pemerintah provinsi papua dinas kehutanan dan … · 2020. 7. 16. · mimika, dogia i, deyai ,...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
DINAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI PAPUA
1
Oleh :Estiko Tri Wiradyo
STATUS HUTAN
– Hutan Negara, adalah hutan yang berada pada tanahyang tidak dibebani hak atas tanah. (Undang-Undang Nomor :
41 Tahun 1999).
– Hutan Hak, adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. (Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999).
– Hutan Adat, adalah hutan yang berada di dalam wilayah masyarakat hukum adat (PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI (NOMOR : 35/PUU-X/2012).
Hak-hak atas tanah dimaksud ialah :
a. hak milik, b. hak guna-usaha, c. hak guna-bangunan, d. hak pakai, e. hak sewa, f. hak membukatanah, g. hak memungut-hasil hutan, h. hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebutdiatas (UU NO.5 Tahun 1960 Ttg UUPA, Pasal 16).
b. Wilayah Hukum Adat, didasarkan pada hasil penelitian (Perdasus No. 23 tahun 2008, Pasal 2 ayat(2).
Maksud dan Tujuan Pengaturan Hutan Adat
– Maksud : Untuk memberikan jaminan kepastian hukum dankeadilan bagi pemangku Hutan Adat dalam mewujudkankesejahteraan masyarakat dan pengelolaan hutan lestari.
– Tujuan : Agar pemangku hutan adat mendapat pengakuan,perlindungan dan insentif dari Pemerintah dalam mengurushutannya secara lestari menurut ruang dan waktu.
(PermenLHK No. 21/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 Ttg Hutan Adat dan Hutan Hak)
✓ Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : SK.354/MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2018 Tentang Pembentukan Kelompok KerjaPercepatan Penetapan Hutan Adat : SK. 347 MenLHK/Setjen/Kum.1/5/2019Tentang Perpanjangan Pembentukan Kelompok Kerja Percepatan PenetapanHutan Adat
✓ Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : SK.312/MenLHK/Setjen/PSKL.1/4/2019 Tentang Peta Hutan Adat dan WilayahIndikatif Hutan Adat.
Fungsi Kawasan Hutan
✓ Hutan Konservasi adalah Kawasan Hutan dengan ciri khas tertentu, yangmempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dansatwa serta ekosistemnya.
➢ Kawasan Hutan Suaka Alam adalah Hutan dengan ciri khas tertentu,yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetankeanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang jugaberfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Cagar Alam ; Suaka Margasatwa.
➢ Kawasan Hutan Pelestarian Alam adalah Hutan dengan ciri khastertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistempenyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhandan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayatidan ekosistemnya.
Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam.
➢ Taman Buru adalah Kawasan Hutan yang ditetapkan sebagai tempatwisata berburu.
4
Fungsi Kawasan Hutan
✓ Hutan Lindung adalah Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagaiperlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, danmemelihara kesuburan tanah.
✓ Hutan Produksi adalah Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokokmemproduksi hasil Hutan.
➢ Hutan Produksi Tetap adalah Kawasan Hutan dengan faktor-faktor kelaslereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikandengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125.
➢ Hutan Produksi Terbatas adalah Kawasan Hutan dengan faktor-faktor kelaslereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikandengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125 – 174.
➢ Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi adalah kawasan Hutan Produksiyang tidak produktif dan produktif yang secara ruang dapat dicadangkanuntuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan atau dapat dijadikan lahanpengganti Tukar Menukar Kawasan Hutan.
