pemerintah kabupaten malang · p enyusunan profil kesehatan ini mencakup kegiatan yang ada di dinas...
TRANSCRIPT
-
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
-
DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015
-
ii
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
hidayah dan inayah-Nya atas tersusunnya Profil Kesehatan
Kabupaten Malang Tahun 2014. Profil Kesehatan Kabupaten
Malang merupakan salah satu sarana penyajian informasi
kesehatan yang diharapkan menjadi acuan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan serta
pengambil keputusan dibidang kesehatan. Oleh karena itu kualitas
Profil Kesehatan selalu diupayakan peningkatannya dari waktu ke waktu
dalam hal ketepatan data, ketepatan waktu dan kesesuaian dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan.
Penyusunan Profil Kesehatan ini mencakup kegiatan yang ada di
Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Pemerintah maupun swasta dan lintas
sektor terkait di Kabupaten Malang, yang penyusunannya didasarkan pada
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Indikator dalam
Millenium Development Goals (MDGs) dan menambahkan data Derajat
Kesehatan Masyarakat serta data lain yang masih diperlukan.
Untuk meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten
Malang berikutnya, kami sangat mengharapkan sumbang saran, tanggapan
peran serta dari semua pihak terkait sebagai sumber data, utamanya para
pengelola program pembangunan kesehatan di semua tingkatan adimistrasi,
sehingga penyusunan akan menjadi lebih baik lagi.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan
tenaganya hingga tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Malang
tahun 2014 ini, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tinginya dan
kami menyampaikan terima kasih.
Malang, April 2014
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
Dra. MURSYIDAH, Apt, M.Kes.
Pembina Utama Muda NIP. 196212191989032005
-
iii
-
iv
-
v
-
iii
Halaman
KATA PENGANTAR ......……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… v DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… x
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
II. GAMBARAN UMUM
A. KONDISI GEOGRAFIS ……………………………………… 4 B. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah Penduduk ………………………………………………… 5
2. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur …………………………………………….…… 6 3. Sex Ratio …………………………………………………………… 7
4. Kepadatan Penduduk ………………………………………… 7
5. Tingkat Fertilitas a. Ratio Ibu Anak ……………………………………………… 8
b. Angka Kelahiran Total (TFR) ………………………… 9
C. SOSIAL EKONOMI 1. Tingkat Pendapatan …………………………………………… 9
a. PDRB ADHK 2000 …………………………………………… 9
b. Pendapatan per Kapita ADHK 2000………………… 10
2. Beban Tanggungan …………………………………………… 10
3. Tingkat Pendidikan ……………………………………………… 11 4. Kondisi Kemiskinan ……………………………………………… 12
III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) …… 13
B. ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi (AKB) ………………………………… 14
2. Angka Kematian Balita (AKABA) …………………………… 17
3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) …………………… 19 4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas ……………………………… 20
C. ANGKA KESAKITAN 1. Acute Flaccid Paralysis ( AFP)………………………………… 22
2. Penyakit TB Paru …………………………………………………… 24
3. Penyakit ISPA ……………………………………………………… 28 4. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS …………… 30
5. Penyakit Demam Berdarah (DBD) ………………………… 34
6. Penyakit Diare ……………………………………………………… 37 7. Penyakit Malaria …………………………………………………… 39
8. Penyakit Kusta …………………………………………………… 41
9. Penyakit Filaria ……………………………………………………… 43 10. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi (PD3I) ……………………………………………………… 46
-
iv
D. KEADAAN STATUS GIZI 1. Bayi dengan BBLR ……………………………………………… 47
2. Status Gizi Balita ……………………………………………… 47 3. Kecamatan Bebas Rawan Gizi ……………………………… 50
IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin .......……… 52 2. Pelayanan Kesehatan Bayi ……………………………..…… 57 3. Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Anak Sekolah
Dan Remaja ……………………….………………………………… 59 4. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila …………… 61 5. Pelayanan Keluarga Berencana …………………………… 62 6. Pelayanan Imunisasi ………………………………….………… 63
7. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ……..…………… 66
8. Pelayanan Kesehatan Kerja…………………………………… 67 9. Upaya Penyuluhan Kesehatan .......................... 67
B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Ibu hamil Mendapat Tablet Fe ……………………………… 68 2. Balita mendapat Kapsul Vitamin A ……………......... 70
3. Keluarga Dengan Garam Beryodium baik ............ 71
4. balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan .............. 73 C. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
1. Desa/ kelurahan KLB Ditangani < 24 Jam ........... 74
2. Jenis KLB ..................................................... 74
3. Kejadian Keracunan Makanan dan Minuman ...... 76 4. Kejadian Bencana .......................................... 77
D. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN
1. Pelayanan Kesehatan Pra bayar ........………………… 78 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin …………… 79
E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Pemanfaatan Puskesmas ……………………………………… 80
2. Pemanfaatan Rumah Sakit …………………………………… 83 3. Sarana Kesehatan dengan Kemapuan Gawat Darurat 88
4. Sarana Kesehatan dengan Laboratorium Kesehatan 89
5. RS dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar 89
6. Ketersediaan Obat …………………………………………… 90
F. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
1. Rumah Tangga ber PHBS ……………………………………… 91
2. Bayi mendapat ASI Eksklusif…………………………………… 92
G. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat ……………………………………………………… 93 2. Keluarga Memiliki Akses Air Bersih …………………… 95
3. Keluarga Memiliki Sarana Sanitasi dasar……………… 96
4. Tempat-Tempat Umum Sehat …………………………… 97 5. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya ……… 98 6. Rumah Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes ………………… 99
-
v
V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN ………………………………………………… 102
B. TENAGA KESEHATAN …………………………………………………… 106
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN …………………………………………… 110 D. MANAJEMEN KESEHATAN …………………………………………… 111
VI. KESIMPULAN …………………………………………………………………… 113
VII. PENUTUP …………………………………………………………………………… 115
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 116
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
vi
TABEL
JUDUL TABEL Halaman
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Hasil Kegiatan Program P2 Tuberculosis di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penyakit ISPA di Kabupaten Malang . . . . .
Penyakit PMS dan HIV/ AIDS di Kabupaten
Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Perkembangan Penyakit Demam Berdarah
di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . .
Hasil Kegiatan Program P2 Malaria di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hasil Kegiatan Program Penanggulangan
Kusta di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . .
Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada
Anak Umur 12-59 Bulan . . . . . . . . . . . . . .
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A di
Kabupaten Malang Tahun 2010-2013 . . . . .
Kasus Kejadian Luar Biasa di Kabupaten
Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah Kunjungan ke Puskesmas di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut
Tempat Perawatan . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
29
33
36
41
42
65
71
75
82
84
-
vii
GAMBAR
JUDUL GAMBAR Halaman
2.1
2.2
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.12
Piramida Penduduk Laki-laki dan
Perempuan di Kabupaten Malang . . . . . .
Jenis Pendidikan yang Diperoleh Penduduk
Kabupaten Malang . . . . . . . . .
Umur Harapan Hidup Menurut BPS di Jawa
Timur dan Kab. Malang 2007 - 2013 . . . .
Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten
Malang tahun 2008-2013 . . . . . . . . . . . .
Angka Kematian Bayi Menurut BPS di
Jawa Timur dan Kab. Malang 2007 - 2012
Jumlah Kematian Anak Balita di
Kabupaten Malang Tahun 2009-2013 . . . .
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Malang
Tahun 2009-2013 . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jenis Korban Kecelakaan Lalu Lintas di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . .
Peta Kasus AFP di Kabupaten Malang
Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kasus AFP Berdasar Jenis Kelamin di
Kabupaten Malang Tahun 2010-2013 . . . .
BTA (+) dan CDR TB di Kabupaten Malang
Kasus Pneumonia di Kabupaten Malang . .
Angka Notifikasi Rate (CNR) BTA Positif di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . .
Angka Notifikasi Rate (CNR) pada Semua
Kasus TB di Kabupaten Malang . . . . . . . .
Kasus Pneumonia Di Kabupaten Malang . .
6
12
14
16
16
18
20
21
23
24
26
26
27
29
-
viii
GAMBAR
JUDUL GAMBAR Halaman
3.13
3.14
3.15
3.16
3.17
3.18
3.19
3.20
3.21
3.22
3.23
3.24
3.25
4.1
4.2
Kasus HIV/ AIDS Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kabupaten Malang . . . . . . . .
Kasus HIV/ AIDS di Kabupaten Malang s/d
Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Peta CFR DBD di Kabupaten Malang . . . .
Perbandingan IR dan CFR DBD di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . .
Perkembangan Kasus Diare per Bulan di
Kabupaten Malang Tahun 2011-2013 . . . .
Proporsi Kasus Diare Balita Semua Umur
Penemuan Kasus Malaria . . . . . . . . . . .
