pendapatan dan ketahanan pangan rumah ...digilib.unila.ac.id/55430/3/skripsi tanpa bab...

82
PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI JAGUNG DI KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Skripsi) Oleh LUTFIA KHOIRUNNISA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 30-Mar-2020

8 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

PETANI JAGUNG DI KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

LUTFIA KHOIRUNNISA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

ABSTRACT

INCOME AND FOOD SECURITY OF CORN FARMERS HOUSEHOLD

IN BANDAR SRIBHAWONO SUB-DISTRICT

EAST LAMPUNG REGENCY

By

Lutfia Khoirunnisa

This study aimed to analyze income and the level of food security as well as the factors

that influence the food security of household corn farmers. This research was conducted

by a survey method in Bandar Agung Village and Sri Pendowo Village, Sub-district of

Bandar Sribhawono, East Lampung Regency. Data collection was carried out in

February to March 2018 which was analyzed by quantitative descriptive analysis and

logistik ordinal statistical analysis. Samples of 69 households corn farmers were

randomly selected by simple random sampling. The results of the study showed that cash

income for corn farming per hectare in the first planting season amounted to

Rp12,872,858.32, in the second planting the cash income was Rp10,201,805.09 and in

the third planting season the cash income was Rp5,440,975.65 and average household

income of corn farmers in Sub-district of Bandar Sribhawono has Rp Rp4,370,336.33.

The results of cross classification between energy suffeficiency and share of food

expenditure were obtained by four categories of corn farmer’s household food security in

Sub-district of Bandar Sribhawono which is 7 households (10.14%) food resistant, 44

households (63.77%) less food, 5 households (7.25%) vulnerable to food and 13

households (18.84%) food insecure. The factors that influence the level of food security

of corn farmers in Bandar Sribhawono Sub-district are influenced by the education of the

head of the household, food expenditure and household expenditure.

Key words: corn farmers, food expenditure, food security, income

Page 3: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

ABSTRAK

PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

PETANI JAGUNG DI KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

Lutfia Khoirunnisa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan tingkat ketahanan

pangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga

petani jagung. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei di Desa

Bandar Agung dan Desa Sri Pendowo, Kecamatan Bandar Sribhawono,

Kabupaten Lampung Timur. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Februari

sampai Maret 2018 yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif dan analisis statistik logistik ordinal. Sampel petani jagung dipilih

secara acak (Simple Random Sampling) berjumlah 69 rumah tangga. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tunai usahatani jagung per hektar pada

musim tanam satu sebesar Rp12.872.858,32, pada musim tanam kedua

memperoleh pendapatan sebesar Rp10.201.805,09, pada musim tanam tiga

memperoleh pendapatan sebesar Rp5.440.975,65 dengan rata-rata pendapatan

rumah tangga petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono sebesar

Rp4.370.336,33. Hasil dari klasifikasi silang antara kecukupan energi dengan

pangsa pengeluaran pangan diperoleh empat kategori ketahanan pangan RT petani

jagung Kecamatan Bandar Sribhawono yaitu 7 RT (10,14%) tahan pangan, 44 RT

(63,77%) kurang pangan, 5 RT (7,25%) rentan pangan dan 13 RT (18,84%) rawan

pangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah

tangga petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono dipengaruhi oleh variabel

pendidikan kepala rumah tangga, pengeluaran pangan dan pengeluaran rumah

tangga.

Kata kunci : ketahanan pangan, pendapatan, pengeluaran pangan, petani jagung

Page 4: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

PETANI JAGUNG DI KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

LUTFIA KHOIRUNNISA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari
Page 6: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari
Page 7: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Timur pada tanggal 11

Maret 1997 sebagai anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak M. Soni Hadi Suwarno dan Ibu Siti

Rokayah. Penulis menyelesaikan pendidikannya di

Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal

Srimenanti Lampung Timur pada tahun 2002, tingkat

Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Sribhawono tahun 2008 dan tingkat

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun

2011. Kemudian penulis menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri

1 Bandar Sribhawono pada tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di

Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis pada tahun 2014

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan

memperoleh Beasiswa Bidikmisi.

Penulis melaksanakan kegiatan homestay (Praktik Pengenalan Pertanian) selama 7

hari di Dusun 2 Pekon Wonoharjo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten

Tanggamus pada tahun 2015. Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah

selama 40 hari pada bulan Januari hingga Februari 2017. Selanjutnya, pada bulan

Juli 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Huma Indah Mekar,

Page 8: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi

Lampung.

Semasa kuliah di Universitas Lampung, penulis pernah aktif sebagai anggota

bidang 1 (Pengembangan Akademik dan Profesi) pada organisasi

HIMASEPERTA periode 2015/2016. Selama masa perkuliahan penulis pernah

menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi tahun ajaran

2017/2018 dan Ekonomi Produksi Pertanian tahun ajaran 2017/2018.

Page 9: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pendapatan dan

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Jagung di Kecamatan Bandar

Sribhawono Kabupaten Lampung Timur” dengan baik. Penulis menyadari

skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan,

bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung atas dukungan dan bantuan yang diberikan.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., sebagai Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas saran, nasihat dan dukungan

selama ini.

3. Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc., sebagai pembimbing pertama, yang

memberikan bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, dan semangat hingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Adia Nugraha, M.S., sebagai pembimbing kedua sekaligus pembimbing

akademik, yang telah memberikan bimbingan, saran, pengarahan, motivasi,

dan semangat selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

5. Dr. Ir. Raden Hanung Ismono, M.P., selaku dosen pembahas atas ilmu yang

bermanfaat, arahan, bantuan, saran dan masukan yang telah diberikan untuk

penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dan staf/karyawan yang telah memberikan

bantuan dan kerjasamanya selama ini.

7. Keluargaku tercinta Ibu Siti Rokayah, Bapak M. Soni Hadi Suwarno dan

Adik Sania Nur Farida serta keluarga besar penulis yang telah yang selalu

memberikan restu, kasih sayang, kebahagiaan, perhatian, semangat, motivasi,

nasihat, saran, bantuan moril dan materil serta do’a yang tidak pernah habis

kepada penulis selama ini.

8. Bapak Sutris Kepala Badan Penyuluhan Pertanian Bandar Sribhawono,

Bapak Sumadi Ketua Gapoktan Desa Bandar Agung dan Bapak Amir Ketua

Gapoktan Desa Sri Pendowo yang telah memberikan izin melakukan

penelitian serta seluruh responden yang telah memberikan informasi terkait

penelitian penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaik selama perkuliahan Geasti, Indah, Intan, Jesang, Ivo,

Kiki, Laras, Hafia, Lussy, Fenti dan Luvita atas saran, nasihat, bantuan,

dukungan, semangat berjuang, dan kebersamaannya selama ini.

10. Teman satu bimbingan skripsi Elisa, Inggit, Ica, Karin, teman sekamarku

Izza, teman kost mbak ani, mbak rika, mbak dwi gesti, mbak alip dan mbak

een terimakasih atas motivasi selama mengerjakan skripsi

11. Sahabat penulis di Cilegon Widiya Ary Shandy, S.T., terima kasih atas

dukungan dan motivasinya selama ini.

Page 11: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

12. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014 terimakasih atas pengalaman dan

kebersamaannya selama ini.

13. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan

segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi yang membutuhkan. Semoga ALLAH SWT memberikan balasan terbaik

atas segala bantuan yang telah diberikan. Aamiin ya Rabbal’alaamiin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis,

Lutfia Khoirunnisa

Page 12: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ........................ 15

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 15

1. Usahatani Jagung .................................................................................. 15

2. Konsep Pendapatan Usahatani.............................................................. 20

3. Konsep Ketahanan Pangan ................................................................... 22

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan ....................... 24

5. Analisis Regresi Logistik Ordinal ........................................................ 28

B. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................... 30

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37

D. Hipotesis .................................................................................................... 40

III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 41

A. Metode, Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 41

B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional .................................................... 42

C. Sampel Penelitian ...................................................................................... 46

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ............................................... 49

E. Metode Analisis Data ................................................................................ 49

1. Perhitungan pendapatan ........................................................................ 50

2. Perhitungan Ketahanan Pangan ............................................................ 50

3. Regresi Logistik Ordinal ...................................................................... 53

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 60

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 60

1. Keadaan Geografis, Topografi dan Sistem Administrasi

Kabupaten Lampung Timur.................................................................. 60

2. Keadaan Demografi Kabupaten Lampung Timur ................................ 62

Page 13: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

ii

ii

3. Gambaran Umum Kecamatan Bandar Sribhawono.............................. 63

4. Gambaran Umum Desa Bandar Agung dan Sri Pendowo .................... 64

B. Keadaan Umum Rumah Tangga Responden............................................. 65

1. Identitas Rumah Tangga Responden .................................................... 65

2. Kepemilikan lahan, Pengalaman Usahatani dan Pekerjaan

Sampingan ............................................................................................ 68

C. Keragaan Usahatani ................................................................................... 70

1. Penggunaan Sarana Produksi ............................................................... 72

2. Produksi ................................................................................................ 77

D. Analisis Deskriptif Kuantitatif dan Statistik ............................................. 78

1. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung ................................................ 78

2. Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga ....................................... 85

3. Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga Petani Jagung ............ 95

4. Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga ......................................... 97

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah

Tangga ................................................................................................ 104

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 111

A. Kesimpulan .............................................................................................. 111

B. Saran ........................................................................................................ 112

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113

LAMPIRAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 14: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Produksi jagung pada beberapa sentra produksi jagung di

Indonesia tahun 2013-2016 (ton) .............................................................. 3

Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas jagung menurut

Kabupaten/ Kota di Provinsi Lampung, 2016 .......................................... 4

Tabel 3. Data FSVA per desa di Kecamatan Bandar Sribhawono .......................... 7

Tabel 4. Penelitian terdahulu................................................................................. 32

Tabel 5. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga ............................................ 53

Tabel 6. Sebaran usia dan pendidikan petani jagung per kelompok usia di

Kecamatan Bandar Sribhawono .............................................................. 66

Tabel 7. Sebaran lama usahatani jagung dan pekerjaan sampingan di

Kecamatan Bandar Sribhawono .............................................................. 69

Tabel 8. Rata-rata penggunaan pupuk dalam usahatani jagung pada rata-rata

luas lahan 0,76 ha per musim .................................................................. 73

Tabel 9. Rata-rata penggunaan pestisida dalam usahatani jagung pada

lahan 0,76 ha per musim ......................................................................... 74

Tabel 10. Sebaran penggunaan tenaga kerja usahatani jagung pada 0,76 ha

per musim (dalam HOK) ...................................................................... 75

Tabel 11. Rata-rata produksi, harga dan penerimaan usahatani jagung per

luas lahan 0,76 ha per musim tanam .................................................... 77

Tabel 12. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani jagung per

0,76 hektar di Kecamatan Bandar Sribhawono .................................... 80

Tabel 13. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani jagung per

hektar di Kecamatan Bandar Sribhawono ............................................ 81

Tabel 14. Rata-rata pendapatan petani di luar usahatani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono ........................................................... 86

Tabel 15. Rata-rata pendapatan off farm dan nonfarm petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono ........................................................... 87

Tabel 16. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani jagung di Kecamatan

Bandar Sribhawono .............................................................................. 88

Page 15: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

iv

iv

Tabel 17. Rata-rata pengeluaran total rumah tangga petani jagung per

bulan ..................................................................................................... 89

Tabel 18. Sebaran kecukupan energi rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono ........................................................... 96

Tabel 19. Distribusi rumah tangga berdasarkan akses pangan ............................. 98

Tabel 20. Klasifikasi silang antara tingkat kecukupan energi dan pangsa

pengeluaran pangan ............................................................................ 100

Tabel 21. Distribusi ketahanan pangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono ......................................................... 101

Tabel 22. Hasil Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan

pangan ................................................................................................. 108

Tabel 23. Identitas responden petani jagung ....................................................... 118

Tabel 24. Penguasaan lahan usahatani jagung di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 120

Tabel 25. Rekapitulasi penyusutan peralatan di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 122

Tabel 26. Biaya sarana produksi musim tanam 1 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 126

Tabel 27. Biaya sarana produksi musim tanam 2 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 132

Tabel 28. Biaya sarana produksi musim tanam 3 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 138

Tabel 29. Tenaga kerja usahatani jagung musim tanam 1 di Kecamatan

Bandar Sribhawono ............................................................................ 144

Tabel 30. Tenaga kerja usahatani jagung musim tanam 2 di Kecamatan

Bandar Sribhawono ............................................................................ 156

Tabel 31. Tenaga kerja usahatani jagung musim tanam 3 di Kecamatan

Bandar Sribhawono ............................................................................ 168

Tabel 32. Biaya lain-lain ..................................................................................... 180

Tabel 33. Biaya usahatani jagung pada MT 1 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 181

Tabel 34. Biaya usahatani jagung pada MT 2 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 183

Tabel 35. Biaya usahatani jagung pada MT 3 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 185

Tabel 36. Penerimaan usahatani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono ..... 187

Tabel 37. R/C rasio usahatani jagung pada MT 1 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 188

Page 16: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

v

v

Tabel 38. R/C rasio usahatani jagung pada MT 2 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 189

Tabel 39. R/C rasio usahatani jagung pada MT 3 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 190

Tabel 40. Pendapatan usahatani jagung pada MT 1 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 191

Tabel 41. Pendapatan usahatani jagung pada MT 2 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 192

Tabel 42. Pendapatan usahatani jagung pada MT 3 di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 193

