penegasan fungsi

37
ICj .... PENEGASAN FUNGSI Oleh: Poernomosidi H adj is a rosa Suryatin Wiyoto KOTA DEPARTEMEN PEKERJAAN . lJMUM DAN TENAGA LISTRIK / I._.,./' .I

Upload: dohuong

Post on 21-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENEGASAN FUNGSI

ICj

....

PENEGASAN FUNGSI

Oleh:

Poernomosidi H adj is a rosa

Suryatin

Wiyoto

KOTA

DEPARTEMEN PEKERJAAN . lJMUM DAN TENAGA LISTRIK

/ I._.,./'

. I

Page 2: PENEGASAN FUNGSI

-PENEGASAN FUNGSI

Oleh:

Poernomosidi Hadjisarosa

Suryatin

"\Vi yo to

KOTA

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRJK

Page 3: PENEGASAN FUNGSI

DAFT!1R ISI

HAL

A. KOTA TIMBUL KARENA TUNTUTAN EFFISIENSI 1 4

B. FUNGSI KOTA DALAM PERTUMBUHAN 5 9

C. KOTA SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK SATUAN 10 14

D.

E.

vliLAYAH EKONOMI ( S. W. E . ) DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN

SISTIM YANG MENDASARI PERANAN KOTA 15

POSISI PERENCANAAN PHISIK ( TATA RUANG ) 25 DALAM PEMBINAAN KOTA

24

28

Page 4: PENEGASAN FUNGSI

- 1 -

A. KOTA TIMBUL KARENA TUNTUTAN EFFISIENSI

no.1

Kegiatan - usaha manusia mempunyai fungsi : ( a ) sebagai penghasi1 jasa 1 ) dan barang 2), ( b ) sebagai sumber

pendapatan, dan ( c ) sebagai 1apangan kerja.

Dengan demikian kegiatan - usaha memberikan produk berupa

jasa, barang, pendapatan dan lapangan kerja. Produk-produk ini merupakan unsur pembentuk sasaran-sasaran yang mengisi tujuan-tujuan da1am kehidupan manusia.

no, 2

'

Kebutuhan hidup manusia se1alu bertambah;kebutuhan

hidup sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat serta seb~­

gai bangsa) kebutuhan hidup bernegara dan lain sebagainya. Pertambahan ini disebabkan karena tuntutannya sendiri selalu

meningkat dan jumlah manusianya juga selalu bertambah.

Untuk memenuhi kebutuhan yang se1alu bertambahitu,

kegiatan usahanya juga selalu berkembang. Adanya perkembang -an kegiatan ·· usaha menampakkan adanya gejala pertumbuhan da­lam kehidupan manusia. Dalam pada itu selalu dijaga, agar

tingkat pertumbuhan dapat mengimbangi pertambahan jum1ah pen­

duduk sebagai syarat perbaikan taraf kehidupan.

Page 5: PENEGASAN FUNGSI

- 2 -

no. 3

Pertumbuhan dalam kehidupan manusia, atau perkembangan

dalam kegiatan - usaha, hanya mungkin terjadi apabila berlang­

sung pemupukan ( akumulasi ) modal. Pemupukan modal terjadi

p~da kegiatan -· usaha yang tergolong dalam bidang ekonomi,atau dengan lain perkataan, kegiat.an-usaha yang tergolong bidang

ekonomi merupakan kegiatan-usaha yang memberikan produk "lang­sung" berupa surplus - modal. Oleh karena itu, perturnbuhan

hanya mungkin terjadi apabila cukup ada dan cukup terbinanya . 3)

kegiatan - usaha bidang ekonomi

no. 4

Sebagian terbesar kegiatan - usaha bidang ekonomi meli­

batkan "arus - barang". Kegiatan ini bermula pada sumber-sum­ber alam dan berakhir pada konsumen - akhir4).

no. 5

Sumber alam letaknya tersebar5). Konsumen - akhir letak

nyapun tersebar-sebar. Padahal~ keduanya itu saling dihubun&

kan, sehingga sifat "penyebarannya" lebih terasa lagi.

Derajad penyebaran" akan makin meningkat, apabila ruang

lingkup sistim yang dilibatkan makin luas,misalnya dari ruang

lingkup lokal neluas keseluruh pulau, .antar pulau serta dunia.

Dalam i·ada i tu, kesempatan berkembang akan makin besar,

apabila ruang ~.ingkup sistim yang dilibatkan ma.kin luas.

Prinsip ini bErpijak pada kenyataan) bahwa sumber-sumber alam

dalam suatu s~. 3tim i tu ada batasnya. Makin luas ruang lingkup

sistim yang d~Libatkan akan makin banyak ragam sumber alam

yang dapat di~tnfaatkan.

Page 6: PENEGASAN FUNGSI

- 3 -

Ruang lingkup sistim dapat menjangkau lebih dari satu negara. Dengan demikian terjadi perdagangan antar negara, s~

jalan dengan usaha masing···masing untuk memperoleh kesempatan berkembang yang besar.

no. 6

Perkembangan meningkat sejalan dengan meluasnya ruang lingkup sistim yang dilibatkan. Dengan demikian, peningkatan

perkembangan menghadapi peningkatan "derajad penyebaran", se­

perti yang dimaksudkan dalam no. 4.

"Derajad penyebaran;1 dihubungkan dengan masalah "arus­

barang11. Arus-barang berlangsung karena adanya "jasa- distri busi" 6 ). Arus jasa--distribusi memungkinkan berlangsungnya a­

rus - barang yang bermula pada tempat diketemukannya sumber -

alam dan berakhir pada konsumen - a1chir.

Barang, bermula dcngan bentuknya sebagai produk . ?)d . . . k kh. pr~mer an sepanJang perJalanannya menu]u ekonsumen - a ~r

memperoleh perlakuan jasa~jasa sckonder 8>, dalam hal kegunaan

dan k\olali tasnya sesuai dcngan tuntutan konsume:n - akhir.

Oleh karena itu, jasa -· sekonder sifatnya hanya sejauh meleng

kapi jasa- distribusi dalRm proses~emasaran.

