penambahan tepung daun indigofera zollingeriana (miquel ...digilib.unila.ac.id/58463/3/3. skripsi...
TRANSCRIPT
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN Indigofera zollingeriana (Miquel, 1855)
DALAM PAKAN KOMERSIL UNTUK PENINGKATAN WARNA IKAN
RAINBOW KURUMOI Melanotenia parva, (Webber, 1907)
(Skripsi)
Oleh
MUHAMAD RIO MARYANTO
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
THE EFFECT OF SHOOT FLOUR Indigofera zollingeriana (Miquel, 1855)
IN COMMERCIAL FEED FOR IMPROVING COLOR OF LAKE
KURUMOI RAINBOWFISH Melanotenia parva (Webber, 1907)
ABSTRACT
Lake Kurumoi rainbowfish is one of the original Indonesian ornamental
fish which has beautiful colors and high economic value. The color can be
improved and maintained its quality, one of which is through feed nutrition
engineering. Indigofera is a plant that has high nutrition, with protein content
reaches to 31.31% and carotenoids of 507.6 mg/g. Carotenoids play a role in
improving the color quality of fish. This study aims to find out the effect of
indigofera shoot flour addition in commercial feed on color enhancement in
rainbow fish. The experimental design used was a completely randomized design
with four treatments and three replications with the proportion of indigofera shoot
flour A (0%), B (5%), C (10%), D (15%). The parameters observed included
histology test, measurement using M-TCF, AHP test, measurement of length,
temperature, PH, and DO. The results showed that the best addition of indigofera
shoot flour for color enhancement in rainbow fish was found in treatment C
(10%).
Keywords: Carotenoids, color, indigofera, lake kurumoi rainbowfish
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN Indigofera zollingeriana (Miquel, 1855)
DALAM PAKAN KOMERSIL UNTUK PENINGKATAN WARNA IKAN
RAINBOW KURUMOI Melanotenia parva (Webber, 1907)
ABSTRAK
Ikan rainbow kurumoi merupakan salah satu ikan hias air tawar asli
Indonesia yang memiliki warna indah sehingga memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Warna ikan hias dapat ditingkatkan dan dipertahankan kualitasnya salah
satunya melalui rekayasa nutrisi pakan. Indigofera merupakan tumbuhan yang
memiliki nutrisi yang tinggi, kandungan protein mencapai 31,31% dan karotenoid
berkisar 507,6 mg/g. Karatenoid berperan dalam meningkatkan kualitas warna
ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung
pucuk indigofera dalam pakan komersil terhadap peningkatan warna pada ikan
rainbow. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap
dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan dengan proporsi tepung pucuk
indigofera A (0%), B (5%), C (10%), D (15%). Parameter yang diamati meliputi
uji histologi, pengukuran menggunakan M-TCF, uji AHP, pengukuran panjang,
suhu, PH, dan DO. Hasil penelitian menunjukan penambahan tepung pucuk
indigofera yang terbaik untuk peningkatan warna pada ikan rainbow terdapat pada
penambahan 10% tepung indigofera.
Kata Kunci : Indigofera, karotenoid, rainbow kurumoi, warna.
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN Indigofera zollingeriana (Miquel, 1855)
DALAM PAKAN KOMERSIL UNTUK PENINGKATAN WARNA IKAN
RAINBOW KURUMOI Melanotenia parva, (Webber, 1907)
Oleh
Muhamad Rio Maryanto
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul : PENAMBAHAN TEPUNG DAUN Indigofera
zollingeriana (Miquel, 1855) DALAM PAKAN
KOMERSIL UNTUK PENINGKATAN
WARNA IKAN RAINBOW KURUMOI
Melanotenia parva, (Webber, 1907)
Nama Mahasiswa : Muhamad Rio Maryanto
Nomor Pokok Mahasiswa : 1214111047
Jurusan / Program Studi : Perikanan dan Kelautan / Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Limin Santoso., S.Pi., M.Si. Dwi Mulyasih., S.Pi., M.Si.
NIP. 198101012008012042 NIDN. 29108901
MENGETAHUI
Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Ir. Siti Hudaidah, M.Sc.
NIP. 196402151996032001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Limin Santoso., S.Pi., M.Si. ____________
Sekretaris : Dwi Mulyasih., S.Pi., M.Si. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Wardiyanto., S.Pi., M.P. ____________
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.
NIP 19611020 198603 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 27 Juni 2019
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis, skripsi/laporan akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas
Lampung maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan naskah yang disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya yang sesuai dengan norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi.
Bandar Lampung, Agustus 2019
Yang Membuat Pernyataan,
Muhamad Rio Maryanto
NPM. 1214111047
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Agung, pada tanggal 03 Maret 1994 sebagai putra
kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Sugiyanto, S.P., dan Ibu Sulis
Styowati yang di beri nama Muhamad Rio Maryanto.
Penulis menempuh pendidikan dari TK Pertiwi Purbolinggo, melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Tegal Gondo pada tahun 2000-2006,
dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Purbolinggo, Kec.
Purbolinggo, Kab. Lampung Timur pada tahun 2006-2009, dan pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Purbolinggo, Kec. Purbolinggo, Kab.
Lampung Timur pada tahun 2009-2012. Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian Univesitas Lampung melalui jalur Ujian Masuk Lokal (UML) pada
tahun 2012 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 2019. Selama menjadi
mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi di Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perairan (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Penelitian dan
Pengembangan 2013-2014 dan anggota Bidang Minat dan Bakat 2014-2015.
Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen pada praktikum Oceanografi, Ekologi
Perairan, dan Limnologi, pada saat menjadi mahasiswa. Penulis melakukan
kegiatan Praktik Umum (PU) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau
(BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah dengan judul “Pembenihan Udang Galah
(Macrobarsium rosenbegii)” pada bulan Juli 2016 selama 30 hari. Penulis juga
mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Gayau, Kec. Padang
Cermin, Kab. Pesawaran selama 60 hari pada bulan januari-maret tahun 2016.
Pada tahun 2018, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Penambahan Tepung Daun Indigofera
zollingeriana (Miquel, 1855) dalam Pakan Komersil untuk Peningkatan
Warna Ikan Rainbow Kurumoi Melanotenia parva, (Webber, 1907)”.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmannirrahim Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ku persembahkan skripsi ini kepada :
Bapak dan Ibu Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga, yang selalu memberi kasih sayang, menasehatiku,
memotivasi, pengorbanan dan mendo’akanku yang menjadi jalan kemudahan dalam menyelesaikan studi. Tanpa Kalian, aku tidak akan
jadi apa-apa. Terimakasih. Kakak tersayang dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan
do’a dan dukungan selama masa studi.
Sahabat-sahabatku yang telah menambah warna dalam indahnya kehidupanku.
Teman-teman BDPI 2012 yang telah memberikan dukungan dan arti
kebersamaan dari awal hingga akhir masa studi.
Dan Almamaterku Tercinta “Universitas Lampung”
MOTTO
“Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan
serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya".
-HR.At-Tabrani-
“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka
melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus
dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”.
