pendidikan berkarakter upaya perwujudan bonus demografi sebagai aset bangsa

Upload: hessy-erlisa-frasti

Post on 10-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bonus Demografi

TRANSCRIPT

  • PENDIDIKAN BERKARAKTER: UPAYA PERWUJUDAN BONUS

    DEMOGRAFI SEBAGAI ASET BANGSA

    Hessy Erlisa Frasti

    Email: [email protected]

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Sebelas Maret

    Pendidikan sejatinya diarahkan untuk menciptakan manusia yang lebih baik

    serta perubahan kondisi ke arah yang lebih baik pula. Sayangnya, tidak selamanya

    proses pendidikan mengarah kepada hal-hal tersebut. Banyak kalangan menilai

    pendidikan Indonesia berada dalam proses yang belum jelas. Pendidikan yang

    dibangun di Indonesia belum memaksimalkan potensi budaya bangsa. Kurangnya

    pemahaman proses pendidikan yang tepat dengan budaya bangsa dan banyaknya

    muatan politik menjadi salah satu penyebab mundurnya mutu pendidikan

    Indonesia (Suprayogi et al., 2012).

    Siswa mulai masuk ke kelas dengan berbagai pengalaman, karakteristik,

    latar belakang sosial-budaya (Roberge et al., 2011). Kurikulum sebagai salah satu

    komponen penting pendidikan nasional yang bernilai strategis, karena secara

    substantif kurikulum merupakan bentuk akuntabilitas pendidikan terhadap

    masyarakat (Hasan, 2006). Berdasarkan prinsip akuntabilitas ini pula, desain dan

    konten kurikulum, khususnya pada jenjang pendidikan dasar juga harus fleksibel

    terhadap dinamika dan berbagai masalah dalam kehidupan berbangsa dan

    bermasyarakat. (Farisi, 2012).

    Bonus demografi merupakan periode emas untuk mempersiapkan generasi

    baru dalam memasuki tahun 2045, tahun ketika Indonesia memasuki usia satu

    abad kemerdekaannya (Arif, 2012). Indonesia memiliki bonus demografi yang

    terus berlanjut dan akan berkontribusi atau sebaliknya berbencana pada berbagai

    sektor. Salah satu kontribusi bonus tersebut adalah pada sektor pertumbuhan

    ekonomi yang akan mengalami masa kejayaan, seperti ungkapan bahwa In 2045

    Indonesia better than Brazil and China. (Sugiharto, 2012).

  • Untuk bisa memanfaatkan bonus demograsi menjadi aset nasional, maka

    kunci strategisnya adalah masalah pendidikan, terutama pendidikan berbasis

    kemandirian bangsa (Hoery dan Farih, 2013). Pendidikan berkarakter sangat

    diperlukan dalam mendidik sumber daya manusia di Indonesia, terutama yang

    masih duduk di bangku sekolah, dalam perwujudan bonus demografi sebagai aset

    bangsa di tahun 2045.

    Pendidikan kita selama ini, sepertinya lebih banyak menghasilkan generasi

    yang pandai mengeluh, membebek, dan memintas. Perubahan paradigma

    pendidikan diperlukan secara lebih fundamental jika kita berharap bangsa ini

    dapat lebih produktif dan memiliki daya saing global di masa depan. Kalau tidak,

    pendidikan di republik ini hanya akan terus melahirkan generasi yang the

    secondhand human being (Arif, 2012).

    Character determines someones private thoughts and someones actions

    done. Good character is the inward motivation to do what is right, according to

    the highest standard of behaviour, in every situation (Hill, 2005). Pendidikan

    karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu

    individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan

    bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat

    dipertanggungjawabkan (Chrisiana, 2005).

    Pendidikan berkarakter menjadi hal yang penting ketika pendidikan yang

    dijalani anak-anak di Indonesia saat ini dirasa kurang memiliki karakter. Sistem

    pendidikan saat ini justru memaksa anak-anak mencapai hasil yang optimal,

    namun mengabaikan proses yang ada. Ujian Nasional merupakan salah satu

    bentuk kesalahan sistem pendidikan di Indonesia yang memaksa anak-anak lulus

    dengan cara apapun, meskipun dengan melakukan hal-hal curang. Jika dibiarkan,

    bukan tidak mungkin pendidikan hanya mencetak generasi pembohong yang tidak

    berkarakter.

    Pendidikan berkarakter merupakan pendidikan yang idealnya diterapkan di

    Indonesia. Pendidikan berkarakter tidak hanya menilai tingkat keberhasilan

    berdasarkan hasil (output), tetapi juga menghargai proses. Proses merupakan

    sesuatu yang berharga apabila dijalani dengan baik. Hasil yang baik yang

    diperoleh dengan cara-cara instan biasanya tidak akan bertahan lama, berbeda

  • dengan hasil yang diperoleh dengan proses yang panjang dan baik, maka akan

    menghasilkan hasil yang baik pula.

    Karakter seseorang memang tidak dapat terbentuk secara instan, melainkan

    terbentuk melalui sebuah proses panjang. Proses ini yang kelak akan membentuk

    baik atau buruknya karakter orang tersebut. Pendidikan berkarakter tidak hanya

    mengajarkan pendidikan ilmu-ilmu eksak, sosial dan bahasa, tetapi lebih kepada

    pendidikan yang membentuk karakter anak agar kelak menjadi seseorang yang

    berkarakter dan memiliki etika yang baik. Jika sekarang kita mencari anak yang

    pintar, mungkin kita akan menemui banyak anak-anak pintar. Namun, yang

    dibutuhkan bangsa ini ke depannya tidak hanya anak-anak pintar di bidang

    akademik, tetapi juga karakter dan etika yang baik, yang kelak akan membawa

    bangsa ini ke masa kejayaannya.

