penda hulu an

5
PENDAHULUAN Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. Trauma gigi anterior sering terjadi pada anak-anak karena anak-anak lebih aktif daripada orang dewasa dan koordinasi serta penilaiannya tentang keadaan belum cukup baik. Ketika trauma terjadi pada anak, hal tersebut akan dapat menganggu kualitas hidup anak tersebut, misalnya fungsi bicara, pengunyahan, estetika, dan erupsi gigi tetap sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi trauma gigi anak sering terjadi pada gigi anterior. Trauma gigi anterior merupakan kerusakan jaringan keras gigi dan atau periodontal karena kontak yang keras dengan suatu benda yang tidak terduga sebelumnya pada gigi anterior baik pada rahang atas maupun rahang bawah atau kedua-duanya. Trauma yang terjadi dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya yaitu fraktur akar. Fraktur akar merupakan fraktur yang hanya mengenai sementum, dentin, dan pulpa, yang mana dapat terjadi secara vertikal ataupun horizontal, komplit atau tidak komplit. Suatu fraktur dikatakan komplit jika fraktur yang terjadi mengenai pulpa dan sebaliknya. Pada umumnya fraktur horizontal sering terjadi secara komplit. Berdasarkan klafisikasi fraktur menurut Ellis fraktur akar termasuk kedalam kelas VI, menurut World Health Organization (WHO) dan modifikasi oleh Andreasen, fraktur akar termasuk kedalam kelas 873.63. Fraktur akar vertikal dan fraktur

Upload: yenniwindasari

Post on 18-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jgfhg

TRANSCRIPT

PENDAHULUANTrauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. Trauma gigi anterior sering terjadi pada anak-anak karena anak-anak lebih aktif daripada orang dewasa dan koordinasi serta penilaiannya tentang keadaan belum cukup baik. Ketika trauma terjadi pada anak, hal tersebut akan dapat menganggu kualitas hidup anak tersebut, misalnya fungsi bicara, pengunyahan, estetika, dan erupsi gigi tetap sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi trauma gigi anak sering terjadi pada gigi anterior.Trauma gigi anterior merupakan kerusakan jaringan keras gigi dan atau periodontal karena kontak yang keras dengan suatu benda yang tidak terduga sebelumnya pada gigi anterior baik pada rahang atas maupun rahang bawah atau kedua-duanya. Trauma yang terjadi dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya yaitu fraktur akar. Fraktur akar merupakan fraktur yang hanya mengenai sementum, dentin, dan pulpa, yang mana dapat terjadi secara vertikal ataupun horizontal, komplit atau tidak komplit. Suatu fraktur dikatakan komplit jika fraktur yang terjadi mengenai pulpa dan sebaliknya. Pada umumnya fraktur horizontal sering terjadi secara komplit.Berdasarkan klafisikasi fraktur menurut Ellis fraktur akar termasuk kedalam kelas VI, menurut World Health Organization (WHO) dan modifikasi oleh Andreasen, fraktur akar termasuk kedalam kelas 873.63. Fraktur akar vertikal dan fraktur akar horizontal masing masing memiliki penatalaksanaan yang berbeda. Penatalaksanaan trauma gigi pada anak selain menerapkan teknik-teknik serta pemakaian bahan-bahan yang tepat juga harus memperhatikan pendekatan psikologis agar anak tidak mengalami trauma lain disamping trauma gigi yang sedang dialaminya. Oleh karena itu pendekatan terhadap orang tua dan anak merupakan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan.1MC Donald R. Averi DR. Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. Eds 8th .USA ; Mosby Elsevier. 2004.(454-460).ETIOLOGI Pada umumnya trauma fraktur akar disebabkan adanya benturan pada gigi anak saat melakukan aktivitas, berikut akan diuraikan etiologi dari fraktur akar. a. Fraktur akar horizontal bisa disebabkan trauma fisik misalnya pada saat berolahraga ataupun terjatuh, kebiasaan parafungsional, traumatic oklusi. (Malhotra N, Kundabala M, Acharaya S. A Review of Root Fractures: Diagnosis, Treatment and Prognosis. Dent Update. 2011; 38(9):615-628.)Atau tekanan berlebihan pada saat pencabutan gigi terutama gigi posterior dengan akar lebih dari satu. (Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA, eds. Oral and maxilofacial surgery. Oxford : Wiley-Blackwell, 2010 : 160.) b. Fraktur akar vertikal, pada umumnya disebabkan karena factor iatrogenik. Restorative treatment misalnya pada gigi dengan restorasi yang besar, endodontic treatment pada saat pemasangan post, kebiasaan parafungsional. (Malhotra N, Kundabala M, Acharaya S. A Review of Root Fractures: Diagnosis, Treatment and Prognosis. Dent Update. 2011; 38(9):615-628.)Selain itu fraktur akar juga disebabkan beberapa faktor predisposisi diantaranya, anatomi akar serta saluran akar, kehilangan jaringan sehat yang banyak saat tindakan restorasi, kehilangan tulang karena penyakit periodontal, pre-endodontic dan prosedur prosthetic, pre-existing cracks, komponen biochemical pada dentin akar. (Dhawan A, Gupta S, Mittal R. Vertical root fractures: An update review. Journal of Restorative Dentistry. 2014 ; 2(3) : 107-113.)EPIDEMIOLOGIFraktur akar merupakan fraktur yang melibatkan dentin, sementum, dan pulpa, yang umumnya jarang terjadi dalam trauma dental, yaitu 0,5-7% injuri pada gigi permanent dan 2-4% pada gigi sulung. Fraktur akar gigi permanent sering terjadi pada gigi insisivus maksila dalam retang usia 11-20 tahun. Pada individu dengan gigi insisivus permanent yang masih dalam tahap erupsi, dan dengan penutupan akar yang belum sempurna, fraktur akar jarang terjadi.Pada gigi sulung fraktur akar juga jarang terjadi apalagi dengan penutupan akar yang belum sempurna dan sering terjadi pada usia 3-4 tahun, dimana secara fisiologis resorbsi akar baru dimulai. ( 12. root fractures, FM Andreasen, JO.)Mekanisme fraktur akar biasanya benturan frontal yang mana menimbulkan tekanan pada daerah labial dan lingual. Hal tersebutlah yang mengawali terjadinya fraktur akar tersebut. Pada pemeriksaan histology terlihat rupture atau injuri pada ligament periodontal. (dentistry for the child and adolescent 8 eds). Fraktur pada molar sulung jarang terjadi dan hal tersebut terjadi biasanya karena trauma indirect ( trauma tidak langsung ) misalnya trauma terhadap tulang mandibula yang menyebabkan defek sampai ke akar gigi posterior. (dentistry for the child and adolescent 8 eds).

1. PittFord TR, Shabahang S. Manjemen akar yang belum terbentuk sempurna. Dalam: Walton R., Torabinejad M. Prinsip dan teknik ilmu endodonsia. Ed. 3rd. Jakarta: EGC, 2008: 443,5,8,9.2. Nahar R. Chowdhury F. Alam M.K. Apexification with The Use of Calcium Hydroxide. Bangladesh Journal of Medical Science. 2012; 11(2): 147-143.

DAFTAR PUSTAKA 1. MC Donald R. Averi DR. Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. Eds 8th .USA ; Mosby Elsevier. 2004. 454-460.2. Andreasen FM. Andreasen JO. Cvek M. Root Fracture 3. Panzarini SR. et all. Dental trauma involving root fracture and periodontal ligament injury: a 10-year retrospective study. Braz Oral Res. 2008; 22 (3): 229-34