pendahuluan - web view... teman kelas dan ... (motor activities) seperti melakukan percobaan,...
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMPN 3 SATAP TOTAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI
PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA
Sitti Mardiyah,S.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan di SMPN 3 Satap Total yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IX SMPN 3 Satap Total pada materi bangun ruang sisi lengkung khususnya tabung melalui penggunaan alat peraga matematika. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IX SMPN 3 Satap Total tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang.Rancangan penelitian ditetapkan secara bersiklus, tiap siklus dengan tahapan perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi dan evaluasi serta refleksi.Penelitian diselesaikan sebanyak dua siklus dengan memfokuskan faktor-faktor siswa, hasil belajar siswa dan faktor guru. Siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan termasuk pemberian tes siklus I dan siklus ke II sebanyak 3 pertemuan termasuk pemberian tes siklus II. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, observasi aktivitas siswa,observasi kemampuan guru melaksanakan tindakan dan angket untuk mengetahui Respon siwa. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang diperoleh setelah diberikan tindakan yaitu: (1). Rata-rata skor hasil belajar siswa pada Siklus I adalah 70,07 dan meningkat menjadi 76,90 pada siklus ke 2; (2) Hasil analisis secara kualitatif menunjukkan bahwa persentase siswa yang memperhatikan penjelasan guru, keaktifan dalam kelompok, menjawab pertanyaan, mempresentasekan hasil diskusi,melakukan demonstrasi, siswa yang membantu teman dalam belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri siklus I sampai siklus II terus mengalami peningkatan;(3) Kemampuan guru melaksanakan tindakan dari siklus I dan II dalam kategori tinggi (3,66 dan 3,99) ;(4). Sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan meningkat, yang dapat dilihat dari hasil respon positif siswa terhadap situasi yang diberikan dari Siklus I ke Siklus II. Dari hasil penelitian ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan Hasil belajar siswa kelas IX SMPN 3 Satap Total pada materi bangun ruang sisi lengkung khususnya tabung melalui penggunaan alat peraga matematika.
Kata kunci : Aktivitas belajar, hasil belajar matematika, ,alat peraga
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan sangat terkait dengan siswa sebagai peserta didik yang
merupakan subjek utama dalam pendidikan. Selain itu masih banyak pihak-pihak
lain yang terkait erat dengan pendidikan, termasuk pengajar atau guru, pihak
sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat. Di antara masalah-masalah yang timbul
di dunia pendidikan, masalah rendahnya nilai suatu mata pelajaran oleh siswa
masih merupakan suatu momok menakutkan. Betapa tidak, nilai-nilai suatu mata
pelajaran yang masih dianggap rendah dipandang memberikan makna kurangnya
1
tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran itu dan juga dapat diartikan
sebagai kurangnya kemampuan guru yang mengajarkan mata pelajaran tersebut.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah masih menjadi
momok para pelajar. Image tersebut tidak pernah lenyap dan terus berkembang
hingga saat ini. Bahkan tidak sedikit di antaranya mengalami stres lantaran sejak
awal sudah dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit. Mereka
mengganggap matematika sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan
sehingga minat mereka untuk mempelajarinya sangat rendah. Hal ini berimbas
pada rendahnya nilai matematika mereka.
Masalah rendahnya nilai hasil belajar matematika juga dialami oleh siswa
kelas IX SMPN 3 Satap Tondong Tallasa.Ini terlihat dari hasil ujian semester
genap tiap tahun ajaran yang tergolong masih rendah.Sekolah kami merupakan
sekolah satu atap yang berada dikecamatan tondong Tallasa dimana pada setiap
tahun ajaran siswa yang diterima tidak melalui seleksi yang cukup ketat seperti
sekolah-sekolah umum yang lain. Siswa yang mendaftar disekolah ini sudah pasti
diterima sehingga dalam hal ini tentu kualitas siswa sangat kurang,sehingga
menimbulkan banyak masalah.
Salah satu masalah dari sekian banyak masalah adalah sulitnya siswa
dalam memahami konsep abstrak, peserta didik memerlukan benda-benda nyata
sebagai perantara atau visualisasinya. Dari hasil pengamatan di SMPN 3 Satap
Total menunjukkan pada pembelajaran bangun ruang, siswa sulit memahami
materi karena siswa diajak untuk berpikir abstrak dan khayal tanpa adanya
perantara atau visualisasinya yang diberikan oleh guru matematika.
