pendahuluan · web viewukuran keeratan hubungan disebut dengan koefisien korelasi (pearson product...

95
Catatan: ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN Statistika inferensial adalah metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (sample) untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data populasi. Dari pernyataan tersebut terkandung makna bahwa statistika inferensial mempunyai 2 fungsi, yaitu: 1. Estimasi, yaitu usaha untuk menduga, menaksir atau meramalkan suatu keadaan tertentu. 2. Membuktikan atau menguji kebenaran suatu hipotesis. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal. Ada 2 macam hipotesis: 1. Hipotesis nol (H 0 ) merupakan suatu pernyataan mengenai nilai parameter populasi. Biasanya dinyatakan dengan “tidak ada perbedaan” , “tidak ada hubungan”, “sama dengan”, dll. 2. Hipotesis alternative (H 1 ) merupakan pernyataan yang diperoleh dari kajian teoritis, biasanya merupakan asumsi dari peneliti. Beberapa bentuk pasangan hipotesis: a. H 0 : H 1 : c. H 0 : H 1 : b. H 0 : H 1 : Contoh: 1. H 0 : ribu (Rata-rata produksi TV di suatu perusahaan adalah 90 ribu unit) 1

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

Statistika inferensial adalah metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (sample) untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data populasi.

Dari pernyataan tersebut terkandung makna bahwa statistika inferensial mempunyai 2 fungsi, yaitu:

1. Estimasi, yaitu usaha untuk menduga, menaksir atau meramalkan suatu keadaan tertentu.

2. Membuktikan atau menguji kebenaran suatu hipotesis.

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal.

Ada 2 macam hipotesis:

1. Hipotesis nol (H0) merupakan suatu pernyataan mengenai nilai parameter populasi. Biasanya dinyatakan dengan “tidak ada perbedaan” , “tidak ada hubungan”, “sama dengan”, dll.

2. Hipotesis alternative (H1) merupakan pernyataan yang diperoleh dari kajian teoritis, biasanya merupakan asumsi dari peneliti.

Beberapa bentuk pasangan hipotesis:

a. H0 :

H1 : ≠

c. H0 :

H1 :

b. H0 :

H1 :

Contoh:

1. H0 : ribu (Rata-rata produksi TV di suatu perusahaan adalah 90 ribu unit)

H1 : ≠ ribu (Rata-rata produksi TV di suatu perusahaan adalah tidak sama dengan 90 ribu unit)

2. H0 : pp = pw (Proporsi pria perokok tidak berbeda dengan proporsi wanita perokok)

H1 : pp > pw (Proporsi pria perokok lebih besar daripada proporsi wanita perokok)

Jenis Kesalahan

Keputusan

Terima H0

Terima H1

Keadaan sebenarnya

H0 benar

Benar

Salah jenis I ()

H1 benar

Salah jenis II

Benar

adalah peluang menolak H0 padahal H0 benar

adalah peluang menolak H1 padahal H1 benar

Peneliti atau pembuat keputusan selalu berusaha agar kedua jenis kesalahan tersebut dibuat sekecil mungkin. Nilai kesalahan yang biasa digunakan adalah sebesar 0.05 = 5%

Prosedur pengujian hipotesis:

1. Merumuskan hipotesis (H0 dan H1)

2. Menentukan uji yang sesuai (uji Z, uji t, F, 2, dll)

3. Menentukan nilai tabel

4. Menentukan daerah keputusan

5. Mengambil keputusan (tolak H0 atau terima H0) dan menyimpulkan

BAB II

UJI CHI SQUARE (2)

Merupakan teknik analisis yang diantaranya digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan pada gejala nominal atau ordinal dan kemudian menarik kesimpulan dari gejala tersebut.

Pada dasarnya teknik analisis dapat dikelompokkan menjadi 2:

1. Bila tabel kontingensi berbentuk 2 x 2

(

)

å

-

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

5

.

0

c

2. Bila tabel kontingensi berbentuk selain 2 x 2

(

)

å

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

c

dimana

fo = frekuensi observasi atau frekuensi teramati

fe = frekuensi ekspektasi atau frekuensi harapan

=

(

)

(

)

å

å

å

total

baris

o

kolom

o

f

f

x

f

Dengan derajat bebas (db) = (r-1) (c-1)

Kriteria pengambilan keputusan

· Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 , db

· Terima H0 bila 2 hitung < 2 , db

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara dua variable digunakan koefisien Cremer (V) dengan persamaan:

(

)

(

)

1

,

1

min

'

2

-

-

=

c

r

n

V

s

Cremer

c

-1 ≤ V ≤ 1

· Uji 2 untuk sample lebih dari satu

Contoh:

1. Seorang manager pemasaran ingin mengetahui bagaimana minat pembelian suatu produk bila ditinjau dari usia konsumen berdasarkan data berikut:

Minat membeli

Jumlah

Suka

Tidak suka

Muda

10

30

40

Tua

40

20

60

Jumlah

50

50

100

Penyelesaian:

1. Menentukan hipotesis:

H0 : tidak terdapat perbedaan minat antara konsumen usia muda dan tua

H1 : ada perbedaan minat antara konsumen usia muda dan tua

2. Menentukan uji yang sesuai. Karena tabel yang terbentuk 2 x 2 maka digunakan persamaan

fe =

(

)

(

)

å

å

å

total

baris

o

kolom

o

f

f

x

f

Suka

Tidak suka

Muda

10

20

30

20

40

Tua

40

30

20

30

60

50

50

100

(

)

(

)

(

)

(

)

0416

.

15

30

5

.

0

30

20

30

5

.

0

30

40

20

5

.

0

20

30

20

5

.

0

20

10

2

2

2

2

2

=

-

-

+

-

-

+

-

-

+

-

-

=

c

3. Nilai tabel untuk 2 0.05 (1) = 3.841

4. Menentukan daerah keputusan

· Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 0.05 (1)

· Terima H0 bila 2 hitung < 2 0.05 (1)

5. Sehingga kriteria keputusan adalah tolak H0 karena 2 hit > 2 0.05 (1) dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan minat antara konsumen usia muda dan konsumen usia tua

Sementara itu untuk mengetahui besarnya hubungan antara kedua variable tersebut digunakan persamaan:

(

)

(

)

1

,

1

min

'

2

-

-

=

c

r

n

V

s

Cremer

c

=

1

100

0416

.

15

×

= 0.3878

Ini menunjukkan meskipun ada perbedaan minat antara konsumen usia muda dan konsumen usia tua tetapi hubungan antara minat membeli dan usia tidak terlalu besar.

2. Seorang peneliti menemukan data tentang tingkat pendidikan dengan jumlah anak

≤ 1

2-3

> 3

Jumlah

Pendidikan tinggi

30

20

10

60

Pendidikan sedang

40

40

10

90

Pendidikan rendah

20

40

90

150

Jumlah

90

100

110

300

Penyelesaian:

1. Menentukan hipotesis:

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan jumlah anak

H1 : terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan jumlah anak

2. Menentukan uji yang sesuai.

(

)

å

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

c

≤ 1

2-3

> 3

Jumlah

Pendidikan tinggi

30

18

20

20

10

22

60

Pendidikan sedang

40

27

40

30

10

33

90

Pendidikan rendah

20

45

40

50

90

55

150

Jumlah

90

100

110

300

(

)

å

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

c

= 42.259

1. Menentukan nilai tabel untuk 2 0.05 (4) = 9.488

2. Menentukan daerah keputusan

· Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 0.05 ,(4)

· Terima H0 bila 2 hitung < 2 0.05, (4)

3. Sehingga kriteria keputusan adalah tolak H0 karena 2 hit > 2 0.05 (4) dengan kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan jumlah anak.

Sementara itu untuk mengetahui besarnya hubungan antara kedua variable tersebut digunakan persamaan:

(

)

(

)

1

,

1

min

'

2

-

-

=

c

r

n

V

s

Cremer

c

=

2

300

259

.

42

×

= 0.265

Ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat pendidikan dan jumlah anak tidak terlalu besar.

SOAL:

1. Berdasarkan data berikut, seorang dokter ingin :

Sakit jantung

Tidak sakit

Bukan perokok

10

30

Perokok

40

20

a. mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap penyakit jantung

b. Besarnya hubungan antara kedua variable tersebut

2. Penelitian dilakukan terhadap 180 anak usia sekolah dari beberapa keluarga dengan tingkat sosial ekonomi (sosek) yang berbeda, diperoleh hasil sebagai berikut:

Mudah sakit

Sehat

Sosek baik

10

45

Sosek menengah

15

45

Sosek buruk

45

20

Berdasarkan data tersebut,

a. ujilah apakah ada hubungan antara kesehatan dengan tingkat sosial ekonomi

b. besarnya hubungan antara kedua variable tersebut.

· Uji 2 untuk sample tunggal

x

· Bila db=1

(

)

å

-

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

5

.

0

c

Contoh:

Misalnya dari suatu percobaan dengan metode baru diperoleh data sbb:

Kategori

Frek.

Berhasil

Gagal

Jumlah

fo

fe

27

20

13

20

40

40

1. Hipotesis:

H0 : peluang keberhasilan dan kegagalan untuk metode baru tersebut sama

H1 : peluang keberhasilan dan kegagalan untuk metode baru tersebut tidak sama

2.

(

)

(

)

2250

.

4

1125

.

2

1125

.

2

20

5

.

0

20

13

20

5

.

