pemerintah kabupaten...

77
RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Pemerintah Kabupaten Majalengka Hal II - 75 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. Selain melayani pasien umum, pelayanan kesehatan rujukan juga menangani pasien dari keluarga miskin. Selama periode 2008-2013, persentase keluarga miskin yang ditangani dapat dilihat pada tabel 2.45. sebagai berikut : Tabel 2.45. Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 No. Tahun Pesentase Penanganan Pasien Keluarga Miskin Ket. 1. 2008 0,68 - 2. 2009 0,83 - 3. 2010 16,82 - 4. 2011 2,30 - 5. 2012 5,26 - 6. 2013 39,13 Data sementara Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah Selama periode 2008-2013, penangan pasien miskin selalu mendapat perhatian. Pada tahun 2008 sebanyak 0,68 % dari jumlah yang berkunjung dan mendapat penanganan di pelayanan kesehatan rujukan berasal dari keluarga miskin, pada tahun 2009 angka ini meningkat menjadi 0,83%, meningkat lagi menjadi 16,82 % pada tahun 2010, kemudian turun menjadi 2,3 % pada tahun 2011, sedangkan tahun 2012 meningkat kembali menjadi 5,26 %, dan tahun 2013 meningkat cukup signifikan mencapai 39,13%. Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi di Kabupaten Majalengka pada Puskesmas-Puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka terjadi peningkatan dari 60,48% pada tahun 2009 menjadi

Upload: dangquynh

Post on 19-Jul-2019

261 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 75

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

Selain melayani pasien umum, pelayanan kesehatan rujukan juga

menangani pasien dari keluarga miskin. Selama periode 2008-2013,

persentase keluarga miskin yang ditangani dapat dilihat pada tabel 2.45.

sebagai berikut :

Tabel 2.45.

Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Pesentase Penanganan Pasien Keluarga Miskin Ket.

1. 2008 0,68 -

2. 2009 0,83 -

3. 2010 16,82 -

4. 2011 2,30 -

5. 2012 5,26 -

6. 2013 39,13 Data sementara

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

Selama periode 2008-2013, penangan pasien miskin selalu mendapat

perhatian. Pada tahun 2008 sebanyak 0,68 % dari jumlah yang berkunjung

dan mendapat penanganan di pelayanan kesehatan rujukan berasal dari

keluarga miskin, pada tahun 2009 angka ini meningkat menjadi 0,83%,

meningkat lagi menjadi 16,82 % pada tahun 2010, kemudian turun menjadi

2,3 % pada tahun 2011, sedangkan tahun 2012 meningkat kembali menjadi

5,26 %, dan tahun 2013 meningkat cukup signifikan mencapai 39,13%.

Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi di Kabupaten Majalengka pada

Puskesmas-Puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten

Majalengka terjadi peningkatan dari 60,48% pada tahun 2009 menjadi

Page 2: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 76

101,22% pada tahun 2010 dan mengalami penurun pada tahun 2011

menjadi 80,83%. Tahun 2010, 2012 dan 2013 telah melebihi standar

pelayanan minimal sebagaimana ditetapkan pemerintah yang menargetkan

90%. Adapun secara rinci data tersebut dapat kami sampaikan pada tabel

berikut:

Tabel 2.46.

Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Kunjungan Bayi (%)

1. 2008 100,00

2. 2009 60,48

3. 2010 101,22

4. 2011 80,83

5. 2012 91,07

6. 2013 93,54

Sumber : Dinas Kesehatan Kabuapaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

3. Pekerjaan Umum

Sarana dan prasarana umum merupakan salah satu kebutuhan pendukung

pembangunan daerah yang pemenuhannya akan sangat berdampak pada

kinerja pembangunan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun

pemerintahan.

a. Kondisi Jalan

Berdasarkan data terbaru proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi

baik untuk jalan kabupaten tahun 2012 adalah 665,782 km, panjang jalan

yang dapat dilalui roda 4 (empat) adalah 1,281,919 km, sedangkan jalan

penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk

(minimal dilalui roda 4) adalah 337,880 km.

Page 3: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 77

Tabel 2.47.

Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 (Km)

2009 (Km)

2010 (Km)

2011 (Km)

2012 (Km)

1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Tdk ada data

226,249 31,62

304,169 42,54

367,592 51,37

480,365 67,12

2. Panjang Jalan dilalui roda 4 (empat)

Tdk ada data

1,281,919 1,281,919 1,281,919 1,281,919

3. Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)

Tdk ada data

337,880 337,880 337,880 337,880

4. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 Km/jam)

Tdk ada data

226,249 304,169 367,592 480,365

Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2012

b. Kondisi Jaringan Irigasi

Kondisi bangunan air di Kabupaten Majalengka terdiri dari Bendung,

Bangunan Air, Saluran, Bangunan Pelengkap dan Bangunan Fasilitas. Jumlah

dan kondisi bangunan air pada jaringan irigasi di Kabupaten Majalengka

selama kurun waktu 4 tahun terakhir (2009-2010), lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 4: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 78

Tabel 2.48.

Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

Kondisi Tahun 2009

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1 Bendung

- Tetap 230 bh 83 58 89 - Suplesi 24 bh 4 6 14 - Pengambilan Bebas 334 bh 119 97 118

2 Bangunan Air - Bagi 1 bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 bh 2 3 2 - Sadap 524 bh 235 150 139

3 Saluran - Induk 470,06 km 192,43 201,10 76,27 - Sekunder 64,28 km 29,00 14,00 21,28 - Tersier 225,81 km 100,00 62,00 63,66 - Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 km 4,50 4,01 2,40

4 Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0 - Penguras 6 bh 4 1 1 - Terjun 40 bh 13 14 13 - Syphon 4 bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 bh 30 12 17 - Got Miring 7 bh 2 2 3 - Talang 14 bh 7 4 3 - Jembatan 33 bh 22 3 8 - Pelimpah 65 bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0 - Suplesi 14 bh 4 7 3 - Lain – lain 81 bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00 Kondisi tahun 2010

Page 5: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 79

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1 Bendung

- Tetap 230 Bh 90 50 90 - Suplesi 24 Bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 Bh 126 103 105

2 Bangunan Air - Bagi 1 Bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 Bh 2 2 3 - Sadap 524 Bh 246 137 141

3 Saluran - Induk 470,06 Km 199,57 194,21 76,27 - Sekunder 64,28 Km 30,73 13,93 19,62 - Tersier 225,81 Km 108,19 53,96 63,66 - Suplesi 6,95 Km 0,00 3,40 3,55 - Pembuang 10,91 Km 6,67 4,00 0,25

4 Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 Bh 2 1 0 - Penguras 6 Bh 4 1 1 - Terjun 40 Bh 13 14 13 - Syphon 4 Bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 Bh 30 12 17 - Got Miring 7 Bh 2 2 3 - Talang 14 Bh 7 4 3 - Jembatan 33 Bh 22 3 8 - Pelimpah 65 Bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 Bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 Bh 0 1 0 - Suplesi 14 Bh 4 7 3 - Lain – lain 81 Bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 Bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 Bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 Bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 Km 0,00 6,05 0,00 Kondisi Tahun 2011

Areal Fungsional 22.396,00 393 Daerah Irigasi 1 Bendung

- Tetap 230 Bh 68 60 102 - Suplesi 24 Bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 Bh 119 110 105

Page 6: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 80

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

2 Bangunan Air - Bagi 1 Bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 Bh 1 1 5 - Sadap 524 Bh 222 150 152

3 Saluran - Induk 470,06 Km 180,00 200,00 90,00 - Sekunder 64,28 Km 23,00 18,00 23,00 - Tersier 225,81 Km 95,00 55,00 76,00 - Suplesi 6,95 Km 0,00 3,00 4,00 - Pembuang 10,91 Km 4,50 3,00 3,00

4 Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 Bh 0 3 0 - Penguras 6 Bh 0 4 2 - Terjun 40 Bh 0 30 10 - Syphon 4 Bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 Bh 30 12 17 - Got Miring 7 Bh 2 2 3 - Talang 14 Bh 10 4 0 - Jembatan 33 Bh 10 23 0 - Pelimpah 65 Bh 25 30 10 - Tangga Cucin 7 Bh 1 4 2 - Mandi Kerbau 1 Bh 0 1 0 - Suplesi 14 Bh 2 9 3 - Lain - lain 81 Bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 Bh 0 1 1 - Rumah PPA 4 Bh 0 2 2 - Rumah Mantri 0 Bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6,05 Km 0,00 6,05 0,00 Kondisi Tahun 2012

Areal Fungsional 22,396.00 393 Daerah Irigasi 1 Bendung

- Tetap 230 Bh 90 62 78 - Suplesi 24 Bh 7 7 10 - Pengambilan Bebas 334 Bh 126 103 105

2 Bangunan Air - Bagi 1 Bh 0 1 0 - Bagi Sadap 7 Bh 1 3 3 - Sadap 524 Bh 246 137 141

3 Saluran

Page 7: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 81

No. Uraian Volume Satuan Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

- Induk 470.06 Km 277.17 147.40 45.49 - Sekunder 64.28 Km 30.73 13.93 19.62 - Tersier 225.81 Km 108.19 53.96 63.66 - Suplesi 6.95 Km 0.00 3.40 3.55 - Pembuang 10.91 Km 6.67 4.00 0.25

4 Bangunan Pelengkap - Kantong Lumpur 3 Bh 2 1 0 - Penguras 6 Bh 4 1 1 - Terjun 40 Bh 13 14 13 - Syphon 4 Bh 0 2 2 - Gorong - gorong 59 Bh 30 12 17 - Got Miring 7 Bh 2 2 3 - Talang 14 Bh 7 4 3 - Jembatan 33 Bh 22 3 8 - Pelimpah 65 Bh 31 17 17 - Tangga Cucin 7 Bh 5 2 0 - Mandi Kerbau 1 Bh 0 1 0 - Suplesi 14 Bh 4 7 3 - Lain – lain 81 Bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas - Rumah PPB 2 Bh 0 1 1 - Rumah PPA 5 Bh 0 2 3 - Rumah Mantri 0 Bh 0 0 0 - Jalan Inspeksi 6.05 Km 0.00 6.05 0.00

Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.49.

Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 52,00

2. Rasio Jaringan Irigasi (Km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 2,99 Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2012

4. Perumahan

a. Kondisi Perumahan

Berdasarkan data tahun 2012 jumlah rumah tinggal yang sudah mempunyai

sanitasi yaitu 251.169 KK, atau sebesar 71,95%, sedangkan jumlah rumah

Page 8: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 82

tangga pengguna air bersih sebanyak 323.526 KK dan rumah tangga

pengguna listrik sebanyak 75,62% dan tahun 2012 sebesar 89,97%, lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.50. di bawah ini.

Tabel 2.50. Kondisi Perumahan (Rumah Tangga)

di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Rumah tinggal bersanitasi (%)

66,47 66,17 65,87 65,57 71,95

2. Rumah tangga bersanitasi (KK)

248.173 248.920 249.699 250.418 251.169

3. Rumah tangga pengguna air bersih (KK)

371.716 378.159 346.032 347.717 349.097

4. Rumah tangga pengguna listrik (RT)

307.019 315.990 316.650 316.221 318.512

Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2012

b. Rumah Layak Huni

Tahun 2012 jumlah rumah layak huni sebanyak 313.494 buah dengan rasio

97,87%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.51.

Kondisi Rumah Layak Huni di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Rumah Layak Huni (unit) 307.012 308.012 308.012 311.012 313.494

2. Rasio Rumah Layak Huni (%) 96,42 96,32 96,22 95,92 97,87 Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2012

Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta

Karya Kabupaten Majalengka, data lingkungan perumahan kumuh di Kabupaten

Page 9: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 83

Majalengka belum dapat teridentifikasi. Adapun berdasarkan data yang ada, rumah

tangga bersanitasi di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 sebanyak 251.169 KK.

1. Penataan Ruang

Untuk menilai capaian pembangunan pada bidang penataan ruang antara lain

adalah rasio ruang terbuka hijau dan rasio bangunan ber-IMB. Selama kurun waktu

2008 sampai 2012 Rasio Ruang Terbuka Hijau terus meningkat dari 1,09% pada

tahun 2008 menjadi 1,74% pada 2012. Demikian juga rasio bangunan ber-IMB yang

pada tahun 2008 4,40% meningkat menjadi 5,33 pada tahun 2012. Perkembangan

data dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.52. Kondisi Pemanfaatan Ruang

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB ih 1,09% 1,09% 1,09% 1,74% 1,74%

2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 4,40% 4,78% 5,02% 5,19% 5,33%

Sumber : Dinas BMCK, tahun 2013

6. Perencanaan Pembangunan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah

meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

rencana pembangunan daerah terdiri atas: RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,

dan Renja SKPD.

