pendewasaan usia perkawinan

51
1 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia A. Latar Belakang Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia 233 juta jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025, BPS, BAPPENAS, UNFPA). Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang kependudukan yang dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalam pembangunan apabila tidak ditangani dengan baik. Sejalan dengan cita-cita mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, maka sudah selayaknya kependudukan menjadi titik sentral dalam perencanaan pembangunan. Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera telah mengamanatkan perlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Pendewasaan BAB I PENDAHULUAN

Upload: rajabul-gufron

Post on 01-Nov-2014

1.263 views

Category:

Healthcare


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

1Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

A. Latar BelakangPada tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia 233juta jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025,BPS, BAPPENAS, UNFPA). Indonesia menghadapi banyakmasalah berkaitan dengan bidang kependudukan yangdikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalampembangunan apabila tidak ditangani dengan baik. Sejalandengan cita-cita mewujudkan pembangunan yangberkelanjutan, maka sudah selayaknya kependudukan menjadititik sentral dalam perencanaan pembangunan.

Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengankuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-UndangNo. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan danPembangunan Keluarga Sejahtera telah mengamanatkanperlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas danpengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumberdaya yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional.

Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengankependudukan adalah Program Keluarga Berencana yangbertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranya melaluiprogram Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Pendewasaan

BAB

IPENDAHULUAN

2 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Usia Perkawinan bertujuan untuk memberikan pengertian dankesadaran kepada remaja agar di dalam merencanakankeluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspekberkaitan dengan kehidupan berkeluarga, ditinjau dari aspekkesehatan, ekonomi, psikologi dan agama. Tujuan PUP sepertiini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia perkawinanyang lebih dewasa sehingga berdampak pada penurunan TotalFertility Rate (TFR).

Program Pendewasaan Usia Perkawinan di dalampelaksanaannya telah diintegrasikan dengan programPenyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yangmerupakan salah satu program pokok Pembangunan Nasionalyang tercantum dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah (RPJM 2010-2014). Arah kebijakan ProgramPenyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja adalahmewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluargauntuk mencapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Tegarremaja adalah membangun setiap remaja Indonesia menjadiTEGAR, yaitu remaja yang menunda usia perkawinan,berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR(Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), menginternalisasiNorma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh,idola, teladan dan model bagi remaja sebaya.

Kerangka Tegar Remaja merujuk pada hasil evaluasi programKesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 1990-2000, yangdilakukan oleh School of Public Health, University ofMichigan, USA, 2005 dan evaluasi program KesehatanReproduksi Remaja di Asia, Afrika dan Amerika Latin (World

3Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Bank Report, 2007). Kerangka Tegar Remaja adalah strategiprogram PKBR yang dilaksanakan melalui pengembanganfaktor-faktor pendukung (promotive factor) yaitu: asset,resources dan second chance. Program PKBR apabila tidakdilaksanakan dengan pengembangan ketiga faktor pendukungtersebut diatas akan mengakibatkan meningkatnya jumlahremaja yang bermasalah. Sebaliknya apabila program PKBRdidukung oleh tiga faktor, yaitu (1) peningkatan assets/capabilities remaja, yaitu segala sesuatu yang positif yangterdapat pada diri remaja (pengetahuan, sikap, perilaku, hobi,minat dan sebagainya), (2) pengembangan resources/opportunities, yaitu jaringan dan dukungan yang dapatdiberikan kepada remaja dan program PKBR oleh semuastakeholders terkait (orang tua, teman, sekolah, organisasiremaja, Pemerintah, media massa, dan sebagainya), (3)Pemberian pelayanan kedua/second chance kepada remajayang telah menjadi korban triad KRR, agar bisa sembuh dankembali hidup normal. Program PKBR dengan peningkatandan pengembangan ketiga faktor tersebut akan menghasilkanTegar Remaja (TR).

B. Tujuan1. Tujuan Umum

Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja danpengelola program PKBR tentang hak-hak reproduksi padaremaja serta perlunya Pendewasaan Usia Perkawinandalam rangka mewujudkan Tegar Remaja menuju TegarKeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil, BahagiaSejahtera.

4 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan pembina, pengelola danremaja tentang Hak-Hak Reproduksi.

b. Meningkatkan pengetahuan pembina, pengelola danremaja tentang Pendewasaan Usia Perkawinan.

c. Meningkatkan pengetahuan Pembina, Pengelola danRemaja tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluargabagi Remaja

C. Sasaran dan Ruang Lingkup1. Sasaran (audience)

Sasaran yang terkait dengan buku ini adalah:

a. Pembina dan Pengelola Program PKBR (Provinsi,Kabupaten/Kota, Kecamatan Kelurahan/Desa).

b. Remaja

2. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup meliputi informasi mengenai jenis danpengertian Hak-hak Reproduksi, masalah-masalah dalampemenuhan hak reproduksi bagi remaja dan materiPendewasaan Usia Perkawinan (perencanaan keluarga,persiapan ekonomi keluarga, kematangan psikologiberkeluarga, dan menurut perspektif agama Islam).

D. Pengertian dan Batasan1. Program KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui Pendewasaan UsiaPerkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanankeluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untukmewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

5Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

2. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehatyang menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponendan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik,mental, emosional dan spiritual.

3. TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja,yaitu resiko-resiko yang berkaitan dengan seksualitas,Napza, HIV dan AIDS.

4. Resiko seksualitas adalah sikap dan perilaku seksualremaja yang berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual(IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi danresiko perilaku seks sebelum nikah.

5. HIV adalah singkatan dari Human ImmunodeficiencyVirus, yaitu virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuhmanusia.

6. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno DeficiencySyndrome, yaitu kumpulan dari berbagai gejala penyakitakibat turunnya kekebalan tubuh individu yang didapatakibat HIV.

7. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol,Psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawiyang dimasukkan kedalam tubuh manusia baik secara oral(melalui mulut), dihirup (melalui hidung) atau disuntik yangmenimbulkan efek tertentu terhadap fisik, mental danketergantungan.

8. Program PKBR adalah suatu program untuk memfasilitasiterwujudnya Tegar Remaja, Tegar Remaja adalah Remajayang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR(Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), menunda usiapernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan

6 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil BahagiaSejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumberinformasi bagi teman sebayanya.

9. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia 10–19 tahun(WHO), Pemuda (Youth) adalah penduduk usia 15-24 tahun(UNFPA), Orang Muda (Young people) adalah pendudukusia 10-24 tahun (UNFPA dan WHO), Generasi Muda(Young Generation) adalah penduduk usia 12-24 tahun(World Bank), Remaja sebagai sasaran program PKBRadalah penduduk usia 10-24 tahun yang belum menikah.

10. Pendidik Sebaya PKBR adalah remaja yang punyakomitmen dan motivasi yang tinggi sebagai narasumberbagi kelompok remaja sebayanya dan telah mengikutipelatihan Pendidik Sebaya PKBR dengan mempergunakanmodul dan kurikulum standard yang telah disusun olehBKKBN atau yang setara.

11. Konselor Sebaya PKBR adalah Pendidik Sebaya yangpunya komitmen dan motivasi yang tinggi untukmemberikan konseling PKBR bagi kelompok remajasebayanya yang telah mengikuti pelatihan konseling PKBRdengan mempergunakan modul dan kurikulum standaryang telah disusun oleh BKKBN atau yang setara.

12. Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punyakomitmen dan mengelola langsung PIK Remaja serta telahmengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dankurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atauyang setara. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua,Penanggung Jawab Bidang Administrasi, PenanggungJawab Bidang Program/kegiatan, Pendidik Sebaya danKonselor Sebaya.

7Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

13. Pengelola PIK Mahasiswa adalah mahasiswa/i yang punyakomitmen dan mengelola langsung PIK Mahasiswa sertatelah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan moduldan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBNatau yang setara. Pengelola PIK Mahasiswa terdiri dariKetua, Penanggung Jawab Bidang Administrasi,Penanggung Jawab Bidang Program/kegiatan, PendidikSebaya dan Konselor Sebaya.

14. Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyaikepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja,memberi dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baikyang berasal dari Pemerintah, Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) atau organisasi pemuda/remaja lainnya.

15. Pembina PIK Mahasiswa adalah seseorang yangmempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif membinaPIK Mahasiswa, baik yang berasal dari Pemerintah,Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasipemuda/remaja lainnya.

16. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usiapernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko triadKRR (Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), mempunyaipenyiapan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkanKeluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh,model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

17. Life Skills menurut Undang-undang Sistim PendidikanNasional Nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan nonformal yang memberikan ketrampilan non formal, sosial,intelektual/akademis, dan vokasional untuk bekerja secaramandiri.

8 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

18. Hak-hak Repoduksi secara umum diartikan sebagai hakyang dimiliki oleh individu baik laki-laki maupunperempuan yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.

19. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untukmeningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehinggamencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Apabilaseseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, makadianjurkan untuk penundaan kelahiran anak pertama.

20. Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yangdimiliki oleh wanita selama usia reproduksinya.

9Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

A. Pengertian dan Jenis Hak-Hak ReproduksiHak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusia yangmelekat pada manusia sejak lahir dan dilindungikeberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap hakreproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia.

1. Pengertian Hak-hak Reproduksi

Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yangdimiliki oleh individu baik laki-laki maupun perempuanyang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.

2. Macam-macam Hak-hak reproduksi

Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan danPembangunan (ICPD) di Kairo 1994, ditentukan ada 12hak-hak reproduksi. Namun demikian, hak reproduksi bagiremaja yang paling dominan dan secara sosial dan budayadapat diterima di Indonesia mencakup 11 hak, yaitu:

Hak Untuk Hidup (Hak Untuk Dilindungi DariKematian Karena Kehamilan Dan Proses Melahirkan)

Setiap perempuan yang hamil dan akan melahirkan berhakuntuk mendapatkan perlindungan dalam arti mendapatkanpelayanan kesehatan yang baik sehingga terhindar dari

BAB

II HAK-HAK REPRODUKSIPADA REMAJA

10 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

kemungkinan kematian dalam proses kehamilan danmelahirkan tersebut. Contoh: Pada saat melahirkan seorangperempuan mempunyai hak untuk mengambil keputusanbagi dirinya secara cepat terutama jika proses kelahirantersebut berisiko untuk terjadinya komplikasi atau bahkankematian. Keluarga tidak boleh menghalangi denganberbagai alasan.

Hak Atas Kebebasan Dan Keamanan BerkaitanDengan Kehidupan Reproduksi.

Hak ini terkait dengan adanya kebebasan berpikir danmenentukan sendiri kehidupan reproduksi yang dimilikioleh seseorang. Contoh: Dalam konteks adanya haktersebut, maka seseorang harus dijamin keamanannya agartidak terjadi” pemaksaaan” atau “pengucilan” ataumunculnya ketakutan dalam diri individu karena memilikihak kebebasan tersebut.

Hak Untuk Bebas Dari Segala Bentuk DiskriminasiDalam Kehidupan Berkeluarga Dan KehidupanReproduksi.

Setiap orang tidak boleh mendapatkan perlakuandiskriminatif berkaitan dengan kesehatan reproduksikarena ras, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi,keyakinan/agamanya dan kebangsaannya. Contoh: Orangtidak mampu harus mendapatkan pelayanan kesehatanreproduksi yang berkualitas (bukan sekedar atau asal-asalan) yang tentu saja sesuai dengan kondisi yangmelingkupinya. Demikian pula seseorang tidak bolehmendapatkan perlakuan yang berbeda dalam halmendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi hanyakarena yang bersangkutan memiliki keyakinan berbeda

11Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

dalam kehidupan reproduksi. Misalnya seseorang tidakmendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan secarabenar, hanya karena yang bersangkutan tidak ber-KB ataupernah menyampaikan suatu aspirasi yang berbeda denganmasyarakat sekitar. Pelayanan juga tidak bolehmembedakan apakah seseorang tersebut perempuan ataulaki-laki. Hal ini disebut dengan diskriminasi gender.

Hak Atas Kerahasiaan Pribadi Dengan KehidupanReproduksinya terkait dengan informasi pendidikandan pelayanan.

Setiap individu harus dijamin kerahasiaan kehidupankesehatan reproduksinya terkait dengan informasipendidikan dan pelayanan misalnya informasi tentangkehidupan seksual, masa menstruasi dan lain sebagainya.Contoh: Petugas atau seseorang yang memiliki informasitentang kehidupan reproduksi seseorang tidak boleh“membocorkan” atau dengan sengaja memberikaninformasi yang dimilikinya kepada orang lain. Jikainformasi dibutuhkan sebagai data untuk penunjangpelaksanaan program, misalnya data tentang prosentasepemakaian alat kontrasepsi masih tetap dimungkinkaninformasi tersebut dipublikasikan sepanjang tidakmencantumkan indentitas yang bersangkutan.

Hak Untuk Kebebasan Berfikir Tentang KesehatanReproduksi.

Setiap remaja berhak untuk berpikir atau mengungkapkanpikirannya tentang kehidupan yang diyakininya. Perbedaanyang ada harus diakui dan tidak boleh menyebabkanterjadinya kerugian atas diri yang bersangkutan. Orang laindapat saja berupaya merubah pikiran atau keyakinan

12 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

tersebut namun tidak dengan pemaksaan akan tetapidengan melakukan upaya advokasi dan Komunikasi,Informasi dan Edukasi (KIE). Contoh: seseorang dapatsaja mempunyai pikiran bahwa banyak anakmenguntungkan bagi dirinya dan keluarganya. Bila initerjadi maka orang tersebut tidak boleh serta mertadikucilkan atau dijauhi dalam pergaulan. Upaya merubahpikiran atau keyakinan tersebut boleh dilakukan sepanjangdilakukan sendiri oleh yang bersangkutan setelahmempertimbangkan berbagai hal sebagai dampak dariadvokasi dan KIE yang dilakukan petugas.

Hak Mendapatkan Informasi Dan PendidikanKesehatan Reproduksi.

Setiap remaja berhak mendapatkan informasi danpendidikan yang jelas dan benar tentang berbagai aspekterkait dengan masalah kesehatan reproduksi. Contohnya:seorang remaja harus mendapatkan informasi danpendidikan kesehatan reproduksi.

Hak Membangun Dan Merencanakan Keluarga

Setiap individu dijamin haknya: kapan, dimana, dengansiapa, serta bagaimana ia akan membangun keluarganya.Tentu saja kesemuanya ini tidak terlepas dari norma agama,sosial dan budaya yang berlaku (ingat tentang adanyakewajiban yang menyertai adanya hak reproduksi).Contoh: Seseorang akan menikah dalam usia yang masihmuda, maka petugas tidak bisa memaksa orang tersebutuntuk membatalkan pernikahannya. Yang bisa diupayakanadalah memberitahu orang tersebut tentang peraturan yangberlaku di Indonesia tentang batas usia terendah untukmenikah dan yang penting adalah memberitahu tentang

13Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

dampak negatif dari menikah dan hamil pada usia muda.