-Aldus Huxley-
“Menetaplah Di Jalan Yang Benar”. -M Rio M-
“Tetap jalani hidup dan hadapi keadaan walau penuh tekanan. Berdo’alah
dengan bersungguh-sungguh, berusaha, yakin, bertekad dan berpasrahlah
pada Tuhan, maka Dia akan mengembalikan takdirmu keposisi yang lebih baik
dengan cara-Nya”.
ix
SANWACANA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penambahan Tepung Daun
Indigofera zollingeriana (Miquel, 1855) dalam Pakan Komersil untuk
Peningkatan Warna Ikan Rainbow Kurumoi Melanotenia parva, (Webber,
1907)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di
Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung.
Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Kedua Orang tuaku, Bapak Sugiyanto, S.P., dan Ibu Sulis Styowati, atas
segala yang diberikan, limpahan kasih sayang, dukungan semangat serta
do’a yang tiada hentinya untuk setiap langkahku. Aku selalu bangga
terlahir sebagai anak kalian.
3. Kakakku Doni Aprizal, S.Kom., yang selalu memberikanku dukungan,
do’a, semangat, dan menghibur selama ini.
4. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Universitas Lampung.
x
5. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah meluangkan waktunya, mencurahkan segenap
pemikirannya, senantiasa membimbing penulis selama ini dengan penuh
kesabaran dan keuletan, selalu memberikan motivasi, serta memberikan
nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
6. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing utama atas
kesabaran dan kesediaan untuk meluangkan waktu disela kesibukannya,
mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, motivasi,
dan nasihat-nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
7. Ibu Dwi Mulyasih, S.Pi., M.Si., selaku pembimbing kedua yang selalu
membantu dalam penyelesaian skripsi, membimbing dan memberikan
semangat agar penulis segera menyelesiakan skripsi ini.
8. Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P., selaku dosen penguji yang meluangkan
waktunya, memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun
terhadap skripsi ini, serta nasihat-nasihat dan motivasi terhadap penulis.
9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan
selama penulis menyelesaikan studi.
10. Sahabatku “Thomas, Edo, Akbar, Auliyan, Shara, Ajeng, dan eshy” yang
telah memberikanku nasihat, memotivasi dengan tegas dan senantiasa
sabar menghadapiku selama menjadi mahasiswa.
xi
11. Sahabatku “Tatang, Andika, Agi, Rukni, Adit, Jupri, Dede, Gomgom, dan
Zainal” yang telah meluangkan waktunya mengajariku, memberikanku
ilmu, dan senantiasa dengan sabar banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabatku “Jerry, Bancet, Afif, Gede, Nyoman, Ketut, Arlin, Errin, Agnes,
dan Dinda” atas tuangan kasih sayang dan telah melengkapi indahnya
warna pelangi kehidupan serta memberi dukungan dan kebahagiaan.
13. Abang-abang Perikanan “Dimas, Puraka, Agasi, Mustawa, Imam, Rudi,
Jumidi, dan Yuti” yang telah membantu dan memberikan semangat serta
dukungan.
14. Adik-adik Perikanan “Adi, Bagus, Riki, Riska, andre, Victor, dan Tiwi”
yang telah memberikanku bantuan, tenaga, dukungan, do’a, ilmu, canda
dan tawa yang selalu mengisi hari-hariku selama ini.
15. Teman-teman satu angkatan 2012 yang tak bisa kusebutkan satu persatu,
terimakasih atas kekompakan, kesolidan, kebersamaan, dan persaudaraan
kita selama ini sehingga kita semua mampu menghadapi berbagai masalah
bersama-sama.
16. Kepada abang-abang dan mba-mba angkatan 2008, 2009, 2010, 2011 dan
adik-adik angkatan 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan
dukungannya.
xii
Tiada kata terindah yang pantas terucap dan tiada sesuatu yang pantas penulis
berikan untuk membalas semua budi baik kecuali dengan do’a, semoga segala
bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan
dari Allah S.W.T dengan berlipat ganda. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempuna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
yang membaca maupun bagi penulis untuk mengembangkan dan mengamalkan
ilmu yang telah diperoleh.
Bandar lampung, 8 Agustus 2019
Penulis,
Muhamad Rio Maryanto
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.3. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
1.4. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 3
1.5. Hipotesis .................................................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1. Morfologi Ikan Rainbow Melanotaenia parva (Weber, 1907) ............... 7
2.2. Aspek Biologi Indigofera zollingeriana .................................................. 9
2.3. Karotenoid ............................................................................................... 12
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 13
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................................. 13
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 13
3.3. Rancangan Penelitian .............................................................................. 14
3.4. Prosedur Penelitian .................................................................................. 15
3.4.1. Persiapan Wadah Penelitian .......................................................... 15
3.4.2. Pembuatan Pakan .......................................................................... 15
3.4.3. Masa Adaptasi ............................................................................... 16
3.5. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 16
3.5.1. Uji Kandungan Tepung Daun Indigofera ...................................... 16
3.5.2. Pemeliharaan dan Pemberian Pakan ............................................. 16
3.5.3. Pergantian air dan Pengontrolan Kualitas Air ............................... 16
3.6. Parameter yang Diamati .......................................................................... 17
3.6.1. Pengukuran Warna Menggunakan M-TCF ................................... 17
3.6.2. Pengujian M-TCF dengan Analytical Hirarchy Process (AHP) ... 17
3.6.3. Pengukuran Warna Menggunakan Uji Histologi Kromatofor ...... 21
ii
3.6.4. Pertumbuhan Panjang Ikan Rainbow ............................................ 22
3.6.5. Pengukuran Kualitas Air ............................................................... 22
3.6.6. Analisis Data ................................................................................. 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 23
4.1.Pengamatan Sel Kromatofor Ikan Rainbow ............................................ 23
4.2.Pengamatan Intensitas Warna dengan Menggunakan MTCF ................. 25
4.3.Pengujian Nilai M-TCF dengan Uji AHP ............................................... 28
4.4.Analisis Uji Proksimat Pakan ................................................................. 29
4.5.Pengamatan Panjang Ikan Rainbow ........................................................ 32
4.6.Pengamatan Kualitas Air......................................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 36
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 36
5.2. Saran ....................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 37
LAMPIRAN ....................................................................................................... 44
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan Vitamin Tepung Pucuk Indigofera ............................................. 11
2. Alat-alat Penelitian ......................................................................................... 13
3. Skala Penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP) ................................... 18
4. Matriks Perbandingan .................................................................................... 20
5. Matriks perbandingan Ternormalisasi............................................................ 20
6. Nilai Random Index (RI) ................................................................................ 21
7. Nilai Rata-rata Prioritas.................................................................................. 28
8. Pengukuran Consistency Ratio (CR) .............................................................. 29
9. Hasil Analisis Proksimat Pakan Uji ............................................................... 30
10. Hasil Analisis Karotenoid Pakan Uji ........................................................... 30
11. Hasil Analisis Kualitas Air .......................................................................... 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 5
2. Ikan Rainbow Kurumoi ................................................................................... 8
3. Indigofera zollingeriana ................................................................................. 10
4. Grafik Uji Histologi Ikan Rainbow ................................................................. 24
5. Grafik Peningkatan Intensitas Warna Ikan Rainbow ...................................... 26
6. Grafik Rata-rata Panjang Ikan Rainbow ......................................................... 32
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan rainbow kurumoi, Melanotainia parva (Weber, 1907) merupakan
salah satu jenis ikan hias air tawar yang hidup endemik di Papua. Ikan rainbow
pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber yang melakukan ekspedisi Papua
Barat tahun 1890 sampai 1900 dan umumnya dikenal dengan nama Red
rainbowfish (Weber, 1907). Ikan rainbow memiliki warna cerah seperti pelangi.
