penatalaksanaan mukositis oral

5
. Penatalaksanaan Mukositis Oral Mukositis: Mukositis oral didefinisikan sebagai suatu eritem dan ulserasi di mukosa oral yang terjadi  pada pasien dengan kanker yang dirawat dengan kemoterapi dan/atau radiasi di daerah yang  berdekatan dengan rongga mulut. Lesi mukositis oral seringkali terasa sangat sakit dan mengganggu asupan nutrisi, kebersihan mulut sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi lokal dan sistemik. Oleh karena itu, mukositis oral merupakan komplikasi perawatan kanker yang sangat berpengaruh padaa terapi kanker dan seringkali terkait dengan komplikasi yang  berhubungan dengan dosis terapi (era, !""#$. eraa%Llon&h M, Oster ', ord )M, Lu *, +onis. !""#. Oral Mucositis And Outcomes Of  Allogeneic Hematopoietic Stem-Cell Transplatation In Patients With Hematologic Malignancies . +upport )are )an&er.-(-$: %0. Mukositis oral terjadi akibat efek inflamasi dan sitotoksik dari pemberian radioterapi dan ata u kemoterapi. Mukosi tis oral aki bat radiot era pi se&ara patofisio logis merupakan efek langs ung sito toksi k terha dap epit el dan res pon inf lamas i lokal . +elai n itu, r adias i juga ak an mengenai struktur fasial dan oral termasuk kelenjar sali1a mayor. +ali1a membantu mengatur homeostasi s or al denga n per annya sebagai pelembab, peluma s, buf er, dan anti mi kr oba . Peruba han kuantit as dan kuali tas sali1 a akan berefek pada fisi ologi, pert ahanan, dan ekolo gi mikrobial orofaring, sehingga menurunkan kemampuan proteksi mukosa mulut (Leung, !""2$. Leung 34, 5a ssanayake , 6auu *66, *i n L* , 6am 3), +ama ra nay ake LP. !"" 2. Oral Coloni zati on, Phenot pic, And !enot pic Profile s Of Candida Species In Irra diate d, "entat e,  #erostomic $asopharngeal Carsinoma Sur%i%ors . * )li n Mi&robial. 27(0$: !!%!0. 8nsid ensi mukosit is oral biasa nya ditemukan &ukup tinggi pada pasien dengan tumor  primer di rongga mulut, orofaring atau nasofaring, pasien dengan perawatan kemoterapi konkomitan, pasie n yang mener ima radiasi lebi h dari -""" &'y dan pasien yang menerima terapi radiasi fraksinasi (Lalla, !""7$. Lal la 9, +ons +, Peter son 5;. !""7 .  Management Of Oral Mucositis In Patients With Cancer . 5ent )lin <ort =m.-!($:0%1iii. >eberapa faktor diketahui mempunyai peran dalam membedakan timbulnya mukositis oral pada pasien yang menjalani kemoterapi dan/ atau radiasi untuk kanker di regio kepala dan leher . akt or%f aktor terse but ad alah usia, jenis kelamin, penyak it sist emik, ras dan fakto r

Upload: dewi-martinda-hartono

Post on 17-Oct-2015

256 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mukositis

TRANSCRIPT

.Penatalaksanaan Mukositis Oral

Mukositis:

Mukositis oral didefinisikan sebagai suatu eritem dan ulserasi di mukosa oral yang terjadi pada pasien dengan kanker yang dirawat dengan kemoterapi dan/atau radiasi di daerah yang berdekatan dengan rongga mulut. Lesi mukositis oral seringkali terasa sangat sakit dan mengganggu asupan nutrisi, kebersihan mulut sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi lokal dan sistemik. Oleh karena itu, mukositis oral merupakan komplikasi perawatan kanker yang sangat berpengaruh padaa terapi kanker dan seringkali terkait dengan komplikasi yang berhubungan dengan dosis terapi (Vera, 2007).Veraa-Llonch M, Oster G, Ford CM, Lu J, Sonis. 2007.Oral Mucositis And Outcomes Of Allogeneic Hematopoietic Stem-Cell Transplatation In Patients With Hematologic Malignancies. Support Care Cancer.15(5): 491-6.