Penggunaan media seperti alat peraga dalam proses belajar mengajar dapat
membuat siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Alat peraga dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar yang efektif. Unsur metode
dengan alat peraga merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari unsur lain
yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar
dapat mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika,
penggunaan alat peraga memegang peranan yang besar untuk menanamkan
2
konsep yang abstrak kepada siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga
sangat membantu guru untuk dapat menyimpulkan materi kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu mengadakan suatu
penelitian untuk mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga dalam
meningkatkan mutu pembelajaran bangun ruang sisi lengkung siswa Kelas IX
SMPN 3 Satap Total.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah ”Apakah alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas IX SMPN 3 Satap Total Pada materi bangun ruang sisi lengkung
khususnya pada tabung.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa Kelas IX SMPN 3 Satap Total pada materi bangun ruang sisi
lengkung khususnya tabung melalui penggunaan alat peraga matematika.Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:1).Manfaat bagi
guru: Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru untuk dapat
mendorong meningkatkan kualitas sistem pembelajaran di kelas agar dapat
memacu dan meningkatkan minat, motivasi, dan semangat dalam belajar,
khususnya pelajaran matematika dan mata pelajaran lain pada umumnya.2). Bagi
Siswa :Hasil penelitian ini sangat bermanfaat utamanya bagi siswa yang
memiliki kemampuan kurang, minat, motivasi, dan semangat yang rendah dalam
belajar matematika. 3). Bagi Sekolah :Hasil penelitian ini akan memberikan
sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.
Memperjelas paparan dalam tulisan ini, berikut ini adalah penjelasan
beberapa istilah penting.
1.Belajar,Aktifitas dan Hasil Belajar
Banyak ahli telah mendefenisikan tentang pengertian belajar. Biasanya
setiap defenisi berbeda satu sama lain namun, pada hakekatnya defenisi tersebut
memiliki makna yang hampir sama. Dalam petunjuk proses belajar mengajar
disebutkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan tingkah
laku setelah terjadinya interaksi dengan berbagai sumber belajar. Misalnya buku,
teman kelas dan dengan guru.
3
Belajar matematika merupakan suatu kegiatan mental yang tinggi untuk
memahami ide-ide atau konsep-konsep abstrak dan struktur-struktur serta
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu melalui manipulasi
simbol-simbol yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah
laku sebagai belajar matematika yang akan diaplikasikan ke dalam kehidupan
nyata maupun pengetahuan lain.Jadi pengertian belajar matematika adalah proses
yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan
simbol-simbol dalam struktur sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah
berfikir matematis.
Esensi konsep belajar matematika menggambarkan sebuah bentuk
tindakan belajar yang berlangsung sepanjang proses belajar itu sendiri dilakukan
oleh pembelajar. Mendukung konsep tersebut,maka konsep aktivitas belajar tidak
dapat dipisahkan dari konsep belajar matematika ataupun belajar pada pelajaran
lainnya dan belajar pada umumnya. Belajar adalah berbuat untuk mengubah
tingkah laku.Tidak ada belajar tanpa aktivitas,sejalan dengan itu maka dapat
dikatakan bahwa aktifitas merupakan prinsip atau dasar dalam interaksi dalam
belajar mengajar.Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas yang bersifat
fisik,akan tetapi juga meliputi aktifitas yang bersifat psikis seperti aktivitas
mental. Dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktifitas ini harus saling terkait
(Dimyanti,2006:45).
Aktifitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan
klasifikasi, antara lain Paul D.Dierich (Oemar hamalik, 1994:90) membagi
aktivitas belajar dalam 8 kelompok yaitu:1). Aktivitas visual (Visual activities):
membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran, dan bermain.2). Aktivitas lisan (oral activities) seperti mengemukakan
fakta, prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, atau diskusi. 3). Aktivitas
mendengarkan (Listening activities) seperti mendengarkan diskusi kelompok,
mendengarkan penyajian bahan pelajaran dan lain-lain. 4). Aktivitas menulis
(Writing activities) seperti menulis cerita, menulis laporn, mengerjakan tes,
mengisi angket dan lain-lain. 5). Aktivitas menggambar (Drawing activities )
4
seperti menggambar grafik, diagram, peta, dan pola 6). Aktivitas motorik (Motor
activities) seperti melakukan percobaan, memilih alat, simulasi dan lain-lain.7).
