pendidikan kesehatan, bermain, ceramah, usia sekolah dasar
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE BERMAIN TERHADAP PENYULUHAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
(The Effect Of Role Playing Method To Dental Health Education)
Meiske RusliTritana Gondhoyoewono
Fakultas Kedokteran GigiUniversitas TrisaktiJakarta, Indonesia
ABSTRACT
One of effort of school dental health program for elementary school (UKGS) is dental
health education, and the method of the lecturing is most common used. Based from
the phenomena, the development of a new strategy in dental health education is
needed for school dental program. This study is specifically designed to examine the
efficacy of role playing compared to the lecture method for dental health aducation.
The subjects were the third and fifth grade students from St.Paulus elementary
school, west jakarta. Preliminary test and post test, were carried out to assess the
improvement of knowledge in students. One group using lecture method and another
group using role playing method. From the analyze using t-test by p=0,000 that's why
there is differentation and from the average (Mean) shown on the counseling by
playing method. Result show that are increase of knowlwdge on both counseling
group, but seen a higher increase on role playing ethod group 91,7838) than lecture
method (0,4211). It suggested that the role playing method can be recommended to be
used for dental health education.
Key Word : Dental health education, role playing, lecture, elementary school edge
ABSTRAK
Salah satu program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah pendidikan kesehatan gigi
dan mulut, dan metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Dengan
mempertimbangkan strategi pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk program
Usaha kesehatan Gigi Sekolah, penelitian ini secara khusus akan menguji efektifitas
metode bermain terhadap metode ceramah dalam penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut. Subjek adalah murid-murid kelas tiga dam kelas lima Sekolah Dasar
St.Paulus, Jakarta Barat. Pre-test dan post-test dilakukan unutk mengetahui perbedaan
pengetahuan pada murid-murid. Satu kelompok akan diberikan metode ceramah dan
kelompok lainnya diberikan metode bermain. Pada hasil penelitian menunjukkan
rata-rata (mean) pada metode bermain (1,7838) dan pada metode ceramah (0,4211).
Berdasarkan analisis data yang didapatkan dengan menggunakan uji t (t-test) didapat
nilai p=0,000 (a=0,05) hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut bermakna.
Oleh karena itu disarankan agar penyuluhan kesehatan gigi dan mulut lebih sering
dilakukan dengan metode bermain.
Kata kunci : Penyuluhan, bermain, ceramah, Usia sekolah Dasar
PENDAHULUAN
Sejak awal kehidupan manusia sudah terjadi perubahan pada seluruh tubuh dan
pikiran manusia yang berdampak sangat penting terhadap pengetahuan, kemampuan
bersosial, dan kematangan emosi dari anak tersebut. Oleh karena itu pola penyuluhan
kesehatan gig dan mulut pada anak-anak akan lebih berhasil jika dilakukan dengan
berpedoman pada proses belajar dan bermain, dimana hal tersebut sesuai dengan
perkembangan jiwa dari anak tersebut. (1)
Salah satu program penyuluhan yang sering dilakukan adalah Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) dimana bertujuan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut
siswa yang baik, sehingga sewaktu siswa lulus dari sekolah tidak mengalami
gangguan serius pada giginya. Adapun metode penyuluhan yang sering digunakan
adalah metode ceramah dan metode bermain, dimana penyuluhan dengan penyuluhan
dengan metode bermain memiliki nilai tambah lebih. (2) Oleh karena itu penelitian
dilakukan unutk mengetahui tingkat efektifitas metode bermain bila dibandingkan
dengan metode ceramah pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dalam
meningkatkan pengetahuan anak-anak sekolah dasar.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada sekelompok masyarakat
tertentu, dimana pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya
suatu pengetian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. (3)
Menurut Budiharto (1998), terdapat beberapa jenis penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut namun yang paling sering digunakan adalah penyluhan kesehatan gigi dan
mulut dengan metode ceramah dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan
metode bermain.
Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Masa usia anak adalah transisi dalam interaksi sosial dimana terjadi perubahan figur
tokoh (model) akan beroengaruh pada diri anak, dimana tokoh ibu akan digantikan
dengan tokoh guru. Untuk itu didalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu
adanya kerja sama yang baik dengan guru. (5) Menurut Piaget, pola perkembangan
anak dibagi menjadi 4 tahapan : stadium Sensorimotorik (0-18 atau 24 bulan),
Stadium Praoperasional (1-7tahun), Stadium operasional konkrit (7-11 tahun),
Stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). (6)
Makin tinggi umur anak, tingkah lakunya makin terorganisasi dan mempunyai
tujuan-tujuan yang dikenal sebagai tingkah laku bermotif. Selanjutnya Harlod
menyatakan, ada beberapa teori tentang proses perubahan perilaku antara lain:
pengembangan serta penyebaran (research development and dissemination), dan
perubahan sikap (Attitude Change). (2)
Pola bermain dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Bermain adalah suatu kegiatan dengan atau tanpa menggunakan sesuatu dimana
diberikan kesenangan, informasi, bahkan imajinasi terhadap sesuatu. (7) Permainan
dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut harus sesuai dengan karakteristik dari
masa yang akan diberikan penyuluhan. Oleh karena itu menurut Buhler, macam
permainan dalam penyuluhan dibagi berdasarkan umur yaitu : Permainan fungsi
anggota tubuh (3-6 tahun), permainan latihan memperlakukan benda-benda,
permainan motorik, vokal, pengindraan.
Pengaruh metode bermain pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Berger, A dkk (2000) menyatakan, permainan dapat melintasi berbagai usia,
permainan mempengaruhi penampilan anak-anak dimuka umum menjadi lebih
nyaman, sebagai penolong dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. (1)
Sedangkan hasil penelitian Castilo L, dkk (1990) di Durango, Mexico kepada 300
anak-anak usia 8-11 tahun yang diambil secara acak menunjukkan bahwa permainan
merupakan suatu alternatif dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah
dasar. (8) pernyataan tersebut diperkuat oleh Cohen san brandley proses belajar lebih
aktif, dan lebih menyenangkan jika digabungkan dengan permainan. (9) hasil yang
dapat disimpulkan adalah penyuluhan yang merupakan suatu proses belajar akan
lebih berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan jika digabungkan dengan
permainan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah uji ekperimental, dan hasil
penelitian dihitung dengan uji-t (t-test), sedangkan populasi dan sampel penelitian
yang diambil adalah murid kelas III dan V sekolah dasar St.Paulus. Pengambilan
sample untuk uji validitas dan reabilitas dilakukan pada tanggal 13 November 2003
pada 30 murid-murid SD St.Paulus kelas IV yang diambil secara acak diman murid-
murid tersebut tidak diikutsertakan dalam penelitian. Sedangkan pelaksanaan
penelitian adalah tanggal 15 November 2003 pada murid-murid SD St.Paulus kelas
III dan V secara acak.
Cara kerja dari penelitian ini dimulai dari mengumpulkan data dengan menggunakan
kuesioner, yang meliputi data pengetahuan murid sekolah dasar mengenai kesehatan
gigi dan mulut. Murid-murid SD St.Paulus kelas III dan V tanpa diberikan penjelasan
diberikan kuesioner untuk mengetahui data awal guna mengetahui pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut, kemudian murid-murid tersebut dibagi secara
acak menjadi 2 kelompok. Dimana kelompok yang satu diberkan penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah, sedangkan kelompok kelompok
yang lain diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode bermain
selama kurang lebih 30 menit kepada kedua kelompok oleh orang yang sama.
Pascates akan diberikan melalui kuesioner yang sama baik kepada kelompok yang
diberikan perlakuan ceramah dan bermain. Setelah data terkumpul, data tersebut akan
dianalisis melalui analisis deskriptif dan uji statistik.
HASIL PENELITIAN
Uji validitas dan reabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach (Alpha) didapatkan
hasil dimana pad auji validitas diperoleh koefisien korelasi yang valid : 0.3717-
0,6417. Sedangkan pada uji reabilitas diperoleh alpha:0,8920 dengan demikian
menunjukkan bahwa kuesioner ini tergolong handal.
