pemimpin wanita dalam tinjauan islam

9

Click here to load reader

Upload: abu-abdirrahman

Post on 14-Jun-2015

1.724 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

1

Pemimpin Wanita dalam Tinjauan Islam

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa sallam.

Mungkin sebagian orang masih ragu mengenai masalah ini. Ada yang masih ngotot bahwa pemimpin

boleh-boleh saja dari kaum wanita. Bupati, Gubernur dan Presiden boleh saja dari wanita. Namun tentu

saja yang menjadi hakim dalam pro-kontra yang ada adalah bukanlah hawa nafsu. Kalau dengan hawa

nafsu, maka semua akan berbicara seenaknya berbicara sendiri. Allah dan Rasul-Nya lah sebaik-baik

hakim dalam masalah ini.

Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini kami ingin meluruskan persepsi sebagian orang mengenai hal ini.

Namun, kami bukan maksud membela golongan tertentu atau meremehkan mereka. Tidak sama sekali.

Yang kami sajikan hanyalah perkataan Allah dan Rasul-Nya (dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu

’alaihi wa sallam), bukan pendapat si A dan si B yang bisa saja salah. Semoga Allah memberi taufik pada

siapa saja yang membaca tulisan ini.

Dalam Al Qur’an, Kaum Laki-laki adalah Pemimpin bagi Kaum Wanita

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

أيىانهى فبنصبنذبد قبزبد دبفظبد ب أفقىا ي ثعضهى عه ثعض وث ب فضم انه عه انسبء ث انشجبل قىايى أطعكى فهب رجغىا فإ ضبجع واضشثى في ان جشو وا فعظى شىص وانهبري رخبفى ب دفظ انه نهغيت ث

عهيب كجريا كب انه سجيهب إ عهيه

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian

mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan

sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi

memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur

mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan

untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. An Nisaa' : 34)

Page 2: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

2

Bagaimana maksud ayat ini menurut para ulama yang mendalam ilmunya?

Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim mengatakan mengenai ’ar rijaalu qowwamuna ’alan nisaa’, maksudnya

adalah laki-laki adalah pemimpin wanita. (Ad Darul Mantsur, Jalaluddin As Suyuthi)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Laki-lakilah yang seharusnya mengurusi kaum wanita. Laki-laki

adalah pemimpin bagi kaum wanita, sebagai hakim bagi mereka dan laki-lakilah yang meluruskan

apabila wanita menyimpang dari kebenaran. Lalu ayat (yang artinya), ’Allah melebihkan sebagian mereka

dari yang lain', maksudnya adalah Allah melebihkan kaum pria dari wanita. Hal ini disebabkan karena laki-

laki adalah lebih utama dari wanita dan lebih baik dari wanita. Oleh karena itu, kenabian hanya khusus

diberikan pada laki-laki, begitu pula dengan kerajaan yang megah diberikan pada laki-laki. Hal ini

berdasarkan sabda Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, ”Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka

menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dari hadits

'Abdur Rohman bin Abu Bakroh dari ayahnya. (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim pada tafsir surat An Nisaa’

ayat 34)

Asy Syaukani rahimahullah juga mengatakan bahwa maksud ’qowwamuna’ dalam ayat ini: laki-laki

seharusnya yang jadi pemimpin bagi wanita. (Fathul Qodir pada tafsir surat An Nisaa’ ayat 34)

Syaikh 'Abdur Rahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah berkata, "Kaum prialah yang mengurusi kaum

wanita agar wanita tetap memperhatikan hak-hak Allah Ta'ala yaitu melaksanakan yang wajib,

mencegah mereka dari berbuat kerusakan. Kaum laki-laki (baca: suami) berkewajiban pula mencari

nafkah, pakaian dan tempat tinggal bagi kaum wanita." (Taisir Karimir Rahman)

Dalam surat An Nisaa’ ayat 34 juga terdapat dalil lain yang menunjukkan bahwa laki-laki adalah

pemimpin wanita yaitu pada ayat:

سجيهب أطعكى فهب رجغىا عهيه فإ

”Kemudian jika mereka (para istri) mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

menyusahkannya.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa istri harus menaati suaminya, bukan sebaliknya suami harus mentaati

istri. (Tafsir Al Qur’an Lil Utsaimin, 5/81, Mawqi’ Al ’Allamah Al Utsaimin)

Jika laki-laki adalah pemimpin bagi wanita dalam rumah tangga yang lingkupnya lebih kecil, bagaimana

mungkin wanita dibolehkan jadi pemimpin bagi desa, kecamatan, kabupaten, propinsi apalagi negara!!

Banyak Ayat Lain dalam Al Qur’an yang Mendukung Hal Ini

Pertama; Allah melebihkan derajat laki-laki daripada wanita

Page 3: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

3

عضيض دكيى دسجخ وانه ونهشجبل عهيه

"Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Baqarah: 228)

Kedua; Para Nabi dan Rasul adalah laki-laki.

