pemerintah kabupaten pekalongan peraturan … filepemerintah kabupaten pekalongan peraturan daerah...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
NOMOR 11 TAHUN 2006
T E N T A N G
PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI
DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PEKALONGAN,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka
perlu mengatur Pedoman Penyusunan Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Pekalongan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah
tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1986 tentang
Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II
Pekalongan dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Pekalongan ke Kota Kajen di Wilayah Kabupaten Daerah
Tingkat II Pekalongan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1986 Nomor 70);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan
Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 13
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan
Karangdadap, Kecamatan Siwalan dan Kecamatan
Wonokerto Kabupaten Pekalongan (Lembaran Daerah
Kabupaten Pekalongan Tahun 2001 Nomor 13);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 14
Tahun 2001 tentang Penetapan kembali Wilayah Kerja
Kecamatan Kedungwuni, Kecamatan Sragi dan Kecamatan
Wiradesa Kabupaten Pekalongan (Lembaran Daerah
Kabupaten Pekalongan Tahun 2001 Nomor 14).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PEKALONGAN
Dan
BUPATI PEKALONGAN
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
PEMERINTAH DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pekalongan;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Pekalongan;
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat
Daerah Kabupaten Pekalongan;
5. Camat adalah Kepala Kecamatan;
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal–usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan berada di daerah Kabupaten
Pekalongan;
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut
BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
10. Kepala Desa adalah Pimpinan Pemerintah Desa;
11. Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa yang
terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya;
12. Sekretaris Desa adalah pimpinan Sekretariat Desa;
13. Perangkat Desa Lainnya adalah pembantu Kepala Desa
selain Sekretaris Desa, yang terdiri dari unsur staf, unsur
pelaksana teknis lapangan dan unsur kewilayahan.
14. Kepala Urusan adalah unsur pembantu Sekretaris Desa;
15. Pelaksana Teknis Lapangan, selanjutnya disebut Unsur
Pelaksana Teknis Desa adalah unsur pembantu Kepala
Desa yang menangani bidang-bidang teknis tertentu sesuai
dengan kebutuhan, kondisi sosial budaya dan adat istiadat
yang berlaku dalam masyarakat desa setempat;
16. Kepala Dusun adalah unsur pembantu Kepala Desa di
wilayah bagian Desa.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya
disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa;
18. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten
Pekalongan;
19. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
dibentuk dalam suatu rapat pleno BPD bersama Kepala
Desa.
(2) Rapat pleno BPD bersama Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh perangkat desa,
utusan dari unsur wilayah dalam desa, lembaga
kemasyarakatan desa, tokoh agama, tokoh masyarakat,
tokoh pemuda dan komponen masyarakat yang lain.
(3) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan desa.
(4) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
disampaikan kepada Bupati, dengan tembusan kepada
Camat, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 3
(1) Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD;
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang BPD diatur dalam Peraturan
Daerah tersendiri.
(3) Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.
(4) Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa.
Pasal 4
(1) Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat
Desa lainnya;
(2) Perangkat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari :
a. Sekretariat Desa;
b. Unsur Pelaksana Teknis Desa;
c. Unsur kewilayahan.
(3) Jumlah perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat.
Pasal 5
(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) huruf a dapat terdiri dari :
a. Urusan Pemerintahan;
b. Urusan Pembangunan;
c. Urusan Keuangan;
d. Urusan Kesejahteraan;
e. Urusan Umum.
(2) Urusan-urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang Kepala Urusan.
(3) Unsur Pelaksana Teknis Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) butir b dapat berupa unit-unit
pelaksana teknis yang dibentuk berdasarkan kebutuhan
dan kemampuan serta kondisi sosial budaya masyarakat
desa.
(4) Unsur kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) butir c dapat berupa dusun atau sebutan lainnya.
(5) Dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipimpin oleh
Kepala Dusun.
Pasal 6
Bagan Susunan Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana
dimaksud pada Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 seperti
tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.
