7. Obat kumur.

• PersiapanTentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai.

Page 10: Pemeriksaan Penunjang

Pelaksanaan

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya.

2. Berikan privasi klien.

Page 11: Pemeriksaan Penunjang

3. Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan spesimen :

a.       Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum.

b.      Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien.

c.       Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari jalan udara ke dalam faring.

d.      Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat lain.

Page 12: Pemeriksaan Penunjang

e. Bantu klien untuk mengulang batuksampai terkumpul jumlah sputum yang cukup.

f.  Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.

g. Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas.

h.  Lepas dan buang sraung tangan.

Page 13: Pemeriksaan Penunjang

Hal-hal yang harus diperhatikanWaktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum

adalah 3 kali dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S); Sputum pagi (P).

Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh  menyikat gigi

Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.

Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada).

Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough)

Page 14: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ELISA

Page 15: Pemeriksaan Penunjang

Mekanisme :• Virus HIV ditumbuhkan pada biakan sel• Dirusak dan dilekatkan pada biji-bijin polistiren

atau sumur microplate• Inkubasi serum atau plasma yang akan diperiksa

dengan antigen tersebut selama 30 menit sampai 2 jam, lalu cuci

• Bila positif IgG(immunoglobulin G) yg menempel pada biji2 / sumur microplate, maka akan terjadi reaksi pengikatan antigen-antibodi ; antibodi anti-IgG sudah diberi label dengan enzim alkali fosfatase, horseradish peroxidase

• Akan berwarna bila ditambah dengan suatu substrat

Page 16: Pemeriksaan Penunjang

•Ada yang lebih spesifik, yaitu test EIA dengan ikatan dari heavy & light chain dari Human Immunoglobulin mampu mendeteksi IgM dan IgG

•Umumnya hasil akan positif pada fase dimana timbul gejala pertama AIDS (AIDS Phase) dan sebagian kecil akan negatif pada fase dini AIDS (Pre AIDS Phase)

Page 17: Pemeriksaan Penunjang

Kebaikan test ELISA yaitu :•Nilai sensitivitas yang tinggi ; 98,1%-100

%•Meski demikian, perdictive value hasil

test positif tergantung dari prevalensi HIV di masyarakat ; pada penderita100%, donor darah 5%-100%, hasil negatif pada masyarakat 99,99% sampai 76,9%

Page 18: Pemeriksaan Penunjang

Kendala path test ELISA yg perlu diperhatikan :

Pemeriksaan ELISA hanya mendeteksi antibodi, bukan antigen (akhir-akhir ini sudah ditemukan test ELISA untuk antigen). Oleh karena itu test uji baru akan positif bila penderita telah mengalami serokonversi yang lamanya 2- 3 bulan sejak terinfeksi HIV, bahkan ada yang 5 bulan atau lebih (pada keadaan immunocompromised). Kasus dengan infeksi HIV laten dapat temp negatif selama 34 bulan.

Pemeriksaan ELISA hanya terhadap antigen jenis IgG. Penderita AIDS pada taraf permulaan hanya mengandung IgM, sehingga tidak akan terdeteksi. Perubahan dari IgM ke IgG membutuhkan waktu sampai 41 minggu.

Pada umumnya pemeriksaan ELISA ditujukan untuk HIV 1. Bila test ini digunakan pada penderita HIV-2, nilai positifnya hanya 24%. Tetapi HIV 2 paling banyak ditemukan hanya di Afrika.

Masalah false positive pada test ELISA. Hasil ini sering ditemukan pada keadaan positif lemah, jarang ditemukan pada positif kuat. Hal ini disebabkan karena morfologi HIV hasil biakan jaringan yang digunakan dalam test kemurniannya ber-beda dengan HIV di alam.

Page 19: Pemeriksaan Penunjang

PCR(Polymerase Chain Reaction)

Page 20: Pemeriksaan Penunjang

PCR (Polymerase Chain Reaction)Tes reaksi berantai polimerase (PCR)

merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia.

Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT).

Page 21: Pemeriksaan Penunjang

Prinsip kerja PCR

menggandakan potongan DNA tertentu dari seluruh untaian DNA, yang berasal dari DNA sel inti (nukleus) maupun organel sel seperti DNA mitokondria (mtDNA) atau Ribosom (rDNA).