Warna tersebut menjadi daya tarik bagi penikmat ikan hias. Harga ikan rainbow di
pasaran saat ini berkisar antara Rp. 3000-Rp. 5000/ekor di pasar lokal, se-
dangkan untuk pasar ekspor ikan ini dapat mencapai $ 8,9/ekor sehingga ikan ini
memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Yuliani, 2013).
Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat.
Warna indah pada ikan hias dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Secara genetik warna indah pada ikan hias diperoleh dari induk yang unggul.
Sedangkan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas warna pada ikan
hias antara lain, suhu, DO dan pH (Nurbaety, 2012). Faktor tersebut sangat mem-
pengaruhi sel kromatofor yang merupakan sel pigmen pada ikan (Sari, 2012).
Sel kromatofor merupakan sel pigmen warna yang terdapat dalam lapisan
dermis pada sisik ikan (Subamia et al., 2010). Kromatofor dapat diklasifikasikan
menjadi 5 kategori warna dasar, yaitu hitam (melanofor), kuning (xanthofor),
merah atau oranye (erythrofor), sel refleksi kemilau (iridofor), dan putih
(leukofor) (Anderson, 2000). Sel kromatofor mempengaruhi tingkat kecerahan
2
warna pada ikan. Upaya untuk meningkatkan sel kramatofor pada ikan hias dapat
dilakukan dengan menggunakan tepung udang rebon seperti pada penelitian
Nurbaety (2012), penambahan 15% tepung udang rebon pada pelet komersial
memberikan peningkatan kualitas warna terbaik dengan rata-rata peningkatan
sebesar 915 berdasarkan TCF (Toca Colour Finder). Peningkatan kualitas warna
juga dapat dilakukan dengan penambahan tepung spirulina seperti pada penelitian
Nurlisa (2016), penambahan 3% tepung spirulina/kg pakan menghasilkan pe-
ningkatkan kualitas warna yang terbaik. Namun bahan tersebut memiliki harga
yang cukup mahal di pasaran, oleh karena itu perlu adanya bahan alternatif yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas warna ikan rainbow kurumoi salah
satunya dengan menggunakan tepung pucuk Indigofera zollingeriana.
Indigofera zollingeriana merupakan tumbuhan yang tersebar di daerah
subtropis dan tropis. Indigofera memiliki nutrisi yang tinggi, kandungan
proteinnya mencapai 31,31% (Abdullah dan Suharlina 2010, Abdullah et al.,
2012). Indigofera juga memiliki kandungan asam amino yang lengkap, kalsium,
pospor, kalium, dan karotenoid (Akbarillah et al., 2002, Abdullah et al., 2012,
Palupi et al., 2014). Vitamin dan karotenoid pada indigofera menghasilkan
kualitas telur burung puyuh (Akbarillah et al., 2008), telur itik (Akbarillah et al.,
2010), dan telur ayam (Palupi et al., 2014). Selain itu dapat memberikan warna
kuning telur ayam yang lebih terang (Palupi et al.,2014).
Karotenoid merupakan pigmen yang terdapat di alam dan disintesis oleh
semua organisme fotosintetik dan fungi (Viches et al., 2011). Pada ikan,
karotenoid tidak dapat disintesis sendiri namun harus diberikan lewat pakan. Di
dalam karotenoid terdapat unsur yang dapat mempengaruhi kualitas warna ikan
3
yaitu astaxanthin. Penyerapan karotenoid dalam sel-sel jaringan akan mem-
pengaruhi sel-sel pigmen (kromatofora) dalam kulit ikan. Kandungan astaxanthin
dalam karotenoid akan meningkatkan pigmen merah pada sel pigmen merah
(eritrofora), sehingga warna yang dihasilkan akan tampak lebih jelas. Menurut
Vevers (1982), karotenoid pada hewan berperan dalam pemberian warna kuning,
jingga, dan merah. Oleh karena itu penambahan tepung pucuk indigofera dalam
pakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas warna pada ikan rainbow kurumoi.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan tepung
pucuk indigofera dalam pakan komersil terhadap peningkatan warna pada ikan
rainbow kurumoi (Melanoteinia parva).
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi
mahasiswa, para pembudidaya dan industri pakan mengenai penggunaan tepung
pucuk indigofera sebagai bahan baku tambahan pada pakan untuk meningkatkan
kadar karotenoid ikan hias khususnya ikan rainbow kurumoi (Melanoteinia parva)
1.4. Kerangka Pikir Penelitian
Ikan rainbow Kurumoi merupakan ikan endemik di Danau Sentani, Papua.
Ikan ini adalah salah satu ikan hias air tawar asli Indonesia yang memiliki warna
indah seperti pelangi sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ikan tidak
dapat menghasilkan karotenoid sendiri dari dalam tubuhnya. Berbeda dengan
tumbuhan, jamur dan alga yang mampu mensintesis sendiri sehingga karotenoid
4
pada ikan harus diberikan melalui pakan. Karotenoid pada pakan dapat mem-
pengaruhi peningkatan warna pada ikan khususnya ikan hias.
Warna sebagai nilai estetika ikan rainbow akan mempengaruhi nilai
ekonomisnya. Warna ikan hias dapat ditingkatkan dan dipertahankan kualitasnya
salah satunya melalui rekayasa nutrisi pakan. Upaya untuk meningkatkan warna
dapat dilakukan dengan berbagai cara baik menggunakan bahan pewarna alami
maupun buatan. Peningkatan pigmen warna dalam penelitian ini menggunakan
pewarna alami yang didapat dari tepung pucuk indigofera yang di dalamnya ter-
kandung sumber karotenoid yang tinggi.
Karotenoid berperan dalam meningkatkan kualitas warna ikan. Karotenoid
merupakan suatu kelompok pigmen yang mempunyai sifat larut dalam lemak atau
pelarut organik, namun tidak larut dalam air. Pigmen karotenoid mempunyai
struktur alifatik atau alisiklik. Menurut Latscha (1991), karotenoid secara
struktural berhubungan dengan sumber utama vitamin A, retinol, dan β-karoten.
Karotenoid yang bersifat provitamin A akan larut dalam lemak. Proses pen-
cernaan lemak terjadi di segmen usus karena di lambung tidak tercerna secara
sempurna. Karoten dan vitamin A yang larut dalam lemak akan diubah menjadi
partikel lemak berukuran kecil yang disebut micelle oleh garam empedu dan
lipase pankreatik. Micelle diserap oleh usus secara difusi pasif kemudian di-
gabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik. Selanjutnya
micelle masuk ke saluran darah dan dibawa menuju hati. Vitamin A dan karoten
bergabung dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil palmitat.
Retinil palmitat akan diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) yang disintesis
dalam hati. Selanjutnya PPR ditransfer ke protein lain, untuk diangkut ke sel-sel
5
jaringan dan terserap dalam tubuh. Sehingga diharapkan penambahan tepung
pucuk indigofera dapat meningkatkan intensitas warna pada ikan rainbow
kurumoi, sehingga dapat meningkatkan nilai jual ikan tersebut. Kerangka pikir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Karotenoid
Pakan Alami
- Spirulina
- Udang rebon
Pakan Buatan
- Tepung pucuk Indigofera
Proses penambahan tepung pucuk Indigofera pada
pakan komersil
Kecerahan warna pada ikan meningkat
Harga jual meningkat
- Harga relatif lebih mahal
- Perlu dikultur
- Bersaing dengan kebutuhan
manusia
- Harga relatif lebih murah
- Ketersediaan banyak
- Karotenoid dan vitamin tinggi
Karotenoid & provitamin A + lemak micelle (dibawa ke hati).