Prevalensi rate (PR) dan Case Detection
Rate (CDR) Di Kabupaten Malang. . . . . . .
Case Detection Rate (CDR) Per Puskesmas
Sebaran Penemuan Penderita Filariasis di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .
Perkembangan Kasus Gizi Buruk dan Gizi
Kurang di Kabupaten Malang . . . . . . . . .
Perkembangan Kecamatan Bebas Rawan
Gizi di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . .
Peta Kecamatan Bebas Rawan Gizi . . . . .
Cakupan Ki dan K4 di Kabupaten Malang
Tahun 2009-2013 . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif
menurut Jenis Kontrasepsi . . . . . . . . . . .
32
32
35
36
38
39
40
42
43
45
48
50
51
53
63
-
ix
GAMBAR
JUDUL GAMBAR Halaman
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
5.1
Peta cakupan UCI Desa di Kabupaten
Malang Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . .
Perkembangan Cakupan Pemberian Tablet
Fe di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . .
Jumlah Kejadian KLB Keracunan Makanan
dan Minuman di Kabupaten Malang . . . . .
Cakupan Jaminan Kesehatan Pra Bayar . .
Tingkat Pemanfaatan Puskesmas . . . . . .
Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit . . . . .
Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . .
Perkembangan Jumlah Rumah Sehat di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pemeriksaan Air Bersih di Kab. Malang . . .
Pemeriksaan Rumah/ Bangunan Bebas
Jentik di Kabupaten Malang . . . . . . . . . .
Perkembangan Jumlah Posyandu di
Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . .
64
69
76
78
81
85
93
94
96
100
105
-
x
{TABEL
JUDUL LAMPIRAN TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10a
11
11a
12
13
14
Luas Wilayah, Jumlah Desa/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,
Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,
Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek
Huruf Menurut Jenis Kelamin
Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10
Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan
Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Dan AFP Rate (Non Polio)
Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat Tb Paru
Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Penderita Menurut
Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Suspek dan Kasus TB serta Angka Penemuan Kasus TB
Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis
Kelamin
Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual
Lainnya Menurut Jenis Kelamin
-
xi
TABEL
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
24a
25
26
27
28
29
30
31
32
33
JUDUL LAMPIRAN TABEL
Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut
Jenis Kelamin
Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin
Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut
Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut
Jenis Kelamin
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis
Kelamin
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3i) Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3i) Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin
Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin
Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin
Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin
Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin
Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil
Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3
Jumlah Dan Persentase Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal
Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu
Nifas Menurut Jenis Kelamin
Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
-
xii
TABEL
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
JUDUL LAMPIRAN TABEL
Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif
Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin
Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut
Jenis Kelamin
Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin
Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin
Pemberian Makanan Pendamping Asi Anak Usia 6-23 Bulan
Keluarga Miskin
Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Menurut Jenis
Kelamin
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat
Menurut Jenis Kelamin
Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat
Menurut Jenis Kelamin
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia Dan Lansia Menurut
Jenis Kelamin
Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan
Gawat Darurat (Gadar ) Level I
Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB
Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani < 24 Jam
Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis Kelamin
Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan
Setingkat Menurut Jenis Kelamin
-
xiii
TABEL
54
55
56
56A
57
57A
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
JUDUL LAMPIRAN TABEL
Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut
Jenis Jaminan, Jenis Kelamin
Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan
hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan
Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (dan
hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan Program
jamkesda
Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir
miskin) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin
Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir
miskin) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin
Program jamkesda
Jumlah kunjungan rawat jalan , rawat inap, dan kunjungan
gangguan jiwa di sarana pelayanan kes
Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit
Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas
Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang
Digunakan
Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang
Digunakan
Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi
Dasar
Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
Sehat
-
xiv
TABEL
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
JUDUL LAMPIRAN TABEL
Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan
Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
Jumlah Posyandu Menurut Strata
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan
Jumlah Tenaga Kebidanan, Keperawatan Di Sarana Kesehatan
Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana
Kesehatan
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana
Kesehatan
Anggaran Kesehatan Kabupaten Malang
-
xv
TABEL
1
2
3
4
5
6
JUDUL LAMPIRAN TAMBAHAN
Indikator Pelayanan Rawat Inap Puskesmas
Dokumen Renstra, Profil, Laporan Tahunan, Lakip, RUK dan
RPK Bidang Kesehatan
10 (Sepuluh) Penyakit Terbesar Pada Rawat Jalan Di
Puskesmas
Prosentase Keluarga Yang Menggunakan Garam Beryodium
Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Dan Rasio Korban
Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk
Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal
-
xvi
-
xvii
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… v
E. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
F. SITUASI KEADAAN UMUM
a. KEPENDUDUKAN i. Pertumbuhan
Penduduk……………………………………… 3
ii. Distribusi Penduduk menurut kelompok umur……………… 4
iii. Sex Ratio…………………………………………………….. 5
iv. Kepadatan Penduduk………………………………………… 5
v. Tingkat Fertilitas…………………………………………….. 6
a. Ratio Ibu Anak………………………………………….. 6 b. Angka Kelahiran Total (TFR)…………………………... 7
b. SOSIAL EKONOMI i. Tingkat
Pendapatan………………………………………….. 7
a. PDRB ADHK 1993……………………………………… 7 b. Pendapatan per Kapita ADHK 1993.…………………… 8
ii. Beban Tanggungan ………..………………………………… 8
iii. Tingkat Pendidikan…………………………………………… 9
iv. Kondisi Kemiskinan………………………………………….. 9
G. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
-
xviii
a. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)……………. 11
b. KEMATIAN i. Angka Kematian Bayi
(AKB)………………………………… 12
ii. Angka Kematian Balita (AKABA)…………………………… 14
iii. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)………………………… 15
c. KESAKITAN i. Angka Kesakitan
Malaria……………………………………… 16
ii. Penyakit TB Paru……………………………………………… 17
iii. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS…………………..… 18
iv. Penyakit Demam Berdarah (DBD)…………………………..… 19
v. Acute Flaccid Paralysis ( AFP)………………………………… 20
vi. Penyakit Kusta ………………………………………………… 21
vii. Penyakit ISPA . . . . . . . . . . . . .………………………………… 21
viii. Penyakit Diare ……………….………………………………… 22
ix. Kejadian Luar Biasa …………………………………………… 23
1. KEADAAN STATUS GIZI i. Status Gizi Balita………………………………………………. 24
ii. Kecamatan Bebas Rawan Gizi………………………………… 25
IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PENYEHATAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat…………………………………………………… 26
2. Tempat-Tempat Umum Sehat…………………………………. 26
B. PERILAKU MASYARAKAT
1. Rumah Tangga ber PHBS……………………………………… 27
2. Keadaan Posyandu…………………………………………….. 27
C. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Pemanfaatan Puskesmas……………………………………….. 28
2. Pemanfaatan Rumah Sakit……………………………………… 29
iii. Sarana Kesehatan dengan Laboratorium Kesehatan…………… 30 iv. Rumah Sakit dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis
Kesehatan Dasar………………………………………………… 30
v. Obat Generik Berlogo…………………………………………… 30
-
xix
D. PELAYANAN KESEHATAN
1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan………………. 31
H. Desa Mencapai UCI dan PIN………………………………… 31 I. Penanganan KLB……………………………………………… 32 J. Pelayanan Ibu Hamil dengan Tablet Fe……………………….. 33
i. Bayi Mendapat ASI Eksklusif…………………………………. 33 ii. Pemeriksaan Gigi dan Mulut murid SD/MI.………………….. 34
iii. Pelayanan Kesehatan Kerja……………………………………. 35 iv. Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin……………………….. 35
2. SUMBER DAYA KESEHATAN i. Sarana Kesehatan……………………………………………… 36
ii. Tenaga Kesehatan……………………………………………… 37 iii. JPKM………………………………………………………….. 39 iv. Anggaran Kesehatan…………………………………………… 39
3. MANAJEMEN KESEHATAN…………………………………….
40
4. KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT i. Akses Air Bersih……………………………………………….. 41
ii. Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KB…………….. 42 iii. Kecelakaan Lalu-Lintas………………………………………… 43 iv. Penduduk Melek Huruf………………………………………… 44
V. HAMBATAN DALAM PENYUSUNAN PROFIL. .…………………. 46
VI. PENUTUP..…………………………………………………………. 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
kesehatan Kabupaten Malang yaitu “TERWUJUDNYA
MASYARAKAT KABUPATEN MALANG SEHAT YANG
BERKEADILAN DAN MANDIRI“, maka Tahun 2014 Dinas
Kesehatan berupaya menata kembali kualitas dari Sistem
Informasi Kesehatan Kabupaten yang selanjutnya akan sangat
menentukan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Oleh karena
itu, penataan kembali dan pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Kabupaten merupakan sesuatu yang sangat penting.
Bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi Kesehatan
Nasional pun tidak akan dapat memberikan indikator-indikator
yang benar tentang tercapai atau tidaknya pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan Millennium
Development Goals (MDGs) 2015.
Selain untuk kepentingan Nasional, penataan Sistem
Informasi Kesehatan Kabupaten juga sangat penting artinya bagi
Kabupaten sendiri. Yakni sebagai sarana penyedia indikator-
indikator yang menunjukkan tercapai atau tidaknya
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malang. Lebih lanjut,
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten adalah tulang punggung
bagi pelaksanaan Pembangunan Daerah berwawasan kesehatan
di Kabupaten. Sistem ini diharapkan dapat menyediakan data
dan informasi sebagai landasan pengembangan sumber daya,
dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, Sistem Informasi
Kesehatan Kabupaten harus dapat memberikan kepada para
penentu kebijakan di Kabupaten sebagai bukti-bukti untuk dapat
dilakukannya pengambilan keputusan berlandaskan fakta.
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
2
Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan
Kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten, yang pada tahun
2014 berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan, Millennium Development Goals
(MDG’s) 2015 dan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten
Malang serta tabel–tabel dari pusat/ propinsi yang diringkas
sedemikian rupa sehingga tidak ada duplikasi data antar tabel,
namun demikian tidak mengurangi data yang akan diperlukan
oleh propinsi maupun pusat. Selain itu penyusunan profil
kesehatan tahun 2014 menyajikan data kesehatan yang terpilah
menurut jenis kelamin, dengan tersedianya data kesehatan yang
responsive gender diharapkan dapat mengidentifikasi ada
tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi,
kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan
terkait dengan akses, partisipasi, control, dan manfaat dalam
pembangunan bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten yang telah terbit sekali
setiap tahun dapat digunakan sebagai sarana penyedia data dan
informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan-kegiatan dan
pemantauan pencapaian Pembangunan Kesehatan di Kabupaten
Malang.
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014 ini terdiri dari
7 (tujuh) bab, yaitu :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini menyajikan acuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Kabupaten Malang tahun 2014 (Berdasar data Tahun 2013) ini
beserta sistimatika penyajiannya.
Bab II. Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Malang
yaitu: keadaan geografis, kependudukan dan sosial ekonomi.
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
3
Bab III. Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini menguraikan situasi derajat kesehatan antara lain: umur
harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan keadaan
status gizi.
Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini berisi uraian situasi upaya kesehatan yang berupa
pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan,
perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan.
Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menyajikan situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten
Malang berupa sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan manajemen kesehatan.
Bab VI. Kesimpulan
Bab ini menguraikan proses pengumpulan data dan hambatan
yang dijumpai selama penyusunan Profil Kesehatan.
Bab VII. Penutup
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. KONDISI GEOGRAFIS
Luas Kabupaten Malang adalah 3.238,27 km2 yang
terletak antara 112° 17’ 10.90” sampai dengan 122° 57’ 00”
Bujur Timur dan 7° 44’ 55.11” sampai 8° 26’ 35.45” Lintang
Selatan. Posisi Kabupaten Malang terletak pada ketinggian
250-500 meter diatas permukaan laut, dengan kondisi daerah
perlembahan atadataran rendah, sedangkan daerah dataran
tinggi pada ketinggian antara 500-3.600 meter diatas
permukaan laut yang terdapat di daerah Malang Selatan,
Lereng Pegunungan Tengger, Gunung Semeru dan sekitar
Lereng Gunung Kawi dan Gunung Arjuno.
Adapun batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Sebelah Utara : Kabupaten Jombang, Kabupaten
Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan
Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan
Kabupaten Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sedangkan di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang
dibatasi oleh Kota Malang dan Kota Batu.
Wilayah Administrasi Kabupaten Malang terdiri dari:
Jumlah kecamatan : 33 kecamatan
Jumlah desa/kelurahan : 378 desa/ 12 keluarahan
Rukun Warga : 3.125 RW
Rukun Tetangga : 14.352 RT
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
5
B. KEPENDUDUKAN
Penduduk mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan suatu wilayah. Karena itu perhatian
terhadap penduduk tidak hanya dari sisi jumlah tetapi juga
dari sisi kualitas. Penduduk yang berkualitas merupakan
modal bagi pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi
berbagai akibat dari dinamika penduduk.
Data kependudukan merupakan salah satu informasi
yang sangat penting dan mempunyai arti strategis dalam
pembangunan khususnya di bidang kesehatan, karena hampir
semua sasaran program kesehatan adalah masyarakat atau
penduduk, baik sejak dari kandungan sampai dengan usia
lanjut. Selanjutnya data kependudukan diperlukan dalam
proses perencanaan sampai dengan tahap evaluasi hasil
pembangunan.
Beberapa masalah kependudukan dalam bidang
kesehatan yang perlu diperhatikan meliputi jumlah penduduk,
angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan, distribusi
menurut umur dan lain-lain.
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Proyeksi Penduduk oleh Badan Pusat
Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Malang tahun 2013
sebanyak 2.506.102 jiwa, yang terdiri dari :
Laki-laki : 1.256.689 jiwa
Perempuan : 1.249.413 jiwa
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
6
2. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan
kelompok umur di Kabupaten Malang tahun 2013 menurut
BPS Kabupaten Malang (Proyeksi Penduduk Kabupaten
Malang tahun 2011 – 2020 berdasarkan Hasil Sensus
Penduduk tahun 2010 di Kabupaten Malang), adalah 50,14
persen laki-laki dan 49,86 persen perempuan, ini
menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
daripada perempuan.
Komposisi ini hampir sama dengan hasil SUSENAS
Tahun 2007 yang diterbitkan pada akhir tahun 2008 oleh
BPS Propinsi Jawa Timur, bahwa jumlah penduduk laki-
laki lebih banyak dari pada perempuan (Laki-laki 50,07%
dan Perempuan 49,93%).
GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK MENURUT UMUR
DI KABUPATEN MALANG
TAHUN 2013
Sumber : BPS Kab. Malang (Proyeksi Penduduk Kab. M alang tahun 2011-2020)
150000 100000 50000 0 50000 100000 150000
0 - 1
5 - 9
15 - 19
25 - 29
35 - 39
45 - 49
55 - 59
65 - 69
Kel
om
po
k U
mu
r
Jumlah Perempuan Jumlah Laki-Laki
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
7
Apabila diperhatikan komposisi penduduk
berdasarkan kelompok umur, sekitar 68,15 persen
penduduk Kabupaten Malang termasuk usia produktif
(kelompok umur 15-64 tahun), dan sekitar 31,85 persen
termasuk dalam kelompok usia non produktif (kelompok
umur 0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Data terinci dapat
dilihat pada Lampiran Tabel 2.
3. Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin
dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu
perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk
perempuan. Sex ratio untuk keseluruhan Kabupaten
Malang adalah 100,58 yang berarti terdapat 101 laki-laki di
antara 100 perempuan.
4. Kepadatan Penduduk
Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.238,27
Km2, seiring dengan perkembangan dan mobilitas
penduduk yang tinggi dan diikuti pula dengan
pertambahan jumlah penduduk yaitu sebanyak 2.487.120
jiwa pada tahun 2012, dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 1,08%. Sedangkan tahun 2013 meningkat
sebanyak 2.506.102 (Hasil proyeksi Penduduk oleh BPS).
Rata-rata kepadatan penduduk 773,90 jiwa/Km2, dengan
rentang kepadatan terendah di Kecamatan Ampelgading
sebesar 225,69 jiwa/Km2 dan kepadatan tertinggi di
Kecamatan Pakis sebesar 2.587,69 jiwa/Km2.
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
8
Kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan sebagian
besar di bawah 1.000 jiwa/Km2, kecuali Kecamatan
Tumpang 1.085,38 jiwa/Km2, Kecamatan Pakis 2.587,69
jiwa/Km2, Kecamatan Lawang 1.560,97 jiwa/Km2,
Kecamatan Singosari 1.598,46 jiwa/Km2, Kecamatan
Karangploso 1.513,23 jiwa/Km2, Kecamatan Dau 1.364,64
jiwa/Km2, Kecamatan Kepanjen 2.349,38 jiwa/Km2,
Kecamatan Sumberpucung 1.397,29 jiwa/Km2, Kecamatan
Pakisaji 2.142,66 jiwa/Km2, Kecamatan Wagir 1.062,72
jiwa/Km2, Kecamatan Gondanglegi 1.141,15 jiwa/Km2,
Kecamatan Bululawang 1.593,49 jiwa/Km2, Kecamatan
Tajinan 1.307,79 jiwa/Km2, Kecamatan Turen 1.801,40
jiwa/Km2 dan Kecamatan Pagelaran 1.599,18 jiwa/Km2.
Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) seluruhnya tercatat
702.677 KK dengan rata-rata jiwa per KK adalah 3,57
jiwa/KK. Sedangkan jumlah rumah sebesar 702.677
rumah, sehingga tingkat kepadatan penghunian rumah
adalah sebesar 3,57 jiwa/ rumah. Data terinci dapat
dilihat pada Lampiran Tabel 1.
5. Tingkat Fertilitas
a. Ratio Ibu Anak
Menurut Hasil Proyeksi Penduduk oleh BPS
Kabupaten Malang tahun 2012, jumlah anak berusia 0-4
tahun sebanyak 209.112 anak dan jumlah wanita usia
reproduksi (usia 15–44 tahun) sebanyak 1.154.957
orang, sehingga rasio perbandingan ibu dan anak
adalah sebesar 181,06 perseribu. Angka ini lebih rendah
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
9
bila dibandingkan dengan rasio tahun 2011 yaitu
sebesar 394,03 perseribu dan lebih rendah dari rasio
dari perkiraan BPS sebesar 449 perseribu.
b. Angka Kelahiran Total (TFR)
Angka Kelahiran Total (TFR) di Jawa Timur
menurut BPS diperkirakan sebesar 2,1 per 1000 wanita
usia subur pada tahun 2010, sedangkan TFR di
Indonesia turun dari 2,34 pada periode 1996-1999
menjadi 2,072 pada periode 2020-2025.
Jumlah kelahiran total sesuai dengan data Bidang
Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat pada
tahun 2009 sebesar 37.700 jiwa, tahun 2010 naik
sebesar 39.381 jiwa, tahun 2011 meningkat sebesar
40.532 jiwa, tahun 2012 naik sebesar 40.792 jiwa dan
tahun 2013 turun sebesar 40.100 jiwa.
C. SOSIAL EKONOMI
1. Tingkat Pendapatan
a. PDRB ADHK 2000
Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 (Produk Domestik
Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten
Malang pada 5 (lima) tahun terakhir mengalami
peningkatan, yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp.
13.034.488,46, tahun 2009 meningkat sebesar Rp.
13.718.799,10, tahun 2010 meningkat sebesar Rp.
14.578.967,81, tahun 2011 meningkat sebesar Rp.
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
10
15.624.096,52dan tahun 2012 meningkat sebesar Rp.
16.786.415,78.
b. Pendapatan Per Kapita ADHK 2000
Pendapatan per kapita Kabupaten Malang Atas
Dasar Harga Konstan 2000 (ADHK 2000) pada 5 (lima)
tahun terakhir juga mengalami peningkatan, yaitu pada
tahun 2008 sebesar Rp. 10.368.332,46, tahun 2009
meningkat sebesar Rp. 11.443.641,59, tahun 2010
meningkat sebesar Rp. 12.827.924,11 dan tahun
2011 meningkat sebesar Rp. 14.502155,49 serta
tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 15.072.424,30.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 5,75
persen, tahun 2009 turun sebesar 5,25 persen, tahun
2010 meningkat kembali menjadi 6,27 persen, tahun
2011 meningkat kembali menjadi 7,17 persen dan
tahun 2012 meningkat kembali menjadi 7,44 persen.
Sedangkan indeks daya beli masyarakat masih harus
diperhitungkan terhadap laju inflasi. Perkembangan
inflasi di Kabupaten Malang tahun 2008 sebesar 9,04
persen, tahun 2009 sebesar 5,37, tahun 2010 sebesar
6,43, tahun 2011 sebesar 6,05 persen.
2. Beban Tanggungan
Untuk mengetahui beban tanggungan usia produktif
(15–64 tahun) digunakan indikasi Dependency Ratio.
Dependency Ratio Kabupaten Malang menurut proyeksi
tahun 2008 sebesar 50,56%, tahun 2009 sebesar 50,57%,
dan tahun 2010 sebesar 50,57% (hasil SP tahun 2010 oleh
BPS). Tahun 2012 turun sebesar 45,72%, sedangkan
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
11
tahun 2013 naik sebesar 46,72%, ini berarti bahwa secara
hipotesis setiap 100 penduduk usia produktif menanggung
sekitar 47 orang penduduk usia tidak produktif dan angka
ini lebih rendah dibanding angka Jawa Timur sebesar 50,26
%. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2.
3. Tingkat Pendidikan
Kemampuan membaca dan menulis (tulis baca)
merupakan ketrampilan minimum yang diperlukan oleh
penduduk untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera.
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf
penduduk untuk dapat menyerap informasi.
Angka melek huruf dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media dan kemampuan penduduk
untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis
Menurut data BPS Kabupaten Malang, Angka melek
huruf menunjukkan peningkatan dari 67,84% tahun 2011
menjadi 69,35% tahun 2012. Sehingga dengan
meningkatnya angka melek huruf diharapkan kemampuan
penduduk untuk dapat menyerap informasi terkait
kesehatan akan menjadi lebih baik.
Dari 69,35% angka melek huruf penduduk usia 10
tahun keatas di Kabupaten Malang tahun 2012, angka
melek huruf laki-laki 73,56 % dan perempuan 65,69 %.
Jika dilihat dari pendidikan penduduk laki-laki 10 tahun
keatas yang Tidak/ Belum Tamat SD sebanyak 325.151
jiwa (26,44%) untuk laki-laki dan yang perempuan
sebanyak 424.672 jiwa (34,91%).
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
12
GAMBAR 2.2 JENIS PENDIDIKAN YANG DIPEROLEH
PENDUDUK KABUPATEN MALANG TAHUN 2012
Sumber : BPS Kab. Malang
4. Kondisi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu isu krusial yang
sangat terkait dengan dimensi ekonomi dan cukup menyita
perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Menurut
Susenas, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan dan Garis Kemiskinan Non Makanan.
Menurut Badan Perencanaan Kabupaten Malang
jumlah penduduk miskin tahun 2009 sebanyak 574.479
jiwa, tahun 2010 meningkat sebanyak 707.863, tahun
2011 meningkat sebanyak 618.035 jiwa, tahun 2012
meningkat sebanyak 689.574 jiwa dan tahun 2013
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
Laki-Laki Perempuan
325,151
424,672 436,840 401,061
234,1
48
206,0
65
185,5
73
135,0
23
12,4
21
38,5
65
35,5
39
11,0
68
Tdk Tmt SD
SD/MI
SLTP/MTs
SLTA/MA/SMK
DI/DII
DIII/S1/S2
-
‘
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
13
meningkat sebanyak 719.340 jiwa. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi pertambahan penduduk miskin setiap
tahunnya di Kabupaten Malang.
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
13
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan di
Jawa Timur antara lain ditandai oleh semakin menurunnya
angka kematian bayi (AKB) dan semakin meningkatnya angka
harapan hidup (AHH) penduduk. Penurunan Angka Kematian
Bayi secara tidak langsung akan berpengaruh pada kenaikan
umur harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat
peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat
kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan Kenaikan
Umur Harapan Hidup pada waktu lahir (Eo), meningkatnya
umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi
gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan
derajat kesehatan masyarakat.
Menurut BPS rata-rata Angka Harapan Hidup
penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8
tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73,6 tahun pada
periode 2020-2025, sedangkan di Jawa Timur AHH periode
2005 – 2010 sebesar 70,0 tahun dan naik menjadi 71,9 tahun
untuk peride 2010-2015.
Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) di
Jawa Timur sebesar 63,39 tahun 1993, tahun 1997 meningkat
menjadi 65,21 tahun (Bagian Statistik 1990–2000) dan
diperkirakan menjadi 66,20 pada tahun 2002 (SDKI 2003).
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Propinsi Jawa Timur tahun
2004 sebesar 67,20 tahun.
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
14
Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Malang tahun 2009
sebesar 68,70 tahun, tahun 2011 meningkat sebesar 68,94
tahun, tahun 2012 sebesar 69,75 dan tahun 2013 sebesar
69,75. Angka ini sedikit lebih rendah bila dibandingkan
dengan angka Umur Harapan Hidup di Jawa Timur
sebesar 71,90 tahun. Untuk lebih jelasnya disajikan pada
Gambar 3.
GAMBAR 3.1
UMUR HARAPAN HIDUP MENURUT BPS DI JAWA
TIMUR DAN KAB. MALANG TAHUN 2007 –2013
Sumber : BPS Prov Jatim Tahun 2013
B. ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Tingkat mortalitas penduduk dari waktu ke waktu
dapat memberi gambaran perkembangan derajat
kesehatan penduduk atau sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan. Kematian
66.00
67.00
68.00
69.00
70.00
71.00
72.00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jawa Timur 68.90 69.10 69.35 69.58 69.58 71.9 71.90
Kab. Malang 68.22 68.40 68.70 68.94 68.94 69.75 69.75
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
15
bayi sangat berkaitan dengan kondisi kehamilan ibu,
penolong persalinan dan perawatan bayi baru lahir.