5
Luas 32.757.048 Ha
Kawasan Hutan Provinsi Papua(RTRWP)
Kawasan Hutan 29.578.822 Juta Ha
(90,29%)
Hutan Konservasi (KSA/KPA)
6.723.267 Ha (20,56%)
Hutan Lindung (HL)
7.815.283 Ha (23,86%)
Hutan Produksi (HP/HPT)
10.700.567 Ha (32,67%)
Areal Penggunaan Lain (APL)
2.369.548 Ha (7,23%)
Kawasan Konservasi Perairan
1.019.017 Ha (3,11%)
Hutan Produksi Konversi (HPK)
4.116.365 Ha (12,57 %) UNTUK KEPENTINGAN NON KEHUTANAN
SDA yang dapat di perbaharui :- Kayu, gaharu, damar, angrek,
Manggrove- Tanaman obat- Rusa, babi, ular sanca, buaya,
Lebah Madu- Air, Tanah- dll
Hutan & Kawasan Hutan
Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Pasal 1 angka 2 UU No. 41 Tahun 1999)
Kawasan hutan : wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (Pasal 1 angka 3 UU No. 41 Tahun 1999) (Putusan MK 45 tahun 2011)
Pengertian Hutan Kawasan Hutan
Tabel Urusan dan Kewenangan Kehutanan dan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
NO Urusan Pusat Prov. Kab/Kota
A. Kehutanan
1 PerencanaanKehutanan
V - -
2 PengelolaanHutan
V V -
3 KonservasiSumber DayaAlam Hayati dan Ekosistemnya
V V V(Tahura)
4 Diklat, Penyuluhan dan PemberdayaanMasyarakat
V V -
5 Pengelolaan DAS V V _
6 PengawasanKahutanan
NO Urusan Pusat Prov. Kab/Kota
B Lingkungan Hidup V V V
1 Perencanaan LH V V V
2 Kajian LingkunganHidup Strategis
V V V
3 Pengend & cemardan Kerusakan LH
V V V
4 KeanekaragamanHayati
V V V
5 B3, Limbah B3 V V V
6 Pemb. dan Was IL dan IPPLH)
V V V
7 Pengakuan MHA V V V
8 Diklat dan Penyuluhah LH
V V V
9 Penghargaan LH V V V
10 Pengaduan LH V V V
11 Persampahan V V V
Pusat : Penyelenggaraan,
Provinsi : Pelaksanaan
No. Wilayah Adat Fungsi Hutan Kabupaten/Kota
1 2 3 4
A MAMTA (87 suku) KSA dan KPA : 1.273.653 Ha
HL : 1.439.296 Ha
HPT :1.803.011 Ha
Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberamo Raya.
HP : 760.066 Ha
HPK : 639.230 Ha
APL : 613.812 Ha
Jumlah : 6.529.236 Ha.
5 (Lima ) Kabupaten
B LA – PAGO (19 Suku) KSA dan KPA : 2.095.291 Ha
HL : 1.898.510 Ha
HPT : 439.675 Ha
Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Yalimo Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga
HP : 444.721 Ha
HPK : 554.347 Ha
APL : 209.276 Ha
Jumlah : 5.641.819 Ha.
8 (Delapan) Kabupaten
C HA – ANIM (29 Suku) KSA dan KPA : 1.693.444 + 33.363 Ha
HL : 1.885.552 Ha
HPT : 2.474.199 Ha
Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat
HP : 2.901.065 Ha
HPK : 1.985.313 Ha
APL : 1.071.169 Ha
Jumlah : 12.044.105 Ha
4 (Empat) Kabupaten
D MI – MAGO (11 Suku) KSA & KPA : 1.511.276 + 813.118 Ha
HL : 2.222.844 Ha
HPT : 1.120.331 Ha
Mimika, Dogiai, Deyai, Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Paniai, Nabire
HP : 422.118 Ha
HPK : 710.068 Ha
APL : 337.943 Ha
Jumlah : 7.137.697 Ha
8 (Delapan) Kabupaten
E SAIRERI (31 Suku) KSA & KPA : 162.603 + 172.537 Ha
HL : 369.082 Ha
HPT : 124.024 Ha
Biak Numfor, Kepulauan Yapen Supiori, Waropen
HP : 211.357 Ha
HPK : 227.407 Ha
APL : 137.180 Ha
Jumlah : 1.404.191 Ha
4 (Empat) Kabupaten
5 Wil. Adat (177 Suku) KSA & KPA : 6.736.267 + 1.019.017 Ha
HL : 7.815.283 Ha
HPT : 5.961.240 Ha
29 Kabupaten / Kota
HP : 4.739.327 Ha
HPK : 4.116.365 Ha
APL : 2.369.548 Ha
Jumlah : 32.757.059 Ha
KOMODITAS UNGGULAN KEHUTANAN MENURUT WILAYAH PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA
No. Wilayah Adat Komoditas Kabupaten/Kota
1 2 3 4
A MAMTA (87 suku) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Alam, Industri Pengolahan Kayu Hasil Hutan Bukan Kayu (Sagu,
Rotan)
Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberamo Raya.
5 (Lima ) Kabupaten
B LA – PAGO (19 Suku) Jasa Lingkungan, Hasil Hutan Bukan Kayu (Kelapa Hutan, Buah Merah), Pemanfaatan Jasa Aliran air. Wisata
Alam
Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Yalimo Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga
8 (Delapan) Kabupaten
C HA – ANIM (29 Suku) Pengembangan Hutan Tanaman, Industri Pengolahan Kayu, Hasil
Hutan Bukan Kayu (Gambir, Gemor), Kemedangan, gaharu pengembangan Agrofishery.
Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat
4 (Empat) Kabupaten
D MI – MAGO (11 Suku) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Alam, Industri Pengolahan Kayu
(Nabire & Mimika) dan Jasa Lingkungan, Hasil Hutan Bukan
Kayu (Masoi), Wisata Alam
Mimika, Dogiai, Deyai, Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Paniai, Nabire
8 (Delapan) Kabupaten
E SAIRERI (31 Suku) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Alam, Industri Pengolahan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu (Sagu),
pengembangan Agrofishery.
Biak Numfor, Kepulauan Yapen Supiori, Waropen
4 (Empat) Kabupaten
5 Wil. Adat (177) Suku 29 Kabupaten / Kota
Regulasi Penetapan Keberadaan Masyarakat Adat (1)• Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Pasal 67 ayat (2),
Pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
• Perdasus Nomor : 23 Tahun 2008 Tentang Hak Ulayat Masyarakat Adat dan HakPerorangan Warga Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah, Pasal 2 ayat (2),Pengakuan terhadap hak ulayat masyarakat hukum adat dan atau hakperorangan warga masyarakat hukum adat atas tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus didasarkan atas hasil penelitian.
• Pasal 4 ayat (1), Panitia peneliti melakukan penelitian tentang :a. tatanan hukum adat yang berlaku dalam masyarakat hukum adat yang bersangkutan
serta struktur penguasa adat yang masih ditaati oleh warganya;b. tata cara pengaturan, penguasaan dan penggunaan hak ulayat masyarakat hukum
adat dan atau hak perorangan warga masyarakat hukum adat atas tanahberdasarkan hukum adat asli masyarakat hukum adat yang bersangkutan;
c. penguasa adat yang berwenang mengatur peruntukan dan penggunaan sertapenguasaan hak ulayat masyarakat hukum adat dan atau hak perorangan wargamasyarakat hukum adat atas tanah; dan
d. batas-batas wilayah yang diakui sebagai hak ulayat masyarakat hukum adat dan atauhak perorangan warga masyarakat hukum adat atas tanah ditentukan olehmasyarakat hukum adat yang bersangkutan
Regulasi Penetapan Keberadaan Masyarakat Adat (2)Pasal 6, Berdasarkan laporan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat
(1) Bupati/Walikota dan atau Gubernur menetapkan ada atau tidak adanya hakulayat masyarakat hukum adat dan atau hak perorangan warga masyarakathukum adat atas tanah dengan keputusan.
(2) Dalam Keputusan Bupati/Walikota dan atau Gubernur sebagaimana dimaksudpada ayat (1), bahwa hak ulayat masyarakat hukum adat dan atau hakperorangan warga masyarakat hukum adat atas tanah masih ada dicantumkanhal-hal : a. Nama asli yang dikenal dalam masyarakat hukum adat yangbersangkutan yang sama pengertiannya dengan pengertian hak ulayatmasyarakat hukum adat dan atau hak perorangan warga masyarakat hukum adatatas tanah; dan b. Penguasa adat yang menurut hukum adatnya berwenangmengatur penguasaan, peruntukan dan penggunaan hak ulayat masyarakathukum adat dan atau hak perorangan warga masyarakat hukum adat atas tanah.
(3) Keputusan Bupati/Walikota dan atau Gubernur yang menetapkan hak ulayatmasyarakat hukum adat dan atau hak perorangan warga masyarakat hukum adatatas tanah yang masih ada, dilampiri peta hasil penelitian.
Pembuatan Peta PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMETAAN WILAYAH MASYARAKAT HUKUM ADAT
✓ Sistem Referensi Nasional Sistem referensi nasional yang digunakan didalam peta usulan penetapan wilayah MHA adalah Sistem ReferensiGeospasial Indonesia (SRGI) 2013.
✓ Proyeksi peta usulan penetapan wilayah MHA yang dipergunakan adalahUniversal Transverse Mercator (UTM)
✓ Proyeksi dan pembagian zona grid mengacu pada sferoid yang telahdispesifikasikan dalam Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013.
✓ Skala skala 1:50.000 atau skala yang lebih besar disesuaikan dengancakupan wilayah MHA, mempertimbangkan penyajian seluruh wilayahMHA dalam satu muka peta (area wise). Peta usulan penetapan wilayahMHA disajikan pada kertas dengan ukuran A0.