Dalam hubungan ini maka jasa - distribusilah yang pertama-tama

harus menampung akibat atau memperhitungkan pengaruh"penyeba.E_

an".

no. 7

Dalam menghadapi sifat "penyebaran" seperti itu, terj!!_

dilah bentuk-bentuk yang mengikuti prinsip-prinsip effisiensi-

dalam proses distribusi, yaitu untuk menekan biaya

serendah-rendahnya.

pemasaran

Page 7: PENEGASAN FUNGSI

- IJ -

Diantaranya yang menonjol ialah TERMINAL JASA DISTRIBUSI g)

no. 8

Terminal Jasa distribusi menggambarkan pusat kegiatan­usaha perdag~ngan dan angkutan, sebagai bagian-bagian tak ter

pisahkan dalam sistim distribusi.

Kcgiatan - usaha tersebut membutuhkan jasa-jasa lain, baik yang tergolong dalam bidang ekonomi, sosial maupun poli tik ( pcmerintahan, hukum, keamanan ), yang berakibat mengun­

dang kegiatan-kegiatan-uaaha lain. Selain dari itu,kegiatan­usaha perdagangan dan angkutan tersebut melibatkan sejumlah. penduduk. Penduduk ini memerlukan kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, yang berarti mengundang juga kegiatan -kegiatan - usaha lain. Kegiatan-kegiatan - usaha lain itu melibatkan sej umlah penduduk ,. dan seterusnya.

Keseluruhannya, akhirnya menimbulkan konsentrasi penduduk de ngan segala aspek kehidupannya,yang nampak akhirnya sebagai ke hidupan kota.

Dengan demikian, rnaka "terminal jasa distribusi" meru pakan titik tumpu bagi tumbuh dan berkernbangnya kota, menu­

rut prinsip-prinsip ekonomi. Atau sebaliknya dapat dikatakan, bahwa kota yang mempunyai fungsi ekonomis dalam pertumbuhan­kehidupan manusia mempunyai fungsi sebagai terminal jasa dis­tribusi.

*"'*

Page 8: PENEGASAN FUNGSI

- 5 -

B. FUNGSI KOTA DALAM PERTUMBUHAN

no.9

Terminal jasa distribusi mengandung unsur perdagang~n

dan angkutan. Khusus dalam hubungannya dengan unsur perdagang an, terminal jasa distribusi berperan pula sebagai "pusat pe£,

daganga.n 11 • Dalam hubungan ini, harga- barang yang berlaku pa

da terminal merupakan "ukuran harga - pasar" bagi kegiatan-us~ ha produksi diwilayah sekitarnya. Dengan lain perkataan,seti ap kegiatan-usaha produksi pada dasarnya berusaha untuk menca

pai harga-pasar yang berlaku pada terminal.

Sesuai dengan itu, terminal jasa distribusi de ngan demikian juga kota _---- mempunyai fungsi pelayanan pe

masarEn kep~da wilayah sekitarnya.

no.lO

Kemampuan pelayanan pcmasaran mencapai suatu jangkauan tertentu lO). Wilayah, yang berada dalam jangkauan pelayanan

pemasaran suatu kota disebut "wilayah pengaruh" kota bersang kutan.

Peningkatan teknologi angkutan biasanya dikaitkan de ngan maksud untuk menurunkan biaya angkutan. Peningkatan tek nologi angkutan sedemikian itu akan membawa akibat memperluas wilayah - pengaruh kota, yang berarti akan memberikan keuntunK an lebih besar bagi kegiatan - usaha produksi yang ada dalam

Page 9: PENEGASAN FUNGSI

- 6 -

mencapai harga - pasar10) serta berarti makin besar kesempatan yang tersedia untuk memperoleh pelayanan pemasaran.

Peningkatan teknologi angkutan terjadi sejalan dengan meningkatnya arus barang. Atau dengan lain perkataan, gejala meningkatnya arus barang yang diikuti dengan peningkatan tek nologi angkutan akan membawa akibat meluasnya wilayah - penga ruh kota. Dalam pada itu, peningkatan teknologi angkutan pada suatu taraf ---- akan menuntut syarat berupa "pengumpul -an barang". "Pengumpulan barcmg" akan berarti tidak lain su atu terminal jasa distribusi. Dengan demikian maka suatu g~

jala meningkatnya arus barang yang diikuti dengan peningkatan­teknologi angkutan akan mendorong timbulnya terminal jasa dis tribusi baru ---- sebagai inti tumbuhnya kota baru.

no. 11

Sesuai dengan uraian diatas~ maka proses pertumbuh~n d~ lam kehidupan manusia akan ditandai dengan bertambahnya ju~

lah kota-kota, sebagai pencerminan penerapan prinsip prinsip effisiensi ( landasan pertumbuhan ).

Terminal jasa distribusi yang baru, merupakan pelengkap dari terminal yang telah ada sebelumnya atau berada dalam sub­ordinasi terminal yang telah ada sebelumnya, dalam proses pe masaran. Antar terminal tcrjalin kaitan dengan hubungan khis. Dalam hubunean ini antar terminal berlaku "orde" fungsinya. Terminal orde ke-1, merupakan terminal yang berada dalam sub~ordinasi suatu terminal manapun.

hirar dalam tidak

Terminal orde ke-2, berada dalam sub-ordinasi terminal orde ke-1, orde ke-3 berada dalam sub-ordinasi terminal orde ke-2, begitu seterusnya.

Page 10: PENEGASAN FUNGSI

- 7 -

no. 12

Suatu kota, yang berhasil menjalankan fungsinya sebagai

terminal jasa distribusi dengan baik, selain akan mengalami perkembangan pada dirinya sendiri juga membawa perkembangan

pada kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya. Yang disebut terakhir ini sudah barang tentu juga wajibmenan& gapinya sesuai dengan fungsinya pula. Jika tidak demikian ha! nya, juga tidak akan membawa perkembangan sebagaimana mesti­nya.

