pendekatan pemrosesan informasi

45
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI Makalah Dipresentasikan dalam Seminar Kelas pada Mata kuliah Psikologi Pendidikan Semester II Tahun Akademik 2013 Oleh SY. JAPAR SADIQ N I M. 80100212177 Dosen Pemandu: Dr. Andi Bunyamin, M.Pd Dr. Muh. Tamar, M.Pd PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

Upload: japar-sadiq-assaqaf

Post on 23-Oct-2015

439 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Makalah Dipresentasikan dalam Seminar Kelas pada Mata kuliah

Psikologi Pendidikan Semester IITahun Akademik 2013

OlehSY. JAPAR SADIQ

N I M. 80100212177

Dosen Pemandu:Dr. Andi Bunyamin, M.Pd

Dr. Muh. Tamar, M.Pd

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN

Page 2: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

MAKASSAR2013

TEORI PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang

Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar

sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik

adalah pengolahan informasi 1[1]. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi

sibernetik mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar, namun yang lebih

penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, system

informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.

Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang

ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa 2[2]. Asumsi ini

didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh

sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh

informasi dengan satu proses, dan siswa yang lain juga dapat memperoleh

informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda.

Sebenarnya teori belajar sibernetik tergolong teori belajar yang relatif baru

dan berkaitan erat dengan teori kognitif, terutama yang digagas oleh beberapa

tokoh, di antaranya Bruner dengan discovery learningnya, yang beranggapan

untuk mewujudkan belajar yang baik, ada beberapa cara seperti; memiliki

kepahaman terhadap konsep, arti, ataupun hubungan, dimana kepahaman ini

1[1] C. Asri. Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, cet.1 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 81.

2[2] Ibid.

Page 3: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

ditemukan melalui proses intuitif, yang pada akhirnya peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan baru atau mampu melahirkan sebuah kesimpulan .

Kemudian Jhon Dewey dengan berfikir reflektif atau dengan istilah lain

pendekatan inkuiri yaitu suatu pendekatan problem solving dalam belajar, di mana

tujuan umum penggunaan inkuiri pada siswa adalah untuk menolong siswa

mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan

memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar keingintahuan

mereka 3[3]. Selanjutnya Ausubel dengan model advance organizernya, yang

dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa, yaitu memperkuat

pengetahuan siswa tentang pelajajaran tertentu dan bagaimana mengelola,

memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik. 4[4]

Teori Sibernetik atau teori pengolah informasi memiliki kajian yang lebih

luas dari psikologi kognitif. Anderson mengungkapkan perbedaan antara

keduanya, yaitu psikologi kognitif adalah upaya untuk memahami mekanisme

dasar yang mengatur berpikirnya orang. Sedangkan pengolahan informasi

menitikberatkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran

dan hasil operasi itu. 5[5] Dan karena teori ini berdasarkan perkembangan zaman

yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

teori sibernetik ini tidak bercirikan karya hanya dari satu orang tokoh saja.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa teori pemrosesan informasi adalah

bagian dari teori pengolah informasi, yang dalam pengkajiannya akan banyak

3[3] A.K. Wardani, Psikologi Belajar, cet. 2 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), h. 4.15

4[4] Bruce Joyce, et.. al, Models of Teaching, cet. 1, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 281.

5[5] Margaret E.Bell Gredler, Buku Petunjuk Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, Universitas Terbuka, 1988), h. 200.

Page 4: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

ditemukan tokoh-tokoh yang berpengaruh dan memiliki teori yang berkaitan erat

dengan proses memperoleh informasi.

Pemrosesan informasi sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses

yang terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan

menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti

pendekatannya lebih kepada proses memori dan cara berpikir.

Dalam teori pemrosesan informasi, terdapat beberapa model mengajar yang

akan mendorong pengembangan pengetahuan dalam diri siswa dalam hal

mengendalikan stimulus yaitu mengumpulkan dan mengorganisasikan data,

menyadari dan memecahkan masalah, mengembangkan konsep sehingga mampu

menggunakan lambang verbal dan non verbal dalam penyampaiannya. Bahkan

orientasi utama pada model mengajarnya mengarah kepada kemampuan siswa

dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

2.        Rumusan Masalah

Latar belakang di atas menghantarkan penulis untuk merumuskan masalah,

yaitu sebagai berikut :

a.         Siapakah tokoh pencetus teori pembelajaran pemrosesan informasi ?

b.        Apakah teori pembelajaran pemrosesan informasi menurut Robert Gagne ?

c.         Bagaimana pendekatan dalam pemrosesan informasi ?

a.         Bagaimana mengaplikasikan teori pembelajaran pemrosesan informasi dalam

proses belajar mengajar ?

3.        Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :

b.        Mengetahui tokoh pencetus teori pembelajaran pemrosesan infromasi.

c.         Mengetahui teori pembelajaran pemrosesan infromasi menurut Robert Gagne.

Page 5: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

d.        Mengetahtui tentang pendekatan dalam pemrosesan informasi.

e.         Mengetahui cara mengaplikasikan teori pembelajaran pemrosesan infromasi

dalam proses belajar mengajar.