Page 22: Pemeriksaan Penunjang
Page 23: Pemeriksaan Penunjang
Page 24: Pemeriksaan Penunjang

Alat dan Bahan1. Forward Primer : konsentrasi 20 pmol 2. Reverse Primer : konsentrasi 20 pmol 3. dNTP’s : konsentrasi akhir adalah 0,1 mM untuk

setiap nukleotida (A T,G,C) 4. 10 x Buffer (10 x Konsentrasi) dengan

konsentrasi MgCl2 1,5 mM 5. Aquabidest steril 6. Taq Polimerase : 0,125 L 7. Sample DNA dari sel sel ephitel dan darah8. Mineral oil (untuk menghindari penguapan )9. Therma Cycler PCR 10. UV reader

Page 25: Pemeriksaan Penunjang

Langkah Kerja PCR•Disiapkan larutan Mix Solution •Perhatikan penyimpanan larutan•larutan diatas, ada yang harus pada

temperature 20C (Primer, dNTP’s, Buffer, Taq dan bila perlu larutan DNA), oleh karena itu pada saat bekerja harus diletakan yang berisi es

•Selalu gunakan tabung dan tips yang telah disterilisasi

•Siapkan 12 tabung PCR (steril), dipipetkan sebanyak 23 L Mix Solution masukan ke masing-masing tabung PCR

•Tambahkan 2 L larutan DNA sampel, vortex

Page 26: Pemeriksaan Penunjang

Cara membuat Mix solution :

Page 27: Pemeriksaan Penunjang

•Jangan lupa mengikutsertakan control negative dalam setiap menjalankan PCR (control negative = tabung PCR hanya berisikan Mix Solution, tanpa penambahan larutan DNA sampel)

•Tambahkan lagi sebanyak 50 L Mineral Oil

•Tabung ditutup rapat dan susun di dalam rak/blok alat Thermal Cycler

•Atur program untuk menjalankan PCR

Page 28: Pemeriksaan Penunjang
Page 29: Pemeriksaan Penunjang

Kelebihan PCR

•Sangat spesifik (mendekati 100%) dan sensitif (lebih dari 90%)

•Dapat mendeteksi minimal 2 parasit, bahkan 1 parasit/Ul darah

•Utama : dapat mendeteksi dan mengidentfikasi infeksi ringan dengan sangat tepat dan dapat dipercaya

Page 30: Pemeriksaan Penunjang

Kekurangan PCR

•Penyediaan primer DNA dan RNA sangat rumit

•Alat yang diperlukan untuk hibridisasi rumit

•Butuh waktu lama•Alat untuk amplifikasi PCR dan deteksi

hasil amplifikasi sangat canggih dan mahal

Page 31: Pemeriksaan Penunjang

Perbedaan :

Nested PCR- 2 pasang primer- Lebih spesifik- Lebih lama- Minimalkan kesalahan amplifikasi gen

PCR Biasa- 1 pasang primer- Tidak terlalu spesifik- Tidak lama- Kesalahan amplifikasi cenderung lumayan

tinggi

Page 32: Pemeriksaan Penunjang

ELEKTROFORESIS

•PrinsipDNA, RNA, atau protein dapat dipisahkan oleh medan listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul tersebut dipisahkan berdasarkan laju perpindahannya oleh gaya gerak listrik di dalam matriks gel.

Page 33: Pemeriksaan Penunjang

ELEKTROFORESIS

Alat dan Bahan• Pemanas • Alat Elektroforesis (cetakan gel dan tangki larutan

penyangga elektroda)• transilluminator UV• Power Supply• Erlenmeyer• Larutan Penyangga TAE 50x• Larutan Loading dye• perwarna yang digunakan adalah bromofenol biru• Larutan Penyangga• Larutan EtBr

Page 34: Pemeriksaan Penunjang

ELEKTROFORESIS

PROSEDUR KERJA1. Pembuatan gel agarose 1%

-Timbang 0,8 gr agarose + 80 ml TAE 1x

-Didihkan hingga agarose larut- Dinginkan hingga suhu mencapai

60°C, tuang ke cetakan gel- Biarkan hingga menjadi padat.