Tabel 43. Pendapatan usahatani nonjagung di Kecamatan Bandar Sribhawono 194

Tabel 44. Pendapatan nonusahatani di Kecamatan Bandar Sribhawono

per bulan ............................................................................................. 196

Tabel 45. Pendapatan rumah tangga petani jagung di Kecamatan Bandar

Sribhawono ......................................................................................... 198

Tabel 46. Rekap standar kandungan gizi makanan rumah tangga petani

jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono ......................................... 199

Tabel 47. Rekap kandungan gizi makanan yang dikonsumsi rumah tangga

petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono............................... 200

Tabel 48. Tingkat kecukupan energi dan protein rumah tangga petani

jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono ......................................... 201

Tabel 49. Pengeluaran pangan rumah tangga petani jagung per bulan di

Kecamatan Bandar Sribhawono (dengan rokok) ................................ 203

Tabel 50. Pengeluaran pangan rumah tangga petani jagung per bulan di

Kecamatan Bandar Sribhawono (tanpa rokok) ................................... 205

Tabel 51. Pengeluaran nonpangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono (rokok masuk pengeluaran pangan) 207

Tabel 52. Pengeluaran nonpangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono (rokok masuk non pangan) ............. 209

Tabel 53. Pengeluaran rumah tangga dan status ketahanan pangan rumah

tangga (rokok masuk pengeluaran pangan) ........................................ 211

Tabel 54. Pengeluaran rumah tangga dan status ketahanan pangan rumah

tangga (pengeluaran pangan tidak dengan rokok) .............................. 213

Tabel 55. Hasil uji goodness of fit ....................................................................... 215

Tabel 56. Hasil uji Pseudo R-square .................................................................. 215

Tabel 57. Hasil uji G statistik .............................................................................. 215

Tabel 58. Hasil uji wald ...................................................................................... 215

Tabel 59. Hasil uji rank spearman ...................................................................... 216

Page 17: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Luas panen jagung tertinggi menurut kecamatan di Kabupaten

Lampung Timur (ha) ............................................................................ 5

Gambar 2. Peta Komposit Ketahanan dan Kerentanan Pangan ............................. 7

Gambar 3. Bagan alir pendapatan usahatani jagung dan ketahanan pangan

rumah tangga petani jagung ............................................................... 39

Gambar 4. Peta Kabupaten Lampung Timur ....................................................... 62

Page 18: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan istilah yang sangat penting bagi pertanian karena secara hakiki

pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling dasar dan harus

dipenuhi guna melangsungkan kehidupan. Selain itu pangan merupakan

kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan

bagian dari hak azasi manusia yang dijamin oleh negara sebagai komponen dasar

untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ciri sumber daya

manusia baik individu atau masyarakat yang berkualitas adalah sehat, aktif,

produktif dan berkelanjutan (Indriani, 2015).

Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2012 tentang pangan

menyebutkan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber

hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,

dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan

pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses

penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

Page 19: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

2

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu subsektor yang memiliki

peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

pangan, pembangunan wilayah, dan penyediaan bahan baku industri nasional.

Untuk dapat memperkuat ketahanan pangan dan penyediaan bahan baku industri,

perlu adanya pengembangan di sektor pertanian, terutama subsektor tanaman

pangan melalui peningkatan produktivitas komoditas subsektor tanaman pangan.

Padi-padian seperti beras, jagung atau gandum merupakan bagian terbesar

(60-80%) dari susunan pangan penduduk yang tinggal di negara-negara Asia

Tenggara. Bahan makanan ini selain sumber karbohidrat yang baik juga

merupakan sumber protein. Selama ini komoditas pangan yang sering diusahakan

petani adalah padi dan jagung. Pada umumnya petani jagung menjual hasil

produksi jagung untuk digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.

Komoditas jagung ini tidak digunakan sebagai bahan konsumsi masyarakat karena

masyarakat masih bergantung pada beras sebagai makanan pokoknya, namun

pendapatan yang diperoleh sebagian dialokasikan untuk pangan. Berdasarkan

data Kementrian Pertanian RI (2017), konsumsi beras masyarakat Indonesia pada

tahun 2017 mencapai 114,6 kilogram per kapita per tahun. Seharusnya

masyarakat menyadari bahwa tingkat konsumsi beras yang tinggi akan

mengakibatkan lemahnya ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu untuk

memperkokoh ketahanan pangan, komoditas jagung yang merupakan bahan baku

industri untuk diolah menjadi makanan serta pakan perlu dipertahankan. Untuk

mencukupi kebutuhan pangan dan pembuatan pakan ternak tersebut, maka

kontinuitas ketersedian jagung harus dapat dipertahankan, karena jagung

Page 20: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

3

merupakan salah satu bahan baku indutri dan komponen bahan pakan yang

harganya relatif murah.

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil jagung ke empat di

Indonesia dan terbesar di Pulau Sumatera pada tahun 2016. Produksi tanaman

jagung tertinggi menurut provinsi di Indonesia selama empat tahun terakhir yang

tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi jagung pada beberapa sentra produksi jagung di Indonesia tahun

2013-2016 (ton)

No Provinsi Tahun

2013 2014 2015 2016

1. Jawa Timur 5.760.959 5.737.382 6.131.163 6.278.264

2. Jawa Tengah 2.930.911 3.051.516 3.212.391 3.574.331

3. Sulawesi Selatan 1.250.202 1.490.991 1.528.414 2.065.125

4. Lampung 1.760.278 1.719.386 1.502.800 1.720.196

5. Sumatera Utara 1.183.011 1.159.795 1.519.407 1.557.463

6. Jawa Barat 1.101.998 1.047.077 959.933 1.630.238

Sumber: Kementrian Pertanian Republik Indonesia, 2017.

Berdasarkan Tabel 1, Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi

jagung nasional karena pada tahun 2013 dan 2014 merupakan daerah penghasil

jagung ke tiga di Indonesia, sehingga Provinsi Lampung memiliki potensi dan

kontribusi terhadap produksi jagung nasional. Pada kurun waktu dua tahun

terakhir produksi jagung mengalami penurunan produksi, sehingga pada tahun

2015 dan 2016 produksi jagung di Provinsi Lampung menurun dan menjadi

daerah penghasil jagung ke tiga di Indonesia. Apabila penurunan produksi ini

terus terjadi pada komoditas jagung, maka akan mengganggu kebutuhan akan

jagung, baik sebagai bahan pangan, bahan pakan, dan bahan baku industri.

Page 21: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

4

Sentra produksi jagung di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung Selatan,

Kabupaten Lampung Timur, dan Kabupaten Lampung Tengah. Data luas panen,

produksi, dan produktivitas jagung menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas jagung menurut Kabupaten/

Kota di Provinsi Lampung, 2016

Kabupaten/ Luas Panen Produksi Produktivitas

Kota (ha) (ton) (ku/ha)

Lampung Barat 177 746 42,17

Tanggamus 2.714 13.595 50,09

Lampung Selatan 115.388 598.032 51,83

Lampung Timur 97.455 473.617 48,60

Lampug Tengah 46.060 241.512 52,43

Lampung Utara 21.283 111.347 52,32

Way kanan 19.888 96.685 48,61

Tulang Bawang 6.322 29.778 47,03

Pesawaran 16.812 82.386 49,01

Pringsewu 5.798 30.353 52,35

Mesuji 697 3.263 46,81

Tulang Bawang Barat 1.298 6.052 46,64

Pesisir Barat 6.146 32.005 52,07

Metro 111 613 55,23

Bandar Lampung 42 212 50,96

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017

Produksi jagung di Kabupaten Lampung Timur diperoleh dari sumbangan 24

Kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten Lampung Timur

merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki potensi

besar dalam pengembangan tanaman pangan khususnya tanaman jagung.

Page 22: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

5

Berikut empat kecamatan dengan luas panen jagung tertinggi di Kabupaten

Lampung Timur tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Luas panen jagung tertinggi menurut kecamatan di Kabupaten

Lampung Timur (ha)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur (2017), data diolah

Berdasarkan Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa luas panen jagung terbesar di

Kabupaten Lampung Timur adalah Kecamatan Bandar Sribhawono, diikuti oleh

Sekampung Udik, Marga Sekampung dan Jabung. Kecamatan Bandar

Sribhawono merupakan kecamatan dengan luas panen jagung yang terbesar di

antara kecamatan yang lain dengan luas panen yaitu 19.640 ha, sehingga

mendukung Kecamatan Bandar Sribhawono untuk menjadi wilayah yang

memiliki produksi jagung terbesar di Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan

data tersebut, Kecamatan Bandar Sribhawono merupakan sentra penghasil jagung

di Kabupaten Lampung Timur. Potensi lahan yang sesuai untuk usahatani jagung

Page 23: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

6

menyebabkan usahatani jagung mudah untuk dilaksanakan, sehingga diharapkan

akan berdampak pada pendapatan petani jagung. Tidak dapat dipungkiri bahwa

pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan

rumah tangga, baik pada rumah tangga petani maupun nonpetani (Indriani, 2015).

Menurut Hukum Bennet, dengan meningkatnya pendapatan rumah tangga maka

kualitas bahan pangan yang dikonsumsi rumah tangga akan semakin baik. Rumah

tangga yang pendapatannya tinggi akan lebih mementingkan kualitas pangannya

dibandingkan dengan rumah tangga yang pendapatannya rendah. Rumah tangga

yang pendapatannya rendah hanya didominasi untuk memperoleh pangan yang

cukup secara kuantitas saja dan tidak mementingkan gizi yang terkandung di

dalamnya (Amaliyah dan Handayani, 2011).

Pemerintah Provinsi Lampung melalui Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi

Lampung telah menyusun FSVA (Food Security and Vurnerability Atlas) pada

tahun 2013. Peta komposit menjelaskan kondisi kerentanan terhadap kerawanan

pangan suatu wilayah (kecamatan) yang disebabkan oleh kombinasi dari berbagai

dimensi kerawanan pangan. Berdasarkan hasil Principal Component Abalysisi

(PCA) dan Cluster Analysis, kecamatan-kecamatan dikelompokkan ke dalam 6

prioritas: Prioritas 1 ( ), Prioritas 2 ( ), Prioritas 3 ( ), Prioritas 4 ( ), Prioritas

5( ), dan Prioritas 6 ( ). Prioritas 1 merupakan prioritas utama yang

menggambarkan tingkat kerentanan yang paling tinggi, sedangkan prioritas 6

merupakan prioritas yang relatif lebih tahan pangan. FSVA (Food Security and

Vurnerability Atlas) dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 24: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

7

Gambar 2. Peta Komposit Ketahanan dan Kerentanan Pangan

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2013.

Pada Gambar 2, dapat dilihat bahwa Kabupaten Lampung Timur memiliki

prioritas ketahanan pangan yang berbeda-beda, mulai dari prioritas 1 hingga

prioritas 6. Meskipun demikian, wilayah Kabupaten yang berada pada prioritas 1

tidak berarti semua penduduknya berada dalam kondisi rawan pangan, juga

sebaliknya wilayah Kabupaten pada prioritas 6 tidak berarti semua penduduknya

tahan pangan.

Tabel 3. Data FSVA per desa di Kecamatan Bandar Sribhawono

NO Nama Desa Penduduk Miskin (%) Prioritas Komposit

1 Sri Bawono 3,52 5

2 Sri Menanti 9,11 5

3 Sri Pendowo 7,48 5

4 Bandar Agung 9,65 5

5 Waringin Jaya 10,54 2

6 Sadar Sriwijaya 22,09 2

7 Mekar Jaya 27,49 3

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2013.

Page 25: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

8

Berdasarkan data FSVA (2013), diketahui bahwa dari 7 desa di Kecamatan

Bandar Sribhawono, empat desa berada pada prioritas komposit 5 yang artinya

memiliki peluang lebih mudah menuju daerah tahan pangan, dan terdapat dua

desa yang memiliki tingkat resiko kerawanan pangan yang lebih besar. Dalam hal

ini, daerah penelitian yaitu Desa Bandar Agung dan Sri Pendowo berada pada

prioritas komposit 5, namun tidak berarti semua penduduknya hampir tahan

pangan. Tingkat ketahanan pangan yang lebih tinggi merupakan syarat yang

diperlukan (necessary condition) bagi tingkat ketahanan pangan yang lebih

rendah, tetapi bukan syarat yang mencukupi (sufficient condition), karena

tercapainya ketahanan pangan di tingkat wilayah tidak menjamin tercapainya

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga (Ilham dan Sinaga, 2007).

Ketahanan pangan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat penting, terutama

bagi negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia.

Menurut Undang–undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang

pangan, dijelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan

bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan

yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan

terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya

masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

Ketahanan pangan yang baik secara nasional menjadi jaminan bagi seluruh

penduduk untuk memperoleh pangan dan gizi yang cukup untuk menghasilkan

generasi yang sehat dan cerdas. Negara atau wilayah yang mempunyai ketahanan

pangan yang baik apabila mampu menyelenggarakan pasokan pangan yang stabil

dan berkelanjutan bagi seluruh penduduknya (Indriani, 2015).

Page 26: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

9

Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang

cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli) pangan dan

tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Dalam hal ini,

petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, dimana petani

adalah produsen pangan sekaligus kelompok konsumen terbesar.

