pendidikan dasar dan pendidikan menengah direktorat
TRANSCRIPT
KEMEN
TERIAN
PENDIDIKA
N DA
N KEBUDA
YAA
N D
IREKTORA
T JEND
ERAL PEN
DID
IKAN
AN
AK USIA
DIN
IPEN
DID
IKAN
DA
SAR D
AN
PEND
IDIKA
N M
ENEN
GA
HTA
HUN 2021
PAN
DUAN
AM
AN
PEMBELA
JARA
N TA
TAP M
UKA
TERBATA
S
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
ii
Panduan Aman Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Pengarah :
Jumeri, D
irektur Jenderal Pendidikan Anak Usia D
ini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Penanggung Jawab
: Sutanto, Sekretaris D
irektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia D
ini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Peninjau :
1. Harris Iskandar
2. Thamrin Kasm
an 3. Sri Renani Pantjastuti4. R. M
uktiono Waspodo
5. Poppy Dew
i Puspitawati
6. Hurip D
anu Ismadi
7. Katman
8. Yusuf Rokhmat
9. Sari Angreani
Penulis :
1. M. Adib M
inanurokhim2. N
oer Yadi Izzul Haq
3. Abdul Basit
Tata Letak :
Abd. Rohman
Desain G
ra! s dan Ilustrator :
Makhtubullah
Cetakan I :
April 2021
ISBN
:
Penerbit :
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak U
sia Dini
Pendidikan Dasar dan Pendidikan M
enengah
Kem
enterian Pendidikan dan Kebudayaan
Copyright ©2021
133Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
132iii
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang M
aha Esa, atas Sifat Rahman dan Rahim
Nya,
hingga anugerah tak terhingga terlimpah bagi um
at manusia.
Tanggal 20 Novem
ber 2020, terbit Keputusan Bersama M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, M
enteri Agama, M
enteri Kesehatan, dan Menteri D
alam N
egeri dengan N
omor 04/KB/2020, N
omor 737 Tahun 2020, N
omor H
K.01.08/Menkes/7093/2020, dan
Nom
or 420-3987 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di M
asa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (CO
VID-19). D
i antara amanatnya adalah pem
berian kewenangan penuh
kepada pemerintah daerah untuk perizinan Pem
belajaran Tatap Muka (PTM
).
Empat bulan kem
udian, tepatnya 30 Maret 2021, terbit dua keputusan bersam
a. Pertam
a, Keputusan Bersama M
enteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agam
a, dan Menteri D
alam N
egeri Nom
or HK.02.01/M
ENKES/524/2021,
Nom
or 4 Tahun 2021 Nom
or 2 Tahun 2021, Nom
or 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi bagi Kelom
pok Sasaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19). Kedua, Keputusan Bersam
a Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M
enteri Agama, M
enteri Kesehatan, dan M
enteri Dalam
Negeri N
omor 03/KB/2021, N
omor 384 Tahun 2021, N
omor H
K.01.08/M
ENKES/4242/2021, N
omor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran di M
asa Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19). Keputusan bersam
a yang terakhir dilengkapi dengan Siaran Pers Nom
or: 97/sipres/A6/III/2021, berjudul “D
orong Akselerasi Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas, Pemerintah U
mum
kan Keputusan Bersam
a Empat M
enteri.”
Dua keputusan bersam
a di atas, merupakan upaya Pem
erintah mem
prioritaskan kesehatan dan keselam
atan warga satuan pendidikan, sekaligus m
empertim
bangkan tum
buh-kembang peserta didik dan hak m
ereka terhadap pendidikan selama Pandem
i CO
VID-19.
Bertolak dari amanah di atas, D
irektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia D
ini, Pendidikan D
asar, dan Pendidikan Menengah (D
itjen PAUD, D
ikdas, dan Dikm
en)
KATA
PENG
AN
TAR
Jumeri,
Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia D
ini,Pendidikan D
asar,dan Pendidikan M
enengah
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
iv
yang bertugas menyelenggarakan perum
usan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan m
enengah, berusaha m
elaksanakan amanat keputusan bersam
a 4 menteri tersebut dengan m
enyusun Panduan Am
an Pembelajaran Tatap M
uka (PTM) Terbatas, untuk dijadikan acuan dalam
pelaksanaan PTM
terbatas di satuan pendidikan jenjang PAUD
, Dikdas, dan D
ikmen.
Saya berharap, panduan ini dapat dipedomani seluruh w
arga satuan pendidikan—baik di pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan m
enengah, pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan—
untuk lebih mengetahui
dan menyadari tentang tata cara m
enjaga diri dan/atau orang lain dari ancaman Virus
Corona, mulai berangkat ke sekolah hingga pulang ke rum
ah. Saya menyam
paikan penghargaan dan terim
a kasih atas kerjasama dan peran aktif dari berbagai pihak
dalam penyusunan panduan ini. Sem
oga Tuhan Yang Maha W
elas Asih senantiasa m
enganugerahkan RahmatN
ya kepada kita semua.
Jakarta, April 2021D
irektur Jenderal,
Jumeri
NIP 196305101985031019
131Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
130v
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
GLO
SARIUM
3M adalah akronim
dari mem
akai masker, m
encuci tangan pakai sabun dan air mengalir, dan
menjaga jarak am
an (minim
al 1,5 meter). Perilaku disiplin 3M
dapat menekan
penyebaran Virus Corona.
3T adalah akronim dari testing, tracing dan treatm
ent. 3T merupakan salah satu upaya
penanganan COVID
-19 melalui tindakan m
elakukan tes COVID
-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa peraw
atan pada pasien CO
VID-19 (treatm
ent). 3T berbicara tentang bagaimana w
arga satuan pendidikan m
emberikan noti! kasi atau pem
beritahuan pada orang di sekitarnya untuk w
aspada.
5M adalah akronim
dari mem
akai masker, m
encuci tangan pakai sabun dan air mengalir, m
enjaga jarak am
an (minim
al 1,5 meter), m
enjauhi kerumunan, dan m
embatasi m
obilisasi serta interaksi. 5M
merupakan penyem
purnaan protokol kesehatan 3M.
Alat Pelindung Diri (APD
) COVID
-19 adalah perlengkapan yang wajib digunakan untuk m
encegah dan m
elindungi tubuh dari paparan virus Corona. APD CO
VID-19 terdiri dari
masker m
edis, pelindung mata, pelindung w
ajah, gaun medis, sarung tangan
medis, penutup kepala, dan sepatu pelindung. D
okter dan/atau tenaga medis
yang sering kontak dengan pasien COVID
-19 wajib m
enggunakan APD sesuai
standar agar mereka terlindungi dari paparan virus Corona.
Belajar dari Rumah (BD
R) adalah kebijakan pendidikan tentang peralihan pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan m
enjadi pembelajaran di rum
ah akibat Pandemi
COVID
-19. Tujuannya,
mem
astikan pem
enuhan hak
peserta didik
untuk m
endapatkan layanan
pendidikan selam
a darurat
COVID
-19, m
elindungi w
arga satuan pendidikan dari dampak buruk CO
VID-19, m
encegah penyebaran dan penularan CO
VID-19 di satuan pendidikan dan m
emastikan pem
enuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Balai Pengembangan Pendidikan Anak U
sia Dini dan Pendidikan M
asyarakat (BP PAUD
dan D
ikmas) adalah unit pelaksana teknis Kem
endikbud di bidang pengembangan
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat yang berada di baw
ah dan bertanggung jaw
ab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak U
sia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan M
enengah.
Coronavirus Disease 2019 (CO
VID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus bernam
a severe acute respiratory syndrom
e virus corona 2 (SARS-CoV-2). Virus tersebut merupakan
famili dari virus corona.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
vi
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan akti! tas untuk m
embersihkan tangan dari kotoran,
kuman, dll yang m
enempel dengan m
enggunakan sabun dan air bersih yang m
engalir
Data Pokok Pendidikan (D
apodik) adalah sistem pendataan yang dikelola oleh Kem
endikbud yang m
emuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya bersumber dari satuan
pendidikan yang terus menerus diperbaharui secara daring.
Direktorat Jenderal adalah D
irektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia D
ini, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah yang bertugas m
enyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan m
enengah
Droplet adalah cairan atau cipratan liur yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau m
ulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara.
Dukungan Kesehatan Jiw
a dan Psikososial (DKJPS) adalah dukungan jenis apa pun dari luar atau
lokal yang bertujuan melindungi atau m
eningkatkan kesejahteraan psikologis, dan/atau m
encegah dan menangani kondisi kesehatan jiw
a
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus D
isease 2019 adalah sebuah gugus tugas yang
dibentuk pem
erintah Indonesia
untuk m
engkoordinasikan kegiatan
antarkementerian/lem
baga dalam
upaya
mencegah
dan m
enanggulangi dam
pak penyakit koronavirus baru di Indonesia. Lembaga ini dibubarkan pada
20 Juli 2020 berdasarkan Perpres Nom
or 82 Tahun 2020. Selanjutnya, tugas lem
baga ini dipindahkan pada KPCPEN.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utam
a mendidik, m
engajar, mem
bimbing,
mengarahkan, m
elatih, menilai, dan m
engevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan form
al, pendidikan dasar, dan pendidikan m
enengah.
Isolasi mandiri pada m
asa pandemi CO
VID-19 m
erupakan upaya untuk mem
isahkan orang yang terkon! rm
asi positif COVID
-19 dan orang yang terduga/mem
iliki kontak erat dengan penderita CO
VID-19 pada 14 hari terakhir dengan orang yang
sehat untuk mencegah penularan CO
VID-19 yang lebih luas. Isolasi m
andiri dilaksanakan m
engikuti protokol kesehatan tertentu.
Kementerian adalah Kem
enterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara ! sik, mental, spiritual; m
aupun sosial yang m
emungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonom
is.
Komite Penanganan Coronavirus D
isease 2019 dan Pemulihan Ekonom
i Nasional (KPCPEN
) adalah sebuah kom
ite yang dibentuk oleh Pemerintah dalam
pemulihan ekonom
i dan penanggulangan Pandem
i COVID
-19 di Indonesia.
Komorbid atau kom
orbiditas adalah adanya dua atau lebih penyakit pada orang yang sama.
Istilah komorbid pertam
a kali dipakai pada tahun 1970-an oleh dokter dan ahli
129Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
128vii
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
epidemiologi terkenal A. R. Feinsteins. Feinsteins m
engunakan istilah itu untuk m
erujuk pada orang-orang yang mengalam
i demam
rematik dan berbagai
penyakit lain. Sebagai contoh, seseorang bisa dikatakan komorbid jika m
enderita diabetes dan hipertensi, atau diabetes dan gagal ginjal. D
aftar kondisi komorbid
pada pasien COVID
-19, meliputi kanker, penyakit ginjal kronis, penyakit jantung,
down sindrom
, obesitas, kehamilan, dan diabetes m
elitus tipe 2.
Learning loss adalah hilangnya minat belajar pada peserta didik karena berkurangnya intensitas
interaksi dengan guru saat proses pembelajaran
Lembaga Penjam
inan Mutu Pendidikan (LPM
P) adalah unit pelaksana teknis Kemendikbud yang
berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk mem
bantu pemerintah daerah
dalam bentuk supervisi, bim
bingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan m
enengah serta pendidikan nonformal, dalam
berbagai upaya penjam
inan mutu satuan pendidikan untuk m
encapai standar nasional pendidikan;
Literacy loss adalah hilangnya minat m
embaca pada w
arga satuan pendidikan terutama pesera
didik selama Pandem
i COVID
-19
Merdeka Belajar adalah arah kebijakan dan strategi kem
enterian, yang bercita-cita menghadirkan
pendidikan bermutu tinggi bagi sem
ua rakyat Indonesia, yang ditandai dengan angka partisipasi yang tinggi di seluruh jenjang pendidikan, hasil pem
belajaran berkualitas, dan m
utu pendidikan yang merata, baik secara geogra! s m
aupun status sosial ekonom
i.
Mitigasi Risiko adalah tindakan m
engurangi dampak bencana khususnya Pandem
i COVID
-19, yang berpengaruh terhadap proses dan hasil pem
belajaran, serta psikososial w
arga satuan pendidikan.
Organisasi Kesehatan D
unia (World Health O
rganization, WH
O) m
erupakan lembaga di baw
ah PBB yang bertanggung jaw
ab terhadap persoalan kesehatan publik internasional.
Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama
untuk m
emelihara
dan m
eningkatkan kesehatan,
mencegah
dan m
enyembuhkan penyakit serta m
emulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun m
asyarakat
Pelayanan Kesehatan UKS/M
adalah upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pem
ulihan yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya;
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah kegiatan belajar m
engajar antara pendidik dan peserta didik dengan lokasi terpisah sehingga m
emerlukan sistem
telekomunikasi interaktif
untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sum
ber daya yang diperlukan di dalam
nya. Saat ini PJJ dilakukan melalui berbagai m
edia seperti Google Meet,
Zoom Cloud M
eeting, Cisco Webex dan lain sebagainya.
Pembelajaran Tatap M
uka (PTM) adalah kegiatan belajar m
engajar yang dilaksanakan secara tatap m
uka antara peserta didik dengan pendidik.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
viii
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk m
enciptakan kondisi lingkungan sekiolah//m
adrasah yang sehat dan dapat mendukung proses pendidikan
sehingga mencapai hasil yang optim
al baik dari segi pengetahuan, keterampilan
maupun sikap.
Pemulihan Pem
belajaran adalah kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk m
eningkatkan kem
ampuan belajar peserta didik yang terjadi akibat learning lost selam
a Pandem
i COVID
-19
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkuali! kasi sebagai guru, dosen, konselor, pam
ong belajar, widyaisw
ara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan
pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mew
ujudkan suasana belajar dan proses pem
belajaran agar peserta didik secara aktif mengem
bangkan potensi dirinya untuk m
emiliki kekuatan spiritual keagam
aan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak m
ulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, m
asyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan kesehatan adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan
keterampilan hidup bersih dan sehat, m
enanamkan dan m
embiasakan hidup
bersih dan sehat serta daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
Penyelenggara Pendidikan adalah Pemerintah, pem
erintah daerah, dan/atau masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan form
al.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PH
BS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang m
enjadikan seseorang, keluarga, kelom
pok atau masyarakat m
ampu m
enolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam m
ewujudkan kesehatan m
asyarakat.
Peserta Didik adalah anggota m
asyarakat yang berusaha mengem
bangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
Physical Distancing adalah upaya m
enjaga jarak aman (m
inimal 1,5 m
eter) dengan siapapun untuk m
encegah penyebaran penyakit di masyarakat.
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak U
sia Dini dan Pendidikan M
asyarakat (PP PAUD
dan D
ikmas) adalah unit pelaksana teknis Kem
endikbud di bidang pengembangan
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat yang berada di baw
ah dan bertanggung jaw
ab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak U
sia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan M
enengah.
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan
sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinam
is atau
127Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
126ix
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
faktor psikis atau sosial, yang saling berinteraksi dan mem
pengaruhi satu sama
lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial.
Satuan pendidikan adalah Kelompok layanan pendidikan yang m
enyelenggarakan pendidikan pada jalur form
al, nonformal, dan inform
al pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Sosial Distancing adalah upaya m
engurangi kontak antarwarga dalam
rangka mem
inimalisir
penularan pandemi CO
VID-19 dengan m
enghindari interaksi sosial secara ! sik, seperti berkum
pul arisan, darma w
isata, dll.
Sekolah Sehat adalah sekolah yang melaksanakan m
enerapkan kegiatan-kegiatan pembiasaan
pada Trias UKS sehingga m
ampu m
endorong warga sekolah m
enerapkan perilaku hidup sehat
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang m
engabdikan diri dan diangkat untuk m
enunjang penyelenggaraan pendidikan.
UKS m
erupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan peserta didik m
elalui Trias UKS
(pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan
dan pem
binaan lingkungan
sekolah sehat) sehingga peserta didik dapat tumbuh kem
bang secara optimal
dan meningkatkan prestasi belajar. U
saha Kesehatan Sekolah/Madrasah (U
KS/M)
merupakan upaya terpadu lintas program
dan lintassektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta m
embentukperilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang ada di sekolah dan madrasah.
Tim Pelaksana U
KS/M m
erupakan tim yang m
elaksanakan kegiatan perencaaan, penerapan, pengaw
asan dan evaluasi kegiatan UKS/M
pada tingkat sekolah/madrasah.
Tim Pelaksana U
KS/M diketuai oleh Kepala Sekolah m
emiliki unsur tim
sebagai berikut: guru U
KS sebagai koordinator, dan guru-guru lainnya sebagai pelaksana, kom
ite sekolah, kader kesehatan sekolah dll unsur lain yang diperlukan. Tim
Pelaksana UKS/M
melibatkan unsur desa/kelurahan dan Puskesm
as untuk m
embantu/m
endukung kegiatan UKS/M
tertentu di sekolah/madrasah.
Trias UKS/M
adalah kegiatan pokok UKS/M
yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan sekolah lingkungan sehat.
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganism
e yang sudah mati/
dilemahkan/bagiannya yang telah diolah yang bertujuan untuk m
engaktifkan sistem
kekebalan spesi! k terhadap penyakit tertentu bagi penerimanya.
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang khusus diberikan dalam
rangka menim
bulkan atau m
eningkatkan kekebalan
seseorang secara
aktif terhadap
suatu penyakit,
sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut akan mengurangi
risiko keparahan penyakit
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
x125
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
124xi
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
DA
FTAR ISI
KATA PEN
GA
NTA
R .....................................................................................................iii
GLO
SARIUM
...............................................................................................................................................v
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................xiii
DAFTAR BAG
AN ......................................................................................................................................xv
DAFTAR G
RAFIK ......................................................................................................................................xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................xv
DAFTAR G
AMBAR .................................................................................................................................xvi
BAB I PEN
DA
HU
LUA
N ................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................1
B. D
asar Hukum
......................................................................................................................................4
C. Tujuan ...................................................................................................................................................7
D. Sasaran .................................................................................................................................................7
E. M
anfaat ................................................................................................................................................7
F. Ruang Lingkup ..................................................................................................................................8
BAB II D
AM
PAK CO
VID-19 D
AN
PENYESU
AIA
N KEBIJA
KAN
PEND
IDIKA
N ............9
A. Risiko COVID
-19 ................................................................................................................................9
B. Penyesuaian Kebijakan Pendidikan di M
asa Pandemi CO
VID-19 .................................12
1. Pem
berian Kewenangan Kepada Pem
da Tentang Izin PTM ....................................12
2. Vaksinasi PTK .............................................................................................................................15
C. Sebagian Besar Pemerintah D
aerah Masih M
enerapkan BDR .......................................17
D. Proyeksi Masa D
epan Peserta Didik .........................................................................................19
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
xii
BAB III M
ITIGA
SI RISIKO PTM
DA
N ED
UKA
SI PHBS ...............................................23
A. Syarat PTM Terbatas .......................................................................................................................24
B. Tugas dan Tanggung Jaw
ab .......................................................................................................26
1. Kepala D
inas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota. .................................................26
2. Kepala D
inas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota ...........................................28
3. Kepala Satuan Pendidikan PAU
D, Dikdas, dan D
ikmen .............................................28
C. Prosedur Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas di Satuan Pendidikan ...........................30
D. Pem
bentukan Satgas COVID
-19 di Satuan Pendidikan ....................................................31
1. Tim
Pembelajaran, Psikososial, dan Tata Ruang; ..........................................................32
2. Tim
Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan ..................................................................33
3. Tim
Pelatihan dan Hum
as. ....................................................................................................35
E. Pengaturan Jadw
al Pembelajaran ...........................................................................................36
F. Protokol Kesehatan Pem
belajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan .......................38
G. Protokol Kesehatan Warga Satuan Pendidikan saat Berangkat dan Pulang Sekolah .....38
H. Protokol Kesehatan Warga Satuan Pendidikan di Lingkungan Satuan Pendidikan .......42
I. Protokol Kesehatan 3M
................................................................................................................44
1. Panduan M
emakai M
asker ...................................................................................................46
2. Panduan M
encuci Tangan ....................................................................................................48
3. Panduan M
enjaga Jarak ........................................................................................................50
J. Protokol Kesehatan 3T ..................................................................................................................51
K Penguatan U
KS/M di Satuan Pendidikan ...............................................................................53
L. Peran U
KS/M dalam
Edukasi PHBS ...........................................................................................55
BAB IV PEM
ULIH
AN
PEMBELA
JARA
N .....................................................................59
A. Dukungan Kesehatan Jiw
a dan Psikososial ..........................................................................59
B. Pem
ulihan Pembelajaran untuk Peserta D
idik ....................................................................62
C. Indikator yang Harus D
ipantau .................................................................................................65
D. D
ukungan Pembelajaran di M
asa Depan ..............................................................................66
1. D
ukungan untuk PTM: ...........................................................................................................66
2. D
ukungan untuk PJJ: ..............................................................................................................67
123Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
122xiii
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
BAB V P E N
U T U
P ...................................................................................................69
A. Peran Kepala Daerah .....................................................................................................................69
B. Peran Kepala Satuan Pendidikan ..............................................................................................69
DAFTAR PU
STAKA ..................................................................................................................................71
DAFTAR BAG
AN
Bagan 1. 1 Kebijakan Merdeka Belajar .............................................................................................1
DAFTAR G
RAFIK
Gra! k 2. 1 G
ejala Positif COVID
-19 ....................................................................................................9
Gra! k 2. 2 Kelom
pok Um
ur Positif COVID
-19 ..............................................................................10
Gra! k 2. 3 Tren N
asional Akumulasi D
ata Pasien COVID
-19 ...................................................11
Gra! k 2. 4 Jenis Penyakit Penyerta Pasien CO
VID-19 yang M
eninggal..............................11
Gra! k 2. 5 Persentase PTM
dan BDR ...............................................................................................18
Gra! k 2. 6 Kondisi Peserta D
idik saat BDR ....................................................................................19
Gra! k 2. 7 Proyeksi Tren dalam
Skor PISA: Skenario Saat ini (4 bulan), Optim
is (6 bulan) dan Pesim
is (8bulan) .......................................................................................................21
Gra! k 2. 8 D
ampak Pada Rata-Rata Penghasilan Tahunan Per Peserta didik ...................21
Gra! k 3. 1 Perkem
bangan Kasus Per-Hari (G
abungan) ..........................................................23
LAM
PIRAN
.................................................................................................................75
Kegiatan LPMP dan BP-PAU
D untuk M
itigasi Risiko PTM Terbatas ......................................75
Salam tanpa bersentuhan selam
a masa Pandem
i Covid-19 .................................................76
Thermo G
un ............................................................................................................................................77
Kantin Sehat ...........................................................................................................................................78
Sanitasi Lingkungan .............................................................................................................................79
Instrumen Kesiapan Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas .......................................................82
Praktik Baik PTM Terbatas ...................................................................................................................88
Salinan SKB 4 Menteri Tanggal 30 M
aret 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pem
belajaran di Masa Pandem
i Covid-19 ...................................................................................91
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Format Surat Pernyataan ................................................................................................16
Tabel 3. 1 Prosedur Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas di Satuan Pendidikan ..............30
Tabel 3. 2 Protokol Kesehatan PTM di Satuan Pendidikan .....................................................38
Tabel 3. 3 Aktivitas Warga Satuan Pendidikan di Em
pat Lokasi ............................................40
Tabel 3. 4 Protokol Kesehatan Warga Satuan Pendidikan di Lingkungan Satuan
Pendidikan ..........................................................................................................................42
Tabel 3. 5 PHBS di Lim
a Lokasi ..........................................................................................................55
DAFTAR G
AMBAR
Gam
bar 2. 1 Penyesuaian Kebijakan Pendidikan.....................................................................13
Gam
bar 2. 2 Faktor-faktor yang Perlu Dipertim
bangkan Pemda dalam
Pemberian Izin
PTM .................................................................................................................................14
Gam
bar 2. 3 Vaksinasi Seluruh PTK Ditargetkan Selesai Akhir Juni 2021 .......................15
Gam
bar 2. 4 Persentase PTM dan BD
R/PJJ .................................................................................18
Gam
bar 2. 5 Satu Tahun Pandemi CO
VID-19 Berpotensi M
enimbulkan D
ampak Sosial
Negatif Berkepanjangan .........................................................................................20
Gam
bar 4. 1 Piramida Intervensi D
ukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (IASC,
2020) ...............................................................................................................................61
121Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
1201
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
A. Latar Belakang
D itjen PAU
D, Dikdas, dan D
ikmen m
enetapkan Merdeka Belajar sebagai
pedoman untuk m
enetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria peserta
didik, sarana prasarana, dan tata kelola di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan m
enengah, pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan.
Merdeka Belajar adalah arah kebijakan dan strategi kem
enterian, yang bercita-cita m
enghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi sem
ua rakyat Indonesia, yang ditandai dengan angka partisipasi yang tinggi di seluruh jenjang pendidikan, hasil pem
belajaran berkualitas, dan mutu pendidikan yang m
erata, baik secara geogra! s m
aupun status sosial ekonomi.