Aktivitas mental (Mental activities) seperti merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-
hubungan, membuat keputusan.8). Aktivitas emosional ( Emotional activities)
seperti: minat, membedakan,berani, tenang.
Aktivitas tersebut tidak saling terpisahkan satu sama lain. Untuk
mempelajari suatu mata pelajaran diperlukan aktivitas belajar yang saling
mendukung.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
matematika meliputi aktivitas mental seperti merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-
hubungan, dan membuat keputusan, aktivitas jasmani seperti aktivitas visual,
aktivitas mendengarkan, menggambar, dan lain-lain sedangkan aktivitas sosial
seperti kemampuan untuk bekerjasama dengan dengan teman-teman di sekitarnya
seperti belajar bersama dalam bentuk kelompok-kelompok belajar dan lain-lain.
Bagaimanapun proses belajar matematika yang dilakukan dengan melibatkan
segenap aktivitas fisik dan mental diupayakan untuk mencapai hasil-hasil
belajar.Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar.Dari sisi guru,tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa,hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar.
Matematika merupakan ilmu terstruktur yang pokok bahasannya
berkesinambungan, memiliki suatu keteraturan dan struktur yang terorganisir.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar matematika adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam waktu tertentu
dalam belajar matematika yang diukur dengan mengunakan tes hasil belajar
matematika.
2. Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga
Surisman (Rusdi, 2006:16) menyatakan bahwa alat peraga adalah alat
yang digunakan guru ketika melakukan serangkaian kegiatan belajar dengan
tujuan agar lebih banyak bersifat realistis. Dengan demikian semua penyampaian
informasi, ide, pendapat, maupun pesan yang ingin disampaikan guru mudah
5
dipahami dan dimengerti oleh siswa. Kemudian Ruseffendi (Rusdi,2006: 16)
menyatakan bahwa alat peraga adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan
pelajaran menjadi lebih konkret serta mendorong siswa belajar lebih baik serta
menciptakan situasi belajar yang bervariasi dan menyenangkan serta harus
dilaksanakan agar materi yang disampaikan mudah dimengerti serta diberikan
kesempatan siswa untuk memanipulasi alat peraga yang digunakan.
Dari beberapa pengertian alat peraga yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas
dapat ditarik kesimpulan tentang alat peraga yaitu alat yang digunakan pada saat
mengajar agar dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga siswa
dapat dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran.
Alat peraga di dalam pelajaran matematika bertujuan agar siswa dapat
mengembangkan pembelajarannya (Sobel, 2003: 11). Alat peraga yang
digunakan adalah alat peraga yang dapat dibuat sendiri oleh guru dalam waktu
singkat dan murah biayanya. Hal senada dikemukakan oleh Suherman (2003: 243)
yang mengatakan bahwa alat peraga dalam pelajaran matematika bertujuan agar:
(a) proses belajar mengajar termotivasi, (b) konsep abstrak matematika tersajikan
dalam bentuk konkret dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, (c)
hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar
akan lebih dapat dipahami, (d) konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam
bentuk konkret yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipahami
sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan
relasi baru menjadi bertambah. Secara umum fungsi alat peraga
adalah:1).Menjadikan pelajaran lebih menarik, 2).Menghemat waktu
pembelajaran,3).Memantapkan hasil pembelajaran,4).Membantu siswa-siswa
yang ketinggalan,5).Membangkitkan minat dan perhatian siswa, 6).Membantu
mengatasi kesulitan dan menjelaskan hal-hal yang mustahil dalam pelajaran
7).Menjadikan pelajaran lebih konkret,8).Menjadikan suasana pengajaran hidup,
menarik, dan menyenangkan, dan 9). Mendorong anak gemar membaca,
menelaah, dan berkarya.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa penggunaan alat peraga dapat
memberikan rangsangan dan pengalaman belajar pada siswa mulai dari suatu yang
konkret menuju suatu yang abstrak, sehingga siswa dapat lebih aktif. Dengan
6
demikian penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat meningkatkan
pengetahuan, pengertian, dan penguasaan siswa terhadap pokok bahasan yang
diajarkan yang akhirnya dapat menjadi salah satu usaha di dalam meningkatkan
hasil belajar, khususnya hasil belajar matematika.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research)
dengan empat tahapan pelaksanaan meliputi : (a). perencanaan tindakan, (b).