Persediaan pangan yang cukup secara nasional ternyata tidak menjamin adanya

ketahanan pangan tingkat regional maupun rumah tangga/individu. Program

peningkatan produksi pangan menunjukkan keberhasilan, namun masih sering

dijumpai isu ketidaktahanan pangan. Hal ini berarti peningkatan produksi pangan

belum cukup dijadikan indikator ketahanan pangan (Ilham dan Sinaga, 2007).

Oleh karena itu, pembangunan pangan merupakan salah satu bagian penting dari

pembangunan nasional (Hanafie, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya kajian mengenai “Pendapatan dan

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Jagung di Kecamatan Bandar

Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur”.

B. Rumusan Masalah

Selama ini komoditas pangan yang sering diusahakan petani adalah padi dan

jagung. Bahan makanan ini selain sumber karbohidrat yang baik juga merupakan

sumber protein. Pada umumnya petani jagung menjual hasil produksi jagung

untuk digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Komoditas

jagung ini tidak digunakan sebagai bahan konsumsi masyarakat karena

Page 27: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

10

masyarakat masih bergantung pada beras sebagai makanan pokoknya, namun

sebagian pendapatan yang diperoleh dialokasikan untuk pangan.

Saat ini pemenuhan kebutuhan makanan pokok diberbagai daerah di Indonesia

bertumpu pada beras. Berdasarkan data Kementerian Pertanian Republik

Indonesia(2017), konsumsi beras masyarakat Indonesia mencapai 114,6 kilogram

per kapita per tahun. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa jagung bisa menjadi

alternatif dan juga merupakan bagian dari makanan pokok yang memiliki

karbohidrat yang cukup potensial untuk dikonsumsi guna mengurangi

ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras. Untuk mengurangi

ketergantungan itu, perlu ada perubahan konsep dan kebiasaan makan masyarakat

untuk membuat variasi makanan jenis lain agar unsur gizi yang lain dapat

terpenuhi. Keanekaragaman konsumsi pangan ini berhubungan erat dengan

ketahanan pangan yang merupakan salah satu arah kebijakan pembangunan

pangan (Hanafie, 2010).

Berdasarkan PP 68/2002 tentang ketahanan pangan pasal 9 yang menyatakan

tentang penganekaragaman pangan dilakukan antara lain dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip

gizi seimbang. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa jagung bisa menjadi

alternatif dan juga merupakan bagian dari panganan pokok yang memiliki

karbohidrat yang cukup potensial untuk dikonsumsi guna mengurangi

ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras. Hal ini akan memajukan

ketahanan pangan nasional, namun antara petani jagung dan pemerintah harus

menggalakkan kinerja maupun promosi kepada masyarakat untuk mengkonsumsi

Page 28: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

11

jagung dan olahannya. Seharusnya masyarakat menyadari bahwa tingkat

konsumsi beras yang tinggi akan mengakibatkan lemahnya ketahanan pangan

nasional.

Malthus berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan,

sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan laju

pertumbuhan penduduk. Hal inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan

manusia (Mantra, 2004). Permasalahan tersebut yang biasanya muncul dalam

perwujudan ketahanan pangan di suatu daerah dan harus ditangani dengan tepat.

Oleh karena itu untuk memperkokoh ketahanan pangan, jagung yang merupakan

salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat dan protein yang tinggi perlu

dipertahankan.

Provinsi Lampung merupakan salah satu produsen penghasil jagung di Indonesia.

Salah satu produsen jagung di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Lampung

Timur, hal ini disebabkan karena Kabupaten Lampung Timur memiliki potensi

lahan yang sesuai untuk kegiatan usahatani jagung. Kecamatan Bandar

Sribhawono merupakan produsen tanaman jagung terbesar di Kabupaten

Lampung Timur dengan luas panen 19.640 ha. Sebagai salah satu sentra

penghasil jagung tidak menjamin bahwa Kecamatan Bandar Sribhawono termasuk

kecamatan yang tahan pangan.

Rumah tangga dapat dikatakan tahan pangan apabila tercukupinya permintaan

akan pangan. Namun dalam kenyataannya, tidak semua rumah tangga dapat

memenuhi semua kebutuhan pangannya karena beberapa alasan sehingga

mengakibatkan rumah tangganya mengalami kelaparan dan kondisi rawan

Page 29: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

12

pangan, tetapi juga terdapat beberapa rumah tangga yang mengalami kelebihan

dalam konsumsi pangannya. Pola konsumsi dan ragam jenis pangan yang

dikonsumsi suatu rumah tangga ditentukan oleh beberapa faktor. Pendapatan

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pola konsumsi dan

ragam jenis pangan yang dikonsumsi suatu rumah tangga. Pendapatan yang

semakin tinggi menunjukkan daya beli yang semakin meningkat, dan meningkat

pula aksesibilitas terhadap pangan yang berkualitas baik, sedangkan pendapatan

yang rendah mengakibatkan buruknya kondisi pangan rumah tangga (Amaliyah

dan Handayani, 2011).

Tanaman jagung merupakan tanaman pangan yang potensial untuk

dikembangkan, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya pemulihan

ekonomi daerah. Pendapatan petani jagung diperoleh sesuai dengan tinggi

rendahnya hasil produksi jagung itu sendiri. Produksi jagung yang baik akan

berpengaruh terhadap pendapatan petani yang akan digunakan dalam memenuhi

konsumsi makanannya setiap hari.

Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan permasalahan yang akan terus dihadapi

oleh bangsa Indonesia, karena pertambahan jumlah penduduk terus meningkat

seperti deret ukur dan kapasitas penyediaan pangan berkembang seperti deret

hitung. Selain itu, pola konsumsi masyarakat di Kecamatan Bandar Sribhawono

masih memiliki ketergantungan yang tinggi pada beras.

Peningkatan konsumsi bahan pangan yang lebih baik dapat disebabkan oleh

pendapatan yang meningkat. Rumah tangga petani yang memperoleh pendapatan

lebih besar akan berusaha memenuhi kebutuhan pangannya agar tercapai

Page 30: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

13

ketahanan pangan. Beberapa faktor terkadang mempengaruhi ketahanan pangan

rumah tangga petani, sehingga akan mempengaruhi pola konsumsinya. Apabila

rumah tangga petani dapat mengalokasikannya pendapatannya secara efisien,

kebutuhan pangan akan konsumsinya selalu dapat terpenuhi.

Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah penelitian ini antara lain.

1. Berapa pendapatan usahatani jagung dan pendapatan rumah tangga petani

jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur?

2. Bagaimana tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga

petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk.

1. Menganalisis besarnya pendapatan usahatani jagung dan pendapatan rumah

tangga petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung

Timur.

2. Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur .

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah

tangga petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung

Timur.

Page 31: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

14

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Petani, sebagai bahan masukan dalam membantu meningkatkan pendapatan

usahatani jagung dan ketahanan pangan rumah tangga petani.

2. Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan informasi dalam merumuskan

kebijakan mengenai masalah peningkatan produksi usahatani jagung dan

peningkatan ketahanan pangan penduduk.

3. Peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi penelitian

sejenis.

Page 32: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

15

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Usahatani Jagung

Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Usahatani efektif bila

petani mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan

dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan

keluaran yang melebihi masukan (Soekartawi, 2002).

Usahatani adalah bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-

faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga

memberi manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu

usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,

mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi

seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan

semaksimal mungkin (Suratiyah, 2015).

Jagung merupakan tanaman semusim yang sesuai untuk daerah iklim musim

panas dan daerah iklim subtropika serta tropik, dimana sinar matahari dan air

Page 33: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

16

tersedia secara optimum untuk pertumbuhannya. Tempat tumbuh tanaman jagung

harus mendapat sinar matahari yang cukup. Tanaman jagung tidak membutuhkan

persyaratan tumbuh yang istimewa karena dapat ditanam pada semua jenis tanah.

Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 m di atas permukaan laut.

Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung pada temperatur 23ºC-27ºC,

suhu minimum yang mungkin untuk pertumbuhanannya adalah 3ºC dan suhu

maksimum 45 ºC (Suprapto dan Marzuki, 2002).

Menurut Danarti dan Najiyati (2000), jagung mempunyai perakaran serabut yang

terdiri dari akar seminal, akar koronal dan akar nafas. Akar seminal adalah akar

yang tumbuh ke bawah, akar koronal adalah akar yang tumbuh ke arah atas dan

akar nafas adalah akar yang tumbuh dari buku-buku di permukaan tanah. Berikut

sistematika tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Page 34: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

17

Menurut Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (2008)

berikut teknik budidaya tanaman jagung sebagai berikut:

1) Penyiapan Lahan

Pengolahan tanah untuk penanaman jagung dapat dilakukan dengan 2 cara

yaitu olah tanah sempurna (OTS) dan tanpa olah tanah (TOT) bila lahan

gembur. Namun bila tanah berkadar liat tinggi sebaiknya dilakukan

pengolahan tanah sempurna (intensif). Pada lahan yang ditanami jagung dua

kali setahun, penanaman pada musim penghujan (rendeng) tanah diolah

sempurna dan pada musim tanam berikutnya (musim gadu) penanaman dapat

dilakukan dengan tanpa olah tanah untuk mempercepat waktu tanam.

2) Penanaman

Cangkul/koak tempat menugal benih sesuai dengan jarak tanam lalu beri pupuk

kandang atau kompos 1-2 genggam (50-75 gr) tiap cangkulan/koakan, sehingga

takaran pupuk kandang yang diperlukan adalah 3,5-5 ton/ha. Pemberian pupuk

kandang ini dilakukan 3-7 hari sebelum tanam. Bisa juga pupuk kandang itu

diberikan pada saat tanam sebagai penutup benih yang baru ditanam/ditugal.

Jarak tanam yang dianjurkan ada 2 cara adalah: (a) 70 cm x 20 cm dengan 1

benih per lubang tanam, atau (b) 75 cm x 40 cm dengan 2 benih per lubang

tanam). Jarak tanam seperti ini populasi mencapai 66.000–71.000 tanaman/ha.

3) Pemupukan

Berdasarkan hasil penelitian, takaran pupuk untuk tanaman jagung di Lampung

berdasarkan target hasil adalah 350-400 kg urea/ha, 100-150 kg SP-36/ha, dan

100-150 kg KCl/ha. Cara pemberian pupuk dengan cara ditugal sedalam kira-

kira 5 cm sekitar 10 cm di samping pangkal tanaman dan ditutup dengan tanah.

Page 35: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

18

4) Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua kali selama masa pertumbuhan tanaman jagung.

Penyiangan pertama pada usia 14-20 hari sesudah tanam dengan cangkul atau

bajak sekaligus bersamaan dengan pembumbunan. Penyiangan kedua

dilakukan tergantung pada perkembangan gulma (rumput). Penyiangan kedua

dapat dilakukan dengan cara manual seperti pada penyiangan pertama atau

menggunakan herbisida kontak seperti Gramoxone atau Bravoxone 276 SL

atau Noxone 297 AAS. Pada saat menyemprot, nozzle diberi pelindung agar

tidak mengenai daun jagung.

5) Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman jagung adalah penyakit bulai dan

jamur (Fusarium sp). Pengendalian penyakit bulai dengan perlakuan benih, 1

kg benih dicampur dengan metalaksis (Ridhomil atau Saromil) 2 gr yang

dilarutkan dalam 7,5-10 ml air. Sementara itu untuk jamur (Fusarium sp) dapat

disemprot dengan fungisida (Dithane M-45) dengan dosis 45 gr/ tank isi 15

liter. Penyemprotan dilakukan pada bagian tanaman di bawah tongkol. Hal ini

dilakukan sesaat setelah ada gejala infeksi jamur dapat juga dilakukan dengan

cara membuang daun bagian bawah tongkol dengan ketentuan biji tongkol

sudah terisi sempurna dan biji sudah keras. Hama yang umum mengganggu

pertanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang dan tongkol. Lalat

bibit umumnya mengganggu pada saat awal pertumbuhan tanaman, oleh karena

itu pengendaliannya dilakukan mulai saat tanam menggunakan insektisida

carbofuran utamanya pada daerah-daerah endemik serangan lalat bibit. Untuk

hama penggerek batang, jika mulai nampak ada gejala serangan dapat

Page 36: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

19

dilakukan dengan pemberian carbofuran (3-4 butir carbofuran/tanaman)

melalui pucuk tanaman pada tanaman yang mulai terserang. Hama penggerek

batang dikendalikan dengan memberikan insektisida carbofuran sebanyak 3-4

butir dengan ditugal bersamaan pemupukan atau disemprot dengan insektisida

cair fastac atau regent dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan.

6) Pengairan

Pengairan diperlukan bila musim kemarau pada fase-fase (usia) pertumbuhan,

15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan 75 hst. Pada fase atau usia tersebut, tanaman

jagung sangat riskan dengan kekurangan air. Pengairan dengan pompanisasi

pada wilayah atau daerah yang terdapat air tanah dangkal sangat efektif untuk

dikembangkan pada budidaya jagung. Dengan sistem pengairan pompanisasi

(susia dangkal) seperti ini menciptakan sistem sirkulasi air pada lokasi

budidaya.

7) Pemanenan

Pemanenan jagung dilakukan pada saat jagung telah berusia sekitar 100 hst

tergantung dari jenis varietas yang digunakan. Jagung yang telah siap panen

atau sering disebut masak fisiologis ditandai dengan daun jagung/klobot telah

kering, berwarna kekuning-kuningan, dan ada tanda hitam dibagian pangkal

tempat melekatnya biji pada tongkol. Panen yang dilakukan sebelum atau

setelah lewat masak fisiologis akan berpengaruh terhadap kualitas kimia biji

jagung karena dapat menyebabkan kadar protein menurun, namun kadar

karbohidratnya cenderung meningkat.