Pada analisis deskriptif dimana berdasarkan karekteristik reponden terlihat bahwa
pada murid SD kelas III sebanyak 41 orang(55%), sedangkan murid kelas V sebanyak
34 orang (45%), dengan 46% responden adalah laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dimana p-value berdasrkan angka SPSS
adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat perbedaan antara
metode bermain dengan metode ceramah . Hal tersebut juga didukung rata-rata dari
hasil statistik pada penyuluhan dengan metode bermain (1,7838) lebih tinggi dari
penyuluhan dengan metode ceramah (0,4211), sehingga dapat disimpulkan bahwa
pwnyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode bermain lebih baik dari pada
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah.
PEMBAHASAN
Penelitian-penelitian yang mendukung antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fuller S.S (2001) pada anak-anak SD di Inggris,
dikatakan bahwa metode bermain telah menjadi pelopor kesehatan secara lisan dalam
promosi kesehatan gigi dan mulut. (10)
2. Makuch (2001) pada anak-anak usia 7-13 tahun di Inggris, dengan menggunakan
metode bermain akan menyebabkan peningkatan pengetahuan jika dibandingkan
dengan metode ceramah. (11)
3. Castillo, dkk (2001) di kota Durango, Mexico pada anak usia 9-11 tahun, yang
diperkuat oleh Tai, dkk (2001) di Wuhan, Cina pada 233 anak-anak, menunjukkan
bermain adalah suatu alternatif dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut. (8,12)
4. Penelitian Mullay (2002) di Nothern ireland, menunjukkan kegiatan bermain dapat
merangsang daya ingat anak-anak dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang
diberikan. (7)
5. Kupietzky (1993) di New Jersey, menunjukkan metode bermain yang diberikan
dapat mendukung suatu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. (13)
Berdasarkan hasil-hasil penelitian diatas menujang hasil penelitian ini, yakni metode
bermain lebih baik dari metode ceramah dalam penyuluhan gigi dan mulut pada anak
usia sekolah dasar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan secara non formal,
metode yang paling sering digunakan adalahBerger metode ceramah dan metode
bermain. Dari hasil penelitian yang dilakukan, penyuluhan dengan metode bermain
lebih baik daripada metode ceramah.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar metode bermain lebih
sering digunakan pada anak-anak usia sekolah dasar, dan perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Berger A, Jones L, Rothbart MK, Posner MI. Computerized Games To Study
The Development Of Attention In Childhood. Behavior Res. Method
Instrument Computerized 2000; 32(2):297-303
2. Haelod SD. Health Programs And Health Education, ed. Ke-4. New York:
McGraw-Hill;1997.Hlm.310-20
3. Departemen Kesehatan RI. Upaya kesehatan gigi masyarakat (UKGM).
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat
kesehatan Gigi. Jakarta; 1999.Hal.4-17.
4. Budiharto. Pendidikan Kesehatan gigi. Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Gigi
Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi UI; 1998. Hlm.1-45.
5. Gondhoyoewono T. Pola Penuluhan Kesehatan Gigi Pada Anak Usia Taman
Kanak-Kanak Melalui Pendekatan Psikologi. Kursus penyegar dan
penambah Ilmu Kedokteran Gigi-IX. Jakarta; 1991:Oct 2-5
6. Monks FJ. Psikologi Perkembangan. Ed. Ke 6. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press; 1989. Hlm.132-78.
7. Mullaly B. Child Oral Healt Promotion Experience In Nothern Ireland. br Dent J
2002;192(3): 193-6.
8. Castillo L, Moran R, Romero G. Interviewing Children About Real And
Events:Revisiting The Narrative Elaboration Procedure. USA:Whittier
Collage. Tesis. 2001.
9. Good TL, Jere EB. Educational Psycology A Realistic Approach, Ed. Ke-4. New
York: LongMan; 1990.Hlm.206-32.
10. Fuller SS. The Development Of A National Oral Health Promotion Programme
For Pre-School Children In England. Int Dent J 2001; 51: 334-8.
11. Makuch A. Playing Games In Promoting Childhood Dental Health. Available
at:http//www.Nlm.nih/pubMed/makuch.html.2001.
12. Tai B, Du M, Fan M, Bian Z. Exeperience From A School-Based Oral Health
Promotion Programme In Wuhan City, PR China. Int J Ped Dent
2001;11(4):286-91.
13. Kupietzky A. Teaching Kindergarten And Elementary School Children Dental
Health: A Practical Presentation. J Clin Ped Dent 1993;17(40):255-9.