Data kematian bayi dapat diperoleh melalui survey,
karena kematian terjadi di rumah, sedangkan data
kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya
memperlihatkan kasus rujukan.
Berdasarkan estimasi Angka Kematian Bayi (AKB)
di Jawa Timur dari tahun ke tahun menunjukkan
penurunan. Kalau pada tahun 1993, AKB sebesar 53 per
1.000 Kelahiran Hidup, maka pada tahun 1997 menurun
menjadi 48 per 1.000 Kelahiran Hidup (Bagian Statistik
Demografi Berdasarkan Proyeksi Penduduk di Indonesia
Menurut Provinsi Tahun 1990 – 2000). Menurut BPS, IMR
Indonesia akan turun dari 47 pada tahun 1996 menjadi 15
pada tahun 2022, sedangkan menurut target MDGs 2015
kematian bayi sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian bayi di Kabupaten Malang 5 (lima)
tahun terakhir menurut laporan puskesmas cenderung
fluktuatif dari 154 bayi (4,23 per 1.000 kelahiran hidup)
tahun 2009, tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah
kematian sebesar 224 bayi (5,69 per 1.000 kelahiran
hidup), tahun 2011 terjadi penurunan jumlah kematian
sebesar 219 bayi (5,34 per 1.000 kelahiran hidup) dan
tahun 2012 terjadi penurunan jumlah kematian sebesar
199 bayi (4,88 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan
tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kematian sebesar
193 bayi (4,42 per 1.000 kelahiran hidup). Jumlah
kematian bayi dapat dilihat dalam gambar berikut :
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
16
GAMBAR 3.2
JUMLAH KEMATIAN BAYI
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2008 – 2013
Sumber dari Laporan Puskesmas
Menurut sumber dari BPS angka kematian bayi (IMR) dari
tahun 2005 sampai dengan 2010 di Jawa Timur berkisar
antara 36,65 sampai 29,99 per 1000 kelahiran hidup, dan
di Kabupaten Malang berkisar antara 39,60 sampai 32,10
per 1000 kelahiran hidup. Secara lengkap dapat dilihat
pada gambar 5 sebagai berikut :
GAMBAR 3.3
ANGKA KEMATIAN BAYI MENURUT BPS DI JAWA
TIMUR DAN KAB. MALANG TAHUN 2007 – 2012
Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur
147 154
224 219199 193
0
50
100
150
200
250
2008 2009 2010 2011 2012 2013
38.9333.79 33.46 32.10
30.75
32.93 31.58 31.4129.99 29.24
25.85
0
10
20
30
40
50
2007 2008 2009 2010 2011 2012Kab. Malang Jawa Timur
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
17
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa angka kematian
bayi menurut BPS di kabupaten Malang cenderung
menurun, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan
angka Jawa Timur.
Sedangkan lahir mati tahun 2009 sebesar 226
(6,75 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran
37.700, tahun 2010 terjadi penurunan lahir mati sebesar
72 (1,83 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran
39.381, tahun 2011 terjadi penurunan lahir mati sebesar
72 (1,83 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran
41.013 dan tahun 2012 terjadi penurunan lahir mati
sebesar 63 (1,54 per 1.000 Kelahiran Hidup) dari jumlah
kelahiran 40.792. Sedangkan tahun 2013 terjadi
peningkatan lahir mati sebesar 77 (1,76 per 1.000
Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran 43.669.
2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA)
Angka kematian Anak Balita (1–4 tahun) adalah
kematian anak umur 1–4 tahun per 1.000 anak balita.
AKABA menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti
tingkat kesejahteraan sosial dalam arti luas dan tingkat
kemiskinan penduduk.
Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Malang
menurut laporan puskesmas tahun 2009 sebanyak 18 anak
balita meninggal (0,49 per 1.000 kelahiran hidup), tahun
2010 turun sebanyak 11 anak balita meninggal (0,28 per
1.000 kelahiran hidup), tahun 2011 naik sebanyak 13 anak
balita meninggal (0,32 per 1.000 kelahiran hidup) dan
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
18
tahun 2012 turun sebanyak 4 anak balita meninggal (0,10
per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2013
meningkat sebanyak 9 anak balita meninggal (0,21 per
1.000 kelahiran hidup), selengkapnya disajikan pada
Gambar .
GAMBAR 3.4
JUMLAH KEMATIAN ANAK BALITA DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 – 2013
Sumber : Laporan Puskesmas
Angka kematian anak balita menurut menurut BPS dan
Susenas cenderung menurun dari tahun 1993 - 2001 yaitu
dari 74 – 64 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan dari
data Susenas tahun 2004 diperoleh perkiraan Angka
Kematian Anak 1-4 tahun sebesar 18 per 1000 anak
berusia 1-4 tahun.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2009 2010 2011 2012 2013
18
11
13
4
9
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
19
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk
menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan, terutama untuk
ibu hamil, melahirkan dan masa nifas.
Kematian ibu menurut SKRT tahun 1992-1994
cenderung menurun dari 425 menjadi 373 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan berdasar data SDKI 2002 –
2003, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio
(IMR) di Indonesia adalah sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup.
Menurut laporan puskesmas di Kabupaten Malang
tahun 2001–2008 jumlah kematian ibu berkisar 19–24 ibu,
tahun 2009 turun menjadi 20 ibu (54,90 per 100.000
kelahiran hidup, jumlah kematian ibu tahun 2010
meningkat menjadi 32 ibu (81,26 per 100.000 kelahiran
hidup), tahun 2011 jumlah kematian ibu turun menjadi 26
ibu (63,39 per 100.000 kelahiran hidup) dan tahun 2012
jumlah kematian ibu turun menjadi 25 ibu (61,29 per
100.000 kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2013 jumlah
kematian ibu turun menjadi 39 ibu (89,31 per 100.000
kelahiran hidup) yang terdiri dari ibu hamil sebesar 8 ibu
(18%), ibu bersalin sebesar 8 ibu (32%) dan ibu nifas
sebesar 23 ibu (60%). Angka ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan di Jawa Timur sebesar 97,40 per
100.000 kelahiran hidup) dan hasil SKRT. Perkembangan
AKI dan jumlah kematian ibu disajikan pada gambar
berikut :
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
20
GAMBAR 3.5
JUMLAH KEMATIAN IBU DI KABUPATEN MALANG
TAHUN 2009 -2013
Sumber : Laporan Puskesmas
4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas
Tahun 2009 jumlah kecelakaan turun sebanyak
5.138 kali, dengan jumlah korban sebanyak 6.426 jiwa
(260,98 jiwa per 100.000 penduduk) dan tahun 2010
jumlah kecelakan turun 4.817 kali dengan jumlah korban
sebanyak 5.124 jiwa (290,69 jiwa per 100.000 penduduk).
Tahun 2011 jumlah kecelakan turun 4.392 kali dengan
jumlah korban sebanyak 4.392 jiwa (179,73 jiwa per
100.000 penduduk), Tahun 2012 jumlah kecelakan
meningkat sebesar 4.718 kali dengan jumlah korban
sebanyak 4.718 jiwa (189,70 jiwa per 100.000 penduduk).
Dari kejadian kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya
kematian sebanyak 18 jiwa (0,38%), luka berat sebanyak
493 jiwa (10,45%) dan luka ringan sebanyak 4.207 jiwa
(89,17%),
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2009 2010 2011 2012 2013
20
32
26 25
39
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
21
Sedangkan Tahun 2013 jumlah kecelakan meningkat
sebesar 6.426 kali dengan jumlah korban sebanyak 6.426
jiwa (256,41 jiwa per 100.000 penduduk). Dari kejadian
kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya kematian
sebanyak 98 jiwa (1,52%), luka berat sebanyak 690 jiwa
(10,74%) dan luka ringan sebanyak 5.638 jiwa (87,74%),
bila dibandingkan dengan tahun 2012 lebih besar untuk
jumlah korban meninggal, jumlah korban dengan luka
berat dan lebih besar bila dibandingkan dengan target
nasional yaitu 10 per 100.000 penduduk. Selengkapnya
data dapat dilihat pada Lampiran Tabel Tambahan 5.
GAMBAR 3.6
JENIS KORBAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013
Sumber : Laporan Puskesmas
Meninggal0.38%
Luka Berat
10.55%
Luka Ringan89.07%
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
22
C. ANGKA KESAKITAN
1. Angka Acute Flaccid Paralysis ( AFP )
Jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara
100.000 penduduk usia < 15 tahun di wilayah Kabupaten
Malang diperoleh dari laporan W2 puskesmas, yang
dilaporkan setiap minggu secara rutin (walaupun zero
reporting).