Hak Untuk Menentukan Jumlah Anak Dan JarakKelahiran

Setiap orang berhak untuk menentukan jumlah anak yangdimilikinya serta jarak kelahiran yang diinginkan. Contoh:Dalam konteks program KB, pemerintah, masyarakat, danlingkungan tidak boleh melakukan pemaksaan jikaseseorang ingin memiliki anak dalam jumlah besar. Yangharus dilakukan adalah memberikan pemahaman sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya mengenai dampak negatifdari memiliki anak jumlah besar dan dampak positif darimemiliki jumlah anak sedikit. Jikapun klien berkeputusanuntuk memiliki anak sedikit, hal tersebut harus merupakankeputusan klien itu sendiri.

Hak Mendapatkan Pelayanan Dan PerlindunganKesehatan Reproduksi.

Setiap remaja memiliki hak untuk mendapatkan pelayanandan perlindungan kehidupan reproduksinya termasukperlindungan dari resiko kematian akibat prosesreproduksi. Contoh: seorang remaja yang mengalamikehamilan yang tidak diinginkan harus tetap mendapatkanpelayanan kesehatan yang baik agar proses kehamilan dankelahirannya dapat berjalan dengan baik.

Hak Mendapatkan Manfaat Dari Kemajuan IlmuPengetahuan Yang Terkait Dengan KesehatanReproduksi

Setiap remaja berhak mendapatkan manfaat dari kemajuanteknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kesehatanreproduksi, serta mendapatkan informasi yang sejelas-

14 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

jelasnya dan sebenar-benarnya dan kemudahan akses untukmendapatkan pelayanan informasi tentang KesehatanReproduksi Remaja. Contoh: Jika petugas mengetahuitentang Kesehatan Reproduksi Remaja, maka petugasberkewajiban untuk memberi informasi kepada remaja,karena mungkin pengetahuan tersebut adalah hal yangpaling baru untuk remaja.

Hak Atas Kebebasan Berkumpul Dan BerpartisipasiDalam Politik Yang Berkaitan Dengan KesehatanReproduksi.

Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat atauaspirasinya baik melalui pernyataan pribadi atau pernyataanmelalui suatu kelompok atau partai politik yang berkaitandengan kehidupan reproduksi. Contoh: seseorang berhakmenyuarakan penentangan atau persetujuan terhadap aborsibaik sebagai individu maupun bersama dengan kelompok.Yang perlu diingatkan adalah dalam menyampaikanpendapat atau aspirasi tersebut harus memperhatikan azasdemokrasi dan dalam arti tidak boleh memaksakan kehendakdan menghargai pendapat orang lain serta taat kepada hukumdan peraturan peraturan yang berlaku.

Hak Untuk Bebas Dari Penganiayaan Dan PerlakuanBuruk Termasuk Perlindungan Dari Perkosaan,Kekerasaan, Penyiksaan Dan Pelecehan Seksual.

Remaja laki-laki maupun perempuan berhak mendapatkanperlindungan dari kemungkinan berbagai perlakuan burukdi atas karena akan sangat berpengaruh pada kehidupanreproduksi. Contoh: Perkosaan terhadap remaja putrimisalnya dapat berdampak pada munculnya kehamilanyang tidak diinginkan oleh yang bersangkutan maupun oleh

15Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

keluarga dan lingkungannya. Penganiayaan atau tindakankekekerasan lainnya dapat berdampak pada trauma fisikmaupun psikis yang kemudian dapat saja berpengaruh padakehidupan reproduksinya.

B. Masalah-Masalah Dalam Pemenuhan Hak-HakReproduksi Pada Remaja.Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks danmengkhawatirkan. Berbagai data menunjukkan bahwapenerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belumsepenuhnya mereka dapatkan, antara lain dalam hal pemberianinformasi. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnyapengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentangmasa subur. Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahunyang mengetahui tentang masa subur mencapai 65 % (SDKI,2007), terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003 sebesar 29% dan 32%. Remaja perempuan dan laki-lakiyang mengetahui risiko kehamilan jika melakukan hubunganseksual sekali masing-masing mencapai 63 % (SDKI, 2007),terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003sebesar 49% dan 45%. Hasil penelitian tentang pengetahuanPenyakit Menular Seksual (PMS) yang dilakukan di DKIJakarta oleh LD-UI tahun 2005, menunjukkan bahwapengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendah kecualimengenai HIV dan AIDS yaitu sekitar 95%, Raja Singa sekitar37%, penyakit Kencing Nanah 12%, Herpes Genitalis 3%,Klamidia/Kandidiasis 2%, Jengger Ayam 0,3%.

Data diatas menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentangPerencanaan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) masih

16 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

sangat rendah karena terbatasnya akses informasi KRR kepadaremaja.

Demikian pula halnya dengan pemberian pelayanan kesehatanreproduksi bagi remaja. Kelompok remaja memilikikarakteristik tersendiri sehingga memerlukan pelayanan yangjuga spesifik. Namun sayangnya selama ini masih sangat sedikitpelayanan kesehatan reproduksi yang dikhususkan bagi remaja.Pelayanan kesehatan untuk remaja yang ada saat ini lebihdirancang untuk melayani orang dewasa atau pasangan suamiistri. Di sisi lain, ada indikasi tingginya perilaku seksual bebasdikalangan remaja yang dapat berakibat terjadinya kehamilanyang tidak diinginkan dan Infeksi Menular Seksual (IMS).

Remaja yang cenderung rentan terkena dampak kesehatanreproduksi adalah remaja putus sekolah, remaja jalanan,remaja penyalahguna napza, remaja yang mengalamikekerasan seksual, korban perkosaan dan pekerja sekskomersial. Mereka ini sebenarnya memerlukan pelayanankesehatan reproduksi yang lebih spesifik atau yang jugadikenal dengan strategi pelayanan remaja yang bermasalah(second chance). Bagi remaja yang mengalami resiko TriadKRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS) dan yangmemerlukan pelayanan kesehatan ternyata belum mendapatakses ketempat pelayanan sesuai yang diinginkan. Hal inikarena tempat-tempat pelayanan yang ramah remaja masihsangat sedikit.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diharapkanPemerintah melalui berbagai sektor baik pusat maupun daerahserta, LSM dapat berperan aktif memberikan informasi dan

17Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

pelayanan serta pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja.Dengan mendapat informasi yang benar mengenai resikoKRR, maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hatidalam melakukan aktifitas kehidupan reproduksinya. Untukitu Pemerintah dituntut untuk menyediakan perangkatperaturan Perundang-undangan yang banyak berpihak kepadaremaja. Karena hak reproduksi merupakan bagian integraldari hak azasi manusia maka pemerintah berkewajiban untukmelindungi individu/masyarakat yang hak reproduksinyadilanggar.

18 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

19Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

A. Pengertian Pendewasaan Usia PerkawinanPendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untukmeningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga padasaat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun bagiperempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia inidianggap sudah siap baik dipandang dari sisi kesehatan maupunperkembangan emosional untuk menghadapi kehidupanberkeluarga. PUP bukan sekedar menunda perkawinan sampaiusia tertentu saja, akan tetapi juga mengusahakan agarkehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup dewasa.Apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya,maka diupayakan adanya penundaan kelahiran anak pertama.Penundaan kehamilan dan kelahiran anak pertama ini dalamistilah KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulanmadu menjadi tahun madu.