4.        Manfaat Penulisan

Hasil penulisan karya ilmiah ini berguna untuk lebih memahami tentang

teori pembelajaran pemrosesan informasi yang merupakan bagian dari teori

sibernetik, memahami pengertian serta pendekatan yang terdapat di dalamnya, dan

pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.

B.       Tokoh Pencetus Teori Pemrosesan Informasi

Salah satu tokoh pencetus dari teori pemrosesan informasi adalah

Robert Gagne yang memiliki nama lengkap Robert Milis Gagne, ia dilahirkan

pada tanggal 21 Agustus 1916 di di North Andover, Massachusetts dan meninggal

pada tanggal 28 April tahun 2002. Setelah lulus dari SMA, Gagne melanjutkan

pendidikan di Yale University. Pada tahun 1937 Gagne

mendapat gelar B.A dari Yale University, kemudian dia melanjutkan

studinya di Brown University dan mendapat gelar Ph.D di bidang psikologi

pada tahun 1940.

Robert Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang

terkenal dengan penemuannya berupa The Condition Of Learning. Ia profesor

psikologi dan pendidikan di Connecticut College untuk Perempuan (1940-1949),

Pennsylvania State University (1945-1946), Princeton (1958-1962), dan

University of California di Berkeley (1966-1969), dan profesor di Departemen

Penelitian Pendidikan di Florida State University di Tallahassee dimulai pada

tahun 1969. Ia juga menjabat sebagai direktur penelitian untuk Angkatan Udara

(1949-1958) di Lackland, Texas, dan Lowry, Colorado. Dia bekerja sebagai

konsultan untuk Departemen Pertahanan (1958-1961), dan ke Amerika Serikat

Page 6: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Kantor Pendidikan (1964-1966). Selain itu, ia menjabat sebagai direktur

penelitian di Institut Penelitian Amerika di Pittsburgh (1962-1965).6[6]

Gagne merupakan pelopor dalam instruksi pembelajaran yang

dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Munculnya teori pemrosesan

informasi berawal dari modifikasi teori matematika, yang telah disusun oleh para

peneliti dengan tujuan untuk menilai dan meningkatkan pengiriman pesan. Di sisi

lain, terjadinya kondisi pemberian dan penerimaan informasi pengetahuan akan

tetap kita temukan dalam proses pembelajaran yang secara langsung berkaitan erat

dengan proses kognitif. Karena itu teori pemrosesan informasi memberikan

persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar

yang efektif. Dan dalam perkembangan selanjutnya dalam teori ini akan

ditemukan persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka

panjang. Sehingga pada akhirnya teori ini akan berpengaruh terhadap siswa dalam

hal pemecahan masalah.

Pada latar belakang telah disinggung bahwa dalam teori belajar sibernetik

tidak ada satu tokoh yang mendominan, hal ini dikarenakan terus terjadinya

perubahan zaman, yang akan berpengaruh pada perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan. Perkembangan ini akan menyebabkan dinamisasi teori dalam hal

pemrosesan informasi pada pembelajaran, dan tokoh lain pada teori ini adalah :

Robert S. Siegler , yang juga dikenal dengan nama Bob Siegler. Ia

adalah Teresa Heinz Profesor Psikologi di Carnegie Mellon University dan

penerima Penghargaan American Psychological Association Distinguished pada

tahun 2005.

6[6] Bookrags, Biography Robert Milis Gagne, (online), terdapat pada http://www.bookrags.com/biography/robert-mills-gagne/

Page 7: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Siegler mengkhususkan diri dalam pengembangan kognitif

pemecahan masalah dan penalaran pada anak-anak. Adapun tiga bidang minat

khusus dalam penelitiannya adalah strategi pilihan, pembelajaran jangka panjang,

dan aplikasi pendidikan kognitif-teori perkembangan. Siegler menerima gelar B.A

di bidang psikologi dari University of Illinois pada tahun 1970 dan Ph.D bidang

psikologi dari SUNY Stony Brook pada tahun 1974, dan ia telah bekerja di

Carnegie Mellon University sejak saat itu, dimana ia menjadi kolega dari Herbert

Simon. Siegler telah menulis beberapa buku tentang perkembangan kognitif,

seperti How Children Discover New Strategies, How Children Develop,

Children’s Thinking: 4th Edition, and Emerging Minds, yang dipilih sebagai salah

satu Buku Psikologi Terbaik 1996 oleh Asosiasi Penerbit Amerika. Dia juga telah

menjabat sebagai associate editor pada jurnal Developmental Psychology, dan

jabatannya yang lain anggota Dewan Penasehat Nasional Matematika atau

National Mathematics Advisory Panel.

C.      Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi Robert Gagne

Robert. M. Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Warsita, dalam

bukunya : The Conditioning of Learning mengemukakan bahwa ; Learning is a

change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and

wich is not simply ascribable to process of growth. Belajar adalah perubahan yang

terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan

hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja 7[7] Dan Gagne menyatakan

bahwa belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap

7[7] Bambang Warsita, Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar, (Jurnal Teknodik, vol. XII No. 1 Juni , 2008), h. 66. Terdapat pada http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/121086579.pdf

Page 8: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa

eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi)8[8].

Penjelasan lebih lanjut dari Bambang Warsita, bahwa berdasarkan kondisi

internal dan eksternal ini, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi.

Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori

pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut :

1.        Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan

diproses sebagai informasi.

2.        Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam

memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.