Kasus AFP di Kabupa ten Malang pada Tahun 2004 –
2009 cederung fluktuatif yaitu antara 6-19 kasus, namun
tahun 2011 kasus AFP yang ditemukan turun sebanyak 17
kasus (1,89 per 100.000 penduduk < 15 Tahun) yang
tersebar di 6 Puskesmas (6 kecamatan) yang berbeda,
dengan jumlah penderita meninggal sebanyak 2 orang,
angka Attack rate 0.02% dan angka CFR sebesar 11,76%.
Tahun 2012 kasus AFP yang ditemukan turun sebanyak 9
kasus (1,49 per 100.000 penduduk < 15 Tahun) yang
tersebar di 8 Puskesmas (8 kecamatan) yang berbeda, dan
tidak ada penderita yang meninggal, angka Attack rate
0.001% dan angka CFR sebesar 0%, cakupan ini lebih kecil
bila dibandingkan dengan target Nasional yaitu 2 per
100.000 penduduk dibawah 15 Tahun.
Sedangkan tahun 2013 kasus AFP yang ditemukan
sebanyak 9 kasus (1,50 per 100.000 penduduk < 15
Tahun) yang tersebar di 7 Puskesmas (6 kecamatan) yang
berbeda, dan tidak ada penderita yang meninggal, angka
Attack rate 0% dan angka CFR sebesar 0%, cakupan ini
lebih kecil bila dibandingkan dengan target Nasional yaitu
2 per 100.000 penduduk dibawah 15 Tahun.
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
23
GAMBAR 3.7
PETA KASUS AFP
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013
Ket : - Hijau : tidak terdapat kasus AFP - Merah : terdapat kasus AFP
Kasus AFP menurut jenis kelamin di Kabupaten
Malang 4 (empat) tahun terakhir yaitu tahun 2010 -2011
lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak
perempuan, tetapi sebaliknya untuk tahun 2012-2013
kasus AFP lebih banyak dialami oleh anak perempuan
daripada anak laki-laki. Hal tersebut seperti tampak dalam
gambar berikut :
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
24
GAMBAR 3.8
KASUS AFP BERDASAR JENIS KELAMIN
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 – 2013
2. Penyakit TB Paru
Penyakit TB Paru di Indonesia menempati urutan ke
3 penyebab kematian umum, selain menyerang paru,
Tuberculosis dapat menyerang organ lain/extra pulmonary
(Hasil Surkesnas 2001). Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit menular kronis yang menjadi isu global. Di
Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas
nasional untuk program pengendalian penyakit karena
berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta
sering mengakibatkan kematian.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 di Jawa Timur prevalensi TB sebesar 0,2% dan
prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,4%.
Hasil penemuan penderita TB Paru melalui
pemeriksaan dahak tahun 2009 BTA positif sebesar 837
0
2
4
6
8
10
2010 2011 2012 2013
Laki-laki Perempuan
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
25
penderita, dan diobati sebanyak 809 (95,65%), dengan
tingkat kesembuhan 73,30% (593 penderita). Tahun 2010
BTA positif meningkat sebesar 986 penderita, dan diobati
sebanyak 784 (95,65%), dengan tingkat kesembuhan
76,91% (603 penderita). Tahun 2011 BTA positif kembali
meningkat sebesar 1.167 penderita yang terdiri dari 653
(55,96%) laki-laki dan 514 (44,04%) perempuan, dan
diobati sebanyak 799 (47,37%), dengan tingkat
kesembuhan 87,36% (698 penderita).
Tahun 2012 BTA positif turun sebesar 1.145
penderita yang terdiri dari 613 (CDR : 46,44%) laki-laki
dan 532 (CDR : 40,71%) perempuan, dan diobati
sebanyak 1.167, dengan tingkat kesembuhan 85,09%
(993 penderita). Sedangkan Tahun 2013 BTA positif turun
sebesar 961 penderita yang terdiri dari 541 laki-laki dan
420 perempuan, dan diobati sebanyak 1.150, dengan
tingkat kesembuhan 84,17% (968 penderita).
Case Detection Rate menggambarkan cakupan
penemuan penderita baru BTA positif pada wilayah
tersebut. Target CDR adalah 70% pada tahun 2010 dan
tetap dipertahankan pada tahun-tahun selanjutnya. Terjadi
peningkatan CDR dari tahun 2009 s/d 2011, namun
menurun sedikit pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun
2013 menurun menjadi 35,83%, ada satu puskesmas yaitu
puskesmas Bantur yang telah mencapai target diatas 70%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
26
GAMBAR 3.9
BTA (+) dan CDR TB DI KABUPATEN MALANG
TAHUN 2007 – 2013
Case Notification Rate (CNR) angka yang
menunjukkan trend atau kecenderungan meningkat atau
menurunnya penemuan penderita pada wilayah tersebut.
Gambaran CNR di Kabupaten Malang dapat dilihat pada
gambar berikut.
GAMBAR 3.10
ANGKA NOTIFIKASI RATE (CNR) BTA POSITIF
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2007 – 2013
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
27
GAMBAR 3.11
ANGKA NOTIFIKASI RATE (CNR) PADA SEMUA KASUS TB
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2007 – 2013
Dari gambar tersebut dapat diketahui CNR pada semua
kasus mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2011, namun menurun pada tahun 2012 dan tahun 2013.
Perkembangan penyakit TB Paru di Kabupaten
Malang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 3.1 HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 TUBERKULOSIS
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 – 2013
No Uraian Target Pencapaian (%)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Proporsi suspek diperiksa 100% 32,9 41,3 42,6 46,6 36,15
2
Proporsi pend TBC paru BTA +dianta ra suspek yg diperiksa dahaknya 5 - 15% 9.00 9,07 10,8 9,75 10,41
3
Proporsi pend TBC paru BTA + diantara seluruh penderita TBC paru tercatat > 65% 55,95 67,7 75,6 78,5 67,54
4 Case Detection Rate (CDR) > 70% 29,61 36,42 44,43 43,6 35,83
5 Angka konversi (px th. 2012) > 80% 85,7 86,3 90,49 88,1 87,74
6 Angka kesembuhan (pend th 2012) > 85% 76,91 81,6 85,02 85,1 83,39
7 Angka keberhasilan pengob (px th. 2012) > 95% 89 89,8 91,01 90,84 91,65
8 Angka Drop Out (px th. 2012) < 10% 5,6 3,31 2,7 2,74 1,65
9 Case Notification Rate (CNR) 64,25 63,53 69,12 67,62 68,23
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
28
3. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan
sampai berat. ISPA yang mengenai jaringan paru-paru
atau ISPA berat dapat menjadi pneumonia. Pneumonia
masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi
dan balita di Indonesia. Dari hasil SKRT diketahui bahwa
80% sampai 90% dari seluruh kasus kematian ISPA
disebabkan pneumonia. Upaya dalam rangka
pemberantasan ISPA lebih difokuskan pada upaya
penemuan dini dan tatalaksana kasus penderita pneumonia
balita yang ditemukan secara cepat dan tepat.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 di Jawa Timur prevalensi ISPA sebesar 6,4% dan
prevalensi Pneumonia sebesar 0,4%. Sedangkan di
Kabupaten Malang prevalensi ISPA sebesar 4,3%, dan
prevalensi Pneumonia sebesar 0,4%.
Jumlah penderita pneumonia yang dilaporkan
puskesmas tahun 2009 sebanyak 1.875 balita (ditangani
100%), tahun 2010 jumlah penderita pneumonia sebanyak
2.343 balita (100% balita ditangani), tahun 2011 jumlah
penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak
1.865 balita (8,99% dari 20.745 perkiraan penderita
balita) dan tahun 2012 jumlah penderita pneumonia
ditemukan dan ditangani meningkat sebanyak 2.151 balita
(10,29%) dari 20.911 perkiraan penderita balita, penderita
laki-laki sebanyak 1,162 (11,05%) dan penderita
perempuan sebanyak 989 (9,50%). Sedangkan tahun
2013 jumlah penderita pneumonia ditemukan dan
ditangani meningkat sebanyak 2.524 balita (12,25%) dari
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
29
20.610 perkiraan penderita balita, penderita laki-laki
sebanyak 1,362 (13,15%) dan penderita perempuan
sebanyak 1.162 (11,33%).
TABEL 3.2
PENYAKIT ISPA DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009- 2013
NO INDIKATOR Target Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1 Penemuan Penderita Pneumonia Balita > 15% 9,0 11,3 9,0 10,4 12,2
2 Proporsi kasus pneumo nia yg ditangani dgn penatalaksanaan standart 100% 100 100 100 100 100
3 Proporsi kesembuhan balita pneumonia 100% 100 100 100 100 100
Penemuan kasus pneumonia balita dalam tiap bulan
pada tahun 2011 s.d tahun 2013 menunjukkan ada
kenaikan kecuali pada bulan Oktober dan Desember 2013.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 3.12 KASUS PNEUMONIA DI KABUPATEN MALANG
TAHUN 2011- 2013
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
30
4. Penyakit Menular Seksual dan HIV / AIDS
Tingkat perkembangan penyakit menular seksual
terutama HIV/AIDS di Indonesia terutama di Kabupaten
Malang terus menunjukkan peningkatan, meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus
dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar
wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan
ekonomi, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman
dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui
suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat
resiko penyebaran penyakit ini.
