penatalaksanaan kegawatdaruratan medik

65
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN MEDIK

Upload: grindin-shoe

Post on 29-Nov-2015

286 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kegawat daruratan

TRANSCRIPT

PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN MEDIK

Stabilisasi Penderita

Stabilisasi penderita dan merujuk secara cepat akan sangat membantu pasien untuk ditangani secara memadai atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dalam kondisi seoptimal mungkin.

Stabilisasi Penderita

Elemen – elemen penting

Memperbaiki fungsi sitem respirasi dan

sirkulasi.

Menghentikan sumber

perdarahan.

Mengganti cairan tubuh yang hilang.

Mengatasi rasa nyeri atau gelisah.

Terapi Cairan

Pada kasus gawat – darurat, pasien memerlukan infus untuk menggantikan cairan yang hilang.

Larutan isotonik yang dianjurkan, adalah :› Ringer Laktat› NaCl fisiologis atau garam fisiologis

(normal saline)› Larutan Glukosa tidak bisa.

Terapi Cairan

Pemberian awal dianjurkan menggunakan ukuran 16 – 18.

Saat jarum infus dimasukkan,segera ambil spesimen darah untuk pemeriksaan kadar Hb,gol.darah,dan pem. Lab lainnya.

Pada syok hipovolemik yang diakibatkan oleh perdarahan, berikan 500 – 1000 ml cairan isotonik dalam 15 – 20 menit pertama.

Terapi Cairan

Jumlah Cairan

Lamanya Pemberian

Ukuran atau diameter tabung dan kecepatan tetesan

Yang perlu diperhatikan dalam pemberian cairan infus :

Terapi Cairan

Jumlah Cairan Waktu Pemberian

Tetes Per Milimeter

Tetes Per Menit

1 liter 20 menit 10 Tidak dapat dihitung

1 liter 20 menit 20 Tidak dapat dihitung

1 liter 4 jam 10 40

1 liter 4 jam 20 80

1 liter 6 jam 10 28

1 liter 6 jam 20 56

1 liter 8 jam 10 20

1 liter 8 jam 20 40

Terapi Cairan Rumus Kecepatan Cairan Infus :

› Jumlah cairan yang dibutuhkan (ml) x jumlah tetes per ml = Jumlah tetes per menit

waktu pemberian (menit)

Terapi Cairan Kita perlu memperhatikan tentang keseimbangan

cairan, seperti pembengkakan atau edema pada kaki, tangan, muka,mungkin hal ini akibat kelebihan cairan.

Atau bisa juga dinilai dari sesak nafas atau bising nafas yang abnormal (ronkhi basah difusa)

Terapi Cairan Seorang wanita sehat, masih dapat bertahan

apabila kehilangan darah hingga 20 % atau 1000 ml dari total jumlah darah normal.

Kehilangan hingga 30 % dapat diatasi dengan cairan pengganti plasma.

Transfusi sangat diperlukan apabila darah yang keluar melebihi 30 % dari total jumlah darah di dalam tubuh.

Terapi Cairan

Terapi Cairan

Eritrosit tanpa plasma tidak direkomendasikan, plasma saja risiko transmisi penyakit.

Cairan darah (eritrosit dan plasma) diberikan untuk mengganti cairan yang hilang,pembawa 02 ke jaringan dan faktor penting untuk hemostasis.

Transfusi Darah

Indikasi

Kesesuaian golongan ( bebas dari potensi transmisi penyakit, risiko rendah terhadap reaksi inkompatibilitas)

Cara penggunaan dan risiko transfusi darah

Transfusi Darah

Perdarahan Pasca Persalinan yang disertai syok.

Kehilangan banyak darah selama prosedur operasi.

Anemia Berat (disertai gejala decomp. Cordis) pada akhir masa kehamilan.

Kondisi yang memerlukan transfusi darah :

Transfusi Darah

Kewaspadaan dalam menggunakan cairan dan produk darah :

•Tidak perlu diatasi dengan transfusi darah•Karena dengan pemberian hematinik dan nutrisi yang adekuat bisa diatasi.