pelaksanaan tindakan, (c). pengamatan (observasi) dan (d). refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IX SMPN 3 Satap Total
Semester I tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang siswa, terdiri dari 19
perempuan, dan 11 laki-laki. faktor yang ingin diselidiki, yaitu: a). faktor input:
yaitu siswa yang mengikuti pembelajaran.b).faktor proses: yaitu pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga matematika dan melihat bagaimana
aktivitas/keaktipan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.c). faktor output:
yaitu melihat hasil akhir dari proses belajar mengajar, yang dapat dilihat dari tes
hasil belajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, Siklus I dilaksanakan
sebanyak 4 kali pertemuan termasuk pemberian tes siklus I dan siklus ke II sebanyak 3
pertemuan termasuk pemberian tes siklus II.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai
berikut:
Gambaran Umum Siklus I
Perencanaan: 1).Menelaah kurikulum dan membuat skenario pembelajaran pada
materi bangun ruang sisi lengkung (tabung) yaitu mengidentifikasi unsur-unsur
tabung,luas permukaan, volume tabung dan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan luas permukaan dan volume tabung; 2).Mendesain alat evaluasi berupa tes
hasil belajar untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa meningkat melalui
penggunaan alat peraga matematika; 3).Membuat lembar kerja siswa sebagai
perangkat dalam pembelajaran; 4).Membuat lembar observasi siswa untuk melihat
bagaimana aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas berlangsung
;5)Membuat lembar observasi guru untuk melihat perubahan-perubahan yang
terjadi di kelas yang nantinya dapat dijadikan sebagai refleksi diri.
7
Pelaksanaan tindakan:1).Penyajian materi; 2).Kesimpulan tentang peragaan alat
peraga; 3).Test atau kuis; 4).Penghargaan siswa
Observasi dan evaluasi: 1).Selama proses pembelajaran, akan diadakan
pengamatan aktivitas siswa guru didalam kelas; 2).Untuk mendapatkan informasi
dari siswa tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan maka pada akhir
siklus ini siswa akan diminta tanggapannya; 3).Hasil dari pelaksanaan tindakan
akan dievaluasi dengan memberikan tes diakhir siklus.
Refleksi; Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan kemudian
dianalisis, begitu pula untuk hasil evaluasi. Dari hasil yang didapatkan, guru
dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi yang telah dilakukan telah
dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan alat peraga.
Selain data hasil observasi siswa, dipergunakan pula pengamatan
keterlaksanaan pembelajaran guru yang dilakukan oleh guru pengamat. Data dari
hasil pengamatan tersebut sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi
dirinya sendiri. Pada tahap ini akan dilihat sampai dimana faktor-faktor yang
diselidiki telah tercapai. Hal-hal yang dipandang masih kurang akan ditindak
lanjuti pada siklus kedua dengan suatu model tindakan kearah yang lebih
memperbaiki dengan tetap mempertahankan apa yang sudah baik.
Gambaran Umum Siklus II
Pada siklus kedua ini, dilaksanakan selama satu pekan dengan materi
menghitung volume tabung dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan luas
dan volume tabung. Pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus
II ini setelah memperoleh refleksi, selanjutnya dikembangkan dan dimodifikasi
tahapan-tahapan yang ada pada siklus I dengan beberapa perbaikan dan
penambahan .
Teknik Pengambilan dan Analisis Data
Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri atas
tes hasil belajar dan format observasi .Data tentang situasi pembelajaran pada saat
pelaksanaan tindakan diperoleh melalui format observasi dan dianalisis secara
kualitatif. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa dan 8
dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistika deskriptif. Analisis
statistik deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar dalam bentuk
nilai tertinggi, terendah, rentang nilai, skor rata-rata,dan standar deviasi.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Kuantitatif
1. Analisis Deskriptif Hasil Tes Akhir Siklus I dan II
Tabel 1. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Pada tes Akhir Siklus I dan II
STATISTIKNILAI STATISTIK
SIKLUS I SIKLUS II
Subyek
Skor Tertinggi
Skor terendah
Rentang Skor
Skor Rata-rata
Simpangan Baku
Banyak siswa yang tuntas
Persentase ketuntasan
30
88
48
40
70,07
10,79
24
80,00%
30
93
58
35
76,90
9,71
28
93,33%
Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam lima kategori.
Maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang ditunjukkan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2.
Distribusi SKOR KATEGORI
FREKUENSI
SIKLUS I
FREKUENSI
SIKLUS II1.
2.
3.
4.
5.
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
-
3
3
22
2
-
-
2
19
9
JUMLAH 30 30
9
Berdasarkan tabel 1 dan 2 diatas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar yang
dilaksanakan dalam dua siklus mengalami peningkatan dari skor rata-rata dan
jumlah siswa yang tuntas. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas IX SMPN 3 Satap Total melalui pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga.
B. Analisis Kualitatif
1. Hasil Observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika
dengan menggunakan alat peraga, diperoleh melalui lembar observasi aktivitas
siswa. Adapun deskripsi tentang sikap siswa selama mengikuti pembelajaran
pada siklus I dan siklus II ditunjukkan dalam tabel 3 berikut:
Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran
Siklus I dan Siklus II
No Indikator Yang di amati
Siklus I Siklus II
Pert ke-X Persen
(%)Pert ke-
x Persen(%)1 2 3 1 2
1. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar 27 29 30 28,67 95,56 30 30 30 100,00
2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran 24 27 28 26,33 87,78 28 30 29 96,67
3.Siswa yang berinteraksi / bekerjasama dengan anggota kelompoknya
25 26 28 26,33 87,78 28 2928,5 95,00
4.Siswa yang memberikan respon berupa bertanya,menjawab pertanyaan siswa atau guru
2 4 5 3,67 12,22 7 9 8 26,67
5. Siswa yang aktif melakukan demonstrasi 15 27 - 21 70,00 28 - 28 93,33
6.Siswa yang mengerjakan soal pada LKS atau pada soal latihan dibuku cetak
25 28 30 27,6792,22
30 30 30 100,00
7. Siswa yang mengerjakan tugas - 27 29 28,00 93,33 30 30 30 100,00
10
atau PR
8
Siswa yang melakukan kegiatan lain baik dalam proses pemberian materi maupun disaat mengerjakan tugas (main-main,ribut,dll)
5 3 2 3,33 11,11 1 - 1 3,33
Berdasarkan tabel 3 diatas,indikator yang diamati dapat dikelompokkan kedalam
kelompok visual activities,oral activities ,writing activities ,motor activities, dan
mental activities.
Visual activities
Adapun yang termasuk dalam kelompok ini adalah siswa yang
memberikan perhatian pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas.
Perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dikelas mengalami
peningkatan dari siklus I kesiklus II dilihat dari semakin banyaknya siswa yang
memperhatikan pembahasan materi. Hal ini menunjukkan adanya kesungguhan
siswa dalam memperhatikan dan menyimak materi yang diajarkan.
Oral activities
Oral activities dapat dilihat dari indikator siswa yang berinteraksi /
bekerjasama dengan anggota kelompoknya dan Siswa yang memberikan respon
berupa bertanya,menjawab pertanyaan siswa atau guru. Siswa yang bekerjasama
dengan anggota kelompoknya pada siklus I sebesar 87,78% sedangkan pada siklus
II meningkat menjadi 95,00% .Sedangkan Banyaknya siswa yang mengajukan
pertanyaan atau menjawab pertanyaan cukup bervariasi. Jika dipresentasekan
pada siklus I sebesar 12,22% sedangkan pada siklus II sebesar 26,67 %. sehingga
terlihat terjadi peningkatan persentase siswa yang bertanya, hal ini menunjukkan
bahwa keberanian dan rasa percaya diri siswa mulai meningkat.
Writing Activities
Adapun yang termasuk dalam kelompok ini adalah siswa yang
mengerjakan soal pada LKS atau pada soal latihan dibuku cetak.Berdasarkan hasil
observasi pada siklus I sebesar 92,22% dan meningkat menjadi 100,00% pada
11
siklus II.Hal ini memperlihatkan adanya kepercayaan diri siswa dalam membahas
soal ,meskipun jawaban yang diberikan tidak mutlak harus benar.