Karotenoid + asam palmitat retinil palmitat.
Retinil palmitat + PPR masuk ke sel-sel jaringan.
Perlu adanya penambahan koratenoid
melalui pakan
Tidak dapat disintesis oleh ikan
Rainbow kurumoi
6
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Penambahan tepung pucuk indigofera tidak berpengaruh terhadap intensitas
warna pada ikan rainbow kurumoi (Melanoteinia parva).
H1 : Penambahan tepung pucuk indigofera berpengaruh terhadap intensitas warna
pada ikan rainbow kurumoi (Melanoteinia parva).
7
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Ikan Rainbow Kurumoi
Ikan rainbow memiliki panjang makimal 15 cm pada indukan jantan,
sedangkan pada indukan rainbow betina memiliki panjang dan ukuran tubuh
relatif kecil jika dibandingkan dengan rainbow jantan. Ikan rainbow mempunyai
bentuk tubuh panjang dan pipih ke samping. Mempunyai dua buah sirip punggung
yang pertama letaknya paling depan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan
sirip punggung sedangkan yang kedua berada di belakangnya. Warna dasar
tubuhnya suram tetapi mengkilap dengan bagian punggung kecoklatan, serta
kekuningan pada bagian perut. Selain itu pada sisi badannya terdapat banyak garis
memanjang berwarna coklat kemerahan (Daelami, 2010).
Klasifikasi ikan rainbow kurumoi adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Ordo : Atheriniformes
Subordo : Athernoidea
Famili : Melanotaeniidae
Genus : Melanotaenia
Spesies : Melanotaenia parva (Weber, 1907).
8
Gambar 2. Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva)
(sumber : www.fishbase.org diakses pada tanggal 23 Mei 2017)
Ikan rainbow tergolong dalam famili melanotaeniidae yang terdistribusi di
Irian Jaya, Papua New Guinea, dan Australia dengan habitat kebanyakan air
bersih pada ketinggian di bawah 1.500 meter, baik di sungai, danau, dan rawa
(Said dan Hidayat, 2005). Ikan rainbow bersifat endemik di Danau Aitinjo dan
Danau Ajamaru, Irian Jaya. Ikan ini aktif pada siang hari (diurnal) untuk mencari
makan dan beraktifitas (Allen, 1995).
Pakan yang diberikan pada ikan dibagi menjadi dua yaitu pakan alami dan
pakan buatan. Pakan alami berupa bahan alam yang terdapat di alam dan memiliki
bentuk seperti aslinya seperti tumbuhan, zooplankton dan fitoplankton. Pakan
alami memiliki kelemahan antara lain tidak bebas hama penyakit, tersedia dalam
jumlah yang terbatas dan kesinambungannya kurang terjamin. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut salah satu solusinya perlu disediakan pakan buatan agar
komposisi pakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan (Halver, 1989).
Pakan buatan adalah pakan yang terdiri dari berbagai campuran bahan yang
diolah sehingga bentuk alami bahan bakunya tidak tampak. Kualitas pakan buatan
dapat dilihat dari komposisi gizinya. Keseimbangan gizi yang tidak mencukupi
akan sangat mempengaruhi penampilan ikan hias. Oleh karena itu, ikan hias
9
seperti ikan rainbow kurumoi membutuhkan pakan yang mampu meningkatkan
kualiatas warna dan mempercepat pertumbuhan (Mudjiman, 2004).
Ikan rainbow kurumoi tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga
bisa mengkonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan (Saputra, 2007). Pada
benih, pakan yang disukainya adalah zooplankton (plankton hewani), seperti
Rotifera sp dan Moina sp. Ikan rainbow aktif mencari makan pada siang hari
(diurnal) (Allen, 1995). Pada malam hari, ikan rainbow lebih banyak beristirahat.
Ikan rainbow juga merupakan ikan pelagis yaitu ikan yang mencari makanan di
permukaan air. Umumnya, ikan jenis ini menghabiskan waktunya lebih lama
berada di lapisan atas perairan.
2.2 Aspek Biologi Indigofera zollingeriana
Tanaman Indigofera zollingeriana adalah jenis leguminosa yang selama ini
belum dieksploitasi potensinya sebagai substitusi pengganti kedelai dalam pakan
ikan. Menurut Hassen et al., (2008) produksi Indigofera zollingeriana adalah se-
besar 2.728 kg/ha. Indigofera zollingeriana memiliki kandungan protein yang
tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas.
Indigofera memiliki potensi untuk digunakan sebagai tanaman pakan sekaligus
sebagai tanaman pelindung karena mampu memperbaiki kondisi tanah.
Tanaman ini dapat hidup di lahan yang kering dan juga dapat meningkatkan
kesuburan tanah di sekitarnya. Tanaman Indigofera dapat tumbuh di daerah tropis
dan dapat dimanfaatkan setelah mencapai umur potong 68 hari, sehingga tanaman
ini dapat dijadikan sebagai pakan secara kontinu (Abdullah dan Suharlina 2010).
Tanaman Indigofera yang dipanen umur defoliasi 38 hari sampai 88 hari me-
10
ngandung protein 23,40-27,60% dan serat kasar kasar 10,97-15,02% (Abdullah
dan Suharlina 2010).
Gambar 3. Indigofera zollingeriana
(Sumber: Puraka, 2018)
Wilson dan Rowe (2008) menyatakan bahwa Indigofera adalah sejenis
tanaman yang memiliki ketinggian antara 1-2 meter dan dapat dipanen pada umur
6-8 bulan dengan produksi biomasa serta kandungan nutrisi yang tinggi pada
kondisi yang normal dan suboptimal. Indigofera merupakan tanaman yang berdiri
tegak, percabangan banyak dengan bentuk daun oval sampai lonjong dan bentuk
morfologi bunga seperti kupu-kupu berukuran 2-3 cm, warna bunga bervariasi
dari kuning sampai merah dan merah muda tetapi secara umum ber-warna merah
muda sehingga sangat menarik perhatian lebah madu (Tjelele, 2006).
Klasifikasi tumbuhan Indigofera (Hassen et al., 2006) sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Rosales
Genus : Indigofera
Spesies : Indigofera zollingeriana
11
Tepung pucuk indigofera memiliki kandungan nutrien dan antinutrien serta
memiliki kandungan asam amino yang beraneka ragam dan juga kandungan
vitamin yang lebih baik dari bungkil kedelai. Di dalam indigofera terdapat
beberapa kandungan nutrien seperti protein kasar sebesar 28,98%, lemak kasar
3,30 dan serat kasar 8,49% (Palupi, 2014).
