pencairan es chie-bella.ii

27
IV. PENCAIRAN ES 4.1. Tujuan Tujuan dari praktikum Pencairan Es adalah: 1. Mengetahui kecepatan pencairan es dengan menggunakan wadah, isolator dan suhu lingkungan yang berbeda; dan 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan es 4.2. Materi dan Metode 4.2.1. Materi a. Alat Alat yang digunakan pada praktikum materi Pencairan Es adalah sebagai berikut: Tabel . Alat yang Digunakan pada Materi Pencairan Es No. Nama Alat Ketelitian Fungsi 1. Termometer 1 0 C Mengukur suhu 2. Timbangan roti 10 gram Menimbang sampel 3. Stopwatch 1 Sekon Menghitung waktu 4. Penggaris 1 mm Mengukur wadah 5. Box Polyethilen - Wadah

Upload: bem-fpik-undip

Post on 05-Aug-2015

279 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencairan Es Chie-Bella.ii

IV. PENCAIRAN ES

4.1. Tujuan

Tujuan dari praktikum Pencairan Es adalah:

1. Mengetahui kecepatan pencairan es dengan menggunakan wadah, isolator

dan suhu lingkungan yang berbeda; dan

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan es

4.2. Materi dan Metode

4.2.1. Materi

a. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum materi Pencairan Es adalah sebagai

berikut:

Tabel . Alat yang Digunakan pada Materi Pencairan EsNo. Nama Alat Ketelitian Fungsi

1. Termometer 10C Mengukur suhu

2. Timbangan roti 10 gram Menimbang sampel

3. Stopwatch 1 Sekon Menghitung waktu

4. Penggaris 1 mm Mengukur wadah

5. Box Polyethilen - Wadah

6. Blong berinsulasi - Wadah

7. Box polyurethane - Wadah

8. Box styrofoam besar - Wadah

9. Box styrofoam kecil - Wadah

10. Baskom - Wadah

Page 2: Pencairan Es Chie-Bella.ii

b. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum materi Pencairan Es adalah sebagai

berikut:

Tabel . Bahan yang Digunakan pada Pencairan EsNo. Nama Bahan Jumlah Fungsi

1. Es Batu air tawar 250 gr Sebagai sampel

3.2.2. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum materi pencairan es adalah

sebagai berikut:

Gambar . Diagram Alir Metode Pencairan Es

Page 3: Pencairan Es Chie-Bella.ii

4.3. Hasil dan Pembahasan

4.3.1. Hasil

a. Hasil Pengukuran Wadah pada Trip 1

Hasil yang didapatkan dari pengukuran wadah adalah sebagai berikut:

Tabel . Hasil pengukuran Wadah Pencairan EsNo Nama Wadah Ukuran

Tinggi Lebar Panjang Diameter1 Blong Berinsulasi 57 cm - - 26 cm

2 Box Polyethilene 39,4 cm 31 cm 49 cm -

3 Box Polyurethane 68 cm 45 cm 45 cm -

4 Box Styrofoam Kecil 49 cm 31 cm 39,9 cm -

5 Box Styrofoam Besar 30 cm 38,5 cm 29,5 cm -

b. Hasil Pengukuran Suhu dan Berat Es pada Trip 1

Hasil yang didapatkan dari pengukuran wadah adalah sebagai berikut:

Tabel . Hasil Pengukuran pada Box Styrofoam Kecil

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 5 28 250 9.20

2. 15 28 3 24 - 9.35

3. 30 29 7 23 220 9.50

4. 45 29 4 24 - 10.05

5. 60 29 5 25 140 10.20

6. 75 30 6 24 - 10.35

7. 90 30 7 24 100 10.50

8. 105 29 4 23 - 11.05

9. 120 30 6 25 50 11.20

10

.135 29 10 25 -

11.35

Page 4: Pencairan Es Chie-Bella.ii

11

.150 29 9 25 10

11.50

12

.165 30 12 28 -

12.05

13

.180 31 20 30 0

12.20

Tabel . Hasil Pengukuran pada Box Polyethilene

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 19 27 250 9.202. 15 28 21 25 - 9.353. 30 29 17 21 160 9.504. 45 29 11 32 - 10.055. 60 29 13 33 110 10.206. 75 30 9 35 - 10.357. 90 30 8 36 70 10.508. 105 29 13 35 - 11.059. 120 30 13 35 40 11.2010