Mukositis oral terjadi akibat efek inflamasi dan sitotoksik dari pemberian radioterapi dan atau kemoterapi. Mukositis oral akibat radioterapi secara patofisiologis merupakan efek langsung sitotoksik terhadap epitel dan respon inflamasi lokal. Selain itu, radiasi juga akan mengenai struktur fasial dan oral termasuk kelenjar saliva mayor. Saliva membantu mengatur homeostasis oral dengan perannya sebagai pelembab, pelumas, bufer, dan antimikroba. Perubahan kuantitas dan kualitas saliva akan berefek pada fisiologi, pertahanan, dan ekologi mikrobial orofaring, sehingga menurunkan kemampuan proteksi mukosa mulut (Leung, 2003).Leung WK, Dassanayake, Yauu JYY, Jin LJ, Yam WC, Samaranayake LP. 2003. Oral Colonization, Phenotypic, And Genotypic Profiles Of Candida Species In Irradiated, Dentate, Xerostomic Nasopharyngeal Carsinoma Survivors. J Clin Microbial. 38(6): 2219-26.

Insidensi mukositis oral biasanya ditemukan cukup tinggi pada pasien dengan tumor primer di rongga mulut, orofaring atau nasofaring, pasien dengan perawatan kemoterapi konkomitan, pasien yang menerima radiasi lebih dari 5000 cGy dan pasien yang menerima terapi radiasi fraksinasi (Lalla, 2008).Lalla RV, Sons ST, Peterson DE. 2008.Management Of Oral Mucositis In Patients With Cancer. Dent Clin Nort Am.52(1):61-viii.Beberapa faktor diketahui mempunyai peran dalam membedakan timbulnya mukositis oral pada pasien yang menjalani kemoterapi dan/ atau radiasi untuk kanker di regio kepala dan leher. Faktor-faktor tersebut adalah usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, ras dan faktor spesifik yang terkait dengan jaringan. Faktor spesifik jaringan meliputi jenis jaringan epitel, kebersihan rongga mulut yang terkait dengan mikroba oral dan fungsi jaringan (Lalla, 2005).Lalla RV, Sons ST, Peterson DE. 2005.Oral Mucositis. Dent Clin Nort Am. 49(1):167-84.Penatalaksanaan Mukositis Oral:

Sampai saat ini, terapi paliatif merupakan pilihan untuk menatalaksana pasien dengan mukositis oral. Beberapa upaya penatalaksanaan dengan intervensi terapi saat ini sedang dikembangkan. Berdasarkan rekomendasi dari MASCC (Multinational Association for Supportive Care in Cancer)/ISOO (International Society for Oral Oncology), penatalaksanaan klinis mukositis oral yang disebutkan dalam Panduan Mukositis Oral mencakup: asupan nutrisi yang adekuat, kontrol rasa sakit, kontrol mikroorganisme oral, mengatasi keluhan mulut kering, mengatasi perdarahan oral dan terakhir adalah intervensi dengan upaya terapi (Lalla, 2005). Lalla RV, Sons ST, Peterson DE. 2005.Oral Mucositis. Dent Clin Nort Am. 49(1):167-84.Menurut Eilers (2004), beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mukositis akibat kemoterapi atau radiologi adalah:

1.Oral care protocol

Oral care atau perawatan mulut merupakan salah satu tindakan yang bertujuan menjaga kesehatan mulut. Oral care protocol dapat membantu meminimalkan efek mukositis akibat kemoterapi, karena dapat mengurangi jumlah mikroflora, nyeri dan perdarahan, serta mencegah infeksi.