Kualitas protein untuk bahan pakan ditentukan oleh jenis dan proporsi
asam-asam amino yang dimilikinya. Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup
sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting yang
disebut dengan asam amino essensial. Asam amino yang terdapat dalam jumlah
terbatas untuk memungkinkan pertumbuhan dinamakan “asam amino pembatas”
(limiting amino acid). Asam animo yang terdapat pada indigofera yaitu : Histidin-
0,67%, treonin, 1,14%, arginin 1,67%, tirosin 1,05%, metionin 0,43%, valin-
1,56%, phenilalanin 1,60%, isoleusin 1,35%, leusin 2,26%, lisin 1,57% (Palupi-
2014). Tepung pucuk indigofera selain memiliki kadungan nutrien dan asam
amino yang tinggi terdapat juga kandungan vitamin dan karoten. Hasil analisis
kandungan vitamin dan bahan aktif karoten tepung pucuk Indigofera
zollingeriana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan vitamin tepung pucuk Indigofera zollingeriana
Vitamin Tepung pucuk Indigofera
zollingeriana Bungkil kedelai
Karoten 507,6 mg/g 0
Vitamin D 42,46 mg/100g 0
Vitamin K 1,149 ppm 0
Vitamin E (α-tokoperol) 148,74 mg/g 0,3mg/kg
(Sumber : Palupi et al., 2014).
12
2.3 Karotenoid
Karotenoid merupakan komponen utama pembentuk pigmen atau zat warna
yang dapat memberikan warna merah dan kuning. Karotenoid berfungsi sebagai
pemberi pigmen warna, protektor sistem saraf pusat terhadap sinar yang
berlebihan, meningkatakan laju pertumbuhan, meningkatkan imunitas, dan
provitamin A. Sumber karotenoid banyak terdapat pada tumbuhan, hewan, dan
bakteri (Torrissen dan Ronald, 1998).
Beberapa jenis karotenoid yang terdapat pada ikan adalah astaxantin, lutein,
zeaxantin, beta-karoten, dan cantaxantin (Sukarman dan Hernawati, 2014). Se-
dangkan Garcia et al., (2013) menyebutkan bahwa terdapat sembilan jenis
karatenoid yang umum ditemukan pada ikan antara lain, tunaxanthin (kuning),
lutein (kuning kehijauan), karoten (oranye), doradexanthins (kuning), zeaxanthin
(kuning-oranye), canthaxanthin (oranye-merah), astaxanthin (merah),
eichinenone (merah) dan taraxanthin (kuning).
Karotenoid adalah senyawa tetraterpenoid yang dibentuk oleh delapan unit
isoprenoid menjadi kerangka molekul sistem ikatan ganda dan ikatan tunggal
yang panjang (Britton, 1995). Karotenoid merupakan senyawa hidrokarbon
dengan rumus empiris C40H56 (Schmidt et al., 1994). Hewan akuatik tidak dapat
mensintesis karotenoid dalam tubuhnya, oleh karena itu harus mendapatkan
pigmen ini dari pakan. Sehingga perlu penambahan suplemen yang dapat mem-
perbaiki dan meningkatkan kualitas warna. Senyawa yang sering digunakan dalam
meningkatkan penampilan ikan hias adalah astaxanthin dan merupakan pigmen
karotenoid yang banyak tersedia di alam (Amin et al., 2012).
13
Menurut Bjerkeng et al., (1992) astaxanthin pada ikan dewasa jantan lebih
banyak terdapat di bagian kulit sedangkan pada ikan dewasa betina lebih banyak
terdapat di bagian gonad, dan pada ikan yang belum dewasa lebih banyak terdapat
di bagian daging/otot. Kebutuhan karotenoid pada ikan berbeda-beda tergantung
umur ikan yang disebabkan karena perubahan warna pada tubuh ikan yang lebih
muda belum stabil sehingga kebutuhannya lebih sedikit (Utomo et al., 2006).
Kandungan karoten yang banyak di dalam tubuh tidak merangsang pe-
rubahan warna pada ikan dan tidak terakumulasi oleh lingkungan sehingga di-
perlukan kadar karoten yang sesuai (tidak kekurangan atau tidak berlebihan)
(Utomo et al., 2006). Menurut Ako et al., (2003), ikan dapat menggunakan
astaxanthin dengan memodifikasinya secara kimiawi atau berikatan dengan
protein atau lemak untuk menghasilkan warna yang bervariasi (biru, ungu, dan
hijau). Penambahan karoten dalam tubuh ikan dapat meningkatkan penyerapan
sel-sel pigmen sehingga kualitas warna ikan pun akan meningkat, dibandingkan
dengan pemberian pakan tanpa karotenoid.
13
III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 april 2018 bertempat di
Laboratorium, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat-alat Penelitian
No. Nama Alat Ketelitian Fungsi
1 Alat tulis - Mencatat data penelitian
2 Aerator - Sumber/suplai oksigen terlaut
3 Scoopnet - Untuk menyaring ikan
4 PH meter 0,01 Mengecek derajat keasaman
5 DO meter 0,01 mg/l Mengecek okseigen terlarut
6 Akuarium (60x40x40) cm3 - Sebagai wadah pemeliharaan ikan
7 Timbangan Digital - Menimbang Berat ikan rainbow
kurumoi
8 Penggaris - Mengukur panjang tubuh ikan
9 Thermometer 1o C Untuk mengukur suhu air
11 Alat bedah - Untuk membedah ikan dan
mengambil sempel yang akan di
uji
12 Lampu bohlam - Mengoptimalkan suhu
13 Baskom - Untuk wadah ikan pada saat
pengamatan
14 Kertas M-TCF - Untuk pengambilan sampling
kualitas warna
15 Spektrofotometer - Untuk mengukur panjang
gelombang warna karotenoid
16 Kuvet - Wadah sampel pada saat uji
spektrofotometer
17 Tabung reaksi - Untuk menaruh sampel pada saat
uji spektrofotometer
18 Larutan aseton - Campuran pada pengambilan
sampel spektrofotometer
14
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih ikan rainbow
kurumoi, pakan komersil, tepung pucuk indigofera, minyak ikan dan vitamin C.
Ikan uji yang digunakan diperoleh dari Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Ikan Hias Depok, berukuran 4-6 cm dengan padat penebaran 10 ekor
pada setiap akuarium.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu :
Perlakuan A : Penambahan tepung daun indigofera 0%.
Perlakuan B : Penambahan tepung daun indigofera 5%.
Perlakuan C : Penambahan tepung daun indigofera 10%.
Perlakuan D : Penambahan tepung daun indigofera 15%.
Pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah:
Yij = µ + σi + єij
Keterangan:
Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j
µ : Nilai tengah umum
σi : Pengaruh pemberian pakan ke-i
єij : Galat percobaan pada Perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i : Perlakuan pakan A, B, C , D, E
j : Ulangan (1,2,3)
15
Berikut penempatan wadah pemeliharaan ikan Rainbow Kurumoi secara acak
Gambar 2.Tata Letak Wadah Pemeliharaan Ikan Rainbow Kurumoi
Perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA)
pada selang kepercayaan 95% dan akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf 5% (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan Wadah Penelitian
Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan akuarium dengan ukuran
60x40x40 cm3 yang telah dilengkapi dengan instalasi aerasi, kemudian akuarium
dibersihkan dan dicuci hingga bersih kemudian dibilas dengan air bersih dan di-
keringkan selama 24 jam, Setelah kering akuarium diisi air dengan ketinggian 20
cm lalu diberi aerasi.
