pendahuluan

6

Click here to load reader

Upload: agus-hendriyanto

Post on 27-Jun-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi semua makhluk hidup. Sel hidup, baiktumbuhan maupun hewan, sebagian tersusun oleh air, di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% air dan di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67% air. Dari sejumlah 40 juta mil kubik air yang berada permukaan dan di dalam tanah , ternyata tidak lebih dari 0,5% yang dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Hal itu karena lebih dari 97% air yang berada di bumi merupakan air lautdan sebanyak 2,5% merupakan es dan salju abadi(Athena dkk, 2008)

Air yang dapat digunakan oleh manusia tentunya harus memiliki kualitas yang baik. Air yang layak dikonsumsi dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari harus terbebas dari bakteri penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia berbahaya lainnya. Bakteri yang mengkontaminasi air dapat bersifat pathogen dan non-patogen. Bakteri pathogen biasanya mengkontaminasi air bersama-sama dengan bakteri lain. Apabila air mengalami pencemaran oleh beberapa sumber pencemaran maka pencemaran tersebut bersifat fekal. Sedangkan jika sumber pencemarannya hanya satu maka pencemaran tersebut bersifat non-fekal.

Salah satu indicator bahwa air tidak tercemar adalah tidak ditemukannya bakteri coliform pada air tersebut. Bakteri coliform yang paling sering dijumpai adalah Escherichia coli, bakteri ini biasanya berasal dari kotorn hewan maupun manusia. Bakteri coliform mempunyai ciri antara lain: bersifat anaerob maupun fakultatif anaerob, bakteri gram negative, berbentuk batang, tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas pada temperature 350C selama 48 jam (Soetarto dkk, 2010; Suharni dkk, 1999)

Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform dalam sampel air, perlu dilakukan uji coliform. Secara lengkap uji coliform terdiri atas 4 tahap yakni Uji penduga (presumptive test), Uji penguat (confirmed test), Uji lengkap (completed test), dan Uji identifikasi. Adapun tahapan uji coliform adalah sebagai berikut:

1. Uji penduga (presumptive test)Merupakan uji pendahuluan untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gelembung gas akibat proses fermentasi laktosa pada medium laktosa cair oleh bakteri yang tergolongdalam bakteri coliform. Terbentuknya asam dapat dilihat dari perubahan warna medium laktosa cair dan terdapatnya gelembung gas pada tabung durham. Banyaknya kandungan Escherichia coli dapat diketahui dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif dengan adanya gelembung gas dan perubahan warna dan selanjutnya dibandingkan dengan table MPN.

2. Uji penguat (confirmed test)Pada tahap ini dari hasil yang menunjukkan hasil positif, suspense diinokulasikan pada medium Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) secara aseptic dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lender untuk kelompok coliform lainnya.

Page 2: PENDAHULUAN

3. Uji lengkap (completed test)Pada tahap ini dilakukan pengujian lengkap untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan kedalam medium laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), menggunakan jarum inokulasi secara aseptic. Diinkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya asam (perubahan warna) dan terbentuknya gelembung gas pada medium laktosa. Dilakukan pewarnaan gram untuk medium agar miring NA yang menunjukkan bahwa Escherichia coli merupakan bakteri gram negative berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan koli dengan bakteri golongan coli fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu 370C (untuk golongan koli) dan satu seri diinkubasi pada suhu 420C (untuk golongan koli fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C. Standar Nasional Indonesia (SNI) mengatur bahwa tidak boleh terkandung bakteri coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar dalam hal persyaratan kandungan bakteri koliform-ya mengingat coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya pathogen. USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indicator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Pada air yang bukan diprgunakan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia coli.

4. Uji identifikasiDengan melakukan reaksi IMVIC (Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes, dan penggunaan sitrat)

B. TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara pengujian untuk mengetahui ada

tidaknya bakteri coliform pada sampel air yang diuji melalui pengujian penetapan untuk meyakinkan hasil yang diperoleh dari pengujian pendugaan, melakukan pengujian lengkap untuk menguji kembali hasil pengujian penetapan serta melakukan penentuan MPN bakteri bentuk koli untuk mengetahui tingkat pencemaran air pada sampel air yang diuji.

METODEBahan dan AlatDalam percobaan ini digunakan bahan berupa sampel air yang akan diuji, medium laktosa cair, dan medium endo agar. Selain itu juga digunakan peralatan berupa tabung reaksi yang dilengkapi dengan tabung durham, botol steril yang bertutup gelas, pipet 10 ml dan 1 ml steril, petri dish dan jarum ose.

Cara Kerja

Page 3: PENDAHULUAN

Pengujian pendugaan dilakukan dengan cara sampel air diambil secara aseptis dengan menggunakan botol steril bertutup gelas. Setelah diambil sampel air harus segera diuji, disiapkan 15 tabung reaksi masing masing berisi 20 ml medium laktosa cair. Kemudian diinokulaskan secara aseptis 5 tabung masing masing dengan 10 ml contoh air, 5 tabung sebanyak 1 ml, dan 5 tabung lagi sebanyak 0,1 ml sampel air. Pada tiap perlakuan dibuat 1 kontrol. Selanjutnya diinkubasikan pada temperatur 350C selama 48 jam. Setelah diinkubasikan kemudian diamati dan dicatat jumlah tabung yang menunjukkan pembentukan gelembung gas dan perubahan warna pada masing masing tabung yang diinokulasi sampel contoh air 10 ml, 1ml, dan 0,1 ml.Jumlah tabung yang menunjukkan hasil positif digunakan untuk penetapan MPN.Penentuan MPN bakteri bentuk koli dilakukan dengan cara dicatat jumlah tabung yang menunjukkan hasil yang positif . Sampel yang menunjukkan hasil yang positif selanjutnya ditentukan MPN bakteri betuk coli-nya dengan menggunakan tabel HOPSKINS.Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji penetapan. Uji penetapan tersebut dilakukan dengan mencairkan medium endo agar dan dituangkan ke dalam cawan petri steril, setelah padat dan dingin lalu diinokulasikan secara goresan dengan menggunakan biakan dari tabung yang menunjukkan hasil positif pada pengujian pendugaan. Selanjutnya diinkubasikan secara terbalik pada temperature 350C selama 24 jam. Kemudian diamati bentuk koloni, warna koloni, dan warna medium yang berada di sekitar koloni. Pertumbuhan koloni yang spesifik menunjukkan hasil yang positif.