BAB IV
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kepala Desa
Pasal 7
Kepala Desa adalah unsur Pemerintah Desa yang
berkedudukan sebagai :
a. Pimpinan organisasi Pemerintah Desa yang bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan urusan Pemerintah Desa
dan urusan Pemerintahan Umum;
b. Pimpinan masyarakat dengan memperhatikan nilai–nilai
budaya setempat serta menjalin kerjasama dengan
pimpinan masyarakat lainnya;
c. Pendamai Perselisihan di Desa sesuai dengan Peraturan
Perundang – undangan yang berlaku;
Pasal 8
(1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Kepala Desa mempunyai wewenang :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa;
c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat
persetujuan bersama BPD;
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa
mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan
bersama BPD;
e. Membina kehidupan masyarakat desa;
f. Membina perekonomian desa;
g. Mengoordinasikan pembangunan desa secara
partisipatif;
h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), termasuk juga pelaksanaan
pendataan penduduk untuk kepentingan nasional dan
melaporkan kepada Bupati melalui Camat;
(4) Untuk menyelenggarakan urusan kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dapat
dibantu oleh Lembaga Adat, Pemuka Agama dan Tokoh
Masyarakat.
Pasal 9
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Kepala Desa wajib bersikap dan bertindak jujur,
adil dan mempermudah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
(2) Kepala Desa yang tidak bersikap dan bertindak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat
dilakukan pemberhentian.
(3) Mekanisme pemberhentian kepala desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Daerah.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 ayat (1), Kepala Desa mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan tertib administrasi Pemerintahan di tingkat
Desa sesuai dengan Peraturan Perundang–undangan
yang berlaku;
b. pertanggungjawaban atas jalannya penyelenggaraan
Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
masyarakakat;
c. pembinaan terhadap Lembaga Kemasyarakatan di Desa;
d. pelaksanaan kerja sama untuk kepentingan Desa dan
melaporkan kepada Bupati melalui Camat;
e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada
Pemerintah Desa.
Bagian Kedua
Perangkat Desa
Pasal 11
(1) Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) bertugas membantu Kepala Desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
kepada Kepala Desa.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Daerah.
Paragraf 1
Sekretariat Desa
Pasal 12
(1) Sekretariat Desa adalah unsur staf yang berada dibawah
Kepala Desa.
(2) Sekretariat Desa dipimpin oleh seorang Sekretaris Desa
yang bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
Pasal 13
Sekretaris Desa mempunyai tugas menyelenggarakan
pembinaan dan pelaksanaan administrasi Pemerintah Desa,
pembangunan dan kemasyarakatan serta membantu Kepala
Desa dalam pelayanan ketatausahaan.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13, Sekretaris Desa mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan administrasi umum, antara lain
urusan keuangan serta memberikan pelayanan teknis dan
administrative kepada seluruh Perangkat Desa dan
masyarakat;
b. Pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan
oleh Perangkat Desa;
c. Pengumpulan bahan, mengevaluasi data dan merumuskan
program–program serta petunjuk untuk keperluan
pembinaan penyelenggaraan tugas Pemerintah Desa,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan;
d. Pemantauan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang
Pemerintahan, Pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat;
e. Menyusun Program kerja tahunan.
Pasal 15
(1) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretaris Desa
dibantu oleh Kepala Urusan;
(2) Kepala Urusan bertanggung jawab kepada Kepala Desa
melalui Sekretaris Desa;
Pasal 16
(1) Kepala Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) butir a mempunyai tugas menyusun
rencana kerja, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan
tugas serta menyusun laporan tugas di bidang
Pemerintahan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Urusan Pemerintahan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana dan penyelenggaraan Pemerintah
Desa dan tugas-tugas di bidang Pemerintah Umum;
b. Penyusunan rencana dan mengumpulkan bahan dalam
rangka pembinaan wilayah dan masyarakat;
c. Penyusunan program dan pengadministrasian di bidang
kependudukan dan catatan sipil;
d. Penyusunan program dan pengadministrasian di bidang
pertanahan;
e. Penyusunan program dan pembinaan Lembaga
Kemasyarakatan yang ada di Desa;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Desa.
