pemerintah kota cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai kota yang religius, aman, maju, aspiraif dan...

35
Pemerintah Kota Cirebon Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 1 Bab III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Keberhasilan pembangunan ekonomi di Kota Cirebon tentunya tidak lepas dari usaha Pemerintah Kota Cirebon dalam mewujudkan Visi Walikota dan Wakil Walikota, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yaitu “Terwujudnya Kota Cirebon sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Kota Cirebon dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat. Khusus untuk bidang ekonomi pembangunan lebih ditingkatkan secara bersamaan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya pemerataan pendapatan, dengan harapan akan meningkatkan daya beli secara merata dalam memenuhi segala kebutuhan masyarakat. 3.1.1. Kondisi Ekonomi Kota Cirebon Tahun 2013 Kondisi perekonomian Kota Cirebon pada Tahun 2013 secara umum mengalami pertumbuhan yang positif, kecuali sektor pertanian. Bila pada Tahun 2011 Kota Cirebon mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,93 % dan pada Tahun 2012 tumbuh 5,57 %, maka pada tahun 2013 pertumbuhannya sebesar 4,79 %. Kondisi ekonomi daerah yang diukur berdasarkan nilai PDRB menunjukkan bahwa pada tahun 2013 PDRB Kota Cirebon yang dihitung

Upload: ngotruc

Post on 19-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 1

Bab III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi

Keberhasilan pembangunan ekonomi di Kota Cirebon tentunya tidak

lepas dari usaha Pemerintah Kota Cirebon dalam mewujudkan Visi

Walikota dan Wakil Walikota, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah yaitu “Terwujudnya Kota Cirebon

sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada

Tahun 2018“.

Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Kota

Cirebon dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi untuk

mensejahterakan masyarakat.

Khusus untuk bidang ekonomi pembangunan lebih ditingkatkan

secara bersamaan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya pemerataan

pendapatan, dengan harapan akan meningkatkan daya beli secara merata

dalam memenuhi segala kebutuhan masyarakat.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Kota Cirebon Tahun 2013

Kondisi perekonomian Kota Cirebon pada Tahun 2013 secara umum

mengalami pertumbuhan yang positif, kecuali sektor pertanian. Bila pada

Tahun 2011 Kota Cirebon mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar

5,93 % dan pada Tahun 2012 tumbuh 5,57 %, maka pada tahun

2013 pertumbuhannya sebesar 4,79 %.

Kondisi ekonomi daerah yang diukur berdasarkan nilai PDRB

menunjukkan bahwa pada tahun 2013 PDRB Kota Cirebon yang dihitung

Page 2: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 2

Atas Dasar Harga Berlaku mencapai angka Rp. 14,698 trilyun atau

mengalami peningkatan sebesar 10,79 % dibandingkan tahun

sebelumnya yang sebesar Rp. 13,267 trilyun. Sedangkan nilai PDRB

secara riil yang dilihat dari PDRB yang didasarkan Atas Dasar Harga

Konstan mencapai angka Rp.6,148 trilyun sementara pada tahun 2012

mencapai angka Rp.5,867 trilyun. Dengan membandingkan angka di

kedua tahun tersebut terlihat bahwa PDRB atas dasar harga konstan

tahun 2013 telah tumbuh sebesar 4,79 % sebagai indikator Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Angka LPE ini ternyata menunjukkan

pertumbuhan yang lebih kecil dari LPE tahun sebelumnya yang mencapai

5,57 %. Penurunan angka LPE sebesar 0,78 poin dari LPE tahun

sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun ini

mengalami sedikit perlambatan.

Secara umum kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi tiga

sektor ekonomi yaitu :

1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah

atau bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-

sumber alam seperti tanah dan deposit didalamnya. Yang

termasuk kelompok ini adalah sektor pertanian serta sektor

pertambangan dan penggalian.

2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan baku, baik

yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder

menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor

Sekunder mencakup sektor industri pengolahan, sektor

listrik, gas, air bersih dan sektor bangunan/konstruksi.

3. Sedangkan Sektor Tersier atau dikenal juga sebagai sektor jasa-

jasa, yaitu sektor- sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk

fisik melainkan dalam bentuk jasa. Yang termasuk sektor ini

Page 3: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 3

adalah sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan

komunikasi, bank dan lembaga keuangan, sewa rumah,

pemerintahan dan jasa- jasa.

Tabel 3.1

Produk Domestik Regional Bruto Kota Cirebon

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2013 (Milyar Rupiah)

Kelompok/Lapangan Usaha 2010 2011*)

2012*)

2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

I. Primer 39,25 42,23 40,85 46,96

1. Pertanian 39,25 42,23 40,85 46,96

2. Pertambangan - - - -

II. Sekunder 3.359,22 3.711,48 4.045,64 4.443,98

3. Industri 2.435,68 2.660,56 2.896,28 3.173,00

4. Listrik Gas dan Air 260,84 274,04 295,95 334,39

5. Bangunan 662,69 776,89 853,42 936,59

III. Tersier 7.532,97 8.363,34 9.180,40 10.207,21

6. Perdagangan 3.873,59 4.263,72 4.703,24 5.211,90

7. Pengangkutan 1.619,65 1.859,28 2.020,66 2.272,30

8. Lembaga Keuangan 1.166,95 1.271,04 1.397,31 1.546,02

9. Jasa-jasa 872,78 969,31 1.059,20 1.176,98

PDRB 10.931,43 12.117,05 13.266,90 14.698,15

Keterangan: *) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Dari pengelompokkan tersebut tampak bahwa kelompok tersier

masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kota Cirebon.

Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok

sektor tersier di tahun 2013 mencapai Rp. 10.207,21 milyar, atau

meningkat 11,18 % dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok sekunder

Page 4: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 4

mengalami peningkatan sebesar 9,85 % yaitu dari Rp. 4.045,64 milyar

di Tahun 2012 menjadi Rp. 4.443,98 milyar di Tahun 2013. Kelompok

primer mengalami peningkatan sebesar 14,96 % atau dari Rp. 40,85

milyar pada tahun 2012 menjadi Rp. 46,96 milyar di tahun 2013

Tabel 3.2

Produk Domestik Regional Bruto Kota Cirebon

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010 – 2013 (Milyar Rupiah)

Kelompok/Lapangan Usaha 2010 2011*)

2012*)

2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

I. Primer 20,43 20,77 19,78 20,01

1. Pertanian 20,43 20,77 19,78 20,01

2. Pertambangan - - - -

II. Sekunder 1.921,12 2.010,38 2.126,68 2.245,28

3. Industri 1.516,44 1.568,91 1.661,73 1.749,28

4. Listrik Gas dan Air 128,49 131,91 140,07 148,66

5. Bangunan 276,19 309,57 324,89 347,34

III. Tersier 3.305,31 3.526,80 3.720,88 3.883,04

6. Perdagangan 1.649,62 1.716,22 1.817,09 1.893,76

7. Pengangkutan 732,04 822,64 863,37 898,00

8. Lembaga Keuangan 459,03 496,67 524,43 552,84

9. Jasa-jasa 464,62 491,28 515,99 538,44

PDRB 5.246,86 5.557,95 5.867,35 6.148,33

Keterangan: *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Sumber: BPS Kota Cirebon, 2014

Berdasarkan harga konstan 2000, baik kelompok primer, sekunder

maupun tersier selama tahun 2013 menunjukkan kinerja yang meningkat.

Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya dimana kelompok primer

mengalami sedikit penurunan kinerja.

Page 5: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 5

PDRB kelompok sektor tersier yang merupakan sektor-sektor

pendukung dari seluruh kegiatan ekonomi, pada Tahun 2012 sebesar Rp.

3.720,88 milyar naik menjadi Rp. 3.883,04 milyar pada Tahun 2013.

Kelompok primer yang terdiri dari sektor pertanian pada Tahun 2013

sebesar Rp. 20,01 milyar sedangkan pada tahun 2012 mencapai Rp.

19,78 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 1,14 %. Kelompok

sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas,

air bersih dan bangunan pada Tahun 2013 mencapai Rp. 2.245,28 milyar

sedangkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.126,68 milyar atau mengalami

peningkatan sebesar 5,58 %.

Distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha

menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya

terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu

sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam

perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat

memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam

pembentukan PDRB sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi

pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan.

Semakin besar peranan suatu sektor dalam perekonomian, dapat

dikatakan bahwa sektor tersebut sebagai engine growth atau mesin

pertumbuhan ekonomi daerah.

Pada Grafik 3.1 diperlihatkan struktur ekonomi Kota Cirebon

pada Tahun 2010-2013 menurut kelompok sektor primer, sekunder

dan tersier. Dalam kurun waktu tersebut nampak sekali bahwa

kelompok sektor primer dan sekunder mengalami penurunan kontribusi

yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan kinerja sektor pertanian dan

industri yang semakin tertinggal perkembangannya dari sektor-sektor

lainnya. Pada kelompok sektor primer kontribusinya yaitu dari 0,36 % di

Page 6: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 6

Tahun 2010 menjadi 0,32 % di Tahun 2013. Kontribusi kelompok sektor

sekunder dari 30,73 % di Tahun 2010 menjadi 30,23 % di tahun 2013

Grafik 3.1. Struktur Ekonomi Kota Cirebon Tahun 2010 – 2013

2013 0,32 30,23 69,45

2012

0,31 30,49 69,20

2011

0,35 30,63 69,02

2010

0,36 30,73 68,91

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

primer

sekunder

tersier

Sumber: BPS Kota Cirebon, 2014

Sementara itu kelompok sektor tersier terlihat semakin memberikan

kontribusi yang besar bagi perekonomian Kota Cirebon. Kontribusinya

meningkat dari 68,91 % di Tahun 2010 menjadi 69,45 % di Tahun 2013.

Kelompok sektor tersier ini sangat didukung oleh sektor perdagangan

Di Kota Cirebon sektor pertanian merupakan sektor yang memberi

kontribusi paling kecil dibandingkan dengan sektor lainnya. Pada Tahun

2013 distribusi sektor pertanian atas dasar harga berlaku sebesar 0,32 %

mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan Tahun 2012 yang

sebesar 0,31 %

Kelompok sektor sekunder yang didukung oleh sektor industri,

sektor listrik, gas dan air (LGA) serta sektor bangunan kontribusinya

terhadap pembentukan PDRB Kota Cirebon dari tahun ke tahun

mengalami penurunan. Penurunan kontribusi pada kelompok ini

disebabkan karena menurunnya kontribusi sektor industri terhadap

PDRB. Sedangkan besaran kontribusi masing-masing sektornya

Page 7: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 7

adalah sebagai berikut; sektor industri sebesar 21,59 % , sektor LGA

sebesar 2,28 % dan sektor bangunan sebesar 6,37 %.

Kelompok sektor tersier selalu memberikan kontribusi tertinggi

dibandingkan kelompok sektor yang lainnya dan senantiasa

mengalami peningkatan. Jika pada Tahun 2012 kontribusi sektor

tersier sebesar 69,20 % maka pada Tahun 2013 sebesar 69,45 %.

Kelompok sektor tersier ini didukung oleh sektor perdagangan sebesar

35,46 % yang memberikan kontribusi tertinggi bagi PDRB Kota Cirebon,

sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 15,46 %,

sektor lembaga keuangan dengan kontribusi sebesar 10,52 % , dan

sektor jasa dengan kontribusi sebesar 8,01 %.

Grafik 3.2. : Distribusi PDRB Kota Cirebon 2013

Atas Dasar Harga Berlaku

Dengan melihat pada Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian Kota Cirebon sejak beberapa tahun ke belakang sangat

didukung oleh sektor perdagangan dan sektor industri dengan kontribusi

masing-masing merupakan penyumbang terbesar bagi pembentukan PDRB

Page 8: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 8

Kota Cirebon. Pada sektor industri kegiatan usaha didominasi pada dua

jenis usaha besar yaitu industri makanan ternak dan jaring dimana

sebagian besar produknya dipasarkan ke luar Kota Cirebon. Sedangkan

sektor perdagangan kegiatan usahanya cukup beragam yaitu mulai dari

pedagang kecil sampai ke pedagang besar. Tingginya kontribusi di

sektor ini dapat dimengerti karena Kota Cirebon merupakan kota niaga.

