penakwilan ayat dan hadits dalam matsnawi
TRANSCRIPT
Dalam penakwilan ayat dan hadits, Maulana Rumi tidak terpaku pada makna dan tafsir sebagaimana yang terlihat dalam karya tafsir. Ia lebih menfokuskan penakwilannya kepada penakwilan mistik, sesuai dengan paradigma pemikirannya yaitu paradigma mistikal atau sufisktik.
Keterpesonaan Cinta akan melihat zamrud
bagai bawang perai , inilah makna ‘Lā’
Duhai pencari perlindungan ! Makna ‘Tiada tuhan kecuali Dia’ adalah Bahwa bulan dalam pandanganmu akan
terlihat bagai pot hitam.
( Matsnawi Maknawi; Bag 3, Bait 867-868)
Takwil lā ilāha illallah
Rumi memberikan satu bentuk
penawilan kalimat lā ilāha illallah dengan makna ‘keterpesonaan cinta’. Maksudnya manusia dihadapan Sang Kekasih Sejati tak akan memberi ruang kehadiran cinta yang lain, bahkan hingga sampai pada puncaknya keindahan manifestasinya tak lagi berarti baginya, sebab keindahan hanya diri-Nya bukan yang lain termasuk manifestasi-Nya.
~Keagungan cinta karena menjadikan keinginan
manusia bertambah, ~Cinta yang bertambah, membuat manusia zalim
dan jahil, ~Manusia jahil, khususnya dalam pemburuan cinta,
~Bagai seekor kelinci yang berharap memeluk singa.
~Jika kelinci tahu dan melihat singa, kapankah ia akan berharap memeluknya?
( Matsnawi; Bag 3, Bait 4672-4674)
Takwil zalūman jahūla (al-ahzab;72)
Menurut Rumi keinginan
manusia yang begitu besar terhadap cinta akan mengakibatkan zalim dan jahil terhadap dirinya. Kezaliman dan kejahilannya oleh karena manusia tidak mengetahui bahwa akibat dari cinta adalah kesedihan dan penderitaan.
~Jangan sebut-sebut tentang cinta
wathan, biarkanlah! ~Karena ketahuilah, wathan sejati
disana, bukan disini. ~Jika kau ingin sampai ke wathan sana,
~Pahamilah dengan baik perkataan yang benar ini.
( Matsnawi; Bag 4, bait 2211-2212)
Hadits “cinta tanah leluhur bagian dari
iman”
~Saat anda takbir, bagai qurban telah sirna
dari alam ini, ~Wahai Imam Solat! Inilah makna takbir,
“Tuhanku, kami adalah qurban dihadapan singgasanamu”
~Disaat menyembelih hewan qurban, anda mengatakan Allahu Akbar,
~Dalam mengurbankan jiwa pun, hendaknya anda ucapkan “Allahu Akbar.”
Takwil takbiratul ihram
Persoalan takbiratul ihram bagi Rumi setelah ditakwil tidak hanya dimaknai sebagai awal solat namun dimaknai juga sebagai suatu bentuk kefanaan dihadapan Ilahi dan juga dominasi ruh terhadap nafsu hewaniyah.
Karena dirimu beranjak menuju benda materi,Bagaimana mungkin engkau mengetahui jiwa
benda-benda? Beranjaklah dari alam materi menuju alam jiwa,Agar engkau mendengar kebisingan alam semesta,Tasbih benda-benda akan engkau dengar begitu jelas di telingamu,Dan tak lagi mesti kau ragukan penakwilanmu,
Takwil Tasbih Seluruh Alam Semesta
Karena jiwamu tak punya pelita cahaya,
Itulah sebabnya dirimu mencari-cari takwil dalam memahaminya.
Sehingga kau mengatakan, manamungkin benda-benda itu benar-benar bertasbih?
Setiap orang mengaku telah memahami tasbihnya,
Tak sadar hanya imajinasi semata.(Matsnawi: Bag 3, Bait 1020-1024)