0

20

27

2

2

2

=

+

=

-

-

+

-

-

=

c

3. Nilai tabel untuk 2 0.05 (1) = 3.841

4. Menentukan daerah keputusan

a. Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 0.05 (1)

b. Terima H0 bila 2 hitung < 2 0.05 (1)

5. Sehingga kriteria keputusan adalah tolak H0 karena 2 hit > 2 0.05 (1) dengan kesimpulan bahwa peluang keberhasilan dan kegagalan untuk metode baru tersebut tidak sama dimana metode mempunyai keberhasilan lebih banyak dari kegagalan

x

Bila db > 1

(

)

å

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

c

Contoh:

Penelitian dilakukan terhadap 45 siswa sekolah kejuruan. 13 orang menyukai sekolah mereka, 18 orang menyatakan sama saja dengan sekolah lain dan 14 anak tidak menyukai sekolah mereka.

Pendapat

Frek

Menyukai

Sama saja

Tdk menyukai

fo

fe

13

15

18

15

14

15

1. Hipotesis:

H0 : peluang pendapat siswa mengenai sekolah mereka sama

H1 : peluang pendapat siswa mengenai sekolah mereka tidak sama

2.

(

)

å

-

=

e

e

o

f

f

f

2

2

c

= 3.6001

3. Nilai tabel untuk 2 0.05 (2) = 5.991

4. Menentukan daerah keputusan

a. Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 0.05 (2)

b. Terima H0 bila 2 hitung < 2 0.05 (2)

5. Sehingga kriteria keputusan adalah terima H0 karena 2 hit < 2 0.05 (2) dengan kesimpulan bahwa peluang pendapat mereka mengenai sekolah mereka sama

· Menghitung 2 tanpa frekuensi harapan

Untuk tabel berbentuk 2 x 2

Kategori 1a

Kategori 1b

Jumlah baris

Kategori 2a

A

B

a+b

Kategori 2b

C

D

c+d

Jumlah kolom

a+c

b+d

Jml tot= a+b+c+d

)

(

)

(

)

(

)

(

2

2

2

d

c

b

a

d

b

c

a

n

bc

ad

n

+

+

+

+

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

-

=

c

Contoh:

Penyelesaian:

1. Menentukan hipotesis:

H0 : tidak terdapat perbedaan minat antara konsumen usia muda dan tua

H1 : ada perbedaan minat antara konsumen usia muda dan tua

2. Menentukan uji yang sesuai. Karena tabel yang terbentuk 2 x 2 maka dapat digunakan persamaan

)

(

)

(

)

(

)

(

2

2

2

d

c

b

a

d

b

c

a

n

bc

ad

n

+

+

+

+

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

-

=

c

Minat membeli

Jumlah

Suka

Tidak suka

Muda

10

30

40

Tua

40

20

60

Jumlah

50

50

100

0417

.

15

6000000

)

950

(

100

)

60

(

)

40

(

)

50

(

)

50

(

2

100

)

40

)(

30

(

)

20

)(

10

(

100

2

2

2

=

=

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

-

=

c

3. Nilai tabel untuk 2 0.05 (1) = 3.841

4. Menentukan daerah keputusan

a. Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 0.05 (1)

b. Terima H0 bila 2 hitung < 2 0.05 (1)

5. Sehingga kriteria keputusan adalah tolak H0 karena 2 hit > 2 0.05 (1) dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan minat antara konsumen usia muda dan konsumen usia tua

2 Untuk Uji Kenormalan

2

x

1

x

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

rcn

X

n

r

X

X

n

c

X

X

n

X

X

X

2

total

2

c

2

1

2

r

2

1

2

rc

2

12

2

11

å

å

å

å

å

å

å

å

+

+

+

-

+

+

-

+

+

+

.

.

.

.

..

..

.

.

.

...

...

...

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

rcn

X

n

r

X

X

n

c

X

X

n

X

X

X

2

total

2

c

2

1

2

r

2

1

2

rc

2

12

2

11

å

å

å

å

å

å

å

å

+

+

+

-

+

+

-

+

+

+

.

.

.

.

..

..

.

.

.

...

...

...

q

p

s

Y

Y

r

Y

pb

0

1

-

=

(

)

(

)

6

0

4

0

58

6

25

15

.

.

.

-

=

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

=

u

q

.

p

s

Y

Y

r

Y

b

0

1

(

)

621

0

44

18

75

113

17

119

.

.

.

.

-

=

bX

a

Y

ˆ

+

=

(

)

0

2

2

=

-

-

-

=

å

å

X

b

a

Y

X

b

e

(

)

0

2

2

=

-

-

-

=

å

å

X

b

a

Y

a

e

Dengan hipotesis:

H0: data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Menentukan daerah keputusan

· Tolak H0 bila 2 hitung ≥ 2 (5) ( data tidak berdistribusi normal

· Terima H0 bila 2 hitung < 2 (5) ( data berdistribusi normal

Contoh:

berikut ini adalah 50 data produksi gabah di suatu daerah. Tentukan apakah data tersebut berdistribusi normal

20

24

26

30

38

20

24

27

31

38

20

25

27

31

38

22

25

28

33

39

22

25

28

33

40

22

25

30

34

40

22

25

30

35

40

23

25

30

35

44

24

26

30

36

44

24

26

30

37

44

Penyelesaian:

1. Tentukan hipotesisnya:

H0: data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

2. Menentukan nilai 2

a. mencari nilai mean =

n

x

å

dan standard deviasi =

(

)

1

2

2

-

-

å

å

n

n

x

x

dari data di atas diperoleh mean= 29.9 dan standard deviasi = 6.8

b. menentukan nilai interval untuk mendapatkan frekuensi observasi (fo)

3. Membuat tabel untuk menghitung nilai 2

Kategori

Interval

fo

fo (%)

fe (%)

fo-fe

(fo-fe)2

(

)

e

e

o

f

f

f

2

-

> mean+2s

> 43.5

3

6

2.28

3.72

13.8384

6.069474

Mean+2s s/d mean+1s

36.7-43.5

8

16

13.59

2.41

5.8081

0.42738

Mean+1s s/d mean

29.9-36.7

14

28

34.13

-6.13

37.5769

1.100993

mean s/d mean-1s

23.1-29.9

17

34

34.13

-0.13

0.0169

0.000495

Mean-1s s/d mean-2s

16.3-23.1

8

16

13.59

2.41

5.8081

0.42738

Mean-2s >

16.3 >

0

0

2.28

-2.28

5.1984

2.28

Jumlah

50

100

100

10.3057

4. Menentukan nilai 2 tabel

2 tabel untuk db=5 dan taraf nyata 5% = 11.07

5. Menentukan kesimpulan

Karena 2 hitung (=10.3057) lebih kecil daripada 2 tabel (11.07) maka terima H0 dengan kesimpulan bahwa data berdistribusi normal

SOAL:

1. Suatu perusahaan keluarga memiliki 5 unit usaha. Pada rapat tahunan pemegang saham diharapkan setiap unit memberikan keuntungan 50jt per tahun. Berdasarkan laporan tutup buku diperoleh hasil sbb:

Bidang Usaha

Keuntungan(jt)

Wartel

41

Warnet

84

Toko kelontong

28

Fotocopy

52

Kantin

59

Ujilah apakah setiap unit memberikan keuntungan yang sama?

2. Tentukan kenormalan dari data di bawah ini:

52

57

60

62

66

54

57

60

63

66

55

57

61

63

67

56

58

61

63

67

56

59

61

64

67

56

59

61

64

68

56

59

61

64

68

56

59

62

65

56

60

62

65

75

56

60

62

65

77

PENERAPAN PENELITIAN BERTUJUAN MELIHAT PERBEDAAN (ANALISIS : UJI BEDA)

Satu populasi

Dua Populasi

3 Populasi ke atas

Sampel besar (≥ 30)

UJI Z

UJI Z

· DEPENDENT (PAIRED) SAMPLE

· INDEPENDENT SAMPLE

ONE WAY ANOVA

TWO WAY ANOVA

Sampel kecil (< 30)

UJI t

UJI t

1. UJI ≤ 2 POPULASI

A. ONE SAMPLE T TEST

Contoh :

Ketua Program bahwa rata-rata nilai statistika bisnis mahasiswa program studi S1 Manajemen adalah sebesar 80. Apakah pernyataan ini dapat disimpulkan benar ?

Sebuah penelitian kemudian dilakukan, dan diperoleh sejumlah data nilai mahasiswa mata Studi Manajemen menyatakan kuliah statistika bisnis berikut ini :

No.

Nilai

1

76.85

2

77.95

3

78.65

4

79.25

5

82.65

6

88.15

7

92.54

8

96.25

9

84.56

10

88.25

B. PAIRED SAMPLE T TEST (SAMPEL BERPASANGAN)

Contoh :

Sebuah penelitian terhadap efek training terhadap karyawan produsen sepatu dilakukan untuk melihat apakah training yang diberikan benar-benar memberikan efek yang positif terhadap produktivitas karyawan. Untuk itu sebuah sampel terdiri dari 10 orang, masing-masing dihitung berapa jumlah produk sepatu yang dihasilkan, dan setelah diberi training untuk 10 orang yang sama, dilakukan perhitungan ulang berapa jumlah produk sepatu yang dihasilkan.

No.

