pemphigus vulgaris
DESCRIPTION
pemphigus VulgarisTRANSCRIPT
PEMPHIGUS VULGARIS
PENDAHULUAN
Pemphigus berasal dari bahasa yunani yaitu kata pemphix yang artinya
gelembung atau bula, pemhigus vulgaris adalah penyakit autoimune berupa bula
yang bersifat kronik, dapat mengenai membran mukosa maupun kulit dan
ditemukannya antibodi IgG yang bersirkulasi dan terikat pada permukaan sel
karatimosit, menyebabkan tingbulnya suatu reaksi pemisahan sel-sel epidermis
diakibatkan karena tidak adanya kohesi antara sel-sel epidermis, proses ini disebut
akantolisis dan akhirnya terbentuknya bula di suprabasal.
A. PENGERTIAN
Pemfigus vulgaris adalah dermatitis vesikulobulosa reuren yang
merupakan kelainan herediter paling sering pada aksila, lipat paha, dan leher
disertai lesi berkelompok yang mengadakan regresi sesudah beberapa minggu atau
beberapa bulan (Dorland, 1998).
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit serius pada kulit yang ditandai
dengan timbulnya bulla (lepuh) dengn berbagai ukuran (misalnya 1-10 cm) pada
kulit yang tampak normal dan membrane ukosa (misalnya mulut dan vagina)
(Brunner, 2002)
Pemfigus adalah kumpulan penyakit kulit autoimun terbuka kronik,
menyerang kulit dan membran mukosa yang secara histologik ditandai dengan
bula intra spidermal akibat proses ukontolisis (pemisahan sel-sel intra sel) dan
secara imunopatologi ditemukan antibody terhadap komponen dermosom pada
permukaan keratinosis jenis Ig I, baik terikat mupun beredar dalam sirkulasi darah
( Djuanda:2001, hal :186)
Pemfigus adalah penyakit kulit yang ditandai dengan timbulnya sebaran
gelembung secara berturut-turut yang mengering dengan meninggalkan bercak-
bercak berwarna gelap, dapat diiringi dengan rasa gatal atau tidak dan umumnya
mempengaruhi keadaan umum si penderita. (Laksman: 1999, hal:261).
Pemfigus vulgaris adalah salah satu penyakit autoimun yang menyerang
kulit dan membrane mukosa yag menyebabkan timbulnya bula atau lepuh
biasanya terjadi di mulut, idung, tenggorokan, dan genital
(www.pemfigus.org.com)
Pada penyakit pemfigus vulgaris timbul bulla di lapisan terluar dari
epidermis klit dan membrane mukosa. Pemfigus vulgaris adalah “autoimmune
disorder” yaitu system imun memproduksi antibody yang menyerang spesifik
pada protein kulit dan membrane mukosa. Antibodi ini menghasilkan reaks yang
menimbulkan pemisahan pada lapisan sel epidermis (akantolisis) satu sama lain
karena kerusakan atau abnormalitas substansi intrasel. Tepatnya perkembangan
antibody menyerang jaringan tubuh (autoantibody) belum diketahui.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti pemphigus vulgaris tidak diketahui, dimana terjadinya
pembentukan IgG, beberapa faktor potensial relevan yaitu :
1. Faktor genetik : molekul majorhistocompatibility compex (MHC)
kelas II berhubungan dengan human leukocyte antigen DR$ dan
human leukocyte antigen DRw6
2. Pemphigus sering terdapat pada pasien dengan penyakit autoimune
yang lain, terutama pada myasthemia gravis thymoma
3. D-Penicillemine dan captopril dilaporkan dapat menginduksi
terjadinya pemphigus (jarang)
C. FISIOLOGI
Histopatologis
Biopsi kulit dilakukan dengan cara punch biopsi pada bula yang baru
timbul atau pada kulit yang berdekatan dengan bula
Perubahan awal ditandai dengan pembengkakan intersellular dan
hilangnya hubungan antara sel-sel epidermis yang disebut akantolisis, hal
ini menyebabkan terbentuknya celah dan akhirnya membentuk bula di
suprabasal.
Sel basal walapun terpisah satu dengan yang lainya yang disebabakan oleh
hilangnya jembatan antara sel, tetap melekat pada epidermis (baswmwnt
membran seperti sumsum batu nisan (row of tombstones)
Didalam rongga bula mengandung sel akantolisis yang dapat dilihat
dengan pemeriksaan sitologi yaitu tzanck smear (pewarna giemsa), yang
diambil dari dasar bula atau erosi pada mulut, sel yang akantolisis
mempunyai inti yang kecil dan hiperkromatik, sitoplasmanya sering
dikeulingi halo.