Pendewasaan Usia Perkawinan merupakan bagian dari programKeluarga Berencana Nasional. Program PUP akan memberikandampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang padagilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN

BAB

III

20 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Tujuan Program Pendewasaan Usia Perkawinan adalahmemberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agardidalam merencanakan keluarga, mereka dapatmempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengankehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional,pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarakkelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunyapeningkatan usia kawin yang lebih dewasa. Program PUPdalam program KB bertujuan meningkatkan usia kawinperempuan pada umur 21 tahun serta menurunkan kelahiranpertama pada usia ibu di bawah 21 tahun menjadi sekitar 7%(RPJM 2010-2014).

B. Tren Usia Kawin di IndonesiaHasil data SDKI tahun 2007 menunjukkan median usia kawinpertama berada pada usia 19,8 tahun sementara hasil SDKI2002-2003 menunjukkan angka 19,2 tahun. Angka inimengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur diIndonesia menikah dibawah usia 20 tahun. Lebih lanjut dataSDKI 2007 menunjukkan bahwa angka kehamilan dankelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih sekitar 8,5%.Angka ini turun dibandingkan kondisi pada SDKI 2002-2003yaitu 10,2%.

Apabila pencapaian dilihat selama 5 tahun terakhir, pencapaianusia kawin pertama 19,2 tahun (2002-2003) menjadi 19,8 tahun(2007) berarti peningkatannya hanya 0,6 sedangkan 5 tahunkedepan (2014) diharapkan bisa dinaikan menjadi 21 tahun.Jika pencapaian 5 tahun kedepan seperti 5 tahun terakhir makauntuk mencapai 21 tahun memerlukan waktu 2 kali lipat atau

21Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

10 tahun. Ini harus dijadikan tantangan bagi program KB kedepan.

Dalam Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia(SKRRI) tahun 2007 remaja berpendapat usia ideal menikahbagi perempuan adalah 23,1 tahun. Sedangkan usia idealmenikah bagi laki-laki 25,6 tahun. Terdapat kenaikan jikadibandingkan dengan hasil SKRRI 2002-2003 yaitu remajaberpendapat usia ideal menikah bagi perempuan 20,9 tahun.Sedangkan usia ideal menikah bagi laki-laki 22,8 tahun.

Apabila dilihat dari pendapat remaja dalam SKRRI 2007 ini,bisa dikatakan bahwa sebenarnya remaja kita sudah memilikipandangan yang baik tentang usia menikah yang ideal. Hanyasaja kondisi ini harus juga didukung oleh lingkungan keluargadan masyarakat. Pandangan terhadap usia ideal menikah inijuga harus diikuti dengan pemahaman yang benar tentangperencanaan keluarga, kesiapan ekonomi keluarga, sertakesiapan psikologi dalam berkeluarga.

C. Pendewasaan Usia Perkawinan dan PerencanaanKeluargaPendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluargamerupakan kerangka dari program pendewasaan usiaperkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi,yaitu: 1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan, 2) Masamenjarangkan kehamilan dan 3) Masa mencegah kehamilan.Kerangka ini dapat dilihat seperti bagan berikut ini.

22 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

BAGAN PERENCANAAN KELUARGA 20 th - 35 th

Dari bagan tersebut yang terkait langsung dengan PendewasaanUsia Perkawinan adalah bagian pertama dari keseluruhankerangka Pendewasaan Usia Perkawinan dan perencanaankeluarga. Bagian kedua dan ketiga dari kerangka dimaksudadalah untuk pasangan usia subur. Informasi yang berkaitandengan masa menjarangkan kehamilan dan masa mencegahkehamilan, perlu disampaikan kepada para remaja agarinformasi tersebut menjadi bagian dari persiapan mereka untukmemasuki kehidupan berkeluarga. Dibawah ini akan diuraikanciri dan langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabilamemasuki ketiga masa reproduksi tersebut.

1. Masa Menunda Perkawinan

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dansosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit ataukecacatan namun juga sehat secara mental dan sosiokultural. Salah satu prasyarat untuk menikah adalahkesiapan secara fisik, yang sangat menentukan adalahumur untuk melakukan pernikahan. Secara biologis, fisikmanusia tumbuh berangsur-angsur sesuai denganpertambahan usia. Elizabeth mengungkapkan (ElizabethB. Hurlock, 1993, h. 189) bahwa pada laki-laki, organ-

23Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

organ reproduksinya di usia 14 tahun baru sekitar 10 persendari ukuran matang. Setelah dewasa, ukuran dan proporsitubuh berkembang, juga organ-organ reproduksi. Bagi laki-laki, kematangan organ reproduksi terjadi pada usia 20atau 21 tahun. Pada perempuan, organ reproduksi tumbuhpesat pada usia 16 tahun. Pada masa tahun pertamamenstruasi dikenal dengan tahap kemandulan remaja, yangtidak menghasilkan ovulasi atau pematangan danpelepasan telur yang matang dari folikel dalam indungtelur. Organ reproduksi dianggap sudah cukup matang diatas usia 18 tahun, pada usia ini rahim (uterus) bertambahpanjang dan indung telur bertambah berat .

Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalahusia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dankehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalamproses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis.Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, denganalasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia20 tahun. Apabila pasangan suami istri menikah pada usiatersebut, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan sampaiusia istri 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Seorang perempuan yang telah memasuki jenjangpernikahan maka ia harus mempersiapkan diri untuk proseskehamilan dan melahirkan. Sementara itu jika ia menikahpada usia di bawah 20 tahun, akan banyak resiko yangterjadi karena kondisi rahim dan panggul belumberkembang optimal. Hal ini dapat mengakibatkan resikokesakitan dan kematian yang timbul selama proses

24 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

kehamilan dan persalinan, yaitu:

Resiko pada Proses Kehamilan

Perempuan yang hamil pada usia dini atau remajacenderung memiliki berbagai resiko kehamilandikarenakan kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapandalam menghadapi kehamilannya. Akibatnya merekakurang memperhatikan kehamilannya. Resiko yangmungkin terjadi selama proses kehamilan adalah:

• Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proseskehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.

• Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darahselama kehamilan dan Eklampsia, yaitu kejang padakehamilan.

• Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan.

• Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalamdarah.

• Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim,hal ini erat kaitannya dengan belum sempurnanyaperkembangan dinding rahim.

• Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usiakurang dari 1 tahun.

Resiko pada Proses Persalinan

Melahirkan mempunyai resiko kematian bagi semuaperempuan. Bagi seorang perempuan yang melahirkankurang dari usia 20 tahun dimana secara fisik belummencapai kematangan maka resikonya akan semakintinggi. Resiko yang mungkin terjadi adalah:

25Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan37 minggu.

• Timbulnya kesulitan persalinan, yang dapatdisebabkan karena faktor dari ibu, bayi dan prosespersalinan.

• BBLR (berat bayi lahir rendah), yaitu bayi yang lahirdengan berat dibawah 2.500 gram.

• Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usiakurang dari 1 tahun

• Kelainan bawaan, yaitu kelainan atau cacat yangterjadi sejak dalam proses kehamilan.

2. Masa Menunda Kehamilan

Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20 tahundianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai usianyaminimal 20 tahun. Untuk menunda kehamilan pada masaini ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah kontrasepsiyang mempunyai reversibilitas dan efektifitas tinggi.Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Kondom, Pil,IUD, metode sederhana, implan dan suntikan.

3. Masa Menjarangkan kehamilan

Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakanperiode yang paling baik untuk hamil dan melahirkankarena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak.Jarak ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun,sehingga tidak terdapat 2 balita dalam 1 periode. Cirikontrasepsi yang dianjurkan pada masa ini adalah alatkontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan efektifitascukup tinggi, dan tidak menghambat air susu ibu (ASI).