Page 10: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 84

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 yang ditetapkan pada tanggal 25

September 2008. Sesuai dengan periodisasi pembangunan lima tahunan, maka

tahap ke dua (2009-2013) disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yang ditetapkan tanggal 31 Juli 2009

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2009-2013. Selanjutnya setiap tahun disusun perencanaan

tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Penyusunan program dan kegiatan dalam RKPD mengacu pada dokumen

RPJMD. RKPD dalam hal ini merupakan penjabaran RPJMD dalam kaitannya

dengan perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Renja OPD, RKA OPD,

dan RAPBD. Adapun untuk RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 telah

ditetapkan dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 3 Tahun 2013 pada

tanggal 29 Mei 2013 yang pada penyusunannya mengacu pada RPJPD

Kabupaten Majalengka 2005-2025, Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Majalengka Tahun 2011-2031, Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor

3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pemabangunan Daerah Kabupaten

Majalengka serta peraturan dan dokumen terkait perencanaan di tingkat

provinsi dan pusat.

7. Perhubungan

Berdasarkan data tahun 2013 Kabupaten Majalengka memiliki 7 (tujuh) terminal

bis, yaitu di Kecamatan Cikijing, Cigasong, Rajagaluh, Kadipaten, Maja, Talaga

dan Bantarujeg. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di

Page 11: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 85

Kecamatan Kertajati akan memunculkan kebutuhan pembangunan terminal

terpadu untuk menjamin aksesibilitas angkutan umum dari kota-kota di

sekitarnya ke bandara. Untuk mewujudkan itu perlu disusun kajian terpadu

dengan tetap mengacu kepada master plan kebandaraan, RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2011-2031 dan RDTR.

Indikator lainnya mengenai urusan perhubungan/kondisi perhubungan di

Kabupaten Majalengka sebagaimana tertuang pada tabel di bawah.

Tabel 2.53.

Kondisi Perhubungan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio ijin trayek 1:1075 1:1088 1:1081 1:1084 1 : 1044

2. Jumlah uji KIR angkutan umum 9000 9000 9000 9000 10000

3. Kepemilikan KIR angkutan umum 2.215 1.272 1.334 1.396 1.520

4 Pemasangan rambu-rambu na na na 52 105

5 Jumlah arus penumpang angkutan umum - -

11.107.571

Orang

11.255.761

Orang

11.473.241

Orang Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum dilaksanakan secara berkala

setiap 6 bulan sekali. Terkait dengan durasi waktu atau lamanya proses pengujian

kendaraan tersebut, dengan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP)

yang dimiliki dan dijalankan oleh DISHUBKOMINFO Kabupaten Majalengka, maka

lamanya waktu yang diperlukan dalam pengujian dimaksud adalah 15 menit, dimulai

dari proses pendaftaran, pelaksanaan pengujian dan penyampaian hasil uji

kendaraan. Jumlah kendaraan angkutan darat di Kabupaten Majalengka pada tahun

2010 adalah 10.691 kendaraan, tahun 2011 adalah 10.171 kendaraan dan tahun 2012

adalah 10.151 kendaraan.

Page 12: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 86

Biaya pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum pada DISHUBKOMINFO

Kabupaten Majalengka mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka No.

11 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor

di Kabupaten Majalengka, sebagai berikut :

Tabel 2.54. Struktur Dan Besaran Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Di Kabupaten Majalengka

NO JENIS PELAYANAN TARIF A. Pengujian Berkala Pertama 1. Mobil Barang, Mobil Bus, Traktor Head Rp. 150.000,-

2. Mobil Penumpang, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan Rp. 100.000,-

B. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Orang 1. Angkutan Pedesaan (9 seat) Rp. 60.000,- 2. Angkutan Kota (10 seat) Rp. 60.000,- 3. Bus Mini (11-15 seat) Rp. 75.000,- 4. Bus Sedang (16-25 seat) Rp. 75.000,- 5. Bus Besar Rp. 80.000,-

C. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Barang 1. Pick Up (JBB = 0-3.500 Kg) Rp. 60.000,- 2. Truck (JBB = 3.550-10.000 Kg) Rp. 75.000,- 3. Truck (JBB = 10.050-15.000 Kg) Rp. 80.000,- 4. Truck (JBB = lebih dari 15.050 Kg) Rp. 95.000,-

D. Penilaian Teknis Kendaraan 1. Mobil Barang, Mobil Bus, Mobil Penumpang Rp. 100.000,- 2. Sepeda Motor Rp. 50.000,-

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.55.

Jumlah Kendaraan Angkutan Darat di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No Tahun Jumlah Kendaraan

1 2008 10.007

2 2009 10.840

3 2010 10.691

Page 13: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 87

No Tahun Jumlah Kendaraan

4 2011 10.171

5 2012 10.151

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data terakhir yaitu tahun 2012-2013 rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan di tahun 2012 adalah 1 : 3,19 sedangkan tahun 2013 adalah 1 : 5,86.

Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum tahun 2012 adalah

10.265.172 orang sedangkan tahun 2013 adalah 10.160.215 orang. Jumlah

orang/barang melalui terminal pertahun pada tahun 2012 adalah 2.321.715

orang sedangkan tahun 2013 adalah 2.245.118 orang.

Tabel 2.56.

Indikator Perhubungan di Kabupaten Majalengka

No Indikator Perhubungan Satuan Tahun 2012 2013

1 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan poin 1 : 3,19 1 : 5,86

2 Jumlah orang/ barang yang terangkut

angkutan umum

orang 10.265.172 10.160.215

3 Jumlah orang/barang melalui

dermaga/bandara/ terminal per tahun

orang 2.321.715 2.245.118

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

8. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga

negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan ekonomi nasional

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan

Page 14: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 88

berwawasan lingkungan dengan dilengkapi oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Saat ini otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan

kewenangan antara pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Saat ini menurunnya kualitas lingkungan hidup telah mengancam

kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu

dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh

dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Perlindungan dan pengelolaan

hukum lingkungan meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Kabupaten Majalengka telah melaksanakan penegakan hukum lingkungan,

diantaranya yaitu pelaksanaan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5

tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi

dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen

Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 tahun

2012 tentang Izin Lingkungan. Kegiatan atau usaha di Kabupaten Majalengka telah

membuat dokumen lingkungan sesuai dengan yang diwajibkan, namun dalam

pelaksanaannya belum semua usaha atau kegiatan memiliki dokumen lingkungan.

Sampai saat ini di Kabupaten Majalengka belum ada usaha atau kegiatan

yang mendapat sangsi berat karena melanggar hukum lingkungan. Pembinaan dan

sosialisasi peraturan terus dilaksanakan agar pelaku kegiatan atau usaha dapat

melaksanakan kegiatan atau usahanya tapi tetap menjaga kualitas dan kelestarian

lingkungan hidup di sekitarnya, sehingga ekonomi hijau dapat terlaksana. Capaian

pembangaunan lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 15: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 89

Tabel 2.57.

Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 *) 2011 2012

1. Persentase penanganan sampah

na Na 45% 49% 53%

2. Persentase Penduduk berakses air minum

66,76% 82,94% 91,47% 91,94% 92,66%

3. Persentase luas pemukiman yang tertata

8 9 11 15 16

4. Pencemaran status mutu air na 20% 20% 20% 80%

5. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air

331 buah 331 buah 331 buah 331 buah 331 buah

6. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UPL-UKL/SPPL

12 UKL-UPL 9 UKL-UPL 8 UKL-UPL 7 UKL-UPL

13 SPPL 12 UKL-UPL

60 SPPL

7. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk

3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS

Sumber : BPLH Kabupaten Majalengka, tahun 2013 *) Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

9. Pertanahan

Persentase luas lahan bersertifikat di Kabupaten Majalengka sampai tahun

2012 sebesar 23%. Kasus sengketa pertanahan pada tahun 2012 sebanyak 16

kasus dan yang telah diselesaikan sebanyak 11 kasus, atau tingkat penyelesaian

Page 16: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 90

kasus sengketa pertanahan adalah sebesar 68,75 %. Permohonan izin lokasi

pada tahun 2012 sebanyak 6 izin lokasi, dan izin lokasi yang diterbitkan Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal pada tahun 2012 sebanyak

4 izin lokasi.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Penyelenggaraan administrasi kependudukan mengalami perubahan yang

signifikan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Administrasi

kependudukan merupakan rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan

upaya dalam mewujudkan tertib administrasi kependudukan. Melalui SIAK,

setiap penduduk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang bersifat

tunggal, berlaku secara nasional dan diharapkan setiap peristiwa

kependudukan seperti perubahan biodata penduduk, perubahan alamat,

peristiwa kepindahan/kedatangan dan setiap peristiwa penting seperti

kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan perubahan nama, dapat dicatat

dan dilaporkan, selanjutnya diterbitkan dokumen kependudukan berupa Kartu

Keluarga, KTP, Akta Catatan Sipil, atau Surat Keterangan Kependudukan sesuai

dengan peristiwa yang dialami. Sejalan dengan program strategis nasional yaitu

penerapan KTP ber-basis NIK secara nasional (KTP-elektronik), yang di

Kabupaten Majalengka telah dimulai sejak tahun 2011, diawali dengan kegiatan

Page 17: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 91

perekaman data, iris mata, sidik jari, dan pemotoan. KTP non elektronik secara

bertahap akan diganti dengan KTP elektronik yang berlaku seumur hidup.

Mewujudkan tertib administrasi kependudukan memerlukan sinergitas antar

Organisasi Perangkat Daerah serta partisipasi masyarakat sehingga setiap

penduduk memahami pentingnya memiliki dokumen kependudukan sebagai

bukti autentik kewarganegaraan serta sebagai dasar memperoleh pelayanan

publik.

Tabel 2.58.

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2009 - 2013

No. Indikator Kinerja Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (%)

100 100 100 100 100

2. Cakupan Kepemilikan Kartu Keluarga (%)

- 86,81 94,11 100 100

3. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (%)

84,06 93,04 41,38 75,06 83,35

4. Cakupan Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (%)

84,06 93,04 41,38 75,06 83,35

5. Ratio penduduk ber-KTP per satuan penduduk (poin)

797.619 889.865 381.627 692.211 796.600

6. Penerapan KTP berbasis NIK (%)

100 100 100 100 100

7. Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran (%)

- 37,44 55,90 61 62,84

8. Kepemilikan Akte Kelahiran per 1000 penduduk (permil)

- 37,44 55,90 61 62,84

9. Ratio Bayi ber-Akte Kelahiran (%)

- - - - 95,2

Page 18: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 92

No. Indikator Kinerja Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

10. Cakupan penerbitan Kutipan Akta Kematian (%)

- - - 1 1

11. Ketersediaan data base kependudukan skala kabupaten

- - - Ada Ada

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Majalengka, tahun 2013

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam keterwakilan perempuan di

dalam partai politik dan perempuan sebagai pejabat terpilih baik dalam

ranah pelayanan publik, departemen, komisi-komisi nasional dan peradilan.

Persentase partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah Kabupaten

Majalengka tahun 2012 mencapai 4.24%. Pengalaman menunjukkan bahwa

partisipasi perempuan yang rendah di bidang politik dan pemerintahan

akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas kebijakan publik yang responsif

terhadap gender menyangkut baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai

dampak positif meningkatnya jumlah perempuan yang terlibat dalam

pembuatan kebijakan yang responsif gender, diharapkan keberpihakan

terhadap hasil-hasil peraturan yang responsip gender pun semakin

meningkat.

b. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta

Perempuan kini banyak menduduki posisi senior di berbagai perusahaan

dibanding sebelumnya, hal ini dikarenakan wanita memiliki keyakinan

dalam mengorganisir suatu perusahaan atau lembaga yang dipimpinnya,

seperti halnya di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 partisipasi

perempuan di lembaga swasta sebesar 5,26%. Perlu peningkatan kesadaran

bersama untuk mewujudkan kesetaraan gender pada kehidupan

Page 19: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 93

berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara supaya akses

perempuan untuk menjadi seorang pemimpin atau menjadi mitra dari laki-

laki bisa lebih besar.

c. Rasio KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap

seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan

atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran

rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,

atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup

rumah tangga. Penelitian mengungkapkan intensitas kekerasan dalam

rumah tangga cukup tinggi. Rasio kekerasan rumah tangga di Kabupaten

Majalengka tahun 2012 sebesar 0,001% hal ini cukup kecil dibanding

daerah atau kota-kota lainnya di Jawa Barat.

d. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan

Upaya yang dilakukan dalam menangani tindak kekerasan terhadap

perempuan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, unsur medis,

penyadaran masyarakat, kerjasama dengan pihak lain (Kepolisian, LSM,

Ormas). Sedangkan proses penanganan terhadap kasus tindak kekerasan

perempuan secara garis besar meliputi penerimaan laporan atau

pengaduan dari korban, pembuatan berita acara kronologis kejadian, serta

upaya konseling dilakukan dengan memberikan pembinaan antara pihak

yang bertikai sebagai alternatif pemecahan masalah. Penyelesaian

pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di

Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebanyak 71,43% kasus yang telah

diselesaikan. Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap

perempuan dan anak berdasarkan SPM harus mencapai 100% pada tahun

2014.

