pemeriksaan refleks.docx

13
BAB I PENDAHULUAN Tubuh kita memiliki berbagai reseptor yang sensitive terhadap rangsangan mekanik, termal, listrik dan kimia. Tanpa proses pembelajaran, yang relative sederhana, pola yang dibangun oleh respon motorik disebut dengan Refleks. Refleks ini dijalankan dengan adanya Lengkung Refleks. Respon tubuh terhadap rangsangan tidak membutuhkan tindakan aatau intervensi yang selalu harus disadari. Respon tersebut lebih kepada sensai, dengan contoh kata yang lebih mudah adalah bila tangan kita terkena suatu benda yang panas maka dengan spontan/ reflex kita akan menjauhkan tangan kita dengan sumber rangsang. Pemeriksaan refleks sangat penting dan merupakan salah satu pemeriksaan dari fungsi neurologi. Respon refleks yang abnormal dapat mengindikasikan adanya keadaan patologi yang spesifik di SSP. Refleks somatic termasuk otot rangka, sedangkan refleks autonom termasuk oto polos dan atau kelenjar. Komponen utama hampir semua lengkung terdiri dari : 1. Reseptor sensori, dimana bereaksi terhadap suatu rangsangan dan mengubahnya menjadi impuls listrik. 2. Saraf aferen (sensorik), dimana meneruskan informasi yang dibawa dari reseptor ke SSP. 3. Area sentral di SSP yang menerima impuls sensorik dan mengubahnya menjadi impuls motorik (disinilah impuls mungkin dihambat, diteruskan atau dikembangkan).