Upaya yang dilakukan dalam pemberantasan
penyakit tersebut antara lain :
(1) penanganan penderita yang ditemukan,
(2) upaya pencegahan melalui skrening HIV/AIDS terhadap
darah donor,
(3) upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit
menular seksual (PMS)
Jumlah penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Malang
sejak tahun 1991 sampai akhir Desember 2013 sebanyak
1.097 orang (0,23% per jumlah penduduk beresiko).
Angka ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan target
nasional yaitu 0,9% per jumlah penduduk beresiko. Tetapi
penderita HIV/ AIDS dari tahun ketahun mengalami
kenaikan, hal ini terlihat dari jumlah penderita baru
HIV/AIDS tahun 2013 yang ditemukan sebanyak 221 (HIV
137 kasus dan AIDS 84 kasus) dan yang ditangani
sebanyak 221 kasus (100%), lebih tinggi dari kasus tahun
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
31
2012 sebanyak 172 kasus, tahun 2011 sebanyak 143
kasus, tahun 2010 sebanyak 133 kasus dan tahun 2009
sebanyak 114 orang penderita baru.
Jumlah darah donor yang diperiksa tahun 2009
sebesar 10.460 pendohor, jumlah sample darah yang
diperiksa sebanyak 10.150 dan jumlah positif HIV/AIDS
sebanyak 48 sampel (0,47%). Tahun 2010 Jumlah darah
donor yang diperiksa sebesar 12.748 pendohor, jumlah
sample darah yang diperiksa sebanyak 12.748 dan jumlah
positif HIV/AIDS sebanyak 25 sampel (0,20%). Tahun
2011 Jumlah darah donor yang diperiksa sebesar 11.815
pendonor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak
11.815 dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 13 sampel
(0,11%). Tahun 2012 Jumlah darah donor yang diperiksa
sebesar 14.046 pendonor, jumlah sample darah yang
diperiksa sebanyak 14.046 dan jumlah positif HIV/AIDS
sebanyak 34 sampel (0,24%) terdiri dari laki-laki sebesar
27 sampel (0,26%) dan perempuan sebesar 7 sampel
(0,18%)
Sedangkan tahun 2013 Jumlah darah donor yang
diperiksa sebesar 15.542 pendonor, jumlah sample darah
yang diperiksa sebanyak 15.542 dan jumlah positif
HIV/AIDS sebanyak 24 sampel (0,15%) terdiri dari laki-
laki sebesar 20 sampel (0,18%) dan perempuan sebesar 4
sampel (0,09%).
Untuk mengetahui Distribusi kasus HIV/AIDS
berdasar jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 1991 –
2013 disajikan pada gambar berikut.
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
32
GAMBAR 3.13
KASUS HIV/ AIDS BERDASAR JENIS KELAMIN
DI KABUPATEN MALANG S/D 2013
Berdasarkan jenis kelamin, pengidap HIV/AIDS terdapat pada laki-
laki dan perempuan. Pada awal tahun 1991 sampai dengan tahun
2003 jumlah pengidap HIV/AIDS masih didominasi oleh perempuan,
namun mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 lebih banyak
laki-laki. Namun demikian sejak tahun 2010 sampai 2013 penderita
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
GAMBAR 3.14
KASUS HIV/ AIDS DI KABUPATEN MALANG
S/D TAHUN 2013
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
33
Dari tahun 1991 - 2013 sebanyak 80% pengidap/
penderita HIV/AIDS masih hidup, 19% telah meninggal dunia dan
1% tidak jelas keberadaannya.
Jumlah kasus penyakit infeksi menular seksual
tahun 2009 ditemukan meningkat sebanyak 1.926 kasus
(100% kasus ditangani), tahun 2010 meningkat sebesar
2.555 kasus (100% kasus ditangani), tahun 2011 turun
sebesar 1.935 kasus (kasus pada laki-laki sebesar 261
(13,49%) dan 1.674 (86,51%) kasus pada perempuan),
100% kasus yang ditemukan dapat ditangani dan tahun
2012 meningkat sebesar 2.864 kasus (kasus pada laki-laki
sebesar 289 (10,09%) dan 2.645 (92,35%) kasus pada
perempuan). Sedangkan tahun 2013 meningkat sebesar
5.440 kasus (kasus pada laki-laki sebesar 405 (7,44%)
dan 5.035 (92,56%) kasus pada perempuan), 100% kasus
yang ditemukan dapat ditangani. Untuk mengetahui
perkembangan kasus PMS dan HIV/AIDS dapat dilihat pada
Tabel 3.
TABEL 3.3
PENYAKIT PMS DAN HIV/AIDS DI KAB. MALANG
TAHUN 2009–2013
No JENIS PENYAKIT
2009
2010
2011
2012
2013
1
2
Menular Seksual
a. Jumlah kasus
Laki-laki
Perempuan
b. Jumlah Diobati
HIV/AIDS
a. Jumlah ditemukan
b. Jumlah ditangani
c. Kumulatif
1.928
-
-
1.928
114
114
427
2.555
-
-
2.555
133
133
560
1.935
261
1.674
1.935
143
143
703
2.864
289
2.645
2.864
172
172
875
5.440
405
5.035
5.440
221
221
1.097
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
34
5. Penyakit Demam Berdarah (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah
menyebar luas keseluruh wilayah di Kabupaten Malang.
Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka
kesakitan dan kematian relatif tinggi. Upaya
pemberantasan penyakit DBD dititik beratkan pada peng
gerakan potensi ma syarakat untuk dapat berperan serta
dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M),
pemantauan angka bebas jentik (AJB) serta pengenalan
gejala penyakit DBD dan penanganannya di rumah tangga.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 di Jawa Timur prevalensi DBD ber dasarkan diagnosa
dan diagnosa gejala sebesar 0,16% dan prevalensi di
Kabupa ten Malang sebesar 0,15%.
Jumlah penderita Demam Berdarah di Kabupaten
Malang dari tahun ke tahun cenderung fuktuatif yaitu
tahun 2009 kasus DBD sebesar 1.124 kasus (45,65
per 100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 17
orang (Attack Rate : 0,05% dan CFR : 1,51%). Tahun
2010 kasus DBD meningkat sebesar 1.358 kasus (55,57
per 100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 7
orang (Attack Rate : 0,02% dan CFR : 77,78%), Tahun
2011 kasus DBD turun drastis sebesar 193 kasus (9,70 per
100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 7
orang (Attack Rate : 0,02% dan CFR : 3,63%). Tahun
2012 kasus DBD turun sebesar 173 kasus (6,96 per
100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 7
orang (CFR : 0,28%) yang tersebar di 6 puskesmas (6
kecamatan). Sedangkan Tahun 2013 kasus DBD
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
35
meningkat cukup tinggi sebesar 1.165 kasus (46,49 per
100.000 penduduk), penderita meninggal sebanyak 14
orang (CFR : 1,2%) yang tersebar di 11 puskesmas (10
kecamatan). Angka ini jauh melebihi target nasional yaitu
2 per 100.000 penduduk, sehingga sangat perlu dilakukan
peningkatan kegiatan-kegiatan pencegahan dan
pemberantasan Penyakit Demam Berdarah, yaitu
menggalakkan kegiatan penggerakan masyarakat.
GAMBAR 3.15
PETA CFR DBD KABUPATEN MALANG TAHUN 2013
Keterangan :
: Luar Wilayah : Terdapat Kematian DBD
: Daerah Bebas Kematian DBD
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
36
Perkembangan kasus DBD di Kabupaten Malang
selengkapnya disajikan pada Tabel berikut.
TABEL 3.4 PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 – 2013
Tahun Jumlah Kasus
Jumlah Kematian
IR CFR (%)
ABJ (%)
2009 1.124 17 45,57 1,52 86,64
2010 1.358 12 54,67 0,88 85,47
2011 200 7 8,12 3.5 87,71
2012 173 7 4.06 6,95 88,74
2013 1.165 14 46.49 1,20 87,20
GAMBAR 3.16
PERBANDINGAN IR DAN CFR DBD
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2013
Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013,
insidens rate di Kabupaten Malang cenderung fluktuatif.