Page 35: Pemeriksaan Penunjang

2. Ranning- Masukkan Gel kedalam Tanki yang

berisi buffer TAE 1x- Campurkan 5ml DNA + 1 ml loading

dye- masukkan kedalam sumur gel,

hidupkan arus listrik, 30 menit.- Angkat gel dan rendam dalam larutan

EtBr 10 menit- Lihat pita DNA diatas UV transmiter

Page 36: Pemeriksaan Penunjang
Page 37: Pemeriksaan Penunjang
Page 38: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah Lengkap

Page 39: Pemeriksaan Penunjang

PENDAHULUAN• Sering istilah ini ada pada pemeriksaan darah

rutin.• Terdiri dari :

- Hemoglobin- Eritrosit- Hematokrit/Hct ( PCV )- Retikulosit- Laju Endap Darah- Trombosit- Lekosit dan hitung jenisnya (differential count)- Evaluasi hapusan darah tepi

Page 40: Pemeriksaan Penunjang

MANFAAT PEMERIKSAAN DL- Membantu dx- Cermin reaksi tubuh terhadap proses patologis- Follow up tx (misalnya anemia, infeksi)

Page 41: Pemeriksaan Penunjang

•Darah Kapiler (tanpa antikoagulansia)* Bayi : tumit, bantalan ibu jari kaki* Dewasa : ujung jari, cuping telinga

•Darah Vena (dengan antikoagulansia)* Vena besar dan superfisial, tersering : vena di fossa cubiti

Sampel untuk Pemeriksaan Hematologi

Page 42: Pemeriksaan Penunjang

KADAR HEMOGLOBIN

•Manfaat pemeriksaan:1. Parameter penentuan kriteria anemia2. Monitoring tx

• Kadar bervariasi tergantung:1. Umur2. Jenis kelamin3. Geografi (tinggi rendahnya daerah)

Page 43: Pemeriksaan Penunjang

Harga normalDewasa: laki-laki 13,4-17,7 gr/dl

perempuan 11,4-15,1 gr/dlBayi : 16,5 ± 3 gr/dl

⬇ Hb: anemia (thalasemia, Hb-pathi,def Fe, perdarahan akut, perdarahan kronis, sideroblastik, infeksikronis), lekemia, fisiologis (hamil)

⬆ Hb: polisitemia, dehidrasi

KADAR HEMOGLOBIN (cont...)

Page 44: Pemeriksaan Penunjang

•Metode pemeriksaan kadar Hb1. Direct matching2. Alkali hematin3. Oksihemoglobin4. Cyanmethemoglobin (standarmengukur semua

bentuk Hb kecuali Sulf-Hb)5. Asam hematin (cara Sahli)

KADAR HEMOGLOBIN (cont...)

Page 45: Pemeriksaan Penunjang

METODE ASAM HEMATIN (HB Sahli)

• Prinsip : Hb darah+ lar.HCl → diubah menjadi asam hematin (10menit), kadarnya diukur dengan membandingkan warna yang dihasilkan dengan warna standar secara visual.

• Asam hematin diencerkan dgn akuades sampai warnanya sama dgn warna standar → baca kadar Hb pada skala di tabung Sahli

• Cara ini cepat, simpel, murah , tapi akurasinya kurang (kesalahan >10%), karena tidak semua hemoglobin diubah menjadi asam hematin, misalnya meth-Hb, Sulf-Hb, dan CO-Hb

Page 46: Pemeriksaan Penunjang

HB Sahli

• Reagensia- Larutan HCl 0,1 N- Aquadest

• Alat1. Hemoglobinometer (hemometer) dari Sahli-

Adams yang terdiri dari:2. Gelas berwarna coklat (warna standard)3. Tabung hemometer dengan pembagian dalam g%

atau g/dl4. Pipet Sahli (pipet kapiler dengan volume 20 cmm)5. Pengaduk dari gelas6. Pipet Pasteur

Page 47: Pemeriksaan Penunjang

Teknik Pemeriksaan• Isi tabung hemometer dengan larutan HCl 0,1N sampai tanda 2 g%.• Hisap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulansia ke dalam pipet Sahli

sampai tepat pada tanda 20 cmm.• Bersihkan bagian luar pipet Sahli dengan kapas kering (hati-hati jangan sampai

menghisap darah yang ada di dalam pipet).• Darah segera ditiup secara hati-hati ke dalam larutan HCl dalam tabung

hemometer tanpa menimbulkan gelembung udara.• Sebelum dikeluarkan, pipet dibilas terlebih dahulu dengan menghisap dan meniup

