penanganan pembiayaan bermasalah dalam...

81
PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM PRODUK IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)Gelar Sarjana Ekonoyarh (S Oleh: ANI JANUARTINI 206046104335 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011

Upload: dangtram

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM PRODUK IJARAH

MUNTAHIYA BITTAMLIK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA

Tbk

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)Gelar Sarjana

Ekonoyarh (S

Oleh:

ANI JANUARTINI

206046104335

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011

Page 2: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,
Page 3: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Maret 2011

Ani Januartini

Page 4: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT,

Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah

memberikan segala nikmat Iman dan Islam karena atas kehendak dan kuasa-

Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemecahan

Masalah Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Pada Bank Muamalat

Indonesia’’ dengan lancar. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan

kepada Nabi Muhammmad SAW, suri tauladan dalam aktivitas kehidupan,

serta kepada para keluarga dan sahabatnya.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh

dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak baik secara moril maupun materil.

Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan

terima kasih yang kepada segenap pihak yang telah membantu menyelesaikan

skripsi ini. Sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhammmad Amin Suma, SH., MA., MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatrullah Jakarta.

Page 5: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

ii

3. Bapak Drs. Ahmad Yani, MA., selaku Ketua Program Non-Reguler Fakultas

Syariah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. A.M.Hasan Ali,MA.,Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan dalam

membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Hotnidah Nasution, S.Ag. MA., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

telah memberi arahan dalam membimbing, sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

6. Seluruh Dosen Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,

yang telah banyak memberikan ilmu dan pembelajaran kepada penulis.

7. Pimpinan dan Seluruh Staf Karyawan Perpusatakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

menyediakan fasilitas berupa sumber-sumber yang berkaitan dengan skripsi

penulis.

8. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Atas kesempatan yang telah diberikan

sehingga penulis diijinkan untuk melaksanakan penelitian, Bapak Yudis

Sisworo (Manager Operasional BMI), Mba Sunarti Muamalat Institute yang

telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis

butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Ayahanda Aminudin dan Ibunda Kariyah, terima kasih atas segala kasih

sayang, perhatian dan pengertiannya yang sangat berperan dalam hidup,

semoga kalian selalu diberi kesehatan, kebahagiaan dan umur panjang

Page 6: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

iii

sehingga ananda diberi kesempatan untuk menunjukkan besarnya cinta

ananda pada kalian.

10. Big thanks from my deepest heart to my both old sista atas dukungan moril

dan materilnya (I’ll never be on this top without all your help), kepada adik-

adikku „Khutil‟ dan „Ghatel‟ terima kasih atas dukungannya.

11. For my beloved Ali Agus.W atas perhatian, kasih sayang, dan memberi

semangat yang tiada henti agar penulis segera menyelesaikan skripsi. Terima

kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk menjemput pulang kuliah.

Thanks for giving me so much colours in my life’s.

12. Sahabat ku PS NR 2006, Khususnya PS A ; Novi (sahabat terbaik yang

senantiasa selalu berbagi, thanks for the ice tea^^), Ista (teman cekikikan ga

jelaz), Isti, Achie, „Mami‟ (makasih untuk bread talk nya dalam perjalanan

KKS ke sukabumi), dan teman-teman lainnya yang turut menyemangati dan

mendukung penulis namun tidak bisa disebutkan satu-persatu. Makasih atas

kebersamaannya selama 4 tahun kita saling mengenal, berbagi dan menjalin

persahabatan bahkan persaudaraan.

13. Thanks to all musician yang telah memberi semangat dan menemani hari-

hariku saat menulis skripsi melalui karya lagu indah mereka, especially thankx

to R. Kelly dengan lagunya yang bisa membuat seseorang untuk selalu

optimis “I Believe I Can Fly”..and so with me^^

Page 7: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

iv

14. Tak lupa pula teman-teman seperjuangan yang dengan sepenuh hati

mencurahkan dan membantu penulis dengan memberikan motivasi, saran dan

bantuan sehingga terselesaikan skripsi ini.

Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan.

Penulis hanya dapat memanjatkan do‟a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang

telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.

Amien...

Jakarta, 24 Maret 2011

Ani Januartini

Page 8: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

D. Review Studi Terdahulu ........................................................... 6

E. Metode Penelitian..................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ijarah Muntahiya Bittamlik .................................... 12

B. Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiya Bittamlik ........................ 15

C. Landasan Hukum Ijarah Muntahiya Bittamlik ......................... 17

D. Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak .................................. 20

E. Berakhirnya Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik ....................... 23

F. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

Bermasalah ............................................................................... 27

G. Penerapan Manajemen Resiko ................................................. 29

Page 9: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

vi

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT INDONESIA,

Tbk

A. Sejarah Singkat......................................................................... 31

B. Visi dan misi ............................................................................ 34

C. Produk- produk ........................................................................ 34

D. Struktur Organisasi .................................................................. 44

BAB IV PEMECAHAN MASALAH PEMBIAYAAN IJARAH

MUNTAHIYA BITTAMLIK PADA BANK MUAMALAT

INDONESIA

A. Prosedur Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik .................. 45

B. Faktor Penyebab Nasabah Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

Bernasalah ................................................................................ 57

C. Solusi Bank Muamalat Terhadap Nasabah Ijarah Muntahiya

Bittamlik Wanprestasi .............................................................. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 68

B. Saran ......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70

LAMPIRAN

Page 10: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syari’ah memiliki fungsi sebagai intermediasi yang menjembatani

para penabung dan investor. Hubungan antara bank syari’ah dengan nasabah lebih

bersifat partner, sehingga bank syari’ah dapat bertindak sebagai pembeli, penjual,

atau pihak yang menyewakan. Produk yang ditawarkan bank syari’ah sangat

bervariasi dengan prinsip saling menguntungkan (fairness) dan menjunjung tinggi

prinsip-prinsip keadilan. Produk yang ditawarkan bank syari’ah berupa

pengerahan dana masyarakat, penyaluran dan jasa perbankan lainnya. Bank

syari’ah dapat meningkatkan investasinya terutama dalam bentuk pembiayaan atas

kegiatan usaha produksi, distribusi, jual beli dan konsumsi dari produk atau

jasanya kepada nasabah debiturnya secara baik dan signifikan. Pembiayaan yang

diberikannya juga dilakukan atas dasar manfaat.

Kelahiran lembaga perbankan syari’ah didorong oleh adanya desakan kuat

dari orang Islam yang ingin terhindar dari transaksi bank konvensional yang

dipandang mengandung unsur riba. Karena penerapan riba dalam peminjaman

akan menanamkan kedengkian dan kebencian, bahkan dapat menimbulkan

putusnya hubungan sosial. Lebih tegas lagi, orang yang menerapkan sistem riba

dianggap telah menyatakan perang dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. Adanya

pelarangan riba dalam Islam merupakan pegangan utama bagi bank syari’ah

Page 11: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

2

dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sehingga kontrak hutang piutang antara

perbankan syari’ah dengan nasabah harus berada dalam koridor bebas bunga.1

Pembiayaan dalam Perbankan Syari’ah, sejatinya menggunakan sistem Profit dan

Loss Sharing (PLS), bukan berdasarkan bunga. Dengan kata lain, semua

keuntungan dibagi rata antara nasabah dengan bank, termasuk juga apabila terjadi

kerugian.

Salah satu cara untuk menghindari penerimaan dan pembayaran bunga

(riba) di perbankan syari’ah ditempuh dengan cara memberikan pembiayaan

(financing) dengan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT), yaitu akad sewa

yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan barang ke tangan penyewa.

Kegiatan pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yang harus

terus menerus dilaksanakan guna mempertahankan dan mengembangkan usaha

bank tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

menangani kegiatan pembiayaan pada suatu bank. Secara umum landasan hukum

pembiayaan akad penghimpunan dan penyaluran dana sebagaimana telah diubah

dalam PBI No.9/19/PBI/2007 yang artinya : pembiayaan merupakan bagian dari

penyaluran dana. Salah satu produk pembiayaan adalah ijarah atau sewa yaitu

pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran upah atau sewa tanpa pemindahan kepemilikan (operating lease)

ataupun dengan pemindahan kepemilikan (financial lease), tergantung dari para

pelaku yang melakukan akad ijarah tersebut.

1 Warkum Sumitro. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Keuangan Terkait (BMUI

dan Takaful di Indonesia), Jakarta, Rajawali Press, 2008, h. 8.

Page 12: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

3

Berdasarkan fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 27/DSN-MUI/III/2002,

akad ijarah Muntahiya Bittamlik boleh dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut:2

1. Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad ijarah (Fatwa DSN

Nomor : 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula dalam akad al-ijarah al-

Muntahiya Bi al-Tamlik.

2. Perjanjian untuk melakukan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik harus

disepakati ketika akad ijarah ditandatangani.

3. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.

Selain itu, dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 27/DSN-

MUI/III/2002, yang menjelaskan bahwa pihak yang melakukan al-ijarah

Muntahiya Bittamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad

pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat

dilakukan setelah masa ijarah selesai.

Pada umumnya bank syari’ah lebih banyak menggunakan al-ijarah al-

Muntahiya Bittamlik dibandingkan dengan ijarah. Hal tersebut karena Ijarah

Muntahiya Bittamlik lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu, bank pun

tidak direpotkan untuk mengurus pemeliharaan asset baik pada leasing atau pun

sesudahnya. Jika dikaitkan dengan perkembangan perekonomian yang ada pada

saat ini, banyak sekali praktek ijarah yang terjadi baik dalam skala kecil maupun

dalam skala besar, baik berupa barang maupun jasa. Ruang lingkupnya pun sangat

2 SK. Dir. BI. No: 9/PBI/2007

Page 13: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

4

luas, hampir mencakup seluruh aspek kehidupan. Misalnya seseorang

menggunakan jasa konsultan keuangan untuk mengatur keuangannya maka ia

telah menggunakan jasa seorang konsultan keuangan tersebut. Contoh lainnya

adalah apabila kita menyewa gedung untuk digunakan sebagai tempat usaha maka

kita telah menggunakan jasa sewa barang.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ijarah mamiliki peranan

sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ijarah merupakan manifestasi

keluwesan dan keluasan hukum Islam. Setiap orang memiliki hak untuk

melakukan akad ijarah baik berupa barang maupun jasa, selama hal tersebut

berdasarkan prinsip-prinsip yang diatur dalam syari’at Islam, agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaannya sehingga tidak menimbulkan kerugian dan

perselisihan antara seseorang dengan yang lainnya.

Sekalipun bank dalam memberikan pembiayaan tidak pernah menginginkan

bahwa pembiayaan yang diberikan akan menimbulkan permasalahan, namun pada

prakteknya permasalahan tersebut kerap kali muncul dan untuk keperluan itu

pihak bank akan melakukan segala upaya preventif yang mungkin dilakukan

untuk mencegah agar pembiayaan yang diberikan tidak menimbulkan

permasalahan, namun tidak mustahil jika pada akhirnya pembiayaan tetap juga

bermasalah, bahkan keadaan pembiayaan tersebut bukan hanya sekedar tidak

lancar atau diragukan melainkan akhirnya menjadi macet. Setelah itu, bank akan

melakukan upaya-upaya represif yang mula-mula akan dilakukan ialah melakukan

penyelamatan pembiayaan.

Page 14: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

5

Berangkat dari permasalahan di atas maka penulis melakukan penelitian

dengan judul “Penanganan Pembiayaan Bermasalah Dalam Produk Ijarah

Muntahiya Bittamlik Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat

dibatasi pada :

a. Bagaimana prosedur pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada Bank

Muamalat Indonesia?

b. Apa faktor penyebab nasabah pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

bermasalah?

c. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh pihak Bank Muamalat Indonesia

dalam menangani nasabah IMBT yang mengalami wanprestasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada

Bank Muamalat Indonesia

b. Untuk mengetahui faktor penyebab nasabah pembiayan Ijarah Muntahiya

Bittamlik bermasalah.

