pendahuluan - usaid sea · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan kkp baru di wpp lain....

8

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10
Page 2: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10

PENDAHULUANIndonesia mempunyai beberapa ekosistem laut tropis paling beragam di dunia, yang menyediakan makanan dan mata pencaharian penting bagi masyarakat pesisir. Sayangnya, banyak dari sumber daya laut ini dan jasa ekosistem yang mereka berikan telah hilang, terdegradasi serius atau terancam oleh kombinasi dari ancaman lokal (yaitu aktivitas penangkapan ikan yang merusak atau berlebih, pariwisata masal, pengembangan pesisir dan limpasan dari daratan) dan perubahan iklim dan kimia laut secara global.

Kawasan Konservasi Perairan (KKP), khususnya zona larang tangkap, bisa menjadi cara yang ampuh untuk mengatasi ancaman lokal dan meningkatkan produktivitas perikanan, melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan kimia laut. KKP juga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Inilah mengapa sangat penting untuk merancang KKP dengan ukuran zona larang tangkap yang cukup. Selain itu, jaringan KKP dapat memberikan manfaat tambahan dengan bertindak sebagai jaringan yang saling mendukung pada saat pemulihan setelah terjadinya gangguan.

KKP dan Jaringan KKP memainkan peran penting dan menyeluruh dalam konservasi dan pengelolaannya di Indonesia. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menetapkan 20 juta hektar KKP yang dikelola secara efektif pada tahun 2020, dan 30 juta hektar pada tahun 2030. Hingga saat ini, terdapat 177 KKP Nasional dan Daerah yang ada di Indonesia, dengan total luas 22,8 juta hektar. Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini sedang dalam proses mengidentifikasi dan mendirikan KKP baru untuk mencapai target 30 juta hektar pada tahun 2030, dan tertarik untuk meninjau desain KKP yang telah ada. Masyarakat lokal juga telah mendirikan Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang dikelola secara lokal di banyak lokasi, khususnya di Indonesia bagian timur.

KKP dan Jaringan KKP hanya dapat mencapai tujuannya jika dirancang dan dikelola dengan baik. Sayangnya, banyak KKP di Indonesia belum dikelola secara efektif karena 68% dari 147 KKP yang ada di Indonesia masih berada dalam skala merah berdasarkan E-KKP3K (Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil) di tahun 2019. Merah merupakan skala terendah dalam E-KKP3K. Saran ilmiah juga diperlukan untuk memastikan bahwa KKP dan Jaringan KKP dirancang dengan baik untuk mencapai tujuan dan sasaran mereka.

MERANCANG KKP DAN JARINGAN KKP DI INDONESIASelama dua tahun terakhir, dengan bantuan teknis dari The Nature Conservancy melalui Proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced (SEA), Kementerian Kelautan dan Perikanan menyusun serangkaian dokumen untuk menyediakan saran ilmiah bagi para pengelola Kawasan konservasi perairan dan praktisi lapangan mengenai cara merancang KKP dan Jaringan KKP agar bermanfaat bagi manusia dan alam di Indonesia.

Page 3: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10

Dokumen pertama adalah Panduan, Kerangka Kerja dan Contoh: untuk Merancang Kawasan Konservasi Perairan dan Jaringan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia*. Dokumen ini membantu para pengelola Kawasan untuk merancang KKP dan Jaringan KKP melalui proses ilmiah yang sederhana dan mudah digunakan, yang mempertimbangkan karakteristik biofisik, sosial ekonomi dan budaya Indonesia yang unik. Dokumen ini memberikan kerangka kerja logis (tujuan, sasaran, dan kriteria desain) untuk merancang KKP baru dan Jaringan KKP, dan perangkat (dengan indikator kinerja) untuk mengevaluasi desain KKP atau Jaringan KKP yang sudah ada. Dokumen ini akan menjadi suplemen tambahan didalam dokumen Pedoman Teknis Peraturan Menteri No. 13/2014 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Jejaring KKP (Dokumen masih dalam penyusunan).

Dokumen kedua adalah Biophysical Criteria: Designing Marine Protected Areas and Marine Protected Area Networks to Benefit People and Nature in Indonesia (hanya tersedia dalam Bahasa Inggris). Dokumen ini memberikan dasar pemikiran ilmiah untuk kriteria desain biofisik yang disediakan dalam Panduan, Kerangka Kerja dan Contoh: untuk Merancang Kawasan Konservasi Perairan dan Jaringan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia, dan perpaduan ilmu-ilmu terbaik yang tersedia untuk digunakan oleh praktisi KKP yang mungkin tidak mempunyai akses atau waktu untuk meninjau literatur yang luas tentang masalah ini. Dokumen ini juga memberikan contoh dan studi kasus praktik terbaik untuk menerapkan kriteria desain ini di Indonesia dan di tempat lain.