Page 20: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 94

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan, dan Keluarga

Berencana (BPMDPKB) Kabupaten Majalengka mencatat rata-rata jumlah

anak per keluarga sebesar 1,22 pada tahun 2013, angka itu sudah

tergolong baik dikarenakan masyarakat kini mulai paham bahwa program

KB itu bukan semata untuk membatasi jumlah anak, tapi mengatur jarak

kelahiran bayi.

b. Rasio Akseptor KB

Program KB memiliki dampak positif dalam membantu penurunan angka

kematian ibu, epidemi HIV/AIDS, meningkatkan mutu gender, dan

mempromosikan pendayagunaan kaum muda. Akses yang lebih baik untuk

metode kontrasepsi yang aman dan terjangkau akan mempercepat

pencapaian tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Oleh karena itu sejak

2005 masalah kesehatan reproduksi dimasukkan menjadi salah satu

indikator pencapaian MDGs. Jika tiap keluarga mempunyai anak dua atau

tiga orang, berarti program KB sudah berhasil.

Rasio akseptor KB pada Tahun 2013 sebesar 75,35. Angka ini menurun bila

dibandingkan dengan tahun 2012, namun lebih besar dari capaian pada

tahun 2009, dan 2010.

Tabel 2.59. Data Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,27 1,25 1,24 1,22 1,23 1,22

2. Rasio akseptor KB 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35

3. Cakupan peserta KB aktif 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35

Page 21: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 95

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

38,82 37,92 35,08 30,72 33,08 33,61

Sumber : BPMDPKB tahun 2008 s.d. 2013 diolah

13. Sosial

Jumlah sarana sosial berupa panti di Kabupaten Majalengka setiap tahunnya

meningkat, yaitu dari 35 unit pada tahun 2008 menjadi 45 unit pada tahun 2013.

Untuk meningkatkan kesejateraan sosial para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Majalengka dilakukan antara lain

melalui pemberian bantuan sosial. Selama tahun 2008-2013, jumlah PMKS yang

memperoleh bantuan sosial persentasenya mengalami fluktuasi, namun tahun

2011-2013 terus meningkat, seiring dengan meningkatnya penanganan

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Tabel 2.60.

Data Penanganan Masalah Sosial Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2013

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1.

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi (unit)

35 35 40 45 45 45

2. PMKS yg memperoleh bantuan sosial (%) 7,19 13,05 12,89 17,51 22 33

3.

Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)

7,19 13,05 12,89 17,51 22 33

Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tahun 2008-2013 diolah

Page 22: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 96

14. Ketenagakerjaan

a. Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Per Tahun

Penyelesaian sengketa pengusaha dan pekerja diatur dalam Undang-

Undang No. 2 Tahun 2004, tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial. Pada Undang-Undang disebutkan bahwa perselisihan hubungan

industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

antara pengusaha (atau gabungan pengusaha) dengan pekerja (atau serikat

pekerja) yang penyebabnya biasanya dikarenakan perselisihan hak,

perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK),

ataupun perselisihan antar serikat pekerja di dalam satu perusahaan. Data

kasus sengketa antara pengusaha dan pekerja di Kabupaten Majalengka

selama periode 2008-2013 cenderung meningkat.

b. Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menggambarkan persentase

angkatan kerja (yaitu penduduk usia kerja yang bekerja, punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja, dan penganggur) terhadap penduduk usia

kerja. Selama tahun 2008-2012, TPAK Kabupaten Majalengka cenderung

meningkat.

c. Pencari Kerja yang Ditempatkan

Belum seimbang antara jumlah pencari kerja, penempatan dan jumlah

kebutuhan perusahaan sebagian besar dipengaruhi oleh ketidakcocokan

antara minat dengan kebutuhan. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki oleh

pencari kerja sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan

dimana para pencari kerja tidak memiliki kompetensi dari lapangan

pekerjaan yang tersedia. Karena itu minimnya keterampilan yang dimiliki

pencari kerja menjadi masalah dan penyebab tingkat pengangguran masih

tinggi. Lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan keterampilan

maupun kompetensi pencari kerja. Selama tahun 2008-2013, jumlah pencari

Page 23: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 97

kerja yang ditempatkan selalu meningkat, yaitu dari 1.474 orang pada

tahun 2008 menjadi 4.359 orang pada tahun 2013.

d. Tingkat Pengangguran Terbuka

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak

bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari

selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan

pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah

angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah

lapangan kerja yang ada. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Pada sebagian negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa

dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja

yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,

biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga

kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja

yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran

jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal.

Page 24: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 98

Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka terus menurun dari

Tahun 2008 sampai 2010, namun Tahun 2012 mengalami kenaikan hingga

mencapai 6,71%. Kenaikan tersebut harus diantisipasi agar lajunya kembali

menurun dengan membuka akses penyerapan tenaga kerja baik untuk di

dalam daerah maupun ke luar daerah.

e. Keselamatan dan Perlindungan

Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keharusan bagi

perusahaan yang diwajibkan oleh Pemerintah melalui peraturan perudang-

undangan. Untuk melaksanakan program proteksi, banyak perusahaan

bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggunan

terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, masalah finansial

atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan

kelurganya di kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya

tidak sama diantara masing-masing pekerja, tergantung dari kedudukan

dan tanggung jawab mereka masing-masing.

Kepedulian atas keselamatan dan perlindungan pekerja oleh perusahaan di

Kabupaten Majalengka dicerminkan dengan tingkat persentase perusahan

yang telah menerapkan K3. Pada tahun 2008 baru 210 perusahaan yang

telah menerapkan K3, pada tahun 2012 telah meningkat menjadi 258

perusahaan. Ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran para

pengusaha untuk menjamin keselamatan dan memberikan perlindungan

pada tenaga kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada

tahun mendatang seluruh perusahaan harus mampu menerapkan K3 di

perusahaannya.

Page 25: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 99

Tabel 2.61. Data Situasi Ketenagakerjaan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

6 7 17 10 8

2. Tingkat partisipasi angkatan kerja* 62,23 66,48 66,96 61,48 67,6

3. Pencari kerja yang ditempatkan 1.474 1.666 1.283 3.310 3.943

4. Tingkat pengangguran terbuka*

7,98 6,74 5,82 6,56 / 7,80 6,71

5. Keselamatan dan perlindungan 210 220 239 243 258

Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tahun 2008 s.d. 2012 diolah * BPS Kabupaten Majalengka tahun 2008 s.d. 2012

15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

a. Koperasi

Jumlah koperasi pada tahun 2008 sebanyak 562 buah dengan jumlah

anggota sebanyak 58.372 orang, tahun 2012 meningkat sebanyak 645 buah

dengan jumlah anggota sebanyak 89.231 orang.

Tabel 2.62. Jumlah Koperasi Yang Masih Aktif

No. Tahun KUD (Buah)

Non KUD

(Buah)

Jumlah (Buah)

Jumlah Anggota (Orang)

Jumlah Koperasi

Aktif 1. 2008 26 536 562 58.372 220 2. 2009 26 577 603 61.725 205 3. 2010 26 606 632 68.785 211 4. 2011 26 611 637 73.363 237 5. 2012 26 619 645 89.231 257

Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 26: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 100

Dari jumlah tersebut, tidak seluruhnya aktif. Melihat kondisi ini maka

diperlukan upaya untuk mengaktifkan kembali koperasi yang sudah

terbentuk.

b. Usaha Mikro dan Kecil

Jumlah UMKM di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 tercatat

sebanyak 19.806 unit, meningkat menjadi 21.092 unit pada tahun 2011 dan

menjadi 23.187 unit pada tahun 2012, dengan cakupan pembinaan

kelompok pengrajin pada tahun 2012 mencapai angka 10%. Oleh karena itu

masih sangat perlu diupayakan pembinaan kepada kelompok pengrajin di

Kabupaten Majalengka.

c. Usaha Kecil dan Menengah Non BPR/LKM UKM

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kelompok usaha yang

jumlahnya paling besar, selain itu kelompok usaha ini terbukti tahan

terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Jumlah pelaku usaha

kecil dan menengah di Kabupaten Majalengka sebanyak 23.187 orang,

dengan klasifikasi pelaku usaha yang bergerak di perdagangan dan jasa

sebanyak 13.724 orang sedangkan yang bergerak pada usaha industri

sebanyak 9.463 orang dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 89.879

orang.

d. Jumlah BPR

Jumlah Bank Perkreditan rakyat (BPR) di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

sebanyak 10 buah dan pada tahun 2013 sebanyak 15 buah.

16. Penanaman Modal

Selama periode 2009-2012, realisasi investasi di Kabupaten Majalengka

meningkat cukup signifikan, yaitu dari Rp191,937 miliar pada tahun 2009,

Page 27: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 101

mejadi Rp.424,943 miliar pada tahun 2012. Begitu pula jumlah pelaku usaha

yang melakukan investasi meningkat dari 1.252 unit menjadi 1.378 unit.

Tabel 2.63.

Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)

No. Kategori Perusahaan

Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Perusahaan Mikro 8.729.000.000 5.529.450.000 1.090.000.000 615.000.000

2. Perusahaan Kecil 163.478.334.000 143.187.968.150 257529.089.736 247.689.476.764

3. Perusahaan Menengah 19.730.000.000 30.815.755.544 58.168.088.032 72.222.585.600

4. Perusahaan Besar - 15.198.327.808 - 104.416.377.496

Jumlah 191.937.334.000 194.731.501.502 316.787.177.768 424.943.439.860

Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.64.

Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

No. Kategori Perusahaan 2009 2010 2011 2012

1 Perusahaan Mikro 229 130 24 18

2 Perusahaan Kecil 1.005 905 1.315 1.316

3 Perusahaan Menengah 18 13 40 39

4 Perusahaan Besar 0 1 0 5

Jumlah 1.252 1.049 1.379 1.378

Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, tahun 2013 17. Kebudayaan

Pembangunan bidang seni, budaya dan olah raga sangat terkait erat dengan

kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran

pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu :

Page 28: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 102

(i) mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya dan beradab; serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing

untuk pencapaian masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.

Selama 2008-2012, setiap tahunnya dilaksanakan festival seni dan budaya yang

diharapkan dapat melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari khasanah

budaya Indonesia. Selain itu, dilaksanakan pula pelestarian benda dan situs

budaya sebagaimana pada tabel 2.65.

Tabel 2.65. Kegiatan Bidang Kebudayaan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 1 1 1 2 1

2. Benda, situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (%)

3,2 3,2 3,2 3,2 11,2

Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka Kendala yang masih dihadapi Kabupaten Majalengka dalam upaya pelestarian

dan pengembangan seni dan budaya adalah belum adanya sarana penunjang

untuk penyelenggaraan seni dan budaya yang representatif.

18. Kepemudaan dan Olahraga

Dalam konteks pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai

fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi

dan perannya melalui penyadaran, pendidikan dan pemberdayaan.

Demikian halnya dengan olahraga, pembinaan dan pengembangan

keolahragaan dapat menjamin pemerataan akses terhadap olahraga,

peningkatan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen

Page 29: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 103

keolahragaan yang mampu menghadapi tantangan serta tuntutan perubahan

kehidupan nasional dan global.

Tabel 2.66.

Perkembangan Data Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah organisasi pemuda 34 45 54 54 47

2. Jumlah organisasi olahraga 23 23 23 23 24

3. Jumlah kegiatan kepemudaan 3 3 4 3 5

4. Jumlah kegiatan olahraga 9 9 12 10 12

5. Lapangan olah raga milik pemerintah 4 4 4 4 4

6. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)

2 2 2 1 1

Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, tahun 2013

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Selama 2008-2012, Berdasarkan data Kantor Kesbangpol Kabupaten

Majalengka tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Majalengka selalu

menyelenggarakan pembinaan politik daerah, dan pembinaan terhadap LSM,

Ormas dan OKP.

Tabel 2.67.

Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

NO Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

1 1 1 1 1

2. Kegiatan pembinaan politik daerah 1 1 1 1 2

Sumber : Kantor Kesbangpol Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 30: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 104

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Perkembangan capaian pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.68.

Indikator Pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian Kabupaten Majalengka Tahu 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 0,0042 0,042 0,006 0,006 0,007

2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 5 5 5 5 5

4. Pertumbuhan ekonomi 4,57 4,73 4,59 4,67 4,74 5. Kemiskinan 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44

6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan administrasi pemerintah

- - - 1 1

7. Penegakan PERDA - - - - -

8. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec

9.