.135 29 12 35 -

11.3511

.150 29 15 35 0

11.50

Tabel . Hasil Pengukuran pada Blong Berinsulasi

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 9 27 250 9.202. 15 28 4 24 - 9.353. 30 29 4 26 190 9.504. 45 29 4 28 - 10.055. 60 29 3 27 110 10.206. 75 30 3 28 - 10.357. 90 30 2 25 90 10.508. 105 29 3 22 - 11.059. 120 30 2 22 30 11.2010

.135 29 4 26 -

11.35

Page 5: Pencairan Es Chie-Bella.ii

11.

150 29 8 28 011.50

Page 6: Pencairan Es Chie-Bella.ii

Tabel . Hasil Pengukuran pada Box Styrofoam Besar

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 14 29 250 9.202. 15 28 4 24 - 9.353. 30 29 4 25 140 9.504. 45 29 3 28 - 10.055. 60 29 4 28 100 10.206. 75 30 5 28 - 10.357. 90 30 6 28 50 10.508. 105 29 2 28 - 11.059. 120 30 3 29 30 11.2010

.135 29 9 30 -

11.3511

.150 29 15 32 5

11.5012

.175 30 20 33 -

12.05

Tabel . Hasil Pengukuran pada Blong Berinsulasi

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 5 26 250 9.202. 15 28 4 24 - 9.353. 30 29 4 23 190 9.504. 45 29 3 23 - 10.055. 60 29 2 23 110 10.206. 75 30 1 21 - 10.357. 90 30 1 21 40 10.508. 105 29 2 22 - 11.059. 120 30 5 23 0 11.20

Page 7: Pencairan Es Chie-Bella.ii

Tabel . Hasil Pengukuran pada Box Polyurethane

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 5 25 250 9.202. 15 28 4 20 - 9.353. 30 29 4 18 180 9.504. 45 29 4 19 - 10.055. 60 29 3 19 130 10.206. 75 30 4 19 - 10.357. 90 30 3 19 100 10.508. 105 29 5 18 - 11.059. 120 30 3 19 60 11.2010

.135 29 3 21 -

11.3511

.150 30 8 23 5

11.50

Tabel . Hasil Pengukuran pada Box Styrofoam Kecil

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 5 26 250 9.202. 15 28 4 21 - 9.353. 30 29 6 24 220 9.504. 45 29 4 22 - 10.055. 60 29 3 25 220 10.206. 75 30 8 27 - 10.357. 90 30 9 27 110 10.508. 105 29 7 26 - 11.059. 120 30 8 27 70 11.2010

.135 29 7 25 -

11.3511

.150 29 11 28 30

11.5012

.165 30 11 29 -

12.0513

.180 31 19 31 0

12.20

Page 8: Pencairan Es Chie-Bella.ii
Page 9: Pencairan Es Chie-Bella.ii

Tabel . Hasil Pengukuran pada Box Polyethilene

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 20 30 250 9.202. 15 28 11 22 - 9.353. 30 29 19 26 150 9.504. 45 29 18 31 - 10.055. 60 29 18 30 140 10.206. 75 30 18 31 - 10.357. 90 30 23 34 40 10.508. 105 29 19 33 - 11.059. 120 30 12 33 5 11.2010

.135 29 22 33 -

11.35

Tabel . Hasil Pengukuran pada Blong Berinsulasi

NoWaktu (menit)

Suhu Lingkungan

(⁰C)

Suhu Es (⁰C)

Suhu Box (⁰C)

Berat Es

(gram)

Waktu (WIB)