Page 15: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

6

c. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan oleh pihak Bank Muamalat

Indonesia dalam menangani nasabah IMBT yang mengalami

wanprestasi.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan

teori-teori yang diperoleh kedalam praktek sesungguhnya, khususnya

pada lembaga keuangan yang diteliti

b. Bagi jurusan muamalah ekonomi Islam, untuk menambah wawasan

intelektualitas dibidang perbankan syari’ah terutama mengenai

pemecahan masalah pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik.

c. Bagi dunia pustaka, penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan

sarana penilaian bagi kalangan praktisi dalam menunjang penelitian

selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi

penelitian yang lain.

D. Review Studi Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu digunakan untuk membantu mendapatkan

gambaran dalam menyusun kerangka pikir mengenai penelitian ini adalah :

a. Suhaemah, jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006, dengan judul skripsi “Ijarah Dalam Sistem

Perbankan Syari’ah di Indonesia dan Malaysia (Suatu Sistem

Perbandingan). Penelitian tersebut membahas perbandingan

Page 16: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

7

perkembangan sistem perbankan syari’ah di Indonesia dan Malaysia.

Persamaan dalam kajian skripsi ini adalah sama-sama membahas tentang

hak dan kewajiban pelaku Ijarah, letak perbedaannya adalah obyek

penelitiannya yaitu penulis lebih membahas kepada Pemecahan Masalah

Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik.

b. Puspita Sari Juniati, jurusan Muamalat,Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, dengan judul skripsi “Konsep dan

Aplikasi Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada BPRS Harta Insani

Karimah Ciledug”. Penelitian tersebut membahas tentang proses analisa

akad dan perikatan objek yang dibiayai serta aplikasi sistem pembiayaan

ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik di BPRS Harta Insani Karimah

Ciledug. Persamaan dalam kajian skripsi ini yaitu sama-sama membahas

tentang Ijarah Muntahiya Bittamlik dan membahas tentang kebijakan

pihak pembiaya terhadap nasabah IMBT yang mengalami wanprestasi,

sedangkan letak perbedaannya adalah dalam penelitian terdahulu tidak

membahas secara terperinci mengenai kebijakan yang dilakukan oleh

pihak pembiaya terhadap nasabah IMBT yang mengalami wanprestasi dan

penyebab pembiayaan bermasalah serta strategi preventif dari pihak

pembiaya agar pembiayaan tidak bermasalah, dan penulis melakukan

penelitian di Bank Muamalat Indonesia sedangkan studi terdahulu

melakukan penelitian di BPRS Harta Insani Karimah Ciledug.

c. Nurasma Khairani, jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, dengan judul skripsi “Pembiayaan

Page 17: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

8

Ijarah Muntahiya Bittamlik Pada Perbankan Syariah (Studi pada Bank

Muamalat Indonesia, Tbk)”. Penelitian tersebut hanya memaparkan bahwa

IMBT yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia sudah sesuai dengan

prinsip bank syariah, dari segi penerapannya ataupun segi pelaksanaannya.

Tidak membahas an bermasalah dalam produk IMBT dan strategi

preventif agar pembiayaan tidak bermasalah.

Dengan demikian pembahasan skripsi yang diangkat dalam penelitian ini

tidak sama dengan penelitian-penelitian terdahulu karena penulis lebih terfokus

pada penanganan pembiayaan bermasalah pada produk Ijarah Muntahiya

Bittamlik pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah paduan dari penelitian kepustakaan dan

penelitian lapangan, karena diawali dengan telaah bahan pustaka dan literature.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bentuk desain

diskriptif dan metode pengumpulan data dengan cara observasi. Deskriptif

menurut pengertiannya adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat

pencandraan (penulisan:gambaran) mengenai situasi-situasi dan kejadian-

kejadian. Dalam pengertian ini penelitian deskriptif menggunakan data dasar

Page 18: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

9

deskriptif semata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan,

menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. 3

2. Ruang Lingkup Penelitian

Obyek penelitian ini ditetapkan secara khusus pada Bank Muamalat

Indonesia dan diarahkan untuk mengumpulkan data yang mendukung untuk

menjawab permasalahan yang telah diungkapkan di atas. Pelampiran data

pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik bermasalah dalam skripsi ini dibatasi

pada data yang tercatat pada bulan Januari 2009.

3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara antara penulis dengan pihak

Bank Muamalat Indonesia.

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi perusahaan. Khususnya pada

Bank Muamalat Indonesia dan juga melalui literatur-literatur kepustakaan seperti

buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi

ini.

a. Penelitian Kepustakaan (data sekunder) Yaitu penulis mengadakan

penelitian yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini, yang

dilakukan dengan membaca dan mempelajari teori-teori yang ada

hubungannya dengan masalah pokok-pokok pembahasan melalui buku-

buku catatan kuliah, skripsi terdahulu, surat kabar, artikel, brosur,

internet dan media lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini

3 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Rajawali Press, Jakarta, 2004), h.22

Page 19: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

10

b. Wawancara (data primer) Yaitu penulis mengadakan wawancara secara

langsung maupun tidak langsung dengan pihak-pihak Bank Muamalat

Indonesia yang mewakili obyek yang diteliti.

c. Dokumentasi (data sekunder) Yaitu proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian yang berasal dari data yang berbentuk arsip (dokumen)

yang dimiliki oleh bank.

4. Teknik Analisa Data

Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, menelaah data

yang didapat mengenai pemecahan masalah pembiayaan ijarah muntahiya

bittamlik pada Bank Muamalat Indonesia. Selanjutnya dari proses analisa tersebut

penulis mengambil kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada masalah

yang bersifat khusus (deduktif).

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut :

BAB I Merupakan pendahuluan, yang meliputi : Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Review Studi Terdahulu, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

Page 20: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

11

BAB II Landasan Teori yang meliputi : Pengertian, Rukun dan Syarat,

Landasan Hukum, Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak, serta

Berakhirnya Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik

BAB III Gambaran umum Bank Muamalat Indonesia yang meliputi : Sejarah

Singkat, visi dan Misi, Produk-produk, dan Struktur Organisasi.

BAB IV Pembiayaan ijarah muntahiya bittamlik pada Bank Muamalat

Indonesia yang meliputi : Prosedur Pembiayaan IMBT pada BMI,

Faktor Penyebab Pembiayaan IMBT Bermasalah, Strategi BMI

untuk Mencegah Pembiayaan IMBT Bermasalah, Solusi BMI

Terhadap Nasabah Wanprestasi.

BAB V Penutup yang meliputi : kesimpulan dan saran-saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 21: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ijarah Muntahiya Bittamlik

Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT), merupakan rangkaian dua buah akad,

yakni akad al-bai’ dan akad ijarah muntahiya bittamlik (IMBT). Al- Bai’

merupakan akad jual-beli yang meliputi berbagai akad pertukaran antara suatu

barang dan jasa dalam jumlah tertentu atas barang dan jasa lainnya. Dalam

transaksi tersebut penjual menyebutkan dengan jelas barang yang

diperjualbelikan, termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil.

Sedangkan Ijarah Muntahiya Bittamlik merupakan kombinasi antara sewa-

menyewa (ijarah) dan akad peralihan kepemilikan benda seperti jual-beli atau

hibah diakhir masa sewa.

Skema Ijarah Muntahiya Bittamlik :1

1 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007,

Cet. Pertama, h.104.

Page 22: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

13

Keterangan :

1. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan objek sewa kepada

Bank Syari‟ah (mu’jir).

2. Bank Syari‟ah membeli objek sewa sesuai kebutuhan nasabah

kepada Suplier (penjual).

3. a. Bank Syari‟ah (mu’jir) dan Nasabah (musta’jir) melakukan akad

IMBT.

b. Suplier (penjual) mengirimkan objek sewa kepada nasabah

(musta’jir). Status objek sewa masih merupakan kepemilikan

Bank Syri‟ah (mu’jir).

4. Musta’jir membayar sewa kepada mu’jir.

5. Setelah akad ijarah berakhir, Bank Syari‟ah melakukan akad jual

beli objek sewa dan nasabah wajib membeli objek tersebut, maka

terjadilah pengalihan kepemilikan dari Bank Syari‟ah (mu’jir)

kepada nasabah (musta’jir).

Sewa (ijarah) dan sewa beli (ijarah wa iqtina’ atau ijarah muntahiya

bittamlik) oleh para ulama dianggap sebagai model pembiayaan yang dibenarkan

oleh syari‟at Islam. Model ini secara konvensional dikenal sebagai operating

lease and financial lease. Ijarah atau sewa adalah kontrak yang melibatkan suatu

barang dengan jasa atau manfaat atas harga lainnya. Penyewa juga diberi opsi

untuk memiliki barang yang disewakan tersebut pada saat sewa selesai dan

Page 23: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

14

kontrak ini disebut ijarah wa iqtina’ atau ijarah muntahiya bittammlik, dimana

akad sewa yang terjadi antara (bank) sebagai pemilik barang dengan (nasabah)

sebagai penyewa dengan akad sewa yang diakhiri dengan pemindahan

kepemilikan barang ke tangan si penyewa, dimana cicilan sewaan sudah termasuk

cicilan pokok harga barang.2

Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah perpaduan antara kontrak sewa

dan jual beli atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan pemindahan

kepemilikan barang ditangan si penyewa.3

Pada buku Manajemen Pembiayaan Bank Syariah karangan Muhammad

dikatakan bahwa Al-bai’ Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) merupakan

rangkaian dua buah akad, yakni akad Al-bai’ dan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik

(IMBT). Al-Bai’ merupakan akad jual beli, sedangkan IMBT merupakan

kombinasi antara sewa menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah diakhir masa

sewa. Dalam Ijarah Muntahiya Bittamlik, pemindahan hak milik barang terjadi

dengan salah satu dari dua cara berikut : 4

1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang

disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang

disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

2 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta, Pustaka Alvabet, 2005,

Cet. Ketiga, h.25.

3 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema

Insani Press bekerjasama dengan Tazkia Cendekia, 2001, Cet. Pertama, h.118.

4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta, Unit Penerbit dan

Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005, Cet. Pertama, h.156.

Page 24: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

15

Dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa Ijarah Muntahiya

Bittamlik adalah akad pengambilan manfaat dari suatu barang dalam waktu

tertentu melalui pembayaran sewa diikuti dengan pemindahan kepemilikan.

Dalam hal ini Ijarah Muntahiya Bittamlik memiliki persamaan dengan Bai’u

takjiri, dimana Bai’u takjiri atau sewa beli adalah suatu kontrak sewa yang

diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah

diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian daripadanya merupakan

pembelian terhadap barang secara berangsur-angsur.5

B. Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiya Bittamlik

Berdasarkan Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang pembiayaan

Ijarah Muntahiya Bittamlik, tanggal 28 Maret 2002 adalah sebagai berikut:6

1. Ketentuan umum yang berlaku dalam akad Ijarah Muntahiya Bittamlik

adalah:

a) (Fatwa DSN nomor 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula dalam akad

ijarah muntahiya bittamlik.

b) Perjanjian untuk melakukan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik harus

disepakati ketika akad ijarah ditandatangani.

c) Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.

5 Perwaraatmadja dan Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, h..32.

6 Tim penulis Dewan Syari‟ah, Fatwa DSN No.27/DSN-MUI/III/2002, h. 167-168.

Page 25: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

16

2. Syarat-syarat ketentuan yang berlaku tentang Ijarah Muntahiya Bittamlik:

a. Pihak yang melakukan Ijarah Muntahiya Bittamlik harus melaksanakan

akad ijarah terlebih dahulu, akad pemindahan kepemilikan baik dengan

jual beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai

b. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawal akad ijarah adalah

wa’d, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin

dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang

dilakukan setelah masa ijarah selesai.