Suatu kota yang berkembang tidak selalu akan membawa

pengaruh perkembangan pada kota-kota yang berada dalam sub-o~

dinasinya, Sebab perkembangan kota dapat terjadi tanpa mengh!

raukan fungsinya yang sebenarnya. Kota bersangkutan menikmati

perkembangan karena kota orde diatasnya melaksanakan fungsinya

dengan baik. Apabila kota yang dimaksudkan itu kebetulan me~

punyai orde ke-1, maka perkembangan yang dinikmatinya itu te~

jadi berkat hubungan timbal balik yang baik antar kota orde

ke-1.

Perlu diingat, bahwa kegiatan-usaha industri 8) sifatnya

hanya sejauh melengkapi jasa-distribusi dalam proses pemasa£

an. Oleh sebab itu, kegiatan - usaha industri cenderung untuk

mendekat pada terminal jasa distribusi, artinya, cenderung ~

tuk berkembang dikota. Kegiatan - usaha industri inilah yang

memungkinkan berlangsungnya perkembangan kota, tanpa menghira~

kan fungsi yang sebenarnya, terutama terhadap kota-kota yang

berada dalam sub-ordinasinya.

no. 13

Padahal, kegiatan-usaha industri membawa akibat menin&

katnya kepadatan jasa - distribusi pada kota bersangkutan.

Page 11: PENEGASAN FUNGSI

8

Kepadatan jasa distribusi yang meningkat berarti meningkatkan­kemampuan kota dalam fungsi pelayanan pemasaran kepada wilayah sekitarnya, baik yang langsung maupun melalui kota-kota dalam sub-ordinasinya.

Namun demikian, kemampuan yang meningkat tidak otomatis akan memenuhi sasaran, jika tidak disertai pengaturan kearah­itu.

no. 14

Pelaksanaan fungsi kota yang terhambat akan berakibat -diantaranya, bahwa masyarakat yang seharusnya memperoleh pel~

yanan akan mencarinya mendekat kekota, bahkan langsung mencari masuk kedalamnya. Jadi, suatu proses imigrasi kekota yang di nilai berlangsung secara berlebihan juga disebabkan oleh ter -hambatnya pelaksanaan fungsi kota bersangkutan. Kurangnya ke -sempatan untuk melakukan kegiatan-usaha diluar kota, diantara­nya disebabkan juga oleh terhambatnya pelaksanaan fungsi kota tersebut. Proses imigrasi kekota sGperti itu akan lcbih terasa pada suatu orde ke-1 dan tergolong b~sar.

Pelaksanaan fungsi kota akan t~rc2rmin p~da pengaturan fasilitas-fasilitas didalam kota dan fasilitas-fasilitas pen­dukung jasa-distribusi yang mengembangkan kota bersangkutan -dengan kota-kota yang berada dalam sub-ordinasi 1 atau kota d~ ngan orde diatasnya. Dalam pada itu, fasilitas pendukung jasa distribusi yang herkaitan dengan fungsi kota perlu dihindar -kan dari gangguan proses distribus~ yang ditujukan untuk ke­pentingan lokal kota bersangkutan, begitu pula lalu lintas P~ numpang lokal.

Page 12: PENEGASAN FUNGSI

- 9 -

no. 15

Wilayah - pengaruh suatu kota berupa wilayah pedesaan, tanpa ataupun dengan kota~kota yang berada dalam sub- ordina­sinya. Kemampuan kota yang meningkat- dalam melaksanakan fun& sinya akan membawa pengaruh perkembangan pada wilayah pedesa­an, baik secara. langsung maupun melalui kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya. Peningkatan kemampuan tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan atau sekaligus meningkatkan j~

lah kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya,yang berpeng~

ruh positip bagi perkembangan wilayah pedesaan.

Usaha peningkatan kcmampuan kotn, berupa peningkatan kcpndatan jasa-·distribusi dalam waktu yang relatip pendek,d2, pat menggunakan 11 p<::rkembangan industri') sebagai peralatan

(tool). Untuk itu dipilih industri yang tergolong " pend£ rong :1 ( propulsive ) , yang mampu menimbulkan effek aglomera-si - industri. Dalam hubungan ini maka pengembangan industri dalam suatu kota perlu disadc=n"'i betul maknanya, apakah seke

d·3.r untuk menciptakan lapangu.n kerja, atau memproduksi barang

harang substitusi impor untuk menghemat devisa, ataukah me

~!!.B_SE:ngaja meni!}gkn.tkan kemampuG.n kota dalam fungsinya se bagai terminal jasa distr~busi.

Page 13: PENEGASAN FUNGSI

8 A L ~ ,__ .. , ·. ''

- 10 -

C. l<OTA SEBAGAI UNSUR PEMBENTUl< SATUAN WI LA YAH El<ONOMI ( SWE) DAN PERANANNYA DALAM PEHBANGUNAN

no. 16

"Wilayah - Pengaruh" kota orde ke-1, melalui kota-kota yang berada dalam sub-ordinasinya, merupalcan wilayah yang da lam pengembangannya terikat oleh satu satuan organisasi dengan satu hirarki dalam fungsi-fungsi pengembangan. Wilayah seperti itu berada dalam satu satuan mekanisme penge~ bangan dan dapat digolongkan kedalam apa y.;..:--.g .::.:::::!::'..lt "satuan wilayah pengembangan".

Oleh karena proses pengembangannya didasarkan pada ke kuatan-kekuatan eKonomi, maka satuan wilayah pengembangan te~ sebut dinamakan SATUAN WILAYAH EKONOMI.

no. 17

Sesuai dengan namanya,suatu terminal jasa distribusi ti dak hanya berperan sebagai pasar yang berdiri sendiri, melain kan merupakan bagian dari suatu sistim-pasar. Antar terminal berlaku sistim·h~ga-pasar, yang berarti, bahwa setiap kegia! an - usaha produJcsi' cuJcup hanya berusaha untuk mencapai harga­pasar pada terminal yang terdekat. Dengan cara itu sudah akan terjamin pemasarannya sampai pada konsumen - akhir.