Dokumen ketiga adalah Manual Pelatihan: untuk Merancang Kawasan Konservasi Perairan dan Jaringan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia yang dikembangkan bersama Coral Triangle Center (CTC). Manual ini dapat digunakan untuk melatih para pengelola KKP dan praktisi lapangan tentang cara menggunakan Panduan, Kerangka Kerja dan Contoh: untuk Merancang Kawasan Konservasi Perairan dan Jaringan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia. Dokumen ini disusun dengan menggabungkan komponen yang terdapat di dokumen Panduan, Kerangka Kerja dan Contoh: untuk Merancang Kawasan Konservasi Perairan dan Jaringan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia dengan modul pelatihan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sudah ada (yakni Kurikulum Pelatihan Desain Kawasan Konservasi Perairan dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (GIS) di tahun 2012), serta menambahkan bab untuk menggunakan alat perencana konservasi sistematis (Marxan) untuk merancang KKP di Indonesia. USAID SEA Project, TNC dan CTC akan menyediakan manual pelatihan ini untuk Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Puslatluh, BRSDMKP) untuk dipertimbangkan dan diadopsi sebagai bagian dari program pelatihan formal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

* Kerangka kerja ini dikembangkan melalui: • MeninjaupanduanyangtersediadalamPeraturanMenteri(Permen)tentangpembentukanKKPdanJejaringKKPdi

Indonesia.• PERMENKPNo.17/MEN/2008KawasanKonservasidiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil• PERMENKPNo.02/2009TataCaraPenetapanKawasanKonservasiPerairan;• PERMENKPNo.30/2010RencanaPengelolaandanZonasiKawasanKonservasiPerairan• PERMENKPNo.13/2014Jejaringkawasankonservasiperairan.

• MemperbaruidanmenyempurnakanpanduandalamPermenberdasarkanilmupengetahuanterbarudanpraktikterbaikdi Indonesia dan di seluruh dunia.

• Mengadaptasidanmenyempurnakanpanduaninidenganmasukandari234perwakilandari69institusiyangberasaldaripemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah dan universitas di 12 lokakarya nasional dan provinsi.

Page 4: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10
Page 5: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10

DesainJaringanKKPuntukWPP715dan6Provinsi yang berasosiasi termasuk: semua KKP yang telah ada dan yang diusulkan dan sudahdialokasikandalamRZWP3K;danAreas of Interest untuk membuat KKP baru atau perluasan KKP.

Page 6: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10

Saran ilmiah yang disediakan dalam dokumen-dokumen ini telah digunakan untuk merancang KKP dan Jaringan KKP untuk melindungi keanekaragaman hayati, meningkatkan perikanan dan mendukung mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan dan budaya tradisional pada skala regional dan lokal di Indonesia termasuk:

• Merancang Jaringan KKP untuk tiga lokasi fokus USAID SEA Project yaitu Provinsi Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara menggunakan pemetaan partisipatif dengan ahli. Dimana setiap jaringanmeliputi:KKPyangtelahada,yangdiusulkandansudahdialokasikandalamRencanaZonasiWilayahPesisirdanPulau-PulauKecil(RZWP3K)Provinsi;danAreas of Interest untuk mendirikan KKP baru. Desain Jaringan KKP telah berkontribusi pada setidaknya dua Areas of Interest yang diusulkandandialokasikansebagaiKKPbarudalamRZWP3KProvinsiPapuaBarat(KKPDMisoolUtara dan KKPD Makbon). Areas of Interest lainnya akan diusulkan untuk dipertimbangkan sebagai KKPbarupadasaatpeninjauanulangRZWP3Kdisetiapprovinsi.

• Merancang Jaringan KKP untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 dan Enam Provinsi yang Berasosiasi (Lampiran 1) menggunakan kombinasi pemetaan partisipatif dengan ahli (lihat di atas) dan perangkat perencanaan konservasi yang sistematis, Marxan. Desain Jaringan KKP mencakup 122KKPyangtelahadadanyangdiusulkanyangdialokasikandalamRZWP3KProvinsi(dengantotal luas 10,1 juta hektar), dan 44 Areas of Interest untuk membangun KKP baru atau yang diperluas (dengantotalluas5,3jutahektar).JikaAreas of Interest ini ditetapkan sebagai KKP, maka akan menambahtotalluasKKPyangtelahadadanyangdiusulkandiWPP715danenamprovinsidari10,1jutamenjadi15,4jutahektar.DesainJaringanKKPinidapatdigunakanuntukmendukungpengelolaanperikanandanperlindungankeanekaragamanhayatidiWPP715,menyempurnakandesainJaringanKKPdanRZWP3Kdienamprovinsi;danmemberikaninformasimengenaidesainJaringanKKPNasional.

• Mengembangkan, meninjau, dan menyempurnakan Rencana Zonasi untuk 14 dari 15 KKP yang didukungolehUSAIDSEAProjectditigaprovinsifokusmerekadiWPP715(Gambar1):

• SeribuSatuSungaiTeoEnebekia(SorongSelatan)danTelukBeraudanTelukNusalasiVandenBosch (Fakfak) di Papua Barat.

• PulauRao–TanjungDehegila(Morotai),PulauMare,KepulauanSula,KepulauanGuraici,PulauMakian–PulauMotidanGugusanPulauWididiMalukuUtara.