3.        Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan

dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.9[9]

Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne adalah

kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk

mencapai hasil belajar dan terjadinya proses kognitif dalam diri individu

Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang

mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Karena itulah Gagne membuat beberapa rumusan untuk menghubungkan

keterkaitan antara faktor internal dan eksternal dalam pembelajaran dalam rangka

memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran.

1.        Gagne membuat rumusan yang berisi urutan untuk menimbulkan peristiwa

pembelajaran, yaitu :

8[8] Ibid.

9[9] Bambang Warsita, Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar, (Jurnal Teknodik, vol. XII No. 1 Juni , 2008), h. 69. Terdapat pada http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/121086579.pdf

Page 9: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

a.         Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta

didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran

sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran.

b.        Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik

mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.

c.         Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

d.        Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.

e.         Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada siswa

untuk belajar.

f.         Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon siswa.

g.        Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan siswa

baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

h.        Mengevaluasi hasil belajar, dan

i.          Memperkuat retensi dan transfer belajar.

2.        Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu :

Benda untuk didemostrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,

gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. 10[10]

3.        Gagne merumuskan “ The domains of Learning “, yaitu :

Kemampuan belajar manusia yang terbagi kepada lima kategori :

a.         Motor/skill : ketramppilan motorik.

b.        Informasi verbal : dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,

menggambar.

c.         Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan

dunia luar yang berkaitan dengan symbol-simbol.

d.        Strategi kognitif : organisasi keterampilan yang internal.

10[10] Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembanga, dan Pemanfaatannya, cet. 4 ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h.23.

Page 10: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

e.         Sikap.11[11]

4.        Gagne membuat rumusan tahapan dalam tujuan dan tingkatan belajar :

Tahapan tujuan belajar diawali dari yang mudah (rendah), sedang, ke sulit

(tinggi) 12[12], dan tahapan ini berbanding lurus dengan tahapan proses belajar,

yaitu dari yang paling sederhana ke yang kompleks13[13]. Adapun tingkatan

belajar ada empat : belajar fakta, belajar konsep, belajar prinsip, dan pemecahan

masalah. 14[14]

Toeti Soekamto menambahkan bahwa untuk dapat memecahkan masalah

seorang harus terlebih dahulu belajar prinsip, dan sebelum belajar prinsip, maka ia

harus belajar konsep terlebih dahulu yang sifatnya lebih mudah.15[15]

D.      Model Pemrosesan Informasi

1.        Model proses kontrol pemrosesan informasi 16[16]

Short-term Long-term

Memory memory

Sensory Perception ---------------

Informasi receptor

11[11] Roestiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, cet. 3 (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989), h. 149.

12[12] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, cet.2 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 159

13[13] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, cet.2 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h.32.

14[14] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, h. 159.

15[15] Toeti Soekamto, Perancangan dan Pengembangan Sistem Intruksional (Jakarta: Intermedia, 1993), h. 83.

16[16] C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, h. 82

Page 11: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Working Storage

Memory retrieval

 

Kreatifitas Pengetahuan

Gambar 1. Model proses kontrol pemrosesan informasi

2.        Model pemrosesan informasi dari Gage dan Berliner 17[17]

 

Sensory Short Enhanced

Coding Long

Stimuli Systemy term ass. System

term

Storage storage

 

17[17] Ibid, h. 83

Page 12: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Forgotten

Inform

Gambar 2. Model pemrosesan informasi dari Gage dan Berliner

Keterangan :

1.        Sensory Receptor (SR)\

SR adalah sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR

informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya bertahan dalam waktu

yang sangat singkat dan mudah tergangu atau berganti.

2.        Working Memory (WM)

WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat perhatian

individu, perhatian dipengaruhi oleh persepsi.

Karekateristik WM, memiliki kapasitas terbatas + 7 slots dan hanya bertahan 15

detik jika tidak diadakan pengulangan, dan informasi dapat disandi dalam bentuk

yang berbeda dari stimulus aslinya.

3.        Long Term Memory (LTM)

LTM diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oelh individu,

2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di

dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Sedangkan lupa adalah

proses gagalnya memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Tennyson

mengemukakan proses penyimpanan informasi merupakan proses

mengasimilisasikan pengetahuan baru pada pengetahuan yang telah dimiliki, yang

selanjutnya berfungsi sebagai dadar pengetahuan. 18[18]

18[18] Ibid, h.83-84.

Page 13: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

E.       Pendekatan Pemrosesan Informasi

Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak

mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan

informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses

berpikir . Menurut pendekatan ini, anak secara bertahap mengembangkan

kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara bertahap pula mereka

bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks. 19[19]

Pada latar belakang telah disampaikan bahwa teori belajar sibernetik

merupakan teori belajar yang relatif baru dan sangat berkaitan dengan teori

kognitif, Jika pada psikologi kognitif, proses belajar lebih penting dari hasil

belajar, namun pada teori sibernetik yang lebih penting proses belajar adalah

sistem informasi dan sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan

menentukan proses belajar

Secara sederhana analogi sistem pemrosesan informasi aktif yang

dikemukakan oleh psikologi kognitif untuk menggambarkan hubungan antara

kognisi dengan otak adalah dengan melihat sistem kerja komputer yang se akan-

akan menjelaskan bagaimana kognisi manusia bekerja dengan menganalogikan

hardware sebagai otak fisik dan software sebagai kognisi.