Selain itu, yang termasuk dalam kelompok ini adalah siswa yang
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan setiap akhir pertemuan
juga mengalami peningkatan . Pada siklus I sebesar 9322% dan menjadi 100,00%
pada siklus II.Hal ini disebabkan, pekerjaan rumah atau tugas mereka yang sudah
diperiksa dikembalikan kepada siswa sehingga ada motivasi bagi mereka untuk
lebih bersemangat mengerjakan tugas/pekerjaan rumah.
Motor Activities
Motor Activites dilihat dari siswa yang aktif melakukan
demonstrasi.Persentase siswa yang aktif melakukan demonstrasi mengalami
peningkatan dari siklus I kesiklus II dilihat dari semakin banyaknya siswa yang
ikut mencoba melakukan penemuan konsep matematika. Hal ini menunjukkan
adanya keingintahuan siswa tentang konsep matematika yang dipelajari.
Mental Activities
Mental activities dilihat dari kehadiran siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar.Pada siklus I dengan 3 kali pertemuan yaitu sebesar
95,50%,siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit dan sebagian tanpa
keterangan.Tetapi pada siklus II kehadirannya mencapai 100%. Hal ini berarti
bahwa semakin meningkatnya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran.
Tidak dipungkiri dalam satu kelas ada saja siswa yang mengganggu siswa
yang lainnya sehingga suasana kelas menjadi ribut. Pada Siklus I persentase siswa
yang ribut dan mengganggu temannya sebesar 11,11% dan mengalami penurunan
sebesar 3,33% pada Siklus II. Hal ini terjadi karena siswa mulai tertarik dengan
pembelajaran yang menggunakan alat peraga matematika.
Dari uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat
peraga pada pembelajaran BRSL (tabung) dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam belajar matematika.
2. Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran 12
Aktivitas guru dalam proses mengajar dan menyajikan materi diamati
melalui lembar observasi seperti yang terlampir. Lembar observasi tersebut terdiri
atas 19 item aktivitas guru yang dibagi dalam lima kategari penilaian yaitu tidak
terlaksana, terlaksana tidak baik, terlaksana kurang baik, terlaksana baik dan
terlaksana sangat baik. Adapun deskripsi tentang kemampuan guru dalam
melaksanakan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II ditunjukkan
dalam tabel 5 berikut:
Tabel 5. Hasil Observasi kemampuan guru dalam melaksanakan tindakan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
No Tahapan PembelajaranRata-rata Hasil Pengamatan
Siklus I Siklus II
1 Kegiatan Awal 3,75 3,96
2 Kegiatan Inti 3,60 4,00
3 Kegiatan Akhir 3,50 4,00
4 Aspek Umum Pembelajaran 3,43 4,00
5 Sarana Pendukung Pembelajaran 4,00 4,00
6 Total Kegiatan 3,66 3,99
Kemampuan guru melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran
matematika mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II,yang ditunjukkan
dengan peningkatan rata-rata skor hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran
dari 3,66 menjadi 3,99 keduanya dalam kategori tinggi.
C. Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan
1. Reflesi Siklus I
13
Proses pembelajaran pada Siklus I berlangsung selama empat kali
pertemuan, 3 kali pembelajaran dan 1 kali tes .Proses pembelajaran diawali
dengan pengenalan bangun-bangun ruang yaitu terdiri atas bangun ruang sisi
datar, yakni bangun ruang prisma segitiga,segiempat sampai pada bangun ruang
sisi lengkung yaitu tabung. Pengenalan alat peraga bangun ruang tersebut diawal
proses belajar mengajar sudah memikat perhatian siswa, hal ini ditunjukkan
dengan perubahan sikap siswa yang tadinya acuh, ribut, dan mengganggu siswa
lain pada saat pembelajaran dengan alat peraga menjadi berantusias terhadap
penjelasan guru..
Pada awal pertemuan siklus I, belum menampakkan adanya kemajuan,
tetapi menjelang akhir pertemuan Siklus I sudah menampakkan adanya kemajuan.