Page 37: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

20

8) Pasca Panen

Setelah panen, dipisahkan antara jagung yang layak jual dengan jagung yang

busuk, muda dan berjamur selanjutnya dilakukan proses pengeringan. Setelah

dilakukan pengeringan dilanjutkan dengan proses pemipilan dan dikeringkan

lagi, kemudian jagung pipilan dapat disimpan untuk beberapa waktu.

2. Konsep Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995) penerimaan usahatani adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut :

TR = Y x Py....................................................(2.1)

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dari suatu usahatani

Py = Harga produksi

Pendapatan usahatani adalah selisih penerimaan usahatani dengan semua biaya

produksi. Pendapatan dapat dihitung menggunakan rumus (Soekartawi, 1995) :

= TR – TC = (Y.Py) – (∑Xi.Pxi + BTT)........................(2.2)

Keterangan :

Π = Keuntungan/pendapatan

TR = Total revenue (total penerimaan)

TC = Total cost (total biaya)

Xi = Faktor produksi variabel ke-i

Pxi = Harga faktor produksi variabel ke-i

Y = Produksi

Py = Harga produksi

BTT = Biaya tetap total

Page 38: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

21

Untuk mengetahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi,

dapat dianalisis dengan menggunakan perhitungan antara penerimaan total dan

biaya total yang disebut dengan Revenue Cost Ratio (R/C Rasio).

R/C Rasio = TR/TC.........................................(2.3)

Keterangan :

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = total revenue (total penerimaan)

TC = total cost (total biaya)

Ada tiga kriteria dalam perhitungan ini, yaitu :

a. Jika R/C >1, maka usahatani yang dilakukan layak atau menguntungkan.

b. Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas (Break

Even Point).

c. Jika R/C <1, maka usahatani yang dilakukan tidak layak atau tidak

menguntungkan petani.

Pendapatan rumah tangga petani yaitu pendapatan yang diperoleh dari

penjumlahan pendapatan usahatani utama dengan pendapatan yang berasal dari

usahatani lain (on farm), pendapatan di luar usahatani yang masih berkaitan

dengan produk pertanian (off farm), dan pendapatan nonusahatani (nonfarm).

Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya dana yang cukup untuk

berusahatani selanjutnya, namun apabila pendapatannya rendah dapat

menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal, sehingga

mengharuskan anggota rumah tangga untuk bekerja atau berusaha lebih giat agar

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 39: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

22

Secara matematis perhitungan pendapatan rumah tangga menurut Soekartawi

(1995) yaitu:

Prt = P1 + P2 + P3…………………...................(2.4)

Keterangan:

Prt = Pendapatan rumah tangga (Rp)

P1 = Pendapatan dari usahatani utama (Rp)

P2 = Pendapatan dari usahatani lain (Rp)

P3 = Pendapatan dari luar usahatani (Rp)

3. Konsep Ketahanan Pangan

Pangan adalah bahan-bahan yang dapat dimakan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan tubuh, terdapat dalam bentuk padat maupun cair (Indriani, 2015).

Definisi pangan menurut undang-undang No 18 Tahun 2012 adalah segala sesuatu

yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,

perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah

yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,

termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang

digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan

atau minuman.

Definisi ketahanan pangan menurut undang-undang No 18 Tahun 2012 adalah

kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan

produkti secara berkelanjutan.

Page 40: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

23

Ketahanan pangan menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006) terdiri dari tiga

subsistem, yaitu:

a) Ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh

penduduk baik jumlah maupun mutunya dan aman.

b) Distribusi pangan, dimana pasokan pangan dapat menjangkau ke seluruh

wilayah, sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah tangga/individu.

c) Konsumsi pangan, yaitu setiap rumah tangga dapat mengakses pangan yang

cukup dan mampu mengelola konsumsi sesuai dengan kaidah gizi dan

kesehatan, serta preferensinya.

Menurut PPK LIPI (2004) dalam Indriani (2015) terdapat empat komponen yang

harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan rumah tangga yaitu:

a. Kecukupan ketersediaan pangan

Ketersediaan pangan rumah tangga dapat diketahui dengan mengukur

kecukupan dan ketersediaan jumlah pangan pokok yang dimiliki rumah tangga

dan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah tangga.

b. Stabilitas ketersediaan pangan

Pengukuran ini berdasarkan kecukupan ketersediaan pangan dan frekuensi

makan anggota rumah tangga dalam sehari.

c. Aksesibilitas/keterjangkauan terhadap pangan

Indikator ini dalam pengukuran ketahanan pangan rumah tangga dapat dilihat

dari kemudahan rumah tangga memperoleh pangan, yang diukur dari

kepemilikan lahan dan cara rumah tangga memperoleh pangan yang

dikelompokkan dalam dua kategori yaitu: produksi sendiri dan membeli.

Page 41: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

24

d. Kualitas dan keamanan pangan

Ukuran kualitas pangan dilihat dari pengeluaran konsumsi makanan berupa

lauk pauk sehari-hari yang mengandung protein hewani dan/atau nabati,

sedangkan ukuran keamanan pangan dilihat dari ada atau tidaknya bahan

makanan yang mengandung protein hewani dan/atau nabati yang di konsumsi

oleh rumah tangga.

Menurut Hanafie (2010), tujuan pembangunan ketahanan pangan bagi Indonesia

akan lebih mudah dicapai jika didasarkan pada beberapa hal, antara lain:

1) penyediaan pangan berbasis pemanfaatan ketersediaan sumberdaya lokal, baik

sumber daya alam, manusia, teknologi dan sosial, 2) efesiensi ekonomi dengan

tetap memperhatikan keunggulan kompetitif wilayah, 3) distribusi yang mengacu

pada mekanisme pasar yang kompetitif, serta 4) perbaikan mutu dan konsumsi

aneka ragam pangan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan

ketahanan pangan bersifat lintas sektoral.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan

1) Pendidikan Kepala Rumah Tangga

Soekartawi (2003) mengemukakan bahwa banyaknya atau lamanya

pendidikan yang diterima seseorang akan berpengaruh terhadap

kecakapannya dalam pekerjaan tertentu. Menurut Hasyim (2003), tingkat

pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukkan tingkat

pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani menerapkan apa yang

diperolehnya untuk peningkatan usahataninya. Mengenai tingkat pendidikan

Page 42: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

25

petani, dimana mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam

melaksanakan adopsi inovasi.

2) Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan ibu disamping merupakan modal utama dalam menunjang

perekonomian rumah tangga juga berperan dalam pola penyusunan makanan

untuk rumah tangga. Rendahnya tingkat pengetahuan, keterampilan, dan

pendidikan ibu rumah tangga berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi

oleh anggota rumah tangganya. Seorang ibu yang memiliki pendidikan

rendah akan kurang mampu memilih makanan yang bernilai gizi tinggi, atau

kurang bisa memberikan prioritas terhadap jenis makanan yang diperlukan

oleh anggota rumah tangga

3) Usia Kepala Rumah Tangga

Menurut Soekartawi (2003), rata-rata petani Indonesia cenderung tua dan

sangat berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian Indonesia. Petani

berusia tua biasanya cenderung sangat konservatif (memelihara) menyikapi

perubahan terhadap inovasi teknologi berbeda halnya dengan petani yang

berusia muda. Usia petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat

dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, usia dapat

dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja

bilamana dengan kondisi usia yang masih produktif maka kemungkinan besar

seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2003).

Page 43: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

26

4) Usia Ibu Rumah Tangga

Usia dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang

dalam bekerja bilamana dengan kondisi usia yang masih produktif maka

kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal

(Hasyim, 2003). Ibu rumah tangga berperan membantu kepala rumah tangga,

sehingga usia produktif ibu rumah tangga akan menghasilkan pekerjaan yang

baik.

5) Jumlah Anggota Rumah Tangga

Menurut Soekartawi (2003), banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan

mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari

dan menambah pendapatan keluarganya. Semakin banyak anggota keluarga

akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus

dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani

dalam berusahatani. Menurut Hernanda, Indriani, Listiana (2013), semakin

besar jumlah anggota rumah tangga maka akan semakin rendah tingkat

kecukupan energi dan protein rumah tangga. Akan tetapi, tingkat kecukupan

energi dan protein menurun seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga.

6) Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Soetrisno (1995), ketahanan pangan rumah tangga dapat dicapai

dengan pendapatan (daya beli) dan produksi pangan yang cukup. Komponen

penting dalam ketahanan pangan adalah ketersediaan dan akses terhadap

pangan. Oleh sebab itu, tingkat ketahanan pangan suatu negara atau wilayah

dapat bersumber dari kemampuan produksi, kemampuan ekonomi untuk

Page 44: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

27

menyediakan pangan dan kondisi yang membedakan tingkat kesulitan dan

hambatan untuk akses pangan. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan

yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yang

berasal dari kegiatan diluar usahatani. Menurut Anggraini, Zakaria dan

Prasmatiwi (2014), peningkatan pendapatan rumah tangga menunjukkan

bahwa penggunaan pendapatan tidak keseluruhan untuk pengeluaran pangan,

namun pengeluarannya dialokasi untuk memenuhi kebutuhan nonpangan.

Akibatnya dapat menyebabkan pangsa pengeluaran menurun sehingga derajat

tahan pangan akan tercapai.

7) Pengeluaran Pangan

Badan pusat Statistik (BPS, 2007) mendefinisikan pola konsumsi rumah

tangga sebagai proporsi pengeluaran rumah tangga yang dialokasikan untuk

kebutuhan pangan dan nonpangan. Pola konsumsi rumah tangga merupakan

salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga. Besar kecilnya proporsi

pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga

dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut.

Pengeluaran pangan memiliki pengaruh nyata terhadap kecukupan energi dan

protein dan memiliki pengaruh bagi kecukupan pangan rumah tangga petani

(Hernanda, 2013).

8. Pengeluaran Rumah Tangga

Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi

makanan mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Makin

tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makin kecil proporsi pengeluaran

Page 45: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

28

untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata

lain, dapat dikatakan bahwa rumah tangga akan semakin sejahtera bila

persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan

persentase pengeluaran untuk nonmakanan (BPS, 2011).

9. Luas Lahan

Luas lahan adalah jumlah seluruh lahan garapan yang diusahakan petani.

Luas lahan berpengaruh terhadap produksi jagung dan pendapatan petani.

Sesuai dengan pendapat Soekartawi (1990) bahwa semakin luas lahan

garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang

dihasilkan dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai dengan

pengolahan lahan yang baik.

5. Analisis Regresi Logistik Ordinal

Regresi logistik merupakan bagian dari model-model stastistika yang disebut

model linear yang digeneralisasi. Regresi logistik merupakan salah satu metode

yang dapat digunakan untuk mencari hubungan variabel respon yang bersifat

dichotomous (berskala nominal atau ordinal dengan dua kategori) atau

polychotomous (mempunyai skala nominal atau ordinal dengan lebih dari dua

kategori) dengan satu atau lebih variabel prediktor dan variabel respon bersifat

kontinyu atau kategorik (Field dalam Masykur, 2011). Dilihat dari variabel

bebasnya regresi logistik terbagi menjadi dua yaitu regresi logistik sederhana

(hanya memiliki satu variabel bebas) dan regresi logistik berganda (memiliki lebih

dari satu variabel bebas) sedangkan jika dilihat dari variabel responnya, regresi

Page 46: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

29

logistik dibedakan menjadi dua yaitu regresi logistik biner (variabel responnya

dichotomous atau hanya memiliki dua kategori) dan regresi logistik multinomial

(variabel responnya memiliki lebih dari dua kategori atau polytomous). Regresi

logistik hanya memiliki satu variabel respon yaitu variabel respon kategori

sedangkan variabel kontinu tidak digunakan sebagai variabel respon. Regresi

logistik sebenarnya sama dengan analisis regresi berganda, hanya saja variabel-

variabel terikatnya merupakan variabel dummy (0 dan 1). Contohnya pengaruh

beberapa rasio perjalanan kereta terhadap keterlambatan perjalanan kereta api.

Maka variabel terikatnya adalah 0 jika terlambat dan 1 jika tidak terlambat (tepat).

Pada regresi logistik tidak diperlukan asumsi normalitas meskipun screening dan

outlier dapat dilakukan.

Regresi logistik ordinal adalah perluasan dari regresi logistik biner dimana

regresi logistik ordinal merupakan salah satu metode statistika untuk

menganalisis data dengan variabel respon merupakan skala ordinal yang terdiri

dari tiga kategori atau lebih dan variabel prediktor merupakan covariate (jika

menggunakan skala interval atau rasio) atau bisa merupakan faktor (jika

menggunakan skala nominal atau ordinal).

Model yang dapat dipakai untuk regresi logistik ordinal adalah model logit.

Model logit tersebut adalah model logit kumulatif, pada model ini terdapat sifat

ordinal dari respon Y yang dituangkan dalam peluang kumulatif sehingga model

logit kumulatif merupakan model yang didapatkan dengan cara membandingkan

peluang kumulatif yaitu peluang kurang dari atau sama dengan ketegori respon

ke-j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor X, P(Y=j|X) dengan

Page 47: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

30

peluang lebih besar daripada kategori respon ke-j, P(Y>j|X) (Hosmer dan

Lemeshow, 2004).