Menurut peraturan Bank Indonesia kegiatan penyaluran dana dalam

bentuk pembiayaan berdasarkan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) berlaku pula

persyaratan sebagai berikut: 7

1. IMBT harus disepakati ketika akad ijarah ditandatangani dan

kesepakatan tersebut wajib dituangkan dalam ijarah yang dimaksud.

2. Pelaksanaan Ijarah Muntahiya Bittamlik atau pengalihan kepemilikan

kepada penyewa hanya dapat dilakukan setelah akad ijarah dipenuhi.

3. Bank wajib mengalihkan kepemilikan barang sewa kepada nasabah

berdasarkan bai‟ / hibah pada akhir periode perjanjian sewa.

4. Pengalihan kepemilikan barang sewa kepada penyewa dituangkan

dalam akad tersendiri setelah masa ijarah selesai. Selain itu ketentuan

ijarah berlaku pula pada akad IMBT sebagai berikut:

a. Bank dapat membiayai pengadaan objek sewa berupa barang

yang telah dimiliki bank.

7 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/46/PBI/2005. Bab II paragraph 3 Pasal 16. h. 19-

20

Page 26: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

17

b. Objek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan

diidentifikasikan secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas

termasuk pembayaran sewa dan jangka waktunya.

c. Bank wajib menyediakan barang sewa, menjamin pemenuhan

kualitas maupun kuantitas barang sewa serta ketepatan waktu

penyediaan barang sewa sesuai kesepakatan.

4). Bank wajib menanggung biaya pemeliharaan barang/asset sewa

yang sifatnya materiil dan struktural sesuai kesepakatan.

5). Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang

yang akan disewakan oleh nasabah.

6). Nasabah wajib membayar sewa secara tunai dan menjaga keutuhan

barang sewa, dan menanggung biaya pemeliharaan barang sewa

sesuai kesepakatan.

7). Nasabah tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang sewa yang

terjadi bukan karena pelanggaran perjanjian atau kelalaian nasabah.

C. Landasan Hukum Ijarah Muntahiya Bittamlik

Adapun yang menjadi landasan hukum Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah :

1. Hadis Nabi riwayat Abd. Razzaq dan Abu Hurairah dan Abu Sa‟id al-

Khudri, nabi saw bersabda :

Page 27: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

18

Artinya : “Barang siapa mempekerjakan mereka beritahukanlah

upahnya.”

Maksud dari hadis ini jika kita mempekerjakan seseorang untuk bekerja

dengan kita maka berikan haknya (upah) dan beritaahukanlah berapa upah yang

harus kita bayar kepada mereka yang telah membantu kita. Karena kita telah

mendapatkan suatu manfaat yang telah dikerjakan oleh orang tersebut untuk kita.

2. Hadis Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud dan Nasa‟i dari Sa‟ad Ibn

Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata :

Artinya : Dari Sa’id bin Abi Waqash ra berkata “Kami pernah menyewakan

tanah dengan (bayaran) hasil tanaman yang tumbuh pada parit

dan tempat yang teraliri air, maka rasulullah melarang kami

melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami

menyewakan tanah itu dengan emas atau perak (uang).”8

Maksud hadis ini bahwa dalam prakterk ijarah pembayaran atas sewaan

barang yaitu dengan uang bukan dengan barang lagi, para nasabah membayar

kepada bank berupa uang sesuai dengan apa yang mereka sepakati di awal akad.

3. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari „Abd bin „Auf al-Muzani, Nabi saw

bersabda :

8 Al-Hafiz Abi Sulaiman bin Al- Asy‟af Al-Sijistani, sunan Abi Daud, Kitabul buyu’,

Kairo, Darul Fikr, 1990, h.192.

Page 28: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

19

Artinya : Dari Kasir bin Abdullah bin Umar bin „Auf al-Muzani dari

kakeknya, Sesungguhnya rasulullah saw bersabda :“Perjanjian

boleh dilakukan diantara kaum Muslimin kecuali perjanjian

yang mengharamkan yang halal atau yang menghalalkan yang

haram; dan kaum mMuslimin terikat dengan syarat-syarat

mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram.”

4. Hadis Nabi riwayat Ahmad dari dari Ibnu Mas‟ud :

Artinya : Dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud ra dari bapaknya

berkata : “Rasulullah melarang dua bentuk akad dalam satu

transaksi.”9

Berdasarkan hadis di atas ada pula pendapat lain yang mengemukakan

bahwa Ijarah Muntahiya Bittamlik bukanlah dua bentuk akad dalam satu

transakasi karena dalam prakteknya tidak menggunakan dua akad dalam satu

waktu, melainkan menggunakan akad sewa (ijarah) tetapi diawal perjanjian pihak

bank telah berjanji akan menghibahkan barang sewaan diakhir masa sewa kepada

nasabah. Maka dari itu Ijarah Muntahiya Bittamlik diperbolehkan karena segala

9 Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hambal, Bab musnad Abdullah bin

Mas’ud, Sabbah Musnad Muhtsinina Minassahabi, h.595.

Page 29: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

20

kejelasan didalam transaksinya disebutkan pada awal akad sehingga tidak ada

unsur gharar.

D. Hak dan Kewajiban Kedua-belah Pihak

Pihak yang menyewakan wajib mempersiapkan barang yang disewakan

untuk dapat digunakan secara optimal oleh penyewa. Seandainya mobil yang

disewa tidak dapat digunakan karena ada kerusakan, seperti aki lemah, maka yang

menyewa wajib menggantinya. Bila yang menyewakan tidak dapat

memperbaikinya, penyewa mempunyai pilihan untuk membatalkan akad atau

memerima manfaat yang rusak. Sebagian ulama berpendapat bila demikian

keadaannya dan pihak penyewa tidak membatalkan akad, harga sewa harus

dibayar penuh dan sebagian ulama lain berpendapat harga sewa dapat

dikurangkan terlebih dahulu dengan biaya untuk perbaikan kerusakan.10

Penyewa wajib menggunakan barang yang disewakan menurut syarat-

syarat akad atau menurut kelaziman pengguna. Penyewa juga wajib menjaga

barang yang disewakan agar tetap utuh.11

Karena ijarah merupakan akad yang

mengatur pemanfaatan hak guna tanpa terjadi pemindahan kepemilikan, banyak

orang yang menyamakan ijarah dengan leasing. Ini terjadi karena kedua istilah

tersebut sama-sama mengacu pada hal ihwal sewa-menyewa. Menyamakan ijarah

dengan leasing tidak sepenuhnya salah tapi tidak sepenuhnya benar pula, karena

10

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, h.148.

11

Ibid, h.148.

Page 30: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

21

pada dasarnya, meskipun terdapat persamaan antara ijarah dan leasing, tetapi ada

beberapa karakteristik yang membedakannya yaitu:

a) Objek

Dilihat dari segi objek yang disewakan, leasing hanya berlaku untuk sewa-

menyewa barang saja. Jadi yang disewakan dalam leasing terbatas pada manfaat

barang saja. Di lain pihak dalam ijarah objek yang disewakan bisa berupa barang

ataupun jasa (tenaga kerja). Ijarah bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat

barang disebut sewa-menyewa, sedangkan bila diterapkan untuk manfaat jasa

(tenaga kerja) disebut upah-mengupah. Jadi yang disewakan dalam ijarah adalah

manfaat barang maupun manfaat tenaga kerja. Dengan demikian, bila dilihat dari

segi objeknya, ijarah mempunyai cakupan yang lebih luas daripada leasing.

b) Metode Pembayaran

Bila dilihat dari segi pembayarannya, leasing hanya memiliki satu metode

pembayaran saja, yakni yang bersifat not contingent to performance. Artinya,

pembayaran sewa pada leasing tidak tergantung pada kinerja objek yang disewa.

Sedangkan untuk pembayaran ijarah dapat dibedakan menjadi, yaitu ijarah yang

pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to

performance).

c) Perpindahan Kepemilikan (Transfer Of Title)

Dari aspek perpindahan kepemilikan, dalam leasing ada dua jenis yaitu

operating lease dan financial lease. Dalam operating lease tidak terjadi

pemindahan kepemilikan asset, baik diawal maupun diakhir periode sewa. Dalam

financial lease, diakhir periode sewa si penyewa diberi pilihan (opsi) untuk

Page 31: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

22

membeli atau tidak membeli barang yang disewa tersebut. Sehingga transfer of

title masih berupa pilihan dan dilakukan diakhir periode. Namun pada prakteknya

(khususnya di Indonesia), dalam financial lease sudah tidak ada opsi lagi untuk

membeli atau tidak membeli, karena pilihan untuk membeli atau tidak membeli

itu sudah „dikunci‟ di awal periode.

Di lain pihak, ijarah sama seperti financial lease, diakhir periode sewa si

penyewa diberi opsi untuk membeli atau tidak membeli barang yang disewa.

Yakni tidak ada transfer of title baik diawal maupun diakhir periode. Namun

demikian pada akhir masa sewa. Namun demikian pada masa akhir sewa, bank

dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Sehingga dalam

perbankan syari‟ah dikenal ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) atau sewa yang

diikuti dengan pemindahan kepemilikan. Karena itu dalam IMBT, pihak yang

menyewakan berjanji diawal periode kepada pihak penyewa, apakah akan menjual

barang tersebut atau menghibahkannya.

d) Lease-Purchase

Versi lain dari leasing adalah lease-purchase (sewa beli), yakni kontrak

sewa sekaligus beli. Dalam kontrak ini, perpindahan kepemilikan terjadi selama

periode sewa secara bertahap. Bila kontrak sewa beli ini dibatalkan, hak milik

barang terbagi antara milik penyewa dengan milik yang menyewakan.

Dalam syari‟ah, akad lease and purchase ini diharamkan karena adanya

two in one (dua akad sekaligus), hal ini menyebabkan gharar dalam akad yakni

adanya ketidakjelasan akad: apakah akad yang berlaku akad sewa atau akad beli.

Page 32: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

23

e) Sale and Lease-back

Sale and lease-back adalah pihak lessee menjual barang modalnya kepada

lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut

dengan jangka waktu yang disepakati bersama. Metode ini membantu lessee yang

mengalami kesulitan modal barang. Sale and lease-back terjadi bila, misalnya, A

menjual barang X ke B, tetapi karena A tetap ingin barang X tersebut, B

menyewakannya kembali ke A dengan kontrak financial lease, sehingga A

mempunyai pilihan untuk memiliki barang X tersebut diakhir periode.

Misalkan, A menjual barang X seharga RP. 120 Juta secara cicilan kepada

B, dengan syarat bahwa B harus kembali menjual barang X tersebut kapada A

secara tunai seharga Rp. 100 Juta. Transaksi di atas haram, karena ada persyaratan

bahwa A bersedia menjual barang X ke B asalkan B kembali menjual barang

tersebut kapada A. Dalam kasus di atas, disyaratkan bahwa akad 1 berlaku efekif

bila akad 2 dilakukan. Penerapan syarat ini mencegah terpenuhinya rukun ijarah,

yaitu rukun yang harus terpenuhi, sehingga ganti penggunaan manfaat asset dalam

bentuk sewa.12

E. Berakhirnya Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik

Berakhirnya suatu akad ijarah Muntahiya Bittamlik disebabkan oleh hal-

hal berikut:

12

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, h.131-135.