26 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, Suntikan,Pil, Implan dan metode sederhana

4. Masa Mengakhiri kehamilanMasa mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas35 tahun, sebab secara empirik diketahui melahirkan anakdiatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Cirikontrasepsi yang dianjurkan untuk masa ini adalahkontrasepsi yang mempunyai efektifitas sangat tinggi,dapat dipakai untuk jangka panjang, dan tidak menambahkelainan yang sudah ada (pada usia tua kelainan sepertipenyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolikbiasanya meningkat oleh karena itu sebaiknya tidakdiberikan kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut).Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Steril, IUD,Implan, Suntikan, Metode Sederhana dan Pil.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penggunaankontrasepsi berdasarkan fase reproduksi wanita sepertitabel dibawah ini :

Keterangan tentang definisi, keuntungan dan keterbatasandari masing-masing alat kontrasepsi diatas adalah sebagaiberikut:

Fase Menunda Kehamilan < 20 tahun

Fase Menjarangkan Kehamilan

20-35 tahun

Fase Tidak Hamil lagi >35 tahun

Kondom

Pil

IUD

Sederhana

Implan

Suntikan

IUD

Suntikan

Pil

Implan

Sederhana

Steril

IUD

Implan

Suntikan

Sederhana

Pil

27Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Metode Sederhana

Pantang berkala

Merupakan cara pencegahan kehamilan dengan tidakmelakukan senggama pada saat isteri dalam masa subur.Cara ini dapat digunakan bila perempuan memiliki siklusmenstruasi yang teratur setiap bulannya.

Keuntungan :

• Aman tidak ada resiko/efek samping

• Tidak mengeluarkan biaya/ekonomis

Keterbatasan :

• Tidak semua perempuan mengetahui masa suburnya

• Tidak semua perempuan mempunyai siklus mentruasi/haid yang teratur

• Tidak semua pasangan dapat menaati untuk tidakberhubungan seksual selama masa subur

• Dapat terjadi kegagalan jika salah menghitung

Senggama terputus

Adalah metode keluarga berencana tradisional, di manapria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vaginasebelum mencapai ejakulasi.

Keuntungan :

• Efektif bila digunakan dengan benar

• Tidak mengganggu produksi ASI

• Tidak ada efek samping

• Dapat digunakan setiap waktu

28 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Tidak membutuhkan biaya

Keterbatasan :

• Angka kegagalan tinggi

• Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual

Metode Non Hormonal

Kondom

Merupakan selubung/sarung karet yang berbentuk silinder,dapat terbuat dari latex (karet), plastik (vinyl) atau bahanalami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saatbersenggama.

Keuntungan:

• Murah dan mudah didapat

• Mudah dipakai sendiri

• Mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS),HIV dan AIDS

• Membantu menghindarkan diri dari Ejakulasi Dini dankanker serviks

Keterbatasan:• Efektifitas tidak terlalu tinggi• Kadang menimbulkan alergi• Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

IUD (Intra Uterine Device) /AKDR (Alat KontrasepsiDalam Rahim)Alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yangkadang dililit oleh tembaga) dan dimasukkan kedalamrahim oleh bidan atau dokter yang terlatih.

29Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Keuntungan :• Efektifitas tinggi• Dapat dipakai dalam jangka panjang (sepuluh tahun)• Tidak mempengaruhi hubungan seksual• Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI• Mudah dikontrolKeterbatasan:• Efek samping yang umum terjadi: perubahan siklus

haid (umumnya pada tiga bulan pertama dan setelahitu akan berkurang), haid lebih lama dan lebih banyak,perdarahan (spotting) antar menstruasi.

• Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual termasukHIV dan AIDS

• Diperlukan prosedur medis untuk pemasangan danpelepasan

Metode Hormonal

Pil KB

Pil akan mempengaruhi hormon perempuan yang dapatmencegah terjadinya kehamilan dan harus diminum setiaphari (diusahakan pada waku yang sama) dan dimulai padahari pertama haid. Sebelum pemakaian harus diperiksadulu oleh dokter atau bidan.

Keuntungan:

• Efektifitas tinggi

• Murah dan mudah didapat

• Haid lebih teratur dan mengurangi perdarahan saathaid

30 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Kesuburan kembali segera setelah penggunaan pildihentikan

• Dapat digunakan jangka panjang selama perempuanmasih ingin menggunakanya.

• Dapat dipakai sebagai kontrasepsi daruratKeterbatasan :• Diperlukan kepatuhan yang tinggi dalam

penggunaanya (tidak boleh lupa)• Dapat terjadi efek samping: mual, pusing, berat badan

naik, perdarahan bercak/ perdarahan sela.

Suntik KBCairan yang mengandung zat yang dapat mencegahkehamilan selama jangka waktu tertentu (1 atau 3 bulan).Yang disuntikkan pada pantat atau lengan atas.Keuntungan:• Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri• Tidak diperlukan pemeriksaan dalam• Efek samping sangat kecil• Tidak mengganggu produksi ASI (untuk suntik KB 3

bulan)• Dapat dihentikan sewaktu-waktu jika ingin hamilKeterbatasan:• Kadang terjadi pusing, perdarahan sedikit-sedikit atau

terhentinya haid.• Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, HIV

dan AIDS

• Tergantung pada tenaga medis

31Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Susuk KB (Implant)

Kontrasepsi berbentuk silindris yang terbuat dari batangsilastik yang dimasukkan tepat di bawah kulit pada bagiandalam lengan atas.

Keuntungan:

• Efektifitas tinggi

• Memberi perlindungan jangka panjang (3 tahun)• Tidak mengganggu produksi ASI• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan.Keterbatasan:• Menimbulkan efek samping: perubahan pola haid

berupa perdarahan bercak (spotting), darah haid lebihbanyak, nyeri kepala/ nyeri payudara, peningkatan/penurunan berat badan.

• Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, HIVdan AIDS

• Memerlukan tindakan medis untuk pemasangan danpencabutan

Metode Operatif/steril

Metode Operatif Wanita (MOW / tubektomi)

Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikanfertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanendengan mengikat dan memotong atau memasang cincinpada saluran telur (Tuba Fallopii) sehingga sperma tidakbisa bertemu dengan ovum.

32 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Keuntungan:

• Efektifitas tinggi

• Tidak menggangu produksi ASI

• Jarang ada efek samping

Keterbatasan:

• Bersifat permanen sulit untuk dipulihkan kembali

• Tidak dapat menghindarkan dari IMS, HIV dan AIDS

• Harus dilakukan oleh dokter yang terlatih

• Klien dapat menyesal di kemudian hari

Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikanfertilitas (kesuburan) seorang laki-laki secara permanendengan mengikat atau memotong saluran sperma (VasDeferens).

Keuntungan:

• Efektifitas tinggi

• Aman, sederhana dan cepat

• Hanya memerlukan anestesi lokal dan biaya rendah

• Tidak ada efek samping jangka panjang

Keterbatasan:

• Perlu tindakan medis

• Kadang terjadi komplikasi seperti perdarahan atauinfeksi

33Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

D. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Kesiapan EkonomiKeluarga1. Ekonomi Keluarga

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yangmempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadapkeputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu inidiperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapatmelakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yangterbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidakterbatas. Ilmu ekonomi muncul karena adanya tigakenyataan berikut : 1) Kebutuhan manusia relatif tidakterbatas; 2) Sumber daya tersedia secara terbatas; 3)Masing-masing sumber daya mempunyai beberapaalternatif penggunaan.

Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi2 (dua) bahasan yaitu Ilmu ekonomi makro, yaitu ilmuyang menganalisis kegiatan perekonomian secarakeseluruhan, seperti pendapatan nasional, kesempatankerja, dan tingkat harga pada umumnya; dan ilmu ekonomimikro, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisisbagian-bagian tertentu dari keseluruhan kegiatanperekonomian seperti tingkah laku konsumen dan tingkahlaku produsen. Ekonomi keluarga termasuk dalampembahasan ekonomi mikro. Pembahasan ekonomikeluarga adalah pembahasan atau analisis yang berkaitandengan perilaku ekonomi keluarga yang dikaitkan denganproses permintaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomikeluarga.

34 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Masalah perekonomian keluarga adalah salah satu sumberdisorganisasi dalam keluarga. Umumnya masalah keluargamulai dari hal-hal kecil sampai pada perceraian disebabkanoleh masalah ekonomi keluarga.

Menurut undang-undang no. 10 tahun 1992 tentangKependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,yang dimaksudkan dengan keluarga dinyatakan sebagaiunit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami/istri dengan anaknya atau ayah dengan anaknya atau ibudengan anaknya. Dan yang dimaksudkan keluargasejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atasperkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhanspiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selarasdan seimbang antar anggota dan antar keluarga denganmasyarakat dan lingkungannya. Keluarga sejahtera dapatdiklasifikasikan menurut kelompok sebagai berikut: 1)Keluarga Pra Sejahtera; 2) Keluarga Sejahtera Tahap I; 3)Keluarga Sejahtera Tahap II; 4) Keluarga Sejahtera TahapIII; 5) Keluarga Sejahtera Tahap III+.

2. Jenis Kebutuhan Keluarga

Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer keluarga adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan oleh keluarga dan sifatnyawajib untuk dipenuhi. Contohnya kebutuhan sandang,pangan dan papan.

35Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder keluarga adalah kebutuhan yangdiperlukan setelah semua kebutuhan pokok terpenuhi.Contohnya kebutuhan rekreasi, kebutuhan transportasi,kesehatan dan pendidikan.

Kebutuhan Tersier

Kebutuhan tersier keluarga adalah kebutuhan manusiayang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yangtimbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dankebutuhan sekunder. Contohnya adalah mobil, komputer,apartemen, dan lain sebagainya.

3. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan KesiapanEkonomi Keluarga

Kebutuhan primer, sekunder dan tersier keluarga sepertidiuraikan diatas adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.Setiap keluarga memerlukan ketiga jenis kebutuhantersebut. Kebutuhan primer keluarga apabila tidakdipenuhi akan menjadi sumber permasalahan dari ataubagi keluarga bersangkutan seperti diuraikan dimuka.Oleh sebab itu idealnya setiap calon suami/istri harussudah menyiapkan diri untuk mampu memenuhikebutuhan primer keluarga apabila ingin melangsungkanpernikahan untuk membentuk keluarga baru.

Implikasinya apabila pasangan suami/istri memasukikehidupan keluarga tanpa kesiapan untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan primer (ekonomi) keluarganyaberarti pasangan yang bersangkutan akan mengalamibanyak permasalahan dalam kehidupan berkeluarga. Dan

36 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

ini berarti konsep Keluarga Sejahtera yang diinginkan olehUU no.10 tahun 1992 akan sulit terwujud. Oleh sebab ituprogram PKBR menganjurkan setiap remajamempersiapkan diri secara ekonomi sebelum memasukikehidupan rumah tangga. Salah satu cara penyiapan diritersebut adalah dengan menunda usia perkawinan sampaidengan adanya kesiapan secara ekonomi bagi masing-masing pasangan atau calon suami/istri.

E. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan KematanganPsikologis Keluarga1. Gambaran Psikologi Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi darimasa anak-anak menuju masa dewasa (Hurlock, 1993).Pada masa ini, remaja mengalami beberapa perubahanyaitu dalam aspek jasmani, rohani, emosional, sosial danpersonal (WHO, 2002). Selain perubahan fisik, remajajuga akan mengalami perubahan-perubahan pikiran,perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yangdihadapi. Akibat berbagai perubahan tersebut, remaja jugaakan mengalami perubahan tingkah laku yang dapatmenimbulkan konflik dengan orang disekitarnya, sepertikonflik dengan orangtua atau lingkungan masyarakatsekitarnya. Konflik tersebut terjadi akibat adanyaperbedaan sikap, pandangan hidup, maupun norma yangberlaku di masyarakat (Willis, 2008).

Batasan Usia Remaja

Hurlock (1993) membagi tahapan usia remaja berdasarkanperkembangan psikologis, sebagai berikut:

37Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Pra remaja (11-13 tahun)

Pra remaja ini merupakan masa yang sangat pendekyaitu kurang lebih hanya satu tahun. Pada masa inidikatakan juga sebagai fase yang negatif, hal tersebutdapat terlihat dari tingkah laku mereka yang cenderungnegatif, sehingga fase ini merupakan fase yang sulitbagi anak maupun orangtuanya.

• Remaja awal (14-17 tahun)

Pada masa ini, perubahan-perubahan fisik terjadisangat pesat dan mencapai pada puncaknya.Ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilandalam banyak hal terdapat pada masa ini. Remajaberupaya mencari identitas dirinya, sehingga statusnyatidak jelas. Selain itu, pada masa ini terjadi perubahanpola-pola hubungan sosial.

• Remaja lanjut (18-21 tahun)

Dirinya ingin selalu menjadi pusat perhatian dan inginmenonjolkan diri. Remaja mulai bersikap idealis,mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat danmempunyai energi yang sangat besar. Selain itu,Remaja mulai memantapkan identitas diri dan inginmencapai ketidaktergantungan emosional.

Ciri Psikologis Remaja

• Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubahdengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yangdrastis pada para remaja ini seringkali dikarenakanbeban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, ataukegiatan sehari-hari di rumah.

38 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Remaja mengalami perubahan yang dramatis dalamkesadaran diri mereka (self-awareness). Merekasangat rentan terhadap pendapat orang lain karenamereka menganggap bahwa orang lain sangatmengagumi atau selalu mengkritik mereka, sepertimereka mengagumi atau mengkritik diri merekasendiri.

• Remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citrayang direfleksikan (self-image). Remaja cenderunguntuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkanpercaya keunikan mereka akan berakhir dengankesuksesan dan ketenaran.

• Para remaja juga sering menganggap diri mereka serbamampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidakmemikirkan akibat dari perbuatan mereka. Tindakanimpulsif sering dilakukan, sebagian karena merekatidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibatjangka pendek atau jangka panjang.

• Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akanberkurang karena telah sering dihadapkan pada dunianyata. Remaja akan mulai sadar bahwa orang laintenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu samadengan yang dihadapi atau dipikirkannya. Pada saatini, remaja mulai dihadapkan dengan realita dantantangan untuk menyesuaikan impian atau angan-anganmereka dengan kenyataan.