Juml produk sblm training

Juml produk sesudah training

1

50

55

2

52

60

3

54

50

4

51

51

5

55

65

6

50

50

7

51

50

8

52

51

9

54

52

10

52

50

C. INDEPENDENT SAMPLE T TEST (SAMPEL TERPISAH)

Seorang mahasiswa manajemen melakukan suatu penelitian untuk menyusun sebuah tugas akhir, yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara berat badan dan tinggi badan untuk mahasiswa dengan mahasiswi. Untuk itu dilakukan pengambilan sampel atas 7 orang mahasiswa dan 7 orang mahasiswi yang hasilnya adalah sebagai berikut:

No.

Tinggi badan

Berat badan

Gender

1

174.5

65.8

Pria

2

178.6

62.7

Pria

3

170.8

66.4

Pria

4

168.2

68.9

Pria

5

159.7

67.8

Pria

6

167.8

67.8

Pria

7

165.5

65.8

Pria

8

154.7

48.7

Wanita

9

152.7

45.7

Wanita

10

155.8

46.2

Wanita

11

154.8

43.8

Wanita

12

157.8

58.1

Wanita

13

156.7

54.7

Wanita

14

154.7

49.7

Wanita

2. UJI > 2 POPULASI (3 POPULASI KE ATAS)

ASUMSI DALAM ANOVA (ANALYSIS OF VARIANCE) :

1. Populasi yang diuji berdistribusi normal

2. Varians populasi yang diuji sama.

3. Antar populasi yang diuji tidak berhubungan (independen)

A. ONE WAY ANOVA

( Hanya ada satu faktor yang diuji beda

B. TWO WAY ANOVA

( memiliki lebih dari dua faktor yang diuji, sehingga dilakukan pula uji interaksi antar faktor

BAB II

PENGUJIAN RATA-RATA

Dalam pengujian nilai tengah (rata-rata) uji statistik yang digunakan adalah uji z atau uji t, tergantung pada banyaknya data sample yang diperoleh. Untuk sample besar (n≥30) digunakan uji z, sedangkan untuk sample kecil (n<30) digunakan uji t. Kedua uji statistik tersebut mensyaratkan bahwa sample harus berdistribusi normal dan merupakan data interval atau rasio.

( PENGUJIAN RATA-RATA UNTUK SATU POPULASI

a. sample besar (n ≥ 30)

n

x

z

/

0

s

m

-

=

s

Hipotesis yang digunakan adalah:

≠≠

Wilayah kritis

Wilayah kritis

Wilayah kritis

zhit > z

zhit <- z/2 dan zhit > z/2

zhit <- z

Contoh:

1. Pada tahun 1970-an tinggi badan rata-rata orang Indonesia adalah 161 cm dengan varians 81 cm. Saat ini, diduga telah terjadi kenaikan rata-rata tinggi badan bila dibandingkan dengan tahun 1970-an. Untuk membuktikannya diambil contoh acak berukuran 35 dan diperoleh rata-rata sebesar 167 cm. Ujilah apakah dugaan tersebut benar pada taraf nyata 5%. Diasumsikan sample berdistribusi normal.

Diketahui:

Rata-rata populasi (0) = 161 cm

varians () = 81 cm ( simpangan baku () = 9 cm

Banyaknya sample (n) = 35

Rata-rata sample (

x

) = 167

Taraf nyata () = 0.05

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : = 161 (rata-rata tinggi badan sama dengan 161 cm)

H1 : > 161 (rata-rata tinggi badan lebih dari 161 cm)

2. Karena sample yang digunakan berukuran besar (n > 30) maka uji yang digunakan adalah uji z

n

x

z

/

0

s

m

-

=

z =

35

9

161

167

-

=

94

.

3

521

,

1

6

=

3. Menentukan nilai tabel. Untuk = 0.05 maka z= 1.645

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila zhit ≥ z = 1.645

· Terima H0 bila zhit < z = 1.645

5. Karena nilai zhit (3.94) lebih besar dari nilai z (1.645) maka tolak H0 dengan kesimpulan rata-rata tinggi orang Indonesia saat ini lebih dari 161 cm

2. Sebuah perusahaan alat olah raga mengembangkan jenis batang pancing sintetik yang dikatakan mempunyai kekuatan rata-rata 8 kg dan simpangan baku 0.5 kg. Ujilah hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa kekuatan rata-ratanya tidak sama dengan 8 kg, bila dari 50 sampel batang pancing yang diambil menunjukkan rata-rata kekuatan 7.8 kg. Gunakan taraf nyata 0.01. Diasumsikan sample berdistribusi normal.

Diketahui:

Rata-rata populasi (0) = 8 kg

simpangan baku () = 0.5 kg

Banyaknya sample (n) = 50

Rata-rata sample (

x

) = 7.8 kg

Taraf nyata () = 0.01

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : = 8 (rata-rata kekuatan batang pancing sama dengan 8 kg)

H1 : ≠ 8 (rata-rata kekuatan batang pancing tidak sama dengan 8 kg)

2. Karena sample yang digunakan berukuran besar (n > 30) maka uji yang digunakan adalah uji z

n

x

z

/

0

s

m

-

=

z =

50

5

.

0

8

8

.

7

-

=

83

.

2

07

.

0

2

.

0

-

=

-

3. Menentukan nilai tabel. Karena hipotesis yang digunakan bertanda ≠ maka digunakan uji 2 arah ( = 0.005 maka z = 2.575

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila zhit ≤ - z = - 2.575 atau bila zhit ≥ z = 2.575

· Terima H0 bila -z (-2.575) < zhit < z (2.575)

6. Karena nilai zhit (-2.83) lebih kecil dari nilai -z (-2.575) maka tolak H0 dengan kesimpulan bahwa rata-rata kekuatan batang pancing tidak sama dengan 8 kg, tetapi kurang dari 8 kg

b. sample kecil (n < 30)

n

s

x

t

/

0

m

-

=

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0:

H1 :

H0:

H1 : ≠

H0:

H1 :

Wilayah kritis

Wilayah kritis

Wilayah kritis

thit > t

thit <- t/2 dan thit > t/2

thit <- t

Contoh:

1. Suatu perusahaan lampu menyatakan bahwa lampu produksinya rata-rata dapat bertahan selama 400 jam. Sebuah lembaga konsumen berkeinginan untuk membuktikan pendapat tersebut sebab ada keluhan dari masyarakat yang menyatakan bahwa lampu pijar tersebut cepat putus. Untuk membuktikannya diambil contoh acak sebanyak 25 lampu dengan data sbb:

450

390

400

480

500

380

350

400

340

300

300

345

375

425

400

425

390

340

350

360

300

200

300

250

400

Ujilah apakah pendapat perusahaan lampu tersebut benar, gunakan taraf nyata 5%. Diasumsikan sample berdistribusi normal.

Diketahui:

Rata-rata populasi (0) = 400 jam

Banyaknya sample (n) = 25

Rata-rata sample (

x

) =

25

400

...

400

390

450

+

+

+

+

= 366 jam

simpangan baku (s) =

(

)

1

2

2

-

-

å

å

n

n

x

x

= 68.25

Taraf nyata () = 0.05

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : = 400 (rata-rata daya tahan lampu sama dengan 400 jam)

H1 : < 400 (rata-rata daya tahan lampu kurang dari 400 jam)

2. Karena sample yang digunakan berukuran kecil (n < 30) maka uji yang digunakan adalah uji t

n

s

x

t

/

0

m

-

=

25

25

.

68

400

366

-

=

t

=

49

.

2

65

.

13

34

-

=

-

3. Menentukan nilai tabel. = 0.05 ( t0.05 =1.711

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila thit ≤ - t (- 1.711)

· Terima H0 bila thit > t0.05 (-1.711)

5. Karena nilai thit (-2.49) lebih kecil dari nilai -t (-1.711) maka tolak H0 dengan kesimpulan bahwa rata-rata daya tahan lampu pijar tersebut kurang dari 400 jam

2. Tinggi rata-rata mahasiswi tingkat persiapan di suatu perguruan tinggi adalah 162.5 cm. apakah ada alasan untuk mempercayai bahwa terjadi peningkatan dalam tinggi rata-rata mahasiswi, bila diambil suatu contoh acak sebanyak 20 mahasiswi dengan tinggi rata-rata 165.2 cm dan simpangan baku 5.9 cm. gunakan taraf nyata 5%

Diketahui:

Rata-rata populasi (0) = 162.5 cm

Banyaknya sample (n) = 20

Rata-rata sample (

x

) = 165.2 cm

simpangan baku (s) = 5.9 cm

Taraf nyata () = 0.05

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : = 162.5 (rata-rata tinggi badan mahasiswi sama dengan 162.5 cm)

H1 : > 165.2 (rata-rata tinggi badan mahasiswi lebih dari 162.5 cm)

2. Karena sample yang digunakan berukuran kecil (n < 30) maka uji yang digunakan adalah uji t

n

s

x

t

/

0

m

-

=

20

9

.

5

5

.

162

2

.

165

-

=

t

=

05

.

2

32

.

1

7

.

2

=

3. Menentukan nilai tabel. = 0.05 ( t0.05 = 1.7291

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila thit ≥ t (1.7291)

· Terima H0 bila thit < t0.05 (1.7291)

5. Karena nilai thit (2.05) lebih besar dari nilai t (1.7291) maka tolak H0 dengan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan tinggi rata-rata mahasiswi tingkat persiapan

S O A L

1. Sebelum kenaikan BBM, pedagang jeruk rata-rata dapat menjual jeruk paling banyak 100 kg jeruk per hari. Peneliti ingin membuktikan bahwa setelah kenaikan BBM ada penurunan jumlah penjualan jeruk. Untuk itu dilakukan pendataan terhadap 20 pedagang jeruk dengan hasil penjualan sbb (gunakan taraf nyata 5%):

98

80

12

90

70

100

60

85

95

100

70

95

90

85

75

90

70

90

60

110

2. Ujilah hipotesis yang menyatakan bahwa isi kaleng rata-rata suatu jenis minyak pelumas adalah 10 liter. Bila diambil contoh acak 10 kaleng dengan isi sebanyak: 10.2, 9.7, 10.1, 10.3, 10.1, 9.8, 9.9, 10.4, 10.3, dan 9.8 liter. Gunakan taraf nyata 0.01 dan asumsikan bahwa isi tersebut menyebar normal.

