penda huluan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadilan merupakan prasyarat untuk terselenggaranya citanegara persatuan
dan menegakkan sistem pemerintahan yang demokratis. Karena itu tidak bisa
dipungkiri oleh semua manusia di semua negara bahwa tuntutan keadilan perlu
diwujudkan dalam tata kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Unsur
keadilan juga merupakan hal yang esensi dalam kehidupan manusia. Terwujudnya
keadilan juga bisa dikatakan sebagai prasyarat utama bagi kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya bahwa ketidakadilan hanya akan membawa
manusia pada penderitaan dan menjadi pemicu dari rangkaian masalah-masalah sosial
yang bisa mengancam kelangsungan peradaban manusia itu sendiri.
Di negara Indonesia, keadilan sosial merupakan bagian dari cita-cita bangsa
Indonesia seperti yang termaktub dalam Pancasila sila yang ke V (lima). Artinya
bahwa keadilan sosial merupakan sesuatu yang ideal dicita-citakan oleh semua rakyat
bahkan dirumuskan dengan jelas dalam dasar negara kita Pancasila. Jadi tuntutan
keadilan sosial adalah hal yang sangat penting. Namun dalam kenyataannya praktek
keadilan sosial itu belum terwujud seiring dengan harapan dan cita-cita masyarakat.
Realitas menunjukkan bahwa ketidakadilan terjadi dalam banyak bidang dan
peristiwa, terlebih dalam masa Orde Baru di mana hegemoni rezim yang berkuasa
melakukan ketidakadilan dalam segala bidang. Moment Reformasi tampaknya juga
belum memberikan titik balik pada upaya mewujudkan keadilan di semua bidang.
Sesungguhnya sila kelima ini menetapkan tujuan dan misi bangsa Indonesia
bersatu di tahun 1928 dan ketika bangsa Indonesia di tahun 1945 membentuk satu
negara kesatuan Republik Indonesia. Lagi pula keadilan sosial bagi seluruh bangsa
secara umum juga merupakan tujuan Negara kesejahteraan yang berlandaskan hukum
(Social Rechtstaat). Sebagaimana kita saksikan di atas, kalau Sila Kedua berkaitan
1
dengan Sila Pertama, begitu juga dengan Sila Kelima yang merupakan konsekuensi
dari Sila Ketiga (Persatuan Indonesia), Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab) dan Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa). Oleh sebab itu kiranya perlu kita
pahami betul akan arti "keadilan sosial" itu yang merupakan terjemahan dari istilah
dan pengertian "Social Justice".
Menurut Prof. Dr. J. Viaene dalam tulisan yang berjudul "Aile reef is social
reef, maa hetene is socialer dan et andere'03 (semua bidang hukum merupakan
hukum sosial, hanya bidang hukum yang satu sifatnya lebih sosial dari pada bidang
hukum yang lain). Paham ini tampaknya didasarkan pada pendapat, bahwa hukum
merupakan suatu sarana (dalam hal ini cara/sistem untuk mengelola/to Manage)
kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi menyangkut kehidupan orang banyak,
sehingga pasti sedikit banyak menyentuh urusan hidup kemasyarakatan atau urusan
sosial. Pandangan ini merupakan pandangan yang relatif baru, karena biasanya
Hukum Perdata pada mulanya dianggap justru mengangkat hak-hak individu
(manusia perseroangan), yang berpangkal pada aliran filsafah individualisme.
Tetapi sejak abad ke -19 paham individualism itu semakin tergeser oleh
paham yang melihat bahwa masyarakat sebagai kelompok yang juga memerlukan
perhatian dan perlindungan atau diperhatikan hak-haknya. Maka terjadilah
keseimbangan antara individu dan masyarakat (Jndividu en Gemensehap)
sebagaimana telah diuraikan oleh Prof. Lijsen, yang dipertengahan abad 20 menjadi
buku yang wajib bagi mahasiswa Fakultas Hukum di Belanda dan Indonesia.
Sebetulnya, kalau kita simak falsafah Hukum Adat kita, maka Hukum Adat
kita juga menerima filsafah yang lebih sosial daripada Hukum Indonesia yang
sekarang. Bahkan seringkali ahli-ahli Hukum Adat Belanda berpendapat, bahwa bagi
Hukum Ada / tidak ada tempat untuk hak perseorangan (individual rights) karena
hanya kepentingan perseorangan, sehingga sebetulnya Hukum Adat tidak mengenal
hak milik (perseorangan) atas tanah.
2
Pancasila membawa keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat, karena sila kedua (yang mementingkan individu) diimbangi oleh sila
ketiga (persatuan bangsa) dan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Hartono S., 2011). Oleh karena itu, maka penting dibahas mengenai nilai-
nilai yang terkandung didalam sila kelima agar realisasinya dimasa mendatang dapat
lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi perlakuan yang adil pada segala bidang kehidupan
di Indonesia ?
2. Apakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah terwujud ?
3. Bagaimana keseimbangan antara hak dan kewajiban di Indonesia ?
4. Apakah setiap warga negara telah melaksanakan nilai keadilan dengan
menghormati hak milik orang lain?
5. Apakah cita-cita masyarakat untuk mendapatkan keadilan dan kemakmuran
yang merata secara material dan spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia sudah
tercapai ?
6. Bagaimanakah realisasi kemajuan dan pembangunan di wilayah-wilayah
Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi perlakuan yang adil pada segala bidang
kehidupan di Indonesia
2. Untuk mengetahui perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Untuk memahami keseimbangan antara hak dan kewajiban di Indonesia
4. Mengetahui realisasi menghormati hak milik orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat
3
5. Mengetahui pencapaian cita-cita masyarakat untuk mendapatkan keadilan dan
kemakmuran yang merata secara material dan spiritual bagi seluruh rakyat
Indonesia
6. Membandingkan kemajuan dan pembangunan di wilayah-wilayah indonesia
4