3.4.2 Pembuatan Pakan
Pakan yang digunakan berupa pakan buatan komersil yang kemudian di-
tambahkan dengan minyak ikan satu sendok makan lalu ditambahkan dengan
tepung daun indigofera sesuai ukuran dosis dengan ukuran pada perlakuan A se-
besar 0 % tepung daun indigofera sedangkan pada perlakuan B sebesar 5% lalu
pada perlakuan C sebesar 10%, dan perlakuan D sebesar 15%.
A1
C2 D1
C3 D3 B3 D2 A2 B1
C1 B2 A3
16
3.4.3 Masa Adaptasi
Ikan rainbow kurumoi yang akan digunakan dalam penelitian terlebih
dahulu diaklimatisasi selama 3 hari dengan tujuan agar ikan tersebut dapat me-
nyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dan jenis pakan yang diberikan. Ikan
tersebut dipilih berdasarkan kondisi normal yang sehat dan tidak sakit dengan
bobot yang relatif sama. Ikan-ikan tersebut ditebar ke dalam akuarium ukuran
60x40x40 cm3 dengan volume air 48 liter dan padat penebaran 10 ekor pada
setiap akuarium.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Uji Kandungan Tepung Daun Indigofera
Uji kandungan tepung daun indigofera di laboratorium pada saat sebelum
penelitian dimulai. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui kandungan apa saja
yang ada pada tepung indigofera sehingga dapat dilakukan penambahan zat kimia
untuk pencegahan kematian pada ikan rainbow kurumoi.
3.5.2 Pemeliharaan dan pemberian pakan
Benih ikan rainbow kurumoi berukuran 4-6 cm sebanyak 10 ekor di-
pelihara selama 40 hari dalam akuarium berukuran 60 x 40 x 40 cm3 atau dengan
padat tebar 1 ekor 3 liter air pada setiap akuarium. Pemberian pakan dilakukan
dua kali sehari pada pagi dan sore hari dengan pemberian pakan sampai kenyang.
3.5.3 Pergantian air dan pengontrolan kualitas air
Pergantian air total dan pengontrolan kualitas air dilakukan dengan
menyifon kotoran dan sisa pakan yang ada di dasar akuarium dan dilakukan
pengisisan air kembali dengan menggunakan air yang berasal dari tandon yang
memiliki kualitas yang sama dengan media pemeliharaan.
17
3.6 Parameter Yang Diamati
3.6.1 Pengukuran Warna Menggunakan M-TCF
Pengamatan terhadap intensitas warna ikan rainbow kurumoi sebelumnya
dilakukan pemberian nilai atau pembobotan pada kertas warna M-TCF
pembobotan dimulai dari terkecil 1 hingga skor terbesar 10 dengan gradasi warna
dari jingga hingga merah pekat. Pengamatan intensitas warna ikan rainbow
kurumoi dilakukan setiap 10 hari sekali selama 40 hari dan warna yang diamati
adalah warna jingga. Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan warna
asli ikan pada kertas warna M-TCF dan diamati oleh 5 orang panelis yang tidak
buta warna untuk keakuratan data.
3.6.2 Pengujian M-TCF dengan Analytical Hirarchy Process (AHP)
Berbagai metode dapat dipilih sebagai dasar ilmiah proses pengambilan
keputusan untuk masalah semi terstruktur. Penetapan metode tentu harus sesuai
dengan permasalahan agar solusi yang dihasilkan merupakan solusi optimal.
Pengukuran rasio konsisten menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) bertujuan untuk mengetahui hasil dari keputusan lima orang pengamat
independen dalam pengukuran warna sampel melalui M-TCF. Metode AHP akan
meminta pengguna untuk membandingkan setiap dua kriteria (pairwise
comparison) sehingga untuk empat kriteria (Saaty, 2008) diperoleh :
C(4,2) = (𝑛−1)𝑛
2 = 6 hasil perbandingan.
Untuk kegiatan pembandingan antar sepasang objek, metode AHP mem-
memberikan sebuah standar nilai pembandingan antar dua objek (Tabel 3). Data
18
nilai pada Tabel 3 merupakan bentuk kuantitatif dari sintaks pembanding mulai
dari nilai tertinggi (10: Sangat diutamakan) s.d nilai terendah (1: Setara).
Tabel 3. Skala penilaian AHP (Analytical Hierarchy Process)
Sintaks Pembanding Nilai Warna
Merah menuju lebih merah 10
jingga menuju merah 9
Lebih jingga menuju sangat jingga 8
Lebih jingga 7
jingga menuju lebih jingga 6
jingga 5
Cukup jingga menuju jingga 4
Cukup jingga 3
Setara menuju cukup jingga 2
Setara 1
Adapun langkah-langkah dalam metode AHP yaitu:
1. Langkah pertama untuk mencari rasio konsistensi hasil dari setiap pe-
ngamatan menggunakan metode AHP dengan menyatukan pendapat setiap
19
kriteria dari 5 pengamat independen yang tidak memiliki buta warna meng-
gunakan rata-rata geometrik.
𝐺 = √𝑥1 × 𝑥2 × … × 𝑥𝑛𝑛
G = rata-rata geometrik
x1 = pengamat independen ke-1
x2 = pengamat independen ke-2
xn = pengamat independen ke-n
2. Hasil dari rata-rata geometrik tersebut dimasukkan kedalam pairwise
comparison yaitu menentukan perbandingan antara sepasang kriteria dari
empat kriteria yang ada. Kriteria yang akan diperbandingkan menggunakan
metode AHP adalah sampel A penambahan tepung indigofera 0% , sampel
B penambahan tepung indigofera 5%, sampel C penambahan tepung
indigifera 10%, dan sampel D penambahan tepung indigofera 15%.
Pembandingan dilakukan berdasarkan tingkat warna jingga. Hasil dari
pairwise comparison diurutkan setiap kriteria berdasarkan keutamaannya.
3. Menyusun matriks perbandingan (Tabel 2) dari hasil perbandingan antar
pasang kriteria pairwise comparison yaitu kriteria sampel A penambahan
tepung indigofera 0%, sampel B penambahan tepung indigofera 5%, sampel
C penambahan tepung indigifera 10%, dan sampel D penambahan tepung
indigofera 15%.
20
Tabel 4. Matriks perbandingan
Kriteria A B C D
A 1 A/B A/C A/D
B B/A 1 B/C B/D
C C/A C/B 1 C/D
D D/A D/B D/C 1
jumlah kolom kolom A kolom B kolom C kolom D
4. Menjumlahkan setiap kolom matriks perbandingan (Tabel 4)
5. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan masing-masing elemen
kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom
6. Menghitung nilai eigen vector atau nilai prioritas kriteria (Tabel 5) kriteria
dengan menjumlahkan baris matriks hasil dari langkah ke-5 dan hasilnya
dibagi dengan jumlah kriteria.