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten

- - 100% 100% 100%

10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten

3360 3360 3360 3430 3430

11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 105 69 51 89 133

12.

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

53 55 41 65 89

13. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik

- - 52 desa 57 desa 69 desa

14. Sistim Informasi Manajemen Pemda - - 7

15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat - - 18 OPD 33 OPD 29 OPD

Sumber : BPS, Sekretariat Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 31: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 105

Adapun urusan wajib mengenai keagamaan yang merupakan kewenangan

pusat, dalam hal ini pemerintah daerah berperan dalam menciptakan iklim

kondusif, keamanan dan kenyamanan beribadah. Adapun data pemeluk agama

dan sarana peribadatan di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.69. Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Peribadatan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2009

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1. Banyak Pemeluk

Agama (orang)

a. Islam 1.224.702 1.211.088 1.227.625 1.168.527 1.243.155 b. Kristen Katolik 1.616 1.015 1.136 825 683 c. Kristen Protestan 1.078 1.391 1.564 1.865 2.170 d. Hindu 110 43 114 126 117 e. Budha 143 134 21 139 145

2. Banyaknya Tempat Ibadah (buah)

a. Mesjid 940 1.034 974 1.004 1.760 b. Langgar 4.838 4.895 4.464 4.693 4.556 c. Musholla 1.082 1.213 1.402 1.126 1.200 d. Gereja 12 12 13 14 11 e. Pura - 1 - - - f. Vihara 3 2 3 3 2

Sumber: Data Sektoral Kabupaten Majalengka, tahun 2008-2012

Sebagai upaya peningkatan masyarakat yang religius di Kabupaten Majalengka,

telah dilaksanakan pembinaan dan fasilitasi terhadap guru ngaji, imam masjid,

lembaga diniyah takmiliyah awaliyah (DTA), sarana ibadah (mesjid, langgar dan

musholla), pondok pesantren, majelis taklim serta fasilitas kegiatan pertemuan

tokoh agama dan pengajian rutin tingkat kabupaten dan kecamatan. Lebih

jelasnya lagi perihal kelompok sasaran pembinaan dan fasilitasi yang telah

dilaksanakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 32: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 106

Tabel. 2.70. Kelompok Sasaran Pembinaan dan Fasilitasi Keagamaan

Kabupaten Majalengka Tahun 2013 ii 106

No. Kelompok Sasaran Jumlah 1. Guru Ngaji 3.129 orang 2. Imam Masjid 3.220 orang 3. DTA Kabupaten Majalengka 636 lembaga 4. Sarana Ibadah (Mesjid, Langgar, Musholla) 6.576 buah 5. Pondok Pesantren 467 pontren 6. Majelis Taklim 1.580 kelompok

Sumber: Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka, tahun 2014

21. Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas

pangan sekaligus menjadi pilar utama hak azasi manusia, selain itu ketahanan

pangan merupakan bagian sangat penting dari ketahan nasional. Ketahanan

pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup,

tetapi juga mampu mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadi

ketergantungan kepada pihak manapun.

Petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, karena petani

adalah produsen pangan sekaligus sebagai kelompok konsumen yang terbesar.

Pertanian sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan, karena pangan

merupakan kebutuhan yang bersifat mendasar bagi setiap manusia. Setiap

negara atau daerah selalu termotivasi untuk memiliki stok bahan pangan pokok

dalam jumlah relatif aman untuk kebutuhan rakyatnya dalam jangka waktu

tertentu. Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Majalengka ditentukan 4

(empat) jenis pelayanan dasar yaitu :

a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Ketersediaan dan Cadangan Pangan meliputi 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:

1) Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

Page 33: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 107

Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi

dalam negeri dan/atau sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi

sebagai penjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan

seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan

keamanannya. Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 telah sanggup

memenuhi persediaan energi dan protein sebesar 90%.

2) Penguatan Cadangan Pangan

Cadangan pangan merupakan ketersediaan pangan yang digunakan

sebagai cadangan, baik yang ada di pemerintah maupun di masyarakat.

Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Majalengka belum memiliki

Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), maka pada tahun 2014

diusahakan akan diadakan 50 ton atau 50%.

b. Distribusi dan Akses Pangan

Sub sistem distribusi berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif

dan efisien sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh penduduk dan

rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang

cukup sepanjang waktu dengan harga terjangkau. Kondisi ketersediaan

informasi pasokan, harga dan akses pangan di Kabupaten Majalengka

untuk tahun 2012 dapat mencapai 90%, sedangkan untuk stabilitas harga

dan pasokan pangan untuk tahun 2012 sebesar 23,05% dan pada tahun

2013 diproyeksikan sebesar 27,54% atau 92 unit.

c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

Secara kualitatif tingkat keanekaragaman pangan di Kabupaten Majalengka

baru mencapai skor PPH 80,6 dari skor 100 yang dianjurkan, tetapi bila

dilihat dari PPH rata-rata Provinsi Jawa Barat (79,9), Kabupaten Majalengka

berada di atas rata-rata. Pada tahun 2013 Kabupaten Majalengka

menargetkan sebesar 86%.

Page 34: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 108

Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda

lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Otoritas

Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah institusi atau unit

kerja di lingkup pemerintah daerah yang sesuai dengan tugas fungsinya

diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan Sistem/Jaminan

Keamanan Pangan Hasil Pertanian dan telah lulus verifikasi oleh OKKP-

Pusat. Mengacu pada langkah kegiatan untuk Kabupaten/Kota yang terdiri

dari 12 poin, tahun 2013 Kabupaten Majalengka menargetkan capaian

sebesar 60%.

d. Penanganan Kerawanan Pangan

Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang

dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk

memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan

masyarakat. Berdasarkan data akselerasi peningkatan IPM tahun 2012,

bahwa pada tahun 2011 terdapat 178.600 orang miskin di Kabupaten

Majalengka diindikasikan mereka penduduk rawan pangan karena rawan

daya beli. Berdasarkan hasil pengolahan data BP4K tahun 2013, terdapat 6

kecamatan yang masuk kategori rawan pangan meliputi Kecamatan

Lemahsugih, Kecamatan Bantarujeg, Kecamatan Malausma, Kecamatan

Cingambul, Kecamatan Cigasong, dan Kecamatan Sumberjaya. Salah satu

pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini adalah

melalui penanganan daerah rawan pangan bagi daerah kronis rawan

pangan. Sasaran penanganan daerah rawan pangan tahun 2014 adalah

50%.

Untuk mempertahankan ketahanan pangan Kabupaten Majalengka,

ditengah pesatnya pembangunan industri yang memerlukan lahan sangat

luas, sementara luas wilayah Kabupaten Majalengka tidak mengalami

Page 35: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 109

pertambahan dan untuk pembangunan tersebut menggunakan lahan

pertanian yang berakibat secara otomatis lahan pertanian sebagai

penopang ketahan pangan mengalami penyusutan, Pemerintah Kabupaten

Majalengka berupaya mengantisipasinya dengan membuat strategi

pembangunan lahan sawah pertanian berkelanjutan dengan kebijakan

pemberian insentif dan disinsentif bagi lahan-lahan pertanian yang masuk

pada kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan sampai tahun 2018.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang terdekat dengan masyarakat

adalah Posyandu. Keaktifan pelayanan yang dilaksanakan oleh posyandu akan

memberikan tingkat kepuasan terhadap layanan pemerintah secara umum. Pada

tahun 2011 berdasarkan data BPMDPKB Kabupaten Majalengka tahun 2012

menunjukkan bahwa posyandu aktif di Kabupaten Majalengka adalah 1.418

posyandu, angka tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan prima

terhadap masyarakat sehingga salah satu kebutuhan masyarakat mendapat

pelayanan kesehatan dari pemerintah dapat ditangani dengan baik. Sebagai

langkah nyata Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan

kapasitas motor penggerak (para kader) pemberdayaan masyarakat, dilakukan

melalui berbagai program dan kegiatan yang dilakukan untuk melatih dan

mengasah serta menguatkan wawasan dan kemampuan untuk menjadi kader

pembedayan masyarakat. Pola hubungan antara aparatur pemerintah desa dan

masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan

pembedayaan masyarakat secara hakiki.

23. Statistik

Pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan

hal sangat mendasar dalam penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah

daerah, yang mencakup data dan informasi gambaran umum kondisi daerah

Page 36: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 110

yang meliputi data kondisi geografis dan demografis daerah, serta data terkait

dengan indikator kinerja kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi

aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing

daerah.

Tabel 2.71.

Ketersediaan Dokumen Statistik Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Buku ”kabupaten dalam angka” Ada Ada ada ada ada

2. Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada ada ada ada

Sumber : Bappeda Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Jenis data dan informasi gambaran umum kondisi daerah berikut sumbernya

dapat diperoleh melalui :

a. Data primer yang diperoleh dari kegiatan penelitian, monitoring dan

evaluasi, serta kegiatan sejenis lainnya yang dilaksanakan secara periodik

oleh OPD.

b. Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat

maupun daerah dan instansi pemerintah, hasil riset/audit/studi oleh

lembaga yang kompeten dibidangnya.

Hasil pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan Kabupaten

Majalengka diantaranya dituangkan dalam Buku Data Sektoral Kabupaten

Majalengka, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Majalengka, Indikator

Ekonomi Daerah Kabupaten Majalengka (termasuk PDRB).

24. Kearsipan

Kinerja pembinaan tata kearsipan oleh Kantor Arsip Daerah terhadap OPD dan

kecamatan mulai tahun 2009 sampai tahun 2012 tercermin dari jumlah OPD dan

kecamatan yang dibina tata kearsipannya, yaitu 79% dari jumlah OPD dan

Page 37: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 111

kecamatan. Pembinaan tata kearsipan dan peningkatan SDM pengelola arsip,

dapat dilihat pada tabel 2.70.

Tabel 2.72. Data Kinerja Kearsipan

Kabupaten Majalengka Tahu 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2009 2010 2011 2012

1. Pembinaan Tata Kearsipan ke OPD dan Kecamatan 17 17 17 19

2. Peningkatan SDM pengelola arsip 5 5 10 10

Sumber : Kantor Arsip Daerah, tahun 2013

25. Komunikasi dan Informatika

Data-data komunikasi dan informasi untuk data terakhir tahun 2012 rasio

wartel/warnet terhadap penduduk adalah 1 : 2.003, jumlah penyiaran radio/TV

lokal sebanyak 38 buah, web site milik pemerintah daerah sebanyak 13 buah,

dan 205 jaringan komunikasi, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.71.

Tabel 2.73.

Data Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

1. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

1 : 1791 1 : 1104

1 : 684 1 : 727

1: 2003

2. Jumlah penyiaran radio/TV local

17 25 31 38 36

3. Web Site milik pemerintah daerah

1 2 3 5 13

4. Jumlah jaringan komunikasi 152 157 157 182 196 Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Perkiraan pengguna jasa telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, berdasarkan

asumsi jumlah penduduk dengan struktur umur 15-54 tahun yang menjadi

Page 38: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 112

pelanggan telekomunikasi mayoritas persentasenya sekitar 60% dari jumlah

penduduk Kabupaten Majalengka, hal ini dikarenakan pada struktur umur 15-

54 tahun tersebut adalah usia produktif sehingga kebutuhan untuk komunikasi

diperkirakan sangat tinggi. Selain itu, pada struktur umur 30-54 tahun

diperkirakan 1 orang mempunyai 2 nomor operator, sedangkan rentang usia

lainnya diasumsikan sebagai pelanggan biasa dengan perkiraan 1 orang

mempunyai 1 nomor operator.

Tabel 2.74.

Jumlah Tower Telekomunikasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No. Nama Provider Jumlah (Unit)

1. Telkomsel 62 2. TBG 47 3. Protelindo 33 4. XL 22 5. Indosat 11 6. SIP 5 7. Telkom 4 8. Java Indoku 3 9. Reka Cipta 2

10. STP, WMI, dll 7 Total 196

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

Mengenai penyelenggaraan pameran/expo pada tahun 2010 dilaksanakan

sebanyak 2 kali dan pada tahun 2011 dilaksanakan 3 kali, ditargetkan untuk

tahun 2012 akan dapat dilaksanakan minimalnya 3 kali.

Page 39: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 113

Tabel 2.75.

Pelaksanaan Pameran/Expo Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012

No. Tahun Pameran/Expo

1. 2010 2 Kali

2. 2011 3 Kali

3. 2012 3 Kali

Sumber : Dinas KUKM perindag Kabupaten Majalengka, tahun 2013

26. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan suatu wadah atau tempat yang di dalamnya terdapat

bahan pustaka untuk masyarakat yang disusun menurut sistem tertentu dengan

tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai

penunjang kelangsungan pendidikan.

Tabel 2.76. Data Perpustakaan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah perpustakaan 432 465 481 521 826

2.

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

55,91 58,47 61,95 65,84 17.725

3.

