penelitian dan pendokumentasian gedung...
TRANSCRIPT
P a g e | 1 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
L A P O R A N K E G I A T A N
PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN
GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI
3D LASER SCANNER
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
BALAI KONSERVASI BOROBUDUR
P a g e | 2 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Laporan Kegiatan
PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN
GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI
3D LASER SCANNER
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
BALAI KONSERVASI BOROBUDUR
P a g e | 3 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Daftar Isi
LEMBAR KEGIATAN ........................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ...................................................................... 5
B. Maksud Dan Tujuan Kegiatan ........................................... 6
C. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................... 6
D. Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... 7
E. Output data......................................................................... 7
BAB II PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN
A. Perekaman Data ................................................................ 9
B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian ...................... 9
C. 3D Laser Scanner photogrammetry .................................. 11
D. Spesifikasi Alat (Scanstation 2) ......................................... 12
E. Peralatan Kerja .................................................................. 13
F. Metode Pengambilan Data................................................. 14
G. Survey Lokasi Dan Persiapan ........................................... 14
H. Scanning Obyek ................................................................. 16
I. Scanning Target ................................................................ 17
J. Pengolahan Data Akhir ...................................................... 18
BAB III ANALISA DATA
A. Museum Nasional .............................................................. 19
B. Data Perekaman dengan Aplikasi 3D Laser scanning ...... 21
C. Project Data ....................................................................... 21
P a g e | 4 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
D. Proses Scanning dan Perekaman Data ............................ 21
E. 3D Image modeling ............................................................ 24
PENUTUP .................................................................................................. 63
P a g e | 5 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Bab. I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam Collier's Enclopedia, vol. 16 (1963 : 716) disebutkan, bahwa museum
adalah suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaannya demi
kepentingan umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan,
pengelompokkan, serta memamerkan objek yang mempunyai nilai pendidikan
dan budaya. Sedangkan Parker (1945) menerangkan, bahwa museum dalam
pengertian modern adalah suatu lembaga yang aktifitasnya mengabdikan diri
pada tugas interpretasi dunia manusia dan lingkungan.
Berbagai museum yang berdiri megah, mempunyai koleksi lengkap dan
dipelihara dengan biaya yang tidak sedikit, kurang mendapatkan perhatian dari
masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap museum, hingga kini, masih jauh
dari harapan, artinya : sedikit sekali orang yang tahu dan mau memahami bahwa
museum bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi. Mereka umumnya
memandang museum tidak lebih dari gudang tempat penyimpanan barang tua
dengan suasana ruangan yang menyeramkan.
Kenyataan ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang membutuhkan museum
relatif masih sedikit. Hal ini dapat kita saksikan dari minimnya jumlah pengunjung
museum, baik secara perorangan maupun rombongan/kelompok. Selain itu,
kebanyakan pengunjung museum yang berkunjung ke museum-museum yang
ada di Indonesia, umumnya sebagian terbesar karena tugas sekolah, dan hanya
sedikit yang datang karena ingin tahu atau keinginan sendiri. Kondisi ini jauh
berbeda dengan keadaan di negara-negara maju, di mana kunjungan ke
museum sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi siswa, karena
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu untuk meningkatkan
tingkat kunjungan dan perhatian masyarakat, maka sebuah museum perlu
meningkatkan daya tarik, salah satu udaha yang mungkin bisa dilakukan adalah
P a g e | 6 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
mengupdate data dan informasi museum, pengembangan display dan sistem
informasi koleksi yang ada dimuseum dan juga penataan koleksi.
Seiring dengan pengembangan kegiatan museum tersebut Museum Nasional
bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) kemudian
menggandeng beberapa insitusi lain seperti Balai Konservasi Borobudur
melakukan kegiatan Penelitian dan Pendokumentasian dalam rangka Penataan
Ulang Koleksi di Gedung Gajah (Gedung Selatan) Museum Nasional.
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan
Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan Penelitian dan
Pendokumentasian dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Gedung Cagar Budaya
Museum Nasional .
Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh data - data teknis ukuran dan gambar
yang detail, akurat dan informatif pada masing-masing Ruang Bangunan.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi perekaman data dan pengolahan data
scanning Ruang Koleksi Arkeologi dan Antropologi Gedung A yang meliputi :
1. Ruang Jawa dan Sumatra 516 m²
2. Ruang Pasren 184 m²
3. Ruang Bali Kalimantan, Sulawesi 468 m²
4. Ruang Irian 697 m²
5. Ruang Rumah Adat
6. Ruang Keramik
7. Ruang Terakota
8. Ruang Thailand
9. Ruang Storage Tekstil
10. Ruang Prasejarah dan Perunggu
11. Ruang Kerta Rajasa
12. Ruang Sejarah
13. Ruang Lobi
P a g e | 7 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 tahap pekerjaan yaitu :
1. Perekaman data dilapangan selama
2. Pengolahan data dan pembuatan Laporan akhir.
E. Output Data
Hasil dari Perekaman data dengan Aplikasi 3D Laser Scanner ini berupa
Gambar 2D dan 3D yang meliputi :
a. 3D Image Point Clouds (semua sasaran perekaman)
b. Asbuilt Drawing 2 Dimensi yang meliputi :
1. Denah Gedung Lama ( Gedung Arca dan Gedung Gajah)
2. Tampak Depan Museum Nasional (Gedung lama)
3. Tampak Samping Museum Nasional (Gedung lama)
4. Tampak Atas Atap Museum Nasional (Gedung lama)
5. Denah Ruang Koleksi Arkeologi Gedung A
6. Denah Penataan Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra
7. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra
8. Denah Penataan Koleksi Ruang Pasren
9. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra
10. Denah Penataan Koleksi Ruang Kalimantan dan Sulawesi
11. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra
12. Denah Penataan Koleksi Ruang Irian
13. Detail Dinding Koleksi Ruang Irian
14. Denah Penataan Koleksi Ruang Rumah Adat
15. Denah Penataan Koleksi Ruang Keramik
16. Denah Penataan Koleksi Ruang Teracota
17. Denah Penataan Area Terbuka Ruang Kertarajasa
18. Detail Tampak depan Sisi Panjang Kolom Ruang Kertarajasa
19. Detail Tampak depan Sisi Pendek Kolom Ruang Kertarajasa
20. Tampak Atas Ruang Lobi Museum
21. Tampak Depan Detail Kolom Ruang Lobi
22. Tampak Samping Detail Kolom Ruang Lobi
P a g e | 8 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
23. Detail Pintu 1
24. Detail Pintu 2
25. Detail Pintu 3
26. Detail Pintu 4
27. Detail Sampel Profil Dinding Ruang Toko Merah
.
P a g e | 9 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Bab. II Perekaman Data dan Pendokumentasian
A. Perekaman Data dan Pendokumentasian
Proses perekaman data, sistem pendokumentasian dan manajemen informasi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rangkaian kegiatan
tersebut digunakan sebagai salah satu usaha pelestarian dan pemeliharaan
obyek Benda Cagar Budaya.
Dalam sebuah manajemen informasi dan sistem pendokumentasian obyek
Benda Cagar Budaya perlu melibatkan berbagai multi disiplin ilmu untuk
mendapatkan informasi yang menyeluruh dan lengkap.
Sistem informasi yang menyeluruh dan lengkap dapat dimanfaatkan, antara lain
sebagai :
a. Sebagai sarana pengetahuan, pemahaman tentang suatu maksud/arti dan
nilai-nilai dari keberadaan suatu BCB.
b. Sebagai sarana mempromosikan suatu BCB dan pembuatan suatu
manajemen informasi dan perijinan.
c. Sebagai base-data dalam rangka pemeliharaan dan konservasi jangka
panjang.
d. Dapat juga dipertimbangkan sebagai data untuk pembuatan polis asuransi
untuk menanggulangi kerusakan dan kerugian.
e. Sebagai sumber data untuk anak cucu dan generasi masa depan.