3. Ada yang menyatakan bahwa jarak tempuh mobil rata-rata paling banyak adalah 20000 km/tahun dengan simpangan baku 1700km. Untuk menguji pendapat tersebut, diambil 100 sampel mobil dengan waktu tempuh rata-rata 23500 km/tahun. Ujilah pendapat tersebut dengan taraf nyata 0.05.

4. Sebuah pabrik rokok menyatakan bahwa kadar nikotin rata-rata pada rokoknya tidak melebihi 3.5 mg. Diambil contoh acak 8 batang rokok dengan kadar nikotin rata-rata 4.2 mg dan simpangan baku 1.4. Ujilah pernyataan pabrik rokok tersebut pada taraf nyata 0.01 dan asumsikan kadar nikotin tsb mempunyai sebaran normal.

( PENGUJIAN RATA-RATA UNTUK 2 POPULASI

Uji ini dilakukan bila ingin diketahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua populasi atau lebih. Misalnya seorang bupati menyatakan bahwa penduduk yang tinggal di kabupatennya memiliki tingkat kesadaran politik yang lebih tinggi dari kabupaten lain. Atau sebuah perusahaan mobil menyatakan bahwa mobil yang diproduksi di pabriknya, memiliki efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih baik dari produknya yang lama.

A. Pengujian untuk 2 sampel bebas (independent sample)

Sebelum melakukan pengujian terhadap dua sample bebas, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap homogenitas varians sample tersebut.

Pengujian homogenitas varians

Dengan hipotesis:

H0 : varians dari kedua sample tersebut homogen

H1 : varians dari kedua sample tersebut heterogen

terkecil

ians

terbesar

ians

F

var

var

=

derajat bebas : v1 = (n1 – 1), v2 = (n2 – 2)

Bila nilai Fhitung ≥ F;(v1,v2) maka tolak H0 dengan kesimpulan varians heterogen

nilai Fhitung < F;(v1,v2) maka terima H0 dengan kesimpulan varians homogen

1. Uji t untuk dua sample bebas (independent) dengan varians homogen

· Bila n1 ≠ n2

t =

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

÷

÷

÷

÷

÷

÷

ø

ö

ç

ç

ç

ç

ç

ç

è

æ

-

+

ú

ú

û

ù

ê

ê

ë

é

-

+

ú

ú

û

ù

ê

ê

ë

é

-

-

å

å

å

å

2

1

2

1

2

2

2

2

2

1

2

1

2

1

2

1

1

1

2

n

n

n

n

n

x

x

n

x

x

x

x

……1)

Derajat bebas (db)= n1 + n2 – 2

Atau

t =

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

+

-

+

-

-

2

1

2

1

2

2

2

2

1

1

2

1

1

1

2

1

1

n

n

n

n

s

n

s

n

x

x

……..2)

db = n1 + n2 – 2

Contoh:

1. Pelajaran matematika diberikan kepada 10 siswa dengan metode pengajaran A. Kelas kedua yang terdiri dari 12 siswa mendapat pelajaran yang sama tetapi dengan metode pengajaran B. Pada akhir semester, murid kedua kelas tersebut diberi ujian dengan soal yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata 81 dengan simpangan baku 5, sedangkan kelas kedua memperoleh nilai rata-rata 86 dengan simpangan baku 4. Ujilah hipotesis bahwa kedua metode tersebut tidak sama menggunakan taraf nyata 5%. Asumsikan bahwa kedua populasi menyebar normal.

Diketahui:

n1 = 10

n2 = 12

rata-rata sample 1 (

1

x

) = 81

rata-rata sample 2 (

2

x

) = 86

s1 = 5 ( s12 = 25

s2 = 4 ( s22 = 16

Sebelum melakukan pengujian terhadap rata-rata, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap homogenitas ragam untuk menentukan rumus uji-t yang akan digunakan.

Dengan hipotesis:

H0 : varians dari kedua sample tersebut homogen

H1 : varians dari kedua sample tersebut heterogen

s1 = 5 ( s12 = 25

56

.

1

16

25

var

var

=

=

=

terkecil

ians

terbesar

ians

F

; db = (9,11)

s2 = 4 ( s22 = 16

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : (rata-rata nilai ujian dari dua metode pengajaran tersebut sama)

H1 : ≠ (rata-rata nilai ujian dari dua metode pengajaran tersebut tidak sama)

2. Karena n1 ≠ n2 maka uji yang digunakan adalah :

(

)

(

)

÷

ø

ö

ç

è

æ

+

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

+

-

+

-

-

=

12

1

10

1

2

12

10

16

1

12

25

1

10

86

81

t

(

)

(

)

(

)

08

.

0

1

.

0

20

16

11

25

9

5

+

÷

ø

ö

ç

è

æ

+

-

=

(

)

63

.

2

609

.

3

5

18

.

0

20

401

5

-

=

-

=

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

=

3. Menentukan nilai tabel. Karena hipotesis yang digunakan bertanda ≠ maka digunakan uji 2 arah ( = 0.025 maka t untuk db=20 adalah 2.086

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila thit ≤ - ttab = - 2.086 atau bila thit ≥ ttab = 2.086

· Terima H0 bila -ttab(-2.086) < thit < ttab (2.086)

5. Karena nilai thit (-2.63) lebih kecil dari nilai -ttab (-2.086) maka tolak H0 dengan kesimpulan bahwa rata-rata nilai ujian kedua metode tersebut tidak sama, ternyata metode B lebih baik dari metode A

· Bila n1 = n2

(

)

(

)

)

1

(

2

2

2

2

2

1

2

1

2

1

-

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

å

å

-

+

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

å

å

-

-

=

n

n

n

x

x

n

x

x

x

x

t

Atau

t =

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

-

+

-

-

)

1

(

1

1

2

2

2

2

1

1

2

1

n

n

s

n

s

n

x

x

db = 2n – 2

2. Berikut ini adalah nilai ujian siswa pria dan wanita pada mata kuliah statistika:

No

Pria

Wanita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

7

6

7

8

6

7

6

8

8

7

8

7

3

5

8

7

7

8

6

6

Ujilah hipotesis bahwa ada perbedaan rata-rata nilai ujian antara siswa pria dan wanita. Gunakan taraf nyata 5%. Asumsikan bahwa kedua populasi menyebar normal.

Diketahui:

n1 = 10

n2 = 10

rata-rata sample 1 (

1

x

) = 7

rata-rata sample 2 (

2

x

) = 6.8

s12 = 0.68

s22 = 1.067

Sebelum melakukan pengujian terhadap rata-rata, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap homogenitas ragam untuk menentukan rumus uji-t yang akan digunakan.

Dengan hipotesis:

H0 : varians dari kedua sample tersebut homogen

H1 : varians dari kedua sample tersebut heterogen

s1 = 5 ( s12 = 0.68

57

.

1

68

.

0

067

.

1

var

var

=

=

=

terkecil

ians

terbesar

ians

F

;db = (9,9)

s2 = 4 ( s22 = 1.067

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : P= W (rata-rata nilai ujian dari siswa pria dan wanita sama)

H1 : P≠ W (rata-rata nilai ujian dari siswa pria dan wanita tidak sama)

2. Karena n1 = n2 maka uji yang digunakan adalah :

t=

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

-

+

-

-

)

1

(

1

1

2

2

2

2

1

1

2

1

n

n

s

n

s

n

x

x

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

-

+

-

-

=

)

1

10

(

10

067

.

1

1

10

67

.

0

1

10

8

.

6

7

t

(

)

(

)

÷

ø

ö

ç

è

æ

+

=

90

067

.

1

9

67

.

0

9

2

.

0

48

.

0

174

.

0

2

.

0

90

603

.

9

03

.

6

2

.

0

=

=

÷

ø

ö

ç

è

æ

+

=

3. Menentukan nilai tabel. Karena hipotesis yang digunakan bertanda ≠ maka digunakan uji 2 arah ( = 0.025 maka t untuk db=18 adalah 2.101

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila thit ≤ - ttab = - 2.101 atau bila thit ≥ ttab = 2.101

· Terima H0 bila -ttab(-2.101) < thit < ttab (2.101)

5. Karena nilai thit (0.48) lebih kecil dari nilai ttab (2.101) maka terima H0 dengan kesimpulan bahwa rata-rata nilai ujian untuk siswa pria dan wanita adalah sama.