Tabel 5. Matriks perbandingan ternormalisasi
kriteria A B C D Eigen
vektor
A (1)/(kolom A) (A/B)/(kolom B) (A/C)/(kolom C) (A/D)/(kolom D) jumlah
baris/4
B
(B/A)/(kolom
A)
(1)/(kolom B) (B/C)/(kolom C) (B/D)/(kolom D) jumlah
baris/4
C
(C/A)/(kolom
A)
(C/B)/(kolom B) (1) /(kolom C) (C/D)/(kolom D) jumlah
baris/4
D
(D/A)/(kolom
A)
(D/B)/(kolom B) (D/C)/(kolom C) (1)/(kolom D) jumlah
baris / 4
7. Menghitung lamda max dengan rumus (Saaty, 2008).
λ maksimum = (jumlah kolom sampel A x eigen vektor sampel
A)+....+(jumlah kolom sampel D x eigen vektor sampel D)
21
8. Menghitung consistency index (CI) dengan rumus
CI = λ maksimum − n
n − 1
Keterangan : n = Jumlah perlakuan
9. Menghitung consistency ratio (CR) dengan rumus, nilai random index (RI)
ditentukan berdasarkan jumlah kriteria.
CR =CI
RI
Tabel 6. Nilai RI (Random Index)
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,4
5
1,49 1,51
Sumber: (Saaty, 2008)
Jika CR < 0,1 maka nilai matriks perbandingan berpasangan pada matriks
kriteria konsisten, jika CR ≥ 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan
pada matriks kriteria tidak konsisten (Saaty, 2008). Sehingga jika tidak
konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur
kriteria maupun alternatif harus diulang.
3.6.3 Pengukuran Warna Menggunakan Uji Histologi Kromatofor
Untuk mengamati sel kromatofor pada tubuh ikan dilakukan pengamatan
terhadap preparat histologi pada jaringan kulit ikan. Pembuatan preparat Histologi
dilakukan dengan menggunakan teknik pewarnaan hematoksilin dan eosin (H dan
E). Pembuatan preparat jaringan dilakukan dengan mengambil sampel kulit ikan.
Pengambilan sampel histologi dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Setelah
pembuatan preparat histologi dilakukan pengamatan jumlah sel kromatofor secara
deksriptif (Luna, 1960; Jirasak et al., 1999).
22
3.6.4 Pertumbuhan Panjang Ikan Rainbow Kurumoi
Pengukuran panjang dilakukan untuk mengetahui pengaruh tepung daun
indigofera pada pertumbuhan panjang ikan rainbow kurumoi.
3.6.5 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air meliputi suhu, derajat keasaman (pH), dan
kandungan oksigen terlarut (DO).
3.6.6 Analisis Data
Parameter uji yang digunakan untuk pengujian hasil dalam penarikan ke-
simpulan adalah data peningkatan warna ikan Rainbow dalam setiap perlakuan
untuk melihat perbedaan peningkatan warna ikan rainbow yang diberi perlakuan
dosis penambahan tepung pucuk indigofera sebagai sumber karotenoid. Data hasil
pengukuran kecerahan warna ikan rainbow kemudian dianalisis dengan meng-
gunakan uji sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dan akan di-
lanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5% (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Penambahan tepung pucuk indigofera pada pakan komersil memberikan
pengaruh terhadap intensitas kecerahan warna ikan Rainbow Kurumoi.
Berdasarkan jumlah sel kromatofornya peningkatan warna tertinggi terdapat pada
penambahan 10% tepung indigofera pada pakan komersil.
4.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode ekstrak tepung
pucuk indigofera yang disemprotkan ke pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, L. dan Suharlina. 2010. Herbage Yield and Quality of Two Vegetative
Parts of Indigofera at Different Times of First Regrowth Defoliation.
Media Peternakan, 33(1):44-49.
Abdullah, L. D., Aprianti dan T. A. P. Abdini. 2012. Use of Indigofera
Zollingeriana as a Forrage Protein Source in Dairy Goat Rations.
Proceeding of the 1st Asia Dairy Goat Conference. Kuala Lumpur,
Malaysia.
Akbarillah, T. D., Kususiyah dan Hidayat. 2010. Pengaruh penggunaan daun
Indigofera segar sebagai suplemen pakan terhadap produksi dan warna
yolk itik. Jurnal Sains Peternakan Indonesia, 5:27-33.
Ako, M., Kawara, T., Uchida, S., Miyazaki, S., Nishihara K, Mukai J, Hirao K,
Okubo. 2003. Correlation between electroencephalography and heart rate
variability during sleep. Ppssychiatryclin neurosci 57:59-65.
Allen, G.R. 1995. Rainboryfishes Of Australia And Papua New Guinea T.F.H,
Publication inc. USA.
Amin, M.I., Rosidah, dan W. Lili. 2012. Peningkatan Kecerahan Warna Udang
Red Cherry (Neocaridina heteropoda) Jantan Melalui Pemberian
Astaxanthin Dan Canthaxanthin Dalam Pakan. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 3(4): 243-252.
Anderson, H., dan Britton, T. 2000. Stochastics Epidemic Models and their
Statistical Analysis. Lecture Notes in Statistics 151. New York: Springer-
Verlag. -Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi .Agromedia
Pustaka. Bogor. 72 hlm.
Anggraeni, N., dan Abdulgani. 2013. Pengaruh penambahan pakan alami dan
pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
pada skala laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(1), 197-201.
Arifin, M.Z. 1991. Budidaya Lele. Dohara Prize, Semarang.
Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Bjerkeng, B., Storebakken, T., dan Jensen, S.L. 1992. Pigmentation of rainbow
trout from start feeding to sexual maturation. Aquaculture, 108: 333-346.
Britton, G. 1995. Structure and properties of carotenoids in relation to function.
FASEB J., 9:1551-1558.
Buwono, D. I. 2000 Kebutuhan Asam Amino Esensial Dalam Ransum Ikan.
Kanisius. Jakarta. 57 hal.
Claiborne, J.B., S.L. Edwards, dan A.I. Morrison-Shetlar. 2002. Acid–Base
Regulation in Fishes: Cellular and Molecular Mechanisms. Journal Exp.
Zool. 293, 302, 319.
Daelami dan Deden. 2010. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta
Penebar Swadaya.
Effndie, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan dan Sumberdaya dan
Lingkungan perairan. Kansius. Yogyakarta. 258 hal.
Evan, D.H. 1993. The Physiology of Fishes. CCR Press, London. Dalam: Indriati,
S., M. Muhaemin, dan S. Hudaidah. 2012. Modified Toca Colour Finder
(M-TCF) dan Kromatofor sebagai Penduga Tingkat Kecerahan Warna
Ikan Komet (Carasius auratus auratus) yang Diberi Pakan dengan
Proporsi Tepung Kepala Udang (TKU) yang Berbeda. Jurnal Rekayasa
dan Teknologi Budidaya Perairan 1 : 9-16.
Garcia, M., Chavarria, dan Flores, ML. 2013. The use of carotenoid in
aquaculture. Research Journal of Fisheries and Hydrobiology. 8(2): 38-49.
Halver, J.E. 2002. Fish Nutrition. Academic Press, Inc. Vol. 2 Sandiego,
California, USA. 798 hal.
Harper, J. dan G. Jeffrey. 2008. Morphologic effects of the Stress response in fish.
ILAR Journal 50(4) : 387-396.
Hassen, A., Rethman, N. F. G., Apostolides, Z. 2006. Morphological and
Agronomic Characterisation of Indigofera Species Using Multivariate
Analysis. Journal Tropical Grasslands 40: 45–59.
Hassen A., Rethman N. F. G., Van Niekerk., dan Tjelele, T.J. 2008. Influence of
season/year and species on chemical composition and in vitro digestibility
of five Indigofera accessions. Anim Feed Sci Technol. 136:312-322 hal.