Tahun 2009 – 2010 mengalami kenaikan dan tahun 2011
– 2012 mengalami penurunan, sedangkan tahun 2013
TH 2009 TH 2010 TH 2011 TH 2012 TH 2013
IR 45.57 54.67 8.12 4.06 46.14
CFR 1.52 0.88 3.5 4.04 1.2
0
10
20
30
40
50
60
PERBANDINGAN IR DAN CFR DBD KABUPATEN MALANGPERIODE 2009 - 2013
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
37
mengalami peningkatan sebesar 46,14 per 100.000
penduduk.
Begitu juga dengan angka kematian (CFR ) dari
tahun ke tahun cenderung fluktuatif , tahun 2009 – 2010
mengalami penurunan dan tahun 2011 – 2012
mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 1,2%.
6. Penyakit Diare
Penyakit diare masih merupakan penyebab utama
kematian bayi dan balita di Indonesia, hal ini dapat dilihat
dari hasil SKRT dalam beberapa survey dan Surkesnas
2001 yaitu penyebab kematian bayi sebesar 9,4% dan
sebesar 13,2% sebagai penyebab kematian balita.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 di Jawa Timur prevalensi Diare sebesar 4,9% dan
prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 4,0%.
Secara umum jumlah jumlah penderita diare di
Kabupaten Malang terjadi penurunan dari 62.441 kasus
(25,36 per 1000 penduduk) dengan penderita balita
sebanyak 22.012, meninggal sebanyak 1 jiwa (Attack rate:
0,03 % dan CFR: 100%) tahun 2009 , tahun 2010 jumlah
kasus sebanyak 53.433 jiwa (21,87 per 1000 penduduk)
dengan penderita balita sebanyak 19.497, meninggal
sebanyak 2 jiwa (Attack rate : 1,18% dan CFR : 1,04%),
tahun 2011 jumlah kasus meningkat sebanyak 60.625
jiwa (24,81 per 1000 penduduk) dengan penderita balita
sebanyak 22.441, Attack rate : 0,2% dan tidak ada yang
meninggal (CFR: 0%). Tahun 2012 jumlah kasus
meningkat sebanyak 63.299 jiwa (59,31%) dari 102.221
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
38
sasaran, dengan penderita balita sebanyak 23.102,
sedangkan tahun 2013 jumlah kasus turun sebanyak
55.467 jiwa (100%) dari 53.631 sasaran, dengan
penderita balita sebanyak 18.837.
GAMBAR 3.17
PERKEMBANGAN KASUS DIARE PER BULAN DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2011-2013
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa
Perkembangan kasus diare berdasarkan bulan tahun 2011
– 2013 mempunyai pola yang hampir sama, dimana kasus
terlihat mengalami peningkatan pada bulan Juli dan
September.
Proporsi kasus diare pada balita diantara semua
umur dapat dilihat pada grafik berikut. Proporsi kasus diare
pada balita diantara semua umur tahun 2013 sebesar
33,96%, meningkat sedikit dibanding tahun 2012
(37,03%).
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
39
GAMBAR 3.18 PROPORSI KASUS DIARE BALITA DAN SEMUA UMUR
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009-2013
7. Angka Kesakitan Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Malang,
perkembangan penyakit malaria dipantau melalui Annual
Parasite Incidence (API).
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 di Jawa Timur prevalensi Malaria berdasarkan
diagnosa dan diagnosa gejala sebesar 0,05% dan
prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,06%.
Dari laporan puskesmas diperoleh data tahun 2009
jumlah tersangka kasus malaria turun sebanyak 9.910
(4,02 per 1.000 penduduk), dengan penderita malaria
positif menurun sebanyak 48 orang (0,019 per 1.000
penduduk). Tahun 2010 jumlah tersangka kasus malaria
turun sebanyak 7.168 (2,93 per 1.000 penduduk), dengan
penderita malaria positif meningkat sebanyak 66 orang
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
40
(0,027 per 1.000 penduduk) dan tahun 2011 jumlah kasus
malaria positif meningkat sebanyak 76 (0,031 per 1.000
penduduk). Tahun 2012 jumlah kasus malaria positif
meningkat sebanyak 88 (0,035 per 1.000 penduduk),
sedangkan tahun 2013 jumlah kasus malaria positif
meningkat sebanyak 134 (0,05 per 1.000 penduduk),
angka ini masih dibawah target nasinal yaitu 5 per 1.000
penduduk.
GAMBAR 3.19
PENEMUAN KASUS MALARIA
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2006-2013
Dari gambar diketahui penemuan kasus malaria
tahun 2006-2013 terlihat ada kecenderungan peningkatan
penemuan kasus malaria di Kabupaten Malang. Walaupun
pada tahun 2009 terjadi penurunan kasus malaria dengan
jumlah kasus sebanyak 48 penderita. Akan tetapi jumlah
kasus tersebut mengalami peningkatan hingga tahun 2013.
Untuk lebih jelasnya hasil kegiatan Program P2
Malaria disajikan pada Tabel 3.5 dan Lampiran Tabel 24.
TH 2006
TH 2007
TH 2008
TH 2009
TH 2010
TH 2011
TH 2010
TH 2011
TH 2012
TH 2013
KASUS 85 63 52 48 66 77 66 77 84 136
8563
52 4866
7766
77 84
136
020406080
100120140160
PENEMUAN KASUS MALARIA DI KABUPATEN MALANG PERIODE 2004 - 2013
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
41
TABEL 3.5
HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 MALARIA
DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009 – 2013
NO KEGIATAN 2009 2010 2011 2012 2013
1 SD Malaria 10.908 7.168 7.006 2.782 2.560
2 Penderita Klinis 10.908 7.168 7.006 2.782 2.560
3 Penderita Positif 48 66 77 88 134
4 Spot Check 4 4 4 4 4
5 Larvasidasi 4 4 4 4 4
6 Pembersih lumut - - - 4 4
7 MFS 2 4 4 4 4
8. Penyakit Kusta
Penyakit kusta sampai saat ini masih menjadi salah
satu masalah kesehatan masyarakat, meskipun Indonesia
sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun
2000. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah
penderita kusta di Indonesia. Angka prevalensi secara
nasional pada tahun 2003 sebesar 0,8 per 10.000
penduduk, sedangkan penderita kusta yang selesai
menjalani pengobatan (RFT) tahun 2004 di Jawa Timur
sebesar 80,93%.
Jumlah Penderita Kusta di Kabupaten Malang tahun
2009 jumlah penderita menurun sebanyak 83 orang
(prevalensi 0,34 per 10.000 penduduk). Tahun 2010
jumlah penderita menurun sebanyak 39 orang (prevalensi
0,16 per 10.000 penduduk), tahun 2011 jumlah penderita
meningkat sebanyak 77 orang (prevalensi 0,31 per 10.000
penduduk), tahun 2012 jumlah penderita turun sebanyak
70 orang (prevalensi 0,29 per 10.000 penduduk) dan
tahun 2013 jumlah penderita turun sebanyak 59 orang
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
42
(prevalensi 0,23 per 10.000 penduduk). Data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Lampiran
Tabel 17 -20.
TABEL 3.6 HASIL KEGIATAN PROGRAM PENANGGULANGAN
KUSTA DI KABUPATEN MALANG
TAHUN 2009 – 2013
URAIAN TARGET PENCAPAIAN (%)
TH. 2009
TH. 2010
TH. 2011
TH. 2012
TH. 2013
a. Prevalensi per 10.000 pddk
< 1 /100.000 3.6 1.8 4.3 2.9 2.3
b. CDR per 100.000 penduduk
90 % 88.9 86.8 87.8 - -
- RFT tipe PB > 95 % 87.5 100 66.7 100 -
Untuk mengetahui prevalensi rate dan CDR
Penyakit Kusta di Kabupaten Malang disajikan pada
gambar berikut.
GAMBAR 3.20 PREVALENSI RATE (PR) dan CASE DETECTION RATE
(CDR) DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2002-2013
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
43
Naik turunnya Prevalensi rate tidak diikuti dengan
naik turunnya Case detection rate. Hal ini berarti
sebenarnya masih dapat ditemukan kasus kusta lebih
banyak lagi.
Case detection rate (CDR) kusta per 100.000
penduduk per puskesmas tahun 2013 sebesar 2,35 per
100.000 penduduk. Ada sebanyak 25 puskesmas yang
menemukan penderita kusta pada tahun 2013 dengan
peringkat sebagai berikut.
GAMBAR 3.21 CASE DETECTION RATE (CDR) PER PUSKESMAS
TAHUN 2013
9. Kasus Penyakit Filaria
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang hidup di
saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta me
nyebabkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai
jenis nyamuk. Di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27
jenis nyamuk dari genus culex, Anopheles, Aedes dan
-
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2014
44
Mansonia. Di Jawa Timur belum ditemukan jenis nyamuk
yang menjadi vektor filariasis. Meskipun penyakit ini tidak
menyebab