HCl yang ada di tabung beberapa kali.• Inkubasi selama 10 menit untuk pembentukan asam hematin (95%).• Asam hematin yang terbentuk kemudian diencerkan dengan aquadest tetes demi

tetes sambil diaduk sampai didapatkan warna yang sama dengan warna standard.• Hasil yang diperoleh kemudian dibaca pada meniskus. Kadar hemoglobin

dinyatakan dalam g% atau g/dl

Page 48: Pemeriksaan Penunjang

SEBAB KESALAHAN• Akibat alat-alat atau reagensia kurang sempurna1. Volume darah yang dihisap tidak tepat pada tanda 20 cmm2. Warna standard sudah berubah (perlu faktor koreksi)3. Kadar larutan HCl yang digunakan sudah berubah• Akibat pemeriksa1. Teknik pengambilan darah kurang baik2. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah3. Bias akibat intensitas sinar (penerangan)4. Paralax

Page 49: Pemeriksaan Penunjang

HEMATOKRIT•Prosentase volume SDM terhadap volume

darah seluruhnya•Parameter penentuan kriteria anemia•Harga normal bervariasi (≈ Hb)

Laki-laki: 45-47%Wanita : 40-42%

Page 50: Pemeriksaan Penunjang

⬆ Hct: ⬆SDM (polisitemia vera/absolut), vol ⬇

plasma (dehidrasi, difusi cairan keluar p.d., makrositosis

⬇ Hct: SDM (anemia), dilusi (IVFD), mikrositosis⬇

Metode pemeriksaan:• Metode makro: dengan tabung Wintrobe• Metode mikro: dengan tabung kapiler• Metode Elektronik: auto analisa, coulter counter

HEMATOKRIT (cont...)

Page 51: Pemeriksaan Penunjang

•PrinsipDarah dengan antikoagulansia dimasukkan ke dalam tabung tertentu, kemudian diputar dengan alat pemusing hingga SDM memadat. Persentase volume dari SDM yang memadat dibanding volume darah total ini merupakan nilai hematokrit

•2 Metode1.Metode makro2.Metode mikro

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (cont...)

Page 52: Pemeriksaan Penunjang

Alat1.Tabung hematokrit kapiler, dengan ciri-ciri:• Panjang 7 cm dan diameter 1 mm.• Bila yang diperiksa adalah darah vena dengan

antikoagulansia, maka tidak perlu menggunakan tabung kapiler yang dilapisi heparin.

• Bila yang diperiksa adalah darah kapiler, maka perlu menggunakan tabung kapiler yang dilapisi heparin.

2.Malam untuk menutup salah satu ujung tabung kapiler3.Sentrifuge mikro4.Pembaca tabung hematokrit

Metode Mikro

Page 53: Pemeriksaan Penunjang

METODE MIKRO• Teknik Pemeriksaan1. Isi tabung kapiler dengan darah kapiler atau darah dengan

antikoagulansia sampai 2/3 tabung.2. Tutup ujung bawah tabung kapiler dengan malam.3. Letakkan tabung kapiler tersebut pada parit yang sudah tersedia

dengan ujung yang tertutup ke arah luar dan ujung yang terbuka ke arah pusat sentrifuge.

4. Pusingkan dengan kecepatan 11.500-15.000 rpm selama 5 menit.

5. Bacahasilnya dengan hematokrit reader.

• Harga NormalLaki-laki : 45% - 47%Perempuan : 40% - 42%

Page 54: Pemeriksaan Penunjang

Hematokrit Reader

Page 55: Pemeriksaan Penunjang

• Faktor-faktor penyebab kesalahan pemeriksaan Hct:1. Sampling setelah perdarahan

(vasokonstriksihemokonsentrasiHct )⬆2. Antikoagulansia berlebihan (SDM krenasiHct )⬇3. Penyimpanan darah terlalu lama (SDM mengembang

Hct )⬆4. Kecepatan dan waktu pemusingan kurang

(makro:3000rpm,30 menit, mikro: 11.500-15.000rpm, 5 menit)

5. Pemasangan torniquet yang lama hemokonsentrasi Hct ⬆

HEMATOKRIT (cont...)

Page 56: Pemeriksaan Penunjang

LAJU ENDAP DARAH (LED)

•Kecepatan menurunnya (mengendap) SDM setelahSDM terpisah dari plasma (satuan: mm/jam)

•3 fase pengendapan:1.Pembentukan rouleaux2.Fase pengendapan cepat (SDM dengan BM >)3.Fase pengendapan lambat (SDM dengan BM <)

Page 57: Pemeriksaan Penunjang

•Faktor-faktor yang mempengaruhi LED1.Faktor SDM• Ukuran SDM: SDM dengan BM >, makrositmudah

terbentuk rouleaux (aglutinasi)pengendapan cepat LED⬆

• Bentuk SDMsferis, Sabitsulit terbentuk rouleauxpengendapan lambatLED ⬇

• Jumlah SDM/cmm: Anemi (kadar SDM rendah) cepatmengendap LED ⬆

LAJU ENDAP DARAH (LED) (cont...)

Page 58: Pemeriksaan Penunjang

2. Faktor komposisi plasma

LAJU ENDAP DARAH (LED) (cont...)

LED ↑: - ↑ makromolekul plasma, ↑ perbandingan globulin terhadap albumin, ↑ kadar fibrinogen mempercepat pembentukan rouleauxcepat mengendap LED ⬆

LED ↓: peningkatan viskositas plasma

Page 59: Pemeriksaan Penunjang

3. Faktor teknik/mekanikLED : Tabung miring⬆ pengendapan cepat (miring 3°kesalahan

30%), tabung LED terlalu panjang, suhu tinggiLED : ⦵ tabung kecil, darah disimpan > 2 jam⬇ bentuk sferissulit

terjadi rouleaux, suhu <20°C, tabung kotorhemolisis, antikoagulan >>SDM krenasi, sebagian darahbeku/

LAJU ENDAP DARAH (LED) (cont...)

Page 60: Pemeriksaan Penunjang

•Metode pemeriksaanMakro: Westergren, Wintrobe, CulterMikro : Landau, Helliger Vollmer, Cresta

•Harga normal tergantung tabung yang digunakan•PrinsipDarah vena dengan antikoagulansia tertentu dimasukkan ke

dalam tabung tertentu, kemudian dicatat kecepatan pengendapan dari eritrosit-eritrositnya

LAJU ENDAP DARAH (LED) (cont...)

Page 61: Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LED CARA WESTERGREN

Alat Tabung Westergren, dengan ciri-ciri:• Panjang 300 mm• Garis tengah dalam 2 mm• Terdapat tanda 0 – 200 mm• Isi/volume tabung ± 1,0 ml• Kedua ujung tabung terbuka

Rak dari Westergren• Berfungsi untuk menempatkan tabung Westergren dalam keadaan

vertikal.• Di bagian bawah rak terdapat karet untuk penutup lubang tabung.• Di bagian atas rak terdapat pegas untuk menekan tabung ke bawah

Page 62: Pemeriksaan Penunjang
Page 63: Pemeriksaan Penunjang

Antikoagulansia yang Dipakai untuk Pemeriksaan LED cara Westergren

•Larutan natrium sitrat 3,8%, dengan perbandingan 0,2 ml antikoagulansia untuk setiap 0,8 ml darah.

•EDTA kering1 mg untuk tiap ml darah. Seletah itu, darah perlu diencerkan dengan garam fisiologis (NaCL 0,9%) dengan perbandingan empat volume darah dengan satu volume garam fisiologis

Page 64: Pemeriksaan Penunjang

Cara Westergren•Teknik Pemeriksaan1. Darah vena dengan antikoagulansia dihisap ke dalam tabung

Westergren sampai tanda 0.2. Tutup lubang atas dari tabung dengan ibu jari lalu tempatkan di

rak Westergren dan harus dalam keadaan vertikal.3. Setelah 1 jam, baca permukaan atas dari kolom eritrosit.

•Harga NormalLaki-laki : 2 – 13 mm/jamPerempuan : 2 – 20 mm/jam

Page 65: Pemeriksaan Penunjang

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemeriksaan LED

1. Antikoagulansia dan darah harus dicampurdengan baik

2. Tidak bolehterjadi hemolisis.3. Tabung yang dipakai harus bersih dan kering.4. Posisi tabung harus vertikal.5. Kolom darah tidak bolehmengandung gelembung

udara.6. Penentuan LED sebaiknya dilakukan tidak lebih

dari dua jam setelah pengambilan darah.

Page 66: Pemeriksaan Penunjang

Terima Kasih