pendidikan bebas di sma kolese de britto sebagai sikap dasar - copy

3
PENDIDIKAN BEBAS DI SMA KOLESE DE BRITTO SEBAGAI SIKAP DASAR Saya menyadari bahwa SMA KOLESE DE BRITTO menganut sistem Pendidikan Bebas. Tetapi Pendidikan Bebas tersebut tidak sepenuhnya saya hayati dan jalankan dengan seharusnya. Beginilah jadinya, jika sistem terebut tidak saya resapi dengan sungguh - sungguh, kejadian hari jum'at 8 Maret 2013 lalu membuat saya harus belajar lagi untuk mengartikan secara utuh arti dari pendidikan bebas yang sesungguhnya dianut SMA KOLESE DE BRITTO. Saya menyelewengkan Pendidikan Bebas tersebut menjadi Pendidikan Liar yang tidak bertanggungjawab. Pendidikan bebas yang bertanggungjawab yang disusun atas lima hal tetapi saya mengambil 2 hal yang akan saya uraikan hal 1 dan hal yang kelima: Pertama, dari segi hakikat manusia, Kemampuan manusia untuk memilih dan melaksanakan sesuatu yang baik atau memilih untuk tidak melaksanakannya. Tidak hanya bebas dari tetapi bebas untuk. Kemarin saya yang ceroboh dan "dablek" melanggar kedua hal pokok tesebut. Contohnya saya menyelewengkan dengan mengartikan bebas dari, sebagai bebas dari peraturan, yang dimanapun berada tidak ada sekolah yang mengizinkan siswanya untuk bermain kartu di dalam kelas, tetapi saya melanggarnya dan itu merupakan kesalahan yang amat bodoh dan tidak mengetahui waktu yang tepat untuk bermain kartu, sekolah merupakan tempat untuk belajar dan bukan untuk bermain kartu. penyelewangan yang kedua, saya salah mengartikan bebas untuk, menjadi bebas untuk seenaknya mencari - cari waktu sempit untuk bermain kartu. Di sini sebenarnya saya

Upload: christophorus-enggar-suryo-pradipto

Post on 16-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

this is DE BRITTO

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN BEBAS DI SMA KOLESE DE BRITTO SEBAGAI SIKAP DASARSaya menyadari bahwa SMA KOLESE DE BRITTO menganut sistem Pendidikan Bebas. Tetapi Pendidikan Bebas tersebut tidak sepenuhnya saya hayati dan jalankan dengan seharusnya. Beginilah jadinya, jika sistem terebut tidak saya resapi dengan sungguh - sungguh, kejadian hari jum'at 8 Maret 2013 lalu membuat saya harus belajar lagi untuk mengartikan secara utuh arti dari pendidikan bebas yang sesungguhnya dianut SMA KOLESE DE BRITTO. Saya menyelewengkan Pendidikan Bebas tersebut menjadi Pendidikan Liar yang tidak bertanggungjawab. Pendidikan bebas yang bertanggungjawab yang disusun atas lima hal tetapi saya mengambil 2 hal yang akan saya uraikan hal 1 dan hal yang kelima:Pertama, dari segi hakikat manusia, Kemampuan manusia untuk memilih dan melaksanakan sesuatu yang baik atau memilih untuk tidak melaksanakannya. Tidak hanya bebas dari tetapi bebas untuk. Kemarin saya yang ceroboh dan "dablek" melanggar kedua hal pokok tesebut. Contohnya saya menyelewengkan dengan mengartikan bebas dari, sebagai bebas dari peraturan, yang dimanapun berada tidak ada sekolah yang mengizinkan siswanya untuk bermain kartu di dalam kelas, tetapi saya melanggarnya dan itu merupakan kesalahan yang amat bodoh dan tidak mengetahui waktu yang tepat untuk bermain kartu, sekolah merupakan tempat untuk belajar dan bukan untuk bermain kartu. penyelewangan yang kedua, saya salah mengartikan bebas untuk, menjadi bebas untuk seenaknya mencari - cari waktu sempit untuk bermain kartu. Di sini sebenarnya saya sadar betul bahwa pada waktu bel istirahat berbunyi, saya mendengarkan bel tersebut, tetapi saya tetap saja bermain kartu dengan ketiga teman saya, dan akhirnya saya di tegur oleh Pak Kingkin. Di sana pun saya tidak lepas dari penolakan yang saya ajukan agar orang tua saya tidak tahu tetapi itulah yang harus saya pertanggungjawabkan, akhirnya orang tua saya pun tahu bahwa perilaku saya itu. Di sini sebelumnya saya berkata beri satu kali kesempatan lagi kepada pak Kingkin, dan itu juga yang membuat Pak Kingkin marah. Bahwa tadi pagi saya mendengarkan yang Pak Kingkin katakan bahwa kesempatan bukan orang lain yang memberikan tetapi kita sendiri yang mencari kesempatan itu. Maka, dari itu saya jadi sadar dan mulai belajar dengan kejadian itu dan teguran tersebut akan dapat merubah saya dalam bentuk sikap saya di kelas dan saya berjanji bukan sekedar janji tidak akan mengartikan pendidikan bebas menjadi pendidikan liar. Dan hal yang kelima yaitu tentang ekses - ekses yang diakibatkan, Ekses timbul dari hakikat manusia sendiri yang dianugerahi kebebasan manusiawi: dapat menentukan pilihan yang berbeda. Saya sendiri telah mengambil pilihan yang keliru (ekses yang tampak dan sangat tidak direstui oleh siapapun). Penampakan dalam bentuk ekses yang nampak ini tidak menguntungkan bagi siapapun apalagi guru. Karena jam pelajaran digunakan untuk belajar mengajar bukan untuk bermain kartu di dalam kelas. Saya telah mengambil ekses yang keliru dan hampir tidak mau menerima konsekuensinya. Dan saya sangat berterima kasih kepada Pak Kingkin yang telah menegur dan meluruskan pengertian pendidikan bebas yang keliru yang saya tafsirkan, dan saya tidak akan mengumbar janji tetapi kelakuan saya yang akan saya rubah.