Pasal 17
(1) Kepala Urusan Pembangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) butir b mempunyai tugas
menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan,
mengevaluasi serta menyusun laporan di bidang
pembangunan Desa.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Urusan Pembangunan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan menyelenggarakan
pelaksanaan pembangunan di desa;
b. Penyusunan program dan melakukan bimbingan di
bidang perekonomian, distribusi dan produksi ;
c. Penyusunan program dan melakukan kegiatan dalam
rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi
masyarakat;
d. Penyusunan program dan melakukan
pengadministrasian di bidang pembangunan dan
perekonomian ;
e. Penyusunan program dan melakukan koordinasi
pelaksanaan pembangunan serta menjaga dan
memelihara prasarana dan sarana fisik di lingkungan
desa ;
f. Penyusunan program dan melakukan kegiatan dalam
penataan dan pengelolaan lingkungan hidup di desa ;
g. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa
Pasal 18
(1) Kepala Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) butir c mempunyai tugas menyusun
rencana, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
serta menyusun laporan di bidang keuangan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada
ayat (1) Kepala Urusan Keuangan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan melakukan penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran keuangan Desa;
b. Pengurusan pembukuan keuangan desa;
c. Penyusunan program dan membayar gaji pegawai dari
tanah kas desa dan penghasilan lain yang sah;
d. Pertanggungjawaban atas penggunaan keuangan yang
telah dikeluarkan;
e. Pengumpulan bahan dan menyusun laporan di bidang
keuangan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
Pasal 19
(1) Kepala Urusan Kesejahteraan Sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) butir d mempunyai tugas
menyusun rencana, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan serta menyusun laporan di bidang
Kesejahteraan Sosial.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada
ayat (1), Kepala Urusan Kesejahteraan Sosial mempunyai
fungsi:
a. Penyusunan program dan melakukan pelayanan
kepada masyarakat di bidang kesejahteraan sosial;
b. Penyusunan program dan malakukan pembinaan di
bidang keagamaan, kesehatan, Keluarga Berencana
dan pendidikan masyarakat;
c. Penyusunan program dan membantu mengumpulkan
serta menyalurkan dana/bantuan terhadap korban
bencana alam;
d. Penyusunan program dan membantu kegiatan
pengumpulan zakat, infaq dan sodaqoh;
e. Penyusunan program dan mengumpulkan bahan dalam
menyelenggarakan pengadministrasian di bidang
kesejahteraan sosial;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Desa.
Pasal 20
(1) Kepala Urusan Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf e mempunyai tugas melakukan
urusan ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian,
perlengkapan dan rumah tangga.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada
ayat (1), Kepala Urusan Umum mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan menyelenggarakan
katatausahaan;
b. Penyusunan program dan menyelenggarakan
kearsipan;
c. Penyusunan program dan melakukan pembinaan
kepegawaian;
d. Penyusunan program dan melaksanakan urusan rumah
tangga Desa;
e. Penyusunan program dan melakukan urusan
perlengkapan dan inventaris Desa;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Desa.
Paragraf 2
Unsur Pelaksana Teknis Desa
Pasal 21
(1) Unsur Pelaksna Teknis Desa adalah unsur pembantu
Kepala Desa yang menangani bidang-bidang teknis
tertentu sesuai dengan kebutuhan, kondisi sosial budaya
dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat desa
setempat dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
(2) Unsur Pelaksana Teknis Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai tugas dan fungsi :
a. Penyusunan program dan pelaksanaan koordinasi di
bidang kerja masing-masing unsur;
b. Pengumpulan, pengolahan dan pengevaluasian data di
bidang kerja masing-masing unsur;
c. Pembinaan sesuai dengan bidang kerja masing-masing
unsur;
d. Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di bidang
kerja masing-masing unsure;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala
Desa.
Pasal 22
(1) Unsur Pelaksana Teknis Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 dibentuk dan ditetapkan dalam Peraturan
Desa tentang SOTK Desa.
(2) Tugas-tugas lain Unsur Pelaksna Teknis Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (2) huruf e
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.
Pasal 23
Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 disampaikan kepada Bupati melalui
Camat, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
Paragraf 3
Kepala Dusun
Pasal 24
(1) Kepala Dusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (6) berkedudukan sebagai pembantu Kepala Desa
yang memimpin wilayah yang merupakan bagian dari
desa.
(2) Kepala dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Desa.
Pasal 25
(1) Kepala Dusun mempunyai tugas membantu melaksanakan
tugas-tugas operasional Pemerintah Desa dalam wilayah
kerjanya sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Kepala Dusun mempunyai fungsi:
a. Pembantuan tugas Kepala Desa di wilayah kerjanya;
b. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan;
c. Pembinaan ketentraman dan ketertiban di wilayah
kerjanya;
d. Pembantuan Kepala Desa dalam kegiatan pembinaan
dan kerukunan warga di wilayah kerjanya;
e. Pembinaan dan peningkatan swadaya gotong royong
masyarakat di wilayah kerjanya;
f. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Program
Pemerintah;
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Desa.