Pada perbatasan epidermis adakalanya menunjukan spongiosis dengan
eosinofil yang amsuk kedalam epidermis disebut eosinophilic spongiotic.
Imminopatologi
- Immunofluorescen langsung
Menunjukan endapan antibodi IgG, C3, di substansi interselluler
epidermis
- Immunofluorescen tidak langsung
Serum ; dideteksi sirkulasi antibodi IgGinterseluler, terdapat pada 80-
90% penderita
D. FATOFISIOLOGI
Temuan histologis khas pada bentuk pemfigus ini adalah pembentukan
pelepuhan intraepidermal sebagai akibat dari hilangnya perlekatan sel-sel
dari keratinosit (acantholysis) tanpa nekrosis keratinosit. Sedangkan
acantholysis biasanya terjadi tepat di atas lapisan sel basal (acantholysis
suprabasilar), pemisahan intraepithelial terkadang bisa lebih tinggi dalam
stratum spinosum. Beberapa keratinosit acantholysis serta kelompok sel-
sel epidermal sering ditemukan pada rongga pelepuhan. Walaupun sel-sel
basal kehilangan kontak desmosomal lateral dengan tetangganya, mereka
mempertahnakan perlekatannya ke membran dasar melalui
hemidesmosom, sehingga memberikan kenampakan seperti “baris batu-
nisan”.
Proses acantholysis bisa melibatkan folikel-folikel rambut. Garis batas
dermal papillary biasanya terjaga, dan seringkali, papillae menonjol ke
dalam rongga pelepuhan. Rongga pelepuhan bisa mengandung beberapa
sel inflammatory, utamanya eosinofil, dan dalam dermis terdapat infiltrat
sel mononuklear perivaskular sedang dengan eosinofil yang jelas. Pada
sedikit kasus, temuan histologis pertama terdiri dari spongiosis eosinofilik,
dimana eosinofil-eosinofil menginvasi epidermis spongiotik dengan
sedikit atau tapa bukti acantholysis.
Penting untuk mengambil biopsy dari lesi awal untuk memastikan
diagnosis yang tepat karena pelepuhan pemfigus meletus dengan mudah.
Pada pasien yang hanya memiliki lesi oral, sebuah biopsy harus diambil
dari batas aktif sebuah area gundul (tanpa rambut) karena pelepuhan utuh
mudah ditemukan. Pemeriksaan sitologi (hapusan Tzank) bermanfaat
untuk penunjukan sel-sel epidermal acantholytic secara cepat dalam
rongga pelepuhan. Akan tetapi, uji ini semata-mata merupakan sebuah alat
diagnostik pendahuluan, dan tidak boleh menggantikan pemeriksaan
histologis karena keratinosit acantholytic terkadang ditemukan pada
berbagai vesilobullous acantholytic atau penyakit pustular sebagai akibat
dari acantholysis sekunder.
Pada pemfigus vegetan, acantholysis suprabasilar terlihat, disamping
papillomatosis dan acanthosis. Secara khas, ada infiltrat sel inflamatory
yang intensif mengandung berbagai eosinofil, dan mikroabscess
intraepidermal sering terlihat
E. KOMPLIKASI
Secondary infection
Salah satunya mungkin disebabkan oleh sistemik atau local pada
kulit. Mungkin terjadi karena penggunaan immunosupresant dan
adanya multiple erosion. Infeksi cutaneus memperlambat
penyembuhan luka dan meningkatkan resiko timbulnya scar.
Malignansi dari penggunaan imunosupresif
Biasanya ditemukan pada pasien yang mendapat terapi
immunosupresif.
Growth retardation
Ditemukan pada anak yang menggunakan immunosupresan dan
kortikosteroid.
Supresi sumsum tulang
Dilaporkan pada pasien yang menerima imunosupresant. Insiden
leukemia dan lymphoma meningkat pada penggunaan imunosupresif
jangka lama.
Osteoporosis
Terjadi dengan penggunaan kortikosteroid sistemik.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Erosi kulit yang luas, kehilangan cairan serta protein ketika bulla
mengalami rupture akan menyebabkan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Kehilangan cairan dan natrium klorida ini
merupakan penyebab terbanyak gejala sistemik yang berkaitan
dengan penyakit dan harus diatasi dengan pemberian infuse larutan
salin. Hipoalbuminemia lazim dijumpai kalau proses mencapai kulit
tubuh dan membrane mukosa yang luas.
F. MANIFESTASI KLINIK
- Keadaan umunya klien jelek
- Membran mukosa
Lesi pada pemphigus vulgaris pertamakali berkembang pada
membaran mukosa terutama pada mulut, yang terdapat pada 50-70%
pasien. Bula yang utuh jarang ditemukan pada mulut disebabkan bula
mudah pecah dan dapat timbul erosi.
