pencegahan bisinosis

6
Pencegahan tingkat Dasar (Primordial Prevention) Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum. Sasaran dari pencegahan ini adalah individu yang belum terpapar atau individu yang masih sehat. Sedangkan tujuan pencegahan ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup social-ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit, dan memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat berkembang atau memberikan efek patologis. Pencegahan primordial berupa pembuatan kebijakan. Kebijakan- kebijakan tersebut yaitu: a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja c. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Upload: ifka-hanning-retno-firdaus

Post on 19-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: pencegahan bisinosis

Pencegahan tingkat Dasar (Primordial Prevention)

Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau

mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.

Sasaran dari pencegahan ini adalah individu yang belum terpapar atau individu yang masih sehat.

Sedangkan tujuan pencegahan ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup social-

ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit, dan memelihara dan

mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat

mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup

sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau

terhadap berbagai penyakit secara umum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan

awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang

bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat

berkembang atau memberikan efek patologis.

Pencegahan primordial berupa pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut yaitu:

a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

c. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 Tentang:

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per.03/MEN/1982 Tentang

Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja

Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan Pencegahan

tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau

mencegah orang yang sehat menjadi sakit (Eko budiarto, 2001). Pencegahan tingkat pertama

Page 2: pencegahan bisinosis

didasarkan pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab (agent atau pemapar),

lingkungan (environtment).

Secara garis besar pencegahan tingkat pertama dapat dibagi dalam usaha peningkatan

derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus. Usaha peningkatan derajat kesehatan (health

promotion) atau pencegahan umum yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan

masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko serta meningkatkan

lingkungan yang sehat secara optimal, sedangakan pencegahan khusus (specific protection)

merupakan usaha yang ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan

daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu.

Berikut upaya pencegahan tingkat pertama pada kasus bisinosis:

a. Health Promotion

Health promotion dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara kampanye kesadaran,

promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan mengenai penyakit akibat

kerja. Program ini dilakukan guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para

pekerja akan risiko yang dialami saat bekerja sehingga terhindar dari penyakit akibat

kerja.

Contoh dari kegitan health promotion dalam kasus bisinosis, yakni:

1. Penyuluhan mengenai bisinosis.

Penyuluhan berisi materi dari apa itu bisinosis, penyebabnya, tanda-tanda, serta

upaya yang dilakukan untuk mencegah. Selain itu agar para pekerja patuh pada

peraturan-peraturan di tempat kerja terkait upaya menghindarkan pekerja terhadap

bahaya di lingkungan kerja.

Penyuluhan bisa dilakukan di saat-saat awal para pekerja baru akan memulai

pekerjaannya (masa training) dan juga bisa dilakukan rutin setahun satu atau dua kali

guna menjaga kesadaran pekerja akan risiko yang dihadapinya.

2. Pemasangan poster dan atribut peringatan agar pekerja waspada akan bisinosis.

Poster dan beberapa atribut perlu dipasang untuk peringatan bahaya bisinosis serta

peringatan untuk menggunakan alat pelindung diri. Poster dan atribut ini perlu

sehingga pekerja tidak lupa untuk melindungi dirinya.

b. Specific Protection

Page 3: pencegahan bisinosis

1. Perlindungan pada pekerja

Perlindungan pada pekerja dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri

berupa masker khusus untuk mencegah masuknya serat kapas, rami dan berbagai

polutan pencetus ke dalam saluran pernapasan.

Selain penggunaan alat pelindung diri, menghilangkan atau menghindarkan

kebiaasaan merokok juga mampu melindungi pekerja dari risiko bisinosis karena

kebiasaan merokok ditengarai mampu meningkatkan terjadinya bisinosis pada

pekerja.

2. Modifikasi tempat kerja

Modifikasi bisa dilakukan dengan perbaikan ventilasi pada tempat kerja sehingga

konsentrasi dari debu kapas dalam ruangan bisa berkurang dalam ambang batas yang

lebih kecil risikonya.

Selain itu perlu dilakukan isolasi pada proses yang berbahaya bila isolasi tersebut

memungkinkan. Proses isolasi ini erat kaitannya dengan otomasi peralatan, sehingga

pada proses-proses membahayakan tidak lagi digunakan tenaga manusia melainkan

mesin.

3. Shift Kerja

Shift kerja diperlukan jika pada proses industry yang berbahaya masih diharuskan

adanya campur tangan manusia. Dengan adanya shift kerja maka diharapkan lamanya

keterpaparan terhadap penyebab bisinosis bisa berkurang, sehingga risiko juga turut

berkurang.

Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Pencegahan ini bertujuan untuk mencegah meluasnya kejadian penyakit dan

menghentikan proses penyakit lebih lanjut. Sasaran utama pencegahan ini adalah mereka yang

baru terkena penyakit dan terancam terkena penyakit. Secara garis besar pencegahan ini dibagi

menjadi diargnosa dini dan pengobatan segera.

Berikut pencegahan tingkat kedua pada kasus bisinosis:

a. Pencegahan dini

1. Pemeriksaan berkala

Page 4: pencegahan bisinosis

Pemeriksaan ini dilakukan saat masa pra kerja, masa kerja, dan masa pasca kerja.

Pada masa pra kerja pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan

calon pekerja, sehingga bisa diketahui riwayat kesehatannya. Pemeriksaan pada masa

kerja guna deteksi awal jika misal penyakit akibat kerja (bisinosis) muncul,

sedangkan pemeriksaan pasca kerja diperlukan karena proses timbulnya penyakit

akibat kerja adalah proses yang panjang sehingga dimungkinkan tidak terdeteksi pada

pemeriksaan saat masa kerja.

2. Surveilans epidemiologi

Melakukan pencatatan dan pelaporan secara teratur dan terus-menerus untuk

mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam industry dalam hal

ini bisinosis. Setelah upaya pencatatan, selanjutnya perlu dilakukan upaya-upaya

pencegahan terjadinya perburukan.

b. Pengobatan segera

Pengobatan yang terpenting adalah menghilangkan sumber pemaparan dari bahan

penyebab. Untuk meringankan gejala, biasanya diberikan bronkodilator, baik dalam

bentuk hirup (albuterol) maupun tablet (theophylline). Pada kasus yang lebih berat bisa

diberikan corticosteroid.

Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya

adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya akibat dari

penyakit seperti kematian dan kecacatan serta upaya rehabilitative pasca sembuhnya individu

dari sakit sehingga individu dapat kembali hidup mandiri.

Dalam kasus bisinosis upaya tingkat ketiga ini berlaku pada tahapan kronis. Upaya-

upaya yang dilakukan berupa terapi nebulizer, terapi oksigen, serta program latihan pernapasan.

Selain itu dukungan keluarga dan lingkungan secara moril juga amat diperlukan sehingga

penderita tetap mampu hidup mendekati normal.