Tingginya kontribusi sektor sekunder dan sektor tersier berarti pula

bahwa roda ekonomi Kota Cirebon separuhnya masih digerakkan oleh

usaha bidang perdagangan dan jasa serta industri sebagai penggerak

utama perputaran ekonomi di Kota Cirebon. Secara fisik kegiatan ekonomi

di sektor perdagangan dan jasa dapat dilihat hampir di setiap wilayah Kota

Cirebon. Besarnya rentang PDRB sektor primer dan tersier merupakan

gambaran yang cukup kuat bahwa basis kegiatan ekonomi Kota Cirebon

tidak bersumber dari kekayaan alam yang terdapat di Kota Cirebon

Secara umum, pada Tahun 2013 perekonomian Kota Cirebon

mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,79 %. Pertumbuhan tertinggi

dicapai oleh sektor bangunan yang pertumbuhannya mencapai 6,91

persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor industri

pengolahan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 6,13 %, 5,42 %

dan 5,27 %

Apabila laju pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon dipakai sebagai

dasar (Base Line), maka kinerja sektoral dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok. Kelompok Pertama adalah : adalah sektor yang berhasil

mencapai pertumbuhan di atas rata-rata ( 4,79 % ); Kelompok Kedua:

adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun

masih dibawah LPE rata-rata.

Page 9: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 9

Tabel 3.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Cirebon

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010 – 2013 (%)

SEKTOR 2010 2011*)

2012*)

2013**)

1. Pertanian 8,14 1,62 -4,73 1,44

2. Pertambangan - - - -

3. Industri -10,23 3,46 5,92 5,27

4. Listrik, Gas, Air Bersih 11,95 2,66 6,18 6,13

5. Bangunan 9,78 12,08 4,95 6,91

6. Perdagangan 7,67 4,04 5,88 4,22

7. Pengangkutan 17,38 12,38 4,95 4,01

8. Keuangan 16,91 8,20 5,59 5,42

9. Jasa 7,72 5,74 5,03 4,35

TOTAL 3,81 5,93 5,57 4,79

Dari tabel 4 terlihat bahwa pertumbuhan sektor yang termasuk

pada kelompok pertama yaitu sektor industri pengolahan; listrik, gas dan

air bersih; bangunan; serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan.

Sektor bangunan tumbuh pesat di Tahun 2013 hingga mencapai

6,91 %. Banyaknya proyek pembangunan pusat perbelanjaan, hotel dan

perumahan mampu menjadi faktor pendongkrak pertumbuhan ekonomi di

Kota Cirebon. Disamping itu proyek perbaikan jalan dan gedung kantor

serta fasilitas umum lainnya memiliki peran dalam penciptaan nilai

tambah bruto pada sektor bangunan. Selama Tahun 2013 tercatat

ada sebanyak 96 ajuan ijin pemanfaatan ruang di Kota Cirebon,

Page 10: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 10

diantaranya 23 untuk ijin pembangunan hotel dan 22 untuk ijin

perumahan.

Sektor listrik, gas dan air bersih mampu tumbuh sebesar 6,13 %.

Pertumbuhan sektor ini sangat didukung oleh subsektor listrik dan gas

kota yang mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,66 % dan

12,50 %. Peningkatan jumlah pelanggan di kedua sub sektor ini akibat

maraknya tempat hunian baru serta tempat-tempat belanja selama Tahun

2013.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan mencapai 5,27 % pada

tahun ini. Nampaknya geliat sektor industri perlahan mulai meningkat

setelah mengalami penurunan kinerja pada Tahun 2010 dan mengalami

perlambatan di Tahun 2011. Sementara itu dengan banyaknya usaha-

usaha baru yang tumbuh di Kota Cirebon telah mendorong

peningkatan nilai tambah pada sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan.

Pertumbuhan sektor yang termasuk pada kelompok kedua

adalah kelompok sektor pertanian; perdagangan, hotel dan restoran;

pengangkutan dan komunikasi; serta jasa-jasa. Sektor jasa-jasa

merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kelompok

ini.

Kinerja sektor pertanian pada tahun ini mengalami peningkatan

sebesar 1,44 % setelah mengalami penurunan pada Tahun 2012.

Penyumbang terbesar pertumbuhan di sektor ini adalah sub sektor

tanaman perkebunan sebesar 3,76 %. Pertumbuhan sub sektor perikanan

juga meningkat sebesar 3,20 %, disusul sub sektor peternakan yang

mengalami peningkatan 2,40 %. Sedangkan untuk sub sektor tanaman

Page 11: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 11

bahan makanan selama 3 (tiga) tahun ini megalami penurunan

kinerja.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu

motor penggerak ekonomi Kota Cirebon. Meningkatnya kegiatan usaha di

sektor perdagangan, hotel dan restoran dikarenakan Kota Cirebon

merupakan basis kegiatan ekonomi di wilayah III Cirebon.

Dengan didukung jumlah hotel bintang dan non bintang yang

cukup banyak serta letak yang strategis, Kota Cirebon menjadi pilihan

bagi para pelaku ekonomi untuk memilih sarana akomodasi. Begitupula

untuk kegiatan usaha restoran, Kota Cirebon dengan banyak makanan

khas seperti nasi jamblang, empal gentong dan sea food serta makanan

khas lain menjadikan usaha di bidang restoran dapat berkembang

dengan pesat.

Pada Tahun 2013 sektor ini mampu tumbuh sebesar 4,22 %.

Angka ini menunjukkan adanya perlambatan dibandingkan tahun

sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 5,88 %. Hal tersebut

dikarenakan adanya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara

hingga 50 % pada Tahun 2013. Kondisi ini juga berpengaruh pada tingkat

kunjungan hotel yang juga mengalami penurunan yang signifikan.

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 4,01%

. Pertumbuhan sektor ini sangat didukung oleh sub sektor komunikasi

yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,57 %. Kemajuan di bidang

komunikasi ini diwarnai oleh makin beragamnya teknologi informasi. Pada

saat ini alat komunikasi lebih kompetitif dengan berbagai fasilitas yang

tersedia serta harga yang bersaing. Dengan kondisi yang demikian

jumlah pengguna alat komunikasi makin bertambah dari waktu ke waktu.