Anemia pada trimester

kedua

•Defisit cairan dapat diatasi dengan pemberian infus.•Anemia dapat dikoreksi dengan pemberian hematinik atau asupan yang mempunyai nilai gizi tinggi.

Transfusi untuk mempercepat pasien

pulang atau persiapan operasi

elektif.

Transfusi Darah

Tindakan transfusi darah berdasarkan indikasi yang kurang tepat dapat mengakibatkan :

Pasien terpapar risiko yang seharusnya dapat dicegah.

Pemborosan stok darah yang mungkin sangat diperlukan oleh pasien lain.

Transfusi Darah

Transfusi seluruh komponen darah atau hanya sel darah

• Transfusi darah membawa risiko terhadap reaksi inkompatibilitas atau hemolitik yang sangat serius.

• Produk darah dapat menularkan penyakit.

• Setiap produk darah dapat terkontaminasi miko-organisme dan menjadi bahan yang berbahaya apabila tidak ditangani secara baik.

Transfusi Darah

Transfusi Plasma

• Plasma dapat menularkan penyakit seperti halnya seluruh komponen darah.

• Plasma juga dapat menimbulkan berbagai reaksi transfusi.

• Hanya beberapa indikasi tertentu saja yang memerlukan transfusi plasma.

Transfusi Darah

Pengamanan darah

Seleksi Akurat terhadap donor dan darah.

Uji tapis dan kajian prevalensi penyakit

Program jaga mutu darah dan produk darah

Jaminan akurasi golongan darah, uji kompatibilitas, kualitas pemisahan dan penyimpanan komponen

darah dan keamanan transportasi darah.

Transfusi Darah

Penapisan bahan yang berpotensi menimbulkan infeksi

Harus lulus uji tapis penyakit

- penyakit

•HIV – 1 dan HIV - 2•HbsAg•Syphilis

Bila memungkinkan dilakukan pula

pengujian

•Hepatitis C dan Malaria•Penyakit lain yang dapat ditularkan melalui darah•Uji kompatibilitas darah

Transfusi Darah

Alasan utama untuk melakukan transfusi sel darah merah adalah pemulihan fungsi oksigenasi jaringan karena hemoglobin darah mempunyai kemampuan untuk mengikat dan menghantarkan oksigen.

Transfusi Darah

Berbagai upaya penghematan darah di dalam sirkulasi dengan jalan berikut ini

:H

i

n

d

a

r

k

a

n

p

e

n

g

a

m

b

il

a

n

s

p

e

s

i

m

e

n

d

a

r

a

h

s

e

c

a

r

a

b

e

r

u

l

a

n

g

k

a

li.

Gunakan teknik pembedahan dan anestesi terbaik untuk menghindarkan kehilangan darah secara berlebihan.

Lakukan autotransfusi apabila teknik dan kondisinya memungkinkan.

Transfusi Darah

Hal – hal penting yang harus diperhatikan :

Transfusi salah satu elemen dari

penatalaksanaan lengkap

gawatdarurat.

Keputusan untuk menetapkan transfusi

harus diacu ke pdeoman nasional penggunaan darah

Lakukan segala upaya untuk mencegah

perdarahan lanjutan.

Pasien perdarahan akut dalam jumlah

banyak segera dilakukan resusitasi

Transfusi Darah

Hal – hal penting yang harus diperhatikan :

Petugas kesehatan harus waspada terhadap risiko

transmisi penyakit berbahaya melalui

transfusi darah

Transfusi darah hanya diberikan

apabila manfaatnya lebih besar dari

risikonya.

Pemberian dan pemantaun transfusi darah harus

dilaksanakan oleh petugas terlatih agar komplikasi dikenali secara dini dan

pertolongan dapat segera diberikan.