Page 14: PENEGASAN FUNGSI

- 11 -

Satuan Wilayah Ekonomi menggambarkan suatu kelompok sistim - harga - pasar. Hubungan antar Satuan Wilayah Ekonomi menggambarkan hubungan antar kelompok sistim - harga - pasar dan menunjukkan luasnya sistim - harga - pasar, hubungan pe£ dagangan antar negara sesungguhnya berupa hubungan antar Satu an Wilayah Ekonomi yang berada pada masing- masing negara.

no. 18

Satuan·Wilayah Ekonomi memberikan gambaran tentang" ke sempatan" untuk melakukan kegiatan - usaha produksi, ditinjau dari kemungkinan pemasarannya. Satuan Wilayah Ekonomi yang kuat, menyatakan tersedianya ke­mungkinan yang luas dan besar dalam hal pemasaran hasil-hasil produksi, yang berarti pula memberikan kesempatan yang besar untuk melakukan kegiatan - usaha produksi.

Sesuai dengan itu, perkembangan suatu daerah ll)diten­tukan diantaranya oleh Satuan Wilayah Ekonomi yang menguasai nya. Makin kuat Satuan Wilayah Ekonomi, akan makin kuat pe£ kembangannya.

Dalam hubungan itu, Satuan Wilayah Ekonomi dip~kai s~

bagai variable dalam menilai tingkat perkembangan serta ke mungkinan perkembangan daerah - daerah dimasa mendatang. J~=:~~ dan kekuatan masing - masing Satuan Wilayah Ekonomi beserta penyebarannya dalam wilayah - nasional menggambarkan apa yang disebut Struktur Pengembangan Wilayah Tingkat Nasio nal.

no. 19

Dengan mengingat, bahwa theori keseimbangan tidak be£ laku pada sistim- sosial 12 >, maka tanpa pengenda,1ian atas

Page 15: PENEGASAN FUNGSI

- 12 -

pembentukan Struktur Pengembangan Wilayah pertumbuhan kehidu~ an nasional akan menuju pada prinsipnya ke ketidak seimbangan antar daerah dalam tingkat perkembangannya. Bertolak pada Struktur yang menggambarkan ketidak seimbangan,

proses pertumbuhan akan menuju kekeadaan yang semakin tidak se imbang.

no. 20

Dewasa ini Struktur Pengembangan Wilayah di Indonesia menggambarkan ketidak seimbangan. Tanpa adanya usaha untuk

memperbaiki struktur tersebut, pertumbuhan justru berlangsung menuju tingkat perkembangan antar daerah yang semakin tidak seimbang.

Perbaikan struktur pada prinsipnya menuju pembentukan

Satuan-satuan Wilayah Ekonomi yang seimbang. Pada tingkat pe~ dapatan nasional dewasa ini, yang masih tergolong rendah, be­

lum cukup kemampuan untuk menyeimbangkan Satuan-satuan Wilayah Ekonomi yang banyak jumlahnya ( lebih dari 70 buah ). Sebaliknya, makin banyak jumlah Satuan Wilayah Ekonomi

makin merata tingkat kescimbangan antar daerah.

akan

Dalam hu/Jungan itu, maka pembinaan Struktur pengemban& an.,· wilayah men~.ju tingkat perkembangan antar daerah yang se~D2.

J<r:.n seimbang p!.rlu dibedakan arahnya menurut periode- periode ~erikut ini

Perio,!e .ke ... I . Y,~nguran:6i jumlah P.d.tuan Wilayah Ekonomi,dengan tujuan I .

m~ningg'J.kan "tihgkat 1v:..·1:umbuhan nasional, dengan struk:tur P,! ngembc:i1ga~- wilaya!", -,yang lebih effisien (misal.ilya dari 70 men jadi.·~e}';itar 1<'./". Mengurangi jumlah tidak berarti mengabai

Page 16: PENEGASAN FUNGSI

- 13 -

kan selebihnya, melainkan dengan jalan memberikan kesempatan kepada Satuan-satuan Wilayah Ekonomi yang tergolong kecil- ke cil untuk mengelompokkan diri menjadi satuan-satuan yang le bih besar, guna mengimbangi yang sudah besar. Periode ini mungkin memakan waktu sekitar 25 - 30 tahun.

Periode ke - II

Dengan Struktur pengernhangan wilayah yang effisien pe£

tumbuhan nasional di~iarkan berlangsung dengan tingkat pert~ buhan yang tinggi, hingga mencapai tingkat perkernbangan nasi onal yang mulai mampu membiayai defisiensi dalam perataan tin& kat perkembangan antar daerah, melalui penambahan kembali ju~ lah Satuan Wilayah Ekonomi. Periode ini mungkin memakan waktu

15 - 20 tahun.

Periode ke - III

Dengan bertolak pada tingkat perkembangan nasional yang

tinggi mulai dilaksanakan proses perataan tingkat perkembang­an antar daerah yang sebenarnya. Tingkat perataan disesuaikan dengan tingkat perkembangan nasional, yang menjadi ukuran ke mampuan dalam membiayai proses perataan.

no. 21

Kota-kota merupakan unsur pembentuk utama dalam satuan Wilayah Ekonomi. Oleh karena itu, be$ar pula peranannya da­lam proses pembinaan Struktur Pengembang~~ Wilayah tingkat Na sional. Sudah barang tentu, ~isamping adanya ~ebijaksanaan -~ebijaksanaan yang ditujukan paSa kota-ko~, dipe~~an ·kebi jaksanaan mengenai perkembangan .pra~ar~3 lal~,_bersil~t-~menun jang pembinaan struktur Eengembangan wilayah, be~~tu ~ula ke bijaksanaan sektor-sektor produksinya.

Page 17: PENEGASAN FUNGSI

- 14 -

Khusus kebijaksanaan pembinaan kota, selain dimaksudkan

untuk penertiban kehidupan kota pada umumnya, £erJ~~engand~~ p_e_~~~rah~ _ _y_ang mendudukkan kota menurut. fungf?J.ny~ ____ 4<!;t..am pro ~~~_p-~rtump_uhan_ !)~~iQp_c;;;t._, yang j elas memberikan kontribusi da lam menghimpun _pertumbuhan nasional yang lebih effisien dan kontribusi dalam usaha perataan tingkat perkembangan antar da erah, menurut periode-periode yang realistis.