Page 33: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

24

1. Objek hilang atau musnah seperti rumah terbakar.13

2. Habis tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah. Apabila yang

disewakan itu rumah, maka rumah itu dikembalikan kepada

pemiliknya dan apabila yang disewa itu jasa seseorang, maka ia berhak

diberi imbalan atas jasa yang telah dilakukan.14

3. Menurut mazhab Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang meninggal

dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda dengan jumhur

ulama, akad tidak berakhir (batal) karena manfaat dapat diwariskan.15

4. Menurut ulama Hanafiyah, apabila ada uzur di salah satu pihak, seperti

rumah yang disewakan disita negara karena terkait utang yang banyak,

maka akad al-ijarah batal. Uzur-uzur yang dapat membatalkan akad al-

ijarah itu, menurut ulama Hanafiyah adalah salah satu pihak jatuh muflis,

dan berpindah tempatnya penyewa, misalnya, seseorang digaji untuk

menggali sumur disuatu desa, sebelum sumur itu selesai, penduduk desa

itu pindah ke desa lain. Akan tetapi, menurut jumhur ulama uzur yang

boleh membatalkan al-ijarah itu hanyalah apabila objeknya mengandung

cacat atau manfaat yang dituju dalam akad itu hilang, seperti kebakaran

dan dilanda banjir.16

13

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat), h. 237.

14

Abdul Aziz Dahlan (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta, Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1996, Cet. Pertama, Jilid II, h. 660.

15

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat), h.237.

16

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2000, h.237-238.

Page 34: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

25

5. Terjadi aib pada barang sewaan yang kejadiannya ditangan penyewa atau

terlihat aib lama padanya.

6. Rusaknya barang yang diupahkan, seperti baju yang diupahkan untuk

dijahitkan, karena akad yang sudah terpenuhi setelah rusaknya barang

tersebut.

7. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan, atau

berakhirnya masa, kecuali jika terdapat uzur yang mencegah fasakh atau

terpenuhinya akad tersebut. Seperti jika masa ijarah tanah pertanian telah

berakhir sebelum tanaman dipanen, maka ia tetap berada di tangan

penyewa sampai masa selesai diketam. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya bahaya (kerugian) pada pihak penyewa, yaitu dengan

mencabut tanaman sebelum waktunya.

Penganut-penganut mazhab Hanafi berkata, “boleh menfasakh ijarah

karena adanya uzur sekalipun dari salah satu pihak”. Seperti seseorang yang

menyewa toko untuk berdagang, kemudian hartanya terbakar, atau dicuri, atau

dirampas atau bangkrut, maka ia berhak memfasakh ijarah.17

Adapun untuk besar-kecilnya upah, kembali kepada adat kebiasaan

setempat. Dengan demikian, pembayaran upah tersebut dapat sesuai dengan akad

yang disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak, seperti halnya dalam

mempercepat atau menangguhkan upah sebelum atau setelah pekerjaannya

selesai. Jika dalam akad tidak terdapat kesepakatan mempercepat atau

menangguhkan, sekiranya upah itu dikaitkan dengan waktu tertentu maka wajib

17

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (terj) oleh H. Kamaluddin A. Marzuki, Bandung, PT. Al-

Ma‟arif, 1997, Cet. Ketujuh, Jilid 13, h.29.

Page 35: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

26

dipenuhi sesudah berakhirnya masa tersebut. Misalnya orang yang menyewa suatu

rumah untuk jangka waktu satu bulan telah berlalu maka penyewa wajib

membayar sewa tersebut. Jika akad ijarah itu untuk suatu pekerjaan, maka

kewajiban pembayaran upahnya adalah pada waktu berakhirnya pekerjaan.

Kemudian jika akad sudah berlangsung dan tidak disyaratkan mengenai

penerimaan pembayaran dan tidak ada ketentuan menangguhkannya, menurut

Abu Hanifa dan Malik, wajib diserahkan secara angsuran, sesuai dengan manfaat

yang diterima. Demikian juga Hanafi berpendapat bahwa mensyaratkan dalam

mempercepat atau menangguhkan upah adalah sah.18

Disamping itu imbalan harus berbentuk harta yang mempunyai nilai yang jelas

diketahui, baik dengan menyaksikan atau dengan menginformasikan ciri-cirinya.

Karena ia merupakan pembayaran harga manfaat, sedangkan harga mempunyai

syarat harus diketahui jelas.

Jika ijarah berakhir, penyewa berkewajiban mengembalikan barang sewaan.

Jika barang itu bergerak, ia wajib menyerahkan kepada pemiliknya. Dan jika

berbentuk barang tidak bergerak, ia wajib menyerahkan kepada pemiliknya dalam

keadaan kosong (tidak ada harta si penyewa).

Jika barang sewaan berbentuk tanah pertanian, maka si penyewa wajib

mengembalikan tanah pertanian tersebut dalam keadaan kosong tidak ada

tanaman-tanaman di atas pertanian tersebut.

18

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h.20.

Page 36: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

27

F. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Bermasalah

Bertitik tolak dari pendapat para ahli dan pengalaman yang diperoleh

selama ini, maka pada prinsipnya, penyebab pembiayaan Ijarah Muntahiya

Bittamlik bermasalah di Bank Muamalat Indonesia dapat dibagi menjadi 2 faktor,

yaitu :19

1. Faktor Internal (Bank), yang dapat ditinjau dari beberapa aspek berikut ;

a. Aspek Analisa Pembiayaan

1). Kurang baiknya pemahaman atas bisnis nasabah (Nature of Business).

2). Kurang dilakukan evaluasi apakah laporan keuangan yang disajikan

wajar atau tidak.

b. Aspek Perhitungan Modal Kerja

Perhitungan modal kerja tidak didasarkan kepada bisnis usaha nasabah.

c. Aspek Sumber Pengembalian

1) Proyeksi penjualan terlalu optimis.

2) Proyeksi penjualan tidak memperhitungkan kebiasaan bisnis dan kurang

memperhitungkan aspek kompetitor.

d. Aspek Jaminan

Tidak memperhitungkan aspek marketable, dan dianggap sebagai

pelengkap tanpa memperhitungkan resiko seandainya pembiayaan

bermasalah.

e. Lemahnya Aspek Supervisi dan Monitoring.

Monitoring terbagi menjadi dua yaitu:

19

Pembiayaan Bermasalah Bank Muamalat Indonesia, Jakarta, Muamalat Institute, 1995.

h. 24-25.

Page 37: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

28

1) Desk Monitoring

Hal ini terjadi karena kurangnya tindakan evaluasi atas rekening

koran, kurang perhatian atas keterlambatan pembayaran kewajiban

nasabah, dan belum diterapkannya Managing Collectibility tentang “How

to Manage Your Account” yang beruhubungan dengan tingkat kesehatan

pembiayaan.

2) On Side Monitoring

Hal ini terjadi karena jarang berkunjung ke lokasi nasabah,

sehingga side streaming dan permasalahan nasabah tidak dapat terdeteksi

sejak awal.

2. Faktor Eksternal (nasabah)

a. Kalah dalam persaingan usaha.

b. Usaha yang dijalankan relatif baru.

c. Gagal dalam collection.

d. Side streaming dalam penggunaan dana.

e. Meniggalnya key person.

f. Perselisihan sesama direksi.

g. Perceraian key person.

h. Anggota keluarga sakit

i. Karakter tidak bagus.

Page 38: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

29

G. Penerapan Manajemen Resiko

Belakangan ini situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan

mengalami perkembangan yang pesat diikuti pula semakin kompleksnya risiko

yang dihadapi oleh industri perbankan. Hal ini menuntut setiap pelaku usaha

dalam industri perbankan untuk menerapkan manajemen (pengelolaan) risiko agar

aktivitas usaha yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian yang dapat

menganggu kelangsungan usaha Bank.

Bank Muamalat telah menerapkan prinsip manajemen risiko dengan

melakukan fungsi identifikasi, pemgukuran, pemantauan dan pengendalian

terhadap beberapa hal berikut :20

1. Risiko Pembiayaan

2. Risiko Pasar/Nilai Tukar

3. Risiko Operasional

4. Risiko Likuiditas

5. Risiko Hukum

6. Risiko Reputasi

7. Risiko Strategik

8. Risiko Kepatuhan

Struktur Organisasi Risk Manajemen Division, dimulai dari Financing

Risk Manajemen Unit ditingkat cabang area hingga kantor pusat. Fungsi

utamanya adalah menjalankan independent financing risk assesment yang

merupakan penyaring awal terhadap setiap proposal pembiayaan nasabah yang

20

Manajemen Resiko PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Jakarta, Muamalat Institute,

2009. h. 71-72.

Page 39: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

30

diajukan oleh cabang sebelum diputuskan oleh Komite Pembiayaan sesuai dengan

limit kewenangannya.

Dalam struktur organisasi Risk Manajemen Division terdapat Financing

Risk Management Unit, Operational Risk Management Unit, Market & Liquidity

Risk Management Unit, serta Information Technology (IT) Risk Management

Unit. Operasional Risk Manajemen Unit bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

manajemen risiko untuk kelompok risiko operasional (mencakupi risiko

operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan),

yang prosesnya dilakukan melalui unit terkait. Pengidentifikasian dan pengukuran

risiko operasional dilakukan oleh Resident Auditor yang ada di cabang

berdasarkan temuan pemeriksaan yang dilaporkan dengan menggunakan media

Lembar Kerja Pencatatan dan Pengukuran risiko operasional Penyimpangan dan

Transaksi Berisiko (LKPPTB). Selain itu untuk pengendalian risiko operasional

dijalankan oleh segenap Operation Manager dan Supervisi Operasi Kantor Pusat

Non Operation Non Operational (KPNO) unit dibawah General Administration &

Network Operation Division.

Market & Liquidity Risk Management Unit menangani manajemen risiko

yang berkaitan dengan risiko liquiditas dan risiko pasar (khususnya risiko nilai

tikar). Dalam hal ini Market Liquidity Risk Management Unit memonitor

aktivitas harian yang dilaksanakan Treasury Division. Kualitas pelaksanaan

manajemen risiko sangat ditentukan oleh pemahaman dan pengetahuan segenap

karyawan terhadap risiko.

Page 40: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

31

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Muamalat Indonesia

PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk, didirikan pada 24 Rabius Tsani

1412 H (1 Nopember 1991) dan mulai beroperasi pada 27 Syawal 1412 (1 Mei 1992).

Pendirian bank yang diprakarsai oleh beberapa tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dan beberapa cendekiawan Muslim yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (ICMI) serta pemerintah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh

dan pemimpin Muslim terkemuka, beberapa pengusaha Muslim, serta masyarakat.

Bentuk dukungan dari masyarakat yaitu berupa komitmen pembelian saham senilai

Rp. 84 Milyar pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya

dalam acara silaturahmi pendirian di istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari

masyarakat Jawa Barat sebesar Rp. 22 Milyar sehingga menjadi Rp. 106 Miliar

sebagai wujud dukungannya.1

Setelah 2 tahun beroperasi, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat

Bank Devisa pada 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisinya

1 Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia (Annual Report), Jakarta, Muamalat Institute,

2009, h. 4.

Page 41: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

32

sebagai bank syariah pertama di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang

terus dikembangkan.2

Pada tahun 1998 krisis finansial menghantam Indonesia dan berdampak luas

terhadap bisnis, termasuk sektor perbankan. Dikarenakan kondisi bisnis yang tidak

kondusif sejumlah bank kolapse, Bank Muamalat tetap dapat bertahan dan tidak

membutuhkan pengawasan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) maupun

rekapitulasi modal dari pemerintah. Bagaimanapun Bank Muamalat tetap terimbas

krisis Non Performing Loan (NPF) mencapai lebih dari 60 %, besarnya pencadangan

penghapusan untuk meng-cover NPF yang tinggi menyebabkan bank merugi dan

modal berkurang menjadi tinggal 1/3 dari modal awalnya. Namun dengan tiadanya

negative spread, modal bank masih tetap positif dan memperoleh predikat bank

katergori A. Kemudian Bank Muamalat berupaya mencari pemodal potensial guna

memperkuat permodalannya dengan menyelenggarakan Right Issue I pada tahun

1999 dan berhasil mendapatkan pemegang saham baru yaitu Islamic Development

Bank (IDB).3

Memasuki tahun 2004, sebuah inovasi lahir untuk mengawal fatwa MUI

tentang haramnya bunga bank, yaitu peluncuran produk Shar-e. Shar-e lahir untuk

memberi pelayanan di wilayah yang sebelumnya tak terlayani (unserved area).