Ishimatsu, A., M. Hayashi, K.S. Lee, T. Kikkawa dan J. Kita. 2005. Physiological
Effect on Fishes in a High-CO2 World. Journal of Geophysical Research
110 : 2-7.
Iskandar. 2003. Budidaya Lobster Air Tawar. Jurnal Akuakultur Indonesia. 4(1)
1-4.
Kadarusman. 2008. Teori Ekonomi Mikro: Edisi Kedua.Yogyakarta: BPFE. 76-80
hal.
Kadarusman., Sudarto., Paradis, E., Pouyaud. L. 2010. Description of
Melanotaenia fasinensis, a New Species of Rainbow Fish
(Melanotaenidae) from West Papua, Indonesia with Comments on the
Rediscovery of M. ajamaruensis and the Endangered Status of
Melanotaenia parva. Cybium (34):207-215.
Kusuma, D.M. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold dalam
Pakan Buatan terhadap Kualitas Warna, Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran, Bandung.
Latscha, T. 1991. Carotenoids in aquatic animal nutrition. In: D.M. Akiyama &
R.K.H. Tan (eds.). Proceedings of the aquaculture feed processing and
nutrition workshop. American Soybean Association, Singapore. 68-79 hal.
Law, A.T., Y.H. Wong, dan A.B.A. Munafi. 2002. Effect of Hydrogen Ion on
Macrobrachium rosenbergii (de Man) Egg Hatchability in Brackish Water.
Aquaculture 214 : 247 – 251 hal.
Lingga, P. dan H. Susanto. 1999. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. An A VI Book. Published by Van
Nostrand Reinhold, New York.
Luna, L. G. 1960. Manual of Histological Staning Methods of the Armed Forces
Institute of Pathology. 3rd edition. McGraw-Hill Book Company. New
York, New York, USA.
Mattjik, A.A., dan I.M., Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I, Edisi Kedua. Bogor: IPB-Press.
Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. EdisiRevisi, Penebar Swadaya. Jakarta.
Noviyanti, K., & Maharani, H. W. (2015). Pengaruh Penambahan Tepung
Spirulina Pada Pakan Buatan Terhadap Intensitas Warna Ikan Mas Koki
(Carassius auratus). e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya
Perairan, 3. 2 hal.
Nurbaety, A.T. 2012. Peningkatan kualitas warna ikan rainbow kurumoi
(Melanotaenia sp.) Melalui penambahan tepung udang rebon pada pelet
komersial. Skripsi. 26 hal.
Nurlisa, D. 2016. Penambahan tepung Spirulina sp. Dalam pakan untuk
peningkatan intensitas warna dan pertumbuhan benih ikan nemo
(Amphiprion percula) yang dipelihara indoor. 28 hal.
Palupi R., Abdullah, L., dan Astuti DA., dan Sumiati. 2014. High antioxidant egg
production through substitution of soybean meal by Indigofera.sp top leaf
meal in laying hendiets. Int JPoult Sci. 13:198-203 hal.
Prayogo, H.H. 2012. Pengkayaan Pakan Yang Mengandung Maggot Dengan
Tepung kepala Udang Sebagai Sumber Karotenoid Terhadap Penampilan
Warna dan Pertumbuhan Benih Ikan Rainbow Kurumoi (Melanoteinia
parva). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(3), 201-205.
Said, D.S., dan Hidayat. 2005. Kekerabatan Beberapa Spesies Ikan Pelangi Irian
(Famili Melanotaenidae) Berdasarkan Karyotipe. Penelitian limnologi-
LIPI. Fakultas perikanan dan kelautan IPB. Jurnal ikhtiologi indonesia,
1(5).
Saputra, S.A. 2007. Pengaruh Lama Perendaman Dalam Larutan Fermentasi
Kubis Terhadap Masa Simpan Bakso Ikan Cunang Pada Suhu Rendah.
Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
Jatinangor.
Sari, N.P., Santoso, L., Hudaidah, S. 2012. Pengaruh penambahan tepung kepala
udang dalam pakan terhadap pigmentasi ikan koi (Cyprinus carpio) jenis
Kohaku. Jurnal Rekayasa Teknologi Budidaya Perairan.1(1):31-38.
Saaty, T.L. 2008. Decision making with the analytic hierarchy process.
International Journal of Services Sciences, 1(1), 83-98.
Schmidt, K., Connor, A., dan Britton, G. 1994. Analysis of pigments: carotenoids
and related polyenes. In: Goodfellow, M., O´Donell, A.G., (Eds).
Chemical methods in procaryotic systematics, 403 hal.
Sholichin, I., K. Haetami dan H. Suherman. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung
Rebon pada Pakan Buatan terhadap Nilai Chroma Ikan Mas Koki
(Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol.3, No.4: 185-
190.
Setyohadi, D., G.D.R. Wiadnya, dan Soemarno. 2001. Pengaruh Aerasi dan
Resirkulasi Bio-Filter Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Udang Galah,
Macrobrachium rosenbergii (de Man). Biosains 1 : 39-46.
Subamia, I.W., Meilisza, Nina., dan L.M. Kurnia., 2010. Peningkatan Kualitas
Warna Ikan Rainbow Merah (Glossolepis Incises, Weber 1907) Melalui
Pengkayaan Sumber Karotenoid Tepung Kepala Udang dalam Pakan.
Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok.
Subamia, I. W., Meilisza, N., & Mara, K. L. 2017. Peningkatan kualitas warna
ikan rainbow merah Glossolepis incisus, (Weber, 1907) melalui
pengkayaan sumber karotenoid tepung kepala udang dalam pakan. Jurnal
Iktiologi Indonesia, 10(1), 1-9.
Sukarman dan Hirnawati, R. 2014. Alternatif karotenoid sintetis (astaxantin)
untuk meningkatkan kualitas warna ikan koki (Carassius auratus).
Widyariset. 17(3): 333–342.
Tjelele, T. J. 2006. Dry matter production, intake and nutritive value of certain
Indigofera spesies [Thesis]. [Hatfield (South Africa)]: University of
Pretoria.
Torrissen, J. and Ronald, W. 1998. Pigmentation of Salmonoid Carotenoid
Deposition and Metabolism. Aquatic Sciences, 1.198-209.
Utomo, N.B.P., O. Carman dan N. Fitriyati. 2006. Pengaruh Penambahan
Spirulina platensis Dengan Kadar Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingkat
Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L.).
Jurnal Akuakultur Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
Vilches,C., Forjan, E., Cuaresma, M., Bedmar, F., Garbayo,I., Vega, JM. 2011.
Marine Carotenoids. Biological functions and commerical applications
Mar drugs. 9:319-333.
Wallin, M. 2002. nature’s palette how animals, including humans, produce
Colours. Department of Zoology Goteborg University. Sweden. 1(2), 1-
12.
Wilson, P. G dan Rowe, R. 2008. A revision of the Indigofereae (Fabaceae) in
Australia. 2. Indigofera species with trifoliolate and alternately pinnate
leaves. TELOPEA J Plant Syst. 12:293-307.
Weber, 1907. Theory Of The Location Of Industries. Chicago : University Of
Chicago.
Yuliani, F., (2013). Perkembangan Larva Ikan Rainbow Boesemani
(Melanotaenia boesemani). Tahap Pembentukan Sirip dan Pembelokan
Tulang Ekor. Unnes Journal of Life Science. 2(2):100-105.