Alasan untuk transfusi darah harus dicatatkan

dan lakukan kajian apabila timbul reaksi yang tidak diinginkan

Transfusi Darah

Pemantauan selama transfusi darah :Sebelum transfusi

Pada saat transfusi

15 menit setelah

transfusi

Setiap jam selama

transfusi

Setiap jam dalam 4 jam pertama

setelah transfusi darah

Transfusi Darah

Selama melakukan pemantauan, yang perlu diperiksa :

Keadaan Umum

Temperatur

NadiTekanan Darah

Pernafasan

Keseimbangan

Transfusi Darah

Catat pula hal – hal ini :

Waktu mulai

Waktu selesai

Jumlah dan jenis darah

Nomor donor dan nomor kantong

Efek Samping

Transfusi Darah

Gejala yang timbul dari transfusi :Demam > 38oC

Takikardia

Gawat Nafas

Hipotensi

Rona Merah pada wajah

Iritabilitas

Mual – muntah

Ruam Kulit

Hematuria

Transfusi Darah

Bila terjadi reaksi lakukan hal berikut ini :

Lakukan penilaian derajat reaksi, dan tentukan upaya tindakan yang sesuai

Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit.

Laporkan ke UTD atau Bank Darah untuk konfirmasi dan kajian ulang

Lakukan pengambilan spesimen urin setelah terjadi reaksi transfusi dan kirim ke lab untuk uji konfirmatif.

Transfusi Darah Komplikasi lain transfusi darah

KOMPLIKASI PENYEBAB PENCEGAHAN / PENANGANAN

Sepsis Kontaminasi mikroorganisme

•Gunakan darah dalam waktu 4 jam setelah diberikan.•Lakukan kultur dan beri antibiotika yang sesuai.

Hipotermia Transfusi sejumlah besar darah yang temperaturnya masih dingin

Hangatkan darah sebelum transfusi

Kelebihan beban cairan Pemberian darah secara cepat dalam jumlah yang banyak disertai dengan cairan infus lainnya

•Jangan memeras darah dalam kantong.•Pertimbangkan pemberian diuretika.

Hipokalsemia (disritmia dan hipotensi)

Kelebihan sitrat yang ada di dalam kantong darah

•Periksa kadar kalsium darah•Periksa EKG•Berikan Kalsium Glukonas

Transfusi Darah

Beberapa upaya untuk mengatasi reaksiRuam Kulit Ringan Promethazine 10 mg per oral

SyokAdrenalin

1:1000,secara lambat IV

Tambahkan Promethazine 10 mg IV. Hidrokortison 1

g IV setiap 2 jam (bila perlu)

Spasme bronkusAminofilin 250 mg dalam 10 ml NS atau RL secara lambat melalui jalur IV

Lakukan tindakan resusitasi lainPantau fungsi

ginjal,paru,kardiovaskuler

Rawat intensif bila perlu atau segera

rujuk

Pemberian Medikamentosa

Tanyakan riwayat alergi obat – obatan sebelum memberikan obat kepada pasien.

Pemberian Medikamentosa

Antibiotika

ANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN

Ampisilin 1 g IV tiap 4 jam atau 500 mg (oral) tiap 6 jam

Spektrum luas, murah

Benzilpenisilin 10 juta unit IV tiap 4 jam

Ada efek samping serius efektif untuk kokus gram (+) dan Go

Kloramfenikol 1 g IV tiap 6 jam Baik untuk Sepsis, penekanan sumsum tulang, pantauan gambaran darah.

Pemberian Medikamentosa

AntibiotikaANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN

GentamisinDoksisiklinTetrasiklin

1.5 g/kgBB/dosis IV/IM tiap 8 jam100 mg tiap 12 jam500 mg tiap 6 jam (Jangan bersama susu atau antasida)

Efektif untuk gram (-) dan flora usus.Aktif untuk kuman gram(+),gram (-) termasuk klamidia.Dapat menggantikan atau kombinasi dengan ampisilin.Baik dikombinasikan dengan metronidazole.

Metronidazole 1 g IV atau per rektal tiap 12 jam atau 500 mg oral tiap 6 jam

Baik untuk gram (-) dan anaerob. Dapat dikombinasikan dengan ampisilin dan Doksisklin. Alternatif dari klindamisin.Relatif murah dan mudah didapat.Serapan oral mencapai kadar serum yang sama dengan IV.

Pemberian Medikamentosa

AntibiotikaANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN

GentamisinDoksisiklinTetrasiklin

1.5 g/kgBB/dosis IV/IM tiap 8 jam100 mg tiap 12 jam500 mg tiap 6 jam (Jangan bersama susu atau antasida)

Efektif untuk gram (-) dan flora usus.Aktif untuk kuman gram(+),gram (-) termasuk klamidia.Dapat menggantikan atau kombinasi dengan ampisilin.Baik dikombinasikan dengan metronidazole.