م انقشي أ قجهك إنب سجبنب ىدي إنيهى ي ويب أسسهب ي

"Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya

diantara penduduk negeri." (QS. Yusuf : 109)

Ketiga; Para istri Nabi berada di bawah kekuasaan para Nabi.

ب ب فهى يغيب عه فخبزب عجبدب صبنذي ي كفشوا ايشأح ىح وايشأح نىط كبزب رذذ عجذي يثهب نهزي ضشة انه شيئب وقيم ادخهب انبس يع انذاخهني انه ي

"Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada

di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu

berkhianat kepada suaminya (masing-masing)." (QS. At Tahrim : 10)

Kata-kata di bawah dalam ayat ini menunjukkan bahwa wanita itu dipimpin, bukan yang memimpin.

Ketentuan ini bukan hanya syari’at Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, namun juga ini adalah

ketentuan nabi terdahulu yaitu Nabi Nuh ’alaihis salam.

Keempat; Warisan laki-laki setara dengan dua wanita.

في أونبدكى نهزكش يثم دظ انأثيي يىصيكى انه

"Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang

anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan" (QS. An Nisa' : 11)

Saksi laki-laki setara dengan dua wanita (dalam transaksi finansial bukan dalam semua persaksian),

sebagaimana firman-Nya yang artinya,"Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki

(di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari

saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya." (QS. Al

Baqarah : 282)

5 Bukti: Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam Menetapkan bahwa Kaum Laki-laki Seharusnya Yang

Memimpin

Page 4: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

4

Bukti pertama; Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat pemimpin (amir) dari kaum

wanita.

Bukti kedua; Imam shalat tidak pernah seorang wanita, tetapi seorang laki-laki. Bahkan beliau

shollallohu 'alaihi wa sallam ketika sakit tidaklah menyuruh istrinya untuk menjadi imam.

Bukti ketiga; Hak laki-laki lebih mulia daripada wanita.

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

رسجذ نضوجهب شأح أ يسجذ ألدذ أليشد ان نى كذ آيشا أدذا أ

"Andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada yang lain, tentu akan kuperintahkan

wanita sujud kepada suaminya." (HR. Tirmidzi no. 1159. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini

shohih)

Bukti keempat; Wanita harus izin kalau ingin puasa sunnah. Hal ini ditegaskan dari hadits Abu Hurairah

radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam barsabda,

ال حيم نهشأح أ رصىو وصوجهب شبذ إال ثأر

"Hendaklah wanita tidak berpuasa (sunnah) apabila suaminya ada di rumah selain dengan seizin

suaminya."(HR. Bukhari). Pesan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ini ditujukan kepada sang isteri

bukan kepada suami, karena suami adalah pemimpin.

Bukti kelima; Laki-laki wajib ditaati, sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah

shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

الئكخ دز رصجخ عهيهب نعزهب ان فجبد غضجب فهى رأر إن فشاش إرا دعب انشجم ايشأر

"Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya enggan mendatanginya,

sehingga suaminya tidur dalam keadaan marah, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi

hari." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa suami punya hak memerintah isterinya

karena suami adalah pemimpin.

Bukti lain dari sejarah Islam adalah bahwa semua para Rasul dan Nabi adalah laki-laki, begitu juga semua

khalifah ada laki-laki dan pemimpin pasukan tempur untuk melawan musuh juga seorang laki-laki.

Mengapa Wanita Bukan Pemimpin?

Alasan Pertama; Pemimpin wanita pasti merugikan

Page 5: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

5

Abu Bakrah berkata,

ا بهغ رسىل انهه أهم فارس قد يهكىا عهيهى بنت كسري قال - صه اهلل عهيه وسهى - ن يفهح قىو » أ ن «ونىا أيرهى ايرأة

"Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa bangsa Persia mengangkat

putri Kisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ”

Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada

wanita”. " (HR. Bukhari no. 4425)

Dari hadits ini, para ulama bersepakat bahwa syarat al imam al a’zhom (kepala negara atau presiden)

haruslah laki-laki. (Lihat Adhwa’ul Bayan, 3/34, Asy Syamilah)

Al Baghowiy mengatakan dalam Syarhus Sunnah (10/77) pada Bab ”Terlarangnya Wanita Sebagai

Pemimpin”:

”Para ulama sepakat bahwa wanita tidak boleh jadi pemimpin dan juga hakim. Alasannya, karena

pemimpin harus memimpin jihad. Begitu juga seorang pemimpin negara haruslah menyelesaikan urusan

kaum muslimin. Seorang hakim haruslah bisa menyelesaikan sengketa. Sedangkan wanita adalah aurat,

tidak diperkenankan berhias (apabila keluar rumah). Wanita itu lemah, tidak mampu menyelesaikan

setiap urusan karena mereka kurang (akal dan agamanya). Kepemimpinan dan masalah memutuskan

suatu perkara adalah tanggung jawab yang begitu urgent. Oleh karena itu yang menyelesaikannya

adalah orang yang tidak memiliki kekurangan (seperti wanita) yaitu kaum pria-lah yang pantas

menyelesaikannya.”