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

58,36 61,25 65,78 69,34 28.527(eksemplar)/ 16.199 (judul)

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Selama tahun 2008-2012, jumlah perpustakaan di Kabupaten Majalengka

meningkat dari 432 unit menjadi 826 unit. Jumlah pengunjung yang

Page 40: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 114

memanfaatkan perpustakaan pada tahun 2008 sebesar 55,91%, naik menjadi

65,85% pada tahun 2011, ini selaras dengan koleksi buku yang terus meningkat.

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian

Luas Kabupaten Majalengka adalah 1.204,24 km2 atau 120.424 Ha, terdiri atas

lahan sawah 51.428 Ha, lahan bukan sawah 35.205 Ha, dan lahan bukan

pertanian 33.791 Ha. Berdasarkan data tersebut, pertanian merupakan sektor

yang dominan dalam pemanfaatan lahan di Kabupaten Majalengka, yaitu

sebesar 72% dari luas Kabupaten Majalengka.

1) Tanaman Pangan dan Hortikultura

Komoditas unggulan tanaman pangan selama tahun 2008-2012 terdiri atas:

a. Padi, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 100.930 hektar meningkat

menjadi 102.632 hektar pada tahun 2012, luas panen panen pada

tahun 2008 sebesar 90.987 hektar meningkat menjadi 101.283 hektar

pada tahun 2012 dan produksi sebesar 520.526 ton pada tahun 2008

menjadi 653.692 ton pada tahun 2012. Sentra padi tersebar di

Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi,

Dawuan, Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja,

Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, Kasokandel, dan

Lemahsugih.

b. Jagung, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 13.511 hektar meningkat

menjadi 18.859 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

sebesar 11.417 hektar meningkat menjadi 19.816 hektar pada tahun

2012 dan produksi sebesar 69.479 ton pada tahun 2008 menjadi

130.388 ton pada tahun 2012, adanya perbedaan jumlah luas panen

lebih besar dari luas tanam disebabkan kegiatan penanaman yang

melebihi tahun yang berjalan sehingga luas panen tahun berikutnya

Page 41: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 115

merupakan hasil dari luas tanam tahun yang lalu. Sentra tanaman

jagung tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing,

Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Majalengka, dan Malausma.

c. Kedelai, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 2.347 hektar menurun

menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

sebesar 2.027 menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012 dan produksi

sebesar 2.825 ton pada tahun 2008 menjadi 2.313 ton pada tahun

2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan produksi ini, disebabkan

antara lain karena minat petani yang kurang dan harga jual yang

kurang berpihak ke petani serta banyaknya impor kedele. Sentra

kedelai tersebar di Kecamatan Jatiwangi, Kasokandel, Majalengka,

Panyingkiran, Cigasong, Palasah, Ligung, Kertajati dan Sukahaji.

Tabel 2.77. Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi 100.930 101.197 102.596 106.812 102.632

2. Jagung 13.511 17.312 18.938 17.483 18.859

3. Kedelai 2.347 2.437 2.350 1.598 1.500 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.78 Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi 90.987 97.292 103.396 98.301 101.283

2. Jagung 11.417 17.143 18.575 16.062 19.375

3. Kedelai 2.027 2.356 2.348 1.514 1.500 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Page 42: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 116

Tabel 2.79. Produksi Komoditas Tanaman Pangan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi 520.526 584.405 614.390 621.296 653.692

2. Jagung 69.479 110.734 113.028 103.258 130.388

3. Kedelai 2.825 3.381 2.663 1.877 2.313 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Adapun komoditas unggulan tanaman hortikultura khususnya sayuran

terdiri atas :

a. Bawang Merah, luas tanam pada tahun 2008 seluas 3.028 hektar turun

menjadi 1.820 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

seluas 3.379 ha turun menjadi 1.847 hektar pada tahun 2012, dan

produksi pada tahun 2008 sebesar 33.015 ton turun menjadi sebesar

22.312 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan

produksi ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung

mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran sehingga

menyebabkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu dan busuk.

Selain itu adanya lonjakan harga benih yang tidak seimbang dengan

harga jual bawang merah sayur sehingga banyak petani yang tidak

menanam bawang merah juga ada petani yang memilih bertanam

komoditas sayuran lainnya. Sentra bawang merah tersebar di

Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja, Ligung, Kertajati, Jatitujuh dan

Majalengka.

b. Cabai Besar, luas tanam pada tahun 2008 seluas 1.188 ha, turun

menjadi 1.099 hektar pada tahun 2012, luas panen sebesar 1.029 hektar

pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.066 hektar pada tahun 2012,

Page 43: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 117

sedangkan produksi pada tahun 2008 sebesar 12.833 ton turun

menjadi sebesar 9.651 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam dan

produksi antara lain disebabkan karena cuaca kurang yang mendukung

mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran, dimana tanaman cabai

sangat rentan terhadap curah hujan dan kelembaban yang tinggi

sehingga mengakibatkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu,

busuk dan rontok buah. Sedangkan peningkatan luas panen pada

tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2008 disebabkan karena pada

tahun 2008 serangan OPT lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang

mengakibatkan banyaknya cabai yang tidak dapat dipanen. Sentra

cabai tersebar di Kecamatan Kertajati, Ligung, Lemahsugih, Bantarujeg

dan Banjaran.

c. Kentang, pada tahun 2008 luas tanam 1.062 hektar turun menjadi 818

hektar pada tahun 2012, dengan luas panen tahun 2008 sebesar 1.235

hektar turun menjadi luas panen 578 hektar pada tahun 2012, dengan

produksi pada tahun 2008 sebesar 21.460 ton turun menjadi 12.542 ton

pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan cuaca yang kurang

mendukung yaitu curah hujan dan kelembaban yang tinggi, terutama

di daerah pegunungan sering terjadi kabut tebal. Cuaca yang buruk

tersebut mempercepat perkembangbiakan hama dan penyakit yaitu

penyakit busuk daun dan umbi, serta fusarium (jamur). Sentra kentang

di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Lemahsugih dan Cikijing.

Page 44: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 118

Tabel 2.80. Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang Merah

3.028 3.046 2.558 1.901 1.820

2. Cabai Besar 1.188 1.000 1.185 1.179 1.099

3. Kentang 1.062 1.037 839 502 818 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.81.

Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang Merah

3.379 2.722 2.562 1.847 1.847

2. Cabai Besar 1.029 1.085 2.974 883 1.066

3. Kentang 1.235 758 929 520 578 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.82.

Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang Merah

33.015 31.678 21.988 17.867 22.312

2. Cabai Besar 12.833 9.630 10.710 10.192 9.651

3. Kentang 21.460 16.180 12.131 8.906 12.542 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Page 45: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 119

Sedangkan komoditas unggulan buah-buahan terdiri atas :

a. Mangga, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 8.926,73 hektar,

meningkat pada tahun 2012 menjadi 10.716,35 hektar, luas panen pada

tahun 2008 sebesar 5.392,69 hektar, meningkat menjadi 7.515,58 hektar

pada tahun 2012 dan produksi pada tahun 2008 sebesar 45.223,52 ton

menjadi 48.220,30 ton pada tahun 2012. Sentra mangga berada di

Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Ligung dan Kertajati.

b. Durian, pada tahun 2008 luas tanam 1.537,24 hektar, meningkat pada

tahun 2012 menjadi 2.164 hektar, luas panen pada tahun 2008 seluas

177,71 hektar, meningkat menjadi 1.617,38 hektar pada tahun 2012,

dan produksi pada tahun 2008 sebesar 680,40 meningkat menjadi

8.072,20 ton pada tahun 2012. Sentra durian di Kecamatan Rajagaluh,

Sindangwangi, Leuwimunding dan Sindang.

c. Jambu Biji, pada tahun 2008 luas tanam 296,34 hektar meningkat

menjdi 495,10 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

seluas 245,46 hektar meningkat menjadi 378,52 hektar pada tahun

2012, dan produksi pada tahun 2008 sebesar 3.037,38 ton meningkat

menjadi 3.817,20 ton pada tahun 2012.

Tabel 2.83. Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 8.926,73 9.052,47 10.361,51 10.495,86 10.716,35

2. Durian 1.537,24 1.685,86 1.795,47 1.916,42 2.164

3. Jambu Biji 296,34 372,22 431,09 430,11 495,10 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Page 46: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 120

Tabel 2.84. Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 5.392,69 6.682,91 2.616,56 5.419,31 7.515,58

2. Durian 177,71 443,42 203,44 1.031,16 1.617,38

3. Jambu Biji 245,46 294,87 412,44 526,65 378,52 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.85. Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 45.223,52 46.608,80 16.474,00 43.279,70 48.220,30

2. Durian 680,40 2.324,20 840,30 7.355,70 8.072,20

3. Jambu Biji 3.037,38 2.686,40 3.909,00 4.539,00 3.817,20 Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Peternakan, komoditas unggulan peternakan diantaranya adalah ternak ayam

ras pedaging, domba dan sapi potong. Pada tahun 2008 populasi ayam ras

pedaging sebanyak 6.074.480 ekor meningkat menjadi 8.406.965 ekor pada

tahun 2012, dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 9.021,43 ton

meningkat menjadi 12.610,45 ton pada tahun 2012, populasi domba pada tahun

2008 sebanyak 236.694 ekor meningkat menjadi 487.959 ekor pada tahun 2012

dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 664,69 ton meningkat

menjadi 843,36 ton pada tahun 2012, dan populasi sapi potong pada tahun

2008 sebanyak 8.692 ekor meningkat menjadi 12.040 ekor pada tahun 2012

dengan produksi daging mencapai 1.438,96 ton pada tahun 2008 meningkat

menjadi 2.519,32 ton pada tahun 2012. Sentra ayam ras pedaging tersebar di

Page 47: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 121

Kecamatan Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma dan Sindang. Sentra domba

tersebar di Kecamatan Jatitujuh, Kertajati dan Dawuan. Sentra sapi potong

tersebar di Kecamatan Lemahsugih, Kertajati dan Majalengka.

Tabel 2.86. Populasi Peternakan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun (Ekor)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Ayam Ras Pedaging

6.074.480 7.014.729 7.988.266 8.068.185 8.406.965

2. Domba 238.694 294.501 345.723 408.650 487.959

3. Sapi Potong 8.692 9.735 10.365 11.637 12.040 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.87. Produksi Peternakan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Ayam Ras Pedaging

9.021,43 1.052,09 11.982,40 12.102,28 12.610,45

2. Domba 664,69 764,59 779,61 842,19 843,36

3. Sapi Potong 1.438,96 1.871,28 2.408,05 2.509,08 2.519,32 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Perkebunan, komoditas unggulan perkebunan diantaranya adalah teh,

tembakau, kopi, cengkeh, dan tebu, sebagai berikut :

a. Teh, pada tahun 2008 luas tanam 639,31 hektar dengan produksi berupa

pucuk basah sebesar 1.011 ton. Pada tahun 2012 luas tanam 672,31 hektar

Page 48: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 122

dengan produksi berupa pucuk basah sebesar 1.001,50 ton, teh hijau

200,03 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Malausma dan

Rajagaluh.

b. Tembakau, pada tahun 2008 luas tanam 1.351,95 hektar dengan produksi

berupa daun sebesar 6.424 ton dan rajangan sebesar 1.284 ton; pada tahun

2012 menjadi luas tanam 1.591 hektar dengan produksi berupa daun

sebesar 6.919,55 ton dan rajangan sebesar 1.383,91 ton, dengan sentra di

Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih.

c. Kopi, pada tahun 2008 luas tanam 804,29 hektar dan produksi sebasar

1.297 ton, pada tahun 2012 menjadi luas tanam 801,87 hektar dan produksi

272,90 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih dan Argapura.

d. Cengkeh, pada tahun 2008 luas tanam 1.631,86 hektar, dengan produksi

olahan berupa bunga basah 1.820 ton dan minyak cengkeh 34,56 ton; pada

tahun 2012 luas tanam menjadi 1.825,00 hektar, dengan produksi olahan

berupa bunga basah 3.180,45 ton dan minyak cengkeh 179,99 ton, dengan

sentra di Kecamatan Lemahsugih, Argapura Bantarujeg dan Maja.

e. Tebu, pada tahun 2008 luas tanam 1.268,00 hektar dengan produksi olahan

dalam bentuk gula putih 5.037 ton; pada tahun 2012 menjadi luas tanam

1.233,19 hektar dengan produksi olahan dalam bentuk gula putih

4.858,00 ton, dengan sentra di Kecamatan Kertajati, Ligung dan

Leuwimunding.

