penelitian kebijakan
DESCRIPTION
penelitian kebijakanTRANSCRIPT
ANGGOTA KELOMPOK:1.ARIEF RACHMAN EKA PUTRA0919103010852.RANDY ROMADHON1019103010573.ZAKIYAL FUAD1019103010694.JHOHAN ARDIYANSYAH1019103010725.FANDY KURNIA UTAMA101910301086
PENELITIAN KEBIJAKAN
PENGERTIANPenelitian kebijakan adalah usaha mengumpulkan
informasi secara komprehensif untuk merumuskan kebijakan.
Penelitian kebijakan senantiasa berhubungan dengan maksimalisasi perolehan data agar peneliti mampu memetakan permasalahan, dan menyusun berbagai alternatif kebijakan.
KARAKTERISTIK1. MEMILIKI FOKUS MULTIDIMENSIONAL
Penelitian kebijakan harus menjangkau seluruh variabel yang terkait dengan permasalahan yang sedang dirancang kebijakan untuk penyelesaiannya.
Penelitian kebijakan harus menjangkau seluruh variabel yang terkait dengan gagasan atau ide pengembangan sebagai upaya melakukan perubahan-perubahan sosial
KARAKTERISTIK2. BERSIFAT INDUKTIF-EMPIRIK
Perumusan teori (bahan kebijakan) berbasis data, bukan berbasis teori
Tidak dimulai dengan perumusan proposisi dan hipotesisBerbasis teori verstechen, tapi tidak selalu mencari makna,
karena kebijakan memerlukan indeks angkaDikembangkan dengan teori psikologi-ekologisDengan demikian, data penelitian harus diolah dengan
menghitung frekwensi dan distribusi frekwensiData penelitian kebijakan harus diolah dan dianalisis dengan
berbagai model analisis, dari analisis kecenderungan, ketergantungan dan ramalan
KARAKTERISTIK3. BERORIENTASI KE DEPAN DENGAN
MEMPERHATIKAN KEJADIAN SEBELUMNYAPenelitian kebijakan harus berorientasi ke masa depan, harus
visionerPenelitian kebijakan harus mampu menjelaskan ramalan yang
terukur dan meyakinkan seluruh pemangku kepentinganPenelitian kebijakan harus memiliki dialektika sejarah dengan
kejadian sebelumnya
KARAKTERISTIK4. BERORIENTASI PERMINTAAN PEMANGKU
KEPENTINGANPenelitian kebijakan harus sesuai dengan hasil assesmen
terhadap kebutuhan dan permintaan target group dari kebijakannya itu
Penelitian kebijakan harus menghasilkan rumusan-rumusan yang implementatif, mudah dikontrol dan bahkan bisa diintervensi
KARAKTERISTIK5. MELAHIRKAN RUMUSAN YANG MEYAKINKAN
DENGAN MENJELASKAN NILAI LEBIH DARI KEBIJAKANNYA ITU, SEHINGGA MASYARAKAT BISA MENERIMA KARENA RASIONALISMENYA, BUKAN KARENA OTORITARIANISME KEKUASAAN
KARAKTERISTIK6. MEMBANGUN KEYAKINAN
Pastikan bahwa instrumen yang digunakan memiliki validitas yang bisa diterima
Pastikan bahwa sampel yang diambil dalam wilayah pengambilan dengan risiko kesalahan 1%, atau maksimal 5%.
Sementara data kualitatif yang diperoleh melalui fgd harus ditriangulasi agar meyakinkan bahwa pernyataan-pernyataan mereka itu benar.
PENELITIAN DILAKUKAN JIKAKegiatan penelitian kebijakan diawali dengan
pemahaman yang menyeluruh terhadap masalah publik, seperti kekurangan nutrisi, kemiskinan, ledakan penduduk, urbani sasi, inflasi, kerawanan sosial dan lain-lain, dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan adalah merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk disampaikan kepada pembuat kebijakan.
Penelitian sosial atau penelitian terapan, penelitian kebijakan diarahkan untuk memberi efek terhadap tindakan praktis, yaitu pemecahan masalah publik. Namun demikian penelitian kebijakan bersifat sangat khas. Kekhasan penelitian kebijakan terletak pada fokusnya, yaitu berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah public yang unik, yang jika tidak dipecahkan akan memberikan efek negatif yang sangat luas.
KELEBIHANDapat digunakan dalam jangka pendek, praktis.Tidak memakan waktu yang lamaDapat digunakan oleh pelaku bisnis,
kantor pemerintahan, fasilitas pelayanan kesehatan , dan institusi pendidikan.
KEKURANGANDapat berakibat fatal jika terjadi salah
penginterpretasianPembuat keputusan hanya mau tahu hasil akhirnya
sajaHasilnya sulit untuk dipublikasikan secara luas
kepada publikMudah menimbulkan implikasi (dampak) tertentu
CONTOH KASUS1. Rendahnya kualitas pendidikan, kasus ini dapat
dipersepsi dari banyak sisi yang menyebabkan rendahnya kualitas tersebut, seperti:
Kualitas guru. Kualitas proses belajar mengajar. Kualitas kurikulum. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan
serta sumber belajar. Kualitas raw input lembaga pendidikan. Kondisi lingkungan sosial budaya dan ekonomi.
CONTOH KASUS2. Kualitas proses belajar mengajar, dalam kasus ini
fokus kajian dapat menyangkut masalah yang luas, seperti :
Intensitas proses belajar siswa di kelas. Intensitas proses belajar siswa di luar kelas. Kualitas guru dalam mengajar. Kualitas interaksi guru dengan siswa. Kualitas jaringan-jaringan belajar. Kualitas menu sajian dalam proses belajar
mengajar. Kualitas kegiatan ko dan ekstra kurikuler yang
mendukung kegiatan inti di lembaga pendidikan.