***

Page 18: PENEGASAN FUNGSI

- 15 -

D. SISTIM YANG MENDASARI PERANAN KOTA

no. 22

Dalam uraian yang terdahulu telah disinggung Peran­

nan (Fungsi) Utama kota terdasarkan konsiderasi ekonomi,i~

lah pelayanan jasa distribusi yang merupakan kesatuan jasa

perdagangan dan angkutan.

no. 23

Agar supaya peranan kota dapat dikenal dengan lebih

baik, diusahakan dicarinya sistim yang mendasarinya.

Hal ini dapat diikuti apabila diketahui hal ikhwal Pendeka

tan Sistim dan Proses-Proses.

no. 24

PENDEKATAN SISTIM

Istilah masalah yang dipakai dalam uraian ini dimak

sudkan untuk menyatakan hakekat sesuatu1). Masalah tidak

sama artinya dengan persoalan. Masalah mengandung pengerti

an netral, sedangkan persoalan mengandung pengertian adanya

penyimpangan-penyimpangan d'iukur dari ti tik tolak pe:~lihat

an tertentu.

Page 19: PENEGASAN FUNGSI

- 16 -

Jika pad~ persoalan dikenal istilab "pemecahan persoalan", ma.ka pada masalah hanya dikenal istilah "pengenalan masa -lah". Dalam pada itu, persoalan dapat timbul pada setiap masalah. Untuk mengenal persoalannya dengan baik, begitu pula untuk memperoleh petunjuk pemecahan yang baik, perlu dikenal terlebih dahulu masalahnya dengan baik pula.

no. 25

Setiap orang pada dasarnya akan mempunyai pekerja -an dala~ hidupnya. Setiap pekerjaan selalu berhubungan dengan sesuatu masalah Oleh sebab itu, "pengenalan masalah" dapat dinilai sebag~j. suatu keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari, ter -lepas dari ada atau tidaknya persoalan.

no. 26

Masalah, jika dikenal sampai pada strUkturnya but sistim.

dise -Pendekatan sistim ialah suatu pendekatan melalui pengen~"l-an masalah sampai kepada strukturnya. Apakah yang dimaksudkan dengan struktur ~salah1 Bagaimana kah caranya dapat mengenal struktur masalah ?. Apakah ~ .... faat pengenalan masalah sampai pada strukturnya ? atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijumpai uraian-uraian berikut ini.

Jawab dalam-

Page 20: PENEGASAN FUNGSI

- 17 -

no. 27

STRUKTUR MASALAH

Setiap ma~alah terdiri dari bagian-bagiannya yang

disebut bagian masalah. Masing-masing bagian masalah pada

dasarnya mempunyai fungsi tertentu. Sesuai dengan adanya

fungsi-fungsi itu, antar bagian masalah berlaku perbedaan

dalam tingkat kepentingan.

Perbedaan tingkat kepentingan berlaku sedemikian, sehingga

nampak ~danya birarki. Dalam pada itu, salah satu bagian m~

salah menunjtikan tingkat kepentingan tertinggi, dan bagian­

bagian masalah selebihnya menunjukan tingkat-tingkat kepen­

tingan lebih rendah, lebih rendah satu tingkat, dua tingkat

dst.

no. 28

SYARAT UliTUK MENGENAL STRUKTUR MASALAH

Setiap masalah baru akan menampakan strukturnya apa

bila padanya dikaitkan tujuan tertentu.

Untuk r,~~ngisi "tujuan" perlu diwujudkan sasaran-sasaran.

Salah datu sarana dikenal sebagai sasaran pokok. Sasaran­

sasa/an selebihnya dikenal sebagai sasaran tidak pokok2) '

yang dinamakan sasaran penunjang.

,':1.igian masalah yang berhubWlgan dengan sasaran pokok dise -

but bagian masalah pokok dan menunjukan tingkat kepenting­

an tertinggi.

Bagian-bagian masalah selebihnya berhub~gan dengan sasar­

an penunjang, yang dinamakan bagian masalah penunjang dan

menunjukan tingkat kepentingan lebih rendah, lebih rendah-

·satu tingkatJ dua tingkat dst.

Page 21: PENEGASAN FUNGSI

- 18 -

no. 29

Dalam hal, masalah tersebut berupa kumpulan proses,

maka salah satu proses yang memberikan produk identik dengan

sa saran pokok disebut proses. sentral dan menunj ukan tingkat

kepentingan tertinggi.

Proses-proses selebihnya memberikan produk identik dengan

sasaran penunjang, yang dinamakan proses penunjang dan me­

nunjukan tingkat-tingkat kepentingan yang lebih rendah; le­

bih rendah satu tingkat, dua tingkat dst.

Dengan adanya tujuan tertentu, sesuatu masalah akan menam -

pakan strukturnya, sebagaimana diuraikan diatas.

no. 30

MANFAAT PENGENALAN STRUKTUR MASALAH

MerrJ)icarakan "struktur masalah" berarti menyadari

adanya 11 tt\juan" tertentu. Dengan demikian penyeragaman ti­

tik tolak /penglihatan telah dirintis. Sebagai pihak yang

terlibat G1.ilam pengenalan masalah bersangkutan akan mudah

mencapai kesepakatan atas masalahnya itu sendiri. Selain

dari itu. penyeragaman titik tolak penglihatan akan menci£

takan Uk\~an yang seragam pula atas sesuatu persoalan yang

timbul.

Struktur masalah yang membedakan bagian masalah pokok dari

yang tidak pokok, akan membantu tahap-tahap pembahasannya.

Dengan petunjuk itu dapat diatur pula pihak-pihak yang te~ . .

libat dalam masing-masing tingkat kepentingan. Sejalan de

ngan itu, gambaran tentang struktur masalah akan membantu

pengaturan institutionil, apabila masalah bersangkutan menK

gambarkan suatu proses pelaksanaan tugas.

Page 22: PENEGASAN FUNGSI

Keterangan

- 19 -

1). Sesuatu, dapat berupa ~roses dan bukan proses.