B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian
Sistem pendokumentasian khususnya untuk Benda Cagar Budaya mengalami
perkembangan yang cukup pesat, beberapa perkembangan sistem
pendokumentasian Benda Cagar Budaya antara lain :
P a g e | 10 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
a. Sketsa
merekam data/obyek dengan melihat langsung melalui berbagai
keanekaragaman format, kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dengan
dimensi dan akurasi yang kurang teliti
b. Hand Survey
Teknik Perekaman dengan mengukur obyek menggunakan tangan,
berdasarkan penilaian dan peralatan sederhana.
c. Photograpy
Teknik Perekaman modern dengan menggunakan alat kamera disertai
dengan metode metode khusus untuk mendapatkan data langsung dari obyek
d. Photogrammetry
Teknik Perekaman obyek dengan teknik pengambilan foto stereo yang saling
bertampalan sehingga membentuk gambar 3 dimensional dan berkoordinat.
e. 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 11 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Tabel 1. Frame work Metode Pendokumentasian
A
akurasi rendah
B
akurasi
menengah
C
akurasi tinggi
Manual Recording
Photo sederhana
Sketsa
Photo format besar
dan detail
Gambar tangan
Photograph format besar
photography resolusi tinggi
Foto stereo Photogrammetry
Gambar Tangan
Digital Recording
Data
Vektor
/CAD
Gambar AUTOCAD
detail ukuran
GPS
Gambar AUTOCAD
detail ukuran
autocad overlay
dengan photo
rekonstruksi
GPS, 3D modeling
DIGITAL Photogramettry
TOTAL STATION
GPS
3D Modeling
3D Laser Scanning
Raster
Image
Photo DIGITAL
Scanning PHOTO
Digital VIDEO
Photo DIGITAL
FOTO UDARA
High resolution
Digital VIDEO
Photo DIGITAL resolusi tinggi
FOTO UDARA
resolusi tinggi
sumber : gettybook-guiding principal 2007
P a g e | 12 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
C. 3D Laser Scanner Photogrammetry
3D Laser Scanner adalah Metode Perekaman Data/Dokumentasi dengan akurasi
yang sangat tinggi, detail dan akurat, menggunakan sistem laser yang merekam
data 3 Dimensional (x,y,z) permukaan obyek tanpa menyentuh/bersinggungan
langsung dengan obyek itu sendiri
Gambar 1. Sistem kerja 3D Laser Scanner
P a g e | 13 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
D. Spesifikasi Alat (Type Scanstation 2)
a. Metrology method : Pulsed time of flight
b. Field of view : 3600 horizon. and 2700 vert.
c. Optimal scan distance : 1 m – 100 m
d. Scanning speed : up to 1.800 points/seconds
e. Accuracy in distance (50m) : 6 mm (single measurement)
f. Angular resolution : 60 micro-radians
g. Divergence/spot size in 50m : ≤ 6 mm
h. Calibrated video camera : RGB 64 mega-pixels,spatially Rectified
E. Peralatan kerja
Sistem Kerja pada 3D Laser Scanner menggunakan tenaga listrik
(genzet/baterai), sedangkan unit pokok 3D laser scanner itu sendiri terdiri dari :
1. Scanning head
2. Tribach
3. Tripod
4. Kabel data sheet (land cabel)
5. Target scan (untuk penggabungan areal scan)
6. Laptop perekam data di lapangan
7. PC pengolah data
8. Camera pendukung DSLR Canon EOS 7 D, EfS Lens 10-22 mm
P a g e | 14 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
F. Metode Pengambilan Data
1. Survey Lokasi dan persiapan
Sebelum dilakukan scanning tahap awal yang dilakukan adalah persiapan
dan survey lokasi. Survey lokasi ditujukan untuk mendapatkan gambaran
lokasi obyek dan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini berkaitan dengan posisi
titik berdiri scan dan alur yang akan dibuat.
2. Scanning obyek
Setelah tahap persipan dan survei dilakukan tahap selanjutnya adalah
Scanning obyek dengan Instrument 3D laser scanner. Ada beberapa tahapan
/ proses yang dilakukan yaitu :
Gambar 2. Alat kerja 3D Laser Scanner
P a g e | 15 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
a. Acquire Photo Image.
: proses pengenalan obyek yang dilakukan dengan capturing obyek. Hasil
yang dapat dilihat pada proses ini adalah hasil foto dengan dimensi keliling
sampai 360° untuk arah horisontal dan 270 ° untuk arah vertikal.