HASIL DAN PEMBAHASANPada praktikum ini dilakukan uji kualitas air dengan teknik MPN. Uji ini terdiri dari beberapa tahap, yang pertama yaitu uji pendugaan, Pengujian pendugaan dilakukan dengan cara sampel air diambil secara aseptis dengan menggunakan botol steril bertutup gelas. Setelah diambil sampel air harus segera diuji, disiapkan 15 tabung reaksi masing masing berisi 20 ml medium laktosa cair. Kemudian diinokulaskan secara aseptis 5 tabung masing masing dengan 10 ml contoh air, 5 tabung sebanyak 1 ml, dan 5 tabung lagi sebanyak 0,1 ml sampel air. Pada tiap perlakuan dibuat 1 kontrol. Selanjutnya diinkubasikan pada temperatur 350C selama 48 jam. Sampel air yang diuji pada praktikum ini adalah sampel air yang diambil dari kawasan Pogung. Setelah proses inkubasi selesai, selanjutnya dilakukan pengamatan dengan cara membandingkannya dengan control. Kontrol berupa campuran antara laktosa cair dengan phenol red sehingga berwarna merah. Menurut Sulia and Shantharom (1998), keberadaan bakteri coliform ditunjukkan dengan terbentuknya gelembung gas pada tabung durham dan adanya perubahan warna medium laktosa cair akibat fermentasi bakteri coliform terhadap karbohidrat berupa medium laktosa cair.Pada tahap uji pendugaan ini, pada medium laktosa cair dengan sampel air 1 dan 0,1 ml diperoleh 5 tabung yang menunjukkan hasil yang positif yang ditandai dengan berubahnya warna medium dari merah menjadi warna kuning dan terbentuknya gelembung gas pada tabung durham. Sedangkan, pada sampel air sebanyak 0,01 ml diperoleh 3 tabung yang menunjukkan hasil yang positif, 1 tabung tidak mengalami perubahan warna dan tidak terbentuk gelembung gas sementara 1 tabung yang lain hanya mengalami perubahan warna medium tapi tidak

Page 4: PENDAHULUAN

terbentuknya gelembung gas. Dengan menggunakan table HOSKINS diperoleh hasil bahwa tiap 100 ml sampel air yang diuji mengandung 9200 sel bakteri coliform.Tabung yang menunjukkan hasil positif pada uji pendugaan, selanjutnya dilakukan uji penetapan denngan melakukan dengan menginokulasikannya pada medium endo agar. Pda percobaan ini yang digunakan untuk uji penetapan adalah sampel dengan 0,1 ml air sampel yang menunjukkan hasil positif untuk semua tabung, tidak digunakan sampel dengan air sampel sebanyak 1 ml karena menghindari padatnya koloni bakteri yang akan tumbuh setelah diinokulasikan. Menurut Salle (1961), medium endo agar mampu menjerat asetaldehid yang merupakan komponen antara dalam fermentasi laktosa. Aldehid yang dihasilkan akan bereaksi dengan sulfit sehingga menghasilkan warna emas pada permukaan medium. Hal tersebut menunjukkan terdapatnya bakteri coliform pada sampel air yang diuji.Penambahan indicator basich fuchsin bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif karena basich fuchsin spesifik terhadap bakteri gram negative sehingga bakteri yang dapat tumbuh hanyalah bakteri gram negative seperti Escherichia coli. Dalam air yang sehat jumlah bakteri coliform yang diperkenankan hadir dalam 100 ml air adalah maksimal 500 bakteri E. coli. Melihat kandungan bakteri coliform didaerah Pogung yang mencapai 9200 tiap 100 ml air menunjukkan bahwa air dikawasan Pogung sudah mengalami pencemaran cukup parah dan tidak memenuhi standar kesehatan. Pengkonsumsian air yang mengalami pencemaran fekal dapat menyebabkan peyebaran berbagai penyakit mulai dari penyakit kulit sampai diare serta penurunan mekanisme penurunan suhu tubuh (Suriawiria. 1993)

KESIMPULANUji kualitatif coliform secara lengkap terdiri atas 4 tahap yaitu Uji penduga (presumptive test), Uji penguat (confirmed test), Uji lengkap (completed test), dan Uji identifikasi. Uji penduga sekaligus menjadi uji kuantitatif kandungan bakteri coliform pada sampel air yang diuji, uji ini dilakukan dengan metode MPN. Uji MPN melalui dua pengujian yakni uji pendugaan dan uji penetapan. Melalui metode ini diketahui bahwa tiap 100 ml air yang berasal dari kawasan Pogung mengandung sekitar 9200 sel bakteri coliform. Hal tersebut menunjukkan bahwa air yang berasal dari kawasan Pogung tidak layak untuk dikonsumsi karena tidak memenuhi standar kesehatan.