Ditunjang oleh inovasi Shar-e tersebut, Bank Muamalat kemudian mengembangkan

strategi WAR yaitu singkatan dari Wholesale, Alliance and Remote, yang

2Ibid., h.5.

3Ibid., h.5.

Page 42: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

33

memungkinkan Bank Muamalat menjangkau pelosok-pelosok Indonesia yang

sebelumnya tidak terlayani oleh perbankan syariah. Strategi WAR berhasil

mengembangkan jaringan pelayanan Bank Muamalat hingga menjadi ribuan

jumlahnya, selain itu juga memperkokoh basis nasabah Muamalat hingga mencapai

jutaan nasabah. Melanjuti keberhasilan WAR yang luar biasa, Bank Muamalat

menggulirkan penanganan Service Transformation dalam rangka menggairahkan

pelayanannya untuk juga melayani kebutuhan nasabah di kota-kota besar akan suatu

layanan perbankan syariah yang prima.4

Pada tahun 2009, PT. Bank Syariah Muamlat Indonesia,Tbk berubah nama

menjadi PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk sesuai dengan akta No. 104 tanggal 12

Nopember 2008 dari notaris Arry Supranoto,S,H., notaris di Jakarta. Akta pernyataan

tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dengan surat keputusan No. AHU. 98507. AH. 01. 02. TH. 08 tanggal 22 Desember

2008 dan dicatat dalam tata usaha pengawasan Bank Indonesia sejak 4 September

2009. Pada tahun yang sama, Bank Muamalat pertama kalinya membuka cabang

internasional di Kuala Lumpur Malaysia dan melaksanakan penggantian manajemen

pada bulan Juli 2009. Berdasarkan laporan keuangan (Audited) , pada akhir 2009 total

asset Bank Muamalat mencapai Rp. 16.027,18 Milyar atau tumbuh 27,09 % yang

sebagian besarnya berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu sebesar Rp. 13.316,90

4 Ibid., h.6.

Page 43: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

34

Milyar. Dan dari Dana Pihak Ketiga yang terkumpul tersebut sebesar Rp. 11.428,01

Milyar disalurkan pada aktivitas pembiayaan serta investasi syariah lainnya.5

B. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi Bank Syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar nasional.

2. Misi

Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan

penekanan semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi

investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.6

C. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia

1. Produk Penghimpunan Dana7

a. Shar – e

Shar-e adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan

kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat

dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Pos Online di seluruh

Indonesia. Hanya dengan Rp. 125.000, langsung dapat diperoleh satu paket

5Ibid., h. 7.

6 Ibid., h. 1.

7 Ibid., h. 106-108.

Page 44: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

35

kartu Shar-e dengan saldo awal tabungan Rp. 100.000. Shar-e adalah sarana

menabung dan berinvestasi di Bank Muamalat dan diinvestasikan hanya untuk

usaha halal dengan bagi hasil kompetitif.

b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan akad Mudharabah yang

penarikannya dapat dilakukan secara bebas biaya di seluruh konter Bank

Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM Bersama, Tabungan Ummat

dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh

merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Selain itu, nasabah

tabungan Ummat akan memperoleh bagi hasil yang kompetitif perbulannya.

c. TabunganKu

Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang diakses

dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp. 20.000

untuk dapat memiliki rekening TabunganKu. Nasabah TabunganKu dapat

menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank

Muamalat secara bebas biaya.

d. Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus

Merupakan tabungan yang ditujukan bagi masabah yang berencana

untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk

merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu

pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa secara Cuma-

Cuma nasabah akan mendapat penggantian sebesar selisih nilai biaya ibadah

Page 45: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

36

Haji (BPIH) dengan saldo tabungan melalui ahli waris manakala meninggal

dunia. Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah untuk memperoleh porsi

keberangkatan karena Bank Muamalat telah terhubung on-line dengan

Siskohat Departemen Agama.

e. Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi syari’ah bagi nasabah perorangan dan badan

hukum yang memberikan bagi hasil yang optimal. Dana nasabah yang

disimpan pada Deposito Mudharabah akan dikelola melalui pembiayaan

kepada berbagai jenis usaha sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga

memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12

bulan dengan pilihan mata uang dalam rupiah dan USD Deposito

Mudharabah dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan

juga dapat dijadikan jaminan pembiayaan di Bank Muamalat.

f. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan,

dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dan memiliki keunggulan perlindungan

asuransi jiwa secara Cuma-Cuma yang dapat diperpanjang secara otomatis

(Roll Over). Dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan di Bank

Muamalat. Deposito Fulinves memberikan bagi hasil yang optimal setiap

bulan.

Page 46: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

37

g. Giro Wadi’ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro

dan aplikasi pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun

perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Fasilitas khusus giro, nasabah

akan mendapat kartuATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di seluruh

jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama serta akses di seluruh

merchant Debit BCA/PRIMA.

h. Kas Kilat

Muamalat kas kilat-I (mk2) adalah layanan pengiriman uang yang

cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke keluarga di tanah air melalui

rekening tabungan Shar-e. Layanan kas kilat bekerjasama dengan Bank

Muamalat Malaysia Berhad membantu nasabah mengirimkan uang secepat

kilat dari Malaysia.

i. Dana Pensiun Muamalat

DPLK Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia 18 tahun,

atau sudah menikah, dan pilihan usia pension 45-65 tahun dengan iuran sangat

terjangkau yaitu minimal Rp. 50.000 perbulan dan pembayarannya dapat

didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer

dari bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMAT,

dimana selama masa kepesertaan akan dilindungi asuransi jiwa sesuai

ketentuan yang berlaku. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan

Page 47: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

38

memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta

meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.

2. Produk Pembiayaan Jual Beli8

a. Murabahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan

yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

Konsep ini cocok untuk pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumtif.

b. Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana

pembayaran dilakukan dimuka secara tunai. Konsep salam cocok untuk

pembiayaan dibidang pertanian.

c. Istishna’

Adalah jual beli dimana produsen (shaani’) ditugaskan untuk

membuat suatu barang pesanan dari pemesan (mustashni’). Pembayaran

Istishna’ dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. Konsep

Istishna’ cocok untuk pembiayaan pembangunan properti dan penyediaan

barang atau asset yang memiliki kriteria spesifik.

3. Produk Pembiayaan Bagi Hasil9

8 Ibid., h. 109.

9 Ibid., h. 110.

Page 48: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

39

a. Musyarakah

Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, pekerjaan

atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Konsep ini cocok untuk

pembiayaan modal kerja dan investasi.

b. Musyarakah Mutanaqisah

Adalah musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau

modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara

bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat digunakan untuk pembelian

rumah, melalui pengajuan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah (KPR)

Syariah Baiti Jannati.

c. Mudharabah

Adalah kerjasama antara dua pihak dimana salah satu pihak (Bank)

bertindak sebagai penyedia dana (shahibul maal) dan pihak lain (Nasabah)

bertindak sebagai pengelola usaha (mudharib). Dalam hal ini, Bank

menyerahkan modalnya kepada nasabah untuk dikelola. Pembiayaan

Mudharabah banyak digunakan untuk pembiayaan proyek atau usaha-usaha

yang memiliki proyeksi dan pencatatan pendapatan dan biaya usaha yang

definitive. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja dan investasi

Page 49: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

40

4. Produk Pembiayaan Sewa10

a. Ijarah

Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajir) dengan

nasabah selaku penyewa (musta’jir) atas suatu barang atau asset milik Bank.

Bank mendapatkan imbalan atas barang atau asset yang disewakannya.

b. Ijarah Muntahiya Bittamlik

Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajir) dengan

nasabah selaku penyewa (musta’jir). Denagan konsep IMBT, nasabah

(penyewa) setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang

diperjanjikan dan bila sewa berakhir, maka penyewa mempunyai hak opsi

untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut dari pemberi sewa.

Pembiayaan Ijarah dan IMBT umumnya digunakan untuk pembiayaan

investasi alat-alat.

c. Qardh.

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali. Menurut teknis perbankan, qardh adalah pemberian

pinjaman dari Bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan

mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk

pinjaman yang bersifat konsumtif. Konsep ini dapat digunakan untuk

Pembiayaan Dana Talangan Haji.

10

Ibid., h.110-111.

Page 50: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

41

5. Produk Jasa11

a. Perwakilan (Wakalah)

Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara

teknis perbankan, wakalah adalah akad pemberian wewenang (kuasa) dari

lembaga atau seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai

wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu

tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus

mengatasnamakan yang memberikan kuasa. Prinsip wakalah biasa digunakan

untuk layanan L/C collection, agency, dan arranger sindikasi pembiayaan.

b. Penjaminan (Kafalah)

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada

pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab

seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain

sebagai penjamin. Konsep kafalah biasa digunakan untuk layanan Bank

Garansi.

c. Penanggungan (Hiwalah)

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang

lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan

11

Ibid., h. 111-112.

Page 51: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

42

pemindahan beban hutang dari pihak yang berhutang (muhil) menjadi

tanggungan pihak yang berkewajiban membayar hutang (muhal’alaih).

d. Gadai (Rahn)

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan

atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai

ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat

mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana, rahn adalah

perikatan jaminan hutang atau gadai.

6. Jasa Layanan12

a. ATM (Automatic Transfer Machine)

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan Nasabah melakukan

penarikan dana tunai, pemindahbukuan, transfer antar Bank, pemeriksaan

saldo, pembayaran Zakat-infaq-sedekah (ZIS),dan tagihan telepon. Untuk

penarikan tunai, Kartu ATM Muamalat dapat diakses di seluruh ATM

Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama secara bebas biaya di

seluruh Indonesia. Kartu ATM Muamalat juga dapat dipakai untuk

bertransaksi di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA.

b. SalaMuamalat

Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center.

SalaMuamalat memberikan kemudahan kepada nasabah setiap saat dan

dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk,

12

Ibid., h. 112.

Page 52: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

43

saldo dan informasi transaksi, pemindahbukuan antar rekening pembayaran,

serta mengubah PIN.

c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

`Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS melalui kantor

dan ATM Bank Muamalat, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat

maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank

Muamalat. Nasabah juga dapat membayar ZIS melalui SalaMuamalat.

7. Jasa-jasa Lain13

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada

masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft,

dan referensi bank.

13

Ibid., h. 112.

Page 53: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

44

D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi14

Sumber Annual Report Bank Muamalat Indonesia 2009

14

Ibid., h. 96.

Page 54: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

45

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA

BITTAMLIK PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Prosedur Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

Aktivitas perbankan pada umumnya tidak diperbolehkan melakukan leasing,

oleh karena itu perbankan syari’ah khususnya Bank Muamalat Indonesia hanya

mengambil jenis ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik, yang artinya perjanjian

untuk memanfaatkan (sewa) barang antara Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah

dan pada akhir masa sewa, maka nasabah wajib membeli barang yang telah

disewanya. Bank Muamalat Indonesia lebih memilih menggunakan akad al- ijarah

al- muntahiya bit-tamlik karena lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu, bank

pun tidak direpotkan untuk mengurus pemeliharaan asset, baik pada saat leasing

maupun sesudahnya.1

Bank Muamalat Indonesia dalam memberikan pembiayaan IMBT tidak dapat

begitu saja memberikan pembiayaan kepada calon musta’jir. Bank harus menganalisa

terlebih dahulu permohonan pembiayaaan yang diajukan oleh calon musta’jir

tersebut, analisa harus dilakukan dengan cermat, karena bukan tidak mungkin calon

1 Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia (Annual Report), Jakarta, Muamalat Institute,

2009, h. 113.