Bagan 1. 1 Kebijakan Merdeka Belajar
Ditjen PAU
D, Dikdas, dan D
ikmen m
eyakini bahwa M
erdeka Belajar dapat m
elahirkan Pelajar Pancasila, yaitu pro! l pelajar Indonesia yang mem
iliki karakter berim
an, bertakwa kepada Tuhan YM
E, kreatif, mandiri, bernalar kritis, dan berakhlak
P END
AH
ULUAN
BAB I
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
2
mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. D
alam kurun w
aktu 2020-2024, D
itjen PAUD
, Dikdas, dan D
ikmen, akan bekerja keras m
embum
ikan Merdeka Belajar
melalui perbaikan em
pat sektor. Pertama, peningkatan kom
petensi kepemim
pinan, kolaborasi antarelem
en masyarakat, dan budaya. Kedua, peningkatan infrastruktur
serta pemanfaatan teknologi di seluruh satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan pada
kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan; dan keempat,) penyem
purnaan kurikulum
, pedagogi, dan asesmen.
Nam
un, upaya
mem
bumikan
Merdeka
Belajar tersebut
menghadapi
tantangan yang sebelumnya tak pernah dibayangkan m
anusia, yaitu kemunculan
penyakit baru bernama Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19).
COVID
-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang dapat menular m
elalui droplet, yaitu butiran air yang dihasilkan dari bersin, percakapan, dan pernapasan seseorang atau m
elalui benda yang terkontaminasi dengan SARS-CoV-2.
Pada mulanya, SARS-CoV-2 m
erupakan virus yang menular dari hew
an ke m
anusia (zoonotik), namun kini virus ini juga dapat m
enular antarmanusia,
dan dapat mengakibatkan gangguan sistem
pernafasan pada manusia, m
ulai dari gejala yang ringan seperti " u, hingga infeksi paru-paru seperti pneum
onia. Sebagian penderitanya dapat sem
buh, namun tak sedikit yang m
eninggal.
Penularan COVID
-19 antarmanusia terjadi dengan cepat dan dalam
waktu yang
sangat singkat ke berbagai negara. Merespon hal ini, W
orld Health Organization
119Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
1183
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
(WH
O) atau Badan Kesehatan D
unia telah mendeklarasikan CO
VID-19 sebagai
pandemi pada 11 M
aret 2020. Pemerintah Indonesia m
enerapkan Pembatasan
Sosial Berskala
Besar (PSBB)
hingga Pem
berlakuan Pem
batasan Kegiatan
Masyarakat Berskala M
ikro untuk menekan penyebaran SARS-CoV-2.
Menghadapi Pandem
i COVID
-19, kementerian m
enetapkan 2 (dua) prinsip penyelenggaraan
pendidikan. Pertam
a, kesehatan
dan keselam
atan w
arga satuan pendidikan m
erupakan prioritas utama dalam
penetapan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan, dan kedua, senantiasa m
empertim
bangkan tum
buh-kembang peserta didik dan hak m
ereka terhadap pendidikan.
Sejalan dengan prinsip itu, pada awal M
aret 2020, Ditjen PAU
D, Dikdas, dan
Dikm
en menjalankan beberapa kebijakan kem
enterian yang mengutam
akan keselam
atan w
arga satuan
pendidikan tanpa
harus m
enanggalkan hak
mereka terhadap layanan pendidikan, seperti Kebijakan Belajar dari Rum
ah (BD
R), pembatalan U
jian Nasional, hingga optim
alisasi penyediaan teknologi pem
belajaran daring dan penyediaan kuota gratis dalam m
endukung BDR.
Mulai M
aret 2020 hingga Maret 2021, perjalanan kebijakan pendidikan di
masa Pandem
i COVID
-19 ini mengalam
i beberapa kali penyesuaian. Tanggal 20 N
ovember 2020, terbit Keputusan Bersam
a Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agam
a, Menteri Kesehatan, dan M
enteri Dalam
Negeri dengan N
omor
04/KB/2020, Nom
or 737 Tahun 2020, Nom
or HK.01.08/M
enkes/7093/2020, dan
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
4
Nom
or 420-3987 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di M
asa Pandemi
Coronavirus D
isease 2019
(COVID
-19). Keputusan
Bersama
ini m
emberikan
kewenangan penuh kepada pem
erintah daerah untuk perizinan Pembelajaran
Tatap Muka (PTM
).
Empat bulan kem
udian, tepatnya 30 Maret 2021, terbit dua keputusan
bersama. Pertam
a, Keputusan Bersama M
enteri Kesehatan, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Menteri Agam
a, dan Menteri D
alam N
egeri Republik Indonesia N
omor H
K.02.01/MEN
KES/524/2021, Nom
or 4 Tahun 2021 Nom
or 2 Tahun 2021, N
omor 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi bagi Kelom
pok Sasaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi
Coronavirus D
isease 2019
(COVID
-19). Kedua,
Keputusan Bersam
a M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, M
enteri Agama, M
enteri Kesehatan, dan Menteri
Dalam
Negeri Republik Indonesia N
omor 03/KB/2021, N
omor 384 Tahun 2021,
Nom
or H
K.01.08/MEN
KES/4242/2021, N
omor
440-717 Tahun
2021 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di M
asa Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (CO
VID-19).
Dua keputusan bersam
a itu mem
beri amanat bahw
a setelah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) divaksinasi CO
VID-19 secara lengkap, pem
erintah daerah m
ewajibkan satuan pendidikan untuk m
enyediakan dua layanan, yaitu PTM
Terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan Pem
belajaran Jarak Jauh (PJJ).
Terkait vaksinasi PTK, Pemerintah telah m
emulainya pada Rabu 24 Februari
2021 di SMAN
70 Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu, Presiden Joko W
idodo m
emasang target vaksinasi kepada PTK dapat selesai pada Juni 2021. Sehingga
pada Juli 2021, PTM diharapkan dapat dim
ulai.
Kebijakan PTM Terbatas diam
bil karena sejumlah data m
enunjukkan bahwa
kelompok anak usia sekolah m
emiliki faktor risiko yang lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok dew
asa. Kelompok ini juga um
umnya m
emiliki gejala yang
lebih ringan dibandingkan kelompok um
ur lainnya.
Selain itu, Kebijakan PTM Terbatas diam
bil untuk mem
ulihkan learning lost yang dialam
i peserta didik selama m
enjalani BDR akibat Pandem
i COVID
-19.
Mengingat hal tersebut, sekaligus m
ewaspadai ancam
an Virus Corona yang ditengarai dapat berm
utasi, maka D
itjen PAUD, D
ikdas, dan Dikm
en mem
andang peting m
enyusunan Panduan Aman PTM
Terbatas, yang di dalamnya berisi tentang
mitigasi risiko CO
VID-19 dan edukasi Perilaku H
idup Bersih dan Sehat (PHBS), agar
warga satuan pendidikan dapat m
enjaga diri dan/atau orang lain dari ancaman
COVID
-19.
117Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
1165
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Dengan m
ematuhi Panduan Am
an PTM Terbatas, satuan pendidikan yang
menyelenggarakan PTM
dapat mem
inimalisir potensi terciptanya klaster baru
COVID
-19, dan PTK pada satuan pendidikan dapat mem
ulihkan pembelajaran
dari sejumlah learning lost yang dialam
i peserta didik akibat Pandemi CO
VID-19,
sekaligus mengakselarasi M
erdeka Belajar. Semoga!
B. Dasar H
ukum
1. Pem
bukaan dan Undang-U
ndang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. U
ndang-Undang N
omor 4 Tahun 1984 tentalg W
abah Penyakit Menular;
3. U
ndang-Undang N
omor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
4. U
ndang-Undang N
omor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
5. U
ndang-Undang N
omor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. U
ndang-Undang
Nom
or 23
Tahun 2014
tentang Pem
erintahan D
aerah, sebagaim
ana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-U
ndang N
omor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas U
ndang-Undang N
omor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan D
aerah;
7. U
ndang-Undang N
omor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;
8. Peraturan Pem
erintah Nom
or 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular;
9. Peraturan
Pemerintah
Nom
or 21
Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana,
sebagaimana
telah diubah
dengan Peraturan
Pemerintah N
omor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pem
erintah N
omor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
10. Peraturan Pem
erintah N
omor
17 Tahun 2O
10 tentang
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
11. Peraturan Pemerintah N
omor 21 Tahun 2020 tentang Pem
batasan Sosial Berskala Besar D
alam Rangka Percepatan Penanganan Coronauirus D
isease 2019 (CO
VID-I9);
12. Peraturan Presiden
Nom
or 82 Tahun
2020 tentang
Komite
Penanganan Coronavirus D
isease 2Ol9 (CO
VID-19) dan Pem
ulihan Ekonomi N
asional;
13. Peraturan Presiden Nom
or 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi D
alam Rangka Penanggulangan Pandem
i Corona Virus D
isease 2019 (COVID
-19), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nom
or 14 Tahun 2O21 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden N
omor
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
6
99 Tahun 2020 terrtang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandem
i Corona Virus Disease 2019 (CO
VID-I9);
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan N
omor 33 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Am
an Bencana;
15. Peraturan M
enteri Kesehatan
Nom
or 9
Tahun 2020
tentang Pedom
an Pem
batasan Sosial Berskala Besar Dalam
Rangka Percepatan Penanganan Coronauirus D
isease 2019 ICOVID
-I9);
16. Peraturan Menteri Kesehatan N
omor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Coronauirus D
isease 2Ol9
(COVID
-19);
17. Peraturan Menteri Koordinator bidang Pem
bangunan Manusia dan Kebudayaan
Nom
or 1 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Anak U
sia Sekolah dan Rem
aja Tahun 2017-2019;
18. Permenkes 25 N
omor 2014 tentang U
paya Kesehatan Anak;
19. Permendikbud N
o. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendikbud N
o. 45 Tahun 2019 tentang O
rganisasi dan Tata Kerja Kemendikbud;
20. SKB 4 Menteri, N
omor: 0408a/U
/84/319/Menkes. SKB/1984, 74/tahun 1984
dan N
omor
60 Tahun 1984 Tentang
Pokok-pokok Kebijakan
Pembinaan
pengembangan U
saha Kesehatan Sekolah (UKS), yang diperbaharui m
enjadi nom
or 6/X/PB/2014, Nom
or 73 Tahun 2014, Nom
or 41 Tahun 2014, dan Nom
or 81 Tahun 2014.
21. SKB 4 Menteri N
o.2/P/SKB/2003, NO
1068/MEN
KES/SKB/VII/2003, NO
4415-404 Tahun 2003 tentang Tim
Pembina U
KS Pusat
22. Keputusan Bersama M
enteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agam
a, dan Menteri D
alam N
egeri Nom
or HK.02.01/M
ENKES/524/2021,
Nom
or 4 Tahun 2021 Nom
or 2 Tahun 2021, Nom
or 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan
Vaksinasi bagi
Kelompok
Sasaran Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan dalam Rangka Penanggulangan Pandem
i Coronavirus Disease
2019 (COVID
-19).
23. Keputusan Bersama M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agam
a, M
enteri Kesehatan, dan Menteri D
alam N
egeri Nom
or 03/KB/2021, Nom
or 384 Tahun 2021, N
omor H
K.01.08/MEN
KES/4242/2021, Nom
or 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pem
belajaran di Masa Pandem
i Coronavirus D
isease 2019
(COVID
-19). Keputusan
bersama
yang terakhir
dilengkapi dengan Siaran Pers N
omor: 97/sipres/A6/III/2021, berjudul “D
orong Akselerasi Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas, Pem
erintah Um
umkan Keputusan Bersam
a
115Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
1147
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Empat M
enteri.”
24. Surat Edaran Nom
or 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Coronavirus Disease
2019 (COVID
-19) pada Satuan Pendidikan;
25. Surat Edaran Nom
or 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa D
arurat Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (CO
VID-19); dan
26. Surat Edaran Nom
or 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalam
Masa D
arurat Penyebaran Coronavirus Disease 2019
(COVID
-19).
C. Tujuan
1. M
emandu
pembiasaan
warga
satuan pendidikan
dan orangtua
dalam
mem
atuhi 5M, yaitu m
emakai m
asker, mencuci tangan pakai sabun dan air
mengalir, m
enjaga jarak aman, m
enjauhi kerumunan, dan m
embatasi m
obilisasi serta interaksi, sebagai upaya m
engurangi dampak risiko terpapar SARS-CoV-2;
2. M
emandu w
arga satuan pendidikan dan orangtua tentang 3T, yaitu tes, telusur dan tindakan kepada orang yang diduga terinfeksi SARS-CoV-2;
3. M
endorong koordinasi UPT Kem
endikbud (LPMP dan BP/PP PAU
D D
ikmas)
dengan Tim Pem
bina UKS/M
beserta Tim Pelaksana U
KS/M terhadap m
itigasi risiko PTM
dan edukasi Perilaku Bersih dan Hidup Sehat (PH
BS); dan
4. M
emandu satuan pendidikan m
emulihkan pem
belajaran.
D. Sasaran
1. D
irektorat Teknis di lingkungan Ditjen PAU
D, Dikdas, dan D
ikmen;
2. LPM
P dan BP/PP PAUD
Dikm
as;
3. Tim
Pembina U
KS/M;
4. Tim
Pelaksana UKS/M
;
5. Satgas CO
VID-19 di Satuan Pendidikan; dan
6. W
arga Satuan Pendidikan.
E. Manfaat
1. M
enjadi acuan direktorat teknis, LPMP, BP/PP PAU
D D
ikmas, pem
erintah daerah, Tim
Pembina U
KS/M, Tim
Pelaksana UKS/M
, dan Satgas COVID
-19 di satuan pendidikan, dalam
menyosialisasikan m
itigasi risiko SARS-CoV-2
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
8
saat penyelenggaraan PTM terbatas dan edukasi PH
BS kepada warga satuan
pendidikan;
2. M
enjadi acuan Satgas COVID
-19 dan Tim Pelaksana U
KS/M di satuan pendidikan
dalam
pelaksanaan dan
pemantauan
mitigasi
risiko SARS-CoV-2
dan m
embiasakan PH
BS.
F. Ruang Lingkup
1. Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan PTM
Terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat;
2. Pelaksanaan protokol kesehatan m
ulai dari rumah, berangkat ke satuan
pendidikan, di satuan pendidikan, hingga pulang kembali ke rum
ah; dan
3. Alur dan prosedur penanganan kasus CO
VID-19 m
elalui 3T, yaitu tes, telusur dan tindakan.
113Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
1129
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
A. Risiko CO
VID-19
Ketika m
anusia terinfeksi SARS-CoV-2, ia akan mengalam
i gejala ringan, sedang hingga berat. N
amun ada juga yang tidak m
engalami
gejala apa pun. Menurut data KPCPEN
, mayoritas pasien positif
COVID
-19 akan mengalam
i gejala batuk (63,7%), kem
udian disusul dengan riw
ayat demam
(43,5%), dem
am (35,8%
), pilek (32,4%),
lemas (26,7%
), sesak nafas (24,3%), sakit tenggorokan (23,7%
), sakit kepala (22,2%
), keram otot (14,8%
), mual (13%
), sakit perut (5,9%),
diare (5,5%), dan m
enggigil (2,8%).
Gra! k 2. 1 G
ejala Positif COVID
-19
DA
MPA
K CO
VID
-19 D
AN
PENYESUA
IAN
KEBIJA
KAN
PEN
DID
IKAN
BAB II
Sumber: https://CO
VID19.go.id/
peta-sebaran-COVID
19 tanggal 13 M
aret 2021
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
10
Seseorang yang terkon! rmasi CO
VID-19, berisiko untuk m
enyebarkan COVID
-19 m
elalui droplet pada saat batuk/bersin/berbicara/bernafas. Percikan droplet juga bisa m
enempel di perm
ukaan benda atau kulit manusia, dan akan berpindah ketika
ada manusia lain m
enyentuhnya. Kemudian, virus ini akan m
enginfeksi manusia
tersebut ketika tangan yang terkontaminasi oleh virus m
enyentuh wajah, seperti
mulut, hidung, dan m
ata.
Kelompok um
ur yang terinfeksi SARS-CoV-2 didominasi oleh orang-orang yang
berusia antara 31-45 tahun (29,6%), kem
udian 19-30 tahun (25%), 46-59 tahun
(22,5%), lebih dari 60 tahun (10,7%
), 6-18 tahun (9,3%), dan 0-5 tahun (2,8%
).
Gra! k 2. 2 Kelom
pok Um
ur Positif COVID
-19
Sumber: https://CO
VID19.
go.id/peta-sebaran-COVID
19 tanggal 13 M
aret 2021
111Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
11011
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Gra! k 2. 3 Tren N
asional Akumulasi D
ata Pasien COVID
-19
Gra! k 2. 4 Jenis Penyakit Penyerta Pasien CO
VID-19 yang M
eninggal
Dari gra! k di atas, m
ayoritas pasien COVID
-19 yang meninggal m
emiliki
penyakit penyerta seperti hipertensi (9,4%), kem
udian disusul diabetes melitus
(9,3%), penyakit jantung (5,7%
), penyakit ginjal (2,3%), penyakit paru obstruktif
kronis (1,6%), gangguan nafas lain (0,8%
), kanker (0,4%), gangguan im
un (0,3%),
hamil (03%
), TBC (0,3%), penyakit hati (0,2%
), dan asma (0,2%
).
Sumber: https://CO
VID19.go.id/peta-
sebaran-COVID
19 tanggal 13 Maret 2021
Sumber: https://CO
VID19.go.id/
peta-sebaran-COVID
19 tanggal 13 M
aret 2021
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
12
B. Penyesuaian Kebijakan Pendidikan di Masa Pandem
i COVID
-19
Menghadapi
Pandemi
COVID
-19, Kem
endikbud m
elakukan beberapa
penyesuaian kebijakan pendidikan, seperti penerbitan Surat Edaran Nom
or 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa D
arurat Penyebaran Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19). Aturan yang ditandatangani Mendikbud
tanggal 24 Maret 2020 ini, di antaranya berisi tentang Kebijakan Belajar dari Rum
ah (BD
R), Pembatalan U
jian Nasional, M
ekanisme Penerim
aan Peserta Didik Baru
(PPDB) dengan tidak m
engumpulkan peserta didik dan orangtua, hingga relaksasi
Bantuan Operasional Sekolah (BO
S) yang dapat digunakan untuk mem
biayai keperluan pencegahan Pandem
i COVID
-19 seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer, disinfectant, dan m
asker, serta mem
biayai pembelajaran jarak jauh
(PJJ).Pada rentang waktu M
aret-April 2020 juga ada kebijakan pendidikan seperti peluncuran portal guru berbagi dengan alam
at guruberbagi.kemdikbud.go.id, dan
relaksasi penggunaan BOS untuk pem
bayaran honor guru, BDR, dan penanganan
COVID
-19 di satuan pendidikan.
Kemudian pada tanggal 18 M
ei 2020 terbit Surat Edaran Nom
or 15 Tahun 2020 tentang Pedom
an Penyelenggaraan BDR dalam
Masa D
arurat Penyebaran CO
VID-19. Surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kem
endikbud, Ainun N
a’im, ini berisi tiga pem
bahasan. BAB I tentang Tujuan, Prinsip, Metode dan
Media Pelaksanaan Belajar dari Rum
ah. BAB II tentang Panduan Pelaksanaan Belajar dari Rum
ah, dan BAB III tentang Panduan Kegiatan Pembelajaran Saat Satuan
Pendidikan Kembali Beroperasi.
Selain itu juga ada kebijakan pendidikan seperti perluasan sasaran BOS A! rm
asi dan BO
S Kinerja untuk sekolah swasta, serial w
ebinar Adaptasi Pembelajaran di M
asa CO
VID-19, serta peluncuran rekam
pandemi.kem
dikbud.go.id yang ditujukan untuk m
endokumentasikan perubahan sosial dan budaya akibat CO
VID-19. Ada juga data
portal kesiapan PTM, yaitu sekolah.data.kem
dikbud.go.id/kesiapanbelajar.
1. Pem
berian Kewenangan Kepada Pem
da Tentang Izin PTM
Selanjutnya terbit Surat Keputusan Bersama (SKB) antara M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, M
enteri Agama, M
enteri Kesehatan, dan Menteri D
alam N
egeri sebanyak em
pat kali, yaitu tanggal 5 Juni 2020, 7 Agustus 2020, 20 Novem
ber 2020, dan 30 M
aret 2021.
109Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
10813
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Gam
bar 2. 1 Penyesuaian Kebijakan Pendidikan
Maret 2020
Maret - April 2020
Mei - Juni 2020
Juli - Agustus 2020Sept - D
es 2020M
aret 2021 - sekarang
Setelah PTK divaksinasi COVID
-19 secara lengkap, pem
erintah daerah m
ewajibkan satuan pendidikan untuk
menyediakan layanan:
1. PTM Terbatas dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan;
dan
2. Pembelajaran Jarak Jauh
1. Edukasi 3M di seluruh satuan
pendidikan
2. Pembuatan m
edia KIE 3M
3. 5600 mahasisw
a KKN Tem
atik untuk penanganan CO
VID-19
4. 5625 Duta M
hs edukasi perubahan perilaku
5. Pemberian kew
enangan penuh pada Pem
da untuk perijinan PTM.
1. Satuan pendidikan di Zona Hijau
boleh pembelajaran tatap m
uka
2. Bantuan Uang Kuliah Tunggal (U
KT) untuk 410 ribu m
ahasiswa (Rp.1T)
3. BOS adm
inistrasi dan BOS kinerja
diperluas cakupannya untuk sekolah sw
asta (bukan hanya sekolah negeri) (Rp.3,2T)
4. Serial webinar adaptasi pem
belajaran di m
asa COVID
-19 (GTK, PAU
D
Dasm
en, Vokasi, Dikti)
5. Pertunjukan daring dan Program
Rekam Pandem
i https://rekampan-
demi.kem
dikbud.go.id/
1. 15000 relawan CO
VID-19 N
asional (RECO
N) Kem
endikbud untuk Media
KIE, Tracing dan penanganan kesahatan
2. Realokasi anggaran Dikti sebesar
Rp.405M untuk RS Pendidikan PTN
dan PTS dalam
penanganan COVID
-19
3. Peluncuran portal Guru Berbagi
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id
4. Relaksasi penggunaan BOS dan BO
P untuk pem
bayaran honor guru, BDR
dan penanganan COVID
-19 di sekolah (Rp.55,8T)
5. Inovasi dan Penelitian Mitigasi
COVID
-19 (ventilator, mobile testing,
alat rapid test, dsb)
6. Perlindungan Pelaku Budaya terdam
pak COVID
-19 https://apb.kem-
dikbud.go.id
1. Menetapkan kebijakan belajar dari
rumah
2. Pembatalan U
jian Nasional
3. Mekanism
e PPDB tidak m
engum-
pulkan siswa dan orangtua
4. Optim
alisasi penyedia teknologi pem
belajaran daring dan penyediaan kuota gratis dalam
m
endukung belajar dari rumah
(BDR)
5. Realokasi anggaran kebudayaan Rp.70M
untuk kegiatan belajar dari rum
ah melalui TVRI
1. Satuan Pendidikan di zona hijau dan kuning diperbolehkan pem
belajaran tatap muka
2. Peluncuran kurikulum dalam
kondisi khusus
3. Pemberian m
odul pembelajaran bagi PAU
D dan
SD
4. Pemberian bantuan Kuota untuk peserta didik,
guru, mahasisw
a dan dosen dari September-D
e-sem
ber 2020. (7,2T)
5. Bantuan sosial penanganan COVID
-19 (sanitasi, PH
BS, APD)
Berdasarkan SKB 4 Menteri tanggal 30 M
aret 2021 tentang Vaksinasi PTK dan Panduan Penyelenggaraan Pem
belajaran di Masa Pandem
i Coronavirus Disease 2019 (CO
VID-19).
PENYESUA
IAN
KEBIJAKA
N PEN
DIDIKAN
Pada SKB
4 M
enteri tanggal
20 N
ovember
2020, disebutkan
bahwa
pemberian kew
enangan penuh kepada pemerintah daerah dalam
menentukan
izin pembelajaran tatap m
uka, diambil sesuai hasil evaluasi yang dilakukan
bersama kem
enterian/lembaga terkait, m
asukan dari para kepala daerah, dan berbagai pem
angku kepentingan di bidang pendidikan yang menyatakan
bahwa, w
alaupun PJJ sudah terlaksana dengan baik, tetapi pelaksanaan terlalu lam
a tanpa melakukan PTM
akan berdampak negatif bagi peserta didik. Kendala
tumbuh kem
bang anak serta tekanan psikososial dan kekerasan terhadap anak yang tidak terdeteksi, juga turut m
enjadi pertimbangan.
Empat bulan kem
udian, tepatnya 30 Maret 2021, terbit dua keputusan
bersama. Pertam
a, Keputusan Bersama M
enteri Kesehatan, Menteri Pendidikan
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
14
dan Kebudayaan, Menteri Agam
a, dan Menteri D
alam N
egeri Republik Indonesia N
omor H
K.02.01/MEN
KES/524/2021, Nom
or 4 Tahun 2021 Nom
or 2 Tahun 2021, N
omor 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi bagi Kelom
pok Sasaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (CO
VID-19).