Gambar 3. Acquire Photo Image
P a g e | 16 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
b. Scanning
: merupakan proses inti dari Laser Scanning dimana instrument melakukan
perekaman terhadap surface obyek dengan menggunakan laser yang
kemudian tersimpan dalam data point (Point Clouds) berkoordinat (x,y,z).
Bagian obyek yang akan di scan dapat disetting sesuai dengan keinginan
kita . Untuk setingan kerapatan point dapat dilakukan sampai dengan spasi
2 mm, semakian kecil/rapat setingan spasi yang kita lakukan maka data
akan semakin kompleks dan detail, jumlah point yang dihasilkan akan
semakian besar dan waktu yang dibutuhkan pun akan semakin lama.
c. Registrasi
: proses penggabungan dari beberapa Scanworld. Ketika kita melakukan
scanning terhadap suatu obyek untuk mendapatkan data menyeluruh
maka kita akan berdiri lebih dari 1 titik berdiri, setelah scanning total kita
lakukan maka data tiap kali kita berdiri itu akan menghasilkan scanworld.
Untuk mendapatkan data koordinat, dimensi yang akurat maka kita harus
melakukan proses registrasi diatas.
Gambar 4. Scanning Obyek
P a g e | 17 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Sebagai titik ikat untuk penggabungan kita menggunakan data dari target
scan. Untuk registrasi dari scanworld 1 ke scanworld 2 minimal
menggunakan 3 titik target, semakin banyak target yang digunakan maka
akan semakin bagus data yang dihasilkan. Eror yang dihasilkan pada
proses registrasi harus mempunyai nilai dibawah 6 mm.
3. Scanning Target
Merupakan proses pengambilan data 3 D untuk target yang dipasang pada
sekitar obyek. Minimal target yang dipasang untuk proses
penggabungan/registrasi adalah sebanyak 3 buah dengan setingan spasi
serapat mungkin (±2 mm). setingan kerapatan ini akan berpengaruh pada
keakuratan hasil koordinat x,y dan z.
Gambar 5. Menu Registration dari beberapa Scanworld
P a g e | 18 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
4. Pengolahan Data Akhir
Dari semua data scanning yang kita dapatkan dan kita rekam dilapangan
selanjutnya dilakukan pengolahan data akhir. pengolahan data diawali
dengan transfering data dari laptop ke PC yang khusus digunakan untuk
pengolahan data akhir .
Output data yang dihasilkan dari proses ini berupa :
a. As-built drawing 2 Dimensi
: perspektive view ; front view ; top view; right view dan left
view
: format dwg, dxf (Autocad format)
b. Fly through animation
: digunakan untuk visualisasi dimensi, elevasi dll.
: format avi.
c. 3D Model Image point clouds
: format jpeg; bmp; tif
Gambar 6. Scanning Target (model space view)
P a g e | 19 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Bab. III Analisa Data
A. Museum Nasional
Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat
pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung
yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-
benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum.
Di masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles
yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten
en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang
terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum
dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de
Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks
Sekretariat Negara.
Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit,
pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih
ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang
mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik
Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan
museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum
Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal
Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut.
Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena
dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn
dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan
P a g e | 20 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini
adalah Museum Nasional Republik Indonesia.
Bangunan Museum Nasional
Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia
adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad
Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada
tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan
menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.
Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama.
Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca. Beberapa bangunan
yang menjadi bagian dari Museum Nasional diantaranya :
1. Monumen Gajah (terletak di depan Gedung Gajah)
2. Gedung Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan)
3. Gedung Arca Museum Nasional (Gedung Utara)
Foto 1. Museum Nasional Tampak Halaman Tengah
P a g e | 21 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
B. Data Perekaman dengan Aplikasi
3D Laser Scanning
1. Project Data
a. Object name : Museum Nasional
b. Deskripsi object : Gedung Gajah
c. Lokasi : Jl. Medan Merdeka Barat No.12,
Gambir, Jakarta Pusat
d. Luas area scan : ± (184, 894 x 149,236) m2
e. Lama Perekaman : 63 jam
f. Titik berdiri : 14 titik
g. Spasi scan : 6 mm - 2 cm
h. Jumlah point : 71.231.343 point
2. Proses Scanning dan Perekaman data
Proses scanning dimulai pada Candi Jiwa dengan jumlah titik berdiri 5
titik yaitu pada masing masing sisi candi dan pada bagian tengah,
untuk Candi Blandongan jumlah titik berdiri lebih banyak karena
bentuk bangunan yang berbeda, jumlah titik berdiri yang dibutuhkan
sebanyak 7 titik dengan rincian setting pengukuran dan script sebagai
berikut :
No. Point
Standing
Location
Script
Resolution/spasi
ScanworId 1& 2 R. Etnografi Jawa Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 R. Etnografi Bali Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 R. Gamelan Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 R. Etnografi Kalimantan Sulawesi
Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
Tabel 2. Detail setting Pengukuran dan data script scanning Situs Batujaya
P a g e | 22 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
3. 3D Image Modeling
Untuk mendapat data obyek secara utuh dan menyeluruh harus
dilakukan proses registration/penggabungan dari semua
scanworld. Prosesing output data 3D image modeling didapatkan
setelah semua data tergabung. Keteliitian data hasil
penggabungan dengan tingkat eror tidak boleh melebihi 0,02 mm
Data hasil proses snapshoot dan rendering menghasilkan 3D
Image Modeling sebagai berikut :
ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 2 Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 1 (4 ruang)
Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 R. Pamer Batu Terbuka
Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 Halaman Terbuka Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 R. Rotunda dan Gudang Alat
Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 Loby Masuk Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
ScanworId 1& 2 Halaman Depan Museum
Arah scan - semua sisi arah 360° - target
- 5 mm - 2 mm
P a g e | 23 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 7. Perspective View 1 Museum Nasional ( Intensity Colour Map)
P a g e | 24 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 8. Perspective View 2 Museum Nasional ( Intensity Colour Map)
P a g e | 25 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 9. Perspective View 3 Museum Nasional ( Intensity Colour Map)
P a g e | 26 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 10. Tampak Depan Museum Nasional ( Intensity Colour Map)
P a g e | 27 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 11. Perspektive View Ruang Etnografi ( Intensity Colour Map)
P a g e | 28 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 12. Perspektive View Detail Kolom ( Intensity Colour Map)
P a g e | 29 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
Gambar 13. Perspektive View Detail Kolom ( Intensity Colour Map)
P a g e
| 30 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
d. Asbuilt - Drawing 2 Dimensi
Setelah langkah analisa dan rendering 3D Image modeling
dilakukan, langkah selanjutnya adalah pembuatan Asbuilt-drawing
2D. Pembuatan Asbuilt-drawing 2D melalui proses mengimport
data 3D Image Point ke dalam software Autocad, kemudian
dilakukan digitasi terhadap data 3D Image point tadi. Setelah
melalu proses digitasi maka akan dihasilkan gambar 2D yang
terdiri dari :
a) Asbuilt – Drawing 2D - Tampak Atas (Top View)
b) Asbuilt – Drawing 2D – Depan (Front View)
c) Asbuilt – Drawing 2D - Samping (Left/Right View)
d) Asbuilt – Drawing 2D - Potongan
P a g e | 31 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 32 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 33 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 34 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 35 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 36 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 37 Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner
P a g e | 38 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 39 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 40 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 41 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 42 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 43 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 44 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 45 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 46 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 47 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 48 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 49 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 50 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 51 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 52 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 53 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 54 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 55 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 56 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 57 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 58 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 59 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 60 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 61 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 62 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 63 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 64 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
P a g e | 65 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
Penutup
Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya
Museum Nasional dengan aplikasi 3D Laser Scanner merupakan
kegiatan perekaman data untuk mendapatkan data gambar existing
dalam rangka penataan koleksi Gedung Gajah Museum Nasional.
Output data dari Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian
diharapkan bermanfaat kedepan terutama sebagai reference data
dan data base untuk kegiatan pengembangan dan penelitian-
penelitan lanjutan.
P a g e | 66 Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry
h e r i t a g e 3D
www.konservasiborobudur.org