Teori pemrosesan informasi adalah teori yang menjelaskan

pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak,

seperti yang tertuang dalam gambar 20[20] berikut ini :

Penyimpanan Penyimpanan

Teks Sementara Jangka Panjang

19[19] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 310.

20 [20] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, cet.4 (Jakarta: Kencana, 2009), h.33

Page 14: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Rangkaian Atens

Belajar

Eksternal @ Pengulangan

Pencatatan @ Hapalan

Penginderaan Memori @ Pengkodean Memori

Jangka @ Pemecahan Jangka

Pendek masalah Panjang

Pemanggilan

Hilang Hilang Lupa

Gambar 3. Model pemrosesan informasi

Gambar tersebut menguraikan beberapa peristiwa mental yang melakukan

tranformasi informasi yang dimulai dari input dalam hal ini stimulus yang

diberikan pendidik, kepada output dalam bentuk respon yang ditunjukkan oleh

peserta didik. Setiap kotak yang dianalogikan sebagai fungsi atau keadaan sistem,

dihubungankan dengan garis yang dianalogikan sebagai proses transformasi

informasi dari satu peristiwa kepada peristiwa lain.

Menurut Robert S. Siegler ada tiga karakteristik utama pendekatan

pemrosesan informasi, yaitu :

1.        Proses Berpikir

Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan informasi 21[21],

dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan penyandian,

merepresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses inilah yang disebut

21[21] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 310.

Page 15: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

dengan proses berpikir. Walaupun kecepatan dalam memproses dan menyimpan

informasi terbatas pada satu waktu.

2.        Mekanisme Pengubah

Siegler berpendapat dalam pemrosesan infromasi fokus utamanya adalah

pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada empat mekanisme

yang bekerja untuk menciptakan perubahan dalam ketrampilan kognitif anak

22[22] :

a.        Encoding (penyandian)

Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori 23[23].

Seperti halnya teori Gagne yang menyatakan informasi dipilih secara selektif,

maka dalam encoding menyandikan informasi yang relevan dengan mengabaikan

informasi yang tidak relevan adalah aspek utama dalam problem solving. Namun,

anak membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih encoding ini, agar dapat

menyandi secara otomatis.

Apa itu memori ? bagaimana informasi itu diletakkan dan disimpan dalam

mmemori ? bagaimana informasi itu disimpan setelah disandikan ? dan bagaimana

caranya ia dimunculkan kembali untuk tujuan tertentu di kemudian hari ?

Pertanyaan inilah yang dipelajari para psikologi pendidikan, dan mereka

menyatakan bahwa adalah penting untuk tidak memori dari segi bagaimana anak

menambahkan sesuatu ke dalam ingatan, tetapi dilihat dari segi bagaiamana anak

menyusun memori mereka. 24[24]

22[22] Ibid

23[23] Ibid

24[24] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 312.

Page 16: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Memori adalah rentensi informasi 25[25]. Retensi informasi ini terus

menerus melibatkan encoding, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi

pada saat diperlukan untuk waktu tertentu. Lihat gambar 4. tentang pemrosesan

informasi dalam memori ;

 

ENCODING PENYIMPANAN PENGAMBILAN

Memasukkan Mempertahankan Mengambil

Informasi ke dalam informasi dari infromasi dari

Memori waktu ke waktu gudang memori

Gambar 4. Pemrosesan informasi dalam memori ;

Ada enam konsep yang dikenal dalam encoding, yaitu :

1)        Atensi yaitu mengkonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.26[26]

2)        Pengulangan yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih

lama berada dalam memori.27[27]

3)        Pemrosesan mendalam, pada bagian ini Fergus Craik dan Robert Lockhart

mengatakan bahwa kita dapat memproses informasi pada berbagai level.

25[25] Ibid

26[26] Ibid, h.313

27[27] Ibid , h.315

Page 17: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Teori level pemrosesan :

Pemrosesan terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana

pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih baik.28[28]

a)        Level dangkal :

Pada level ini memori akan mendeteksi garis, sudut, dan kontur dari huruf

cetak, atau mendeteksi frekuensi, durasi, dan kekerasan suara.

b)        Level menengah :

Pada level ini, stimuli yang sudah dikenali akan diberi label dalam memori.

c)        Level mendalam :

Pada level ini informasi yang diterima akan diproses secara semantik dari

sisi maknya.

Contoh ketiga level adalah saat anak melihat tulisan Bank, pada level

dangkal ia akan memperhatikan huruf demi huruf, pada level menengah, anak

akan melihat karakteristik kata bank memiliki sebutan yang sama dengan kata

bang, dan pada level terdalam ia akan berpikir kapan orangtuanya akan

membawanya menabung di bank, dan ke bank mana mereka akan menabung.

4)             Elaborasi

Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan informasi dalam penyandian.

Jadi, saat pendidik menyajikan konsep demokrasi pada peserta didik, maka

mereka akan mengingatnya dengan lebih baik jika diberikan contoh yang bagus

tentang demokrasi.29[29]

5)        Mengkonstruksi citra

28[28] Ibid, h.316

29[29] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 316.