Page 55: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

46

musta’jir tidak dapat mengembalikan pembiayaaan yang akan diberikan bank dan

nantinya akan menjadi kredit macet.2

Proses analisa akad pembiayaan meliputi enam tahapan, yaitu :3

1. Bagi calon musta’jir yang akan mengajukan pembiayaan ke PT. Bank

Muamalat Indonesia Tbk, dapat menemui petugas marketing atau Account

Officer. Setelah calon musta’jir dipertemukan ke bagian AO (Account

Officer), di sana calon musta’jir dapat mengemukakan tujuan pembiayaan,

sehingga petugas dapat membimbing dan mengarahkan jenis pembiayaan

yang dimaksud untuk diwawancarai, serta calon musta’jir harus memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, setelah

Account Officer mewawancarai calon musta’jir secara singkat dan

menganalisa data permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon

musta’jir, dari hasil wawancara singkat dan analisa tersebut Account Officer

dapat memutuskan layak atau tidaknya pembiayaan tersebut untuk diberikan.

Jika menurut Account Officer pembiayaan tersebut layak maka Account

Officer akan melakukan survei usaha untuk mengetahui kebenaran dari hasil

wawancara singkat yang telah dilakukan, jika menurut Account Officer usaha

tersebut layak untuk dibiayai dan memiliki prospek yang bagus, maka dari

pihak bank akan melakukan survei ulang guna memastikan kembali apakah

usaha calon musta’jir tersebut benar-benar layak untuk dibiayai atau tidak.

2 Ibid., h. 113.

3 Ibid., h. 114-116.

Page 56: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

47

Dari hasil wawancara dan survei Account Officer dapat menyimpulkan dengan

membuat proposal usaha PT. BFB, serta menerima taksasi jaminan dari legal.

2. Setelah pembuatan proposal usaha PT. BFB tersebut Account Officer akan

membawa proposal tersebut ke rapat komite pembiayaan untuk dianalisa, nilai

nominal 50 juta hingga milyaran rupiah, komite dilaksanakan oleh manajer

pemasaran, dua direksi dan tiga komisaris. Apabila dari hasil komite tersebut

calon nasabah mendapat persetujuan maka seluruh berkas-berkas penting akan

diberikan ke bagian Legal Officer.

3. Adapun untuk taksasi jaminan yang bernilai 500 juta hingga milyaran keatas

dibuat oleh bagian Legal Officer kemudian diajukan ke bagian direksi.

4. Dari hasil komite pembiayaan dan komite legal jaminan seluruh berkas-berkas

penting akan diserahkan kebagian Legal Officer untuk dicek ulang secara

keseluruhan. Kemudian seluruh berkas-berkas akan dicek oleh kepala bagian

legal dan setelah selesai mengecek maka bagian legal akan menghubungi

calon musta’jir untuk menentukan waktu akad, pemberitahuan dokumen

jaminan, memberi tahu kekurangan berkas persyaratan lainnya,

pemberitahuan yang wajib dihadirkan di bank/notaris, dan pemberitahuan

persyaratan pengecekan jaminan.

5. Setelah akad dilaksanakan, format PT. BFB akan dicek dan ditandatangani

oleh kepala bagian legal untuk diserahkan kebagian operasional untuk

melakukan pencairan.

Page 57: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

48

6. Tahap pencairan.

Adapun pengikatan akad IMBT obyek benda dapat dilakukan dengan dua cara :4

1. Pengikatan objek benda bergerak (mudah diperjualbelikan) apabila objek

bendanya seharga kurang lebih sekitar 50 juta hingga milyaran dilakukan

dengan akta notaris.

2. Pengikatan benda tidak bergerak (tanah dan bangunan) yang harganya

berkisar antara 50 juta hingga milyaran rupiah memakai SKMHT (Surat

Kuasa Memindahkan Hak Tabungan) sedangkan untuk benda yang berharga

diatas 1 milyar menggunakan APHT (Akta Pengalihan Hak Tanggungan).

Untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan, bank dan juga lembaga keuangan

lainnya akan melakukan suatu prosedur pembiayaan. Demikian juga dengan Bank

Muamalat Indonesia yang juga melakukan kegiatan tersebut, oleh karena itu Bank

Muamalat Indonesia menetapkan suatu standar yang harus dipenuhi oleh calon

musta’jir ketika akan mengajukan permohonan pembiayaan Ijarah Muntahiya

Bittamlik, dalam pembiayaan harus termuat minimal, antara lain :5

1. Gambaran umum usaha, yaitu calon musta’jir harus mendeskripsikan profil

perusahaan, serta juga menjelaskan apa tujuan dari penggunaan pembiayaan

yang dilakukan.

2. Rencana atau prospek usaha, artinya calon musta’jir menjelaskan bagaimana

prospek usahanya kedepan nanti, dan kemudian akan dianalisis oleh bank

4 Ibid., h. 117.

5 Ibid., h. 117-120.

Page 58: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

49

untuk melihat apakah dimasa mendatang calon musta’jir akan mampu

membayar uang sewa yang telah ditetapkan oleh pihak bank dengan usahanya.

3. Legalitas perusahaan, yang didalamnya harus termuat antara lain Akte

Pendirian, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili

Usaha serta identitas lainnya.

4. Laporan keuangan dari calon musta’jir periode 2 tahun terakhir, maksudnya

Bank Muamalat Indonesia akan melihat kondisi laporan keuangan calon

musta’jir apakah layak untuk mendapatkan pembiayaan dari bank atau tidak.

5. Proyeksi cashflow, maksudnya untuk melihat sumber pengembalian

pembiayaan yang akan diberikan oleh calon musta’jir kepada Bank Muamalat

Indonesia.

6. Data jaminan, artinya calon musta’jir harus dapat memberikan data jaminan

kepada bank untuk memastikan bahwa calon musta’jir akan tetap membayar

tarif sewa yang ditetapkan oleh bank.

Selanjutnya Bank Muamalat Indonesia dalam menganalisa permohonan

pembiayaan untuk ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik yang diajukan oleh

calon musta’jir, menggunakan analisa sebagai berikut, yaitu :

a. Analisa Usaha

Pada analisis usaha, Bank Muamalat Indonesia sebagai pihak mu’jir akan

melihat gambaran usaha serta legalitas usaha yang dijalankan oleh pihak

musta’jir, analisis usaha ini perlu dilakukan karena pada analisis ini Bank

Muamalat Indonesia akan menilai apakah usaha yang dijalankan oleh

Page 59: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

50

calon musta’jir mempunyai prospek yang baik dimasa mendatang untuk

mengembalikan pembiayaan yang nantinya akan diberikan oleh Bank

Muamalat Indonesia.

b. Analisis Manajemen

Analisis manajemen perusahaan calon musta’jir dilakukan dengan melihat

latar belakang orang-orang yang ada dalam manajemen perusahaan yang

akan menjadi calon musta’jir.

c. Analisis Keuangan

Analisis keuangan dilakukan berdasarkan laporan keuangan perusahaan

calon musta’jir periode 2 tahun terakhir. Laporan keuangan tersebut

dinilai secara keseeluruhan menggunakan rasio-rasio keuangan, untuk

contoh kasus PT,BFB secara keseluruhan laporan keuangannya

menunjukkan kondisi keuangan yang membaik. Hal ini ditandai dengan

meningkatnya penjualan, laba operasi yang diperoleh dan total modal.

Pada sisi lain current assets juga meningkat sehingga perusahaan menjadi

lebih liquid.

d. Analisis Proyeksi Cashflow

Analisa proyeksi cashflow perlu dilakukan oleh Bank Muamalat

Indonesia, karena dengan analisis ini Bank Muamalat Indonesia bisa

memperkirakan apakah calon musta’jir dimasa mendatang dapat

mengembalikan pembiayaan yang akan diberikan oleh Bank.

Page 60: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

51

e. Analisis Jaminan

Analisis jaminan pada Bank Muamalat Indonesia sangat perlu dilakukan

untuk menghindari resiko kerugian akibat terjadinya kredit macet. Jumlah,

ukuran dan jenis jaminan harus jelas dketahui dan tercantum dalam akad

dan total nilai jaminan harus lebih besar dari total pembiayaan yang

diberikan.

Jenis barang Ijarah Muntahiya Bittamlik yang disewakan kepada nasabah

umumnya berjenis aktifa tetap atau fixed assets, seperti: gedung, kantor, mesin,

rumah petak, atau barang-barang bergerak yang memiliki spesifik fixed. Secara

umum, dapat diklasifikasikan yaitu :6

1. Barang modal : asset tetap, misalnya, bangunan, gedung, kantor, ruko, dan

lain-lain.

2. Barang produksi : mesin, alat-alat berat, dan lain-lain.

3. Barang kendaraan transportasi : darat, laut dan udara.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa pembiayaan yang

dilakukan BMI, Tbk menggunakan pembiayaan IMBT (Ijarah Muntahiya Bittamlik)

dalam bentuk pesanan barang atau pencairan dana, dimana BMI, Tbk melakukan

pembelian barang kepada suplier setelah ada kesepakatan sewa-beli antara nasabah

dengan BMI, Tbk. Dan nasabah harus melaksanakan pembiayaan ijarah terlebih

dahulu sebelum pembiayaan IMBT dilakukan.

6 Ibid., h.124.

Page 61: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

52

Berdasarkan keterangan Yudi Susworo bahwa akad antara BMI, Tbk (mu’jir)

dengan nasabah (musta’jir) adalah akad IMBT (sewa yang diakhiri dengan

kepemilikan barang diakhir masa sewa) dengan pembayaran angsuran sewa, dan pada

akhir periode dilakukan jual beli antara BMI, Tbk dan nasabah. Sedangkan antara

dealer dengan BMI, Tbk adalah akad jual-beli tunai. Pada Bank Muamalat Indonesia

dalam melakukan pembiayaan IMBT sesuai dengan harga pokok pembelian ditambah

dengan keuntungan yang disepakati bersama. Nilai pembiayaan IMBT tidak berubah

selama akad belum berakhir, karena jika terjadi perubahan dalam harga maka

perjanjian tersebut batal. 7

Mengenai sistem pembayaran Ijarah Muntahiya Bittamlik, Yudi Susworo

mengatakan, “Nasabah melakukan sistem pembayaran dengan jangka waktu yang

disepakati bersama, batas waktu dan nilai angsuran yang jelas pada saat akad.