Tabel 2.88. Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

1. The 639,31 672,31 672,31 672,31 672,31

2. Tembakau 1.351,95 1.375,95 1.092,95 984,70 1.591

Page 49: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 123

No. Komoditas Tahun (Ha)

2008 2009 2010 2011 2012

3. Kopi 804,29 801,87 801,87 901,87 801,97

4. Cengkeh 1.631,86 1.631,35 1.631,35 1.822,42 1.825,00

5. Tebu 1.268,00 1.310,88 1.195,84 1.228,67 1.233,19 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.89.

Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Komoditas Tahun (Ton) 2008 2009 2010 2011 2012

1. Teh - Pucuk Basah - Teh hijau

1.011

-

829 172

687,14 171,79

1.023,31

227,42

1.001,50

200,03 2. Tembakau

- Daun - Rajangan

6.424 1.284

6.078 1.215

4.532,14

906,29

4.578,85

915,77

6.919,55 1.383,91

3. Kopi 1.297 1.382 1.401,78 1.362,00 272,90 4. Cengkeh

- Bunga basah - Minyak cengkeh

1.820 34,56

1.403 69,34

1.447,65

69,34

999,40 87,90

3.180,45

179,99 5. Tebu 5.037 4.031 5.354,89 3.788,16 4.858,00

Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB, dalam Perhitungan PDRB, Sektor

Pertanian teridiri dari 5 sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman

perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan urusan

pertanian menyangkut 3 sub sektor usaha yaitu tanaman bahan makanan,

tanaman perkebunan dan peternakan. Kontribusi sektor pertanian terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dirinci berdasarkan sub sektor

selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 2.89. sebagai berikut :

Page 50: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 124

Tabel 2.90. Konstribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB

atas dasar Harga Berlaku Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Sektor Pertanian 32,48 32,77 33,52 32,83 32,53

2. Sub Sekor Tanaman Bhn Makanan

28,29 28,56 29,28 28,52 28,08

3. Sub Sektor Tanaman Perkebunan

1,07 1,03 1,05 1,04 1,09

4. Sub Sektor Peternakan

2,53 2,59 2,59 2,65 2,75

5. Sub Sektor Kehutanan

0,15 0,14 0,13 0,13 0,14

6. Sub Sektor Perikanan

0,44 0,46 0,47 0,48 0,48

Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data tersebut di atas, selama 2008-2012 kontribusi Sektor

Pertanian secara keseluruhan terus mengalami penurunan. Konstribusi terbesar

terhadap sektor pertanian adalah sub sektor tanaman bahan makanan yang

konstribusinya berfluktuasi namun cenderung menurun selama 5 tahun terkahir.

Sub Sektor peternakan menududuki urutan kedua dalam knstibusi tehadap

sektor pertanian, yang kontribusinya cenderung meningkat. Sub sektor tanaman

perkebunan menempati urutan ke tiga dalam kontribusi terhadap sektor

pertanian, dengan kontribusi yang cenderung meningakan selama lima tahun

terkakhir.

Cakupan Bina Kelompok Petani, Kabupaten Majalengka sebagai kabupaten

agribisnis sangat dipengaruhi oleh keberadaan bahan baku dan kualitas sumber

daya manusia yang menjadi penentu daya saing produk agribisnis. Dari kedua

komponen tersebut sumber daya manusia menjadi kunci kesuksesan atau

Page 51: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 125

keberhasilan pemerintah yang potensinya sebagian besar didapat dari

pertanian, oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Majalengka setiap tahunnya

selalu mengalokasikan kegiatan yang berbasis pada peningkatan sumber daya

manusia khususnya pembinaan kelompok tani seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.91. Cakupan Bina Kelompok Petani

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Cakupan Bina Kelompok Petani

1. 2009 1.943

2. 2010 1.971

3. 2011 2.064

4. 2012 2.320 Sumber : BP4K Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2. Kehutanan

Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki multifungsi bagi kehidupan

manusia. Fungsi hutan sebagai penyangga air dan udara bagi ekosistem

dipersyaratkan minimal 30% dari total hamparan darat (UU Nomor 41 Tahun

1999 Tentang Kehutanan). Luas hutan rakyat pada tahun 2009 adalah 9.433 Ha

dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 10.910 Ha sedangkan luas hutan

negara yang dikelola perum perhutani 18.429,43 ha dan dikelola oleh Taman

Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah 6.800,13 ha. . Luas lahan kritis diluar

kawasan hutan pada tahun 2009 sebesar 18.795 Ha pada tahun 2012 berkurang

menjadi 11. 635 Ha, angka rehabilitasi lahan kritis diluar kawasan hutan yang

sudah dilaksanakan 11.529 Ha sedangkan angka rehabilitasi didalam kawasan

hutan seluas 3.195,30 Ha.

Komoditas unggulan kehutanan yang ada di Kabupaten Majalengka antara lain

bahan kayu, kayu putih, getah pinus, rotan, minyak nilam, rumput gajah dan

Page 52: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 126

lebah madu. Produksi kayu pada tahun 2008 tercatat 17.716 meter kubik turun

menjadi 10.894,67 meter kubik pada tahun 2012, penurunan produksi kayu

tersebut lebih disebabkan masa daur tanaman kayu (umur panen) yang belum

mencukupi. Produksi aneka kehutanan non kayu dapat di lihat dari tabel 2.91 di

bawah ini. Sentra kayu berada di Kecamatan Kertajati, Sukahaji, Cigasong dan

Talaga, sedangkan sentra lebah madu di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran dan

Argapura.

Tabel 2.92. Produksi Kehutanan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 1. Aneka Kayu

Rakyat (m3) 15.171 10.680,51 9.683,19 10.579 8.163,02

2. Aneka Kayu Perhutani (m3)

2.545 4.584,88 4.772,63 6.335,03 2.731,65

3. Getah Pinus (ton)

255,49 299,425 300,110 448,364 494,889

4. Daun Kayu Putih (ton)

145,375 435,464 728,031 1.519,065 2.214,219

5. Lebah Madu (kg)

5.208 5.208 11.564 12.280 12.894

6. Rotan (ton) 20,125 0 0 0 0 7. Minyak

Nilam (kg) 0 1.161,68 135,1 301,11 458,01

8. Rumput Gajah

12 12 12,84 16,471 112,048

Sumber: Perum Perhutani Kab. Majalengka dan Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan

Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 53: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 127

Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya sedikit menurun selama 5 tahun

dikarenakan populasi kayu yang layak tebang semakin berkurang dan masih

sedikitnya pengembangan aneka usaha non kayu yang dilaksanakan di sektor

kehutanan selain belum mampunya masyarakat mengolah bahan baku kayu

menjadi bahan jadi atau setengah jadi, sementara perhitungan PDRB dilakukan

setiap tahun.

Tabel 2.93. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Kehutanan

Terhadap PDRB (%)

1. 2008 0,15

2. 2009 0,14

3. 2010 0,13

4. 2011 0,13

5. 2012 0,14 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Salah satu tugas pemrintah daerah adalah memberikan izin kepada pengusaha

yang akan melaksanakan usahanya. Bidang pertambangan, masih terdapat

lokasi-lokasi pertambangan yang belum berijin. Namun selama lima tahun

terakhir penertiban terhadap lokasi-lokasi pertambangn terus dilakukan,

sehingga luas lokasi penambangan tanpa izin semakin berkurang.

Page 54: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 128

Tabel 2.94. Data Luas Petambangan Tanpa Ijin

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertambangan tanpa izin 50 Ha 39 Ha 37 Ha 17 Ha 8 Ha

Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Kontribusi dari sektor pertambangan dari tahun ke tahun cenderung

mengalami penurunan dikarenakan sumber daya alam pertambangan di

Kabupaten Majalengka terbatas.

Tabel 2.95. Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB (%)

1. 2008 3,83

2. 2009 3,32

3. 2010 3,17

4. 2011 3,21

5. 2012 3,12 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

4. Pariwisata

Pariwisata Kabupaten Majalengka akan mengalami kemajuan seiring

dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan dipengaruhi

beberapa faktor antara lain terjadinya kejenuhan objek-objek wisata alam akibat

hambatan-hambatan aksesbilitas dan kerusakan daya tarik alamiah. Untuk itu,

dilakukan terobosan pengembangan objek-objek wisata baru sebagai

stimulator dan inspirasi geliat kompetitif objek-objek wisata lama yang

bervariatif.

Page 55: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 129

Sebaran dan potensi objek wisata di Kabupaten Majalengka antara lain :

a. Wisata Alam :

Gunung Batu Tilu (Kecamatan Kasokandel), Panorama Cikebo (Kecamatan

Maja), Curug Tonjong (Kecamatan Rajagaluh), Situ Janawi (Kecamatan

Rajagaluh), Situ Cipanten (Kecamatan Sukahaji), Situ Cikuda (Kecamatan

Sindangwangi), Panorama Bukit Alam Hejo di Asromo (Kecamatan Sindang),

Panorama Talaga Herang Sindangwangi (Kecamatan Sindangwangi), Curug

Muara Jaya (Kecamatan Argapura), Curug Sawer (Kecamatan Argapura), Air

Terjun Cibali (Kecamatan Cingambul), Curug Emas (Kecamatan Talaga), Situ

Sangiang (Kecamatan Banjaran), Situ Batu (Kecamatan Malausma), Situ

Resmi (Kecamatan Argapura), Curug Cipeuteuy (Kecamatan Sindangwangi).

b. Wisata Budaya/Wisata Sejarah :

Rumah Adat Panjalin (Kecamatan Sumberjaya), Hutan Lindung Patilasan

Prabu Siliwangi (Kecamatan Rajagaluh), Situ Sangiang (Kecamatan

Banjaran), Museum Talaga Manggung (Kecamatan Talaga), Makam Keramat

Sunan Parung (Kecamatan Banjaran), Sunan Wanaperih (Kecamatan

Banjaran), dan Makam Keramat Pangeran Muhammad dan Mbah Badori/Siti

Armilah (Kecamatan Majalengka).

c. Wisata Minat Khusus :

Sirkuit Gagaraji (Kecamatan Jatitujuh), Bendungan Rentang (Kecamatan

Jatitujuh), Situ Cijaura (Kecamatan Kertajati), Situ Anggrahan (Kecamatan

Jatitujuh), Jatiwangi Art Factory (Kecamatan Jatiwangi), Kolam Renang Tirta

Indah (Kecamatan Sindangwangi), Panorama Lemahputih (Kecamatan

Lemahsugih), Bumi Perkemahan Cipanten (Kecamatan Argapura), dan

Wisata Paralayang Desa Sidamukti (Kecamatan Majalengka).

d. Agrowisata :

Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran,

Kertajati, Jatitujuh, Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi),

Page 56: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 130

Bibit-bibitan (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka), Kebun Teh

Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian Sinapeul (Kecamatan

Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung (Kecamatan Lemahsugih), Pisang Apuy

(Kecamatan Argapura), dan Jagung (Kecamatan Argapura, Banjaran,

Lemahsugih).

e. Ekowisata :

Batu Luhur, Curug Baligo, Talaga Herang dan Talaga Loa (Kecamatan

Sindangwangi).

f. Wisata Belanja :

Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda (Kecamatan

Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji, Rajagaluh), Industri Rotan

(Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Sindangwangi, Rajagaluh), Industri

Bola (Kecamatan Kadipaten), Kecap (Kecamatan Kadipaten, Majalengka),

Jeruk Sambal (Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik (Kecamatan Palasah),

Emping Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Sindangwangi, Talaga),

Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri Jeans (Kecamatan Cikijing),

Industri Keripik (Kecamatan Cingambul).

g. Wisata Kuliner :

Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong Kulon

(Kecamatan Sindangwangi).

h. Desa Wisata :

- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).

- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Factory) Desa Jatisura (Kecamatan

Jatiwangi).

Berbagai promosi dan penataan objek wisata yang ada Kabupaten Majalengka

telah dilakukan selama periode 2008-2012, hasilnya sudah mulai terlihat yaitu

dengan meningkatnya keunjung wisata.