Page 12: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 12

Pertumbuhan sektor jasa-jasa mencapai 4,35 %. Pada tahun ini

sub sektor jasa swasta yang terdiri dari jasa sosial kemasyarakatan, jasa

hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan rumah tangga tumbuh

sebesar 8,57 %. Sub sektor pemerintahan umum tumbuh sebesar 2,28

%. Sub sektor ini merupakan salah satu lapangan kegiatan ekonomi

masyarakat yang cukup dominan di Kota Cirebon.

Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat

kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita

atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima

penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang

bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.

Dengan mengasumsikan bahwa pendapatan faktor produksi dan

transfer yang mengalir keluar sama dengan pendapatan dan transfer yang

mengalir masuk, maka nilai pendapatan regional dianggap sama besar

dengan nilai PDRB. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk

mendapatkan data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk

dan keluar. Angka PDRB per kapita di sini di peroleh dengan cara

membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Jumlah penduduk yang dipakai dalam estimasi pendapatan per

kapita adalah proyeksi penduduk yang didasarkan pada data hasil Sensus

Penduduk Tahun 2010. Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan

laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun. Meskipun pendapatan

per kapita dihitung dengan menggunakan komponen PDRB tetapi bukan

berarti bahwa PDRB dinikmati oleh seluruh penduduk suatu wilayah,

karena PDRB merupakan nilai tambah dari suatu proses kegiatan baik

produksi maupun jasa. Sehingga PDRB lebih menggambarkan produk

yang dihasilkan oleh suatu wilayah tertentu. Dengan demikian

Page 13: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 13

pendapatan per kapita yang sebenarnya relatif lebih kecil dibandingkan

dengan PDRB per kapita hasil perhitungan ini.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa PDRB per kapita Kota Cirebon

terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi selama periode 2010-

2013. Pada tahun 2010 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di

Kota Cirebon mencapai Rp. 36,86 juta dan mengalami peningkatan

menjadi Rp. 48,30 juta pada Tahun 2013. Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, PDRB per kapita Tahun 2013 mengalami

pertumbuhan sebesar 9,84 %.

Kendati demikian peningkatan PDRB per kapita di atas masih

belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kota

Cirebon secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang

dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung

faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat

Tabel 3.4 PDRB Per Kapita Kota Cirebon dan Laju Pertumbuhannya

Tahun ADH Berlaku Pertumbuhan ADH Konstan 2000 Pertumbuhan

(Juta Rupiah) (persen) (Juta Rupiah) (persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

2010 36,86 10,04 17,69 3,21

2011*)

40,51 9,90 18,58 5,03

2012*)

43,97 8,56 19,45 4,67

2013**)

48,30 9,84 20,20 3,90

Keterangan: *) Angka Perbaikan

**) Angka

Sementara

Untuk memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil

bisa digunakan PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar

Page 14: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 14

harga konstan. Dari tabel 5 dapat terlihat bahwa PDRB per kapita yang

dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan pada Tahun 2010 sebesar

Rp. 17,69 juta dan mengalami pertumbuhan menjadi Rp. 20,20 juta pada

Tahun 2013. Secara riil daya beli masyarakat tumbuh sebesar 3,90 %

dibandingkan Tahun 2012.

Walaupun PDRB per kapita di Kota Cirebon relatif tinggi,

sebenarnya angka tersebut bukan merupakan cerminan rata-rata

pendapatan absolut yang diterima oleh penduduk. Karena komponen

PDRB yang dimaksud terdiri dari surplus usaha, pembentukan modal,

penyusutan dan upah gaji, sehingga tidak semua komponen PDRB

tersebut dinikamti oleh penduduk.

Faktor lain yang juga menyebabkan PDRB per kapita Kota Cirebon

cukup besar adalah jumlah penduduk Kota Cirebon relatif kecil.

Sehingga bisa dimengerti mengingat Kota Cirebon mempunyai

karakteristik seperti kota metropolitan yaitu jumlah penduduk struktural

lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk secara

fungsional.

3.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Memasuki Tahun 2013 pertumbuhan perekonomian 26

kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami perlambatan

dibanding pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Pada Tahun 2013, laju

pertumbuhan ekonomi 26 kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 5,40 %

sedangkan pada Tahun 2012 pertumbuhannya sebesar 6,02 %.

Kinerja perekonomian yang melambat juga dialami oleh 2 (dua)

kabupaten/kota di wilayah III yaitu Kabupaten Indramayu dan Kota

Cirebon. Kabupaten Indramayu yang mempunyai peranan terbesar

Page 15: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 15

terhadap PDRB di wilayah III mengalami pertumbuhan sebesar 3,33 %

pada Tahun 2013. Pada tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi yang

terjadi di kabupaten tersebut mencapai 5,03 % . Sementara Kota Cirebon

yang pada Tahun 2012 mencapai nilai LPE tertinggi di wilayah III

mengalami pertumbuhan sebesar 4,79 %. Sedangkan Kabupaten

Kuningan, Cirebon dan Majalengka mengalami pertumbuhan yang lebih

tinggi pada Tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 3.5

Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 2000

Wilayah III Cirebon Tahun 2012-2013 (Termasuk Minyak dan Gas Bumi)

(Persen)

Kabupaten/Kota

2012*)

2013**)

(1) (2) (3)

1. Kab. Kuningan 4,73 4,84

2. Kab. Cirebon 4,81 4,83

3. Kab. Majalengka 4,76 4,87

4. Kab. Indramayu 5,03 3,33

5. Kota Cirebon 5,57 4,79

26 Kab/Kota 6,02 5,40

Keterangan: *) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Page 16: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 16

3.3 I n f l a s i

Berdasarkan hasil pemantauan BPS pada Januari 2015,

Kota Cirebon mengalami deflasi 0,13 %, atau terjadi penurunan

Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 117,11 pada Desember 2014

menjadi 116,96 pada Januari 2015. Tingkat inflasi tahun kalender

(Januari 2015) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2015

terhadap Januari 2014) masing-masing sebesar -0,13 dan 6,22

persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan

oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok

bahan makanan 2,09 %; kelompok makanan jadi 0,01 %; kelompok

perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,21 %; kelompok sandang

0,41 %; kelompok kesehatan 0,28 %

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang

ditunjukkan oleh penurunan indeks yaitu kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 5,86 %. Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2015 antara lain:

beras, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Sedangkan komoditas

yang mengalami penurunan harga antara lain bensin dan cabai

merah.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan

inflasi pada Januari 2015, yaitu: kelompok bahan makanan 0,4444

persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau

0,0016 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan

bakar 0,0466 %; kelompok sandang 0,0189 %; kelompok kesehatan

0,0103 %; Sedangkan kelompok komoditas yang memberikan

Page 17: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 17

sumbangan deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi, dan

jasa keuangan 0,6549 %.