• Serutbar(Sawai),PulauKoon,PulauAy–PulauRhun,BuanodanKepulauanLeasediMaluku.

Pengecualian untuk Teluk Bintuni di mana fokus USAID SEA Project adalah untuk mendukung wilayah pengelolaan perikanan tradisional (yang tidak akan mencakup desain KKP formal).

Gambar 1.LokasiKKPyangdidampingiolehUSAIDSEAProjectdiWPP715.

Page 7: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10

Pelajaran yang didapat dari merancang KKP dan Jaringan KKP di Indonesia yaitu bagaimana:

• MengintegrasikandesainJaringanKKPmenggunakanpedomanyangdikembangkanditingkatnasional untuk merancang KKP dan Jaringan KKP di skala regional, provinsi dan lokal.

• MerancangJaringanKKPdenganmenggabungkanpendekatanbottom-upmenggunakanpemetaanpartisipatif pada skala lokal dan provinsi, serta dengan pendekatan top-down menggunakan perangkatperencanaankonservasisistematispadaskalaregional(untukFMA715danenamprovinsi yang berasosiasi).

• MengintegrasikanJaringanKKPdenganRZWP3K;dan

• MenggunakanJaringanKKPuntukmendukungpengelolaanperikanandankonservasikeanekaragamanhayatidiWilayahPengelolaanPerikanan.

ProsesperancanganjaringanKKPdiWPP715dapatdireplikasidalamskalanasionaluntukmenentukanareaprioritassebagaiusulanKKPbarudiWPPlain.Area-areatersebutdapatdigunakandalammencapaitarget Indonesia untuk menambah 10 juta KKP baru pada tahun 2030. Proses ini membutuhkan pengumpulan data dasar, sehingga area yang dipilih sudah memenuhi kriteria untuk menjadi KKP. Selain itu, proses ini dan hasil rancangannya dapat menjadi dasar untuk memperbaiki rancangan KKP secara individual maupun secara jaringan. Sehingga, hasilnya dapat lebih baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan KKP di Indonesia.

Disusun oleh: The Nature Conservancy (TNC) Indonesia Oceans Program untuk Proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA)February 2020

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

AlanWhite Email:[email protected]

Rudyanto Email: [email protected]

Yusuf Fajariyanto Email: [email protected]

Alison Green Email: [email protected]

DAFTAR PUSTAKAFajariyanto, Y., Green, A.L., Ramadyan, F., Suardana, N., Hakim, L., Akbarur, D., Rudyanto, McGowan, J. 2019. Designing a Network of Marine Protected Areas for Fisheries Management Area 715 and Six Associated Provinces in Indonesia. Report prepared by The Nature Conservancy for the USAID Sustainable Ecosystems Advanced Project, 116 pp.

Green,A.L.,Fajariyanto,Y.,Lionata,H.,Ramadyan,F.,Tighe,S.,White,A.,Gunawan,T., Rudyanto 2020. A Guide, Framework and Example: Designing Marine Protected Areas and Marine Protected Area Networks to Benefit People and Nature in Indonesia. Report prepared by The Nature Conservancy for the USAID Sustainable EcosystemsAdvancedProject,45pp.

Green,A.L.,Fajariyanto,Y.,Tighe,S.,White,A.T.2020.Biophysical Criteria: Designing Marine Protected Areas and Marine Protected Area Networks to Benefit People and Nature in Indonesia. Report prepared by The Nature Conservancy for the USAID Sustainable Ecosystems Advanced Project, 82 pp.

TNC/CTC/SEA2020.Manual Pelatihan: untuk Merancang Kawasan Konservasi Perairan dan Jaringan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia. Prepared by The Nature Conservancy Indonesia Oceans Program and Coral Triangle Center for the USAID Sustainable Ecosystems Advanced (SEA) Project.

TNC/SEA2019.Designing a Network of Marine Protected Areas for West Papua Province, Indonesia. March 1st, 2019. Report prepared by The Nature Conservancy Indonesia Oceans Program for the USAID Sustainable Ecosystems Advanced (SEA) Project. 26 pp.

Page 8: PENDAHULUAN - USAID SEA · 2020-03-17 · area prioritas sebagai usulan KKP baru di WPP lain. Area-area tersebut dapat digunakan dalam mencapai target Indonesia untuk menambah 10

PERNYATAAN:Publikasi ini dimungkinkan dengan dukungan kemurahan hati Rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID) dengan kerja sama erat dari Pemerintah Indonesia. Isi dari publikasi ini adalah tanggung jawab USAID SEA Project dan tidak selalu mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

Tidak ada air, tidak ada kehidupan. Tidak ada biru, tidak ada hijau. (SylviaEarle–NationalGeographicExplorer)

“Kawasan Konservasi Perairan yang relatif kecil jarang akan berhasil kecuali terhubung secara biologis dalam jaringan yang membentuk pengelolaan ekosistem terpadu”

(GraemeKelleher,WakilKetuaIUCNWCPAMarinedanEmeritusIUCNWCPA)