✓ Ketelitian horizontal peta wilayah MHA adalah 0,5 mm x bilangan skala,mengacu pada SNI 8202: 2015 tentang Ketelitian Peta Dasar.
✓ Standar pengaturan tata letak peta sesuai ketentuan.
✓ Kesepakatan antar Masyarakat Hukum Adat Yang Berbatasan.Sferoid, atau elipsoid revolusi adalah permukaan kuadrat yang diperoleh dengan memutar suatu elips di salahsatu sumbu utamanya; dengan kata lain, suatu elipsoid dengan dua semi-diameter yang sama 13
14
Tim Penelitian
Tatanan
hukum adat
struktur
penguasa
adat
Tata cara
pengaturan,
penguasaan dan
penggunaan hak
ulayat
Penguasa adat yang
berwenang mengatur
peruntukan dan
penggunaan serta
penguasaan
Batas-batas
wilayah yang
diakui sebagai hak
ulayat masyarakat
hukum adat
Tim Verifikasi
Laporan Penelitian
Keputusan Bupati Ttg
Penetapan Hak Ulayat MHA ✓ Nama Subyek MHA
✓ Struktur dan penguasa
adat
✓ Peraturan Hukum Adat
✓ Batas Wilayah Adat
Regulasi Penetapan Keberadaan Masyarakat Adat (3)• Perdasus Nomor : 21 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di
Provinsi Papua, Pasal 5, Masyarakat hukum adat di Provinsi Papua memiliki hakatas hutan alam sesuai dengan batas wilayah adatnya masing-masing.
• Pasal 7, Keberadaan masyarakat hukum adat wajib memenuhi unsur-unsur sebagaiberikut:
a. memiliki wilayah hukum adat yang jelas dengan batas-batas tertentu yang diakui olehmasyarakat hukum adat yang berbatasan dengan wilayah adatnya;
b. memiliki pranata hukum dan struktur kelembagaan adat;
c. memiliki hubungan religi dan historis dengan wilayah adatnya
Pasal 14, Pemerintah Kabupaten/Kota memfasilitasi dan atau mendukung masyarakathukum adat membuat peta kawasan hutan yang berada di wilayah masyarakathukum adat.
• Pergub Nomor : 16 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemetaan Hutan Masyarakat HukumAdat, Pasal 6 ayat (1), Untuk melaksanakan kegiatan identifikasi dan pengukuran batashutan masyarakat hukum adat dibentuk Tim Identifikasi dan Tim Pengukuran Batas Hutan.Pasal (2), Tim Identifikasi dan Pengukuran Batas Hutan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibentuk oleh Bupati / Walikota dengan keputusan.
Pasal 8, Tim Identifikasi melaksanakan pengumpulan data dan informasi atas masyarakathukum adat setempat, letak dan batas-batas hutan pada beberapa kampung dankepemilikan hutan masyarakat hukum adat.
Regulasi Penetapan Keberadaan Masyarakat Adat (4)• Pergub Nomor : 16 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemetaan Hutan Masyarakat Hukum Adat,
Pasal 11, Pengukuran batas hutan masyarakat hukum adat dilakukan berdasarkan persetujuanmasyarakat hukum adat yang bersangkutan.
Pasal 15, Hasil pengukuran batas dituangkan dalam berita acara dan ditanda tangani olehpengukuran batas bersama masyarakat pemilik hutan masyarakat hukum adat.
Pasal 18, Skala peta yang dipergunakan untuk pemetaan hutan masyarakat hukum adat, yaitu 1: 25.000 dan disesuaikan dengan Panjang batas serta luas wilayah hutan masyarakat hukumadat yang dilakukan pengukuran.
Pasal 21, Peta yang dipergunakan untuk kegiatan pemetaan berupa peta rupa bumi, petatopografi, peta JOG atau PDTK.
Pasal 22 ayat (1), Rangkaian Kegiatan pemetaan hutan masyarakat Hukum Adat dituangkandalam BA Hasil pemetaan, ditanda tangani oleh Panitia Hutan MHA.
Pengukuran Batas Hutan :
✓ Letak/lokasi wilayah hutan masyarakat hukum adat yang diukur dengan diikatkan pada titikpasti/titik control/referensi atau titik markant yang terdekat dan letaknya dilapangan sesuaidengan yang tergambar dalam peta.
✓ Titik pasti/titik refernsi sebagaimana dimaksud antara meliputi titik triangulasi, dopler dan GPS
✓ Titik Markant sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi muara sungai, pertigaanjalan dan jembatan.