1. 0 28 8 30 250 9.202. 15 28 12 28 - 9.353. 30 29 13 29 190 9.504. 45 29 21 27 - 10.055. 60 29 12 30 90 10.206. 75 30 17 32 - 10.357. 90 30 12 33 25 10.508. 105 29 15 32 - 11.05

Page 10: Pencairan Es Chie-Bella.ii

c. Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Berat Es pada Trip 1

0 30 60 90 120 150 1800

50

100

150

200

250

300

Waktu (menit)

Bera

t Es (

gram

)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Berat Es pada Box Polyethilene

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 15027

27.5

28

28.5

29

29.5

30

30.5

Waktu (menit)

Suhu

Ling

kung

an (⁰

C)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Suhu Lingkungan pada Box Polyethilene

Page 11: Pencairan Es Chie-Bella.ii

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 1500

5

10

15

20

25

Waktu (menit)

Suhu

Es (

⁰C)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Suhu Es pada Box Polyethilene

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 1500

5

10

15

20

25

30

35

40

Waktu (menit)

Suhu

Wad

ah (⁰

C)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Suhu Wadah pada Box Polyethilene

Page 12: Pencairan Es Chie-Bella.ii

0 30 60 90 120 1500

50

100

150

200

250

300

Waktu (menit)

Bera

t Es (

gram

)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Berat Es pada Box Polyurethane

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 15027

27.5

28

28.5

29

29.5

30

30.5

Waktu (menit)

Suhu

Ling

kung

an (⁰

C)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Suhu Lingkungan pada Box Polyurethane

Page 13: Pencairan Es Chie-Bella.ii

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 1500

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Waktu (menit)

Suhu

Es (

⁰C)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Suhu Es pada Box Polyurethane

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 1500

5

10

15

20

25

30

Waktu (menit)

Suhu

Box

(⁰C)

Gambar . Grafik Hubungan antara Lama Waktu Penyimpanan dan Suhu Wadah pada Box Polyurethane

Page 14: Pencairan Es Chie-Bella.ii

4.3.2. Pembahasan

Pencairan es merupakan proses meningkatnya suhu pada ikan yang

dibekukan untuk melumerkan butiran es di dalam wadah untuk kembali menjadi

air. Ketika pencairan maka cairan yang ada di dalam ikan juga ikut terlarut

bersamaan dengan pencairan es. Menurut Junianto (2003), pencairan es adalah

proses meningkatnya suhu pada ikan yang dibekukan untuk melumerkan butiran

es di dalam wadah untuk kembali menjadi air. Ketika proses pencairan, maka

sebagian dari cairan dalam wadah untuk kembali menjadi air. Ketika proses

pencairan, maka sebagian dari cairan dalam ikan menetes keluar. Semakin banyak

yang menetes keluar maka semakin buruk atau jelek dampaknya terhadap tekstur

daging ikan tersebut.

Wadah yang digunakan pada praktikum Teknologi Penanganan Hasil

Perikanan materi Pencairan Es adalah box styrofoam besar, box styrofoam kecil,

box polyethilene, box polyurethane dan blong berinsulasi. Menurut Irawan (1997),

wadah yang digunakan untuk tempat ikan-ikan ataupun hasil perikanan lainnya,

sebaiknya terbuat dari aluminium atau bahan-bahan yang mudah dibersihkan dan

tidak mudah pecah seperti plastik keras, stainless steel, peti kayu yang ringan dan

yang lain sebagainya. Selain itu, penggunaan wadah yang terbuat dari keranjang

bambu juga bisa digunakan, asalkan pada waktu pengepakan, pengesan dan

kebersihannya diperhatikan lebih seksama.