2. Uji t untuk dua sample bebas (independent) dengan varians heterogen

· Bila n1 ≠ n2

2

2

2

1

2

1

2

1

n

s

n

s

x

x

t

+

-

=

Pengganti ttabel adalah:

(

)

(

)

2

2

2

1

2

1

2

2

2

2

1

1

2

1

'

n

s

n

s

t

n

s

t

n

s

t

+

+

=

dimana t1 = t ; (n1-1) dan t2 = t ; (n2-1)

· Bila n1 = n2

2

2

2

1

2

1

2

1

n

s

n

s

x

x

t

+

-

=

, db= n-1

Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mengetahui kecepatan memasuki dunia kerja antara lulusan SMU dan SMK. Berdasarkan 22 responden lulusan SMU dan 18 responden lulusan SMK diperoleh data bahwa lama menunggu untuk mendapatkan pekerjaan kedua kelompok lulusan sekolah tersebut adalah:

No

Lama menunggu pekerjaan (dalam tahun)

SMU

SMK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

6

3

5

2

5

1

2

3

1

3

2

4

3

4

2

3

1

5

1

3

1

4

2

1

3

1

3

2

2

1

3

1

1

1

3

2

1

2

2

1

n1 = 22

x

1 = 2.91

s1 = 1.51

s12 = 2.28

n2 = 18

x

2 = 1.78

s2 = 0.81

s22 = 0.65

Ujilah hipotesis bahwa waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan bagi lulusan SMU dan SMK tidak sama. Gunakan taraf nyata 5% dan asumsikan bahwa kedua populasi menyebar normal.

Diketahui:

n1 = 22

x

1 = 2.91

s1 = 1.51

s12 = 2.28

n2 = 18

x

2 = 1.78

s2 = 0.81

s22 = 0.65

Sebelum melakukan pengujian terhadap rata-rata, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap homogenitas ragam untuk menentukan rumus uji-t yang akan digunakan.

Dengan hipotesis:

H0 : varians dari kedua sample tersebut homogen

H1 : varians dari kedua sample tersebut heterogen

s1 = 1.51 ( s12 = 2.28

56

.

1

16

25

var

var

=

=

=

terkecil

ians

terbesar

ians

F

; db = (21,17)

s2 = 0.81 ( s22 = 0.65

Jawab:

1. Menentukan hipotesis

H0 : (tidak ada perbedaan masa menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA dan SMK)

H1 : ≠(ada perbedaan masa menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA dan SMK)

2.

2

2

2

1

2

1

2

1

n

s

n

s

x

x

t

+

-

=

=

18

65

.

0

22

28

.

2

78

.

1

91

.

2

+

-

=

02

.

3

14

.

0

13

.

1

=

3. Karena n1 ≠ n2 maka perlu dicari nilai t pengganti nilai ttabel dengan persamaan berikut:

(

)

(

)

2

2

2

1

2

1

2

2

2

2

1

1

2

1

'

n

s

n

s

t

n

s

t

n

s

t

+

+

=

=

09

.

2

15

.

0

29

.

0

04

.

0

1

.

0

)

11

.

2

(

04

.

0

)

08

.

2

(

1

.

0

18

65

.

0

22

28

.

2

)

11

.

2

(

18

65

.

0

)

08

.

2

(

22

28

.

2

=

=

+

+

=

+

+

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila thit ≤ - t’ = - 2.09 atau bila thit ≥ t’ = 2.09

· Terima H0 bila –t’ (-2.09) < thit < t’ (2.09)

5. Karena nilai thit (3.02) lebih besar dari nilai t’ (2.09) maka tolak H0 dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan masa menunggu untuk mendapatkan pekerjaan antara lulusan SMA dan SMK

B. Pengujian untuk 2 sampel berpasangan (correlated sample)

Biasanya digunakan untuk membandingkan dua hal dimana sampel yang digunakan hanya berasal dari satu populasi.

Uji t untuk 2 sampel berpasangan

t =

(

)

(

)

1

2

2

2

1

-

-

-

å

å

n

n

n

d

d

x

x

derajat bebas = n-1

Contoh:

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai IP mahasiswa setelah mengikuti pelatihan dengan sebelum mengikuti pelatihan. Dengan mengasumsikan bahwa populasinya normal, ujilah pada taraf 0.025, apakah keanggotaan dalam organisasi mahasiswa berakibat buruk pada nilai seseorang.

Sampel

1

2

3

4

5

Sebelum

Sesudah

2.0

2.2

2.0

1.9

2.3

2.5

2.1

2.3

2.4

2.4

Diketahui:

rata-rata sample 1 (

1

x

) = 2.16

rata-rata sample 2 (

2

x

) = 2.26

n = 5

Jawab:

1. Hipotesis

H0 :

H1 :

2.menghitung nilai t

Sebelum

Sesudah

di

di2

2.0

2.0

2.3

2.1

2.4

2.2

1.9

2.5

2.3

2.4

-0.2

0.1

-0.2

-0.2

0.0

0.04

0.01

0.04

0.04

0.00

-0.5

0.13

t =

(

)

(

)

1

2

2

2

1

-

-

-

å

å

n

n

n

d

d

x

x

=

(

)

58

.

1

20

08

.

0

1

.

0

1

5

5

5

)

5

.

0

(

13

.

0

26

.

2

16

.

2

2

-

=

-

=

-

-

-

-

3. menentukan nilai tabel, untuk taraf nyata 0.025 dan db=4 (n-1). t(0.025;4) =2.776

4. Menentukan daerah keputusan (wilayah kritik)

· Tolak H0 bila thit ≤ - ttab = - 2.776

· Terima H0 bila thit > - ttab (-2.776)

5. Karena nilai thit (-1.58) lebih besar dari nilai -t (-2.776) maka terima H0 dengan kesimpulan bahwa pelatihan tidak memberikan pengaruh yang berarti pada nilai yang dicapainya.

S O A L

1. Sebuah perusahaan menyatakan bahwa kekuatan rentangan rata-rata tali A melebihi kekuatan tali B. Untuk menguji pernyataan tersebut, 51 tali dari masing-masing jenis diuji. Hasil uji memperlihatkan bahwa tali A mempunyai kekuatan rentangan rata-rata 86.7 kg dengan simpangan baku 6.28 kg. Sedangkan tali B mempunyai kekuatan rentangan rata-rata 77.8 kg dengan simpangan baku 5.61 kg.

a. Ujilah pernyataan perusahaan tsb dengan menggunakan taraf nyata 0.05.

b. Bagaimanakah hubungan antara jenis tali dengan kekuatan rentangan?

2. Data di bawah ini menunjukkan masa putar film yang diproduksi dua perusahaan film yang berbeda (asumsikan keduanya berdistribusi normal):

Masa putar (menit)

Perusahaan 1

102

86

98

109

92

Perusahaan 2

81

165

97

134

92

87

114

Perusahaan 2 menyatakan bahwa masa putar rata-rata film yang diproduksi perusahaannya melebihi masa putar rata-rata film yang diproduksi perusahaan 1. Ujilah pernyataan tersebut pada taraf nyata 0.1.

3. Sebuah pabrik mobil ingin memutuskan apakah akan menggunakan ban merek A atau merek B bagi mobil terbarunya. Untuk membantu mencapai keputusan tersebut, dilakukan percoban menggunakan 12 ban untuk masing-masing merek tersebut. Ban-ban tersebut dipasang dan digunakan sampai aus sehingga harus diganti. Hasilnya adalah:

Merek A

Rata-rata=37900 km

S1 =5100 km

Merek B

Rata-rata = 39800 km

S2 = 5900 km

Ujilah hipotesis pada taraf nyata 5% bahwa tidak ada perbedaan antara kedua merek ban tersebut. Asumsikan kedua populasi berdistribusi normal

4. Seorang perancang mobil mempunyai keyakinan teoritis bahwa pengecatan sebuah mobil perlombaan mengurangi kecepatan maksimalnya. Dia memilih 6 mobil dari bengkel dan menguji dengan dan tanpa cat. Hasilnya adalah:

Mobil

Kecepatan maksimal (mph)

Dicat

Tidak dicat

1

2

3

4

5

6

186

185

179

184

183

186

189

186

183

188

185

188

a. Ujilah pernyataan perancang mobil tersebut pada taraf nyata 5%

b. Tentukan hubungan antara kecepatan maksimal dan pengecatan mobil.

· UNTUK SAMPLE BESAR ( n ≥ 30 )

A. Pengujian untuk 2 sampel bebas (independent sample)

Sama halnya dengan sample kecil (n< 30), untuk sampel besar ini, sebelum melakukan pengujian terhadap dua sample bebas, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap varians sample tersebut. Caranya sama dengan kasus untuk sample kecil

1. Uji z untuk dua sample bebas (independent) dengan varians homogen

· Bila n1 ≠ n2 ≥ 30

z =

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

÷

÷

÷

÷

÷

ø

ö

ç

ç

ç

ç

ç

è

æ

-

+

ú

û

ù

ê

ë

é

-

+

ú

û

ù

ê

ë

é

-

-

å

å

å

å

2

1

2

1

2

2

2

2

2

1

2

1

2

1

2

1

1

1

2

n

n

n

n

n

x

x

n

x

x

x

x

atau

z =

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

+

-

+

-

-

2

1

2

1

2

2

2

2

1

1

2

1

1

1

2

1

1

n

n

n

n

s

n

s

n

x

x

· Bila n1 = n2 ≥ 30

(

)

(

)

)

1

(

2

2

2

2

2

1

2

1

2

1

-

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

+

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

-

=

å

å

å

å

n

n

n

x

x

n

x

x

x

x

z

2. Uji z untuk dua sample bebas (independent) dengan varians heterogen

· Bila n1 ≠ n2 ≥ 30 dan n1 = n2 ≥ 30

z

2

2

2

1

2

1

2

1

n

s

n

s

x

x

+

-

=

B. Pengujian untuk 2 sampel berpasangan (correlated sample)

Uji z untuk 2 sampel berpasangan

z =

(

)

(

)

1

2

2

2

1

-

-

-

å

å

n

n

n

d

d

x

x

untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variable dapat dicari dengan korelasi point biserial (rpb):

db

t

t

r

pb

+

=

2

2

Dengan kriteria:

· 0-0.19 = sangat rendah

· 0.20-0.39 = rendah

· 0.40-0.59 = sedang

· 0.60-0.79 = kuat

· 0.80-1.00 = sangat kuat

Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu variable terhadap variable lainnya digunakan koefisien determinasi:

Koef. Determinasi = rpb2 x 100%

BAB III

ANALISIS VARIANS

Pengujian nilai tengah digunakan untuk menguji beda rata-rata dari satu atau dua populasi. Sedangkan untuk tiga populasi atau lebih digunakan Analisis Varians (ANAVA)/Analysis of Variance (ANOVA). Data yang digunakan berupa data interval atau rasio dan berdistribusi normal.