Kedua, Keputusan Bersama M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, M
enteri Kesehatan, dan Menteri D
alam N
egeri Republik Indonesia Nom
or 03/KB/2021, N
omor 384 Tahun 2021, N
omor H
K.01.08/MEN
KES/4242/2021, N
omor 440-717 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pem
belajaran di M
asa Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19). Khusus keputusan bersam
a yang terakhir dilengkapi dengan Siaran Pers Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nom
or: 97/sipres/A6/III/2021, berjudul “Dorong Akselerasi
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas, Pemerintah U
mum
kan Keputusan Bersama
Empat M
enteri.” Dalam
siaran pers ini ditegaskan tentang akselerasi PTM
terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat seperti
pengisian daftar periksa pada laman D
ata Pokok Pendidikan (Dapodik), hingga
pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat di sejum
lah lokasi seperti kelas, kantin, dan seluruh lingkungan satuan pendidikan.
Surat keputusan bersama itu juga dilengkapi dengan tugas dan tanggung
jawab 6 (enam
) pemangku kepentingan. Pertam
a, Kepala Dinas Pendidikan,
Kepala Kantor Wilayah Kem
enterian Agama Provinsi, dan Kepala Kantor
Kementerian Agam
a Kabupaten/ Kota. Kedua, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
atau Kabupaten / Kota. Ketiga, Kepala Satuan Pendidikan Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan D
asar, dan Pendidikan Menengah. Keem
pat, Tim Pem
belajaran, Psikososial, dan Tata Ruang. Kelim
a, Tim Kesehatan, Kebersihan, dan Keam
anan, dan keenam
, Tim Pelatihan dan H
umas.
Gam
bar 2. 2 Faktor-faktor yang Perlu Dipertim
bangkan Pemda dalam
Pem
berian Izin PTM
107Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
10615
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
2. Vaksinasi PTK
Sementara terkait vaksinasi PTK, Pem
erintah telah m
emulainya pada Rabu 24 Februari 2021 di SM
AN 70
Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu, Presiden Joko
Widodo m
emasang target vaksinasi kepada PTK
dapat selesai pada Juni 2021. Sehingga pada Juli 2 021, PTM
diharapkan dapat dimulai.
Sasaran vaksinasi
mencakup
seluruh PTK
di seluruh jenjang pendidikan negeri m
aupun swasta,
baik formal m
aupun non formal term
asuk pendidikan keagam
aan seperti pondok pesantren. Kebijakan vaksinasi PTK ini diam
bil untuk mem
bekali daya tahan ! sik PTK, sehingga mereka dapat
kembali ke satuan pendidikan untuk m
emulihkan learning loss dan literacy loss
yang muncul selam
a PJJ.
Gam
bar 2. 3 Vaksinasi Seluruh PTK Ditargetkan Selesai Akhir Juni 2021
Sementara itu, prioritas vaksinasi akan dilakukan berdasarkan tingkat
kesulitan PJJ, dengan tahapan berikut:
1. Tahap 1 : PTK PAU
D, SD, SLB, dan sederajat, pesantren dan pendidikan keagam
aan;
2. Tahap 2 : PTK SM
P, SMA, SM
K, dan sederajat; dan
3. Tahap 3 : PTK Pendidikan Tinggi
Dalam
rangka mem
astikan vaksinasi PTK berjalan dengan sukses dan tepat w
aktu, dilakukan koordinasi erat antara Kemenkes dengan Kem
endikbud, Kem
enag, dan Kemendagri. Kem
endikbud dan Kemenag bertugas m
enyiapkan data PTK yang akan dijadikan sasaran pem
berian vaksinasi. Selanjutnya, ketika alokasi vaksin telah tersedia, keem
pat kementerian ini akan berkoordinasi
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
16
dengan dinas kesehatan, dinas pendidikan, dan kantor wilayah kem
enag untuk m
enginformasikan kepada PTK tentang jadw
al dan lokasi vaksinasi.
Pelaksanaan vaksinasi kepada PTK ini akan dilakukan dengan tiga metode,
yaitu vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan, vaksinasi massal di tem
pat publik, dan vaksinasi bergerak di lokasi strategis seperti fasilitas pendidikan (gedung perguruan tinggi, gedung sekolah, kantor LPM
P, kantor dinas pendidikan, dan lainnya.)
PTK yang telah mengetahui jadw
al dan lokasi vaksinasi wajib m
embaw
a kartu identitas diri bagi PTK yang sudah terdaftar, atau m
embaw
a surat pernyataan dari pim
pinan satuan pendidikan bagi PTK yang belum terdaftar.
Surat pernyataan merupakan surat pertanggungjaw
aban mutlak dari pim
pinan satuan pendidikan, yang m
enyatakan bahwa PTK tersebut adalah benar bekerja
di satuan pendidikannya.
Tabel 2. 1 Format Surat Pernyataan
KOP SU
RAT SATUAN PEN
DID
IKANSU
RAT PERNYATAAN
Pada hari............................ tanggal............................ saya yang bertanda tangan di bawah
ini:N
ama
:
NIK
:sebagai Kepala Satuan Pendidikan pada (tuliskan nam
a satuan pendidikannya) m
enyatakan bahwa:
Nam
a
:N
IK
:
Alamat
:
Posisi
:yang bersangkutan adalah benar pendidlk/tenaga kependidikan (coret salah satu) pada satuan pendidikan yang saya pim
pin.
Dem
ikian surat penyataan ini saya sampaikan untuk dipergunakan dalam
pelaksanaan vaksinasi CO
VID-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
……
……
….,…
……
……
.2021Kepala Satuan Pendidikan,
(Nam
a Jelas dan Cap)N
IP
105Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
10417
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Dalam
rangka mem
astikan pelaksanaan vaksinasi bagi PTK berjalan lancar, Kem
enkes, Kemendikbud, Kem
enag, dan Kemendagri akan m
enerbitkan Surat Edaran Bersam
a, dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Pem
erintah daerah menugaskan dinas kesehatan untuk m
elaksanakan vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan dengan ketentuan sebagai berikut:1) M
enyediakan vaksin sesuai alokasi yang tersedia; 2) M
enentukan jadwal vaksinasi di daerah;
3) Menyiapkan sum
ber daya manusia yang m
elaksanakan vaksinasi; dan4) M
elaksanakan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai standar
b. Pem
erintah daerah
menugaskan
dinas pendidikan
dan berkoordinasi
dengan kantor/kanwil Kem
enag/LPMP/LLD
ikti agar dapat mem
bantu dinas kesehatan dalam
mem
fasilitasi pelaksanaan vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain:
1) Menyiapkan jadw
al dan lokasi pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan protokol kesehatan;
2) Menginform
asikan/mengundang pendidik dan tenaga kependidikan
pada setiap satuan pendidikan secara serentak untuk mengikuti vaksinasi
sesuai dengan jadwal dan lokasi yang telah ditentukan;
3) Melaksanakan vaksinasi sesuai dengan protokol kesehatan dan tidak
menim
bulkan kerumunan di lokasi vaksinasi; dan
4) Menyelenggarakan keseluruhan vaksinasi sesuai dengan periode yang
telah ditentukan oleh dinas kesehatan.
C. Sebagian Besar Pemerintah D
aerah Masih M
enerapkan BDR
Meski SKB 4 M
enteri telah mem
berikan kewenangan penuh kepada pem
erintah daerah tentang perizinan PTM
, namun sebagian besar pem
erintah daerah belum
berani melaksanakannya. H
al ini sebagaimana data yang disajikan Pusat D
ata dan Inform
asi, Sekretariat Jenderal, Kemendikbud m
elalui laman http://sekolah.data.
kemdikbud.go.id/ per tanggal 25 M
aret 2021.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
18
Gra! k 2. 5 Persentase PTM
dan BDR
Sum
ber: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ per 25 M
aret 2021
Dari data di atas, dapat diketahui bahw
a sebagian besar satuan pendidikan m
asih menyelenggarakan BD
R. Alasannya, pemim
pin daerah di lokasi satuan pendidikan m
asing-masing belum
mem
berikan izin penuh, karena PTM m
asih dianggap terlalu berisiko diterapkan, terutam
a bagi PTK.
Gam
bar 2. 4 Persentase PTM dan BD
R/PJJ
Pilihan sebagian besar pemerintah daerah terhadap BD
R ternyata menyisakan
sebuah masalah serius bagi w
arga satuan pendidikan, terutama peserta didik. H
al ini seperti survei Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian Pengem
bangan dan Perbukuan, Kem
endikbud bahwa 71%
peserta didik terkendala saat mengikuti
BDR. Sem
entara yang tidak terkendala hanya 29%.
103Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
10219
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Di antara kendala yang dialam
i peserta didik selama m
enjalani aktivitas BDR
adalah sulit berkonsentrasi, keterbatasan jaringan internet, kurang bersemangat,
sulit berkomunikasi dengan guru, keterbatasan pengetahuan orangtua, belum
m
ampu m
engoptimalkan m
edia, dan tidak mem
iliki perangkat TIK.
Gra! k 2. 6 Kondisi Peserta D
idik saat BDR
** Sum
ber: Hasil Survey Belajar Dari Rum
ah (BDR) di M
asa Pandemi CO
VID-19, Puslitjak, Kem
endikbud, 2021
Sumber: Indonesia
High-Frequency M
onitoring of CO
VID-19 Im
pacts on Households, Bank D
unia, 2020
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
20
D. Proyeksi M
asa Depan Peserta D
idik
Pandemi CO
VID-19 yang berkepanjangan diyakini m
enimbulkan beberapa
dampak signi! kan kepada peserta didik, seperti scarring (ketakutan) atau dam
pak psikologis lainnya yang bersifat jangka panjang.
Di sisi lain, peralihan PTM
ke BDR—
berdasarkan beberapa simulasi—
dapat m
enyebabkan learning loss dan literacy loss (minat belajar dan m
embaca m
emudar),
yang dapat menurunkan kem
ampuan peserta didik lebih besar dibandingkan
akibat libur sekolah.
Gam
bar 2. 5 Satu Tahun Pandemi CO
VID-19 Berpotensi M
enimbulkan D
ampak
Sosial Negatif Berkepanjangan
Dam
pak lain dari Pandemi CO
VID-19 dan penerapan BD
R bekepanjangan adalah peserta didik rentan putus sekolah, dan pada akhirnya akan m
emengaruhi
capaian PISA. Tragisnya, pengetahuan peserta didik akan semakin tertinggal, dan
anak-anak yang termarjinalkan adalah pihak yang paling terdam
pak. Mengingat
hal ini, beberapa ahli pendidikan dan lembaga yang m
emiliki perhatian dalam
pendidikan seperti U
NICEF m
enghimbau kepada pem
angku kepentingan agar ada upaya serius untuk m
embuka kem
bali satuan pendidikan.
101Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
10021
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Gra! k 2. 7 Proyeksi Tren dalam
Skor PISA: Skenario Saat ini (4 bulan), Optim
is (6 bulan) dan Pesim
is (8bulan)
Lebih jauh, BDR berkepanjangan juga diproyeksikan akan berpengaruh kepada
kecakapan hidup peserta didik di masa depan, dan kelak akan m
enimbulkan
dampak jangka panjang pada penghasilan m
ereka. Bank Dunia m
emperkirakan
bahwa penutupan sekolah di seluruh dunia dapat m
engakibatkan hilangnya pendapatan seum
ur hidup dari generasi yang saat ini berada di usia sekolah kurang lebih sebesar U
S$ 10 triliun.
Gra! k 2. 8 D
ampak Pada Rata-Rata Penghasilan Tahunan Per Peserta didik
Mengingat proyeksi di atas, perlu ada langkah-langkah startegis dalam
rangka m
embuka satuan pendidikan dan m
enyelenggarakan PTM. Tentu saja, hal ini harus
diiringi dengan mitigasi risiko penularan SARS-CoV-2 dan edukasi PH
BS, sekaligus upaya-upaya m
emulihkan learning loss dan literacy loss yang dialam
i peserta didik.
Sumber: Bank D
unia Agustus 2020
Sumber: Bank D
unia Agustus 2020
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
2299
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
9823
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
Rabu, 11 M
aret 2021 adalah peringatan satu tahun deklarasi WH
O tentang
Pandemi CO
VID-19. N
amun, setelah satu tahun deklarasi, belum
ada tanda-tanda Pandem
i COVID
-19 di Tanah Air akan berakhir. Meski dem
ikian, jumlah w
arga Indonesia yang terinfeksi SARS-CoV-2 m
enunjukkan tanda-tanda yang menurun.
Gra! k 3. 1 Perkem
bangan Kasus Per-Hari (G
abungan)
Dari gra! k 3.1 di atas, dapat diketahui bahw
a perkembangan kasus terkon! rm
asi positif CO
VID-19 dan kasus m
eninggal per-hari pada Maret 2021 m
enunjukkan tanda-tanda yang m
enurun, dibandingkan Januari 2021. Hal ini tak dapat dilepaskan dari
kesadaran warga Indonesia yang m
ulai tumbuh dalam
mem
atuhi protokol kesehatan, pengetatan kebijakan PPKM
menjadi PPKM
Mikro (pengendalian tingkat RT m
elalui sistem
zonasi), dan vaksinasi yang telah dimulai Pem
erintah, pada Rabu 13 Januari 2021 di Istana N
egara. Saat itu, orang yang pertama kali disuntik vaksin buatan Sinovac
adalah Presiden Joko Widodo. Pada saat yang sam
a, sejumlah pejabat, tokoh agam
a, organisasi profesi serta perw
akilan masyarakat turut m
engikuti vaksinasi.
MITIG
ASI RISIKO
PTM
DA
N ED
UKASI PHBS
BAB III
Sumber: https://CO
VID19.go.id/peta-sebaran-CO
VID19 tanggal 15 M
aret 2021
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
24
Mengingat hal tersebut dan m
enimbang learning loss dan literacy loss yang
dialami peserta didik selam
a Pandemi CO
VID-19, am
anat SKB 4 Menteri yang
mem
beri kewenangan kepada pem
erintah daerah dalam perizinan penyelenggaraan
PTM terbatas pada satuan pendidikan, perlu didukung. Apalagi PTK yang m
ulanya dikategorikan sebagai korban yang rentan terinfeksi SARS-CoV-2, m
ulai mem
peroleh vaksin dan ditargetkan ram
pung pada Juni 2021.
BAB III ini akan menguraikan m
itigasi risiko COVID
-19 dan edukasi PHBS ketika
satuan pendidikan melaksanakan PTM
terbatas.
A. Syarat PTM
Terbatas
Keputusan Bersama M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agam
a, M
enteri Kesehatan, dan Menteri D
alam N
egeri Republik Indonesia Nom
or 03/KB/2021, N
omor 384 Tahun 2021, N
omor H
K.01.08/MEN
KES/4242/2021, Nom
or 440-717 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pem
belajaran di Masa
Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19), tanggal 30 Maret 2021 m
enetapkan syarat penyelenggaraan PTM
terbatas sebagai berikut:
a. Kepala satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini (PAU
D), pendidikan
dasar dan pendidikan menengah w
ajib mengisi dan/atau m
emperbaharui
daftar periksa pada laman D
ata Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk m
enentukan kesiapan satuan pendidikan m
enyelenggarakan PTM terbatas paling lam
bat pada tahun ajaran dan tahun akadem
ik 2021/2022;
b. Pem
erintah daerah:
1) wajib m
embantu satuan pendidikan dalam
mem
enuhi daftar periksa dan m
enyiapkan protokol kesehatan;
2) wajib m
emastikan seluruh kepala satuan pendidikan m
engisi daftar periksa pada lam
an Dapodik untuk m
enentukan kesiapan satuan pendidikan dalam
melaksanakan PTM
terbatas; dan
3) tidak mem
perbolehkan PTM terbatas di satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan yang belum m
emenuhi sem
ua daftar periksa.
c. PTM
terbatas di satuan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) fase sebagai
berikut:
1) Masa Transisi
Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dim
ulainya PTM terbatas di
satuan pendidikan.
2) Masa Kebiasaan Baru
Setelah masa transisi selesai m
aka PTM terbatas m
emasuki m
asa kebiasaan baru.
97Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
9625
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka TerbatasDA
FTAR PERIKSA
KESIA
PAN
PROSES BELA
JAR M
ENG
AJA
R SA
TUAN
PENDIDIKA
N
DI MA
SA PA
NDEM
I CO
VID-19
KETERSEDIA
AN
SARA
NA
SAN
ITASI D
AN
KEBERSIHA
N
KETERSEDIA
AN
FASILITA
S KESEHA
TAN
PEMETA
AN
WA
RGA
SATUA
N PEN
DID
IKAN
YAN
G TID
AK BO
LEHM
ELAKUKA
N KEG
IATA
N D
I SATUA
N PEN
DID
IKAN
MEM
BUAT KESEPA
KATA
NBERSA
MA
KOM
ITE SEKOLA
HD
ENG
AN
TETAP M
ENERA
PKAN
PROTO
KOL KESEH
ATA
N,
TERKAIT KESIA
PAN
MELA
KUKAN
PEMBELA
JARA
N TA
TAP M
UKAD
I SATUA
N PEN
DID
IKAN
Toilet ataukam
ar mandi bersih
Disinfektan
Sarana cuci tangan dengan air m
engalir menggunakan sabun atau
cairan pembersih tangan (hand sanitizer)
Mam
pu mengakses fasilitas
pelayanan kesehatan, seperti Puskesm
as, klinik, rumah sakit, dan
lainnya
Data w
arga satuan pendidikan yang m
emiliki
kondisi medis com
orbid yang tidak terkontrol
Data w
arga satuan pendidikan tidak m
emiliki
akses transportasi yang m
emungkinkan penerapan
jaga jarak
Data w
arga satuan pendidikan yang
mem
iliki riwayat kontak
dengan orang terkon!rm
asi positif CO
VID-19 dan belum
m
enyelesaikan isolasi m
andiri selama 14
(empat belas) hari
Data w
arga satuan pendidikan yang m
emiliki
riwayat perjalanan dari
ZON
A KUN
ING
, ORAN
YE, M
ERAH dan belum
m
enyelesaikan isolasi m
andiri selama 14 (em
pat belas) hari
Menerapkan area w
ajib masker kain
atau masker tem
bus pandang bagi yang m
emiliki peserta didik
disabilitas rungu
Thermogun
(pengukur suhu tubuh)
+
A PU
SK
ES
MA
S
sumber: http://sekolah.data.kem
dikbud.go.id/kesiapanbelajar/dashboard#kb
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
26
d. Satuan pendidikan dapat m
elakukan PTM terbatas secara bertahap dengan
ketentuan sebagai berikut:
Masa Transisi
Masa Kebiasaan Baru
Bulan I: 50%Bulan II: 100%
100%
e. Bagi satuan pendidikan yang sudah m
emulai PTM
terbatas, namun orang tua/
wali peserta didik tetap dapat m
emilih untuk m
elanjutkan PJJ bagi anaknya.
f. D
alam hal diselenggarakan PTM
terbatas namun terdapat PTK yang belum
dilakukan vaksinasi CO
VID-l9, m
aka PTK disarankan untuk mem
berikan layanan PJJ dari rum
ah.
g. Pem
erintah daerah dan/atau kepala satuan pendidikan dapat mem
berhentikan sem
entara PTM terbatas di satuan pendidikan dan m
elakukan PJJ apabila ditem
ukan kasus kon! rmasi CO
VID-19 di satuan pendidikan.
h. Pem
berhentian sementara PTM
terbatas di satuan pendidikan dilakukan paling singkat 3 x24 jam
.
B. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Kepala D
inas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota.
Dalam
mem
persiapkan PTM terbatas di satuan pendidikan, kepala dinas
pendidikan provinsi atau kabupaten/kota, bertanggung jawab untuk:
a. m
emastikan kesiapan satuan pendidikan untuk PTM
terbatas dengan aman;
b. m
elakukan veri! kasi dan evaluasi terhadap kesiapan satuan pendidikan dalam
melaksanakan PTM
terbatas berdasarkan pengisian daftar periksa di D
apodik;
c. m
elaporkan kesiapan satuan pendidikan yang mem
enuhi daftar periksa kepada kepala daerah dan M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pem
erintah daerah atau masyarakat
pada laman http://sekolah.data.kem
dikbud.go.id/kesiapanbelajar
d. jika kekurangan pendidik pada satuan pendidikan sebagai akibat terdam
pak CO
VID-19, dapat m
enugaskan pendidik dari satu satuan pendidikan ke satuan pendidikan yang lain jika diperlukan;
e. berkoordinasi dengan satuan tugas penanganan CO
VID-19 dan/ atau dinas
kesehatan setempat, terkait:
95Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
9427
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
1) pendataan kondisi warga satuan pendidikan yang terdam
pak COVID
-19 (kasus suspek, kasus probable, kasus kon! rm
asi, atau kontak erat);
2) informasi tingkat risiko CO
VID-19 di daerahnya; dan
3) informasi status PTM
terbatas di satuan pendidikan;
f. m
emberikan peningkatan kapasitas kepada pengaw
as satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan, dan pendidik m
engenai penerapan protokol kesehatan, dukungan psikososial, pem
anfaatan teknologi informasi dalam
pem
belajaran, mekanism
e PJJ, dan mekanism
e pelaporan, dengan tetap m
enerapkan protokol kesehatan;
g. berkoordinasi dengan dinas perhubungan setem
pat untuk mem
astikan akses transportasi yang am
an dari dan ke satuan pendidikan;
h. m
enyiapkan mekanism
e pelaporan dan pengaduan untuk masyarakat atas
praktik pelanggaran PTM terbatas di daerah;
i. m
elakukan simulasi PTM
terbatas di satuan pendidikan sebelum m
emulai
PTM terbatas secara m
enyeluruh untuk melihat kesiapan satuan pendidikan
dalam m
elaksanakan PTM terbatas; dan
j. dapat m
emfasilitasi tes usap (sw
ab) untuk warga satuan pendidikan sebelum
m
elakukan PTM terbatas.
Pada saat satuan pendidikan sudah mem
ulai PTM terbatas, kepala dinas
pendidikan provinsi atau kabupaten/ kota bertanggung jawab untuk:
a. m
elaporkan kebijakan pembelajaran di daerahnya pada lam
an: http://sekolah.data.kem
dikbud.go.id/kesiapanbelajar/kebijakan untuk
tingkat provinsi
dan http://sekolah.data.kem
dikbud.go.idlkesiapanbelajar/kebijakan/kabkota untuk tingkat kabupaten/kota;
b. bersam
a dengan
satuan tugas
penanganan CO
VID-19
melakukan
pemantauan dan evaluasi atas praktik PTM
terbatas yang dilakukan oleh satuan pendidikan, m
enggunakan format instrum
en yang telah disiapkan pada lam
an http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/;
c. m
elaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada kepala daerah dan
Menteri
Pendidikan dan
Kebudayaan untuk
satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pem
erintah daerah atau masyarakat pada lam
an http://sekolah.data.kem
dikbud.go.id/kesiapanbelajar/;
d. m
emberhentikan PTM
terbatas di satuan pendidikan yang sudah mem
ulai PTM
terbatas apabila ditemukan kasus kon! rm
asi positif COVID
-19 di satuan pendidikan.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
28
2. Kepala D
inas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota
a. berkoordinasi
dengan dinas
pendidikan provinsi,
dinas pendidikan
kabupaten/kota, untuk mendapatkan data satuan pendidikan yang sudah
melakukan PTM
terbatas di satuan pendidikan secara berkala;
b. m
emastikan Pusat Kesehatan M
asyarakat (Puskesmas) setem
pat melakukan
pengawasan dan pem
binaan mengenai pencegahan dan pengendalian
COVID
-19 kepada satuan pendidikan di wilayah kerjanya;
c. m
enginformasikan kepada satuan tugas penanganan CO
VID-f 9 kabupaten/
kota dan Puskesmas setem
pat jika ada warga satuan pendidikan di w
ilayah kerjanya terkon! rm
asi COVID
-19;
d. m
emastikan
Puskesmas
bersama
dengan satuan
pendidikan proaktif
melakukan pengecekan kondisi kesehatan w
arga satuan pendidikan;
e. m
elakukan penelusuran riwayat kontak erat dari w
arga satuan pendidikan terkon! rm
asi COVID
-19; dan
f. m
emberi
rekomendasi
kepada satuan
tugas penanganan
COVID
-19 setem
pat terkait satuan pendidikan yang harus dilakukan pemberhentian
PTM terbatas apabila ditem
ukan kasus terkon! rmasi CO
VID-19.
3. Kepala Satuan Pendidikan PAU
D, Dikdas, dan D
ikmen
Dalam
m
enyelenggaralan PTM
terbatas,
kepala satuan
pendidikan bertanggung jaw
ab untuk:
a. m
engisi daftar periksa kesiapan PTM terbatas satuan pendidikan m
elalui lam
an Dapodik bagi TK, BA, KB, TPA, SPS, SD
, SMP, SM
A, SMK, SLB, SKB, dan
PKBM. D
aftar periksa kesiapan satuan pendidikan meliputi:
1) ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, paling sedikit mem
iliki:
a) toilet bersih dan layak;
b) sarana CTPS dengan air mengalir atau cairan pem
bersih tangan; dan
c) disinfektan;
2) mam
pu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesm
as, klinik, rum
ah sakit, dan lainnya;
3) kesiapan menerapkan area w
ajib masker atau m
asker tembus pandang
bagi yang mem
iliki peserta didik disabilitas rungu;
4) mem
iliki thermogun (pengukur suhu tubuh tem
bak);
93Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
9229
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
5) mendata w
arga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan
di satuan pendidikan:
a) m
emiliki kondisi m
edis komorbid yang tidak terkontrol;
b) tidak mem
iliki akses transportasi yang mem
ungkinkan penerapan jaga jarak;
c) m
emiliki riw
ayat peralanan dari luar daerah dengan tingkat risiko penyebaran CO
VID-l9 yang tinggi dan belum
menyelesaikan isolasi
mandiri sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau rekom
endasi satuan tugas penanganan CO
VID-19; dan
d) mem
iliki riwayat kontak dengan orang terkon! rm
asi COVID
-19 dan belum
menyelesaikan isolasi m
andiri sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau rekom
endasi satuan tugas penanganan CO
VID- 19;
b. M
embentuk satuan tugas penanganan CO
VID-19
di satuan pendidikan, dan dapat melibatkan
orang tua/wali peserta didik dan m
asyarakat sekitar dengan kom
posisi sebagai berikut:
1) tim pem
belajaran, psikososial, dan tata ruang;
2) tim kesehatan, kebersihan, dan keam
anan; dan
3) tim pelatihan dan hum
as.
c. M
embuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Pendidikan (RKAS) terkait
pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan kapasitas, dan pengadaan sarana prasarana sanitasi, kebersihan, dan kesehatan satuan pendidikan.
d. Jika terjadi tem
uan kasus kon! rmasi CO
VID-19 di satuan pendidikan, m
aka kepala satuan pendidikan m
elakukan hal sebagai berikut:
1) melaporkan kepada satuan tugas penanganan CO
VID-19 dan dinas
pendidikan setempat;
2) mem
astikan penanganan warga satuan pendidikan yang terkonfrrm
asi CO
VID-19, antara lain:
a) m
emeriksakan w
arga satuan pendidikan terkon! rmasi CO
VID-19 ke
fasilitas layanan kesehatan;
b) apabila bergejala, maka harus m
endapatkan perawatan m
edis sesuai dengan rekom
endasi dari satuan tugas penanganan COVID
-19 atau fasilitas pelayanan kesehatan;
Salah satu tugas
Kepala Satuan Pendidikan adalah
Mem
bentuk satuan tugas penanganan CO
VID-19 di satuan
pendidikan
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
30
c) apabila tidak bergejala, m
aka dilakukan isolasi atau karantina pada tem
pat yang direkomendasikan oleh satuan tugas penanganan
COVID
-19 atau fasilitas pelayanan kesehatan; dan
d) mem
antau kondisi warga satuan pendidikan selam
a isolasi atau karantina;
3) mendukung
satuan tugas
penanganan CO
VID-19
atau Puskesm
as setem
pat dalam m
elakukan penelusuran kontak erat warga satuan
pendidikan yang terkonfrrmasi CO
VID-19 dan test CO
VID-19, dalam
bentuk:
a) m
embantu m
embuat daftar kontak erat w
arga satuan pendidikan yang terkon! rm
asi COVID
-19;
b) mem
bantu menginform
asikan kepada warga satuan pendidikan
yang terdaftar dalam kontak erat untuk segera m
elaporkan diri kepada satuan tugas penanganan CO
VID-19 atau Puskesm
as;
4) mem
astikan penanganan warga satuan pendidikan yang terdaftar dalam
kontak erat sebagaim
ana rekomendasi dari satuan tugas penanganan
COVID
-19 atau fasilitas pelayanan kesehatan;
5) melakukan pem
antauan terhadap kondisi warga satuan pendidikan
yang terkon! rmasi CO
VID-19 dan yang m
asuk dalam daftar kontak; dan
6) melakukan disinfeksi di area satuan pendidikan paling lam
bat 1 x 24 jam
terhitung sejak ditemukan kasus kon! rm
asi COVID
- 19.
C. Prosedur Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas di Satuan Pendidikan
Pembelajaran tatap m
uka terbatas di satuan pendidikan harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan terpantau oleh pem
erintah daerah, kantor w
ilayah Kementerian Agam
a provinsi, dan/ atau kantor Kementerian Agam
a kabupaten/ kota sesuai kew
enangannya dengan mem
budayakan pola hidup bersih dan sehat dalam
rangka pencegahan dan pengendalian COVID
-19 dengan m
enggunakan prosedur sebagaimana berikut:
Tabel 3. 1 Prosedur Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas di Satuan Pendidikan
PerihalM
asa TransisiM
asa Kebiasaan Baru
Kondisi Kelas
1. SM
A, SMK, M
A, MAK, SM
P, MTs, SD, M
I, dan program kesetaraan: jaga jarak m
inimal 1,5
(satu koma lim
a) meter dan m
aksimal 18 (delapan belas) peserta didik per ke1as.
2. SD
LB, MILB, SM
PLB, MTsLB dan SM
LB, MALB: jaga jarak m
inimal 1,5 (satu kom
a lima)
meter dan m
aksimal 5 (lim
a) peserta didik per kelas.3.
PAUD
: jaga jarak minim
al 1,5 (satu koma lim
a) meter dan m
aksimal 5 (lim
a) peserta didik per kelas.
91Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
90Persiapan apa yang dilakukan sekolah sebelum
mem
ulai PTM terbatas?
1. Mem
persiapkan kurikulum yang digunakan dalam
kondisi khusus
2. Melakukan pengadaan untuk alat protokol kesehatan
seperti thermogun, tem
pat cuci tangan, sabun cuci tangan, dan hand sanitizer
3. Mem
persiapkan ruang belajar sesuai dengan petunjuk SKB 4 M
enteri yaitu hanya 50% sisw
a dari kuota jum
lah seluruh siswa dalam
satu kelas
4.��,DL
ODQRH@OJ@M�R@Q@M@�ƥRHJ�RDJNK@G��RDODQSH�R@MHS@RH�dan kebersihan sekolah
5. Melarang kegiatan yang m
enimbulkan kerum
unan SM
A N
egeri 9 Bengkulu Selatan
SM
A N
egeri 9 B
engkulu Selatan
1. Selalu mengingatkan untuk patuh pada protokol
kesehatan. Ingat 3M.
2. Tidak mem
buka kantin dan tidak melakukan kegiatan
yang menim
bulkan kerumunan
3. Selalu mengingatkan peserta didik untuk jaga im
an, am
an dan imun
4. Melakukan pem
biasaan hidup bersih dengan rajin cuci tangan
5. Tidak ada jam istirahat
Bagaimana sekolah m
emastikan agar PTM
terbatas berlangsung secara am
an?
Seperti apa pembagian rom
bongan belajar dilaku-kan? Berapa jam
PTM terbatas yang dilakukan sisw
a dalam
satu minggu? Bagaim
ana kombinasi PTM
terbatas dengan PJJ dilakukan?
1. Rombel dibagi m
enjadi 2 shift yaitu shift pagi dan siang dengan jadw
al per tingkat. Senin dan Kamis kelas
XII. Selasa dan Jum
at kelas XI. Rabu dan Sabtu Kelas X
.
2. Dalam
1 minggu, sisw
a melakukan PTM
terbatas dengan total 4 jam
30 menit.
3. Karena jam belajar tatap m
uka yang berkurang, maka
ditambahkan PJJ dengan m
emberikan tam
bahan materi
menggunakan berbagai platform
yang dikuasai guru seperti google classroom
, whatsapp dan m
essenger.
BERBAG
I PRAKTIK BA
IK:PEM
BELAJA
RAN
TATA
P MUKA
(PTM) TERBA
TAS
31Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
PerihalM
asa TransisiM
asa Kebiasaan Baru
Jumlah hari dan
jam pem
belajaran tatap m
uka terbatas dengan pem
bagian rom
bongan belajar (shi! )
Ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap m
engutamakan kesehatan dan
keselamatan w
arga satuan pendidikan.
Perilaku wajib di
seluruh lingkungan satuan pendidikan
1. M
enggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau m
asker sekali pakai/masker bedah yang
menutupi hidung dan m
ulut sampai dagu. M
asker kain digunakan setiap 4 (empat) jam
atau sebelum
4 (empat) jam
saat sudah lembab/basah.
2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air m
engalir atau cairan pembersih tangan
(hand sanitizcr).3.
Menjaga jarak m
inimal 1,5 (satu kom
a lima) m
eter dan tidak melakukan kontak frsik
seperti bersalaman dan cium
tangan.4.
4. Menerapkan etika batuk/ bersin.
Kondisi medis w
arga satuan Pendidikan
1. Sehat dan jika m
engidap penyakit penyerta (comorbidl harus dalam
kondisi terkontrol.2.
Tidak mem
iliki gejala COVID
-I9, termasuk orang yang serum
ah dengan warga satuan
pendidikan.
KantinTidak diperbolehkan. W
arga satuan pendidikan disarankan m
embaw
a makanan/
minum
an dengan menu gizi seim
bang.
Boleh beroperasi dengan tetap menjaga
protokol kesehatan.
Kegiatan Olahraga
dan Ekstrakurikuler
Tidak diperbolehkan di satuan pendidikan, narnun disarankan tetap m
elakukan aktivitas ! sik di rum
ah.
Diperbolehkan dengan tetap m
enjaga protokol kesehatan.
Kegiatan Selain Pem
belajaran di Lingkungan Satuan Pendidikan
Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain pem
belajaran, seperti orangtua menunggu
peserta didik di satuan pendidikan, istirahat di luar kelas, pertem
uan orang tua peserta didik, pengenalal lingkungan satuan pendidikan, dan sebagainya.
Diperbolehkan dengan tetap m
enjaga protokol kesehatan.
Kegiatan Pem
belajaran di Luar lingkungan Satuan Pendidikan
Diperbolehkan dengan tetap m
enjaga protokolkesehatan.
D. Pem
bentukan Satgas COVID
-19 di Satuan Pendidikan
Salah satu amanat Keputusan Bersam
a Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agam
a, Menteri Kesehatan, dan M
enteri Dalam
Negeri N
omor 01/KB/2020,
516 TAHU
N 2020, H
K.03.O1/M
enkes/363/2020, 440-882 TAHU
N 2020 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun
Akademik 2020/2021 di M
asa Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19) tanggal 15 Juni 2020 atau yang terbit tanggal 30 M
aret 2021 adalah mew
ajibkan kepala satuan pendidikan untuk m
embentuk satuan tugas dengan m
elibatkan orang tua/w
ali peserta didik dan masyarakat sekitar dengan 3 kom
posisi. Pertama,
Tim Pem
belajaran, Psikososial, dan Tata Ruang. Kedua, Tim Kesehatan, Kebersihan,
dan Keamanan; dan ketiga, Tim
Pelatihan dan Hum
as.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
32
Tugas tiga tim tersebut, kem
bali dituangkan dalam surat keputusan bersam
a 4 m
enteri tanggal 30 Maret 2021. Berikut ini adalah tugas m
asing-masing tim
yang ada dalam
Satgas COVID
-19 di Satuan Pendidikan:
1. Tim
Pembelajaran, Psikososial, dan Tata Ruang;
a. M
elakukan pembagian kelom
pok belajar dalam rom
bel yang sama dan
pengaturan jadwal pelajaran untuk setiap kelom
pok dalam rom
bel sesuai dengan ketentuan pada m
asa transisi.
b. M
elakukan pengaturan tata letak ruangan dengan mem
perhatikan:
1) jarak antar-orang duduk dan berdiri atau mengantri m
inimal 1,5 (satu
koma lim
a) meter, dan m
emberikan tanda jaga jarak antara lain pada area
ruang kelas, kantin, tempat ibadah, lokasi antar/jem
put peserta didik, ruang pendidik, kantor dan tata usaha, perpustakaan, dan koperasi;
2) kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk mem
astikan sirkulasi yang baik. Contoh pengaturan ruang kelas:
1,5 meter
1,5 meter
VEN
TILASI
VENTILASIVENTILASI
VEN
TILASI
FASILITA
SC
TPS
Sumber: Tim
Pakar Gugus Tugas COVID
-19
- Bagi kelas yang m
enggunakan ventilasi alami : pintu dan jendela agar
dibuka.
- Bagi kelas yang m
enggunakan ventilasi mekanik : AC di m
aintenance secara rutin m
inimal setiap 6 bulan dan
- Jika m
emungkinkan : sesekali bisa belajar di luar kelas
c. M
elakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di lorong/koridor dan tangga. Jika tidak m
emungkinkan, m
emberikan batas pem
isah dan penanda arah
89Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Seperti apa pembagian rom
bongan belajar dilakukan?
1. Dilakukan seperti anjuran pem
erintah, yaitu maksim
al 50%
kapasitas per kelas, sehingga dalam 1 rom
bon-gan belajar terdapat 2 kelom
pok belajar.
2. Masing-m
asing kelompok belajar m
elakukan PTM
terbatas sebanyak 2 kali dalam 1 m
inggu
3. Siswa dengan nom
or absen 1-16 masuk di hari Senin
dan Rabu
4. Siswa dengan nom
or absen 17-32 masuk di hari
Selasa dan Kamis
Berapa jam PTM
terbatas yangdilakukan sisw
a dalam satu m
inggu?
1. Satu kali pertemuan PTM
terbatas berlangsung selama 3 jam
(pukul 07:00 - 10:00 W
IB).
2. Karena setiap kelompok belajar m
elakukan 2 kali pertemuan dalam
1 m
inggu, maka setiap sisw
a melakukan PTM
terbatas sebanyak 6 jam dalam
1 m
inggunya.
3. Jam m
asuk dibuat selang-seling (dengan jeda beberapa menit) tiap kelas
agar ketika pulang tidak terjadi penumpukan.
Bagaimana kom
binasi PTM terbatas dengan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan?
1. PJJ dilakukan secara daring melalui W
hatsapp Group untuk
2. mem
berikan materi kepada kelom
pok belajar yang pada hari tersebut tidak giliran m
asuk ke sekolah
3. mem
berikan dan mengum
pulkan tugas
4. Pembahasan tugas dilakukan m
elalui PTM terbatas bagi yang
giliran masuk dan lew
at zoom bagi yang giliran PJJ.
5. Hari Jum
at dipakai untuk melakukan evaluasi PTM
terbatas di tiap m
inggunya.
SD
Negeri 0
3 P
ontianak Selatan
BERBAG
I PRAKTIK BA
IK:PEM
BELAJA
RAN
TATA
P MUKA
(PTM) TERBA
TAS
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
88BERBA
GI PRA
KTIK BAIK:
PEMBELA
JARA
N TA
TAP M
UKA (PTM
) TERBATA
S
SD
Negeri 0
3 P
ontianak Selatan
Persiapan apa yang dilakukan sekolah sebelum
mem
ulai PTM terbatas?
1. Mem
bentuk tim satgas CO
VID
-19 sekolah
2. Mem
persiapkan SOP PTM
terbatas
3. Melakukan pem
enuhan daftar periksa (menyediakan
fasilitas CTPS, m
elakukan kerjasama dengan Puskes-
mas, m
embeli therm
ogun, pendataan penyakit bawaan
warga sekolah, dst.)
4. Mem
perbanyak imbauan 4M
di lingkungan sekolah
5. Mem
beritahukan rencana PTM terbatas pada RT,
Kelurahan, Kecamatan, dan Babinkam
tibnas
6. Melaporkan perkem
bangan kesiapan uji coba PTM
terbatas pada Disdik Kota Pontianak
1. Menghim
bau setiap guru untuk melakukan rapid test secara
berkala (terutama untuk tim
satgas) dan guru kelas yang kontak langsung m
engajar siswa
2. Mendata dan m
emastikan bahw
a siswa dan guru yang sakit atau
merasa tidak enak badan untuk tidak ke sekolah
3. Selalu menerapkan protokol kesehatan: m
enggunakan masker,
mencuci tangan, m
enjaga jarak dan menghindari kerum
unan.
4. Mem
astikan tidak ada yang masuk ke lingkungan sekolah tanpa
izin dari keamanan sekolah
5. Mengecek suhu setiap w
arga sekolah yang datang dan pergi sebagai pendataan
6. Menghim
bau guru dan tendik untuk segera melakukan vaksinasi
COV
ID-19 sesuai dengan jadw
al yang ditentukan oleh dinas pendidikan dan dinas kesehatan kota.
Bagaimana sekolah m
emastikan agar PTM
terbatas berlangsung secara am
an?
33Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
jalur di lorong/koridor dan tangga;
d. M
enerapkan mekanism
e pencegahan perundungan bagi warga satuan
pendidikan yang terstigma CO
VID- 19 sesuai dengan Peraturan M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan N
omor 82 Tahun 2O
15 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
e. M
ernpersiapkan layanan bantuan kesehatan jiwa dan psikososial bagi
seluruh warga satuan pendidikan dengan tata cara:
1) menugaskan guru bim
bingan konseling (BK) atau wali kelas atau
pendidik lainnya sebagai penanggung jawab dukungan psikososial di
satuan pendidikan;
2) mendata kontak layanan dukungan psikososial:
a) pusat panggilan 119 ext 8;
b) Him
punan Psikologi Indonesia (himpsi.or.id)
c) Perhim
punan Dokter Spesialis Kedokteran Jiw
a Indonesia (pdskji.org);
d) Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) 1500-771, tepsa.indonesia@gm
ail. com;
e) dinas sosial atau dinas pemberdayaan perem
puan dan perlindungan anak setem
pat.
2. Tim
Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan
a. M
embuat prosedur pem
antauan dan pelaporan kesehatan warga satuan
pendidikan.
1) Pemantauan kesehatan berfokus kepada gejala um
um seperti:
a) suhu badan lebih dari atau sam
a dengan 37,30C;
b) batuk;c)
sesak nafas;d) sakit tenggorokan; dan/ataue)
pilek.
2) Pemantauan dilaksanakan setiap hari sebelum
mem
asuki gerbang satuan pendidikan oleh tim
kesehatan.
3) Jika warga satuan pendidikan m
emiliki gejala um
um sebagaim
ana dim
aksud pada angka 1), wajib dim
inta untuk kembali ke rum
ah untuk m
elakukan isolasi mandiri selam
a 14 (empat belas) hari. Jika gejala
mem
buruk dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
34
4) Jika warga satuan pendidikan teridenti! kasi ada riw
ayat kontak dengan orang terkonfrrm
asi positif COVID
-19, maka tim
kesehatan satuan pendidikan:
a) m
enghubungi orang tua/wali/ narahubung darurat dari w
arga satuan pendidikan agar m
embaw
a ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat; dan
b) melaporkan kepada kepala satuan pendidikan.
5) Jika terdapat orang yang serumah dengan w
arga satuan pendidikan teridenti! kasi gejala CO
VID-19, m
aka tim kesehatan satuan pendidikan:
a) m
elaporkan kepada kepala satuan pendidikan; dan
b) mem
inta warga tersebut untuk m
elakukan isolasi mandiri selam
a 14 (em
pat belas) hari.
6) Jika terdapat warga satuan pendidikan yang tidak hadir karena sakit dan
mem
iliki gejala umum
sebagaimana dim
aksud pada angka 1), maka tim
:
a) m
elaporkan kepada kepala satuan pendidikan dan Puskesmas; dan
b) mem
inta warga tersebut untuk m
elakukan isolasi mandiri selam
a 14 (em
pat belas) hari.
7) Pemantauan
periode isolasi
mandiri
untuk sem
ua w
arga satuan
pendidikan yang diminta m
elakukan isolasi mandiri.
8) Rekapitulasi hasil pemantauan kesehatan dan ketidakhadiran w
arga satuan
pendidikan dilaporkart
setiap hari
kepada kepala
satuan pendidikan.
b. M
emberikan inform
asi kepada kepala satuan pendidikan terkait kebutuhan penyediaan sarana prasarana kesehatan dan kebersihan sesuai pada daftar periksa.
c. M
elakukan pembersihan dan disinfeksi di satuan pendidikan setiap hari
selama 1 (satu) m
inggu sebelum penyelenggaraan tatap m
uka dimulai
dan dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidikan m
enyelenggarakan pem
belajaran tatap muka, antara lain pada lantai, pegangan tangga, m
eja dan kursi, pegangan pintu, toilet, sarana CTPS dengan air m
engalir, alat peraga/edukasi, kom
puter dan papan tik, alat pendukung pembelajaran,
tombol lift, ventilasi buatan atau AC, dan fasilitas lainnya.
d. M
embuat prosedur pengaturan pedagang kaki lim
a dan warung m
akanan di sekitar lingkungan satuan pendidikan:
1) pada masa transisi, pedagang kaki lim
a dan warung di sekitar satuan
pendidikan dilarang beroperasi;
87Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
NO
AKTIVITA
SYA
TIDA
K5
Warga satuan pendidikan m
enggunakan alat pribadi/tidak pinjam m
eminjam
saat:-
belajar di dalam kelas.
- m
akan.-
beribadah.-
berolahraga.-
dan lain lain.6
Warga satuan pendidikan m
enghindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman,
bercium pipi, dan cium
tangan.7
Warga satuan pendidikan berjalan sendiri-sendiri m
engikuti arah jalur yang ditentukan.
8W
arga satuan pendidikan tidak berkumpul atau berkerum
un:-
di dalam kelas.
- di perpustakaan.
- di laboratorium
.-
di tangga.-
di lorong.-
di kantin.-
di toilet.-
dan lain-lain.9
Warga satuan pendidikan m
elaksanakan olah raga dengan menggunakan m
asker dan hanya intensitas ringan sam
pai dengan sedang dengan indikator saat berolahraga m
asih dapat berbicara.10
Dll.
3. Tamu dan Pengantar/Penjem
put
NO
POSISIS
AKTIVITA
SYA
TIDA
K1
LingkunganSatuan Pendidikan
Dalam
kondisi sehat dan tidak mem
iliki gejala: suhu ≥37,3oC, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.M
enggunakan masker.
Mencuci tangan pakai sabun dengan air m
engalir atau mem
bawa
cairan pembersih tangan (hand sanitizer).
Jaga jarak minim
al 1,5 (satu koma lim
a) meter.
Menggunakan area pengantaran /penjem
putan yang sudah ditentukan.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
86
NO
POSISIS
AKTIVITA
SYA
TIDA
K4
Selama kegiatan
belajar mengajar
Menggunakan m
asker dan menerapkan jaga jarak m
inimal 1,5 (satu
koma lim
a) meter.
Menghindari m
enyentuh permukaan benda-benda, tidak
menyentuh hidung, m
ata, dan mulut, serta m
enerapkan etika batuk dan bersin.M
enggunakan alat belajar, alat musik, dan alat m
akan minum
pribadi.Tidak pinjam
-mem
injam peralatan sekolah
5Selesai kegiatanbelajar m
engajarTetap m
enggunakan masker dan m
elakukan CTPS sebelum
meninggalkan ruang kelas.
Keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil
menerapkan jaga jarak m
inimal 1,5 (satu kom
a lima) m
eter.Tidak berkerum
un saat menunggu kendaraan pulang.
6Perjalanan pulangdari satuanpendidikan
Menggunakan m
asker dan tetap jaga jarak minim
al 1,5 (satu koma
lima) m
eter.M
enghindari menyentuh perm
ukaan benda-benda, tidak m
enyentuh hidung, mata, dan m
ulut, serta menerapkan etika batuk
dan bersin.M
embersihkan tangan sebelum
dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput.
7Setelah sam
paidi rum
ahM
elepas alas kaki, meletakan barang-barang yang dibaw
a di luar ruangan dan m
elakukan disinfeksi terhadap barang-barang tersebut, m
isalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya.M
embersihkan diri (m
andi) dan mengganti pakaian sebelum
berinteraksi ! sik dengan orang lain di dalam
rumah.
Tetap melakukan PH
BS khususnya CTPS secara rutin.Segera m
elaporkan kepada Satuan Tugas jika mengalam
i gejala um
um seperti suhu tubuh ≥37,3° celcius atau keluhan batuk, pilek,
sakit tenggorokan dan atau sesak nafas.
3. Ketersediaan Data W
arga Satuan Pendidikan
NO
AKTIVITA
SYA
TIDA
K1
Warga satuan pendidikan m
elakukan CTPS secara rutin:-
sebelum m
asuk dan keluar dari ruangan.-
sebelum dan setelah m
akan.-
sebelum dan setelah beribadah.
- sebelum
dan setelah menggunakan toilet.
- saat upacara di lapangan.
- saat olah raga, pram
uka, aktivitas pembelajaran.
- dan lain-lain.
2W
arga satuan pendidikan selalu menggunakan m
asker selama di lingkungan
satuan pendidikan.3
Warga satuan pendidikan m
enerapkan jaga jarak minim
al 1,5 (satu koma lim
a) meter
di lingkungan satuan pendidikan.-
di kelas.-
di kantin.-
di toilet.-
di tempat ibadah.
- di lapangan.
- di perpustakaan.
- dan lain-lain.
4W
arga satuan pendidikan meletakkan buku/alat praktikum
pada tempat yang telah
disediakan.
35Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
2) pada masa kebiasaan baru, pedagang kaki lim
a dan warung m
akanan dapat berjualan di sekitar satuan pendidikan dengan kew
ajiban menaati
protokol kesehatan, menjaga jarak, dan m
enjaga kebersihan makanan
bergizi dan lingkungan, serta tidak menjual m
akanan yang tidak sehat, seperti m
engandung zat pewarna dan pengaw
et berbahaya; dan
3) tim berkoordinasi dengan aparatur daerah setem
pat untuk mendapatkan
bantuan dalam pengaw
asan dan penertiban pedagang kaki lima dan
warung m
akanan.
3. Tim
Pelatihan dan Hum
as.
a. M
elakukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan di lingkungan
satuan pendidikan, khususnya orang tua/wali peserta didik, terkait:
1) tanggal mulainya pem
belajaran tatap muka di satuan pendidikan beserta
tahapannya, pembagian rom
bongan belajar dan jadwal pem
belajaran per rom
bongan belajar;
2) metode pem
belajaran yang akan digunakan;
3) langkah pengendalian
penyebaran CO
VID-19
di tingkat
satuan pendidikan;
4) hal yang perlu dipersiapkan oleh peserta didik dan orang tua/wali peserta
didik; dan
5) keterlibatan masyarakat di sekitar satuan pendidikan.
b. M
enempelkan poster dan/atau m
edia komunikasi, inform
asi, dan edukasi lainnya pada area strategis di lingkungan satuan pendidikan, antara lain pada gerbang satuan pendidikan, papan pengum
uman, kantin, toilet, fasilitas
CTPS, lorong, tangga, lokasi antar jemput, dan lain-lain yang m
encakup:
1) informasi pencegahan CO
VID-19 dan gejalanya;
2) protokol kesehatan selama berada di lingkungan satuan pendidikan;
3) informasi area w
ajib masker, pem
batasan jarak ! sik, CTPS dengan air m
engalir serta penerapan etika batuk/bersin.
4) ajakan menerapkan Perilaku H
idup Bersih dan Sehat (PHBS);
5) prosedur pem
antauan dan
pelaporan kesehatan
warga
satuan pendidikan;
6) informasi
kontak layanan
bantuan kesehatan
jiwa
dan dukungan
psikososial; dan
7) protokol kesehatan sesuai panduan dalam Keputusan Bersam
a ini.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
36
c. M
empersiapkan peningkatan kapasitas yang m
encakup:
1) protokol kesehatan sesuai panduan dalam Keputusan Bersam
a ini, yang dilaksanakan sebelum
masa pem
belajaran tatap muka dim
ulai; dan
2) peningkatan kapasitas
bagi tenaga
kebersihan, yang
dilaksanakan sebelum
masa pem
belajaran tatap muka dim
ulai berupa pelatihan tata cara dan teknik pem
bersihan lingkungal satuan pendidikan.
d. M
enyampaikan protokol kesehatan untuk tam
u.
E. Pengaturan Jadwal Pem
belajaran
Dalam
rangka menerapkan physical distancing, harus ada aturan bagi setiap
warga satuan pendidikan agar m
engikuti alur masuk ke – selam
a – keluar dari satuan pendidikan. Satgas CO
VID-19 di satuan pendidikan bersam
a Tim Pelaksana
UKS/M
dapat mem
berikan penanda alur mulai dari gerbang, kelas, dan lainnya,
serta alur keluar yang menerapkan physical distancing.
Agar physical
distancing lebih
optimal,
harus ada
penyesuaian jadw
al pem
belajaran tatap muka (PTM
) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ), dengan
mengatur kelas berapa m
asuk di hari apa dan jam berapa. Terkait hal ini ada 2 istilah
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Cohorting, yaitu pengelom
pokkan peserta didik pada kelompok kecil beserta
guru, sehingga mereka hanya berakti! tas pada circle yang sam
a;
2. Shifting, yaitu pem
bagian kelas pagi siang, PJJ dan PTM. Contoh:
a. Senin dan Kam
is yang mengikuti PTM
adalah kelas 1 dan 4;b.
Selasa dan Jumat yang PTM
kelas 2 dan 5;c.
Rabu dan Sabtu yang PTM kelas 3 dan 6; dan
d. selebihnya PJJ
Pada tahap shifting ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Jam
masuk m
empertim
bangkan adanya proses skrining kesehatan saat m
emasuki gerbang, dan CTPS sebelum
mem
asuki kelas. Mengingat hal ini,
peserta didik diminta datang 30 - 40 m
enit sebelum jam
pelajaran dimulai;
b. Jam
masuk yang berbeda. M
isalkan, hari Senin yang masuk hanya kelas 1
dan 4, dengan rincian sebagai berikut:•
Kelas 1A - C jam 08.00 – 10.00
• Kelas 1D
- F jam 09.00 – 11.00
• Kelas 4A - C jam
12.30 – 14.30 •
Kelas 4D - F jam
13.30 – 15.30
85Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
5. Setelah Selesai Pembelajaran
NO
URA
IAN
YATID
AK
1M
elakukan desinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan2
Mem
astikan kecukupan cairan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di setiap fasilitas CTPS dan cairan pem
bersih tangan (hand sanitizer),3
Mem
astikan ketersediaan masker cadangan dan/atau m
asker tembus pandang.
4M
emastikan therm
o gun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik
5M
elaporkan hasil pemantauan kesehatan kesehatan w
arga satuan pendidikan harian kepada Kepala Satuan Pendidikan
B. Instrumen Perilaku W
arga Satuan Pendidikan
Instrumen ini diisi oleh sem
ua warga satuan pendidikan (term
asuk pengantar/penjem
put) setiap kali saat sebelum berangkat, saat diperjalanan, sebelum
masuk
gerbang, saat kegiatan belajar mengajar, saat selesai kegiatan belajar m
engajar, perjalanan pulang dan setelah sam
pai di rumah. H
al ini penting selain untuk m
eminim
alisir penularan SARS CoV-2 dan juga untuk pelaksanaan pemantauan.
1. Sebelum Berangkat sam
pai Kembali ke Rum
ah
NO
POSISIS
AKTIVITA
SYA
TIDA
K1
Sebelumberangkat
Sarapan/konsumsi gizi seim
bang.M
emastikan diri dalam
kondisi sehat dan tidak mem
iliki gejala: suhu ≥37,3
oC, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.M
enggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua) lapis yang di
dalamnya diisi tisu dengan baik.
Mem
bawa m
asker cadangan serta mem
bawa pem
bungkus untuk m
asker kotor.M
embaw
a cairan pembersih tangan (hand sanitizer).
Mem
bawa m
akanan beserta alat makan dan air m
inum sesuai
kebutuhan.M
embaw
a perlengkapan pribadi, meliputi: perlengkapan belajar,
ibadah, olahraga dan perlengkapan lain sehingga tidak perlu pinjam
mem
injam.
2Selam
a di perjalanan
Menggunakan m
asker dan tetap menjaga jarak m
inimal 1,5 (satu
koma lim
a) meter.
Menghindari m
enyentuh permukaan benda-benda, tidak
menyentuh hidung, m
ata, dan mulut, dan m
enerapkan etika batuk dan bersin setiap w
aktu.M
embersihkan tangan sebelum
dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput.
3Sebelumm
asuk gerbangPengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan.M
engikuti pemeriksaan kesehatan m
eliputi: pengukuran suhu tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.M
elakukan CTPS sebelum m
emasuki gerbang satuan pendidikan
dan ruang kelas.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
84
SARA
NA
URA
IAN
YATID
AK
6. U
ntuk ruang ganti : terdapat sarana untuk menyim
pan pakaian ganti (loker).
7. Tersedia hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol m
inimal
70% di tem
pat-tempat yang diperlukan (seperti pintu m
asuk, ruang aula, ruang guru, perpustakaan,dll) sebagai alternatif apabila sarana cuci tangan terbatas.
Sarana LuarKelas
1. Kondisi bersih.
2. Terdapat label pengaturan jarak m
inimal 1,5 m
eter.3.
Terdapat media KIE pecegahan CO
VID-19 dan perilaku sehat di
lokasi strategis.4.
Terdapat pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di lorong/koridor dan tangga. Jika tidak m
emungkinkan, m
emberikan batas
pemisah dan penanda arah jalur di lorong/koridor dan tangga.
Prasarana Lain1.
Tersedia area pengantaran/penjemputan dengan pengaturan
jaga jarak.2.
Terdapat area atau ruang transit di dekat pintu gerbang masuk
satuan pendidikan jika terdapat warga satuan pendidikan
yang tidak lolos skrining kesehatan sebelum dijem
put/kembali
ke rumah.
Peraturan danLayanan
1. Tersedia protokol kesehatan bagi pengantar, penjem
put, tam
u.2.
Terdapat informasi perilaku pencegahan CO
VID-19.
3. Terdapat peraturan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan.
4. Terdapat peraturan pencegahan perundungan.
5. Terdapat peraturan dan layanan psikososial.
3. Ketersediaan Data W
arga Satuan Pendidikan
NO
URA
IAN
YATID
AK
1D
ata seluruh warga satuan pendidikan yang m
elakukan pembelajaran tatap m
uka2
Data seluruh w
arga satuan pendidikan yang melakukan pem
belajaran dari rumah
3D
ata seluruh warga satuan pendidikan dengan kondisi sakit
4D
ata seluruh warga satuan pendidikan yang m
emiliki kom
orbid5
Data yang tidak boleh m
elakukan pembelajaran tatap m
uka bukan karena alasan kesehatan (m
isalnya karena akses transportasi)6
Data seluruh w
arga satuan pendidikan yang sedang melakukan isolasi m
andiri, dll7
Dll
4. Sebelum M
ulai Pembelajaran
NO
URA
IAN
YATID
AK
1M
elakukan desinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan2
Melakukan pem
antauan kesehatan kesehatan warga satuan pendidikan: suhu tubuh
dan menanyakan adanya gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan dan/atau sesak nafas
3M
emastikan penggunaan m
asker dengan benar4
Mem
astikan pelaksanaan CTPS
37Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
c. Istirahat dilakukan di kelas m
asing-masing, dan dilarang ngobrol saat
makan/m
inum;
d. Pengaturan jam
pulang yang berbeda untuk mencegah kerum
unan. Di sini
perlu dipertimbangkan w
aktu tambahan karena ada proses CTPS sebelum
pulang
Contoh Pengaturan Jadwal Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Tingkat SD (2x/m
inggu) di Masa Pandem
i COVID
-19
KELAS
SENIN
SELASA
RABU
KAM
ISJU
MAT
SABTU
KELAS 1
PTM(07.30–10.00)
PJJPJJ
PTM(07.30 – 10.00)
PJJPJJ
KELAS 2
PJJPTM
(07.30 – 10.00)PJJ
PJJPTM
(07.30 – 10.00)PJJ
KELAS 3
PJJPJJ
PTM(07.30 – 10.00)
PJJPJJ
PTM(07.30 – 10.00)
KELAS 4
PTM(08.30 – 11.00)
PJJPJJ
PTM(08.30 – 11.00)
PJJPJJ
KELAS 5
PJJPTM
(08.30 – 11.00)PJJ
PJJPTM
(08.30 – 11.00)PJJ
KELAS 6
PJJPJJ
PTM(08.30 – 11.00)
PJJPJJ
PTM(08.30 – 11.00)
Contoh Pengaturan Jadwal Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Tingkat SD (2x/m
inggu) di Masa Pandem
i COVID
-19
KELAS
SENIN
SELASA
RABU
KAM
ISJU
MAT
SABTU
KELAS 1
PTM(07.30 – 10.00)
PJJPTM
(07.30 – 10.00)PJJ
PTM(07.30 – 10.00)
PJJ
KELAS 2
PJJPTM
(07.30 – 10.00)PJJ
PTM(07.30 – 10.00)
PJJPTM
(07.30 – 10.00)
KELAS 3
PTM (08.30 –
11.00)PJJ
PTM(08.30 – 11.00)
PJJPTM
(08.30 – 11.00)PJJ
KELAS 4
PJJPTM
(08.30 – 11.00)PJJ
PTM(08.30 – 11.00)
PJJPTM
(08.30 – 11.00)
KELAS 5
PTM(09.30 – 12.00)
PJJPTM
(09.30 – 12.00)PJJ
PTM(09.30 – 12.00)
PJJ
KELAS 6
PJJPTM
(09.30 – 12.00)PJJ
PTM(09.30 – 12.00)
PJJPTM
(09.30 – 12.00)
Sementara itu ada beberapa hal yang perlu dipertim
bangan dalam penyusunan jadw
al PTM
Terbatas yaitu:
Waktu
KegiatanKeterangan
07.30 – 08.00
Skrining kesehatan harian sebelum
mem
asuki gerbang sekolah (tim kesehatan
sekolah)
Yang dipantau : •
suhu (menggunakan therm
ogun),•
gejala COVID
-19,•
riwayat kontak/perjalanan dan isolasi m
andiriM
emasuki sekolah dengan tertib
diawasi oleh guru untuk penerapan physical distancing
CTPS sebelum m
emasuki kelas
diawasi oleh guru untuk
• Penerapan physical distancing saat antri cuci tangan
• Ketersediaan air bersih
• Ketersediaan sabun
• Ketersediaan saluran pem
buangan
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
38
08.00 – 10.00M
ateri di Sekolah
Istirahat (jika ada tetap di kelas)Jika m
akan/minum
tidak sambil m
engobrol
10.00 – 10.30
CTPS sebelum pulang
diawasi oleh guru untuk
• Penerapan physical distancing saat antri cuci tangan
• Ketersediaan air bersih
• Ketersediaan sabun
• Ketersediaan saluran pem
buanganKeluar sekolah dengan tertib
diawasi oleh guru untuk penerapan physical distancing
F. Protokol Kesehatan Pem
belajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan
Ada sejumlah protokol kesehatan yang w
ajib dipenuhi setiap satuan pendidikan sebelum
dan setelah pembelajaran. Berikut ini protokol kesehatan antara sebelum
pem
belajaran dan sesudah pembelajaran:
Tabel 3. 2 Protokol Kesehatan PTM di Satuan Pendidikan
Sebelum Pem
belajaranSetelah Pem
belajaran
1. m
elakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;
2. m
emastikan kecukupan cairan
disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di setiap fasilitas CTPS, dan cairan pem
bersih tangan (hand sanitizer);
3. m
emastikan ketersediaan m
asker, dan/atau m
asker tembus pandang
cadangan;
4. m
emastikan therm
ogun (pengukur suhu tubuh tem
bak) berfungsi dengan baik; dan
5. m
elakukan pemantauan kesehatan
warga satuan pendidikan: suhu tubuh
dan menanyakan adanya gejala
batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas
1. m
elakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;
2. m
emeriksa ketersediaan sisa cairan
disinfektan, sabun cuci tangan, dan cairan pem
bersih tangan (hand sanitizer),
3. m
emeriksa ketersediaan sisa m
asker dan/atau m
asker tembus pandang cadangan;
4. m
emastikan therm
ogun (pengukur suhu tubuh tem
bak) berfungsi dengan baik; dan
5. m
elaporkan hasil pemantauan kesehatan
warga satuan pendidikan harian kepada
dinas pendidikan, kantor wilayah
Kementerian Agam
a provinsi, dan kantor Kem
enterian Agama kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya.
G. Protokol Kesehatan W
arga Satuan Pendidikan saat Berangkat dan Pulang Sekolah
Warga satuan pendidikan yang terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik, termasuk pengantar/penjem
put, wajib m
engikuti protokol kesehatan di em
pat lokasi, yaitu ketika hendak berangkat ke satuan pendidikan (di rumah),
ketika dalam perjalanan ke satuan pendidikan, ketika m
engikuti pembelajaran di
satuan pendidikan, dan saat pulang ke rumah. Berikut ini uraiannya:
83Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
SARA
NA
URA
IAN
YATID
AK
3. Kondisi kantin bersih
4. Kantin hanya m
enjual makanan yang sehat dan bergizi (tidak
berbahaya: tidak mengandung pew
arna, perasa, pengawet
berbahaya, dan tidak kadaluwarsa)
5. Pencahayaan baik
6. Ventilasi baik
7. Penyajian m
akanan tertutup8.
Tersedia tempat sam
pah tertutup9.
Tersedia air bersih untuk mencuci peralatan m
asak10. Penjam
ah makanan m
emakai penutup kepala, celem
ek dan m
askerToilet
1. Kondisi bersih
2. Toilet m
emiliki dinding, atap, dapat dikunci dari dalam
dan m
udah dibersihkan3.
Tersedia air bersih pada setiap unit4.
Terdapat tempat sam
pah tertutup5.
Menggunakan jam
ban leher angsa6.
Tersedia toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan:
• SD
: 1/60 peserta didik laki laki dan 1/50 peserta didik perem
puan•
SMP dan SM
A/SMK : 1/40 peserta didik laki laki dan 1/30
peserta didik perempuan
7. D
ekat dengan tempat cuci tangan pakai sabun yang dapat
berfungsi dengan baikRuang U
KS/Poskestren
1. Kondisi bersih
2. Karpet digulung, dibuka pada saat pelaksanaan sholat berjam
aah walaupun setiap jam
aah/warga satuan pendidikan
diwajibkan m
embaw
a sajadah dan alat ibadah masing-m
asing3.
Mem
iliki pencahayaan yang baik4.
Mem
iliki ventilasi sirkulasi udara yang baik (jendela dibuka sem
ua saat pelaksanaan sholat berjamaah)
5. Terdapat label pengaturan jaga jarak m
inimal 1,5 m
eter1.
Kondisi bersih2.
Tersedia tempat tidur, m
eja dan kursi3.
Tersedia sarana cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
4. Tersedia tem
pat sampah tertutup
5. M
emiliki pencahayaan yang baik
6. M
emiliki ventilasi sirkulasi udara yang baik
7. Tersedia perlengkapan P3K
8. Tersedia peralatan kesehatan sesuai dengan Buku Panduan Pem
binaan UKS Kem
endikbud: tensimeter, term
ometer,
timbangan berat badan, pengukur tinggi badan dan peralatan
lainnya9.
Tersedia obat obatan sederhana sesuai dengan Buku Panduan Pem
binaan UKS Kem
endikbud10. Tersedia m
asker cadangan, dan/atau masker tem
bus pandang cadangan
11. Tersedia catatan kesehatan peserta didik misal hasil
penjaringan kesehatan atau buku rapor kesehatankuRuangan lainnya di satuan pendidikan (Laboratorium
, ruang ganti, ruang guru, bengkel dll)
1. Kondisi bersih
2. Terdapat label pengaturan jaga jarak m
inimal 1,5 m
eter3.
Mem
iliki pencahayaan yang baik4.
Mem
iliki ventilasi untuk sirkulasi udara yang baik.5.
Terdapat tempat sam
pah.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
82
A. Instrum
en Kesiapan PTM Terbatas
Instrumen ini diisi oleh Satuan Tugas CO
VID-19 di Satuan Pendidikan untuk
menilai kesiapan sarana dan prasarana serta kepatuhan w
arga satuan pendidikan dalam
menerapkan protokol kesehatan di tem
pat-tempat yang dipergunakan
bersama oleh w
arga satuan pendidikan.
1. Ketersediaan Sarana Protokol Kesehatan
SARA
NA
URA
IAN
YATID
AK
Sarana CTPSTersedia kecukupan:1.
Sarana CTPS2.
Sabun cuci tangan3.
Air bersih di setiap fasilitas CTPS4.
Cairan pembersih tangan (hand sanitizer)
Masker
Tersedia kecukupan masker cadangan
Perlengkapandesinfeksi
Tersedia kecukupan:1.
Cairan disinfektan2.
Sarung tangan3.
Masker
4. Alat penyem
protSarana kebersihan
Tersedia kecukupan alat kebersihan (sapu , kemoceng, lap, alat
pengepel, ember, dll)
Thermo gun (pengukur
suhu tembak)
1. Jum
lah mencukupi
2. Berfungsi dengan baik
2. Pengaturan Sarana dan Prasarana Sekolah
SARA
NA
URA
IAN
YATID
AK
Kondisi Kelas1.
Terdapat pengaturan meja/bangku m
asing-masing berjarak
1,5 meter
2. Terdapat pengaturan jum
lah peserta didik agar tidak melebihi
batas maksim
al•
SMP dan SM
A/SMK sederajat : 18 orang per kelas
• SD, PAU
D dan SLB : 5 orang per kelas
3. M
emiliki ventilasi untuk sirkulasi udara yang baik
4. M
emiliki pencahayaan yang baik
5. Terdapat tem
pat sampah di setiap kelas
6. Terdapat sarana cuci tangan pakai sabun dan air m
engalir•
Tersedia air mengalir
• Tersedia sabun
• Tersedia KIE langkah-langkah cuci tangan
7. Terdapat kegiatan pem
bersihan dan desinfeksi harianKantin/ Ruang M
akan1.
Terdapat sarana cuci tangan•
Tersedia air mengalir
• Tersedia sabun
• Tersedia KIE langkah-langkah cuci tangan
2. Tersedia pem
berian label untuk pengaturan tempat duduk
dan antri untuk menjam
in jaga jarak
INSTRUM
EN KESIA
PAN
PEMBELA
JARA
N TA
TAP M
UKA TERBA
TAS
39Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
1
2
4
3
DIRUMAH
BERANGKAT
DISEKOLAH
PULANG
Dalam
rangka mengurangi
dampak risiko CO
VID
-19 terhadap w
arga satuan pendidikan, satgas CO
VID
-19 di satuan pendidikan bersam
a tim
pelaksana UKS/M
harus m
emastikan w
arga satuan pendidikan am
an dari paparan CO
VID
-19 selama berada di
empat lokasi
MITIGASI RISIKO
EMPATLOKASI
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
40
Tabel 3. 3 Aktivitas Warga Satuan Pendidikan di Em
pat Lokasi
No
PosisiAktivitas
1
Di Rum
ah (sebelum
berangkat ke satuan pendidikan)
a. Sarapan sehat/m
akan pagi sehat, artinya mengkonsum
si makanan
bergizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitam
in dan m
ineral sesuai kebutuhan porsi sekali makan yang benar.
b. m
emastikan diri dalam
kondisi sehat dan tidak mem
iliki gejala: suhu ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;
c. m
emastikan m
enggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua) lapis
yang dalamnya diisi tisu dengan baik dan m
embaw
a masker cadangan
serta mem
bawa pem
bungkus untuk masker kotor;
d. sebaiknya m
embaw
a cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
e. m
embaw
a makanan beserta alat m
akan dan air minum
sesuai kebutuhan;
f. w
ajib mem
bawa perlengkapan pribadi, m
eliputi: alat belajar, ibadah, alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam
mem
injam.
2Selam
a Keberangkatan
a. m
enggunakan masker dan tetap m
enjaga jarak minim
al 1,5 (satu koma
lima) m
eter;
b. hindari m
enyentuh permukaan benda-benda, tidak m
enyentuh hidung, m
ata, dan mulut, dan m
enerapkan etika batuk dan bersin setiap waktu;
c. m
embersihkan tangan sebelum
dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput.
3D
i satuan Pendidikan
Sebelum M
asuk Gerbang
a. pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan;
b. m
engikuti pemeriksaan kesehatan m
eliputi: pengukuran suhu tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;
c. m
elakukan CTPS sebelum m
emasuki gerbang satuan pendidikan dan
ruang kelas;
d. untuk tam
u, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan.
Selama Kegiatan Belajar M
engajar
a. m
enggunakan masker dan m
enerapkan jaga jarak minim
al 1,5 (satu kom
a lima) m
eter;
b. m
enggunakan alat belajar, alat musik, dan alat m
akan minum
pribadi;
c. dilarang pinjam
-mem
injam peralatan;
d. m
emberikan pengum
uman di seluruh area satuan pendidikan secara
berulang dan intensif terkait penggunaaan masker, CTPS, dan jaga jarak;
e. m
elakukan pengamatan visual kesehatan w
arga satuan pendidikan, jika ada yang m
emiliki gejala gangguan kesehatan m
aka harus ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan.
Selesai Kegiatan Belajar Mengajar
a. tetap m
enggunakan masker dan m
elakukan CTPS sebelum
meninggalkan ruang kelas;
b. keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sam
bil m
enerapkan jaga jarak;
c. penjem
put peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan
dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tem
pat duduk
81Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
B. Jenis-jenis disinfektan yang dapat digunakan oleh satuan pendidikan
NO
JENIS
ZAT
AK
TIF
TAK
AR
AN
CO
NTO
H M
ERK
DA
GA
NG
Larutan Pem
utih
Larutan Klorin
Karbol
Pem
bersih Lantai
Disinfektan
Diam
in
Disinfektan
Peroksida
1H
ipoklorit
Hipoklorit
Fenol
Benzalkonium
K
lorida
N-(3
aminopropyl)-N
ddecylpropane
Hidrogen
Peroksida
100
ml
diencerkan dengan 90
0 m
l air
Konsentrasi klorin 0
,5%
30 m
l (2 sendok m
akan) per 1 liter air
1 tutup botol per 5 L air
Sesuai petunjuk
penggunaan
Sesuai petunjuk
penggunaan
• B
ayclin•
So klin pem
utih•
Proklin
• P
rokleen
• K
aporit bubuk•
Kaporit padat
• K
aporit tablet
• W
ipol•
Supersol
• B
ebek karbol•
Wangi
• S
OS
karbol wangi, dll
• S
uper pel•
Soklin pem
bersih lantai•
SO
S pem
bersih lantai•
Dettol floor cleaner
• H
arpic, dll
• N
etbiokem D
SA
M•
Microbac forte
• T
M S
uprosan•
Steridine m
ulti surface,
dll
• S
anosil•
Chlorox hidrogen
peroxide
• Avm
or EP 50
• S
porox II, dll
1. Pem
ilihan jenis desinfektan yang digunakan disesuaikan dengan kesepakatan/ keputusan satuan pendidikan dengan pertim
bangan kemudahan m
endapatkan bahan disinfektan yang tersedia di w
ilayah masing-m
asing sesuai pilihan daftar disinfektan di atas.
2. D
isinfektan hanya boleh digunakan pada benda mati, tidak boleh digunakan
pada manusia/m
ahluk hidup. Untuk m
ahluk hidup yang digunakan adalah zat antiseptik
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
80
g. Setelah selesai, lepaskan APD, bersihkan APD
yang dapat digunakan kembali.
Simpan peralatan di tem
pat yang aman. Buang m
asker dan sarung tangan sekali pakai ke tem
pat sampah
h. Cucilah tangan dengan sabun dan air m
engalir
4. H
al yang
tidak boleh
dilakukan pada
saat disinfeksi:
a. Saat ada orang di dalam
ruangan
b. Tidak m
emakai APD
c. M
engenai tanam
an atau hew
an
d. M
en
gg
un
ak
an
atau m
eracik cairan
disinfektan tidak
sesuai panduan, misal
mencam
purkan bahan disinfektan
dengan yang berbeda
e. Sam
bil ngobrol atau berbicara
f. M
endisinfeksi ruangan atau permukaan yang belum
dibersihkan
g. Sam
bil makan, m
inum atau m
erokok
h. M
elap ulang permukaan benda yang sudah didisinfeksi sebelum
10 menit
i. D
isinfeksi pada tubuh atau badan manusia
5. Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan disinfeksi
a. Sapu dan pel
b. Lap " annel/kain m
icro! ber
c. Alat sem
prot/sprayer (elektrik atau manual)
d. Botol disinfektan
e. Cairan disinfektan
f. Air
g. APD
untuk disinfeksi: masker kain, sarung tangan karet/rum
ah tangga, kacam
ata (google)
41Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
MITIGASI RISIKO
EMPATLOKASI
13
DI R
UM
AH
BERA
NG
KAT
DI SEKO
LAH
PULA
NG
sarapan/konsumsi gizi
seimbang;
mem
astikan diri dalam
kondisi sehat dan tidak PHP
LOLNL�JHMDOD��VXKX�������&��DWDX�NHOXKDQ�EDWXN��SLOHN��VDNLW�WHQJJRURNDQ��GDQ�DWDX�sesak nafas;m
emastikan m
enggunakan PDVNHU�NDLQ����WLJD��ODSLV�DWDX�
���GXD��ODSLV�\DQJ�GDODPQ\D�
diisi tisu dengan baik dan m
embaw
a masker cadangan
serta mem
bawa pem
bungkus untuk m
asker kotor;VHEDLNQ\D�P
HPEDZ
D�FDLUDQ�SHP
EHUVLK�WDQJDQ��KDQG�VDQLWL]HU��m
embaw
a makanan beserta
alat makan dan air m
inum
sesuai kebutuhan;w
ajib mem
bawa
SHUOHQJNDSDQ�SULEDGL��PHOLSXWL��DODW�EHODMDU��LEDGDK��
alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam
m
eminjam
.
menggunakan m
asker dan tetap m
enjaga jarak minim
al �����VDWX�NRP
D�OLPD��P
HWHU�KLQGDUL�P
HQ\HQWXK�SHUP
XNDDQ�EHQGD�EHQGD��WLGDN�P
HQ\HQWXK�KLGXQJ��PDWD��GDQ�P
XOXW��GDQ�m
enerapkan etika batuk dan bersin setiap w
aktu;m
embersihkan tangan
sebelum dan sesudah
menggunakan transportasi
publik/antar-jemput.
Di Perjalananm
enggunakan masker dan tetap
MDJD�MDUDN�PLQLP
DO������VDWX�NRPD�
OLPD��P
HWHU�KLQGDUL�P
HQ\HQWXK�SHUPXNDDQ�
EHQGD�EHQGD��WLGDN�PHQ\HQWXK�
KLGXQJ��PDWD��GDQ�P
XOXW��VHUWD�m
enerapkan etika batuk dan bersin;
mem
bersihkan tangan sebelum dan
sesudah menggunakan transportasi
publik/antar-jemput
Di Rumah
PHOHSDV�DODV�NDNL��P
HOHWDNDQ�EDUDQJ�EDUDQJ�\DQJ�GLEDZ
D�GL�OXDU�ruangan dan m
elakukan disinfeksi WHUKDGDS�EDUDQJ�EDUDQJ�WHUVHEXW��PLVDOQ\D�VHSDWX��WDV��MDNHW��GDQ�
ODLQQ\D�PHP
EHUVLKNDQ�GLUL��PDQGL��GDQ�
mengganti pakaian sebelum
berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam
rumah;
WHWDS�PHODNXNDQ�3+%6�NKXVXVQ\D�
&736�VHFDUD�UXWLQ�jika w
arga satuan pendidikan m
engalami gejala um
um seperti
VXKX�WXEXK�������&��DWDX�NHOXKDQ�EDWXN��SLOHN��VDNLW�WHQJJRURNDQ��dan/atau sesak nafas setelah NHP
EDOL�GDUL�VDWXDQ�SHQGLGLNDQ��w
arga satuan pendidikan tersebut dim
inta untuk segera melaporkan
pada tim kesehatan satuan
pendidikan.
Sebelum Masuk Gerbang
pengantaran dilakukan di lokasi \DQJ�WHODK�GLWHQWXNDQ�m
engikuti pemeriksaan kesehatan
PHOLSXWL��SHQJXNXUDQ�VXKX�WXEXK��
JHMDOD�EDWXN��SLOHN��VDNLW�WHQJJRURNDQ��GDQ�DWDX�VHVDN�QDIDV�PHODNXNDQ�&736�VHEHOXP
�m
emasuki gerbang satuan
pendidikan dan ruang kelas;
XQWXN�WDPX��P
HQJLNXWL�SURWRNRO�kesehatan di satuan pendidikan.
Selama Kegiatan Belajar
Mengajarm
enggunakan masker dan
menerapkan jaga jarak;
PHQJJXQDNDQ�DODW�EHODMDU��DODW�P
XVLN��GDQ�DODW�PDNDQ�P
LQXP�SULEDGL�
dilarang pinjam-m
eminjam
peralatan;
mem
berikan pengumum
an di seluruh area satuan pendidikan secara berulang GDQ�LQWHQVLI�WHUNDLW�SHQJJXQDDDQ�P
DVNHU��&736��GDQ�MDJD�MDUDN�PHODNXNDQ�SHQJDP
DWDQ�YLVXDO�NHVHKDWDQ�ZDUJD�VDWXDQ�SHQGLGLNDQ��MLND�DGD�\DQJ�
mem
iliki gejala gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satuan
pendidikan.
Selesai Kegiatan Belajar MengajarWHWDS�P
HQJJXQDNDQ�PDVNHU�GDQ�P
HODNXNDQ�&736�VHEHOXP�P
HQLQJJDONDQ�UXDQJ�kelas;
keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil m
enerapkan jaga jarak;
SHQMHPSXW�SHVHUWD�GLGLN�P
HQXQJJX�GL�ORNDVL�\DQJ�VXGDK�GLVHGLDNDQ�GDQ�m
elakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk
42
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
42
No
PosisiAktivitas
4
Pulang dari
Satuan
pendidikan
Di Perjalanan
a. m
enggunakan masker dan tetap jaga jarak m
inimal 1,5 (satu kom
a lima)
meter;
b. hindari m
enyentuh permukaan benda-benda, tidak m
enyentuh hidung, m
ata, dan mulut, serta m
enerapkan etika batuk dan bersin;
c. m
embersihkan tangan sebelum
dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput
Di Rum
ah
a. m
elepas alas kaki, meletakan barang-barang yang dibaw
a di luar ruangan dan m
elakukan disinfeksi terhadap barang-barang tersebut, m
isalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;
b. m
embersihkan diri (m
andi) dan mengganti pakaian sebelum
berinteraksi ! sik dengan orang lain di dalam
rumah;
c. tetap m
elakukan PHBS khususnya CTPS secara rutin;
d. jika w
arga satuan pendidikan mengalam
i gejala umum
seperti suhu tubuh ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas setelah kem
bali dari satuan pendidikan, warga satuan
pendidikan tersebut diminta untuk segera m
elaporkan pada tim
kesehatan satuan pendidikan.
H. Protokol Kesehatan W
arga Satuan Pendidikan di Lingkungan Satuan Pendidikan
Tabel 3. 4 Protokol Kesehatan Warga Satuan Pendidikan di Lingkungan Satuan
Pendidikan
No
PosisiAktivitas
1
Perpustakaan, ruang praktikum
, ruang keteram
pilan, dan/atau ruang sejenisnya
a. m
elakukan CTPS sebelum m
asuk dan keluar dari ruangan;b.
meletakkan buku/alat praktikum
pada tempat yang telah
disediakan;c.
selalu menggunakan m
asker dan jaga jarak minim
al 1,5 (satu kom
a lima) m
eter.
2Kantin
a. m
elakukan CTPS sebelum dan setelah m
akan;b.
selalu menggunakan m
asker dan melakukan jaga jarak m
inimal
1,5 (satu koma lim
a) meter;
c. m
asker hanya boleh dilepaskan sejenak saat makan dan m
inum;
d. m
emastikan seluruh karyaw
an menggunakan m
asker selama
berada di kantin;e.
mem
astikan peralatan mem
asak dan makan dibersihkan dengan
baik.
3Toilet
a. m
elakukan CTPS setelah menggunakan kam
ar mandi dan toilet;
b. selalu m
enggunakan masker dan m
enjaga jarak jika harus m
engantri.
79Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
SAN
ITASI LIN
GKUN
GA
N
A. D
isinfeksi Lingkungan
1. D
isinfeksi merupakan upaya m
embersihkan m
ikroorganisme seperti kum
an atau virus dari perm
ukaan benda benda menggunakan bahan-bahan disinfektan
2. Area yang harus dibersihkan dan didisinfeksi di satuan pendidikan yaitu: lantai, pegangan tangga/escalator, kursi, m
eja, toilet, alat peraga, pegangan pintu, w
astafel, karpet tempat ibadah dan fasilitas um
um lainnya yang sering disentuh
3. Langkah - langkah disinfeksi lingkungan :
a. Pastikan area yang akan didisinfeksi tidak sedang digunakan oleh w
arga satuan pendidikan
b. Petugas m
enggunakan APD lengkap (baju pelindung dengan penutup
kepala, masker, kacam
ata google, sarung tangan sekali pakai dan sepatu boot)
c. Bersihkan
terlebih dahulu
area dan
permukaan
benda yang
kotor m
enggunakan detergen atau sabun
d. Lakukan
disinfeksi perm
ukaan benda yang tidak datar seperti tiang, pegangan tangan pada tangga, dan lain - lain m
enggunakan lap " annel atau kain m
icro! ber
e. Lakukan
disinfeksi perm
ukaan benda yang datar
seperti lantai,
meja,
kursi dan
lain-lain
menggunakan
penyemprot/sprayer
f. Lakukan disinfeksi benda berpori
seperti karpet,
permadani, tirai dengan
cara mencuci dengan air
bersih dan detergen
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
78
1. Selama m
asa transisi pembelajaran tatap m
uka di satuan pendidikan,
kantin tidak
diperbolehkan untuk
dibuka/beroperasi
2. Pada masa tatanan kebiasaan baru, kantin diperbolehkan
untuk dibuka/beroperasi
3. Semua
warga
satuan pendidikan
agar m
enggunakan m
asker selama di berada di kantin kecuali ketika sedang
makan
4. Semua w
arga satuan pendidikan agar mencuci tangan
pakai sabun dengan air yang mengalir atau hand sanitizer
setiap akan mem
asuki kantin
5. Semua
penjamah
pangan atau
pekerja yang
kontak langsung
dengan pangan
untuk m
engenakan alat
pelindung diri (APD
) lengkap yang terdiri dari masker,
penutup kepala,
celemek,
sepatu (safety
shoes) dan
pakaian kerja khusus pada saat persiapan, pengolahan, dan penyajian pangan
6. Semua
penjamah
pangan atau
pekerja yang
kontak langsung
dengan pangan
untuk m
enggunakan sarung
tangan atau penjepit pada saat menyentuh pangan siap
saji
7. Penjamah pangan/pekerja agar m
enerapkan pembersihan
dan sanitasi lingkungan di kantin
a. M
elakukan pembersihan dan sanitasi secara berkala
minim
al 2 kali sehari (saat sebelum buka dan tutup)
menggunakan pem
bersih dan disinfektan yang sesuai
b. Meningkatkan
frekuensi pem
bersihan dan
sanitasi (m
isalnya minim
al setiap 4 jam sekali) terutam
a pada perm
ukaan area
dan peralatan
yang sering
disentuh/dilewati
orang seperti
meja
dan kursi
di ruang m
akan, kenop/gagang pintu, sakelar, kran, meja
kasir, m
esin penghitung
uang/kasir, lantai
ruang m
akan, dll
WATER
TE
1 - 1,5 meter
1 - 1,5 meter
c. Menutup alat m
akan yang diletakkan di meja m
akan (sendok,
garpu, pisau
dibungkus m
isalnya dengan
tissue).
d. Tidak meletakkan saus, sam
bal, garam, m
erica, dll di atas m
eja makan atau m
enggantinya dalam bentuk
kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan kepada
pengunjung apabila diminta.
e. Masker dan sarung tangan sekali pakai didisinfeksi
dulu, dirusak/hancurkan sebelum dibuang ke tem
pat sam
pah yang tertutup
8. Penjamah m
akanan/pekerja agar mem
asak makanan siap
saji yang
bergizi dengan
matang
sempurna,
Makanan
ringan lokal seperti pisang goreng, risoles, tahu isi goreng, dll agar dibungkus/buah dengan kertas m
akanan, dan pastikan
penjamah
saat m
embungkus
makanan
menggunakan sarung tangan
9. Semua
warga
satuan pendidikan
agar m
enerapkan physical distancing/jaga jarak
a. Mengatur jarak m
inimal 1,5 (satu setengah) m
eter pada saat antri m
embeli m
akanan
b. Beri tanda jaga jarak untuk tempat antrian m
emesan
makanan atau pada saat m
elakukan pembayaran
c. Mengatur jarak antar m
eja/kursi pengunjung minim
al 1,5 (satu setengah) m
eter atau ditutup/diberi penyekat untuk m
emisahkan antar pengunjung/kursi
d. Pada saat
makan,
warga
satuan pendidikan
agar m
enghindarkan diri dari berbincang dengan orang lain
43Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
1,5m
AKTIVITA
S WA
RGA
SEKOLA
H
SEBELUM MASUK GERBANGSELAMA KEGIATANBELAJAR MENGAJAR
SELESAI KEGIATANBELAJAR MENGAJAR
Pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan
Mengikuti pem
eriksaan kesehatan m
eliputi: pengukuran suhu tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;
Untuk tam
u, mengikuti
protokol kesehatan di satuan pendidikan.
Melakukan C
TPS sebelum m
emasuki
gerbang satuan pendidikan dan ruang kelas;
Menggunakan m
asker dan menerapkan
jaga jarak minim
al 1,5 (satu koma lim
a) m
eter
menggunakan alat belajar, alat m
usik, dan alat m
akan minum
pribadi
melakukan pengam
atan visual kesehatan w
arga satuan pendidikan, jika ada yang m
emiliki gejala
gangguan kesehatan maka
harus ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan.
mem
berikan pengumum
an di seluruh area satuan pendidikan secara berulang dan intensif terkait penggunaaan m
asker, CTPS, dan jaga
jarak
dilarang pinjam-m
emin-
jam peralatan
Tetap menggunakan
masker dan m
elakukan C
TPS sebelum m
eninggal-kan ruang kelas
Penjemput peserta didik
menunggu di lokasi yang sudah
disediakan dan melakukan jaga
jarak sesuai dengan tempat duduk
Keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris
sambil m
enerapkan jaga jarakRU
AN
G TU
NG
GU
/ AREA
PENJEM
PUTA
N
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
44
No
PosisiAktivitas
4Tem
pat ibadah
a. m
elakukan CTPS sebelum dan setelah beribadah;
b. selalu m
enggunakan masker dan m
elakukan jaga jarak;c.
menggunakan peralatan ibadah m
ilik pribadi;d.
hindari menggunakan peralatan ibadah bersam
a, misalnya
sajadah, sarung, mukena, kitab suci, dan lain-lain;
e. hindari kebiasaan bersentuhan, bersalam
an, bercium pipi, dan
cium tangan.
5Tangga dan Lorong
a. berjalan sendiri-sendiri m
engikuti arah jalur yang ditentukan;b.
dilarang berkerumun di tangga dan lorong satuan pendidikan.
6Lapangan
Selalu menggunakan m
asker dan menjaga jarak m
inimal 1,5 (satu
koma lim
a) meter dalam
kegiatan kebersamaan yang dilakukan
di lapangan, misalnya upacara, olah raga, pram
uka, aktivitas pem
belajaran, dan lain-lain.
7Ruang Serba G
una dan Ruang O
lah Raga
a. m
elakukan CTPS sebelum dan setelah m
enggunakan ruangan atau berolah raga;
b. selalu m
enggunakan masker dan m
elakukan jaga jarak minim
al 1,5 (satu kom
a lima) m
eter;c.
olah raga dengan menggunakan m
asker hanya dilakukan dengan intensitas ringan sam
pai dengan sedang dengan indikator saat berolahraga m
asih dapat berbicara;d.
gunakan perlengkapan olah raga pribadi, misalnya baju olah raga,
raket, dan lain-lain; e.
dilarang pinjam m
eminjam
perlengkapan olah raga.
8
Asrama (kam
ar, ruang m
akan, kamar m
andi, tem
pat ibadah, ruang belajar, perpustakaan, dan lain-lain)
a. m
elakukan CTPS sebelum dan setelah m
emasuki asram
a;b.
menggunakan m
asker dan tetap menjaga jarak jarak m
inimal 1,5
(satu koma lim
a) meter;
c. m
embersihkan kam
ar dan lingkunganya;d.
melakukan disinfeksi ruangan dan lingkungan asram
a sebelum
digunakan;e.
mem
bersihkan dengan disinfektan pada gagang pintu, tombol/
saklar lampu, dan perm
ukaan benda yang sering disentuh;f.
mem
astikan sirkulasi udara di asrama baik;
g. m
embersihkan kam
ar mandi setiap hari;
h. dilarang pinjam
mem
injam perlengkapan pribadi, m
isalnya alat m
andi, pakaian, selimut, peralatan ibadah, alat m
akan, dan peralatan lainnya.
I. Protokol Kesehatan 3M
3M adalah kependekan dari m
enggunakan masker, m
enjaga jarak aman dan
menghindari kerum
unan, serta mencuci tangan pakai sabun. Perilaku disiplin 3M
yang term
asuk dalam kam
panye #ingatpesanibu merupakan salah satu upaya
menekan penyebaran virus CO
VID-19. Karena itu, U
KS/M dapat berperan aktif
dalam kam
panye 3M m
elalui pembiasaan dan keteladanan kepada w
arga satuan pendidikan. Berikut ini adalah panduan 3M
:
77Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
THERMO
GUN
Thermo G
un dan Instrumen
Pemantauan Kesehatan H
arian
Thermo G
un merupakan alat pengukur
suhu tubuh secara perorangan dengan m
endekatkan alat dengan jarak tertentu ke dahi orang yang diukur.A
. Cara penggunaan therm
o gun sebagai berikut1. N
yalakan thermo gun
2. Tempatkan therm
o gun di depan dahi sesuai dengan jarak yang tercantum
dalam
buku petunjuk3. Jarak ukur akan m
emengaruhi hasil
pembacaan. Jarak pengukuran yang
terlalu jauh akan menyebabkan suhu
badan terdeteksi lebih rendah dari yang sebenarnya
� ��)HJ@�CHC@O@SJ@M�RTGT�STATG�Ƣ����N"�m
aka warga satuan pendidikan
dianjurkan untuk pulang/dijemput
oleh orang tua dan menghubungi
petugas puskesmas setem
pat
B. Instrumen pem
antauan kesehatan harian warga satuan
pendidikan berisi keterangan :1. Suhu pada saat m
emasuki satuan pendidikan
2. Gejala terkait CO
VID
-19 : batuk, demam
, pilek, sesak, nyeri tenggorokan
� ��1HV@X@S�JNMS@J�CDMF@M�NQ@MF�SDQJNMƥQL
@RH�ONRHSHE�CO
VID
-19 selama 14 hari terakhir
4. Riwayat perjalanan ke daerah terjangkit selam
a 14 hari terakhir
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
76
SALA
M TA
NPA
BERSENTUHA
NSELA
MA
MA
SA PA
NDEM
I CO
VID-19
45Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
3M5M
3M & 5M
UNTUK PEN
CEG
AH
AN
CO
VID
-19
PAKAI MASKER
PAKAI MASKER
CUCI TANGAN
CUCI TANGAN
JAGA JARAK
JAGA JARAKMENGHINDARIKERUMUNAN
MEMBATASI MOBILISASIDAN INTERAKSI
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
46
1. Panduan M
emakai M
asker
Perlu diingat, penggunaan masker yang keliru justru m
eningkatkan risiko penularan. Karena itu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu ketentuan penggunaan m
asker, tata cara mem
akai masker, dan tata cara m
embersihkan
masker kain yang benar. Langkah-langkah penerapan tiga hal ini adalah sebagai
berikut:
a. Ketentuan Penggunaan M
asker
No
Ketentuan Penggunaan Masker
1M
asker yang digunakan adalah masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua) lapis
yang di dalamnya diisi tisu dengan baik
2M
asker sebaiknya diganti secara rutin jika sudah dipakai selama 4 jam
atau kotor/basah/lem
bab
3M
asker wajib digunakan pada saat berada di luar rum
ah/tempat tinggal
dan pada saat tidak dapat menjaga jarak m
inimal 1,5 m
eter dari orang lain.
4Bagi yang batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau yang m
emiliki kom
orbid dianjurkan untuk m
enggunakan masker m
edis
5Tidak boleh saling bertukar/pinjam
mem
injam m
asker. Karena itu, masker
harus diberi tanda/nama pem
ilik6
Setiap orang mem
iliki minim
al 3 (tiga) buah masker
7Bagi disabilitas rungu dapat m
enggunakan masker transparan
b. Tata Cara M
emakai M
asker
�N
�@S@��@Q@��DL
@J@H��@RJDQ
¬
�@RSHJ@M�S@MF@M�C@K@L�JD@C@@M�ADQRHG�RDADKTL
�LDL
@J@H�L@RJDQ~�CDM§
F@M�B@Q@�BTBH�S@MF@M�O@J@H�R@ATM�C@M�@HQ�LDMF@KHQ��L
HMHL@K�«�CDSHJ���
�HK@�SHC@J�SDQRDCH@�@HQ~�FTM@J@M�B@HQ@M�ODLADQRHG�S@MF@M��L
HMHL@K�@K§
JNGNK�±«¸��
�@@S�L
DL@J@H�L
@RJDQ�G@MX@�ANKDG�LDL
DF@MF�S@KH®
�@RSHJ@M�LTKTS~�GHCTMF�C@M�C@FT�SDQSTSTO�L
@RJDQ¯
@MF@M�RDMSTG�@S@T�ATJ@§STSTO�L@RJDQ�R@@S�CHFTM@J@M�
°�HK@�GDMC@J�L
DLODQA@HJH�S@S@�KDS@J�L
@RJDQ~�BTBH�S@MF@M�O@J@H�R@ATM�C@M�@HQ�L
DMF@KHQ�LHMHL
@K�«�CDSHJ~�@S@T�AHK@�SHC@J�@C@~�FTM@J@M�B@HQ@M�ODL
ADQRHG�S@MF@M��LHMHL
@K�@KJNGNK�±«¸��
±
�DO@R�L@RJDQ�X@MF�SDK@G�CHFTM@J@M�CDMF@M�G@MX@�L
DLDF@MF�S@KH~�
C@M�K@MFRTMF�L@RTJJ@M�L
@RJDQ�O@C@�V@C@G�X@MF�CHRH@OJ@M�L
HR@K�OK@RSHJ~�TMSTJ�JDL
TCH@M�CH�A@V@�JD�QTL
@G�C@M�CHBTBH�@S@T�K@MFRTMF�CHAT@MF
²�TBH�S@MF@M�O@J@H�R@ATM�RDSDK@G�L
DL@RTJJ@M�L
@RJDQ�X@MF�SDK@G�CHFTM@J@M�JD�C@K@L
�V@C@G�
75Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
LAM
PIRAN
KEGIA
TAN
LPMP DA
NBP-PA
UD UNTUK M
ITIGA
SI RISIKO
PTM TERBA
TAS
Melakukan rakor dengan:
1. D
inas Pendidikan2.
Dinas Kesehatan
3. Setda/Biro Kesra
4. Kanw
il Kemenag
5. G
ugus Tugas Penanganan COVID
6. D
inas PUPR
7. D
inas lain terkait
Asesmen
Kesiapan Am
an PTM
Terbatas sesuai daftar periksa dan buku panduan am
an PTM
Advokasi dan Sosialisasi aman PTM
terbatas ke sekolah
Pendampingan Pelaksanaan Am
an PTM
terbatas di sekolah
Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan Aman PTM
Terbatas
1. vaksinasi guru telah m
enyeluruh2.
ketersediaan sarana sanitasi3.
ketersediaan fasilitas kesehatan4.
pemetaan w
arga satuan pendidikan yang tidak boleh m
elaksanakan kegiatan
5. M
OU
dengan Komite Sekolah
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
7447
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka TerbatasBA
GA
IMA
NA
MEN
GG
UNA
KAN
DENG
AN
AM
AN
MA
SKERPenggunaan m
asker bertujuan untuk m
enghindarkan diri dari terpapar penyakit khususnya terkait ISPA
dan COV
ID-19.
Bersihkan tangan sebelum
menyentuh
masker
Am
bil masker dengan
cara mem
egang kaitnya
Cek masker jika ada
kerusakan atau kotor &
gunakan masker
kain berlapis 3
Cek masker jika ada
kerusakan atau kotor &
gunakan masker
kain berlapis 3
Masker m
enutupi m
ulut, hidung dan dagu anda
Hindari m
enyentuh area m
asker bagian depan
Setelah digunakan 4 jam
, masker kain harus
diganti
Cucilah tangan anda sebelum
melepas
masker
Melepas m
asker dengan m
enyentuh bagian kaitnya
Tarik masker m
enjauhi m
uka andaSim
pan masker dalam
plastik bersih tertutup jika m
asker anda tidak kotor untuk pem
akaian selanjutnya
cucilah masker kain dengan
sabun/detergen, sebaiknya dengan air panas
setidaknya sehari sekali
Cucilah tangan anda setelah m
elepaskan m
asker
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
48
c. Tata Cara M
embersihkan M
asker Kain yang Benar.
No
Tata Cara Mem
bersihkan Masker Kain yang Benar.
1Siapkan air, bila m
ungkin air panas dengan suhu 60 – 65oC.
2Tam
bahkan deterjen dan rendam m
asker beberapa saat.
3Kucek m
asker hingga kotoran luruh.
4Bilas dibaw
ah air mengalir sam
pai busa deterjen hilang.
5Keringkan di baw
ah sinar matahari atau dapat m
enggunakan pengerin-gan panas.
6Setrika dengan suhu panas agar bakteri dan virus m
ati.
7M
asker siap digunakan.
No
Untuk M
asker Transparan
1Bagian m
ika agar tidak dikucek, melainkan dibersihkan dengan spons/kain
lembut.
2Keringkan dengan tisu atau dianginkan.
3Bagian m
ika tidak disetrika.
2. Panduan M
encuci Tangan
• Basahi tangan dengan air m
engalir.
• Sabuni tangan.
• G
osok semua perm
ukaan tangan, termasuk telapak dan punggung tangan,
sela-sela jari dan kuku, selama m
inimal 20 detik.
• Bilas tangan sam
pai bersih dengan air mengalir.
• Keringkan tangan dengan kain bersih atau tisu pengering tangan yang harus dibuang ke tem
pat sampah segera setelah digunakan.
• Sering cuci tangan pakai sabun, terutam
a sebelum m
akan, usai batuk atau bersin, sebelum
menyiapkan m
akanan, dan setelah ke kamar m
andi.
• Biasakan m
encuci tangan pakai sabun setelah dari luar rumah atau sebelum
m
asuk sekolah dan tempat lain.
• Bila sabun dan air m
engalir tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan
berbahan alkohol (minim
al 60%).
73Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Dokum
en-Dokum
en
Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka M
enengah Nasional (RPJM
N)
2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan D
asar dan Menengah 2020-2024
Laman:
covid19.go.idkem
dikbud.go.id/pusm
enjar.kemdikbud.go.id/
sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/
kompas.com
https://ww
w.alodokter.com
Materi Pendukung
No
Materi Pendukung
Alamat
1Cara Cuci Tangan
https://ww
w.youtube.com
/watch?v=3Pm
VJQU
Cm4E
2Cara M
engenakan Masker
https://ww
w.youtube.com
/watch?v=adB8RW
4I3o4
3Cara M
elindungi Diri dari
COVID
-19https://w
ww
.youtube.com/w
atch?v=1APwq1df6M
w
4D
aftar Periksahttp://eform
.kemdikbud.go.id/view
.php?id=20030
5Pedom
an Perilaku Hidup Bersih
dan Sehathttps://prom
kes.kemkes.go.id/phbs
6Video Kapten M
asker Melaw
an Virus Korona
https://ww
w.youtube.com
/watch?v=$ spm
ItIiNk
7Video Perilaku H
idup Bersih dan Sehat
https://ww
w.youtube.com
/watch?v=H
uTSWkU
1dhM
8Pedom
an Kembali ke Sekolah di
Masa Pandem
i COVID
-19https://w
ww
.youtube.com/w
atch?v=REJjgiZ7WJM
9Kem
bali ke Sekolah di Masa
Pandemi
https://ww
w.youtube.com
/watch?v=uFw
q9O6477U
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
72
2020. Protokol Layanan Dukungan Kesehatan Jiw
a dan Psikososial Anak dan Remaja
Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandem
i COVID
-19: Kementerian
Kesehatan
2020. Protokol Lintas Sektor Untuk Anak yang M
embutuhkan Perlindungan Khusus
Dalam
Situasi Pandemi CO
VID-19: G
ugus Tugas Penanganan COVID
-19, D
eputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian Pem
berdayaan Perem-
puan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Baetty, Amanda; Pradhan M
enno; Suryadarma, D
aniel; Tresnatri, Florischa Ayu; Dhar-
maw
an, Goldy Fariz. 2020. M
emulihkan Penurunan Kem
ampuan Peserta
didik Saat Sekolah di Indonesia Dibuka Kem
bali: Pedoman bagi Pem
buat Kebijakan: Sm
eru Reseacrh Institute.
Bao, Xue; Qu, H
ang; Zhang, Ruixiong, Hogan, Ti$ any. Literacy Loss in Kindergarten Chil-
dren during COVID
-19 School Closures: Georgia Institute of Technology.
Basuki, Ismet & H
ariyanto. Asesmen Pem
belajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Conto, Carolina Alban; Akseer, Spogmai; D
reesen, Thomas; Kam
ei, Akito; Mizunoya,
Suguru; Rigole, Annika. 2020. COVID
-19: E$ ects of School Closures on Foundational Skills and Prom
ising Practices for Monitoring and M
itigat-ing Learning Loss: unicef
Mardapi, D
jemari. 2012. Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Nuha M
edika
Nitko & Brookhart. 2011. Educational Assessm
ent of Students. 6thEdition. United State
od Amerika: Pearson
Nugroho, D
ita; Pasquini, Chiara; Reuge, Nicolas; Am
aro, Diogo. 2020. CO
VID-19: H
ow
Are Countries Preparing To Mitigate The Learning Loss As Schools Re-
open? Trends And Emerging G
ood Practices To Support The Most Vulner-
able Children: Unicef.
Rosana, Dadan. 2014. Evaluasi Pem
belajaran Sains. Yogyakarta
Subali, Bambang. Prinsip Assesm
en dan Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: U
NY Press
Sukmayadi, Vidi. 2014. M
engembangkan Tes Penem
patan Bagi Peserta didik BIPA. Bandung. U
niversitas Pendidikan Bandung
Suwarto. 2013. Pengem
bangan Tes Diagnostik dalam
Pembelajaran. Yogyakarta: Pus-
taka Pelajar.
Yarrow, N
oah; Masood, Eem
a dan Afkar, Rythia. 2020. Estimasi D
ampak CO
VID-19 pada
Sistem Pem
belajaran dan Pendapatan di Indonesia – Cara Mengubah
Arus: The World Bank.
49Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
MEN
CUC
IM
ASKER
Siapkan air, bila m
ungkin air panas dengan suhu 60
o - 65
oC
Bilas di bawah air
mengalir, hingga busa
hilang
Keringkan di bawah sinar
matahari atau m
enggunakan pengering panas
Setrika dengan suhu panas agar bakteri dan virus m
ati
Masker siap digunakan
Tambahkan deterjen
dan rendam m
asker beberapa saat
Kucek masker hingga
kotoran luruh
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
50
GERA
KAN
MEN
CUC
I TAN
GA
N YA
NG
BENA
R
Basahi tangan dengan air m
engalir. Sabuni tangan. Lalu gosok
telapak tangan.
Gosok jari tangan dengan cara saling
mengunci.
Gosok dan putar ibu jari bergantian.
Gosok lengan tangan
Gosok dan silangkan jari tangan.
Gosok punggung tangan.
Gosok dan putar ujung jari ke telapak, untuk m
embersihkan sela sela kuku.
3. Panduan M
enjaga Jarak
• Selalu m
enjaga jarak ! sik (minim
al 1,5 meter) dengan orang lain.
• Tetap berada di rum
ah sesuai panduan pemerintah, kecuali ada keperluan
mendesak.
• Bekerja, belajar dan beribadah di rum
ah.
• Keluar hanya untuk belanja hal penting atau pengobatan, itu pun sem
inimal
mungkin.
• G
unakan masker saat di luar rum
ah.
• Sebisa m
ungkin hindari penggunaan kendaraan umum
.
• Tunda atau batalkan acara berkum
pul bareng keluarga besar atau teman
• Kom
unikasi tatap muka bisa dilakukan via telepon, internet, m
edia sosial, dan aplikasi
• Tunda atau batalkan acara pertem
uan, konser musik, pertandingan olahraga,
kegiatan keagamaan, dan kegiatan lain yang m
engundang orang banyak.
71Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
2014. Pedoman G
izi Seimbang; Kem
enkes RI
2019. Peta Jalan Pelaksanaan UKS Pendidikan D
asar dan Menengah (2020-2024): D
irek-torat Jenderal Pendidikan D
asar dan Menengah, Kem
enterian Pendidikan dan Kebudayaan
2020. Buku Saku Asesmen D
iagnosis Kognitif Berkala: Pusat Asesmen dan Pem
belaja-ran, Badan Penelitian Pengem
bangan dan Perbukuan, Kementerian Pen-
didikan dan Kebudayaan.
2020. Catatan Tentang Aspek Kesehatan Jiwa D
an Psikososial Wabah CO
VID-19 Versi
1.0: Inter-Agency Standing Comm
ittee (IASC).
2020. Multisectoral Checklist for School Re-O
penings and School-Based Nutrition in the Context of CO
VID-19: U
NICEF and W
FP/World Food Program
me.
2020. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Ta-
hun Akademik 2020/2021 di M
asa Pandemi Coronavirus D
isease 2019 (CO
VID-19): Kem
enterian Pendidikan dan Kebudayaan.
2020. Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan CO
VID-19: Satuan Tugas Penanganan
COVID
-19
2020. Pedom
an Perubahan Perilaku Penangan COVID
-19: Satuan Tugas Penanganan CO
VID-19
2020. Pedom
an Um
um M
enghadapi Pandemi CO
VID-19 bagi Pem
erintah Daerah
(Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis, dan M
anajemen): Kem
enterian D
alam N
egeri
2020. Pengawasan dan Pem
binaan Penerapan Protokol Kesehatan di Satuan Pendi-dikan, Panduan Bagi Puskesm
as: Direktorat Kesehatan Keluarga, D
irek-torat Jenderal Kesehatan M
asyarakat, Kementerian Kesehatan.
2020. Pertolongan Psikologis Pertama: Panduan bagi Relaw
an Bencana: Airlangga Uni-
versity Press
2020. Peta Jalan Usaha Kesehatan Sekolah/M
adrasah (UKS/M
). : Direktorat Jenderal Pen-
didikan Dasar dan M
enengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DA
FTAR PUSTA
KA
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
70
3. M
enyiapkan Satgas COVID
-19 di satuan pendidikan, yang melibatkan kom
ite sekolah;
4. M
engoptimalkan peran Tim
Pelaksana UKS/M
dalam edukasi PH
BS kepada peserta didik;
5. M
endorong kolaborasi antara Tim Pelaksana U
KS/M dengan Satgas CO
VID-19 di
satuan pendidikan, terutama dalam
mitigasi risiko CO
VID-19;
6. M
elakukan penanganan kasus dan dapat menutup sem
entara pembelajaran
tatap muka terbatas ketika ditem
ukan kasus kon! rmasi CO
VID-19; dan
7. M
emberikan edukasi gizi kepada orangtua dan anak m
elalui kegiatan UKS/M
.
Kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan adalah kunci. Karena itu,
dibutuhkan gotong-royong seluruh stakeholder dalam m
emastikan setiap anak
Indonesia mendapatkan hak belajarnya dengan am
an dan selamat!
51Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
• G
unakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter dan
fasilitas lain.
• Kalau m
engalami dem
am, m
erasa lelah dan batuk kering, lakukan isolasi diri.
• Sem
ua orang
harus m
elakukan physical distancing
untuk m
encegah penularan SARS-CoV-2.
• Jaga jarak harus lebih ketat jika untuk m
elindungi orang yang berisiko.
• O
rang yang berisiko, yaitu: berusia 60 tahun lebih; atau mem
iliki penyakit penyerta seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, asm
a dan paru; ibu ham
il.
Seiring pemantauan dan evaluasi, 3M
di atas disempurnakan dengan 2 M
, yaitu m
enjauhi kerumunan, serta m
embatasi m
obilisasi dan interaksi. Dengan dem
ikian 3M
menjadi 5M
, yaitu mem
akai masker, m
encuci tangan pakai sabun dan air m
engalir, menjaga jarak, m
enjauhi kerumunan, serta m
embatasi m
obilisasi dan interaksi. Penyem
purnaan protokol kesehatan menjadi 5M
ini karena masih banyak
ditemukan m
asyarakat yang abai menerapkan 3M
.
J. Protokol Kesehatan 3T
3T m
erupakan kependekan
dari telusur/tracing, tes/testing, dan tindakan
perawatan/treatm
ent. Penerapan praktik 3T sama pentingnya dengan penerapan
perilaku 3M. Kedua hal ini m
erupakan upaya mem
utus mata rantai penularan SARS-
CoV-2. 3M banyak m
embicarakan tentang peran w
arga satuan pendidikan sebagai individu. Sem
entara 3T berbicara tentang bagaimana w
arga satuan pendidikan m
emberikan noti! kasi atau pem
beritahuan pada orang di sekitarnya untuk w
aspada. Dalam
menerapkan 3T, Satgas CO
VID-19 di satuan pendidikan bersam
a Tim
Pelaksana UKS/M
dapat mem
beikan sejumlah penjelasan kepada w
arga satuan sebagai berikut:
1. Pada
tahap tes,
diharapkan w
arga satuan
pendidikan dapat
melakukan
pemeriksaan dini m
elalui daftar periksa/screening mandiri. H
arapannya bila ditem
ukan gejala yang mengarah pada CO
VID-19, ia dapat segera pergi ke
rumah sakit dan/atau tem
pat isolasi yang telah ditetapkan pemerintah daerah
setempat, untuk m
endapatkan perawatan dengan cepat. Tak hanya itu, dengan
mengetahui lebih cepat, w
arga satuan pendidikan dapat menghindari potensi
penularan ke orang lain;
2. Pada tahap telusur, Satgas CO
VID-19 di satuan pendidikan bersam
a Tim
Pelaksana UKS/M
dapat melakukan pelacakan pada kontak-kontak terdekat
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
52
+
A PU
SK
ES
MA
S
UNTUK M
EMUTUS M
ATA
RAN
TAI C
OVID-19
3TTESTELUSURTIN
DAKA
N
TES
TELUSUR
TINDAKAN
69Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Peran aktif kepala satuan pendidikan dan pem
erintah daerah sangat dibutuhkan untuk m
emastikan PTM
terbatas dapat berjalan dengan aman, sehingga potensi
terciptanya klaster baru COVID
-19 di satuan pendidikan dapat diminim
alisir. D
engan demikian proses belajar m
engajar dapat berjalan lancar, dan guru dapat lebih fokus m
emberikan dukungan kesehatan jiw
a dan psikososial kepada peserta didik, sekaligus m
emulihkan pem
belajaran dari sejumlah learning loss dan literacy loss yang
dialami peserta didik sealam
a Pandemi CO
VID-19.
Untuk itu, ada sejum
lah peran yang harus dijalankan oleh kepala daerah dan kepala satuan pendidikan, sebagai berikut:
A. Peran Kepala D
aerah
1. M
elalui dinas pendidikan dan kesehatan: mem
astikan pemenuhan daftar
periksa di setiap satuan pendidikan, mem
antau, dan mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran tatap m
uka terbatas di satuan pendidikan;
2. M
elalui dinas perhubungan: mem
astikan adanya akses transportasi yang aman
ke dan dari satuan pendidikan;
3. Bersam
a satgas COVID
-19 daerah: melakukan testing jika ditem
ukan warga
satuan pendidikan yang bergejala dan melakukan tracing jika ditem
ukan kasus kon! rm
asi positif; dan
4. M
elakukan penanganan kasus dan dapat menutup sem
entara PTM terbatas
ketika ditemukan kasus kon! rm
asi COVID
-19.
B. Peran Kepala Satuan Pendidikan
1. Secara konsisten m
emberikan edukasi penerapan protokol kesehatan sebagai
upaya mem
bangun budaya disiplin di satuan pendidikan;
2. M
emastikan seluruh PTM
terbatas dilaksanakan dengan mem
enuhi seluruh protokol kesehatan;
PENUTUP
BAB V
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
6853
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
warga satuan pendidikan yang diduga/terkon! rm
asi positif COVID
-19. Setelah diidenti! kasi oleh petugas kesehatan, kontak erat pasien harus m
elakukan isolasi atau m
endapatkan perawatan lebih lanjut. Seandainya si kontak erat
menunjukkan gejala, m
aka perlu dilakukan tes (kembali ke praktik pertam
a/testing);
3. Pada tahap tindakan, Satgas CO
VID-19 di satuan pendidikan bersam
a Tim
Pelaksana UKS/M
berkoordinasi dengan pihak puskesmas terdekat agar w
arga satuan pendidikan yang terkon! rm
asi menderita CO
VID-19 dapat m
enjalani peraw
atan. Jika ditemukan tidak ada gejala, m
aka warga satuan pendidikan
harus melakukan isolasi m
andiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah
daerah setempat. Sebaliknya, jika orang tersebut m
enunjukkan gejala, maka
Satgas COVID
-19 di satuan pendidikan bersama Tim
Pelaksana UKS/M
bersama
petugas kesehatan dapat merujuk w
arga satuan pendidikan ke rumah sakit
yang sudah ditunjuk pemerintah daerah setem
pat.
3M dan 3T sam
a pentingnya dan merupakan satu kesatuan dalam
upaya m
emutus m
ata rantai penularan SARS-CoV-2 dengan cara melindungi diri dan
melindungi sesam
a. Lebih jauh, meskipun vaksinasi CO
VID-19 telah dim
ulai, perilaku 3M
dan 3T harus tetap dijalankan, mengingat SARS-CoV-2 terus berm
utasi. Di sini
Satgas COVID
-19 di satuan pendidikan bersama Tim
Pelaksana UKS/M
harus dapat berperan optim
al dengan mem
berikan keteladanan dalam disiplin 3M
dan 3T.
K. Penguatan UKS/M
di Satuan Pendidikan
Senin 9 Maret 2020, M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem
Anwar
Makarim
telah menandatangani Surat Edaran N
omor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan COVID
-19 pada Satuan Pendidikan. Surat edaran yang ditujukan kepada kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, kepala lem
baga layanan pendidikan tinggi, pem
impin perguruan tinggi dan juga kepala sekolah di seluruh
Indonesia itu, berisi 18 instruksi. Salah satu instruksi yang berhubungan dengan U
KS/M, yaitu m
engoptimalkan peran U
saha Kesehatan Sekolah/Madrasah (U
KS/M)
atau unit layanan kesehatan di satuan pendidikan dengan cara berkoordinasi dengan
fasilitas pelayanan
kesehatan setem
pat dalam
rangka
pencegahan penyebaran CO
VID- 19.
Bertolak dari surat edaran tersebut, Tim Pelaksana U
KS/M di satuan pendidikan
yang terdiri dari kepala sekolah, guru pembina U
KS/M dan tenaga kependidikan,
peserta didik, komite sekolah, kepala desa/lurah, m
asyarakat setempat, dan
puskesmas, dapat berkoordinasi dengan Satgas CO
VID-19 di satuan pendidikan
dalam m
enjalankan beberapa peran selama penyelenggaraan PTM
.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
54RUAN
G UKS/M
USAHA
KESEHATA
N SEKO
LAH
1. Setiap satuan pendidikan diharapkan mem
iliki ruang UKS sesuai am
anah pada Perm
endiknas Nom
or 24 Tahun 20072. Ruang U
KS berfungsi untuk mem
isahkan warga satuan pendidikan yang sakit dari
yang tidak sakit dan mem
berikan pertolongan pertama yang sederhana bagi w
arga satuan pendidikan yang sakit
� ��2ODRHƥJ@RH�QT@MF�4*2���L
DLHKHJH�SDL
O@S�SHCTQ��JTQRH�C@M�LDI@
4. Peralatan kesehatan pada ruang UKS sebagaim
ana yang tercantum pada Buku
Pembinaan Tim
Pembina dan Pelaksana U
KS Tahun 2019, Kemendikbud.
5. Obat-obatan sederhana yang tersedia di ruang U
KS sebagaimana yang tercantum
pada Buku Pem
binaan Tim Pem
bina dan Pelaksana UKS Tahun 2019, Kem
endikbud.
67Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
2. D
ukungan untuk PJJ:
a. M
emperluas akses terhadap pem
belajaran daring dan pendidikan jarak jauh dengan m
emperluas konektivitas internet dan radio, serta akses ke
perangkat elektronik, dimulai dari w
ilayah yang sangat mem
butuhkan;
b. M
engingat sekolah dapat menjadi sum
ber akses internet bagi masyarakat
di daerah terpencil, Kemendikbud m
elalui UPT di daerah akan m
endorong pem
erintah daerah melakukan kem
itraan dengan instansi swasta dalam
penguatan sarana telekom
unikasi untuk mendukung pem
beajaran jarak jauh;
c. M
emprioritaskan 100 persen akses internet bagi seluruh sekolah untuk
mendukung guru dalam
meningkatkan pem
belajaran peserta didik;
d. Bekerja sam
a dengan guru dan kepala sekolah, melalui dinas provinsi dan
kabupaten/kota, untuk melaksanakan pengecekan (check-in) m
elalui telepon atau secara perorangan, dengan tetap m
engikuti protokol pembatasan
sosial untuk mem
astikan anak-anak tetap terlibat dalam pem
belajaran dan m
engatasi isu-isu akses daring dan televisi.
e. Pem
erintah daerah
dapat m
emperhatikan
para penerim
a Program
Indonesia Pintar (PIP) untuk m
emastikan bahw
a peserta didik dari keluarga berpenghasilan rendah dapat m
enerima bantuan tam
bahan; dan
f. M
enguji, mengevaluasi dan m
eningkatkan kualitas materi pem
belajaran jarak jauh yang tersedia m
elalui sumber dari institusi publik m
aupun swasta.
Guru dan peserta didik saat ini m
emiliki banyak pilihan untuk m
emilih
modalitas daring dan pem
belajaran jarak jauh lainnya, dan Kemendikbud
akan terus mem
perkaya sumber belajar yang efektif bagi peserta didik.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
66
D. D
ukungan Pembelajaran di M
asa Depan
Sesuai yang termaktub dalam
Keputusan Bersama M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan, M
enteri Agama, M
enteri Kesehatan, dan Menteri D
alam N
egeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pem
belajaran di Masa Pandem
i Coronavirus D
isease 2019 (COVID
-19) tanggal 30 Maret 2021, bahw
a setelah PTK di satuan pendidikan divaksinasi CO
VID-19 secara lengkap, pem
erintah pusat, pemerintah
daerah, kanwil, atau kantor Kem
enag mew
ajibkan satuan pendidikan untuk m
enyediakan layanan PTM terbatas dengan m
enerapkan protokol kesehatan, dan PJJ. M
engingat hal ini, berikut ini adalah dukungan pembelajaran untuk PTM
dan PJJ:
1. D
ukungan untuk PTM:
a. M
emastikan bahw
a pembukaan kem
bali sekolah didahului atau disertai dengan kam
panye pendaftaran ulang untuk mem
inimalkan peserta didik
putus sekolah. Peserta didik yang berisiko tinggi putus sekolah harus m
enerima dukungan dan kom
unikasi tertentu, misalnya m
elalui saluran siaga lokal untuk orang tua dan anggota m
asyarakat dalam m
elaporkan kebutuhan dukungan setiap peserta didik untuk m
endaftarkan kembali;
b. Bekerja sam
a dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
m
erancang kampanye secara intensif tentang infrastruktur sekolah dan
madrasah untuk m
emastikan berfungsinya w
astafel, toilet, dan penyedian ruang kelas yang m
emadai untuk m
enerapkan pembatasan sosial bagi
peserta didik, serta perpustakaan kelas yang lengkap;
c. M
enekankan pemulihan pem
belajaran ketika peserta didik kembali ke
sekolah demi m
encegah dampak negatif yang perm
anen bagi anak dan rem
aja. Hal ini m
eliputi:
1) Penilaian formatif di kelas untuk m
engidenti! kasi kerugian belajar;
2) Pedagogi dan kurikulum yang lebih terfokus yang m
emungkinkan
pembelajaran bertarget pada tingkat pem
belajaran khusus peserta didik, didukung oleh pelatihan praktik dan evaluasi untuk kepala sekolah dan guru; dan
3) Penggunaan pengajaran dan teknologi secara terpadu untuk menjam
in bahw
a semua peserta didik m
enerima dukungan yang m
ereka butuhkan.
d. M
engoptimalkan peran Tim
Pelaksana UKS/M
di satuan pendidikan melalui
koordinasi dengan Satgas COVID
-19 di satuan pendidikan, terutama dalam
m
itigasi risiko COVID
-19 dan edukasi PHBS, serta gizi anak sekolah.
55Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
Lebih jauh, Tim Pelaksana U
KS/M, dapat lebih m
engoptimalkan fungsi Trias
UKS/M
dengan
terlibat aktif
dalam
penyelenggaraan PTM
, terutam
a untuk
meningkatkan
Perilaku H
idup Bersih
dan Sehat
(PHBS),
serta m
enciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, sehingga m
emungkinkan pertum
buhan dan perkem
bangan yang harmonis peserta didik.
L. Peran UKS/M
dalam Edukasi PH
BS
Peran UKS/M
di masa Pandem
i COVID
-19 sangat signi! kan. Organisasi yang
telah dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project di Jakarta dan Bekasi, dapat
mem
berikan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PH
BS), yaitu sekum
pulan perilaku
yang dipraktikkan
atas dasar
kesadaran sebagai
hasil pem
belajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelom
pok atau masyarakat
mam
pu menolong dirinya sendiri (m
andiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mew
ujudkan kesehatan masyarakat.
Dengan pengalam
an di bidang PHBS, Tim
Pelaksana UKS/M
dapat mendorong
warga satuan pendidikan m
eningkatkan PHBS di tatanan rum
ah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tem
pat kerja, tatanan tempat um
um dan tatanan
fasilitas kesehatan. Di baw
ah ini pembiasaan PH
BS di lima lokasi:
Tabel 3. 5 PHBS di Lim
a Lokasi
�N
�NJ@RH�JSHUHS@R
¬�����CH��TL
@G��@MFF@
�H�QTL
@G�S@MFF@~�R@R@Q@M�OQHLDQ�G@QTR�L
DLOQ@JSHJJ@M�
ODQHK@JT�X@MF�C@O@S�LDMBHOS@J@M��TL
@G��@MFF@��DQ§����~�
X@MF�LDMB@JTO�ODQR@KHM@M�CHSNKNMF�NKDG�SDM@F@�JDRDG@S@M~�
LDL
ADQH�A@XH�����DJRJKTRHE~�LDMHL
A@MF�A@KHS@�RDSH@O�ATK@M~�LDMFFTM@J@M�@HQ�ADQRHG~�L
DMBTBH�S@MF@M�CDMF@M�@HQ�ADQRHG�C@M�R@ATM~�ODMFDKNK@@M�@HQ�L
HMTL�C@M�L
@J@M�CH�QTL@G�
S@MFF@~�LDMFFTM@J@M�I@L
A@M�RDG@S���SNO��T@MF��HQ��DR@Q��DL
A@Q@MF@M��SNO������~�ODMFDKNK@@M�KHLA@G�B@HQ�
CH�QTL@G�S@MFF@~�L
DLAT@MF�R@L
O@G�CH�SDLO@S�R@L
O@G~�LDL
ADQ@MS@R�IDMSHJ�MX@LTJ~�L
@J@M�AT@G�C@M�R@XTQ�RDSH@O�G@QH~�L
DK@JTJ@M�@JSHUHS@R�EHRHJ�RDSH@O�G@QH~�SHC@J�LDQNJNJ�CH�
C@K@L�QTL
@G�C@M�K@HM§K@HM�
�����CH��MRSHSTRH�
�DMCHCHJ@M
�H�HMRSHSTRH�ODMCHCHJ@M��J@L
OTR~�RDJNK@G~�ODR@MSQDM~�RDLHM@QH~�
O@CDONJ@M�C@M�K@HM§K@HM�~�R@R@Q@M�OQHLDQ�G@QTR�L
DLOQ@JSHJJ@M�
ODQHK@JT�X@MF�
C@O@S�LDMBHOS@J@M�
�MRSHSTRH��DMCHCHJ@M�
�DQ§����~�X@MF�L
DMB@MFJTO�@MS@Q@�K@HM�LDMBTBH�S@MF@M�
LDMFFTM@J@M�R@ATM~�L
DMFJNMRTLRH�L
@J@M@M�C@M�LHMTL
@M�RDG@S~�L
DMFFTM@J@M�I@LA@M�RDG@S~�L
DLAT@MF�R@L
O@G�CH�SDL
O@S�R@LO@G~�SHC@J�L
DQNJNJ~�SHC@J�LDMFJNMRTL
RH��@QJNA@~�
�KJNGNK~��RHJNSQNOHJ@�C@M��@S��CHJSHE�K@HMMX@��������~�SHC@J�
LDKTC@G�RDL
A@@Q@MF�SDLO@S~�L
DLADQ@MS@R�IDMSHJ�MX@L
TJ�C@M�K@HM§K@HM�
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
56
�N
�NJ@RH�JSHUHS@R
®�����CH��DL
O@S��DQI@
�H�SDL
O@S�JDQI@��J@MSNQ~�O@AQHJ�C@M�K@HM§K@HM�~�R@R@Q@M�OQHLDQ�
G@QTR�LDL
OQ@JSHJJ@M�ODQHK@JT�
X@MF�C@O@S�
LDMBHOS@J@M�
�DLO@S��DQI@��DQ§��
��~�X@MF�LDMB@JTO�L
DMBTBH�S@MF@M�CDMF@M�R@ATM~�L
DMFJNMRTLRH�L
@J@M@M�C@M�LHMTL
@M�RDG@S~�LDMFFTM@J@M�I@L
A@M�RDG@S~�LDL
AT@MF�R@LO@G�CH�SDL
O@S�R@L
O@G~�SHC@J�LDQNJNJ~�SHC@J�L
DMFJNMRTLRH��
����~�SHC@J�LDKTC@G�RDL
A@Q@MF�SDLO@S~�L
DLADQ@MS@R�IDMSHJ�MX@L
TJ�C@M�K@HM§K@HM�
¯�����CH��DL
O@S��LTL
�H�SDL
O@S�TLTL
��SDLO@S�HA@C@G~�O@R@Q~�ODQSNJN@M~�SDQL
HM@K~�CDQL
@F@�C@M�K@HM§K@HM�~�R@R@Q@M�OQHLDQ�G@QTR�L
DLOQ@JSHJJ@M�
ODQHK@JT�X@MF�C@O@S�LDMBHOS@J@M��DL
O@S��LTL
��DQ§����~�
X@MF�LDMB@JTO�L
DMBTBH�S@MF@M�CDMF@M�R@ATM~�LDMFFTM@J@M�
I@LA@M�RDG@S~�L
DLAT@MF�R@L
O@G�CH�SDLO@S�R@L
O@G~�SHC@J�LDQNJNJ~�SHC@J�L
DMFJNMRTLRH��
����~�SHC@J�LDKTC@G�CH�
RDLA@Q@MF�SDL
O@S~�LDL
ADQ@MS@R�IDMSHJ�MX@LTJ�C@M�K@HM§K@HM�
°�����CH�@RHKHS@R�
�DK@X@M@M��DRDG@S@M
�H�E@RHKHS@R�ODK@X@M@M�JDRDG@S@M��JKHMHJ~��TRJDRL
@R~�QTL@G�
R@JHS�C@M�K@HM§K@HM�~�R@R@Q@M�OQHLDQ�G@QTR�L
DLOQ@JSHJJ@M�
ODQHK@JT�X@MF�
C@O@S�LDMBHOS@J@M�
@RHKHS@R�ODK@X@M@M�
JDRDG@S@M��DQ§����~�X@MF�L
DMB@JTO�LDMBTBH�S@MF@M�CDMF@M�
R@ATM~�LDMFFTM@J@M�I@L
A@M�RDG@S~�LDL
AT@MF�R@LO@G�CH�
SDLO@S�R@L
O@G~�SHC@J�LDQNJNJ~�SHC@J�L
DMFJNMRTLRH��
����~�SHC@J�L
DKTC@G�CH�RDLA@Q@MF�SDL
O@S~�LDL
ADQ@MS@R�IDMSHJ�MX@L
TJ�C@M�K@HM§K@HM�
65Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
terdampak ekonom
i yang sulit untuk menyediakan m
akan sehat bagi keluarga term
asuk anak sekolah; dan ketiga, sebagai insentif bagi keluarga/anak untuk tetap sekolah. H
al ini penting dilakukan untuk mengurangi tingkat putus sekolah.
Apabila program pem
berian makan di sekolah akan diterapkan, sebaiknya
mem
perhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. M
emprioritaskan daerah-daerah yang raw
an pangan dan gizi (mengikuti
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan 2020 yang diterbitkan oleh Badan Ketahanan Pangan, Kem
entan);
2. Apabila m
emungkinkan m
emprioritaskan pem
belian bahan pangan dari petani lokal, seperti sayuran, telur, ayam
, ikan dan buah-buahan segar;
3. M
emastikan m
akanan yang diberikan di sekolah mengandung gizi seim
bang sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah;
4. M
enerapkan protokol kesehatan dalam penyiapan m
akanan, termasuk prinsip
keamanan pangan;
5. M
emastikan kebersihan diri bagi penyedia m
akanan dan ketersediaan alat pelindung
seperti m
asker, sarung
tangan, tutup
kepala, celem
ek, serta
ketersediaan bahan pembersih dan desinfektan; dan
6. M
emastikan anak m
encuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum
dan setelah m
akan.
C. Indikator yang Harus D
ipantau
1. Peserta didik yang m
asih belajar dari rumah;
2. Tingkat kehadiran, stres, dan m
otivasi guru;
3. Pelaksanaan asesm
en peserta didik secara berkala;
4. Pelaksanaan
diferensiasi pengajaran,
model
diferensiasi pengajaran
yang digunakan guru; dan
5. Tren pem
belajaran berbagai kelompok peserta didik (langkah ini m
embutuhkan
data asesmen secara terperinci).
Idealnya, proses pemantauan didesain sedem
ikian rupa dan berbasiskan aplikasi agar perubahan pada tingkat satuan pendidikan dapat terlihat.
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
64
6. G
uru sebaiknya mem
ilih praktik yang sesuai dengan kondisi yang ia hadapi. Lalu, lakukan evaluasi terhadap efektivitas m
etode diferensiasi pengajaran m
enggunakan instrumen asesm
en berkala;
7. Tunda pelatihan guru hingga kondisi m
ulai mem
baik. Pandemi m
emberi
tekanan lebih kepada guru. Ditam
bah motivasi dan kem
ampuan m
ereka yang secara um
um rendah. Pelatihan guru dapat kem
bali dilaksanakan saat kondisi secara um
um telah m
embaik;
8. Sadari bahw
a model pem
belajaran campuran (tatap m
uka dan jarak jauh) akan m
akin sering dilakukan di masa depan, khususnya di daerah padat penduduk.
Banyak peserta didik yang masih harus belajar dari rum
ah. Peserta didik yang tertular atau tinggal bersam
a orang dewasa yang tertular, serta gelom
bang penularan kedua, dapat m
enyebabkan peserta didik harus tetap berada di rum
ah. Banyak orang tua yang mungkin m
emilih untuk m
elarang anaknya ke luar rum
ah (termasuk ke sekolah);
9. Ke depan, perlu ada pengem
bangan sistem untuk pem
belajaran campuran.
Sistem tersebut dapat m
elibatkan orang tua hanya jika orang tua bersedia dan m
ampu m
emberikan dukungan;
10. Poin B nomor 9, Perlu adanya penerapan sistem
pembelajaran cam
piran (Blended Learning) baik secara on-line dan o$ -line.
11. Pantau dengan cermat kondisi guru dan peserta didik, terutam
a untuk mengenali
tanda-tanda adanya tekanan psikologis. Semakin lam
a sekolah ditutup, masalah
yang timbul bisa jadi lebih berat. D
i tingkat SMP dan SM
A, guru bimbingan
konseling dapat mem
impin upaya ini. D
i tingkat SD, pemerintah daerah dapat
menyediakan konselor yang m
elakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dan rum
ah-rumah; dan
12. Pertimbangkan untuk m
enerapkan program pem
berian makan di sekolah.
Izinkan sekolah menggunakan sebagian dari dana BO
S untuk menyediakan
makanan bernutrisi bagi peserta didik di sekolah. Sekolah di perdesaan dapat
bekerja sama dengan kepala desa untuk m
enggunakan Dana D
esa, atau bekerja sam
a dengan program penyedia m
akanan milik pem
erintah lainnya. Program
ini sangat penting untuk mendukung pem
belajaran dan dapat mengurangi
dampak negatif dari tekanan ekonom
i.
Pemberian m
akan di sekolah penting di masa pandem
i COVID
-19, karena tiga alasan. Pertam
a, agar anak tetap sehat dan mem
iliki respons imunitas yang
cukup. Kedua, sebagai bagian dari jaring pengaman sosial khususnya bagi keluarga
57Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
+
A
MEM
BUDAYA
KAN
Perilaku Hidup Bersih dan SehatPHBS
ME
NC
UC
I TAN
GA
N
MIN
UM
AIR
YA
NG
CU
KU
P
RU
TIN
BE
RO
LAH
RA
GA
ISTIR
AH
AT
YA
NG
CU
KU
P
SAN
ITASI Y
AN
G B
AIK
ME
NJA
GA
KE
BE
RSIH
AN
ME
MB
UA
NG
SAM
PA
HP
AD
A T
EM
PA
TN
YA
MA
KA
N M
AK
AN
AN
SEIM
BA
NG
RU
MA
HTEM
PAT
UM
UM
SEKO
LAH
FAS
ILITAS
KES
EHATA
N
TEMP
AT KER
JA
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
5863
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
secara perorangan. Apabila asesmen diagnostik tidak tersedia, guru dapat
menggunakan asesm
en untuk kelas yang lebih rendah, misalnya soal tes kelas 4
(empat) diujikan kepada peserta didik kelas 5 (lim
a);
3. Lanjutkan asesm
en low-stakes secara berkala sepanjang tahun ajaran. U
ntuk m
elacak perkembangan pem
belajaran, peserta didik harus menjalani asesm
en low
-stakes secara berkala. Siklus asesmen sebaiknya pendek di aw
al, misalnya,
setiap dua minggu sekali. Sedapat m
ungkin, gunakan instrumen asesm
en yang dapat dibandingkan dari w
aktu ke waktu;
4. Tekankan
pada upaya
menciptakan
kemajuan
dalam
pembelajaran
(berdasarkan titik awal kem
ampuan peserta didik, bukan berdasarkan standar
kurikulum).
Fokuslah pada
perbaikan kem
ampuan
literasi dan
numerasi.
Penilaian perkembangan peserta didik hendaknya tidak m
engacu kepada standar kurikulum
, melainkan peningkatan dari tingkat pem
belajaran peserta didik saat baseline. Ketika m
enyusun rencana untuk mem
ulihkan penurunan kem
ampuan peserta didik, ingatlah bahw
a menetapkan target yang terlalu
tinggi dapat menim
bulkan tekanan baru pada guru dan peserta didik;
5. Sediakan seperangkat alat (tool kit) yang dapat langsung digunakan oleh guru dalam
mem
praktikkan diferensiasi pengajaran. Pengalaman peserta didik
belajar dari rumah bisa jadi berbeda-beda sehingga penurunan kem
ampuan
peserta didik dalam satu kelas bisa sangat bervariasi. D
iferensiasi pengajaran harus diperhatikan. Peserta didik perlu m
endapat pengajaran sesuai dengan tingkat pem
belajarannya saat ini. Pedoman pengajaran sebaiknya m
encakup praktik-praktik sederhana yang langsung dapat diadopsi guru;
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
62
Lingkungan berikutnya adalah sekolah. Guru sebagai lingkungan paling dekat
di luar orang tua berperan penting dalam m
enjaga psikososial peserta didik. Kehadiran guru yang aktif m
enyapa—baik daring atau luring—
akan mem
buat peserta didik m
erasa terus diperhatikan. Guru harus terus m
enjalankan perannya secara profesional, personal dan sosial. D
i sini guru dituntut untuk adaptif dalam
mengantarkan m
ateri edukasi dan stimulasi terhadap peserta didik dengan
mem
anfaatkan teknologi.
Dukungan psikososial untuk peserta didik selanjutnya adalah dari m
asyarakat. Seiring akses inform
asi yang mudah, m
asyarakat luas mem
iliki peran untuk m
enyebarkan informasi posistif terkait CO
VID-19. Inform
asi yang salah turut m
empengaruhi psikologis orang tua dan/atau pengasuh, sehingga dapt berdam
pak pada pola pengasuhan anak yang berada di usia sekolah.
Peran berikutnya diemban oleh Pem
erintah sebagai otoritas pembuat kebijakan
terkait penanganan dampak psikososial akibat pandem
i COVID
-19. Dalam
hal ini, Kem
enterian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan Pedom
an D
ukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada CO
VID-19, yang dapat diunduh
di lam
an https://covid19.kem
kes.go.id/protokol-covid-19/pedoman-dukungan-
kesehatan-jiwa-dan-psikososial-pada-pandem
i-covid-19.
Adanya sinergi yang baik dari orang tua, guru, masyarakat, dan pem
erintah, diharapkan dapat m
eminim
alkan dampak Pandem
i COVID
-19, sekaligus menjaga
dan mengem
bangkan aspek psikososial bagi peserta didik, terutama yang berada
di jenjang PAUD
.
B. Pemulihan Pem
belajaran untuk Peserta Didik
Ada banyak referensi tentang tata cara mem
ulihkan penurunan kemam
puan peserta didik akibat learning loss dan literacy loss selam
a Pandemi CO
VID-19. Satu
di antaranya adalah buku “Mem
ulihkan Penurunan Kemam
puan Peserta Didik saat
Sekolah di Indonesia Dibuka Kem
bali”, terbitan Smeru Reseacrh Institute. Berikut ini
langkah-langkahnya:
1. Adakan pertem
uan dengan orang tua peserta didik untuk mem
berikan penjelasan tentang rencana m
embuka kem
bali sekolah. Jika pertemuan dalam
kelom
pok kecil dianggap terlalu berisiko, pertemuan dapat dilakukan secara
daring atau kunjungan dari rumah ke rum
ah;
2. Lakukan asesm
en pembelajaran pada sem
ua peserta didik saat masuk sekolah
kembali. Sekolah dapat m
elakukan asesmen diagnostik berbasis aplikasi
atau komputer untuk peserta didik kelas 4 ke atas. U
ntuk peserta didik kelas 4 ke baw
ah, guru perlu melakukan asesm
en literasi dan numerasi dasar
59Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
PEMULIH
AN
PEM
BELAJA
RAN
BAB IV
Telah
disinggung pada
BAB sebelum
nya bahw
a Pandem
i CO
VID-19
telah m
enyebabkan learning lost dan literacy lost kepada peserta didik. Karena itu, perlu dilakukan sejum
lah upaya pemulihan pem
belajaran kepada peserta didik.
Di sisi lain, CO
VID-19 tidak hanya berdam
pak pada kesehatan ! sik manusia, tapi
juga berisiko terhadap kesehatan jiwa dan psikososialnya. M
engingat hal ini, maka
pada BAB IV ini akan diulas tentang langkah-langkah pemulihan pem
belajaran, baik yang m
enyentuh aspek afektif maupun aspek kognitif w
arga satuan pendidikan, terutam
a peserta didik.
A. D
ukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial
Secara um
um,
manusia
yang berada
dalam situasi Pandem
i COVID
-19, baik yang terdam
pak secara langsung atau tidak, akan m
erasakan:
1. Takut jatuh sakit dan m
eninggal;
2. Tidak m
au datang ke fasilitas layanan kesehatan
karena takut
tertular saat
dirawat;
3. Takut
kehilangan m
ata pencaharian,
tidak dapat bekerja selama isolasi, dan
dikeluarkan dari pekerjaanya;
4. Takut
diasingkan m
asyarakat/dikarantina karena
dikait-kaitkan dengan
penyakit (seperti rasisme terhadap orang yang berasal atau dianggap berasal
dari tempat-tem
pat terdampak);
5. M
erasa tidak berdaya untuk melindungi dan/atau takut kehilangan orang-orang
terkasih karena virus yang menyebar;
6. Takut terpisah dari orang-orang terkasih dan pengasuh karena aturan karantina;
7. M
enolak untuk mengurusi anak kecil yang sendirian atau terpisah, penyandang
Panduan Aman
Pembelajaran Tatap M
uka Terbatas
60
disabilitas atau orang berusia lanjut karena takut infeksi, karena orang tuanya atau pengasuhnya dikarantina;
8. M
erasa tidak berdaya, bosan, kesepian dan depresi selagi diisolasi; dan
9. Takut m
engalami pengalam
an wabah sebelum
nya.
Rasa takut, kekhawatiran yang m
endalam dan faktor penyebab tekanan yang
terus ada di masyarakat selam
a wabah CO
VID-19 tersebut, dapat m
enyebabkan konsekuensi jangka panjang kepada w
arga satuan pendidikan dan keluarganya, seperti:
1. M
elemahnya hubungan sosial, dinam
ika lokal dan ekonomi;
2. Stigm
a terhadap pasien yang selamat sehingga ditolak m
asyarakat;
3. Kem
ungkinan timbulnya am
arah dan permusuhan terhadap pem
erintah dan tenaga garis depan;
4. Kem
ungkinan rasa-ragu atas informasi dari pem
erintah dan otoritas lain; dan
5. Kem
ungkinan kambuhnya gangguan kesehatan jiw
a dengan penyalahgunaan obat-obatan, dan akibat-akibat negatif lain karena orang m
enghindari fasilitas kesehatan atau tidak dapat m
enjangkau tenaga kesehatan.
Mengingat potensi kerugian tersebut, m
aka warga satuan pendidikan yang
terdampak CO
VID-19 secara langsung m
aupun tidak langsung, perlu mem
peroleh D
ukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (D
KJPS).
Secara global istilah DKJPS atau M
ental Health and Psychososcial Support (M
HPSS) digunakan dalam
Panduan Inter Agency Standing Comm
ittee (IASC) dalam
Situasi Kedaruratan, yang berarti dukungan jenis apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan m
elindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan/atau
mencegah serta m
enangani kondisi kesehatan jiwa dan psikososial. D
KJPS dipakai berbagai pihak untuk m
erespons kondisi kedaruratan maupun bencana, salah
satunya pandemi CO
VID-19.
DKJPS m
engintegrasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosiokultural di bidang kesehatan, sosial, pendidikan dan kom
unitas, serta untuk menekankan
perlunya pendekatan-pendekatan yang beragam dan saling m
elengkapi dari berbagai profesi dalam
mem
berikan dukungan yang sesuai.
DKJPS
dalam
Situasi Kedaruratan
mengedepankan
berbagai tingkatan
intervensi agar
diintegrasikan dalam
kegiatan
respons pandem
i. Tingkatan-tingkatan
ini disesuaikan
dengan spektrum
kebutuhan
kesehatan jiw
a dan
61Panduan Am
an Pem
belajaran Tatap Muka Terbatas
psikososial dan digambarkan dalam
piramida intervensi (gam
bar 4.1), mulai dari
mem
pertimbangkan aspek sosial dan budaya dalam
layanan-layanan dasar, hingga m
emberikan layanan spesialis untuk orang-orang dengan m
asalah kesehatan jiwa
dan psikososial yang lebih berat.
Gam
bar 4. 1 Piramida Intervensi D
ukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial (IASC, 2020)
Sumber: Pedom
an Dukungan Kesehatan Jiw
a dan Psikososial pada Pandemi CO
VID-19, Kem
enterian Kesehatan RI
Prinsip-prinsip utamanya adalah jangan m
enyakiti, menjunjung hak asasi
manusia dan kesetaraan, m
enggunakan pendekatan partisipatif, meningkatkan
sumber daya dan kapasitas yang sudah ada, m
enjalankan intervensi berlapis, dan m
enjalankan tugas dengan sistem dukungan terintegrasi.
DKJPS untuk Peserta D
idik
Dalam
kondisi Pandemi CO
VID-19, orang tua tidak boleh stres terlebih dahulu
sehingga mereka bisa m
emenuhi hak-hak pengasuhan anaknya yang berada di
usia sekolah, terutama di jenjang PAU
D. Kreativitas orang tua dalam berinteraksi
juga mem
pengaruhi mental anak-anak untuk tetap ceria dan bersedia bergaul
dengan orang-orang di sekitarnya. Orangtua juga didorong untuk m
enggunakan kata-kata positif dalam
menjelaskan situasi terkait pandem
i, sehingga anak tidak m
erasa stres karena tidak aman.