Upload: esti-kurniati

Post on 19-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Tubuh kita memiliki berbagai reseptor yang sensitive terhadap rangsangan mekanik, termal, listrik dan kimia. Tanpa proses pembelajaran, yang relative sederhana, pola yang dibangun oleh respon motorik disebut dengan Refleks. Refleks ini dijalankan dengan adanya Lengkung Refleks. Respon tubuh terhadap rangsangan tidak membutuhkan tindakan aatau intervensi yang selalu harus disadari. Respon tersebut lebih kepada sensai, dengan contoh kata yang lebih mudah adalah bila tangan kita terkena suatu benda yang panas maka dengan spontan/ reflex kita akan menjauhkan tangan kita dengan sumber rangsang.Pemeriksaan refleks sangat penting dan merupakan salah satu pemeriksaan dari fungsi neurologi. Respon refleks yang abnormal dapat mengindikasikan adanya keadaan patologi yang spesifik di SSP. Refleks somatic termasuk otot rangka, sedangkan refleks autonom termasuk oto polos dan atau kelenjar.Komponen utama hampir semua lengkung terdiri dari :1. Reseptor sensori, dimana bereaksi terhadap suatu rangsangan dan mengubahnya menjadi impuls listrik.2. Saraf aferen (sensorik), dimana meneruskan informasi yang dibawa dari reseptor ke SSP.3. Area sentral di SSP yang menerima impuls sensorik dan mengubahnya menjadi impuls motorik (disinilah impuls mungkin dihambat, diteruskan atau dikembangkan).4. Saraf eferen (motorik), dimana meneruskan informasi yang keluar dari SSP ke organ efektor.5. Organ efektor, berupa otot atau kelenjar yang memberikan reseptor terhadap rangsang.Beberapa refleks memiliki jalur yang dapat dilalui hanya dua neuron, seperti dalam satu sinaps. Hal itu disebut dengan lengkung refleks Monosinaps. Di lain hal ada yang lebih kompleks, dimana neuron di dalam lengkung refleks terdiri dari banyak sinaps yang disebut lengkung refleks Polisinaps. Beberapa reffleks ads pula yang tidak direlai sampai ke SSP, namun hanya sampai medulla spinalis. Refleks ini dikenal dengan refleks Spinal yang responnya belum tentu terjadi melalui pengolahan di pusat.Berdasarkan distribusi organ efektor di tubuh, refleks dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar yaitu.Refleks SomatikBiasanya dibhubungkan dengan rangsangan pada otot rangka oleh devisi somatic system saraf. Beberapa refleks somatik ada yang hanya membutuhkan penggiatan dari medulla spinalis, seperti Refleks Patela, Refleks Tendon Achiles, Rfeleks Plantar (Babinski), Kornea dan Refleks Paringeal (GAG).Refleks Autonom (visceral)Biasanya dihubungkan dengan struktur visceral. Refleks ini dimediasi oleh system saraf autonom dan tidak semua subyek secara sadar mengontrol kerja refleks ini. Refleks ini termasuk pengaturan berbagai fungsi tubuh seperti pencernaan, peristaltic usus, eliminasi, tekanan darah dan salivasi.A. Refleks SomatikRefleks somatik yang akan diperiksa pada praktikum ini meliputi refleks tendon achiles dan patella. Refleks ini termasuk Refleks Regang yang penting dalam mempertahankan postur, keseimbangan dan untuk pergerakan. Struktur pendukung yang penting adalah muscles spindle, yang berfungsi merelai informasi tentang derajat ketegangan otot ke SSP melalui serabut saraf sensorik.Serabut saraf sensorik masuk ke medulla spinalis, kemudian bercabang. Beberapa cabang membentuk sinaps dengan neuron motor, dimana cabang tersebut akan mengirimkan serabut kembali ke otot dari serabut sensorik yang sesungguhnya. Dari sana mereka akan membentuk sinaps excitatory dan secara langsung bertanggung jawab terhadap kontraksi otot. Cabang lainnya dari serabut sensorik medulla spinalis akan naik ke kelompok sel pada bagian yang bertanggung jawab dalam mengkooordinasikan gerakan motorik tingkat tinggi.Refleks Achiles dan patella membutuhkan hubungan dengan medulla spinalis tetapi tidak tergantung sepenuhnya dengan jalur motorik bagian atas secara fungsional.Reflek Somatik lain yang penting antara lain refleks plantar (Babinski), refleks kornea dan refleks faringeal (GAG). Refleks refleks ini tergantung pada lengkung refleks tingkat medulla dan pada batang otak secara fungsional.1) Refleks Biscepsa. Berikan posisi fleksi pada lengan OP dan sanggah siku OP dengan tangan non dominan pemeriksa agar tetap dalam keadaan rileks b. Tempatkan ibu jari pemeriksa diatas tendon biceps pada area fossa antekubitic. Pukulkan ujung hammer pada ibu jari pemeriksad. Deskripsikan hasil pemeriksaan2) Refleks Tricepsa. Berikan pposisi fleksi pada lengan OP dan sanggah lengan OP pada posisi telapak tangan pemeriksa diapit oleh lengan OP. Posisi pemeriksa di belakang OP.b. Pukulkan bagian tumpul hammer pada ujung tendon triceps arah lengan belakang OP, letak di atas procesus olecranon.c. Deskripsikan hasil pemeriksaan3) Refleks Brachioradialisa. Berikan posisi lengan OP ekstensi yang relaks di ats pangkuan, sanggahlah dengan tangan on dominan pemeriksa di daerah distallengan OP.b. Pukulkan ujung hammer pada tendon brachioradialis, yang terletak di atas procesus styloid pada radius.Tiga test refleks dibawah ini bergantung pada lengkung refleks tingkat medulla yang berhubungan dengan traktus kortikospinal dan otak. Kesemua tes ini penting dalam mengkaji fungsi neurologis, dimana kerusakan pada traktus kortikospinal dapat ditunjukkan oleh keabnormalan respon ketiga refleks dibawah ini.4) Refleks Patellar (Knee-Jerk Reflex)Tes refleks patellar dimulai dengan menyuruh klien duduk pada sebuah meja dengan posisi lutut fleksi. Klien rileks dengan posisi kakinya, kemudian palpasi lokasi patella (inferior dari patella). Gunakan hammer tendon, dan ketukkan tepat dibawah patella klien .5) Refleks Achiles (Ankle-Jerk Reflex)Anjurkan klien duduk pada sisi salah satu tempat tidur atau pada bangku (yakinkan bahwa kaki terjuntai di tas lantai). Pegang telapak kaki dengan tangan no dominan. Ketukkan tenton Achiles secara GENTLY dengan menggunakan bagian lebar hammer tendon.6) Refleks Plantar (Babinski Reflex)Suruh klien anda melepaskan sepatu dan kaus kaki (bila mengenakan) dan duduklah di bangku / sisi empat tidur. Klien dapat juga diminta untuk tidur terlentang dengan kedua tungkai sedikit eksternal rotasi. Rangsang telapak kaki klien dengan ujung tajam hammer, mulai dari tumit kearah atas pada bagian sisi luar telapak kaki.