Periode Perkembangan Psikologis Remaja

Hurlock (1994) mengemukakan beberapa periode dalamperkembangan psikologis remaja, antara lain:

39Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

• Periode peralihan, yaitu peralihan dari tahapperkembangan sebelumnya ke tahap perkembanganselanjutnya secara berkesinambungan. Dalam setiapperiode peralihan, status individu tidaklah jelas danterdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.Dalam periode ini remaja menentukan pola perilaku,nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya;

• Periode perubahan, yaitu perubahan emosi, perubahanperan dan minat, perubahan perilaku dan perubahansikap;

• Periode bermasalah, yaitu periode yang ditandaidengan munculnya berbagai masalah yang dihadapioleh remaja dan sering sulit untuk diatasi. Hal tersebutdisebabkan oleh karena remaja tidak berpengalamandalam mengatasi masalah, namun ingin menyelesaikanmasalah dengan caranya sendiri;

• Periode pencarian identitas diri, yaitu pencariankejelasan mengenai siapa dirinya dan apa perannyadalam masyarakat. Pencarian identitas diri, seringkalidilakukan oleh remaja dengan menggunakan simbolstatus dalam bentuk mobil, pakaian ataupun barang-barang yang dapat terlihat. Periode ini sangatdipengaruhi oleh kelompok sebayanya.

• Periode yang menimbulkan ketakutan, yaitu periodedimana remaja memperoleh stereotipe sebagai remajayang tidak dapat dipercaya dan berperilaku merusak.Stereotipe tersebut mempengaruhi konsep diri dansikap remaja terhadap dirinya sendiri.

• Periode yang tidak realistik, yaitu periode dimanaremaja memandang kehidupan dimasa yang akan

40 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

datang melalui idealismenya sendiri yang cenderungsaat itu tidak realistik.

• Periode ambang masa dewasa, yaitu masa semakinmendekatnya usia kematangan dan berusaha untukmeninggalkan periode remaja dan memberikan kesanbahwa mereka sudah mendekati dewasa.

2. Hubungan Antara Psikologi Remaja denganPenundaan Usia Perkawinan

Berdasarkan beberapa periode perkembangan psikologisremaja di atas, maka periode ambang masa dewasamerupakan periode dimana usia remaja mendekati usiakematangan baik dari segi fisik maupun psikologis. Padaperiode tersebut, remaja berusaha untuk meninggalkan cirimasa remaja dan berupaya memberikan kesan bahwamereka sudah mendekati dewasa. Oleh karena itu, remajamulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkandengan status dewasa, seperti keseriusan dalam membinahubungan dengan lawan jenis.

Berkaitan dengan perkawinan, maka pada periode ambangmasa dewasa, individu dianggap telah siap menghadapisuatu perkawinan dan kegiatan-kegiatan pokok yangbersangkutan dengan kehidupan berkeluarga. Pada masatersebut, seseorang diharapkan memainkan peran baru,seperti peran suami/isteri, orangtua dan pencari nafkah(Hurlock, 1993). Namun demikian, kestabilan emosiumumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulahorang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, bolehdibilang baru berhenti pada usia 19 tahun dan pada usia20-24 tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa

41Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

muda. Pada masa ini, biasanya mulai timbul transisi darigejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka,kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosiremaja masih ingin bertualang menemukan jati dirinya.

Perkawinan bukanlah hal yang mudah, di dalamnyaterdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi sebagaisuatu bentuk tahap kehidupan baru individu dan pergantianstatus dari lajang menjadi seorang istri atau suami yangmenuntut adanya penyesuaian diri terus-menerussepanjang perkawinan (Hurlock, 1993). Masalahpenyesuaian diri dalam berumah tangga merupakan halyang paling pokok dalam membina kebahagian dankeutuhan rumah tangga.

Perkawinan bukan hanya hubungan antara dua pribadi,akan tetapi juga merupakan suatu lembaga sosial yangdiatur oleh masyarakat yang beradab untuk menjaga danmemberi perlindungan bagi anak-anak yang akandilahirkan dalam masyarakat tersebut, serta untukmenjamin stabilitas dan kelangsungan kelompokmasyarakat itu sendiri. Banyaknya peraturan-peraturan danlarangan-larangan sosial bagi sebuah perkawinanmembuktikan adanya perhatian yang besar dari masyarakatuntuk sebuah perkawinan yang akan terjadi.

Kesiapan psikologis menjadi alasan utama untuk menundaperkawinan. Kesiapan psikologis diartikan sebagaikesiapan individu dalam menjalankan peran sebagai suamiatau istri, meliputi pengetahuan akan tugasnya masing-masing dalam rumah tangga. Jika pasangan suami istri

42 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan menimbulkankecemasan terhadap perkawinan. Akan tetapi sebaliknyabila pasangan suami istri memiliki pengetahuan akantugasnya masing-masing akan menimbulkan kesiapanpsikologis bagi kehidupan berumah tangga. Pasangan yangsiap secara psikologis untuk menikah akan bersikap tidaksaja fleksibel dan adaptif dalam menjalani kehidupanrumah tangga akan tetapi melihat kehidupan rumah tanggasebagai suatu yang indah.

Keuntungan dari perkawinan yang dilakukan olehpasangan yang siap secara psikologis adalah mereka akanmenyadari implikasi dari sebuah perkawinan danmenyadari arti dari perkawinan bagi kehidupannya. Olehkarena itu kesiapan psikologis sangat diperlukan dalammemasuki kehidupan perkawinan agar pasangan siap danmampu menghadapi berbagai masalah yang timbul dengancara yang bijak, tidak mudah bimbang dan putus asa.

Hanya pasangan suami istri yang mampu melakukanpenyesuaian diri dalam kehidupan rumah tangga yang akanberhasil mewujudkan kehidupan rumah tangga yangdiinginkannya. Kesiapan psikologis berkaitan denganpemenuhan hak dan tanggung jawab yang harus diembanoleh masing-masing pihak. Berkaitan dengan hal tersebut,maka untuk membentuk keluarga yang bahagia dansejahtera, seorang calon suami/isteri harus benar-benarsiap dan matang secara psikologis.

Pasangan yang memiliki kesiapan untuk menjalanikehidupan perkawinan akan lebih mudah menerima dan

43Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

menghadapi segala konsekuensi persoalan yang timbuldalam perkawinan. Sebaliknya, pasangan yang tidakmemiliki kesiapan menuju kehidupan perkawinan belumdapat disebut layak untuk melakukan perkawinan,sehingga mereka dianjurkan untuk melakukan penundaanatau pendewasaan usia perkawinan.

Penundaan usia perkawinan sampai pada usia minimal 20tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki diyakinibanyak memberikan keuntungan bagi pasangan dalamkeluarga. Perkawinan di usia dewasa juga akanmemberikan keuntungan dalam hal kesiapan psikologis.Semua bentuk kesiapan ini mendukung pasangan untukdapat menjalankan peran baru dalam keluarga yang akandibentuknya agar perkawinan yang dijalani selaras, stabildan pasangan dapat merasakan kepuasan dalamperkawinannya kelak.

F. Pendewasaan Usia Perkawinan Menurut PerspektifAgama Islam1. Pendahuluan

Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun1974, adalah ikatan lahir batin antara seorang pria denganseorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuanmembentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dankekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinanadalah sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinanmasing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat olehlembaga yang berwenang menurut perundang-undanganyang berlaku.

44 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

2. Tujuan Pernikahan Menurut Islam

Perkawinan atau yang lazimnya disebut pernikahan adalahakad (ijab qabul) serah terima tanggungjawab kehidupanantara dua jenis manusia yaitu wali dari seorang perempuankepada laki-laki yang akan hidup bersama denganputerinya sesuai dengan hukum Islam (Syari’atulIslamiyah). Sedangkan tujuan pernikahan adalah sepertidalam Al-Qur’an Surat Arrum ayat 21. “Dan diantaratanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamucenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnyapada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tandabagi kaum yang berfikir”.