Gambar 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Cirebon

Desember 2013–April 2015

1,78

0,17 0,68

0,02

0,91

0,40

Page 18: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 18

3.3.1. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 – 2015.

Gambaran ekonomi Kota Cirebon tahun 2014-2015

dipengaruhi perkembangan lingkungan eksternal sebagai berikut :

Pertama, perkembangan globalisasi yang semakin

meningkatkan integrasi perekonomian regional seperti

menyatunya pasar Asia Tenggara yang terintegrasi dalam Asean

Free Trade Area (AFTA). Keadaan ini disatu pihak akan

menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian daerah,

tetapi dilain pihak juga menuntut daya saing perekonomian yang

lebih tinggi. Dorongan eksternal bagi perekonomian Kota Cirebon ,

antara lain berasal dari : perekonomian nasional terutama dari

koridor ekonomi Jawa Bagian Utara – Bali, perekonomian

kawasan regional Jawa Barat khususnya di Wilayah Cirebon

yang telah diagendakan pembangunan infrastruktur strategis di

wilayah hinterland. Dorongan eksternal selain menciptakan

peluang dan menjadi pesaing dalam perekonomian namun juga

sangat mempengaruhi perekonomian Kota Cirebon dari sisi

permintaan antara lain untuk konsumsi rumah tangga seperti

kebutuhan pokok bahan makanan selain dipengaruhi oleh

pengaruh iklim global juga dipengaruhi oleh pasar komoditas

pangan global, nasional maupun regional, hal ini disebabkan

karena sebagian besar kebutuhan pokok khususnya pangan bagi

masyarakat Kota Cirebon dipasok dari luar daerah termasuk dari

daerah hinterland, sehingga aspek distribusi dan pasokan

mempengaruhi indeks harga konsumen (IHK) di Kota Cirebon

yang selalu tinggi.

Kedua, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), maka perekonomian daerah sangat tergantung

pada perekonomian nasional, meskipun potensi timbulnya krisis

Page 19: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 19

ekonomi nasional menurun, namun potensi ketidakpastian

eksternal tetap tinggi yang antara lain berasal dari kemungkinan

melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara industri

paling maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, tingginya

harga minyak bumi yang menyebabkan meningkatnya subsidi,

menurunnya arus penanaman modal dan terpusatnya arus modal

pada beberapa daerah maju.

Ketiga, penetapan standar produk dan regulasi dari negara

maju yang cenderung tidak dapat dipenuhi oleh daerah-daerah

yang baru berkembang.

Adapun lingkungan internal yang diperkirakan

berpengaruh positif terhadap perekonomian Kota Cirebon dalam

tiga tahun mendatang adalah sebagai berikut :

- Kota Cirebon letaknya sangat strategis menjadi counter

magnet bagi daerah hinterland dan daerah perbatasan

provinsi;

- sebagai simpul pergerakan orang maupun barang antar

provinsi dan antar kabupaten;

- memiliki sarana dan prasarana pendukung

perekonomian yang lengkap dan merupakan kota dagang

yang telah maju sejak abad ke XIV.

Berbagai langkah kebijakan untuk meningkatkan investasi

akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara bertahap, dari sisi

permintaan, pertumbuhan ekonomi diprediksi masih didorong

konsumsi rumah tangga dan investasi. Pertumbuhan konsumsi

masyarakat diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan

peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga permintaan

konsumsi masyarakat diperkirakan terus meningkat.

Sedangkan investasi diperkirakan akan meningkat sejalan

dengan ditetapkannya Perda RTRW Kota Cirebon Tahun 2011-

Page 20: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 20

2031. Dari sisi penawaran, seiring dengan pertumbuhan di sisi

permintaan kinerja sektoral diperkirakan tumbuh positif.

Pertumbuhan sektoral diperkirakan terutama ditopang oleh

pertumbuhan sektor sekunder dan tertier khususnya sub sektor

perdagangan, hotel dan restoran serta jasa.

Selain itu, curah hujan yang semakin tinggi diperkirakan

akan mempengaruhi kualitas dan jumlah pasokan komoditas-

komoditas yang terpengaruh oleh cuaca, seperti cabe merah,

sayuran dan buah-buahan. Komoditas lain yang diperkirakan

akan memberikan tekanan harga pada kelompok bahan makanan

adalah telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng.

Kelompok lain yang di perkirakan akan memberikan tekanan pada

inflasi Kota Cirebon adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan

bahan bakar. Komoditas yang diperkirakan akan menyumbang

inflasi pada kelompok ini adalah komoditas bahan-bahan

bangunan, seperti batu-bata dan semen.

Sementara itu, sumber tekanan harga pada kelompok inti

diperkirakan hanya dari bahan bangunan dan emas perhiasan

meskipun tidak setinggi pada triwulan sebelumnya. Sedangkan

tekanan harga pada kelompok administered price diperkirakan

hanya bersumber dari adanya rencana kenaikan tarif tol dan

fluktuasi harga BBM non-subsidi. (Sumber : Kajian Ekonomi

Regional Wilayah Cirebon TW III Tahun 2011).

Page 21: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 21

3.4. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan keuangan daerah harus dirumuskan secara tepat

dan akurat berdasarkan analisis perkembangan ekonomi daerah.

Efektifitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang

tertuang dalam RKPD Tahun 2016 tidak terlepas dari kapasitas

anggaran yang dapat dikelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu

kebutuhan belanja pembangunan daerah akan selalu

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah sebagai salah

satu penopang strategis dalam implementasi RKPD. Dengan

adanya arah dan kebijakan keuangan daerah yang tepat maka

diharapkan kondisi keuangan daerah akan semakin kondusif

dalam mendukung berbagai kegiatan pembangunan yang ada di

Kota Cirebon.