Penetapan jangka waktu pembayaran yang terjadi dalam BMI, Tbk merupakan syarat

mutlak sah atau tidaknya sebuah transaksi, dan dibolehkan dalam syari’ah, selama

jangka waktu yang disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayarannya dibatasi,

sehingga terhindar dari praktek ba’i gharar (penipuan), Misalnya, dalam perjanjian

nasabah akan membayar 3 (tiga) bulan kemudian, atau diangsur dengan jangka waktu

yang ditetapkan, atau dengan kebijakan lain yang ditetapkan oleh BMI, Tbk. Untuk

nasabah pembiayaan, Bank Muamalat Indonesia mewajibkan untuk memiliki

tabungan yang harus diisi setiap nasabah bank datang. Hal ini bermanfaat bagi

7 Yudi Susworo, Support & Adm. Manager Muamalat Institute, Wawancara Pribadi, Jakarta,

25 Januari 2011.

Page 62: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

53

nasabah yang merasa keberatan jika harus membayar tagihan angsuran setiap

bulannya dikarenakan jumlahnya yang besar. Dan nasabah dapat langsung meminta

bank untuk mendebet pembayaran tagihan angsuran setiap bulannya, dan hal ini dapat

memudahkan dan meringankan nasabah”.8

Sedangkan jaminan yang terjadi dalam transaksi IMBT yang dilakukan BMI,

Tbk terhadap objek barang IMBT. Jaminan ini untuk memastikan nasabah

bersungguh-sungguh dalam permohonan pembiayaan yang akan diajukan. Barang

yang disewa menjadi jaminan sebelum nasabah selesai melunasi pembiayaan, akan

tetapi jika nasabah tidak mampu membayar angsuran sesuai kesepakatan awal maka

dilakukan penarikan barang sebagai jaminan. Harta jaminan yang diambil alih terdiri

dari tanah, bangunan dan mesin-mesin.9

Pada halaman berikut adalah lampiran pembiayaan Ijarah Muntahiya

Bittamlik bermasalah dan Outstanding Pembiayaan periode Januari 2009 pada Bank

Muamalat Indonesia :

8 Yudis Sisworo, Manager Operasional Bank Muamalat Indonesia, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 25 Januari 2011.

9 Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia, h. 135.

Page 63: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

54

Page 64: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

55

Page 65: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

56

Interpretasi Data :

Pada data Kolektibilitas Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Pembiayaan

PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Januari 2009 tersebut penyajian data

pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik digabung dengan pembiayaan Ijarah

(perhatikan nomor 7). Berdasarkan data tersebut terdapat pembiayaan Ijarah (Ijarah

Muntahiya Bittamlik) sebesar Rp.159.000.000,- yang dinyatakan bermasalah karena

pencatatannya berada pada kolom Kurang Lancar atau dengan kata lain berada pada

Collectibility 3 (Jumlah tunggakan 91-180 hari). Pada bulan tersebut jumlah nasabah

Ijarah (Ijarah Muntahiya Bittamlik) adalah 15 Orang sebagaimana yang tersaji dalam

data Outstanding Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk PT. Bank Muamalat

Indonesia Periode Januari 2009, dan dari 15 Orang nasabah tersebut terdapat satu

nasabah yang berada pada kolom Kurang Lancar.

Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia akan dikategorikan bermasalah

apabila berada dalam kategori :

1. Dalam Perhatian Khusus atau disebut juga Collectibility 2 (Tunggakan 1 s.d

90 hari).

2. Kurang Lancar atau disebut juga Collectibility 3 (Tunggakan 91 s.d 180

hari).

3. Diragukan atau disebut juga Collectibility 4 (Tunggakan 181 s.d 270 hari).

4. Macet atau disebut juga Collectibility 5 (Tunggakan > dari 270 hari).

Page 66: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

57

Setiap nasabah yang tergolong dalam kategori bermasalah akan dikenai denda

keterlambatan pembayaran sesuai kesepakatan pada awal akad, dan uang denda

tersebut akan dimasukkan ke rekening ZIS (Zakat Infaq dan Sadaqah). Kemudian

nasabah juga akan ditindaklanjuti dengan kebijakan-kebijakan tertentu sesuai

keputusan Bank Muamalat Indonesia berdasarkan UU Perbankan Syari’ah.10

B. Faktor Penyebab Nasabah Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

Bermasalah

Nasabah X sebagaimana yang terlampir pada data tersebut adalah pengusaha

interior yang mengajukan pembiayaan IMBT untuk pembelian satu unit mobil pribadi

seharga Rp.195.000.000,- dengan angsuran pembayaran sewa sebesar Rp. 5.416.700,-

/bulan selama 3 tahun. Setelah masa sewa berjalan selama 26 bulan, nasabah X tidak

membayar angsuran/sewa selama 3 bulan berturut-turut karena bisnis usaha

interiornya mengalami kelesuan sehingga nasabah X tidak dapat menunaikan

kewajibannya terhadap Bank Muamalat Indonesia, dan pada masa tersebut nasabah X

tercatat dalam kategori Dalam Perhatian Khusus atau dengan kata lain disebut

Collectibility 2 (jumlah tunggakan 1-90 hari). Maka pihak Bank Muamalat

menetapkan denda dalam setiap keterlambatan pembayaran sewa tersebut dengan

jumlah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada awal akad. Namun hal

10

Yudi Susworo, Manager Operational Bank Muamalat Indonesia Kancab Slipi, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 17 Maret 2010.

Page 67: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

58

tersebut tetap berlanjut hingga memasuki collectibility 3 dengan jumlah tunggakan 92

hari.11

C. Solusi Bank Muamalat Terhadap Nasabah Ijarah Muntahiya Bittamlik

Wanprestasi

Berikut ini adalah solusi yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia terhadap

nasabah wanprestasi :12

Evaluasi ulang pembiayaan yang menyangkut :

a. Aspek Management.

b. Aspek Pemasaran.

c. Aspek Produksi.

d. Aspek Keuangan.

e. Aspek Yuridis.

f. Aspek Jaminan.

g. Aspek Nilai Jaminan (Retaksasi).

Khusus untuk aspek Yuridis dan jaminan, maka perlu dilakukan konsultasi

kepada bagian Legal untuk penyempurnaan kelemahan-kelemahan yang mungkin

terdapat dalam pengikatan pembiayaan maupun jaminan, agar tidak terdapat peluang

11

Hamsari Nazli Officer Financing Bank Muamalat Indonesia kancab Slipi, Wawancara

Pribadi, Jakarta 25 Maret 2011.

12

Ibid., h.8.

Page 68: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

59

bagi nasabah dan pihak ketiga untuk melakukan tindakan yang dapat menimbulkan

kerugian bagi Bank.

Pengelompokan Penanganan account penyelesaian pembiayaan menjadi :13

1). Revitalisasi Proses.

Hal ini dilakukan apabila berdasarkan evaluasi ulang pembiayaan yang

dilakukan terdapat indikasi bahwa usaha nasabah masih berjalan dan hasil usaha

nasabah diyakini masih mampu untuk memenuhi kewajiban angsuran kepada

Bank. Revitalisasi Proses, meliputi :

a. Rescheduling, yakni tindakan yang diambil dengan cara melakukan perubahan

terhadap jangka waktu pembiayaan, jadwal angsuran, grace periode (jatuh

tempo) dan jumlah angsuran.14

Dengan penjadwalan kembali pelunasan pembiayaan, bank memberi

kelonggaran nasabah membayar utangnya yang telah jatuh tempo, dengan

jalan menunda tanggal jatuh tempo tersebut. Apabila pelunasan pembiayaan

dilakukan dengan cara mengangsur, dapat juga bank menyusun jadwal baru

angsuran pembiayan yang dapat meringankan kewajiban nasabah untuk

melaksanakannya.15

b. Restructuring, yaitu perubahan sebagian atau seluruh ketentuan-ketentuan

pembiayaan termasuk perubahan maksimum saldo pembiayaan.

13

Ibid., h. 8.

14

Muchtar Siswoyo, Modul Pembiayaan Bermasalah, Jakarta, Bina Aksara, 2006, h.12.

15

Siswanto Sutojo, Analisa kredit Bank Umum (konsep dan teknik), Pustaka binamam, 1997,

h.129.

Page 69: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

60

c. Reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan

termasuk perubahan jangka waktu dan persyaratan lainnya sepanjang tidak

menyangkut perubahan maksimum saldo pembiayaan.

Langkah-langkah Proses Revitalisasi adalah :16

a. Melakukan evaluasi tentang potensi usaha nasabah.

b. Membuat rekomendasi untuk diajukan kepada Komite Pembiayaan.

c. Melakukan pengikatan-pengikatan.

d. Melakukan proses pengadministrasian lainnya.

2). Penyelesaian Melalui Jaminan

Hal ini dilakukan apabila berdasarkan hasil evaluasi ulang pembiayaan,

nasabah sudah tidak memiliki usaha dan nasabah tidak bersikap bekerjasama untuk

menyelesaikan pembiayaan. Adapun penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi

dua bagian, yaitu :17

1. Penyelesaian dengan cara Non Litigasi.

2. Penyelesaian dengan cara Litigasi.

Penyelesaian Non Litigasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :18

1. Dengan cara Off-Set.

16

Pembiayaan Bermasalah Bank Muamalat Indonesia, h. 9.

17

Ibid., h. 10.

18

Ibid., h.10.

Page 70: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

61

Off-Set adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan

secara sukarela oleh nasabah kepada Bank, sebagai upaya penyelesaian

pembiayaannya. Off-Set dapat dilakukan bila dalam prosesnya nasabah bersedia

untuk menjual jaminan secara sukarela kepada Bank.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan Off-Set adalah sebagai

berikut :19

a). Analisa kecukupan nilai jaminan untuk menutup seluruh kewajiban

dan biaya-biaya untuk proses Off-Set.

b). Lakukan negosiasi dengan nasabah untuk pembelian jaminan.

c). Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh

bank, maka Bank akan memberikan Hak Opsi dengan jangka

waktu berdasarkan persetujuan kedua belah pihak.

d). Setelah mendapat persetujuan Komite Penyelesaian Pembiayaan,

maka akan dilakukan pengikatan jual beli.

e). Lakukan pelunasan pembiayaan dan proses pengadministrasian

lainnya.

2. Melalui BASYARNAS (Badan Arbitrase Syari’ah Nasional).

Sesuai dengan klausul pasal 17 Perjanjian Pembiayaan, setiap

sengketa yang timbul berdasarkan perjanjian yang dibuat antara nasabah dan

19

Ibid., h. 10.

Page 71: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

62

BMI, maka akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Syari’ah Nasional.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :20

1. Pembuatan Usulan Penyelesaian ke Komite Pembiayaan.

2. Pembuatan Surat Gugatan ke BASYARNAS.

3. Pengajuan Gugatan ke BASYARNAS (pendaftaran perkara).

4. Sidang BASYARNAS.

5. Putusan BASYARNAS.

6. Pendaftaran putusan BASYARNAS ke Pengadilan Agama.

7. Permohonan Pelaksanaan Putusan BASYARNAS ke Pengadilan

Agama.

8. Pelaksanaan Eksekusi oleh Pengadilan Agama.

Keputusan yang dikeluarkan oleh BASYARNAS akan didaftarkan di

Pengadilan Agama untuk mendapatkan pengesahan, sehingga akan mempunyai

kekuatan eksekutorial. Tahap selanjutnya adalah melakukan lelang dengan

penyelesaian secara cash, ataupun jaminan tersebut dibeli oleh Bank.

Penyelesaian dengan cara Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui

jalur hukum yang dilakukan melalui pengadilan. Sebelum dilakukan proses

Litigasi melalui pengadilan, perlu dilakukan check dan evaluasi sebagai berikut

1. Dokumen surat menyurat BMI kepada nasabah, Surat Peringatan (SPT) 1, II,

III dan Surat Nasabah kepada BMI.

20

Ibid., h. 11.

Page 72: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

63

2. Dokumen perjanjian dan jaminan Hak Tanggungan, sehingga secara yuridis

posisi BMI menjadi kuat.

3. Jatuh waktu fasilitas pembiayaan, karena proses litigasi hanya dapat

dilakukan apabila fasilitas pembiayaan nasabah telah jatuh waktu.

Litigasi melalui Pengadilan terdiri dari :21

1. Gugatan Perdata.

Dilakukan apabila nasabah sudah tidak ada harapan untuk

menyelesaikan kewajiban secara sukarela, cepat dan tuntas melalui Hak

Tanggungan. Tujuan dari Gugatan Perdata ini adalah untuk mendapatkan

keputusan berkekuatan hukum dan mengikat, yang wajib dilaksanakan oleh

pihak terkait dalam perkara gugatan. Melalui cara tersebut pihak BMI dapat

menguasai atau menjual asset nasabah yang bukan jaminan. Gugatan Perdata

dapat dilakukan melalui Pengadilan Agama dan BASYARNAS.