2). Sasaran.tidak pokok, tidak berarti da­pat ditiadakan begitu saja, bahkan ikut menentukan terwujudnya sasaran pokok, dan memi1iki peranan menunjang. 01eh karena itu disebut sasaran penunjang.

Page 23: PENEGASAN FUNGSI

20 -

no. 31

P R 0 S E S

Pekerjaan, merupakan bagian dari proses-proses da~

lam kehidupan manusia, yang hanya mungkin akan berlangsung jika ada unsur manusianya. Dalam hal ini manusia memberikan produk langsung berupa "jasa" manusia. "Jasa" manusia dinilai sebagai masukan dasar bagi berlang­sungnya suatu proses. Dalam rangka menghasilkan " jasa " itu rnanusia memerlukan perlengkapan, yang digolongkan ke dalarn perlengkapan urnurn. Kepada manusia perlu diberikan masukan yang sifatnya penga­rahan, yaitu : rencana teknis untuk rnenentukan spesifika­si teknis produk yang diharapkan, dan program pelaksanaan untuk mengatur jalannya proses. Program pelaksanaan, sebagai masukan pengatur jalannya proses, pada hakekatnya, mengatur penyediaan rnasuk-masukan seperti uang, bahan, dan peralatan1 ).

Selain masukan-rnasukan tersebut diatas, masih diperlukan ma­suk berupa produk hukurn. Disamping melandasi existensi suatu proses (pekerjaan), produk hukum melandasi pula proses pe­ngadaan barang-barang dan lapangan kerja/penrlapatan.

no. 32

Dengan tersedianya masukan-masukan seperti "Jasa" ma­nusia, perlengkapan umum, rencana teknis, program pelaksana­an, uang, bahan, peralatan dan produk hukum proses sudah dapat dianggap rnampu berlangsung dengan sendirinya.

Page 24: PENEGASAN FUNGSI

- 21 -

Apabila hendak mencapai tingkat yang lebih lengkap lagi d~ pat disertakan masukan yang digolongkan masukan teknologi, yang dimaksudkan untuk menjamin tercapainya mutu atau pen~ embangan mutu produknya. Meskipun demikian, setia~ proses­pacta dasarnya membutuhkan suatu "pengenpalian". Untuk itu

diperlukan umpan menejemen. Umpan ini berfungsi mengatur­penyediaan keseluruhan masukan. Untuk pembahasan suatu pr£ ses, lebih-lebih kumpulan proses, masukan-masukan tersebut perlu dikelompokan kedalam empat kategori yaitu

a. Masukan dasar 1. man usia, dalam hal ini

"jasa"nya; 2. perlengkapan umum

b. Masukan umum 1. uang 2)

2. produk hukum c. Masukan khusus 1. rencana teknis

2. program pelaksanaan

3. bahan/peralatan

4. masukan teknologi d • Umpan men_e j emen

Masukan·-masukan yang tergolong masukan dasar dan masukan­umum mengandung nilai "universil",jika dibandingkan dengan masukan selebihnya. Dalam hubungan ini, pembahasan suatu-

-kumpulan proses akan d~permudah jika diadakan pemisahan te£

lebih dahulu antara masukan dasar dan masukan umum disatu­pihak dengan, masukan khusus dilain pihak.

Keterangan 1). Peralatan, sifatnya memperkuat "jasa"· m~ nusia ( blow up )

2). Uang, mempunyai sifat universil,artinya, dapat merupakan pengganti bahan,peralat­an ataupun kalau perlu "jasa" manusia(da lam pengadaannya).

Page 25: PENEGASAN FUNGSI

- 22 -

no o ·33

SISTIM PERANAN KOTA

Dari kejelasa~ yang diuraikan terdahulu, dengan

memperhatikan proses-proses dan masukan - masukannya, ma­ka dari sekian banyak proses-proses yang ada, dapat dike

nal adanya satu proses central yang langsung memberikan produk kota sebagai terminal· jasa distribusi yang efektip,

ialah Proses Utama Penyediaan Fasilitas Jasa Distribusi -

Kota ( Pu). Proses ini akan dapat berlangsung dengan sen­

dirinya apabila diberi masukan-masukan yang memadai; dan­proses ·ini akan herlangsung dengan baik apabila masu~an -

masukan yang diberikan-diamankan dengan baik. Demikian pu

la proses-proses yang mempunyai produk berupa masukan-ma­

sukan tersebut, harus diamankan dengan baik (proses-pro -ses P2 , P3 dan P4- lihat bagan sistim impormasi fungsi Ko ta ).

Masukan - masukan tersebut, i 1 ,i2 dan i 3 , karena sifatnya

menunjang Proses Utama, dinamakan masukan penunjang. De­

mikian halnya dengan prosesnya, berupa proses penunjang.

no o 34

Proses-~roses penunjang yang diperlukan ialah : P1 Proses penentuan spesifikasi fungsi jasa distribu

si yang bersangkutan, agar supaya proses utama da

.Pat · berlangsung dengan memberikan produk kota seba

gai terminal j~sa distribusi yang effektip sesuai

dengan apa yang diharapkan.

P2 Proses penyediaan bahan/peralatan yang diperlukan.

Page 26: PENEGASAN FUNGSI

- 23 -

P3 Proses Pengembangan Teknologi yang sangat diperlu­kan agar Proses Utama dapat berjalan sesuai dengan kemajuan teknologi.

P4 Proses pembuatan program (investasi) yang diperlu-

no. 35

kan oleh Proses Utama. Tanpa proses ini Utama tidak dapat di realisir.

Proses

Proses Perencanaan Tata Ruang , dengan mcmper-timhangkan kota dalam S.W.E., adalah suatu proses yang merr~erikan landasan yang sama untuk proses

proses penunjang, agar. proses-proses tersebut da­pat berjalan serasi. Sifat P5 adalah koordinatip.

Proses ini juga melingkupi proses perencanaan Ta -ta Ruang Recional/Nasional {sifat komprehens1p)

yang memberikan arah pengembangan wilayah-wilayah, baik antar satuan wilayah ekonomi maupun di dalam­

satu satuan wilayah ekonomi, termasuk dari fungsi­kota tersebut dalam S.W.E.

