penatalaksanaan applied behavior analysis untuk ...eprints.ums.ac.id/77527/11/naskah publikasi-17...
TRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS UNTUK
MENINGKATKAN KEPATUHAN INSTRUKSI PADA KASUS AUTISM
SPECTRUM DISORDERS DI PUSAT
LAYANAN AUTIS SRAGEN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
IKA FITRIASTUTI
J100160093
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENATALAKSANAAN APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS UNTUK
MENINGKATKAN KEPATUHAN INSTRUKSI PADA KASUS
AUTISM SPECTRUM DISORDERS DI PUSAT LAYANAN AUTIS
SRAGEN
Abstrak
Autisme adalah kelainan yang memiliki uluran lama baik dari yang ringan
hingga berat. Individu denganautis berbeda-beda meskipun memiliki gejala sama
karena diakibatkan gangguan melalui cara yang berbeda sehingga berbeda pula
pada perilaku yang dihasilkan. Untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat
mengidentifikasi masalah dan mengambil kesimpulan serta mengetahui
pengaruh penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Autism Spectrum Disorder
dengan metode AppliedBehaviorAnalysis. Setelah dilakukan terapi selama 3
kali didapat hasil anak mengalami peningkatan dalam kepatuhan instruksi
dilihat dari pemeriksaan instruksi yang menunjukkan anak sekarang telah
mengerti instruksi orang lain seperti menjemur handuk, menggulung tikar,
merapikan mainan dan mengembalikan piring ke belakang setelah selesai makan.
Applied Behavior Analysis dapat meningkatkan kepatuhan instruksi dan
mengubah perilaku pada anak Autism Spectrum Disorder.
Kata Kunci : AutismSpectrum Disorder (ASD), Applied Behavior
Analysis (ABA).
Abstract
Autism is a disorder that has a long and graded range ranging from mild to
severe. Despite having the same symptom, each individual with autism is
affected by the disorder in a different way and can have different effects on his
behavior. To increase knowlwedge so that it can identify problems and draw
conclusions and find out the effect of physiotherapy management in cases of
Autism Spectrum Disorders with the method Applied Behavior Analysis. After
therapy for three times the results of the child experienced an increase in
instruction compliance seen from the examination instructions that showed the
child now understood other people’s instructions such as drying a towel, rolling
up a mat, tidying toys and returning the plate after eating. Applied Behavior
Analysis can improve instruction compliance and change behavior in children
with Autism Spectrum Disorders.
Key words: Autism Spectrum Disorders (ASD), Applied Behavior
Analysis(ABA).
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum autis ialah Spectrum Disorders atau gangguan yang memiliki gradasi
ringan hingga berat dan rentangan panjang. Jadi setiap anak autis yang memiliki
gejala sama namun gangguan yang dihadapi berbeda-beda sehingga berbeda
pula perilakunya. Dari gejala dan kombinasi yang berbeda-beda mengakibatkan
kemampuan kognitif anak autisdapat seperti anak normal sampai retardasi
mental berat. Pada berbagai situasi anak autis tersebut harus dipahami
komprehensif sebelum memberikan intervensi. Bagian ini akan memberikan
gambaran sederhana mengenai gangguan autisme sekedar sebagai dasar pijakan
bagi layanan intervensi yang diberikan (Mujito, 2014).
Center for Disease Control (CDC) Amerika Serikat (2008) mengatakan
kesetaraan anakautis berusia 8 tahun ialah 1:80. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mempublikasikan data prevalensi autis di Indonesia menunjukkan
peningkatan tinggi yaitu 1 per 1000 penduduk dan melampaui rata-rata dunia yaitu
6 per 1000 penduduk. Pada tahun 2009 dilaporkan jumlah anakautisme mencapai
150-200 ribu (Sari, 2009). UNESCO menjekaskan data tahun 2011,
penderitaautisme berjumlah 35 juta jiwa di seluruh dunia. Badan Pusat Statistik
tahun 2010, memprediksi penderita autis di Indonesia mencapai 2,4 juta orang
dengan jumlah penduduk Indonesia 237,5 juta orang dengan laju pertumbuhan
1,14%. Jumlah penderitaautisme di Indonesia diprediksi mengalami
peningkatan 500 orang setiap tahunnya
Kompas (2014) menjelaskan penderita autispada anak laki-laki mengalami
peningkatan lebih tinggi daripada anak perempuan. Data lain tahun 2015 di
Indonesia memprediksikan 12.800 lebih anak dari 134.000 menyandangautisme
(Klinikautisme.com). Data BPS menghasilkan rentang usia antara (0-14) tahun
sangat berisiko dan diperkirakan terdapat anak dengan kebutuhan khusus yang
banyak. American Psychiatric Association atau APA (2013) mengatakan
3
autisme pada DSM-5 dikarakterisasikan defisit komunikasi sosial dan interaksi
sosial disetiap situasi baik dalam timbal balik sosial, perilaku komunikatif non
verbal untuk interaksi sosial serta keterampilan mengembangkan,
mempertahankan, dan memahami kesinambungan. Sehingga anak autis butuh
pola perilaku, ketertarikan sampai aktivitas yang berulang dan terbatas.