Metronidazole 1 g IV atau per rektal tiap 12 jam atau 500 mg oral tiap 6 jam

Baik untuk gram (-) dan anaerob. Dapat dikombinasikan dengan ampisilin dan Doksisklin. Alternatif dari klindamisin.Relatif murah dan mudah didapat.Serapan oral mencapai kadar serum yang sama dengan IV.

Pemberian Medikamentosa

Antibiotika› Golongan gentamisin,penisilin dan metronidazole sering

dikombinasikan dan mempunyai cakupan berbagai mikroorganisme.

› Kloramfenikol mempunyai efektifitas yan cukup luas walaupun digunakan secara tunggal dan sangat efektif jika dikombinasikan dengan penisilin/ampisilin.

› Sekali diberikan, antibiotika diteruskan hingga bebas demam 24-48 jam. Bila setelah 48 jam pemberian ternyata tidak mengalami perubahan, ganti dengan tnibiotika lain.

› Bila terjadi perbaikan ganti cara pemberian parenteral dengan per oral. Sesuaikan dosis per oral dengan parenteral.

Pemberian Medikamentosa

Cara pemberian obatIntravena •Cara pemberian ini terpilih untuk pasien syok atau kondisi gawat darurat.

Intramuskuler •Cara ini dipilih apabila tidak tersedia bahan untuk pemberian IV•Atau apabila onset kerja obat bukan merupakan kebutuhan utama

Per oral•Tidak dianjurkan untuk pasien syok atau persiapan laparotomi•Pada pasien sadar•Pasien stabil dan masih dapat makan dan minum

Pemberian Medikamentosa

Kombinasi antibiotika untuk infeksi ganda

Seftriakson atau siproflokasin atau

spektinomisin dengan

gentamisin atau Metronidazole

Doksisiklin dengan metronidazole

Penisilin dengan kloramfenikol

Pemberian Medikamentosa

Antibiotika untuk pasien rawat jalanAntibiotika Dosis Catatan

Seftriakson 250 mg dosis tunggal oral atau

Efektif untuk hampir semua mikroorganisme

Spirofloksasin 500 mg dosis tunggal oral atau

Cakupan kokus Gram (-) dan GO

Spektinomisin 2 g dosis tunggal oral

Dikombinasikan dengan salah satu antibiotika dibawah ini

Doksisiklin 100 mg oral 2 x sehari 10 – 14 hari atau

Murah dan mencakup Klamidia

Tetrasiklin 500 mg oral 4 x sehari 10 – 14 hari atau

Murah dan mencakup klamidia

Kotrimosasol 2 tablet dewasa/1 kaplet forte 10 hari

Spektrum luas dan murah

Penatalaksanaan Nyeri

Pemilihan Obat Nyeri Bergantung kepada:

Kondisi Pasien

Penatalaksanaan Nyeri

Hindari pemberian sedatif berlebihan. Narkotika diberikan selektif dan

dengan pemantauan ketat. Siapkan antidotum dan peralatan

resusitasi Kardiopulmoner untuk pemberian obat jenis ini.

Penatalaksanaan Nyeri

Pemberian anti nyeri non – steroid, mungkin dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah.

Beberapa analgesik memiliki efek antipiretik sehingga jangan diberikan sebelum selesai pengukuran temperatur tubuh.

Tetanus

Kuman tetanus berada pada benda – benda yang kotor atau tercemar.Luka Infeksi

dirawat sebaik mungkin,bersihkan

Buang jaringan nekrotik, pus

dialirkan

Antibiotika kombinasi (Penisilin atau metronidazole)

Tanyakan riwayat imunisasi pada

kehamilan sebelumnya

Nilai kondisi luka atau trauma

Tetanus

Perhatikan kondisi berikut ini

Bila pasien pernah mendapat imunisasi secara lngkap dalam 5 tahun terakhir, tidak perlu diberikan serum anti tetanus.