2.Agen kumur

Agen kumur sering digunakan dalam pencegahan mukositis. Secara umum, agen kumur digunakan untuk membilas debris dan membantu mulut tetap lembut dan lembab. Agen kumur harus memiliki karakteristik sebagai pembersih non-iritatif dan tidak membuat mulut kering. Zat yang dapat berperan sebagai pembersih mulut antara lainnormal saline,sodium bikarbonat, campurannormal saliinedengan sodium bikarbonat, madu, dan beberapa jenis herbal tertentu.

3.Pelindung mukosa

Pelindung mukosa diharapkan dapat meningkatkan proses penyembuhan dan regenerasi sel.

4.Agen antiseptik

Yang termasuk dalam agen anti septik antara lainchlorhexidine, hidrogen peroksida,danpovidone iodine.5.Agen anti inflamasi

Agen anti inflamasi berfungsi untuk mengurang inflamasi yang terjadi akibat mukositis. Beberapa agen anti inflamasi diantaranyakamilason liquid, chamomile,dan kortikosteroid oral.

6.Agen topikal

Agen topikal adalah agen yang diberikan untuk memberikan proteksi mukosa secara topikal, diantaranya adalahlidocaine, capsaicine, danmorfin topikal.

Eilers, J. 2004.Nursing intervention and supportive car for the prevention and treatmen of oral mucositis associated with cancer treatment. Oncology Nursing Forum.31(4). P 13-28.

Efek Samping Terapi Radiasi Pada Rongga Mulut dan Penanggulangannya

Efek Pada Rongga Mulut

Terapi radiasi yang diberikan pada penderita kanker daerah kepala dan leher memberikan reaksi pada jaringan normal,khususnya pada mukosa rongga mulut. Pertama muncul biasanya pada akhir minggu pertama setelah terapi. Terapi radiasi biasanya diberikan selama 6 minggu dengan dosis harian 2 Gy (1 Gy = 100 rad),lima kali seminggu. Gejala awal berupa gambaran mukosa keputih-putihan yang menandakan adanya keratinisasi tingkat tinggi secara tak normal akibat mitotik yang terganggu dan retensi yang berkepanjangan dari sel epitel superficial.

(Spijkervet FKL.Mukositis akibat radiasi: pencegahan dan pengobatan. Alih bahasa: Narlan S.Edisi pertama. Jakarta: Widya Medika,1996; 1-3:131-41.

Dhysphagia (kesulitan menelan) dan luka pada rongga mulut terlihat setelah 2-4 minggu terapi radiasi dan mulai mereda dalam 2-3 minggu berikutnya. Perubahan yang lebih parah setelah 3 minggu terapi radiasi adalah terbentuknya pseudomembran yaitu pembentukan plak atau bercak pada mukosa.

((Spijkervet FKL.Mukositis akibat radiasi: pencegahan dan pengobatan. Alih bahasa: Narlan S.Edisi pertama. Jakarta: Widya Medika,1996; 1-3:131-41. Efek Pada Gigi Geligi

Saat gigi yang sedang berkembang berada tepat pada titik penyinaran utama terapi radiasi maka perkembangan dan erupsi gigi akan terlambat. Namun,apabila penyinaran dilakukan pada gigi yang telah erupsi maka karies radiasi akan mulai terjadi dalam beberapa bulan setelah terapi. Kondisi ini diawali dari pinggir insisal gigi-gigi anterior dan ujung cusp gigi-gigi posterior.Gigi-gigi yang terkena radiasi menyebabkan pulpa mengenai hyperemia sehingga gigi menjadi sangat sensitive terhadap panas dan dingin.

(Shaver WG.Oral diagnosis, oral medicine and treatment planning. Philadhelphia: WB Saunders Company,1984:332-5. Efek Pada Tulang

Komplikasi yang paling ditakuti pada terapi radiasi adalah osteoradionekrosis yaitu kematian tulang rahang,khususnya rahang bawah,yang terjadi karena kekurangan suplai darah pada rahang bawah. Timbulnya osteoradionekrosis tergantung pada tiga faktor penyebab yaitu dosis terapi radiasi,trauma dan infeksi.(Scully C. Medical problems in dentistry. 3rd ed. Wright, 1994; 153-6.)