3.4.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,

pendanaan penyelenggaraan pemerintah telah diatur sesuai

dengan kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dengan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah, serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, APBD merupakan dasar

pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran,

terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Disebutkan

juga bahwa pendapatan daerah menurut Undang-Undang nomor

33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 11 merupakan hak pemerintah

Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun terkait. Sebagaimana ketentuan perundang-

undangan, pendanaan penyelenggaraan pemerintahan telah diatur

Page 22: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 22

sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan

untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya

pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari

APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang menjadi

tanggungjawab Pemerintah Pusat dibiayai dari APBN, baik

kewenangan pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur

atau dalam rangka tugas pembantuan dan urusan bersama.

Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-

sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di

bidang keuangan daerah yang terdiri dari kebijakan pendapatan,

belanja dan pendapatan. Kebijakan-kebijakan tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015.

Berdasarkan data Tahun 2013-2017, secara keseluruhan

pendapatan daerah mengalami peningkatan dengan persentase

kenaikan fluktuatif. Secara persentase dan nominal hanya

kelompok komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang secara

konsisten mengalami kenaikan, sedangkan kelompok dana

perimbangan meskipun secara nominal tiap tahunnya mengalami

kenaikan, namun kontribusinya terhadap pendapatan daerah tiap

tahunnya mengalami penurunan.

Page 23: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 23

Tabel 3.3 Realisasi, Target dan Proyeksi APBD Kota Cirebon

Tahun 2013 s.d. Tahun 2017

NO URAIAN

Realisasi Realisasi Tahun Berjalan Proyeksi Proyeksi

2013 2014 2015 2016 2017 4 PENDAPATAN 1.009.950.398.560,00 1.234.065.935.363,00 1.200.234.008.000,00 1.226.069.219.050,00 1.263.895.848.592,50

4 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 206.019.069.047,00 298.539.011.144,00 322.156.575.000,00 335.540.575.000,00 349.595.295.000,00

4 . 1 . 1

Pendapatan Pajak Daerah 92.498.096.461,00 103.861.450.433,00 104.800.000.000,00

113.184.000.000,00

122.238.720.000,00

4 . 1 . 2

Hasil Retribusi Daerah 13.784.018.042,00 16.425.413.981,00 13.943.062.000,00 13.943.062.000,00 13.943.062.000,00

4 . 1 . 3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

2.803.654.544,00 4.230.358.159,00 5.788.980.000,00 5.788.980.000,00 5.788.980.000,00

4 . 1 . 4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

96.933.300.000,00 174.021.788.571,00 197.624.533.000,00 202.624.533.000,00 207.624.533.000,00

4 . 2 DANA PERIMBANGAN 630.248.138.233,00 689.248.441.689,00 694.009.646.000,00 705.564.934.000,00 726.191.124.340,00

4 . 2 . 1

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 64.517.532.233,00 73.175.370.689,00 72.037.740.000,00 72.037.740.000,00

72.037.740.000,00

4 . 2 . 2

Dana Alokasi Umum 536.884.996.000,00 583.927.691.000,00 577.764.436.000,00 589.319.724.000,00

609.945.914.340,00

4 . 2 . 3

Dana Alokasi Khusus 28.845.610.000,00 32.145.380.000,00 44.207.470.000,00 44.207.470.000,00

44.207.470.000,00

4 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

173.683.191.280,00 246.278.482.530,00 184.067.787.000,00 184.963.710.050,00 188.109.429.252,50

4 . 3 . 1

Pendapatan Hibah 1.978.000.000,00 2.100.000.000,00 0,00 0,00

4 . 3 . 3

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

54.795.842.750,00 68.713.649.351,00 59.918.461.000,00 62.914.384.050,00

66.060.103.252,50

4 . 3 . 4

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 88.285.217.000,00 115.461.722.000,00 122.049.326.000,00 122.049.326.000,00

122.049.326.000,00

4 . 3 . 5

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

30.602.131.530,00 60.125.111.179,00 0,00 0,00 0,00

Page 24: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 24

5 BELANJA

975.249.676.763,00

1.194.448.622.457,00

1.253.260.157.000,00

1.264.194.677.980,00

1.328.705.510.862,00

5 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

523.136.921.216,00

591.328.067.156,00

637.615.106.671,00

696.670.409.291,00

761.181.242.173,00

5 . 1 . 1 Belanja Pegawai

476.707.327.036,00

539.865.445.101,00

595.553.026.200,00

655.108.328.820,00

720.619.161.702,00

5 . 1 . 4 Belanja Hibah

27.452.202.180,00

41.812.871.618,00

33.233.408.850,00

32.733.408.850,00

32.233.408.850,00

5 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial

18.195.130.000,00

9.259.782.429,00

7.198.800.000,00

7.198.800.000,00

6.698.800.000,00

5 . 1 . 7

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

532.262.000,00

360.914.508,00

723.901.621,00

723.901.621,00

723.901.621,00

5 . 1 . 8 Belanja Tidak Terduga

250.000.000,00

29.053.500,00

905.970.000,00

905.970.000,00

905.970.000,00

5 . 2 BELANJA LANGSUNG

452.112.755.547,00

603.120.555.301,00

615.645.050.329,00

567.524.268.689,00

567.524.268.689,00

5 . 2 . 1 Belanja Pegawai

57.707.273.466,00

59.373.163.943,00

70.021.364.808,00

64.548.271.498,37

64.548.271.498,37

5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa

224.907.967.616,00

308.513.793.722,00

365.587.624.833,00

337.012.129.496,08

337.012.129.496,08

5 . 2 . 3 Belanja Modal

169.497.514.465,00

235.233.597.636,00

180.036.060.688,00

165.963.867.694,55

165.963.867.694,55

SURPLUS / DEFISIT

34.700.721.797,00

39.617.312.906,00

(53.026.149.000,00)

(38.125.458.930,00)

(64.809.662.269,50)