Applied Behavior Analysis (ABA) yaitu salah satu pendekatan yang
digunakan untuk menangani anakautis dengan hasil yang baik. Pendekatan ini
merupakan kumpulan teori dan prinsip-prinsip yang dipakai terapis untuk
memberikan intervensi. ABA didasarkan pada prinsip-prinsip perilaku yang
telah diujikan secara eksperimental misalnya kondisioning operan yang
diperkenalkan oleh B.F Skinner (Mudjito, 2014). Prinsip pendekatan Applied
Behavior Analysis (ABA) yaitu A-B-C, A (antecedent), B (behavior) dan C
(consequence). Antecedent yakni hal yang mendahului terjadinya perilaku seperti
instruksi yang diberikan oleh seseorang kepada anak autis. Dari gaya pengajaran
yang terstruktur, anak autis kemudian memahami Behavior (perilaku) apa yang
diharapkan cenderung terjadi lagi jika anak memperoleh Concequence atau
konsekuensi perilaku terkadang berupa imbalan yang menyenangkan (Mujito,
2014). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Penatalaksanaan Applied Behavior
Analysis untuk Meningkatkan Kepatuhan Instruksi pada Kasus Autism Spectrum
Disorders di Pusat Layanan Autis Sragen.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah :
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat mengidentifikasi
masalah dan mengambil kesimpulan pada kasus Autism Spectrum
Disorders (ASD).
1.2.2 Tujun Khusus
1.2.2.1 Untuk mengetahui pengaruh penatalaksanaan Applied Behavior
Analysis (ABA) sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
instruksi anak pada kasus Autism Spectrum Disorders.
4
1.2.2.2 Untuk mengetahui pengaruh penatalaksanaan Play Therapy
dengan metode Applied Behavior Analysis (ABA) dapat
memperbaiki perilaku anak pada kasus Autism Spectrum
Disorders (ASD).
2. METODE
2.1 Teknologi Intervensi
2.1.1 Applied Behavior Analysis
Applied Behavior Analysis merupakan konsep dan metode perubahan
peilaku, yang seringkali digunakan untuk memperbaiki perilaku baik
pada anak berkebutuhan khusus termasuk autis maupun untuk anak
normal. Miltenberger (2008) menjelaskan bahwa istilah Applied
Behavior Analysis diperkenalkan dengan publikasi dari Baer, Wolf dan
Risley pada tahun 1968 yang mengidentifikasi karakteristik dari analisi
perilaku terapan yaitu: fokus pada perilaku yang penting secara sosial,
demonstrasi hubungan fungsional antara peristiwa lingkungan dan
perilaku, diskripsi yang jelas atas prosedur, berhubungan dengan prinsip
dasar behavioral, produksi perubahan perilaku yang bermakna, dapat
digeneralisasi dan bertahan lama.
Menurut Lartsson (2013), pemilihan metode Applied Behavior
Analysis (ABA) pada kasus ini, lebih efektif dalam mengubah perilaku
pada anak dengan gangguan autism. Selain itu metode ini juga
terstruktur, memiliki kemudahan dalam mengukur hasilnya dan metode
ini mudah diterapkan terhadap pasien. Intervensi yang dilakukan pada
pasien menunjukkn bahwa metode ini efektif untuk meningkatkan
kepatuhan instruksi pada pasien. Reinforcement berupa imbalan atau
hadiah apabila perilaku yang diharapkan dari anak muncul yaitu dengan
memberikan imbalan berupa apa yang dia suka. Namun, pemberian itu
hanya diberikan sampai dengan hari ketiga pelaksanaan proses terapi,
kemudian digantikan dengan pemberian berupa pujian “hebat dan pintar”
dan aksi tertentu seperti tepuk tangan jika anak melakukan instruksi
terapis (Handojo, 2009).