Model logit merupakan model regresi nonlinear yang menghasilkan persamaan

dimana variabel dependen bersifat kategorikal. Penggunaan model logit sering

kali digunakan dalam klasifikasi (Gujarati,2003). Regresi logit merupakan salah

satu metode regresi yang digunakan untuk mencari hubungan antara peubah

respon bersifat kategorik berskala nominal atau ordinal dengan satu atau lebih

peubah penjelas kontinyu maupun kategorik. Jika peubah respon berskala

nominal digunakan regresi logistik multinomial, sedangkan pada peubah respon

berskala ordinal digunakan regresi logistik ordinal. Pendugaan parameter model

regresi logistik multinomial dan ordinal dilakukan dengan metode Maximum

Likelihood Estimation. Model logit untuk data respon ordinal ini sering disebut

sebagai model logit kumulatif. Respon dalam model logit kumulatif berupa data

bertingkat yang diwakili dengan angka 1, 2, 3,…, k, dengan k adalah banyaknya

kategori respon (Widarjono, 2010). Bentuk umum persamaan logit adalah:

Zi = ln (Pi/1-Pi) = β0 + β1Xi……………………………………………………………………...……….(2.5)

Logit (pi) = β0 + β1X1 + β2X2 + … + βkXk……………………………………………...……..….(2.6)

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti telah mempelajari penelitian sejenis untuk mendukung penelitian yang

dilakukan. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada

penulis tentang penelitian sejenis yang akan dilakukan, sehingga dapat dijadikan

referensi bagi penulis. Penelitian ini mengkaji mengenai tingkat pendapatan,

Page 48: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

31

ketahanan pangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan.

Beberapa penelitian terdahulu tentang gizi dan pangan serta kaitannya dengan

aspek pendapatan dan ketahanan pangan memperlihatkan persamaan dan

perbedaaan dalam hal metode, waktu, dan tempat penelitian. Perbedaan penelitian

yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu yaitu perbedaan daerah

penelitian, dimana pada Kecamatan Bandar Sribhawono masih jarang dilakukan

penelitian. Selain itu yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah

biasanya penelitian yang dilakukan yaitu mengetahui besarnya pendapatan rumah

tangga dan hubungannya dengan kesejahteraan, namun penelitian ini untuk

menganalisis besarnya pendapatan rumah tangga dan hubungannya dengan

ketahanan pangan. Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi

bagi peneliti untuk menjadi pembanding antara penelitian yang dilakukan dengan

penelitian sebelumnya, serta untuk mempermudah dalam pengumpulan data dan

metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data. Kajian penelitian-

penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 49: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

32

Tabel 4. Penelitian terdahulu

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1. Pendapatan dan

Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Petani

Padi di Desa Rawan

Pangan (Hernanda,

Indriani dan Kalsum,

2017)

1. Menganalisis besarnya

pendapatan usahatani padi

dan pendapatan total rumah

tangga.

2. Mengetahui kondisi

ketahanan pangan rumah

tangga petani.

3. Mengetahui faktor-faktor

yangberhubungan dengan

ketahanan pangan rumah

tangga petani padi.

1. Analisis Pendapatan dan R/C

2. Pangsa pengeluaran pangan

dengan cutting point dan

konsumsi rumah tangga

berdasarkan AKG

3. Analisis statistik uji korelasi

pearson product moment

1. Pendapatan usahatani padi per ha pada musim tanam

pertama adalah sebesar Rp6.936.134,19 dan musim

tanam ke dua sebesar Rp6.716.552,06 dengan rata-

rata pendapatan total rumah tangga RT petani per

bulan adalah sebesar Rp2.427.513,67.

2. Diperoleh empat kategori ketahanan pangan RT

petani padi Desa Sukamarga yaitu, 20 RT (30,30%)

tahan pangan, 25 RT (37,87%) kurang pangan, 11

RT (16,67%) rentan pangan dan 10 RT (15,15%)

rawan pangan.

3. Faktor-faktoryang berhubungan dengan ketahanan

pangan rumah tangga petani padi sawah di Desa

Sukamarga yaitu pendapatan padi, luas lahan padi,

produksi padi, jumlah anggota keluarga, lama

pendidikan suami dan pengeluaran pangan.

2. Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Petani

Jagung di Kecamatan

Simpang

Kabupaten Ogan

Komering Ulu (Oku)

Selatan (Hernanda,

Indriani dan Listiana,

2013)

1. Menganalisis pendapatan

usahatanijagung

2. Menganalisis tingkat

ketahanan pangan rumah

tangga petani jagung.

3. Menganalisis faktor-faktor

yangmempengaruhi

ketahanan pangan rumah

tanggapetani jagung.

1. Pendekatan pendapatan dan R/C

2. Pangsa pengeluaran dan

ketersediaan pangan rumah

tangga digunakan ukuran waktu

bulanan, kecukupan pangan

menggunakan indikator

kecukupan energi dan protein

yang diukur secara harian

berdasarkan AKG

3. Analisis statistik regresi linier

berganda dengan menggunakan

uji F

1. Pendapatanrumah tangga sebesar Rp5.085.500,24

per bulandengan pengeluaran pangan rata–

rataRp1.002.278,26.

2. Hasil dari klasifikasi silang antara jumlah kecukupan

energi dan pangsa pengeluaran makanan diperoleh

11 RT tahan pangan, 39 RT kurang pangan, 3 RT

rentan pangan dan 7 RT rawan pangan.

3. Variabel jumlah anggota keluarga dan pengeluaran

pangan yang memiliki pengaruh nyata pada tingkat

ketahanan pangan RT petani.

Page 50: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

33

Tabel 4. (lanjutan)

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

3. Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Petani

Kopi di Kabupaten

Lampung Barat

(Anggraini, Zakaria

dan Prasmatiwi, 2014)

1. Menganalisis tingkat

ketahanan pangan rumah

tangga petani kopi di

Kabupaten Lampung Barat

2. Menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat

ketahanan pangan rumah

tangga petani kopi di

Kabupaten Lampung Barat

1. Klasifikasi silang antara

pangsa pengeluaran dan

tingkat kecukupan

energi.

2. Model logistik ordinal.

1. Rumah tangga petani kopi di Kabupaten Lampung

Barat mencapai derajat tahan pangan sebesar 15,09

persen, sedangkan kurang pangan, rentan pangan,

dan rawan pangan adalah sebesar 11,32 persen,

62,26 persen, dan 11,32 persen.

2. Faktor–faktor yang berpengaruhterhadap tingkat

ketahanan pangan rumah petani kopi yaitu

pendapatan rumah tangga dan hargaberas.

4. Pendapatan dan

Tingkat Kesejahteraan

Rumah Tangga Petani

Padi

(Oryza Sativa) di

Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu

(Murdani, Widjaya,

Rosanti, 2015)

1. Menganalisis tingkat

pendapatan rumah tangga

petani padi di Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu

2. Mmenganalisis tingkat

pengeluaran rumah tangga

petani padi di Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu, dan

3. Menganilisis tingkat

kesejahteraan rumah tangga

petani padi di Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu.

1. Analisis pendapatan dan

R/C rasio

2. Pengeluaran bulanan

3. Kriteria Sayogyo

1. Usahatani padi memberikan kontribusi terbesar

bagi pendapatan rumah tangga petani padi di

Kecamatan Gadingrejo, selanjutnya diikuti oleh

pendapatan dari usahatani non-padi, dan

pendapatan dari luar usahatani.

2. Proporsi pengeluaran rumah tangga petani padi

masih didominasi oleh pengeluaran makanan, oleh

karena itu kondisi kesejahteraan rumah tangga

petani masih relatif rendah.

3. Menggunakan kriteria kesejahteraan berdasarkan

pengeluaran setara beras, maka tingkat

kesejahteraan rumah tangga petani padi sudah

masuk ke dalam kriteria hidup layak.

Page 51: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

34

Tabel 4. (lanjutan)

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

5. Analisis Pendapatan

dan Pengeluaran

Rumah Tangga

Petani Padi Desa

Sukajawa,

Kecamatan

Bumiratu Nuban,

Kabupaten

Lampung Tengah

(Sugesti, Abidin,

Kalsum, 2015)

1. Mengetahui pendapatan total

rumah tangga petani,

2. Mengetahui pengeluaran

rumah

tangga petani

3. Mengetahui faktor-faktor

yang

mempengaruhi pengeluaran

rumah tangga petani padi

Desa Sukajawa.

1. Analisis laba rugi

2. Model pengeluaran

BPS

3. Regresi linier

berganda

1. Total pendapatan rumah tangga petani padi di Desa Sukajawa

adalah sebesar Rp29.243.662,00, Rumah tangga petani padi

yang mengusahakan pekarangan, peternakan dan perikanan

memperoleh pendapatan sebesar Rp32.189.671,00 sedangkan

rumah tanggayang tidak mengusahakan usaha tersebut

memperoleh total pendapatan sebesar Rp26.297.653,00.

2. Total pengeluaran rumah tangga petani padi Desa Sukajawa

per tahunnya adalah Rp20.545.157,00 dan dari pengeluaran

tersebut sebesar 80,94 persen dialokasikan untuk pengeluaran

pangan dan 19,06 persen dialokasikan untuk kebutuhan

nonpangan.

3. Faktorfaktor yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga

petani Padi Desa Sukajawa adalah tingkat pendapatan rumah

tangga (X1) jumlah tanggungan keluarga (X2), dan luas lahan

sawah (X5).

6. Analisis Usahatani

Jagung Pada Lahan

Kering di

Kecamatan Limboto

Kabupaten

Gorontalo (Bahua,

2008)

1. Mendeskripsikan struktur

biaya usahatani jagung pada

lahan kering di kelompok

tani,

2. Mendeskripsikan produksi

dan pendapatan petani pada

usahatani jagung lahan

kering di kelompok tani

Ilomata.

1. Analisis biaya

usahatani

2. B/C rasio

1. Struktur biaya usahatani jagung di lahan kering terdiri dari

nilai produksi, biaya produksi, pendapatan, pemakaian tenaga

kerja, produktivitas lahan, dan produktivitas tenaga kerja.

2. Produksi jagung hibrida di lahan kering 5,4 ton/ha dan jagung

komposit 3,4 ton/ha. Pendapatan petani dari usahatani jagung

hibrida lebih besar, dibandingkan dengan pendapatan petani

dari usahatani jagung komposit yaitu sebesar

Rp.1.420.284,91/ hektar dengan rasio perbandingannyaadalah

2,60:1.

Page 52: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

35

Tabel 4. (lanjutan)

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

7. Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Nelayan

di Kecamatan Teluk

Betung Selatan

Kota Bandar Lampung

(Yuliana, Zakaria dan

Adawiyah, 2013)

1. Mengkaji ketahanan pangan

rumah tangga nelayan di

Kecamatan Teluk Betung

Selatan, Kota Bandar

Lampung.

2. Mengkaji faktor-faktor yang

Mempengaruhi ketahanan

pangan rumah tangga

nelayan di Kecamatan Teluk

Betung Selatan, Kota

BandarLampung.

1. Pangsa

pengeluaran

pangan dan

konsumsi energi.

2. Model logit

1. Ketahanan pangan rumah tangga nelayan di

Kelurahan Kangkung, Kecamatan Teluk Betung

Selatan, Kota Bandar Lampung berada dalam kriteria

tahan pangan sebesar 56,86% dan rawan pangan sebesar

43,14%.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan

pangan rumah tangga nelayan di Kelurahan Kangkung,

Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar

Lampung adalah besar anggota rumah tangga,

pengeluaran rumah tangga, dan pengetahuan gizi ibu

rumah tangga.

8. Pendapatan Petani

Jagung Anggota dan

Nonanggota Koperasi

Tani Makmur Desa

Natar Kabupaten

Lampung Selatan

(Dinata, Lestari,

Yanfika, 2014)

1. Menganalisa perbandingan

pendapatan usahatani jagung

anggota dan nonanggota

Koperasi Tani Makmur.

2. Menganalisa besarnya

manfaat ekonomi koperasi

yang diterima petani

jagung anggota Koperasi

Tani Makmur.

3. Menganalisis kontribusi

manfaat ekonomi koperasi

terhadap pendapatan rumah

tangga anggota Koperasi

Tani Makmur.

1. Analisis pendapatan

rumah tangga petani

dan R/C.

2. Analisis harga

pelayanan dan SHU

3. Persentase manfaat

ekonomi koperasi

terhadap pendapatan

rumah tangga.

1. Rata-rata pendapatan petani jagung anggota koperasi

lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pendapatan

petani jagung non anggota koperasi pada musimtanam

pertama dan musim tanam kedua

2. Manfaat ekonomi koperasi yang diterima petani anggota

koperasi sebesar Rp440.000,00

3. Rata-rata kontribusi manfaat ekonomi koperasi tunai

terhadap jumlah pendapatan rumah tangga petani

anggota Koperasi Tani Makmur di Desa Natar

Kabupaten Lampung Selatan sebesar 0,003% dari total

pendapatan rumah tangga petani anggota koperasi per

tahun.

Page 53: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

36

Tabel 4. (lanjutan)

No Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

9. Analisis Pendapatan

dan Tingkat

Kesejahteraan

Rumah Tangga

Petani Jagung di

Kecamatan Natar

Kabupaten

Lampung Selatan

(Sari, Haryono dan

Rosanti, 2014)

1. Menganalisis tingkat pendapatan

usahatani jagung di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan

2. Menganalisis tingkat kesejahteraan

rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan

1. Analisis

Pendapatan

dan R/C

2. Indikator

kesejahteraan

menurut BPS

1. Pendapatan petani yang berasal dari kegiatan on farm

memberikan kontribusi lebih besar (86,85 persen)

dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari

kegiatan lainnya (off farm dan non farm).