1. Analisis Varians Satu Arah

digunakan jika ingin menguji beda rata-rata suatu pengamatan berdasarkan satu kriteria yang memiliki beberapa kelompok. Banyaknya data untuk setiap kelompok bisa sama (n1= n2=…= nk) atau bisa juga berbeda (n1≠ n2≠…≠ nk)

Contoh:

Berikut ini adalah data penjualan dari 3 merek rokok selama 5 hari:

Hari ke-

Penjualan (bungkus)

Merek A

Merek B

Merek C

1

2

3

4

5

20

25

15

27

19

10

15

22

13

20

19

26

21

16

25

Pada contoh di atas, merek merupakan kriteria sedangkan kelompok terbagi menjadi merek A, B, C.

TABEL ANALISIS VARIANS SATU ARAH

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Antar Kelompok (between)

Dalam Kelompok (within)

JKK

JKE

k -1

N – k

KTK =

1

k

JKK

-

KTE =

k

N

JKE

-

KTE

KTK

F

=

Ftabel = F(k-1),(N-k) ;

Total

JKT

N -1

dimana:

· JKT = JKK + JKE = Jumlah Kuadrat Total

· JKT =

(

)

N

X

X

2

total

2

total

å

å

-

· JKK =

(

)

(

)

(

)

(

)

N

X

n

X

...

n

X

n

X

2

total

k

2

k

2

2

2

1

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

= jumlah kuadrat kelompok

dgn N= n1+n2+…+nk

· JKE = JKT - JKK

Kriteria pengujian: Tolak H0 bila Fhitung ≥ Ftabel

dimana H0 : tidak ada perbedaan antar kelompok (…)

H1: sekurang-kurangnya ada dua kelompok yang berb eda

Uji F di atas hanya dapat menyatakan ada tidaknya perbedaan, sedangkan untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda digunakan metode:

· LSD (Least Significant Difference), bila n-nya sama

dengan persamaan:

LSD = t(N-k);0.05

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

i

n

2

KTE

· t protected , bila n-nya tidak sama

dengan persamaan:

t protected =

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

-

j

i

j

i

N

1

N

1

KTE

X

X

Untuk mengetahui kuatnya hubungan dan besarnya pengaruh antar kelompok digunakan analisis korelasional ETA ( ), dengan persamaan:

ETA ( ) =

JKT

JKK

Contoh ANOVA satu arah dengan n sama

1. Seorang pemilik toko ingin melihat apakah ada perbedaan penjualan untuk ketiga jenis merek rokok berikut:

Hari ke-

Penjualan (bungkus)

Merek A

Merek B

Merek C

1

2

3

4

5

20

25

15

27

19

10

15

22

13

20

19

26

21

16

25

Jawab:

1. Hipotesis: H0 : tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan untuk ketiga merek tersebut (… )

H1: sekurang-kurangnya ada dua merek yang memberikan rata-rata hasil penjualan berbeda

2. Menghitung nilai-nilai yang terdapat dalam tabel ANOVA

XA

XA2

XB

XB2

XC

XC2

(X

(X2

20

400

10

100

19

361

49

861

25

625

15

225

26

676

66

1526

15

225

22

484

21

441

58

1150

27

729

13

169

16

256

56

1154

19

361

20

400

25

625

64

1386

JUMLAH

106

2340

80

1378

107

2359

293

6077

JKT =

(

)

N

X

X

total

2

2

å

å

-

=

(

)

15

293

6077

2

-

= 353.7333

JKK =

(

)

(

)

(

)

(

)

N

X

n

X

n

X

n

X

total

C

C

B

B

A

A

2

2

2

2

å

å

å

å

-

+

+

=

=

-

+

+

15

293

5

107

5

80

5

106

2

2

2

2

2247.2 + 1280 + 2289.8 - 5723.2667 = 93.7333

JKE = JKT - JKK

= 353.7333 – 93.7333 = 260

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Kelompok

Error

93.7333

260

2

12

KTK = 46.8667

KTE = 21.6667

F= 2.1631

Total

353.7333

14

3. Menentukan nilai Ftabel = F(2 , 14) ; 0.05 = 3.74

4. Menentukan daerah keputusan: Tolak H0 bila Fhitung ≥ Ftabel dan terima H0 bila Fhitung < Ftabel

5. Karena nilai Fhitung (=2.1631) < Ftabel (= 3.74) maka terima H0 dengan kesimpulan bahwa ketiga merek rokok tersebut memberikan hasil penjualan yang sama

Contoh ANOVA satu arah dengan n tidak sama

2. Seorang pemilik toko ingin melihat apakah ada perbedaan penjualan untuk ketiga jenis merek rokok berikut:

Hari ke-

Penjualan (bungkus)

Merek A

Merek B

Merek C

1

2

3

4

5

30

25

20

27

10

15

22

13

20

19

26

21

Jawab:

1. Hipotesis: H0 : tidak ada perbedaan hasil penjualan untuk ketiga merek

tersebut (…)

H1: sekurang-kurangnya ada dua merek rokok yang memberikan hasil penjualan berbeda

2. Menghitung nilai-nilai yang terdapat dalam tabel ANOVA

XA

XA2

XB

XB2

XC

XC2

(X

(X2

30

900

10

100

19

361

59

1361

25

625

15

225

26

676

66

1526

20

400

22

484

21

441

63

1325

27

729

13

169

40

898

20

400

20

400

JUMLAH

102

2654

80

1378

66

1478

248

5510

Rata-rata

25.5

16

22

JKT =

(

)

N

X

X

total

2

2

å

å

-

=

(

)

12

248

5510

2

-

= 384.6667

JKK =

(

)

(

)

(

)

(

)

N

X

n

X

n

X

n

X

total

C

C

B

B

A

A

2

2

2

2

å

å

å

å

-

+

+

=

=

-

+

+

12

248

3

66

5

80

4

102

2

2

2

2

2601 + 1280 + 1452 – 5125.3333= 207.6667

JKE = JKT - JKK

= 384.6667-207.6667 = 177

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Kelompok

Error

207.6667

177

2

9

KTK = 103.8333

KTE = 19.6667

F= 5.2797

Total

384.6667

11

3. Menentukan nilai Ftabel = F(2 , 9) ; 0.05 = 4.26

4. Menentukan daerah keputusan: Tolak H0 bila Fhitung ≥ Ftabel dan terima H0 bila Fhitung < Ftabel

5. Karena nilai Fhitung (=5.2797) > Ftabel (= 4.26) maka terima H1 dengan kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya ada dua merek rokok yang memberikan hasil penjualan berbeda

Untuk melihat merek mana yang memberikan hasil berbeda digunakan t protected (karena n-nya tidak sama)

dengan persamaan:

t protected =

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

-

j

i

j

i

N

1

N

1

KTE

X

X

· Untuk XA dan XB:

t p =

÷

ø

ö

ç

è

æ

+

-

=

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

+

-

5

1

4

1

6667

19

16

5

25

N

1

N

1

KTE

X

X

B

A

B

A

.

.

=

=

=

8500

.

8

5

.

9

)

45

.

0

(

6667

.

19

5

.

9

3.1934

SOAL

Berikut ini merupakan hasil penjualan 5 merek TV di sebuah toko. Ingin diketahui apakah ada perbedaan hasil penjualan pada kelima merek tersebut.

No.

A

B

C

D

E

1.

2.

3.

4.

5.

5

4

8

6

3

9

7

8

6

9

3

5

2

3

7

2

3

4

1

4

7

6

9

4

7

2. Analisis Varians dua arah

Digunakan jika ingin menguji beda rata-rata suatu pengamatan berdasarkan dua criteria yang berbeda.

a. ANALISIS VARIANS DUA ARAH TANPA INTERAKSI

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Baris

Kelompok

Error

JKB

JKK

JKE

r - 1

c – 1

(r–1)(c–1)

KTB =

1

r

JKB

-

KTK =

1

c

JKK

-

KTE =

(

)

(

)

1

c

1

r

JKE

-

-

KTE

KTB

F

1

=

KTE

KTK

F

2

=

Ftabel = F(k-1),(N-k) ;

Total

JKT

rc -1

dimana:

· JKT = JKK + JKB + JKE = Jumlah Kuadrat Total

· JKT =

(

)

(

)

rc

X

X

X

X

2

total

2

ij

2

12

2

11

å

å

å

å

-

+

+

...

· JKB =

(

)

(

)

(

)

(

)

rc

X

c

X

X

X

2

total

2

r

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

.

.

.

...

= jumlah kuadrat baris

· JKK=

(

)

(

)

(

)

(

)

rc

X

r

X

X

X

2

total

2

c

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

.