Page 18: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Allan Paivio percaya bahwa memori disimpan melalui satu atau dua cara

yaitu sebagai kode verbal atau kode citra/imaji dan menggunakan kode mental.

30[30]

Sebagai contoh pada saat seseorang mengkonstruksi citra berarti ia telah

mengelaborasi informasi, seperti menghitung jumlah jendela di rumahnya.

Mungkin seseorang akan mengalami kesulitan saat menyebutkan jumlah jendela

secara keseluruhan, tetapi ia akan mudah menjawab ketika menggunakan kode

mental yaitu dalam mengkonstruksi citra ia dapat menyebutkan jumlah jendela

dengan berjalan secara mental di seluruh bagian rumahnya.

6)        Penataan

Penataan atau pengorganisasian informasi dalam kaitannya dengan

penyandian pada memori, maka hal ini akan membawa pengaruh terhadap

pemahaman, dengan kata lain, semakin baik seorang pendidik menata informasi

dalam menyajikan materi pelajaran, maka semakin mudah peserta didik untuk

memahami dan mengingatnya dalam memori.

Pada proses penyimpanan ada tiga simpanan utama yang erat kaitannya

dengan tiga kerangka waktu yang berbeda, yaitu :

1)        Memori sensoris

Memori sensori berfungsi mempertahankan informasi dari dunia, dalam

bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama ketimbang

waktu murid menerima sensasi visual, suara, dan sensasi lainnya. 31[31]

2)        Memori jangka pendek (working memory)

Memori jangka pendek adalah system memori berkapasitas terbatas dimana

informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau

30[30] Ibid, h.318.

31[31] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 320.

Page 19: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

diproses lebih lanjut.32[32] Trianto mengutip dari Nur, menurut Miller memori

jangka pendek mempunyai kapasitas 5-9 bits informasi. 33[33] Lebih lanjutnya

Trianto menjelaskan bahwa untuk mempertahankan informasi pada memori

jangka pendek maka harus melakukan pengulangan dengan cara menghafal.

3)        Memori jangka panjang

Memori jangka panjang adalah tipe memori yang menyimpan banyak

informasi selama periode waktu yang lama secara relative permanen. Kapasitas

yang dimiliki memori ini menurut ilmuan computer Jhon Von Neumann tidak

terbatas. 34[34]

Ketiga konsep di atas dikembangkan oleh Atkinson dan Shiffrin, mereka

mengatakan bahwa semakin lama informasi dipertahankan dalam memori jangka

pendek dengan bantuan pengulangan, semakin besar kemungkinannya untuk

masuk ke memori jangka panjang. Lihat gambar 5 berikut ini :

Memori sensorik Memori jangka pendek Memori kangka panjang

 

Latihan Penyimpanan

 

Sensoris

Atensi Pengambilan

Input

32[32] Ibid

33[33] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, h.35

34[34] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 322.

Page 20: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Gambar 5. Teori memori Atkinson dan Shiffrin 35[35]

Jika tipe memori dapat dibedakan, demikian juga

isi memori jangka panjang dapat dibedakan seperti gambar berikut ini :

Memori Jangka Panjang

 

Deklaratif (Eksplisit) Prosedural (Implisit)

 

Memori Episodik Memori

Semantik

Gambar 6. Klasifikasi isi memori jangka panjang 36[36]

Keterangan :

a.         Memori deklaratif adalah pengingatan kembali informasi secara sadar.37[37]

b.        Memori prosedural adalah memori yang memiliki kemampuan untuk menginngat

kembali bagaimana melakukan sesuatu.38[38]

c.         Memori Episodik adalah memori yang menyimpan gambaran atau bayangan

mental yang dilihat atau didengar dari pengalaman-pengalaman pribadi.39[39]

35[35] Ibid, h.323.

36[36] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 324.

37[37] Ibid.

38[38] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, h.36.

39[39] Ibid, h. 35.

Page 21: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

d.        Memori semantik adalah memori yang menyimpan fakta-fakta dan pengetahuan

umum atau generalisasi informasi yang diketahui.40[40]

Untuk semakin mendekatkann pemahaman, maka berikut ini adalah tabel

yang menguraikan perbedaan tiga tingkatan memori.

Tabel 1. Perbedaan antara tiga tingkatan memori 41[41]

KarakteristikRegister

PengideraanMemori Jangka Pendek Memori Jangka Panjang

Masuknya

informasiPerhatian awal Memerlukan perhatian Latihan pengulangan

Memelihara

informasiTidak mungkin

Perhatian terus menerus

latihan pengulanganPengulangan organisasi

Format informasi

Mengcopi

masukan secara

apa adanya

Bunyi visual yang mungkin

semantik

Sebagian besar semantik,

sebagian bunyi, dan suara.

Kapasitas Besar KecilTidak diketahui

batasannya

Hilangnya

informasiMenyeluruh

Pergeseran kemungkinan

menyeluruh

Kemungkinan tidak

hilang, kemampuan

mengakses karena

interferensi

Selang berkas ¼ - 2 detik Sampai 30 detik Beberapa menit sampai

40[40] Ibid, h. 36.

41[41] Ibid.

Page 22: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

beberapa tahun.