2. Berdasarkan kriteria Sajogyo (1997), petani jagung di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan sebagian

besar berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 60,78

persen, sedangkan berdasarkan kriteria BPS (2007) rumah

tangga petani jagung diKecamatan Natar masuk dalam

kategori sejahtera yaitu sebesar 70,59 persen.

10. Pola Pengeluaran

Pangan Rumah

Tangga Menurut

Tingkat Ketahanan

Pangan di Provinsi

Jawa Tengah (Purwaningsih,Y.

dkk. 2010)

1. Mengetahui proporsi pengeluaran

rumah tangga pada tiap tingkat

ketahanan pangan rumah tangga

1. Analisis

perbandingan

pengeluaran

1. Perbedaan proporsi pengeluaran, baik pangan maupun

nonpangan, antara rumah tangga tahan dan kurang pangan

dengan rumah tangga rentan dan rawan pangan, cukup

besar. Pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan

minuman jadi menunjukkan proporsi tertinggi dibanding

dengan kelompok pangan lain. Rumah tangga rawan

pangan mempunyai alokasi pengeluaran tembakau yang

paling banyak dibanding dengan kelompok rumah tangga

lainnya.

Page 54: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

37

C. Kerangka Pemikiran

Usahatani adalah bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-

faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga

memberi manfaat yang sebaik-baiknya. Usahatani terdiri dari kegiatan on farm

(usahatani jagung, usahatani nonjagung) dan off farm (kegiatan pertanian diluar

usahatani). Dalam usahatani dipengaruhi oleh faktor produksi seperti luas lahan,

bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Penggunaan faktor produksi akan

mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima petani.

Jagung merupakan tanaman pangan yang diusahakan oleh sebagian masyarakat

Indonesia, termasuk petani di Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten

Lampung Timur. Selain berusahatani jagung, petani juga mengusahakan

usahatani nontanaman jagung seperti singkong, kelapa, padi, dan lain-lain. Selain

itu, petani juga memperoleh pendapatan dari luar sektor pertanian seperti buruh,

kuli bangunan dan lain-lain. Usahatani jagung merupakan kegiatan dimana petani

jagung melakukan alokasi sumberdaya pada lahan budidayanya secara efektif dan

efisien untuk mendapatkan hasil yang maksimal sehingga menghasilkan output

yang melebihi input.

Petani jagung merupakan bagian terpenting dalam proses usahatani jagung karena

dalam kegiatan usahatani, petani tidak hanya menggunakan tenaga saja, tetapi

menggunakan hal-hal lain agar kegiatan usahatani dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, petani bertindak sebagai manajer yang berwewenang mengambil

keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis sehingga diperoleh hasil yang

memberikan pendapatan yang maksimal.

Page 55: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

38

Pendapatan rumah tangga petani jagung merupakan salah satu faktor penting yang

berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani jagung, karena

pendapatan mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga yaitu sebagai

penentu daya beli terhadap bahan pangan rumah tangga dan sebagai faktor

penentu kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Menurut Hukum Bennet

dengan meningkatnya pendapatan maka kualitas bahan pangan yang dikonsumsi

rumah tangga akan semakin baik.

Pendapatan terbagi menjadi dua yaitu pendapatan sebagai petani dan pendapatan

rumah tangga. Pendapatan yang diterima sebagai petani dan pendapatan rumah

tangga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk kebutuhan pangan

dan nonpangan. Besar pendapatan yang dibelanjakan untuk pangan berpengaruh

terhadap ketersediaan pangan dalam rumah tangga dan selanjutnya menentukan

jumlah pangan yang akan diterima oleh setiap anggota rumah tangga melalui

konsumsi pangan sehingga akan diketahui ketahanan pangan rumah tangga.

Pengukuran ketahanan pangan rumah tangga dapat dilakukan dengan berbagai

indikator, salah satunya adalah dilihat dari pangsa pengeluaran pangan dan tingkat

kecukupan energi. Penelitian Anggraini (2014) menyatakan bahwa besarnya

pangsa pengeluaran mencerminkan persediaan pangan yang kurang mencukupi

dikarenakan terbatasnya pendapatan sehingga mempengaruhi daya beli pangan.

Begitu juga dengan rumah tangga yang memiliki pangsa pengeluaran rendah yaitu

mencerminkan adanya persediaan pangan yang mencukupi. Bagan alir

pendapatan dan ketahanan pangan rumah tangga petani jagung dapat dilihat pada

Gambar 3.

Page 56: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

39

Gambar 3. Bagan alir pendapatan usahatani jagung dan ketahanan pangan rumah tangga petani jagung

Keterangan:

= Berkaitan dengan penelitian

= Berkaitan dengan penelitian namun tidak dibahas

Nonusahatani

Pendapatan rumah

tangga petani

Pendapatan

Nonusahatani

Pengeluaran pangan

Ketersediaan pangan

Konsumsi

USAHATANI

Jagung Nonjagung

Pendapatan

Jagung Pendapatan

Nonjagung

Pendapatan Usahatani

Biaya:

1. Luas lahan

2. Bibit

3. Tenaga Kerja

4. Pupuk

5. Pestisida

6. Biaya sewa

7. Penyusutan

Harga Harga

Penerimaan Penerimaan

Produksi Produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi

ketahanan pangan RT:

1. Pendidikan kepala RT (X1)

2. Pendidikan ibu RT (X2)

3. Usia kepala RT (X3)

4. Usia ibu RT (X4)

5. Jumlah anggota RT (X5)

6. Pendapatan rumah tangga (X6)

7. Pengeluaran pangan (X7)

8. Pengeluaran RT (X8)

9. Luas lahan (X9)

10. Akses pangan (D)

Ketahanan pangan

Page 57: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

40

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang

dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu diduga tingkat ketahanan pangan rumah

tangga petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung

Timur (Y) dipengaruhi oleh pendidikan kepala rumah tangga (X1), pendidikan ibu

rumah tangga (X2), usia kepala rumah tangga (X3), usia ibu rumah tangga (X4),

jumlah anggota rumah tangga (X5), pendapatan rumah tangga (X6), pengeluaran

pangan (X7), pengeluaran rumah tangga (X8), luas lahan (X9) dan akses terhadap

pangan (D).

Page 58: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

41

III. METODE PENELITIAN

A. Metode, Lokasi dan Waktu Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei.

Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti

gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Pada umumnya survei

menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data (Sarwono, 2006).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2011)

mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang data penelitiannya

berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistika.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung

Timur. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa

kabupaten ini merupakan kabupaten dengan produksi jagung tertinggi kedua

setelah Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Bandar Sribhawono dipilih

sebagai daerah penelitian karena merupakan sentra penghasil jagung dengan luas

lahan terbesar di Kabupaten Lampung Timur. Pengambilan data dilakukan pada

Bulan Februari sampai Bulan Maret 2018.

Page 59: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

42

B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

mengenai variabel yang akan diteliti untuk mendapatkan dan menganalisis data

sesuai dengan tujuan penelitian.

Petani jagung adalah sebutan bagi petani yang melakukan usahatani utama jagung

di lahan yang dikelolanya.

Usahatani jagung merupakan kegiatan menanam dan mengelola tanaman jagung

di suatu lahan untuk menghasilkan produksi (jagung) sebagai sumber penerimaan

petani.

Usahatani nonjagung adalah usaha yang masih berkaitan dengan bidang pertanian

tetapi di luar dari budidaya jagung, misalnya melakukan budidaya selain jagung

seperti cabai, tomat, dan lain-lain.

Usaha nonpertanian adalah usaha yang dilakukan di luar bidang pertanian yang

dilakukan untuk menambah pendapatan dan mencukupi kebutuhan keluarga,

misalnya berdagang, ojek, karyawan dan lain-lain.

Lahan adalah areal atau tempat yang digunakan untuk melakukan usahatani

yang diukur dalam satuan hektar (ha).

Benih adalah bahan tanam yang digunakan untuk mengembangbiakkan tanaman

yang berupa biji tanaman jagung yang diukur dalam satuan kilogram per luasan

usahatani jagung.

Page 60: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

43

Pupuk yaitu suatu bahan yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

jagung untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman yang digunakan oleh petani

pada proses produksi jagung. Diukur dalam satuan liter per luasan usahatani

jagung bila berbentuk cair dan kilogram per luasan usahatani jagung bila

berbentuk padat/butiran.

Pestisida yaitu bahan organik atau kimia yang digunakan untuk memberantas

hama dan penyakit dalam proses produksi jagung per musim. Diukur dalam

satuan liter per luasan usahatani jagung bila berbentuk cair dan kilogram per

luasan usahatani jagung bila berbentuk padat/butiran.

Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja dalam dan luar keluarga baik pria

maupun wanita yang digunakan dalam usahatani jagung yang diukur dengan

satuan Hari Orang Kerja (HOK) setara pria yaitu 8 jam/hari. Untuk tenaga kerja

wanita dikonversi ke dalam satuan HOK berdasarkan upah yang berlaku di lokasi

penelitian.

Produksi jagung adalah jumlah dari hasil tanaman jagung yang dihasilkan dalam

satu kali proses produksi yang diukur dalam satuan kilogram (Kg).

Harga jagung adalah harga jual jagung yang berlaku pada saat transaksi dan

diterima petani yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume

produksi jagung dan relatif tetap jumlahnya serta bersifat jangka pendek. Petani

jagung harus tetap membayar berapapun jumlah produksi yang dihasilkan,

meliputi nilai sewa lahan, pajak lahan usaha, penyusutan alat, dan iuran kelompok

Page 61: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

44

tani dalam satu kali musim tanam berapapun hasil produksi jagung yang

diperoleh. Biaya tetap diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi

oleh hasil produksi jagung untuk satu kali musim tanam, sehingga biaya ini dapat

diartikan pula sebagai biaya yang sifatnya berubah-ubah sesuai dengan besarnya

produksi jagung yang diperoleh selama satu kali musim tanam dan diukur dalam

satuan rupiah (Rp) serta bersifat jangka pendek.

Total biaya produksi jagung adalah penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost)

dan biaya tidak tetap (variabel cost) yang dikeluarkan pada saat produksi jagung

untuk satu kali musim tanam. Total biaya jagung diukur dalam satuan rupiah

(Rp/musim tanam).

Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang dihitung dengan

mengalikan jumlah produksi jagung dengan harga produksi di tingkat petani

produsen yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/musim tanam).

Pendapatan usahatani jagung adalah nilai penerimaan usahatani jagung yang telah

dikurangi dengan total biaya produksi jagung dalam satu kali musim tanam, yang

diukur dalam satuan rupiah per musim tanam (Rp/musim tanam).

Pendapatan usaha pertanian adalah seluruh penerimaan rumah tangga petani yang

berasal dari usahatani jagung maupun usahatani nonjagung yang dikurangi dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, yang diukur dalam satuan

rupiah per tahun (Rp/th).

Page 62: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

45

Pendapatan usaha nonpertanian adalah seluruh pendapatan rumah tangga petani

yang berasal dari usaha nonpertanian yang dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan selama proses usaha nonpertanian berlangsung, yang diukur dalam

satuan rupiah per tahun (Rp/th).

Total pendapatan adalah keseluruhan biaya yang didapat dari pendapatan usaha

pertanian dan usaha nonpertanian yang diukur dalam satuan rupiah per tahun

(Rp/th).

Pendapatan rumah tangga petani jagung adalah seluruh pendapatan rumah tangga

yang diperoleh dari penjumlahan pendapatan usahatani jagung dengan pendapatan

selain usahatani jagung dan pendapatan nonusahatani yang diukur dalam satuan

rupiah per bulan (Rp).

Ketersediaan pangan rumah tangga petani jagung adalah pandangan atau pendapat

rumah tangga petani jagung terhadap kondisi ketersediaan pangan rumah

tangganya yang dilihat dari kecukupan ketersediaan pangan rumah tangga dan

stabilitas ketersediaan pangan rumah tangga tanpa fluktuasi dari musim ke musim

atau dari tahun ke tahun.

Pengeluaran pangan rumah tangga adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

mengkonsumsi makanan untuk anggota keluarga, yang diukur dalam satuan

rupiah per tahun (Rp/th).

Pengeluaran nonpangan rumah tangga adalah besarnya biaya yang dikeluarkan

untuk mengkonsumsi bukan makanan untuk anggota keluarga seperti bahan bakar,

listrik, dan lain-lain, yang diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th).

Page 63: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

46

Pengeluaran rumah tangga adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh seluruh

anggota rumah tangga dalam memenuhi kebutuhannya yang diukur dalam satuan

rupiah per tahun (Rp/th).

Pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani jagung adalah proporsi

pengeluaran pangan rumah tangga petani jagung terhadap total pengeluaran rumah

tangga petani jagung. Pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani jagung

dinyatakan dalam persen (%).

Rumah tangga adalah suatu kumpulan orang mendiami seluruh atau sebagian

bangunan fisik dan umumnya tinggal bersama-sama.

Ketahanan pangan rumah tangga petani jagung adalah suatu kondisi terjaminnya

ketersediaan pangan dan akses untuk mendapatkan pangan bagi rumah tangga

petani jagung, baik secara fisik maupun ekonomi.