Pada umumnya erosi terdapat pada buccal, ginggiva, palatum, denan
bentuk yang tidak teratur, sakit dan lambat untuk menyembuh. Erosi
dapat meluas ke laring yang menyebabkan sakit tenggorokan dan pada
pasien kesulitan untuk menelan/ makan ataupun minum. Permukaan
mukosa lain yang dapat terlibat yaitu konjung tiva, esovagus, labia,
vagina, cervik, venis, urethra, dan anus.
- Kulit
Kelainan kulit dapat bersifat lokal ataupun generalisata, terasa panas,
sakit tanpa disertai pruritus dan tempat predileksinya adalah badan,
umbilicus, kulit kepala, wajh, ketiak, daerah yang terkena tekanan dan
lipatan paha
Timbul pertama kalai berupa bula yang lembek (berdinding kendur)
berisi cairan jernih pada kulit normal atau denan dasar erithematous.
Bula mudah pecah dan yang utuh jarang dijumpai disebabkan atap
bula terdiri dari sebagian kecil bagian atas epidermis. Kemusian
timbul erosi yang sakit, mudah berdarah dan cenderung meluas,
kemudian erosi ditutupi krusta yang menyebabkan lambat untuk
menyembuh. Lesi yang menyembuh meninggalkan daerah
hiperpigmentasi tampa terjadi parut.
Pada bula yang aktif dapat ditemukan nikolsky sing yang
menggambarkan tidak adanya kohesi antara sel-sel epidermis yaitu
dengan cara :
o Menekan dan menggeser kulit diantara dua bula dengan ujung
jari, mengakibatkan kulit yang terlihat normal akan terkelupas
o Menekan diatas bula dengan ujung jari, akibatnya cairan akan
melebar dari tempat penekanan disebut bulla spread phanomenon
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Klinis anamnesis dan pemeriksaan kulit : ditemukan bula
Laborat darah : hipoalbumin
Biopsi kulit : mengetahui kemungkinan maligna
Test imunofluorssen : didapat penurunan imunoglobulin
H. DIAGNOSA BANDING
Pemhigus vulgaris dapat di diagnosa banding dengan :
- Pemfigoid bulosa
Letak bula : subepidermal
Immunofluorecen : IgG berbentuk seperti pita di membran basalis
- Dermatits herpetiformis
Letak vesikel : subepidermal
Immunofluorescen : IgA berbentuk granular di papilla dermis.
I. PENATALAKSANAAN
1. Obat utama kortikosteroid, prednisone 60-150 mg/hari atau
deksametason dosis tinggi IM atau IV. Setelah ada perbaikan, dosis
diturunkan secara logaritmik. Antibiotik spectrum spectrum luas
untuk melindungi dari infeksi.
2. Alternatif lain berupa kombinasi kortikosteroid dengan
imunostatik, misalnya prednisone 50-100 mg/hari dengan
siklofosfamida 100-500 mg/hari. Maksut dari kombinasi ini adalah
agar dosis kortikosteroid tidak terlalu tinggi sehingga efek samping
dapat dicegah.
3. Keseimbangan cairan tubuh diperhatikan
J. PROGNOSIS
Pemphigus vulgaris tersebut diseluruh dunia, dapat mengenai
semua ras, frekuensi hampir sama pada laki-laki dan perempuan.
Pemphigus vulgaris merupakan bentuk yang sering dijumpai kira-kira 70%
dari semua kasus pemphigus, biasanya pada usia 50-60 tahun dan jarang
pada ank-anak, insiden pemphigus vularis bervalesi antara 0,5-3,2 kasus
per 100.000 dan pada keturunan yunani khususnya ashkenazi jewish
insidennya meningkat.
Anti bodi IgG mengikat pemphigus vulgaris antigen yaitu
desmoglain 3 pada permukaan sel karatinosit, mengakibatkan terbentuk
dan dilepaskannya plasminogen activator sehingga berubah plasminogen
menjadi plasimin. Plasmin yang terbentuk menyebabkan keruskan
desmosom sehingga terjadi penarikan tonofilamen dari sitoplasma
karatinosit, akibatnya terjadi pemisahan sel-sel karatinosit (tidak adanya
kohesi antara sel-sel) proses ini disebut akantilosis. Kemudian terbentuk
celah di suprabasal dan akhirnya terbentuk bula yang sebenarnya.
Atlas Berwarna saripati penyakit kulit / penulis, R. S. Siregar ; editor penyelaras,
Arcci Pradessatama.- Ed. 3 – Jakarta :EGC, 2014