Memanggil

kembali

Membaca yang

nyaring

Kemungkinan otomatis butir-

butir dalam kesadaran isyarat

sesat/bunyi

Isyarat perbaikan

kemungkinan proses

mencari

Kemudian pemrosesan informasi terakhir dalam memori adalah

pengambilan kembali dan melupakan. Ketika seseorang mengambil informasi dari

gudang data, maka ia melakukan penelusuran untuk mencari informasi yang

relevan, pengambilan informasi ini bisa dilakukan secara otomatis, bisa juga harus

memerlukan usaha.

Dalam melupakan, ada beberapa istilah yang berkaitan yaitu cue-dependent

forgetting atau kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena kurangnya

petunjuk pengambilan yang efektif, teori interferensi yang menyatakan bahwa kita

lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penyimpanan, tetapi

karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat kembali

informasi yang kita inginkan, dan decay teory yang menyatakan bahwa berlalunya

waktu bisa membuat orang menjadi lupa.42[42]

b.        Otomatisasi

Otomatisasi adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit

atau tanpa usaha 43[43]. Peristiwa ini terjadi karena pertambahan usia dan

pengalaman individu sehingga otomatis dalam memproses informasi, yaitu cepat

dalam mendeteksi kaitan atau hubungan dari peristiwa-peristiwa yang baru

dengan peristiwa yang sudah tersimpan pada memori dan akhirnya akan

menemukan ide atau pengetahuan baru dari setiap kejadian.

c.         Konstruksi Strategi

42[42] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, h. 329

43[43] Ibid, h. 310..

Page 23: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses

informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyandikan

informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan informasi tersebut

dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah. 44[44]

d.        Generalisasi

Untuk melengkapi mekanisme pengubah, maka manfaat dari langkah ketiga

yaitu konstruksi strategi akan terlihat pada proses generalisasi, yaitu kemampuan

anak dalam mengaplikasikan konstruksi strategi pada permasalahan lain.

Pengaplikasian itu melalui proses transfer, yaitu suatu proses pada saat anak

mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk mempelajari

atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.45[45]

Ada beberapa tipe transfer, yaitu :

1)        Transfer dekat atau jauh

Transfer dekat adalah transfer yang terjadi pada saat situasi yang sama, yaitu

transfer pembelajaran ke situasi yang sama dengan situasi di mana pembelajaran

sebelumnya terjadi. Dicontohkan bahwa ketika siswa belajar mengetik di mesin

tik akan menggunakan kemampuannya saat mengetik pada keyboard computer.

46[46]

Transfer jauh adalah transfer pembelajaran ke situasi yang sangat berbeda

dari situasi pembelajaran sebelumnya.47[47] Contoh siswa diberi kesempatan

untuk mendapatkan pengalaman jual beli, dengan bekerja sehari pada sebuah

toko. Dalam melakukan pekerjaannya, ia harus mengaplikasikan ilmu yang

44[44] Ibid

45[45] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S h. 379.

46[46] Ibid

47[47] Ibid

Page 24: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

dimilikinya dalam proses jual beli, proses aplikasi inilah yang disebut transfer

jauh, karena situasi jual beli yang didemonstrasikan di kelas tentu sangat berbeda

dengan situasi jual beli yang terjadi di masyarakat.

2)        Transfer jalur rendah dan jalur tinggi

Transfer jalur rendah adalah transfer yag terjadi secara otomatis, yaitu

pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki secara tak sadar tertransfer pada

situasi yang lain. Sedangkan transfer jalur tinggi adalah transfer yang dilakukan

dengan banyak usaha dan dengan kesadaran 48[48]. Dengan maksud bahwa

peserta didik secara sadar membangun koneksi atau mendeteksi hubungan antara

apa yang sudah mereka ketahui atau pelajari pada situasi sebelumnya dengan

situasi yang baru mereka hadapi.

Tentang pengalaman belajar, Wina Sanjaya menyatakan bahwa ketika

seorang pendidik berpikir tentang informasi apa yang harus dimiliki oleh peserta

didiknya, maka pada saat itu juga pendidik semestinya berpikir pengalaman

belajar yang bagaimana yang harus didesain agar tujuan dan kompetensi itu dapat

diperoleh setiap peserta didik. 49[49]

Kemudian Wina Sanjaya memberikan contoh ketika seorang anak kena api,

maka kejadian itu akan memberikan pengalaman setelah ia mengolah,

menghubungkan, dan menafsirkan bahwa api merupakan sesuatu yang dapat

menimbulkan rasa sakit, sehingga ia bisa menyimpulkan dan menentukan sikap

bahwa api harus dihindari 50[50]. Namun pada peristiwa lain, anak tersebut

mendapat kesempatan belajar memasak dengan ibunya, dan secara langsung ia

48[48] Ibid

49[49] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembeajaran, cet.4 (Jakarta: Kencana, 2011), h. 160.

50[50] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, cet.7 (Jakarta: Kencana, 2010), h. 122.

Page 25: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

mendapat pengalaman bahwa api memberi manfaat buat dirinya dan keluarganya,

dengan membuat kesimpulan dengan adanya api makanan bisa di masak.

Kemudian peran generalisasi akan muncul saat ia bisa menyimpulkan bahwa api

itu panas karena itu jangan sampai mengenai anggota badan, dan api itu sangat

bermanfaat buat manusia terutama dalam memasak makanan.