✓ Pengukuran sebaaimana dimaksud menggunakan : a. Theodolit, b. GPS, c. Citra satelit.
Regulasi Penetapan Keberadaan Masyarakat Adat (5)
✓ Batas hutan MHA berasal dari batas alam atau dapat diberi tanda berupa pal dari kayu, besi,beton dan pohon batas.
✓ Batas alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa sungai, punggung bukit/gunungdari atau tanda alam lainnya.
✓ Pemetaan MHA, memuat informasi : Nama Masyarakat Hukum Adat, Nama Kawasan Hutan danatau hutan, adminitrasi pemerintahan, realisasi Panjang batas dan luas, Keterangan informasitepi peta sesuai ketentuan, Nama personil tata batas, kolom pengesahan, peta situasi.
Panitia Pemetaan Hutan MHA Tim Identifikasi dan Pengukuran Batas Hutan
Bappeda Kabupaten / Kota Dinas Kehutanan Provinsi
Badan Pertanahan Kab/Kota Dinas Kehutanan Kab/Kota CDK
Dinas-Dinas terkait di Kab/Kota Distrik Setempat
Sub BKSDA Perwakilan Pemerintah Kampung Setempat
Distrik dalam wilayah Kab/kota Perwakilan Masyarakat Pemilik Ulayat
Lembaga Masyarakat Adat Lembaga SM yang berkompeten
Kepala Kampung
Ketua / fungsionaris adat MHA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :P.21/MenLHK/Setjen/Kum.1/4/2019 Tentang Hutan Adat danHutan Hak.
Penetapan Hutan Adat dilakukan melalui permohonan kepadaMenteri oleh pemangku adat.
• Syarat permohonan :
a. Sebagian atau seluruhnya berupa hutan.
b. Terdapat produk hukum daerah : 1. Perda utk Hutan Adatdalam hutan negara ; 2. Perda/Kep. Kada diluar Kawasanhutan negara.
c. Peta wilayah adat lampiran perda/kep. Kada.
d. Surat pernyataan : penegasan wilayah / hutan adat pemohon,persetujuan hutan adat dengan fungsi konservasi, lindung danproduksi.
- Kel, MHA
- Struktur MHA
- Peraturan MHA
- Wilayah MHA Hutan
Adat
a. tatanan hukum adat, struktur
penguasa adat yang masih ditaati
warganya;
b. tata cara pengaturan, penguasaan
dan penggunaan hak ulayat
masyarakat hukum adat dan atau
hak perorangan;
c. penguasa adat yang berwenang
mengatur peruntukan dan
penggunaan serta penguasaan
hak ulayat ;
d. batas-batas wilayah yang diakui
sebagai hak ulayat masyarakat
hukum adat
✓Hasil pengukuran batas dituangkan dalam
berita acara dan ditanda tangani oleh
pengukuran batas bersama masyarakat
pemilik hutan masyarakat hukum adat.;
✓Skala peta yang dipergunakan untuk
pemetaan hutan masyarakat hukum adat, yaitu
1 : 25.000 dan disesuaikan dengan Panjang
batas serta luas wilayah hutan masyarakat
hukum adat yang dilakukan pengukuran ;
✓Peta yang dipergunakan untuk kegiatan
pemetaan berupa peta rupa bumi, peta
topografi, peta JOG atau PDTK.
✓Rangkaian Kegiatan pemetaan hutan
masyarakat Hukum Adat dituangkan dalam BA
Hasil pemetaan, ditanda tangani oleh Panitia
Hutan MHA.
Hutan
Adat
Panitia Penelitian
Keberadaan MHA Penelitian Keberadaan
MHA
Perda / Kep Bupati
Keberadaan MHA
Tim Pemetaan, Ident &
Pengukuran Batas Hutan
Pengukuran Batas
Hutan Adat
BAP dan Pengukuran
Batas Hutan Adat
Permohonan Hutan
Adat
Verifikasi Hutan
Adat
Penetapan Hutan
Adat
Penetapan Bupati Panitia Penelitian Penetapan Bupati
Penetapan BupatiPenitiaTata Batas HutanPenitiaTata Batas Hutan
Pemohon Tim Verifikator Mentei LHK
Perdasus No. 23 Tahun 2008
Perdasus No. 21 Tahun 2008
Pergub No. 16 Tahun 2010
PermenLHK No. 21 Tahun
2019
Surat Gubernur Papua Ke Kabupaten /Kota Terkait Tim Pemetaan Hutan Adat
21
22
23
TERIMA KASIH