penanggulangan bencana alam

9
NAMA : FYRNAZ KAUTHARIFA NIM : 030.10.111 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 25 MEI 2015 – 01 AGUSTUS 2015 Penanggulangan Bencana Alam Skenario: Banjir 1. Rekayasa Kasus Banjir melanda Kabupaten Bandung Selatan pada Jum’at Sore tanggal 19 Desember 2014. Daerah yang terkena dampak banjir terparah yaitu di Kecamatan Bojongsoang,Baleendah dan Dayeuhkolot di Bandung Selatan. Ketinggian air berkisar 50 cm – 3 meter. Banjir mengakibatkan 36.000 rumah di sepuluh kecamatan terendam. Ketinggian air bervariasi, mulai 50 centimeter hingga 3,5 meter. Sebanyak 7.229 jiwa mengungsi di 23 titik pengungsian di tiga kecamatan yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Pengungsi berasal dari Kecamatan Baleendah sebanyak 523 KK atau 2.298 jiwa, Kecamatan Dayeuhkolot sebanyak 660 KK tau 3.311 jiwa, Kecamatan Bojongsoang sebanyak 367KK atau 1680 jiwa. Kabupaten Bandung Selatan merupakan bagian dari Kabupaten Bandung yang daerahnya merupakan dataran tinggi berbentuk

Upload: ila-mahira

Post on 15-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas IKM

TRANSCRIPT

Page 1: Penanggulangan Bencana Alam

NAMA : FYRNAZ KAUTHARIFA

NIM : 030.10.111

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

25 MEI 2015 – 01 AGUSTUS 2015

Penanggulangan Bencana Alam

Skenario: Banjir

1. Rekayasa Kasus

Banjir melanda Kabupaten Bandung Selatan pada Jum’at Sore tanggal 19 Desember

2014. Daerah yang terkena dampak banjir terparah yaitu di Kecamatan

Bojongsoang,Baleendah dan Dayeuhkolot di Bandung Selatan. Ketinggian air berkisar 50

cm – 3 meter. Banjir mengakibatkan 36.000 rumah di sepuluh kecamatan terendam.

Ketinggian air bervariasi, mulai 50 centimeter hingga 3,5 meter. Sebanyak 7.229 jiwa

mengungsi di 23 titik pengungsian di tiga kecamatan yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, dan

Bojongsoang. Pengungsi berasal dari Kecamatan Baleendah sebanyak 523 KK atau 2.298

jiwa, Kecamatan Dayeuhkolot sebanyak 660 KK tau 3.311 jiwa, Kecamatan

Bojongsoang sebanyak 367KK atau 1680 jiwa.

Kabupaten Bandung Selatan merupakan bagian dari Kabupaten Bandung yang daerahnya

merupakan dataran tinggi berbentuk cekungan di mana sungai Citarum sebagai sentral

cekungan menjadi muara bukan hanya dari selatan namun juga dari utara dan timur.

Kondisi geografis tersebut menyebabkan tingkat kerentanan bencana alam di Kabupaten

Bandung cukup tinggi.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, Kabupaten

Bandung menduduki peringkat ke-empat tingkat rawan bencana diantara 494

kabupaten yang ada di Indonesia. Sedangkan di Tingkat Provinsi Jawa Barat menempati

ranking ketiga setelah Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Tingginya tingkat

Page 2: Penanggulangan Bencana Alam

kerentanan bencana diukur dari berbagai faktor diantaranya jumlah kasus yang terjadi

hingga potensi wilayahnya.

2. Hazard Mapping

Kondisi geografis Kabupaten Bandung yang berupa dataran tinggi berbentuk cekungan

menyebabkan bencana banjir.

3. Vulnerability

Fisik : banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi baik dari pertanian dan

daerah resapan menjadi permukiman maupun kawasan hutan menjadi

lahan pertanian musiman menyebabkan tingginya sedimentasi

Sosial : banyaknya penduduk lokal, tingkat pengetahuan masyarakat yang

masih rendah

Ekonomi : tingkat pendapatan yang rendah

Teknologi : terganggunya sistem jaringan irigasi dan drainase

Penyakit : diare,penyakit kulit

Page 3: Penanggulangan Bencana Alam

4. Capacity

Kapasitas yang dimiliki oleh institusi dan masyarakat yang tinggal di daerah Kabupaten

Bandung Selatan dalam menghadapi ancaman banjir antara lain :

- Kesigapan dari penduduk serta rasa gotong-royong penduduk yang cukup tinggi dalam

menghadapi bencana

- Tenaga kesehatan, institusi pemerintah dan tokoh masyarakat yang sudah dibekali

pengetahuan untuk menghadapi bencana gempa bumi

- Masyarakat yang sudah diberikan sosialisasi mengenai ancaman dan akibat banjir

- Daerah tempat pengungsian bagi para penduduk dan korban yang telah dievakuasi

- Fasilitas kesehatan yang siaga 24 jam untuk merujuk pasien yang butuh penanganan

segera

- Kerja sama dengan pemerintah dan badan kesehatan beberapa daerah sekitar bandung

selatan dalam menghadapi banjir

5. Siklus bencana

- Sebelum terjadi banjir

1. Pencegahan

-

Pencegahan dilakukan dengan cara memberikan peringatan kepada warga agar dapat

waspada terhadap datangnya banjir. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah banjir

seperti tidak membuang sampah di sungai, membersihkan dan memperbaiki selokan atau

menambah lahan untuk penghijauan.