2. Pidana.

Dilakukan apabila ada tindak perbuatan yang dilakukan oleh nasabah

atau pemilik jaminan atau pun pihak lain yang patut diduga termasuk dalam

tindak pidana sehingga menimbulkan kerugian. Hal ini dilakukan untuk

menekan psikologis nasabah agar mengakui kesalahan dan selanjutnya

mengembalikan kekayaan yang diperoleh dari hasil perbuatan pidana tersebut

dan menyelesaikan kewajibannya. Sehingga pihak yang disangka terlibat tindak

pidana cenderung ingin cepat menyelesaikan perkara yang dihadapi.

21

Ibid., h. 12.

Page 73: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

64

3. Riil Eksekusi Jaminan.

Dilakukan apabila jaminan yang ada telah diikat Hak Tanggungannya,

sehingga Bank mempunyai Hak Preference terhadap pelunasan pembiayaan

yang bersumber dari jaminan. Dengan demikian Bank dapat melaksanakan

Eksekusi (lelang) terhadap jaminan yang telah dibebani Hak Tanggungan

sehingga dapat melunasi kewajiban nasabah. Keunggulan dari tindakan Rill

Eksekusi Jaminan adalah dapat dilaksanakan dalam waktu cepat, Bank memiliki

Hak Preference, dan pengembalian lebih pasti.

Pelaksanaan Eksekusi diawali dengan Peringatan/Teguran

(Aanmaning) kepada nasabah agar segera melunasi kewajibannya kepada Bank,

jangka waktu Aanmaning ini adalah 8 hari, yaitu : nasabah harus menyelesaikan

kewajibannya paling lambat dalam jangka waktu 8 hari. Dalam tahap

Aanmaning ini jika nasabah bersedia memenuhi kewajiban kepada Bank

melalui bayar tunai ataupun menjual jaminan secara sukarela dimana hasil dari

penjualan tersebut digunakan untuk melunasi kewajiban (pelaksanaan Pasal 6

UUHT), maka permohonan Eksekusi dapat dicabut oleh Bank. Namun jika

nasabah tidak bersedia memenuhi kewajiban, maka akan dilakukan proses

selanjutnya yaitu Sita Eksekusi.22

Dalam proses Sita Eksekusi, Juru Sita Pengadilan Agama

melaksanakan penyitaan atas barang yang dijaminkan berdasarkan Penetapan

Ketua Pengadilan Negeri dan selanjutnya dibuat Berita Acara Penyitaan. Jangka

22

Ibid., h. 14.

Page 74: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

65

waktu Sita Eksekusi adalah 8 hari, jika dalam jangka waktu tersebut nasabah

tidak memenuhi kewajibannya, maka proses selanjutnya adalah pengajuan

permohonan lelang.

Permohonan lelang ditindaklanjuti oleh Pengadilan Agama dengan

dikeluarkannya Penetapan Lelang yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan

Agama, dan pada masa itu pula Pengadilan Agama meminta atau mengurus

SKPT ke BPN, permintaan NJOP kepada kantor PBB dan mengumumkan

pelaksanaan lelang di Media Massa sebanyak dua kali. Masa pra lelang ini

berlangsung kurang lebih selama 35 hari. Pada tahap ini, nasabah (termohon

eksekusi) dapat mengajukan bantahan atau keberatan atas lelang yang akan

dilaksanakan. Bila ada bantahan, maka lelang ditunda dan dilakukan sidang

untuk mengkaji apakah alasan yang diajukan dapat diterima atau tidak. Jika

alasan dapat diterima maka hakim dapat memutuskan pembatalan lelang, namun

apabila tidak diterima, maka pelaksanaaan lelang tetap dilaksanakan.

Pelaksanaan lelang diawali dengan penawaran secara tertulis (tertutup)

dari para peserta, kemudian apabila penawaran tertinggi dari peserta telah

melampaui limit lelang yang ditetapkan, maka peserta dengan penawaran

tertinggi tersebut ditunjuk sebagai pemenang lalang. Kemudian dilakukan

pembayaran dimana hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk

menyelesaikan pembiayaan yang ada. Setelah itu pemenang lelang akan

mendapatkan Risalah Lelang yang akan digunakan untuk melakukan Balik

Nama ke BPN.

Page 75: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

66

4. Permohonan Kepailitan.23

Dilakukan apabila jaminan yang ada tidak dapat cepat dilikuidasi, salah satu

contohnya adalah proyek. Dalam hal ini bank sulit bernegosiasi dengan

nasabah. Permohonan kepailitan ini hanya dapat dilakukan apabila ada minimal

dua perusahaan yang memohon melalui pengadilan niaga. Tujuan permohonan

Kepailitan adalah untuk mengembalikan pembiayaan yang bersumber dari harta

kekayaan nasabah dengan mendudukan bank sebagai kreditur konkuren.

Penyelesaian pembiayaan yang telah dilakukan melalui proses restrukturisasi

harus dilakukan monitoring untuk memastikan bahwa nasabah mempunyai

kemampuan untuk membayar angsuran. Monitoring tersebut dapat dilakukan dengan

cara Desk Monitoring dan On Side Monitoring. Sama halnya dengan penyelesaian

pembiayaan melalui Litigasi yang harus dimonitoring, hal ini diperlukan untuk

memastikan bahwa seluruh tahapan Pelaksanaan Litigasi telah dilakukan.

Dan penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh pihak Bank

Muamalat terhadap kasus yang terjadi pada nasabah X ketika nasabah tersebut

berada pada collectibility 2 adalah sebagai berikut :

1. Bank Muamalat melakukan review dan monitoring terhadap seluruh

transaksi keuangan nasabah dengan ketat.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dan membuat action plan yang

akan dilakukan.

23

Ibid., h.15.

Page 76: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

67

3. Melakukan monitoring dan evaluasi baik langsung maupun tidak langsung,

dan memastikan progress report atas action plan yang telah disepakati oleh

Bank dan nasabah terpenuhi.

Ketika kondisi keuangan nasabah X memburuk dari kondisi sebelumnya

maka pihak Bank Muamalat lebih memperketat keluar masuknya cashflow nasabah,

adapun langkah yang dilakukan oleh pihak Bank Muamalat ketika nasabah X

memasuki collectibility 3 adalah melakukan restrukturisasi agar kewajiban nasabah dapat

disesuaikan dengan kondisi keuangannya. Atau dengan kata lain adalah Revitalisalisasi.

Setelah semua proses yang disebutkan di atas, bisnis usaha furniture nasabah X masih bisa

berjalan dan diyakini masih mampu untuk memenuhi kewajiban angsuran kepada Bank

Muamalat Indonesia. Tepatnya setelah menunggak selama 92 hari, nasabah sudah bisa

menunaikan kewajiban angsurannya beserta denda yang harus ditanggungnya kepada Bank

Muamalat Indonesia.

Page 77: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

68

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Prosedur pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada BMI adalah ; pertama,

calon musta’jir yang hendak mengajukan pembiayaan IMBT kepada Bank

Muamalat Indonesia terlebih dahulu harus menemui petugas marketing

(Account Officer). Kedua, AO akan membawa proposal ke rapat komite

pembiayaan untuk dianalisa. Setelah itu Legal Officer akan membuat dan

menyiapkan akad perjanjian pembiayaan dan akad pengikatan jaminan,

kemudian seluruh berkas-berkas akan dicek oleh kepala bagian legal dan

setelah selesai mengecek maka bagian legal akan menghubungi calon

musta’jir untuk menentukan waktu akad, memberi tahu kekurangan berkas

persyaratan lainnya. Ketiga, setelah akad dilaksanakan, format PT. BFB akan

dicek dan ditandatangani oleh kepala bagian legal untuk diserahkan kebagian

operasional untuk melakukan pencairan. Keempat, merupakan tahap terakhir

yaitu pencairan.

2. Faktor penyebab pembiayaan bermasalah dalam kasus ini adalah disebabkan

dari faktor eksternal (nasabah) yang mengalami kelesuan dalam bisnis

sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada BMI secara lancar.

Page 78: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

69

3 Solusi Bank Muamalat terhadap nasabah IMBT yang mengalami

wanprestasi adalah dengan melakukan Revitalisasi Proses.

B. Saran

1. Aplikasi produk IMBT sangatlah penting agar tetap dikembangkan dan

diterapkan pada Bank Muamalat Indonesia, karena produk tersebut sangat

membantu dan meringankan beban masyarakat dalam memiliki suatu objek

tertentu, terutama akan sangat bermanfaat bagi masyarakat golongan menengah

kebawah.

2. Peningkatan pelayanan terhadap nasabah juga perlu dilakukan guna

meningkatkan rasa kepuasan bagi nasabah atas pelayanan bank, juga demi

menciptakan loyalitas nasabah kepada bank syari’ah.

3. Diharapkan bagi nasabah bank syari’ah, untuk memahami terlebih dahulu

mengenai tata cara dan proses pembiayaan IMBT secara detail dan lengkap. Hal

ini sangatlah penting agar nasabah terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan

kemudian hari.

Page 79: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

70

DAFTAR PUSTAKA

Abi Sulaiman Al-Hafiz bin Al-Sijistani Al-Asy’af, Daud Abi Sunan. Kitabul

Buyu’. Kairo: Daarul Fikr, 1990.

Ahmad bin Hambal, Imam, Musnad Ahmad bin Hambal, Bab musnad Abdullah

bin Maas’ud, subbab musnad muktsirina minassahabi.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek. Cet. Pertama,

Jakarta: Gema Insani Press Bekerjasama dengan Tazkia Cendekia, 2001.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet,

2005.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syari’ah. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

2007.

Bank Muamalat Indonesia. Laporan Tahunan 2009 Annual Report . Jakarta:

Muamalat Institute, 2009.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan

Ijarah, Edisi Kedua, 2003, DSN-MUI. BI.

Fuady, Munir. Hukum Tentang Pembiayaan Dari Teori Ke Praktek. Bandung: PT.

Citra Adiya Bakti, 2006.

Hasan, M. Ali. Berbagai Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat). Cet. Ke II,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Haroen, H. Nasrun. Fiqh Muamalat, Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama, 2004.

Page 80: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,

71

Irsyad al-sari Li syarleh Shahih al-Bukhari. Abu Abbas Syihabuddin Ahmad al-

Qatshalani, Kitab Buyu’i Lij (Beirut, Dar.al-Fikr, 1991). Hadist: 2103.

H.77 (VV).

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Cet. Ke 1, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004.

Lathif, AH. Azharudin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Press, 2005.

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2002.

Mugni al-Mutaj, Asy-Syarbaini al-Khatib, (Beirut: Dar al-Fiqh, 1978) Jilid II.

Peraturan Bank Indonesia Nomor:7/46/PBI/2005. Bab II Paragraf 3 Pasal 16.

Perwaatmadja, Karnaen. MPA dan Antonio, H. Muhammmad Syafi’i. Apa dan

Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1992.

Rifai, Moh. Konsep Perbankan Syari’ah. Semarang: CV. Wicaksana, 2002.

SK. Dir. BI. No: 9/PBI/2007.

Sabiq, Sayid. Fiqh Sunnah, (terj) oleh H, Kamaludin A Marzuki. Cet. Ke-7,

Bandung: PT. al-Maarif, 1997.

Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Keuangan Terkait

(BMUI dan Takaful Indonesia). Jakarta: Rajawali Press.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 2004.

Syafi’i, Antonio, Muhammad. Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek. Cetak. Ke-1.

Jakarta: Gema Insani Press bekerjasama dengan Tazkia Cendekia, 2001.

Page 81: PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5653/1/ANI... · memberikan segala nikmat Iman . dan . ... Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag,