pencegahan bisinosis
TRANSCRIPT
Pencegahan tingkat Dasar (Primordial Prevention)
Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau
mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.
Sasaran dari pencegahan ini adalah individu yang belum terpapar atau individu yang masih sehat.
Sedangkan tujuan pencegahan ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup social-
ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit, dan memelihara dan
mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat
mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup
sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau
terhadap berbagai penyakit secara umum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan
awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang
bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat
berkembang atau memberikan efek patologis.
Pencegahan primordial berupa pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut yaitu:
a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 Tentang:
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per.03/MEN/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan Pencegahan
tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau
mencegah orang yang sehat menjadi sakit (Eko budiarto, 2001). Pencegahan tingkat pertama
didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab (agent atau pemapar),
lingkungan (environtment).
Secara garis besar pencegahan tingkat pertama dapat dibagi dalam usaha peningkatan
derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus. Usaha peningkatan derajat kesehatan (health
promotion) atau pencegahan umum yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan
masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko serta meningkatkan
lingkungan yang sehat secara optimal, sedangakan pencegahan khusus (specific protection)
merupakan usaha yang ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan
daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu.
Berikut upaya pencegahan tingkat pertama pada kasus bisinosis:
a. Health Promotion
Health promotion dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara kampanye kesadaran,
promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan mengenai penyakit akibat
kerja. Program ini dilakukan guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para
pekerja akan risiko yang dialami saat bekerja sehingga terhindar dari penyakit akibat
kerja.
Contoh dari kegitan health promotion dalam kasus bisinosis, yakni:
1. Penyuluhan mengenai bisinosis.
Penyuluhan berisi materi dari apa itu bisinosis, penyebabnya, tanda-tanda, serta
upaya yang dilakukan untuk mencegah. Selain itu agar para pekerja patuh pada
peraturan-peraturan di tempat kerja terkait upaya menghindarkan pekerja terhadap
bahaya di lingkungan kerja.
Penyuluhan bisa dilakukan di saat-saat awal para pekerja baru akan memulai
pekerjaannya (masa training) dan juga bisa dilakukan rutin setahun satu atau dua kali
guna menjaga kesadaran pekerja akan risiko yang dihadapinya.
2. Pemasangan poster dan atribut peringatan agar pekerja waspada akan bisinosis.
Poster dan beberapa atribut perlu dipasang untuk peringatan bahaya bisinosis serta
peringatan untuk menggunakan alat pelindung diri. Poster dan atribut ini perlu
sehingga pekerja tidak lupa untuk melindungi dirinya.
b. Specific Protection
1. Perlindungan pada pekerja
Perlindungan pada pekerja dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri
berupa masker khusus untuk mencegah masuknya serat kapas, rami dan berbagai
polutan pencetus ke dalam saluran pernapasan.
Selain penggunaan alat pelindung diri, menghilangkan atau menghindarkan
kebiaasaan merokok juga mampu melindungi pekerja dari risiko bisinosis karena
kebiasaan merokok ditengarai mampu meningkatkan terjadinya bisinosis pada
pekerja.
2. Modifikasi tempat kerja
Modifikasi bisa dilakukan dengan perbaikan ventilasi pada tempat kerja sehingga
konsentrasi dari debu kapas dalam ruangan bisa berkurang dalam ambang batas yang
lebih kecil risikonya.
Selain itu perlu dilakukan isolasi pada proses yang berbahaya bila isolasi tersebut
memungkinkan. Proses isolasi ini erat kaitannya dengan otomasi peralatan, sehingga
pada proses-proses membahayakan tidak lagi digunakan tenaga manusia melainkan
mesin.
3. Shift Kerja
Shift kerja diperlukan jika pada proses industry yang berbahaya masih diharuskan
adanya campur tangan manusia. Dengan adanya shift kerja maka diharapkan lamanya
keterpaparan terhadap penyebab bisinosis bisa berkurang, sehingga risiko juga turut
berkurang.
Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Pencegahan ini bertujuan untuk mencegah meluasnya kejadian penyakit dan
menghentikan proses penyakit lebih lanjut. Sasaran utama pencegahan ini adalah mereka yang
baru terkena penyakit dan terancam terkena penyakit. Secara garis besar pencegahan ini dibagi
menjadi diargnosa dini dan pengobatan segera.
Berikut pencegahan tingkat kedua pada kasus bisinosis:
a. Pencegahan dini
1. Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan ini dilakukan saat masa pra kerja, masa kerja, dan masa pasca kerja.
Pada masa pra kerja pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan
calon pekerja, sehingga bisa diketahui riwayat kesehatannya. Pemeriksaan pada masa
kerja guna deteksi awal jika misal penyakit akibat kerja (bisinosis) muncul,
sedangkan pemeriksaan pasca kerja diperlukan karena proses timbulnya penyakit
akibat kerja adalah proses yang panjang sehingga dimungkinkan tidak terdeteksi pada
pemeriksaan saat masa kerja.
2. Surveilans epidemiologi
Melakukan pencatatan dan pelaporan secara teratur dan terus-menerus untuk
mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam industry dalam hal
ini bisinosis. Setelah upaya pencatatan, selanjutnya perlu dilakukan upaya-upaya
pencegahan terjadinya perburukan.
b. Pengobatan segera
Pengobatan yang terpenting adalah menghilangkan sumber pemaparan dari bahan
penyebab. Untuk meringankan gejala, biasanya diberikan bronkodilator, baik dalam
bentuk hirup (albuterol) maupun tablet (theophylline). Pada kasus yang lebih berat bisa
diberikan corticosteroid.
Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya
adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya akibat dari
penyakit seperti kematian dan kecacatan serta upaya rehabilitative pasca sembuhnya individu
dari sakit sehingga individu dapat kembali hidup mandiri.
Dalam kasus bisinosis upaya tingkat ketiga ini berlaku pada tahapan kronis. Upaya-
upaya yang dilakukan berupa terapi nebulizer, terapi oksigen, serta program latihan pernapasan.
Selain itu dukungan keluarga dan lingkungan secara moril juga amat diperlukan sehingga
penderita tetap mampu hidup mendekati normal.