Page 57: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 131

Tabel 2.96. Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka

Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kunjungan wisata 87.219 91.808 96.639 107.375 117.509 Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB yaitu tahun 2009 sebesar 4,01%,

tahun 2010 sebesar 3,91%, Tahun 2011 sebesar 3,91, dan tahun 2012 sebesar

3,87%

5. Kelautan dan Perikanan

Komoditas unggulan perikanan tahun 2012, diantaranya adalah ikan mas, ikan

nila, gurame, dan lele. Produksi ikan mas pada tahun 2008 sebesar 1.498,70 ton

menurun menjadi 1.185,12 ton pada tahun 2012, penurunan ini disebabkan

adanya wabah penyakit yang menyerang ikan mas, sehingga petani cenderung

memilih jenis ikan lain yang lebih tahan terhadap serangan penyakit diantaranya

ikan nila. Selain itu ada juga yang beralih ke bududaya ikan lele, karena ikan ini

lebih mudah pemeliharaan dan pemasarannya. Kemudian adanya penurunan

fungsi pemanfaatan lahan budidaya danau (situ) dan rawa. Dimana rawa di

wilayah Kabupaten Majalengka semakin berkurang sehingga pemanfaatan

untuk budidaya ikan khususnya ikan mas menurun. Sentra produksi ikan mas

berada di Kecamatan Cikijing, Talaga, Argapura dan Rajagaluh. Produksi ikan

nila pada tahun 2008 sebessar 2.248,33 ton meningkat menjadi 2.993,82 ton

pada tahun 2012 dengan sentra produksi Kecamatan Bantarujeg, Cikijing,

Cingambul, Talaga, Argapura, Maja, Cigasong, Sindang, Rajagaluh,

Sindangwangi dan Leuwimunding. Produksi ikan gurame pada tahun 2008

sebesar 614,57 ton meningkat menjadi 806,31 ton pada tahun 2012, dengan

sentra produksi Kecamatan Sindangwangi, Leuwimunding dan Palasah. Produksi

ikan lele pada tahun 2008 sebesar 300,47 ton meningkat menjadi 1.238,89 ton

Page 58: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 132

pada tahun 2012, dengan sentra produksi Kecamatan Jatiwangi, Kertajati,

Jatitujuh dan Ligung.

Tabel 2.97. Produksi Ikan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenis Tahun (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012 1. Ikan Mas 1.498,70 1.144,51 1.282,08 1.386,31 1.185,12 2. Ikan Nila 2.428,33 2.761,58 2.851,02 1.386,31 2.993,77 3. Gurame 614,57 589,29 800,67 869,89 806,31 4. Lele 300,47 796,17 1.001,86 1.088,24 1.124,09

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Jumlah konsumsi ikan Kabupaten Majalengka tahun 2013 sebesar

17,23 kg/kapita/tahun, Cakupan bina kelompok nelayan di Kabupaten

Majalengka tahun 2013 adalah 90 kelompok, produksi perikanan kelompok

nelayan pada tahun 2013 adalah 8.143,75 ton.

Kontribusi sub sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya terus meningkat dari tahun ke tahun, hal

ini dikarenakan bertambahnya jumlah kolam.

Tabel 2.98. Kontribusi Sektor Perikanan

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan

Terhadap PDRB (%)

1. 2008 0,44

2. 2009 0,46

3. 2010 0,47

4. 2011 0,48

5. 2012* 0,48 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 59: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 133

6. Perdagangan

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat selama tahun

2008-2012, fasilitas perdagangan di Kabupaten Majalengka mengalami

pertumbuhan yang cukup pesat, antara lain bisa dilihat dengan semakin

banyaknya pasar/toko swalayan milik masyarakat yang berdiri, yaitu dari

24 unit pada tahun 2008 meningkat menjadi 76 unit pada tahun 2012. Fasilitas

perdagangan lainnya yaitu pasar Pemda sebanyak 4 unit yang kondisinya

fisiknya semakin membaik, dan pasar desa terecatat 33 unit pada tahun

2008 menjadi 34 unit pada tahun 2012.

Dalam perdagangan luar negeri, selama periode 2008-2012, nilai ekspor bersih

cenderung sejalan kondisi perekonomian global, nilai ekspor menurun drastis

pada tahun 2010 ke tahun 2011 dikarenakan adanya pengaruh krisis global, dan

mulai meningkat lagi di tahun 2012.

Tabel 2.99. Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Mata Uang 2008 2009 2010 2011 2012

1. IDR 457.832.626.990 7.552.189.449,20 349.384.681.763 16.023.506.691,29 21.664.737.924,12

2. USD 19.507.386,87 31.631.158,66 487.060.754,23 28.922.842,35 31.551.821,21

3. EURO 112.620.030,47 103.474.933,75 25.678.458 206.713,73 7.436.361,03

Sumber : Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dalam sturktur perekonomian daerah, sektor perdagangan menempati urutan

ke dua setelah sektor pertanian, dengan kontribusi yang semakin meningkat

selama lima tahun terkahir.

Page 60: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 134

Tabel 2.100. Kontribusi Sektor Perdagangan

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB (%)

1. 2008 17,52

2. 2009 17,65

3. 2010 18,03

4. 2011 18,54

5. 2012* 18,87 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Cakupan Bina Kelompok Pedagang di Kabupaten Majalengka pada tahun

2013 sebesar 67,5%.

7. Perindustrian

Berdasarkan jenis produksi utama meliputi; industri sandang, industri kulit,

industri logam, industri kerajinan, industri makanan, industri minuman, industri

batu, industri bahan baku, industri bangunan, industri kimia, industri komoditi

jasa, industri komoditi kayu, dan industri komoditi.

Kondisi perindustrian di Kabupaten Majalengka selama lima tahun terakhir

mengalami peningkatan, yaitu dari jumlah industri pada tahun 2008 sebanyak

8.210 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 45.532 orang, meningkat

menjadi 9.964 buah dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 56.645 orang

pada tahun 2012. Namun, demikian kondisi ini belum mampu menggerakkan

menggerakkan peekonomian daerah secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari

perutuhan ekonomi sektor indistri yang justru relatif menurun setiap tahunnya,

begitu pula dengan konstribusinya yang juga cenderung semakain menrun

selama lima tahun terkahir.

Page 61: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 135

Tabel 2.101. Konstribusi dan Pertumbuhan sektor Industri di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (%)

15,70 16,08 15,58 15,58 15,53

2. Pertumbuhan Industri. (%) 18,50 11,00 9,46 8,19 8,50 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dalam Perhitungan PDRB, sektor kontribusi industri rumah tangga pada tahun

2008 sebesar 15,70, tahun 2009 sebesar 16,08%, tahun 2010 sebesar 15,58%,

tahun 2011 sebesar 15,58 dan tahun 2012 sebesar 15,53%. Cakupan Bina

Kelompok Pengrajin di Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebesar

5,68% dan tahun 2013 sebesar 5,96%.

8. Transmigrasi

Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan

pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah meningkatkan

kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun

kemandirian dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga

ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara

berkelanjutan. Transmigrasi merupakan salah satu program yang dikembangkan

oleh Pemerintah, sejak orde baru pelaksanaan transmigrasi lebih difokuskan

pada provinsi yang pertumbuhan penduduknya lebih cepat dibandingkan

wilayah lainnya. Provinsi-provinsi tersebut sabagian besar yang berada di Pulau

Jawa dan Bali dengan tujuan lokasi transmigrasi seperti Pulau Sumatra,

Page 62: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 136

Kalimantan, Sulawesi dan Irianjaya (Papua). Seiring dengan perubahan dalam

tatanan kenegaraan, sejak otonomi daerah diberlakukan dengan Undang-

Undang yang telah beberapa kali direvisi terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak terhadap pengembangan

pelaksanaan transmigrasi khususnya antar provinsi. Sesuai data dari Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Kabupaten Majalengka terakhir kali adanya

transmigrasi lokal Tahun 2002 yakni di Unit Pemukiman Transmigrasi Sukamaju

di Desa Mekarjaya Kecamatan Kertajati.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Transmigrasi, transmigrasi dilaksanakan dalam bentuk:

a. Transmigrasi Umum (TU);

b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB); dan

c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri.

Bentuk pelaksanaan trasmigrasi lainnya yang mungkin dapat dilakukan oleh

Pemerintah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Transmigrasi

Pemukiman Lahan Kering (TPLK).

Penyelenggaraan transmigrasi antar pulau atau antar provinsi untuk penduduk

Kabupaten Majalengka kurun waktu antara 2004 sampai dengan 2012 belum

pernah dilaksanakan. Namun perlu menjadi bahan analisis yang komprehensif,

jika pembangunan BIJB dan Kertajati Aerocity akan direalisasikan maka

pentingnya perencanaan matang untuk transmigrasi lokal ataupun pilihan jenis

lainnya harus segera diantisipasi.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan

otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Daya

saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan

Page 63: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 137

pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan

daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing

daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik

(attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke

suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing

daerah.

Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam

beberapa tolok ukur, sebagai berikut:

Pengeluaran Konsumsi RumahTangga. Indikator pengeluaran konsumsi rumah

tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah

tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.

Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan

kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-

rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung

berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per

jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk

makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup

perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya.

Page 64: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 138

Tabel 2.102. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Rp)

1. 2009 -

2. 2010 482.860

3. 2011 484.890

4. 2012 596.909 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah

tangga di Kabupaten Majalengka adalah sebesar 487.362, meningkat dari tahun

2011 yang hanya 484.890. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

pendapatan keluarga atau daya beli masyarakat/keluarga.

Pengeluaran Konsumsi Non Makanan. Pengeluaran konsumsi non pangan

perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar

pangan. Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan

menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total

pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran.

Tabel 2.103. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Non Makanan Per Kapita

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Pengeluaran Konsumsi Non Makanan Perkapita (Rp)

1. 2009 -

2. 2010 189.915

3. 2011 209.315

4. 2012 290.837 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 65: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 139

Berdasarkan data di atas menunjukkan pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi

non pangan perkapita meningkat dibandingkan tahun 2011. Hal ini

menunjukkan peningkatan pendapatan keluarga atau daya beli

masyarakat/keluarga.

Produktifitas daerah adalah indikator untuk mengukur tingkat produktifitas

angkatan kerja terhadap peningkatan sektor PDRB dalam mendorong

perekonomian daerah Kabupaten Majalengka. Data produktifitas daerah

Kabupaten Majalengka selama 5 tahun dapat di lihat dari tabel 2.102.

Tabel 2.104. Produktivitas Total Daerah

NO SEKTOR 2009 2010 2011 2012

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 PDRB 4.233.442,84

100

4.427.885,12

100

4.634.993,17

100

4.855.364,56

100

1.1 Pertanian

1.184.973,86 27,99

1.205.945,49 27,24

1.233.234,80 26,61

1.274.278,82 26,24

1.2 Pertambangan & Penggalian

169.783,58 4,01

173.295,46 3,91

181.028,12 3,91

188.075,13 3,87

1.3 Industri Pengolahan

724.330,61 17,11

751.381,24 16,97

782.437,81 16,88

817.284,31 16,83

1.4 Listrik,Gas, & Air Bersih

28.810,27 0,68

31.326,90 0,71

33.689,87 0,73

36.332,94 0,75

1.5 Kontruksi

195.870,26 4,63

214.226,78 4,84

232.753,75 5,02

253.376,89 5,22

1.6 Perdagangan, Hotel, & Restoran

838.517,68 19,81

913.194,72 20,62

981.378,27 21,17

1.048.992,33 21,60

1.7 Pengangkutan dan Komunikasi

271.937,70 6,42

287.521,17 6,49

302.629,33 6,53

313.412,99 6,45

1.8 Keuangan, Sewa & Js. Perusahaan

240.097,63 5,67

252.674,74 5,71

266.920,61 5,75

281.677,01 5,80

1.9 Jasa-jasa

579.121,25 13,68

598.318,62 13,51

620.920,61 13,4

641.934,14 13,22

2 Jumlah Angkatan Kerja

606.303

570.927

531.260

597.143

RASIO

NILAI TAMBAH KE i 6,98238808 7,755606444 8,724528799 8,130991337 JUMLAH ANGKATAN

KERJA

Berdasarkan data diatas, produktivitas total daerah Kabupaten Majalengka pada

tahun 2010 sampai tahun 2012 trennya mengalami peningkatan kecuali pada

Page 66: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 140

tahun 2012 produktifitas daerah mengalami penurunan dibanding tahun 2011,

hal ini disebabkan pada tahun 2012 terjadinya penambahan jumlah angkatan

kerja.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah

dalam hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung

aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.

Kegiatan perkonomian akan berjalan dengan baik jika didukung dengan

infrastruktur yang memadai dan berkualitas. Infrastruktur di Kabupaten

Majalengka, masih menjadi kendala bagi kegiatan perekonomian daerah,

terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Perekonomian perdesaan

terkendala dengan terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur sebagai

penunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa.

Infrastrutur Jalan. Khusus infrastruktur jalan di Kabupaten Majalengka

digolongkan dalam 3 kelompok yakni; Jalan nasional (25,895 km), Jalan provinsi

(122,929 km), dan Jalan kabupaten (715,600 km). Proporsi panjang jaringan

dalam kondisi baik hingga tahun 2012 adalah 665,782 km. Jalan kabupaten

pada Tahun 2011, sepanjang 367,592 km dalam kondisi baik, 76,144 km dalam

kondisi sedang, 110,469 km dalam kondisi rusak, dan 715,600 km dalam kondisi

rusak berat.