3.        Modifikasi Diri

Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang

dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang

mengetahui, yang di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif

dengan aktivitas kognitif.

Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada

pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi saat

murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada

saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.51[51]

Berkaitan dengan modifikasi diri Deanna Kuhn mengatakan metakognisi

harus lebih difokuskan pada usaha untuk membantu anak menjadi pemikir yang

lebih kritis, terutama di sekolah menengah. Baginya ketrampilan kognitif terbagi

dua, yaitu mengutamakan kemampuan murid untuk mengenali dunia, dan

ketrampilan untuk mengetahui pengetahuannya sendiri. 52[52]

Michael Pressly dan rekan - rekannya seperti yang telah dikutip Santrock,

mereka telah mengembangkan model metakognitf yang disebut model

pemrosesan informasi yang baik. Model ini menyatakan bahwa kognisi yang

kompeten adalah hasil dari sejumlah faktor yang saling berinteraksi.53[53]

51[51] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S h. 340.

52[52] Ibid.

53[53] Jhon. W Santrock,. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S h. 341.

Page 26: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

F.       Aplikasi Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dalam Pembelajaran.

Dalam aplikasi teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran, kita dapat

mengambil teori yang disampaikan oleh Gagne tentang tahapan belajar dari fakta

sampai pemecahan masalah, serta tahapan tujuan dari yang rendah sampai ke

tinggi, dapat kita lihat pada keterangan yang dituliskan Harjanto tentang pelajaran

melukis, seperti berikut ini :

1.        Siswa dapat menyebutkan beberapa alat yang dipergunakan untuk mengambar

berwarna (fakta).

2.        Siswa dapat mengidentifikasi warna panas dan warna dingin (konsep).

3.        Siswa dapat menyatakan bahwa penempatan atau pemakaian kedua jenis warna

tersebut akan saling berpengaruh (prinsip)

4.        Siswa dapat melukis dengan komposisi warna yang harmonis (pemecahan

masalah) 54[54]

Dan untuk membuat isi pokok bahasan, dapat kita lihat contoh yang

dituliskan oleh Harjanto, dalam beberapa materi ajar.

Tabel 2. Isi pokok bahasan 55[55]

Fakta Konsep Prinsip Pemecahan Masalah

Mengajarkan

macam-macam

binatang

Identifikasi binatang-

binatang sejenis

Binatang-binatang

sejenis mempunyai

ciri-ciri sama

Mengapa binatang

sejenis tidak selalu

identik

Mengenal Peta

Bumi

Identifikasi beberapa

pegunungan

Gunung berapi

adalah gunung yang

masih aktif dan

Bagaimana mengatasi

bahaya gunung berapi

54[54] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, h. 157.

55[55] Ibid, h. 161.

Page 27: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

berbahaya

Memahami

definisi molekul

dan gerakan

Hubungan antara

molekul dan gerakan

Bahwa udara yang

panas (uap air)

mengembang

Pemanfaatan tenaga

uap untuk

mesin/industry.

Dan kaitannya dengan contoh aplikasi dalam bidang studi Pendidikan

Agama Islam, materi ajar perilaku terpuji (qana’ah dan tasamuh), sebagai berikut :

1.        Siswa dapat menyebutkan pengertian qana’ah dan tasamuh (fakta).

2.        Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik perilaku qana’ah dan tasamuh

(konsep).

3.        Siswa dapat menyatakan menyampaikan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh

yang diambil dari pengalamannya dengan lingkungan (prinsip)

4.        Siswa dapat mengaplikasikan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupannya

dengan penuh kesadaran (pemecahan masalah).

Contoh menerapkan teori pemrosesan informasi dalam RPP, sebagai berikut :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : ......................................

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas /Semester : IX/1

Standar Kompetensi :4. Membiasakan perilaku terpuji

Kompetensi Dasar :4.3. Membiasakan perilaku qana'ah dan tasamuh dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 28: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran

           Siswa dapat membiasakan diri berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam

kehidupan serta merasakan manfaatnya.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Materi Pembelajaran

           Pembiasaan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan

           Manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan

Metode Pembelajaran

           Tanya jawab

           Modeling

           Diskusi

           CTL

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

           Apresepsi

           Guru memotivasi siswa mengenai indahnya berakhlak mulia.

           Guru menyampai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Page 29: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Kegiatan Inti

1). Eksplorasi

      Guru menguraikan contoh-contoh perilaku dan bukan prilaku qana’ah dan

tasamuh dalam bentuk tampilan gambar.

2). Elaborasi

      Siswa melakukan memberi respon terhadap dengan dapat membedakan contoh

dan bukan contoh pada perilaku qana’ah dan tasamuh.

3)    Konfirmasi

      Siswa menuliskan kesan-kesannya dengan memahami manfaat dari

mengaplikasikan perilaku qana’ah da tasamuh.

4) Latihan

  Siswa membuat kesimpulan manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam

kehidupan.

Kegiatan Penutup

        Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini.

Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?

Sumber Belajar

        Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum

        LKS MGMP PAI SMP / MTS

Penilaian

Indikator Pencapaian KompetensiTeknik

Penilaian

Bentuk

Instrume

n

Instrumen /

Soal

     Membiasakan perilaku qana'ah dan Tes Tes      Simulasikan

Page 30: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

tasamuh dalam lingkungan keluarga

     Membiasakan perilaku qana'ah dan

tasamuh dalam lingkungan sekolah.