SURPLUS / DEFISIT

3 PEMBIAYAAN

79.873.399.119,00

108.427.219.562,00

53.026.149.000,00

38.125.458.930,00

64.809.662.269,50

3.1 PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH

87.537.468.509,00

121.590.878.070,00

67.414.413.000,00

45.869.458.930,00

75.053.662.269,50

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya

87.467.673.709,00

114.574.121.595,00

67.414.413.000,00

45.869.458.930,00

75.053.662.269,50

Pencairan Dana Cadangan

7.000.000.000,00

-

-

-

Page 25: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 25

Penerimaan Kembali Investasi

69.794.800,00

16.756.475,00

-

-

-

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

7.664.069.390,00

13.163.658.508,00

14.388.264.000,00

7.744.000.000,00

10.244.000.000,00

5 . 2 Pembentukan Dana Cadangan

7.500.000.000,00

10.000.000.000,00

5 . 2 . 1

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

7.500.000.000,00

13.000.000.000,00

14.144.264.000,00

-

-

5 . 2 . 2 Pembayaran Pokok Utang

164.069.390,00

163.658.508,00

244.000.000,00

244.000.000,00

244.000.000,00

SURPLUS / DEFISIT

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Tahun Berkenaan

114.574.120.916,00

148.044.532.468,00

-

-

-

Page 26: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 26

3.4.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Arah dan kebijakan pendapatan daerah adalah

mengoptimalisasi potensi-potensi sumber pendapatan daerah dan

terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dari

sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana perimbangan.

1) Pendapatan Asli Daerah

a. Pendapatan yang diperoleh daerah berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain PAD

yang sah. Pendapatan asli daerah dihitung dengan

memperhatikan realisasi perkembangan pendapatan, serta

prakiraan masing-masing potensi jenis pendapatan asli

daerah.

b. Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2016

diproyeksikan naik sebesar Rp13.384.000.000,00 atau naik

sebesar 4,15 % menjadi sebesar Rp335.540.575.000,00

dari APBD Tahun Anggaran 2015 (Murni) sebesar

Rp322.156.575.000,00. Kenaikan PAD ini berasal dari:

Pajak daerah yang diproyeksikan naik

Rp8.384.000.000,00 atau naik sebesar 8,0%.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan

naik Rp5.000.000.000,00 atau naik sebesar 2,53%.

Kenaikan lain-lain pendapatan daerah yang sah ini

berasal dari kenaikan pendapatan dari BLUD RSUD

Gunung Jati yang naik sebesar Rp5.000.000.000,00

dari APBD Tahun Anggaran 2015 (Murni).

Page 27: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 27

2) Dana Perimbangan

a. Komponen dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil

pajak/bukan pajak dihitung dengan memperhatikan

potensi masing-masing jenis pajak.

b. Dana Perimbangan diproyeksikan naik sebesar 1,67% atau

sebesar Rp11.555.288.000,00 menjadi

Rp705.564.934.000,00 dari APBD Tahun Anggaran 2015

(Murni) sebesar Rp694.009.646.000,00. Kenaikan Dana

Perimbangan ini berasal dari:

Dana Alokasi Umum yang diproyeksikan naik

Rp11.555.288.000,00 atau naik sebesar 2%.

3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

a. Komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari

pendapatan hibah, dana darurat, DBH pajak dari provinsi

kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan otsus,

serta bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemda

lainnya.

b. Lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan naik

sebesar 0,49% atau sebesar Rp895.923.050,00 menjadi

Rp184.963.710.050,00 dari APBD Tahun Anggaran 2015

(Murni) sebesar Rp184.067.787.000,00. Kenaikan lain-lain

pendapatan daerah yang sah ini berasal dari:

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya yang diproyeksikan naik

Rp2.995.923.050,00 atau naik sebesar 5%.

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pendapatan

daerah antara lain :

1) Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional

Pemungutan Pendapatan Daerah;

2) Intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan daerah;

Page 28: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 28

3) Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang

pendapatan daerah dengan pemerintah pusat, SKPD

penghasil;

4) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam

upaya peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap

pendapatan daerah;

5) Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat

sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak dan atau retribusi daerah;

6) Meningkatkan peran dan fungsi UPTD dan Balai Penghasil

dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan;

7) Meningkatkan kualitas pengelolaan asset dan keuangan

daerah.

3.4.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran,

belanja daerah Tahun 2016 disusun dengan pendekatan anggaran

kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang

direncanakan. Belanja daerah Tahun 2016 dipergunakan untuk

mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan

dan urusan bersama yang penanganannya dalam bagian atau

bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten.

Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang

diwujudkan dalam bentuk pelayanan dasar, pendidikan,

kesehatan, perekonomian, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang

layak.

Page 29: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 29

Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja

tidak langsung. Belanja langsung adalah belanja yang terkait

langsung dengan pelaksanaan kegiatan dan dapat diukur dengan

capaian prestasi kerja yang telah ditetapkan. Jenis belanja

langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan

belanja modal. Sedangkan belanja tidak langsung merupakan

belanja yang tidak terkait langsung dengan kegiatan yang

dilaksanakan dan sulit diukur dengan capaian prestasi kerja yang

ditetapkan. Adapun yang termasuk dalam belanja tidak langsung

adalah belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,

belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.

Belanja daerah Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan naik

sebesar 0,87% atau sebesar Rp10.934.520.980,00 menjadi

Rp1.264.194.677.980,00 dari APBD Tahun Anggaran 2015 (Murni)

sebesar Rp1.253.260.157.000,00. Belanja daerah terdiri dari:

1) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan

naik sebesar 9,26% atau sebesar Rp59.055.302.620,00

menjadi Rp696.670.409.291,00 dari APBD Tahun Anggaran

2015 (Murni) sebesar Rp637.615.106.671,00. Proyeksi besaran

belanja tidak langsung Tahun Anggaran 2016 ini termasuk di

dalamnya belanja dana penyesuaian yang merupakan belanja

sertifikasi bagi guru PNS dan acress 2,5% kenaikan belanja

pegawai, belanja hibah dan bantuan sosial.

2) Belanja Langsung

Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan

mengalami penurunan sebesar (7,82)% atau sebesar

(Rp48.120.781.640,00) menjadi Rp567.524.268.689,00 dari

APBD Tahun Anggaran 2015 (Murni) sebesar

Rp615.645.050.329,00. Proyeksi besaran belanja langsung

Page 30: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 30

Tahun Anggaran 2016 ini termasuk di dalamnya belanja BLUD

RSUD Gunung Jati dan DAK yang merupakan belanja yang

bersifat transitoris atau belanja yang peruntukkannya sudah

ditentukan dan besaran belanjanya sama dengan besaran

pendapatannya.