5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil laporan status klinis pasien atas nama V, usia 10 tahun
dengan diagnosis Autism Spectrum Disorder didapatkan permasalahan berupa:
(1) kontak mata dan fokus kurang, (2) emos i belum terkontrol, (3) adanya
forward head position, (4) belum bisa berbicara. Setelah dilakukan fisioterapi
dengan metode Applied Behavior Analysis (ABA) sebanyak 3 kali didapatkan
hasil sebagai berikut:
3.1.1 Kepatuhan Instruksi
Setelah mendapatkan treatment selama 3x dengan metode Applied
Behavior Analysis pada kepatuhan instruksi antara lain:
Gangguan Kualitatif Interaksi Sosial
Indikator T1 T2 T3
1. Tidak mampu menjalin interaksi non
verbal (kontak mata, ekspresi wajah,
gestur)
√ √ √
2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya √ √ √
3. Tidak ada empati dan minat √ √ √
4. Timbal balik sosial/emosional masih
kurang
√ √ √
Gangguan Kualitas Komunikasi
Indikator T1 T2 T3
1. Terlambatnya atau tidak ada
perkembangan bicara
√ √ √
2. Gangguan dalam memulai atau
pertahankan percakapan
√ √ √
6
3. Menggunakan bahasa idiosinkartik secara
stereotypic √ √ √
4. Tidak ada permainan khayalan atau
imaginatif √ √ √
Pola Perilaku, Minat, Aktivitas Terbatas, Berulang dan Sterotipe
Indikator T1 T2 T3
1. Mempertahankan satu minat atau lebih
dengan berlebihan
√ √ √
2. Terpaku pada suatu rutinitas √ √ √
3. Gerakan gestur khas (manarisme motorik)
stereotypic dan berulang (ex: jentikan jari)
√ √ √
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Instruksi
Keterangan:
√ = positif terdapat ciri autisme
Tabel hasil evaluasi kepatuhan instruksi menunjukkan belum adanya
perubahan yang signifikan dalam 3 kali setelah terapi. Namun, anak
V sekarang sudah mengalami peningkatan dalam memahami instruksi
dari orang lain seperti sudah dapat mengembalikan piring ke belakang,
menggulung tikar, merapikan mainan, dan menjemur handuk sehingga
dapat dikatakan anak V mengalami peningkatan dalam hal kepatuhan
instruksi.
3.1.2 Perubahan Perilaku
Setelah mendapat treatment 3 kali anak V mengalami perubahan perilaku
menjadi lebih dapat memahami instruksi orang lain. Sebelum melakukan
terapi, anak V sering menangis jika berinteraksi dengan orang yang
baru dikenal, setelah terapi ke 2 dan 3 terdapat kemajuan menjadi lebih
tenang dan lebih nyaman saat terapi berlangsung. Kemudian untuk
aktivitas fungsional, anak menjadi lebih mengerti ketika dipanggil dan
7
diinstruksikan untuk mengambil tikar, menjemur handuk, menaruh
piring sesudah selesai makan, merapikan mainan, dan mematikan lampu.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka penulis akan membahas
mengenai pengaruh dari Applied Behavior Analysis terhadap
peningkatan kepatuhan instruksi pada anak autis.
Applied Behavior Analysis (ABA) adalah program terapiterstruktur
yang berfokus mengajarkan keterampilan khusus untuk anak-anak autis.
Terapi ini mengajarkan anak autis untuk memahami dan mengikuti instruksi
verbal, merespon perkataan orang lain, menyebutkan warna, mendiskripsikan
benda, meniru ucapan dan gerakan orang lain hingga mengajarkan baca tulis.
Lalu ditutup dengan pujian atau penghargaan atas semua aktivitas yang
berhasil dilakukan sekecil apapun.