7) Refleks CornealRefleks ini menggambarkan jalur sensorik melalui saraf cranial V (saraf trigeminus) dan jalur motorik melalui saraf cranial VII (saraf fasial). Refleks ini tergantung pada kenormalan fungsi otot okuli orbikularis, jalur saraf aferen dan eferen serta traktus kortikospinalis.Minta klien untuk melihat suatu objek tertentu. Benda objek tersebut harus terletak sama sisi dengan klien. Secara hati hati dan halus sentuh kornea klien dengan menggunakan kapas yang halus.8) Refleks PharyngealPilih subyek pemeriksaan (klien) yang agak mudah terangsang muntah (bila mungkin). Minta klien untuk membuka mulutnya dengan lebar. Sentuh palatum lunak (dekat uvula) dengan menggunakan kapas lidi yang steril.

B. Refleks AutonomSeperti halnya refleks somatic yang menentukan aktivitas otot rangka, maka refleks autonom akan berbicara tentang aktivitas otot polos, otot jantung dan kelenjar.1) Refleks PupillaryRefleks pupil merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan cahaya (kecil) key dalam kornea di dalam mata. Ketika cahaya memasuki kornea mata, jalur sensorik terangsang sepanjang serabut cranial II (saraf optikus) dan jalur motorik melalui saraf cranial III (saraf okulomotorius) sehingga menyebabkan kontraksinya otot konstriktor iris.Cahaya di dalam ruang pemeriksaan sebaiknya agak gelap. Gunakan penlight untuk memeriksa diameter pupil. Gerakan penlight untuk memeriksa diameter pupil. Gerakan penlight dari arah kanan atau kiri sudut mata. Perhatikan diameter pupil klien.