Sampel yang digunakan pada praktikum materi pencairan es adalah es batu

air tawar berbentuk balok. Es batu air tawar ini memiliki waktu pencairan yang

lebih cepat daripada es batu air laut atau air garam. Es batu air tawar ini

digunakan karena dapat digunakan untuk mengetahui wadah yang dapat

Page 15: Pencairan Es Chie-Bella.ii

mencairkan es dalam waktu yang lama. Menurut Junianto (2003), es yang sering

dikenal dengan nama es balok atau es batu merupakan media pendingin yang

banyak digunakan dalam penanganan ikan, baik di atas kapal maupun di darat

selama distribusi dan pemasaran. Namun pendinginan dengan menggunakan es

masih terdapat banyak  kelemahan, yaitu es yang terbuat dari es murni akan cepat

mencair sedangkan  es yang terbuat dari air yang tidak bersih pada saat mencair

akan mempengaruhi hasil perikanan sehingga tidak maksimal dalam

mempertahankan kesegarannya. 

Prosedur praktikum materi pencairan es adalah dengan memasukkan 250

gram es batu balok kedalam wadah sampel, yang mana didalam wadah tersebut

diberi dua buah termometer. Salah satu termometer diletakkan didekat es batu

sampel hal ini ditujukan untuk mengontrol suhu es batu selama pencairan.

Termometer lain diletakkan berjauhan dengan es batu, termometer ini digunakan

untuk mengukur suhu wadah selama pencairan es berlangsung. Wadah diletakkan

pada suasana lingkungan panas dan dilakukan pengecekan suhu lingkungan setiap

15 menit sekali. Pengecekan suhu lingkungan tersebut juga bersamaan dengan

pengecekan suhu es dan suhu wadah. Sedangkan berat es batu dilakukan

pengecekan setiap 30 menit sekali.

Hasil yang didapatkan kelompok 2 trip 1 pada praktikum Teknologi

Penanganan Hasil Perikanan materi Pencairan Es yaitu berat es awal 250 gram

dengan suhu lingkungan 29oC, suhu es 19oC dan suhu wadah 27oC. Pada menit ke

150 es mencair dan memiliki berat 0 gram dengan suhu lingkungan 29oC, suhu es

15oC dan suhu wadah 35oC. Kelompok 1 es mencair hingga 0 gram pada menit

ke-180 dengan suhu lingkungan 31oC, suhu es 20oC dan suhu wadah 30oC.

Page 16: Pencairan Es Chie-Bella.ii

Kelompok 3 pada menit ke-150 suhu lingkungan 30oC, suhu es 8oC dan suhu

wadah 28oC. Kelompok 4 pada menit ke-165 suhu lingkungan 30oC, suhu es 20oC

dan suhu wadah 33oC. Kelompok 5 pada menit ke-120 suhu lingkungan 30oC,

suhu es 5oC dan suhu wadah 23oC. Kelompok 6 pada menit ke-150 suhu

lingkungan 30oC, suhu es 8oC dan suhu wadah 23oC. Kelompok 7 pada menit ke-

180 suhu lingkungan 31oC, suhu es 19oC dan suhu wadah 31oC. Kelompok 8 pada

menit ke-135 suhu lingkungan 29oC, suhu es 22oC dan suhu wadah 33oC.

Kelompok 9 pada menit ke-105 suhu lingkungan 29oC, suhu es 15oC dan suhu

wadah 32oC. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara waktu

penyimpana terhadap pencairan es. Menurut Rosa (2008), proses pencairan atau

dekomposisi adalah proses penghancuran struktur kristal suatu material/zat.

Besarnya energi yang dibutuhkan untuk proses penghancuran disebut energi

fusi/panas fusi. Energinya dinamakan panas laten yang berfungsi sebagai

penyimpan panas.

Suhu es dan suhu wadah sangat signifikan berbeda yaitu dikarenakan suhu

yang terdapat pada es tersebut. Menurut Rikhard (2011), Cold box yang terisolasi

baik, maka dengan mencairnya seluruh bongkahan es temperatur peyimpanan

akan meningkat tetapi dalam waktu yang lama. Mengantisipasi adanya beban

kalor yang masuk maka tetap diperlukan tambahan kubus es, yang akan mencair

akibat adanya beda temperatur antara air laut dalam cold box dan temperatur

peleburan es (0oC) dan menghasilkan dampak pendinginan yang diperlukan untuk

mempertahankan temperatur penyimpanan yang dikehendaki.

Semakin meningkatnya jumlah kubus es semakin meningkat laju

penurunan temperatur disebabkan oleh meningkatnya masa total es yang mencair.

Page 17: Pencairan Es Chie-Bella.ii

Jumlah es kubus yang lebih sedikit akan menyebabkan terjadinya proses

peleburan yang lebih cepat tetapi dengan penurunan temperatur yang lambat.

Menurut Said (1997), kelebihan dan kekurangan dari box styrofoam besar maupun

kecil adalah mempunyai fungsi sebagai insulator yang baik

karena styrofoam tidak dapat menghantarkan panas sehingga es yang disimpan

dalam box styrofoam besar maupun kecil cukup lama dalam pencairannya.

Kekurangan dari wadah ini adalah mudah sekali rusak fisik karena terbuat dari

bahan styrofoam yang bahanya sangat lunak sehingga harus hati-hati dalam

pengunaanya.

Proses pencairan es sangat tergantung pada bahan wadah es tersebut serta

keadaan lingkungan wadah. Dapat juga dipengaruhi oleh konstruksi wadah serta

luas ruangan wadah. Menurut Purnomo (1997), beberapa bahan insulasi adalah

udara tidak bergerak, styrofom kayu, glasswool atau fibreglass, mineral wool,

polystyrene (styrofom), foangglass dan polyurethane. Sedangkan ketebalan

insulasi berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, diantaranya :

1. Jenis dan bahan dasar insulasi, harga, biaya pasang dan daya tahan atau

keawetan dari insulasi tersebut.

2. Cuaca dan iklim serta radiasi matahari

3. Konstruksi dari wadah atau palka ikan

4. Selisih suhu antara luar dan dalam wadah

5. Kapasitas ruangan yang tersedia yang dapat dimanfaatkan

Wadah yang baik digunakan untuk memperpanjang waktu pencairan es

adalah wadah berinsulasi karena wadah berinsulasi dapat menahan panas. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan Suparno (2008), Kemampuan ikan untuk dipertahankan

Page 18: Pencairan Es Chie-Bella.ii

agar suhunya tetap rendah tergantung jumlah medium pendingin (banyaknya es)

dan konstruksi wadah yang digunakannya. Wadah tanpa penahan (insulator) panas

menyebabkan panas dari luar merembet dengan cepat untuk mencairkan es yang

berakibat suhu ikan naik dan akhirnya memacu proses pembusukan. Sebaliknya

ikan tanpa pengesan yang cukup meskipun menggunakan peti berinsulasi tetap

akan cepat membusuk. Peti berinsulasi dimaksudkan sebagai wadah penyimpanan

ikan segar yang didinginkan agar suhunya tetap rendah sehingga mutunya dapat

dipertahankan sebaik mungkin. Dengan kemampuannya menahan panas dari luar

maka pemakaian es dalam peti berinsulasi lebih hemat dari pada peti yang tidak

menggunakan insulasi. Penggunaan peti berinsulasi sangat penting dalam kegiatan

penangkapan, transportasi/distribusi dan pemasaran ikan segar sebagai rangkaian

sistem rantai dingin. Dengan menerapkan sistem rantai dingin diharapkan terjadi

peningkatan mutu ikan segar baik untuk tujuan konsumsi maupun pengolahan

lebih lanjut.

Box polyurethane dan box polyethilne yang digunakan memiliki ukuran

yang relatif besar, namun kedua wadah tersebut dilapisi dengan bahan yang

menghambat panas sehingga es tersebut tidak mudah mencair. Blong tanpa

insulasi memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, dan tidak dilapisi bahan yang

dapat menghambat panas sehingga es mudah mencair. Menurut Junianto (2003),

kecepatan es mencair atau melebur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Volume kotak atau wadah yang digunakan;

2. Bahan atau material wadah;

3. Penggunaan isolasi dan jenis bahan isolasi; dan

4. Suhu lingkungan diluar wadah atau kotak pendinginan.

Page 19: Pencairan Es Chie-Bella.ii

Faktor yang mempengaruhi kecepatan pencairan es adalah suhu lingkungan

dan wadah yang dipakai untuk pengamatan. Suhu lingkungan pada saat

pengamatan berkisar antara 31 – 30oC dan suhu dalam wadah berkisar antara

32 – 16oC. Suhu tersebut cukup tinggi sehingga es cepat mencair. Selain itu,

ukuran es yang digunakan juga mempengaruhi kecepatan pencairan es. Es dengan

ukuran yang kecil akan mudah mencair dibandingkan dengan ukuran es yang

besar. Es dikatakan bagus apabila padat, bening, dan kering (tidak meleleh).