Di mana jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru, siswa yang aktif
dalam kelompok, siswa yang membantu teman dalam belajar,siswa yang
mendemonstrasikan alat peraga, siswa yang menjawab pertanyaan, membantu
teman dalam belajar semakin bertambah dan semakin kurangnya siswa yang ribut
dan mengganggu siswa lain, antusiasme siswa untuk bertanya tentang materi
pelajaran, dan tumbuhnya rasa percaya diri siswa dengan adanya siswa yang
berani mengangkat tangan untuk mengerjakan soal-soal latihan/lembar kerja siswa
(LKS) di papan tulis.. Antusias dan semangat siswa sudah mulai berubah karena
mulai menyenangi pembelajaran yang diterapkan. Akan tetapi masih ada beberapa
siswa yang belum berpartisipasi penuh dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus I diketahui bahwa
(1). guru masih kurang dalam memberikan apersepsi dan motivasi siswa.
(2).Kegiatan inti menggunakan waktu terlalu banyak karena dukungan bahan ajar
yang masih perlu penyesuaian dengan karakter siswa serta kegiatan belajar
menemukan dan menyimpulkan sendiri hubungan antar konsep dan rumus-rumus
yang mungkin dapat siswa temukan melalui penggunaan alat peraga tersebut
belum menjadi kebiasaan siswa sehingga masih perlu pembiasaan bagi sebagian
besar anggota kelompok.(3).kegiatan akhir belum berjalan sebagaimana rencana,
karena keterbatasan waktu yang sudah habis digunakan pada kegiatan inti. Namun
demikian berangsur lebih lancar pada pertemuan-pertemuan berikutnya.
14
Hal lain yang menjadi refleksi dalam pembelajaran berdasarkan hasil
observasi adalah pemilihan strategi dalam pembelajaran. Jika pada siklus I guru
belum menggunakan media komputer maka pada siklus II guru akan
menggunakan media komputer dalam bentuk presentase power point agar
pembelajaran lebih menarik bagi siswa
2. Refleksi Siklus II
Berdasarkan refleksi siklus I maka diadakan perbaikan-perbaikan pada
pelaksanaan tindakan di siklus II. Dari hasil observasi siklus II, masalah-masalah
yang dihadapai pada siklus I setidaknya telah teratasi pada siklus II. Pada siklus
ini selama proses belajar mengajar berlangsung cukup tertib karena perhatian
siswa mengikuti pelajaran mulai meningkat. Siswa yang memperhatikan
penjelasan guru semakin bertambah. Pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga dan ditambah dengan media komputer membuat siswa semakin berminat
mengikuti pembelajaran. Guru berkeliling memantau setiap kelompok sehingga
tidak ada lagi kelompok yang tidak diberikan bimbingan. Keberanian siswa dalam
mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya juga semakin meningkat. Hal ini
terjadi karena guru diawal pembelajaran memberikan motivasi dan dorongan
untuk selalu meningkatkan prestasi belajar dengan cara mendorong siswa untuk
mau bekerja sama, saling membantu bila ada siswa yang kesulitan dalam belajar,
dan memotivasi siswa agar menghilangkan rasa takut salah bila diminta untuk
menuliskan jawaban dari soal-soal latihan/LKS pada papan tulis.
Secara umum hasil yang telah dicapai setelah pelaksanaan tindakan
dengan penerapan penggunaan alat peraga mamatika mengalami peningkatan.
Baik dari segi perubahan sikap siswa, keaktifan, perhatian, serta motivasi siswa
maupun dari segi kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika. Dengan
demikian penelitian tindakan kelas dihentikan sampai pada selesainya siklus II
D. Tanggapan Siswa
Pada umumnya siswa menyenangi pembelajaran yang diberikan.
Berdasarkan lembar repon yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa pada
umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran yang
diberikan. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga
15
matematika membuat konsep abstrak dalam matematika dapat dibawa ke dalam
kehidupan nyata sehingga mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan alat peraga
matematika pada saat pelajaran membuat siswa merasa lebih nyaman, kreatif, dan
menimbulkan sikap saling bekerja sama sehingga motivasi untuk belajar pada diri
siswa itu muncul.Selain itu alat peraga membantu siswa lebih memahami
pelajaran sehingga mereka dapat menyelesaikan soal yang diberikan dan merasa
yakin bahwa jawaban yang diberikan adalah benar. Nilai ulangan mereka juga
menjadi lebih baik.
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis deskriptif hasil belajar matematika siswa kelas IX
SMP Negeri 3 Satap Total diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa pada
Siklus I adalah 70,07 dengan jumlah siswa yang tuntas secara individual 24 orang
sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus II adalah 76,90 dan jumlah
siswa yang tuntas 28 orang. Ini mengidentifikasikan bahwa terjadi peningkatan
rata-rata skor dan jumlah siswa yang tuntas secara individual sehingga secara
kuantitatif diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah
penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga .
Hasil analisis secara kualitatif menunjukkan bahwa persentase siswa yang
memperhatikan penjelasan guru, keaktifan dalam kelompok, menjawab
pertanyaan, mempresentasekan hasil diskusi,melakukan demonstrasi, siswa yang
membantu teman dalam belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri
siklus I sampai siklus II terus mengalami peningkatan. Sementara siswa yang
melakukan kegiatan lain baik dalam proses pemberian materi maupun disaat
mengerjakan tugas mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II. Di samping itu
juga siswa yang memerlukan bimbingan guru juga mengalami penurunan. Dengan
demikian , secara kualitatif selama siklus I hingga siklus II hasil belajar
matematika siswa kelas IX SMPN 3 Satap Total melalui pembelajaran dengan
alat peraga dapat meningkat. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa kelas IX
SMPN 3 Satap Total secara kualitatif dan secara kuantitatif menunjukkan bahwa
penggunaan alat peraga efektif digunakan dalam pembelajaran. Ini disebabkan
oleh karena penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar matematika. Siswa menganggap dengan adanya alat 16
peraga belajar matematika seperti bermain, tetapi konsep pembelajaran mudah
dipahami. Selain itu, siswa lebih mudah memecahkan masalah-masalah
matematika yang diberikan kepada siswa melalui Lembar Kerja yang dikerja
secara berkelompok maupun latihan mandiri
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata
hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Disamping itu juga jumlah
siswa yang tuntas secara individual juga mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II.
2. Keaktifan siswa dalam pelaksanaan tindakan juga semakin meningkat hal
ini dapat dilihat bahwa siswa yang memperhatikan penjelasan guru,
keaktifan dalam kelompok, menjawab pertanyaan, mempresentasekan
hasil diskusi, siswa yang membantu teman dalam belajar dan mengerjakan
soal latihan dengan mandiri semakin meningkat sedangkan siswa yang
melakukan aktifitas lain pada saat pembelajaran semakin berkurang.
3. Penggunaan alat peraga dapat menarik minat siswa untuk belajar,
meningkatkan pemahaman materi dan bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil refleksi siswa yang pada umumnya bersikap dan beranggapan
positif terhadap pelajaran matematika
SARAN
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan aplikasinya
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal yang disarankan
antara lain sebagai berikut:
1. Penggunaan alat peraga matematika haruslah dapat menuntun dan
mengarahkan siswa berpikir induktif menuju berpikir deduktif dan alat
peraga itu dapat dibuat sendiri dalam waktu singkat dan murah biayanya.
17
2. Sebagai tindak lanjut penerapan penggunaan alat peraga matematika pada
saat proses pembelajaran diharapkan kepada guru untuk lebih memberikan
keluwesan siswa untuk berekspresi dan berkreasi untuk dapat menemukan
sendiri dan menyimpulkan hubungan antar konsep bahkan rumus-rumus
dalam pelajaran matematika.
3. Melihat hasil penelitian yang diperoleh melalui penerapan penggunaan alat
peraga matematika dalam pembelajaran bangun ruang sangat bagus, maka
diharapkan kepada guru matematika agar dapat menggunakan alat peraga
matematika pada semua jenjang pendidikan dan pada pokok bahasan yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Cholik, Adinawan. 2004. Matematika Kelas IX. Jakarta: PT Erlagga
Dimyanti;Mudjiono.2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta
Hamalik,Oemar.2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Haling, Abdul. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: FIP Universitas
Negeri Makassar
Muhkal, Mappaita. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Makassar:
FMIPA Universitas Negeri Makassar
Rusdi ,2006. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX.b SMP
Negeri 6 Watampone Pada Pembelajaran Bangun Ruang Melalui
Penggunaan Alat Peraga Matematika. Skripsi .Makassar : FMIPA UNM
Sadiman, Arief, dkk. 2002. Media Pendidikan Dalam Proses Mengajar
Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sobel, dkk. 2003. Mengajar Matematika. Jakarta: PT Erlangga
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Sulaiman,dkk.2008.Contextual Teaching and Learning Matematika:Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4/R.Jakarta:
Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan nasional
18
19