Islam tidak mengatur atau memberikan batasan usiatertentu untuk melaksanakan suatu pernikahan. Islammenganjurkan, apabila belum mampu untuk melaksanakanpernikahan, maka dianjurkan untuk berpuasa. Sepertisabda Rasulullah SAW berikut: “Wahai para pemudabarang siapa diantara kamu sudah mampu atau sanggup(istatho’a) untuk menikah, segeralah lakukan nikah,sesungguhnya pernikahan itu dapat memelihara pandanganmata, dan dapat memelihara kehormatan, dan barang siapabelum sanggup menikah maka sebaiknya ia melakukanpuasa karena berpuasa itu merupakan benteng baginya”(Hadist riwayat Bukhori dan Muslim).

Sesuai dengan hadist tersebut di atas, secara implisitsyariat Islam menghendaki agar orang yang hendak

45Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

melakukan pernikahan sudah benar-benar mampu.Kemampuan itu bisa dilihat dari segi fisik, mental,emosional dan spiritual. Kesiapan pernikahan, secara fisikditunjukkan oleh umur. Seperti yang dicontohkan olehRasulullah SAW, yang melaksanakan pernikahan pada usia25 tahun. Dengan demikian berkaitan dengan usiapernikahan Rasulullah SAW, memberikan 2 contoh konkrityaitu yang pertama dalam bentuk ucapan seperti yangdikatakan Beliau bahwa syarat untuk pernikahan adalahadanya kemampuan bagi pasangan yang bersangkutan(istatho’a) dan yang kedua, dalam bentuk praktek yaituBeliau sendiri melakukan pernikahan pada umur 25 tahun.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 7 ayat1, menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jikapihak laki-laki sudah mencapai umur 19 tahun dan pihakperempuan sudah mencapai umur 16 tahun. Undang-undang ini mengambil posisi yang moderat karena memangundang-undang ini diperuntukkan bagi masyarakat secarakeseluruhan. Dari segi umur yang ditetapkan oleh undang-undang ini yaitu 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagiperempuan, dalam prakteknya umur ini masih terlalu muda.Oleh sebab itu, dalam program KB Nasional dianjurkanuntuk melakukan pendewasaan usia kawin bagi perempuanpada umur minimal 20 tahun dan bagi laki-laki 25 tahun.Secara empirik, umur seperti ini sudah mencapaikematangan atau kedewasaan yang diperlukan untuksebuah keluarga. Data empirik ini ternyata konsistendengan apa yang di tunjukkan Rasulullah SAW 14 abadyang lalu, dimana Beliau menikah pada umur 25 tahun.

46 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Apabila sudah menjadi pasangan suami isteri, dimana usiaisteri masih dibawah usia 20 tahun dan 25 tahun untuksuami, maka program KB menganjurkan untuk menundakehamilan anak pertama, dengan menggunakan alatkontrasepsi.

47Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak ReproduksiBagi Remaja Indonesia ini disiapkan sebagai informasi dasarmateri program PKBR. Oleh sebab itu materi pendewasaan usiaperkawinan ini diharapkan dapat dibaca dan dipelajari oleh :1). Para remaja, 2). Para Pembina dan Pengelola Program PKBRdan 3). Para Pembina dan Pengelola PIK Remaja/Mahasiswasendiri (Ketua, Penanggung jawab administrasi, Penanggungjawab program/kegiatan, Pendidik Sebaya dan KonselorSebaya). Sehingga dengan demikian infomasi tentangPendewasaan Usia Perkawinan bisa disampaikan secara lebihluas kepada para remaja.

Materi Pendewasan Usia Perkawinan dalam buku ini,mengajukan argumentasi perlunya Pendewasaan UsiaPerkawinan dilihat dari aspek Perencanaan Keluarga, KesiapanEkonomi Keluarga, Kematangan Psikologi Keluarga danPerspektif Agama Islam. Diharapkan buku ini dapat membanturemaja mempersiapkan diri dalam perencanaan kehidupanberkeluarga.

Buku ini juga bisa dijadikan sebagai rujukan bagi parapembina dan pengelola program PKBR di tingkat Pusat,

BAB

IVPENUTUP

48 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mengembangkanberbagai pesan dan media KIE tentang Pendewasaan UsiaPerkawinan. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalahupaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama,sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.

PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja, tetapimengusahakan agar kehamilan pertama pun terjadi pada usiayang cukup dewasa. bahkan harus diusahakan apabilaseseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, makapenundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalamistilah kita disebut sebagai anjuran mental mengubah bulanmadu menjadi tahun madu.

49Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat Arrum Ayat 21.

BKKBN, Advokasi dan KIE Program KB, Jakarta, 2006

BKKBN, Buku Panduan Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagiCalon Pengantin. Jakarta, 2008

BKKBN, Buku Tanya Jawab Hak-Hak Reproduksi. Jakarta, 2002

BKKBN, Lembar Balik Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi.Jakarta, 2006

BKKBN, Kamus Istilah BKKBN . Jakarta, 2007

BKKBN, Keluarga Sejahtera: Serial Tanya Jawab. Jakarta, 2008.

BKKBN, Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan KonselingKesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta, 2008

BKKBN, Pendidikan Keluarga Berencana, buku paket 2. Jakarta,1979

BKKBN, Remaja Memahami Dirinya. Jakarta, 2002

BKKBN, Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta, 2007

BKKBN, Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia.Jakarta, 2007

Cholil Nafis. Fikih Keluarga: Menuju Keluarga Sakinah,Mawaddah, Wa Rahmah, Keluarga Sehat, Sejahtera danBerkualitas. Penerbit : Mitra Abadi Press. Jakarta, 2009.

Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan: Suatu PendekatanSepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1994

Mappiare, A. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional, 1982

50 Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Prof. dr Abdul Bari Saifuddin, SpOG, MPH; Buku Panduan PraktisPelayanan Kontrasepsi; Penerbit yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo. Jakarta, 2003

Sabur, A. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2003

Sachora Pinem SKM, M.Kes; Kesehatan Reproduksi danKontrasepsi; Penerbit: Trans Info Media. Jakarta, 2009

Sarwono Prawirohardjo SpOG; Buku Ajar Ilmu Kebidanan;Penerbit yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta – ....

Sa‘diyah, E.H. Hubungan Sikap terhadap Penundaan UsiaPerkawinan dengan Intensi Penundaan UsiaPerkawinan. (2008) http://www.averroes.or.id/research/hubungan-sikap-terhadap-penundaan-usia-perkawinan-dengan-intensi-penundaan-usia-erkawinan.html

Setiono, L.H. Beberapa Permasalahan Remaja. Ilmu PsikologiIndonesia, 2008

WHO. Adolescent Friendly Health Services: An Agenda forChange. United Kingdom: Oxford, 2002

Willis, S. Remaja dan Masalahnya: Mengupas Berbagai BentukKenakalan Remaja (Narkoba, Free Sex danPemecahannya. Bandung: Penerbit Alfabet, 2008

http://massofa.wordpress.com/2008/02/02/pengantar-ilmu-ekonomi

Kebutuhan Hidup/Ekonomi Manusia - Kebutuhan Primer,Sekunder, Tersier, Jasmani, Rohani, Sekarang, MasaDepan, Pribadi dan Sosial. http://organisasi.org/kebutuhan_hidup_ekonomi_manusia_ kebutuhan_primer_sekundertte...9/11/2009.

51Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putrid Terhadap ResikoPerkawinan Dini Pada Kehamilan Dan ProsesPersalinan. http://www.kuliah-bidan.blogspot.com

Program Perkassa Mengangkat Perempuan dan EkonomiKeluarga. http://www.perkassa.com/2008/07/programperkassa mengangkat perempuan dan ekonomi-keluarga/