KESATUAN PROSES UTA11A & PENUNJANG

Proses-proses yang di sebut terdahulu, ialah pro­ses-proses untuk merealisir peranan utamn kota, sehingga proses-proses tersebut ialah proses-proses utama dan ter­gabung dalam kumpulan proses Utama yang kemudian di sebut­

Kesatuan-Proses Utama ( K.P.U.). Disamping proses-proses yang tergabung dalam kesatuan pro­ses utama, diidentifisir proses-proses lain yang sifatnya­menunjang secara umu~, agar proses-proses dalam kesatuan­

proses utama dapat berlangsung dengan memadai. Proses-proses yang sifatnya menunjang ini dikelompokan da

lam Kesatuan Proses Penunjang. Proses-proses tersebut ada lah antara lain

Page 27: PENEGASAN FUNGSI

24 -

- (1) Proses Pembuatan Administrasi Umum Kota yang meng -

urus masalah administrasi umum dan lain-lain.

(2) Proses Pembinaan administrasi Keuangan Kota

(3) Proses Pembinaan administrasi Personalia Kota

(4) Proses Pembinaan produk-produk Hukum

K.P.U. dan K.D.P. bersama~sama mewujudkan Kesatuan Proses

Total peranan kota, yang terkoordinir oleh menejemen kota.

no. 36

Sistim Imformasi diatas kiranya dapat memberikan

surr~angan yang berarti pada pengaturan institutionil kota

(executip), dengan penentuan tugas dan wewenangnya yang

tepat menur·ut proses.:.proses yang berlangsung.

Manfaat lain yang dapat ditarik, ialah bahwa setiap k~giat

an (usaha) yang ada dikota dapat dibedakan dengan jelas

fungsinya, ialah kegiatan-kegiatan yang langsung berhubung

an dengan fungsi utama dan kegiatan-kegiatan yang lang

sung berhubungan dengan fungsi penunjang.

*''c *

Page 28: PENEGASAN FUNGSI

- 25 -

E. POSISI PERENCANAAN PHISIK TATA RUANG KOTA

DALAM PEMBINAAN KOTA

no. 37

Untuk mengidentifikasikan jalur-jalur jasa distribusi

( angkutan & perdagangan )j perlu kiranya ditentukan terlebih

dahulu hirarki kota-kota atau orde kota menurut kemampuan p~

layanannya didalam daerah pengaruhnya ( Satuan Wilayah Ekono­

mi ). Kemampuan pelayanan suatu kota tergantung dari kelen~

kapan fasilitas jasa distribusi yang dimilikinya.

Seperti fasilitas angkutan, perdagangan dan lain-lain.

no. 38

Dilihat dari segi pertumbuhan kota, wilayah - wilcyah

yang langsung berada dalam pen~aruh kota-kota dengan orde

yang lebih tinggi, yang mcnjalankan fungsinya dengan baik a ~

kan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Analog dengan hal diatas, maka pada segi angkutan jalur yang

menghubungkan kota-kota dengan orde yang lebih tinggi, yang

menjalankan fungsinya dengan taik) akan menunjukkan intensitas

arus barang yang lebih tinggi pula.

no. 39

Peningkatan kemampuan kota dapat berlangsung sesuai -

efisie:~~si peralatan transportasi atau baiknya harga pasar pa­

da kotFL yang bersangkutan ( Gambar 2 ) •

Page 29: PENEGASAN FUNGSI

G1mbu: 1 ~ISTIM INFORMASI fUNGSI KOTA

DIDALAM PELAKSANAU TUGAS PEP.,BINAAN KOTA

/,-.... (M. p '\.

),

. I 5 P,

: 5 ; \ .

{ ,r-\ /is ~·s

\\J' ~\

'\ K.P.U. \1

\

i1 \

~\ Kota~ r \ . ........ iasa distribusi

t Pu ,I 1 ) !UI ....... --.:./ efaktif.

·l \ \ '·

/f.) ·:.: --~

f

i

/~ ( p4 ; v:

\ A \ r.· \ .. , \ . p ·.

',""'-\'- 3 )

K.P. total

\ (;.p \J \ \ ,,

K.P.U.

Pu = p

-· 1 =

f2 =

PJ =

p4 =

Ps '=

i1 s/d ;, I

is

"-~/ '·

Pro$es Utama Penyediaan Fasilitas Jasa Oistribusi Proses Penentuan Spesifikasi Jasa Distribusi Pro~s Penyediaan tlchan I Perclatan froSts Ft-n~embon~an Td.ntloyi Proses Pembuatan Program llnvestasi ) Proses Perencanoon lata Ruang , deogan mempertimbaogkan fungsi kota sebagai terminal jasa distribusi daJam S.Y'.E. •

~ Pr~duk P1 sld P4 sebajjei umpan Pu ( penu!ljenJ)

~ Produ~ P 0 ~bagai umpan I' 1 s/d P 4 ( ltoa:dinatip )

K.P.P.

Ap = Administmi Umum

r. = Administrasi i<trllll.pll

p = Admir.istmi Personalia

H = Proses Hukt:m

M = Menejerr.(:n

•) Fungsi EkonomiS

Page 30: PENEGASAN FUNGSI

Gam bar 7

--.

t I I , r,

_______ .....

''"--·--

/

_.,.,-··'.,..·

~~r~_!l!!'_~ota yeng mebail: tlitunju~l:an dengar. h:d41a ena! .. panah ( jesa distribmi )

1. Tingkat harga pasar ni:ik. memperber.ar jangkauan kemampuan pelaranan kota

1.. Biaya transport yang rendah. memperbesar jant:kiluan hmampqa!l pelayanan kota.

r, ...... •

'1 .•.... a

• ko11-kota yang meNpakaa tlrmiaal-tet:mi•l

jasa 4istriiMisi

~ tnekat-tingbt llarp pasar

.. harp transport

Page 31: PENEGASAN FUNGSI

Gaml:>ar

I /

, /

------

. • 3

..,.,.,.."''