BAB IIPEMERIKSAAN REFLEKS

A. PengetianRefleks adalah respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar.(Sherwood L.(2001), fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem.Edisi 2 jakarta: EGC,hal 142-147)B. Jenis jenis RefleksTerdapat 2 jenis refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar, yaitu refleks mendekati,dan refleks didapat atau refleks terkondisi, yang terjadi kareaana belajar dan berlatih, misalnya seorang poemain piano menekan tuts tertentu sewaktu melihat kertas nada di kertas partitur. (Sherwood L.(2001).Fisiologi Manusia Dari Sel ke system,Edisi 2.Jakarta EGC,hal 142-147C. Sistem Saraf Otonom dan Sistem Saraf SomatikDivisi eferen system saraf perifer adalah poenghubung komunikasi dengan susunan saraf pusat yang mengontrol aktivitas otot dan kelenjar. System saraf pusat mengatur organ-organ efektor ini dengan menimbulkan potensi aksi dibadan-badan sel neuroneferen yang akson-aksonnya berakhir di organ tersebut.otot jantung, otot polos, sebagian besar kelenjar eksokrin, dansebagian kelenjar endokrin dipersarafim oleh system saraf otonom, yang dianggap merupakan cabang ninvolunter divisi eferen perifer.1. Refleks somaticOtot rangka dipersarafi oleh neuron motorik, yang akson-aksonnya membentuk system saraf somatik. Badan sel dari neuron-neuron motorik ini terletak di dalam sel tanduk ventral korda spinalis. Tidak seperrti rantai dua neuron pada serat saraf otonom, akson satu neuron motorik berjaln dari asalnya di korda spinalis.sampai tempat terakhirnya di otot rangka. Bagia terminal akson neuron motorik mengeluarkan asetikolin, yang menimbulkan eksitasi dan kontraksi serat-serat otot yang dipersarafi. Neuron motorik hanya dapat merangsang otot-otot rangka, berbeda dengan serat otonom, yang dapat merangsang atau menghambat organ-organ efektor mereka.inhibisi aktivitass otot rangka hanya dapat dilakukan di dalam SSP melalui pengaktifan masukan sinaps inhibitorik ke badan sel dan dendrite dari neuron-neuron motorik yang mempersarafi otot tertentu.Neuron motorik dipengaruhi oleh banyak masukan prasinaps konvergen, baik yang bersifat eksitatorik maupun inhibitorik. Sebagian dari masukan ini adalah bagian dari jalur refleks spinal yang berasal dari reseptor reseptor sensorik perifer. Yang lain adalah bagian dari jalur jalur desendens yang berasal dari otak yang mengontrol gerakan otot rangka meliputi daerah daerah motorik korteks, nucleus basal, serebelum dan batang otak.Sistem motorik dianggap bedara di bawah control kesadaran (volunteer), tetapi banyak aktivitas otot rangka yang melibatkan postur, keseimbangan dan gerakan gerakan stereotipik di alam bawah sadar (involunter).2. Refleks Autonom (Viseral)Sistem motorik autonom merupakan salah satu komponen saraf autonom yang mengendalikan otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem saraf autonom termasuk berbagai pusat pengendali di otak, pada dasarnya melaksanakan kegiatan secara independen dan tidak langsung dikendalikan oleh kesadaran. Sistam saraf autonom terutama mengendalikan berbagai fungsi organ visceral yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, antara lain fungsi jantung dalam mengatur cardiac output, fungsi pembuluh darah dalam mengatur aliran darah ke berbagai organ dan fungsi pencernaan.

Somatic Reflex Acr

Autonomic Reflex Acr

Sifat Sistem saraf ototnomSiatem saraf somatik

Tempat asal Otak atau tanduk lateral korda spinalisTanduk ventral korda spinalis

Jumlah neuron dari tempat asal di SSP sampai ke organ efektor Rantai dua neuron (praganglion dan pascagangglion)Neuron tunggal (neuron motorik)

Organ yang dipersyarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin dan sebagian kelenjar endokrinOtot rangka

Jenis persarafanSebagian besar otot efektor dipersyarafi secara ganda oleh kedua cabang sitem simpatis dan parasimpatisOrgan efektor dipersarafi hanya oleh neuron motorik

Neurotransmitter di organ efektorMungkin asetilkolin (ujung parasimpatis) atau norepinefrin (ujung simpatis)Hanya asetilkolin

Efek pada organ efektorStimulasi atau inhibisi (efek antagonis dari kedua cabang)Hanya stimulasi (inhibisi hanya dapat terjadi secara sentral melalui IPSP di badan sel dari neuron motorik)

Jenis controlDikontrol oleh bawag sadar (involunter), dapat dikontrol secara volunteer dengan teknik umpan balik hayati dan latihanDikontrol oleh kesadaran(volunter), banyak aktivitas yang dikoordinasi secara bawah sadar

Pusat pusat yang lebih tinggi di otak yang ikut mengontrolKorda spinalis, medulla, hipotalamus, korteks frontalisKorda spinallis, korteks motorik, nucleus basal, serebelum,batang otak.

(Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC, hal 196-197)

PENCATATAN HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS

Skala Gradasi RefleksNILAIDESKRIPSI

0Tidak ada respon

1+ atau +Hipoaktif

2+ atau ++Normal

3+ atau +++Hipoaktif tanpa klonus

4+ atau ++++Hiperaktif dengan klonus