• Bila luka terkontaminasi dengan bahan infeksius maka berikan 0.5 ml TT dan Imunoglobulin Tetanus.

Bila riwayat imunisasi tidak jelas atau diragukan dan luka cenderung mengarah pada kemungkinan terjadi tetanus maka berikan TT dan TIG.

• Perhatikan untuk tidak menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum / tabung suntik dan pada lokasi atau tempat suntikan yang sama.

Diuretika

Konfirmasi kelebihan cairan dapat dilihat dari foto Ro paru atau melihat gejala fisik dan klinik.

Untuk mengurangi beban jantung dan menghilangkan edema akut paru, berikan diuretika dan perhatikan perbaikan gejala atau edema yang terjadi.

Manajemen Cairan

Hipervolemia dan poliuria pasca persalinan sering kali terjadi pada pasien pre – eklampsia / eklampsia sebagai akibat dari masuknya cairan ekstra ke intra vaskuler sehingga perlu pertimbangan untuk pembatasan cairan sampai 1500 ml/jam.

Manajemen Cairan

Untuk pasien dengan tindakan pembedahan, kebutuhan cairan adalah 30 – 40 cc/kgBB/hari, dan kebutuhan elektrolit seperti Na dan K masing – masing adalah 1 mEq/kg/hari.

Manajemen Cairan

Produksi urin perlu dipantau karena dapat menggambarkan secara langsung tentang kondisi perfusi jaringan. Bila produksi <17 ml/jam, kondisi ini disebut sebagai oliguria.

Untuk menentukan penyebab oliguria periksalah berat jenis urin, hematokrit,elektrolit,ureum,kreatinin, volume kardiovaskuler dan bila perlu ukutr Tekanan Vena Sentral.

Manajemen Cairan

Kebutuhan kalori pada pasien wanita (rumus Harris Benedict) bagi kebutuhan dasar adalah :› BEE = 66 + 13.7 berat badan (kg) + 1.8

tinggi badan (cm) – 4.7 x usia

Keseimbangan Asam Basa

Pasien normal akan mempunyai Ph 7.35 – 7.45. Pertimbangkan kondisi sebagai berikut, pada parameter :

Kelainan pH pCO2

Alkalosis respiratorik > 7.40 < 40

Asidosis Respiratorik < 7.40 >40

Alkalosis Metabolik >7.40 >24

Asidosis Metabolik <7.40 <24

Keseimbangan Asam Basa

Bila kesenjangan anion serum ( Na- Cl- HCO3) lebih dari 2 maka telah terjadi asidosis sekalipun pH dalam batas normal.

.

Keseimbangan Asam - Basa

Yang perlu diperhatikan pada asidosis metabolik akibat kelainan ginjal, adalah : KEKURANGAN

CAIRANDIABETES

pH Urin Tinggi Rendah

Kadar K + N/rendah Tinggi

Plasma HCO3 Rendah > 15

Keseimbangan Asam - Basa

Pada kondisi HELLP akibat deposit fibrin dan kelainan endothel, pemberian heparin dan cairan akan membantu perbaikan sirkulasi dan ginjal pada kondisi hipovolemik.

Keseimbangan Asam - Basa

Pada kondisi asidosis metabolik yang parah maka koreksi dengan bikarbonas natrikus dapat dipertimbangkan ( kecuali pada diabetes ketoasidosis).

Hanya pada keadaan yang memburuk dengan pH kurang dari 7.20 maka perhitungan bikarbonat sbb :› 0.6 x BB – kg x kadar HCO3Dimana separuh dari kebutuhan total tersebut

diberikan dalam 1 jam pertama. Lakukan periksa ulang gas darah untuk menilai ada tidaknya perbaikan.

Kelainan Elektrolit

•Kadar Na kurang dari 130 mEq/L.•Perlu Pemeriksaan keseimbangan cairan, osmolalitas darah, osmolalitas urin dan kadar Na urin.•Koreksi kekurangan Na, dengan infus NaCl 3 %.•Pasien dapat jatuh koma dan kejang.

Hiponatremia

•Kadar Na > 145 mEq/L•Akibat kehilangan cairan ( kelainan ginjal, kelebihan diuresis, diare, luka bakar, dsb)•Periksalah keseimbangan cairan, jumlah urin, osmolalitas dan kadar Na Urin.