KLASIFIY.ASI ~GSIO_!!k_!2!~:-IroTA & JALUR ANGKUT.Amt"YA

1 1

2 2

.. ~-........ .- I '

/ I .... I ; ....

I

/ I ',\ ~ r:-< t j,l Q ---------1 > 1 )' I \ ----- / ' I \ I --- ' I ', i I ' I I '/ \

I ' '

I

, ' ' ' ' ' ', . I ' / I ' 1 ', ; I I ~

arteri utama G kota orde l

arteri

ko11ektor I distributor G· kota orde 2

1oka1

G kota orde 3

Page 32: PENEGASAN FUNGSI

- 26 -

Dengan demikian dapat ditentukan k1asifikasi fungsioni1 kota­kota dan jalur angkutan antara kota-kota dalam satu satuan -wilayah ekonomi, dan kemudian juga antar satuan wilayah ekono mi. Secara singkat k1asifikasi tersehut adalah (1ihat garnbar 3.).

Klasifikasi Funesioni1 Kota

Orde 1

Orde 2

Orde 3

Kota yane tidak ada dalam subordinasi kota la in di da1am suatu S.W.E.

Kota yang ada di da1am subordinasi kota orde 1 disebut kolektor/distributor besar.

Kota yang ada di dalam subordinasi kota orde 2

disebut kolektor/distributor awal atau akhir •

Klasifikasi Fungsionil Jalur Angkutan

Arteri Utama

A r t e r i

Kolektor/Distributor

L o k a 1

Jalur-jalur angkutan yang menghu­hungkan kota-kota orde ke-1 dan orde ke-1.

Ja1ur angkutan yang menghubungkan kota-kota orde ke-1 dan orde ke-2 atau orde ke-2 dan orde ke-2.

Ja1ur angkutan yang menghubt.mgkan kota-kota orde ke-2 dan orde ke-3.

Ja1ur anr,kutan yang menghubungkan kota orde 1, 2 atau 3 dengan pro­dusen awa1 atau konsumen akhir.

Page 33: PENEGASAN FUNGSI

- 27 -

no. 40

Penelaahan regional terhadap-satuan wilayah ekonomi ' memberikan hirarki kota yang di~erminkan dalam orde ke-l,orde ke-2 dan orde ke 3 dst. Orde menyatakan fungsi pelayanan jasa-distribusi, sehingga a­pabila diketahui hirarki kota (orde ke-1, orde ke-2 dst.) dapat digariskan pola dasar perencanaan tata ruang berikut klasifikasi fungsionilnya, lengkap dengan fasilitas p~riunjangnya ( industri ).

regional -fasilitas-

Disamping itu, pengetahuan tentang orde sesuatu kota, yang me

nyangkut fungsi pelayanan, di tambah peneetahuan tcntang fasi litas yang tersadia yang mempengaruhinya memberikan spesifika si fungsi kota dalam fungsinya sebagai terminal jasa distribu si.

no. 41

Dencan kdnsiderasi Pola Dasar Percncanaan Tata Ruang -(nasional & rer:ional, SWE) bcrikut klasifiknsi funesionil dan Spesifikasi Kota sebap.:ai terminal jasa distribusi dapat di -susun Pere:ncanaan Penyediaan Fasilitas Jasa Distribusi Kota •

no. 42

Dengan berp~gang pada Perencanaan Penyediaan Jasa Dis tribusi dapat di susun Perencanaan Physik Tata Ruang Kota. Karena Perencanaan Phisik Kota ini merupakan pendukung utama kemampuan pelayanan distribusi ~ika Perencanaan Phisik ·Kota harus di pandang sebagai pegangan bagi percncanaan sektor -sektor selanjutnya.

Page 34: PENEGASAN FUNGSI

no. 43

- 28 -

Perencanaan selanjutnya yang di maksud meliputi antara

lain tata guna tanah, transportasi, industri dan lain

sebagainya. Perencanaan sektor-sektor seperti tata guna tanah dan

lain-lainnya harus sedemikian rupa sehingga akibatdari

perencanaan tersebut tidak akan mengganggu kemampuan­

pel~yanan jasa distribusi yang dihasilkan oleh Perenca

na Phisik Tata Ruang Kota. Periksa Gambar 4.

Penutup. Dengan memahami suatu "disiplin ber­

fikir" seperti yang diuraikan dalam

paper ini, khususnya fungsi kota -

kota, maka perkembangan dan pertumbul!

an nasional kiranya akan dapat dis~

lenggarakan secara efektip dan efi­

sien.

Page 35: PENEGASAN FUNGSI

Gambar 4 POSISI PERENCANAAN PHYSIK TATA RUANG KOTA

DIDALAM PROSES PERENC~NAAN TATA RUANG KESELURUHAN (P 5)

·-------------- ------i I

PENELAAHAN REGIONAL TER- ' I HADAP FUNGSI KOTA-KOTA DAN JANGKAUAN KEMAMPUAN PELAYANANNYA (ST!7E)

! IPOLA DASAR PERENCl~ TATA RUANG NASIONAL/

I !REGIONAL I L-------- -----------

Comprehensip

SPESIFIKASI

FUNGSI KOTA

l ,-- -·--- ---------:--1 I I

I PERENCANAAN : I PENYEDIAJL~ JASA I

: orsTRmusr : ICIRI-ciRI YANG ADA • : 1 l ( FASILITAS YANG ADA l 1 tDARI KOTA-KO'l'A I . I I r I PERENCANAAN

I

P~IYS IK TATA RUANG KOTA

I J ______ _ ---------· - - - --- -- - ·- -- - --- - - - - - - - ........ - - - - - - - - - - - -- ----- - - -- - -

Sektoral J, Perenc3naan - perencanaan Sektor

yang diturunkan dari P.P.T.R. Kota.

Page 36: PENEGASAN FUNGSI
Page 37: PENEGASAN FUNGSI

' ''

·.,

. ~

•· ·>'

. • • K '

..

'

' •

·'

'.

i .

• r<

,,

..

• l

. .

. . • • . . : •

..

• ••