Perhubungan. Saat ini di Kabupaten Majalengka sedang dilaksanakan

pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati

yang akan menjadi sarana transportasi lokal, nasional dan internasional. Untuk

menunjang sarana infrastruktur transportasi darat yang ada, wilayah Kabupaten

Majalengka akan dilalui dan dilayani oleh 2 (dua) buah jalan tol yaitu jalan tol

Cileunyi – Sumedang – Kertajati (Cisumjati) yang sudah mulai dibangun pada

tahun 2012, dan jalan tol Cikopo – Palimanan (Cikapali) yang juga telah selesai

Page 67: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 141

dilakukan pembebasan tanahnya dan sedang mulai dilaksanakan proses

pembangunan fisiknya.

Irigasi. Infrastruktur lainnya yang mendukung perekonomian, terutama

sektor pertanian, adalah ketersediaan pengairan di Kabupaten Majalengka.

Berikut adalah data kondisi jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Majalengka.

Tabel 2.105.

Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di Atas 3.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2012

No. Jenis Bangunan Kondisi 2011 Kondisi 2012

Jmlh Baik Rusak Ringan

Rusak Berat Jmlh Baik Rusak

Ringan Rusak Berat

1. Bendung (Buah) 27 10 17 - 32 32 0 0 2. Bangunan Air (Buah) 173 123 40 10 173 129 28 16 3. Saluran (Buah) Saluran Induk (Km) 48,58 40,00 4,68 3,90 48,58 43,12 5,19 0,27

Saluran Sekunder (Km) 63,53 30,00 28,03 5,50 63,53 55,32 7,74 0,47

Saluran Tersier (Km) 196,87 75,00 66,87 55,00 196,87 78,75 49,22 68,90

Saluran Suplesi (Km) 12,91 7,00 4,41 1,50 12,91 9,45 2,91 0,55

Saluran Pembuang (Km) 159,73 50,00 107,23 2,50 159,73 42,25 115,48 2,00

4. Bangunan Pelengkap (Buah) 392 200 92 100 392 242 120 30

5. Penataan Mata Air (Buah) - - - - 9 9 0 0

Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.106. Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2012

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 -

2. Rasio Jaringan Irigasi (km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 - Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Penataan Ruang Daerah. Dokumen RTRW dan RDTR, serta berbagai

masterplan sebagai pedoman khususnya bagi para calon investor, sudah

Page 68: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 142

tersedia. Dokumen Perencanaan Tata Ruang dapat dilihat pada tabel 2.105.

sebagai berikut :

Tabel 2.107. Dokumen Perencanaan Tata Ruang

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

NO. Dokumen Perencanaan TAHUN

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012

1. RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031

√ Perda 11/2011

2. RDTR Kecamatan Kertajati √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda

11/2011

3. RDTR Kecamatan Jatitujuh √ Belum Perda/Sudah sesuai Perda

11/2011 4. RDTR Kecamatan Ligung √ Belum Perda/Sudah

sesuai Perda 11/2011

5. RDTR Kecamatan Kadipaten √ Belum Perda

6. RDTR Kecamatan Jatiwangi √ Belum Perda

7. RDTR Kecamatan Majalengka √ Belum Perda

8. RDTR Kecamatan Cikijing √ Belum Perda

9. RDTR Rajagaluh dan Leuwimunding

√ Belum Perda

10. RDTR Kecamatan Sumberjaya √ Belum Perda

11. RRTR KSK Argopolitan √ Belum Perda

12. RRTR KSK Wisata Sindangwangi √ Belum Perda

13. RRTR KSK Potensial Tumbuh √ Belum Perda

Sumber : Bappeda dan Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta

Karya Kabupaten Majalengka, data mengenai pengalihfungsian dari ruang publik

yang berubah peruntukan menjadi lahan terbangun di Kabupaten Majalengka belum

ada. Melalui kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang dengan melihat kondisi

lapangan tidak ada/belum ada ruang publik yang berubah peruntukan, kondisi

eksisting lahan yang berubah peruntukkan di dominasi oleh lahan sawah, tegalan

atau kebun.

Indikator penataan ruang lainnya, yaitu ketaatan terhadap RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2012-2013 yaitu ± 99 %, dengan luas wilayah produktif ± 57-

Page 69: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 143

58%, sedangkan luas wilayah industri diperkirakan ± 1% dengan penyediaan

kawasan industri di tahun 2012-2013 ± 100-150 Ha. Persentase Luas wilayah

perkotaan pada tahun 2012-2013 adalah ± 35-36%.

Untuk wilayah kekeringan yang disebabkan musim kemarau yang panjang,

lahan kering atau tidak adanya/kurang saluran irigasi, berdasarkan data dari Dinas

Pertanian wilayah kekeringan yang dimaksud adalah Kecamatan Kertajati, Ligung

dan Jatitujuh (wilayah utara).

Tabel 2.108. Indikator Penataan Ruang di Kabupaten Majalengka

No Indikator Penataan Ruang Satuan Tahun

2012 2013

1 Ketaatan terhadap RTRW % 99 99

2 Luas wilayah produktif % 57 58

3 Luas wilayah industri % 1 1,1

4 Penyediaan kawasan industri Ha 100 150

5 Luas wilayah kebanjiran Ha 119,35 270

6 Luas wilayah kekeringan Desa 48 -

7 Luas wilayah perkotaan % 35 36

Sumber : Dinas BMCK, tahun 2013

Fasilitas Keuangan. Kabupaten Majalengka memiliki lembaga penunjang

perekonomian berupa fasilitas perbankan yang terdiri atas bank umum yaitu

Bank Jabar Banten, BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Panin, Bank Danamon, Bank

BCA, Bank BTPN, Bank OCBC NISP dan BPR. Perkembangan jumlah perbankan di

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 70: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 144

Tabel 2.109. Perkembangan Jumlah Bank

di Kabupaten Majalengka tahun 2009-2012

No. Nama Bank 2009 2010 2011 2012

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12.

BJB BRI BNI MANDIRI PANIN DANAMON BCA OCBC NISP BTPN SAUDARA BPR BTN

5 36 2 4 2 4 1 1 1 1 21 ...

6 36 2 1 2 4 1 1 1 1

21 5

6 36 2 1 2 4 1 1 1 1

21 5

4 36 3 2 2 4 1 2 3 1

10 7

Sumber : Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Air bersih. Sumber air bersih di Kabupaten Majalengka saat ini berasal dari air

permukaan dan air bawah tanah. Penyediaan air bersih dikelola oleh PDAM,

pemerintah desa (air bersih pedesaan) dan perorangan (rumah tangga).

Pelayanan air bersih/air minum yang dilaksanakan oleH PDAM Majalengka baru

mencapai 11 kecamatan, 67 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk yang

dilayani sebanyak 108.630 jiwa ( 9,34 %). Sedangkan jumlah rumah tangga

pengguna air bersih sampai dengan tahun 2013 sebesar 323.526 rumah tangga

atau sebesar 92,68%.

Tenaga Listrik. Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan

perekonomian serta memajukan kesejahteraan masyarakat. Bila tenaga listrik

telah tersedia dengan cukup pada suatu daerah atau wilayah maka kegiatan

ekonomi dan kesejateraan pada daerah tersebut dapat meningkat. Untuk

mewujudkan hal tersebut maka pemerintah daerah berkewajiban untuk

memasang listrik untuk masyarakat tidak mampu dan daerah terpencil.

Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran pemerintah daerah

tersebut adalah persentase rumah tangga yang menggunakan listrik.

Page 71: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 145

Tabel 2.110. Penggunaan Listrik

di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Tahun Ketersediaan Daya Listrik

Persentase Rmah Tangga pengguna Listrik

1. 2008 88,92 % 70,02 %

2. 2009 89,35 % 70,31 %

3. 2010 89,49 % 73,17 %

4. 2011 89,33 % 75,25 %

5. 2012 89,92 % 80,00 %

Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Telepon. Peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi pada suatu daerah. Salah satu

indikator dalam melihat perkembangan teknologi komunikasi adalah dengan

melihat seberapa banyak penduduk suatu daerah telah memiliki perangkat

komunikasi berupa hand-phone (HP) dan telepon rumah biasa.

Tabel 2.111. Penggunaan Telepon

di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Tahun Persentase Rumah Tangga Pengguna HP/Telepon

1. 2008 40 %

2. 2009 65 %

3. 2010 70 %

4. 2011 75 %

5. 2012 80 %

Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Page 72: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 146

Asuransi. Perusahaan asuransi di Kabupaten Majalengka yang memiliki

kantor/cabang tahun 2013 adalah sebanyak 3 buah perusahaan dengan jenis

layanan adalah asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dana pensiun dan asuransi

karyawan.

Restoran. Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya

tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan

menunjukkan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-

peluang yang ditimbulkannya. Pengertian restoran adalah tempat menyantap

makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak

termasuk usaha jenis tataboga atau catering. Sedangkan pengusahaan usaha

restoran dan rumah makan adalah penyediaan jasa pelayanan makanan dan

minuman kepada tamu sebagai usaha pokok. Hingga tahun 2013 di wilayah

Kabupaten Majalengka tercatat ada 65 Restoran.

Ketersediaan penginapan. Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah

satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama

dalam menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin

berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik

kunjungan ke daerah tersebut. Banyaknya jumlah kunjungan orang dan

wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel.

Saat ini di wilayah Kabupaten Majalengka terdapat 9 hotel/penginapan dan

semuanya masih berkelas melati.

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Iklim investasi yang kondusif di suatu daerah merupakan salah satu daya

saing bagi daerah tersebut untuk dapat meningkatkan investasi yang masuk ke

daerah tersebut. Iklim investasi diukur antara lain dengan tindak kriminalitas,

kemudahan perijinan, dan perkembangan desa.

Angka Kriminalitas. Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas

dalam satu bulan pada tahun tertentu. Artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi

Page 73: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 147

berapa tindak kriminalitas untuk berbagai kategori seperti curanmor,

pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Indikator ini berguna untuk

menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat

kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.

Gambar 2.15.

Angka Kriminal Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

Sumber : Polres Majalengka, tahun 2013

Lama Proses Perijinan. Untuk meningkatkan investasi Pemerintah

Kabupaten Majalengka membuat kebijakan menyederhanakan pelayanan

perizinan terpadu untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, mudah,

transparan, murah dan terjangkau. Tabel di atas menunjukan bahwa proses

perijinan di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 hanya membutuhkan

waktu 4 hari, lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya.

Page 74: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 148

Tabel 2.112. Lama Proses Perizinan

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Lama Proses Perijinan (Hari)

1. 2009 14

2. 2010 10

3. 2011 8

4. 2012 4 Sumber : BPPTPM Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah. Jumlah pajak dan retribusi

daerah pada tahun 2012, yaitu pajak sebanyak 10 macam dan retribusi

sebanyak 26 macam dengan harapan pada tahun 2013 masih stabil.

Tabel 2.113.

Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 - 2012

No. Tahun Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah

1. 2009 Pajak : 7

Retribusi : 30

2. 2010 Pajak : 9

Retribusi : 35

3. 2011 Pajak : 10

Retribusi : 15

4. 2012 Pajak : 10

Retribusi : 26 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha. Berdasarkan data di atas jumlah

perda yang mendukung iklim usaha dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012

sebanyak 18 buah perda dan ditargetkan pada tahun 2013 menjadi sebanyak 20

buah perda.

Page 75: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 149

Tabel 2.114. Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Jumlah Perda Yang Mendukung

Iklim Usaha

1. 2009 18

2. 2010 18

3. 2011 18

4. 2012 18 Sumber : Setda Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam

pembangunan suatu daerah, yakni bagaimana menciptakan SDM yang

berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam

persaingan global. Daya saing ekonomi akan terwujud bila didukung oleh SDM

yang handal.

Tingkat Pendidikan Masyarakat. Salah satu indikator penting untuk mengukur

tingkat kualitas SDM adalah dengan mengukur tingkat pendidikan masyarakat.

Selama periode 2008-2012, hanya sebagian kecil penduduk yang berpendidikan

Diploma dan Sarjana, walaupun demikian tingkat pendidikan masyarakat

Kabupaten Majalengka terus meningkat.

Page 76: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 150

Gambar 2.16.

Tingkat Pendidikan Masyarakat Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

0

10

20

30

40

50

2009 2010 2011 2012

dala

m p

erse

n

t a h u n

Tdk Punya Ijazah

SD

SLTP

SLTA

Diploma

S1>

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Rasio Ketergantungan. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur

besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif

terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15

tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena

secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang

menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap

tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64

tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar

konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung

pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan

semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi

demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai

indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara

apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.

Page 77: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2b.pdf · Pemerintah Kabupaten Majalengka RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Hal

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 151

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Data

perkembangan Rasio Ketergantungan dapat dilihat pada tabel 2.112. sebagai

berikut :

Tabel 2.115. Rasio Ketergantungan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Rasio Ketergantungan (%)

1. 2008 48,20

2. 2009 50,54

3. 2010 52,18

4. 2011 52,17

5. 2012 Data Belum Tersedia Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2012

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rasio ketergantungan cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan semakin

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.