    Indonesia sebetulnya merupakan negara kaya, dengan berbagai macam

    sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup. Namun, sumber daya

    alam yang ada belum terkelola dengan baik dan Indonesia cenderung bergantung

    pada negara asing dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut. Hal itu bukan

    karena sumber daya manusia di Indonesia tidak mampu mengelola sumber daya

    alam, tetapi cenderung karena kita sudah termanjakan dengan bantuan dari

    negara asing dan belum percaya diri mengelola aset kita sendiri. Paradigma itu

    harus kita rubah dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada.

    Menjelang 100 tahun Indonesia Merdeka, pada 2045, Indonesia akan

    mendapatakan bonus demograsi (demographic dividen). Jumlah penduduk usia

    produktif, akan mendominasi jumlah penduduk Indonesia. Penduduk Indonesia

    usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Usia 0-9 tahun sebesar 45

    juta, pada tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan Usia 10-19 tahun berjumlah

    43 juta jiwa, pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun. Menurut Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan, Muhamaad Nuh, usia tersebut merupakan generasi

    emas Indonesia (Hoery dan Farih, 2013).

    Dengan adanya momen bonus demografi di tahun 2045, diharapkan

    Indonesia akan mencapai masa kejayaannya, yaitu tepat satu abad setelah

    kemerdekaan Indonesia. Bonus demografi memang dapat menjadi ancaman

    maupun peluang, tergantung bagaimana bangsa ini mengolah sumber daya

  • manusia sekarang agar menjadi sumber daya manusia yang berkompeten,

    berkarakter, dan beretika.

    Bonus demografi ini akan menjadi ancaman bila mana sumber daya manusia

    tidak terkelola dengan baik. Dengan sistem pendidikan saat ini, bukan tidak

    mungkin akan menjadikan sumber daya manusia yang ada nantinya hanya pintar,

    namun tidak berkarakter dan tidak beretika. Di sinilah kemudian peran pendidikan

    karakter amat diperlukan bagi pembentukan sumber daya manusia yang baik.

    Outome dari hal tersebut adalah terwujudnya bonus demografi yang menjadi aset

    bangsa dalam mengembangkan bangsa ini. Pendidikan karakter dapat dimulai dari

    tingkatan pendidikan dasar, seperti PAUD, TK, dan SD sampai di jenjang

    perguruan tinggi.

    Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang

    berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan beretika

    merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu bangsa, karena maju tidaknya

    suatu bangsa pastilah tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang ada. Jika

    kita tengok negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan,

    yang sebetulnya kurang memiliki sumber daya alam, bisa menjadi negara yang

    maju karena sumber daya manusia yang dimiliki merupakan sumber daya manusia

    yang berkualitas.

    Pemerintah harus memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia apabila

    ingin menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten, berkarakter, dan

    beretika. Pendidikan berkarakter sangat ideal diterapkan di Indonesia dalam

    rangka mewujudkan bonus demografi tahun 2045 sebagai aset bangsa. Adanya

    bonus demografi dengan sumber daya manusia yang berkarakter akan membentuk

    Indonesia Emas 2045.

    Tidak hanya pemerintah, namun seluruh elemen masyarakat diharapkan

    turut berpartisipasi dalam proses perwujudan bonus demografi tahun 2045 ini.

    Apabila seluruh masyarakat terintegrasi dalam pendidikan berkarakter, maka

    bonus demografi Indonesia dapat menjadi aset bangsa. Pengelolaan sumber daya

    alam bisa diolah oleh anak bangsa, karena mereka telah memiliki kompetensi dan

    tingkat percaya diri yang tinggi untuk mengelola aset bangsanya sendiri. Karakter

    dan etika yang terbentuk melalui proses pendidikan berkarakter akan membentuk

  • sumber daya manusia yang ideal pembentuk kejayaan bangsa atau yang dikenal

    sebagai Indonesia Emas 2045.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arif, A.M. 2012. Education for Generation: Grand Desain Pendidikan Menuju

    Kebangkitan Generasi Emas Indonesia. Palu: EnDeCe Press.

    Chrisiana, W. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa

    (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri Uk Petra). Jurnal Teknik Industri:

    7(1): 83-90.

    Farisi, M.I. 2012. Desain dan Konten Kurikulum Pendidikan Dasar Berbasis

    Karakter untuk Generasi Bangsa 2045. Konaspi VII: 329-342.

    Hasan, S.H. 2006. Kurikulum dan Tujuan Pendidikan. Makalah Disampaikan

    dalam Studium General Siswa Baru Sekolah Pascasarjana UPI Tahun

    Akademik 2006-2007. Bandung: PPS-UPI.

    Hill, T.A. 2005. Character First! Kimray Inc. [online]

    http://www.charactercities.org/downloads/publications/Whatischaracter.pdf.

    (diakses 25 Mei 2014).

    Hoery dan Farih. Mei 2013. Memandirikan Generasi Emas Indonesia. Info Muria:

    1.

    Roberge, G.D., Lisa L.G., dan Bruce E.O. 2011. The Ideal Classroom: A

    Comparative Study of Education and Nursing Student Learning and

    Psychosocial Environmental Preferences. Institute for Learning Styles

    Journal: 1 (Spring): 1-16.

    Sugiharto.2012. Menyongsong Indonesia Emas 2045. Disampaikan pada Kuliah

    Perdana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) 17 September 2012.

    Yogyakarta: UST.

    Suprayogi, W., Agus M., dan Frida A.S. 2012. Pendidikan Harmoni: Sebuah

    Proses untuk Menjadi Indonesia. Jakarta: Wahana Visi Indonesia.