     Membiasakan perilaku qana'ah dan

tasamuh dalam lingkungan masyarakat

tertulis simulasi sikap anak yang

toleran terhadap

kawannya yang

bukan muslim!

........................., .............20

Mengetahui Guru Mapel PAI

Kepala Sekolah

_________________ _________________

NIP NIP

Saran Kepala Sekolah :

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

G.      Penutup

1.    Simpulan

Selain teori behavioristik, kognitif, dan humanistik, ada teori pembelajaran

yang relatif baru, yaitu teori belajar sibernetik. Menurut teori ini, belajar adalah

pengolahan informasi. Jika pada kognitif mengkaji proses belajar penting dari

hasil belajar, maka dalam sibernetik yang lebih penting dari kajian proses belajar

itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya

akan menentukan proses belajar.

Page 31: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Teori sibernetik atau teori pengolah informasi memiliki kajian yang lebih

luas dari psikologi kognitif. Dengan perbedaan psikologi kognitif adalah upaya

untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur berpikirnya orang. Sedangkan

pengolahan informasi menitikberatkan usahanya pada pelacakan dan pemberian

urutan operasi pikiran dan hasil operasi itu. Di samping itu karena teori itu

berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka teori terus

mengalami dinamisasi, karena itulah tokoh-tokoh yang berpengaruh di dalamnya

tidak didominasi oleh hasil pikiran satu orang saja.

Teori pembelajaran pemrosesan informasi masuk dalam bagian teori

sibernetik. Teori pemrosesan informasi adalah teori yang menjelaskan

pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak.

Teori ini memiliki pendekatan, yang dimaksud dengan pendekatan pemrosesan

informasi adalah pendekatan kognitif anak di mana anak dapat mengolah

informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi

yang telah diterimanya. Bahkan menurut pendekatan ini, anak akan bertahap

mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara

bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks

Salah satu tokoh pemrosesan informasi adalah Robert Gagne, yang

menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal

bagi setiap individu yang merupakan hasil transformasi rangsangan yang berasal

dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan. Karena itulah

teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam

diri peserta didik, mengerti kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,

mengetahui hal-hal yang dapat menghambat dan memperlancar proses belajar

peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana

dan tepat dalam menentukan proses belajar.

Page 32: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Pembelajaran pemrosesan informasi dapat diaplikasikan dalam

pembelajaran walaupun dalam teori sibernetik ada asumsi bahwa tidak ada satu

proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua

siswa. Dengan dasar bahwa cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

2.    Implikasi

Sejalan dengan pernyataan Wina Sanjaya bahwa ketika seorang pendidik

berpikir tentang informasi apa yang harus dimiliki oleh peserta didiknya, maka

pada saat itu juga pendidik semestinya berpikir pengalaman belajar yang

bagaimana yang harus didesain agar tujuan dan kompetensi itu dapat diperoleh

setiap peserta didik.

Maka bagi para pendidik di sekolah, sudah waktunya memberikan

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kebutuhan ini dibungkus

dengan sebaik-baik penyajian, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang

dapat memberi pengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Dan bagi para

tenaga kependidikan, terkhusus bagi kepala sekolah dan para pengawas, sudah

waktunya untuk tidak terlalu memaksakan para pendidik dalam pencapaian target

kurikulum, tetapi lebih mengutamakan pada pengelolaan proses pembelajaran dan

mengevaluasi setiap target setiap pertemuan.

3.        Saran

Dengan memahami teori pembelajaran pemrosesan informasi diharapkan

kepada para pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran hendaknya

menciptakan suasana interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberi tantangan,

memunculkan motivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, dan memberikan

ruang serta kesempatan kepada peserta didik untuk berkreatifitas sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisiknya. Demikian juga untuk para peserta didik,

jangan hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena

Page 33: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan ruang bagi peserta

didik untuk mengakses ilmu dan perkembangannya melalui kemajuan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, cet.2, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2009.

Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, cet.1, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Gredler, Margaret E.Bell, Buku Petunjuk Belajar dan Membelajarkan, Jakarta, Universitas

Terbuka, 1988.

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, cet.2, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

Joyce, Bruce, et. al, Models of Teaching, cet. 1, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.

Roestiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, cet. 3, Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989.

Sadiman, Arief S. et al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembanga, dan Pemanfaatannya,

cet. 4, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996.

Sanjaya,Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembeajaran, cet.4, Jakarta: Kencana, 2011.

Sanjaya,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, cet.7,

Jakarta: Kencana, 2010.

Santrock, Jhon. W. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S, Jakarta,: Kencana, 2011.

Page 34: PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Soekamto, Toeti, Perancangan dan Pengembangan Sistem Intruksional, Jakarta: Intermedia,

1993.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, cet.4, Jakarta: Kencana, 2009.

Wardani, A.K, Psikologi Belajar, cet. 2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000.

Bambang Warsita, Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat

Sumber Belajar,, Jurnal Teknodik, vol. XII No. 1 Juni , 2008. Terdapat pada

http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/121086579.pdf

Bookrags, Biography Robert Milis Gagne, (online), terdapat pada

http://www.bookrags.com/biography/robert-mills-gagne/