Alasan Kedua; Wanita kurang akal dan agama

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

إدذاك ت نهت انشجم انذبصو ي أر بقصبد عقم ودي يب سأيذ ي

"Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-

laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita." (HR. Bukhari no. 304)

Apa yang dimaksud dengan kurang akal dan agamanya?

Ada yang menanyakan kepada Syaikh ’Abdul Aziz bin ’Abdillah bin Baz: Saya seringkali mendengar

hadits ”wanita itu kurang akal dan agamanya.” Dari hadits ini sebagian pria akhirnya menganiaya para

wanita. Oleh karena itu –wahai Syaikh- kami memintamu untuk menerangkan makna hadits ini.

Adapun makna hadits Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam:

Page 6: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

6

يب سأيذ ي بقصبد عقم ودي أغهت نهت انشجم احلبصو ي إدذاك فقيم يب سسىل اهلل يب قصب عقههب ؟ قبل أنيسذ شهبدح املشأرني ثشهبدح سجم ؟ قيم يب سسىل اهلل يب قصب ديهب ؟ قبل أنيسذ إرا دبضذ مل رصم ومل رصى

؟

"Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-

laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita.” Lalu ada yang menanyakan kepada

Rasulullah, ”Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud kurang akalnya?” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam

pun menjawab, ”Bukankah persaksian dua wanita sama dengan satu pria?” Ada yang menanyakan lagi,

”Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kurang agamanya? ” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam

pun menjawab, ”Bukankah ketika seorang wanita mengalami haidh, dia tidak dapat melaksanakan shalat

dan tidak dapat berpuasa?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kurang akalnya

adalah dari sisi penjagaan dirinya dan persaksian tidak bisa sendirian, harus bersama wanita lainnya.

Inilah kekurangannya, seringkali wanita itu lupa. Akhirnya dia pun sering menambah-nambah dan

mengurang-ngurangi dalam persaksiannya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,

ب رضم إدذا انشهذاء أ ي رشضى ي فشجم وايشأرب نى يكىب سجهي سجبنكى فإ ي واسزشهذوا شهيذيب انأخشي فززكش إدذا

“Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang

lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika

seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.” (QS. Al Baqarah: 282)

Yang dimaksud dengan kurangnya agama adalah ketika wanita tersebut dalam kondisi haidh dan nifas,

dia pun meninggalkan shalat dan puasa, juga dia tidak mengqodho shalatnya. Inilah yang dimaksud

kurang agamanya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 4/292)

Alasan Ketiga; Wanita ketika shalat berjama'ah menduduki shaf paling belakang

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ب أونهب ب وشش ب وخيش صفىف انسبء آخش ب آخش خيش صفىف انشجبل أونهب وشش

"Sebaik-baik shof untuk laki-laki adalah paling depan sedangkan paling jeleknya adalah paling belakang,

dan sebaik-baik shof untuk wanita adalah paling belakang sedangkan paling jeleknya adalah paling

depan." (HR. Muslim no. 440)

Alasan Keempat; Wanita tidak dapat menikahkan dirinya sendiri, tetapi harus dengan wali

Page 7: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

7

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ال كبح إال ثىن

"Tidak ada nikah kecuali dengan wali." (HR. Abu Daud no. 2085, Tirmidzi no. 1101 dan Ibnu Majah no.

1880. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Alasan Kelima; Wanita menurut tabiatnya cenderung pada kerusakan

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

، وإ كسشر جذ رقي ر ء ف انضهع أعال ، فإ أعىج ش ضهع ، وإ ي خهق واسزىصىا ثبنسبء خيشا ، فإه نى يضل أعىج فبسزىصىا ثبنسبء خيشا رشكز

"Bersikaplah yang baik terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Bagian

yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian atasnya. Jika engkau memaksa untuk

meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu

bengkok, maka bersikaplah yang baik terhadap wanita." (HR. Bukhari no. 5184)

Alasan Keenam; Wanita mengalami haidh, hamil, melahirkan, dan menyusui

Allah Ta'ala berfirman,

أ بل أجهه وأونبد انأد ثهبثخ أشهش وانهبئي نى يذض اسرجزى فعذره سبئكى إ ذيض ي ان ي وانهبئي يئس يسشا أيش ي يجعم ن يزق انه وي هه د يضع

"Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika

kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula)

perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu

ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya

Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. Ath Tholaq : 4)

Jika datang waktu seperti ini, maka di mana tanggung jawab wanita sebagai pemimpin?