(3) Tugas-tugas lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf h ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.
BAB V
HUBUNGAN KERJA
Bagian Kesatu
Hubungan Kerja Internal
Pasal 26
(1) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa, Sekretaris
Desa, Kepala Urusan, Kepala Unsur Kewilayahan/Dusun
dan Unsur Pelaksana Teknis Desa wajib melakukan
koordinasi atas segala kegiatan Pemerintah Desa.
(2) Dalam melaksanakan tugas Sekretaris Desa, Kepala
Urusan/Dusun dan Unsur Pelaksana Teknis Desa wajib
memberikan laporan dan/atau pertanggungjawaban
kepada Kepala Desa.
(3) Laporan dan/atau pertanggungjawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) digunakan oleh Kepala Desa
sebagai dasar melakukan koordinasi, evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pembinaan lebih
lanjut.
(4) Dalam memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Kepala Desa wajib melaksanakan pengawasan melekat
kepada Perangkat Desa.
Bagian Kedua
Hubungan Kerja Eksternal
Pasal 27
(1) Kepala Desa memimpin penyelenggaraan Pemerintahan
Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama
BPD.
(2) Dalam melaksanakan tugas untuk memberdayakan
masyarakat desa, Pemerintah Desa perlu berkoordinasi
dengan Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga
Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri.
Pasal 28
(1) Kepala Desa atas nama Pemerintah Desa dapat
melakukan kerja sama antar desa dan/atau kerjasama
dengan pihak ketiga.
(2) Kerjasama antar desa dan/atau kerjasama dengan pihak
ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat )1) yang
membebani masyarakat dan desa harus mendapatkan
persetujuan BPD.
Pasal 29
(1) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Kepala Desa
mempunyai kewajiban untuk :
a. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada Bupati melalui Camat disampaikan 1
(satu) kali dalam setahun;
b. Memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada BPD disampaikan 1
(satu) kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPD.
c. Menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada masyarakat, dapat
berupa selebaran yang ditempelkan pada papan
pengumuman atau diindformasikan secara lisan
dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio
komunitas atau media lainnya.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
digunakan oleh Bupati sebagai dasar melakukan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan
pembinaan lebih lanjut.
Pasal 30
Dalam pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa
Kepala Desa harus melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Daerah melalui Camat.
Pasal 31
Kepala Desa mempunyai wewenang untuk mewakili desanya
di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa yang
sudah ada tetap berlaku, dan harus sudah menyesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini paling lambat 2 (dua)
tahun sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,
sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur oleh
Bupati.
Pasal 35
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan.
Ditetapkan di Kajen Pada tanggal 30 Nopember 2006
BUPATI PEKALONGAN,
TTD
SITI QOMARIYAH
Diundangkan di Kajen pada tanggal 30 Nopember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
TTD SUDIYANTORO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2006
NOMOR 11
Lampiran Peraturan Daerah Kab. Pekalongan Nomor : 11 Tahun 2006 Tanggal : 30 Nopember 2006
B A G A N
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA KABUPATEN PEKALONGAN
Keterangan :
* : Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi sosial budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Desa dan kemampuan keuangan dan/atau kekayaan Desa.
BUPATI PEKALONGAN,
TTD
SITI QOMARIYAH
Diundangkan di Kajen pada tanggal 30 Nopember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
TTD SUDIYANTORO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2006
NOMOR 11
KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA
KA. URUSAN * UNSUR KEWILAYAHAN/
KEPALA DUSUN *
BPD
UNSUR PELAKSANA
TEKNIS DESA *
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
PEMERINTAHAN DESA
I. UMUM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-Undang, Pemerintah Desa merupakan subsistem
penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.
Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa maka
perlu dibentuk Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa.
Sesuai Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa maka
pengaturan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Angka 1,
Cukup Jelas.
Angka 2,
Cukup Jelas.
Angka 3,
Cukup Jelas.
Angka 4,
Cukup Jelas.
Angka 5,
Cukup Jelas.
Angka 6,
Cukup Jelas.
Angka 7,
Cukup Jelas.
Angka 8,
Cukup Jelas.