Berdasarkan proyeksi indikator makro ekonomi dan IPM,

belanja daerah Tahun Anggaran 2016 pada dasarnya

diorientasikan untuk peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi

(LPE) dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Untuk itu kebijakan belanja secara umum adalah :

1) Memperkuat akuntabilitas belanja langsung yang diarahkan

pada target-target sasaran program dan kegiatan yang terkait

langsung pada pencapaian indikator kinerja RPJMD Tahun

2013-2018.

2) Alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan minimal sebesar

20% dari total belanja dalam rangka peningkatan indeks

pendidikan.

3) Alokasi anggaran untuk fungsi kesehatan minimal sebesar

10% dari total belanja sesuai perintah UU Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan dalam rangka peningkatan indeks

kesehatan

4) Peningkatan alokasi anggaran bidang perekonomian

masyarakat dan infrastruktur penunjang perekonomian, dalam

rangka peningkatan indeks daya beli.

5) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Kebijakan Belanja secara umum dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Penetapan pagu indikatif untuk setiap program dan kegiatan

dalam setiap misi hendaknya proporsional;

Page 31: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 31

b. Secara tugas pokok dan fungsi harus disusun secara adil dan

proporsional. Adapun SKPD dengan permasalahan khusus

perlu diadakan anggaran penyeimbang.

3.4.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang

dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan

Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari sisa

lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SilPA), pencairan dana

cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian

pinjaman dan penerimaan piutang daerah.

Pembiayaan daerah meliputi penerimaan daerah dan

pengeluaran daerah. Kebijakan pembiayaan yang timbul karena

jumlah pengeluaran lebih besar daripada penerimaan sehingga

terdapat defisit. Sumber penerimaan daerah berasal dari sisa lebih

perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dari dana cadangan

(DCD), penyertaan modal, pembayaran hutang pokok yang jatuh

tempo dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan.

Pembiayaan daerah (netto) Tahun Anggaran 2016 yang

dipergunakan untuk menutup defisit, diproyeksikan turun sebesar

28,10% atau turun sebesar Rp14.900.690.070,00 menjadi

Rp38.125.458.930,00 dari APBD Tahun Anggaran 2015 (Murni)

sebesar Rp53.026.149.000,00. Pembiayaan daerah terdiri dari:

1) Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan pada APBD Tahun Anggaran 2016

dalam hal ini Sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya (SiLPA) diproyeksikan turun dari SiLPA pada

APBD Tahun Anggaran 2015 (Murni) yaitu sebesar 31,96%

atau turun sebesar Rp21.544.954.070,00. Penurunan proyeksi

Page 32: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 32

SiLPA ini karena mempertimbangkan realisasi APBD Tahun

Anggaran 2015 sampai dengan bulan april masih jauh dari

target. Hal ini mengakibatkan proyeksi Silpa Tahun Anggaran

2016 turun dari SiLPA yang dianggarkan pada APBD Tahun

Anggaran 2015 (Murni) sebagai antisipasi melonjaknya

realisasi belanja pada triwulan IV, sehingga besaran SiLPA

Tahun Anggaran 2016 belum dapat diproyeksikan terlalu

tinggi.

2) Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan

turun sebesar 46,18% atau sebesar Rp6.644.264.000,00

menjadi Rp7.744.000.000,00 dari APBD Tahun Anggaran 2015

(Murni) sebesar Rp14.388.264.000,00. Pengeluaran

pembiayaan ini berasal dari:

a. Pembentukan Dana Cadangan dalam rangka Pemilihan

Walikota Cirebon Tahun 2018, pembentukan dana

cadangan ini dilakukan selama 2 (dua) tahun anggaran

mulai tahun 2016 sampai tahun 2017. Pada tahun 2016,

penganggaran dana cadangan sebesar Rp7.500.000.000,00

dengan terlebih dahulu membentuk Perda tentang Dana

Cadangan.

b. Pembayaran pokok hutang sebesar Rp244.000.000,00.

3.5. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan keuangan daerah harus dirumuskan secara tepat

dan akurat berdasarkan analisis perkembangan ekonomi daerah.

Efektifitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang

tertuang dalam RKPD Tahun 2016 tidak terlepas dari kapasitas

anggaran yang dapat dikelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu

kebutuhan belanja pembangunan daerah akan selalu

Page 33: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 33

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah sebagai salah

satu penopang strategis dalam implementasi RKPD. Dengan

adanya arah dan kebijakan keuangan daerah yang tepat maka

diharapkan kondisi keuangan daerah akan semakin kondusif

dalam mendukung berbagai kegiatan pembangunan yang ada di

Kota Cirebon.

3.5.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,

pendanaan penyelenggaraan pemerintah telah diatur sesuai

dengan kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dengan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah, serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, APBD merupakan dasar

pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran,

terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Disebutkan

juga bahwa pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 11 merupakan hak pemerintah

Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun terkait. Sebagaimana ketentuan perundang-

undangan, pendanaan penyelenggaraan pemerintahan telah diatur

sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan

untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya

pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari

APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang menjadi

tanggungjawab Pemerintah Pusat dibiayai dari APBN, baik

Page 34: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 34

kewenangan pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur

atau dalam rangka tugas pembantuan dan urusan bersama.

Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-

sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di

bidang keuangan daerah yang terdiri dari kebijakan pendapatan,

belanja dan pendapatan. Kebijakan-kebijakan tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015.

Berdasarkan data Tahun 2013-2017, secara keseluruhan

pendapatan daerah mengalami peningkatan dengan persentase

kenaikan fluktuatif. Secara persentase dan nominal hanya

kelompok komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang secara

konsisten mengalami kenaikan, sedangkan kelompok dana

perimbangan meskipun secara nominal tiap tahunnya mengalami

kenaikan, namun kontribusinya terhadap pendapatan daerah tiap

tahunnya mengalami penurunan.

Page 35: Pemerintah Kota Cirebon - cirebonkota.go.id · sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiraif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018“. Salah satu Misinya adalah Meningkatkan Kualitas

Pemerintah Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 III- 35