Alasan Ketujuh; Wanita mudah putus asa dan tidak sabar

Kita telah menyaksikan pada saat kematian dan datangnya musibah, seringnya para wanita melakukan

perbuatan yang terlarang dan melampaui batas seperti menampar pipi, memecah barang-barang, dan

membanting badan. Padahal seorang pemimpin haruslah memiliki sifat sabar dan tabah.

Page 8: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

8

Di Mana Kepemimpinan Wanita?

Wanita hanya diperbolehkan menjadi pemimpin di rumahnya, itu pun di bawah pengawasan suaminya,

atau orang yang sederajat dengannya. Mereka memimpin dalam hal yang khusus yaitu terutama

memelihara diri, mendidik anak dan memelihara harta suami yang ada di rumah. Tujuan dari ini semua

adalah agar kebutuhan perbaikan keluarga teratasi oleh wanita sedangkan perbaikan masyarakat

nantinya dilakukan oleh kaum laki-laki. Allah Ta'ala berfirman,

ب يشيذ انه إ وسسىن انه انصهبح وآرني انضكبح وأطع هيخ انأون وأق رجشج انجب ونب رجشج في ثيىرك وقشم انجيذ ويطهشكى رطهريا ت عكى انشجس أ نيز

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-

orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan

kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al Ahzab: 33)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

سعيزهب يسئىنخ ع شأح ف ثيذ صوجهب ساعيخ و وان

"Dan wanita menjadi pemimpin di rumah suaminya, dia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai

orang yang diurusnya." (HR. Bukhari no. 2409)

Kita hendaknya menerima ketentuan Allah yang Maha Bijaksana ini. Bukanlah Allah membendung hak asasi

manusia, tetapi Dialah yang mengatur makhluk-Nya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan

kebahagiaannya masing-masing.

Masih Ngotot Adanya Persamaan Gender

Syaikh Bakar Abu Zaid berkata,

"Masing-masing wajib mengimani dan menerima bahwa harus ada perbedaan antara laki-laki dan

wanita, baik dari segi lahir dan batin, menurut tinjauan syari'at Islam. Masing-masing harus ridho dengan

taqdir Allah dan syari'at Islam. Perbedaan ini adalah semata-mata menuju keadilan, dengan perbedaan

ini kehidupan bermasyarakat menjadi teratur.

Tidak boleh masing-masing berharap memiliki kekhususan yang lain, sebab akan mengundang

kemarahan Allah, karena masing-masing tidak menerima ketentuan Allah dan tidak ridho dengan hukum

dan syari'at-Nya. Seorang hamba hendaknya memohon karunia kepada Rabbnya. Inilah adab syari'at

Islam untuk menghilangkan kedengkian dan agar orang mukmin ridha dengan pemberian Allah. Oleh

Page 9: Pemimpin Wanita Dalam Tinjauan Islam

Rumaysho.com Suatu Bangsa Tidak Akan Bahagia Jika Dipimpin Wanita

9

karena itu, Allah berfirman di dalam surat An Nisaa' ayat 32 yang maksudnya adalah kita dilarang iri

dengan kedudukan orang lain.

Selanjutnya, jika hanya berharap ingin meraih sifat lain jenis dilarang di dalam Al Qur'an, maka

bagaimana apabila mengingkari syari'at Islam yang membedakan antara laki-laki dan wanita, menyeru

manusia untuk menghapusnya, dan menuntut supaya ada kesamaan antara laki-laki dan wanita, yang

sering disebut dengan istilah emansipasi wanita. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah teori sekuler,

karena menentang taqdir Allah ...." (Hirosatul Fadhilah)

Sadarlah!

Inilah ketentuan di dalam Islam. Tentunya bila dilaksanakan, kebaikan dan kejayaan akan diraih kaum

muslimin sebagaimana yang pernah dialami para Rasul, para sahabatnya, dan generasi sesudahnya.

Tetapi jika peraturan ini dilanggar, jangan berharap perdamaian di dunia apalagi kenikmatan di akhirat.

Tetapi lihatlah perzinaan dan fitnah wanita serta kehancuran aqidah, ibadah, akhlaq, dan ekonomi yang

ini tidak bisa kita tutupi lagi, belum lagi besok di alam kubur, belum lagi di alam akhirat.

Ya Allah, tunjukilah kami (dengan izin-Mu) pada kebenaran dari apa-apa yang kami perselisihkan di

dalamnya. Sesungguhnya Engkaulah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke

jalan yang lurus.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shalallahu ’ala nabiyyina Muhammad wa ’ala alihi

wa shohbihi wa sallam.

****

Wisma MTI, 11 Rabi’ul Akhir 1430 H

Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com