Hipernatremia

Kelainan Elektrolit

•Terjadi akibat kehilangan kalium sehingga kadarnya rendah bila < 3 mEq.•Lemah, kram otot, ileus•Kondisi berat terjadi paralisis,hiporefleksi,tetani dan pada ECG ditemukan T mendatar, gelombang U dan aritmia.•Pemeriksaan kreatinin untuk menentukan kelainan ginjal.•Target terapi hipokalemia mencapai kadar 4 meQ/ L dengan cara :•KCL/iv 10 mEq/Jam melalui infus, kemudian dosis rumatan per oral.

Hipokalemia

•Pasien lemah dan ileus perlu diperiksa kadar K.•Pada ECG mungkin ditemukan T meningkat, pemanjangan PR, pelebaran QRS.•Terapi hiperkalemia dengan kelainan ECG ialah kalsium glukonas•Nilai kebutuhan Natrium Bikarbonas bila terjadi asidosis dan furosemid bila diperlukan tambahan diuresis.

Hiperkalemia

Pelayanan Perioperatif

Persiapan prabedah meliputi pemeriksaan :

Fisik•KU, kesadaran , TTV•Kelainan kepala, mata, hidung, telinga dan tenggorok.•Pemeriksaan Paru, Jantung, dan status neurologik.

Laboratorium •Hb-Ht, hitung leukosit, trombosit, gula darah, elektrolit, Ureum – Kreatinin, fungsi hati, urin rutin, tes kehamilan.

Klasifikasi Risiko

Status I •Pasien dengan kondisi vital cukup sehat

Status II •Pasien yang mempunyai penyakit sistemik ringan - sedang

Status III •Pasien dengan penyakit sistemik berat yang membatasi kegiatannya sehari – hari.

Status IV •Pasien dengan penyakit sistemik yang mengancam keselamatan jiwa pasien

Status V •Pasien dalam kondisi sakit parah, prognosis buruk

Antibiotik

Umumnya pasien obstetri mempunyai risiko ringan, sehingga pada seksio hanya hanya dibutuhkan antibiotik dosis tunggal.

Namun pada dugaan infeksi maka dianjurkan untuk mendapat antibiotika yang sesuai dengan uji sensitivitas.

Penurunan Resistensi Vaskuler

Pasien dengan sepsis, demam, leukositosis, hipotensi normovolemik, mungkin mengalami resistensi vaskuler yang rendah.

Ia memerlukan bantuan vasopresor, berupa : Dopamin yang dimulai dosis 2 ug/kg/menit yang diberikan dengan titrasi sehingga tercapai MAP > 60 mmHg.

Pemasangan Kanulasi Vena Sentral

Untuk pencegahan infeksi, pemasangan kanulasi vena perifer harus diganti tiap 3 hari, demikian juga kateter urethra.

Pemasangan Kanulasi Vena Sentral

Indikasi pemasangan Kanula Vena Sentral adalah :› Vena perifer tidak adekuat› Pemantauan tekanan vena pusat› Pemberian obat (flebitik) : kemoterapi, kalium.› Pemberian cairan cepat› Resusitasi kardiopulmoner› Terapi jangka panjang› Hemodialisis› Hiperaltimentasi› Pemberian Obat vasoaktif

Pemasangan Kanulasi Vena Sentral

Kontraindikasi kanulasi vena sentral ialah DIC.

Tromboemboli

Pasien bedah mayor, waktu bedah lama dan sangat gemuk adalah risiko tinggi untuk terjdi tromboemboli.

Untuk mencegah hal itu, pasien diminta menggerakan tangan dan tungkai segera setelah sadar.

Mobilisasi dini, 8 jam pasca bedah.

Tromboemboli

Gejala tromboemboli dapat berupa nyeri di area lesi hingga emboli paru ( sesak, penurunan kesadaran, DIC )

Terapinya dengan 5000 – 10000 IU IV diikuti infus, dengan target PTT 2 kali normal.

Bila ditemukan emboli masif tindakannya ialah torakotomi, untuk embolektemi.