.

.

...

= jumlah kuadrat kelompok

dgn r = jumlah baris

c = jumlah kolom

· JKE = JKT – JKB - JKK

Contoh:

Seorang pemilik toko ingin mengetahui hasil penjualan 3 merek rokok di tiga daerah yang berbeda

Merek A

Merek B

Merek C

Kota besar

25

21

14

Kota kecil

12

18

17

Pedesaan

15

10

11

1. Hipotesis:

a. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga daerah tersebut

H1: sekurang-kurangnya ada dua daerah yang memberikan rata-rata hasil penjualan rokok berbeda

b. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga merek tersebut

H1: sekurang-kurangnya ada dua merek yang memberikan rata-rata hasil penjualan rokok berbeda

2. Membuat tabel ANOVA

Merek A

Merek B

Merek C

Jumlah

Kota besar

25

21

14

60

Kota kecil

12

18

17

47

Pedesaan

15

10

11

36

Jumlah

52

49

42

143

· JKT =

(

)

(

)

rc

X

X

X

X

2

total

2

ij

2

12

2

11

å

å

å

å

-

+

+

...

= (252 + 212 + 142 + 122 + … + 112) -

)

)(

(

3

3

143

2

= 2465 – 2272,11 = 192,89

· JKB =

(

)

(

)

(

)

(

)

rc

X

c

X

X

X

2

total

2

r

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

.

.

.

...

=

)

)(

(

3

3

143

3

36

47

60

2

2

2

2

-

+

+

= 96,22

· JKK=

(

)

(

)

(

)

(

)

rc

X

r

X

X

X

2

total

2

c

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

.

.

.

...

=

)

)(

(

3

3

143

3

42

49

52

2

2

2

2

-

+

+

= 17,56

· JKE = JKT – JKB - JKK

= 192,89 – 96,22 – 17,56 = 79,11

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Baris

Kelompok

Error

96,22

17,56

79,11

2

2

4

KTB =

11

48

2

22

96

,

,

=

KTK =

78

8

2

56

17

,

,

=

KTE =

78

19

4

11

79

,

,

=

F1 = 2,43

F2 = 0,44

Total

192,89

8

3. Menentukan nilai Ftabel = F(2 , 4) ; 0.05 = 6,94 (nilai Ftabel untuk baris dan kolom sama karena derajat bebas keduanya juga sama)

4. Menentukan daerah keputusan:

Hipotesis a: Tolak H0 bila F1 ≥ Ftabel dan terima H0 bila Fhitung < Ftabel

Hipotesis b: Tolak H0 bila F2 ≥ Ftabel dan terima H0 bila Fhitung < Ftabel

5. Hipotesis a: Karena nilai F1 (=2,43) < Ftabel (= 6,94) maka terima H0 dengan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga daerah tersebut

Hipotesis b: Karena nilai F1 (=0,44) < Ftabel (= 6,94) maka terima H0 dengan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga merek tersebut

b. ANALISIS VARIANS DUA ARAH DENGAN INTERAKSI

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Baris

Kelompok

Interaksi

Error

JKB

JKK

JK(BK)

JKE

r - 1

c – 1

(r–1)(c–1)

rc(n – 1)

KTB =

1

r

JKB

-

KTK =

1

c

JKK

-

KT(BK) =

(

)

(

)

1

c

1

r

BK

JK

-

-

)

(

KTE =

)

(

1

n

rc

JKE

-

KTE

KTB

F

1

=

KTE

KTK

F

2

=

KTE

BK

KT

F

3

)

(

=

Total

JKT

rcn -1

dimana:

· JKT = JKK + JKB + JKE = Jumlah Kuadrat Total

· JKT =

(

)

(

)

rcn

X

X

X

X

2

total

2

ijk

2

112

2

111

å

å

å

å

-

+

+

...

· JKB =

(

)

(

)

(

)

(

)

rcn

X

cn

X

X

X

2

total

2

r

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

..

..

..

...

=jumlah kuadrat baris

· JKK=

(

)

(

)

(

)

(

)

rcn

X

n

r

X

X

X

2

total

2

c

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

.

.

.

.

.

.

...

= jumlah kuadrat kelompok

· JK(BK) =

dgn r = jumlah baris

c = jmlah kolom

n = jumlah pengamatan setiap sel

· JKE = JKT – JKB – JK(BK) – JKK

Contoh:

Berikut ini adalah data penjualan rokok selama 2 bulan dilihat dari merek dan daerah penjualan :

Merek A

Merek B

Merek C

Kota besar

25

30

21

15

14

25

Kota kecil

10

12

15

18

20

17

Pedesaan

15

20

10

15

12

18

1. Hipotesis:

a. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga daerah tersebut

H1: sekurang-kurangnya ada dua daerah yang memberikan rata-rata hasil penjualan rokok berbeda

b. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga merek tersebut

H1: sekurang-kurangnya ada dua merek yang memberikan rata-rata hasil penjualan rokok berbeda

c. H0 : tidak ada interaksi antara merek rokok dan daerah penjualan

H1: ada interaksi antara merek rokok dan daerah penjualan

2. Membuat tabel ANOVA

Merek A

Merek B

Merek C

Jumlah

Kota besar

25+30=55

21+15=36

14+25=39

130

Kota kecil

10+12=22

15+18=33

20+17=37

92

Pedesaan

15+20=35

10+15=25

12+18=30

90

Jumlah

112

94

106

312

· JKT =

(

)

(

)

rcn

X

X

X

X

2

total

2

ijk

2

112

2

111

å

å

å

å

-

+

+

...

=

(

)

(

)

(

)

2

3

3

312

18

15

21

30

25

2

2

2

2

2

2

-

+

+

+

+

+

...

= 5912 -

18

97344

= 504

· JKB =

(

)

(

)

(

)

(

)

rcn

X

cn

X

X

X

2

total

2

r

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

..

..

..

...

=

18

97344

6

90

92

130

2

2

2

-

+

+

=

5408

33

5577

-

,

=169,33

· JKK =

(

)

(

)

(

)

(

)

rcn

X

n

r

X

X

X

2

total

2

c

2

2

2

1

å

å

å

å

-

+

+

+

.

.

.

.

.

.

...

=

18

97344

6

106

94

112

2

2

2

-

+

+

=

5408

5436

-

= 28

· JK(BK) =

=

18

97344

2

30

39

36

55

2

2

2

2

-

+

+

+

+

...

=

5408

5436

33

5577

2

11534

+

-

-

,

= 161,67

· JKE = JKT – JKB – JKK– JK(BK)

= 504 – 169,33 – 28 – 161,67 = 145

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas (db)

Kuadrat Tengah

F

Baris

Kelompok

Interaksi

Error

169,33

28

161,67

145

2

2

4

9

KTB = 84,67

KTK = 14

KT(BK) = 40,42

KTE = 16,11

5,26

0,87

2,51

Total

504

17

3. Menentukan nilai Ftabel :

F1 ( F(2 , 9) ; 0.05 = 4,26

F2 ( F(2 , 9) ; 0.05 = 4,26

F3 ( F(4 , 9) ; 0.05 = 3,63

4. Menentukan daerah keputusan:

Tolak H0 bila Fhitung ≥ Ftabel dan terima H0 bila Fhitung < Ftabel

5. Kesimpulan

a. Sekurang-kurangnya ada dua daerah penjualan yang memberikan rata-rata hasil penjualan rokok berbeda

b. tidak ada perbedaan rata-rata hasil penjualan rokok untuk ketiga merek tersebut

c. tidak ada interaksi antara merek rokok dan daerah penjualan

BAB IV

ANALISIS KORELASI (r)

Merupakan metode analisis statistika yang digunakan untuk mengukur derajat keeratan linier antara dua variabel. Ukuran keeratan hubungan disebut dengan koefisien korelasi (Pearson Product Moment Correlation Coefficient), dan dilambangkan dengan r (untuk sampel) serta ( (dibaca : rho; untuk populasi).

Metode analisis ini menetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasangan variabel yang akan dianalisa keeratan hubungannya. Pasangan variabel biasanya disimbolkan dengan variabel X1 dan X2. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah X1 dan X2 berskala pengukuran minimal interval; X1 dan X2 berdistribusi bivariat normal, dimana untuk setiap pengamatan :

(X1,X1), (X2,X2),…, (Xn,Xn)

memiliki distribusi bivariat normal yang sama; serta antara pengamatan bersifat independen. Persyaratan lain adalah sama seperti yang disyaratkan oleh metode analisis statistika lainnya yaitu pengambilan pasangan data harus dilakukan secara random.Korelasi mempunyai nilai antara -1 sampai 1 (-1< r < 1) dimana:

a. nilai 0 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variable X1 dan X2 (tidak berkorelasi)

b. nilai (+) menunjukkan bahwa bila nilai X1 bertambah, maka nilai X2 juga akan bertambah (korelasi positif).

c. Nilai (-) menunjukkan bahwa bila nilai X1 bertambah, maka nilai X2 akan berkurang (korelasi negative).

Hubungan antara X dan Y dapat dinyatakan pada gambar berikut:

Untuk menafsirkan apakah koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan hubungan yang kuat, sedang atau rendah digunakan ketentuan sebagai berikut:

Interval koefisien

Tingkat Hubungan

0.00 – 0.19

0.20 – 0.39

0.40 – 0.59

0.60 – 0.79

0.80 – 1.00

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Korelasi Sederhana

Digunakan untuk mencari hubungan antara satu variable X dengan satu variable Y. Untuk menggunakan teknik analisis korelasi yang sesuai, perlu memperhatikan jenis data yang dimiliki.