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri

dari istri, anak, serta orang lain yang turut serta berada dalam satu rumah dan

menjadi tanggungan kepala keluarga yang diukur dalam satuan jiwa

C. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan merupakan petani jagung yang berada di Desa

Bandar Agung dan Sri Pendowo, sedangkan responden penelitian adalah kepala

rumah tangga dan ibu rumah tangga petani jagung di Desa Bandar Agung dan Sri

Pendowo. Sampel petani jagung dipilih secara acak (Simple Random Sampling).

Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang

Page 64: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

47

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

(Sugiyono, 2010).

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pra survey untuk

mengetahui keadaan umum daerah penelitian dan populasi petani jagung untuk

membuat kerangka sampling. Desa Bandar Agung dan Sri Pendowo dipilih

secara purposive karena kedua desa tersebut merupakan desa dengan produktivitas

dan produksi jagung yang tinggi di Kecamatan Bandar Sribhawono.

Penelitian dilakukan pada 9 dusun di Desa Bandar Agung yaitu di dusun 1, 2, 6, 9,

10, 12, 14, 16 dan 17, serta di Desa Sripendowo yaitu pada dusun 2, 3 dan 4

dengan kriteria petani jagung yang memiliki luas lahan 0,5 hingga 1 ha. Dengan

demikian populasi petani jagung tersebut adalah 669 orang dengan rincian di 9

dusun Desa Bandar Agung yaitu sebanyak 470 orang dan 3 dusun di Desa

Sripendowo yaitu sebanyak 199 orang. Penentuan ukuran sampel dilakukan

dengan menggunakan rumus perhitungan sampel yang mengacu pada Issac dan

Michael dalam Sugiarto (2003) :

..............................................(3.1)

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

S2= Variasi sampel (5% = 0,05)

Z = Distribusi Z (95% = 1,96)

d = simpangan baku (5% = 0,05)

Page 65: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

48

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut maka jumlah

sampel adalah:

= 68,90

= 69 rumah tangga

Kemudian dari jumlah sampel tersebut dapat ditentukan alokasi proporsi

sampel tiap desa dengan rumus :

na = Na x nab.................................................................(3.2)

Nab

Keterangan:

na = Jumlah sampel desa A

nab= Jumlah sampel keseluruhan

Na = Jumlah populasi desa A

Nab= Jumlah populasi keseluruhan

Dalam penetuan proporsi sampel Desa Bandar Agung, perhitungan jumlah sampel

sebagai berikut:

na = 470 x 69

669

= 48,57 = 48 rumah tangga

Dalam penetuan proporsi sampel Desa Sri Pendowo, perhitungan jumlah sampel

sebagai berikut:

nb = 199 x 69

669

= 20,52 = 21 rumah tangga

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh sampel di daerah penelitian,

yaitu sebanyak 48 sampel di Desa Bandar Agung dan sebanyak 21 sampel di Desa

Sri Pendowo. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 66: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

49

simple random sampling (sampel acak sederhana) dengan menggunakan tabel

random atau tabel acak.

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan pengamatan langsung

di lapang. Teknik pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara

langsung dengan petani menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang telah

disiapkan meliputi biaya usahatani, pendapatan usahatani jagung, nonjagung dan

nonusahatani, pengeluaran pangan dan nonpangan serta ketersediaan pangan.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Badan Pusat

Statistik, Kementrian Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, jurnal, skripsi,

publikasi dan pustaka lainnya yang terkait dan relevan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif

dan analisis statistik. Tujuan pertama yaitu mengetahui besarnya pendapatan

usahatani jagung dan pendapatan total rumah tangga petani jagung di Kecamatan

Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur dijawab dengan menggunakan

alat analisis deskriptif kuantitatif dengan menghitung melalui pendekatan

keuntungan, yang merupakan selisih antara penerimaan atau revenue dengan total

biaya atau total cost.

Page 67: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

50

Tujuan kedua yaitu menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani

jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur yang

dianalisis berdasarkan klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dengan

konsumsi rumah tangga dan melakukan recall (mengingat kembali) makanan

yang dikonsumsi selama 24 jam. Tujuan ketiga yaitu menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur dengan

menggunakan metode regresi logistik ordinal.

1. Perhitungan pendapatan

Metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan pertama

yaitu menganalisis pendapatan rumah tangga petani jagung di Kecamatan Bandar

Sribhawono Kabupaten Lampung Timur dengan cara menghitung melalui

pendekatan keuntungan. Menurut Soekartawi (1995), pendapatan usahatani

adalah selisih penerimaan dengan semua biaya produksi atau total biaya yang

dirumuskan sebagaimana tercantum pada bab dua. Kemudian dilakukan

perhitungan pendapatan rumah tangga petani yang merupakan penjumlahan dari

pendapatan yang berasal dari usahatani jagung, usahatani lain dan juga

pendapatan nonusahatani.

2. Perhitungan Ketahanan Pangan

Tujuan ke dua dijawab dengan melakukan perhitungan ketahanan pangan

berdasarkan klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dengan konsumsi

Page 68: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

51

energi rumah tangga. Apabila pangsa pengeluaran pangan RT<60% pengeluaran

total rumah tangga maka rumah tangga memiliki kategori pangsa pengeluaran

pangan rendah dan apabila pangsa pengeluaran pangan RT≥60% pengeluaran total

rumah tangga maka rumah tangga tersebut memiliki kategori pangsa pengeluaran

pangan tinggi (Indriani, 2015). Adapun rumus untuk mengitung pangsa

pengeluaran pangan sebagai berikut:

PPP = FE x 100%...........................................(3.3)

TE

Keterangan:

PPP = Pangsa pengeluaran pangan (%)

FE = Pengeluaran untuk belanja pangan (Rp/bulan)

TE = Total Pengeluaran (Rp/bulan)

Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2012), perhitungan

ketahanan pangan berdasarkan pada dasar jumlah kecukupan energi dan protein

RT diperoleh dengan cara menghitung kandungan gizi bahan pangan yang

dikonsumsi selama 24 jam dengan menggunakan daftar komposisi bahan

makanan serta dengan cara membandingkan konsumsi aktual dan kecukupan yang

dianjurkan per kapita perhari menurut kelompok usia dan jenis kelamin. Standar

angka kecukupan rata-rata energi dan protein adalah sebesar 2.150 kkal dan 57

gram.

Data ketersediaan bahan makanan dikumpulkan melalui recall (mengingat

kembali) makanan yang dikonsumsi selama 24 jam. Recall dapat dilakukan

beberapa kali pada hari yang tidak berurutan. Bahan tersebut dihitung kandungan

energi dan proteinnya, sehingga menghasilkan data ketersediaan energi dan

protein rumah tangga petani dua hari, kemudian dirata-ratakan menjadi per hari.

Page 69: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

52

Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kecukupan energi dan protein. Untuk

menghitung tingkat kecukupan energi dan protein, perlu diketahui konsumsi

energi dan protein serta angka kecukupan energi dan protein. Kadar konsumsi

energi (Q) dalam suatu bahan makanan dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

Bdd (%) merupakan singkatan dari bagian yang dapat dimakan dalam persen berat

bahan yang bersangkutan.

Perhitungan Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan didasarkan pada

berat badan standar untuk setiap kelompok usia dan jenis kelamin. Berikut adalah

perhitungannya:

Setelah Konsumsi Energi dan Angka Kecukupan Energi diketahui, Tingkat

Kecukupan Energi (TKE) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Setelah diperoleh nilai pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan energi maka

dilakukan klasifikasi silang antara kedua nilai tersebut. Berdasarkan klasifikasi

silang antara pangsa pengeluaran pangan dengan jumlah kecukupan energi maka

akan diperoleh empat kategori RT yaitu RT tahan pangan, kurang pangan, rentan

pangan dan rawan pangan seperti yang tersaji dalam Tabel 5.

Page 70: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

53

Tabel 5. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Tingkat

Kecukupan Energi

Pangsa pengeluaran pangan

Rendah (<60%) Tinggi (≥60%)

Cukup (>80% kecukupan energi) Tahan pangan Rentan pangan

Kurang (≤80% kecukupan energi) Kurang Pangan Rawan Pangan

(Jonsson dan Toole dalam Maxwell et al. 2000).

3. Regresi Logistik Ordinal

Regresi logistik ordinal digunakan untuk menjawab tujuan ketiga yaitu faktor-

faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani jagung di

Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur. Analisis yang

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan

yaitu regresi logistik ordinal menggunakan model logit kumulatif yang merupakan

regresi logistik dimana variabel dependennya berupa variabel kategorik yang

terdiri lebih dari dua nilai dan digunakan untuk memodelkan tingkat ketahanan

pangan. Model logit merupakan fungsi logistik probabilitas kumulatif. Model

logit merupakan model regresi nonlinear yang menghasilkan persamaan dimana

variabel dependen bersifat kategorikal. Penggunaan model logit sering kali

digunakan dalam klasifikasi (Gujarati,2003).

Model logit dinyatakan sebagai berikut :

Pi = F (Zi) = F (α + βXi)

= F (α + βX1 + βX2 + βX3 + βX4 + βX5 + βX6 + βX7 + βX8 + βX9)

Pi =

Pi=

Page 71: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

54

Pi adalah probabilitas di mana individu akan memilih suatu pilihan pada Xi

tertentu, terletak antara 0 dan 1 dan P adalah nonlinier terhadap Z. Dalam

analisis, variabel terikat Y yang memiliki 4 jenjang. Model ini mengasumsikan

adanya hubungan linier untuk setiap logit dan garis regresi yang sejajar, sehingga

model regresi untuk setiap logit memiliki konstanta berbeda tetapi parameter

regresinya sama. Y mempunyai 4 level sehingga didapatkan 3 model regresi:

Regresi 1 = ln = α + βXi

Regresi 2 = ln = α + βXi

Regresi 3 = ln = α + βXi

Persamaan regresi ordinal logit sebagai berikut:

Di (tan i) = d0 + d1 ln X1 + d2 ln X2 + d3 ln X3 + d4 ln X4 + d5 ln X5 + d6 ln X6 + d7 ln

X7 + d8 ln X8 + d9 ln X9 + D1 + μ

Keterangan:

Di = P1 = P(Y=4) rumah tangga tahan pangan,

P2 = P(Y=3) rumah tangga kurang pangan

P3 = P(Y=2) rumah tangga rentan pangan

P4 = P(Y=1) rumah tangga rawan pangan

d0 =intersep

di =Koefisien regresi parameter yang ditaksir (i= 1 s/d 9)

X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (tahun)

X2 = Pendidikan ibu rumah tangga (tahun)

X3 = Usia kepala rumah tangga (tahun)

X4 = Usia ibu rumah tangga (tahun)

X5 = Jumlah anggota rumah tangga (orang)

X6 = Pendapatan rumah tangga (Rp/Tahun)

X7 = Pengeluaran Pangan (Rp/Tahun)

X8 = Pengeluaran rumah tangga (Rp/Tahun)

X9 = Luas lahan

D = Akses pangan

D0 = Akses pangan tidak langsung (tidak memiliki sawah)

D1 = Akses pangan langsung (memiliki sawah)

μ = error term

Page 72: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

55

Model yang dapat dipakai untuk regresi logistik ordinal adalah model logit.

Model logit tersebut adalah model cumulative logit models. Pada model logit ini,

sifat ordinal dari respon Y dituangkan dalam peluang kumulatif, sehingga

cumulative logit models merupakan model yang didapatkan dengan

membandingkan peluang kumulatif yaitu peluang kurang dari atau sama dengan

kategori respon ke-j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor X,

P(Y ≤ j│X), dengan peluang lebih besar dari kategori respon ke-j, P(Y ˃ j│X).

Peluang kumulatif P(Y ≤ j│X) didefinisikan sebagai berikut.

P(Y ≤ j│X) = log[ ] ……………………………………………………(1)

P(Y ≤ j│X) = π(x) = ………………………………..(2)

Pendugaan parameter regresi dilakukan dengan cara menguraikannya

menggunakan transformasi logit dari:

P(Y ≤ j│X) Logit P(Y ≤ j│X) = ln[ ] ………………………………(3)

Subtitusikan persamaan 2 dan 3.

Logit P(Y ≤ j│X) =

Logit P(Y ≤ j│X) = β0j + …………………………………………..(4)

Dengan nilai βk untuk setiap k = 1,2, …,p pada setiap model regresi logistik

ordinal adalah sama. Dalam hal klasifikasi Cumulative Logit Model merupakan

fungsi pembeda atau fungsi klasifikasi. Fungsi klasifikasi yang terbentuk bila

terdapat J kategori respon adalah sejumlah J-1. Jika πj (x) = P(Y = j│X)

Page 73: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

56

menyatakan peluang kategori respon ke-j pada p variabel prediktor yang

dinyatakan dalam vektor x dan P(Y ≤ j│X) menyatakan peluang kumulatif pada p

variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor x maka nilai πj (x) didapatkan

dengan persamaan berikut:

P(Y ≤ j│X) = π1 (x) + π2 (x) + … + πj (x)

Dimana j = 1,2,…, J

Jika terdapat empat kategori respon di mana j = 0, 1, 2, 3, maka peluang kumulatif

dari respon ke-j:

P(Y ≤ 1│X) = ……………………………...……...(5)

P(Y ≤ 2│X) = ………………………………...…...(6)

P(Y ≤ 3│X) = …………………………………......(7)

Berdasarkan ketiga peluang kumulatif pada persamaan 5, 6, 7 didapatkan peluang

untuk masing-masing kategori respon sebagai berikut.