Angka 9,
Cukup Jelas.
Angka 10,
Cukup Jelas.
Angka 11,
Cukup Jelas.
Angka 12,
Cukup Jelas.
Angka 13,
Cukup Jelas.
Angka 14,
Cukup Jelas.
Angka 15,
Yang dimaksud bidang—bidang teknis tertentu sesuai dengan
kebutuhan, kondisi sosial budaya dan adat istiadat yang berlaku
dalam masyarakat desa setempat seperti Pamong Tani, Polisi
Desa, Ulu-Ulu (petugas pengairan), Kayim (petugas
keagamaan) dan lain sebagainya.
Angka 16, Cukup Jelas. Angka 17, Cukup Jelas. Pasal 2
Ayat (1),
Cukup jelas.
Ayat (2),
Yang dimaksud dengan “unsur wilayah dalam desa” adalah
dusun atau sebutan lain, Rukun Warga (RW) dan Rukun
Tetangga (RT). Sedangkan yang dimaksud dengan “komponen
masyarakat yang lain” adalah perwakilan dari organisasi wanita,
organisasi profesi dan sebagainya.
Ayat (3),
Cukup jelas.
Ayat (4),
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Ayat (1),
Cukup jelas.
Ayat (2),
Cukup jelas.
Ayat (3),
Yang dimaksud dengan “disesuaikan dengan situasi dan kondisi
desa” adalah masing-masing desa dapat menentukan jumlah
perangkat desa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
desa.
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6 Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana
dinyatakan terlampir pada prinsipnya mencakup Kepala Desa,
Sekretaris Desa yang membawahi beberapa Ketua Urusan, Unsur
Kewilayahan (Kepala Dusun) dan Unsur Pelaksana Teknis Desa.
Jumlah bidang urusan yang dibawahi oleh Sekrataris Desa
desesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Desa yang
bersangkutan. Begitu juga untuk jumlah dan ragam Unsur Pelaksna
Teknis Desa disesuaikan dengan Kebutuhan dan Kemampuan Desa
yang bersangkutan serta adat istiadat yang berlaku dan berkembang
dalam masyarakat Desa yang bersangkutan.
Pasal 7
Huruf a,
Cukup jelas.
Huruf b,
Cukup jelas.
Huruf c,
Dalam hal mendamaikan perselisihan, Kepala Desa dapat
dibantu oleh Lembaga Adat Desa.
Pasal 8
Ayat (1),
Yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan” antara lain
pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan
desa seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga
kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa.
Yang dimaksud dengan “urusan pembangunan” antara lain
pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana
fasilitas umum desa seperti jalan desa, jembatan desa, irigasi
desa, pasar desa.
Yang dimaksud dengan “urusan kemasyarakatan” antara lain
pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan sosial budaya
masyarakat seperti bidang kesehatan, pendidikan, adat istiadat.
Ayat (2)
Huruf a,
Cukup Jelas.
Huruf b,
Cukup Jelas.
Huruf c,
Cukup Jelas.
Huruf d,
Cukup Jelas.
Huruf e,
Cukup Jelas.
Huruf f,
Cukup Jelas.
Huruf g,
Yang dimaksud dengan “mengkoordinasikan
pembangunan desa secara partisipatif” adalah
memfasilitasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian
pembangunan di Desa.
Huruf h,
Cukup Jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Huruf a,
Cukup jelas.
Huruf b,
Cukup jelas.
Huruf c,
Cukup jelas.
Huruf d,
Untuk kepentingan Desa, Kepala Desa dapat melakukan
kerjasama dengan desa lain, perorangan maupun badan
usaha/hukum sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan dan
kepentingan umum.
Huruf e,
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1),
Cukup jelas.
Ayat (2),
Peraturan Kepala Desa tentang tugas-tugas lain Unsur
Pelaksana Teknis Desa setidaknya memuat penjabaran tugas
sebagaimana termuat dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d sesuai dengan kebutuhan dan kondisi social
budaya masyarakat dan desa.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Ayat (1),
Cukup jelas.
Ayat (2),
Cukup jelas.
Ayat (3),
Peraturan Kepala Desa tentang tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Desa setidak-tidaknya memuat penjabaran tugas
sebagaimana termuat pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c,
huruf e dan huruf f yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi social budaya masyarakat dan desa.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8