Menurut Adawyah (2007), es yang tidak kering menandakan bahwa suhunya

hanya 0oC, sedangkan es kering suhunya kurang dari 0oC. Es dikatakan tidak baik

karena sangat cepat mencair. Es yang terbuat dari air murni akan cepat mencair

sedangkan es yang terbuat dari air yang tidak bersih pada saat mencair akan

mempengaruhi hasil perikanan.

Setiap pengukuran didapatkan suhu yang berbeda karena suhu lingkungan

yang semakin meningkat. Hal itu dapat mempengaruhi suhu pada wadah yang

dapat mencairkan es yang ada pada wadah tersebut. Jenis wadah yang digunakan

dapat mempengaruhi kecepatan pencairan es begitupula dengan ditambahkannya

es di dalam wadah. Apabila lingkungan memiliki suhu yang stabil, maka suhu

yang ada di dalam wadah juga dapat dipertahankan pula. Karena penjagaan

suhunya baik, penggunaan wadah dan jenis es yang tepat. Menurut Suparno

(2008), Kemampuan bahan insulasi dapat menahan panas dari lingkungan,

sehingga dapat menghemat penggunaan es dalam wadah dibandingkan dengan

penggunaan wadah tanpa insulasi. Penggunaan bahan dan jenis es yang digunakan

sangat mempengaruhi efisiensi kebutuhan es dalam wadah selama masa

penyimpanan ataupun pengangkutan.

Page 20: Pencairan Es Chie-Bella.ii

4.2 Kesimpulan dan Saran

4.2.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum materi pencairan es adalah

sebagai berikut:

1. Wadah yang dapat mempertahankan suhu es agar tidak cepat mencair pada

praktikum materi pencairan es adalah box styrofoam kecil yaitu selama 150

menit dengan berat es sebesar 30 gram. Sedangkan untuk suhu es yang cepat

mencair adalah blong berinsulasi yaitu selama 90 menit sebanyak 25 gram.

2. Faktor yang mempengaruhi kecepatan pencairan es adalah volume kotak atau

wadah yang digunakan, bahan atau material wadah, penggunaan isolasi dan

jenis bahan isolasi, suhu lingkungan diluar wadah atau kotak pendinginan, dan

ukuran es yang digunakan.

4.2.2 Saran

Saran yang diperoleh dari praktikum materi pencairan es adalah sebagai

berikut:

1. Sebaiknya pemilihan penggunaan wadah untuk menyimpan ikan berdasarkan

jangkauan penangkapan ikan; dan

2. Sebaiknya praktikan harus teliti saat menjalankan praktikum agar hasil yang

diperoleh sesuai dengan tujuan.

Page 21: Pencairan Es Chie-Bella.ii

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Irawan, A. 1997. Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan. CV Aneka, Yogyakarta.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Purnomo, S. 1997. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Universitas Terbuka

Depdikbud, Jakarta.

Rikhard U, dkk. 2011. Kaji Eksperimentasi Pola Pendinginan dengan Es pada Cool box.

Rosa, Y. 2008. Peningkatan perpindahan panas kontak langsung pada pencairan bahan makanan beku. Jurnal teknik mesin Vol 5 No 1.

 Said, A. 1997. Budidaya Udang Windu. Azka Press. Jakarta.

Suparno. 2008. Peti Pendingin Berinsulasi. www.bbrp2b.dkp.go.id. (Diakses pada tanggal 29 November 2012).