· Korelasi Pearson (Product Moment Correlation)

· Digunakan bila variabel X dan Y datanya berupa data interval/rasio

· Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

(

)

(

)

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

-

=

å

å

å

å

å

å

å

n

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

r

XY

2

2

2

2

Atau

(

)

(

)

(

)

(

)

å

å

å

å

å

å

å

-

-

-

=

2

2

2

2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

XY

Dimana : n = banyaknya pengamatan

( X = jumlah variabel X

( XY = jumlah dari hasil kali variabel X dan Y

( X2 = jumlah dari variabel X yang dikuadratkan

(( X) 2 = kuadrat dari jumlah variabel X

Contoh:

Seorang manager ingin mengetahui hubungan antara motivasi kerja (X) dengan prestasi kerja (Y)

Responden

Motivasi kerja (X)

Prestasi kerja (Y)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

50

70

80

40

90

60

30

40

50

25

60

45

Jawab:

Responden

Motivasi kerja (X)

Prestasi kerja (Y)

X2

Y2

X.Y

1.

2.

3.

4.

5.

6.

50

70

80

40

90

60

30

40

50

25

60

45

Jumlah

390

250

(

)

(

)

(

)

(

)

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

÷

÷

ø

ö

ç

ç

è

æ

-

-

=

å

å

å

å

å

å

å

n

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

r

XY

2

2

2

2

=

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

-

6

62500

11250

6

152100

27100

6

250

390

17400

)

)(

(

=

95

0

5

1458337

1150

33

833

1750

1150

.

.

)

.

(

)

(

=

=

Ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara motivasi kerja dengan prestasi kerja sangat kuat.

· Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dapat dihitung menggunakan uji t dengan persamaan sebagai berikut:

2

1

2

r

n

r

t

-

-

=

,

dimana ttabel = t(n-2);

Hipotesis yang digunakan berdasarkan contoh di atas adalah:

H0: = 0

: tidak ada hubungan antara motivasi dan prestasi kerja

H1: ≠ 0

: ada hubungan antara motivasi dan prestasi kerja

· Korelasi Point Biserial

· Jika ingin diketahui hubungan antara sebuah variabel yang datanya berbentuk interval/rasio dengan sebuah variabel lain yang datanya terdiri dari dua kategori/dikotomi (misalnya: laki-laki dan perempuan, sudah menikah dan belum menikah, desa dan kota).

· Persamaan yang digunakan adalah:

q

p

s

Y

Y

r

Y

pb

0

1

-

=

Dimana: p= proporsi kategori 1

q= proporsi kategori 0

1

Y

= rataan Y untuk kategori 1

0

Y

= rataan Y untuk kategori 0

SY= standar deviasi (simpangan baku) Y

=

(

)

1

2

2

-

-

å

å

n

n

Y

Y

Contoh:

Seorang guru ingin mengetahui hubungan antara nilai ulangan matematika dengan jenis kelamin. Dalam kasus ini, jenis kelamin mempunyai dua kategori yaitu L (1) dan P (0).

Responden

JK (X)

Nilai matematika (Y)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

1

1

0

0

0

1

0

0

0

1

10

15

30

20

25

15

20

25

30

20

Jawab:

p = 4/10 = 0.4

q = 6/10 = 0.6

1

Y

= 60/4 = 15

0

Y

= 150/6=25

Sy = 6.58

Tanda (-) menunjukkan bahwa bila nilai ulangan matematika siswa perempuan tinggi maka siswa laki-laki mendapatkan nilai ulangan yang rendah.

· Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dapat dihitung menggunakan uji t dengan persamaan sebagai berikut:

2

1

2

pb

pb

r

n

r

t

-

-

=

,

dimana ttabel = t(n-2);

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: = 0

: tidak ada hubungan antara variabel Y dan variabel X

H1: ≠ 0

: ada hubungan antara variabel Y dan variabel X

· Korelasi Biserial

· Digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel dimana salah satu dari variabel tersebut dianggap sebagai variabel dikotomi sedangkan variabel lainnya berbentuk interval/rasio

· Persamaan yang digunakan adalah:

÷

ø

ö

ç

è

æ

-

=

u

q

.

p

s

Y

Y

r

Y

b

0

1

Dimana: p= proporsi kategori 1

q= proporsi kategori 0

1

Y

= rataan Y untuk kategori 1

0

Y

= rataan Y untuk kategori 0

sY= standar deviasi (simpangan baku) Y

u= ordinat dari kurva normal yang membagi kurva normal atas 2 bagian, satu bagian adalah proporsi p dan bagian lainnya adalah proporsi q dari total area

Contoh:

Seorang peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara IQ dengan kelulusan seseorang pada akhir tahun kuliah.

Resp.

IQ

Nilai akhir

Resp.

IQ

Nilai akhir

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

100

115

125

90

120

140

150

120

110

130

75

50

70

65

40

70

80

50

65

45

bila syarat kelulusan adalah mahasiswa yang memiliki nilai > 60 maka dari data awal dapat diubah menjadi:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

100

115

125

90

120

140

150

120

110

130

Lulus (1)

Tidak lulus (0)

Lulus (1)

Lulus (1)

Tidak lulus (0)

Lulus (1)

Lulus (1)

Tidak lulus (0)

Lulus (1)

Tidak lulus (0)

Jawab:

p = 6/10 = 0.6

q = 4/10 = 0.4

1

Y

= 715/6 = 119.17

0

Y

= 455/4=113.75

Sy = 18.44

· Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dapat dihitung menggunakan uji t dengan persamaan sebagai berikut:

2

1

2

b

b

r

n

r

t

-

-

=

,

dimana ttabel = t(n-2);

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: = 0

: tidak ada hubungan antara variabel Y dan variabel X

H1: ≠ 0

: ada hubungan antara variabel Y dan variabel X

· Korelasi Rank Spearman

· Jika pengamatan dari variabel X dan Y diukur sekurang-kurangnya dalam bentuk skala ordinal.

· Persamaan yang digunakan adalah:

n

n

d

r

i

s

-

-

=

å

3

2

6

1

Dimana : di = beda (selisih) antara 2 pengamatan yang berpasangan

n = banyaknya pengamatan

Contoh:

Ingin diketahui apakah ada korelasi antara nilai ujian akhir matematika dan nilai Ekonomi mikro. Untuk itu dipilih secara acak nilai ujian akhir matematika dan ekonomi mikro dari 10 orang mahasiswa. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

Mahasiswa

Nilai matematika

Nilai ekonomi mikro

a

b

c

d

e

f

g

h

i

j

85

90

80

50

40

70

60

30

65

95

70

80

100

60

60

80

60

50

80

100

Jawab:

Langkah pertama adalah melakukan rangking pada data di atas

Data nilai matematika:

Nilai

matematika

rank

Nilai Ek. mikro

rank

30

40

50

60

65

70

80

85

90

95

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

50

60

60

60

70

80

80

80

100

100

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

3

3

3

5

7

7

7

9.5

9.5

Selanjutnya masukkan nilai rank tersebut ke dalam data asal.

Mahasiswa

Rank nilai matematika

Rank nilai

ekonomi mikro

di

(di)2

A

b

c

d

e

f

g

h

i

j

8

9

7

3

2

6

4

1

5

10

5

7

9.5

3

3

7

3

1

7

9.5

3

2

-2.5

0

-1

-1

1

0

-2

0.5

9

4

6.25

0

1

1

1

0

4

0.25

Jumlah

26.5

Dengan demikian nilai korelasi Spearman adalah:

n

n

d

r

i

s

-

-

=

å

3

2

6

1

84

0

16

0

1

10

1000

159

1

10

10

5

26

6

1

3

.

.

)

.

(

=

-

=

-

-

=

-

-

=

· Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi rank Spearman dapat dihitung menggunakan uji t (bila n< 30) atau uji z (bila n> 30) dengan persamaan sebagai berikut:

Uji t (

2

1

2

s

s

r

n

r

t

-

-

=

, dimana ttabel = t(n-2);

Uji Z(

1

-

=

n

r

Z

s

,

dimana Ztabel = Z

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: = 0

: tidak ada hubungan antara variabel Y dan variabel X

H1: ≠ 0

: ada hubungan antara variabel Y dan variabel X

Korelasi Ganda

Digunakan untuk menunjukkan hubungan secara bersama-sama antara beberapa variabel independent (X1, X2,…, Xn) dengan satu variabel dependent (Y).

2

2

1

2

1

2

1

2

2

2

1

2

1

1

2

X

X

X

X

YX

YX

YX

YX

X

X

.

Y

r

r

r

r

r

r

r

-

-

+

=

Dimana: rY.X1X2 = koefisien korelasi ganda variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y.

rYX1= koefisien korelasi product moment antara variabel X1 dengan variabel Y

rYX2= koefisien korelasi product moment antara variabel X2 dengan variabel Y

rX1X2= koefisien korelasi product moment antara variabel X1 dengan variabel X2

Jadi sebelum menghitung koefisien korelasi ganda, terlebih dahulu menghitung nilai koefisien product moment untuk setiap variabel.

Contoh:

Ingin diketahui hubungan antara nilai ujian matematika dengan nilai tugas dan frekuensi tidak mengikuti kuliah.

Siswa

Nilai ujian (Y)

Nilai tugas (X1)

frek.tidak kuliah (X2)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

85

74

76

90

85

87

94

98