2. Mitigasi

- Mengetahui akan ancaman banjir, termasuk banjir yang pernah terjadi dan mengetahui

letak daerah yang banjir serta mengetahui seberapa tinggi banjir didaerah tersebut,

- Mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dalam menghadapi bencana

seperti pertolongan pertama pada kondisi tanggap darurat

- Berperan aktif pada posko banjir

Page 4: Penanggulangan Bencana Alam

3. Kesiapsiagaan

- Perencanaan,penyusunan dan uji coba penanggulangan kedaruratan bencana

- Pengorganisasian,pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini

- Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar

- Pelatihan dan penyuluhan tentang mekanisme tanggap seperti :

a. Menempatkan barang-barang elektronik dan barang berharga di tempat yang tidak

terjangkau banjir (tempat yang lebih tinggi )

b. Menyiapkan alamat/no.tlp yang dapat dihubungi

c. Menyiapkan peralatan saat musim penghujan seperti center,obat-obatan, makanan

(biskuit), baju,tali,benda yang bisa mengapung yang dapat berguna saat banjir

- Perencanaan dan penyediaan lokasi evakuasi

- Koordinasi antara tenaga kesehatan dengan tenaga kesehatan luar bencana yang dapat

membantu di lokasi bencana

- Puskesmas mempersiapkan obat-obatan,ambulance dan peralatan yang dibutuhkan

- Koordinasi Puskesmas dengan fasilitas kesehatan yang siap kapanpun untuk menerima

pasien yang dirujuk seperti klinik 24 jam yang tidak terkena dampak banjir atau instalasi

gawat darurat di rumah sakit

- Saat Bencana Banjir

1. Penanganan darurat

Pengiriman tim medis gerak cepat yang bertugas untuk melakukan penyelamatan jiwa

dan menurunkan kesakitan. Tim ini bergerak dalam 24 jam pertama yang terdiri dari

tenaga medis beserta sopir dengan ambulance dan perlengkapannya.

2. Tim Bantuan Medis

Pelayanan kesehatan yang didirikan oleh tim medis di tempat evakuasi :

a. Pelayanan pengobatan darurat

b. Perawatan korban berdasarkan triase (merah,kuning,hijau,hitam)

c. Penyediaan ambulance untuk pasien-pasien yang akan dirujuk

d. Penyediaan makanan pendamping asi bagi bayi dan anak dibawah usia 2 tahun

e. Penyediaan hygine kit

Page 5: Penanggulangan Bencana Alam

- Sesudah Terjadi Bencana Banjir

Fase ini meliputi fase rehabilitasi dan fase rekonstruksi. Rehabilitasi yaitu membuat

tempat pengungsian sementara selama rumah penduduk belum aman dari banjir.

Persyaratan tempat pengumgsian adalah :

a. Lokasi penampungan harus berada di daerah bebas gangguan baik internal maupun

eksternal

b. Jauh dari rawan bencana

c. Memiliki akses jalan yang mudah

d. Hak penggunaan lahan memiliki keterangan yang jelas (berkoordinasi dengan

pemerintah setempat)

e. Dekat dengan sumber air

Untuk menampung korban bencana diperlukan tempat penampungan sementara berupa:

a. Bangunan yang ada dan dapat dimanfaatkan seperti sekolah,masjid dan balai desa

b. Tenda

Fase Rekonstruksi adalah pembangunan kembali bangunan atau infrastruktur yang rusak

akibat banjir.

6. Health Disaster Plan di puskesmas

Penanggulangan kesehatan bencana di Puskesmas pada banjir :

- Memastikan puskesmas aman sebagai sentra pelayanan kesehatan pasca bencana

- Menentukan tempat yang aman untuk pengungsian, misalnya balai desa, sekolah, masjid

- Menunjuk command leader di puskesmas yaitu salah satu dokter puskesmas dan

command leader pada masyarakat. Masing- masing dengan tugasnya.

- Membuat jalur dan lokasi evakuasi bencana

- Mengumpulkan obat-obatan dan alat-alat medis penunjang

- Meminta bantuan dinas kesehatan setempat bila ada obat-obatan atau alat penunjang yang

kurang

- Meminta bantuan dari mantri, bidan di desa setempat untuk membantu puskesmas

Page 6: Penanggulangan Bencana Alam

- Bekerjasama dengan Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, mahasiswa

kedokteran, tim medis, warga, maupun relawan untuk mengevakuasi korban-korban

bencana

- Menentukan triase, memilah-milah korban berdasarkan tingkat keparahan atau

kegawatdaruratannya

- Membagi ruangan/tempat khusus di puskesmas untuk pasien berdasarkan triase tersebut

- Membuat traffic flow dari pintu masuk puskesmas ke ruang-ruang yang sudah ditentukan

sesuai dengan keadaan korban, sampai pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk

awal

- Membuat papan informasi di depan puskesmas berisi tentang data korban yang berada di

puskesmas sebagai sumber informasi untuk keluarga/masyarakat

- Mendirikan pos pelayanan kesehatan di pengungsian bila dibutuhkan atau bila puskesmas

tidak dapat dipakai karena terendam banjir