Applied Behavior Analysis (ABA) memiliki tujuan untuk melatih
kedisiplinan, memperbaiki visual, meningkatkan keterampilan bermain dan
melatih kemampuan anak untuk mengelola perilaku mereka sendiri. Pertama
dimulai dengan permainan memaskkan kotak- kotak warna ke tiang
penyangga, kemudian terapis harus berulang kali menyebutkan ukuran secara
berulang-ulang hingga anak hafal. Innstruksi dilakukan terus menerus,
pendeskripsian benda dan warna juga dilakukan terus menerus. Terakhir, beri
anak tepuk tangan atau pujian “pintar atau hebat” ketika misi permainannya
selesai atau berhasil.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Pasien dengan nama V, usia 10 tahun dengan diagnosa Autism Spectrum
Disorder setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 3x treatment dengan
metode Applied Behavior Analysis (ABA) di Pusat Layanan Autis Sragen,
didapatkan hasil evaluasi yaitu :
4.1.1 Penatalaksanaan Applied Behavior Analysis dapat meningkatkan
kepatuhan instruksi anak pada kasus Autism Spectrum Disorders.
8
4.1.2 Play Therapy dengan metode Applied Behavior Analysis (ABA)
dapat memperbaiki perilaku anak pada kasus Autism Spectrum
Disorders.
4.2 Saran.
4.2.1 Kepada keluarga
Semangat mendampingi anak agar adanya peningkatan perkembangan
dalam treatment. Keluarga sangat memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan anak. Oleh karena itu, keluarga dapat memberikan
stimulus-stimulus dan melaksanakan kegiatan yang membangun untuk
perkembangan anak seperti meberikan tanggungjawab anak dengan
menyuruh anak untuk merapikan mainan setelah selesai bermain,
mengembalikan piring ke dapur setelah makan, menjemur handuk,
merapikan tikar, dan lain sebagainya yang dapat melatih fokus kontak
mata, atensi, dan instruksi anak. Pada keluarga yang mendukung
perkembangan anak dengan diimbangi terapi yang rutin akan lebih
meningkatkan kemajuan anak agar dapat mandiri.
4.2.2 Kepada fisioterapis
Sebagai fisioterapis perlu mengetahui dan memahami hal- hal yang
berkaitan dengan pasien dari hambatan yang dialami, patologi, etiologi
penyakit pasien, patofisiologi serta tujuan yang belum tercapai
khusunya pada kasus Autism Spectrum Disorder untuk bahan evaluasi.
Dengan mengetahui dan memahami penyakit dari pasien, diharapkan
fisioterapis dapat memberikan intervensi yang tepat dan sesuai apa
yang dibutuhkan oleh pasien.
4.2.3 Kepada masyarakat
Pada kasus Autism Spectrum Disorder diharapkan masyarakat dapat
mengetahui penyebab dan permasalahan serta hal apa yang harus
dilakukan untuk menghadapi anak autis. Selain itu, diharapkan juga
masyarakat dapat mengetahui tanda dan gejala anak autis mulai dari
dini, yaitu dengan mengamati perilaku anak apakah terjadi kelainan
seperti fokus kontak mata yang buruk, terdapat gerakan repetitive
(berulang) dan kelainan perilaku yang tidak umum pada anak seusianya.
9
Kemudian untuk anak yang berkebutuhan khusus diharapkan
masyarakat dapat memperhatikannya dan tidak mengabaikan karena
peran masyarakat dan orang tua akan mempengaruhi perkembangan
motorik anak sehingga dapat memaksimalkan aktivitas fungsional anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kornack, J., Herscovitch, B., & Williams, A. L. (2017). A Response to Papatola and
Lustig’s Paper on Navigating a Managed Care Peer Review: Guidance for
Clinicians Using Applied Behavior Analysis in the Treatment of Children on
the Autism Spectrum. Behavior Analysis in Practice, 10(4), 386–394.
https://doi.org/10.1007/s40617-017-0192-x
Mudjito, dkk. 2014. Layanan Intervensi Terpadu Anak Autis. Jakarta: Balai
Pustaka.
Mudjito, dkk. 2014. Deteksi Dini, Diagnosa Gangguan Spectrum Autisme Dan
Penanganan Dalam Keluarga.. Jakarta: Balai Pustaka.
Mudjito, dkk. 2014. Layanan Pendidikan Transisi Anak Autis. Jakarta: Balai
Pustaka.
Resmisari, R. (2016). Penerapan Metode ABA ( Applied Behavior Analysis ) untuk
Meningkatkan Kontak Mata pada Anak dengan Gangguan Autis : Sebuah Laporan
Kasus, 19–20.
Winarno, F. G. 2013. Autisme Dan Peran Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.