P(Y ≤ 1│X) = π1 (x) = ……………………………(8)

P(Y ≤ 2│X) = π2 (x) = ……………………………(9)

P(Y ≤ 3│X) = π3 (x) = ……………..……………(10)

Page 74: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

57

a) Uji Kesesuaian model

Uji kesesuaian model dapat menggunakan uji goodness of fit. Uji goodness of fit

merupakan uji kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual

kuadrat model variabel yang diprediksi dibandingkan dengan variabel yang

sebenarnya. Nilai goodness of fit berada dari 0 sampai 1. Semakin besar jumlah

sampel penelitian maka nilai goodness of fit akan semakin besar. Nilai yang lebih

baik mendekati 1 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang

baik. Uji kesesuaian model dengan menggunakan chi square pada goodness of fit

dengan statistik uji yang digunakan yaitu deviance.

D = -2 Σ [yij ln + (1- yij) ln ( )]

Dengan πij =

H0 diterima: model sesuai (tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi

dengan kemungkinan hasil prediksi model)

H1 ditolak : model tidak sesuai (ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi

dengan kemungkinan hasil prediksi model)

Pengambilan keputusan didasarkan pada H0 tolak jika nilai p value atau sig

kurang dari nilai alpha (α) D ≥ X(db,α) dengan db=g-2.

b) Uji Keberartian Parameter secara serentak

Prosedur uji perbandingan kemungkinan (rasio likelihood test) digunakan untuk

menguji keberartian model regresi logistik. Statistik uji G dapat digunakan untuk

Page 75: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

58

menguji peranan variabel penjelas di dalam model secara bersama-sama (Hosmer

dan Lemeshow, 2004). Uji ini membandingkan model lengkap (model dengan

variabel bebas) terhadap model yang hanya dengan konstanta (model tanpa

variabel bebas)

Keterangan model B = model yang terdiri dari konstanta saja, model A = model

lengkap. Hipotesis dari persamaan diatas adalah H0: 1= 2= ⋯ = = 0 dan H1:

minimal terdapat ≠ 0. H0 ditolak jika p-value ≤ α (0,10) yang berarti ada salah

satu atau lebih β yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau H0

ditolak jika > 2(α,v) dimana v adalah banyaknya variabel bebas.

c) Uji Keberartian Parameter secara Parsial

Uji parsial digunakan untuk pengujian individu yang menunjukkan apakah

suatu variabel bebas signifikan atau layak untuk masuk model atau tidak. Untuk

mengujinya digunakan Wald test.

Hipotesis yang digunakan adalah seperti di bawah ini.

H0 : βj = 0 (koefisien βj tidak signifikan secara statistik)

H1 : βj ≠ 0 (koefisien βj signifikan secara statistik), j= 1, 2, 3, . . . p

Perhitungan statistik uji Wald adalah sebagai berikut:

Dimana βki adalah penaksir parameter βki dan SE (βki ) adalah penduga standart

error dari βki. Statistik uji w mengikuti distribusi normal standar, maka pengujian

Page 76: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

59

dilakukan dengan membandingkan antara statistik uji Wald dengan distribusi

normal standar pada taraf signifikan α. H0 ditolak jika nilai statistik uji W ≥ Zα/2

dan jika p-value ≤ α (0.10) yang berarti βj berpengaruh signifikan terhadap

variabel respon.

Page 77: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

111

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendapatan usahtani jagung atas biaya tunai per hektar pada MT 1 sebesar

Rp12.872.858,32 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp10.669.084,05.

Pada MT 2 memperoleh pendapatan atas biaya tunai sebesar

Rp10.201.805,09 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp8.044.083,97.

Pada MT 3 memperoleh pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp5.440.975,65

dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp3.400.731,69. Pendapatan total RT

petani jagung rata-rata di Kecamatan Bandar Sribhawono sebesar

Rp4.370.336,33.

2. Hasil dari klasifikasi silang antara kecukupan energi dengan pangsa

pengeluaran pangan diperoleh empat kategori ketahanan pangan RT petani

padi Kecamatan Bandar Sribhawono yaitu, 7 RT (10,14%) tahan pangan, 44

RT (63,77%) kurang pangan, 5 RT (7,25%) rentan pangan dan 13 RT

(18,84%) rawan pangan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga

petani jagung di Kecamatan Bandar Sribhawono adalah variabel pendidikan

kepala rumah tangga, pengeluaran pangan dan pengeluaran rumah tangga.

Page 78: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

112

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah :

1. Rumah tangga yang memiliki tingkat ketahanan pangan rendah sebaiknya

melakukan usahatani yang efektif dan efisien agar pendapatan rumah tangga

dapat bertambah dengan mempraktekkan hasil penyuluhan pertanian yang

telah diikuti sehingga usahatani yang dijalankan menjadi lebih efektif dan

efisien, selain itu konsumsi pangan rumah tangga harus ditingkatkan

kualitasnya dengan makanan yang beragam dan bergizi.

2. Bagi PPL hendaknya dapat meningkatkan perannya dalam melakukan

penyuluhan dan pelatihan kepada petani agar dapat meningkatkan pendapatan

rumah tangga petani jagung. Bagi Dinas Ketahanan Pangan hendaknya dapat

melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait upaya peningkatan gizi bagi

rumah tangga petani dan upaya pemantapan ketahanan pangan agar status

ketahanan pangan rumah tangga petani dapat meningkat.

3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat mengambil

lokasi yang memiliki tingkat ketahanan pangan yang tinggi di tingkat daerah,

karena ketahanan pangan di tingkat daerah belum tentu mencerminkan

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, selain itu peneliti dapat

melakukan penelitian mengenai analisis lain seperti analisis nilai tambah

jagung.

Page 79: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

113

DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah, H. dan S.M. Handayani. 2011. Analisis hubungan proporsi

Pengeluaran dan konsumsi pangan dengan ketahanan pangan rumah tangga

petani padi di kabupaten klaten. Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis,

7 (2) : 110-118. http://agribisnis.fp.uns.ac.id/analisis-hubungan-proporsi-

pengeluaran-dan-konsumsi-pangan-dengan-ketahanan-pangan-rumah-

tangga-petani-padi-di-kabupaten-klaten-2. Diakses pada tanggal 20

Desember 2018

Anggraini,M., W.A.Zakaria dan F.E.Prasmatiwi. 2014. Ketahanan pangan rumah

tangga petani kopi di Lampung Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 2 (2) :

124-132. http://jurnal.fp. unila.ac.id/ index.php/JIA/ article/view/737/678.

Diakses pada tanggal 2 Desember 2017.

Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung. 2013. Peta Ketahanan dan

Kerentanan Pangan (FSVA) Tingkat Desa Provinsi Lampung. Badan

Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung. Lampung. http://bkpd.

lampungprov.go.id/index.php/87-berita-ketersediaan-dan-kerawanan-

pangan/164-peta-fsva-lampung-2013. Diakses pada tanggal 11 Juni 2018.

Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat di Indonesia. BPS.

Jakarta. http://www.bps.go.id/publication/2008/08/15/c67d51b04595a78f9

767040f/indikator-kesejahteraan-rakyat-2007.html

. 2011. Pedoman Pendataan Survei Sosial Ekonomi

Nasional Tahun 2011. BPS. Jakarta. https://sirusa.bps.go.id/webadmin/

pedoman/2017_3252_ped_konsep%20dan%20Definisi%20Susenas%20Sosi

al%20%20Ekonomi%20Nasional%202017%20Modul%20Ketahanan

Sosial.pdf

. 2014. Bandar Sribhawono dalam Angka. 2014.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur.

http://kab.bps.go.id/publication/2015/05/07/78b02de07d6d6698d92013a2/

kecamatan-bandar-sribhawono-dalam-angka-2014.html. Diakses pada

tanggal 13 November 2017.

Page 80: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

114

. 2017. Provinsi Lampung dalam Angka 2017. Badan Pusat

Statistik Provinsi Lampung. Lampung. http://lampung.bps.go.id/publication/

2017/08/11/9f3e06a09ebc3306f2f013c0/provinsi-lampung-dalam-angka-

2017.html. Diakses pada tanggal 13 November 2017.

. 2017. Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2017.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur.

http://lampungtimurkab.bps.go.id/publication/2017/08/12/a4ef7281820f3a5

5d7b21083/kabupaten-lampung-timur-dalam-angka-2017.html. Diakses

pada tanggal 13 November 2017.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008.Teknologi

Budidaya Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Danarti dan S. Najiyati. 2000. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Dewan Ketahanan Pangan. 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2005-

2009. Dewan Ketahanan Pangan. Jakarta.

Dinata,A.S., Lestari,A.H., Yanfika.H. 2014. Pendapatan petani jagung anggota

dan nonanggota Koperasi Tani Makmur Desa Natar Kabupaten Lampung

Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 2 (3) : 206-213.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php/JIA/ issue/view/802/732. Diakses pada

tanggal 21 November 2017.

Gujarati, D. 2003. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Offset. Yogyakarta.

Hasyim, H. 2003. Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap

Program Penyuluhan Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Hernanda, E.N.P., Y.Indriani dan U.Kulsum. 2017. Ketahanan pangan rumah

tangga petani jagung di Kecamatan Simpang Kabupaten Ogan Komering

Ulu (Oku) Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 5 (3) : 283-291.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php/JIA/ issue/view/153. Diakses pada

tanggal 20 November 2017.

Hernanda, T., Y.Indriani dan I.Listiana. 2013. Ketahanan pangan rumah tangga

petani jagung di Kecamatan Simpang Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku)

Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 1 (4) : 311-318.

http://jurnal.fp.unila.ac. id/ index.php/JIA/ issue/view/85. Diakses pada

tanggal 20 November 2017.

Hosmer, D. W, & Lemeshow, S. 2004. Applied Logistic Regression Second

Edition . New York: John Wiley and Sons. http://books.google.co.id./books

Page 81: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

115

?id=Po0RLQ7USIMC&pg=PA31&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=4#v=one

page&q&f=false. Diakses pada tanggal 27 Mei 2018.

Ilham, N. dan B.M. Sinaga. 2007. Penggunaan pangsa pengeluaran pangan

sebagai indikator komposit ketahanan pangan. Student Oral Case Analysis,

7 (3): 213-328. http://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/4217.

Diakses pada tanggal 3 November 2018

Indriani, Y. 2015. Gizi dan Pangan. CV. Anugrah Utama Raharja (AURA).

Bandar Lampung.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2017. Subsektor Tanaman Pangan.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta. http://www.Pertanian.

go.id./Data5tahun/TP-ARAM%20II%202017(pdf)/ 23-ProdJagung.pdf.

Diakses pada tanggal 30 November 2017.

. 2017. Data Kementan Selaras dengan

BPS. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta. http://www.

Pertanian.go.id./ap_posts/detil/1181/2017/09/28/09/30/05/Data%20Kementa

n%20Selaras%20Dengan%20Data%20BPS. Diakses pada tanggal 30

November 2017.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2004; 2008; 2012. Prosiding Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi VII; VIII; IX. LIPI. Jakarta.

Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum Edisi Kedua. 2003. Pustaka Pelajar.

Masykur, M.K. 2011. Aplikasi Multinomial Logistic Regression dalam Analisis

Pengaruh Keputusan Pemilihan Provider Seluler Gsm di Kota Jember.

Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.

Maxwell, D., C. Levin, M.A. Klemesu, M. Ruel, S. Mouris and C. Ahiadeke.

2000. Urban Livelihoods and Food Nutrition Security In Greater Accra,

Ghana. International Food Policy Research Institute in Collaboration With

The Noguchi Memorial Institute for Medical Research And The World

Health Organization. Research Report 112.

Murdani, M.I., S.Widjaya. N. Rosanti. 2015. Pendapatan dan tingkat

kesejahteraan rumah tangga petani padi (Oryza Sativa) di Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 3 (2) :

1645-171. http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php/JIA/ article/view/1035/940.

Diakses pada tanggal 22 November 2017.

Purwaningsih, Y. 2010. Pola pengeluaran pangan rumah tangga menurut

ketahanan pangan di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan,

11 (2) : 236-253. http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/view/327.

Diakses pada tanggal 25 November 2017.

Page 82: PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH ...digilib.unila.ac.id/55430/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf(KKN) di Binjai Ngagung, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari

116

Sari, D.K., D.Haryono., N.Rosanti. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Jagung di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 2 (1) : 64-70

http://jurnal.fp. unila. ac.id/index.php/JIA/ article/view/562/524. Diakses

pada tanggal 22 November 2017.

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Soekartawi. 1990. Ilmu Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

. 1995.Analisis Usahatani. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

. 2003.Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Soetrisno, N. 1995. Ketahanan Pangan Dunia, Konsep, Pengukuran, dan Faktor,

Dominan. Prisma IV (2). Jakarta.

Sugesti, M.T., Z.Abidin. U.Kalsum. 2015. Analisis pendapatan dan pengeluaran

rumah tangga petani padi Desa Sukajawa, Kecamatan Bumiratu Nuban,

Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 3 (3) : 251-259.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php/JIA/ article/view/1049/954. Diakses

pada tanggal 22 November 2017.

Sugiarto, D., S,Sunaryanto., dan D.S. Oetomo. 2003. Teknik Sampling. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Suprapto dan H. A. R. Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Widarjono,A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan Edisi pertama. UPP

STIM YKPN. Yogyakarta

Yuliana, P., W.A, Zakariya., R. Adawiyah. 2013. Ketahanan pangan rumah

tangga nelayan di Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Jurnal

Ilmu-Ilmu Agribisnis, 1 (2) : 181-186. http://jurnal.fp.unila.ac.id/

index.php/JIA/ issue/view/31. Diakses pada tanggal 22 November 2017].